proposal penelitian (edit).docx

28
TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUANTITATIF 1 PROPOSAL PENELITIAN MOTIF PEMBUNUHAN TERHADAP PEREMPUAN (Studi Analisis Isi Berita Pembunuhan Dalam Surat Kabar Radar Banyumas) Pembimbing: Drs. Rahmad Santoso, M.S Disusun oleh: Azzahra F1A012074 Endang Kurniasih F1A012075 Chorenias Ayu C. F1A012076 Deska Rullyta Astari F1A012077 Fuad Ma’mun Imron F1A012079 0

Upload: fuad-mamun-imron

Post on 19-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUANTITATIF 1

PROPOSAL PENELITIAN

MOTIF PEMBUNUHAN TERHADAP PEREMPUAN

(Studi Analisis Isi Berita Pembunuhan Dalam Surat Kabar Radar

Banyumas)

Pembimbing:

Drs. Rahmad Santoso, M.S

Disusun oleh:

Azzahra F1A012074Endang Kurniasih F1A012075Chorenias Ayu C. F1A012076Deska Rullyta Astari F1A012077Fuad Ma’mun Imron F1A012079

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

0

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejahatan merupakan perilaku menyimpang yang selalu melekat pada masyarakat.

Kejahatan, seperti pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan, perampokan dan lain-lain

sangat meresahkan dan merugikan masyarakat. Tindak pidana pembunuhan merupakan

salah satu bentuk kejahatan yang cukup mendapat perhatian di kalangan masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari sering disaksikan fenomena-fenomena pembunuhan, baik

yang beritakan melalui media elektronik maupun melalui media cetak.

Pembunuhan adalah suatu kejahatan yang tidak manusiawi, karena pembunuhan

merupakan suatu perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, yang

dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Di dalam surat kabar atau biasa disebut

koran merupakan salah satu media jurnalisme cetak berisikan artikel-artikel yang

memuat tulisan tentang peristiwa atau berita penting terhangat seputar kehidupan

manusia, berita wanita seperti pemerkosaan, penculikan, perampokan, pembunuhan,

pelecehan seksual dan lainnya kerap terjadi di lingkungan masyarakat sehingga peristiwa

ini sering disajikan di surat kabar. Peneliti tertarik pada berita perempuan yang menjadi

korban pembunuhan karena ketidakadilan gender sampai saat ini belum bisa diatasi.

Banyaknya kasus pembunuhan pada perempuan yang terjadi di Indonesia, dinilai

sebagai indikasi tidak amannya negeri ini. Berdasarkan pemberitaan di berbagai media

massa cetak harian yang terbit di Kabupaten Banyumas dari bulan September tahun 2013

hingga bulan Maret tahun 2014 ternyata telah terjadi beberapa kasus pembunuhan,

diantaranya adalah pada tanggal 26 Januari 2014, penemuan mayat seorang perempuan

di kota Slawi yang ditimbun ranting kayu jati. Kasus yang kedua adalah Pembunuhan

Siswi SD di Wonosobo yang mayatnya di masukkan ke dalam kardus televisi pada

tanggal 30 Maret 2014. Data tersebut juga terlihat adanya fakta bahwa kasus kekerasan

terhadap wanita kerap kali muncul setiap bulan bahkan tahunan, dalam kehidupan sosial

budaya di lingkungan masyarakat.

Realita kekerasan (violence) yang berakhir pada kasus pembunuhan ini

sesungguhnya bertentangan dengan Sila Kedua Pancasila yaitu ‘Kemanusiaan Yang Adil

dan Beradab’, dimana deskripsi dari konsep sila tersebut lebih mengedepankan pada

pengakuan publik untuk memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa; pengakuan atas persamaan derajat, persamaan

1

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membedakan–bedakan agama,

kepercayaan, jenis kelamin, gender, warna kulit, keturunan, suku dan kedudukan sosial;

serta konsep sila ini menitikberatkan pada pengembangan sikap saling mencintai sesama

manusia.

Salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan lemahnya perlindungan hukum bagi

para korban di Indonesia, dalam hal ini perempuan, kemungkinan dikarenakan eksistensi

dari adanya sistem budaya patriarkal di masyarakat, di mana sistem pranata sosial ini

mendasarkan pada relasi yang timpang menurut kategori kuat-lemah, pihak yang kuat

menguasai dan menindas pihak yang lemah ataupun sistem budaya sosial yang

memarjinalkan posisi perempuan secara tetap di masyarakat, di mana seolah–olah

melegitimasi berbagai macam ketidakadilan, perampasan dan penindasan yang dilakukan

pelaku atas hak asasi perempuan korban (Murniati, 2004: 227–229).

Selain itu, media massa juga mempunyai potensi sebagai pemicu munculnya

bentuk-bentuk realitas ketimpangan hubungan sosial (social relationships (baca:

kekerasan) dalam kehidupan bermasyarakat. Sosok perempuan oleh media massa, baik

melalui iklan atau beritanya, selalu dideskripsikan secara negatif dan sangat tipikal yaitu

tempatnya perempuan ada di rumah, berperan tunggal sebagai ibu rumah tangga dan

pengasuh, tergantung pada pria, menjalani profesi secara terbatas, tidak mampu membuat

keputusan penting, selalu melihat dirinya sendiri, sebagai objek seksual/simbol seks

(sexploitation, pornographizing), objek peneguhan pola kerja patriarki, objek fetish,

objek pelecehan dan kekerasan, selalu disalahkan (blaming the victim) dan bersikap

pasif, serta sebagai alat pembujuk/negosiasi. Perempuan telah mengalami kekerasan dan

penindasan yang dilakukan oleh suatu jaringan kekuasaan dalam berbagai bentuk,

menurut Frye, meliputi: pelecehan seksual, ketergantungan yang tinggi terhadap

suaminya, pembatasan peran sosial hanya sebagai istri, ’teman tidur’ dan ibu rumah

tangga, serta diskriminasi dalam hal pekerjaan dan pembagian upah (Frye dalam Sunarto,

2009: 4).

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis berita yang terbit dari surat kabar lokal

Radar Banyumas pada bulan September tahun 2013 hingga bulan Maret tahun 2014,

dimana pemberitaan tersebut yang menyangkut pembunuhan terhadap perempuan. Dari

seluruh berita selama kurun waktu tujuh bulan tersebut, beberapa media cetak selalu

menyampaikan pemberitaan mengenai perempuan. Untuk itu, peneliti ingin menganalisis

agar mengetahui motif-motif serta faktor-faktor yang terkait dengan berita perempuan di

berbagai surat kabar tersebut.

2

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Motif apa sajakah yang paling banyak menyebabkan pembunuhan terhadap

perempuan selama kurun waktu September 2013 hingga Maret 2014?

2. Daerah manakah yang tingkat pembunuhan terhadap perempuannya paling besar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini ditujukan untuk:

1. Untuk mengatahui motif yang paling banyak menyebabkan terjadinya pembunuhan

terhadap perempuan.

2. Untuk mengetahui daerah yang tingkat pembunuhan terhadap perempuannya paling

besar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang motif pembunuhan

terhadap perempuan yang dominan dilakukan. Penelitian ini juga dapat dijadikan

sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran kepada

masyarakat luas tentang motif pembunuhan terhadap perempuan. Serta, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada masyarakat luas, dalam

hal ini perempuan, agar lebih berhati-hati dan dapat menghindari pembunuhan.

3

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

BAB II

KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. KERANGKA TEORI

Pembunuhan merupakan salah satu tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh

seseorang terhadap orang lain, tentunya dengan motif yang beragam. Penyimpangan dapat

diartikan segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak

masyarakat yang tidak sesuai dengan norma nilai yang dianut dalam lingkungan baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat. Penyimpangan inilah yang membuat seseorang

bertindak tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dan dianut dalam masyarakat.

Berkaca dari hal tersebut, penelitian ini menggunakan salah satu pendekatan teori,

yaitu Teori Perilaku Menyimpang. Hal ini dikarenakan pembunuhan merupakan salah satu

cara yang dilakukan seseorang yang mencerminkan perilaku menyimpang. Tindakan

tersebut juga merupakan tindakan yang melanggar norma, kaidah, ataupun nilai-nilai yang

berlaku di dalam masyarakat.

Perilaku menyimpang menurut Soerjono Soekanto adalah perilaku seseorang yang

telah menyimpang dari kaidah-kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Sedangkan,

menurut Jhon J. Macionis, perilaku menyimpang adalah perilaku seseorang yang telah

melakukan pelanggaran terhadap norma masyarakat.

Teori Perilaku Menyimpang yang digunakan dalam penelitian ini berkiblat pada

Teori Perilaku Menyimpang yang dikembangkan oleh nananana.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan Teori Konflik. Pengertian

konflik sendiri menurut Pace dan Faules, yaitu pertikaian antarindividu, antarkelompok,

atau individu dengan kelompok. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya

perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.

Sedangkan menurut Tauqiri (dalam Newstorm dan Davis, 1997), konflik merupakan

warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada

berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan diantara dua belah

pihak atau lebih pihak secara berkepanjangan.

Teori konflik dalam penelitian ini mengacu pada teori konflik yang dikemukakan

oleh blablablablabl. Randal collins

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan alasan peneliti mengambil teori yang

telah disebutkan, yaitu teori perilaku menyimpang dan teori konflik, karena seperti yang

dijelaskan sebelumnya, pembunuhan merupakan salah satu cara yang dilakukan seseorang

4

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

yang mencerminkan perilaku menyimpang yang sejatinya melanggar norma-norma atau

kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat. Salah satu faktor

penyimpangan ini adalah adanya ketidakharmonisan dalam rumah tangga ataupun dalam

interaksi di lingkungan yang membuat seseorang merasa kecewa dan melakukan perilaku

menyimpang. Hal ini, disebabkan karena adanya pertentangan atau konflik antara perilaku

dengan korban pada saat sebelum melakukan penyimpangan yang seharusnya tidak

dilakukan. Kemudian, pertentangan tersebut membawa pelaku mencapai titik kepuasan

yang paling bernilai baginya dengan memakan nyawa orang lain.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Motif

Motif adalah sesuatu yang berada dalam diri individu yang menggerakkan atau

dapat disebut juga dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan, sehingga individu

tersebut dapat berbuat sesuatu. Motif merupakan suatu pengertian yang mencakupi

semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia

berbuat sesuatu. Jadi, seseorang melakukan suatu tindakan karena ada yang

menggerakkannya, yaitu motif. Sedangkan, motif timbul karena adanya sebuah

kebutuhan. Misalnya, apabila seseorang merasa haus, berarti orang tersebut

membutuhkan minuman. Motif ini menunujukan hubungan yang sistematis antara

respon dengan keadaan dorongan tertentu.

Menurut Atkinson, motif sebagai suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat

untuk menuju ke tujuan tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi, ataupun

kekuasaan .

Dilihat dari beberapa definisi diatas, inti dari pengertian motif. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa motif adalah dorongan yang timbul atas dasar pemenuhan

kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar. Motif ini sendiri

timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan, kebutuhan dapat

diartikan sebagai suatu kekurangan yang dapat dipenuhi dengan berbagai benda

lainnya, apabila benda khusus yang diinginkan tidak dapat diproleh. Kebutuhan yang

merupakan suatu kekurangan ini, menuntut segera pemenuhannya untuk segera

mendapatkan kepuasan dan keseimbangan.

2. Analisis Isi

5

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

Menurut Krippendorff (1980), analisis isi (content analysis) adalah teknik

penelitian untuk membuat inferensi (simpulan) yang valid dan dapat diteliti ulang dari

data berdasarkan konteksnya. (Andi Prastowo, 2011: 78-79)

Menurut Eriyanto, dalam (Wibowo, 2004: 18) analisis isi pada dasarnya bisa

diterapkan pada semua bentuk teks. Asal terdokumentasi, semua bentuk teks bisa

dianalisis lewat analisis isi. Analisis isi berguna bukan hanya untuk studi komunikasi

atau studi media. Semua bidang dapat memanfaatkan analisis isi.

Sedangkan menurut Kerlinger, analisis isi adalah suatu metode untuk

mengobservasi dan mengukur isi komunikasi, sebagai pengganti isi observasi perilaku

masyarakat secara langsung atau penelitian soal respon sikap masyarakat, metode

wawancara, atau kegiatan investigasi produk-produk komunikasi.

Dari beberapa definisi menurut para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa, analisis isi adalah teknik penelitian secara sistematis untuk mengumpulkan,

menganalisis, dan kemudian mengolah isi pesan yang berupa kata-kata, simbol, ide, arti

untuk kemudian membuat inferensi yang dapat ditiru dan untuk menganalisis makna

pesan dan cara mengungkapkan pesan dengan memperhatikan konteksnya.

3. Berita

Mickhel V. Charniey, (dalam Romli, 2009: 5) mengemukakan bahwa, “berita

adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan

menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”

Menurut J.B. Wahyudi, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat

yang memiliki nilai penting, menarik bagi khalayak, masih baru dan aplikasikan secara

luas melalui media massa periodik. (Harahap, 2006: 4)

Sedangkan, menurut Williard C. Bleyer, dalam (Romli, 2009: 35) menyebutkan

bahwa, berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk

dimuat dalam surat kabar, sehingga menarik minat bagi pembaca.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, berita adalah

sebuah laporan atau informasi mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terkini.

Suatu peristiwa dapat dikatakan berita apabila sudah dilaporkan, disiarkan ataupun

diinformasikan. Berita dalam media cetak dapat ditemukan dalam bentuk koran,

tabloid, ataupun majalah. Berita-berita tersebut memuat yang biasa disebut dengan 5W

1H (What, Who, When, Where, Why, How).

6

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

4. Media Surat Kabar

Media yang dalam hal ini adalah surat kabar, bukan hanya sekedar wadah

penyebar informasi. Namun, surat kabar memiliki tanggung jawab ikut aktif melibatkan

diri dalam interaksi sosial yang kadangkala berperanserta dalam menciptakan hubungan

dan integrasi. Salah satu media yang sering digunakan dalam membentuk persepsi

realitas adalah surat kabar.

Surat kabar telah lama dipakai sebagai media penyebar informasi. Sebagai

penyebar informasi, surat kabar selalu memuat berita terkini termasuk berita

pembunuhan atau kriminal lainnya. Surat kabar dan media massa lainnya juga berperan

aktif dalam membangun pandangan publik.

Menurut Effendi (1993), surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat

laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri; publisitas (surat kabar terbit dan

kemudian di sebar luaskan kepada publik), periodisitas (isi surat kabar terbit secara

teratur setiap hari, seminggu sekali, atau dua mingguan), universalitas (isi surat kabar

tersebut bersifat umum yang meyangkut segala aspek kehidupan), dan aktualitas (yang

dimuat surat kabar mengenai permasalahan aktual).

Surat kabar adalah sebutan bagi penerbitan pers berupa media massa cetak,terdiri dari beberapa lembaran yang berisi berbagai macam berita, karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala serta diedarkan secara umum, isinya harus aktual dan universal. (Junaedhie, 1991: 257)

Dari beberapa pengertian surat kabar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa surat

kabar atau dalam hal ini disebut juga dengan koran merupakan salah satu media

jurnalisme cetak yang biasanya memuat berita-berita terkini seputar fenomena dalam

kehidupan manusia.

7

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

BAB III

METODOLOGI DAN METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Motif Pembunuhan Terhadap Perempuan (Studi

Analisis Isi Berita Tentang Pembunuhan Dalam Surat Kabar Radar Banyumas) ini

menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif. Neuman (dalam Nanang

Martono, 2010: ....), menjelaskan bahwa analisis isi berupaya mengungkap berbagai

informasi di balik data yang disajikan di media atau teks, sehingga Analisis isi dapat

didefinisikan sebagai teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks “isi”

dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, simbol, ide, tema, atau beberapa

pesan yang dapat dikomunikasikan.

B. Objek Penelitian

Objek Penelitian dari penelitian ini menggunakan surat kabar Radar Banyumas edisi

1 September 2013 – 31 Maret 2014, yang memuat pemberitaan tentang pembunuhan

terhadap perempuan.

C. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung, sehingga peneliti

menggunakan surat kabar Radar Banyumas untuk menganalisis pemberitaan tentang

pembunuhan terhadap perempuan.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data pendukung untuk melengkapi data primer. Data sekunder ini

diperoleh dari internet, buku-buku atau dokumen-dokumen penelitian terdahulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu melalui dokumentasi.

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data yang diambil atau diperoleh melalui arsip-

arsip atau dokumen-dokumen, buku atau jurnal, dan surat kabar (Koran). Dalam penelitian

ini, peneliti mengumpulkan data berupa surat kabar, yaitu koran Radar Banyumas untuk

menampilkan bukti data dalam penelitian ini.

E. Populasi dan Sampel

a. Populasi

8

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

Setiap penelitian, peneliti akan membutuhkan sebuah sumber data dalam penelitian,

oleh karena itu peneliti membutuhkan sebuah populasi.

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Nanang Martono, 2010: 15)

Populasi untuk penelitian ini adalah surat kabar Radar Banyumas edisi 1 September

2013 – 31 Maret 2014.

b. Sampel

Menurut peneliti, sampel dapat dirtikan sebagai bagian dari populasi dalam suatu

penelitian.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Nanang Martono, 2010 : 15)

Sampel yang peneliti gunakan sebanyak 30 berita dari surat kabar Radar Banyumas

karena pemberitaan tersebut sesuai dengan judul penelitian yang akan di ambil, yaitu

pembunuhan terhadap perempuan. Sedangkan, teknik menentukan sampel penelitian ini

menggunakan sample random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak atau

undi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik perhitungan

distribusi frekuensi. Menurut Hadi (dalam Nanang Martono, 2010: 37), distribusi

frekuensi adalah teknik penyusunan bahan-bahan atas dasar nilai variabel dan frekuensi

tiap-tiap nilai variabel tersebut. Penggunaan distribusi frekuensi pada penelitian ini

dikarenakan peneliti ingin megetahui suatu motif pembunuhan terhadap perempuan dari

yang terkecil hingga terbesar atau sebaliknya dan ingin mengetahui daerah yang paling

sering terjadi pembunuhan. Distribusi frekuensi memiliki dua jenis, yaitu distribusi

frekuensi data tunggal dan distribusi frekuensi data berkelompok. Namun, dalam

penelitian ini menggunakan teknik perhitungan distribusi frekuensi data tunggal. Hal ini

dikarenakan data pada penelitian ini merupakan data tunggal.

9

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah berupa media cetak harian Radar Banyumas yang

terbit di daerah Karesidenan Banyumas pada tahun 2013-2014. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Mei 2014 hingga bulan Juli 2014. Jumlah populasi yang

diteliti sebanyak 103 berita dengan pengambilan sampel sebanyak 34 sampel berita

tentang pembunuhan terhadap wanita. Jumlah sampel tersebut telah memenuhi sampel

minimal yang dibutuhkan. Pengambilan data dilakukan dengan cara

mendokumentasikan surat kabar Radar Banyumas berupa kliping edisi bulanan di

kantor redaksi harian Radar Banyumas.

B. UJI VALIDITAS

Statistics

Bulan Tahun Usia_korban Jenis_Kelamin_Pelaku Motif_Pembunuhan

Daerah yang paling banyak

terjadi pembunuhan

N Valid 34 34 34 34 34 34

Missing 1 1 1 1 1 1

Frequencies

Frequency 

Bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Oktober 1 2.9 2.9 2.9

November 4 11.4 11.8 14.7

Desember 6 17.1 17.6 32.4

Januari 7 20.0 20.6 52.9

Februari 3 8.6 8.8 61.8

Maret 13 37.1 38.2 100.0

Total 34 97.1 100.0

Missing System 1 2.9

Total 35 100.0

10

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

Dari 34 berita sebagai sampel dapat dilihat dari tabel 1.1, bahwa pada bulan September tidak ditemukan adanya berita pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan Oktober terdapat 1 (2,9%) kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan November terdapat 4 (11,4%) kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan Desember terdapat 6 (17,1%) kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan Januari terdapat 7 (20%) kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan Februari terdapat 3 (8,6%) kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada bulan Maret telah terjadi sebanyak 13 (37,1%) kasus pembunuhan terhadap perempuan.

Tahun

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2013 12 34.3 35.3 35.3

2014 22 62.9 64.7 100.0

Total 34 97.1 100.0

Missing System 1 2.9

Total 35 100.0

Tabel 1.2 Tahun Pemberitaan

Dari 34 berita sebagai sampel dapat dilihat dari tabel 1.2, bahwa pada tahun 2013 terdapat 12 (34,3%) pemberitaan kasus pembunuhan terhadap perempuan. Pada tahun 2014 terdapat 22 (62,9%) pemberitaan kasus pembunuhan terhadap perempuan.

Usia_korban

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 11-18 5 14.3 14.7 14.7

19-26 11 31.4 32.4 47.1

27-34 2 5.7 5.9 52.9

35-42 2 5.7 5.9 58.8

43-50 2 5.7 5.9 64.7

59-66 1 2.9 2.9 67.6

67-74 2 5.7 5.9 73.5

Belum Diketahui 9 25.7 26.5 100.0

Total 34 97.1 100.0

Missing System 1 2.9

Total 35 100.0

Tabel 1.3 Usia Korban Pembunuhan

Dari 34 berita sebagai sampel dapat dilihat dari tabel 1.3, bahwa pada usia 11-18 terdapat 5 (14,3%) menjadi korban pembunuhan. Pada usia 19-26 terdapat 11 (31,4%)

11

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

menjadi korban pembunuhan. Pada usia 27-34 terdapat 2 (5,7%) menjadi korban pembunuhan. Pada usia 35-42 terdapat 2 (5,7%) menjadi korban pembunuhan. Pada usia 43-50 terdapat 2 (5,7%) menjadi korban pembunuhan. Pada usia 51-58 tidak ditemukan korban pembunuhan. Pada usia 59-66 sebanyak 1 (2,9%) korban pembunuhan. Pada usia 67-74 sebanyak 2 (5,7%) menjadi korban pembunuhan. Dan 9 (25,7%) belum diketahui usia korban pembunuhan.

Motif_Pembunuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Cemburu 2 5.7 5.9 5.9

Sakit Hati 5 14.3 14.7 20.6

Diusir 1 2.9 2.9 23.5

Aksi Perampokan 2 5.7 5.9 29.4

Emosi 2 5.7 5.9 35.3

Pertengkaran 1 2.9 2.9 38.2

Pemerkosaan 4 11.4 11.8 50.0

Memperdalam Ilmu Hitam 1 2.9 2.9 52.9

Warisan 1 2.9 2.9 55.9

Motif Tidak Diketahui 15 42.9 44.1 100.0

Total 34 97.1 100.0

Missing System 1 2.9

Total 35 100.0

Tabel 1.4 Motif Pembunuhan

Dari 34 berita sebagai sampel dapat dilihat dari tabel 1.4, bahwa terdapat 2 (5,7%) kasus pembunuhan berdasarkan motif cemburu. Kemudian kasus pembunuhan berdasarkan motif sakit hati terdapat 5 (14,3%) kasus. Selanjutnya 1 (2,9%) kasus pembunuhan berdasarkan motif diusir. Pada kasus selanjutnya terdapat 2 (5,7%) kasus pembunuhan bedasarkan motif aksi perampokan. Terdapat 2 (5,7%) kasus pembunuhan berdasarkan motif emosi. 1 (2,9%) untuk kasus pembunuhan berdasarkan motif pertengkaran. 4 (11,4%) untuk kasus pembunuhan berdasarkan motif pemerkosaan. 1 (2,9%) kasus pembunuhan berdasarkan motif memperdalam ilmu hitam. 1 (2,9%) untuk kasus pembunuhan berdasarkan motif warisan. Dan 15 (42,9%) untuk kasus pembunuhan yang belum diketahui motifnya.

12

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

Daerah yang paling banyak terjadi pembunuhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jakarta 13 37.1 38.2 38.2

Bogor 4 11.4 11.8 50.0

Aceh 1 2.9 2.9 52.9

Tangerang 1 2.9 2.9 55.9

Kebumen 1 2.9 2.9 58.8

Purwokerto 2 5.7 5.9 64.7

Bandung 2 5.7 5.9 70.6

Lampung 1 2.9 2.9 73.5

Cilandak 1 2.9 2.9 76.5

Bekasi 2 5.7 5.9 82.4

Medan 1 2.9 2.9 85.3

Depok 1 2.9 2.9 88.2

Cianjur 1 2.9 2.9 91.2

Semarang 1 2.9 2.9 94.1

Slawi 1 2.9 2.9 97.1

Wonosobo 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 97.1 100.0

Missing System 1 2.9

Total 35 100.0

Tabel 1.5 Daerah yang Paling Banyak Terjadi Pembunuhan

Dari 34 berita sebagai sampel dapat dilihat dari tabel 1.5, bahwa 1 (2,9%)

kasus berita pembunuhan terdapat di daerah Wonosobo, Slawi, Semarang, Cianjur, Depok,

Medan, Cilandak, Lampung, Kebumen, Tangerang, dan Aceh. Selanjutnya 2 (5,7%) kasus

berita pembunuhan terdapat di daerah Purwokerto, Bandung, dan Bekasi. Kemudian 4

(11,4%) kasus berita pembuunuhan terdapat di daerah Bogor. Dan terakhir 13 (37,1%)

kasus berita pembunuhan terdapat di daerah Jakarta.

13

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasikan data yang telah diproses

melalui program SPSS. Dalam penelitian ini kami mengambil sampel dari surat kabar

Radar Banyumas edisi 1 September 2013 hingga 31 Maret 2014. Hal ini dikarenakan surat

kabar Radar Banyumas merupakan media cetak yang memiliki kolom “TRAGEDI” serta

memuat berita-berita kriminal termasuk didalamnya berita pembunuhan. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis isi, kemudian peneliti

mendokumentasikan berita-berita yang telah dijadikan kliping oleh redaksi Radar

Banyumas, dan setelah itu peneliti menganalisis berita-berita tersebut. Dari 103 populasi,

peneliti kemudian mengambil sampel sebanyak 34 berita pembunuhan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat 13 (37,1%) kasus pembunuhan

terhadap perempuan paling banyak terjadi di daerah Jakarta. Hal ini menandakan bahwa

Jakarta adalah daerah yang paling rawan akan terjadinya kriminalitas, khususnya

pembunuhan terhadap perempuan.

Menurut peneliti, Jakarta menjadi daerah yang rawan kejahatan sekaligus

kriminalitas karena dua alasan. Alasan pertama karena demografis di mana sebagian besar

penduduk wilayah ini merupakan warga dengan tingkat ekonomi kurang mampu. Tindak

kriminal banyak dilakukan masyarakat di lapisan masyarakat seperti itu. Alasan kedua,

yakni ikatan sosial antarwarga di daerah ini sangat rendah. Hal ini membuat mereka

cenderung memikirkan urusan sendiri-sendiri dan cenderung individualisme.

Sedangkan, daerah yang sedikit terjadi kasus pembunuhan terhadap perempuan,

yaitu Wonosobo, Tangerang, Slawi, Semarang, Cianjur, Depok, Medan, Cilandak,

Lampung, Kebumen, Aceh sebanyak 1 (2,9%) kasus.

Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa motif yang menyebabkan terjadinya

pembunuhan terhadap perempuan, diantaranya cemburu, sakit hati, aksi perampokan,

perkosaan, diusir karena gila, warisan, memperdalam ilmu hitam, emosi, pertengkaran,

serta beberapa kasus yang belum diketahui motifnya. Motif yang paling banyak digunakan

pelaku untuk melakukan pembunuhan adalah motif sakit hati sebesar 5 (14,3%) kasus.

Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar latar motif terjadinya pembunuhan di

Indonesia adalah sakit hati. Ketika seseorang tidak memiliki pengendalian emosi yang

baik, maka ketika muncul rasa sakit hati dapat berujung pada peristiwa pembunuhan pada

orang yang dibencinya. Reaksi seseorang dalam menanggapi rasa sakit hati tentu berbeda-

beda, ada yang melupakan sakit hati, ada yang memaafkan orang lain yang menyakitinya,

dan ada pula yang gelap mata dan membalas orang yang menyakiti perasaan dan hatinya,

14

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

termasuk membunuhnya. Ketika sesorang telah gelap mata dan tak mampu mengendalikan

emosi, ia akan melakukan pembalasan pada orang yang telah menyakiti hatinya.

Pembalasan ini bisa berupa marah-marah, penganiayaan, penganiayaan yang berujung

pada tewasnya korban.

Sakit hati merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis yang kerap

menghinggapi seseorang terutama di era modern ini. Semakin kompleksnya permasalahan

hidup dan semakin bertambahnya populasi manusia telah meningkatkan peluang seseorang

terkena konflik antar individu dan menimbulkan dendam antar sesama individu.

Sedangkan motif yang sedikit digunakan pelaku untuk melakukan pembunuhan

yaitu diusir, pertengkaran, memperdalam ilmu hitam, warisan sebanyak 1 (2,9%) kasus.

15

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil pembahasan dalam penelitian yang telah dilakukan,

maka simpulan dari penelitian ini, bahwa terdapat daerah yang memiliki tingkat

kriminilitas paling tinggi, dalam hal ini kasus pembunuhan terhadap perempuan, yaitu

Jakarta. Dalam penelitian ini ditemukan pula motif pembunuhan yang paling sering

dilakukan pelaku, yaitu sakit hati. Dengan demikian, Jakarta sebagai daerah yang memiliki

masyarakat yang heterogen memicu adanya konflik perilaku menyimpang.

16

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi. Jakarta: Indeks.

Junaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media

Murniati, Nunuk A, 2004. Getar Gender, Magelang : Indonesia Tera.

Prastowo, Andi. 2011. Memahami metode-metode penelitian: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2004. Jurnalis Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Disertasi

Sunarto. 2007. Kekerasan Televisi Terhadap Wanita (Disertasi: Studi Strukturasi Gender Industri Televisi Dalam Naturalisasi Kekerasan Terhadap Wanita Melalui Program Televisi Untuk Anak-anak di Indonesia)

17

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

Lampiran 1 (Pedoman Pengkodingan)

No. Variabel yang diambil Kode Angka

1 Bulan

1. September2. Oktober3. November4. Desember5. Januari6. Februari7. Maret

2 Tahun1. 20132. 2014

3 Usia Korban

1. 11 – 182. 19 – 263. 27 – 344. 35 – 425. 43 – 506. 51 – 587. 59 – 668. 67 – 749. Belum Diketahui

4 Jenis Kelamin Pelaku

1. Perempuan2. Laki-laki3. Laki-laki dan Perempuan4. Belum Diketahui

5 Motif Pembunuhan

1. Cemburu2. Sakit Hati3. Diusir4. Aksi Perampokan5. Emosi6. Pertengkaran7. Pemerkosaan8. Memperdalam Ilmu Hitam9. Warisan10. Motif tidak diketahui

6 Daerah Terjadinya Pembunuhan 1. Jakarta2. Bogor3. Aceh4. Tangerang5. Kebumen6. Purwokerto7. Bandung8. Lampung

18

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN (EDIT).docx

9. Cilandak10. Bekasi11. Medan12. Depok13. Cianjur14. Semarang15. Slawi16. Wonosobo

19