studi geografis industri batu gamping di desa puger kulon dan desa kasiyan kecamatan puger kabupaten...

104
STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : ARIF DIO ESA P (094274031) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI 2013

Upload: alim-sumarno

Post on 28-Nov-2015

196 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ARIF DIO ESA P

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA

PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Oleh :

ARIF DIO ESA P

(094274031)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

2013

Page 2: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER

KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN

JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya

Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Program Sarjana Pendidikan

Oleh

ARIF DIO ESA P.

094274031

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

Page 3: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

2013

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh : Arif Dio Esa P.

NIM : 094274031

Judul : Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan

Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk diujikan

Surabaya, 2013

Dosen Pembimbing

Drs. H. Agus Sutedjo, M.Si. ............................................

NIP. 19590820 19902 1 001HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Skripsi oleh : Arif Dio Esa P.

NIM : 094274031

Judul : Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan

Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Oktober 2013 dan

diakui sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana

pendidikan.

Dewan Penguji

1. Dra. Hj. Wiwik Sri Utami,MP . NIP. 19670805 199302 2 001

2. Drs. H. Suhadi HS, M.Si.NIP. 19501229 198103 1 001

3. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si.NIP. 19590820 19902 1 001

Mengetahui, Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Surabaya FIS Unesa

Dr. H. Ketut Prasetyo, MS. Drs. H. Agus Sutedjo. M.Si.NIP. 19600512 198601 1 003 NIP. 19590820 19902 1 001

Page 5: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

" hidup adalah pilihan. . .

jadi berjuanglah untuk memilih yang terbaik"

Persembahan

Aku Ucapkan Terima Kasih Yang Sebesar – Besarnya Kepada . . .

1. Kepada kedua orang tua, adik dan segenap keluarga yang ada di rumah.

2. Teman – teman seperjuangan Wiwin, Dhiniy, Ameg, Indah, Rozi, Ninul,

Indrak, Marno, Ruly, Arles, Kusnu, Arip, Gareng, dan lain – lain.

3. Segenap teman – teman kos Sugiono.

4. Bapak dan ibu kos.

5. Teman – teman jurusan geografi angkatan 2009

Page 6: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN

JEMBER

Arif Dio Esa P

ABSTRAKKecamatan Puger merupakan daerah penghasil batu gamping di

Kabupaten Jember. Kegiatan industri batu gamping masih tergolong tradisional yaitu dengan tenaga manusia. Industri batu gamping di wilayah Kecamatan Puger terletak di beberapa desa, seperti Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Diketahui dari hasil rata - rata produktivitas tiap tahun batu gamping di Desa Kasiyan sebesar 97,4 ton lebih kecil dari Desa Puger Kulon dengan produktivitas batu gamping tersebsar di Kecamatan Puger sebesar 495,9 ton per tahunnya. Padahal jumlah tenaga kerja pada tiap industri tidak jauh berbeda yaitu antara 7 – 8 tenaga kerja dan jarak tiap indsutri ke bahan baku pun juga rata - rata 1 – 2 Km.Permasalahan tersebut diangkat dalam penelitian untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang memyebabkan terjadinya perbedaan kondisi geografis, produktifitas dan dampak terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha batu gamping dan tenaga kerja yang ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian survey. Lokasi penelitian yaitu Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger kabupaten Jember. Teknik analisis data yang dipakai meliputi analisis Deskriptif, dan Regresi Linier Ganda.

Hasil dari analisis geografis menunjukkan bahwa di Desa Puger Kulon faktor lokasi tempat tinggal tenaga kerja banyak berasal dari Desa Mojosari dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 1 – 2 Km dengan kondisi jalan mayoritas beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok.Sedangkan di Desa Kasiyan lokasi tempat tinggal tenaga kerjanya berasal dari dalam desa sendiri dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 2 – 3 Km dengan kondisi jalan tidak banyak yang beraspal, sedangkan industri batu gampingnya berpola mengelompok. Pengaruh faktor – faktor produksi terhadapproduktivitas batu gamping dari hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa di Desa Puger Kulon faktor yang berpengaruh adalah modal dengan p = 0,038, bahan bakar p = 0,021, dan pemasaran p = 0,017. Di Desa Kasiyan faktor produksi yang berpengaruh meliputi modal dengan p = 0,043 dan bahan bakar p = 0,014. Dalam bidang ekonomi, keberadaan industri batu gamping di Desa Puger Kulon yang produktivitasnya lebih besar dari Desa Kasiyan menimbulkan perbedaan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar industri batu gamping di tiap desa. Diketahui bahwa mayoritas penghasilan tenaga pengangkut batu kapur, sopir truck, tenaga warung, dan mekanik yang ada di Desa Puger kulon lebih tinggi daripada penghasilan tenaga kerja di Desa Kasiyan.

Page 7: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa

Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan

mencapai gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Geografi. Selain itu bertujuan pula

untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta untuk mengaplikasikan ilmu

yang telah penulis dapatkan selama masa kuliah yang dapat berguna bagi

khususnya peneliti dan pembaca pada umumnya.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Surabaya

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya

3. Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNESA

4. Bapak dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat

5. Bapak dan Ibu penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan

perbaikan dalam skripsi ini

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi FIS UNESA lainnya, baik langsung

maupun tidak langsung telah membentu dalam penyusunan skripsi ini

Page 8: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

7. BAKESBANGPOL Kabupaten Jember, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Jember,

8. Semua pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengaharapkan saran dan kritik

demi kesempurnaan skripsi ini

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sehingga dapat memberikan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan demi

kemajuan bersama di masa depan.

Surabaya, 2013

Penulis

Page 9: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

DAFTAR ISI

HalamanHalaman Judul .............................................................................................. iHalaman Persetujuan ................................................................................... iiHalaman Pengesahan ................................................................................... iiiHalaman Motto Dan Persembahan ................................................................ ivAbstrak ......................................................................................................... vKata Pengantar.............................................................................................. viDaftar Isi ...................................................................................................... viiiDaftar Tabel ................................................................................................. xDaftar Lampiran ........................................................................................... xivDaftar Gambar .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5C. Tujuan Penelitian........................................................................ 5D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6E. Variabel Penelitian .................................................................... 7F. Definisi Operasional Variabel .................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Industri ...................................................................................... 11B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Industri ............................ 13C. Kondisi Sosial ............................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian .......................................................................... 23B. Penentuan Lokasi Penelitian ...................................................... 23C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 23D. Instrumen Penelitian .................................................................. 24E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 25F. Teknik Analisis Data .................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .......................................................................... 28

1. Letak Daerah Penelitian ...................................................... 282. Industri Batu Gamping......................................................... 293. Luas Wilayah ...................................................................... 304. Iklim ............................................................ 315. Kondisi Sosio - Demografi................................................... 34

a. Jumlah Kepadatan Penduduk .......................................... 34b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 36c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........ 37d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .......... 39

6. Karakteristik Responden ..................................................... 40

Page 10: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

7. Faktor Geografis ............................................................ 43a. Lokasi ............................................................ 44b. Jarak ............................................................ 45c. aksesbilitas ............................................................ 45d. Pola ............................................................ 47

8. Karakteristik Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamtan Puger Kabupaten Jember .............. 48a. Modal ............................................................ 49b. Bahan baku ............................................................ 50c. Bahan Bakar ............................................................ 50d. Pemasaran ............................................................ 52e. Tenaga Kerja ............................................................ 53f. Produktifitas ............................................................ 54

9. Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Industri Batu Gamping ................................... 57a. Desa Puger Kulon .......................................................... 57b. Desa Kasiyan ............................................................ 61

10. Dampak Industri Batu Gamping Terhadap Kondisi Sosial Tenaga Kerja Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember .................................. 67a. Karakteristik tenaga kerja industri batu gamping di

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ............................. 671) Jenis Kelamin ............................................................ 682) Umur ............................................................ 68

b. Kondisi Sosial Ekonomi ................................................ 691) Tenaga Warung ......................................................... 692) Mekanik ............................................................ 703) Tenaga Pengangkut ................................................... 714) Sopir ............................................................ 71

c. Dampak Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Terhadap Tenaga Kerja .................... 72

B. Pembahasan ............................................................................... 741. Kondisi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger

Kulon Dan Desa Kasiyan ..................................................... 742. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Industri

Batu Gamping Desa Puger Kulon Dan Desa KasiyanKecamatan Puger Kabupaten Jember ................................... 76

3. Dampak industri batu gamping terhadap kondisi sosial tenaga kerja desa puger kulon dan desa kasiyan kecamatan puger kabupaten jember ....................................................... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ................................................................................... 84B. Saran ......................................................................................... 85

Page 11: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 86

Page 12: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan …………… 5

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Lama Pengusaha Industri Batu Gamping

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ……...…………………….. 29

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Alasan Mendirikan Industri Desa Puger

Kulon Dan Desa Kasiyan ….…………………………………….. 30

Tabel 4.3 Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan …………… 30

Tabel 4.4 Luas Desa Kasiyan Menurut penggunaan lahan ………….……… 31

Tabel 4.5 Klasifikasi Iklim Menurut Schimdt-Ferguson …………………… 32

Tabel 4.6 Curah Hujan (mm) Rata-Rata Selama 5 Tahun ( 2005 – 2009 )

Menurut Stasiun Pencatat Hujan Daerah Kec. Puger …….……… 35

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa

Puger Kulon …………………………………………………….... 38

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa

Kasiyan ……………………………………………….…………. 36

Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Puger

Kulon ……………………………………………………………. 38

Tabel 4.10 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di

Desa Kasiyan ………………………………………………….…. 38

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Puger Kulon

Tahun 2010 ………………………………………………………. 39

Tabel 4.12 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Kasiyan

Tahun 2010 ….……………………………………………………. 40

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pengusaha Industri Batu

Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger

Kabupaten Jember …………………………………………….…. 41

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Umur Pengusaha Industri Batu Gamping

Page 13: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten

Jember ………………………………………………………...…. 42

Tabel 4.15 Distribusi Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Batu Gamping

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten

Jember ………………………………………………………..…. 43

Tabel 4.16 Asal Tenaga Kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan …………….…………………………………. 44

Tabel 4.17 Jarak Lokasi Bahan Baku Ke Industri Batu Gamping Di Desa

Puger Kulon Dan Desa Kasiyan …………………………………. 45

Tabel 4.18 Kondisi Jalan Kelurahan/Desa Puger Kulon ……………………. 46

Tabel 4.19 Kondisi Jalan Kelurahan/Desa Kasiyan …………………...……. 46

Tabel 4.20 Besar Modal Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan ………………………...…………………………... 49

Tabel 4.21 Jumlah Bahan Bakar Per Produksi Industri Batu Gamping Di

Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan …………………………... 51

Tabel 4.22 Luas Jangkauan Pemasaran Industri Batu Gamping Desa Puger

Kulon ……………………………………………………………. 52

Tabel 4.23 Lama Bekerja Tenaga kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan …………………………………………. 54

Tabel 4.24 Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi

yang Diterima Pengusaha di Desa Puger Kulon ……...………… 55

Tabel 4.25 Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi

yang Diterima Pengusaha di Desa Kasiyan ………..……………. 56

Tabel 4.26 Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Keeratan Hubungan Antara

Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping

(Y) Di Desa Puger Kulon ……………..…………………………. 57

Tabel 4.27 Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Variabel Bebas (X) Terhadap

Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Puger Kulon 58

Tabel 4.28 Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Puger Kulon ………………. 60

Tabel 4.29 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier

Ganda Di Desa Puger Kulon ……………………………………. 60

Page 14: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Tabel 4.30 Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier

Ganda Di Puger Kulon ……………………………………………. 61

Tabel 4.31 Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Keeratan Hubungan Antara

Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping

(Y) Di Desa Kasiyan ……………..………………………………. 62

Tabel 4.32 Tabel Hasil Uji Regresi Linier Ganda Variabel Bebas (X) Terhadap

Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Kasiyan …. 63

Tabel 4.33 Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Kasiyan ………..…………. 65

Tabel 4.34 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier

Ganda Di Desa Kasiyan ………………………………………… 65

Tabel 4.35 Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier

Ganda Di Kasiyan ………………………………………………. 66

Tabel 4.36 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Tenaga Kerja …………..…. 68

Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Jenis Umur Tenaga Kerja ……………...…. 69

Tabel 4.38 Penghasilan Tenaga Warung di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan ……………………………………………..……………. 69

Tabel 4.39 Penghasilan Tenaga Mekanik di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan …………………………………………………..………. 70

Tabel 4.40 Penghasilan Tenaga Pengangkut di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan ………………………………………………………..…. 71

Tabel 4.41 Penghasilan Sopir di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan ……. 72

Page 15: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

DAFTAR GAMBARTabel Halaman

Gambar 4.1 Diagram Penggolongan Iklim Menurut Klasifikasi Schimidt –Ferguson ……………………………………………………… 34

Page 16: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Peta Kecamatan PugerLampiran 2. Peta Desa Puger KulonLampiran 3. Peta Desa KasiyanLampiran 4. Hasil Penelitian di Desa Puger KulonLampiran 5. Hasil Penelitian di Desa KasiyanLampiran 6. Output SPSS Analisa Statistik Regresi Linier Berganda Desa Puger

KulonLampiran 7. Output SPSS Analisa Statistik Regresi Linier Berganda Desa

KasiyanLampiran 8. Pedoman Wawancara PenelitianLampiran 9. Surat Ijin Penelitian Fakultas Ilmu SosialLampiran 10. Surat Ijin Penelitian BAKESBANGPOL Kabupaten JemberLampiran 11. Surat Ijin Penelitian Kecamatan Puger

Page 17: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya mineral yang termasuk sebagai bahan galian C hampir

terdapat diseluruh penjuru tanah air, salah satunya di provinsi Jawa Timur.

Dimana sebagian besar sumber daya mineral tersebut sudah banyak di eksploitasi

(baik secara tradisional maupung modern ) sebagai bahan baku industri dan

hasilnya telah memberikan banyak manfaat dan menjadi salah satu Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Diperlukan semangat kebersamaan dari semua aspek

masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi – potensi yang ada

di lingkungan sekitar secara optimal dan berkesinambungan tanpa melupakan

kelestarian lingkungan. Apabila seluruh potensi yang ada itu dapat dioptimalkan,

pasti perekonomian suatu masyarakat akan meningkat pada khususnya dan negara

Indonesia menjadi Negara maju pada umumnya. Hal tersebut tidaklah sulit, jika

sumber daya mineral itu bisa kita manage dengan cara modern, yaitu dengan

industrialisasi.

Keberadaan industri kecil di Indonesia masih terjamin dan potensial untuk

berkembang, terutama perusahaan kecil di daerah pedesaan (Marbun,1993:27).

Perusahaan kecil di Indonesia dilihat dari potensi dan keberadaannya ada harapan

untuk berkembang. Sebagaimana industri yang ada di kabupaten Jember dengan

berbagai macam kegiatan industrinya yang meliputi industri keramik, meubel,

barang pecah belah, pengolahan hasil pertanian,perkebunan, perikanan, industri

Page 18: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

genteng, gispun dan eternity, semen, industri pengolahan batu kapur, dolomite,

poshat dan pupuk semuanya berpotensi untuk berkembang sehingga dapat

menunjang kebutuhan masyarakat.

Kabupaten Jember yang terletak di provinsi Jawa Timur bagian timur

secara geografis merupakan daerah deretan pegunungan kapur selatan, sehingga

Kabupaten Jember memiliki sumber daya bahan galian batu kapur yang berlokasi

di Kecamatan Puger. Batu kapur Gunung Sadeng merupakan bahan galian industri

yang cukup potensial di Kecamatan Puger karena cadangan depositnya yang

mencapai 475.800.000 ton dengan luas areal tambang 183 Ha berkualitas putih

super/high grade (Bapedda jember, 2009). Komposisi kimia batu kapur ini adalah

CaO, SiO2, Al2O3, FeO3, MgO, Na2O, dan H2O. Batu kapur ini dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri Oksidasi untuk memproduksi Ethilene,

Kapur Tohor (CaO) serta bahan baku industri Kimia untuk memproduksi pupuk,

Bubuk Pembersih, Insektisida, Fungisida, Bahan Pengisi Pakan Ternak, Cat,

Semen, Bahan Pemantap Tanah.

Eksplorasi batu gamping secara telah dilakukan sejak tahun 1960an di

daerah Gunung Sadeng oleh masyarkat sekitar, akan tetapi masih menggunakan

cara – cara yang tradisional. Baru pada tahun 1998 sebuah perusahaan yaitu PT

Pertama Mina Sutra Perkasa mendapatkan tender besar dari Pembangkit listrik

tenaga Uap yang berada di Jepara yang menuntut perusahaan harus memasok batu

kapur berukuran >1 cm yang perbulanya mencapai 10.000 ton dan banyaknya

permintaan dari industri – industri kecil lainya seperti industri cat, kertas, dan

memasok untuk kebutuhan masyarakat sekitar (local) dalam bentuk bongkahan

Page 19: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

berdiameter > 30 cm maka perusahaan diharuskan untuk meningkatkan produksi

yang awalnya hanya 15000 ton/bulan menjadi 25000 ton/bulan. Hal ini yang

membuat perusaan memunculkan ide pemanfaatan peledakan untuk peningkatan

jumlah produksi batu kapur agar dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen

yang ada. Dan hingga saat ini ada 9 perusahaan yang masih aktif melakukan

kegiatan pertambangan di Gunung Sadeng.

Secara administrasi Gunung Sadeng terletak di empat desa yaitu Desa

Grenden, Puger Kulon,dan Puger Wetan. Selama ini gunung batu kapur masih

berstatus sebagai areal bebas, sehingga pemkab tidak bisa menarik

retribusi.Anggota Komisi C DPRD Jember Yudi Hartono menjelaskan, gunung

kapur daerah puger merupakan areal bebas milik Negara. Sehingga tidak ada

dasar hukum bagi pemkab untuk mengkapling-kapling daerah tersebut untuk

menarik retribusi pertambangan berupa bagi hasil. Jadi yang selama ini bisa

dikenakan hanya retribusi ijin penambangan.

Besarnya potensi batu kapur yang ada di Kecamatan Puger menjadi salah

satu alasan bagi penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan usaha seperti usaha

penambangan batu kapur dan usaha industri batu kapur/gamping. Industri batu

gamping di kecamatan Puger tersebar di beberapa desa, yaitu Desa Puger Kulon,

Puger Wetan, Grenden, Kasiyan Timur dan Desa Kasiyan. Industri batu gamping

yang ada di desa Puger Kulon dan Kasiyan kecamatan Puger, Kabupaten Jember

ini kegiatan produksinya masih bersifat tradisional dan tergolong industri padat

Page 20: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

karya (labour intensive) karena masih banyak menggunakan tenaga kerja

manusia.

Keberadaan dari industri batu gamping ini adalah alternatif pekerjaan di

sector pertanian. Industri batu gamping menyerap cukup banyak tenaga kerja dan

memberikan peluang bagi masyarakat yang mempunyai pendidikan rendah untuk

dapat meningkatkan perekonomian keluarganya, serta dapat mengurangi jumlah

pengangguran di daerah setempat. Kegiatan pembuatan batu gamping yang ada di

desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger, Kabupaten Jember

dilakukan dengan proses dan peralatan yang relatif sederhana.

Alat utama dalam pengolahan batu kapur adalah sebuah tungku

pembakaran atau yang masyarakat Puger biasa sebut dengan “tumang”. Proses

pengolahan batu kapur dengan menggunakan Tungku atau tumang ini

membutuhkan waktu antara 5 – 8 hari, tergantung dari cuaca dan kondisi kayu.

Bahan bakar dari tungku sendiri adalah kayu yang didapatkan dengan membeli

dari pihak Perhutani Jember atau dari luar wilayah Kabupaten Jember. Untuk

Tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Kasiyan kebanyakan

berasal dari masyarakat di desa itu sendiri. Walaupun industri batu gamping ini

bersifat ekstraktif yaitu tidak memerlukan tenaga kerja yang terampil akan tetapi

dalam pengolahan batu gamping keterampilan cukup diperlukan. Karena untuk

mendapatkan hasil batu gamping yang baik, tenaga kerja harus menjaga suhu

tungku pembakaran agar tetap tinggi.

Page 21: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Gunung sadeng adalah sumber bahan bahan baku batu kapur yang ada di

Kabupaten Jember. Kegiatan industri batu gamping telah memberikan dampak

positif terhadap kondisi sosial masyarakat Puger, khususnya masyarakat desa

Puger Kulon dan desa Kasiyan seperti halnya dapat memberikan peluang untuk

terciptanya lapangan pekerjaan baru. Dengan adanya lapangan pekerjaan baru itu

masyarakat dapat memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga mereka.

Desa Puger kulon, Puger Wetan, Grenden, Kasiyan, dan Kasiyan Timur

merupakan lokasi keberadaan industri batu gampingnya di kecamatan puger.

Berdasarkan data hasil pra survey, hasil produktivitas industri batu gamping di

desa Kasiyan berada sangat jauh dibawah desa Puger kulon. Adapun

perbandingan mengenai jumlah produktivitas industri batu gamping di desa Puger

Kulon dengan desa Kasiyan dapat dilihat pada tabel 1.1

Table 1.1 Data Produktifitas Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon

Dan Desa Kasiyan

No. DesaPengusah

a(orang)

Tenaga Kerja

(orang)

Rata – rata Produktivitas

Tahun 2008,2009,2010

,2011(Ton)

Rata – rata produktivitas

tiap pengusaha

1 Puger Kulon 40 320 495,9 12,397

2 Kasiyan 24 167 97,4 4,043

Sumber : Data monografi desa.

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa produktivitas industri batu gamping

di desa Kasiyan lebih rendah dibandingkan dengan industri batu gamping yang

Page 22: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

dimiliki desa Puger Kulon. Padahal rata – rata jumlah tenaga kerja pada tiap

industri pun tidak jauh berbeda yaitu antara 7 – 8 orang tenaga kerja tiap industri.

Oleh karena itu hal ini perlu ditelusuri faktor – faktor apa saja yang menyebabkan

perbedaan tersebut.

Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING

DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER

KABUPATEN JEMBER”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi industri batu gamping di desa Puger kulon dan desa

Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten Jember?

2. Adakah faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri batu

gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten

Jember?

3. Apakah dampak industri batu gamping terhadap kondisi ekonomi masyarakat

di desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi industri batu gamping di desa Puger Kulon dan

desa Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten Jember.

Page 23: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri

batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan kecamatan Puger

kabupaten Jember.

3. Untuk mengetahui dampak industri batu gamping terhadap kondisi ekonomi

tenaga kerja Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger

Kabupaten Jember

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh

selama perkuliahan.

b. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian

sejenis.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar faktor

ketersediaan modal, bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar, dan

pemasaran sebagai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas hasil

industri batu gamping beserta dampak terhadap kondisi ekonomi tenaga

kerja yang dapat ditimbulkan industri batu gamping di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan kecamatan Puger Kabupaten Jember.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

Page 24: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38). Dengan demikian variabel

dalam penelitian ini meliputi:

1. Faktor geografis industri batu gamping.

a) Lokasi

b) Aksesbilitas

c) Jalan

d) Pola

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas industri batu gamping :

a) Modal

b) Tenaga kerja

c) Bahan baku

d) Bahan bakar

e) Pemasaran

f) Produktifitas

3. Dampak yang ditimbulkan industri batu gamping terhadap kondisi sosial

tenaga kerja di desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan kabupaten

Jember:

a) Jumlah tenaga kerja

b) Penghasilan

F. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran dalam memeahami

penelitian ini, maka perlu adanya kejelasan arti serta istilah-istilah dalam variabel

Page 25: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

yang akan dimasukkan dalam penelitian ini sehingga berdasarkan hal tersebut

perlu adanya pendefinisian secara operasional terhadap variabel-variabel tersebut,

yaitu:

1. Faktor geografis industri batu gamping.

a. Lokasi adalah asal tenaga kerja kerja industri batu gamping. asal tenaga

kerja dari dalam desa atau Luar luar desa.

b. Jarak adalah panjang lintasan berupa jalan dari titik lokasi bahan baku

kapur menuju tiap – tiap lokasi industri batu gamping yang dinyatakan

dengan satuan Km.

c. Jalan adalah kondisi seluruh jalan yang ada di lokasi penelitian. Kondisi

dalam penelitian ini adalah baik atau rusaknya kondisi jalan.

d. Pola adalah tatanan lokasi industri batu gamping, pola dapat berbentuk

garis linier, acak dan tersebar.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemajuan industri batu gamping.

Industri dikatakan maju apabila industri tersebut mempunyai faktor

penting untuk mengembangkan atau memajukan industrinya, seperti faktor

internal meliputi pengalaman pemilik usaha, kemampuan mengelola, besar

kecilnya modal, lamanya usaha dan faktor eksternal meliputi dukungan

berupa dana dari pihak swasta, kemajuan teknologi dalam memproduksi.

a. Modal adalah ketersediaan semua biaya yang diperlukan oleh pengusaha

dalam pengelolaan industri batu gamping untuk satu kali proses produksi

dalam satuan rupiah. Ketersediaan modal meliputi : upah tenaga kerja,

biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan ongkos pemasaran.

Page 26: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

b. Tenaga kerja adalah orang yang berkerja dalam industri pengolahan batu

gamping. dalam hal ini yang diukur adalah lama berkerja seorang tenaga

kerja dalam industri batu gamping dalam satuan bulan.

c. Bahan baku adalah suatu bahan yang digunakan untuk proses produksi

guna memproduksi barang jadi berupa batu gamping. Dalam hal ini yang

akan menjadi fokus penelitian adalah jarak dari sumber bahan baku

menuju tiap – tiap lokasi industri.

d. Bahan bakar adalah sejumlah kayu yang diperlukan dalam industri batu

gamping. Ukuran ketersediaan bahan bakar dilihat dari berapa jumlah

kayu (dalam satuan volume) yang dikeluarkan atau dibutuhkan pengusaha

untuk satu kali proses produksi batu gamping.

e. Pemasaran adalah kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang yang

berupa produk batu gamping dari produsen ke konsumen baik secara

langsung maupun melalui perantara (tengkulak). Pemasaran dalam

penelitian ini yaitu meliputi jarak dan daerah – daerah mana saja yang

menjadi tempat pemasaran hasil produksi industri batu gamping di desa

Puger Kulon dan Desa Kasiyan.

f. Produktifitas adalah kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang

berupa hasil produksi persatuan modal dengan satuan persen (%) atau

dapat diformulakan sebagai berikut :

Produktifitas = ( )( ) x 100%

Page 27: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

3. Dampak yang ditimbulkan industri batu gamping terhadap kondisi

ekonomi tenaga kerja

Dampak sosial dan ekonomi yang timbul dari industri batu gamping

adalah terciptanya suatu lapangan pekerjaan baru akibat adanya aktivitas

perindustrian batu gamping. Dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui jumlah dan penghasilan dari warga yang menggeluti pekerjaan

baru yang berkaitan dengan industri batu gamping.

Page 28: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Industri

1. Pengertian industri

• Menurut kamus umum bahasa Indonesia (Poerwadarminto, 1985:380)

menyebutkan bahwa pengertian industri adalah kerajinan untuk membuat atau

menghasilkan barang – barang.

• Menurut Dinas Perindustrian Jawa Timur yang dikutip oleh Prastowo

(2005:8) bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang

yang nilainya lebih tinggi untuk kegiatan termasuk kegiatan rancang dan

perekayasaan industri.

• Menurut G.T. Renner dalam Enoh (1997:136), industri diartikan sebagai

bagian dari proses produksi dimana sebagian bahan – bahannya diambil dari

alam dan diolah hingga akhirnya menjadi barang yang bernilai tinggi bagi

masyarakat.

• Menurut Moch Enoh (1990:1), mengemukakan bahwa yang dimaksud dalam

industri adalah segala usaha untuk memproduksi barang mentah menjadi

barang jadi atau setengah jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui

proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang – barang itu bisa

diperoleh dengan harga satuan yang sangat rendah mungkin dengan kualitas

tinggi.

Page 29: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

• Berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1, industri adalah kegiatan

ekonomi yang mengolah bahan mentah atau bahan baku, barang setengah jadi

atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan

industri.

2. Penggolongan Industri

Jenis – jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria –

kriteria tertentu. Klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Industri Berdasarkan Jenis Industri

a. Industri dasar dan hulu

Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut : berskala besar,

menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat

dengan bahan baku dam mempunyai sumber energi sendiri, dan pada

umumnya lokasi ini belum tersentuh pembangunan.

b. Industri hilir

Industri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Pada

umumnya industri ini mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi,

lokasinya diusahakan dekat dengan pasar, menggunakan teknologi madya dan

teruji, serta padat karja.

c. Industri kecil

Industri kecil ini banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan,

memilik peralatan sederhana. Walaupun hakikat produksinya sama dengan

industri hilir tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana. Sistem tata letak

Page 30: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

pabrik maupun pengolahan limbahnya lebih belum mendapat perhatian.

Sistem industri ini padat karya.

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri

Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan subsistem fisis

dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan

dan perkembangan industri yaitu komponen lahan, bahan mentah atau bahan

baku, sumber daya energi, iklim dengan segala proses alamiahnya.

Sedangkan subsistem manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan industri meliputi komponen tenaga kerja, kemampuan

teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah, transportasi dan

komunikasi, konsumen dan pasar, dan lain sebagainya. Perpaduan semua

komponen tersebut itulah yang mendukung maju mundurnya suatu industri

(Sumaatmadja,1981:180).

Produktivitas menurut Muchdarsyah Sinungan ,menjelaskan bahwa

produktivitas adalah perbandingan output (hasil produksi industri) dengan

input (biaya – biaya produksi). Sedangkan Siegel dan Linda Thesia (2004:3)

bahwa produktivitas adalah berkenaan atau berhubungan dengan sekumpulan

perbandingan antara output (jumlah produksi yang dihasilkan oleh kegiatan

industri) dengan output (biaya – biaya produksi yang digunakan untuk

kegiatan industri).

Page 31: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas

adalah jumlah hasil produksi yang dicapai dalam kegiatan produksi dibagai

dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.

Menurut Hendrik Purwanto (2011:13), Produktivitas merupakan

kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang berupa hasil produksi per

satuan modal dengan satuan persen (%) atau dapa diformulakan sebagai

berikut :

Produktivitas = ( )( ) ὼ 100%

Keterangan :

Output = Jumlah semua produk yang dihasilkan.

Input = Semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output.

Menurut Robinson (dalam Daldjoeni 1992:59-60), faktor – faktor

geografis yang mendorong berdirinya industri adalah bahan mentah, sumber

daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran, dan fasilitas transportasi.

1. Bahan mentah

Bahan baku sebagai bahan antara dalam kegiatan produksi perlu

mempertimbangkan hal – hal yang menyangkut :

1. Jumlah kebutuhan bahan baku selama satu periode

2. Kelayakan harga barang

3. Kontinuitas persediaan barang

4. Kualitas bahan baku

5. Biaya pengangkutan (ahyari, 1979:10)

Page 32: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Menurut Mulyadi (1986:118) bahan baku adalah bahan yang

membentuk bagian integral produk jadi. Adapun jenis – jenis bahan baku

menurut Gunawan Adisaputra dan Asri (1982:185) terdiri dari : 1. Bahan

baku langsung (direct material) adalah semua bahan baku yang merupakan

bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk

membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan

sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. 2. Bahan baku tak

langsung (indirect material) adalah bahan baku yang ikut berperan dalam

proses produksi, tetai tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang

dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi

maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir

merupakan bahan mentah tidak langsung.

1. Suplai Tenaga Kerja

Menurut Siswanto (dalam Herawati 2008) untuk meningkatkan hasil

produksi dalam sebuah perusahaan tidak cukup hanya dengan menggunakan

teknologi yang canggih saja, tetapi juga memerlukan tenaga kerja yang

memiliki skill yang tinggi untuk mengoprasikannya. Dengan demikian

diperlukan tenaga kerja yang mempunyai keahlian, kemampuan dan

ketrampilan kerja.

Berdasarkan Undang – Undang No. 14 tahun 1969 menyatakan bahwa

tenaga kerja adalah tiap orang yang melaksanakan pekerjaan baik didalam

maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan laba atau barang untuk

memnuhi kebutuhan masyarakat

Page 33: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Beberapa istilah – istilah tentang tenaga kerja, yaitu :

a. Tenaga kerja lepas

Tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan

tertentu yang berubah – ubah baik dalam waktu maupun kontinuitas

pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya.

b. Tenaga kerja borongan

Tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan

tertentu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan

hasil kerja.

c. Tenaga kerja kontrak

Tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan

tertentu menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan untuk hubungan

kerja dalam kurun waktu tertentu atau selesainya pekerjaan tertentu.

Beberapa cara pembayaran upah tenaga kerja ada dua cara yaitu :

1. Upah borongan

Yaitu suatu cara pembayaran upah pada sekelompok buruh atau karyawan

untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang sifatnya tidak dapat diperinci

dengan jelas, biasanya didasarkan pada besar kecilnya hasil kerja.

2. Upah harian

Yaitu upah yang didasarkan pada jam dan buruh kerja, tentu saja hasil

kerjanya mengikuti kehendak majikan atau pengusaha.

Menurut Undang – Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

Page 34: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri atau masyarakat, dalam kamus besar bahasa Indonesia

(1991:927) tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu,

orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar

hubungan kerja.

Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia,

di dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud adalah mereka yang

bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian

maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, biasanya

imbalan kerja tersebut secara harian (Siswanto dalam Herawati 2008).

Tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam proses kegiatan

produksi, karena tanpa keberadaannya maka proses produksi tidak akan

berlangsung. Faktor tenaga kerja ini menyangkut dua segi, yaitu kuatitatif

(banyaknya tenaga kerja) dan kualitatif (ketrampilan yang dimiliki).

(Daldjoeni,1992:59).

2. Pemasaran

Tujuan satu – satunya dari perindustrian adalah memproduksi barang

– barang untuk di jual dan untuk itu pemasaran memiliki kedudukan yang

penting. Dalam pemasaran ini ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu luas

pemasaran yang artinya banyaknya omset pemasaran (the possible

purchasers) dan kuatnya pemasaran (the purchasing power of the market).

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

Page 35: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

mendistribusikan barang dan jasa yang memerlukan kebutuhan baik pembeli

yang ada maupun pembeli yang potensial (William J. Station, 1996:5).

Menurut Philip (dalam ekologi industri, 2002) pemasaran adalah

sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk

menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. Pemasaran

merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha dalam

upayanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang

dan mendapatkan laba dan pemasaran juga berarti menata olah pasar untuk

menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan

manusia. Aktivitas seperti pengembangan prodak, riset, komunikasi,

distribusi, penetapan harga, dan pelayanan merupakan inti dari pemasaran.

Tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami

konsumen dengan baik, sehingga produk atau jasa cocok bagi konsumen dan

bisa terjual dengan sendirinya. Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang

pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,

merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta

mengawasi usaha pemasaran. Pemasaran dan produksi merupakan fungsi

pokok bagi perusahaan, semua perusahaan memproduksi dan memasarkan

produk atau jasa untuk pemenuhan konsumen, pada saat ini kegiatan

pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha.

Kadang istilah pemasaran ini dapat diartikan dengan beberapa istilah seperti

penjualan, perdagangan, dan distribusi. Wasis (1997:145)

Page 36: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran adalah segala kegiatan

yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa, sejak dari produsen

sampai konsumen yang terakhir. Berdasarkan pengertian pemasaran, maka

pengertian pemasaran dalam penelitian ini adalah kegiatan usaha yang

mengarahkan aliran barang yang berupa produk batu gamping dari produsen

ke konsumen baik secara langsung maupun melalui perantara.

Secara garis besar jalur pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam, yaitu :

1. Pemasaran secara langsung, yaitu :

1. Produsen menjual langsung dengan jalan mengunjungi konsumen dari rumah

ke rumah

2. Produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen di pasar

2. Pemasaran secara tidak langsung, yaitu dengan cara :

1. Produsen menjual produk melalui tengkulak

2. Produsen menjual produk melalui pengecer

3. Produsen menjual produk melalui lelang

(Stantion, dalam http://www.damandiri.or.id/)

3. Modal

Segala yang dapat digunakan untuk mengembangkan atau

memperluas usaha dalam industri. Modal merupakan salah satu faktor

produksi yang penting bagi kelangsungan industri. Karena modal tidak hanya

sebagai alat atau barang untuk memproduksi barang lain, tetapi juga sebagai

alat untuk mendukung pengembangan dan kemajuan suatu perusahaan atau

Page 37: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

kegiatan usaha itu sendiri. Modal adalah satu faktor produksi yang sangat

penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar. Dalam

banyak literatur sering disebutkan bahwa sering menjadi faktor penghambat

utama bagi perkembangan suatu usaha atau pertumbuhan output industri skala

kecil dan menengah, karena unit usaha ini yang juga dialami banyak usaha

kecil disektor lain yang sering mengalami keterbatasan. Tambunan (2001:25)

C. Kondisi Sosial

Kondisi sosial setiap masyarakat berbeda antara satu dengan lainnya,

hal ini ditentukan oleh keadaan di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat

tersebut. Komponen – komponen sosial demografi meliputi : a) struktur

penduduk menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan

agama. b) tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk (Usman 2004 :

253).

1. Pendidikan

Bagian dari kondisi sosial yang menjadi perhatian dalam kehidupan

bermasyarakat adalah pendidikan, bahkan pemerintah menetapkan wajib

belajar 9 tahun. Kemajuan pendidikan masyarakat memiliki hubungan bagi

kemajuan sosial – ekonomi suatu negara. Pendidikan merupakan kegiatan

kegiatan belajar mengajar di segala tingkatan (BPS, 2008:51). Selain itu

pendidikan juga merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

potensi manusia untuk mampu mengemban tugas sehari – hari sesuai mata

pencaharian yang dimiliki masing – masing individu.

2. Mata Pencaharian

Page 38: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Menurut M. Enoh (2005:229), mata pencaharian merupakan pekerjaan

yang dilakukan tiap hari secara rutin. Dimana pekerjaan – pekerjaan itu

dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu baik uang maupun

barang yang manusia butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Yuliana (2002:23) dari berbagi macam mata pencaharian

penduduk dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan tingkat

ketergantungannya pada tanah air yaitu pertanian dan non pertanian. Mata

pencaharian di sektor pertanian antara lain ladang berpindah, tegalan,

bersawah, pertanian rakyat dan perkebunan, kehutanan, peternakan dan

perikanan. Sedangkan mata pencaharian di sektor non pertanian antara lain

perdagangan, industri, pertambangan dan berbagai bidang jasa termasuk

transportasi dan pariwisata.

Page 39: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey

dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan persentase.

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data yang

pokok (Singarimbun, 2006:3).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Pemilihan lokasi penelitian ini

dilakukan secara purposive yaitu pemilihan lokasi yang memang disengaja

oleh peneliti karena pertimbangan bahwa adanya perbedaan produktivitas

industri batu gamping di Desa Kasiyan yang lebih rendah dibandingkan

produktivitas industri batu gamping yang dimiliki Desa Puger Kulon.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri

batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan sebanyak 64

pengusaha. Dan untuk mekanik, sopir, tenaga warung, dan tenaga

pengangkut diambil secara aksidental di sekitar industri batu gamping

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten

Page 40: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Jember. Apabila subyek kurang dari 100 responden maka diambil

semua dan jika subyeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil

10 – 15% atau 20 – 25% (Suharsimi 2006:112). Sesuai pernyataan

tersebut teknik pengambilan sampling penelitian ini dengan cara total

sampling karena subyek dari penelitian ini kurang dari 100.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah(Suharsimi 2006:160). Instrumen yang

digunakan penliti adalah kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan data

umum responden.

E. Jenis Data

1. Data Primer

Sumber data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan

wawancara dengan responden. Data primer ini meliputi jumlah

modal, tenaga kerja, jarak lokasi industri dengan bahan baku, jumlah

bahan bakar, lokasi pemasaran, jumlah dan penghasilan masyarakat.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data pendukung

dari data – data primer, yaitu meliputi bahan bacaan berupa buku,

surat kabar, internet,data disperindag, data pemilik industri batu

Page 41: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

gamping, data jumlah penduduk, peta administrasi desa, peta

administrasi kecamatan, peta admisnistrasi kabupaten.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik, maka perlu

adanya bukti – bukti atau data yang bisa dipercaya. Untuk itu dibutuhkan

teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuan dari pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan

realibel. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti

dengan responden. Teknik ini digunakan untuk mengetahui informasi

secara langsung dari responden baik pemilik usaha atau tenaga kerja

guna mendapatkan informasi atau data yang lebih akurat dengan

menggunakan pedoman wawancara atau quisioner mengenai jumlah

modal, jumlah tenaga kerja, jarak lokasi industri dengan bahan baku,

jumlah bahan bakar, lokasi pemasaran, dan pendapatan.

2. Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung dari lapangan dan mencatat hal – hal

penting yang berkaitan dengan daerah yang diteliti. Dalam penelitian

Page 42: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

ini yang diobservasi adalah karakteristik kegiatan industri batu

gamping beserta dampak sosialnya di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara atau metode untuk mengumpulkan

data dengan mencari data dari catatan – catatan statistik maupun

laporan penelitian terdahulu. Adapun data yang diperoleh dalam

metode dokumentasi in adalah data mengenai jumlah penduduk, data

jumlah unit industri batu gamping, dan data monografi. Pengumpulan

data dengan teknik dokumentasi diperoleh dari instansi – instansi yang

bersangkutan dengan penelitian ini antara lain : kantor desa, kantor

kecamatan, dinas perindustrian, BPS.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis,

faktual, dan akurat terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu. Data

yang diperoleh dari kuesioner, wawancara, observasi maupun dokumentasi

diolah untuk menjawab permasalahan yang ada.

Untuk menjawab pertanyaan pada masalah penelitian ini secara

rinci teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 43: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

a. Untuk menjawab rumusan masalah tentang kondisi geografis

industri batu gamping di desa Puger Kulon dan desa Kasiyan,

maka digunakan teknik analisis deskriptif.

b. Untuk menjawab rumusan masalah tentang Perbedaan faktor –

faktor yang mempengaruhi produktifitas industri batu gamping di

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten

Jember, yang meliputi : modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan

bakar, dan pemasaran maka digunakan uji statistika yaitu uji

regresi berganda. Uji regresi berganda digunakan untuk

menganalisis variabel bebas (modal, tenaga kerja, bahan baku,

bahan bakar, dan pemasaran) yang dinyatakan dengan

X1,X2,X3,X4,X5 sedangkan untuk variabel terikat (produktivitas)

akan dinyatakan dengan Y.

Persamaan regresi berganda

Y=b0+b1 X1+b2 X2+b3 X3+b4 X4+b5 X5

Keterangan :

Y : produktivitas industri batu gamping

B1,2,3,4 : koefisien regresi

C : konstanta

X1 : modal

X2 : tenaga kerja

X3 : bahan baku

X4 : bahan bakar

Page 44: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

X5 : pemasaran

Di dalam mengolah data regresi berganda tersebut peneliti

menggunakan metode statistik dengan bantuan SPSS.

c. Untuk menjawab rumusan masalah mengenai perbedaan dampak

sosial yang ditimbulkan industri batu gamping di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember,

maka peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif

Page 45: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Daerah Penelitian

a. Desa Puger Kulon

Secara astronomis Desa Puger Kulon terletak 8018’55’’ Lintang

Selatan dan 1130 27’ 20’’Bujur Timur. Secara administratif, Desa Puger

berbatasan dengan beberapa desa, batas – batas tersebut adalah :

Sebelah Utara : Desa Grenden

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Timur : Desa Puger Wetan

Sebelah Barat : Desa Mojosari

Untuk mengetahui daerah penelitian, dapat dilihat pada peta

administrasi Desa Puger Kulon yang ada pada lampiran.

b. Desa Kasiyan

Secara astronomis Desa Kasiyan terletak antara 80 23’ 01’’Lintang

Selatan dan 1130 26’ 02’’ Bujur Timur. Secara administratif, Desa

Kasiyan berbatasan dengan beberapa desa, batas – batas tersebut adalah :

Sebelah Utara : Desa Wringintelu

Sebelah Selatan : Desa Grenden

Sebelah Timur : Desa Kasiyan Timur

Sebelah Barat : Desa Mlokorejo

Page 46: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Untuk mengetahui daerah penelitian, dapat dilihat dapat dilihat

pada peta administrasi Desa Kasiyan yang ada pada lampiran.

2. Industri Batu Gamping

a. Lama Usaha

Suatu waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas baik

bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Lama usaha yang digunakan oleh

pengrajin untuk menjalankan industrinya membutuhkan waktu yang

lama. Berikut tabel lama usaha pengrajin industri batu gamping di Desa

Puger kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember.

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Lama Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Lama Usaha Puger Kulon Kasiyanf % f %

1 – 3 0 0 3 12,54 – 6 2 5 6 257 – 9 5 12,5 2 8,310 – 12 12 30 5 20,213 – 15 10 25 7 29,216 + 11 27,5 1 4,2Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata – rata lama usaha

pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon berbeda – beda, sebagian

besar pengusaha sudah sudah mengeluti usaha ini 10 – 12 tahun dengan

frekuensi 12 pengusaha atau 30 %. Sedangkan di Desa Kasiyan rata –

rata lama usaha pengusaha batu gamping adalah 13 – 15 tahun dengan

frekuensi 7 pengusaha atau 29,2%.

Page 47: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

b. Alasan Mendirikan Industri

Terkait dengan alasan pengusaha mengeluti usaha batu gamping

dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Alasan Mendirikan Industri Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan

Alasan mendirikan industri

Puger Kulon Kasiyan f % f %

Penghasilan tinggi 4 10 3 12,5Turun – temurun 11 27,5 5 20,8Tuntutan ekonomi 21 52,5 12 50Bahan baku dekat 4 10 4 16,7Mayoritas pekerjaan 0 0 0 0Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pengusaha

industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan menekuni

usaha pengolahan batu kapur menjadi batu gamping ini dikarenakan

oleh tuntutan ekonomi yaitu sebanyak 21 pengusaha atau 52,5 % di Desa

Puger Kulon dan di Desa Kasiyan sebanyak 12 pengusaha atau 50 %.

3. Luas Wilayah

a. Desa Puger kulon

Luas wilayah keseluruhan Desa Puger kulon adalah 388,8 ha

(Monografi Desa Puger Kulon 2010) yang terdiri dari beberapa

penggunaan lahan seperti pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.3 Luas Desa Puger Kulon Menurut Penggunaan Lahan

Luas Penggunaan Lahan Luas HaPemukiman 169,3Tegal/ladang 100Persawahan 118Prasarana umum 1,5

Sumber : Monografi Desa Puger Kulon 2010

Page 48: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar

digunakan sebagai Pemukiman sebesar 169,3 ha, sedangkan

penggunaan lahan terkecil yang berupa prasarana umum sebesar 1,5 ha

b. Desa Kasiyan

Luas wilayah keseluruhan Desa Kasiyan adalah 299,242 Ha

(Monografi Desa Kasiyan 2010) yang terdiri dari beberapa penggunaan

lahan seperti pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.4 Luas Desa Kasiyan Menurut penggunaan lahan

Luas Penggunaan Lahan Luas HaPemukiman 116Tegal/ladang 59,242Persawahan 97Prasarana Umum 27

Sumber : Monografi Desa Kasiyan 2010

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terbesar

digunakan sebagai pemukiman sebesar 116 Ha, sedangkan penggunaan

lahan terkecil yang berupa prasarana umum sebesar 27 Ha.

4. Iklim

Iklim adalah pernyataan yang digeneralisasikan dari keadaan

cuaca yang sering terjadi di suatu daerah berdasarkan statistik tentang

catatan data cuaca dalam jangka waktu yang lama, yang meliputi nilai

rata-rata, penyimpangan-penyimpangannya dari nilai rata-rata dan

kemungkinan hubungan antara penyimpangan-penyimpangan itu.

Klasifikasi iklim suatu tempat dapat menggunakan dasar klasifikasi yang

beragam, akan tetapi terdapat beberapa klasifikasi yang menuntut

pernyaratan tertentu dalam penerapannya ( Sulistinah,1997:1 ).

Page 49: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi Schmidt-Ferguson

dalam penentuan tipe iklim di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.

Klasifikasi ini dilaksanakan melaului penentuan kebasahan suatu bulan.

Dengan menghitung rasio antara rata-rata jumlah bulan kering dengan

rata-rata jumlah bulan basah. Berdasarkan rasio Q , Schmidt-Ferguson

membagi iklim Indonesia menjadi 8 golongan ( Sulistinah,1997:41):

Tabel 4. 5 Klasifikasi Iklim Menurut Schimdt-Ferguson

1 Iklim A 0 Sangat Basah2 Iklim B 0, 143 Basah 3 IklimC 0, 333 Agak Basah 4 IklimD 0, 600 Sedang 5 IklimE 1, 000 Agak Kering6 IklimF 1, 670 Kering7 IklimG 3, 000 Sangat Kering8 IklimH 7, 000 Luar Biasa Kering

Sumber : Buku Metereologi

Dalam menentukan rata-rata jumlah bulan basah dan bulan

kering, Schimdt-Ferguson menggunakan data curah hujan selama 5 tahun

untuk mendapatkan statistik cuaca yang dapat mewakili kondisi iklim

daerah setempat. Bulan basah diartikan sebagai bulan yang menerima

curah hujan lebih besar dari penguapan, banyaknya curah hujan dalam

kriterian ini adalah di atas 100 mm/bulan. Bulan kering diartikan sebagai

bulan yang menerima curah hujan lebih kecil dari penguapan, banyaknya

curah hujan yang termasuk dalam kriteria ini adalah kurang dari 60 mm/

bulan . Untuk mngetahui tipe iklim di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan, digunakan data statistik curah hujan selama lima tahun terakhir

Page 50: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

( 2005 – 2009 ). Data tersebut didapat dari stasiun pencatat hujan nomor

10 di Kecamatan Puger. Data curah hujan disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Curah Hujan (mm) Rata-Rata Selama 5 Tahun ( 2005 – 2009 ) Menurut Stasiun Pencatat Hujan Daerah Kec. Puger

Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 TotalRata-rata

Januari 132 176 108 167 243 826 165.2

Febuari 82 185 234 310 216 1027 205.4

Maret 144 278 95 314 105 936 187.2

April 197 116 85 80 29 507 101.4

Mei - 4 36 - 77 117 23.4

Juni - - 7 - 5 4 2.4

Juli 27 - - - 10 37 7.4

Agustus - - - - - - -

September - - - - - - -

Oktober 83 - - 88 - 171 34.2

November 30 5 50 156 - 241 48.2

Desember 331 48 198 529 43 1149 229.8

Rata- rat 85.50 67.67 67.75 137.00 60.67 417.92 83.72

Total 1026.00 812.00 813.00 1644.00 728.00 5432.92 1004.60Jml bulan

basah 4 4 3 5 3 19 3.8Jml bulan

kering 6 8 7 5 8 34 6.8Sumber : Dinas PU, 2009

ὗ = x 100%

Berdasarkan nilai rasio Q tersebut , dapat di ketahui bahwa iklim di

wilayah Kecamatan Puger termsuk pada tipe iklim F kering, dengan curah

hujan rata-rata 1004,6 mm pertahun.

Page 51: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Gambar 4.1 Diagram Penggolongan Iklim Menurut Klasifikasi Schimdt-Ferguson

5. Kondisi Sosial dan Demografi

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

1) Desa Puger Kulon

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang

mendiami suatu wilayah dalam jumlah rata – rata penduduk tiap 1

km2. Berdasarkan data Monografi Desa Puger kulon tahun 2010

menunjukkkan bahwa jumlah penduduk adalah 13.698 orang, terdiri

dari 6842 orang laki – laki dan 6856 orang perempuan, dengan luas

wilayah 388,8 Ha atau 3,888 km2.

Untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Puger Kulon

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kepadatan Penduduk = ( )

= .

,

E

C

A

F

H

D

G

B

Page 52: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

= 3523 jiwa/km2

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk

di Desa Puger Kulon adalah 3523 jiwa/km2, hal ini menunjukkan

bahwa setiap 1 km2 luas wilayah Desa Puger Kulon terdapat 3523

jiwa yang tinggal di dalamnya. Berdasarkan kriteria yang digunakan

untuk menghitung kepadatan penduduk menurut Suryanto dan

Haryanto (dalam indrawati, 2010 : 81), kriteria kepadatan penduduk

sebagai berikut :

Dilihat dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa di Desa

Puger kulon termasuk dalam kepadatan penduduk sangat padat yaitu

berada pada angka 410 lebih.

2) Desa Kasiyan

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang

mendiami suatu wilayah dalam jumlah rata – rata penduduk tiap 1

km2. Berdasarkan data Monografi Desa Kasiyan tahun 2010

menunjukkkan bahwa jumlah penduduk adalah 7748 orang, terdiri

dari 3901 orang laki – laki dan 3847 orang perempuan, dengan luas

wilayah 299,242 Ha atau 2,992 km2.

Untuk mengetahui kepadatan penduduk di Desa Kasiyan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Kepadatan Penduduk = ( )

= ,

= 2590 jiwa/km2

Page 53: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk

di Desa Kasiyan adalah 2590 jiwa/km2, hal ini menunjukkan bahwa

setiap 1 km2 luas wilayah Desa Kasiyan terdapat 2590 jiwa yang

tinggal di dalamnya. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk

menghitung kepadatan penduduk menurut Suryanto dan Haryanto

(dalam Indrawati, 2010 : 81), kriteria kepadatan penduduk sebagai

berikut :

Dilihat dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa di Desa

Kasiyan termasuk dalam kepadatan penduduk sangat padat yaitu

berada pada angka 410 lebih.

b. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan data monografi Desa Puger kulon dan Desa

Kasiyan tahun 2010 mengenai komposisi penduduk menurut umur

dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa Puger Kulon

Kelompok umur

Jenis Kelamin Jumlah %Laki – laki Perempuan

0 – 7 876 862 1783 12,77 – 18 2019 2071 4090 29,818 – 56 3674 3694 7368 53,8> 56 273 229 502 3,7Jumlah 6842 6856 13698 100

Sumber : Data Monografi Desa Puger Kulon Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk

yang terbanyak menurut golongan umur di Desa Puger Kulon adalah

kelompok umur usia 18 – 56 tahun dengan jumlah 7368 jiwa atau

53,8 %, sedangkan penduduk dengan kelompok umur >56 taun

Page 54: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

merupakan kelompok penduduk paling kecil yaitu 502 jiwa atau 3,7

% dari keseluruhan jumlah penduduk di Desa Puger Kulon.

Tabel 4.8 Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Desa Kasiyan

Kelompok umur

Jenis Kelamin Jumlah %Laki – laki Perempuan

0 – 7 309 311 620 87 – 18 764 750 1514 19,518 – 56 2503 2503 5006 64,6> 56 325 283 608 7,8Jumlah 3901 3847 7748 100

Sumber : Data Monografi Desa Kasiyan Tahun 2010

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk

yang terbanyak menurut golongan umur di Desa Kasiyan adalah

kelompok umur usia 18 – 56 tahun dengan jumlah 5006 jiwa atau

64,6 %, sedangkan penduduk dengan kelompok umur >56 taun

merupakan kelompok penduduk paling kecil yaitu 608 jiwa atau 7,8

% dari keseluruhan jumlah penduduk di Desa Kasiyan.

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi

tentunya merupakan modal yang lebih bagi setiap individu yang

bersangkutan untuk menunjang kesejahteraan yang lebih tinggi.

Pendidikan saat ini sudah menjadi hal yang wajib yang harus

ditempuh oleh setiap orang agar tidak kalah bersaing dengan

masyarakat lain.

Berdasarkan data monografi tahun 2010 mengenai jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Puger Kulon dan

Page 55: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Puger Kulon

No Pendidikan Jumlah (jiwa) Prosentase (%)1 Tidak tamat SD 439 3,22 SD 2045 14,93 SMP 17606762 49,34 SMA / SMK 4254 31,15 Perguruan Tinggi 198 1,4Jumlah 13698 100

Sumber : Data Monografi Tahun 2010

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh

penduduk Desa Puger kulon terbanyak adalah SMP sebanyak 6762

orang atau 49,3 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah perguruan

tinggi sebanyak 198 orang atau 1,4 %.

Tabel 4.10 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Kasiyan

No Pendidikan Jumlah (jiwa) Prosentase (%)1 Tidak tamat SD 1951 25,12 SD 2019 26,13 SMP 2112 27,34 SMA / SMK 1476 19,15 Perguruan Tinggi 190 2,5Jumlah 7748 100

Sumber : Data Monografi Tahun 2010

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa pendidikan yang ditempuh

penduduk Desa Kasiyan terbanyak adalah SMP sebanyak 2112 orang

atau 27,3 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi

sebanyak 198 orang atau 2,5 %.

Page 56: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Berdasarkan data monografi tahun 2010 mengenai komposisi

penduduk menurut mata pencaharian di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Puger Kulon Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 1838 13,42 Buruh Tani 1419 10,33 TKI Perempuan 34 0,24 TKI Laki – laki 16 0,15 PNS 28 0,26 Pengrajin industri rumah tangga 12 0,087 Pedagang Keliling 8 0,058 Peternak 5 0,039 Nelayan 2642 14,910 Montir 4 0,0211 Pembantu rumah tangga 21 0,112 TNI 6 0,0413 POLRI 3 0,0214 Pensiunan TNII/PNS/POLRI 27 0,1915 Sopir 12 0,0816 Tukang Becak 19 0,117 Pekerja disektor industri 4230 30,818 Perkerja disektor perdagangan 3066 22,319 Lain – lain 908 6,6

Jumlah 13698 100Sumber : Data Monografi Desa Puger Kulon

Dari tabel 4.11 menunjukkan komposisi penduduk menurut

mata pencaarian di Desa Puger kulon, dari data dapat dilihat bahwa

mata pencaharian penduduk yang paling banyak adalah pekerka

disektor industri sebanyak 4230 orang atau 30,8 % yang dimaksud

adalah rata – rata sebagai pengusaha dan tenaga kerja batu gamping.

Page 57: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Tabel 4.12 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Kasiyan Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 972 12,52 Buruh Tani 2350 30,33 TKI Perempuan 68 0,84 TKI Laki – laki 25 0,35 PNS 54 0,66 Pengrajin industri rumah tangga 485 6,27 Pedagang Keliling 97 1,28 Peternak 246 3,19 Nelayan 44 0,510 Montir 37 0,411 Pembantu rumah tangga 77 0,912 TNI 8 0,113 POLRI 6 0,0714 Pensiunan TNII/PNS/POLRI 29 0,315 Sopir 74 0,916 Tukang Becak 38 0,417 Pekerja disektor industri 1240 1618 Perkerja disektor perdagangan 9 0,119 Lain – lain 1889 24,3

Jumlah 7748 100Sumber : Data Monografi Desa Kasiyan

Dari tabel 4.12 diatas menunjukkan komposisi penduduk

menurut mata pencaarian di Desa Kasiyan, dari data dapat dilihat

bahwa mata pencaharian penduduk yang paling banyak adalah

pekerka disektor industri sebanyak 2350 orang atau 30,3 % yang

dimaksud adalah rata – rata sebagai buruh tani.

6. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini seperti yang telah diuraikan

sebelumnya adalah pengusaha batu gamping, tenaga warung, sopir,

tenaga pengangkut, dan mekanik di Desa Puger kulon dan Desa kasiyan

Page 58: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Sebelum menganalisis data maka

disajikan suatu karakteristik responden yang berkaitan dengan variabel

yang akan diteliti.

1) Jenis Kelamin

Suatu kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies

sebagai sarana atau akibat digunakannya proses reproduksi seksual

untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Berikut tabel

jenis kelamin pengusaha batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa

Kasiyan Kecamatan Puger kabupaten Jember.

Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Jenis kelamin

Puger Kulon Kasiyan

F % f %

Laki – laki 39 97,5 24 100Perempuan 1 2,5 0 0Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.13, dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis

kelamin pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon adalah rata –

rata laki – laki dengan frekuensi 39 pengusaha atau 97,5 % dan

perempuan dengan frekuensi 1 pengusaha atau 2,5 % sedangkan di

Desa Kasiyan berjenis kelamin laki – laki dengan frekuensi 24

pengusaha atau 100 %.

Page 59: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

2) Umur

Suatu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Umur disini

yaitu umur pengusaha industri batu gamping. berikut tabel umur

pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember.

Tabel 4.14 : Distribusi Frekuensi Umur Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Puger Kulon Kasiyan f % f %

20 – 24 0 0 0 025 – 29 0 0 0 030 – 34 1 2,5 0 035 – 39 3 7,5 1 4,240 – 44 5 12,5 2 8,545 – 49 13 32,5 8 33,350 – 54 12 30 9 37,555 – 59 4 10 3 12,560 + 2 5 1 4,2Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.14 diketahui bahwa pengusaha industri batu

gamping di Desa Puger Kulon rata – rata berumur 45 – 49 tahun.

Dengan frekuensi 13 pengusaha atau 32 %. Sedangkan di Desa

Kasiyan rata – rata berumur 50 – 54 tahun dengan frekuensi 9

pengusaha atau 37 %.

3) Tingkat Pendidikan

Suatu usaha sadar atau terencana untuk mwujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Page 60: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Berikut

tabel tingkat pendidikan pengusaha batu gamping di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan.

Tabel 4.15 : Distribusi Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Tingkat Pendidikan

Puger kulon Kasiyan f % f %

Tidak Sekolah 2 5 1 4,2SD 15 3,7 10 41,7SMP 14 35 8 33,3SMA 9 22,5 5 20,8Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa rata – rata tingkat

pendidikan terakhir yang ditempuh pengusaha batu gamping berbeda

– beda di Desa Puger Kulon rata – rata tingkat pendidikan pengusaha

adalah tingkat SD (sekolah dasar) dengan frekuensi 15 pengusaha atau

37,5%. Sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata tingkat pendidikan

pengusaha adalah SD (sekolah dasar) dengan frekuensi 10 pengusaha

atau 41,7%.

7. Faktor Geografis

Suatu industri tentunya memiliki beberapa pertimbangan untuk

dimana menempatkan suatu industrinya di suatu tempat, hal tersebut

dilakukan utuk mendapatkan lokasi yang tepat guna menunjang kegiatan

industrinya berlangsung. Disamping pertimbangan ketersediaan bahan baku,

ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan bahan bakar, dan lain – lain, perlu

Page 61: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

juga difikirkan perihal sarana dan prasarana penunjang, seperti topografi

lokasi, jarak ke bahan baku, kondisi jalan, dan sebagainya.

Dengan demikian akan diuraikan tentang lokasi, jarak, jalan, dan

pola industri batu gamping yang menyebabkan adanya perbedaan

produktifitas di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger

Kabupaten Jember.

a. Lokasi

Dalam penelitian ini lokasi yang ingin diteliti adalah asal atau

tempat tinggal tenaga kerja industri batu gamping di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan.

Tabel 4.16 : Asal Tenaga Kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Asal Tenaga Kerja Puger KulonKasiyan

f % f %Dalam Desa 9 11.8 22 51.2

Puger Wetan 16 21.1 0 0.0

Grenden 15 19.7 7 16.3

Mojosari 17 22.4 0 0.0

Mlokorejo 10 13 7 16.3

Lainnya 9 12 7 16,3

Jumlah 76 100.0 43 100.0Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata – rata tenaga kerja

industri batu gamping di Desa Puger Kulon berasal dari mojosari dengan

frekuensi 17 tenaga kerja atau 22,4 %. Sedangkan tenaga kerja industri

batu gamping di Desa Kasiyan mayoritas berasal dari dalam Desa

Kasiyan sendiri dengan frekuensi 22 tenaga kerja atau 51,2 %.

Page 62: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

b. Jarak

Salah satu aspek yang perlu sekali difikirkan dalam penentuan

lokasi industri adalah jarak dari lokasi industri menuju tempat bahan

baku berada. Berikut akan diuraikan perihal jarak industri – industri batu

gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan menuju ke satu –

satunya sumber bahan baku kapur yg berada di gunung sadeng.

Tabel 4.17 : Jarak Lokasi Bahan Baku Ke Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan

Jarak (Km) Puger Kulon Kasiyan

f % f %

0 - 1 0 0 0 0

1,1 - 2 40 100 6 25

2,1 - 3 0 0 18 75

Jumlah 40 100 24 100Sumber : Data Sekunder 2012

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa semua industri batu

gamping di Desa Puger Kulon rata – rata berjarak 1,1 – 2 Km menuju

lokasi bahan baku dengan persentase 100 %. Sedangkan industri batu

gamping di Desa Kasiyan rata – rata berjarak 1,1 – 2 Km dengan

frekuensi 6 industri atau 25 % dan mayoritas berjarak rata – rata 2,1 – 3

Km menuju lokasi bahan baku. Dari uraikan diatas dapat disimpulakan

bahwa industri batu gamping yang berada di Desa Puger Kulon lebih

dekat daripada industri batu gamping di Desa Kasiyan.

c. Aksesbilitas

Kondisi suatu jalan tentunya sangat berpengaruh dalam alur

transportasi kegiatan industri, baik dalam mengambil bahan baku atau

Page 63: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

mendstribusikan hasil produksinya, kondisi jalan punya andil yang cukup

besar. Hambatan atau kelancaran yang dialami industri batu gamping di

Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan dapat diketahui dari kondisi jalan

yang ada di masing – masing desa tersebut.

Dalam penelitian ini variabel jalan dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi, baik atau rusaknya jalan yang ada. Jalan yang

dimaksud terbagi menjadi jalan aspal, jalan makadam, jalan tanah, jalan

sirtu, dan jalan semen/beton. Berikut adalah rincian jalan dan kondisinya

di masing – masing desa.

Tabel 4.18 : Kondisi Jalan Kelurahan/Desa Puger Kulon

Jenis Jalan Baik (Km) Rusak (Km)

Jalan Aspal 25 0,25Jalan Makadam 0,4 0,2Jalan Tanah 1 0,5Jalan Sirtu - -Jalan Semen/Beton 3 0,7Sumber : Profil Desa 2012

Tabel 4.19 : Kondisi Jalan Kelurahan/Desa Kasiyan

Jenis Jalan Baik (Km) Rusak (Km)

Jalan Aspal 2,26 -Jalan Makadam 2 1,6Jalan Tanah 1,4 0,5Jalan Sirtu 1 0,5Jalan Semen/Beton - -Sumber : Profil Desa 2012

Dari tabel 4.18 dan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa Desa Kulon

memiliki jalan aspal yang cukup panjang dibanding Desa Kasiyan. Hal

Page 64: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

tersebut dapat diartikan bahwa sarana jalan di Desa Puger Kulon lebih

memadai untuk transporatasi kendaraan industri batu gamping.

d. Pola

Orientasi berdirinya suatu industri tentunya bermacam – macam.

Ada yang mengelompok seperti aglomerasi industri yang salah satunya

bertujuan untuk meminimalisir dampak limbah, lalu ada yang yang

berorientasi berdiri di sekitar jalan raya untuk memudahkan sarana

transportasi.

Dalam penelitian ini, pola lokasi berdirinya industri yang ada di

Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok.

Rumus : T =

T = indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = jarak rata – rata dari titik satu ke titik lain

Jh = jarak rata – rata andaikata semua titik mempunyai pola

random

- Puger Kulon

T = ,,

T = 0,280

Page 65: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai T = 0,280, maka pola

persebaran industri batu gamping di Desa Puger Kulon digolongkan

dalam pola mengelompok/clustered.

- Kasiyan

T = ,,

T = 0,805

Dari ketentuan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai T =

0,805, maka pola persebaran industri batu gamping di Desa Kasiyan

digolongkan dalam pola mengelompok/clustered.

Dari analisis tetangga terdekat yang dilakukan dapat diketahui

bahwa pola persebaran industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok. Pola tersebut memang

sengaja diterapkan oleh pemilik usaha untuk meminimalisir sejumlah

pengeluaran dan efisiensi dalam transportasi, tenaga kerja, dan tempat

penyimpanan kayu.

8. Karakteristik Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa

Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan yang

sebagian besar merupakan industri kecil dan menengah dalam kegiatan

usahanya tidak lepas dari masalah – masalah yang dihadapi. Masalah yang

sering dihadapi antara lain masalah modal, bahan baku, bahan bakar, tenaga

kerja, dan pemasaran.

Page 66: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dengan demikian akan diuraikan tentang besar faktor modal, bahan

baku, bahan bakar, tenaga kerja, dan pemasaran dalam mendukung

kemajuan industri batu gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan.

a. Modal

Modal dalam penelitian ini adalah tersedianya semua biaya yang

diperlukan oleh pengusaha dalam kegiatan industri batu gamping di Desa

Puger kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

untuk satu kali proses produksi berupa pembelian input dalam satuan

rupiah. Pengeluaran rutin diantaranya, pengeluaran untuk membeli bahan

baku, bahan bakar, tenaga kerja, ongkos pemasaran, dan biaya lain – lain.

Tabel 4.20 : Besar Modal Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Modal Puger Kulon Kasiyan f % f %

< 10.000.000 0 0 4 16,710.000.000 – 15.000.000 3 7,5 5 20,815.100.000 – 20.000.000 9 22,5 7 29,220.100.000 – 25.000.000 28 70 8 33,3>25.000.000 0 0 0 0Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Ketersedian modal dalam industri gamping menentukkan jadi

atau tidaknya proses produksi batu gamping. Produksi batu gamping

dengan modal yang minim atau setengah – setengah, keberhasilan dan

kualitas dari pembakaran batu gamping akan buruk pula. Modal yang

dibutuhkan pengusaha batu gamping gunanya untuk membeli bahan baku

berupa batu kapur, bahan bakar berupa kayu, memberi upah tenaga kerja

dan ongkos pemasaran batu gamping.

Page 67: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Pengusaha batu gamping di Desa Puger kulon dalam proses

produksinya minimal membutuhkan modal sebesar Rp 10.000.000 –

15.000.000 dengan frekuensi 28 pengusaha atau 7,5 % dalam satu kali

proses produksi dan sebagian besar membutuhkan modal sebesar Rp

20.100.000 – 25.000.000 sebagian besar modalnya sebesar atau 70 %.

Sedangkan di Desa Kasiyan dalam proses produksinya minimal

membutuhkan modal sebesar kurang dari Rp 10.000.000 dengan

frekuensi 4 pengusaha atau 16,7 % dan sebagian besar membutuhkan

modal sebesar Rp 21.000.000 – 25.000.000 dengan frekuensi 8

pengusaha atau 33,3 %.

b. Bahan Baku

Dalam mendapatkan bahan baku berupa batu kapur untuk industri

batu gamping, pengusaha tidak mengalami kesulitan dalam

mendapatkannya, karena lokasi bahan baku yang relatif dekat dengan

industri serta alat transportasi yang sudah modern.

Dalam variabel bahan baku ini adalah cadangan batu kapur yang

terkandung di gunung Sadeng Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Dari

dari yang peneliti peroleh menunjukkan bahwa cadangan batu kapur

gunung sadeng sebesar 475.800.000 ton.

c. Bahan Bakar

Bahan bakar merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

produksi industri batu gampng. Ketersediaan bahan bakar menjadi salah

Page 68: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

satu faktor yang sangat berpengaruh dalam hasil dari batu gamping.

bahan bakar yang digunakan industri batu gamping berupa kayu.

Tabel 4.21 : Jumlah Bahan Bakar Per Produksi Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan

Jumlah kayu(m3)

Puger Kulon Kasiyan f % f %

< 100 0 0 0 0100 – 150 2 5 4 16151 – 200 9 22,5 10 41,6201 – 250 29 72,5 10 41,6>250 0 0 0 0Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.21 dapat diketahui industri batu gamping di Desa

Puger Kulon mayoritas menggunakan kayu sebanyak 201 – 250 m3

dengan frekuensi 29 pengusaha atau 72,5 %. Sedangkan industri batu

gamping di Desa Kasiyan rata – rata menggunakan kayu sebanyak 151 –

200 m3 dan 201 – 250 m3 dengan frekuensi 10 pengusaha atau 41,6 %.

Kayu sebagai bahan bakar pertama dan utama dalam pembakaran

batu gamping. Dalam penyediaan kayu harus memperhatikan dari

kuantitas dan kondisi kayu. Jumlah kayu yang disediakan harus

mencukupi kebutuhan dari proses pembakaran sampai batu gamping

matang sempurna.

Pasokan kayu untuk industri batu gamping di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan tidak hanya terbatas dalam lingkup Kabupaten Jember

semata. Pengusaha biasanya membeli kayu – kayu tersebut dari wilayah

Kabupaten lain seperti Lumajang, Bondowoso, dan Banyuwangi. Jenis

Page 69: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

kayunya pun beragam, dari kayu bekas gergaji, triplek ,rambutan, asem,

dan lain sebagainya.

d. Pemasaran

Luas jangkauan pemasaran dalam penelitian ini merupakan

jangkauan pemasaran hasil produksi industri batu gamping yang dihitung

berdasarkan rata – rata jarak tempat mana saja jangkauan pemasaran

batu gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Untuk lebih

detailnya akan dijelaskan dalam tabel – tabel berikut.

Tabel 4.22 : Luas Jangkauan Pemasaran Industri Batu Gamping Desa Puger kulon

No.

Rata – Rata JarakPemasaranPuger Kulon Kasiyan

1 128 77.252 128 77.253 101 674 128 675 133 77.256 133 07 116 678 128 09 101 67

10 128 101.811 128 101.812 133 101.8

13 116 101.814 128 101.815 133 0

16 101 6717 116 6718 101 019 116 77.25

20 128 101.821 133 022 128 67

23 116 101.8

24 116 101.825 116

26 133

27 116

28 116

29 128

30 128

31 116

32 128

33 116

34 128

35 101

36 133

37 116

38 101

39 116

40 101Sumber : Data Primer 2013

Page 70: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kebutuhan akan komoditas batu gamping yang cukup luas

memberikan peluang pengusaha untuk meningkatkan produksi batu

gampingnya dan mendistribusikan produknya ke berbagai wilayah di

Jawa Timur. Dari tabel 4.20 diatas dapat diketahui bahwa semua

pengusaha industri batu gamping di Desa Puger Kulon mayoritas

memasarkan hasil produksinya ke luar Kabupaten jember, seperti

Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi,

Malang, Sidoarjo, dan Bali.

Sedangkan untuk pengusaha industri batu gamping di Desa

Kasiyan mayoritas memasarkan hasil produksinya ke luar Kabupaten

Jember seperti Lumajang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso,dan

Banyuwangi dengan frekuensi 19 pengusaha, selain itu ada 5 pengusaha

yang memasarkan hasil produksinya hanya di dalam wilayah Kabupaten

Jember.

e. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor penting yang menentukan

produksi industri batu gamping. Tugas tenaga kerja dalam pengolahan

batu gamping adalah memasukkan kayu sebagai bahan bakar utama

kedalam tungku pembakaran. Ketersediaan tenaga kerja dalam penelitian

ini adalah lama bekerja tenaga kerja yang tersedia dan terserap dalam

idsutri batu gamping.

Data tentang lama kerja tenaga kerja di suatu industri batu

gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan dapat diketahui dari

Page 71: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

hasil wawancara dengan tenaga kerja sendiri, sehingga dapat diperoleh

data lama bekerja para tenaga kerja di suatu perusahaan batu gamping,

lalu diambil rata – rata lama bekerja semua tenaga kerja yang ada di

suatu perusahaan batu gamping.

Tabel 4.23 : Lama Bekerja Tenaga kerja Industri Batu Gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan

Lama Bekerja (tahun) Puger Kulon Kasiyan f % f %

0 – 5 0 0 8 33,36 – 10 19 47,5 1 41,211 – 15 13 32,5 8 33,316 – 20 8 20 7 29,2>20 0 0 0 0Jumlah 40 100 24 100

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa lama bekerja tenaga

kerja industri batu gamping di Desa Puger kulon rata – rata adalah 6 – 10

tahun dengan frekuensi 19 industri atau 47,5 %. Sedangkan di Desa

Kasiyan rata – rata tenaga kerjanya lama bekerja di industri batu gamping

selama 0 – 5 dan 11 – 15 tahun dengan frekuensi 33,3 %.

Page 72: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

66

f. Produktivitas

Untuk mengetahui produktivitas lahan pada batu gamping akan

digunakan analisis pendapatan industri batu gamping yang membutuhkan

dua data pokok yaitu data pemasukan dan data pengeluaran selama satu

kali proses produksi batu gamping. Untuk mendapatkan data penerimaan

maka harus dilakukan perhitungan terhadap harga jual batu gamping dan

jumlah batu gamping yang diproduksi oleh masing-masing industri per

satu kali proses produksi. Produktifitas dalam penelitian ini merupakan

kemampuan pengusaha untuk menghasilkan barang berupa hasil produksi

per satuan modal dalam satuan persen (%).

Tabel 4.24 : Tabel Produktifitas industri batu gamping per Sekali Produksi yang Diterima Pengusaha di Desa Puger Kulon

No. Kapasitas Produksi (Ton) Pengeluaran (Rp) Pemasukan (Rp) Produktifitas (%)1 35 21890000 24500000 111.922 35 21950000 24500000 111.623 15 10000000 10500000 105.004 35 21950000 24500000 111.625 30 20100000 21000000 104.486 25 13250000 17500000 132.087 30 19600000 21000000 107.148 30 20090000 21000000 104.539 30 11350000 21000000 185.02

10 35 22390000 24500000 109.4211 35 22000000 24500000 111.3612 30 20800000 21000000 100.9613 30 20000000 21000000 105.0014 25 13000000 17500000 134.6215 35 22300000 24500000 109.8716 25 16950000 17500000 103.2417 30 19300000 21000000 108.8118 25 16450000 17500000 106.3819 30 18500000 21000000 113.5120 35 22500000 24500000 108.8921 35 21200000 24500000 115.5722 25 14700000 17500000 119.0523 30 19200000 21000000 109.3824 30 18500000 21000000 113.5125 30 19750000 21000000 106.3326 35 21400000 24500000 114.4927 30 20500000 21000000 102.4428 30 19300000 21000000 108.8129 25 15350000 17500000 114.0130 30 20500000 21000000 102.4431 30 19400000 21000000 108.25

Page 73: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

32 35 22000000 24500000 111.3633 30 18300000 21000000 114.7534 35 22750000 24500000 107.6935 25 15400000 17500000 113.6436 35 21800000 24500000 112.3937 30 19600000 21000000 107.1438 25 13400000 17500000 130.6039 25 15100000 17500000 115.8940 25 16800000 17500000 104.17

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa besaranya produktifitas

yang dimiliki industri batu gamping di Desa Puge Kulon berada diatas

100 % dengan rata – rata 112,9 %, dengan produktifitas tertinggi sebesar

185,02 % dan terendah sebesar 102,44 %.

Tabel 4.25 : Tabel Produktifitas Industri Batu Gamping Per Sekali Produksi Yang Diterima Pengusaha Di Desa Kasiyan

No. Kapasitas Produksi (Ton) Pengeluaran (Rp) Pemasukan (Rp) Produktiitas 1 10 6700000 7000000 104.482 10 6500000 7000000 107.693 35 21500000 24500000 113.954 30 19400000 21000000 108.255 10 6000000 7000000 116.676 30 19300000 21000000 108.817 25 15350000 17500000 114.018 10 6500000 7000000 107.699 30 17400000 21000000 102.69

10 35 22000000 24500000 111.3611 30 17300000 21000000 121.3912 35 22750000 24500000 107.6913 10 6500000 7000000 107.6914 25 15400000 17500000 113.6415 25 13300000 17500000 131.5816 25 13400000 17500000 103.6017 35 22500000 24500000 108.8918 10 6800000 7000000 102.9419 10 6700000 7000000 104.4820 25 15400000 17500000 113.6421 30 19800000 21000000 106.0622 30 19600000 21000000 107.1423 25 13000000 17500000 104.6224 10 6700000 7000000 104.48

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.25 dapat diketahui bahwa produktifitas industri batu

gamping di Desa Kasiyan diatas 100 % dengan rata – rata sebesar 109,1

Page 74: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

%, dengan produktifitas tertinggi sebesar 131,58 % dan terendah sebesar

102,69 %.

9. Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Industri Batu Gamping

Produktifitas industri batu gamping merupakan kemampuan

industri batu gamping untuk menghasilkan batu gamping dalam sekali

proses pembakaran. Dalam proses produksinya batu gamping memerlukan

sesuatu yang mendukung keberhasilan proses produksinya sepertinya

halnya bahan baku, tenaga kerja dan bahan bakar.

a. Desa Puger Kulon

Untuk mengetahui tentang faktor – faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping pada industri di Desa

Puger Kulon digunakan metode regresi linier ganda yang dibantu dengan

SPSS.

Tabel 4.26 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping (Y) Di Desa Puger Kulon

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .837a .700 .656 2.878 2.359

a. Predictors: (Constant), Bahan_Baku, Modal, Tenaga_Kerja, Pemasaran, Bahan_Bakar

b. Dependent Variable: Produktivitas

Page 75: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa angka korelasi antara

modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan

produktivitas industri batu gamping sebesar 0,837. Hal tersebut

menunjukkan terdapat hubungan kuat antara variabel bebas dengan

produktivitas industri batu gamping. Nilai Adjusted R square 0,656 dapat

diartikan bahwa hasil perhitungan cukup kuat, sehingga hasil penelitian

ini dapat digunakan.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

produktivitas industri batu gamping adalah dengan melihat nilai R Square

atau dengan menghitung koefisien determinasinya, yaitu:

Koefisien Determinasi = r2 x 100 %

= 0,8372 x 100 %

= 70,1%

Angka koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan

pemasaran dengan produktivitas batu gamping sebesar 70,1 %,

sedangkan 29,9 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel modal,

tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran.

Tabel 4.27 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Puger Kulon

No Variabel Bebas Sig (p)1 Modal 0,0000003874 0,0382 Bahan Bakar 0,107 0,0213 Pemasaran 0,046 0,0174 Tenaga Kerja 0,110 0,3845 Bahan Baku 0,004 0,060

Konstanta -14,325 0,066Sumber : Data Primer 2013

Page 76: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dari hasil uji regresi linier berganda menggunakan SPSS

diketahui bahwa semua variabel tidak berpengaruh terhadap

produktivitas industri batu gamping, seperti diuraikan sebagai berikut :

1. Modal (X1)

Nilai = 0,0000003874, nilai p = 0,038 < (0,05), artinya ada

pengaruh antara modal terhadap produktivitas industri batu gamping.

2. Bahan Bakar (X2)

Nilai = 0,107, nilai p = 0,021 < (0,05), artinya ada pengaruh

antara bahan bakar terhadap produktivitas industri batu gamping.

3. Pemasaran (X3)

0,046, nilai p = 0,017 < (0,05), artinya ada pengaruh

antara pemasaran terhadap produktivitas industri batu gamping.

4. Tenaga Kerja (X4)

Nilai = 0,110, nilai p = 0,384 > (0,05), artinya tidak ada

pengaruh antara tenaga kerja terhadap produktivitas industri batu

gamping.

5. Bahan Baku (X5)

0,004, nilai p = 0,060 > (0,05), artinya tidak ada

pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu

gamping.

Page 77: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa tidak ada

pengaruh dari faktor – faktor diatas terhadap produktivitas industri batu

gamping di Desa Puger Kulon.

Berdasarkan tabel 4.33 didapatkan model :

Y = b0 + b1 x1+ b2 x2 + ….+ bn xn

Produktivitas industri batu gamping Desa Puger Kulon =

0,0000003874 (modal) + 0,107 (bahan bakar) + 0,046 (pemasaran) + 0,110 (tenaga kerja) + 0,004 (bahan baku)

Tabel 4.28 : Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Puger Kulon

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Modal Bahan_Bakar Pemasaran Tenaga_Kerja Produktivitas Bahan_Baku

N 40 40 40 40 40 40

Normal Parametersa

Mean 2.08E7 204.00 120.25 13.88 29.50 1685.00

Std. Deviation

3.302E6 21.962 11.033 3.838 4.909 224.808

Most Extreme Differences

Absolute .172 .308 .259 .269 .241 .196

Positive .116 .169 .150 .269 .184 .145

Negative -.172 -.308 -.259 -.190 -.241 -.196

Kolmogorov-Smirnov Z 1.087 1.946 1.637 1.699 1.521 1.237

Asymp. Sig. (2-tailed) .188 .001 .009 .006 .020 .094

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel 4.28 dapat diketahui uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4.29 : Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa Puger Kulon

Variabel Bebas Collinearity StatisticsTolerance VIF

Modal .080 12.535Bahan Bakar .065 15.318Pemasaran .495 2.022Tenaga Kerja .929 1.077Bahan Baku .978 1.022

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa nilai VIF dan TOC yang

dapat menunjukkan hasil multikolinieritas. Dalam analisis regresi linier

ganda harus dilakukan uji multikolinieritas untuk menghindari terjadinya

korelasi yang kuat antar variabel bebas. Asumsi multikolinieritas bila

Page 78: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

nilai VIF (variance inflating factor) < 10. Dan nilai TOC (Tolerance)

mendekati angka 1 (Widarjono, 2009:10). Hasil uji kolinieritas pada tabel

4.35 menunjukkan bahwa mayoritas variabel independen pada penelitian

ini memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai TOC kurang dari 1 maka

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi hubungan

linier antar variabel independen yaitu bahan baku, tenaga kerja, dan

pemasaran di dalam model regresi.

Tabel 4.30 : Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Puger Kulon

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.952 4.731 4.005 .000

Modal 1.438E-7 .000 .221 .463 .646

Bahan_Bakar -.053 .052 -.538 -1.020 .315

Pemasaran -.006 .037 -.029 -.153 .880

Tenaga_Kerja -.161 .078 -.288 -2.062 .047

Bahan_Baku -.004 .001 -.416 -3.052 .004

a. Dependent Variable: Abresid1

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.30 dapat diketahui bahwa nilai p yang dapat

menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas. Dalam analisis regresi linier

ganda harus dilakukan uji heterokedasitias untuk mengetahui bahwa

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan

dengan nilai yang tak sama antar satu varians dari residual. Asumsi

heterokedastisitas bila nilai p

tabel 4.35 menunjukkan variabel independen yaitu modal, bahan bakar,

dan pemasaran memiliki nilai p

Page 79: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

bahwa secara umum dalam model regresi ini tidak terjadi gejala

heterokedastisitas.

b. Desa Kasiyan

Untuk mengetahui tentang faktor – faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping pada industri di

Kasiyan digunakan metode regresi linier ganda yang dibantu dengan

SPSS.

Tabel 4.31 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Keeratan Hubungan Antara Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas Batu Gamping (Y) Di Desa Kasiyan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .764a .630 .510 2.958 1.834

a. Predictors: (Constant), Tenaga_Kerja, Bahan_Baku, Bahan_Bakar, Pemasaran,

Modal

b. Dependent Variable: ProduktivitasSumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.31 dapat diketahui bahwa angka korelasi antara

modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran dengan

produktivitas industri batu gamping sebesar 0,764. Hal tersebut

menunjukkan terdapat hubungan kuat antara variabel bebas dengan

produktivitas industri batu gamping. Nilai Adjusted R square 0,630

dapat diartikan bahwa hasil perhitungan sangat kuat, sehingga hasil

penelitian ini dapat digunakan.

Page 80: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

produktivitas industri batu gamping adalah dengan melihat nilai R

Square atau dengan menghitung koefisien determinasinya, yaitu:

Koefisien Determinasi = r2 x 100 %

= 0,7642 x 100 %

= 58,4%

Angka koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh variabel modal, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan

pemasaran dengan produktivitas batu gamping sebesar 58,4 %,

sedangkan 41,6 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel modal,

tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran.

Tabel 4.32 : Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Produktivitas (Y) Industri Batu Gamping Di Kasiyan

No Variabel Bebas Sig (p)Modal 0,000001334 0,043Bahan Baku 0,000 0,905Bahan Bakar 0,081 0,014Pemasaran 0,020 0,267Tenaga Kerja -0,097 0,364

Konstanta -13,792 0,381Sumber : Data Primer 2013

Dari hasil uji regresi linier berganda menggunakan SPSS

diketahui bahwa semua variabel tidak berpengaruh terhadap

produktivitas industri batu gamping, seperti diuraikan sebagai berikut :

1. Modal (X1)

Nilai = 0,000001334, nilai p = 0,043< (0,05), artinya ada

pengaruh antara modal terhadap produktivitas industri batu gamping.

2. Bahan Baku (X2)

Page 81: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Nilai = 0,000, nilai p = 0,905> (0,05), artinya tidak ada

pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu

gamping.

3. Bahan Bakar (X3)

0,081, nilai p = 0,014 < (0,05), artinya ada pengaruh

antara pemasaran terhadap produktivitas industri batu gamping.

4. Pemasaran (X4)

Nilai = 0,020, nilai p = 0,267 > (0,05), artinya tidak ada

pengaruh antara tenaga kerja terhadap produktivitas industri batu

gamping.

5. Tenaga Kerja (X5)

-0,097, nilai p = 0,364 > (0,05), artinya tidak ada

pengaruh antara bahan baku terhadap produktivitas industri batu

gamping.

terbalik, dimana ketika variabel biaya tenaga kerja dinaikkan maka

variabel produktivitas batu gamping akan turun sebesar 0,097.

Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa diantara

faktor – faktor diatas yang paling berpengaruh terhadap produktivitas

industri batu gamping di Desa Kasiyan adalah faktor modal dengan nilai

beta 0,000001334.

Berdasarkan tabel 4.33 didapatkan model :

Y = b0 + b1 x1+ b2 x2 + ….+ bn xn

Page 82: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Produktivitas industri batu gamping Desa Puger Kulon =

0,000001334 (modal) + 0,081 (bahan bakar) + 0,020 (pemasaran) - 0,097

(tenaga kerja) + 0,000 (bahan baku)

Tabel 4.33 : Tabel Hasil Uji Normalitas Di Desa Kasiyan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Modal Bahan_Baku Bahan_Bakar Pemasaran Tenaga_Kerja Produktivitas

N 24 24 24 24 24 24

Normal Parametersa

Mean 16714583.33 2245.83 186.88 66.3500 12.92 22.92

Std. Deviation

5513589.519 230.272 27.616 37.61558 6.241 9.882

Most Extreme Differences

Absolute .131 .204 .215 .299 .256 .250

Positive .106 .204 .182 .173 .231 .238

Negative -.131 -.143 -.215 -.299 -.256 -.250

Kolmogorov-Smirnov Z .639 .999 1.056 1.463 1.253 1.226

Asymp. Sig. (2-tailed) .808 .271 .215 .028 .087 .099

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel dapat diketahui uji normalitas menunjukkan bahwa

data berdistribusi normal.

Tabel 4.34 : Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Desa Kasiyan

Variabel Bebas Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Modal .033 29.963

Bahan Bakar .863 1.159

Pemasaran .034 29.711

Tenaga Kerja .914 1.094

Bahan Baku .902 1.108Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.34 dapat diketahui bahwa nilai VIF dan TOC yang

dapat menunjukkan hasil multikolinieritas. Dalam analisis regresi linier

ganda harus dilakukan uji multikolinieritas untuk menghindari terjadinya

korelasi yang kuat antar variabel bebas. Asumsi multikolinieritas bila

nilai VIF (variance inflating factor) < 10. Dan nilai TOC (Tolerance)

Page 83: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

mendekati angka 1 (Widarjono, 2009:10). Hasil uji kolinieritas pada tabel

4.35 menunjukkan bahwa mayoritas variabel independen pada penelitian

ini memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai TOC kurang dari 1 maka

dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi hubungan

linier antar variabel independen yaitu bahan bakar, tenaga kerja, dan

bahan baku di dalam model regresi

Tabel 4.35 : Tabel Hasil Uji Heterokedastitas Menggunakan Uji Regresi Linier Ganda Di Kasiyan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.278 8.425 1.695 .107

Modal 4.102E-7 .000 1.363 1.222 .238

Bahan_Baku .000 .002 -.032 -.147 .885

Bahan_Bakar -.090 .067 -1.501 -1.351 .193

Pemasaran -.003 .009 -.071 -.334 .743

Tenaga_Kerja -.122 .057 -.457 -2.132 .047

a. Dependent Variable: Abresid

Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.35 dapat diketahui bahwa nilai p yang dapat

menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas. Dalam analisis regresi linier

ganda harus dilakukan uji heterokedasitias untuk mengetahui bahwa

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan

dengan nilai yang tak sama antar satu varians dari residual. Asumsi

heterokedastisitas bila nilai p

tabel 4.35 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal, bahan

bakar, bahan baku, dan pemasaran memiliki nilai p

dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam model regresi ini tidak

terjadi gejala heterokedastisitas.

Page 84: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

10. Dampak Industri Batu Gamping Terhadap Kondisi Ekonomi Tenaga Kerja Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Keberadaan suatu industri pasti membawa dampak penting bagi

masyarakat sekitarnya, baik pada aspek sosial, ekonomi, fisik maupun

budayanya. Dengan keberadaan suatu industri tentunya akan

meningkatkan taraf hidup para pekerja maupun masyarakat sekitar.

Masyarakat sekitar industri juga akan mendapatkan keuntungan secara tak

langsung dari kegiatan industri yang berjalan. Keuntungan secara tak

langsung yang dimaksud adalah dengan membuka usaha – usaha yang bisa

dikatakan menunjang menunjang kegiatan industri, khususnya industri

batu gamping. Usaha – usaha tersebut meliputi tenaga pengangkut batu

kapur, sopir, tenaga warung, dan tenaga mekanik.

Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang perbedaan dampak

sosial yang terjadi pada tenaga kerja yang meliputi tenaga pengangkut batu

kapur, sopir, tenaga warung, dan tenaga mekanik yang ada di Desa Puger

Kulon dengan Desa Kasiyan.

a. Karakteristik Tenaga Kerja Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan

Karakteristik meliputi umur dan jenis kelamin tenaga kerja yang

ada di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan.

Page 85: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

1) Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang

dilakukan pada para tenaga kerja mengenai jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel dibawah.

Tabel 4.36 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Tenaga Kerja

jenis kelamin Puger Kulon Kasiyan

f % f %

laki -laki 20 80 20 80

Perempuan 5 20 5 20

Jumlah 25 100 25 100Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.36 dapat diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja di

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan berjenis kelamin laki – laki.

2) Umur

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara yang

dilakukan pada para tenaga kerja mengenai umur dapat dilihat pada tabel

dibawah.

Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Jenis Umur Tenaga Kerja

umurPuger Kulon Kasiyan

f % f %

20 - 25 0 0 0 0

25 - 30 3 12 3 12

30 - 35 9 36 12 48

35 - 40 7 28 6 24

>40 6 24 4 16

Jumlah 25 100 25 100Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.37 dapat diketahui bahwa umur tenaga kerja di Desa

Puger Kulon dan Desa Kasiyan rata – rata berusia 30 – 35 tahun.

Page 86: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

b. Kondisi Ekonomi

Jenis pekerjaan yang tersedia di negara Indonesia, salah satunya

yang mayoritas penduduknya tekuni adalah sebagai petani, akan tetapi

seiring kemajuan zaman profesi petani dianggap tidak lagi sebagai

profesi yang potensial untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi. Penghasilan yang tinggi adalah faktor penarik bagi seseorang

untuk berpindah mengeluti suatu usaha atau pekerjaan di sektor industri

dan perdagangan.

Dalam kaitannya usaha – usaha masyarakat sebagai penunjang

keberadaan industri batu gamping yang ada di Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan berikut dijelaskan penghasilan dari tenaga kerja di Desa

Puger Kulon dan Desa Kasiyan.

1) Tenaga Warung

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara

yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat

dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.38 : Penghasilan Tenaga Warung di Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan

No.

Puger Kulon Kasiyan

(Rp) (Rp)

1 400000 300000

2 500000 400000

3 550000 400000

4 450000 500000

5 600000 400000

Rata - rata 500.000 400.000Sumber : Data Primer 2013

Page 87: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Dari tabel 4.38 dapat diketahui bahwa tenaga warung di Desa

Puger Kulon rata – rata memperoleh penghasilan Rp 500.000 per

bulan. Sedangkan di Desa Kasiyan tenaga warungnya berpenghasilan

Rp 400.000 perbulan dari usaha warungnya.

2) Mekanik

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara

yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat

dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.39 : Penghasilan Tenaga Mekanik di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan

No. Puger Kulon Kasiyan

(Rp) (Rp)

1 1500000 500000

2 900000 750000

3 1000000 1000000

4 1300000 650000

5 1500000 650000

Rata - rata 1.240.000 710.000Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.39 dapat dilihat bahwa tenaga kerja profesi

mekanik atau bengkel di Desa Puger Kulon berpenghasilan rata –

rata Rp 1.240.000 per bulan. Sedangkan di Desa Kasiyan tenaga

mekaniknya berpenghasilan rata – rata Rp 710.000 per bulan.

Page 88: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

3) Tenaga Pengangkut

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara

yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat

dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.40 : Penghasilan Tenaga Pengangkut di Desa Puger Kulon

dan Desa Kasiyan

No. Puger Kulon Kasiyan

(Rp) (Rp)

1 700000 700000

2 500000 500000

3 600000 600000

4 600000 600000

5 650000 650000

6 700000 700000

7 750000 750000

8 700000 700000

9 650000 650000

10 600000 500000

Rata - rata 645.000 635.000Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.40 dapat diketahui bahwa penghasilan tenaga

pengangkut batu gamping di Desa Puger Kulon tiap bulannya rata –

rata berpenghasilan Rp 645.000. Sedangkan di Desa Kasiyan para

tenaga pengangkut rata – rata berpenghasilan Rp 635.000 per bulan.

4) Sopir

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti saat wawancara

yang dilakukan pada para tenaga kerja mengenai penghasilan dapat

dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.41 : Penghasilan Sopir di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan

Page 89: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

No. Puger Kulon Kasiyan

(Rp) (Rp)

1 1200000 900000

2 1300000 1000000

3 900000 1000000

4 1000000 1200000

5 1000000 1000000

Rata - rata 1.080.000 1.020.000Sumber : Data Primer 2013

Dari tabel 4.41 dapat diketahui bahwa penghasilan sopir truck

pengangkut batu gamping di Desa Puger kulon rata – rata Rp

1.080.000 per bulan. Sedangkan tenaga sopir di Desa Kasiyan

berpenghasilan Rp 1.020.000 perbulan.

c. Dampak Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Terhadap Penghasilan Tenaga Kerja

Pengaruh industri batu gamping yang dirasakan masyarakat

sekitar industri cukup membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf

ekonomi rumah tangganya. Masyarakat Kecamatan Puger banyak yang

menggeluti usaha batu gamping baik sebagai pengusaha maupun tenaga

kerjanya.

Cukup banyak tenaga kerja yang bisa diserap oleh industri batu

gamping, terutama pada bagian tenaga pengangkut batu kapur. Untuk

memasukkan batu kapur ke dalam tungku pembakaran dibutuhkan rata –

rata 10 orang tenaga pengangkut. Jumlah tersebut dibutuhkan agar batu

kapur bisa di masukkan ke dalam tungku pembakaran sehingga bisa

cepat melakukan proses pembakaran. Walaupun tenaga pengangkut

banyak dibutuhkan, tetapi peran dari tenaga warung, bengkel, dan sopir

Page 90: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

juga tidak bisa diabaikan. Semua pekerjaan tersebut berperan penting

dalam menunjang kegiatan industri batu gamping.

Pentingnya tenaga kerja yang bisa mendukung industri batu

gamping nampaknya belum diimbangi dengan upah yang cukup

memadai bila beracuan pada UMK Kabupaten Jember yang berlaku saat

ini. Upah minimum Kabupaten Jember yang saat ini sebesar Rp

1.100.000,00 belum bisa dirasakan oleh semua tenaga kerja pada jenis –

jenis pekerjaan yang tenaga kerja geluti saat ini. Hanya tenaga kerja

mekanik dan sopir yang mampu berpenghasilan sesuai dengan UMK

yang berlaku di Kabupaten Jember, itupun jika memang ada banyak

permintaan jasa.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri batu gamping

memang cukup banyak. Kebutuhan tenaga kerja akan naik bila proses

produksi industri – industri batu gamping lancar. Setidaknya setiap

industri batu gamping rata – rata bisa 3 sampai 4 kali produksi batu

gamping dalam satu bulan. Akan tetapi bila dalam musim penghujan,

intensitas produksi batu gamping bisa menurun hanya sekali produksi

atau malah tidak sama sekali.

B. Pembahasan

1. Kondisi Geografis Industri Batu Gamping di Desa Puger kulon dan Desa Kasiyan

Page 91: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Perbedaan kondisi geografis yang ada di Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan menjadi salah satu alasan mengapa produktivitas industri

batu gamping di Desa Puger Kulon lebih baik dibanding industri batu

gamping yang ada di Desa Kasiyan. Sudah dijelaskan sebelumnya bila

kondisi jalan di Desa Puger Kulon lebih baik dibanding kondisi jalan yang

ada di Desa Kasiyan. Hal tersebut mempengaruhi akan keefektifan dari

transportasi kendaraan industri batu gamping, seperti halnya truck yang

sudah terbiasa dengan jalan kurang baik, akan tetapi secara akumulasi

waktu, pasti akan terjadi kerusakan pada kendaraan.

Tenaga kerja industri batu gamping tidak hanya terbatas pada

masyarakat di desa itu sendiri, banyak dari desa – desa lain yang bekerja di

industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Bukan

halangan lagi jarak bagi para pekerja, dengan menggunakan alat

transportasi seperti sepeda motor para tenaga kerja pasti sampai di tempat

kerja tempat waktu, selain itu kondisi jalan yang sudah beraspal dan

kondisi yang baik juga turut mendukung kemudahan berkendara para

tenaga kerja. Jadi walaupun tempat lokasi tempat tinggal para tenaga kerja

berada lumayan jauh dari tempat industri batu gamping, bukan halangan

untuk pengusaha batu gamping mencari tenaga kerja untuk industrinya.

Seperti halnya industri batu gamping di Desa Puger Kulon yang tenaga

kerjanya banyak dari luar desa, tetapi para pengusaha mengaku tidak

mengalami masalah berarti untuk mencari tenaga kerja.

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan sudah dikatakan cukup

memadai, akan tetapi ternyata di Desa Kasiyan kondisi jalannya masih

Page 92: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

banyak yang belum beraspal. Terlebih lagi jalan akses industri batu

gamping yang ada di Desa Kasiyan masih berupa jalan makadam. Hal

tersebut tentunya sedikit menganggu jalannya transportasi dari industri

batu gamping sendiri. Terlebih lagi pada musim hujan, jalan yang tidak

beraspal tersebut akan mudah amblas bila dilewati truck – truck

pengangkut batu kapur atau truck pengangkut kayu. Berbeda dengan

kondisi yang ada di Desa Puger Kulon, jalan yang beraspal memudahkan

alur transportasi kendaraan – kendaraan industri di Desa Puger Kulon.

Keberadaan suatu industri – industri pasti mempunyai pola – pola

tertentu. Pola lokasi industri batu gamping yang tersebar di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan adalah berpola mengelompok atau cluster.

Keberadaan industri batu gamping yang berpola mengelompok memang

disengaja diterapkan oleh para pengusaha batu gamping untuk

mengoptimalkan pengelolaan industri batu gamping. Hal tersebut selaras

dengan tujuan dari pola mengelompok menurut Alfred Weber yang mana

dari pola ini memiliki keuntungan untuk mempermudah kontrol dalam

hubungan tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, dan pemasaran. Serta

meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam kegiatan industri.

2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Batu Gamping Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam awal

menjalankan suatu kegiatan industri, kesulitan dalam penyediaan modal

bisa menjadi penghambat atau hancurnya eksistensi dari industri. Menurut

Page 93: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Tulus Tambunan (2001:25), modal merupakan salah satu faktor produksi

yang penting bagi kelangsungan industri. Modal tidak hanya sebagai

faktor yang mendukung pengembangan dan kemajuan suatu perusahaan

atau kegiatan usaha itu sendiri. Uji regresi linier berganda menunjukan

bahwa faktor modal berpengaruh terhadap produktifitas industri batu

gamping di Desa Puger Kulon dengan nilai p sebesar 0,038 <

sedangkan industri batu gamping di Desa Kasiyan, faktor modal juga

berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping, hal ini

dibuktikan dari uji regresi linier berganda dengan nilai p sebesar 0,043 <

(0,05), jadi faktor modal berpengaruh terhadap produktifitas batu gamping

di kedua desa, artinya jika pengusaha bisa menambah modal maka

produktifitas batu gampingnya akan meningkat pula produktifitasnya.

Dalam operasional industri batu gamping tiap kali pembakaran

batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan, diperlukan modal

yang tidak sedikit, yaitu berkisar Rp 20.100.000 – 25.000.000 per sekali

produksi. Pengusaha mayoritas mendapatkan modal dari uang pribadi

pengusaha sendiri dan jarang yang menggunakan fasilitas pinjaman bank

Tungku pembakaran yang dimiliki para pengusaha kapasitasnya

bervariasi mulai dari yang 10 ton sampai 35 ton. Pengusaha batu gamping

di Desa Puger Kulon rata – rata memiliki tungku pembakaran sebanyak 3

– 4 buah dengan kapasitas 30 ton. Sedangkan di Desa Kasiyan para

pengusaha batu gampingnya rata – rata hanya memiliki 2 tungku

pembakaran.

Page 94: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Gunung Sadeng merupakan sumber bahan kapur bagi industri batu

gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Semua pengusaha

industri batu gamping di Kecamatan Puger membeli batu kapur dari

penampang batu kapur di gunung sadeng. Diketahui kapasitas batu kapur

yang ada di gunung sadeng mencapai 475.800.000 ton.

Menurut Alfred Weber dalam dalam http:/www.damandiri.or.id,

suatu penentuan lokasi berorientasi bahan baku mempunyai keuntungan

seperti meminimalisir biaya transportasi dan terjaganya kualitas bahan

baku. Faktor bahan baku ternyata tidak signifikan pengaruhnya terhadap

produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa

Kasiyan. Hal tersebut disebabkan jumlah cadangan batu kapur yang ada di

gunung sadeng yang sama, bahkan setiap tahunnya mengalami penurunan

karena aktivitas penambangan yang ada, akan tetapi ketersediaan batu

kapur sebagai bahan baku industri batu gamping tidak bisa dianggap

sepele, karena adanya industri batu gamping tersebut karena adanya

sumber batu kapur yang cukup melimpah di gunung Sadeng.

Kayu merupakan bahan bakar utama untuk proses pembakaran

batu kapur yang nantinya akan menjadi batu gamping yang siap

dipasarkan. Untuk mendapatkan kualitas batu gamping yang bermutu,

tidak boleh ada keterlambatan menambahkan kayu kedalam tungku

pembakaran. Jenis kayu untuk awal pembakaran biasanya memilih kayu

tapes atau kayu dari bekas pembuatan triplek, setelah itu dilanjutkan

dengan memasukkan kayu keras, yang dimaksud dengan kayu keras

seperti kayu pohon asem, pohon rambutan, pohon waru, dan lain – lain.

Page 95: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Kayu – kayu tersebut dibeli dari dalam wilayah Jember sendiri dan ada

juga yang dari luar Kabupaten Jember seperti Kabuaten Lumajang.

Sumber bahan bakar yang digunakan dalam industri batu gamping

ini adalah kayu. Jenis kayu yang cepat terbakar dipakai pengusaha pada

awal pembakaran lalu dilanjutkan dengan kayu yang lebih keras. Dari uji

regresi linier berganda didapatkan bahwa faktor bahan bakar berpengaruh

terhadap produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dengan

nilai p sebesar 0,021 <

Kasiyan faktor bahan bakar juga berpengaruh terhadap produktifitas

dengan nilai p sebesar 0,014 <

signifikan terhadap produktivitas batu gamping di kedua desa, artinya

produktifitas akan mengalami kenaikan bila jumlah bahan bakar sesuai

dengan kapasitas batu gamping yang akan diproduksi, karena dalam

industri batu gamping jumlah kayu harus tersedia dan mencukupi

jumlahnya untuk membakar batu kapur sampai matang menjadi batu

gamping yang siap dipasarkan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

dijelaskan Linda Thesia (2004:11) mengenai perencanaan sumber daya

akan efektif dan efisien melalui pengukuran kapasitas produksi, baik

dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Industri batu gamping adalah industri labour oriented, yaitu tenaga

kerja atau sumber tenaga yang berasal dari manusia maupun akal budi.

Cukup banyak jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan

industri batu gamping ini. Setiap harinya tenaga kerja harus bergantian

untuk memasukkan kayu yang telah dipersiapkan ke dalam tungku

Page 96: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

pembakaran. Dengan Rp 40.000,00 para tenaga kerja diupah dalam

seharinya. Tenaga kerja batu gamping di Desa Puger Kulon sendiri

mayoritas berasal dari desa tetangga. Sedangkan di Desa Kasiyan,

mayoritas tenaga kerja berasal dari Desa Kasiyan sendiri.

Tenaga kerja merupakan tenaga penggerak dalam proses kegiatan

produksi, karena tanpa keberadaannya maka proses produksi tidak akan

berlangsung (Daldjoeni,1992:59). Faktor tenaga kerja tersebut tidak

berpengaruh signifikan terhadap produktifitas di industri batu gamping

Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan. Faktor pengalaman tenaga kerja

tidak boleh diabaikan dalam proses pembakaran batu kapur, karena tenaga

kerja harus displin dan tepat waktu untuk memasukkan bahan bakar ke

dalam tungku pembakaran. Jika kayu telat dimasukkan akan menganggu

kondisi temperatur didalam tungku pembakaran, sehingga nantinya akan

berimbas pada hasil akhir atau kualitas dari batu gamping itu sendiri.

Menurut Philip dalam ekologi industri, 2002:69, pemasaran produk

merupakan proses akhir dari rangkaian kegiatan produksi. Pemasaran

merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha dalam

upayanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya untuk

berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran juga berarti menata olah

pasar untuk menghasilkan pertukaran dengan tujuan memuaskan

kebutuhan dan keinginan manusia. Dari uji regresi linier berganda

didapatkan bahwa faktor pemasaran berpengaruh terhadap produktifitas

industri batu gamping di Desa Puger Kulon dengan nilai p sebesar 0,017 <

Page 97: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

pemasaran tidak berpengaruh terhadap produktifitas industri batu gamping

karena nilai p sebesar 0,267 >

Industri batu gamping Desa Puger Kulon berpengaruh terhadap

produktifitas, sedangkan hal serupa tidak terjadi di industri batu gamping

Desa Kasiyan.

Rata – rata pengusaha batu gamping di Desa Puger Kulon

memasarkan hasil produksinya ke wilayah Kabupaten Lumajang,

Bondowoso, Banyuwangi, Bali, Probolinggo, Pasuruan, dan Malang.

Sedangkan di pengusaha industri batu gamping di Desa Kasiyan faktor

pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap produktifitas batu

gamping di desanya. Rata – rata pemasaran batu gampingnya di wilayah

kabupaten Jember sendiri, kabupaten Lumajang, Bondowoso, dan

Probolinggo. Alasan pengusaha industri gamping hanya memasarkan di

daerah – daerah itu saja karena alasan perizinan dan retribusi yang akan

lebih sulit dan mahal jika terlalu jauh tujuan pemasarannya.

3. Dampak industri batu gamping terhadap kondisi sosial tenaga kerja Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Keberadaan suatu kegiatan industri membawa peningkatan taraf

ekonomi di wilayah sekitar industri berada. Kesempatan untuk

meningkatkan taraf hidup atau sekedar untuk membantu ekonomi keluarga

akan memicu masyarakat untuk membuat suatu kegiatan usaha juga yang

gunanya sebagai penunjang dari kegiatan industri yang ada.

Masyarakat di wilayah industri batu gamping Desa Puger Kulon dan

Desa Kasiyan juga memanfaatkan keberadaan industri batu gamping

Page 98: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

tersebut untuk mendirikan usaha – usaha kecil seperti warung makan,

bengkel, jasa sopir, dan jasa pengangkut batu kapur/gamping, semua jenis

usaha tersebut diadakan guna untuk mebantu kegiatan industri batu gamping

yang ada.

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dampak ekonomi

terhadap masyarakat di sekitar industri batu gamping. dari hasil analisis

deskriptif disebutkan bahwa ada perbedaan terhadap penghasilan semua

jenis pekerjaan, dimana penghasilan tenaga kerja di Desa Puger Kulon lebih

besar daripada penghasilan tenaga kerja di Desa Kasiyan. Pada jenis

pekerjaan tenaga warung, tenaga pengangkut, dan sopir di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan selisih penghasilan rata – rata berkisar antara Rp

10.000 sampai Rp 100.000, sedangkan untuk jenis pekerjaan mekanik

terjadi perbedaan yang cukup signifikan di Desa Puger dengan Desa

Kasiyan, yang mana tenaga mekanik Desa Puger Kulon berpenghasilan rata

– rata Rp 1.240.000, sedangkan di Desa Kasiyan rata – rata sebesar Rp

710.000. Perbedaan penghasilan tersebut hal tersebut disebabkan kondisi

Desa Puger Kulon yang lebih banyak jumlah industri batu gamping

dibandingkan Desa Kasiyan. Adapun alasan para mekanik memilih untuk

mendirikan bengkelnya di Desa Puger Kulon yaitu karena Desa Puger

Kulon memiliki jalan raya yang aksesnya dekat dengan tambang batu kapur

karena memang kebanyakan pelanggannya adalah truk tambang dan

kendaraan industri batu gamping.

Jadi perbedaan produktivitas terjadi karena Desa Puger Kulon lebih

dekat dengan tempat bahan baku dan jalannya cukup baik sehingga

Page 99: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

mendukung dalam proses pengambilan bahan baku dan pemasaran. Dalam

proses produksinya industri batu gamping di Desa Puger Kulon cukup

intens sekali dalam melakukan proses produksi, dalam kurun waktu satu

bulan saja bisa 3 – 4 kali produksi batu gamping. Berbeda dengan industri

batu gamping di Desa Kasiyan yang mayoritas masih labil dalam

permodalan, sehingga untuk proses produksi selanjutnya, pengusaha harus

menunggu hasil dari penjualan batu gamping sebelumnya.

Desa Puger Kulon dengan produktivitas batu gamping yang tinggi

menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat untuk mendirikan usaha

dalam menunjang industri batu gamping sehingga memberikan kontribusi

bagi penghasilan masyarakat Desa Puger Kulon sendiri. hal tersebut

ditunjukkan dengan rata – rata penghasilan tenaga kerja yang meliputi

dalam bidang warung, mekanik, pengangkut, dan sopir, yang mana lebih

besar dibanding penghasilan yang didapat di Desa Kasiyan.

Page 100: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Faktor geografis yang mempengaruhi produktivitas industri batu

gamping. Desa Puger Kulon faktor lokasi tempat tinggal tenaga kerja

banyak berasal dari Desa Mojosari dan aksesbilitas ke tempat bahan baku

berkisar 1 – 2 Km dengan kondisi jalan mayoritas beraspal, sedangkan

industri batu gampingnya berpola mengelompok. Sedangkan di Desa

Kasiyan lokasi tempat tinggal tenaga kerjanya berasal dari dalam desa

sendiri dan aksesbilitas ke tempat bahan baku berkisar 2 – 3 Km dengan

kondisi jalan tidak banyak yang beraspal, sedangkan industri batu

gampingnya berpola mengelompok.

2. Produktivitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon lebih besar dari

industri batu gamping di Desa Kasiyan dan diketahui hasil uji regresi

linier berganda, dari faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas di

Desa Puger Kulon meliputi variabel modal, bahan bakar, dan pemasaran.

Sedangkan di Desa Kasiyan faktor yang mempengaruhi meliputi variabel

modal dan bahan bakar.

3. Untuk dampak adanya industri batu gamping yang ada di Desa Puger

Kulon dan Desa Kasiyan terhadap kondisi ekonomi tenaga kerja yang

ada, diketahui bahwa penghasilan tenaga kerja di Desa Puger Kulon lebih

tinggi dari pada tenaga kerja yang ada di Desa Kasiyan, terlebih lagi pada

jenis pekerjaan mekanik.

Page 101: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

B. Saran

1. Kepada Pemerintah

a. Mendirikan koperasi khusus usaha batu gamping.

b. Memberikan pinjaman atau kredit dengan bunga yang rendah dan

biaya angsuran yang terjangkau.

c. Mempermudah prosedur kepengurusan kredit dan tanpa jaminan.

d. Memberikan kemudahan pengurusan surat izin distribusi bahan bakar

dan pengiriman batu gamping.

e. Mengurangi biaya retribusi terhadap barang yang akan dipasarkan

keluar kabupaten.

f. Memperbaiki sarana jalan raya agar distribusi batu gamping semakin

lancar.

2. Kepada Pengusaha Batu Gamping

a. Lebih berani lagi untuk mendapatkan modal dari pihak bank atau

koperasi.

b. Memperluas jangkauan pemasaran produk batu gamping.

c. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja batu gamping.

d. Menyediakan tempat penyimpanan kayu, supaya kondisi kayu tidak

basah, apalagi disaat musim penghujan.

Page 102: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Bintarto, R. dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi.

Jakarta : LP3ES.

BPS Surabaya.2011. Kecamatan Puger Dalam Angka.

Daldjoeni, N. 1997. Geografi Baru : Organisasi Keruangan Dalam Teori dan

Praktik. Bandung : Alumni.

___________.1985. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung :

Alumni.

Deperindag. 1985. Gema Industri kecil. Jakarta : Deperindag.

Departemen Pendidikan Nasional. 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Herawati, 2008, Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Produksi Modal, Bahan

Baku, Tenaga Kerja, Dan Mesin Terhadap Produksi Gycerine Pada PT.

Flora Sawita Chemindo Medan

(online),(http;//repostory.usu.ac.idbitstream1234567894259067019044.

pdf). di akses pada tanggal 1 desember 2012 pukul 12.00 WIB.

Humaidi, Ach. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Tambang Batu Bata Putih Di Kecamatan Pakong Kabupaten

Pamekasan. Surabaya : Unipress Surabaya.

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Andi.

Prismayani, Nurlila Dwi. 2010. Perbandingan hasil usahatani tembakau

mitra pabrik dengan bukan mitra pabrik di kecamatan kedungadem

kabupaten bojonegoro. Surabaya : Unipress Surabaya.

Page 103: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Renner, Durand. 1971. World Economic Geography. Oxford : Program

Press London.

Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta :

Bumi Aksara.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.

Bandung : CV. ALFABETA.

Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM – Press.

Saifudin, Khafid. 2010. Faktor – Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi

Produktivitas Industri Rumah Tangga Gerabah Di Desa Rendeng

Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Surabaya : Unipress

Surabaya.

Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia.

Salemba Empat : Jakarta.

Thesia, Linda. 2004. Produktivitas. Serpong : bagan penelitian Fakultas

Teknologi Indonesia Institut teknologi Indonesia.

Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi

Aksara.

Trihendradi, C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

http://www.wartajember.com/ekonomi-bisnis/678-pengusaha-kapur-

terancam-gulung-tikar.html. di akses pada tanggal 1 desember 2012

pukul 11.00 WIB

http://nuansamasel.blogspot.com/2011/01/penambangan-batu-kapur.html. di

akses pada tanggal 5 desember 2012 pukul 10.00 WIB

http://bappeda.jemberkab.go.id/index.php?option=com_content&view=artic

le&catid=46&id=78&Itemid=71. akses pada tanggal 1 desember 2012

pukul 11.00 WIB

Page 104: STUDI GEOGRAFIS INDUSTRI BATU GAMPING DI DESA PUGER KULON DAN DESA KASIYAN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER