perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/mujiyanto_3207511_nonfull.pdf ·...

61
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN ANALISIS FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Keperawatan OLEH : M U J I Y A N T O NPM : 3207511 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2009 i

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ANALISIS FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATIBANTUL TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratanMemperoleh Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

OLEH :M U J I Y A N T O

NPM : 3207511

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHMAD YANIYOGYAKARTA

2009

i

Page 2: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATIBANTUL TAHUN 2009

Diajukan untuk memenuhi sebagian syaratmemperoleh derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Diajukan oleh :

M U J I Y A N T O NPM : 3207511

Telah Diseminarkan dan Diujikanpada tanggal 26 Agustus 2009

Penguji I Penguji II Penguji III

Sri Arini Winarti , SKM.,M.Kep Sri Werdati, SKM., M.Kes Sudiman, S.Kep., NsNIP : 197209021992032001 NIDN : 05-3003-5002 NIP : 140 297 281

Mengetahui,Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanJenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep,Ns.NIDN : 05-2310-8302

ii

Page 3: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi

dengan judul :

ANALISIS FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATIBANTUL TAHUN 2009

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan

atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta maupun

Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber

informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

.

Yogyakarta, Agustus 2009

M u j i y a n t o

iii

Page 4: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga Skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor Ketidaklengkapan Pengisian Dokumentasi

Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul Tahun 2009” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat mencapai

Derajat Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Ahmad Yani Yogyakarta. Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Sri Werdati, SKM, M.Kes. selaku Ketua STIKES Jenderal Ahmad Yani

Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan serta arahan pada kami

2. Tetra Saktika Adinugraha, S.Kep. Ners., selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan.

3. Sudiman, S.Kep., Ners, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberikan bimbingan serta arahan pada kami.

4. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan

ijin penelitian.

5. Kepala Ruang dan perawat Ruang Melati, Teratai dan Flamboyan

RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan selama penelitian.

6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas

supportnya dan kesempatan untuk penulis belajar dan menyelesaikan

studi di STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

7. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Istriku Retno, anakku Nasywa dan Razzan

atas dorongan dan doanya yang senantiasa mengiringi.

8. Teman-temanku seperjuangan di kelas Keperawatan alih belajar

STIKES Ahmad Yani angkatan 2007/2008.

iv

Page 5: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkaan satu persatu, yang

berperan baik langsung maupun tidak langsung selama penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun kami harapkan dari pembaca.

Harapan kami semoga tulisan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis

sendiri maupun semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, Agustus 2009

Penulis

v

Page 6: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ANALISIS FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2009

Mujiyanto1, Sri Werdati 2, Sudiman3

INTISARI

Latar belakang: Pengisian data rekam medis yang lengkap merupakan suatu hal yang sangat penting, karena rekam medis digunakan sebagai bukti tertulis tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan serta alat perlindungan hukum bagi pasien, dokter, perawat dan rumah sakit. Perawat sadar pentingnya dokumentasi asuhan keperawatan, akan tetapi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan masih terdapat ketidaklengkapan oleh karena berbagai alasanTujuan: Mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati BantulMetode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional non eksperimental, dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan dilengkapi dengan data kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Melati, Teratai, dan Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling berjumlah 9 orang. Instrumen yang digunakan adalah Instrumen A SAK DepKes RI (1997) dan pedoman FGD. Teknik analisis menggunakan pendekatan Comparatif Continues Analisys.Hasil dan pembahasan: Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk tidak lengkap dengan rata-rata nilai dari ketiga ruang rawat inap tersebut yaitu 64,7 %. Pendokumentasian asuhan keperawatan dipengaruhi oleh unsur masukan, unsur lingkungan dan unsur proses. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan dipengaruhi oleh unsur masukan, unsur lingkungan dan unsur proses yang meliputi pendidikan, pelatihan, sarana, kebijakan, organisasi, manajemen, waktu, motivasi dan kegunaanKesimpulan: Secara umum pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk tidak lengkap. Hasil diskusi kelompok terarah memberikan kesimpulan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum lengkap oleh karena berbagai faktor.

Kata kunci : pendokumentasian asuhan keperawatan

1. Mahasiswa STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta2. Ketua dan Dosen STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.3. RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

vi

Page 7: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

MOTTO

Bertaqwalah Kepada Allah Dimanapun Engkau Berada, Iringilah Perbuatan Jelekmu Dengan Kebaikan Yang Akan Menghapusnya, Dan Bergaullah Dengan Manusia Yang Berakhlaq Baik.

(H.R. Tirmidzi). Sesungguhnya Dibalik Kesulitan Itu Ada Kemudahan. (QS.Al-Insyirah) Tulis Baca Adalah Kunci Ilmu Pengetahuan.

(QS. Al Alaq) Carilah Segala Kebutuhan Dengan Disertai Kebesaran

Jiwa Karena Setiap Perkara Itu Berjalan Bersama- Sama Dengan Takdir/Ketentuan. (H.R.Ibnu Asyakir dan Abdullah Bin Basyir)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT,karya tulis ini kupersembahkan kepada : Istriku tercinta Retno Wahyuningsih, anakku Ainun

Nasywa Zahrotulfuadhah dan Muhammad Razzan Fatihul Ihsan terima kasih atas dukungan dan doanya, karena kalian aku selalu termotivasi.

Kedua Orang tuaku, kakak, adik yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil serta selalu berdoa untuk keberhasilanku.

Teman-teman Ruang Nusa Indah dan Hemodialisa, terima kasih atas dukungan,doa dan pengertiannya.

Almamaterku PSIK Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

vii

Page 8: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................. i

Halaman Pengesahan...................................................................... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian ....................................... iii

Kata Pengantar................................................................................ iv

Intisari............................................................................................... vi

Motto dan Persembahan.................................................................. vii

Daftar Isi .......................................................................................... viii

Daftar Gambar.................................................................................. x

Daftar Tabel...................................................................................... xi

Daftar Lampiran................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................... 10

C. Tujuan Penelitian............................................................. 10

1. Tujuan Umum ............................................................ 10

2. Tujuan Khusus........................................................... 10

D. Manfaat Penelitian........................................................... 11

1. Manfaat Teoritis........................................................ 11

2. Manfaat Praktis......................................................... 11

E. Keaslian Penelitian.......................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

1. Pengertian.................................................................. 16

2. Dokumentasi Pengkajian Keperawatan..................... 18

3. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan........................ 19

4. Dokumentasi Perencanaan Keperawatan.................. 21

5. Dokumentasi Implementasi Keperawatan.................. 22

6. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan......................... 23

7. Standar Asuhan Keperawatan................................... 24

8. Tujuan Dokumentasi.................................................. 30

viii

Page 9: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9. Manfaat Dokumantasi................................................ 31

10.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengisian

Dokumentasi Keperawatan....................................... 33

11. Prinsip Pendokumentasian........................................ 40

12. Model/Jenis Pendokumentasian................................ 44

13. Hukum Pendokumentasian........................................ 49

B. Landasan Teori............................................................... 52

C. Kerangka Teori................................................................ 53

D. Kerangka Penelitian........................................................ 54

E. Pertanyaan Penelitian..................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.............................................................. 55

B. Waktu Dan Tempat Penelitian......................................... 55

C. Subyek Dan Sampel Penelitian....................................... 55

D. Variabel Penelitian.......................................................... 57

E. Definisi Operasional........................................................ 57

F. Instrumen Penelitian........................................................ 59

G. Cara Pengumpulan Data................................................. 62

H. Jalannya Penelitian......................................................... 63

I. Teknik Analisis Data........................................................ 69

J. Etika Penelitian............................................................... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................ 74

B. Pembahasan................................................................... 79

C. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat.................... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................... 100

B. Saran............................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

Page 10: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori............................................................... 53

Gambar 2 Kerangka Penelitian........................................................ 54

x

Page 11: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan Tahun 2003 RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta........................................ 7

Tabel 2 Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan Di Rumah Sakit..................................... 60

Tabel 3 Gambaran Ruang Rawat Inap Melati, Teratai dan

Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul

tahun 2008.................................................................. 74

Tabel 4 Gambaran Pengisian Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan di Ruang Melati, Teratai dan Flamboyan

RSUD Panembahan Senopati Bantul......................... 75

Tabel 5 Karakteristik Partisipan Dalam FGD............................ 76

Tabel 6 Hasil FGD Faktor Yang Mempengaruhi

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Meliputi

Unsur Masukan, Lingkungan dan Proses................... 76

xi

Page 12: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Pengantar Instrumen Penelitian.

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Instrumen Studi Dokumentasi.

Lampiran 5 Pedoman Pertanyaan Diskusi Kelompok Terarah (FGD).

Lampiran 6 Transkrip hasil Diskusi Kelompok Terarah (FGD).

Lampiran 7 Surat Ijin Pengambilan Data Penelitian dari STIKES

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Lampiran 8 Surat Keterangan/Izin Penelitian dari BAPEDA

Pemerintah Kabupaten Bantul

Lampiran 9 Surat Keterangan/Izin Penelitian dari RSUD Panembahan

Senopati Bantul

Lampiran 10 Format Asuhan Keperawatan RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

xii

Page 13: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I

PANDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting

dalam sistem kesehatan. Berbagai kegiatan pelayanan kesehatan

dilaksanakan di rumah sakit untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara menyeluruh, merata dan terjangkau. Seiring

dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

pelayanan kesehatan di rumah sakit dituntut untuk lebih berkualitas.

Setiap pasien menginginkan pelayanan yang ramah, cepat, tepat,

efektif dan efisien. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka

diperlukan sistem manajeman pelayanan rumah sakit yang tepat dan

berkualitas pula (Dep.Kes RI, 1991).

Pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit beraneka

ragam sehingga tenaga didalamnya terdiri dari berbagai latar belakang

pendidikan yang bekerja sesuai dengan keahliannya. Salah satu

profesi kesehatan yang paling banyak kuantitasnya adalah tenaga

keperawatan. Keberadaan perawat di rumah sakit, menurut Amriyati

(2003), sangat menentukan mutu pelayanan yang dihasilkan, di

samping sumber daya lainnya. Hal ini dikarenakan perawat merupakan

ujung tombak di bagian rawat inap dan merupakan tenaga yang paling

lama kontak atau berhubungan dengan pasien.

Page 14: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Menurut Lokakarya Keperawatan Nasional, 1983 (cit PPNI,

1999), keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan

pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-

spiritual yang komprehensif serta ditujukan pada individu, keluarga dan

masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup

seluruh siklus kehidupan.

Perawat merupakan sumber daya manusia yang terlibat secara

langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien, maka asuhan

keperawatan yang diberikan perlu dijaga kualitasnya. Pelaksanaan

asuhan keperawatan merupakan tolok ukur kualitas pelayanan dari

suatu rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah dengan meningkatkan

mutu rekam medis karena rekam medis akan mencerminkan baik

tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit (Dep.Kes RI, 1991).

Mutu rekam medis tergantung pada informasi yang dimasukkan

para profesional yang berhak menyediakan pelayanan dan

bertanggung jawab untuk mendokumentasikan pelayanan tersebut.

Informasi yang ada dalam rekam medis mencakup informasi yang

cukup mengenai pasien, pemberian alasan dalam penetapan

diagnosis dan perawatan, serta mencatat/merekam seluruh hasil

pemeriksaan dan tindakan yang diberikan kepada pasien

(Huffman,1994).

Page 15: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Setiap pasien yang datang ke rumah sakit dibuatkan berkas

rekam medis sebagai catatan medis selama pasien tersebut

mendapatkan pelayanan dari rumah sakit. Semua data yang ada di

dalam rekam medis harus diisi lengkap karena kegunaan rekam medis

mempunyai nilai ALFRED yaitu Administrasi, Legal (hukum), Finansial

(keuangan), Riset (penelitian) dan Dokumentasi (Huffman,1994).

Pengisian data rekam medis yang lengkap merupakan suatu hal

yang sangat penting, karena rekam medis digunakan sebagai bukti

tertulis tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan

serta alat perlindungan hukum bagi pasien, dokter, perawat dan rumah

sakit. Menurut Dep.Kes RI (1991), jika berkas rekam medis akan

dimusnahkan maka salah satu bagian rekam medis yang harus

dilestarikan (tidak dimusnahkan) sebagai arsip permanen/tetap

disimpan di unit rekam medis adalah lembar resume.

Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting

terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan

mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatu unit

pelayanan kesehatan. Dokumentasi keperawatan juga termasuk

sesuatu yang harus ada untuk perkembangan keperawatan,

khususnya profesional keperawatan. Selain itu dokumentasi

keperawatan merupakan suatu bentuk upaya untuk membina dan

mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan.

Page 16: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan merupakan

salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan

mutu suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di

rumah sakit sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 436/MENKES/SK/VI/1993 tentang

standar pelayanan rumah sakit dan Surat Keputusan Direktur Jendral

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Nomor :

YM 00.03.2.6.7637 Tahun 1993 tentang berlakunya Standar Asuhan

Keperawatan di Rumah Sakit.

Proses keperawatan merupakan salah satu alat bagi perawat

untuk memecahkan masalah yang terjadi pada klien. Dalam

melakukan proses keperawatan diperlukan pendokumentasian

sehingga perawat mendapatkan data klien dengan sistematis (Hidayat,

2002). Apabila dokumentasi asuhan keperawatan tidak dilakukan

dengan tepat, lengkap dan akurat dapat menurunkan mutu pelayanan

keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat

keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Dalam aspek

legal, perawat tidak mempunyai bukti tertulis jika pasien menuntut

ketidakpuasan atas pelayanan keperawatan atau dugaan malpraktik

(Nursalam, 2001).

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul

yang terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.14 Bantul. Rumah

Page 17: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

sakit tersebut berdiri sejak tahun 1953 dengan nama Rumah sakit

Umum Jebugan, namun sejak tahun 2003 berubah nama menjadi

RSUD Panembahan Senopati Bantul. RSUD Panembahan Senopati

Bantul lulus akreditasi 12 program pada bulan Nopember 1998 dan

tanggal 1 Januari 2003 menjadi Rumah Sakit Swadana dengan Perda

No. 8 tanggal 8 Juni 2002. Motto RSUD Panembahan Senopati Bantul

adalah “ Kepuasan anda adalah kebahagiaan kami”. Sedangkan

visinya adalah “Terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi

pilihan utama masyarakat Bantul dan sekitarnya “. Tujuannya

meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. Filosofinya

“kesembuhan, keselamatan jiwa dan kepuasan pelayanan merupakan

kebahagiaan dan kebanggaan kami “.

Misi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan

paripurna dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

2. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesejahteraan

karyawan.

3. Memberikan pelayanan kesehatan bekerjasama dengan lembaga

lain.

4. Menyediakan pelayanan pendidikan dan penelitian intern dan

ekstern.

Page 18: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

5. Menyediakan pelayanan non fungsional.

RSUD Panembahan Senopati Bantul secara garis besar

memberikan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat

jalan. Berdasarkan tugas, fungsi, visi dan misi yang ditetapkan,

secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut : terwujudnya

pengembangan pelayanan dan manajemen rumah sakit yang

memuaskan masyarakat. Masyarakat yang menggunakan pelayanan

kesehatan di rumah sakit tersebut mempunyai latar belakang yang

berbeda-beda yaitu dari masyarakat lapisan menengah ke bawah

maupun menengah ke atas. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, RSUD Panembahan Senopati Bantul melakukan berbagai

upaya peningkatan secara terus-menerus, akan tetapi masih dijumpai

keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan keperawatan.

Kapasitas tempat tidur di instalasi rawat inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul berjumlah 150 TT. BOR tahun 2007

adalah sebesar 97,87 %. Jumlah tenaga keperawatan di instalasi

rawat inap sebanyak 111 orang, dengan rincian sebagai berikut : S1

Keperawatan 1 orang, DIII Keperawatan 87 orang, dan SPK 23 orang.

RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai 10 ruang rawat inap

yaitu Ruang Melati, Alamanda, Anggrek, Bougenvile, Nusa Indah,

Paviliun Mawar dan Wijaya Kusuma, Teratai, Asoka dan Flamboyan.

Jumlah pasien rawat inap tahun 2007 adalah 14.176 pasien.

Page 19: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

RSUD Panembahan Senopati Bantul melaksanakan asuhan

keperawatan dengan mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan

dari Departemen Kesehatan RI 1997. Namun sampai saat ini

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan dirasakan

belum dapat dilakukan secara maksimal. Pada tahun 1997 pernah

dilakukan survey pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan (saat Pelatihan Standar Asuhan Keperawatan/SAK) di

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul, namun

tidak ada data yang rinci tentang hasil survey tersebut karena hanya

untuk praktik pelatihan.

Seksi keperawatan RSUD Panembahan Senopati Bantul terakhir

melakukan evaluasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada

tahun 2003 dan belum pernah lagi melakukan evaluasi tentang

penerapan standar asuhan keperawatan oleh karena berbagai hal atau

alasan. Hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan tahun

2003 seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 1Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Tahun 2003

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Instrumen Bangsal Bougenvil Dahlia Cempaka Anggrek Mawar Melati Rt-rt

Studi dokumentasi

(A)94,25 78,13 92,50 84,13 80,16 88,20 86,23

Persepsi mutu

pelayanan (B)

78,10 66,29 62,00 66,67 68,40 57,10 66,4

Pelaksanaan kegiatan

keperawatan

82,46 75,35 83,00 92,09 77,10 81,10 81,85

Page 20: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

(C)Sumber: RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa untuk studi dokumentasi

telah didapatkan hasil yang baik untuk masing-masing bangsal yaitu

terendah 78,13 (bangsal Dahlia) dan tertinggi 94,25 (bangsal

Bougenvil). Penetapan standar pendokumentasian tersebut

diasumsikan pada kriteria baik (76-100), sedang (56-75) dan kurang

(< 56).

Meskipun hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan

pada tahun 2003 tersebut menunjukkan hasil yang baik, namun dalam

kenyataannya berdasarkan pengamatan langsung pada studi

pendahuluan dari 20 dokumen rekam medis pasien, hampir semuanya

masih terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian dokumentasi

asuhan keperawatan, misalnya pengkajian yang tidak lengkap,

diagnosa keperawatan hanya satu sejak pasien masuk sampai pulang,

pada dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan tidak ditulis

nama, tanda tangan perawat, tindakan program pengobatan tidak

ditulis dengan lengkap misal : nama obat, dosis obat, jam pemberian,

evaluasi keperawatan yang tidak mengacu pada tujuan atau kriteria

tujuan dan masih banyak lagi yang kurang lengkap atau kurang tepat

dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sehingga diperlukan

suatu penelitian untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi

ketidaklengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan.

Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat

Page 21: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

penting bagi perawat profesional, oleh karena dalam melaksanakan

asuhan keperawatan, perawat harus membuat suatu rencana dan

digunakan sebagai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan hasil wawancara di ruang rawat inap bangsal kelas

III yang meliputi bangsal Melati, Teratai dan Flamboyan diperoleh

informasi dari 20 orang perawat yang diwawancarai mengatakan

bahwa 6 perawat (30,33%) menyatakan melengkapi pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan sedangkan sisanya 14 perawat

(69,67%) tidak melengkapi pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan. Mereka mengetahui bahwa pengisian dokumentasi

asuhan keperawatan merupakan salah satu bagian dari proses

keperawatan sehingga pelaksanaannya merupakan kewajiban dan

tanggung jawab perawat. Mereka sadar pentingnya dokumentasi

asuhan keperawatan, akan tetapi pelaksanaan pendokumentasian

asuhan keperawatan masih terdapat ketidaktepatan dan

ketidaklengkapan dalam pengisian dokumentasi keperawatan oleh

karena berbagai alasan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan informasi tersebut diatas

maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang gambaran

faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

Page 22: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan pada saat

studi pendahuluan yaitu adanya ketidaklengkapan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor apakah yang

menyebabkan tidak lengkapnya pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan

pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pendokumentasian Asuhan

Keperawatan berdasarkan unsur masukan yang meliputi

pendidikan, pelatihan dan sarana.

b. Mengetahui gambaran pendokumentasian Asuhan

Keperawatan berdasarkan unsur lingkungan yang meliputi

kebijakan, organisasi dan manajemen.

Page 23: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11

c. Mengetahui gambaran pendokumentasian Asuhan

Keperawatan berdasarkan unsur proses yang meliputi

waktu/lama, kepentingan/ kegunaan dan motivasi.

d. Mengetahui gambaran pendokumentasian asuhan keperawatan

berdasarkan unsur masukan, unsur lingkungan dan unsur

proses.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan gambaran dalam pengembangan ilmu

pengetahuan bagi peneliti lain yang tertarik dan berminat dengan

masalah-masalah atau penyebab ketidaktepatan atau

ketidaklengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di

Ruang Rawat Melati, Teratai, dan Flamboyan RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Sebagai bahan masukan dalam pengaturan kinerja perawat dan

pembuatan kebijakan dalam pengaturan ketenagaan perawat

yang ada hubunganya dengan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan di Ruang Rawat Melati, Teratai, dan Flamboyan

RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam upaya untuk

Page 24: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

12

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan keperawatan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

kepustakaan dalam menyusun makalah atau penelitian

terutama yang berkaitan dengan ketidaklengkapan pengisian

pendokumentasian asuhan keperawatan.

c. Bagi Peneliti

Mencoba kemampuan penulis untuk melakukan penelitian

tentang keperawatan sehingga dapat mendorong penulis untuk

terus mengembangkan diri dan dapat diterapkan ilmu yang

penulis miliki bagi kesehatan masyarakat.

d. Bagi peneliti lain.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk mengembangkan penelitian tentang faktor-

faktor yang menyebabkan ketidaklengakpan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Analisis faktor ketidaklengkapan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul, sepengetahuan penulis belum pernah

Page 25: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

13

dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan dan mirip dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nurhayati (2006) tentang hubungan motivasi kerja perawat dengan

kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di ruang

rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Jenis penelitiannya adalah non eksperimental bersifat

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat. Sedangkan

variabel terikatnya adalah kelengkapan pengisian dokumentasi

asuhan keperawatan. Pengambilan sampel menggunakan cara

non probability sampling tehnik pursposive sampling yaitu

pengambilan sampel didasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri, ciri atau sifat populasi telah diketahui

sebelumnya. Jumlah responden 86 perawat yang bekerja di

instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Pengolahan data dengan tabel frekuensi dan korelasi product

moment angka kasar dari Pearson. Pada analisis data didapatkan

rxy = 0,385 dan p = 0,035 pada α = 0,05, menunjukkan ada

hubungan bermakna antara motivasi kerja perawat dengan

kelengkapan pengisian dokumentasi keperawatan, semakin tinggi

motivasi perawat akan mempengaruhi kelengkapan pengisian

dokumentasi asuhan keperawatan.

Page 26: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

14

2. Hadi, S., (2007) tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kelengkapan Pendokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

variabel bebas dan variabel terikat. Pengambilan sampel

menggunakan tehnik total sampling. Menggunakan rancangan

cross sectional. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa

pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Jambi dikatakan kurang lengkap.

Kesimpulan yang lain menyebutkan bahwa ada hubungan yang

bermakna dalam rentang 0,40 – 0,599 yang diinterpretasikan

tingkat sedang antara persepsi terhadap pendidikan, pelatihan,

manajemen, sarana, waktu dan motivasi dengan kelengkapan

pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Jambi.

Setelah diamati dari kedua peneliti tersebut diatas perbedaan

dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian observasional non

eksperimental .Jenis penelitian deskriptif kualitatif dan dilengkapi

dengan data kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan cara

non probability sampling tehnik pursposive sampling. Variabel

Page 27: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

15

dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam pengisian dokumentasi Asuhan

Keperawatan, penelitian ini dengan melakukan observasi

langsung atau menilai dengan menggunakan instrumen A Dep.Kes

RI tahun 1997 dan dilengkapi dengan data hasil diskusi kelompok

terarah ( Focus Group Discussion).

Page 28: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil penilaian pengisian dokumentasi asuhan keperawatan

dengan menggunakan instrumen A dari Dep.Kes. RI tahun 1997.

Penilaian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Melati, Teratai

dan Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul selama 2

minggu, dari tanggal 1 sampai 13 Juni 2009 dengan masing-

masing ruang rawat sebanyak 20 sampel rekam medis yaitu rekam

medis pasien yang telah pulang dan dirawat minimal 3 hari di ruang

rawat tersebut serta berkas rekam medis belum dikembalikan

kebagian rekam medis.

Gambaran Ruang Rawat Inap Melati, Teratai dan

Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat

diperlihatkan pada tabel 3. berikut:

Tabel 3 Gambaran Ruang Rawat Inap Melati, Teratai dan Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2008

Ruang rawat ∑ TT ∑ perawat BORMelati 24 15 85,37 %Teratai 25 20 125,18 %Flamboyan 22 15 94,03 %

Jumlah 71 50 Rata-rata=101,526 %

Sumber : Laporan tahun 2008 RSUD Panembahan Senopati Bantul

Page 29: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

75

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan

instrumen A Dep.Kes. RI 1997 didapatkan hasil sebagaimana

terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4 Gambaran pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Melati, Teratai dan Flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2009.

Aspek Yang DinilaiMelati Flamboyan Teratai

Rata-rata Rata-rata Rata-rata∑ % ∑ % ∑ %

Pengkajian 56 70 50 62,5 48 60Dx Keperawatan 41 68,3 41 68,3 40 66, 7Perencanaan 78 65 78 65 72 60Tindakan Keperawatan 47 58,8 43 53,8 39 48,8Evaluasi Keperawatan 28 70 28 70 26 65Catatan Keperawatan 73 73 72 72 67 67

Rata-Rata (%) 53,8 67,5 52 65,3 48,7 61,3Kategori Tidak lengkap Tidak lengkap Tidak lengkap

Tabel 4. menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan

pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk tidak

lengkap. Pendokumentasian asuhan keperawatan dipengaruhi

oleh berbagai faktor. Secara garis besar pendokumentasian

asuhan keperawatan dipengaruhi oleh unsur masukan, unsur

lingkungan dan unsur proses sebagaimana diungkapkan oleh

Azwar (1994).

2. Hasil diskusi kelompok terarah (FGD). FGD dilaksanakan pada hari

Sabtu, tanggal 20 Juni 2009, pukul 11.30 Wib sampai dengan

12.30 Wib, di Ruang Aula B RSUD Panembahan Senopati

Bantul

dengan 9 orang partisipan dari ketiga ruang rawat inap yang

menjadi subyek penelitian.

Page 30: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

76

a. Karakteristik partisipan dalam FGD sebagaimana terdapat

dalam tabel 5 berikut :

Tabel 5 Karakteristik partisipan dalam FGD

Karakteristik Partisipan Frekuensi ProsentaseJenis Kelamin :

a. Laki-lakib. Perempuan

18

11 %89 %

Umur :a. 20-30 tahunb. 31-40 tahunc. 41-50 tahun

27-

22 %78 %

-Pendidikan :

a. DIII Keperawatanb. DIV Keperawatan

81

89 %11 %

Masa Kerjaa. 2-6 tahunb. 7-11 tahunc. 12-16 tahun

324

34 %22 %44 %

Pelatihan SAK :a. Pernahb. Belum pernah

63

67 %33 %

b. Hasil FGD secara garis besar terdapat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6 Hasil FGD faktor yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan meliputi unsur masukan, lingkungan dan proses.

No Kategori data Hasil FGD Core1. Berdasarkan

unsur masukan yang meliputi pendidikan, pelatihan dan sarana

- Selama pendidikan semua perawat mendapat materi tentang dokumentasi asuhan keperawatan tetapi masih belum cukup menjadikan perawat melakukan pendokumentasian secara lengkap.

- Pendidikan penting untuk meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Page 31: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

77

- Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.

- Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam dokumentasi asuhan keperawatan

- Diperlukan pelatihan secara rutin untuk menumbuhkan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.

- Format yang ada sudah ada sejak tahun 1994 belum pernah ada perubahan sehingga saat ini dirasakan sudah tidak relevan lagi.

-Diperlukan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan.

-Format sudah tidak relevan dan perlu diganti

2. Berdasarkan unsur lingkungan yang meliputi kebijakan, organisasi dan manajemen

- Dibutuhkan standar asuhan keperawatan dan adanya sosialisasi yang jelas sehingga tidak membingungkan perawat dalam melakukan pendokumentasian

- Perawat membutuhkan adanya reward untuk dapat melakukan

- Perlu dibuat standar asuhan keperawatan yang baru sesuai perkembangan ilmu keperawatan.

- Perawat membutuhkan reward .

Page 32: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

78

pendokumentasian yang lengkap dan bermutu yang disebabkan oleh pekerjaan yang berat dan waktu yang lebih banyak untuk menulis pendokumentasian yang lengkap.

- Perlu adanya sistem evaluasi SAK yang rutin sehingga dapat diketahui mutu pelayanan keperawatan.

- Perawatan membutuhkan pengawasan yang berupa teguran atau insentif sehingga pelaksanaan pendokumentasian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

- Diperlukan manajerial yang lebih baik, lebih memperhatikan perawat dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan.

- Perlu adanya evaluasi rutin

- Perlu adanya teguran atau insentif.

- Diperlukan perbaikan manajerial rumah sakit

3. Berdasarkan unsur proses yang meliputi waktu, motivasi dan kegunaan.

- Pendokumentasian belum dapat dilaksanakan secara lengkap disebabkan waktu untuk menuliskannya terlalu lama dan sibuk dengan tindakan

- Waktu tidak cukup untuk menulis.

-

Page 33: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

79

keperawatan, sementara shift jaga sudah habis.

- Perawat kurang mempunyai motivasi untuk melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang disebabkan kurang adanya pengawasan dari pihak manajerial (kepala ruang). Tidak adanya sangsi yang tegas atau reward yang memadai menjadikan perawat tidak termotivasi untuk melakukan pendokumentasian dengan baik dan lengkap.

- Perawat tahu dan menyadari bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan penting terutama untuk tanggung gugat namun belum dapat melaksanakan dengan baik karena faktor individu perawat sendiri dan juga lingkungan.

- Perawat membutuhkan reward atau panismen untuk dapat melakukan pendokumentasian secara lengkap

- Perawat malas menuliskan dokumentasi secara lengkap

Hasil FGD yang dilakukan peneliti terhadap perawat dengan

jelas memberikan gambaran bahwa pelaksanaan pendokumentasian

Page 34: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

80

asuhan kKeperawatan masih belum dilaksanakan dengan baik, dalam

arti pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum

lengkap.

B. Pembahasan

1. Hasil Penilaian Standar Asuhan Keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan instrumen A dari

DepKes RI tahun 1997 di dapatkan data kuantitatif yang

memberikan gambaran pendokumentasian asuhan keperawatan

secara umum di Ruang Rawat Melati, Teratai dan Flamboyan

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Tabel 4. memberikan gambaran bahwa pendokumentasian asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat masih tergolong kurang

baik. Pendokumentasian yang kurang baik dapat ditunjukkan

dengan pengisian pendokumentasian asuhan keperawatan yang

tidak lengkap, rata-rata nilai dari ketiga ruang rawat inap tersebut

yaitu 64,7 %, sedangkan kategori lengkap adalah ≥ 75 %.

Model pendokumentasian yang diberlakukan di RSUD

Panembahan Senopati Bantul adalah Source Oriented Record

(SOR). Model ini disebut juga catatan berorientasi pada sumber,

merupakan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang

mengelola pencatatan. Bagian penerimaan pasien mempunyai

lembar isian tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk

Page 35: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

81

mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan

penyakit, perawat menggunakan lembar catatan keperawatan,

begitu pula disiplin lain mempunyai lembar catatan masing-masing.

Catatan berorientasi pada sumber ini terdiri dari lima komponen

yaitu : lembar penerimaan yang berisi biodata pasien, lembar order

dokter, lembar riwayat medik/penyakit, catatan perawat, catatan

dan laporan khusus. Kerugian dalam Source Oriented Record

antara lain : potensial terjadinya pengumpulan data yang

terfragmentasi, karena tidak berdasarkan waktu.

Format asuhan keperawatan yang ada sekarang merupakan

format yang telah dibuat pada tahun 1994. Format tersebut berisi

tentang format pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan

evaluasi keperawatan. Bila dibanding dengan menggunakan

instrumen A Dep.Kes. RI tahun 1997 format tersebut tidak ada

catatan asuhan keperawatan.

Pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada format

pengkajian rata-rata 64,2 % yaitu kategori tidak lengkap. Hal ini

dikarenakan adanya data yang tidak dikelompokkan (bio-psiko-

sosial-spiritual), dan masalah yang timbul tidak dituliskan. Menurut

Nursalam (2002) rumusan masalah merupakan salah satu aspek

yang penting dalam pengkajian karena rumusan masalah

digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Adapun

untuk aspek data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang dan

Page 36: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

82

masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status

kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan sebagian

dicatat lengkap. Menurut Doenges (1998), pengkajian merupakan

proses dinamis yang terorganisir yang meliputi 3 aktivitas dasar

yaitu mengumpulkan data secara sistematis, menyortir dan

mengatur data yang dikumpulkan serta mendokumentasikan data

dalam format yang dapat dibuka kembali. Untuk itu keefektifan dan

keakuratan pengkajian sangatlah penting untuk perumusan

masalah keperawatan.

Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan pada format

diagnosa keperawatan rata-rata 67,8 % yaitu kategori tidak

lengkap. Hal ini dikarenakan bahwa hampir semua diagnosa yang

ditulis merupakan aktual, sedangkan diagnosa potensial dan resiko

tidak dirumuskan. Dalam satu berkas rekam medis, diagnosa

keperawatan yang dirumuskan hanya satu dari pasien datang

sampai pulang, tidak pernah ada revisi, modifikasi atau

penambahan diagnosa selama pasien dirawat. Selama penelitian

terdapat beberapa perawat yang tidak pernah merumuskan

diagnosa keperawatan, sedangkan yang menuliskan diagnosa

keperawatan hanya perawat-perawat tertentu saja. Menurut

Maryorita (2003), hal ini terjadi karena perawat masih kurang

mampu merumuskan untuk menganalisis dan menginterpretasikan

data yang telah dikumpulkan selama pengkajian.

Page 37: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

83

Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan pada format

rencana keperawatan rata-rata 63,3 % yaitu kategori tidak lengkap.

Hal ini karena perawat hanya merumuskan tujuan intervensi saat

pertama membuat diagnosa untuk selanjutnya tujuan intervensi

tidak pernah dituliskan lagi. Padahal menurut Carpenito (1995),

tujuan intervensi membantu perawat untuk menentukan

keberhasilan atau kesesuaian rencana asuhan keperawatan.

Rencana intervensi telah dirumuskan berdasarkan prioritas

diagnosa keperawatan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas,

akan tetapi masih banyak rencana intervensi yang masih belum

menggambarkan keterlibatan pasien/ keluarga dan juga kerjasama

dengan tim kesehatan lain.

Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan pada format

tindakan keperawatan rata-rata 53,8 % yaitu kategori tidak

lengkap. Hal ini dikarenakan banyak perawat yang melakukan

tindakan keperawatan tidak mengacu pada rencana intervensi

keperawatan, banyak yang tidak mengobservasi respon pasien

terhadap tindakan keperawatan, tidak pernah ada revisi

berdasarkan hasil evaluasi dan banyak tulisan yang kurang baik,

kurang jelas dan sulit dibaca atau dengan singkatan-singkatan

yang tidak baku sehingga sulit dipahami orang lain.

Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan pada format

evaluasi keperawatan rata-rata 68,3 % yaitu kategori tidak

Page 38: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

84

lengkap. Hal ini dikarenakan sebagian besar perawat menuliskan

evaluasi keperawatan tidak mengacu pada tujuan yang telah

ditetapkan. Menurut Carpenito (1995), perawat bertanggung jawab

untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien terhadap

pancapaian hasil setiap hari. Evaluasi ini bermanfaat untuk

mengetahui seberapa baik tujuan pasien dicapai dan apakah

aktivitas perawat membantu pancapaian tujuan pasien ataukah

perlu adanya revisi atau modifikasi tindakan keperawatan.

Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan pada format

dokumentasi keperawatan rata-rata 70,7 % yaitu kategori tidak

lengkap. Hal ini dikarenakan sebagian perawat didalam menuliskan

dokumentasi asuhan keperawatan tidak jelas, banyak yang

menggunakan singkatan-singkatan atau istilah-istilah yang tidak

baku, tidak setiap tindakan/ kegiatan perawat mencantumkan

paraf/nama jelas dan tanggal, jam dilakukannya tindakan. Menurut

Bjorvell et all (1999), bahwa sebagai dokumen yang sah, tanggal,

waktu pencatatan dan tanda tangan pancatat harus dicantumkan

dan perawat hendaknya menggunakan kosakata yang dapat

dipahami oleh semua anggota tim kesehatan lainnya.

Pengisian pendokumentasian yang tidak lengkap dapat

mempengaruhi mutu pendokumentasian yang ada di satu ruangan

secara keseluruhan. Huffman (1994), menjelaskan bahwa mutu

rekam medis tergantung pada informasi yang dimasukkan para

Page 39: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

85

profesional yang berhak menyediakan pelayanan dan bertanggung

jawab untuk mendokumentasikan pelayanan tersebut.

Pendokumentasian yang tidak lengkap akan mempengaruhi

komunikasi antara perawat jaga ketika melakukan pergantian shift.

Informasi yang tidak lengkap, dapat mempengaruhi tindakan yang

harus dilakukan perawat.

2. Hasil diskusi kelompok terarah.

FGD diikuti oleh 9 orang perawat yang mewakili 3 ruang

yaitu Melati, Flamboyan dan Teratai. Masing-masing ruang diwakili

3 orang yang mencerminkan perilaku pengisian pendokumentasian

asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah

didapatkan keterangan faktor-faktor yang mempengaruhi

ketidaklengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan

pada perawat di Ruang Rawat Inap Melati, Teratai dan Flamboyan

RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil FGD berdasarkan

unsur masukan, unsur lingkungan dan unsur proses dapat

dilakukan analisis sebagai berikut :

a. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

berdasarkan unsur masukan :

1) Pendidikan

Ketidaklengkapan pengisian pendokumentasian

asuhan keperawatan dapat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan perawat. Perawat yang memiliki tingkat

Page 40: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

86

pendidikan lebih tinggi diharapkan dapat melakukan

pengisian pendokumentasian dengan lebih lengkap

dibandingkan dengan perawat dengan tingkat pendidikan

yang lebih rendah. Menurut Anoraga, dkk (1995), pendidikan

merupakan salah satu faktor umum yang sangat mendasar

yang mempengaruhi kinerja seseorang. Secara umum

diungkapkan bahwa seseorang yang berpendidikan lebih

tinggi memiliki kinerja yang lebih baik daripada orang yang

berpendidikan lebih rendah.

Hasil penelitian ini didapatkan karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut : tidak ada

responden yang berpendidikan SPK, 8 orang berpendidikan

D III Keperawatan dan 1 orang berpendidikan DIV

Keperawatan sebagaimana ditunjukkan tabel 5.

Responden yang berpendidikan DIII Keperawatan

namun tidak melakukan pendokumentasian Asuhan

Keperawatan dengan lengkap dapat disebabkan karena

banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah ketidak

sesuaian format pengkajian yang diajarkan di sekolah formal

dengan format pengkajian yang digunakan di rumah sakit.

Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil diskusi dengan

responden yang menyatakan bahwa :

Page 41: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

87

“Selama menempuh pendidikan formal memang telah

diajarkan pendokumentasian. Bagaimana cara

pengisiannya, kepentingannya, kegunaannya dan

sebagainya. Namun setelah lulus dan bekerja disini,

ternyata format yang digunakan untuk

pendokumentasian tidak sama, jadinya kita agak

bingung juga dalam mengisi pendokmentasian karena

sejak saya masuk tidak ada penjelasan atau sosialisasi

sehingga nulisnya hanya ikut-ikutan yang senior aja”

“Kalau menurut saya sih, antara SPK dan DIII

Keperawatan, tidak terlalu jauh perbedaannya dalam

mengisi pendokumentasian, hanya saja, kalau yang D III

saja kebingungan dalam mengisi pendokumentasian,

apalagi yang SPK, tentunya lebih bingung lagi, karena

bagaimanapun juga, DIII lebih tinggi dibandingkan SPK”

Ungkapan responden tersebut menunjukkan bahwa

meskipun responden berpendidikan D III Keperawatan,

namun perbedaan format pengkajian antara yang dipelajari

dengan yang dipraktekkan dan juga tidak adanya sosialisasi

penulisan asuhan keperawatan menyebabkan pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap.

Menurut responden pendidikan formal saja belum cukup

untuk menjadikan perawat melakukan pendokumentasian

Page 42: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

88

secara lengkap. Hal tersebut disebabkan karena format

pengkajian yang berbeda.

Dalam hal ini responden mengungkapkan dalam hasil

diskusi sebagai berikut :

“Saya rasa pendidikan formal saja belum cukup untuk

menjadikan perawat melakukan pendokumentasian

asuhan keperawatan secara lengkap. Sebab format

pendokumentasian berbeda dengan yang dipelajari,

apalagi dari berbagai lulusan institusi yang berbeda-beda,

sehingga dalam pengisiannyapun, kami agak merasa

bingung juga ”

2) Pelatihan

Pelatihan sangat berpengaruh untuk meningkatkan

keterampilan dokumentasi asuhan keperawatan. Adanya

pelatihan tentang tata cara penulisan dokumentasi asuhan

keperawatan akan membantu pelaksanaan

pendokumentasian secara lengkap. Responden yang tidak

melakukan pendokumentasian secara tidak lengkap salah

satunya disebabkan karena tidak adanya pelatihan tentang

pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Dalam hal ini

responden mengungkapkan sebagai berikut :

“Perlu adanya pelatihan tentang cara pengisian format

pendokumentasian, sehingga pengetahuan dan

Page 43: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

89

ketrampilan perawat akan meningkat dalam hal

pendokumentasian”

“Pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan

sangat diperlukan untuk mengantisipasi perubahan-

perubahan format pengkajian yang berubah”

Pelatihan yang kurang menyebabkan perawat

melakukan pendokmentasian secara tidak lengkap.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Suwarno (2004) yang menyimpulkan bahwa pelatihan yang

kurang menyebabkan belum optimalnya pendokumentasian

asuhan keperawatan.

Swansburg (1996), menyatakan bahwa dengan

adanya pelatihan, diharapkan dapat dicapai hasil atau tujuan

yang diinginkan, dengan kata lain bahwa pelatihan

merupakan suatu metode yang efektif untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia, memperbaiki kesalahan

dimasa lalu dan meningkatkan motivasi bagi orang yang

mengikuti pelatihan itu sendiri.

3) Sarana

Sarana dalam pendokumentasian keperawatan

adalah format dokumentasi asuhan keperawatan yang dibuat

tahun 1994, hanya berisi pengkajian sampai evaluasi dan

tidak ada catatan perkembangan sehingga menurut mereka

Page 44: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

90

format dokumentasi membingungkan dalam pengisiannya.

Cara pengisian format belum pernah diadakan sosialisasi

pada perawat tentang cara pengisian format dokumentasi

asuhan keperawatan dari pihak manajemen, baik dari bidang

perawatan maupun kepala ruang, hal ini terungkap pada

responden dibawah ini.

“Ya.... kayaknya format sudah nggak sesuai, apalagi

sejak tahun 1994 belum pernah ada revisi, nggak sesuai

dengan perkembangan ilmu keperawatan saat ini..

“Formatnya menurut saya masih rancu itu lho.....isine

koyo lembaran diisi ini itu kok titik-titik, belum ada catatan

perkembangan, ya pokoknya belum spesifik itu dan tidak

ada sosialisasi yang jelas walaupun sebenarnya telah

diterbitkan buku petunjuk tehnik pengisian tetapi karena

tidak ada sosialisasi sehingga diisi sesuai penafsiran

sendiri-sendiri”

Sarana yang paling utama dalam pendokmentasian

asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Melati, Teratai

dan Flamboyan adalah format. Dalam format dokumentasi

asuhan keperawatan juga tidak ada kolom hasil dan catatan

perkembangan pasien, sehingga cenderung kurang lengkap.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Anoraga (1995), yang

menyatakan bahwa semakin lengkap sarana yang dimiliki,

Page 45: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

91

maka proses dan produktifitas akan semakin baik. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori Soedarsono (cit Utami,

2002) yang menyatakan bahwa hambatan dan implementasi

keperawatan adalah kualitas keperawatan yang terbatas,

terutama bahan dan format dokumentasi yang tidak tersedia.

Menurut penelitian Utami (2002), untuk perawat dengan

mobilitas tinggi, dibutuhkan format dokumentasi keperawatan

yang lebih ringkas.

b. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

berdasarkan unsur lingkungan :

1) Kebijakan

Kebijakan pihak manajerial terkait dengan

pelaksanaan pendokumentasian di Ruang Melati, Teratai

dan Flamboyan terkait dengan ada atau tidaknya sosialisasi

format pendokumentasian, evaluasi, reward dan panismen.

Dalam diskusi tersebut, responden mengungkapkan :

“Jika insentifnya banyak maka penulisan asuhan

keperawatan mungkin akan baik, apalagi kalau penulisan

asuhan keperawatan diberikan insentif berapa, pasti akan

lengkap, kalau nggak seperti ini, ya..... asal jalan.”

“Untuk meningkatkan motivasi diperlukan adanya

sosialisasi, pelatihan, peningkatan reward disesuaikan

dengan penulisan, harus dibedakan. Kalau nulisnya betul

Page 46: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

92

diberikan reward lebih kalau nulisnya salah ya tidak, kalau

yang nulis baik dan tidak baik rewardnya sama,........ ya

sampai kriting kerjaannya sama aja”

Kebijakan diperlukan untuk mengatur pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan. Kebijakan yang

tepat sasaran mempengaruhi pencapaian tujuan yang

maksimal. Sedangkan kebijakan yang tidak proporsional

menyebabkan tidak jelasnya pencapaian tujuan.

Azwar (1994) menyebutkan bahwa kebijakan

merupakan suatu mekanisme yang menetapkan batasan

atau batas untuk tindakan administratif dan menentukan arah

untuk diikuti. Kebijakan pelayanan keperawatan tersedia

untuk memenuhi standarisasi dan sebagai sumber petunjuk

bagi staf keperawatan.

2) Organisasi dan manajemen

Dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan perlu adanya pengawasan dari atasan, agar

pelaksanaan tugas pendokumentasian dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil

diskusi kelompok menunjukkan bahwa secara organisasi

belum dilakukan pengawasan terhadap pendokumentasian

asuhan keperawatan. Dalam hal ini responden

mengungkapkan bahwa :

Page 47: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

93

“Mestinya setiap bulan itu dievaluasi, ada masalah atau

tidak. Untuk insentif, reward belum dilaksanakan. Sangsi

belum ada, baru berupa mengingatkan kekurangan

dokumentasi asuhan keperawatan”

“Pengawasan dan penilaian, intern belum ada, paling

Cuma dilihat kelengkapannya oleh kepala ruang. Kalau

kurang Kita disuruh nambahi. Penialian atau evaluasi SAK

belum dilaksanakan secara rutin.

Adanya pengawasan dari atasan akan memotivasi

perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan. Pengawasan yang baik jika tidak diimbangi

dengan peningkatan kualitas pendokumentasian

menyebabkan tujuan pendokumentasian tidak tercapai,

seperti ketidaklengkapan pengisian pendokumentasian

asuhan keperawatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Utami (2002) yang menyimpulkan

bahwa manajemen menyebabkan belum lengkapnya

pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil ini didukung

oleh Handoko (2005) yang menyatakan bahwa kegiatan

pengawasan dan pengarahan harus dilakukan kepada para

bawahannya sehingga bawahan bekerja dengan baik dan

organisasi bergerak ke arah tujuannya.

Page 48: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

94

Untuk mengontrol pendokumentasian asuhan

keperawatan perlu diadakan evaluasi SAK secara teratur

dan rutin. Hal ini sesuai dengan teori Hidayat (2001) yang

menyatakan bahwa untuk mengontrol kegiatan pelaksanaan

asuhan keperawatan serta aturan-aturan dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan perlu dibentuk

standar akreditasi asuhan keperawatan.

c. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

berdasarkan unsur proses :

1) Motivasi

Motivasi sebagai faktor yang berasal dari dalam

individu yang menimbulkan, mengarahkan dan

mengorganisasikan tingkah laku orang yang bersangkutan.

Motivasi perawat dalam melaksanakan pendokumentasian

asuhan keperawatan terkait dengan adanya reward. Dalam

hal ini responden mengungkapkan sebagai berikut:

“Jika insentifnya banyak maka penulisan asuhan

keperawatan akan baik, apalagi kalau penulisan asuhan

keperawatan diberikan insentif berapa, pasti akan

lengkap, kalau nggak seperti ini, ya..... asal jalan.”

“Untuk meningkatkan motivasi diperlukan adanya

sosialisasi, pelatihan, peningkatan reward disesuaikan

dengan penulisan, harus dibedakan. Kalau nulisnya betul

Page 49: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

95

diberikan reward lebih kalau nulisnya salah ya tidak, kalau

yang nulis baik dan tidak baik rewardnya sama,........ ya

sampai kapanpun kerjaannya tidak bakal baik”

Motivasi menyebabkan belum optimalnya

pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat

Melati, Teratai dan Flamboyan. Hasil diskusi kelompok

terarah menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki

responden terkait dengan reward atau penghargaan yang

berupa uang. Semakin banyak reward yang diberikan maka

pendokumentasian asuhan keperawatan akan semakin

lengkap. Model motivasi yang dimiliki responden, menurut

Taylor (cit Handoko, 1995) merupakan model tradisional dari

motivasi yang menyatakan bahwa para pekerja pada

dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan

penghargaan berwujud uang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Utami (2002) dan Suwarno (2004) yang

menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi belum

lengkapnya pendokumentasian asuhan keperawatan.

2) Waktu

Kekurangan waktu untuk menulis dokumen asuhan

keperawatan merupakan alasan khas perawat. Perawat lebih

banyak mengurusi pasien dari pada menulis dokumentasi

Page 50: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

96

asuhan keperawatan. Responden menyatakan bahwa jika

pasiennya sedikit dan kondisi pasien baik, maka waktu untuk

menulis dokumentasi keperawatan juga lebih banyak.

Keterbatasan waktu penulisan pendokumentasian asuhan

keperawatan juga disebabkan karena responden mempunyai

kebiasaan melakukan penulisan pendokumentasian asuhan

keperawatan menjelang pulang sebagaimana diungkapkan

responden dalam diskusi kelompok terarah:

“Pendokumentasian asuhan keperawatan biasanya

dilakukan menjelang pulang, hal tersebut dilakukan

karena setiap kali akan melakukan pedokumentasian,

selalu ada pasien yang datang dengan kasus yang lain.”

“Biasanya saya melakukan tindakan keperawatan dulu,

baru melakukan pendokumentasian. Kalo pasiennya

banyak, ya... pendokumentasiannya seadanya, seingat

saya, jadi tidak semua kasus dan tindakan

didokumentasikan”

Ketidaklengkapan pendokumentasian disebabkan

karena responden memiliki waktu yang sedikit untuk

melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. Selain itu

banyaknya pasien dengan berbagai kasus menyebabkan

responden menuliskan poin-poin yang penting saja, tidak

secara keseluruhan. Tingkat kesibukan perawat dalam

Page 51: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

97

memberikan asuhan keperawatan didukung dari nilai BOR

(Bed Occupancy Rate) RSUD Panembahan Senopati Bantul

tahun 2008 yang tinggi, BOR rata-rata untuk ketiga ruang

rawat inap tersebut adalah 101,526 % jauh diatas nilai ideal

yaitu 65 % - 85 %, artinya bahwa tidak adanya waktu yang

cukup bagi perawat untuk mendokumentasikan asuhan

keperawatan oleh karena terlalu banyaknya pekerjaan atau

banyaknya pasien sehingga hanya menulis yang penting-

penting saja.

Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Carpernito

(1999) yang menyatakan bahwa faktor waktu mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan yang

dikerjakan. Waktu yang dibutuhkan untuk menuliskan

dokumentasi asuhan keperawatan kurang lebih 30 – 40

menit. Waktu pembuatan dokumentasi keperawatan juga

harus relevan dengan berat ringannya sakit pasien, tetapi

masalah umum dari perawat dalam melakukan

pendokumentasian adalah tidak adanya waktu untuk menulis

sehingga dokumentasi asuhan keperawatan ditunda

keesokan harinya atau pasiennya pulang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Utami (2002) yang

Page 52: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

98

menyebutkan bahwa waktu menyebabkan

pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap atau tidak.

3) Kegunaan

Salah satu kegunaan pendokumentasian asuhan

keperawatan adalah sebagai alat tanggungjawab dan

tanggunggugat sebagaimana diungkapkan responden

sebagai berikut :

“Dokumentasi asuhan keperawatan harusnya bisa

digunakan sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat

sehingga harus lengkap. Namun tulisannya hanya itu-itu

saja. Antara pasien yang satu dengan pasien yang lain

tidak berbeda, semuanya hampir sama yaitu hanya berisi

kebiasaan sehari-hari perawat sebagai contoh mengukur

vs, Verbedent, memberikan obat oral, memberikan injeksi

dan sebagainya”

Pendokumentasian asuhan keperawatan yang

dilakukan responden belum mencerminkan kualitas SAK

yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, sebab

semua pasien dianggap sama sakitnya. Menurut Hidayat

(2002), Standar dokumentasi memuat aturan atau

ketentuan tentang pelaksanaan pendokumentasian.

Oleh karena itu, kualitas kebenaran dokumentasi

asuhan keperawatan akan mudah

Page 53: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

99

dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai

perlindungan atas gugatan karena sudah memiliki

standar hukum.

C. Faktor yang mendukung dan menghambat

Faktor yang mendukung penelitian ini adalah, peneliti bekerja di

RSUD Panembahan Senopati dan pekerjaan responden masih dalam

pengawasan peneliti sehingga memudahkan responden dalam

melakukan diskusi dan pengambilan data.

Faktor yang menghambat penelitian ini secara metodologi tidak

ditemukan, namun secara tehnik ditemukan hambatan yaitu sulitnya

mencari kesepakatan waktu antara peneliti dan partisipan untuk

melakukan diskusi kelompok terarah karena mesti harus

menyempatkan waktu sehingga partisipan menyatakan agak malas.

Page 54: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian yang mendalam dengan

menggunakan lembar observasi Instrumen A SAK Dep.Kes. RI tahun

1997 dan diskusi kelompok terarah (FGD) terhadap perawat yang

bertugas di Ruang Rawat Melati, Teratai dan Flamboyan RSUD

Panembahan Senopati Bantul dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Secara umum pelaksanaan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan termasuk tidak lengkap yaitu 64,7%. Ketidak

lengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan diperkuat hasil

diskusi kelompok terarah (FGD) yang dilakukan peneliti terhadap

perawat Ruang Rawat Melati, Teratai dan Flamboyan RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Hasil diskusi kelompok terarah

memberikan kesimpulan bahwa pendokumentasian asuhan

keperawatan masih belum lengkap oleh karena berbagai faktor.

2. Berdasarkan unsur masukan yang meliputi pendidikan, pelatihan

dan sarana. Pendidikan formal masih belum cukup menjadikan

perawat melakukan pendokumentasian secara lengkap, masih

diperlukan pelatihan secara rutin untuk meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan menumbuhkan motivasi serta

100

Page 55: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

101

menyamakan persepsi perawat dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan.

3. Berdasarkan unsur lingkungan yang meliputi kebijakan, organisasi

dan manajemen: Perawat membutuhkan adanya reward untuk

dapat melakukan pendokumentasian yang lengkap dan bermutu

yang disebabkan oleh pekerjaan yang berat dan waktu yang lebih

banyak untuk menulis pendokumentasian asuhan keperawatan

yang lengkap. Perawat membutuhkan pengawasan yang berupa

teguran atau insentif sehingga pelaksanaan pendokumentasian

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan diperlukan

manajerial yang lebih baik, lebih memperhatikan perawat dalam

hal pendokumentasian asuhan keperawatan. Evaluasi penerapan

standar asuhan keperawatan tidak dilakukan secara rutin terakhir

dilakukan pada tahun 2003.

4. Berdasarkan unsur proses yang meliputi waktu/lama, kepentingan/

kegunaan dan motivasi : Pendokumentasian belum dapat

dilaksanakan secara lengkap disebabkan waktu untuk

menuliskannya terlalu lama, sehingga perawat melakukan tindakan

keperawatan terlebih dahulu baru membuat dokumentasi asuhan

keperawatan, sementara shift jaga sudah habis. Kesibukan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan didukung dari

nilai BOR yang tinggi , rata-rata BOR dari ketiga ruang rawat inap

tersebut adalah 101,526 % (ideal 65 % - 85 %) sehingga perawat

Page 56: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

102

lebih banyak melakukan tindakan keperawatan dari pada

dokumentasi. Perawat tahu dan menyadari bahwa

pendokumentasian asuhan keperawatan penting namun belum

dapat melaksanakan dengan baik karena banyaknya pasien dan

faktor individu perawat sendiri, Perawat kurang mempunyai

motivasi untuk melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan yang disebabkan kurang adanya pengawasan dari

pihak manajerial (kepala ruang). Tidak adanya sangsi yang tegas

atau reward yang memadai menjadikan perawat tidak termotivasi

untuk melakukan pendokumentasian dengan baik dan lengkap

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang bisa peneliti sampaikan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul.

a. Bidang Keperawatan dan Komite Keperawatan bekerja sama

dengan Bidang Diklat agar mengadakan pelatihan-pelatihan

atau training yang rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan perawat dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan terutama untuk perawat-perawat baru.

b. Bidang Keperawatan agar melakukan Evaluasi Penerapan

SAK secara rutin diseluruh ruang rawat inap untuk dapat

menilai baik buruknya kualitas pelayanan keperawatan

Page 57: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

103

c. Kepala Ruang, Kepala Seksi Keperawatan dan Komite

Keperawatan agar melakukan sosialisasi dengan baik tentang

dokumentasi asuhan keperawatan supaya dapat mempunyai

persepsi yang sama dalam pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan mengingat latar belakang pendidikan perawat

dari institusi dan angkatan yang berbeda.

d. Komite Keperawatan agar meninjau kembali format asuhan

keperawatan yang ada untuk dilakukan revisi disesuaikan

dengan perkembangan ilmu keperawatan saat ini dan sesuai

dengan Standar Asuhan Keperawatan Dep.Kes. RI mengingat

sejak tahun 1994 belum pernah ada revisi.

e. Kepala Ruang, Kepala Seksi Keperawatan dan Bidang

Keperawatan agar mengkaji kembali kebutuhan ketenagaan

diruang rawat inap mengingat BOR yang sangat tinggi, kalau

perlu dilakukan penambahan tenaga keperawatan.

f. Kepala Ruang, Komite Keperawatan dan Kepala Seksi

Keperawatan agar melakukan pengawasan, pengarahan,

bimbingan yang lebih baik dan kalau diperlukan adanya sanksi

yang tepat terkait dengan pelaksanaan pendokumentasian

asuhan keperawatan.

g. Kepala Ruang, Komite Keperawatan dan Kepala Seksi

Keperawatan agar terus memotivasi perawat untuk melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan secara lengkap.

Page 58: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

104

2. Bagi Institusi Pendidikan.

a. Agar mengkaji kembali kurikulum tentang dokumentasi

asuhan keperawatan disesuaikan dengan Standar Asuhan

Keperawatan dari Departemen Kesehatan RI sehingga para

lulusan perawat langsung cepat bisa menyesuaikan dengan

model asuhan keperawatan yang ada di rumah sakit.

b. Bekerja sama dengan pihak rumah sakit terkait praktek

pendokumentasian asuhan keperawatan secara baik dan

benar agar ada kesesuaian antara yang dipelajari

mahasiswa di kampus dengan yang dibutuhkan rumah sakit.

Page 59: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Al Ifhan, D, 2001, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RSU Pemangkat Kabupaten Sambas, FK UGM, Skripsi, tidak diterbitkan

Amriyati, S.S., 2003, Kinerja Perawat Ditinjau Dari Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Jakarta.

Anoraga, P., dan Suryati, S., 1995, Psikologi Industri dan Sosial, Pustaka Jaya, Jakarta.

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S., 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta.

Carpenito, L.J., 1995, Nursing Care Plans dan Documentation, J.B. Lippincot Company, Philadelphia.

Carpenito, L.J., 1997, Nursing Care Plans dan Documentation, J.B. Lippincot Company, Philadelphia.

Carpenito, L.J., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan: Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaborasi (Nursing Care Plans dan Documentation: Nursing Diagnosis and Collaborative Problems), EGC, Jakarta.

Depkes RI, 1991, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit, Jakarta: Dirjen Yanmed Depkes RI.

Depkes RI, 1993, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23, Arkala, Surabaya.

Depkes RI, 1997, Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat RSU dan Pendidikan.

Djarwanto dan Subagyo, P (1993), Statistik Induktif, Ed. 4 Yogyakarta: BPFE.

Doenges, Marlynn E., 1998, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosis Keperawatan, Editor Setiawan, Edisi 2, RGC, Jakarta.

Page 60: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Effendy, N., 1995, Pengantar Proses Keperawatan, Editor, Ni Luh Gede Yasmin Asih, EGC, Jakarta.

England, E.T., Heineman, D.S., 1994, Nursing Documentation, Charting, Recording and Reporting, J.B. Lippincot Company, Philadelphia.

Fisbach, F.T., 1991, Documenting Care: Communication the Nursing Procces and Documentation Standar, F.A. Davis Company:Yogyakarta.

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2002, Pengantar Dokumentasi Proses, Editor, Ester D.A., EGC, Jakarta

Handoko, 1992, Motivasi gaya penggerak Tingkah laku. Kanisius Yogyakarta..

Huffman, E.K., 1994, health Information Management, Illionis: Physician’s Record Company.

Keliat, B.A., Herawati, N., Panjaitan, R., Helena, N., 1999, Proses Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Mustofa, Z., (1996), Statistik Deskriptif, ed revisi, Yogyakarta: Ekonosia.

Nanda, 2005, Nursing Diagnoses:Deffinition & Classification 2005-2006, Philadelphia PA 19107, USA.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nurhayati, 2006, Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, Skripsi, tidak dipublikasikan, STIKES Wira Husada Yogyakarta.

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek, Edisi Pertama, Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, 2005, Fundamentals of Nursing Conceps, Proces and Practice, Terjemahan, Yasmin Asih, dkk, Edisi Empat, EGC (Jakarta).

PPNI, 1999, Keperawatan dan Praktek Keperawatan, DPP PPNI, Jakarta.

Page 61: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/12/2/Mujiyanto_3207511_nonfull.pdf · 6. Teman-teman perawat Bangsal Nusa Indah dan Hemodialisa atas supportnya dan kesempatan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Protap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Tentang Pengisian Berkas Rawat Inap (Ranap) Sub Bagian Rekam Medis.

Robbins, S.P., 1996, Penelitian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, FE UGM, Yogyakarta.

Siagian, S.P., 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Stuart dan Sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi III, EGC, Jakarta.

Swansburg, R.C., 1996, Management and Leadership For Nurse Manager, Second Edition, Jones and Barlett Publisher, Massachussets.

Hadi, S., 2007, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Daerah Jambi, Skripsi, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, tidak diterbitkan

Teung, Y., 1994, Prinsip-prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.

Suwarno, 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di IRNA RSU Aisyah Ponorogo, KTI PSIK FK UGM Yogyakarta.

Utami, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di bangsal irna RSUP Dr. Sardjito, KTI PSIK FK UGM Yogyakarta.

Utarini, A., 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Magister Kesehatan, Ibu dan Anak. IKM UGM. Yogyakarta.