proposal rumah sehat edit
DESCRIPTION
artikelTRANSCRIPT
PROPOSAL
PENYULUHAN RUMAH SEHAT
A. Latar Belakang
Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat
tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia
bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah dihutan-
hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun
rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Rumah pada
dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang.
Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian,
namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera.
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan jkeadaan hiegene
dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh WHO bahwa perumahan yang
tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kajadian penyakit di
masyarakat. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan
besar namun ruah yang sederhana dapat menjadi rumah yang sehat dan layak huni.
Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang perumahan
dan pemukiman No.4/1992 Bab III Pasal 5 ayat 1 yang berbubnyi “ Setiap warga Negara
mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang
layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur”
Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus
memenuhi kriteria kenyamanan., keamanan, dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif ( Munif Arifin, 2009 ). Rumah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan,
dimana kecendrungannya semakin meningkat akhir – akhir ini. Penyakit – penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Keadaan
tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan
lingkungan ( Munif Arifin 2009 ).
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan
jasmani dan rohani yang memdahkan terjadinya penyakit dan mengurangi daya kerja
atau daya produktif seseorang. Timbulnya permasalahn kesehatan di lingkungan
pemukman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya
( Notoatmodjo, 2003). Pada standar pelayanan minimal Puskesmas Sleman cakupan
rumah sehat dari beberapa desa pada kecamatan Sleman didapatkan hasil 62,69% dari
target Dinkes 2013 100% sehingga menjadi salah satu masalah. Setelah mengidentifikasi
masalah, untuk mengetahui penyebab dari cakupan rumah sehat, maka dilakukan
penyuluhan kedesa-desa yang dijadikan target sasaran untuk memenuhi standar rumah
sehat.
B. Dasar Pemikiran
- Undang – undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan
hunian. Rumah adalah tempat tujuan akhir manusia.
- ( Hindarto, 2007 ) rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagiseluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktifitas setiap penghuninya
dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor –
faktor yang dapat merugikan kesehatan
- (WHO) sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan ( kecacatan ).
C. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Penyuluhan Rumah Sehat” yang dilakukan di Balai Desa
Salaman, Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
D. Tujuan
- Tujuan Umum
a. Demi tercapainya perumahan dan pemukiman sehat menurut UU No 4 tahun
1992
b. Meningkatnya pengadaan rumah sehat yang integral dengan peningkatan
keadaan sehat masyarakat desa salaman, kabupaten magelang
- Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat diharapkan dapat :
a. Mengetahui pengertian dan ciri-ciri rumah sehat
b. Mengetahui manfaat dan pentingnya rumah sehat
c. Mengetahui tentang teknik perawatan rumah sehat
d. Mengetahui dampak jika tidak mempunyai rumah sehat.
E. Manfaat
- Diharapkan masyarakat sadar pentingnya rumah sehat dan memahami ciri-ciri rumah
sehat yang bisa dijadikan standar untu rumah mereka
- Diharapkan masyarakat termotivasi menjadikan rumah mereka yang sebelumnya tidak
termasuk kriteria rumah sehat bisa menjadi rumah sehat sebagai tempat ternyaman di
keluarga
F. Bentuk Kegiatan
“PENYULUHAN RUMAH SEHAT”
Tujuan
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya rumah sehat dan
memotivasi masyarakat dalam pengadaan rumah sehat
Agenda Kegiatan
Penyuluhan dengan menggunakan media LCD yang disertai beberapa gambar-
kasus terkait rumah sehat, pre test, post test, dan tanya jawab.
- Hari / Tanggal : Jum’at, 25 April 2014
- Tempat : Balai desa, desa salaman
- Sasaran : Masyarakat sekitar desa salaman
( target awal : perwakilan 50 KK )
G. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan yang direncanakan dapat
kami realisasikan dengan baik dan sesuai dengan keinginan serta dapat memberi
manfaat bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Salaman serta seluruh pihak
pada umumnya. terima kasih.
Panitia Pelaksana
“Penyuluhan rumah SEHAT”
Ketua, Sekretaris,
Bayu Setyo Notokusumo Lita Muliawati
NIM. 011.06.00 NIM. 011.06.00
Mengetahui,
Penanggung Jawab
Putu Bagus Arisadika
NIM. 011.06.00
Lampiran I
AGENDA ACARA PENYULUHAN
Waktu Acara
07.30 - 08.00 Persiapan panitia
08.00 - 08.30 Registrasi peserta + senam sehat
08.30 - 08.45 Pembukaan
08.45 - 09.00 Sambutan kepala desa salaman
09.00 - 09.15 Sambutan Kepala Puskesmas Salaman I
09.15 - 09.30 Sambutan Ketua Panitia
09.30 - 09.45 Pre Test
09.45 – 11.30 Penyuluhan
10.30 – 11.00 Tanya jawab dan doorprise
11.00 - 11.15 Post Test
11.15 – selesai Penutupan
Lampiran II
STRUKTUR KEPANITIAAN
PENYULUHAN RUMAH SEHAT
Pelindung/ penasehat :
dr. Iing
dr. Mona
Penanggung Jawab :
Kepala Puskesmas : Putu Bagus Arisadika
Organizing Comitte (OC) :
Ketua : Bayu Setyo Notokusumo
Wakil ketua : Annisa Rahmani
Sekertaris : Lita Muliawati
Bendahara : Yunix Saumiljan
Divisi Acara : Deden Jinar wahyudi
Siti Sri Suryani
Divisi Konsumsi : Nuzulul Candra Handayani
Putu Bagus Arisadika
Divisi Publikasi
dan Dokumentasi : M Aris Munandar
Putu Bagus Ananta Y
Divisi Perlengkapan
dan Transportasi : Rita Kamelia
Lampiran III
RANCANGAN ANGGARAN
PENYULUHAN RUMAH SEHAT
No. Anggaran Rincian Jumlah
I. Konsumsi
Snack
Nasi kotak
Soft drink (jus buah)
50 x @ Rp 6.000,-
50 x @ Rp 20.000,-
50 x @ Rp 5.000,-
Rp 300.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 250.000, -
II. Publikasi dan Dokumentasi
Spanduk 2 x @ Rp 75.000,- Rp 150.000,-
III. Perlengkapan dan Transportasi
Alat tulis (kertas, spidol)
Sewa LCD
Sewa speaker + microfone
Kursi
Doorprize
Cendera mata
Rp 100.000,-
Rp 60.000,-
Rp 150.000,-
50 x @ Rp 5.000,-
15 x @ Rp 20.000,-
Rp 150.000,-
Rp 100.000,-
Rp 60.000,-
Rp 150.000,-
Rp 250.000,-
Rp 300.000,-
Rp 150.000,-
IV. Dana Tak Terduga Rp 300.000,-
VI. Total Rp 3.010.000,-
Lampiran IV
RENCANA MATERI DAN KUESIONER
PENYULUHAN RUMAH SEHAT
RUMAH SEHAT
Definisi Rumah Sehat
Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas lelah, beristirahat
setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari, sebagai tempat bergaul dengan
keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya, sebagai lambang status
sosial, tempat menyimpan kekayaan (Azwar, 1996).
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan sebagai tempat berlindung, dimana
lingkungan dari struktur tersebut berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (WHO dalam Keman,
2005).
Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah
yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI, 2003).
Dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga
seluruh anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar rumah (Azwar, 1996):
1) Lingkungan di mana masyarakat itu berada, baik fisik, biologis, sosial.
Suatu daerah dengan lingkungan fisik pegunungan, tentu saja perumahannya berbeda
dengan perumahan di daerah pantai. Selanjutnya masyarakat yang bertempat tinggal
di daerah lingkungan biologis yang banyak hewan buasnya tentu saja mempunyai
bentuk rumah yang lebih terlindung, dibanding dengan perumahan di lingkungan
biologis yang tidak ada hewan buasnya. Demikian pula lingkungan sosial, seperti
adat, kepercayaan dan lainnya, banyak memberikan pengaruh pada bentuk rumah
yang didirikan.
2) Tingkat sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan yang dipunyai,
tersedianya bahan-bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan dan atau dibeli dan lain
sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara relatif akan
mempunyai perumahan yang lebih baik, dibanding dengan masyarakat miskin.
3) Tingkat kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi bangunan. Masyarakat
yang telah maju teknologinya, mampu membangun perumahan yang lebih komplek
dibandingkan dengan masyarakat yang masih sederhana.
4) Kebijaksanaan pemerintah tentang perumahan menyangkut tata-guna tanah, program
pembangunan perumahan (RumahSederhana, Rumah Susun (Rusun), Rumah Toko
(Ruko), Rumah Kantor (Rukan)
Syarat Rumah Sehat
Rumah sehat menurut Winslow dan APHA (American Public Health Association) harus
memiliki syarat, antara lain:
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan (ventilasi),
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan/suara yang mengganggu.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman bagi masing-
masing penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah, lingkungan tempat tinggal yang memiliki tingkat
ekonomi yang relatif sama.
3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran.
4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain
bangunan yang kokoh, terhindar dari bahaya kebakaran, tidak menyebabkan keracunan
gas, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya.
Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat
Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan kesehatan perumahan. meliputi 3 lingkup kelompok komponen penilaian,
yaitu :
1) Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana
pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2) Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran,
pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3) Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang sampah
pada tempat sampah.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah :
1) Langit-langit
Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat menahan debu dan
kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah
dibersihkan.
2) Dinding
Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan
angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding
harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik
sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
3) Lantai
Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak,
permukaan lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie (1989), lantai tanah sebaiknya
tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat
menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk
mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari
permukaan tanah.
4) Pembagian ruangan / tata ruang
Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan fungsinya.
Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah :
a. Ruang untuk istirahat/tidur
Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur orang tua dengan kamar
tidur anak, terutama anak usia dewasa. Tersedianya jumlah kamar yang cukup
dengan luas ruangan sekurangnya 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.
b. Ruang dapur
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil pembakaran
dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur harus memiliki
ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar.
c. Kamar mandi dan jamban keluarga
Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit memiliki satu lubang ventilasi untuk
berhubungan dengan udara luar.
5) Ventilasi
Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan dan pengeluaran
udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar
diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya :
a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah
keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.
b. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan, dari
pabrik, sampah, debu dan lainnya.
c. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang
jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih
lancar.
6) Pencahayaan
Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan kebutuhan
manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan cahaya
buatan. Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan.
a. Pencahayaan alamiah
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain untuk
penerangan, sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar,
1996). Suatu cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan alam yang terdapat
dalam sebuah rumah adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup;
bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang
terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar.
b. Pencahayaan buatan
Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu minyak
tanah, listrik dan sebagainya. (Azwar, 1996).
7) Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen, bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain. Sesuai kriteria Permenkes tentang rumah sehat,
dikatakan memenuhi syarat jika ≥ 8 m2 / orang.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan
dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut :
a. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di
Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No.
01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).
Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain :
- Syarat fisik
Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara
sehingga menimbulkan rasa nyaman.
- Syarat kimia
Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang
berbahaya bagi kesehatan.
- Syarat bakteriologis
- Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Misal sebagai petunjuk
bahwa air telah dicemari oleh faces manusia adalah adanya E. coli karena
bakteri ini selalu terdapat dalam faces manusia baik yang sakit, maupun orang
sehat serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.
b. Jamban (sarana pembuangan kotoran)
Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh keluarga atau
sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu :
- Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
- Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan / air tanah.
- Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
- Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
- Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
Ada 4 cara pembuangan tinja (Azwar, 1996), yaitu :
- Pembuangan tinja di atas tanah
Pada cara ini tinja dibuang begitu saja diatas permukaan tanah, halaman rumah,
di kebun, di tepi sungai dan sebagainya. Cara demikian tentunya sama sekali
tidak dianjurkan, karena dapat mengganggu kesehatan.
- Kakus lubang gali (pit privy)
Dengan cara ini tinja dikumpulkan kedalam lubang dibawah tanah, umumnya
langsung terletak dibawah tempat jongkok. Fungsi dari lubang adalah
mengisolasi tinja sehingga tidak memungkinkan penyebaran bakteri. Kakus
semacam ini hanya baik digunakan ditempat dimana air tanah letaknya dalam.
- Kakus Air (Aqua pravy)
Cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya lubang kakus dibuat dari
tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung dibawah tempat
jongkok. Cara kerjanya merupakan peralihan antara lubang kakus dengan septic
tank. Fungsi dari tank adalah untuk menerima, menyimpan, mencernakan tinja
serta melindunginya dari lalat dan serangga lainnya.
- Septic Tank
- Septic Tank merupakan cara yang paling dianjurkan. Terdiri dari tank
sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air masuk dan mengalami proses
dekomposisi yaitu proses perubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana
(penguraian).
c. Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan
tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
(Chandra, 2007). Menurut Azwar (1996) air limbah dipengaruhi oleh tingkat
kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan
masyarakat, makin kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui.
Air limbah adalah air tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil
perbuatan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :
- Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.
- Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.
- Limbah industri.
d. Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas
manusia, yang dianggap sudah tidak bermanfaat. Entjang (2000) berpendapat agar
sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuangannya, seperti tempat sampah yaitu tempat penyimpanan sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang (dimusnahkan).
Syarat tempat sampah adalah :
- Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak mudah bocor,
kedap air.
- Harus ditutup rapat sehinga tidak menarik serangga atau binatang-binatang
lainnya seperti tikus, kucing dan sebagainya.
QUESTIONER’
1. Apa definisi rumah sehat ?
a. Rumah yang bebas kotoran c. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan
b. Rumah yang mewah d. Rumah yang memiliki taman
2. Apa saja salah satu syarat rumah sehat ?
a. Ada petugas kebersihan c. Memiliki jamban bersih
b. Rumah yang terbuat dari tanah d. Rumah yang memiliki lahan yang luas
3. Bagaimana agar memiki rumah sehat ?
a. Menjaga kebersihan rumah dan tidak membuang sampah sembarangan
b. Membersihkan pekarang rumah saja
c. Rumah tidak diterangi oleh cahaya matahari
d. Dapur rumah saja yang harus dibersihkan setiap hari
4. Apa saja indikator penilain rumah sehat ?
a. Rumah bersusun, memliki dapur, tudak ada pencahyaan yang baik
b. Jamban bersaman dapur bersama, dan tempat pembuangan sampah bersama
c. Rumah tidak ada halaman, padat penduduk
d. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi,
sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar rumah ?
a. Faktor biologis c. Faktor sosial
b. Faktor ekonomi d. Benar semua