kelompok 4 impetigo
DESCRIPTION
askep integumen impetigoTRANSCRIPT
By kelompok:Ega Suprayogo (20121660026)Fadilla Pochi (20121660121)
Penyakit impetigo
DEFINISI IMPETIGO
Impetigo adalah penyakit infeksi kulit yang sangat menular yang umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak. Impetigo biasanya berupa luka merah pada wajah, khususnya disekitar hidung dan mulut. Meskipun ini biasa terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melaluui kulit yang rusak atau terluka, ini juga dapat terjadi pada kulit yang sehat
EtiologiImpetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Group A Beta Hemolitik Streptococcus (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus merupakan pathogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma (Beheshti, 2:2007).
PatofisiologiInfeksi Staphylococcus aureus atau Group A Beta Hemolitik Streptococcusdimana kita ketahui bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit berkat kemampuannya mengadakan pembelahan dan menyebar luas ke dalam jaringan dan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Beberapa dari bahan tersebut adalah enzim dan yang lain berupa toksin meskipun fungsinya adalah sebagai enzim.
Rasa gatal dengan lesi awal berupa macula eritematosa berukuran 1-2 mm, kemudian berubah menjadi bula atau vesikel. Pada Impetigo contagiosa Awalnya berupa warna kemerahan pada kulit (makula) atau papul (penonjolan padat dengan diameter <0,5cm) yang berukuran 2-5 mm.
Lesi papul segera menjadi vesikel atau pustul (papula yang berwarna keruh/mengandung nanah/pus) yang mudah pecah dan menjadi papul dengan keropeng/koreng berwarna kunig madu dan lengket yang berukuran <2cm dengan kemerahan minimal atau tidak ada kemerahan disekelilingnya, secret seropurulen kuning kecoklatan yang kemudian mongering membentuk krusta yang berlapis-lapis.
WOC
Faktor Predisposisi1. Kontak langsung dengan pasien impetigo2. Kontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau pakaian pasien impetigo3. cuaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab4. Kegiatan/olahraga dengan kontak langsung antar kulit seperti gulat5. pasien dengan dermatitis, terutama dermatitis atopik
Manifestasi Klinis1. impetigo Krustosa2. Impetigo Bulos
Tempat predileksi tersering pada impetigo krustosa adalah di wajah, terutama sekitar lubang hidung dan mulut, karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Tempat lain yang mungkin terkena, yaitu anggota gerak (kecuali telapak tangan dan kaki), dan badan, tetapi umumnya terbatas, walaupun penyebaran luas dapat terjadi (Boediardja, 2005; Djuanda, 2005).
impetigo Krustosa
Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak, dada, punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada anak dan dewasa.
Impetigo Bulos
Penanganan dini yang dapat dilakukan oleh ibu jika mendapati anaknya dengan tanda dan gejala impetigo yaitu :
1. Rendam bagian kulit yang sakit dalam air sabun selama 15-20 menit. Lakukan 2-3 kali sehari untuk melunturkan kerak pada kulit.
2. gunakan sabun obat seperti Betadin. Anda dapat membelinya di apotek. Gosoklah kulit sakit yang mengering
Penatalaksanaan
3. oleskan salep obat seperti polysporin pada kulit yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari setelah kerak pada kulit hilang. Anda dapat membeli polysporin di apotek.4. Tutup kulit yang sakit dengan perban yang bersih. Jangan biarkan anak menyentuh atau menggaruknya
1. cuci tangan segera dengan menggunakan air mengalir bila habis kontak dengan pasien, terutama apabila terkena luka.
2. jangan menggunakan pakaian yang sama dengan penderita
3. bersihkan dan lakukan desinfektan pada mainan yang mungkin bisa menularkan pada orang lain, setelah digunakan pasien
4. mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
5. higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan bersih
Pencegahan
1. terapi topikal Pengobatan topikal sebelum memberikan salep antibiotik sebaiknya krusta sedikit dilepaskan baru kemudian diberi salep antibiotik. Pada pengobatan topikal impetigo bulosa bisa dilakukan dengan pemberian antiseptik atau salap antibiotik (Djuanda, 57:2005).
Cara Pengobatan Impetigo
2. terapi sistemikpenisilin dan semisintetiknya (pilih salah satu)
penicillin G procaine injeksiDosis: 0,6-1,2 juta IU im 1-2 x sehari
Anak: 25.000-50.000 IU im 1-2 x sehari
ampicillinDosis: 250-500 mg per dosis 4 x sehari
Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis4x sehari ac
amoksicillinDosis: 250-500 mg / dosis 3 x sehari
Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis 3 x sehari ac
Sebenarnya impetigo tidaklah berbahaya, tapi kadang infeksi ini menyebabkan komplikasi serius meski jarang terjadi, Impetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam 2 minggu walaupun tidak diobati. Komplikasi berupa radang ginjal/Poststreptococcal glomerulonephritis (PSGN) pasca infeksi Streptococcus terjadi pada 1-5% pasien terutama usia 2-6 tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan antibiotic. Gejala berupa bengkak dan kenaikan tekanan darah, pada sepertiga terdapat urine seperti warna teh. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun gejala-gejala tadi muncul (Yayasan Orang Tua Peduli, 4:2008).
Komplikasi
Komplikasi lainnya yang jarang terjadi adalah infeksi tulang (osteomielitis), radang paru-paru (pneumonia), selulitis (merupakan infeksi serius yang menyerang jaringan di bawah kulit dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening serta memasuki aliran darah, Jika tak ditangani, cellulitis dapat mengancam jiwa), psoriasis, Staphylococcal scalded skin syndrome, radang pembuluh limfe atau kelenjar getah bening
ASUHAN KEPERAWAT
AN
a. Identitas penderita dan identitas orang tua
b. Keluhan utamac. Riwayat penyakit sekarangd. Riwayat penyakit dahulue. Riwayat penyakit keluargaf. Riwayat pengobatang. Riwayat pengobatan
Pengkajian
a. Status GeneralisKesadaranKeadaan UmumKepala/LeherThorakCor PulmoAbdomenEkstremitasGenitaliab. Status LokalisLokasi Efloresensi
Pemeriksaan Fisik
1. Kerusakan integritas kulit
2. Resiko penyebaran infeksi
3. Gangguan citra tubuh 4. Ansietas
Masalah keperawatan
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Lesi pada kulit (makulaeritematosa)
b. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan Terbukanya area kulit
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder(lesi pada kulit)
Diagnosa Keperawatan
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Lesi pada kulit (makulaeritematosa)
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Selama 2 x 24 jam diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal.
2) Kriteria Hasil :Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan
(sensasi, elastisitas, temperatur)Tidak ada luka atau lesi pada kulit Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit serta perawatan alami
Perfusi jaringan bai
DX I
3) Rencana TindakanIntervensi
Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar.
Potong kuku dan jaga kebersihan tangan klien.
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Rasional
Baju yang longgar akan mengurangi gesekan baju pada kulit yang mengalami lesi.
Kuku yang pendekan mengurangi garukan pada impetigo dan menghindari keparahan terjadinya lesi
Kulit yang bersih dan kering akan mengurangi penyebaran atau perkembangbiakan dari bakteri
Intervensi
Monitor kulit akan adanya kemerahan.
Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun (antiseptic).
Kolaborasi untuk pemberian antibiotic topical pada klien
Rasional
Untuk mengetahui perkembangan penyakit dan keefektifan tindakan yang telah dilakukan
Air hangat akan mengurangi ruam dan membunuh bakteri. Sabun anti septic dapat mengurangi atau membunuh bakteri pada kulit.
Antibiotic topical dapat memutus atau menghambat dari pertumbuhan bakteri stap dan kolaborasi dapat mempercepat proses pemulihan
Dx.2 - Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan Terbukanya area kulit1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien.2) Kriteria Hasil : - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi - Klien menunjukkan perilaku hidup sehat - Klien dapat mendeskripsikan proses penularan penyakit dan faktor yang mempengaruhi penularan.
3) Rencana TindakanIntervensi
Monitor tandadan gejala infeksi
Ajarkan kepada klien
tentang pola hidup bersih dan sehat.
Jelaskan kepada klien/keluarga tentang proses penularan penyakit dan faktor yang mempengaruhi penularan.
Rasional
ntuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi.
Agar klien dapat mengetahui dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Agar klien/keluarga dapat mencegah dan menghindari terjadinya penularan penyakit.
Dx. 3 - Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder(lesi pada kulit)1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24jam diharapkan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh.2) Kreteria Hasil : - mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya - mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada
3) Rencana Tindakan
Intervensi
Jelaskan kepada klien/keluarga tentang masalah penanganan dan proses penyakitnya.
Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran dan pandangan dirinya.
Rasional
Agar klien/kelarga dapat memahami proses penyakit dan menganggap bahwa hal yang terjadi pada dirinya adalah hal yang wajar bagi penderita.
Agar klien dapat merasa diterima.