perpustakaan - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/dedi...

34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP TINGKAT SENSITIVITAS KAKI DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KELURAHAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta DEDI RUSANDI 3210007/PSIK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014

Upload: vannhan

Post on 01-May-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP TINGKAT

SENSITIVITAS KAKI DAN KADAR GLUKOSA DARAH

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

DI KELURAHAN BANYURADEN

GAMPING SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

DEDI RUSANDI

3210007/PSIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2014

Page 2: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

Page 3: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang ditulis

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Juli 2014

Dedi Rusandi

Page 4: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil

penelitian ini untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar

SarjanaKeperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dengan judul

“Pengaruh Senam Kaki Diabetes terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki dan Kadar

Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus di Kelurahan Banyuraden

Gamping Sleman”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan

rendah hati dengan setulus-tulusnya kepada:

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

menyusun laporan hasil penelitian ini

2. Dewi Retno P., S.Kep.,Ns.,MNg, selaku Ketua Program Studi Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam

penyusunan laporan hasil penelitian ini.

3. Tri Prabowo.,S.Kp., Msc, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama prosesdalam penyelesaian laporan hasil

penelitian ini.

4. Suwarno, S.Kep.,Ns, selaku pembimbing II yang telah memberikan semangat

dan tidak lelah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan

arahan selama prosesdalam penyelesaian usulan penelitian.

5. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B, selaku pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama prosesdalam

penyelesaian laporan hasil penelitian ini.

6. Induniasih, S.Kp.,M.Kes., selaku penguji yang menyediakan waktunya kepada

saya dan masukan serta saran dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian

ini.

7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah

membantu penulis memberikan informasi, dan memberikan izin untuk

melakukan penelitian di wilayah Puskesmas Gamping II.

8. Semua responden yang sudah berpartisipasi dalam penyelesaian laporan hasil

penelitian ini

9. Semua pihak yang terkait baik langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu penyusunan laporan hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan untuk kesempurnaan laporan hasil penelitian.

Penulis

Page 5: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

INTISARI ............................................................................................................ xii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6

A. Diabetes Melitus ..................................................................................... 6

B. Senam Kaki Diabetes............................................................................ 14

C. Sensitivitas Kaki ................................................................................... 19

D. Kerangka Konsep Teori ........................................................................ 21

E. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 22

F. Hipotesis ............................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 23

A. Rancangan Penelitian ........................................................................... 23

B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 24

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 24

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 25

E. Definisi Operasional ............................................................................. 26

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 27

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 28

H. Analisa dan Model Statistik .................................................................. 29

I. Etika Penelitian ..................................................................................... 29

J. Jalannya Penelitian ............................................................................... 30

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 34

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 34

B. Pembahasan .......................................................................................... 39

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 43

Page 6: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 45

A. Kesimpulan ........................................................................................... 45

B. Saran ..................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 8: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kategori Kadar Glukosa Darah ....................................................... 13

Tabel 3.1. Definisi Operasional ...................................................................... 28

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Dan Jenis Kelamin ................................................................ 34

Tabel 4.2. Distribusi Sensitivitas Kaki Sebelum Dilakukan Senam

Kaki Pada Pasien Diabetses ............................................................ 35

Tabel 4.3. Distribusi Sensitivitas Kaki Setelah Dilakukan Senam

Kaki Diabetes Pada Pasien Diabetes .............................................. 36

Tabel 4.4. Statistik Diskriptif Kadar Glukosa Darah Sebelum Dilakukan

Senam Kaki Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitusl .................... 36

Tabel 4.5. Statistik Diskriptif Kadar Glukosa Darah Setelah Dilakukan

Senam Kaki Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitusl .................... 37

Tabel 4.6. Hasil Uji NormalitasData Perubahan Sensitivitas Kaki

Dan Kadar Glukosa Darah .............................................................. 37

Tabel 4.7. Hasil Uji Mann Whitney Pengaruh Senam Kaki Diabetes

Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki Pada Pasien Diabetes ........... 38

Tabel 4.8. Hasil Uji Independent Sample T-Test Pengaruh Senam Kaki

Diabetes Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki Pasien Diabetes ..... 38

Page 9: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Latihan Senam Kaki Diabetes ..................................................... 17

Gambar 2.2. Latihan Ke 1 Senam Kaki Diabetes ............................................ 18

Gambar 2.3. Latihan Ke 2Senam Kaki Diabetes ............................................. 18

Gambar 2.4. Latihan Ke 3Senam Kaki Diabetes ............................................. 18

Gambar 2.5. Latihan Ke 4Senam Kaki Diabetes ............................................. 19

Gambar 2.6. Latihan Ke 5Senam Kaki Diabetes ............................................. 19

Gambar 2.7. Latihan Ke 6Senam Kaki Diabetes ............................................. 19

Gambar 2.8. Latihan Ke 7Senam Kaki Diabetes ............................................. 20

Gambar 2.9. Latihan Ke 9Senam Kaki Diabetes ............................................. 20

Gambar 2.10. Latihan Ke 10Senam Kaki Diabetes ......................................... 20

Gambar 2.11. Kerangka Teori .......................................................................... 23

Gambar 2.12. Kerangka Penelitian .................................................................. 24

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ................................................................. 25

Page 10: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2Penjelasan Penelitian

Lampiran 3Persetujuan Menegikuti Penelitian (Sebagai Kelompok Intervensi)

Lampiran 4Persetujuan Menegikuti Penelitian (Sebagai Kelompok Kontrol)

Lampiran 5Pedoman Penilaian Sensitivitas Kaki

Lampiran 6Instrumen Observasi Penilaian Sensitivitas Kaki

Lampiran 7Pedoman Penilaian Kadar Glukosa Darah

Lampiran 8Lembar Observasi Untuk Kelompok Kontrol

Lampiran 9Lembar Observasi Untuk Kelompok Intervensi

Lampiran 10 Lembar Observasi Senam Kaki

Lampiran 11Prosedur Senam Kaki Diabetes

Lampiran 12 Hasil SPSS

Page 11: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP TINGKAT

SENSITIVITAS KAKI DAN KADAR GLUKOSA DARAH

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

DI KELURAHAN BANYURADEN

GAMPING SLEMAN

Dedi Rusandi

1,Tri Prabowo

2,Tetra Saktika Adinugraha

3

INTISARI

Latar belakang:Akibat dari tingginya kadar glukosa darah akan akan

mengakaibatkan komplikasi makrovaskuler yang akan berlanjut pada

neuropati. Salah satu bentuk pengelolaan penyakit DM untuk mencegah

komplikasi neuropati atau ekstremitas bagian bawah adalah melakukan senam

kaki diabetes yang bertujuan untuk memperlancar peredaran darah

memperbaiki sirkulasi darah

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat

sensitivitas kaki dan kadar glukosa darahpada penderita diabetes mellitus di

Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman.

Metode : Metode penelitian ini menggunakan Quasi Eksprimentaldengan

desain mengunakan pre and post test group with control. Penelitian

dilaksanakan di Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman dengan jumlah

sampel 32 subyek, 16 subyek pada kelompok pada kelompok intervensi 16

pada kelompok kontrol. Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk senam

kaki mengunakan instrument prosedur senam kaki,sensitivitas kaki

mengunakan kapas, sikat, dan jarum, kadar glukosa darah mengunakan

glukometer. Analisis sensitivitas kaki mengunakan uji Mann-Whitney dan

analisis kadar glukosa darah mengunakan independen sampel t-test.

Hasil :Hasil penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas kaki pada kelompok

intervensi dan kontrol didapatkan hasil p-value 0,010 (p< 0,05). Sedangkan

nilai kadar glukosa darah didapatkan hasil p-value 0,039 (p< 0,05).

Kesimpulan :Ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat sensitivitas

kaki pada pasien diabetes melitus dan ada pengaruh senam kaki diabetes

terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Kelurahan

Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman.

Kata kunci :Senam kaki, sensitivitas kaki, kadar glukosa darah, diabetes

melitus

____________ 1Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta2

2Dosen Poltikes Kemenkes Yogyakarta

3Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

THE EFFECT OF DIABETIC FOOT EXERCISE TO WARD THE LEVEL

OF FOOT SENSITIVITY AND BLOOD GLUCOSE LEVEL IN PEOPLE

WITH DIABETES MELLITUS IN THE BANYURADEN VILLAGE

GAMPING SLEMAN

Dedi Rusandi1, Tri Prabowo

2, Tetra Saktika Adinugraha

3

ABSTRACT

Background:As a result ofhighblood glucose level, it willlead tomacrovascular

complication thatwillcontinue inneuropathy.One form ofthe diseaseDM

management topreventneuropathycomplication orlowerpart extremity is by

doingdiabetic footexercisesaimed atimprove blood circulation.

Objective :To know the effect ofdiabetic foot exercise toward the level offoot

sensitivity andblood glucose levelin people withdiabetes mellitusin the

Banyuraden Village Gamping Sleman.

Method: This research method is quasi experimental with the design used pre and

posttest group with control. This research was done in Banyuraden Village

Gamping Sleman with 32 subjects as samples, 16 subjects in the intervention

group and 16 subjects in the control group. The tool used in this research was foot

exercise using foot exercise procedure instrument; the foot sensitivity used cotton,

brush, and needle; the blood glucose level used glucometer. The analysis of blood

glucose level used independent sample t-test.

Result: The research result shows that the foot sensitivity value in the

intervention and control groups gets result that p-value 0.010 (p < 0.05), while the

blood glucose level gets p-value 0.039 (p < 0.05).

Conclusion: There is the effect ofdiabetic foot exercise toward the level offoot

sensitivity andblood glucose levelin people withdiabetes mellitusinthe

Banyuraden Village Gamping Sleman.

Key words: Foot Exercise, Foot Sensitivity, Blood Glucose Level, Diabetes

Mellitus

1 Student of Nursing STIKES A.Yani Yogyakarta

2 Lecturer of Poltikes Kemenkes Yogyakarta

3Lecturer of STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 13: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perekonomian di Negara-negara berkembang berdampak pada

perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidupakan berdampak pada pola makan

yang akan mengeserkan pola makan tradisional menjadi pola makan modern atau

cepat saji. Jikatidak terkontrol dengan baikdapat menyebabkan kadar glukosa

terlalu tinggi dan dapat menimbulkan penyakit diabetes melitus (Rismayanthi&

Cerika, 2010).Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang

ditandai dengan hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa darah) akibat

berkurangnya hormon insulin dan menurunnya efek insulin (Kowalak, et., al,

2011).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya

kecenderunganpeningkatan angka insidensi dan prevalensi DM di berbagai

penjuru dunia.WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah

penyandangdiabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang(Perkeni,

2011).Jumlah penderita diabetes melitus terbesar di dunia adalah India sebanyak

31,7 juta jiwa, Cina sebanyak 20,8 juta jiwa, dan Amerika Serikat sebesar 17,7

juta jiwa. Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah 8,4 juta

jiwa.Pernyataan tersebut menimbulkan peningkatan yang signifikan karena

disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat (Mahendra,dkk, 2008).

WHOmemprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari

8,4 jutamenjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Menurut International Diabetes

Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang

DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun

terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya

peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030

(Perkeni, 2011).Jumlah kasus DM kunjungan rawat jalan rumah sakit di Indonesia

pada tahun 2007 adalah 28.095 kasus. Keseluruhan angka kematian DM 4.162

kematian atau case fatality rate (CFR) sebesar 7,02% (Depkes, 2009).

Page 14: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) di DIY pada tahun 2012

pasien diabetes melitus (DM)berjumlah 7.434 orang, di Kabupaten Sleman pada

tahun 2012 merupakan jumlah DM yang paling banyak di DIY yaitu 18.131

kunjungan (Dinkes DIY, 2012). Hasil survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman, Puskesmas Gamping II merupakan jumlah pengunjung diabetes melitus

terbanyak diantara 25 puskesmas lain yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah

pasienDM yang berobat di Puskesmas Gamping II berjumlah 1.466 kunjungan

(Dinkes Sleman, 2012).

Penderita diabetes melitus (DM) memiliki kerentanan yang tinggi

terhadap serangan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, ginjal dan liver,

keadaan seperti itu sering dijumpai pada penderita yang tidak menjalankan pola

hidup sehat. Penderita DM harus berusaha mengontrol penyakitnya dan

menghindari faktor risiko komplikasi dengan membina gaya hidup sehat

(Sumanto, 2009).

Penderita diabetes melitus tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah

yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga

terjadi kelebihan gula di dalam tubuh. Diabetes melitus yang tidak dikendalikan

akan menimbulkan beberapa penyulit yang dapat berakibat fatal, termasuk

amputasi pada kaki akibat kegagalan pada sirkulasi(Misnadiarly, 2006).

Sistem sirkulasi darah merupakan salah satu sistem yang penting sebagai

alat perfusi jaringan. Gangguan pada sistem sirkulasi perifer jangan diabaikan

karena keluhan ringan yang timbul kemungkinan akan menggangu aktivitas

sehari-hari. Manifestasi klinis yang berat dapat menggangu kinerja penderita,

mempengaruhi produktifitasnya, bahkan dapat menyebabkan kematian.Gangguan

sistem sirkulasi cukup banyak terjadi pada penderita diabetes melitus.Komplikasi

tersebut kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik,

terutama hiperglikemia. Kerusakan vaskuler merupakan gejala yang khas sebagai

akibat DM, dan dikenal dengan nama angiopati (kerusakan makrovaskular)

biasanya muncul sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan

pembuluh darah perifer. Mikrovaskular memberikan manifestasi retinopati,

nefropati dan neuropati (Arsono, 2009).

Page 15: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Pada penderita diabetes melitus, penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai

kadar gula darah merupakan kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi

berat badan, diet dan berolahraga. Salah satu bentuk pengelolaan penyakit DM

untuk mencegah komplikasi neuropati atau ekstremitas bagian bawah adalah

melakukan senam kaki diabetes (Misnadiarly, 2006).

Menurut Setiawan (2010) senam kaki merupakan salah satu terapi yang

diberikan kepada penderita diabetes yang bertujuan untuk memperlancar

peredaran darah yang terganggu, membantu memperkuat otot-otot pada kaki dan

memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi kejaringan lebih lancar, jika tidak

dilakukan dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah kaki atau neuropati

kemudian akan menyebabkan terjadinya ganggren, selanjutnya meningkatkan

resiko kecacatan atau morbiditas.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan April

2014 jumlah pasien diabetes melitus yang memeriksakan diri di Puskesmas

Gamping II sebanyak 111 orang dan pasien diabetes melitus yang terbanyak dari

Kelurahan Banyuraden sebanyak 53 orang.

Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk meneliti ”Pengaruh

senam kaki diabetes terhadap tingkat sensitivitas kaki dan kadar glukosa darah

pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping

Sleman Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:“Apakah senam kaki diabetes melitus mempengaruhitingkat

sensitivitas kaki dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus?”.

Page 16: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat sensitivitas kaki

dan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki diabetes.

b. Diketahuinyasensitivitas kaki setelah dilakukan senam kaki diabetes.

c. Diketahuinya kadar glukosa darah sebelum dilakukan senam kaki diabetes.

d. Diketahuinya kadar glukosa darah setelah dilakukan senam kaki diabetes.

e. Teridentifikasinya pengaruh senam kaki terhadap tingkat sensitivitas kaki

dan kadar glukosa darah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu keperawatan komunitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Jendral Ahmad Yani Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi institusi

pendidikan mengenai pengaruh senam kaki diabetes melitus terhadap

tingkat sensitivas kaki dan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus.

b. Bagi Puskesmas Gamping II

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Petugas

Puskesmas untuk memberikan kegiatan senam kaki diabetes melitus secara

rutin untuk mencegah terjadinya neuropati dan ketidakseimbangan kadar

glukosa darah.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian lebih lanjut dalam

bidang keperawatan komunitas khususnya tentang senam kaki diabetes

untuk mencegah neuropati.

Page 17: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

d. Bagi Pasien

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pasien agar

pasien diabetes melitus melakukan senam secara rutin untuk menurunkan kadar

gula darah dan meningkatkan sensitivitas kaki.

E. Keaslian Penelitian

1. Priyanto, dkk. (2012), meneliti tentang “Pengaruh senam kaki terhadap

sensistivas kaki dan kadar gula darah pada aggregat lansia diabetes melitus di

Magelang”. Metode penelitian yangdigunakan adalah eksperimen semu

desain pre and post test group design with control group. Besar sampel

ditentukan secara aksidensial atau conveniencesampling sebanyak 125

responden (62 lansia kelompok intervensi dan 63 kelompok control).

Instrument penilaian mengunakan skala sensitivitas dan nilai kadar gula

darah. Hasil penelitian menunjukan kadar gula darah lebih baik pada lansia

sesudah diberikan senam kaki (p value 0,000).Persamaan pada penelitian ini

adalah variabel independent-tdan metode pre and post test group design with

control group. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sampel dan lokasi penelitian.

2. Utomo, dkk.(2012), menelti tentang “Pengaruh senam terhadap kadar gula

darah pasien diabetes”. Penelitian yang dilakukan adalah studi observasional

dengan rancangan penelitian kohor. penelitian ini adalah pasien diabetes

melitus tipe II di RS.Panti Wilasa Dr.Cipto Semarang. Sampel terpapar dan

tidak terpapar masing-masing berjumlah 42 orang. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pelaksanaan latihan senam. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kadar gula darah pasien DM tipe II. Persamaan

penelitian ini pada variabel terikat, metode pre and post testgroup design with

control group. Perbedaan pada penelitian ini adalah sampel dan lokasi serta

variabel independen dengan metode studi kohor yang bersifat retrospektif.

Page 18: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran UmumLokasi Penelitian

Kelurahan Banyuraden berada di Kecamatan Gamping Kabupaten

Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Dari data Puskesmas Gamping

IIKelurahan Banyuraden merupakan jumlah pengunjung pasien diabetes

terbanyak.Jumlah pasien diabetes melitus yang datang memeriksakan diri di

Puskesmas Gamping II sebanyak 53 orang. Puskesmas Gamping II pernah

melakukan kegiatan senam kaki diabetes tetapi tidak berlangsung secara rutin

dan untuk penyuluhan diabetes melitus juga jarang dilakukandiKelurahan

Banyuraden Kecamatan Gamping,

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan

umur dan jenis kelamin yang diuraikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1.Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, dan

jenis kelamin di Kelurahan Banyuraden KecamatanGamping Sleman

Yogyakarta Tahun 2014

Karakteristik Intervensi Kontrol

F % F %

Umur

< 45 tahun

45 - 55 tahun

55 - 65 tahun

> 65 tahun

2

5

7

2

12,5

31,3

43,8

12,5

1

2

13

0

6,3

12,5

81,3

0

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

7

9

43,8

56,3

8

8

50,0

50,0

Jumlah 16 100 16 100

Berdasar hasil Tabel 4.1menunjukkan jumlah proporsi umur responden

yang terbanyak pada kelompok intervensi kebanyakan berumur 55-65 tahun

(43,8%) dan berjenis kelamin perempuan (56,3%). Umur responden pada

Page 19: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

kelompok kontrol kebanyakan antara 55-65 tahun (81,3%) dan jenis kelamin

laki-lak dan perempuan berbanding sama (50%).

3. Sensitivitas Kaki Sebelum Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Hasil analisis data sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan

Gamping Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden

Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Sensitivitas Kaki

Intervensi Kontrol

F % F %

Tidak ada sensitivitas 3 18,8 1 6,3

Sensitivitas kurang 3 18,8 3 18,8

Sensitivitas sedang 9 56,3 8 50,0

Sensitivitas baik 1 6,3 4 25,0

Jumlah 16 100 16 100

Tabel 4.2 menunjukkan sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki

diabetes pada kelompok intervensi sebagian besar adalah sensitivitas sedang

(56,3%), demikian juga sensitivitas kaki pre testpada kelompok kontrol

sebagian besar adalah sensitivitas sedang (50,0%).

4. Sensitivitas Kaki Setelah Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Hasil analisis data sensitivitas kaki setelah dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan

Gamping Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi sensitivitas kaki setelah dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden

Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Sensitivitas Kaki Intervensi Kontrol

F % F %

Tidak ada sensitivitas 0 0 0 0

Sensitivitas kurang 1 6,3 4 25,0

Sensitivitas sedang 7 43,8 8 50,0

Sensitivitas baik 8 50,0 4 25,0

Jumlah 16 100 16 100

Page 20: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

Tabel 4.3 menunjukkan sensitivitas kaki setelah dilakukan senam kaki

diabetes dengansensitivitas baik pada kelompok intervensi sebagian besar

adalah (50%), sedangkan sensitivitas kaki post testpada kelompok kontrol

sebagian besar adalah sensitivitas sedang (50,0%).

5. Kadar Glukosa Darah Sebelum Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Hasil analisis data kadar glukosa darah sebelum dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan

Gamping Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Kadar Glukosa Darah

Sebelum Dilakukan Senam Kaki Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus

di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta

Tahun 2014

Kategori N Mean SD

Intervensi

Kontrol

16

16

203,88

198,25

47,193

50,070

Tabel 4.4 menunjukkan kadar glukosa darah sebelum dilakukan senam

kaki diabetes pada kelompok intervensi adalah sebesar 203,88, kadar glukosa

pre testpada kelompok kontrol sebesar 198,25.

6. Kadar Glukosa Darah Setelah Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Hasil analisis data kadar glukosa darah setelah dilakukan senam kaki

diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan

Gamping Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Statistik deskriptif kadar glukosa darah setelah dilakukan senam

kaki diabetes pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden

Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Kategori N Mean SD

Intervensi

Kontrol

16

16

184,81

205,44

43,990

51,538

Tabel 4.5 menunjukkan kadar glukosa darah setelah dilakukan senam

kaki pada kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, pada kelompok kontrol

kadar glukosa darah post test sebesar 205,44.

Page 21: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

7. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

data guna menentukan jenis statistik yang digunakan apakah parametrik atau

non parametrik. Hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk disajikan

pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Hasil uji normalitas perubahan sensitivitas kaki dan kadar

glukosa darah pada pasien diabetes mellitus di Kelurahan Banyuraden

Gamping II Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Kategori Statistic Df Sig.

Perubahan Sensitivitas kaki

Intervensi

Kontrol

Kadar glukosa darah

Intervensi

Kontrol

0,807

0,871

0,957

0,941

16

16

16

16

0,003

0,028

0,607

0,355

Hasil uji normalitas data perubahan tingkat sensitivitas kaki kelompok

intervensi maupun kontrol didapatkan nilai p masing-masing < 0,05, berarti

data tidak berdistribusi normal.Berdasarkan uji normalitas tersebut maka uji

pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien

diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman

Yogyakartamenggunakan uji Mann-Whitney.

Uji normalitas data perubahan kadar glukosa darah kelompok intervensi

maupun kontrol didapatkan nilai p masing-masing > 0,05, berarti data

berdistribusi normal maka uji pengaruh kadar glukosa darah pada

pasiendiabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman

Yogyakartamenggunakan uji independent sample t-test

8. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki

Hasil uji pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat sensitivitas

kaki pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan

Gamping Sleman Yogyakartadisajikan pada tabel 4.7 berikut:

Page 22: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Tabel 4.7. Hasil pengaruh senam kaki diabetes terhadap tingkat

sensitivitas kaki pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden

Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Kategori N Mean

Mann-Whitney

Sig.

Intervensi

Kontrol

16

16

20,72

12,28

0,010

Berdasarkan hasil analisis tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai

sensitivitas kaki pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan hasil uji

Mann-Whitneydengan nilai p = 0,010 (p< 0,05). Hasil ini menunjukkan ada

pengaruh senam kaki diabetes terhadap sensitivitas kaki diabetes melitus di

Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.

9. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Kadar Glukosa Darah

Hasil uji pengaruh senam kaki diabetes terhadap kadar glukosa darah

pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping

Sleman Yogyakartadisajikan pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8. Hasil pengaruh senam kaki diabetes terhadap kadar glukosa

darahpada pasien diabetes melitus di Kelurahan BanyuradenKecamatan

Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2014

Kategori N Mean t-test

T Sig.

Intervensi

Kontrol

16

16

-22,8

7, 19

-2,215 0,039

Berdasarkan hasil analisis tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai kadar

glukosa darah pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan hasil uji

independent sample t-test dengan nilai p = 0,039 (p< 0,05). Hasil ini

menunjukkan ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap kadar glukosa darah

pada pasien diabetes melitus di Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman

Yogyakarta.

Page 23: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

B. Pembahasan

1. Sensitivitas Kaki Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Kaki Diabetes

Karakteristik responden senstivitas kaki berdasarkan umur responden

yang terbanyak pada kelompok intervensi adalah berumur 55-65 tahun (43,8%)

dan berjenis kelamin perempuan (56,3%). Umur responden pada kelompok

kontrol kebanyakan antara 55-65 tahun (81,3%) dan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan berbanding sama (50%).

Sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki diabetes pada

kelompok intervensi sebagian besar adalah sensitivitas sedang (56,3%),

demikian juga pada kelompok kontrol sensitivitas kaki pre test sebagian besar

adalah sensitivitas sedang (51,9%).Sensitivitas kaki setelah dilakukan senam

kaki diabetes pada kelompok intervensi sebagian besar adalah sensitivitas baik

(50%), sedangkan pada kelompok kontrol sensitivitas kaki post test sebagian

besar adalah sensitivitas sedang (50%).Sensitivitas kaki setelah dilakukan

senam kaki diabetes pada kelompok intervensi lebih baik dibandingkan

sebelum dilakukan senam kaki diabetes, sedangkan pada kelompok kontrol

tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan adanya perlakuan berupa

senam kaki diabetes.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh

Endriyanto (2012) peningkatan sensitivitas kaki pada kelompok eksprimen

meningkat dibandingkan setelah diberikan senam kaki DM dengan koran

sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas senitivitas kaki pasien diabetes

yang diberikan senam kaki diabetes mengalami perubahan setelah diberikan

senam kaki diabetes.Pada pasien diabetes yang mengalami penurunan

kemampuan untuk merasakan rangsangan pada kaki dapat mengalami masalah

yang berkaitan dengan mati rasa, mudah merasa nyeri atau nyeri tekan sangat

diperlukan latihan fisik secara rutin agar sirkulasi darah pada daerah kaki dan

saraf tepi tidak tersumbat atau mengalami hambatan ( Darryl & Barnes, 2012).

Sensitivitas kaki adalah rangsangan didaerah telapak kaki yang

dipenggaruhi oleh saraf dan menyebabkan beragam masalah yan disebut

Page 24: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

neuropati. Bertambahnya reaktivitas ektremitas bawah akan menyebabkan

tingginya agregasi sel darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat

dan mengakibatkan gangguan sirkulasi (Misnadiarly, 2006).

Pasien diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah

kaki karena gangguan pembuluh darah menyebabkan sirkulasi darah kaki dari

tungkai menurun, gangguan syaraf menyebabkan kemampuan kaki untuk

merasakan berkurang, serta berkurangnya daya tahan tubuh terhadap

infeksi.Senam kaki melancarkan sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot

kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (Atun, 2010).

2. Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Setelah Dilakukan Senam Kaki

Diabetes

Karakteristik responden kadar glukosa darah berdasarkan umur

responden yang terbanyak pada kelompok intervensi adalah berumur 55-65

tahun (43,8%) dan berjenis kelamin perempuan (56,3%). Umur responden pada

kelompok kontrol kebanyakan antara 55-65 tahun (81,3%) dan jenis kelamin

laki-laki dan perempuan berbanding sama (50%).

Kadar glukosa darah sebelum dilakukan senam kaki diabetes pada

kelompok intervensi adalah sebesar 203,88, pada kelompok kontrol kadar

glukosa darah pre test sebesar 198,25. Kadar glukosa darah setelah dilakukan

senam kaki diabetes pada kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, pada

kelompok kontrol kadar glukosa darah post test sebesar 205,44.

Hasil ini menunjukkan kadar glukosa darah setelah dilakukan senam

kaki diabetes pada kelompok intervensi mengalami penurunan dibandingkan

sebelum dilakukan senam kaki diabetes, sedangkan kadar glukosa darah pada

kelompok kontrol tidak mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya

intervensi berupa senam kaki diabetes.Temuan ini sesuai denganpenelitian

yang dilakukan oleh Utomo dkk (2012) penurunan kadar glukosa darah antara

kelompok terpapar 2,3 kali lebih besar dari pada kelompok yang tidak terpapar.

Data ini sesuai apa yang disampaikan oleh Hasnan (1991) bahwa kurva

kejadian diabetes melitus mencapai puncaknya pada usia setelah 40 tahun, hal

ini karena kelompok usia diatas 40 tahun mempunyai resiko lebih tinggi

Page 25: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

terkena DM akibat menurunya toleransi glukosa yang berhubungan dengan

berkurangnya sensitifitas sel perifer terhadap efek insulin begitu juga lebih

banyak pada wanita, tetapi pada umur yang lebih muda lebih besar pria.

Kejadaian ini dipicu karena pada wanita terjadinya timbunan lemak lebih besar

pada pria yang dapat menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot

dan hati.

Menurut Lueckenotte (2004), kejadian DM lebih tinggi pada

perempuandibanding laki - laki terutama pada DM tipe 2.Hal ini disebabkan

oleh penurunan hormone estrogen akibatmenopause. Estrogen padadasarnya

berfungsi untuk menjagakeseimbangan kadar gula darah danmeningkatkan

penyimpanan lemak, sertaprogesteron yang berfungsi untukmenormalkan

kadar gula darah danmembantu menggunakan lemak sebagai energi (Taylor,

2008).

Seiring bertambahnya usia sel menjadi semakin resisten terhadap

insulin, menurunkan kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa.

Selanjutnya, pengeluaran insulin dari sel beta pancreas menurun dan

terhambat.Hasil dari kombinasi kedua hal inilah terjadi hipoglikemia

(Andrews, Jhonson & Weinstock, 2005).

Menurut Perkeni (2006) kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh

tidak sempurnanya proses metabolisme zat makanan dalam sel tubuh. Upaya

pemantauan kadar gula darah melalui empat pilar penatalaksanan DM salah

satunya adalah latihan jasmani.

Otot yang berkontraksi atau aktif memerlukan insulin untuk

memasukkan glukosa kedalam sel, karena pada otot yang aktif lebih sensitif

terhadap insulin akan menurunkan kadar glukosa darah sehingga aktivitas fisik

atau latihan fisik sangat diperlukan untuk menurunkan kadar glukosa darah

serta menguranggi komplikasi lainnya (Fransisca, 2012).

Page 26: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

3. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh senam kaki diabetes

terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien diabetes melitus di Kelurahan

Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini

sesuai dengan hasil penelitian Priyanto dkk, (2012) yang menunjukkan

sensitivitas kaki pada lansia meningkat sesudah diberikan senam kaki di

bandingkan lansia yang tidak diberikan senam kaki. Temuan ini sesuai juga

dengan penelitian Nasution(2010) yang menunjukkan ada perbedaan

sirkulasidarah sebelum dan sesudah dilakukansenam kaki yang menunjukkan

bahwa ada perbedaan peningkatan sirkulasi darah antara kelompok intervensi

dan kelompok kontrol.

Penderita diabetes melitus yang mengalami komplikasi makropati atau

penyakit pembuluh darah besar dan sedang akan menyerang jaringan tungkai

dan kaki rusak kemudian mati karena kurang berfungsinya saraf dan pembuluh

darah. Luka di tungkai dan kaki sukar sembuh, lama-lama luka menjadi borok,

kematian jaringan menjalar terus sampai kelutut dan dapat menjadi sebab

dilakukan amputasi (Misnadiarly, 2006).

Menurut Waspadji (2005) senam kaki merupakan salah satu terapi yang

diberikan oleh seorang perawat, yang bertujuan untuk memperlancar peredaran

darah yang terganggu karena senam kaki diabetes dapat membantu

memperkuat otot-otot kaki.

Senam kaki diabetes bermanfaat memperbaiki gejala-gejala

muskuloskeletal otot, tulang sendi, yaitu gejala-gejala neuropati perifer, saraf

kaki tepi, dan meningkatkan daya otot ligamentum dan tendon sehingga aliran

darah pada kaki lancar (Wratsongko, 2004).

4. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Kadar Glukosa Darah

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh senam kaki diabetes

terhadap kadar Glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Kelurahan

Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo dkk (2012) adanya

perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok

Page 27: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

yang terpapar dibandingkan kelompok yang tidak terpapar.Penelitianyang

dilakukan oleh Priyanto dkk (2012) menunjukkan adanya penurunan kadar

glukosa darah pada lansia sesudah diberikan senam kaki di bandingkan lansia

yang tidak diberikan senam kaki.

Kadar glukosa yang tinggi darah akan menghancurkan serat saraf dan

satu lapisan lemak disekitar saraf. Kerusakan saraf tepi lebih sering terjadi

dimulai dari jempol kaki serta berlanjut hingga telapak kaki dan seluruh kaki

sehinngga menimbulkan mati rasa, kesemutan, seperti terbakar, rasa sakit, rasa

tertusuk-tusuk, atau kram pada otot kaki karena berkurangnya suplai darah dan

menebalnya arteri pada kaki (Misnadiarly, 2006).

Menurut Chaveau dan Kaufman (1889) dalam Soegondo (2009)

olahraga pada diabetesi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian

glukosa darah oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat

menyebabkan penurunan kadar glukosa darah.

Pada pasien diabetes melitus latihan jasmani atau olahraga memiliki

peran utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Saat melakukan latihan

jasmani atau olahraga, ototakan menggunkan glukosa yang tersimpan didalam

otot, dan jika glukosa berkurang otot akanmengisi kekurangan ini dengan

mengambil glukosa dari darah. Hal ini berakibat menurunnyakadar glukosa

darah sehingga memperbesar pengendalian glukosa darah saat berolahraga

(Fransisca, 2012).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan

hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:

1. Peneliti juga belum mengontrol aktivitas sehari-hari yang dilakukan

responden yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2. Peneliti belum dapat mengontrol puasa sebelum penelitian.

3. Peneliti belum ketemu dengan semua responden saat memberi undangan.

Page 28: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 29: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Senam kaki diabetes melitus berpengaruh terhadap nilai sensitivitas

kaki dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus di Kelurahan

Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Stikes Jenderal Ahmad Yani

Peneliti menyarankan kepada Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

agar hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan bacaan

untukmenambah pengetahuan tentang pengaruh senam kaki diabetes

terhadap tingkat sensitivitas kaki dan kadar glukosa darah pada pasien

diabetes melitus.

2. Bagi Puskesmas Gamping II

Perlu adanya pelatihan senam kaki oleh Puskesmas pada pasien diabetes

mellitus di wilayah kerjanya secara kontinu setiap minggu dilakukan

pertemuan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu meneliti lebih lanjut dengan mengunakan pengontrolan yang dapat

mempengaruhi sensitivitas kaki dan kadar glukosa darah seperti faktor

olahraga lain dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan.

4. Bagi pasien.

Pasien diabetes melitus agar melakukan kegiatan senam kaki diabetes secara

rutin untuk menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas

kaki mencegah terjadinya komplikasi.

Page 30: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 31: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Johnson, P.H., & Weinstock, D. (2005).Handbook of geriatric

nursing care. Pennsylvania: Springhouse Corporation

Anggriyana & Saryono.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia

(KDM).Yogyakarta : Nuha Medika.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek. Edisi V.

Jakarta: Renika Cipta.

Arsono.(2009).Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Kejadian Gagal

Ginjal Terminal.Semarang: Jurnal Universitas Diponegoro

Semarang.

Atun.(2010). Diabetes Melitus memahami, Mencegah dan Merawat

Penderita Penyakit Gula. Cetakan Pertama. Bantul: PT Kreasi

Wacana.

Boedisantoso, R. (2009). Komplikasi Akut Diabetes Melitus, dalam Buku

Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu (Panduan

Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator). Edisi

ke-2, Cetakan ke-7.Jakarta :Balai Penerbit FKUI.

Dahlan. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriftif,

Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Mengunakan

SPSS.Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan DIY.(2012). Profil Dinas Kesehatan Daerah Istimewa

Yogyakarta 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta: DinKes DIY.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2006). Profil Kesehatan Jawa Tengah

Tahun 2006.Jawa Tengah: DinKes Jawa Tengah.

Dinas Kesehatan Sleman. (2012). Profil Dinas Kesehatan Sleman

2012.Kabupaten Sleman: Dinas Kesehatan Sleman.

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Darryl E & Barnes MD,. (2012). Program Olahraga: Diabetes Panduan

untuk Mengendalikan Glukosa Darah. Klaten.PT Intan Sejati.

Endriyanto.(2012). Efektifitas senam kaki diabetes melitus dengan Koran

Terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien dm tipe

2.Jurnal.ProgramStudi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.

Page 32: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Elizabeth. J. (2009).Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.

Fransisca.(2012). Awas Pankreas rusak Penyebab Diabetes.Jakarta:Cerdas

Sehat.

Hasnam.(1991). Endokrinologi.Bandung: Angkasa Offset.

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Joyce & LeeFever. (2007). Pedoman pemeriksaan laboratorium

&diagnostic.Ed.6 . Jakarta: EGC.

Kowalak JP, Wels W, Mayer B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:

EGC.

Lueckenotte.(2004). Gerontologic Nursing.Mosby : Library of Congress

Mahendra, Krisnatuti D, Tobing A, Boy.. (2008). Care Your Self Diabetes

Melitus. Jakarta: Penebar Plus.

Manganti, A. (2012). Panduan hidup sehat bebas diabetes. Yogyakarta:

Araska.

Maulana, M. (2012).Mengenal Diabetes :Panduan Praktis Mengenai

Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Katahari.

Misnadiarly.(2006). Ulcer, Gangrene, Infeksi Diabetes Melitus. Jakarta:

Pustaka Popular Obor.

Morton, P.G. (2005). Panduan Pemeriksaan Kesehatan Dengan

Dokumentasi Soapie. EGC: Jakarta

Nasution, Juliani. (2010). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Peningkatan

Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Di

RSUP Haji Adam Malik dalam

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20590/7/Cover.pdf

diakses pada tanggal 13 Agustus 2014 pukul 15:00 WIB.

Notoatmodjo, S.(2005).Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:

Rineka Cipta.

.(2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rineka Cipta.

Nursalam.(2007). Asuhan keperawatan terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:

Selemba Medika.

Page 33: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Pandelaki & Karel.(2007). Retinopati Diabetik, dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam.Edisi keempat-Jilid III. Jakarta: FKUI.

Perkeni.(2006). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia.

Jakarta: PB Perkeni.

Perkeni.(2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

Melitustipe II di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.

. (2012). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe II

di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.

Persagi.(2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia.Jakarta.PT Elex Media

Komputindo.

Price, S.A dan Wilson, L. M. (2005).Patofisiologi :Konsep klinis proses-

proses penyakit. Jakarta: EGC.

Priyanto, Sahar, Widyatuti. (2012). Pengaruh Senam Kaki terhadap

Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah pada Aggregate Lansia

Diabetes Melitus di Magelang. Depok: Tesis.FKUI.

Rismayanthi & Cerika.(2010). Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan

Bagi Penderita Diabetes. Yogyakarta: Jurnal Universitas Negeri

Yogyakarta.

Sabri, L., & Hastono, S.P. (2006).Statistik Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta

Santoso. (2008). Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes

Indonesia.Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.

Setiawan.(2010). Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Diabetes Melitus.

Jakarta: Penebar Swadayu.

Shahab & Alwi.(2007). Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner,

dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi keempat-Jilid III.

Jakarta: FKUI.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L, & Cheever, K.H. (2010).Brunner

and Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing.(12 th ed.).

Phliladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Soebardi. (2006). Terapi Farmakologis Diabetes Melitus.Dalam :Aru W,

dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi 4., Jakarta: FK UI.

Page 34: PERPUSTAKAAN - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/953/2/Dedi Rusandi_3210007_nonfull.pdf7. Kepala Puskesmas Gamping II beserta seluruh karyawan yang telah membantu penulis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Soegondo & Sukarji.(2008). Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes

Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Soegondo, S. (2009).Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini

dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu (Panduan

Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator).Edisi

ke-2, Cetakan ke-7, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan

R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Sumanto.(2009). Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet.Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Suriadi. (2004). Perawatan Luka, Edisi 1.Sagung Seto: Jakarta.

Susanti.(2011). Buku Panduan Praktikum Laboratorium Keperawatan

Dewasa II. Yogyakarta: Stikes Jendral Ahmad Yani Yogyakarta.

Taylor, C., Lillis, C., & Lemone, P. (2005).Fundamental of nursing. (5th).

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Utomo, O.M., Azam, M., Anggraini, D.N. (2012).Pengaruh Senam

Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes.Unnes Journal of

Public Health. (Serial online) (cited 2014 Feb 16). Available from

URL: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph. Semarang: UNS.

Waspadji & Sarwono.(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi kelima

Jilid III.Jakarta: Interna Publishing.

Waspadji. (2007). Diabetes Melitus: Mekanisme dasar dan pengelolaannya

yang rasional. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus

terpadu.Jakarta.: Balai Penerbit FKUI.

Wratsongko.(2004). Pedoman Sehat Tanpa Obat.Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.