laporan rumah sehat

39
LAPORAN RUMAH SEHAT BAB I PROFIL KELUARGA SEHAT I. IDENTITAS Nama : Tn H Umur : 60 Jenis kelamin : Laki-laki Bangsa/suku : Bugis Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : jl. G. Bambapuang II no. 33 Status dalam keluarga: suami II. PEMERIKSAAN FISIS Tinggi badan : 166 cm Berat badan : 65 kg Status Gizi menurut IMT : normal Tekanan Darah : 130/90 mmHg Nadi : 88 x/menit 1

Upload: ayinun-rachmi-ar

Post on 15-Apr-2016

87 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: laporan rumah sehat

LAPORAN RUMAH SEHAT

BAB I

PROFIL KELUARGA SEHAT

I. IDENTITAS

Nama : Tn H

Umur : 60

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Bugis

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : jl. G. Bambapuang II no. 33

Status dalam keluarga : suami

II. PEMERIKSAAN FISIS

Tinggi badan : 166 cm

Berat badan : 65 kg

Status Gizi menurut IMT : normal

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernapasan : 24 x/menit

Suhu : 36,8oC

Kepala : anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

1

Page 2: laporan rumah sehat

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

III. ANGGOTA KELUARGA

1) Identitas

Nama : Ny. D

Umur : 58 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Bugis

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hubungan keluarga : istri

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 153 cm

Berat badan : 50 kg

Status Gizi menurut IMT : normal

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

2

Page 3: laporan rumah sehat

Suhu : 37oC

Kepala : anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

2) Identitas

Nama : M

Umur : 34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai swasta

Hubungan keluarga : anak pertama

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 152 cm

Berat badan : 50 kg

Status Gizi menurut IMT : normal

Tekanan Darah : mmHg

Nadi : 80 x/menit

3

Page 4: laporan rumah sehat

Pernapasan : 16 x/menit

Suhu : 36,6oC

Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

3) Identitas

Nama : I

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Bangsa/suku : Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : pegawai swasta

Hubungan keluarga : anak kedua

Pemeriksaan Fisis

Tinggi badan : 162 cm

Berat badan : 60 kg

Status Gizi menurut IMT : normal

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

4

Page 5: laporan rumah sehat

Nadi : 84 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 37,2oC

Kepala : anemia (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher : tidak ada kelainan

Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor : SI/II reguler, murni

Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas : tidak ada kelainan

IV. PROFIL KELUARGA

Tuan H tinggal di sebuah lingkungan perumahan yang didiaminya

bersama istrinya (58 tahun) dan kedua anaknya (34 tahun) dan (30 tahun).

V. STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Tuan H bekerja sebagai salah satu wiraswasta, memiliki toko

kelontong sedangkan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tuan H

bekerja dari hari senin-minggu dari pukul 09.00 sampai 21.00 WITA.

Kondisi rumah yang ditempati Tuan H terbilang cukup baik,

dengan kondisi rumah berlantai dua dengan batu berlantai keramik dengan 4

kamar tidur, sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya tidak

berbatasan langsung dengan rumah sebelahnya, dan berada di lingkungan

perumahan yang cukup padat. Pekarangan rumahnya ditanami dengan pohon-

5

Page 6: laporan rumah sehat

pohonan misalnya pohon palem, pohon sawo dan bunga-bungaan. Tuan H

menempati sebuah kamar dengan luas sekitar 6x4 m2. Perabot tertata rapi dan

kebersihan kamar cukup memuaskan. Rumah itu memiliki 5 kamar mandi

yang terletak di setiap kamar tidur serta satu di dekat dapur. Kondisi kamar

mandi dan dapur cukup bersih. Ventilasi dan pencahayaan cukup memadai

serta memenuhi syarat. Sumber air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan

memasak diperoleh dari air PAM, dan air galon untuk minum.

VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Menurut Tn. H dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit yang bermakna, hanya saja ayah dari Tn. H memiliki riwayat

hipertensi dan ibu nya memiliki riwayat DM. Dokter hanya menyarankan Tn.

H untuk mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan yang berlemak,

olahraga teratur, banyak istirahat untuk mengurangi rasa stress.

VII. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA

Menu makanan keluarga sehari-hari bervariasi, yang biasanya terdiri

dari nasi, ikan, tahu, tempe, sayur-sayuran dimana sudah dapat mencukupi

kebutuhan asupan gizi keluarganya. Hanya saja Tn. H memiliki kebiasaan

suka mengkonsumsi makanan olahan jeroan misalnya coto dan sebagainya.

6

Page 7: laporan rumah sehat

VIII. PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA

Hubungan Tn.H dengan keluarganya sangat dekat dan komunikasi

berjalan dengan lancar dan selalu melakukan aktivitas bersama misalnya

Tn.H sering membantu menyelesaikan tugas-tugas anaknya jika ada waktu

luang, rekreasi bersama keluarga pada hari libur.

IX. LINGKUNGAN

Tn.H tinggal di perumahan yang padat penduduk. Kebersihan

lingkungan rumah terjaga, begitu juga lingkungan rumah tetangga sekitar

rumah. Meskipun masih ada beberapa rumah yang tidak terlalu

memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya. Jalanan di depan rumah

dalam keadaan baik dan merupakan jalanan aspal dengan apotek hidup yang

di tanam di sepanjang tepi jalan.

7

Page 8: laporan rumah sehat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN RUMAH SEHAT

Rumah sehat adalah tempat tinggal yang menjamin terjaganya kesehatan

para penghuni yang tinggal di dalamnya . Pengertian Rumah sehat dalam hal

ini lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal, tetapi juga lingkungan tempat

rumah itu berada juga harus sehat. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia,

biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni

atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. (1,3)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah:(4)

1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun

lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus

memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan

ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin

ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi

(daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah

di daerah pedesaan, kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya

bahanya, bentuknya, menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah di

daerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun

harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa

sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.

8

Page 9: laporan rumah sehat

2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, hal ini dimaksudkan rumah

dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu

maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap

rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok

pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah

bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan

pemeliharaan seterusnya

2.2 SYARAT RUMAH SEHAT

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi

kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah

setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai

tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah adalah

salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertempat tinggal dan melindungi

seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang berhubungan secara langsung

misalnya, hujan, panas matahari, angin, dan sebagainya.(1,2)

I. Rumah Sehat Menurut Winslow

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan

hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa

perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya

kejadian penyakit dalam masyarakat.1

Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow1:

9

Page 10: laporan rumah sehat

1. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis

a. Suhu ruangan

Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya

tetap berkisar antara 18-20oC. suhu ruangan ini tergantung pada:

– Suhu udara luar

– Pergerakan udara

– Kelembaban udara

– Suhu benda-benda di sekitarnya

Pada rumah-rumah modern, suhu ruangan ini dapat diatur dengan air-

conditioning (AC).

b. Harus cukup mendapat penerangan

Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam

hari. Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruangan-

ruangan mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari. Sehingga

dibutuhkan ventilasi yang cukup dalam suatu ruangan.

c. Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)

Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap

segar (cukup mengandung oksigen). Untuk ini rumah-rumah harus cukup

mempunyai jendela. Luas jendela keseluruhan + 15% dari luas lantai.

Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir

bebas bila jendela dibuka.

d. Harus cukup mempunyai isolasi suara

10

Page 11: laporan rumah sehat

Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara

yang berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari

sumber-sumber suara yang gaduh, misalnya: pabrik, pasar, sekolah,

lapangan terbang, stasiun bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.

2. Harus memenuhi kebutuhan psikologis

a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa

keindahan (aesthetis) sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan

rumah tangga yang sehat.

b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi setiap anggota keluarga

yang tinggal di rumah tersebut.

c. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus

mempunyai ruangan sendiri-sendiri sehingga privacy-nya tidak

terganggu.

d. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga di mana

semua anggota keluarga dapat berkumpul.

e. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruang

untuk menerima tamu.

3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan

a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak

mudah ambruk.

b. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam, dan tempat-

tempat lain, terutama untuk anak-anak.

11

Page 12: laporan rumah sehat

c. Diusahakan agar tidak mudah terbakar.

d. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.

4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit

a. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya.

b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang

baik.

c. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit, seperti:

nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.

d. Kamar harus cukup luas. Luas kamar tidur + 5 m2 per kapita per luas

lantai.

II. Bahan Bangunan

a. Lantai: Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari

semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Ubin

atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi

pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang

mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk rumah

pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting di

sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada

musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu)

dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan

benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah

dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2,3

12

Page 13: laporan rumah sehat

b. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok

sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi

tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan,

lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup,

maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan

ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2,3

c. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di

pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat

terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya

sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak

mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat

dipertahankan. Atap seng atau asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,

disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2,3

d. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.

Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu

diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang

baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut

ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada

ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan

kayu.2

III. Ventilasi

13

Page 14: laporan rumah sehat

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah

untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini

berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga.

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang

berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.

Di samping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan

kelembaban udara dalam ruangan, karena terjadinya proses penguapan cairan

dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik

untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).2,3

Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan

dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi

aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu

mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu

tetap dalam kelambaban (humudity) yang optimum.2,3

Ada dua macam ventilasi, yakni2,3:

a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi

secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada

dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak

menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan

serangan lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain

untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut.

14

Page 15: laporan rumah sehat

b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk

mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap

udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.

Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga

agar udara tidak kembali lagi, harus mengalir. Artinya dalam ruangan

rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara

penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau

mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai

berikut: 2

Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai

ruangan.

Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang

mengalir keluar ruangan.

Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC,

yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower

atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya.

15

Page 16: laporan rumah sehat

Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan

kerja.

IV. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan

tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah,

terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media

atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.

Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan

akhirnya dapat merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni2,3:

a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena

dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil

TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan

masuk cahaya yang cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela)

luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang

terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan dalam membuat

jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam

ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini, di

samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.

Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan

agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding).

16

Page 17: laporan rumah sehat

Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding

(tembok).

Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.

Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan

melubangi genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian

menutupnya dengan pecahan kaca.

b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan

alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.

V. Luas Bangunan Rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur,

makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya.

Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan

beberapa ketentuan sebagai berikut: 2

kebutuhan luas per jiwa

kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)

kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)

kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas

bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan

menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping

17

Page 18: laporan rumah sehat

menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga

terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang

lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3

m2 untuk setiap orang.2,3

Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit1:

1. Kebersihan udara

Karena rumah terlalu sempit (terlalu banyak penghuninya), maka

ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan

menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya

penyakit. Penularan penyakit-penyakit saluran pernapasan, misalnya

TBC akan mudah terjadi di antara penghuni rumah. Dari penelitian

berjudul Hubungan Antara Karakteristik Lingkungan Rumah dengan

Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten

Sumedang, yang dilakukan oleh Nurhidayah, dkk (2007) menunjukkan

ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah, kelembaban

rumah, pencahayaan rumah, dan kepadatan penghuni rumah dengan

kejadian tuberculosis pada anak, sedangkan variable suhu tidak memiliki

hubungan yang bermakna dnegan kejadian tuberculosis pada anak.1,4

2. Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang

Fasilitas dalam rumah untui tiap orang akan berkurang karena harus

dibagi dalam jumlah yang banyak. Misalnya air. Walaupun kwalitasnya

baik, tapi karena pemakainya banyak maka kwantitasnya menjadi

18

Page 19: laporan rumah sehat

kurang, sehingga penghuni rumah tidak tiap hari mandi atau tiap hari

tidak mandi. Hal ini akan memudahkan terjadinya penyakit kulit.

3. Memudahkan terjadinya penularan penyakit

Karena rumah terlalu sempit maka perpindahan (penularan) bibit

penykait dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya akan lebih

mudah terjadi, misalnya: TBC, penyakit-penyakit kulit, dan penyakit-

penyakit saluran pernapasan.

4. Privacy dari tiap anggota keluarga terganggu

Karena rumah terlalu sempit, maka tiak semua anggota keluarga

mempunyai kamar sendiri-sendiri, sehingga privacy-nya akan terganggu.

Hal ini akan menyebabkan tiap anggota keluarga, teruama anak-anak

muda tida suka tinggal di rumah, yang akan memudahkan timbulnya

kejahatan dan kenakalan anak/remaja, serta kehidupan rumah tangga

yang tidak harmonis. Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis ini di

samping menyebabkan perkembangan jiwa dari anak-anak yang tidak

baik juga menimbulkna masalah-masalah sosial dalam masyarakat.

VI. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilita-fasilitas sebagai

berikut2,3:

a. Penyediaan air bersih yang cukup

b. Pembuangan tinja

c. Pembuangan air limbah (air bekas)

19

Page 20: laporan rumah sehat

d. Pembuangn sampah

e. Fasilitas dapur

f. Ruang berkumpul keluarga

Di bawah ini adalah contoh variable dan nilai skor vatiabel rumah sehat

yang digunakan oleh Supraptini dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran

Rumah Sehat di Indonesia, Berasarkan Analisis Data SUSENAS 2001 dan 2004.5

VII. 10 Patokan Untuk Rumah Ekologis Sebagai Rumah Sehat

10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan

rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah

20

Page 21: laporan rumah sehat

tropis. Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional

tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan

2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesünder

Wohnen durch biologisches Bauen. Neubeuren 1982).6

Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka

planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun

seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah

sepenting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak

lingkungan sebagai dasar kehidupannya.6

21

Page 22: laporan rumah sehat

BAB III

PEMBAHASAN

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertempat

tinggal dan melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang

berhubungan secara langsung misalnya, hujan, panas matahari, angin, dan

sebagainya. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan

perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal.

Gambar 1. Halaman depan rumah yang banyak tanaman dan asri

22

Page 23: laporan rumah sehat

Gambar 2. Ruang tamu Gambar 3. Dapur

Gambar 4. Ruang Tidur Gambar 5. Kamar Mandi

Gambar 6. Ruang Makan Gambar 7. Ventilasi

23

Page 24: laporan rumah sehat

Secara umum, rumah Tn. H sudah memenuhi syarat-syarat rumah sehat,

antara lain dalam hal:

1. Halaman depan rumah yang bersih, ditanami dengan pepohonan. Rumah

jauh dari sumber kebisingan.

2. Ruang tamu yang tertata rapi, bersih, terdapat ventilasi yang cukup

sehingga ruangan mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup.

3. Kualitas bahan bangunan yang sudah bagus dalam pembuatan dinding,

tidak ada yang retak-retak. Dinding ruangan cukup kedap suara

4. Lantai rumah menggunakan tehel.

5. Terdapat ruang tamu yang digunakan untuk bersosialisasi dengan

tetangga ataupun kerabat. Terdapat ruang keluarga untuk berinteraksi

antar sesama keluarga.

6. Terdapat empat buah kamar tidur, dimana satu kamar ditempati oleh

kedua orang tua, dan masing-masing anaknya menempati satu kamar

serta satu kamar tamu.

7. Kamar mandi selalu dibersihkan, menggunakan pancuran air, yang

dibersihkan setiap tiga kali seminggu. Jarak antara sumber air (sumur

bor) dengan jamban kurang lebih 15 m.

8. Air yang digunakan dalam keluarga menggunakan air PAM, air dimasak

terlebih dahulu sebelum minum.

9. Terdapat tempat pembuangan sampah dan air limbah yang baik.

10. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain tidak menempel secara

langsung namun tiap rumah memiliki tembok sendiri.

24

Page 25: laporan rumah sehat

11. Lingkungan rumah padat namun selokan bersih, mengalir lancar

sehingga terhindar dari berkembangnya penyakit menular dan tidak

rentan banjir.

Hal yang tidak memenuhi syarat-syarat rumah sehat:

1. Tidak terdapat alat pemadam kebakaran

25

Page 26: laporan rumah sehat

DAFTAR PUSTAKA

1. Entjang, Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra ADitya

Bakti; 2000. Hal.105-8.

2. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta, 2007. p. 167-172

3. Anonymous. Syarat-Syarat Rumah Sehat. [online]. 2009 [cited 2009

November]; Available from : URL: http://www.smallcrabonline619-

syarat-syarat-rumah-sehat.htm

4. Heinz Frick. 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat.

[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :

http://www.panda.org/downloads/general/lpr2004.pdf

5. Supraptini. Gambaran Rumah Sehat Di Indonesia, Berdasarkan Analisis

Data Susenas 2001 Dan 2004. Puslitbang Ekologi Dan Status Kesehatan

Badan Litbangkes; 2004.hal 1-12

6. Nurhidayah, I., dkk. Hubungan Antara Karakteristik Lingkunga Rumah

dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh

Kabupaten Sumedang. Bandung: Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu

Keperawatan; 2007.

7. Anonymous. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. [online]. 2005

[cited 2009 November]; available from : URL:

http://www.lmbunika.com/PDF/StandardI.pdf

26

Page 27: laporan rumah sehat

8. Profil Kesehatan. Rumah Sehat. Dalam: Profil Kesehatan Kalimantan

Tengah. 2005. hal 1-5

9. Manda et al. Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan

Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ) Pemerintah. Dinas

Kesehatan Subdin Promosi Dan Kesehatan Masyarakat. 2006. hal. 14-21

10. Persit Kartika Chandra Kirana. Tolok Ukur Rumah Tangga Bahagia.

[online]. 2009 [cited 2009 November]; Available from URL :

http://www. [email protected]

27