pioderma impetigo
TRANSCRIPT
PIODERMA IMPETIGO
Pendahuluan (1,2,3)
Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebenarnya infeksi kulit,
selain disebabkan oleh bakteri gram positif seperti pada pioderma, dapat pula
disebabkan oleh bakteri gram negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus
vulgaris, Proteus mirabilis, E. coli dan klebsiella. Penyebab yang umum ialah bakteri
gram positif, yakni streptokokus dan stafilokokus.
Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering
menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di
bagian tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada
infeksi virus herpes simpleks.
Paling sering ditemukan di wajah, lengan dan tungkai.
Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya.
Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu
atau infeksi virus lainnya).
Definisi (1,2,3,4)
Impetigo ialah pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis, merupakan
infeksi pada kulit yang menyebabkan terbentuknya pustul.
Klasifikasi (2,3,4,5,6)
1. Impetigo Krustosa
Definisi
Merupakan bentuk impetigo yang paling sederhana. Menyerang epidermis,
dimana gambaran yang dominan adalah krusta yang khas, berwarna kuning
kecoklatan seperti madu yang berlapis lapis.
Etiologi
Stafilokokus aureus koagulase positif dan streptokokus beta hemolitikus.
Gejala Klinis
Hanya terdapat pada anak, tidak disertai dengan gejala umum. Keluhan
utama adalah rasa gatal dengan lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 1-2
mm, kemudian berubah menjadi bula atau vesikel.
Dinding vesikel tipis, sehingga mudah pecah dan mengeluarkan sekret
seropurulen kuning kecoklatan yang kemudian mengering membentuk krusta yang
berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, di bawah krusta terdapat daerah erosif
yang mengeluarkan sekret, sehingga krusta akan kembali menebal. Sering krusta
menyebar ke perifer dan menyembuh di bagian tengah.
Lokalisasi
Daerah yang terpapar, terutama wajah ( di sekitar hidung dan mulut ), tangan,
leher dan ekstremitas.
Ruam
Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, vesikel dan bula
lentikular difus.
Pustula miliar sampai lentikular. Krusta kuning kecoklatan seperti madu,
mudah diangkat.
Diagnosis Banding
Ektima
Lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. Ditutupi krusta
yang keras, bila diangkat akan berdarah secara difus.
Varisela
Lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel
Impetigenisasi
Merupakan pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih tampak
penyakit dasarnya.
Penatalaksanaan
Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salap antibiotik. Krusta yang banyak,
dilepaskan dengan mencuci menggunakan H2O2 dalam air, kemudian diberi salap
antibiotik seperti kloramfenikol 2 % dan teramisin 3 %.
Bila lesi banyak dan disertai gejala konstitusi seperti demam, diberikan
antibiotik sistemik seperti penisilin dan kloksasilin.
Prognosis
Baik, namun dapat timbul komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis.
2. Impetigo Bulosa
Definisi
Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa
bula yang berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang dapat
dijumpai hipopion.
Etiologi
Terutama disebabkan oleh stafilokokus aureus
Gejala Klinis
Dapat menyerang anak maupun dewasa. Keadaan umum tidak dipengaruhi.
Kelainan kulit berupa eritema, bula dan hipopion.
Gejala awal berupa bula yang timbul secara tiba tiba pada kulit yang sehat,
bervariasi dari miliar sampai lentikular dengan dinding yang tebal, dapat bertahan
selama 2 sampai 3 hari. Bila pecah, dapat menimbulkan krusta yang berwarna
coklat, datar dan tipis.
Lokalisasi
Terdapat pada ketiak, dada, punggung serta ekstremitas atas dan bawah.
Ruam
Tampak bula yang berdinding tebal ataupun tipis, miliar hingga lentikular.
Kulit sekitarnya tidak menunjukkan peradangan. Kadang kadang dapat disertai
hipopion.
Diagnosis Banding
Dermatofitosis
Terdapat koleret dan eritema yang sebelumnya tidak diawali dengan bula
atau vesikel.
Pemfigus
Bula berdinding tebal, dikelilingi daerah yang eritematosa serta keadaan
umum yang buruk.
Impetigenisasi
Menunjukkan adanya gejala gejala penyakit primer dengan gejala konstitusi
berupa demam dan malaise.
Tinea sirsinata
Bila bula atau vesikel pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya lepuh,
tetapi bagian tengah telah menyembuh.
Penatalaksanaan
Jika hanya terdapat beberapa vesikel atau bula, dipecahkan kemudian diberi
salap antibiotik atau cairan antiseptik.
Bila bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan selanjutnya dibersihkan
dengan antiseptik ( betadine ) dan diberi salap antibiotik ( kloramfenikol 2 % atau
eritromisin 3 % ).
Bila terdapat gejala konstitusi berupa demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik misalnya penisilin 30-50 mg/kgBB atau antibiotik lain yang sensitif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A., Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Ketiga, FKUI, Jakarta, 2000, 55-61
2. Siregar R.S., Saripati Penyakit Kulit, EGC, Jakarta, 1996, 51-56
3. Impetigo, available at www.http://medicastore.com
4. Common Bacterial Skin Infections, available at www.aafp.org/afp/pdf
5. Superficial and Deep Bacterial Infections of the Skin, available at http://www.eadv2005.com
6. Impetigo, available at www.cchd.org