proposal skripsi indah edit

77
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Di Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. 1 Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum absorbs nutrisi pada saluran pencernaan, disamping fungsi psikis dan sosial. 2 Penyakit gigi yang 1

Upload: aaron-medina

Post on 04-Aug-2015

75 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari,

untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud

kesehatan masyarakat yang optimal.

Di Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes

RI menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi

penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk.1 Gigi dan mulut

merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam

mempersiapkan zat makanan sebelum absorbs nutrisi pada saluran pencernaan,

disamping fungsi psikis dan sosial.2 Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat

adalah karies dan penyakit periodontal. Sedangkan berdasarkan laporan Profil

Kesehatan Gigi menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu

pekerjaannya atau murid sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit

gigi, dengan nilai rata-rata tidak masuk sekolah karena sakit gigi adalah 3,86 hari.

Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan

kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja.3

1

Page 2: Proposal Skripsi Indah Edit

Hal terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah

kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut personal. Hal ini begitu penting

karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun,

sepenuhnya tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta kemauan dari

pihak individu untuk menjaga kesehatan mulutnya. Pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut tersebut sangat erat kaitannya dengan kontrol plak atau menghilangkan plak

secara teratur.

Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung bakteri,

melekat pada permukaan gigi dan selalu terbentuk di dalam mulut dan bila

bercampur dengan gula yang ada di dalam makanan yang kita makan, akan

membentuk asam. Asam ini akan berada di dalam mulut dalam jangka waktu yang

lama, karena gula hasil fermentasi membuat plak menjadi lebih melekat. Plak atau

debris di permukaan gigi dapat dipakai sebagai salah satu indikator kebersihan

mulut. Pembersihan yang kurang baik dapat menyebabkan plak makin melekat dan

akan menjadi karang gigi setelah mengalami kalsifikasi (pengapuran).4

Telah sejak lama (sejak tahun 1951) pemerintah Indonesia

mengupayakan usaha peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolah

dasar melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).5 Program UKGS tersebut

merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak Sekolah Dasar (SD)

yang menitik beratkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikat gigi masal, serta

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid.6 Usia sekolah dasar (6-12

tahun) dipilih karena merupakan periode usia yang penting bagi perkembangan

manusia. Pada usia ini anak mulai mengalami perubahan yang cepat dalam menerima

2

Page 3: Proposal Skripsi Indah Edit

informasi, mengingat, membuat alasan, dan memutuskan tindakan. Pada usia inilah

anak mulai belajar tentang semua kompetensi diri.3,5

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak

usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan

motorik seorang anak, termasuk di antaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat

gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga

dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan

waktu penyikatan yang tepat.

Kelompok anak usia sekolah dasar ini termasuk kelompok rentan untuk

terjadinya kasus kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu diwaspadai atau dikelola

secara baik dan benar.7

SKRT 2001 menunjukkan hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi

sangat sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur

malam) dan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program (menyikat gigi

setelah makan pagi atau sebelum tidur malam). Sebagian besar penduduk (61,5%)

menyikat gigi kurang sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah bangun tidur),

bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan ini menyebabkan perlu ditingkatkan

program sikat gigi masal sesuai anjuran program di sekolah dengan

mempertimbangkan sarana dan media informasi terutama pada usia dini, karena

perilaku merupakan kebiasaan yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia

dini.2

3

Page 4: Proposal Skripsi Indah Edit

Anak-anak biasanya mempunyai kecenderungan untuk membersihkan

gigi (menyikat gigi) hanya pada bagian-bagian tertentu saja yang disukai, yaitu

permukaan labial gigi anterior dan permukaan oklusal gigi molar bawah. Perilaku

menyikat gigi anak terbentuk melalui proses belajar, baik mencontoh maupun

bimbingan orang tua atau pengasuhnya.

Pendidikan cara-cara penyikatan gigi bagi anak-anak perlu diberikan

contoh suatu model yang baik serta dengan teknik yang sederhana mungkin.

Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak harus dibuat

semenarik mungkin, antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa mengurangi

isi pendidikan, demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat

gigi massal yang terkontrol.7

Desa Padang Loang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 2889 km2

yang dihuni oleh 3.144 jiwa (788 Kepala keluarga). Di Desa Padang Loang ini

terdapat tiga sekolah dasar yaitu Sekolah Dasar Inpres Padang Loang dengan jumlah

siswa 112, Sekolah Dasar 260 Banga dengan jumlah siswa 136 dan Sekolah Dasar

Inpres Palita dengan jumlah siswa 129, dimana setiap sekolah dasar ini belum

memiliki Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Di Desa Padang Loang juga

terdapat satu Pusat Kesehatan Desa (PusKesDes) yang tidak mempunyai tenaga

kesehatan gigi dan mulut serta letak cukup jauh dari ketiga Sekolah Dasar tadi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa setempat, bahwa di Desa Padang

Loang khususnya pada anak sekolah dasar belum mempunyai data tentang status

kesehatan gigi dan mulut.

4

Page 5: Proposal Skripsi Indah Edit

Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan sebab selain

peneliti tertarik melakukan penelitian di Desa Padang Loang dengan tujuan

menemukan efek penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan

gigi dan mulut, khususnya dalam menurunkan indeks plak pada anak sekolah dasar,

juga dapat berfungsi sebagai pendataan status kesehatan gigi dan mulut anak sekolah

di Desa Padang Loang tersebut. Sehingga plak yang merupakan salah satu sumber

permasalahan pada gigi ini dapat dicegah sedini mungkin. Berdasarkan alasan-alasan

tersebut, penulis mengangkat sebuah penelitian dengan judul “Efek Penyuluhan

Penyikatan Gigi dengan Metode Demonstrasi terhadap Penurunan Indeks Plak pada

Murid Kelas VI Sekolah Dasar di Desa Padang Loang, Kecamatan Patampanua”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan permasalahan:

1. Adakah efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi

terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar?

2. Adakah efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi

terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar

berdasarkan jenis kelamin?

5

Page 6: Proposal Skripsi Indah Edit

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode

demonstrasi terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah

dasar

2. Untuk mengetahui efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode

demonstrasi terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah

dasar berdasarkan jenis kelamin

1.4 HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi

terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar

2. Terdapat efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi

terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar

berdasarkan jenis kelamin

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk mahasiswa

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti saat

melakukan penelitian.

2. Untuk instansi

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk

mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

6

Page 7: Proposal Skripsi Indah Edit

3. Untuk masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap

penurunan indeks plak terutama pada murid kelas VI sekolah dasar.

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai data status

kesehatan gigi dan mulut khusus pada murid sekolah dasar di daerah

tempat dilakukannya penelitian.

7

Page 8: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK

Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok

masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan

terciptanya suatu pengetian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut.8

Penyuluhan kesehatan gigi pada anak merupakan salah satu usaha

menanamkan pengertian kepada anak sejak usia dini bahwa kesehatan gigi tidak

kalah pentingnya dengan kesehatan tubuh secara umum. Penyuluhan kesehatan gigi

bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perorangan dan masyarakat guna

tercapainya tingkat kesehatan gigi yang lebih baik di masa mendatang. Penyuluhan

kesehatan gigi ini tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan

tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak.5

Menurut Budiharto (1998), terdapat beberapa jenis penyuluhan kesehatan gigi

dan mulut namun yang paling sering digunakan adalah penyluhan kesehatan gigi dan

mulut dengan metode ceramah dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan

metode bermain.8 Yang tidak kalah pentingnya adalah lama waktu penyuluhan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada anak usia sekolah dasar, biasanya anak hanya

bisa berkonsentrasi penuh dalam waktu sekitar 20 menit. Oleh karena itu, untuk

8

Page 9: Proposal Skripsi Indah Edit

mencapai hasil yang optimal, penyampaian penyuluhan kesehatan gigi pada anak ini

hendaknya tidak melebihi waktu tersebut.5

Salah satu manfaat penyuluhan kesehatan kesehatan gigi

dan mulut yaitu penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan

tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik

secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk

meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan gigi dan mulutnya

sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi

perilaku sehat. Penyuluhan diharapkan dapat memberi manfaat

yang berkesinambungan dengan sasaran perubahan konsep sehat

pada aspek pengetahuan, sikap dan perilaku individu maupun

masyarakat.9

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior). Pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

9

Page 10: Proposal Skripsi Indah Edit

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktuk organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.9

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu

pengalaman, ekonomi, lingkungaan sosial, pendidikan, paparan media

dan informasi, akses layanan kesehatan.

10

Page 11: Proposal Skripsi Indah Edit

1) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman, baik pengalaman

pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran.

2) Ekonomi (pendapatan)

Faktor pendapatan keluarga sangat mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan pokok dan sekunder dalam keluarga. Keluarga dengan

status ekonomi baik akan lebih baik tercukupi bila dibandingkan

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan kebutuhan informasi

pendidikan yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.

3) Lingkungan Sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi satu dengan yang lain, individu yang dapat

berinteraksi dengan lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar

mendapatkan informasi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh dalam

pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhdap informasi yang datang dan akan berfikir

sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan.

11

Page 12: Proposal Skripsi Indah Edit

5) Paparan Media dan Informasi

Melalui berbagai mediam baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang

yang lebih sering terpapar di media massa (TV, Radio, Majalah)

akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa.

7) Akses Layanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan

Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan

tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan

khususnya dalam bidang kesehatan.9

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden.9

Dalam aspek kesehatan gigi khususnya, bahwa pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut sangat penting termasuk cara menjaga kebersihan gigi dan

mulut karena pengetahuan merupakan faktor domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang, artinya perilaku atau praktik

keseharian anak dalam menjaga kesehatan gigi sangat ditentukan oleh

tingkat pengetahuannya tentang kesehatan gigi.7

12

Page 13: Proposal Skripsi Indah Edit

Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik

atau tidak baik, dan sebagainya). Sikap belum merupakan suatu tindakan,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-

cara tertentu. Sikap relatif konstan dan agak sukar berubah sehingga jika

ada perubahan dalam sikap berarti adanya tekanan yang kuat.

Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa,

institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain,

sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena

orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya.9

Perilaku

Salah satu manfaat penyuluhan ialah tercapainya perubahan perilaku

individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara

perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal merupakan salah satu tujuan

dilakukannya penyuluhan kesehatan.9

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas.

13

Page 14: Proposal Skripsi Indah Edit

Tindakan adalah niat yang sudah direalisasikan dalam bentuk tingkah

laku yang tampak dan memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang

memungkinkan. Dari pandangan biologis tindakan merupakan suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.9

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :

a) Persepsi (perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai

objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b) Respons terpimpin (guided response), yaitu tingkah laku yang

dilakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

yang telah dicontohkan.

c) Mekanisme (mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat

melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu

itu sudah merupakan kebiasaan.

d) Adopsi (adoption), yaitu tindakan yang sudah berkembang

dengan baik, sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.9

Faktor perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi

kesehatan gigi dan mulut seseorang termasuk tentang bagaimana

menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi. Belum optimalnya status

kesehatan gigi dan mulut di sekolah dasar umumnya disebabkan oleh

karena perilakunya belum menunjukkan perilaku sehat.7

2.2 METODE PENYULUHAN

14

Page 15: Proposal Skripsi Indah Edit

Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way

method) dan metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik

cenderung aktif sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan

mengemukakan pendapat. Ceramah merupakan salah satu metode didaktik yang baik

digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah

dasar.10

Yang termasuk metode ini antara lain :

a. Metode ceramah,

b. Siaran melalui radio,

c. Pemutaran film/terawang (slide),

d. Penyebaran selebaran,

e. Pameran.11

Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan

pendidik. Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua

orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan

keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik

yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak

sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode demonstrasi materi pendidikan

disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan atau prosedur.

Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi. Tujuan

metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana

melakukan suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat

menjelaskan suatu prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa

15

Page 16: Proposal Skripsi Indah Edit

dapat mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan

alat-alat dan biaya yang besar serta perencanaannya memakan waktu yang lama.10

Yang termasuk metode ini adalah :

a. Wawancara,

b. Demonstrasi,

c. Sandiwara,

d. Simulasi,

e. Curah pendapat,

f. Permainan peran (roll playing), dan

g. Tanya jawab.11

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang

dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan berbagaimana cara melaksanakan

suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu prosedur.11

Demonstrasi adalah suatu cara menjaikan bahan pengajaran/penyuluhan

dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan

sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses.11

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa demonstrasi adalah

salah satu cara menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara langsung

obyeknya atau menunjukkan suatu proses atau prosedur. Penyajian ini disertai

penggunaan alat peraga dan tanya jawab. Biasanya demonstrasi diberikan kepada

kelompok individu yang tidak terlalu besar jumlahnya.11

Tujuan metode demonstrasi ialah :

16

Page 17: Proposal Skripsi Indah Edit

Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu

dengan prosedur yang benar, misalnya memperlihatkan bagaimana

cara membersihkan gigi dan gusi yang benar, alat dan bahan apa yang

digunakan, bentuk dan tipenya, dan bagaimana cara

menggunakannya.

Meyakinkan kepada kelompok bahwa ide tersebut bisa dilaksanakan

setiap orang.

Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba sendiri dengan

prosedur yang didemonstrasikan.11

Keuntungan metode demonstrasi ialah:

Dengan demonstrasi proses penerimaan sasaran terhadap materi

penyuluhan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga

mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik dan

sempurna, terlebih bila peserta dapat turut serta secara aktif

melakukan demonstrasi.

Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan membaca atau

mendengar karena presepsi yang jelas diperoleh dari hasil

pengamatan.

Benda-benda yang digunakan benar-benar nyata sehingga hasrat

untuk mengetahui lebih dalam dan rinci dapat dikembangkan.

Peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta.

Dengan mengamati demonstrasi, masalah atau pertanyaan yang

ada dapat terjawab.11

17

Page 18: Proposal Skripsi Indah Edit

Kerugian metode demonstrasi yaitu :

Demonstrasi merupakan metode yang tidak efektif apabila alat atau

benda yang diperagakan termasuk alat berat atau tidak dapat diamati

dengan jelas karena agak rumit, atau jumlahnya terbatas sehingga

hanya beberapa orang yang mempunyai kesempatan untuk

mempraktikkannya.

Apabila bendanya kecil, benda itu hanya dapat dilihat secara nyata

oleh beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara.

Kurang cocok untuk jumlah peserta yang banyak.11

Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang

sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di

dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat

peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses

pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang

ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui panca indera.10

Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi

kemampuan belajar, memperkuat daya ingat, memperbesar minat, dan

mempermudah penghayatan. Alat peraga langsung yang dianggap paling efektif

untuk anak-anak adalah model. Model yaitu alat peraga yang dapat dilihat dan

diamati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru aslinya.

Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan menelitinya. Alat

18

Page 19: Proposal Skripsi Indah Edit

peraga langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau mempelajari suatu

bahan pendidikan sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk belajar.10

Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi

perubahan figur tokoh (model) akan berpengaruh pada diri anak, dimana tokoh ibu

akan digantikan dengan tokoh guru. Untuk itu didalam penyuluhan kesehatan gigi

dan mulut perlu adanya kerja sama yang baik dengan guru. Menurut Piaget, pola

perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium Sensorimotorik (0-18 atau

24 bulan), Stadium Praoperasional (1-7 tahun), Stadium operasional konkrit (7-11

tahun), Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Makin tinggi umur

anak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai tujuan-tujuan yang

dikenal sebagai tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod menyatakan, ada beberapa

teori tentang proses perubahan perilaku antara lain: pengembangan serta penyebaran

(research development and dissemination), dan perubahan sikap (Attitude Change).8

2.3 PLAK GIGI

Plak gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung aneka

ragam bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkan

dengan hanya kumur-kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak hanya dapat

diberihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif

untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi.12

Plak dapat digambarkan sebagi lapisan yang kadang-kadang tebalnya sampai

2 mm pada semua permukaan mulut, terutama pada permukaan gigi dan sering juga

pada permukaan gingival dan lidah. Jika jumlahnya sedikit plak tidak dapat terlihat,

19

Page 20: Proposal Skripsi Indah Edit

kecuali diwarnai dengan larutan disclosing atau sudah mengalami diskolorisasi oleh

pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk, plak akan terlihat

berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning.13

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKKAN

PLAK GIGI

Menurut Carlsson yang dikutip dalam buku ilmu pencegahan penyakit

jaringan keras dan jaringan pendukung gigi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pembentukan plak gigi adalah sebagai berikut ;

Lingkungan fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan

sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan

pewarnaan dengan larutan disclosing. Pada daerah terlindung karena

kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang letaknya salah, pada

permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, pada permukaan email

yang banyak cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail yang kasar,

terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.

Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada

permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut dapat

mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.

Pengaruh diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua aspek,

yaitu pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan

bagi bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak,

mempengaruhi pembentukan plak pada permukaan gigi. Ternyata plak

20

Page 21: Proposal Skripsi Indah Edit

banyak terbentuk jika kita lebih banyak mengkonsumsi makanan lunak,

terutama makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa, karena akan

menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan penting dalam

pembentukan matriks plak.12 Kariogenitas makanan tergantung pada beberapa

faktor, misalnya konsentrasi sukrosa, sifat perlekatan makanan pada

permukaan gigi, kecepatan pembersihan rongga mulut dan kualitas

pembersihan.14

2.5 MIKROORGANISME PLAK GIGI

Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi tergantung individu

dan posisi di dalam mulut, serta umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian

besar tersusun atas bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berbentuk kokus

dan bantang. Organism ini biasa bertumbuh pada pelikel mukopolisakarida amorf

dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel ini melekat pada email, sementum atau

dentin.15

Setelah bertumbuh 2 hingga 4 hari, terjadi perubahan jumlah dan tipe

mikroorganisme dalam plak. Bakteri gram negetif kokus dan bakteri gram positif

batang bertambah banyak, sedangkan bacilli fusiformis dan filament semakin jelas.14

Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi semakin

kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil seperti spirilla dan spirochete.15

2.6 KONTROL PLAK

21

Page 22: Proposal Skripsi Indah Edit

Plak tidak dapat dibersihkan dengan hanya kumur-kumur, semprotan air atau

udara, tetapi plak hanya dapat diberihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara

mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat

gigi.14

American Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk sikat gigi yang

baik harus mempunyai :

a. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5 – 3 cm). Lebarnya 5/16-

3/8 inci, dengan 2-4 baris serabut sikat, tiap serabut terdiri dari 5-12

berkas.

b. Permukaan serabut sikat datar/rata.

c. Serabut sikat elastis.16

Dokter gigi menyarankan menggunakan sikat gigi dengan kepala kecil agar

dapat menjangkau setiap bagian mulut dengan mudah. Menggunakan sikat gigi

dengan bulu yang lembut, bulu yang keras dapat merusak gigi dan gusi. Bulu sikat

sebaiknya sintesis karena dapat menyerap bakteri. Sikat gigi sebaiknya diganti kira-

kira setiap dua atau tiga bulan.16

Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk

membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi-geligi, serta memberikan rasa

nyaman dalam rongga mulut, karena aroma yang terkandung di dalam pasta tersebut

nyaman dan menyegarkan. Pasta gigi biasanya mengandung bahan-bahan abrasif,

pembersih, bahan penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga

22

Page 23: Proposal Skripsi Indah Edit

ditambahkan bahan pengikat, pelembab, pengawet. Fluor dan air. Bahan abrsif dapat

membantu melepaskan plak dan pelikel tanpa menghilangkan lapisan email.13

Penggunaan fluor pada pasta gigi adalah untuk melindungi gigi dari karies.

Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolism bakteri plak yang dapat

memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi

fluor apatit. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6.(OH)2+F Ca10(PO4)6.(OHF) menghasilkan

email yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat menghambat proses

demineralisasi dan meningkatkan reminerlisasi yang merangsang perbaikan dan

menghentikan lesi karies.17

2.6.1. Teknik menyikat gigi

Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum di anjurkan untuk

membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupakan tindakan

preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal.

Oleh karena itu, teknik menyikat gigi harus di mengerti dan dilaksanakan secara aktif

dan teratur. Ada beberapa teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan gigi dan

memijat gusi dengan sikat gigi.13

Dalam penyikatan gigi harus memperhatikan hal-hal berikut.

1. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan

gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.

2. Pergerakan sikat gig tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi atau

abrasi gigi.

23

Page 24: Proposal Skripsi Indah Edit

3. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisien waktu.

Frekuensi Penyikatan gigi sebaiknya 3 kali sehari, setiap kali sesudah makan,

dan sebelum tidur. Namun, dalam praktiknya hal tersebut tidak selalu dapat

dilakukan, terutama pada siang hari ketika seseorang berada di kantor,

sekolah, atau di tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa penyikatan

gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah makan pagi dan

sebelum tidur. 13

Lamanya penyikatan gigi yang di anjurkan adalah minimal 5 menit,

tetapi sesungguhnya ini terlalu lama. Umumnya orang melakukan penyikatan

gigi maksimum 2 menit. Cara penyikatan gigi harus sistematis supaya tidak

ada gigi yang terlewat, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir

pada bagian posterior sisi lainnya.13

Kebanyakan teknik penyikatan gigi dapat di golongkan ke dalam

enam golongan berdasarkan macam gerakan yang dilakukan, yaitu:

1. Teknik Vertikal

Teknik vertical dilakukan dengan kedua rahang tertutup,

kemudianpermukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke

bawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang

sama dengan mulut yang terbuka.

24

Page 25: Proposal Skripsi Indah Edit

Gambar 2.1 Teknik Penyikatan Vertikal; A. dari atas ke bawah, B. dari bawah ke atas

Sumber : Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

2. Teknik Horizontal

Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke

belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering

disebut “scrub brush technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan

cara yang sesuai dengan bentu anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan

orang yang belum diberi pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi

dengan teknik vertical dan horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-

cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi gigi.

Gambar 2.2 Teknik Penyikatan Horizontal

Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

3. Teknik Roll atau Modifikasi Stillman

Teknik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan cara yang

paling sering di anjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat

digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi

sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat

mengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakkan perlahan-lahan melalui

25

Page 26: Proposal Skripsi Indah Edit

permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak

dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis,

kedudukannya hamper tegak lurus permukaan email. Gerakan ini diulang

8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang

terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga

di harapkan membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.

Gambar 2.3 Metode Modifikasi Stillman

Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

4. Vibratory Technic

Diantaranya adalah: (a) teknik Charter; (b) teknik Stillman- McCall

dan, (c) teknik Bass.

a. Teknik Charter

Pada permukaan bukal dan labial, sikat di pegang dengan tangkai

dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu diletakkan pada

permukaan gigi membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi

mengarah ke oklusal. Hati-hati jangan sampai menusuk gusi. Dalam

posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung

26

Page 27: Proposal Skripsi Indah Edit

dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi. Kemudian sikat ditekan

sedemikian rupa sehingga ujung-ujung bulu sikat masuk ke

interproksimal dan sisi-sisi bulu sikat menekan tepi gusi. Sikat digetarkan

dalam lengkungan-lengkungan kecil sehingga kepala sikat bergerak

secara sirkuler, tetapi ujung-ujung bulu sikat harus tetap ditempat semula.

Setiap kali dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat

lingkaran kecil, sikat diangkat, lalu ditempatkan lagi pada posisi yang

sama, untuk setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi pada teknik

ini tidak dilakukan gerakan oklusal maupun ke apical. Dengan demikian,

ujung-ujung bulu sikat akan melepaskan debris dari permukaan gigi dan

sisi bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi interdental.13

Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya saja

ujung bulu sikat ditekanke dalam ceruk dan fisura. Permukaan lingual dan

palatinal umumnya sukar dibersihkan kerena bentuk lengkungan dari

barisan gigi. Biasanya kepala sikat tidak dipegang secara horizontal, jadi

hanya bulu-bulu sikat pada bagian ujung dari kepala sikat yang dapat

digunakan. Metode Charter merupakan cara yang baik untuk

pemeliharaan jaringan tetapi keterampilan yang dibutuhkan cukup tinggi

sehingga jarang pasien dapat melakukannya dengan sempurna.

27

Page 28: Proposal Skripsi Indah Edit

Gambar 2.4. Metode Charter

Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

b. Teknik Stillman-McCall

Posisi bulu sikat yang berlawanan dengan Charter. Sikat gigi di

tempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi, membentuk sudut

450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apical. Kemudian sikat

gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi

kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan

dengan cara sedikit menekuk bulu-bulu sikat tanpa mengakibatkan friksi

atau trauma terhadap gusi. Bulu-bulu sikat dapat ditekuk ketiga jurusan,

tetapi ujung-ujung bulu sikat harus pada tempatnya.

Metode Stillman-McCall ini telah diubah sedikit oleh beberapa ahli,

yaitu ditambah dengan gerakan ke oklusal dari ujung-ujung bulu sikat,

tetap mengarah ke apical. Dengan demikian, setiap gerakan berakhir

dibawah ujung insisal dari mahkota, sedangkan pada metode yang asli,

penyikatan hanya terbatas pada daerah servikal gigi dan gusi.

Gambar 2.5. Metode Stillman

28

Page 29: Proposal Skripsi Indah Edit

Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

c. Teknik Bass

Sikat di tempatkan dengan sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi

mengarah ke apikal dengan ujung-ujung bulu sikat pada tepi gusi.

Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat.

Sikat digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang

selama kurang lebih 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau

tiga gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak

menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertical.

Gambar 2.6 Metode Bass

Sumber : Riyanti E, Saptarini R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. Available from http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf., diakses 30 Desember 2011

5. Teknik Fones atau Teknik Sirkuler

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan

labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam

lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang

bawah disikat sekaligus. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian

29

Page 30: Proposal Skripsi Indah Edit

khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka

lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakanyang sama,

hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak

sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan maju-

mundur untuk daerah ini.

6. Teknik Fisiologik

Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak.

Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat

tegak lurus terhadap permukaan gigi. Metode ini didasarkan atas

anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan,

yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakuakn beberapa kali

gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya. Teknik ini sukar

dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah

sehingga dapat diganti dengan gerakan getaran dalam lingkaran kecil.

Bulu-bulu sikat gigi ditempatkan pada sudut kurang lebih 450 terhadap

sumbu panjang gigi ke arah okusal, kemudian dengan menggunakan

tekanan bulu-bulu sikat digetarkan di antara gigi-gigi disertai gerakan-

gerakan rotasi kecil. Dengan demikian, sisi dari bulu-bulu sikat berkontak

dengan pinggiran gusi dan menghasilkan pemijatan yang ideal. Setelah 3

atau 4 lingkaran kecil tanpa mengubah posisi, bulu-bulu sikat diangkat

dan diletakkan kembali pada posisi yang sama. Prosedur ini dilakukan

sampai seluruh permukaan bukal, labial, dan lingual, serta interproksimal

bersih. Permukaan oklusal dibersihkan dengan cara menekan bulu sikat

30

Page 31: Proposal Skripsi Indah Edit

ke dalam ceruk dan fisura kemudian dilakukan gerakan rotasi kecil, sikat

diangkat dan diletakkan kembali. Prosedur ini harus dilakukan berulang

kali sampai seluruh permukaan kunyah menjadi bersih.13

Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah

pembentukan plak adalah memperbaiki susunan gigi yang tidak rata,

memperbaiki pinggiran restorasi yang buruk,menghaluskan permukaan

gigi yang kasar dan sebagainya dengan tujuan mengurangi “plak traps” ,

tempat-tempat plak mudah terbentuk.13

2.6.2 Mengatur pola makanan

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok

manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan dan pemilihan makanan. Upaya untuk membentuk kebiasaan

makan yang baik hendaknya dilakukan sejak dini. Lingkungan yang sangat

besar peranannya dalam membentuk kebiasaan makan anak adalah keluarga.

Nutrisi dibutuhkan pada setiap tahap kehidupan manusia untuk mencukupi

kebutuhan energi tubuh. Kecukupan nutrisi di dalam tubuh dipengaruhi oleh

cara mengkonsumsi, jenis dan waktu pemberian makanan, yang kesemuanya

akan berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.18

Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari

asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan

gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna

untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk

31

Page 32: Proposal Skripsi Indah Edit

mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat

mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda

fisik, motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran

antropometri, maka anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan

tinggi dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, kalsium,

magnesium, fosfor, vitamin D, yodium, dan seng. Indonesia memiliki

kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri dari 10 kriteria, yaitu:

1) Anak sehat bertambah umur, berat dan tinggi badannya juga bertambah.

2) Postur tubuh tegap dan otot padat. Pertumbuhan dan perkembangan

rangka tubuh diukur dengan cara berdiri tegak dan dilihat dengan

pengukuran lingkar lengan atas.

3) Rambut berkilau dan kuat. Tanda ini menunjukkan kecukupan

makronutrien, seng, vitamin C dan vitamin E.

4) Kulit serta kuku bersih dan tidak pucat. Tanda ini menunjukkan

kecukupan vitamin A, C, dan E.

5) Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Kejiwaan anak ditandai dengan

sifat ceria, aktif berkomunikasi dan mau berteman.

6) Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi berkilat, gusi merah muda dan

lidah bersih menunjukkan anak kecukupan niasin, asam folat, riboflavin

dan vitamin B12.

7) Nafsu makan baik dan buang air besar teratur.

32

Page 33: Proposal Skripsi Indah Edit

8) Anak bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur. Fungsi motorik

anak yang sehat bila anak bergerak aktif sesuai umur, lincah bermain

sesuai umur dan berbicara lancar sesuai umur.

9) Anak sehat penuh perhatian dan bereaksi aktif. Kecerdasan anak

diartikan dengan sikap penuh perhatian, rasa ingin tahu, bereaksi aktif

dan berprestasi.

10) Anak dapat tidur nyenyak. Status gizi mempengaruhi kebiasaan tidur

anak, ada hubungan IMT dengan jumlah jam tidur, anak yang langsing

tidur lebih nyenyak dan lama dibanding dengan anak yang gemuk.13

Tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah atau setidak-

tidaknya mengontrol pembentukan plak, adalah dengan membatasi makanan

yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa. Berdasarkan bukti-

bukti bahwa karbohidrat merupakan bahan utama dalam pembentukan

matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dalam membentuk

plak. Makanan yang lunak dan mudah menempel pada gigi sebaiknya sedapat

mungkin dihindarkan.13

33

Page 34: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB III

KERANGKA KONSEP

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pengetahuan Perilaku

PLAK GIGI

Sikap

Faktor Etiologi

Faktor Internal : Mikroba Anatomi gigi Posisi gigiFaktor Eksternal : Ras Usia

Penurunan Plak Gigi

Karies

Penyakit periodotal

Jenis kelamin

Page 35: Proposal Skripsi Indah Edit

Variabel Penelitian

1. Variabel independen : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

2. Variabel dependen : Penurunan indeks plak gigi

35

Page 36: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah quase eksperimental lapangan

4.2 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pre and posttest design with control group.

4.3 WAKTU PENELITIAN

Waktu dilakukannya penelitian pada 1 Maret – 15 April 2012

4.4 SUBJEK PENELITIAN

Jumlah subjek yang akan diteliti pada seluruh murid kelas VI di Desa Padang

Loang adalah 50 murid, dengan masing-masing jumlah murid pada setiap sekolah

ialah SD Inpres Padang Loang 15 murid, SD Negeri 260 Banga 16 murid dan SD

Inpres Palita 19 murid.

36

Page 37: Proposal Skripsi Indah Edit

4.5 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian di sekolah dasar se-Desa Padang Loang, Kecamatan

Patampanua

4.6 KRITERIA SAMPEL

1. Kriteria Inklusi :

a) Hadir pada saat penelitian dilakukan

b) Bersedia ikut saat penelitian dilakukan

2. Kriteria Eksklusi :

a) Sampel tidak sedang menggunakan alat ortodontik

4.7 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Alat

Kaca mulut (mirror), sonde, pingset, gelas, nierbecken, sikat gigi, alat

tulis menulis, masker, handskun, handuk putih dan model peraga rahang

atas dan rahang bawah.

2. Bahan

Disclosing solution, alcohol 70%, air, pasta gigi, dan kapas

37

Page 38: Proposal Skripsi Indah Edit

4.8 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Penyuluhan tentang penyikatan gigi adalah suatu bentuk pemberian

informasi seputar penyikatan gigi secara langsung kepada kelompok

perlakuan.

2. Menurunkan indeks plak adalah kemampuan sampel dalam menurunkan

indeks atau skor plaknya yang dihitung dengan menggunakan indekd PHP

4.9 PROSEDUR PENELITIAN

1. Sampel dipilih sesuai kriteria sampel.

2. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang mendapatkan

perlakuan berupa penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan yang

kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan.

3. Penelitian dilakukan 1 hari di tiap sekolah, dimana peneliti melakukan:

a. Pengukuran indeks plak indeks pertama pada kedua kelompok. Hal ini

dilakukan untuk mengidentifikasi adanya plak, dengan menggunakan

larutan pewarna plak / disclosing solution. Penggunaannya dengan cara

mengoleskan kapas yang telah ditetesi disclosing solution pada

permukaan gigi-gigi yang menjadi indeks penelitian, yaitu permukaan

labial pada gigi anterior atas dan bawah, permukaan bukal gigi posterior

rahang atas, dan permukaan lingual gigi posterior rahang bawah. Bila ada

gigi indeks sampel ada yang rusak atau hilang tetap dimasukkan sebagai

sampel.

38

Page 39: Proposal Skripsi Indah Edit

b. Pada kelompok yang mendapat perlakuan berupa penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut, antara lain yaitu :

1) Cara merawat gigi dengan baik, dapat dengan mengkonsumsi

makanan yang sehat dan waktu menyikat gigi adalah setelah sarapan

dan sebelum tidur.

2) Cara memilih sikat gigi yang baik adalah yang bulu sikatnya lembut

dan ukuran kecil sesuai dengan usia anak.

3) Sampel diberikan instruksi untuk memeriksakan giginya secara rutin

ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

c. Selanjutnya pada kelompok yang mendapat perlakuan, dilakukan pula

pelatihan cara sikat gigi yang benar:

1) Peragaan cara menyikat gigi dilakukan dengan menggunakan sikat

gigi dan model rahang atas dan rahang bawah.

2) Sampel diisntruksikan untuk melakukan penyikatan gigi dengan

teknik scrub atau teknik horizontal.

Setelah 7 hari (diharapkan sampel telah mampu melaksanakan secara

individual cara penyikatan yang baik dan benar), peneliti kembali mendatangi

lokasi penelitian untuk diadakan pemeriksaan plak indeks akhir pada kedua

kelompok.

39

Page 40: Proposal Skripsi Indah Edit

4.10 KRITERIA PENILAIAN

Penilaian penurunan plak gigi diperoleh dari kemampuan sampel

menurunkan atau menghilangkan jumlah plak yang diukur dengan menggunakan

PHP indeks (Patient Hygiene Performance).

Gigi yang diperiksa adalah gigi:

6 1 6

6 1 6

Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada:

Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas

Permukaan labial gigi insisif pertama kiri bawah

Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas

Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas

Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah

Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah

Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau

lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi,

yaitu :

D : distal

G : 1/3 tengah gingiva

M : mesial

C : 1/3 tengah

I/O : 1/3 tengah insisal/oklusal

40

Page 41: Proposal Skripsi Indah Edit

Gambar 4.1. Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHPSumber : Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. 2009

Dengan kriteria penilaian:

0 = tidak ada plak

1 = ada plak

Skor tiap gigi = jumlah skor dari 5 bagian gigi

Skor tiap individu = jumlah skor 6 gigi indeks dibagi 6

Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP yaitu dengan rumus :

Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa

Jumlah gigi yang diperiksa

Nilai yang dihasilkan adalah berupa angka. Kriteria penilaian tingkat

kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Personal Hygiene Performance),

yaitu :

Sangat Baik = 0

Baik = 0,1 – 1,7

Sedang = 1,8 – 3,4

41

IP PHP =

Page 42: Proposal Skripsi Indah Edit

Buruk = 3,5 – 5

Jika pada gigi indeks sampel terdapat kerusakan atau gigi hilang, maka

yang dinilai hanya gigi sisa yang masih baik dan utuh dan skor tiap individunya

adalah jumlah skor gigi sisa dibagi dengan jumlah gigi tersebut. Gigi pengganti

di sebelah mesial

4.11 DATA PENELITIAN

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti selama penelitian berlangsung.

b. Pengolahan data

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS

for Windows versi 15.0

c. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data uji beda

dengan menggunakan uji t

d. Penyajian data

Penyajian data pada penelitian ini berupa penyajian dalam bentuk tabel.

42

Page 43: Proposal Skripsi Indah Edit

4.12 ALUR PENELITIAN

Pretest

Posttest

43

Murid SD Se-Desa Padang Loang

Kelompok Perlakuan

Pengukuran Indeks Plak I

Pengukuran Indeks Plak I

Pengukuran Indeks Plak II

Pengukuran Indeks Plak II

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan mulut

Pengumpulan dan Analisi Data

Kesimpulan

SD Inpres Padang Loangn = 15

SD Neg. 260 Bangan = 16

SD Inpres Palitan = 19

Ʃ N = 50

Kelompok Kontrol

Page 44: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di sekolah dasar (SD) se-Desa Padang Loang yang

memiliki 3 SD, yaitu SD Inpres Padang Loang, SD Negeri 260 Banga dan SD Inpres

Palita. Subjek penelitian dibatasi hanya pada murid-murid kelas VI di ketiga SD

tersebut. Berikut disajikan data sebaran jumlah murid yang menjadi sampel

penelitian:

Tabel 5.1 Distribusi jumlah subjek penelitian pada murid SDN kelas VI se-Desa Padang Loang

Sumber : Putri, IN. Efek Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Upaya Menurunkan Indeks Plak pada Murid Kelas VI Sekolah Dasar, Laporan Hail Penelitian, 2012; hal 37.

Pada hasil penelitian ini, peneliti membagi jumlah subjek di tiap sekolah

dasar sama besar ke dalam dua kelompok dengan tujuan memudahkan perbandingan

jumlah subjek pada saat dilakukan perhitungan baik itu secara kuantitas maupun

prosentase dari tiap variabel.

44

No. Nama SekolahJumlah sampel

TotalKelompok Kontrol

Kelompok Perlakuan

1 SD Inpres Padang Loang 7 8 152 SD Negeri 260 Banga 8 8 163 SD Inpres Palita 10 9 19

Total 50

Page 45: Proposal Skripsi Indah Edit

Tabel di atas menunjukkkan sebaran jumlah sampel pada ketiga sekolah

dasar yang menjadi populasi penelitian. Di SD Inpres Padang Loang 15 subjek, 7

orang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol dan 8 orang ke kelompok perlakuan.

Di SD Negeri 260 Banga terdapat 16 subjek, 8 orang dimasukkan ke dalam

kelompok kontrol dan 8 orang ke kelompok perlakuan. Di SD Inpres Palita terdapat

19 subjek, 10 orang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol dan 9 orang ke

kelompok perlakuan.

NO Sekolah Dasar Kelompok N

Skor Plak x (SD)

pPretest(SD)

Posttest(SD)

1.SD Inpres Padang Loang

Perlakuan 8 1.90(0.70) 1.55(0.69) 0.35(0.22)

0.01*

Kontrol 7 2.25(0.79) 2.47(0.75) 0.22(0.19)

2. SDN 260 BangaPerlakuan 8 2.05(0.97) 1.78(0.92) 0.27(0.21)Kontrol 8 2.28(0.78) 2.54(0.83) 0.26(0.26)

3. SD Inpres PalitaPerlakuan 9 3.50(0.46) 2.92(0.12) 0.58(0.34)Kontrol 10 2.73(0.63) 2.97(0.62) 0.23(0.13)

Tabel 5.2 Distribusi skor plak rata-rata pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan perlakuan

Keterangan: *uji t berpasangan, p<0.05 = bermakna

Sumber : Putri, IN. Efek Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Upaya Menurunkan Indeks Plak pada Murid Kelas VI Sekolah Dasar, Laporan Hail Penelitian, 2012; hal 38.

Pada tabel 5.2 memperlihatkan distribusi skor plak rata-rata pretest dan

posttest pada kedua kelompok subjek, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Untuk

SD Inpres Padang Loang, pada kelompok perlakuan dengan jumlah subjek 8 orang,

didapatkan skor plak pretest 1.90(0.70), posttest 1.55(0.69), terjadi penurunan

sebesar 0.35(0.22). Pada kelompok kontrol dengan jumlah subjek 7 orang, skor plak

45

Page 46: Proposal Skripsi Indah Edit

pretest 2.25(0.79), posttest 2.47(0.75), terjadi peningkatan sebesar 0.22(0.19). Untuk

SDN 260 Banga, pada pada kelompok perlakuan dengan jumlah subjek 8 orang,

didapatkan skor plak pretest 2.05(0.97), posttest 1.78(0.92), terjadi penurunan

sebesar 0.27(0.21). Pada kelompok kontrol dengan jumlah subjek 8 orang, skor plak

pretest 2.28(0.78), posttest 2.54(0.83), terjadi peningkatan sebesar 0.26(0.26). Untuk

SD Inpres Palita, pada pada kelompok perlakuan dengan jumlah subjek 9 orang,

didapatkan skor plak pretest 3.50(0.46), posttest 2.91(0.12), terjadi penurunan

sebesar 0.58(0.34). Pada kelompok kontrol dengan jumlah subjek 10 orang, skor plak

pretest 2.73(0.63), posttest 2.97(0.62), terjadi peningkatan sebesar 0.23(0.13).

Dari tabel ini juga diperoleh hasil uji statistik di peroleh hasil yang signifikan

(p < 0,05) untuk selisih nilai skor plak rata-rata pretest dan posttest pada kelompok

perlakuan dan kontrol. Ini menunjukkan bahwa terdapat efek yang bermakna dari

pemberian penyuluhan dan pelatihan cara sikat gigi yang benar terhadap penurunan

plak gigi pada murid sekolah dasar.

46

Page 47: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama sebulan di tiga sekolah yang berbeda. Pada

hari pertama, peneliti mendatangi sekolah untuk melakukan pengukuran skor plak

awal pada kedua kelompok, sekaligus memberikan intervensi berupa penyuluhan dan

pelatihan cara sikat gigi yang benar kepada kelompok perlakuan. Tujuh hari

kemudian, peneliti kemudian mendatangi sekolah yang sama untuk melakukan

pengambilan data skor plak akhir pada kedua kelompok. Hal yang sama dilakukan

pada tiap sekolah. Jumlah sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.2 memberikan gambaran mengenai rata-rata selisih skor plak pretest

dan posttest pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada setiap sekolah

dasar. Untuk kelompok perlakuan, terjadi penurunan skor plak disemua kelompok

sekolah dasar, yang mana penurunan skor plak terbesar terjadi pada subjek kelompok

Sekolah Dasar Inpres Palita, yaitu sebesar 0.58(0.34), sedangkan penurunan skor

plak terkecil terjadi pada subjek kelompok Sekolah Dasar Negeri 260 Banga yaitu

sebesar 0.27 (0.21). Untuk kelompok kontrol justru terjadi sebaliknya, yaitu terjadi

peningkatan skor plak pada semua kelompok sekolah dasar. Peningkatan skor plak

terbesar terjadi pada kelompok Sekolah Dasar Negeri 260 Banga sebesar 0.26(0.26),

dan peningkatan skor plak terkecil terjadi pada kelompok Sekolah Dasar Inpres

Padang Loang sebesar 0.22(0.19).

47

Page 48: Proposal Skripsi Indah Edit

Kemudian dilakukan uji t berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan penurunan

plak pada murid kelas VI sekolah dasar. Hal ini dilakukan dengan membandingkan

skor plak rata-rata pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan selisih

skor plak rata-rata pretest dan posttest. Hasilnya menggambarkan bahwa terdapat

efek atau pengaruh dari pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan terhadap murid-

murid sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2 dengan nilai p=0.01 (p<0.05

berarti terdapat hubungan yang signifikan).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Simson

Damanik dan Evi D. Sinaga (2002). Penelitian tersebut dilakukan terhadap murid-

murid kelas VI di dua SD negeri Medan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

penyuluhan dan pelatihan sikat gigi yang diberikan kepada anak-anak sekolah dasar

cukup efektif untuk menurunkan indeks plak gigi dan efek ini masih bertahan sampai

tiga minggu setelah penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan.

Selain itu, hasil penelitian kesehatan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas

I–VI SDN Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur

oleh Silvia Anitasari dan Liliwati (2005) menunjukkan bahwa siswa-siswi yang

sudah pernah mendapat penyuluhan dan pelatihan cara menyikat gigi yang baik dan

benar, didapati bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut mereka termasuk sedang.

Hal ini menunjukkan proses belajar yang mereka dapat melalui program penyuluhan

dan pelatihan yang diberikan setiap tahun dapat dimengerti dan dipraktekkan oleh

siswa dan siswi ini.

48

Page 49: Proposal Skripsi Indah Edit

BAB VII

PENUTUP

7.1. SIMPULAN

Pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada

murid-murid kelas VI sekolah dasar cukup efektif untuk menurunkan indeks plak

gigi.

7.2. SARAN

1. Pengenalan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut hendaknya

diberikan sejak usia dini.

2. Perlu upaya yang berkelanjutan dan sinergis antara pihak sekolah dan

tenaga kesehatan gigi agar murid-murid sekolah dasar bisa menjaga

kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik dan benar.

49

Page 50: Proposal Skripsi Indah Edit

DAFTAR PUSTAKA

1. Said F, Rahmawati I, Hadayati S. Gambaran kebersihan gigi mulut dan pengetahuan cara menyikat gigi murid SD negeri Hapingin kelas IV dan V Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Buletin Penelitian RSUD Dr Soetomo 2009 Sep; 3(11): 148-150

2. Situmorang N. Status dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah di 8 Kecamatan di Kota Medan. Dentika Dental Journal 2008 Dec; 2(3):115-9.

3. Darwita RR, Rahardjo A, Amalia R. Penerimaan guru SDN 03 Senen terhadap program sikat gigi bersama di dalam kelas pada murid kelas 1 dan 2. Cakradonya Dent J 2010 Dec; 2(2):159-250.

4. Hamsar A. Perbandingan sikat gigi yang berbulu halus (soft) dengan sikat gigi yang berbulu sedang (medium) terhadap manfaatnya menghilangkan plak pada anak usia 9-12 tahun di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah tahun 2005. Jurnal Ilmiah PANNMED. 2006 Jul; 1(1):20-3.

5. Hariyani N, Setyo L, Soedjoko. Mengatasi kegagalan penyuluhan kesehatan gigi pada anak dengan pendekatan psikologi. Dentika Dental Journal 2008; 1(13):80-4

6. Darwita RR, Novrinda H, Budiharto. Efektivitas program sikat gigi bersama terhadap risiko karies gigi pada murid sekolah dasar. J Indon Med Assoc 2011 Mei:204-9

7. Riyanti E, Chemiawan E, Rizalda RA. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. 2005

8. Rusli M, Gondhoyoewono T. Pengaruh metode bermain terhadap penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. PDGI Online

9. Soekidjo N. Promoso kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.

10. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui perubahan perilaku anak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Diunduh dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf.

50

Page 51: Proposal Skripsi Indah Edit

11. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC; 2001, p. 67

12. Farani W, Sudarso ISR. Pengaruh perbedaan menyikat gigi dengan metode horisontal dan vertikal terhadap pengurangan plak pada anak Perempuan Usia 12 Tahun. Dentika Dental Journal 2008; 2(13):108-111.

13. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC; 2009, p. 59-60, 112-120

14. Hamrun N, Rathi M. Perbandingan status gizi dan karies gigi pada murid SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makassar. Jurnal Dentofasial 2009; 1(8):27-34.

15. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus periodonti. 4 th ed. Jakarta: EGC; 2005, p.15-6, 73-5

16. Yanti GN, Natamiharja L. Pemilihan dan pemakaian sikat gigi pada murid-murid SMA di Kota Medan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Dentika Dental Journal 2005; 1(10): 28-32.

17. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj Ked Gigi 2005 Jul:130-4

18. Amalia R. Manajemen nasehat nutrisi dalam praktek dokter gigi. Jurnal Kedokteran Gigi Dentofasial 2011 Feb. 1(10):55-9

51