proposal bab i,ii,

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pembangunan Kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1 dan Undang-Undang No 36 tahun 2009, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. (Mubarak, 2009: 23) Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam dasawarsa terakhir masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Untuk itu diperlukan pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, seperti: pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang- undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025. Disamping itu secara global terjadi perubahan iklim dan upaya percepatan 1

Upload: wely-supriatna

Post on 15-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Bab I,II,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945,

yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat yaitu

hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H

ayat 1 dan Undang-Undang No 36 tahun 2009, maka pembangunan kesehatan diarahkan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. (Mubarak,

2009: 23)

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam dasawarsa terakhir masih

menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Untuk itu diperlukan

pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, seperti:

pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 17 Tahun

2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025.

Disamping itu secara global terjadi perubahan iklim dan upaya percepatan pencapaian

MDGs, sehingga diperlukan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982, pada hakekatnya merupakan bentuk dan

cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan, penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN

2009 agar dapat mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan

dewasa ini dan di masa depan.

Dalam mengantisipasi ini, perlu mengacu terutama pada arah, dasar, dan strategi

pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) Tahun 2005-2025.

(http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20final.pdf dikutip pada tanggal 25-04-2012).

1

Page 2: Proposal Bab I,II,

2

Derajat kesehatan masyarakat merupakan pencerminan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan unsur kualitas hidup,

morbiditas dan status gizi masyarakat. Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat

diukur dari indikator derajat kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UUH) dan status gizi. Adapun faktor-faktor yang

berhubungan dengan derajat kesehatan yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

genetik. Perilaku dan lingkungan mempunyai kontribusi besar terhadap upaya-upaya

pencapaian penurunan AKI, AKB, dan peningkatan status gizi karena besar kecilnya angka

indikator tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan keluarga terutama ibu. Pendidikan

ibu yang baik dan lingkungan yang mendukung dapat mempengaruhi status kesehatan

seseorang (Mubarak, 2009: 17).

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka

Kematian Bayi (AKB) yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan Umur Harapan Hidup

(UUH) yaitu 70.5 tahun. (htpp//www.depkes.go.id diakses pada tanggal 27 April 2011)

Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara

tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi serta Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga

ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami

KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR yang dihadapkan pada risiko

kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan berat

badan yang normal. (http://etd.eprints.ums.ac.id/10759/1/J500040001.pdf dikutip pada

tanggal 13 April 2012)

Masalah BBLR terkait dengan kondisi kesehatan ibu saat hamil, ialah termasuk satu

ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan suatu negara, termasuk

pembangunan dibidang kesehatan digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Indikator-indikator tersebut mencakup kesehatan, pendidikan,

dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikatornya adalah umur harapan hidup sebagai salah

satu ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Angka Harapan hidup (AHH) dapat

digunakan untuk menilai status derajat kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu

indikator yang diperhitungkan dalam menilai indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Gambaran AHH di Indonesia selama tahun 2006-2009 menunjukan peningkatan. Dengan

Page 3: Proposal Bab I,II,

3

fakta ini Indonesia masuk dalam peringkat 108 dari 177 negara di dunia dalam catatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). (www.depkes.go.id dikutip pada tanggal 27 Maret 2012)

Meski hasil dalam Indeks Pembangunan Manusia tersebut belum tercapai, tapi dalam

perencanaan dan target-target yang dicanangkan oleh pemerintah tetap harus dilihat dengan

kacamata positif. Sehingga untuk memperbaiki kualitas hidup manusia tidak hanya bisa

dilakukan oleh pemerintah saja, tapi tiap individu seharusnya menyadari untuk mendapatkan

hidup yang sehat ia harus memperbaiki pola hidupnya, termasuk pola makannya. Bagaimana

seseorang bisa sehat jika pengetahuan tentang asupan gizi dalam makanannya kurang tepat?

Inilah yang merupakan akar permasalahan mengapa banyak orang mudah sakit, dan

mengalami malnutrisi.

Konteks pendidikan kesehatan tentang gizi pada umumnya dapat dipahami melalui

pendekatan, khususnya pendekatan pengetahuan gizi pada keluarga. Gizi dalam keluarga

tidak terbatas hanya pada persoalan makanan, pengetahuan dan keterampilan tetapi banyak

berkaitan dengan faktor lain. Walaupun demikian perlu ada tingkatan prioritas dalam kaitan

sasaran yang dituju, yakni salah satunya yaitu pengetahuan gizi untuk ibu hamil telah

diketahui secara umum bahwa status gizi pada ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan

janin dalam kandungan. Dengan demikian maka sedini mungkin ibu hamil harus diberikan

pendidikan kesehatan tentang gizi yang dapat memenuhi kebutuhan janin dan dirinya selama

masa kehamilan.(Paath, 2005:92)

Kehamilan ialah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia.

Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Para calon ibu harus

sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika

ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan

menderita kekurangan gizi. (Paath, 2005: 51)

Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang

dengan perkembangan masa kehamilan. Ibu hamil sebaiknya menerapkan menu gizi

seimbang. Triwulan I pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk

pertumbuhan janin belum begitu besar. Tetapi pada triwulan II & III pertumbuhan janin

berlangsung lebih cepat sehingga perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. (Paath, 2005 : 52).

Kebutuhan gizi terdapat dalam keseimbangan energi seseorang khususnya bagi ibu

pada saat hamil dapat dicapai bila energi yang dikonsumsi melalui makanan sama jumlahnya

dengan energi yang dikeluarkan. Salah satu parameter keseimbangan energi yang dapat

menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil ditentukan oleh Indeks Masa Tubuh (IMT) dan

Lingkar Lengan Atas (LILA). IMT melibatkan pengukuran berat badan dan tinggi badan,

Page 4: Proposal Bab I,II,

4

sedangkan Lingkar Lengan Atas (LILA) ialah salah satu pengukuran untuk mengetahui

resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di

bawah 23,5 cm. (Depkes RI, 2009:15).

Proses organogenesis bisa dipengaruhi oleh tingkat kesehatan ibu, lebih jauh bahwa

kecerdasan anak yang dilahirkan itu tergantung dari status gizi ibu yang baik, maka sangat

penting sekali bagi seorang ibu hamil harus mampu memiliki status gizi yang baik dengan

indikator-indikator Lingkar Lengan Atas (LILA) lebih dari 23,5 cm, pertambahan Berat

Badan selama hamil sebesar 12-14 kg, Hb (Haemoglobin) dengan batas normal selama hamil

yaitu 11 gr/%.

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya

pertumbuhan otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi,

dan dapat mengakibatkan abortus. Status gizi pada ibu hamil dapat ditingkatkan dengan

menganjurkan ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi.

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi merupakan salah satu Instansi Kesehatan Pusat Kota

Sukabumi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada

tahun 2011 dari 15 Puskesmas, datanya sebagai berikut :

Tabel 1.1

Cakupan Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Di Kota Sukabumi Tahun 2011

No PuskesmasJumlah

ibu hamilIbu hamil yang KEK

Jumlah Presentase

1 Sukakarya 354 70 19,76 %

2 Lembur Situ 386 43 11,15 %

3 Selabatu 518 44 8,49 %

4 Nanggeleng 390 27 6,93 %

5 Cikundul 482 32 6,65 %

6 Limus nunggal 378 25 6,61 %

7 Sukabumi 1098 53 4,83 %

8 Tipar 484 21 4,34 %

9 Gd. Panjang 348 15 4,32 %

10 Cipelang 463 14 3,02 %

11 Baros 702 19 2,71 %

Page 5: Proposal Bab I,II,

5

12 Benteng 715 13 1,82 %

13 Karang Tengah 665 12 1,80 %

14 Cibeureum 416 6 1,44 %

15 Pabuaran 369 4 1,08 %

Kota sukabumi 7767 398 5,12 %

Sumber : Laporan Tahunan Program Perbaikan gizi Kota Sukabumi Tahun 2011

Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh presentasi ibu hamil yang Kurang Energi Kronis

(KEK) di Kota Sukabumi tahun 2011 paling tinggi yaitu wilayah kerja Puskesmas Sukakarya

sebanyak 19,76 % dibandingkan dengan 14 wilayah Kerja Puskesmas lainnya.

Puskesmas Sukakarya merupakan salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi.

Puskesmas Sukakarya terdiri dari satu Kelurahan, mempunyai 16 Posyandu, dan 7 Posbindu.

Puskesmas Sukakarya terdapat 5 bidan (2 Bidan PNS, 3 Bidan PTT), dan terdapat 86 kader

terlatih. Berdasarkan hasil kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi pada tahun 2010 Jumlah ibu hamil yang mengalami

KEK (Kekurangan Energi Kronis) dengan LILA < 23,5 sebanyak 54 ibu hamil dengan

sasaran proyeksi 352 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dengan

jumlah 70 ibu hamil dengan sasaran proyeksi 354 ibu hamil. Dengan demikian memerlukan

upaya untuk mengatasi angka kenaikan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK (Kekurangan

Energi Kronis) tersebut.

Sehingga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gizi khususnya pada ibu hamil

yaitu umur, berat badan, suhu lingkungan, aktivitas, status kesehatan, pengetahuan zat gizi

dalam makanan, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, dan status ekonomi.

Berkaitan dengan hal tersebut pengetahuan ibu dalam mengetahui zat gizi dalam makanan

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan gizi.

Adapun peran bidan disini sebagai pendidik (edukator) yaitu memberikan pendidikan

kesehatan tentang asupan gizi pada ibu hamil kepada masyarakat umum untuk menciptakan

lingkungan yang sadar dan peduli akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan tertentu.

Berdasarkan studi pendahuluan dari 6 ibu hamil yang di lakukan wawancara

diantaranya ada 2 ibu hamil yang mengetahui tentang gizi dan ada 4 ibu hamil yang tidak

mengetahui tentang gizi.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi ”

Page 6: Proposal Bab I,II,

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil

Dengan Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian karya tulis ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan

ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukakarya Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

b. Untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukakarya Kota Sukabumi.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan

status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan proses belajar menemukan kebenaran dengan cara

memecahkan masalah secara sistematis dan logis, dan dapat menerapkan ilmu yang didapat

selama kuliah dan dapat menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melakukan

penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi

ibu hamil.

2. Bagi Lahan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan dapat

menjadi masukan dalam program kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi agar dapat

meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui gizi yang baik sehingga dapat menghasilkan

generasi penerus yang berkualitas.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan/khasanah di

perpustakaan sebagai perbandingan atau referensi bagi mahasiswa Program Studi D III

Page 7: Proposal Bab I,II,

7

Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi dalam mengembangkan

penelitian di bidang kesehatan.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang

dianggap penting untuk masalah (Hidayat. A.A,2011:43)

Gizi ialah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal. Gizi ibu hamil mencakup makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu

selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makanan yang tidak hamil. Sehingga

Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Pada waktu pembuahan dan selama hamil status gizi dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.

Pada tahap trimester III terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding

trimester sebelumnya. Maka kekurangan makanan dalam periode ini dapat menghambat

pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat badan dan panjang badan yang kurang

daripada seharusnya

Diharapkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi ibu

hamil membuat Ibu hamil, tergerak untuk memahami betapa pentingnya ibu mengetahui zat

gizi seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama kehamilan agar melahirkan bayi yang sehat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dijelaskan dalam bagan

sebagai berikut :

Bagan 1.1

Kerangka Pikir Penelitian

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi

Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya

Kota Sukabumi

Pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil

Status gizi ibu hamilStatus Ekonomi

Kebiasaan

Status KesehatanUmur

Page 8: Proposal Bab I,II,

8

Keterangan :

: Faktor yang diteliti

: Faktor yang tidak diteliti

: Hubungan

F. Hipotesis

Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis

(pernyataan), yaitu suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk

menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta

atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian. Hipotesis juga merupakan sebuah

pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variable atau lebih yang dapat diuji

secara empiris.(Hidayat.AA, 2011:45).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan antara Pengetahuan

Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi” .

Kriteria hubungan:

H0: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status

gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

H1: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi

ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

Page 9: Proposal Bab I,II,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek

tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2005:1).

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu

objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah

kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri,

2004:25).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan merupakan

hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya yaitu

ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut

memperkaya hidup kita dan merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Sehingga pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang.

2. Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan dalam kongnitif dibagi dalam beberapa

tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini yaitu mengingat kembali (Recall) terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut.

c. Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analilysis)

Page 10: Proposal Bab I,II,

10

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada

kaitannya antara satu dengan lainnya.

e.Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari suatu objek

penelitian atau responden.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan:

a. Umur

Umur yaitu suatu variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi,

yaitu pada angka kesakitan ataupun angka kematian, hampir semua keadaan menunjukkan

pada keadaan umur seseorang. Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2002) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat

pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya.

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku

manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan

proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin

meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan

dan pengetahuan. (Notoatmodjo, 2003:6).

c. Pekerjaan

Pekerjaan yaitu aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh bidang pekerjaan

umumnya di perlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang baik, Pekerjaan

dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian

aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. Dinyatakan bahwa jenis

pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:7)

d. Paritas

Page 11: Proposal Bab I,II,

11

Paritas yaitu jumlah persalinan yang dialami oleh seorang ibu baik lahir hidup

maupun lahir mati. (Mansjoer, 2003:12).

Kehamilan yang optimal merupakan kehamilan kedua sampai keempat. Kehamilan

pertama dan kehamilan setelah keempat mempunyai resiko yang meningkat. Grande

multipara yaitu istilah yang digunakan untuk wanita dengan kehamilan yang kelima atau

lebih, ibu yang berparitas tinggi mendapatkan informasi dari pengalaman (Manuaba,

2009:32).

e. Sumber Informasi

Sumber informasi yaitu sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan

informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam

menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai

pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2005:7).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistimatik dan logis. Cara penemuan

pengetahuan ini antara lain :

1). Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,

upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan

ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara

ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-

coba.

2). Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak. Misalnya, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu. Dari sejarah kita

ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan raja zaman dulu yaitu mutlak, sehingga apapun

yang keluar dari mulut raja ialah kebenaran yang mutlak dan harus diterima oleh masyarakat

atau rakyatnya.

Page 12: Proposal Bab I,II,

12

Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang

mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata

lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahuan.

3). Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman yaitu guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadi pun digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan

cara tersebut.

4). Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir manusiapun

ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara

tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari

hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan

khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi merupakan pembuatan

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo, 2005:10).

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Balon (1561–

1626). Ia merupakan seorang tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-

mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan

kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya

diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang dikembangkan oleh

Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini

mencakup tiga hal pokok, yakni :

Page 13: Proposal Bab I,II,

13

1). Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan

pengamatan.

2). Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul saat dilakukan

pengamatan.

3). Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada

kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2005: 18).

B. Kehamilan

1. Pengertian

Masa kehamilan yaitu suatu keadaan yang diawali dengan konsepsi (pembuahan) dan

berakhir dengan permulaan persalinan. Lamanya kurang lebih 280 hari atau 40 minggu atau 9

bulan 7 hari (Prawiroharjo, 2006:89).

”Masa kehamilan dimulai sejak konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan

normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung sejak hari pertama haid

terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga

dari ketujuh sampai 9 bulan”(Saifuddin, 2006 : 89).

Jadi kehamilan yaitu suatu keadaan yang diawali dengan konsepsi (pembuahan) dan

berakhir dengan permulaan persalinan. Lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung sejak hari pertama haid terakhir.

2. Fisiologi Kehamilan

a. Perubahan Maternal

Menurut Asrinah (2010:93), kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun

emosional dari ibu serta perubahan sosial dari keluarga. Adapun perubahan fisik yang

terjadi pada ibu hamil, yaitu :

1) Trimester I

Tanda fisik pertama yang dapat dilihat yaitu adanya spooting atau perdarahan

yang sedikit terjadi sekitar 11 hari setelah konsepsi (Bertemunya sel sperma dan sel

ovum). Jika ibu mempunyai siklus haid 28 hari, perdarahan ini terjadi sebelum ibu

mendapatkan haidnya. Perdarahan ini disebut perdarahan implantasi. Perdarahan

implantasi ini biasanya berlangsung kurang dari lamanya haid normal. Perubahan

fisik lainnya yaitu adanya nyeri dan pembesaran pada payudara diikuti oleh rasa

kelelahan yang kronis dan seringnya kencing. Sementara itu, Morning Sickness atau

mual muntah di pagi hari biasanya dimulai pada usia kehamilan 8 minggu dan

Page 14: Proposal Bab I,II,

14

mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pertumbuhan uterus dapat teraba di bawah

simfisis pubis pada usia kehamilan 12 minggu. Adapun kenaikan berat badan yang

terjadi pada trimester I sekitar 1-2 kg.

2) Trimester II

Uterus akan tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya berada

pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan berat badan sekitar 3

kg selama trimester kedua. Pada usia 20 minggu fundus akan berada disekitar pusat.

Payudara akan mulai mengeluarkan colostrom. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya.

Akan timbul perubahan kulit seperti cloasma, striae gravidarum dan linea nigra.

3) Trimester III

Pada usia kehamilan 28 minggu fundus akan berada di sekitar pusat dan

prosesus xhipoideus. Pada usia 32-36 minggu fundus dapat mencapai prosesus

xhipoideus. Penambahan berat badan sekitar 6 kg. Payudara akan terasa nyeri dan

penuh. Keadaan sering kencing akan timbul kembali. Mulai terjadi mules yang

semakin meningkat. Terjadi perasaan nyeri punggung karena tahanan di punggung

semakin besar.

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Oksigen

Kebutuhan oksigen yaitu yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai

gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk

mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :

1) Latihan napas melalui senam hamil.

2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

3) Kurangi atau hentikan merokok.

4) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti asma dll.

b. Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu

tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil

seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup

cairan (menu seimbang).

1) Kalori

Page 15: Proposal Bab I,II,

15

Kebutuhan kalori untuk ibu hamil yaitu sebanyak 2300 kalori dipergunakan untuk

produksi energi.

2) Protein

Bila wanita tidak hamil,konsumsi protein yang ideal yaitu 0,9 gram/kg BB/hari, tetapi

selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein yang

dianjurkan yaitu protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan karena mengandung

komposisi asam amino yang lengkap.

3) Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari

yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan

makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg

perhari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100

mg/hari. Kebutuhan kalsium bisa terpenuhi dengan minum susu, tapi bila ibu hamil tidak bisa

minum susu bisa diberikan suplemen kalsium dengan dosis 1 gram perhari.

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan tetapi

dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat dapat mencegah kecacatan pada

bayi.

5. Kebijakan Program

Menurut Saifuddin (2006:90), Kunjungan antenatal yang dianjurkan sebaiknya

dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu :

a. Satu kali pada trimester pertama

b. Satu kali pada trimester kedua

c. Dua kali pada trimester ketiga

6. Pelayanan atau asuhan Standar

Menurut (Depkes RI, 2009: 45 ), dalam memberikan pelayanan atau asuhan standar

sebaiknya terdapat 10 T, yaitu :

a. Timbang Berat Badan

b. Mengukur Tekanan Darah

c. Mengukur Tinggi Fundus Uteri

d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak dua kali

e. Pemberian tablet Fe (zat besi), minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

f. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual

g. Tata laksana khusus

Page 16: Proposal Bab I,II,

16

h. Tes gizi bumil

i. Tentukan persentasi janin

j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

7. Pemberian Zat Besi

Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung 200 mg (zat besi) dan asam folat 0,25 mg, minimal masing-

masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan

mengganggu penyerapan.

C. Gizi Pada Ibu Hamil

1. Pengertian

Gizi ialah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan

dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. (Sulistyoningsih, 2011:2).

a. Pengertian ibu hamil

Ibu hamil merupakan seorang wanita yang mengandung atau yang mngalami masa

konsepsi sampai melahirkan janin, lamanya kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. (Wiknjosastro,2008:125).

b. Pengertian Gizi Ibu Hamil

Pada prinsipnya gizi ibu hamil ialah makanan sehat dan seimbang yang harus

dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makanan yang tidak hamil

(Paath: 2005:37).

2. Manfaat gizi bagi ibu hamil

Manfaat pemenuhan gizi kebutuhan gizi ibu hamil ialah untuk menghindari masalah

saat hamil, mendapatkan bayi yang sehat dan memperlancar air susu ibu.

3. Pola makanan

Pola makanan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein,

dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat digunakan : jagung, ubi,

dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat digunakan : daging, ayam, telur.

Makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu makanan kaleng, makanan

manis yang berlebihan, susu berlemak, dan makanan yang sudah tidak segar.

Tabel. 2.1 Menu dengan pola makan yang baik yaitu :

Menu Komposisi

Page 17: Proposal Bab I,II,

17

Makan pagi 1. Nasi

2. Ikan goreng

3. Tempe / tahu goreng

4. Tumis kacang panjang

5. Buah

6. Susu / the

Makan siang / malam 1. Nasi

2. Ikan goreng

3. Tahu / tempe bacem

4. Sayuran

5. Papaya / pisang

6. Susu

Makanan selingan Pisang rebus / ubi rebus / kue

kering / the manis

4. Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil

Gizi seimbang merupakan makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang

beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat penbangun zat pengatur sesuai dengan

kebutuhan tubuhnya.( Paath, 2005 : 34).

Kebutuhan nutrien meningkat selama hamil. Namun tidak semua kebutuhan nutrien

meningkat secara proporsional. Contohnya, kebutuhan zat gizi tiga kali lipat selama hamil,

sedangkan kebutuhan vitamin B12 meningkat hanya kira-kira 10%.

Ibu yang memerlukan makanan lebih banyak dari biasanya. Selain itu untuk keperluan

dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya, untuk itu sebaiknya ibu

hamil harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut :

a. Kebutuhan energi, Selama hamil ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak.

Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang

diperlukan selama hamil yaitu 27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan

energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang yaitu 50-95

Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg. Berdasarkan

rekomendasi yang dilakukan NRC (National Research Council) pemberian energi 2000

Page 18: Proposal Bab I,II,

18

Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun dengan tambahan 300 Kkal/hari bagi ibu yang

sedang hamil. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum,

kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu.

b. Asam folat, pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan embrio janin

membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel.

Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai pada sayuran hijau, jeruk, asparagus,

brokoli, serealia, kacang-kacangan, jamur, kuning telur, pisang, dan lain-lain.

c. Protein, Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pertumbuhan janin

dan pertumbuhan dan perkembangan plasenta, contoh: susu, keju, telur, daging.

d. Kalsium, Kalsium 100 mg/hari diperlukan untuk menjaga pembentukan tulang dan

rangka janin, pembentukan gigi janin dan kenaikan metabolisme kalsium ibu. Zat ini

didalam susu dan produk susu (keju, yoghurt), ikan yang bisa dimakan tulangnya (ikan

teri, sarden), biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), produk kedelai (tempe, tahu),

sayuran hijau, dan buah-buhan kering.

e. Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah meningkat 25%, dan

juga penting untuk pembentukan darah. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk ibu

hamil. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Zat besi dapat dijumpai di daging merah, hati, sayuran hijau, wijen, kuning telur, dan

lain-lain. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi vitamin C.

f. Vitamin C, bermanfaat untuk memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh dan

pembentukan jaringan ikat. Contohnya : jeruk manis,  buah anggur, tomat, dll.

5. Cara mengolah makanan bagi ibu hamil

Makanan jangan terlalu lama disimpan, terutama untuk jenis sayuran harus segera

dihabiskan setelah dibeli atau diolah, karena sayuran yang terlalu lama disimpan dapat layu

dan kehilangan zat-zat berharganya. Susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya

karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B. Jangan digarami daging atau ikan sebelum

dimask dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu

panas.

Agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tidak hilang, maka makanan tersebut

dimasaknya jangan terlalu matang. Sayuran sebaiknya dikukus, bila direbus gunakan air

sedikit mungkin, dan jangan terlalu lama, agar seratnya tidak hilang, air rebusan dapat

dipakai membuat sup, kaldu, atau saus.

6. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

Page 19: Proposal Bab I,II,

19

Ibu yang usia kehamilannya dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan, atau usia

kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu (Abdul Bari S, 2000:89). Pada tahap trimester III

terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding trimester sebelumnya. Maka

kekurangan makanan dalam periode ini dapat menghambat pertumbuhannya hingga bayi

dilahirkan dengan berat dan panjang yang kurang daripada seharusnya (Pudjiadi, dkk,

2003:8).

Menurut Sjahmien Moehji (2003:19) kenaikan berat badan Ibu semasa kehamilan

menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kehamilan. Pada usia kehamilan trimester III

laju pertumbuhan janin pesat dan penambahan berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan 90%

daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin,

placenta, dan bertambahnya cairan amnion. Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti

sekali bagi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein

(status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil dan suplai nutrisi

dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin intra uterin dan

bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).Perbandingan tinggi badan dan berat badan

berkaitan erat dengan tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan

kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan ibu lebih besar

pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan Ibu (Sitorus, 2003:129).

Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila

ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan

KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data menunjukkan bahwa

sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan

pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada

bayi dengan BBLR (Depkes RI, 2009:7).

7. Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan

(Suririnah, 2004:44) :

a. Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti : daging dan telur

mentah, keju lunak, alkohol, juga kafein.

b. Jangan diet selama kehamilan, kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet, hanya akan

membahayakan ibu dan bayi.

c. Makan dengan porsi kecil tapi sering, pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan

mual muntah (Morning Sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi

sering, hindari makanan pedas dan berminyak.

d. Minum vitamin ibu hamil secara teratur.

Page 20: Proposal Bab I,II,

20

e. Minum air yang cukup  8 gelas sehari.

f. Makanlah makanan yang berserat, buah-buahan dan sayuran.

8. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

Departemen Kesehatan RI (2005) dalam buku Sulistyoningsih, mengeluarkan

pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan tertuang dalam 13

pesan dasar sebagai berikut :

a. Konsumsi makanan yang beraneka ragam

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi

yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Mengkonsumsi makanan yang

beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun,

zat pengatur.

b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat

badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan didalam tubuh berbentuk lemak.

Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan, yang biasanya disertai

berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit

kencing manis dan lainnya.

Sebaliknya jika konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang

berada dalam jaringan otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.

Apabila hal ini berlanjut maka dapat menurunkan produktivitas kerja.

c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi tubuh. Oleh karena

itu konsumsilah karbohidrat setengah dari kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh dan

sisanya dipenuhi oleh protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi

Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15-25% dari

energi. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistem

pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa

kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan

akan mengurangi konsumsi makanan lain sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi yang

lain tidak terpenuhi.

e. Gunakan garam beryodium

Peraturan yang tertunang dalam Keppres No.69 tahun 1994 mengharuskan emua

garam yang beredar di Indonesia mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat

Page 21: Proposal Bab I,II,

21

dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di

Indonesia. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalah gizi yang

serius karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium

dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasaan seseorang.

f. Makanlah makanan sumber zat besi

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah.

Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan

hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua.

g. Berilah air susu ibu (ASI) saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tanpa tambahan MP-

ASI sesudahnya

Penelitian yan membuktikan bahwa kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan dapat

tercukupi hanya dengan ASI. Pemberian ASI harus dilakukan segera setelah bayi dilahirkan

(dalam waktu 30 menit setelah lahir). Setelah enam bulan bayi boleh diberikan makanan

pendamping dan pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun.

h. Biasakan makan pagi

Makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat

bekerja, meningkatkan produktivitas kerja meningkatkan konsentrasi dan memudahkan

menyerap informasi. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki resiko menderita gangguan

kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain: lemah, kelua

keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan.

i. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

Mengonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh,

dapat risiko penyakit batu ginjal. Mengonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya

dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia

yang terdapat pada air.

j. Lakukan aktifitas fisik dan olahraga secara teratur

Aktivitas fisik dapat meningkatkan, kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,

meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan.

k. Hindari minum-minuman beralkohol

Kebiasaan meminum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnyaproses

penyerapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, penyakit gangguan hati, serta

kerusakan saraf otak dan jaringan.

l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Page 22: Proposal Bab I,II,

22

Makanan yang aman yaitu makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia

berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

m. Bacalah label makanan yang dikemas

Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang

dikemas harus mencantumkan keterangan

8. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya pertumbuhan

otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi, dan dapat

mengakibatkan abortus. Status gizi pada bumil dapat ditingkatkan dengan menganjurkan ibu

hamil dengan mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi. Namun unsur utama

yang perlu diperhatikan adalah konsumsi protein sebesar 2-2,5 gr/kg berat badan. Protein

yang bermutu ialah protein hewani (telur, susu, ikan, daging) zat penting lainnya yakni asam

lemak omega 3, yang banyak dikandung oleh ikan laut terutama ikan lemuru.

Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil :

a. Anemia gizi besi

Kekurangan zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga para bumil kita juga

dianjurkan agar mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (hati ayam, dll)

b. Kenaikan barat badan selama hamil yang rendah

Di negara maju rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sebesar 12-14 kg, bila

bumil kurag gizi, maka pertambahan hanya 7-8 kg yang berakibat melahirkan bayi BBLR.

c. Masalah ngidam (Hiperemesis Gravidarum)

Bila berlebihan (Hiperemesis Gravidarum) itu dikatakan tidak normal sehingga harus

memperhatikan kebutuhan gizi. Keadaan ini berlangsung pada triwulan I ketika janin belum

tumbuh besar sehingga kebutuhan gizi ekstra belum mendesak. Pada triwulan II dan III

emesis jarang terjadi lagi tetapi kebutuhan gizi ekstra untuk pertumbuhan janin sangat

diperlukan.

9. Bahaya Kekurangan Gizi

Masalah hamil ialah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi

yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Disamping untuk

memenuhi kebutuhanya sendiri, berbagai pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada

dalam kandungan (Moehji,2003:15).

Apabila kebutuhan gizi itu tidak dipenuhi maka akan terjadi berbagai gangguan baik

pada ibunya sendiri maupun pada janinnya.

a. Pada ibu

Page 23: Proposal Bab I,II,

23

Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan

kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembang

janin. Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara meningkatkan baik

kualitas maupun kuantitas makanan ibu hamil sehari-hari, bisa juga dengan memberikan

tambahan formula khusus untuk ibu hamil. Apabila makanan selama hamil tidak tercukupi

maka dapat mengakibatkan kekurangan gizi sehingga ibu hamil mengalami gangguan gizi.

Kurang gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu

hamil, antara lain anemia, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena

infeksi .Pada saat persalinan gizi kurang dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan setelah pesalinan.

b. Pada Janin

Untuk pertumbuhan janin yang baik diperlukan zat-zat makanan yang adkuat, dimana

peranan plasenta besar artinya dalam trnsfer zat-zat makanan tersebut. Suplai zat-zat

makanan kejanin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir

melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Gangguan suplai makanan dari ibu

mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus), bayi

lahir mati (kematian neonatal), cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

10. Cara Pencegahan Kekurangan Gizi pada ibu hamil

Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein, termasuk

makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung

protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari

sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk

meningkatkan pasokan kalori, terutama pada pada ibu hamil yang tidak terlalu suka makan.

Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan

berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar peningkatannya tidak

sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik.

D. Status Gizi Ibu hamil

1. Pengertian

Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antra status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

(Almatsier, 2009:3)

Page 24: Proposal Bab I,II,

24

Sedangkan menurut Ibnu Fajar dkk (2002), status gizi yaitu ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Contohnya gondok endemik merupakan

keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

Menurut Suhardjo (2003), status gizi yaitu keadaan kesehatan individu-individu atau

kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat

gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara

antropometri.

Jadi status gizi merupakan suatu keadaan ekspresi individu dari keadaan

keseimbangan variabel tertentu sebagi akibat dari mengkonsumsi zat-zat gizi yang diperoleh

dari pangan dibedakan menjadi status gizi baik, kurang, buruk, dan lebih.

Menurut Huliana yang dikutip dari buku Erna dkk, (2005:32), bahwa status gizi ibu

hamil pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin

yang sedang dikandung. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 10-12 kg. pada trimester I kenaikan itu ± 1 kg, trimester II ± 3 kg, dan trimester III

± 6 kg. pada trimester II kira-kira 50%, trimester III kira-kira 90%. Kenaikan tersebut

meliputi kenaikan komponen janin : pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan ketuban.

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai usia kehamilan, berat badan

yang bertambah normal akan menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal

ibu hamil 7 kg untuk ibu yang gemuk dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika kurang

dari normal beresiko keguguran, anak lahir prematur, berat badan lahir rendah, gangguan

kekuatan rahim mengaluarkan anak dan perdarahan setelah persalinan.

2. Cara Mengetahui Status Gizi Ibu Hamil Dengan Menggunakan Pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA)

a. Pengukurakarn Lingkar Lengan Atas (LILA)

LILA yaitu suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)

pada ibu hamil, wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat

digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.

Adapun Tujuan dari pengukuran LILA

1) Mengetahui resiko KEK pada wanita usia subur, baik ibu hamil maupun calon ibu,

untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam

pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

Page 25: Proposal Bab I,II,

25

4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita usia subur yang

menderita KEK.

b. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas

ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat

digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran

LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya ibu hamil mempunyai

resiko KEK. Bila ibu hamil menderita resiko KEK segera dirujuk ke puskesmas/sarana

kesehatan lain untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut menderita KEK dengan

mengukur IMT. Selain itu ibu hamil tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan

yang beraneka ragam.

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang ditetapkan. Ada 7 urutan

pengukuran LILA yaitu:

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakan pita antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengan lengan

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

5) Pita jangan terlalu dekat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skla yang benar

Hal-hal yang harus diperhatikan:

1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.

2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak

tegang atau kencang.

3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat,

sehingga permukaannya sudah tidak rata

3. Faktor yang mempengaruhi Gizi Ibu Hamil

Menurut Proverawati (2009:51), ada banyak faktor yang mempengaruhi gizi ibu

hamil diantaranya yaitu :

a. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan

Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan

gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan

perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi

makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.

b. Status Ekonomi

Page 26: Proposal Bab I,II,

26

Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi

sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan

besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat

status gizi ibu terpantau.

c. Pengetahuan zat gizi dalam makanan

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan memepengaruhi dalam

pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan

gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih

lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau

diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika

seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi

kebutuhan gizinya dan juga bayinya.

d. Status kesehatan

Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu

makanny. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang

berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus tetap ingat, bahwa gizi yang

ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya sendiri.

e. Aktivitas

Setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin

banyak energi yang diperlukan.

f. Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50 – 370C untuk metabolisme yang optimum.

Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, mkaa tubuh melepaskan

sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar

perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energy yang

diperlukan.

g. Berat badan

Berat badan yang lebih atau kurang dari pada berat badan rata-rata untuk menentukan

jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan lancar. Di negara maju

rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sebesar 12-14 kg, bila bumil kurag gizi, maka

pertambahan hanya 7-8 kg yang berakibat melahirkan bayi BBLR.

IMT merupakan salah satu alat ukur untuk menilai status gizi secara umum. Dengan

IMT (Indeks Masa Tubuh) akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,

rendah, atau tinggi.

Page 27: Proposal Bab I,II,

27

Kenaikan normal yang dianjurkan oleh Depkes RI yaitu 7-12 Kg, sebaiknya sebelum

mulai hamil seorang wanita beratnya tidak kurang dari 40 kg.

Indeks Masa Tubuh juga digunakan untuk menilai keseimbangan energi seseorang.

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO. Di Indonesia besaran IMT

menggunakan batas ambang yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yang tertera

pada table di bawah ini :

Tabel 2.2 Klasifikasi IMT (Indeks Massa Tubuh)

Status gizi dan kenaikan berat badan ibu hamil per Trimester berdasarkan IMT

No. IMT Status GiziKenaikan berat badan Jumlah

(kg)TM I TM II TM III

1 < 18,5 KEK 1,5 – 2,0 4,5 – 6,5 6,5 – 9,5 12,5– 18,0

2 18,5-25 Normal 1,5 – 2,0 5,0 – 6,0 6,0 – 8,0 11,5– 16,0

3 25 – 29 BB lebih 1,0 – 1,5 1,0 – 1,5 3,5 – 6,0 7,0 – 11,5

4 >29 Obesitas 0,5 – 1,0 2,0 – 4,0 3,5 – 5,0 6,0 – 10,5

Sumber : Wiliam Obstetrics 23rd Ed

Rumus yang digunakan untuk menghitung IMT adalah sebagai berikut:

IMT = Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m2)

h. Umur

Semakin muda dan semakin tua umur seorang wanita yang sedang hamil, akan

berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang

banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembngan dirinya sendiri juga

harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua

perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk

bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guan mendukung

kehamilan yang sedang berlangsung.