batu gamping foram,merah,dan batu lempung

26
BAB I DASAR TEORI 1.1Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme. Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. 1.2Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: a. Batuan Sedimen Klastik Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua. b. Batuan Sedimen Nonklastik

Upload: tdozz-est

Post on 20-Jun-2015

2.702 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat litifikasi dari bahan

rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme.

Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan,

struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin,

mengandung fosil dan masih banyak lagi.

1.2 Penggolongan dan Penamaan Batuan Sedimen

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2

golongan, yaitu:

a. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari

pengendapan kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku,

metamorf ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.

b. Batuan Sedimen Nonklastik

Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil

reaksi kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

Page 2: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Sekepal batuan

kristalin

Batuan beku Batuan metamorfnon foliasi

1.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen

komposisi

Batuan metamorfik berfoliasi

Breksia konglemerat

Sandstone Siltstone

Batuan sediment non

Breksi / konglomerat

Batupasir Batulanau Batulempung

Batuan sediment klastik campuran

Batuan sedimen silisiklastik

Batuan sedimen karbonat

Ukuran

butir

2 mm = kalsidurit 2-0,06 mm = kalkarenit < 0.06 mm = kalsilutit

Batuan sedimen

Kekerasan

& BJ

Batuan sedimen klastik

foliasi

Batuan beku Batuan metamorfik Batuan sedimen non

klastik

Page 3: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

1.4 Pemerian Batuan Sedimen Klastik

1.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik

1. Ukuran Butir (Grain Size)

Tabel 1.1 Tabel ukuran butir batuan sedimen

2. Pemilahan (Sorting)

Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir

penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam pemilahan

dipergunakan pengelompokkan sebagai berikut :

Besar butir (mm) Nama butiran

> 256 Bongkah (boulder)

64 – 256 Brangkal (couble)

4 – 64 Kerakal (pebble)

2 – 4 Kerikil (gravel)

1 – 2 Pasir sangat halus (very coarse)

0,5 – 1 Pasir kasar (coarse)

0,25 – 0,5 Pasir menengah (medium)

0,125 – 0,25 Pasir halus (fine)

0,06 – 0.125 Pasir sangat halus (very fine)

0,004 – 0,06 Lanau (silt)

< 0,004 Lempung (clay)

Page 4: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

a. Terpilah baik (well sorted), diperlihatkan oleh ukuran besar

butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.

b. Terpilah buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada

batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam

dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.

c. Terpilah sedang, adakalanya seorang peneliti menggunakan

pemilahan ini untuk mewakili kenampakan yang agak

seragam.

3. Kebundaran (Roundness)

Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya

bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai

kasar. Kebundaran itu dibagi menjadi :

a. Membundar sempurna (well rounded), hampir semua

permukaan cembung

b. Membundar (Rounded), umumnya memiliki permukaan

bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung

c. Agak membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar

dengan ujung-ujung yang membundar

d. Agak menyudut (Sub angular), perkukaan datar dengan

ujung-ujung yang tajam

e. Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung

butir runcing dan kasar.

4. Kemas (Fabric)

Yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan

sedimen.

a. Kemas Tertutup, batuan sedimen yang memiliki sedikit ruang

antar butir

b. Kemas Terbuka, adanya banyak ruang atau rongga antar butir

yang cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir

halus hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung

sekali memiliki ruang antar butir.

Page 5: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

1.4.2 Struktur Batuan Sedimen Klastik

Pada batuan sedimen mempunyai banyak struktur yang diakibatkan

oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Macam struktur

dalam batuan sedimen :

a. Perlapisan sejajar : bidang perlapiusan saling sejajar

b. Perlapisan pilihan : susunan butir berubah teratur dari halus ke kasar

dalam arah vertikal

c. Perlapisan silang siur : perlapisan yang membentuk sudut

d. Perlapisan pada bidang perlapisan : terbentuknya dapat diakibatkan oleh

penggerusan, pembebanan atau penguapan

e. Laminasi : perlapisan sejajar dengan ketebalan < 1 cm

f. Gelembur gelombang : terbentuk karena pergerakan air atau angin

g. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih

plastis

h. Bekas jejak organisme : bekas rayapan, rangka, atau tempat berhenti

binatang

1.4.3 Komposisi Mineral

1. Fragmen

Frakmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat

berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.

2. Matrik (masa dasar)

Matriks adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan

terletak diantaranya sebagai masa dasar. Dapat berupa pecahan batuan, mineral

atau fosil.

Page 6: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

3. Semen

Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir

sedimen, dapat berbentuk amorf dan kristalin. Bahan-bahan sedimen yang lazim

adalah :

a. Semen karbonat (kalsit dan dolomite)

b. Semen silika (kalsedon, kuarsit)

c. Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)

Namun pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak

hadir karena tidak adanya rongga antar butiran.

1.5 Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik

1.5.1 Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik

1. Kristalin

Terdiri dari kristal – kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal

yang saling mengunci satu sama lain.

Nama Butir Besar Butir (mm)

Berbutir kasar 2

Bebutir sedang 1/16

Berbutir halus 1/256

Berbutir sangat halus < 1/256

2. Amorf

Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau

metamorf (nonkristalin).

1.5.2 Struktur Batuan Sedimen Non Klastik

1. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil

2. Oolitik, dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik,

bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.

Page 7: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

3. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.

4. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.

5. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan

kerucut per kerucut.

6. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.

7. Biostorm, sejenis bioherm namun bersifat klastik.

8. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri

khasnya adalah rekahan – rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan

lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang memuai celah –

celahnya terisi oleh mineral karbonat.

9. Goode, banyak dijumpai pada batu gamping, berupa rongga – rongga

yang berisi kristal – kristal yang berupa kalsit maupun kuarsa yang

tumbuh ke arah pusat rongga tersebut.

10. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.

1.5.3 Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klastik

Komposisi mineral batuan sedimen nonklastik cukup penting dalam

menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis nonklastik biasanya

komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri dari satu atau dua macam

mineral.

Sebagai contoh komposisi mineral pada:

Batu gamping : Kalsit, dolomit

Chert : Kalsedon

Gypsum : Mineral gypsum

Page 8: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Anhidrit : mineral anhidrit

1.6 Pemerian Batuan Sedimen Karbonat

Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang

dominan (lebih dari 50%) terdiri dari batugamping yang terbentuk dari

pengendapan mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang secara umum

meliputi batugamping dan dolomit.

a. Batugamping Klastik :

Batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritur

batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.

b. Batugamping Non Klastik :

Terbentuk dari proses kimia maupun aktivitas organisme dan umum

monomineralik.

Dapat dibedakan :

Hasil Biokimia : bioherm, biostorm

Hasil Larutan Kimia : travertine, tufa

Hasil Replacement : batugamping fosfat, batugamping

dolomit, dll.

1.6.1 Pemerian Batu Gamping Klastik

a. Tekstur Batu Gamping Klastik

Sama pada pemerian batuan sedimen klastik, hanya saja istilahnya

meliputi:

Nama Butir Ukuran Butir (mm)

Rudite >1

Arenit 0,062 – 1

Lutite < 0,062

b. Struktur Batu Gamping Klastik

Page 9: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Pemerian sama halnya dengan pada batuan sedimen klastik.

c. Komposisi Batu Gamping Klastik

Terdapat juga pemerian fragmen, matrik, dan semen hanya terdapat

perberdaan istilah, yaitu :

1) Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran

klastik abrasi batu gamping yang sebelumnya telah ada.

Macam – macam Allochem :

- Skeletal (Kerangka Organisme), berupa cangkang binatang atau

kerangka hasil pertumbuhan

- Interclas, merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi

batugamping yang telah ada.

- Pisolit, merupakan butiran – butiran oolit yang berukuran lebih

dari 2 mm

- Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan

struktur konsentris

2) Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, berupa

kristal - kristal karbonaterbentuk langsung dari sedimentasi t terbentuk

secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air luat dan

mengisi rongga antar butir.

3) Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan

rekahan, berukuran halus (0,02 – 0,1 mm), dapat terbentuk langsung

dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.

1.6.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik

Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik lainnya,

hanya saja dalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.

1.7 Batu Lempung

Batulempung merupakan sebagai bahan galian C, seiring semakin

pesatnya pembangunan maka permintaan akan semen pun semakin tinggi pula

Page 10: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

dimana batulempung merupakan salah satu bahan baku dalam industri semen,

Dengan demikian keberadaan Batulempung pun akan terus dicari

Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada

umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3.

2SiO2) atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung

adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau

1/256 mm).

Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung

sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau.

Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen

klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran

yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan

disusun oleh silika.

Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi

batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia

merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.

Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang

merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari

feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau

markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin

pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat

juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung

dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya

(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:

1. Residual Clay

Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami

transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan

dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu

Page 11: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik

dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).

2. Transported Clay

Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber

yaitu:

1. Produk dari abrasi

2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi

3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia

Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan

sangat mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain

kuarsa, oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).

Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk

pada daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada

lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau,

lagun dan laut (Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada

daerah yang berbeda mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula

(Dixon, 1992). Batulempung yang terbentuk di laut pada umumnya

mempunyai perlapisan yang tebal, mengandung fosil laut dalam, atau

binatang yang hidup di laut dangkal yang kemudian tenggelam setelah mati.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batuan Sedimen

Page 12: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Praktikum menyimpulkan batuan sedimen merupakan batuan yang

terjadi akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi

kimia atau hasil kegiatan organisme.Dari batuan sedimen ini Kenampakan

yang paling menonjol adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal

lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih

banyak lagi.

Dari hasil atau cara terjadinya batuan sedimen dapat dibagi menjadi 2

golongan, yaitu:

a. Batuan sedimen klastik adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan

kembali hasil rombakan batuan asal,baik dari batuan beku, metamorf

ataupun dari batuan sedimen itu sendiri yang lebih tua.

b. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari hasil reaksi

kimia ataupun hasil kegiatan organisme.

Dari acara praktikum kali ini praktikan mengamati serta

mendeskripsikan batuan sedimen khususnya batugamping foram,

batugamping merah, dan batu lempung. pada praktikum ini, kami

menggunakan loupe (kaca pembesar) dan larutan HCl untuk

mengidentifikasikan batugamping foram, batugamping merah, sehigga dapat

membedakan dengan jenis-jenis dan ciri-ciri batuan yang lain.

2.2 Batugamping Foram

Batugamping foram adalah salah satu jenis batuan sedimen yang

terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.

Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik

(penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang

terpresipitasi dan replacement). Karena proses inilah maka batugamping

foram masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.

Pada saat praktikan kami mengamati batu foram ini dan memperhatikan

batu ini, ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan. Dari hasil kajian

pustaka yang kami lakukan,ternyata batuan ini berwarna coklat kekuningan

Page 13: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

karena dipengaruhi oleh komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini.

Komposisi mineral pada batu ini yakni terbentuk dari monomineralik

karbonat. Monomineralik karbonat merupakan hasil campuran dari dua

mineral yakni mineral kalsit dan dolomit.Menurut peraktikan yang kami

lakukan,ternyata mineral yang sangat dominan dalam batu ini adalah mineral

kalsit karena adanya campuran mineral dolomit yang merata sehingga

warnanya menjadi coklat kekuningan.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan

dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batugamping

foram ini memiliki struktur fosiliferus. Batu ini bertekstur fosiliferus sebab

batu gamping foram yang diamati oleh praktikan memiliki fosil atau

komposisi yang terdiri dari fosil (sedimen organik) yang berupa kerang yang

terkumpul pada batu ini.Tekstur dari batuan ini amorf. Hal ini terjadi karena

batu rijang yang diamati oleh praktikan terdiri dari mineral yang tidak

membentuk atau amorf,non kristalin.

2.3 Batugamping Merah

Batugamping merah merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang

terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.

Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik

(penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang

terpresipitasi dan replacement). Hal inilah yang menyebabkan batugamping

merah masuk dalam klasifikasi batuan sedimen nonklastik.

Pada saat praktikan mengamati dan memperhatikan batu gamping

merah ini,ternyata batuan ini berwarna merah. Dari hasil kajian pustaka yang

kami lakukan ternyata batuan ini berwarna marah hal ini dipengaruhi oleh

komposisi mineral yang terkandung dalam batu ini. Komposisi mineral pada

batu ini yakni terbentuk dari monomineralik karbonat. Monomineralik

karbonat merupakan hasil campuran dari dua mineral yakni mineral kalsit dan

dolomit.Menurut praktikan mineral yang paling dominan dalam batu ini

Page 14: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

adalah mineral dolomit. Karena mineral ini memiliki warna yang khas yaitu

merah.

Setelah kami mengamati batu ini dan membandingkannya dengan

dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batugamping

foram ini memiliki struktur fosiliferus. Batu ini bertekstur masif karena batu

gamping merah yang kami amati pada saat praktikan tidak memiliki struktur

atau ketebalan lebih dari 120 cm.Dari hasil pengamatan yang kami lakukan

batugamping merah ternyata memiliki tekstur lanau Batu ini masuk dalam

golongan lanau karena ukuran butir batuan ini 1/16-1/256 mm. atau dalam

istilah petrologinya adalah (silt). Sedangkan dari segi pemilahannya batu ini

memiliki pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memiliki

ukuran yang seragam.Sedangkan dari segi kebundaran batu ini memiliki

kebundaran rounded (membundar) karena pada umumnya permukaan-

permukaan bundar,ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar Sedangkan dari

segi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memiliki

kemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhan

satu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka.

2.4 Batu Lempung

Batu lempung merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang

terbentuk dari pengendapan kembali (resedimentation) detritus atau pecahan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, sedimen.

Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis

(disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan

tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

Setelah praktikan kami mengamati dan memperhatikan batu ini,

ternyata batuan ini berwarna abu-abu. Berdasarkan kajian pustaka yang

dilakukan praktikan ditemukan ternyata batuan ini berwarna putih kehijau-

hijauan, karena dipengaruhi oleh komposisi mineralnya. Batu lempung

memiliki komposisi mineral yang tunggal yakni mineral lempug. Salah satu

ciri khas dari mineral lempung ini adalah abu-abu.

Page 15: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Setelah praktikan mengamati batu ini dan membandingkannya

dengan dasar teori yang ada maka praktikan menyimpulkan bahwa batu

lempung ini memiliki struktur masif.

Dari hasil praktikan batu ini memiliki tekstur yang dapat dilihat

dengan menggunakan empat sudut pandang, yakni dari segi ukuran butirnya,

pemilahannya, kebundarannya, dan kemasnya. Ukuran butir batu pasir ini

masuk dalam golongan lempung. Batu ini masuk dalam golongan lempung

sebab ukuran butir batuan ini < 1/256 mm atau dalam istilah petrologinya

adalah medium clay. Sedangkan dari segi pemilahannya batu ini memiliki

pemilahan yang baik sebab ukuran serta besar butirnya memiliki ukuran yang

seragam. Dari segi kebundarannya, batu ini memiliki kebundaran yang sub

angular (menyudut tanggung). Batu ini memiliki kebundaran sub angular

sebab permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam. Sedangkan

dari segi kemasnya, batu ini memiliki kemas yang tertutup. Batu ini memiliki

kemas yang tertutup sebab batu ini memiliki butiran yang saling bersentuhan

satu sama lainnya sehinngga tidak ada celah yang terbuka.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Batu sedimen

Page 16: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

Setelah praktekum mengamati,batuansedimen adalah batuan yang terjadi

akibat litifikasi dari bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia atau

hasil kegiatan organisme.

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik.

Secara detail ada 6 golongan utama batuan sedimen, yaitu golongan

detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika,

golongan evaporit, dan golongan batu bara.

3.2 Batu gamping foram

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini ternyata batu

Batugamping foram adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari

hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.Hal inilah yang

menyebabkan batugamping foram masuk dalam klasifikasi batuan sedimen

nonklastik

3.3 Batugamping Merah

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini,

Batugamping merah merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang

terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme.

3.4 Batu Lempung

Setelah praktikan mengamati dan memperhatikan batu ini, Batu lempung

merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan

kembali (resedimentation) detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat

berupa batuan beku, metamorf, sedimen.

Page 17: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung

DAFTAR PUSTAKA

1. http://batuan-sediment.blogspot.com/2008/12/bgp.htm

2. http://klastik.wordpress.com/2006/11/19/prospek-batu-lempung-dimasa-kini/

3. Suharwanto H. Penuntun Praktikum mineralogi Petrologi (prodi teknik

lingkungan upn “veteran” Yogyakarta). Yogyakarta.

Page 18: Batu Gamping Foram,Merah,Dan Batu Lempung