rumah sehat a.docx

20
BAB III PROFIL KELUARGA I. IDENTITAS Nama : Ny. F Umur : 54 tahun Jenis kelamin : Perempuan Bangsa/suku : Makassar Agama : Islam Pekerjaan : PNS Alamat : Jl. Dg. Ngadde No.4 Pemeriksaan Fisis Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 58 kg Tekanan Darah : 160/100 mmHg Nadi : 96 x/menit Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,8 0 C Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-) Leher : tidak ada kelainan Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/- Cor : SI/II reguler, murni Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal Ekstremitas : tidak ada kelainan 34

Upload: thimebachri7500

Post on 08-Jul-2016

317 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: RUMAH SEHAT A.docx

BAB III

PROFIL KELUARGA

I. IDENTITAS

Nama : Ny. F

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Dg. Ngadde No.4

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 158 cm

Berat badan : 58 kg

Tekanan Darah : 160/100 mmHg

Nadi : 96 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,8 0C

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

II. ANGGOTA KELUARGA

1) Identitas

Nama : Tn. A

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

34

Page 2: RUMAH SEHAT A.docx

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungan keluarga : Suami

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 168 cm

Berat badan : 55 kg

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 72 x/menit

Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : afebris

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

2) Identitas

Nama : Ss

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Hubungan keluarga : Anak

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 165 cm

Berat badan : 60 kg

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

35

Page 3: RUMAH SEHAT A.docx

Pernapasan : 24 x/menit

Suhu : afebris

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

3) Identitas

Nama : An

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Laki – laki

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Hubungan keluarga : Anak

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 170 cm

Berat badan : 55 kg

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : afebris

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

36

Page 4: RUMAH SEHAT A.docx

4) Identitas

Nama : Ry

Umur : 15 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Hubungan keluarga : Anak

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 155 cm

Berat badan : 40 kg

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : afebris

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

III. PROFIL KELUARGA

Pasien tersebut tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya. Suaminya berumur

53 tahun merupakan karyawan swasta. Anak-anaknya terdiri dari 1 laki-laki dan 2

perempuan. Anak pertama adalah perempuan berumur 18 tahun merupakan mahasiswa di

UNM, anak keduanya yaitu laki-laki berumur 17 tahun merupakan mahasiswa di UNM

dan anak ketiga adalah perempuan berumur 15 tahun masih bersekolah di SMA 5.

37

Page 5: RUMAH SEHAT A.docx

IV. STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang guru PNS dan suaminya

adalah karyawan swasta. Pendapatan keluarga Ny. F setiap bulannya cukup dan

bisa untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah

anaknya. Pasien ini tinggal di rumah pribadi yang terletak di Jl. Dg. Ngedde No.

4. Rumah pasien dalam kondisi baik, tertata rapi serta terawat. Sekitar rumah

yaitu bagian samping kiri dan kanannya berbatasan dengan rumah batu, dan

berada di lingkungan perumahan yang cukup padat. Peralatan rumah tangga

lengkap, dan dua unit motor.

Kondisi rumah yang ditempati oleh Ny.F dan keluarga terbilang cukup

baik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliknya. Kondisi rumah batu berlantai

ubin dengan empat kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu, satu ruang

keluarga, dan dapur. Adanya pekarangan di depan dan samping kanan rumah

dengan berbagai tanaman hias dan pepohonan yang rindang menambah estetika

dan derajat kesehatan dari rumah tersebut. Ventilasi dan pencahayaan cukup

memadai meskipun banyak pepohonan disekitar rumah. Jendela cukup memenuhi

syarat dalam proses pertukaran udara. Peralatan rumah tangga lengkap. Sumber

air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak diperoleh dari air yang

didistribusikan oleh PDAM melalui pipa dari rumah-kerumah.

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Suami pasien menderita keluhan yang sama dan sering berobat di

Poliklinik RS. Ibnu Sina. Ibu pasien juga pernah menderita keluhan yang sama

dan menderita Diabetes. Menurut keterangan dari Ny.F, sejauh ini keluarganya

tidak pernah menderita suatu penyakit berat yang memerlukan perawatan serius di

rumah sakit.

VI. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA

Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan apa yang

dibutuhkan, Akan tetapi, makanan seharian lebih banyak mengandung lemak.

Dibandingkan dengan sayuran dan buah-buahan. Namun kini keluarga Ny. F

38

Page 6: RUMAH SEHAT A.docx

mulai memperhatikan pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi,

telur, ikan, tahu, tempe dan sayur secara rutin. Sejauh ini kebutuhan pangan

keluarga Ny. F selalu tercukupi.

VII. PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,

baik dalam ruang lingkup rumah tangganya maupun anggota kelurga lainya.

Ditengah kesibukan seahari-hari, pasien selalu menyempatkan waktu untuk

berkumpul bersama anggota keluarganya. Dengan anggota keluarga yang lain,

tetap terjalin komunikasi yang baik dan cukup lancar.

VIII. LINGKUNGAN

Lingkungan tempat tinggal sudah cukup baik. Tata pemukiman disekitar

rumah pun tertata dengan baik dan rapi. Kebersihan lingkungan rumah terjaga,

begitu juga dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah Ny.F. Jalanan

di depan rumah dalam kondisi baik dan teraspal, sehingga meminimalkan

terbawanya debu oleh aktifitas jalanan. Di jalan masuk komplek perumahan ini

juga terdapat petugas keamanan yang berjaga secara bergantian, sehingga

menciptakan keamanan bagi penghuni komplek.

Gambar 1.Kondisi halaman depan rumah39

Page 7: RUMAH SEHAT A.docx

Gambar 2. Kondisi kamar tidur dengan pencahayaan yang cukup

Gambar 3. Kondisi kamar mandi yang cukup bersih

40

Page 8: RUMAH SEHAT A.docx

BAB IV

RUMAH SEHAT

I. PENGERTIAN RUMAH SEHAT

Menurut KEPMENKES RI NO.829/Menkes/SK/VII/1989,

mengungkapakan bahwa Rumah menupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian yang digunakan untuk berlindung

dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta pengembangan kehidupan

keluarga. Menurut WHO Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat

berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan

kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.1

II. SYARAT RUMAH SEHATA. Bahan Bangunan

1. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi

ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang

yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk

rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang

penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah

pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak

berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan

dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang

basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2, 3

2. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok

sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi

tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih

baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka

lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan

ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2

41

Page 9: RUMAH SEHAT A.docx

3. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di

pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat

terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya

sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu

untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat

dipertahankan. Atap seng atau asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,

disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2

4. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.

Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu

diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang

baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut ruas-

ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujung-

ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu. 2

B. Ventilasi

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk

menjaga agar aliran udara dalam rumahtersebut tetap segar. Hal ini berarti

keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya

ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang berarti kadar CO2

yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu, tidak

cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik

karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban

ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-

bakteri penyebab penyakit).2, 3

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari

bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara

yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam

kelambaban (humudity) yang optimum.2

Ada dua macam ventilasi, yakni: 2

42

Page 10: RUMAH SEHAT A.docx

a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara

alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan

sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena

juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangan lainnya ke dalam

rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari

gigitan nyamuk tersebut.

b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.

Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.

Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga

agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya dalam

ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: 2

a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.

b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan.

c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandi/WC.

d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau

exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya.

f. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

C. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak

terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya

43

Page 11: RUMAH SEHAT A.docx

matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang

baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak

cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: 2, 3

a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat

membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh

karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang

cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya

15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu

diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat

langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi

jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.

Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar

matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya

jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).

Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.

Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi

genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya dengan

pecahan kaca.

b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,

seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.

D. Luas Bangunan Rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia

di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan,

kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Kebutuhan

minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan

sebagai berikut: 2

kebutuhan luas per jiwa

kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)

kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)

44

Page 12: RUMAH SEHAT A.docx

kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan

yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan

(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya

konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan

mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum

adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang. 2

E. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilita-fasilitas sebagai berikut: 3, 4

a. Penyediaan air bersih yang cukup

b. Pembuangan tinja

c. Pembuangan air limbah (air bekas)

d. Pembuangn sampah

e. Fasilitas dapur

f. Ruang berkumpul keluarga

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (PPM & PL, 2002):5

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,

bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,

cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari

pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis

45

Page 13: RUMAH SEHAT A.docx

sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,

dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

46

Page 14: RUMAH SEHAT A.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Zainal. Pengertian Rumah Sehat. Available at: URL: http://zainal-a--

fkm10.web.unair.ac.id/. Accessed 28 Februari, 2014.

2. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. Available at: URL:

http://www.lmbunika.com. Accessed 28 Februari, 2014.

3. Erawan A. Beberapa Syarat Rumah Sehat. Available at: URL:

http://www.rumah.com/. Accessed 28 Februari, 2014.

4. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta; 2007.

5. Meidianti S. Rumah Sehat. Available at: URL:

sherlidankesling.blogspot.com. Accessed 28 Februari.

47