laporan rumah sehat edit

26
LAPORAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1 Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas I Disusun Oleh : 1. Afrina Reri W NIM.P0712002002 2. Anisa Nur H NIM.P0712002005 3. Dina Nur F NIM.P0712002011 4. Erman Suryana NIM.P0712002015 5. Intan Novaris A NIM.P0712002020 6. Laili Kusuma A NIM.P0712002024 7. Nanda Nur Fatmi A NIM.P0712002028 8. Rahmat Mitasari NIM.P0712002032 9. Risma Dewi A NIM.P0712002036 10. Umu Habibah NIM.P0712002040 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN

Upload: umu-habibah-gunadi

Post on 18-Dec-2015

129 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

cfvghjk

TRANSCRIPT

LAPORAN

RUMAH SEHATDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas I

Disusun Oleh :1. Afrina Reri W

NIM.P07120020022. Anisa Nur H

NIM.P0712002005

3. Dina Nur F

NIM.P07120020114. Erman SuryanaNIM.P07120020155. Intan Novaris ANIM.P07120020206. Laili Kusuma ANIM.P07120020247. Nanda Nur Fatmi ANIM.P07120020288. Rahmat MitasariNIM.P07120020329. Risma Dewi A

NIM.P071200203610. Umu Habibah

NIM.P0712002040

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2015BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPerumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009).Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkunganpemukiman pada dasarnya disebabkan karenatingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

B. Rumusan MasalahBagaimana hasil identifikasi Rumah Sehat di Dusun Nyamplung Kidul?

C. Tujuan PenulisanUntuk mengidentifikasi Rumah Sehat di Dusun Nyamplung Kidul

BAB IILANDASAN TEORI

A. Pengertian Rumah Sehat

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat dengan air bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana pembersihan, serta berada di tempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang .

B. Fungsi RumahFungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip dari Azwar adalah :1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melasanakan kewajiban sehari-hari.2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.C. Persyaratan Rumah SehatMenurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :

a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.

b. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi.

c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.

e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes RI, 2007).

a. Memenuhikebutuhanpsikologisantaralainprivacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.

b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

c. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :

a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22C - 30C sudah cukup segarb. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau. c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai. d. Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.e. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis.f. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak- anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain yang membahayakan.Memenuhi kebutuhan psychologis, yang meliputi :

a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri.b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.

c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.d. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun.e. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga menyenangkan bila dipandang.

Mencegah penularan penyakit, yang meliputi.

a. Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan

b. Bebas dari kehidupan serangga dan tikus

c. Pembuagan sampah

d. Pembuangan air limbah.

e. Pembuangan Tinja

f. Bebas pencemaran makanan dan minuman.

Mencegah terjadinya kecelakaan yaitu rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).Menurut Soedjajadi (2006), persyaatan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:

a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.

b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.

c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas.

d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat dihindari.

Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruanggerakyangcukup,terhindardarikebisingan yang mengganggu.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu :

1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebi singan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan pena taan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit, air, makanan, limbah, dan kepadatan hunian ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan perumahan menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :

1. Lokasia. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan.2. Kualitas udaraa. Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

b. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

c. g/m3 ;(g maksimum 150 (Debu dengan diameter kurang dari 10

d. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

e. Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg e. Prasarana dan sarana lingkungan

5. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;6. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;7. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;8. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan; 9. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;10. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan11. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya; 12. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya; 13. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.14. Vektor penyakita. Indeks lalat harus memenuhi syarat.

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.15. PenghijauanPepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :1. Bahan bangunana. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 , asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.2. Komponen dan penataan ruangana. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan;

c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

3. PencahayaanPencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.4. Kualitas udaraa. Suhu udara nyaman antara 18 30 o C;

b. Kelembaban udara 40 70 %;

c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

d. Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;

e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m35. Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai. 6. Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah7. Penyediaan aira. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8. Pembuangan Limbaha. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

9. Sarana Penyimpanan MakananTersedia sarana penyimpanan makanan yang aman

10. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.Persyaratantersebutdiatasberlakujuga terhadap kondominium, rumah susun (rusun), rumah took (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman. Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab pengembangatau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

DAFTAR PUSTAKABudiman Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC

Chandra.2007. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC

Mahfoedz, Irham.2008, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit. Jogyakarta.

Munif Arifin, 2009. Rumah Sehat dan Lingkunganya. diakses dari environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suhadi, 2007. Penyakit Tuberkolosis Paru. Diakses dari www.clubpenakita.blogspot.com/2009/06/penyakit-tuberkulosis-paru.html, November 2011.

Sanropie, D. 1991. Pengawasan Penyeharan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Dirjen PPM dan PLP.

BAB IIIPEMBAHASAN

Indikator penilaian rumah sehat ada 3, yaitu pemeriksaan secara umum, komponen rumah dan sarana sanitasi lingkungan.

1. Umum

a. Lokasi/letak

Persyaratan minimal pada kriteria ini adalah rumah tidak di daerah rawan bencana/kecelakaan. Dari kesepuluh rumah yang kami survei, keseluruhan tidak berada pada lokasi yang rawan bencana/kecelakaan.

b. Luas lahan

Peryaratan minimal pada kriteria adalah luas lahan dengan luas 90 m. Dari sepuluh rumah yang kami survei, keseluruhannya sudah diatas dari dari angka persyaratan minimal yang ada.

2. Komponen rumah

a. Atap langit-langit

Peryaratan minimal pada kriteria adalah tidak bocor, 50% luas rumah, tinggi 2,75m, bersih dan tidak rawan kecelakaan. Dari kesepuluh rumah yang kami survei, hampir semua rumah sudah memenuhi keriteria, hanya saja masih ada yang belum seperti: masih ada 1 rumah yang atapnya bocor, masih ada 1 rumah yang tampak kotor atapnya, dan 1 rumah yang masuk rawan kecelakaan dikarenakan memiliki tangga dengan desain berlubang sehingga akan berbahaya jika ada anak kecil yang melalui tangga tersebut. Jika hujan, atap yang bocor kemungkinan bisa menyebabkan lantai licin yang dapat mengakibatkan kecelakaan.b. Dinding

Peryaratan minimal pada kriteria adalah kuat dan tidak lembab. Dari kesepuluh rumah yang telah disurvei, hanya 1 yang masih belum memenuhi semua kriteria, yaitu dindingnya lembab membuat bakteri lebih cepat berkembang biak.c. Lantai

Peryaratan minimal pada kriteria adalah kedap air, bersih, dan tidak lembab. Dari kesepuluh rumah yang kami survei, semuanya telah memenuhi kriteria.

d. Jendela

Peryaratan minimal pada kriteria adalah ada disetiap ruangan tidur, luas 10% dari L ruangan, dan 50% dapat dibuka. Dari kesepuluh rumah yang kami survei, ada 1 rumah yang belum keseluruhan pada ruangan tidurnya terdapat jendela, ada 1 rumah yang luas jendelanya kurang dari 10% dari luas ruangan, dan ada 1 rumah yang jendelanya tidak dibuka. Jendela yang tidak bisa dibuka mengakibatkan sirkulasi udara tidak lancar sehingga e. Pintu/daun pintu

Peryaratan minimal pada kriteria adalah ada di setiap ruangan. Dari kesepuluh rumah yang kami survey semua rumah memenuhi kritera pintu/daun pintu ada di setiap ruangan.

f. Ventilasi (alam/buatan)

Peryaratan minimal pada kriteria adalah ada sirkulasi udara lancar, dilengkapi kasa nyamuk (bila ventilasi alam). Dari kesepuluh rumah yang kami survei, semuanya memenuhi kriteria ada, sirkulasi udara lancar akan tetapi ada 7 rumah yang tidak memenuhi kriteria dilengkapi kassa nyamuk.Jika tidak terdapat kassa nyamuk maka dikhawatirkan nyamuk lebih mudah masuk ke dalam rumah sehingga risiko terjangkitnya DBD dan malaria lebih besar.g. Pencahayaan

Peryaratan minimal pada kriteria adalah disetiap ruangan cukup terang, dapat untuk membaca koran. Dari kesepuluh rumah yang kami survei 2 rumah tidak memenuhi kriteria disetiap ruangan cukup terang dan ada 1 rumah tidak memenuhi kriteria dapat untuk membaca koran. Ruangan dengan pencahayaan yang kurang lebih disenangi oleh nyamuk serta akan menyebabkan kerusakan mata saat membaca.

h. Lubang asap dapur

Peryaratan minimal pada kriteria adalah ada lubang asap dapur. Dari kesepuluh rumah yang kami survei ada 3 rumah yang tidak ada lubang asap dapur. Kurangnya sirkulasi udara di dapur menyebakan risiko ISPA lebih tinggi.i. Kepadatan penghuni

Peryaratan minimal pada kriteria adalah luas kamar 8 m2 per orang. Dari kesepuluh rumah yang kami survei semua rumah telah memenuhi kriteria. Semakin padatnya penghuni di dalam suatu rumah, dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan lebih tinggi jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit.j. Pengaturan ruangan

Peryaratan minimal pada kriteria adalah ada ruang tamu, ada ruang tidur, ada dapur, tersedia kamar mandi/wc, ada gudang. Dari kesepuluh rumah yang kami survei ada tiga rumah yang tidak memiliki gudang, sedangkan untuk pengaturan rumah yang lain sudah memenuhi kriteria minimal pengaturan rumah. Gudang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang yang tidak dipakai. Mungkin belum dipakai, atau memang sudah tidak dipakai lagi. Dengan tidak adanya gudang, kemungkinan barang-barang yang tidak dipakai tersebut berada di suatu ruangan yang kemungkinan bisa membuat ruangan tersebut menjadi lebih sempit.3. Sarana sanitasi lingkungan

a. Sarana air bersih (sumur, PAM, PAH)Dari 10 rumah yang telah kami survey, semuanya telah memiliki sumur pribadi yang jauh dari sumber resapan air.

b. Jamban

Peryaratan minimal pada kriteria adalah adanya jamban yang memenuhi syarat, merupakan jamban milik sendiri dan digunakan oleh anggota keluarga. Menurut persyaratan tersebut semua rumah telah memenuhi syarat minimal ketersediaan jamban.c. Sarana pembuangan air limbah RT

Peryaratan minimal pada kriteria adalah adanya tempat sampah dapur dan terdapat penampungan sampah sementara diluar rumah. Terdapat satu rumah yang tidak memiliki tepat sampah dapur, sedangkan sembilan rumah yang lain telah memenuhi syarat. Tempat sampah di dapur digunakan untuk membuang limbah dari dapur, agar limbah/sampah tersebut tidak berserakan dan mencegah adanya lalat.d. Drainase

Semua rumah memiliki drainase yang baik.

e. Serangga & binatang pengganggu

Masih ada enam dari 10 rumah yang terdapat serangga dan binatang pengganggu. Dua rumah mengatakan terkadang ada tikus. Dengan adanya tikus, meningkatkan risiko terjangkit virus leptosperosis.f. Kandang ternak (jika ada)

Dari 10 rumah masih ada satu rumah yang memiliki kandang burung di dalam rumah, sedangkan dua rumah tidak memiliki kandang ternak sedangkan sisanya memiliki kandang ternak yang sudah terpisah dengan rumah. Rumah tersebut meletakkan rumah burung di dalam rumahnya. Kotoran dari burung tersebut memungkinkan terdapat bakteri dan udara yang ada bisa menyebarkan bakteri tersebut di dalam rumah. Selain itu, bau yang ditimbulkan juga bisa mengganggu.g. Jentik

Ada dua dari sepuluh rumah yang masih terdapat jentik nyamuk dalam bak mandi. Jentik mengindikasikan bahwa nyamuk telah menetaskan telurnya di dalam bak mandi. Hal itu meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit DBD.Dari kriteria umum meliputi lokasi dan luas lahan. Berdasarkan kriteria tersebut dari 10 rumah yang kami survey semua memenuhi kriteria umum tersebut.

BAB IV

PENUTUPA. Kesimpulan Dari 10 rumah yang diobservasi, 2 dari 10 rumah memenuhi semua persyaratan minimal untuk indicator rumah sehat di wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1B. Saran 1. Bagi petugas puskesmas Gamping I supaya meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan tentang sanitasi dan melakukan survey rumah sehat secara rutin pada warga di wilayah kerja puskesmas

2. Bagi masyarakat supaya meningkatkan kebersihan rumah secara rutin dan melengkapi indikator rumah sehat yang belum terpenuhi secara optimal

NoItem PemeriksaanPersyaratan MinimalRumah Ke-

12345678910

AUmum

1. Lokasi/letakTidak di daerah rawan bencana/kecelakaan

2. Luas lahan90 m

BKomponen rumah

1. Atap langit-langitTidak bocor-

50% luas rumah

Tinggi 2,75 m

Bersih

Tidak rawan kecelakaan-

2. DindingKuat

Tidak Lembab-

3. LantaiKedap air

Bersih-

Tidak lembab

4. JendelaAda disetiap ruangan tidur-

Luas 10% dari L ruangan-

50% dapat dibuka-

5. Pintu/daun pintuAda disetiap ruangan

6. Ventilasi (alam/buatan)Ada, sirkulasi udara lancar

Dilengkapi kasa nyamuk (bila ventilasi alam)----

7. PencahayaanDisetiap ruangan cukup terang--

Dapat untuk membaca koran-

8. Lubang asap dapurAda lubang asap dapur--

9. Kepadatan penghuni8 m per orang

10. Pengaturan ruanganAda ruang tamu

Ada ruang tidur

Ada dapur

Tersedia kamar mandi/wc

Ada gudang--

C

1. Sarana air bersih (sumur, PAM, PAH)Ada dan memenuhi syarat

2. JambanAda jamban dan memenuhi syarat

Milik sendiri

Digunakan oleh anggota keluarga

3. Sarana pembuangan air limbah RTDalam rumah ada tempat sampah di dapur-

Luar rumah ada lubang sampah/tempat penampungan sampah sementara

4. DrainaseAda drainase, menuntaskan air hujan

5. Serangga & binatang pengganggu--

6. Kandang ternak (jika ada)Terpisah jauh dari rumah--

JentikTidak Ada---