preskas hiperemesis

6
Nama : Suci Firva Septia NPM : 1102009277 Pembimbing : dr. Muhammad Syarif, SpOG IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. M Umur : 34 tahun Alamat : Jl. Kelapa Dua Wetan Rt. 01 Rw. 08 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas – Jakarta No. RM : 508337 Tanggal Masuk : 4 September 2013 Tanggal Periksa : 4 Septembert 2013 Dokter Yang Merawat : dr. Muhammad Syarif, SpOG ANAMNESIS Keluhan Utama Muntah > 10 kali sejak 6 jam SMRS Keluhan Tambahan Mual, pusing berputar, badan terasa lemes, nyeri pada ulu hati Resume Pasien Ny. M usia 34 tahun dengan G1P0A0 hamil 23 minggu datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan muntah lebih dari 10 kali sejak 6 jam SMRS. Pasien juga mengeluh pusing berputar, badan terasa lemes dan nyeri pada ulu hati, mules dan flek disangkal. 1

Upload: radi-tri-hadrian

Post on 27-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: preskas hiperemesis

Nama : Suci Firva Septia

NPM : 1102009277

Pembimbing : dr. Muhammad Syarif, SpOG

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Umur : 34 tahun

Alamat : Jl. Kelapa Dua Wetan Rt. 01 Rw. 08 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas – Jakarta

No. RM : 508337

Tanggal Masuk : 4 September 2013

Tanggal Periksa : 4 Septembert 2013

Dokter Yang Merawat : dr. Muhammad Syarif, SpOG

ANAMNESIS

Keluhan UtamaMuntah > 10 kali sejak 6 jam SMRS

Keluhan TambahanMual, pusing berputar, badan terasa lemes, nyeri pada ulu hati

ResumePasien Ny. M usia 34 tahun dengan G1P0A0 hamil 23 minggu datang ke IGD RSUD

Pasar Rebo dengan keluhan muntah lebih dari 10 kali sejak 6 jam SMRS. Pasien juga mengeluh pusing berputar, badan terasa lemes dan nyeri pada ulu hati, mules dan flek disangkal.

Pada usia kandungan 8 minggu pasien juga mengeluh dengan keluhan yang sama, tapi pasien menolak untuk dirawat. Pasien hanya berobat ke bidan dan diberi obat pengurang muntah serta vitamin. Keluhan dirasakan sampai usia kandungan 12 minggu.Pada usia kandungan memasuki 16 minggu, muntah berkurang dan pasien berhenti minum obat muntah.

1

Page 2: preskas hiperemesis

Pasien rutin melakukan ANC di bidan dan puskesmas tiap bulannya. Pasien telah melakukan USG sebanyak 2 kali. Nafsu makan pasien menurun sejak sakit sehingga berat badan pasien turun. BAK dan BAB dalam batas normal.

HPHT : 22 Maret 2013

PL : 29 Desember 2013

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,6 0C

Kepala : Normocephal

Mata : CA -/- SI -/-

Leher : KGB tidak teraba membesar

Cor : BJ 1 – 2 reguler Gallop (-), Murmur (-)

Pulmo : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : BU (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+)

Ekstremitas : akral hangat, edema (-) di empat ekstremitas

Status Obstetri

TFU : 22 cm

DJJ : 161 x/menit

2

Page 3: preskas hiperemesis

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hb : 11 g/dl

Ht : 30 %

Leukosit : 8510 ul

Trombosit : 272.000 ul

GDS : 96 mg/dl

Na+ : 140 mmol/L

K : 3,1 mmol/L

Cl : 105 mmol/L

DIAGNOSIS

G1P0A0 H 23 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum, Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala

PENATALAKSANAAN

Tirah Baring IVFD RL Injeksi Ranitidin 2x1 Injeksi Ondansentron 3x1

ANALISIS KASUS

Pasien Ny. M usia 34 tahun datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dan di diagnosis G1P0A0 hamil 23-24 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum. Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada ibu hamil trimester pertama hingga keadaan umum menjadi buruk dan menganggu aktivitas. Mual biasanya terjadi pada pagi hari (morning sickness), tetapi dapat juga timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi pada usia kehamilan 6-16 minggu. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan. Tingkatan I. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium.

3

Page 4: preskas hiperemesis

Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

Tingkatan II. Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mongering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

Tingkatan III. Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.

Berdasarkan anamnesis, pasien mengeluh muntah lebih dari 10 kali, badan terasa lemes, nyeri pada epigastrium, nafsu makan menurun dan penurunan berat badan, pasien ini dapat digolongkan pada Hiperemesis Gravidarum tingkatan I, tanpa penurunan turgor kulit, lidah mengering dan mata cekung.

Hyperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda. Hyperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal , menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak. Pada pasien ini tidak terjadi penurunan natrium dan khlorida hanya terdapat penurunan kalium.

Penatalaksanaan pada pasien dengan hyperemesis gravidarum bisa dengan mengatur pola makan, yaitu dengan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering, menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat serta menghindari makanan berminyak serta berbau lemak. Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat. Serta pemberian cairan secara parenteral. Pasien juga bisa diisolasi dikamar yang tenang dan dipuasakan.

Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka diberikan sedative, vitamin B1 dan B6 dan antiemetik. Penghentian kehamilan dapat dilakukan jika keadaan pasien semakin memburuk.

4

Page 5: preskas hiperemesis

Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dengan tirah baring, pemberian cairan infus RL, serta injeksi ranitidin dan ondansentron untuk mengurangi mual muntahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

5