bab i,ii,iii proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

Upload: aan-safwandi-emoticore

Post on 10-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    1/35

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena

    dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan

    mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju.

    Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,

    apabila dia ahkan dengan sebaik mungkin kearah yang positif.

    Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi sehingga

    mendapatkan gambaran yang jelas tentang tinggi rendahnya prestasi belajar siswa

    yang dicapai dalam menempuh kegiatan belajar di sekolah. Menurut pendapat Wina

    Sanjaya, (2007:125) prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

    penting antara lain : (1) materi pelajaran, (2) kondisi siswa, (3) peranan guru (disiplin

    dalam belajar), (4) kurikulum, (5) media dan evaluasi.

    Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun

    daerah. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun

    global, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan

    pengembangan di bidang pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

    Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan,

    persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada

    lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a) Menggunakan

    1

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    2/35

    2

    sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan

    menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam

    pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk

    tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan

    sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber

    belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan

    penggunaan sumber belajar secara efektif.

    Di samping kemampuan di atas, guru perlu juga mengetahui proses

    komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan

    psikologi pendidikan, baik secara fIsik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh

    faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, dimana sumber dan

    bagaimana cara memberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan

    untuk memberikan gambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan

    khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang

    optimal. Sajian ini akan mencoba menyoroti dari 3 (tiga) bagian yaitu, (1) sumber

    belajar, (2) pemanfaatan sumber belajar, dan (3) pengelolaan sumber belajar.

    Apabila salah satu faktor tersebut tidak dijalankan secara efektif maka

    prestasi yang dicapai oleh siswa relatif rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka

    guru harus melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih efektif, bertata dan

    disiplin lagi agar siswa memperoleh kesempatan untuk meningkatkan prestasi belajar

    serta dapat mengejar ketinggalan terhadap materi yang dianggap sulit untuk

    dipahami oleh siswa, dan meningkatkan minat membaca terhadap siswa. Salah satu

    masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    3/35

    3

    pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk

    mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas

    diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa

    untuk mengingat berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang

    diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini

    berlaku untuk semua mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah, dimana tidak bisa

    untuk mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis, karena

    strategi pembelajaran tidak digunakan secara baik dalam setiap proses pembelajaran

    didalam kelas.

    Pembelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang

    mempelajari tentang fenomena alam yang cukup memberi tantangan bagi guns dan

    siswa. Bagi seorang guru, untuk dapat mengajar dengan sempurna harus memahami

    berbagai langkah, metode dan model pembelajaran. Sedangkan bagi siswa untuk

    dapat berhasil belajar dengan baik harus mempunyai kemampuan berpikir yang

    tinggi, dan di dukung oleh peran guru yang mampu membangkitkan semangat belajar

    bagi tiap karakter siswa.

    Guru yang bukan berlatar belakang geografi umumnya rutin dalam mengajar

    yang didasarkan pada pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa komplek

    sebenamya proses belajar mengajar. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

    sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga pelajaran geografi

    tidak lebih dari menghafal kata-kata, rumus-rumus, prinsip dan teori fisikanya saja.

    Oleh karena guru atau pendidik dituntut agar dapat menciptakan suasana atau situasi

    belajar mengajar yang sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEK. Guru harus

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    4/35

    4

    mampu menggunakan pendekatan dan metode mengajar yang sesuai dengan bahan

    yang diajarkan.

    Pengajaran geografi oleh guru yang berlatar belakang geografi lebih bisa

    mengembangkan kemampuan, siswa dalam mengenali dan memahami gejala alam

    dan kehidupan dalam kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan serta

    mengembangkan sikap positif dan rasional dalam menghadapi permasalahan yang

    timbul sebagai akibat adanya pengaruh manusia terhadap lingkungannya. Disamping

    itu pembelajaran geografi juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,

    menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan ilmiah pada siswa serta

    mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pada pembelajaran ini

    guru yang berlatar belakang geografi menyampaiakn materi pelajaran sebagai salah

    satu strategi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

    Disamping itu guru yang berlatar belakang geografi lebih mengusai materi

    pelajaran dengan maksud untuk memberikan dorongan kepada siswa agar

    mengemukakan pendapat, mengajak siswa berpikir dan sebagai bahan untuk

    mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Cara guru menyampaikan materi

    berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara bertanya

    yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak

    mudah, cara memberikan pertanyaan yang penuh arti dan menarik merupakan tugas

    yang sangat kompleks. Materi dan pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan

    dengan tepat merupakan alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.

    Oleh karena itu, keterampilan dan kelancaran menyampaikan materi dari guru

    itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi materi maupun penyampaian materi dan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    5/35

    5

    pertanyaan kepada siswa, Penguasaan materi dan teknik penyampaian harus disertai

    keinginan dan kemampuan guru untuk mendegarkan dengan baik dari siswa,

    dilandasi sikap terbuka dan positif terhadap siswa. Aktivitas dan kreativitas guru

    dalam memotivasi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalarn pembelajaran

    merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar

    dan lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut, yang mana hal ini akan

    berpengaruh terhadap hasil belajar.

    Keaktifan guru berlatar belakang bidang studi tampak pada teknik

    penyampaian dan penguasaan suatu materi pelajaran akan lebih mengetahui yang

    disampaikan kepada siswa, sedangkan guru yang bukan berlatar belakang bidang

    studinya kurang mengetahui keaktifan siswa terlihat cara merespon materi pelajaran

    yang disampaikan oleh guru tersebut.

    Oleh karena itu penulis ingin inelihat sebuah hasil belajar siswa atau prestasi

    dari sebuah konsep yang diajarkan dalam mata pelajaran geografi dengan pelajaran

    lainnya. Untuk itu penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan judul Prestasi

    Siswa Diajarkan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dengan Bukan

    Geografi Pada SMA Negeri 1 Peudada.

    2.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat

    penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan prestasi siswa

    diajarkan guru berlatar belakang perididikan geografi dengan bukan geografi pada

    SMA Negeri 1 Peudada ?

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    6/35

    6

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk

    mengetahui perbedaan prestasi siswa yang diajarkan oleh guru berlatar belakang

    pendidikan geografi dengan bukan geografi pada SMA Negeril Peudada.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan :

    1. Dapat bermanfaat bagi penulis dalam memperkaya dan memperoleh

    pengalaman serta keterampilan meneliti dan dapat memperluas wawasan.

    2. Sebagai pengalaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi

    siswa dalam belajar geografi dan pelajaran yang lain, dengan harapan siswa

    dapat lebih aktif.

    3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode mengajar oleh

    guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

    4. Dapat menjadi bahan masukan bagi guru bidang studi geografi terutama di

    SMA Negeri I Peudada.

    1.5 Hipotesis

    Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa yang diajarkan

    guru berlatar belakang pendidikan geografi dengan yang bukan geografi pada SMA

    Negeri I Peudada.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    7/35

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kelebihan Guru Berlatar Belakang Pendidikan Geografi dalam Mengajar

    Pelajaran Geografi

    Guru bidang pelajaran geografi pada dasarnya mempelajari berbagai

    komponen fisik muka bumi, mahluk hidup (twnbuhan, hewan dan manusia) di atas

    muka bumi, ditinjau dari persamaan dan perbedaan dalam perspektif keruangan yang

    terbentuk akibat proses interaksi dan interrelasinya. Untuk mempermudah

    mempelajarinya, berbagai persoalan keruangan (spatial problems) dirumuskan dalam

    rangkaian pertanyaan. Fenomena keruangan, atau fenomena geografis, baik tentang

    aspek fisik maupun aspek non-fisik serta interaksi dan interelasi ke duanya, dalam

    proses belajar mengajar dapat dimulai dari yang paling sederhana seperti lokasi

    sekolah.

    Sebagaimana bidang ilmu lain, ilmu Geografi juga memiliki alat ukur

    keruangan seperti jarak antar dua tempat, baik dalam satuan panjang, satuan nilai

    ekonomi dan satuan waktu, dan satuan luas (biasanya diekspresikan dalam bidang

    datar) dalam hektar atau km2, hasil perhitungan jumlah obyek, baik berdiri sendiri

    maupun dalam satuan luas (kepadatan) atau dalam satuan ratio. Di samping disajikan

    dalam bentuk diagram, tabel atau gambar profil, sarana penyajian informasi geografi

    paling efektif adalah dalam bentuk peta karena sebuah peta dapat memberikan

    penjelasan fenomena geografis dalam perspektif keruangan. Berdasarkan

    pengamatan, guru biasanya mengambil bahan pelajaran, membuat latihan-latihan

    7

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    8/35

    8

    maupun penugasan, terutama dari buku teks pelajaran (text book) yang dianjurkan.

    Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama,

    dimana segala aktivitas guru dan siswa, diupayakan untuk mencapai tujuan yang

    telah ditentukan. Mengajar adalah proses yang bertujuan, dimana keberhasilan suatu

    strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan

    pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat ditentukan suatu strategi yang harus

    digunakan oleh guru. Guru Pelajaran geografi sering menyampaikan materi dengan

    metode ceramah, tanya jawab. Dalam hal ini Sanjaya (2007:132) menjelaskan bahwa

    guru bidang studi atau guru spesialisasi suatu pelajaran harus mempertimbangkan

    enam aspek, yaitu

    1. Aktivitas siswa

    Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Strategi

    pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak

    dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi meliputi aktivitas yang

    bersifat psikis seperti aktivitas mental.

    2. Individualitas

    Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita

    mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita

    capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga dengan guru,

    dikatakan guru yang baik dan profesional manakala is menangani anak

    didiknya yang banyak, seluruhnya berhasil mencapai tujuannya.

    3. Integritas

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    9/35

    9

    Mengajar yang harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh

    pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif

    saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek efektif dan aspek

    psikomotor. Ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran,

    sebagai berikut

    1. Interaktif

    Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya

    sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa. Mengajar

    dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang

    siswa untuk belajar.

    2. Inspiratif

    Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan

    siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan

    proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang

    bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang meransang siswa

    untuk mau mencoba dan mengujinya.

    3. Menyenangkan

    Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh

    potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya dapat berkembang manakal siswa

    terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Proses pembelajaran yang

    menyenangkan bisa dilakukan dengan cara (1) menata ruangan yang apik

    dan menarik, yaitu memenuhi unsur kesehatan, serta memenuhi

    unsur keindahan, (2) melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    10/35

    10

    bervariasi, dimana dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,

    media, dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru bidang

    studi khusus yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

    5. Menantang

    Proses pembelajaran yang menantang siswa untuk mengembangkan

    kemampuan berpikir, yaitu merangsang kerja otak secara maksimal.

    Kemampuan siswa dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa

    ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif

    atau berekplorasi. Apapun yang diberikan guru harus dapat merangsang

    siswa untuk berpikir.

    6. Motivasi

    Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.

    Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk

    belajar. Membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas

    guru dalarn setiap proses pembelajarn, khususnya guru bidang studi.

    Kelebihan guru berlatar belakang pendidikan (bidangnya sendiri, seperti

    mengajar geografi) adalah peran guru untuk mempertunjukkan kepada siswa segala

    sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setaip pelajaran

    yang disampaikan (demonstrator). Ada beberapa konteks guru sebagai demonstrator

    guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, menguasai materi, memimpin,

    mengarahkan, mengawasi. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam

    implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru bagaimanapun bagus dan

    idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    11/35

    11

    Keberhasilan implementasikan suatu strategi pembelajarn akan tergantung pada

    kepiawaan guru, khususnya guru (bidang studi) dalam menggunakan metode, teknik,

    taktik pembelajaran. Setiap guru memiliki pengalaman (khususnya bidang studi),

    pengetahuan, kemampuan, gaya, dan bahkan pandangan yang berbeda dalam

    mengajar. Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi

    pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses

    pemberian bantuan kepada peserta didik.

    Dalam proses pembelajaran guru bidang studi (khususnya pelajaran geografi)

    memegang peranan yang sangat penting dimana sebagai teladan bagi siswa yang

    diajarkan, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas

    proses pembelajaran terletak di pundak guru, dimana keberhasilan suatu proses

    pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Menurut

    Sanjaya, (2007:53) Ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses

    pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher

    training experience, dan teacher properties.

    2.2 Belajar dan Pembelajaran

    1. Belajar

    Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

    pelatihan. "Sasaran dari kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, yang

    baik menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap

    aspek pribadi" (Ahmad Sabri, 2005:20).

    Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    12/35

    12

    dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar

    adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

    dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

    latihan. (Hamalik, 2000:28). Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

    Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan

    perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan

    belajar.

    Perubahan perilaku karena Belajar bersifat relatif permanen. Lamanya

    perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk diukur.

    Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu

    minggu, satu bulan, dua bulan bahkan bertahun-tahun (Catharina, 2006:3)

    Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

    internal meliputi aspek fisik, psikis dan sosial, sedangkan faktor eksternal

    meliputi tingkat kesulitan bahan belajar, tempat belajar, iklim atau cuaca dan

    suasana lingkungan.

    Oleh karena itu Agar belajar berlangsung efektif pada diri siswa,

    guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran dan evaluasi

    pembelajaran secara terpadu. (Catharina, 2006:14).

    2. Pengertian Pembelajaran

    Pembelajaran adalah upaya penataan lingkunganlyang memberikan

    suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu

    pembelajaran bersifat rekayasa perilaku, maka proses tersebut terikat pada

    tujuan. Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    13/35

    13

    untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

    dipelajari. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar

    bagi siswa, siswa akan belajar apa yang dikeluar dari mulut guru dalam

    proses pembelajaran sehari-hari.

    Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk

    memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

    kemampuannya.Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari

    kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifaat Humanistik ini mungkin sukar

    menerapkan secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak

    menunjang, (Nanang Fatah, 2006:49) Setidaknya guru yang humanis atau

    siapapun guru tersebut dengan humanistik dapat memberikan layanan belajar

    yang menyenangkan bagi siswa, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari

    kurikulum yang berlaku, hanya gaya mengajar dengan penuh tekanan dan

    ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

    Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh

    suatu kesatuan kegiatan pembelajaran, maka tujuan pembelajaran umum baru

    mengemukakan secara umum (belum begitu terinci) apa yang diharapkan

    dicapai subjek belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan

    tujuan pembelajaran khusus sudah secara spesifik mengemukakan secara

    rinci, biasanya berupa pesan-pesan pembelajaran yang menjadi indikator

    kemampuan hasil belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran

    umum.

    3. Unsur Dinamis dalam Pembelajaran

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    14/35

    14

    Unsur dinamis merupakan unsur yang kondisinya dapat berubah-ubah

    dan menunjang proses pembelajaran. (Zahara Idris, 2003:78) Unsur-unsur

    tersebut yaitu:

    a. Motivasi dan upaya peningkatannya Motivasi bertujuan agar siswa

    menjadi lebih terdorong untuk belajar, siswa yang kurang termotivasi akan

    cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran, siswa biasanya tidak mau

    mendengarkan penjelasan guru, melamun, mengantuk dan diam. Untuk itu

    seorang guru harus tanggap terhadap gejala seperti ini dan berusaha

    dengan segala cara untuk memulihkan kembali motivasi siswa.

    b. Bahan pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah

    ditetapkan dalam kurikulum. Untuk itu guru dituntut kecermatan dalam

    memilih bahan yang diajarkan, bahan pelajaran tersebut harus relevan dan

    sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari.

    c. Alat bantu pembelajaran merupakan segala sesuatu yang direncanakan

    guru, biasanya alat peraga dan media yang ada hubungannya dengan

    materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih mudah memahami materi

    tersebut. Untuk itu guru harus dapat memilih dan menyediakan alat bantu

    yang disediakan denganmempertimbangkan karakteristik siswa dan

    karakteristik materi yang disiapkan.

    d. Kondisi pembelajaran terkait dengan kesiapan siswa dan guru dalam

    kegiatan pembelajaran, kesiapan tersebut berupa kesiapan secara

    psikologis dan kesiapan fisik.

    2.3 Karakteristik Mata Pelajaran Geografi.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    15/35

    15

    1. Hakikat Pengajaran Geografi.

    "Studi geografi berkenaan dengan (1) permukaan bumi (geosfer), (2)

    alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia

    dengan kehidupannya (antroposfer), (4) penyebaran keruangan gejala alam dan

    kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, (5) analisis hubungan

    keruangan gejala-gejala geografi dipermukaan bumi". (Tilaar, 2004:67)

    Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek

    keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan

    kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.

    2. Pengajaran Geografi

    Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan

    kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya

    dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan.

    Gejala alam dan kehidupan itu sudah tentu bisa dipandang sebagai hasil dari

    proses alam yang terjadi di bumi, bisa juga dipandang sebagai kegiatan yang

    dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas penmukaan

    bumi.

    Dalam melaksanakan pembelajaran geografi yang menerapkan

    Kurikulum Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) peran Guru Geografi

    merupakan faktor penting yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

    pelaksanaan proses pembelajaran. Guru Geografi harus mengetahui mulai dari

    faktor penyebab munculnya KTSP, strategi pembelajaran, media pembelajaran

    yang diperlukan, pelaksanaan tes dan perangkat lainnya penunjang Kurikulum

    KTSP. Kurikulum KTSP menuntut guru geografi SMA harus lebih kreatif bukan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    16/35

    16

    hanya sekedar memberi bekal saja, tetapi juga bekal keterampilan hidup yang

    terkait dengan bidang geografi. Dalam hal ini Guru Geografi harus mampu

    mengelola pembelajaran geografi yang sesuai dengan pembelajaran sepanjang

    hayat. Pelajaran geografi difokuskan pada pemberian pengalaman langsung

    dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip dan sains. Dalam kontek

    ini siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan untuk

    memaharni perilaku atau gejala alam. Ilmu geografi mempunyai kedudukan

    yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu geografi sedikit banyak

    memberikan kontribusi yang penting dan berarti terhadap penkembangan ilmu

    terapan seperti pertanian, perikanan, dan teknologi. (Mulyasa 2006:130).

    2.4 Perencanaan Pembelajaran

    1. Silabus

    Menurut Mulyasa, (2006:167) Salah satu perencanaan pembelajaran

    adalah adanya peluang bagi daerah dan sekolah untuk mengembangkan

    silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Sekolah yang

    mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus sesuai dengan

    kondisi dan kebutuhan setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan

    setempat (Propinsi, Kabupaten/Kota)

    Untuk memberi kemudahan kepada daerah dan sekolah dalam

    mengembangkan maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan

    silabus, yang mencakup perencanaan, dan revisi.

    a. Perencanaan.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    17/35

    17

    Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan informasi

    dan referensi, serta mengidentifikasi somber belajar termasuk nara somber

    yang diperlukan dalam pengembangan silabus.

    b. Pelaksanaan

    Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    1. merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan

    materi pembelajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar,

    dan indikator hasil belajar

    2. menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model

    pembelajaran

    3. menentukan alat penilaian berbasis kelas

    c. Revisi

    Draf silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui

    analisis kualitas silabus. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian

    dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara

    kontinyu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draf sampai

    silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajar yang sebenarnya.

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Dalam rangka mengimplementasikan program pengajaran, guru harus

    menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan

    pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik di kelas,

    laboraturium dan lapangan untuk setiap kompetensi dasar, (Depdiknas,

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    18/35

    18

    2006).

    Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru harus

    mencantumkan standar kompetensi yang terdapat kompetensi dasar yang

    akan disusun dalam rencana program mengajarnya. Di dalam rencana

    pelaksanaan pembelajaran secara rinci harus dimuat, (a) tujuan pembelajaran,

    (b) materi pembelajaran, (c) metode pembelajaran, (d) langkah-langkah

    pembelajaran, (e) media dan sumber belajar, dan (f) penilaian.

    Untuk mempertegas dan memperjelas isi yang ada dalam rencana

    pelaksanaan pembelajaran, yaitu :

    a. Tujuan Pembelajaran

    Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional

    yang ditargetkan/dicapai dalarn rencana pelaksanaan pembelajaran.

    Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pemyataan yang

    operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar

    sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalarn

    merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas

    sebuah tujuan atau beberapa tujuan, (Depdiknas, 2006).

    b. Materi Pembelajaran

    Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

    tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan

    mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

    c. Metode Pernbelajaran

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    19/35

    19

    Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan

    pelajaran baik secara individual atau secara kelompok,' (Ahmad sabri,

    2005:52). Agar tercapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan, seorang

    guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan

    mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah

    menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.

    Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat mempenganihi

    belajar. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi karena guru

    kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru

    menyajikan dengan tidak jelas/sikap guru terhadap siswa dan terhadap

    mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga siswa kurang senang

    terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar,

    (Slamet, 2003:65).

    Kegiatan pembelajaran biasanya hanya menggunakan metode ceramah

    saja, siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja,

    guru harus mencoba metode yang baru yang dapatmembantu

    meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar

    dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan seefektif mengkin.

    d. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

    Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

    langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah

    kegiatan kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan

    inti dan kegiatan penutup. Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    20/35

    20

    yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk

    menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental maupun perhatian

    terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan

    memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, kegiatan yang

    dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan

    menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan

    dipelajarinya, (Ahmad sabri, 2005:104).

    e. Media dan Sumber Pembelajaran

    Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk

    menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan

    kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses

    belajar mengajar, (Ahmad Sabri, 2005:112).

    Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat

    siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan

    mudah memahami dan mengerti terhadap mated pelajaran yang

    disampaikan oleh guru. Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang

    memudahkan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah

    informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam proses

    pembelajaran, (Mulyasa, 2006:48).

    Sumber pembelajaran mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus.

    Sumber pembelajaran mencakup media atau alat dan bahan yang

    digunakan. Bahan yang digunakan sebagai sumber pembelajaran

    merupakan buku yang xlevan dan sesuai dengan materi yang akan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    21/35

    21

    diajarkan oleh guru.

    f. Penilaian

    Penilaian pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai

    keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kuantitatif, (Ahmad Sabri,

    2005:139). Penilaian dapat menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes

    unjuk kerja dan tugas rumah. Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah

    proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang

    dilaksanakan dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar

    dan pembelajaran, (Ahmad Sabri, 2005:138).

    2.5 Pelaksanaan Pembelajaran

    Kegiatan awal pembelajaran Kegiatan awal pembelajaran, yaitu kegiatan

    yang ditempuh pada saat memulai pelaksanaan pembelajaran meliputi :

    a. Menanyakan kehadiran siswa

    b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan

    pelajaran yang belum dikuasai

    c. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas

    d. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.

    Kegiatan inti pembelajaran yaitu kegiatan pemberian bahan pelajaran

    meliputi:

    a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

    b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas.

    c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.

    d. Memberikan contoh konkrit pada setiap pokok materi yang telah dibahas.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    22/35

    22

    e. Menggunakan media untuk mempermudah pemahaman siswa.

    Kegiatan penutup pembelajaran Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau

    pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup

    pelajaran, agar siwa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi

    pelajaran yang dipelajari.

    2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

    Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam

    mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari

    kepribadian seorang guru. Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai

    seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program

    pengajarannya dengan baik dan sistematik.

    Keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang ditemui, disebabkan

    oleh bernagai faktor sebagai penghambatnya, jika keberhasilan itu menjadi

    kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor

    yang dirnaksud adalah : (1) tujuan, (2) guru, (3) anak didik, (4) kegiatan pengajaran,

    (5) alat dan bahan evaluasi, serta (6) suasana evaluasi.

    1. Tujuan

    Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam

    kegiatan belajar mengajar. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan

    mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara

    langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Langkah pertama

    yang harus guru lakukan dalam menyusun rencana pengajaran adalah tujuan

    pembelajaran khusus (TPK). Tujuan pembelajaran khusus ini harus

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    23/35

    23

    dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu,

    (Syaiful B.D, 2003:124) yaitu

    1. Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.

    2. Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat

    terjadi (kondisi perubahan perilaku)

    3. Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti

    menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai

    hasil yang dicapai.

    Akhirnya, tujuan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

    belajar mengajar dalam setiap kali pertemuan kelas.

    2. Guru

    Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan

    kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam

    bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan

    anak didik menjadi orang yang cerdas. Latar belakang pendidikan dan

    pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi

    seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran.

    3. Anak Didik

    Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang

    tuanyalah yang memasukannya untuk di didik agar menjadi orang yang

    berilmu pengetahuan di kemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima

    oleh guru dengan kesadaran dan penuh keikhlasan, maka jadilah guru sebagai

    pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu.Anak yang menyenangi

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    24/35

    24

    pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran yang lain adalah perilaku

    anak yang bermula sikap mereka karena minat yang berlainan.

    4. Kegiatan Pengajaran

    Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru

    dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar.

    Anak didik yang belajar, maka guru adalah orang yang menciptakan

    lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah

    orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh

    guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik,

    tetapi gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak

    didik. Gaya-gaya mengajar, menurut (Syaiful B.D, 2003:130) dapat

    dibedakan kedalam empat macam, yaitu : (1) gaya mengajar klasik, (2) gaya

    mengajar teknologis, (3) gaya mengajar personalisasi, dan (4) gaya mengajar

    interaksional.

    5. Alat dan Bahan Evaluasi

    Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum

    yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya

    bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk

    dikonsumsi oleh anak didik. Setiap naka didik dan guru wajib mempunyai

    buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar-salah (true-

    false) dan pilihan ganda (multiple-choise), tetapi juga menjodohkan

    (matching), melengkapi (completion) dan eesay. Masing-masing alat evaluasi

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    25/35

    25

    itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

    6. Suasana Evaluasi

    Selain faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan

    alat evaluasi,- faktor suasana evaluasi juga merupakan faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Sistem silang adalah teknik

    lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi.

    System ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-

    benar objektif.

    2.7 Metode Mengajar dan Prinsip-prinsip Belajar

    Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

    yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tereapai

    secara optimal. Dengan demikian metode dalam rangkaian sestem pembelajaran

    memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi

    pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,

    karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui

    penggunaan metode pembelajaran.

    Menurut pendapat Wina Sanjaya, (2007:147), metode pembelajaran yang bisa

    digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu : (1) metode

    ceramah, (2) metode demontrasi, (3) metode diskusi, (4) metode simulasi.

    Prinsip-prinsip belajar yang digunakan harus sudah ada pada calon guru,

    dimana prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda,

    dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar, Roestiyah

    (2001:159) adalah : (1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    26/35

    26

    meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, (2)

    belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang

    sederhana, sehingga siswa mudah menagkap pengertiannya, (3) belajar harusdapat

    menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai

    tujuan instruksional.

    2.8 Mengajar yang Efektif

    Mengajar adalah membimbing anak agar mengalami proses belajar. Mengajar

    yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula.

    Belajar disini adalah suatu ektifitas mencari, menemukan dan melihat pokok

    masalah. Anak berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila

    seseorang memiliki kemampuan berfikir, dapat menciptakan puisi atau symphony,

    maka dia telah menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.

    Syarat-syarat untuk melaksanakan mengajar yang efektif (Roestiyah,

    2001:37) adalah

    1. Guru harus mempergunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode

    mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak.

    2. Motivasi, hal ini sangat berperanan pada kemajuan perkembangan anak

    selanjutnya melalui proses belajar.

    3. Kurikulum yang baik dan seimbang, dimana mampu mengembangkan segala

    segi kepribadian anak untuk dapat hidup di dalam masyarakat.4. Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.

    5. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum

    mengajar.

    6. Pengaruh yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.

    7. Guru harus mampu menciptakan snmsana yang demokratis di sekolah,

    dimana lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan

    anak.

    Mengajar yang efektif harus dapat mempertirnbangkan hal-hal sebagai

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    27/35

    27

    berikut :

    1. Penguaasaan bahan pelajaran2. Cinta kepada apa yang diajarkan

    3. Pengalaman pribadi dan pengetahuan

    4. Variasi metode

    5. Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan

    mendalami semua bahan pelajaran

    6. Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual

    7. Guru harus berani memberikan pujian

    2.9 Iklim Kelas dan Prestasi Belajar

    Proses belajar mengajar sangat erat sekali kaitannya dengan lingkungan atau

    suasana di mana prose situ berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi

    oleh banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, penga uh iklim kelas

    masih sangat penting. Hal ini disebabkan karena peserta didik belajar di ruangan

    kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik, untuk

    mendukung mereka atau menganggu mereka.

    Menurut Hadiyanto, (2004:158) iklim yang kondusif antara lain dapat

    mendukung : (1) interaksi yang bermanfaat di antara peserta didik, (2) memperjelas

    pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, (3) menumbuhkan semangat yang

    memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas berlangsung dengan baik, dan (4)

    mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik.

    Iklim sosial mempunyai pengaruh yang penting terhadap kepuasaan peserta

    didik, belajar dan pertumbuhan/perkembangan pribadi, dimana akan mempengaruhi

    prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar peserta didik ditentukan oleh banyak

    faktor seperti usia, kemampuan dan motivasi, jumlah dan mutu pengajaran,

    lingkungan alamiah di rumah dan di kelas. Iklim kelas yang kondusif merupakan

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    28/35

    28

    salah satu faktor yang mempengaruhi kesempatan peserta didik untuk sukses.

    2.10 Pengertian Prestasi Belajar

    Prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian hasil usaha belajar.

    Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti oleh

    pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dalam proses belajar. Jadi yang

    dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

    dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

    mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum yang

    mempengaruhi hasil belajar ditunjukkan oleh skema dibawah ini: skema faktor-

    faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat bahwa ada dua faktor utama

    yakin (1) faktor dari dalam diri siswa dan (2) faktor lingkungan. Faktor kemampuan

    yang dimiliki oleh siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang

    dicapai. Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal yang dilakukan berulang-ulang,

    sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya orang yang

    terbiasa tidur setelah shalat zhuhur, akan melakukannya setiap hari tanpa begitu

    memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh. Kebiasaan belajar adalah

    segenap perilaku siswa yang ditujukan secara ajeng dari waktu-kewaktu dalam

    rangka pelaksanaan studi di sekolah. Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar

    tidaklah sama dengan ketrampilan belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar

    seseorang dari waktu kewaktu dengan cara yang sama, sedangkan ketrampilan

    belajar adalah suatu sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan

    studi.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    29/35

    29

    Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor

    bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar

    selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu

    begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan

    pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap sesuatu proses belajar.

    Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang

    baik dan kebiasaan belajar yang buruk. Kebiasaan belajar yang baik akan membantu

    peserta didik untuk menguasi pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses

    dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta

    didik untuk memahami pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta

    menghambat kesuksesan studi di sekolah. Pembentukan kebiasaan belajar bisa

    dipengaruhi oleh imitasi dan sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk

    karena lingkungan tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah

    terbiasa melakukan aktivitas belajar secara teratur.

    Kebiasaan ini bisa terbentuk secara tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari

    keluarga. Yang kedua Sugesti, Emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap

    orang banyak. Hal ini sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan.

    Diantara cara membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu

    aktivitas belajar walaupun mengalami kesulitan secara terus menerus. Ketika

    kegiatan ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang

    dikehendaki. Maka terbentuklah suatu kebiasaan belajar sehingga merasa seakan--

    akan kurang tepat jika melakukan kegiatan lain.

    Kegunaan kebiasaan belajar dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    30/35

    30

    hal yang sangat perlu untuk diperhatikan dengan seksama, dimana dengan belajar

    yang teratur, maka akan terlihat kepintaran atau kelebihan seseorang dalam

    mengikuti suatu proses belajar mengajar berkaitan dengan ini Muhibbin, (2005:65)

    menyebutkan bahwa : Kebiasaan dapat menghemat waktu dalam mengerjakan

    sesuatu atau memakai pikiran. Hal ini karena suatu kebiasaan mempunyai sifat

    spontan yang tidak memerlukan banyak kesengajaan.

    Meningkatkan efisiensi manusia. Dengan kebiasaan belajar yang baik maka

    sebagian energi yang diperlukan untuk belajar dapat dipergunakan untuk aktivitas

    yang lain. Membuat seseorang lebih cermat. Contohnya seorang pelajar yang terbiasa

    membuka kamus akan semakin cermat dalam mencari kata-kata karena sudah

    terbiasa. Hasil belajar akan lebih maksimal. Dengan kecermatan yang tinggi dan

    usaha belajar yang teratur dan ringan dan akan meningkatkan hasil belajar.

    Menjadikan seseorang menjadi lebih konsisten dalam kegiatannya seharihari.

    Evaluasi hasil belajar seperti yang dikemukakan diatas hasil belajar pada umumnya

    diketahui melalui proses evaluasi atau sering disebut sebagai tes. Evaluasi

    merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi secara umum dibagi menjadi dua yaitu

    evaluasi tes dan non tes. Penilaian non tes terdiri dari skala sikap, daftar periksa

    (check list), kuesioner, studi kasus dan portofolio. Skala sikap dan kuesioner sering

    digunakan untuk mengukur aspek afeksi siswa.

    Sedangkan aspek psikomotorik sering diukur menggunakan check list. Dan

    aspek kognitif diukur menggunakan tes. Tes terdiri dari tes lesan, tes tertulis dan tes

    perbuatan. Tes tertulis diantaranya adalah tes dengan soal berbentuk uraian baik

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    31/35

    31

    uraian terbatas (singkat), uraian bebas/ terbuka, uraian berstruktur dan soal yang

    berbentuk obyektif, seperti pilihan ganda, menjodohkan ataupun soal benar-salah.

    Sedangkan tes perbuatan dikhususkan untuk mengukur psikomotorik contohnya tes

    praktek sholat.

    Muhibbin, (2005:70) menyatakan bahwa syarat tes hasil belajar yang baik

    harus memenuhi lima syarat. yaitu:

    1. Reliabel, artinya sebuah tes harus mempunyai keajegan dalam arti ketika tes

    diberikan kepada murid maka hasilnya harus sama ketika tes itu diberikandiwaktu yang lain.

    2. Valid. Tes bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.

    3. Obyektif. Hasil skore tidak tergantung pada subyek yang memberi skore.

    Yang kedua obyektif juga seharusnya dicerminkan ketika memeberikan

    interprestasi atas skore yang dicapai siswa.

    4. Diskriminatif. Tes disusun sedemikian rupa sehingga dapat melacak

    perbedaan-perbedaan yang sedetail-detailnya.

    5. Komprehensif. Suatu tes dikatakan komprehensif bila tes tersebut mencakup

    segala persoalan yang harus diselidiki. Mudah digunakan (praktis).

    Penilaian dalam hasil belajar juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

    mana kemajuan anak didik. Hasil yang didapatkan tersebut dirumuskan dalam suatu

    buku yang dinamakan buku rapor. Buku rapor tersebut dalam kurikulum berbasis

    kompetensi diproses setiap enam bulan sekali atau menggunakan sistem semester.

    Biasanya skala yang digunakan adalah 0-100 untuk nilai yang berhubungan dengan

    kognitif dan skala A,B,C,D untuk hasil belajar aspek afektif.

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    32/35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Sesuai dengan judul Penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian

    adalah SMA Negeri I Peudada, Kabupaten Bireuen, sedangkan waktu penelitian

    sampai dengan selesai.

    3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kuantitatif, Muhammad,

    (2001:120) menjelaskan bahwa: "Metode penelitian deskriptif kuantitatif digunakan

    untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi

    pada situasi saat ini, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan

    data, klasifikasi data, analisis data dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat

    gambaran tentang suatu keadaan secara objektif."

    3.3 Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2001:115).

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Peudada

    tahun pelajaran 2009/2010, yang terdiri dari 2 kelas, dengan jumlah siswa 90 orang.

    Mengingat populasi kurang dari 100 orang, maka seluruhnya dijadikan sebagi'subjek

    penelitian, sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.

    32

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    33/35

    33

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dengan dua cara

    pengumpulan data yaitu :

    a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap subjek penelitian untuk

    memperoleh informasi pendukung penelitian. Observasi diharapkan dapat

    menjadi instrumen klasifikasi terhadap masalah penelitian.

    b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Metode ini dilakukan dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan

    masalah yang diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh oleh peneliti dari

    kepustakaan ini adalah untuk menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah

    dikemukakan oleh para ahli terlebih dahulu. Mengikuti perkembangan peneliti

    dalam bidang yang diteliti, memperoleh orientasi atau gambaran yang lebih luas

    mengenai topik yang dipilih.

    c. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengambilan nilai rapor siswa yang

    dijadikan sampel dalam penelitian.

    3.5 Teknik Analisa Data

    Setelah data penelitian terkumpul semuanya, selanjutnya diolah dengan

    menggunakan statistik sederhana, yaitu menghitung dari masing-masing dengan

    rumus sebagai berikut:

    (Hadi, 2001-268)

    Keterangan :

    t = RoHo

    SDbm

    MyMxt

    =

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    34/35

    34

    Mx = mean sampel x

    My = mean sampel y

    SDbm = standar kesalahan perbedaan mean

    Untuk memperoleh nilai Mx dan My digunakan rumus :

    dan

    Keterangan :

    Fx = Koefisien sampel x

    Fy = koefisien sampel y

    n = sampel yang diselidiki

    Untuk memperoleh nilai SD2Mx dan SD2My digunakan rumus :

    MySDMxSDSDbm22

    +=

    Keterangan :

    SD2Mx = varian mean sampel x

    SD2My = varian mean sampel y

    SD2x = varian sampel x

    SD2y = varian sampel y

    n = sampel yang diselidiki, (Hadi, 2001:270)

    Untuk memperoleh nilai SD2x dan SD2y digunakan rumus :

    xMn

    fxxSD 2

    2

    2

    = dan yM

    n

    fyySD 2

    2

    2

    =

    Untuk memperoleh derajat kebebasan (db) digunakan rumus

    Db = Nx + Ny-2

    Penerimaan atau penolakan hipotesis taraf signifikan 5% dengan

    n

    fxMx

    =

    n

    fyMy

    =

  • 8/8/2019 BAB I,II,III proposal geografi ateng paya cut matangglumpangdua bireuen aira net

    35/35

    35

    ketentuannya : terima hipotesis alternatif. (Ha) jika nilai t-hitung > dari nilai t-tabel.

    Sebaliknya, tolak hipotesis alternatif (Ha) jika nilai t-hitung < dari nilai tabel, (Hadi,

    2001:338).