referat impetigo

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa nampak pada daerah permukaan kulit. Ada dua tipe impetigo, yaitu impetigo bullosa dan impetigo non-bullosa. Impetigo non-bullosa disebut juga impetigo krustosa atau impetigo kontagiosa 3 . Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada infeksi virus herpes simpleks. Paling sering ditemukan di wajah, lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya. Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau infeksi virus lainnya). Sumber infeksi yang sering ditemukan pada anak-anak adalah berasal dari hewan peliharaan, kuku yang kotor, dan penularan dari teman sekolahnya. Sedangkan pada orang dewasa, penularan penyakit dapat diperoleh dari tempat cukur, salon kecantikan, kolam renang dan tertular dari anak. 3,4 . 1

Upload: aryanti-zilzal

Post on 03-Jan-2016

586 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Impetigo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah

digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa

nampak pada daerah permukaan kulit. Ada dua tipe impetigo, yaitu impetigo

bullosa dan impetigo non-bullosa. Impetigo non-bullosa disebut juga impetigo

krustosa atau impetigo kontagiosa 3.

Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering

menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul

di bagian tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun

pada infeksi virus herpes simpleks. Paling sering ditemukan di wajah, lengan dan

tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya. Impetigo

bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau

infeksi virus lainnya). Sumber infeksi yang sering ditemukan pada anak-anak

adalah berasal dari hewan peliharaan, kuku yang kotor, dan penularan dari teman

sekolahnya. Sedangkan pada orang dewasa, penularan penyakit dapat diperoleh

dari tempat cukur, salon kecantikan, kolam renang dan tertular dari anak.3,4.

Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular pada kulit

yang superfisial yaitu hanya menyerang epidermis kulit, yang menyebabkan

terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula) seperti tersundut

rokok/api. Penyakit ini merupakan salah satu contoh pioderma yang sering

dijumpai di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Terdapat dua jenis impetigo

yaitu impetigo bulosa yang disebabakan oleh Stafilokokus aureus dan non-bulosa

yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus 1,2.

Faktor predisposisinya yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh

mengidap penyakit menahun, kurang gizi, keganasan atau kanker dan sebagainya

atau adanya penyakit lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit

terganggu 2.

1

Page 2: Referat Impetigo

Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia. Paling sering mengenai

usia 2-5 tahun, umumnya mengenai anak yang belum sekolah, namun tidak

menutup kemungkinan untuk semua umur dimana frekuensi laki-laki dan wanita

sama. Di Amerika Serikat, merupakan 10% dari masalah kulit yang dijumpai pada

klinik anak. Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak

2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun. Impetigo nonbullous atau

impetigo krustosa meliputi kira-kira 70 persen dari semua kasus impetigo.

Kebanyakan kasus ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada

negara-negara yang berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih

tergolong lemah atau miskin 5.

Tempat predileksi tersering pada wajah terutama sekitar mulut dan hidung, pada

ketiak, dada serta punggung. Gambaran klinisnya berupa vesikel, bula atau pustul

yang apabila pecah membentuk krusta tebal kekuningan seperti madu atau berupa

koleret di pinggirnya 5,8.

Impetigo sangat penting dibahas karena banyak terjadi pada masyarakat pada

umumnya. Diharapkan makalah ini dapat membantu dokter umum dalam

menegakkan diagnosis, mengobati penyakit ini dengan baik dan mengedukasi

pasien dengan benar sehingga penyakit ini tidak menyebabkan komplikasi lain

yang serius.

1.2. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk

a. Memberikan informasi dan pengembangan keilmuan tentang pioderma

b. Sebagai bahan atau sumber bacaan diperpustakaan institusi pendidikan

c. Memperoleh pengalaman belajar dan untuk meningkatkan pengetahuan

karena ilmu akan terus maju sesuai dengan perkembangan zaman

2

Page 3: Referat Impetigo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular pada kulit

yang superfisial yaitu hanya menyerang epidermis kulit, yang menyebabkan

terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula) seperti tersundut

rokok/api. Penyakit ini merupakan salah satu contoh pioderma yang sering

dijumpai di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Terdapat dua jenis impetigo

yaitu impetigo bulosa yang disebabakan oleh Stafilokokus aureus dan non-bulosa

yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus. Dasar infeksinya adalah

kurangnya hygiene dan terganggunya fungsi kulit 1,8.

2.2. Epidemologi

Di Amerika Serikat, kurang lebih 9 ± 10 % dan anak-anak yang datang ke klinik

kulit menderita impetigo. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan adalah sama. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak, jenis yang

terbanyak (kira-kira 90%) adalah impetigo bullosa yang terjadi pada anak yang

berusia kurang dan 2 tahun. Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan

lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris kejadian impetigo pada anak sampai

usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun. Sekitar

70% merupakan impetigo krustosa.nsiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh

dunia. Paling sering mengenai usia 2-5 tahun, umumnya mengenai anak yang

belum sekolah, namun tidak menutup kemungkinan untuk semua umur dimana

frekuensi laki-laki dan wanita sama. Di Amerika Serikat, merupakan 10% dari

masalah kulit yang dijumpai pada klinik. Kebanyakan kasus ditemukan di daerah

tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang berkembang dengan

tingkat ekonomi masyarakatnya masih tergolong lemah atau miskin 5.

Penelitian pada tahun 2005 menunjukkan S. aureus sebagai pathogen terbanyak

yang menyebabkan baik impetigo bulosa dan impetigo non bulosa pada Amerika

dan Eropa, sementara itu Streptococcus pyogenes pada negara berkembang.

3

Page 4: Referat Impetigo

Kebanyakan infeksi bermula sebagai infeksi Streptokokus tetapi kemudian

Staphylococci mengantikan streptokokus. Selain dapat menyebabkan manifest

pyoderm primer dan kulit yang utuh, dapat juga menyebabkan infeksi sekunder

dari penyakit kulit yang ada sebelumnya atau pada kulit yang terkena trauma, yang

disebut dengan dermatitis impetigenisata. Impetigo jarang berkembang menjadi

infeksi sistemik, walaupun post streptococcal glomerulonepritis yang merupakan

komplilkasi pada infeksi GABHS dapat terjadi walaupun jarang. Pasien dapat lebih

jauh menginfeksi dirinya sendiri atau orang lain setelah rnenggaruk lesi. Infeksi

seringkali menyebar dengan cepat pada sekolah atau tempat penitipan anak dan

juga pada tempat dengan higiene yang buruk atau tempat tinggal yang padat

penduduk 5,2.

2.3. Etiologi

Organisme penyebab adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus beta-

hemolyticus grup A (dikenal dengan Streptococcus pyogenes), atau kombinasi

keduanya. Staphylococcus dominan ditemukan pada awal lesi. Jika kedua kuman

ditemukan bersamaan, maka infeksi streptococcus merupakan infeksi penyerta.

Kuman S. pyogenes menular ke individu yang sehat melalui kulit, lalu kemudian

menyebar ke mukosa saluran napas. Berbeda dengan S. aureus, yang berawal

dengan kolonisasi kuman pada mukosa nasal dan baru dapat ditemukan pada isolasi

kuman di kulit pada sekitar 11 hari kemudian.

Impetigo menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang

terinfeksi). Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya sendiri atau orang lain

setelah menggaruk lesi. Infeksi seringkali menyebar dengan cepat pada sekolah

atau tempat penitipan anak dan juga pada tempat dengan higiene yang buruk atau

tempat tinggal yang padat penduduk.

2.4. Faktor Predisposisi

Faktor-faktor pencetus terjadinya Pioderma, antara lain:

a. Higiene yang kurang;

4

Page 5: Referat Impetigo

b. Menurunnya daya tahan tubuh; misalnya karena kekurangan gizi, anemia, atau

penyakitpenyakit tertentu seperti penyakit kronis, neoplasma ganas, dan diabetes

mellitus

c. Telah ada penyakit lain di kulit; karena terjadi kerusakan di epidermis, maka

fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu 2.

2.5. Klasifikasi Impetigo

Terdapat dua bentuk dari impetigo, yaitu:

1. Impetigo Krustosa (impetigo kantagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tilibury

Fox)

Impetigo krustosa, disebabkan biasanya oleh Streptococcus B

hemolyticus.Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak.Tempat

predileksi di muka, yakni sekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber

infeksi dan daerah tersebut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat

memecah sehingga jika pendenita datang berobat yang terlihat ialah krusta tebal

berwama kuning seperti madu. Jika krusta dilepaskan akan tampak erosi

dibawahnya, krusta sering menyebar ke penifer dan sembuh di bagian tengah.

Komplikasinya glomerulonefritis (2-5%), yang disebabkan oleh sero tipe

tertentu. Diagnosis bandingnya adalah Ektima. Pengobatan yang dipakai jika krusta

sedikit, lepaskan krusta dan diberi antibiotik.J ika krusta banyak, diberikan

pengobatan antibiotik sistemik 1,8

.

Gambar 2.1. Impetigo Krustosa

5

Page 6: Referat Impetigo

Gambar 2.2. Impetigo Krustosa

2. Impetigo bulosa (Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet)

Impetigo bulosa biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus, keadaan

umum tidak dipengaruhi, dengan predileksi di daerah ketiak, dada,

punggung.Sering bersama-saina miliaria, terdapat pada anak dan orang

dewasa.Kelainan kulit berupa eritema, bula dan hula hipopion.Kadang-kadang saat

datang berobat, vesikel/bula sudah memecah sehingga yang tampak hanyalah

koleret dan dasamya masih eritematosa. Diagnosis banding dan impetigo ini adalah

dermatofitosis (jika sudah pecah dan tampak koleret).

Pada anamnesis hendaknya ditanyakan, apakah sebelumnya terdapat lepuh. Jika

ada, diagnosisnya adalah impetigo bullosa. Pengobatannya jika hanya terdapat

beberapa vesikel bula ditangani dengan cara memecahkan bula, lalu berikan salep

antibiotik atau cairan antiseptik. Jika bula vesikel banyak maka berikan pula

antibiotic sistemik 1,8.

Gambar 2.2. Impetigo Bullosa

6

Page 7: Referat Impetigo

2.6. Patofisiologi Impetigo

Infeksi Staphylococcus aureus atau Group A Beta Hemolitik Streptococcus

dimana kita ketahui bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit berkat

kemampuannya mengadakan pembelahan dan menyebar luas ke dalam jaringan

dan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Beberapa dari bahan tersebut

adalah enzim dan yang lain berupa toksin meskipun fungsinya adalah sebagai

enzim. Staphylococcus dapat menghasilkan katalase, koagulase, hyaluronidase,

eksotoksin, lekosidin, toksin eksfoliatif, toksik sindrom syok toksik, dan

enterotoksin. Bakteri staph menghasilkan racun yang dapat menyebabkan impetigo

menyebar ke area lainnya. Toxin ini menyerang protein yang membantu mengikat

sel-sel kulit. Ketika protein ini rusak, bakteri akan sangat cepat menyebar. Enzim

yang dikeluarkan oleh Stap akan merusak struktur kulit dan adnya rasa gatal dapat

menyebabkan terbentuknya lesi pada kulit.

Rasa gatal dengan lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 1-2 mm,

kemudian berubah menjadi bula atau vesikel. Pada Impetigo contagiosa Awalnya

berupa warna kemerahan pada kulit (makula) atau papul (penonjolan padat dengan

diameter <0,5cm) yang berukuran 2-5 mm. Lesi papul segera menjadi vesikel atau

pustul (papula yang berwarna keruh/mengandung nanah/pus) yang mudah pecah

dan menjadi papul dengan keropeng/koreng berwarna kunig madu dan lengket

yang berukuran <2cm dengan kemerahan minimal atau tidak ada kemerahan

disekelilingnya, sekret seropurulen kuning kecoklatan yang kemudian mengering

membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, di bawah krusta

terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret, sehingga krusta akan kembali

menebal. Sering krusta menyebar ke perifer dan menyembuh di bagian tengah.

Kemudian pada Bullous impetigo bula yang timbul secara tiba tiba pada kulit yang

sehat dari plak (penonjolan datar di atas permukaan kulit) merah, berdiameter 1-

5cm, pada daerah dalam dari alat gerak (daerah ekstensor), bervariasi dari miliar

sampai lentikular dengan dinding yang tebal, dapat bertahan selama 2 sampai 3

hari. Bila pecah, dapat menimbulkan krusta yang berwarna coklat, datar dan tipis2,4.

7

Page 8: Referat Impetigo

2.7. GejalaKlinis

Impetigo dapat timbul sendiri (primer) atau komplikasi dan kelainan lain

(sekunder) baik penyakit kulit (gigitan binatang, vanisela, infeksi herpes simpleks,

dermatitis atopi) atau penyakit sisteniik yang menurunkan kekebalan tubuh

(diabetes melitus, HIV) 3.

a. Impetigo Bulosa

Vesikel (gelembung berisi cairan dengan diameter <0,5cm) yang timbul sampai

bulla (gelembung berisi cairan berdiameter >0,5cm) kurang dan 1 cm pada kulit

yang utuh, dengan kulit sekitar normal atau kemerahan. Pada awalnya vesikel

berisi cairan yang jernih yang berubah menjadi berwarna keruh

Atap dan bulla pecah dan meninggalkan gambaran ‘collarette’ pada pinggirnya.

Krusta ‘varnishlike’ terbentuk pada bagian tengah yang jika disingkirkan

memperlihatkan dasar yang merah dan basah

Bulla yang utuh jarang ditemukan karena sangat rapuh

Bila impetigo menyertai kelainan kulit lainnya maka, kelainan itu dapat

menyertai dermatitis atopi, vanisela, gigitan binatang dan lain-lain.

Lesi dapat lokal atau tersebar, seringkali di wajah atau tempat lain, sepertitempat

yang lembab, lipatan kulit, ketiak atau lipatan leher.

Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening di dekat lesi.

Pada bayi, lesi yang luas dapat disertai dengan gej ala demam, lemah, diare.

Jarang sekali disetai dengan radang pam, infeksi sendi atau tulang 8,4,2.

b. Impetigo Krustosa

Awalnya berupa wama kemerahan pada kulit (makula) atau papul (penonjolan

padat dengan diameter <0,5cm) yang berukuran 2-5 mm.

Lesi papul segera menjadi menjadi vesikel atau pustul (papula yang berwarna

keruh/mengandung nanah/pus) yang mudah pecah dan menjadi papul dengan

keropeng/koreng berwarna kuning madu dan lengket yang berukuran <2cm

dengan kemerahan minimal atau tidak ada kemerahan disekelilingnya.

8

Page 9: Referat Impetigo

Lesi muncul pada kulit normal atau kulit yang kena trauma sebelumnya atau

mengikuti kelainan kulit sebelumnya (skabies, vasisela, dermatitis atopi) dan

dapat menyebar dengan cepat.

Lesi berada sekitar hidung, mulut dan daerah tubuh yang sering terbuka (tangan

dan kaki).

Kelenjar getah bening dapat menbesar dan dapat nyeri

Lesi juga menyebar ke daerah sekitar dengan sendirinya (autoinokulasi)

Jika dibiarkan tidak diobati maka lesi dapat menyebar terus karena tindakan din

sendiri (digaruk lalu tangan memegang tempat lain sehingga mengenai tempat

lain).

Lalu dapat sembuh dengan sendininya dalarn beberapa minggu tanpajaringan

parut.

Walaupun jarang, bengkak pada kaki dan tekanan darah tinggi dapat ditemukan

pada orang dengan impetigo krustosa sebagai tanda glomerulonefritis (radang

pada ginjal) akibat reaksi tubuh terhadap infeksioleh kuman Sfreptokokus

penyebab impetigo 8,4,2

2.8. Diagnosis banding

Lupus eritematosa bullosa : lesi vesikel dan bula yang menyebar dapat

gatal, seringkali melibatkan bagian atas badan dan daerah lengan

Pemfigus bulosa : vesikel dan bula timbul cepat dan gatal menyeluruh,

dengan plak urtikaria

Herpes simplex : vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan yang pecah

menjadi lecet dan tertutup krusta, biasanya pada bibir dan kulit

Pemfigus vulgaris : bulla yang tidak gatal, ukuran bervariasi dan 1 sampai

beberapa sentimeter, muncul bertahap dan menjadi menyeluruh

penyembuhan dengan hiperpigmentasi (warna kulit yanglebih gelap dan

sebeluinnya).

Varisela: vesikel pada dasar kemerahan bermula di badan dan menyebar ke

tangan kaki dan wajah; vesikel pecah dan membentuk krusta; -lesi terdapat

pada beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat yang sama.

9

Page 10: Referat Impetigo

Dermatitis atopi : keluhan gatal yang berulang atau berlangsung lama

(kronik) dan kulit yang kering; penebalan pada pada lipatan kulit terutama

pada dewasa (likenifikasi); pada anak seringkali melibatkan daerah wajah

atau tangan bagian dalam.

Dermatitis kontak: gatal pada daerah sensitif yang kontak dengan zat-zat

yang mengiritasi.

Ektima: lesi berkrusta yang menutupi daerah ulkus (luka dengan dasar dan

dinding) dapat menetap selama beberapa minggu dan sembuh dengan

jaringan parut bila infeksi sampai jaringan kulit dalam (dermis).1,4,8

2.9. Pemeriksaan Penunjang

Pada keadaan khusus, dimana diagnosis impetigo masih diragukan, atau pada

suatu daerah dimana impetigo sedang mewabah, atau pada kasus yang kurang

berespons terhadap pengobatan, maka diperlukan pemeriksaan-pemeniksaan

sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pewarnaan gram,

Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya neutropil dengan

kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok.

Kultur cairan.

Pada pemeriksaan mi umuinnya akan mengungkapkan adanya

Streptococcus. aureus, atau kombinasi antara Streptococcus pyogenes

dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS), atau kadang-

kadang dapat berdiri sendiri.

b. Pemeriksaan Lain:

Titer anti-streptolysin-O (ASO), mungkin akan menunjukkan hasil positif

lemah untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini jarang dilakukan.

Streptozyme, menunjukkan hasil positif untuk Streptococcus, tetapi

pemeriksaan ini jarang dilakukan

Pemeriksaan kultur dan sensitifitas bakteri 8,6

2.10. Terapi

10

Page 11: Referat Impetigo

Tujuan pengobatan impetigo adalah menghilangkan rasa tidak nyaman dan

memperbaiki kosmetik dan lesi impetigo, mencegah penyebaran infeksi ke orang

lain dan mencegah kekambuhan

a. Penatalaksanaan Farmakologis

Syarat pengobatan yang baik adalah pengobatan harus efektif, tidak mahal dan

memiliki sedikit efek samping. Antibiotik topikal (lokal) menguntungkan karena

hanya diberikan pada kulit yang teriafeksi sehingga meminimalkan efek

samping. Kadangkala antibiotik topikal dapat menyebabkan reaksi sensitifitas

pasa kulit orang-orang tertentu. Pada lesi yang terlokalisir maka pemberian

antibiotik topilcal diutamakan. Karena antibiotilc topikal sama efektiffiya

dengan antibiotik oral. Pilihan antibiotik topikal adalah mupirocin 2% atau asam

fusidat. Antibiotilc oral disimpan untuk kasus dimana pasien sensitif terhadap

antibiotik topikal, lesi lebih luas atau dengan penyakit penyerta yang

berat.Penggunaan disinfektan topikal tidak direkomendasikan dalam pengobatan

impetigo.Obat topikal yang diberikan mupirocin 2% diberikan di kulit yang

terinfeksi 3x sehari selania tiga sampai lima hari. Antibiotik oral yang dapat

diberikan adalah Amoxicillin dengan asam kiavulanat; cefuroxime;cephalexin;

dieloxacillin; atauenitromiein selama 10 hari 8,9.

2.11. Komplikasi

Impetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam dua minggu walaupun tidak

diobati. kómplikasi berupa radang ginjal pasca infeksi Streptokokus terjadi pada 1-

5% pasien terutama isia 2-6 tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan

antibiotik. Gejala berupa bengkak tekanan darah tinggi, terdapat urin seperti warna

teh. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun gejala-gejala tadi

muncul 2.

2.12. Pencegahan

Kebersihan sederhana dan perhatian dapat mencegah timbulnya impetigo

Seseorang yang sudah terkena impetigo atau gejala-gejala rnfeksi/peradangan

Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS) membuthkan perawatan medik

dan jika perlu dimulai dengan ,pemberian antibiotik secepat mungkin untuk

11

Page 12: Referat Impetigo

mencegah menyebamya infeksi ke orang lain. Penderita impetigo harus diisolasi,

dan dicegah agar tidak terjadi kontak dengan orang lain minimal dalam 24 jam

setelah pemberian antibiotik.

Adapun pencegahan yang harus di lakukan yaitu

1.Cuci tangan segera dengan menggunakan air mengalir bila habis kontak dengan

pasien, terutama apabila terkena luka.

2.Jangan menggunakan pakaian yang sama dengan penderita

3.Bersihkan dan lakukan desinfektan pada mainan yang mungkin bisa menularkan

pada orang lain, setelah digunakan pasien

4.Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun

dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)

5.Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek

dan bersih

6.Jauhkan diri dari orang dengan impetigo

7.Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang

lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pe

ngering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.

8.Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang

terinfeksi dan cuci tangan setelah itu 2,8.

2.13. Prognosis

Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan

yang teratur, meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis

dan lain-lain. Lesi mengalami perbaikan setelah 7-10 hari pengobatan 1,8.

BAB III

12

Page 13: Referat Impetigo

KESIMPULAN

Impetigo merupakan pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis.

Impetigo terbagi atas 2 bentuk yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa.

Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang paling sederhana, menyerang

epidermis dengan gambaran yang dominan ialah krusta. Diagnosis dapat

ditegakkan berdasarkan gambaran klini dari lesi. Penatalaksanaan dapat dilakukan

dengan melakukan perawatan diri, pengobatan sistemik dan topikal.

Pengenalan klinis dari impetigo tidaklah sulit karena biasanya memberikan

gambaran yang khas dan umumnya terjadi pada anak. Pemeriksaan penunjang tidak

perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa, akan tetapi dapat dilakukan pada

pasien yang tidak respon setelah mendapat pengobatan, sehingga dapat dilakukan

kultur dan tes sensitivitas

Terapi umumnya berupa medikamentosa dan non medikamentosa dengan

prinsip tetap menjaga higiene tubuh penderita agar tidak mudah terinfeksi penyakit

kulit. Prognosis umumnya baik. Impetigo umumnya sembuh tanpa penyulit dalam

2 minggu apabila diobati secara teratur. Komplikasi berupa radang ginjal pasca

infeksi Streptococcus terjadi pada 1-5% pasien terutama usia 2-6 tahun dan hal ini

tidak dipengaruhi oleh pengobatan antibiotik. Pengobatan utama pada impetigo

adalah pemberian antibiotik topikal. Pemberian antibiotik sistemik umumnya tidak

dianjurkan kecuali lesi sangat luas. Dari beberapa literatur dikatakan antibiotik

topikal yang paling baik diberikan pada impetigo adalah mupirocin 2% dan asam

fusidat 2% selama tiga sampai lima hari.. Antibiotik sistemik yang dapat diberikan

adalah amoksisilin/clavulanate (augmentin) 3 x 250-500 mg sehari selama 10 hari.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Referat Impetigo

1. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI. 2006.

2. Makalah impetigo. Availble at :

http://www.darwaners.co.cc/2010/08/makalah-impetigo.html

3. Penyakit Kulit. Available at :

http://mirzataqiem.blogspot.com/2009/10/penyakit-kulit.html

4. Arthur Rook, D.S. Wilkinson, F.J.G Ebling. Impetigo. Textbook of

Dermatology. Edisi ke-3, Vol 2, Hal 338-341. 1979.

5. Wahid, Dian Ibnu. Impetigo: Terapi dan Penggunaan Antibiotika Topikal

Berdasarkan Evidence Based Medicine. 18 Mei 2008. Diakses di

http://diyoyen.blog.friendster.com/ 2009/05/impetigo-terapi-dan-

penggunaan-antibiotik-topikal-berdasarkan-evidence-based-medicine/

6. Freedberg , Irwin M. (Editor), Arthur Z. Eisen (Editor), Klauss Wolff

(Editor), K. Frank Austen (Editor), Lowell A. Goldsmith (Editor), Stephen

Katz (Editor). Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine (Two Vol.

Set). 6th edition (May 23, 2003): By McGraw-Hill Professional.

7. Diagnosa dan Pengobatan Impetigo . Available at :

http://www.topreference.co.tv/2010/04/diagnosa-dan-pengobatan-

impetigo.html

8. Siregar, R.S, 2005. Atlas Berwama Saripati Penyakit Kulit. Edisi Kedua.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 45-49

9. Penatalaksanaan Terapi Penyakit   Impetigo . Available at :

http://yosefw.wordpress.com/2007/12/28/penatalaksanaan-terapi-penyakit-

impetigo/S

14