presus hernia sheilla bab 4 daftar pustaka

3
BAB III DISKUSI Tn. R menderita hernia skrotalis permagna dekstra. Menurut teori yang telah dipaparkan dan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan dugaan awal hernia hernia skrotalis permagna dekstra yang diderita pasien Tn. R akibat dari kelemahan anulus intenus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis, skrotum dan menimbulkan benjolan di skrotum. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien, pemeriksa mendapatkan bahwa terdapat benjolan pada skrotum pasien. Benjolan yang teraba oleh pemeriksa tersebut tidak dapat dimasukan. Benjolan yang teraba berdiameter kira-kira 13 cm, dengan konsistensi kenyal. Saat dilakukan auskultasi menggunakan stetoskop, didapatkan adanya bunyi usus. Hernia yang dialami pasien Tn. R diduga akibat organ dan jaringan tubuh mengalami proses penutupan yang tidak sempurna, mengingat usia pasien saat pertama kali mengalami hernia skrotalis adalah pada saat lahir. Dan juga pada orang tua, kanalis inguinalis sebetulnya telah menutup. Namuan karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk, bersin yang kuat, mengangkat barang-barang berat dan mengejan, kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. 54

Upload: sheilla-ratnasari

Post on 16-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

daftar pustaka

TRANSCRIPT

BAB IIIDISKUSI

Tn. R menderita hernia skrotalis permagna dekstra. Menurut teori yang telah dipaparkan dan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, didapatkan dugaan awal hernia hernia skrotalis permagna dekstra yang diderita pasien Tn. R akibat dari kelemahan anulus intenus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis, skrotum dan menimbulkan benjolan di skrotum.Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien, pemeriksa mendapatkan bahwa terdapat benjolan pada skrotum pasien. Benjolan yang teraba oleh pemeriksa tersebut tidak dapat dimasukan. Benjolan yang teraba berdiameter kira-kira 13 cm, dengan konsistensi kenyal. Saat dilakukan auskultasi menggunakan stetoskop, didapatkan adanya bunyi usus.Hernia yang dialami pasien Tn. R diduga akibat organ dan jaringan tubuh mengalami proses penutupan yang tidak sempurna, mengingat usia pasien saat pertama kali mengalami hernia skrotalis adalah pada saat lahir. Dan juga pada orang tua, kanalis inguinalis sebetulnya telah menutup. Namuan karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk-batuk, bersin yang kuat, mengangkat barang-barang berat dan mengejan, kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.Penatalaksanaan terhadap pasien adalah operasi herniotomi dan herniopasti dengan mesh. Tindakan ini diambil dengan tujuan membuang kantung hernia dan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.Sebelum keluhan saat ini muncul, pasien telah 1 kali menjalani operasi untuk keluhan yang sama yaitu hernia namun pada bagian sebelah kiri. Melihat kejadian kekambuhan yang berulang pada pasien, pemeriksa berpendapat bahwa prognosis pasien ad sanationam ke arah dubia ad malam. Sehingga disarankan kepada pasien untuk mengurangi berkegiatan yang berat dan menghentikan hobinya dalam olahraga angkat berat, karena dapat menyebabkan kanalis inguinalis pasien kembali terbuka atau menyebabkan kelemahan pada dinding abdomen akibat tekanan intra abdominal yang meningkat.

DAFTAR PUSTAKA1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-7183. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, di akses 10 juli 2012)4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-3565. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-586. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder Arnold. 2006.8. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.

54