proposal abortus .docx

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang terutama pada perempuan dalam usia reproduksi sering terabaikan dan tidak mendapat perhatian yang khusus (Hanafiah, 2002). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai masalah pada kesehatan masyarakatnya, terutama pada masalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yang pada tahun 2007 mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup (Menkes, 2007, diakses tahun tanggal 29 Maret 2010). Sekitar 13% dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi 95% dari tindakan aborsi terjadi di negara-negara berkembang (Safe Mother Hood, 2000).

Upload: faisal-dan-felisa

Post on 24-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang terutama pada perempuan dalam usia reproduksi sering terabaikan dan tidak mendapat perhatian yang khusus (Hanafiah, 2002). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai masalah pada kesehatan masyarakatnya, terutama pada masalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yang pada tahun 2007 mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup (Menkes, 2007, diakses tahun tanggal 29 Maret 2010). Sekitar 13% dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi 95% dari tindakan aborsi terjadi di negara-negara berkembang (Safe Mother Hood, 2000). Data secara nasional total kasus aborsi di Indonesia dalam satu tahun mencapai 2 juta kasus,yang mana 700 hingga 800 ribu di antaranya adalah remaja. Estimasi jumlah remaja usia 10-24 tahun di Jawa Barat tahun 2008 sudah mencapai 11.662.000 orang. Jumlah remaja yang semakin meningkat diikuti oleh Permasalahan remaja yang semakin meluas terutama yang terkait dengan kehidupan seksualitasnya. Di Jabar sendiri diperkirakan sebanyak 1,824 juta jiwa. Di Jabar angka aborsi remaja mencapai 160 hingga 200 ribu kasus per tahun. Penelitian Annisa Foundation pada tahun 2006 yang melibatkan siswa SMP dan SMU di Jawa Barat, terungkap bahwa 42,3 persen pelajar telah melakukan hubungan seks yang pertama di bangku sekolah. Perilaku remaja tersebut menimbulkan risiko terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan kemudian dapat mendorong pengguguran kandungan (aborsi), termasuk dengan cara yang tidak aman sehingga mengakibatkan kematian (BKKBN, 2009, diakses tahun tanggal 29 Maret 2010).Informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi pada masa pubertas untuk remaja tidak didapatkan karena akses untuk itu memang tidak ada. Termasuk juga akses remaja untuk mendapatkan pelayanan terhadap berbagai masalah yang dihadapinya. Hal-hal seperti ini berkontribusi terhadap munculnya berbagai masalah pada remaja. Kasus-kasus penyalahgunaan narkoba, hubungan seksual tidak aman, aborsi provokatus, infeksi menular seksual, HIV/AIDS, kehamilan remaja, kekerasan seksual adalah contohnya (Okanagara, 2009: diakses tahun tanggal 29 Maret 2010)Dari survei yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di 5 kota, yaitu Cirebon, Tasikmalaya, Palembang, Singkawang, dan Kupang. Dari 1.388 responden remaja, diketahui 16,35 persen diantaranya telah melakukan hubungan seksual pada sekolah tingkat pertama. Dari jumlah tersebut, 40,1 persen menggunakan kontrasepsi dan 23,79 persen menyatakan siap melakukan aborsi jika terjadi kehamilan (Herdi Mansyah. 2008, diakses tahun tanggal 29 Maret 2010).Penyimpangan dan ketidakwajaran perilaku remaja seperti hasil beberapa penelitian, ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Penyimpangan tersebut diperparah lagi dengan kurangnya pengetahuan dan pemahaman remaja mengenai perubahan yang terjadi pada dirinya selama pubertas (Retnowati, 2010, diakses tahun tanggal 29 Maret 2010).Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak sekolah di SMPN 5 Cikalong Tasikmalaya diketahui bahwa dari sekian masalah yang ada khususnya remaja laki-laki tercatat masalah yang berkaitan dengan pubertas, misalnya perkelahiran antar pelajar dan penyebaran video porno melalui handphone. Kemudian studi pendahuluan dilakukan dengan 5 orang siswa dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa dan siswi kelas VIII diketahui sebanyak 3 orang telah mengetahui tentang abortus dan 7 orang belum mengetahuinya, mereka mengakui kurang mendapatkan informasi baik dari tenaga kesehatan maupun sumber lain.Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Pengetahuan remaja putri Tentang Abortus Provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.

B. Rumusan masalahBerdasarkan uraian di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana gambaran Pengetahuan remaja putri Tentang Abortus Provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010?

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan UmumDiketahuinya gambaran pengetahuan remaja putri tentang abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.2. Tujuan Khusus :Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk :a. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang pengertian abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.b. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang macam-macam abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.c. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang penyebab abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.d. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010.

D. Manfaat penelitian1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan ilmu Kebidanan, ilmu Kesehatan Reproduksi, dan Ilmu Perilaku.2. Manfaat Praktisa. Bagi RemajaPenelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi remaja putrid sehingga diharapkan para remaja memperhatikan kesehatan reproduksinya.b. Bagi Instansi TerkaitHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi SMP Negeri 5 Cikalong untuk meningkatkan pengetahuan siswi tentang abortus provokatus sehingga perilaku menyimpang pada remaja dapat dihindari.c. Bagi PenelitiPenelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan bagi peneliti guna merencanakan dan mengevaluasi permasalahan dan pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan abortus provokatus

d. Bagi Institusi PendidikanPenelitian ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan khususnya mahasiswa kebidanan dalam rangka pengembangan mata kuliah Ilmu Kebidanan yang dititik beratkan pada kajian ilmu Kesehatan Reproduksi, dan Ilmu Perilaku.

E. Ruang Lingkup1. Lingkup MateriPermasalahan yang timbul meliputi masalah gambaran pengetahuan remaja putri tentang abortus provokatus.2. Lingkup SasaranResponden dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 40 orang.3. Lingkup WaktuPenelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret untuk proposal dan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2010 untuk melakukan penelitian dan laporan.4. Lingkup TempatPenelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN 5 Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya.

F. Keaslian PenelitianPenelitian ini mengenai abortus sebelumnya pernah diteliti oleh Yuyun Yunaningsih salah satu mahasiswi Poltekkes Tasikmalaya pada tahun 2007 dengan judul Gambaran Faktor Risiko terjadinya Abortus Incompletus di Puskesmas Bojonggambir Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan populasinya adalah wanita usia subur yang mengalami abortus incompletes.. Hasil penelitian terdahulu diperoleh bahwa kejadian abortus incompletus terjadi pada ibu yang memiliki tingkat sosial ekonomi minim sebanyak 45.2%, berpendidikan tamat SD yaitu 54,8%, ibu yang berusia > 35 tahun 48,4%, multipara yaitu sebanyak 41.9%, dan dilakukan di luar rumah yaitu sebanyak 74.2%. Penelitian ini berbeda dengan sebelumnya, peneliti mengambil judul Gambaran Pengetahuan remaja putri tentang abortus provokatus di Kelas VIII SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII SMPN 5 Cikalong yang berjumlah 40 orang, pengambilan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuesioner.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori1. Pengetahuana. Pengertian pengetahuanPengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2003)b. Tingkat pengetahuanMenurut Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan yang dicakup dalam kognitif mempunyai tingkatan, yakni :

1) Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan. Tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.2) Memahami (comprehension)Memhami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.3) Aplikasi (application)Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsif dan sebagainya dalam konteks dan kondisi yang lain.4) Analisis (analysis)Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan menjabarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.5) Sintetis (syintetis)Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menggabungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata yang lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.6) Evaluasi (evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada.c. Cara Memperoleh Pengetahuan1) Cara tradisional atau non ilmiah a) Cara coba salah (tril and error)Cara yang paling tradisional yang digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Upaya pemecahan masalah dilakukan dilakukan dengan coba-coba saja. Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan, apabila suatu kemungkinan tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah dapat terpecahkan.

b) Cara kekerasan atau otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama, bahwa orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.c) Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Semua pengalaman pribadi dapat merupakan sumber kebenaran pengetahuan namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, karena untuk hal tersebut diperlukan berfikir kritis dan logis.d) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang, dalam memperoleh pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat kesimpulan. 2) Cara modern atau cara ilmiah Cara ini sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).d. Pengukuran PengetahuanPengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyenangkan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas dengan kategori berikut :1) >76%: baik2) 60 75%:Cukup3) 76%b. Cukup, jika skor 60-75%c. Kurang, jika skor < 60%Ordinal

b. Macam-macam abortus

Kemampuan kognitif remaja untuk menyebutkan tentang macam-macam abortus provokatusFormat kuesionera. Baik, jika skor > 76%b. Cukup, jika skor 60-75%c. Kurang, jika skor < 60%

Ordinal

c. Penyebab abortusKemampuan kognitif remaja putri untuk mengutarakan tentang penyebab abortus provokatusFormat kuesionera. Baik, jika skor > 76%b. Cukup, jika skor 60-75%c. Kurang, jika skor < 60%Ordinal

d. Dampak abortus Kemampuan kognitif responden untuk mengutrakan tentang dampak abortus provokatusFormat kuesionera. Baik, jika skor > 76%b. Cukup, jika skor 60-75%c. Kurang, jika skor < 60%Ordinal

D. Populasi dan sampel1. PopulasiPopulasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi Kelas VIII di SMPN 5 Cikalong Kabupaten Tasikmalaya 2010 yang berjumlah 40 orang.2. SampelSampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling artinya seluruh populasi yang berjumlah 40 orang dijadikan sebagai sampel.

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data1. Alat Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan adalah format kuesioner. Kuesioner dibuat oleh sendiri oleh peneliti yang berjumlah 30 pertanyaan.

2. Pengumpulan Dataa. Data primer, yaitu data yang diperoleh sendiri oleh peneliti langsung ditujukan kepada responden untuk mengungkap pengetahuan tentang abortus provokatus.b. Data Skunder, data yang diperoleh dari catatan profil identitas siswa di SMPN 5 Cikalong dan data lain yang menunjang hasil penelitian.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas1. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengetahui alat ukur untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas tersebut, peneliti menggunakan rumus product moment yang diolah dengan program komputer. Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002):

Keterangan : R = Korelasi product moment N= Jumlah sampelX = Skor pertanyaan Y = Skor totalXY = Skor pertanyaan dikali skor totalUntuk mengetahui validitasnya dengan membandingkan hasil r hitung dengan r tabel product moment. Bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka pertanyaan tersebut harus diganti, diperbaiki atau dihilangkan.2. Uji ReliabilitasPengujian reliabilitas suatu instrumen dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir atau item pertanyaan dengan teknik consistency, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir atau pertanyaan yang ada hanya satu kali. Adapun rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut (sugiyono, 2006):

Keterangan :ri= reliabilitas internal seluruh instrumenrb= korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap

G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data1. Pengolahan dataa. Editing Data, yaitu pemeriksaan hasil kuesioner Hasil jawaban kuesioner, apakah masih ada jawaban yang kurang lengkap atau ada jawaban yang kurang konsisten, apabila ada data yang kurang konsisten maka data tersebut dianggap missing (batal)b. Coding Data, mengubah hasil kuesioner ke dalam bentuk angka, yaitu dengan pemberian nilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salahc. Tabulating Data, yaitu pengorganisasian data agar dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis.d. Entry Data, yaitu memasukan data ke dalam komputer untuk dianalisis dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.2. Analisis DataAnalisa univariat dilakukan dengan bantuan komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisa data secara univariat dilakukan untuk menggambarkan pengetahuan remaja putri tentang abortus provokatus dengan menggunakan rumus :P = Keterangan :P= Persentasen= Jumlah jawaban yang benar N= Jumlah seluruh pertanyaan