pengembangan promosi wisata danau toba di … · penulis selama penyusunan proposal hingga dapat...

of 101 /101
PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA PESTA PASKARIA SIMBOLON DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Author: lamlien

Post on 11-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


1 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR,

PROVINSI SUMATERA UTARA

PESTA PASKARIA SIMBOLON

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR,

PROVINSI SUMATERA UTARA

PESTA PASKARIA SIMBOLON

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

RINGKASAN PESTA PASKARIA SIMBOLON. Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Di bawah bimbingan E.K.S. HARINI Muntasib dan ARZYANA SUNKAR. Kabupaten Samosir lahir melalui UU No. 36 tahun 2003 dan menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan pembangunan daerah (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) memiliki potensi wisata yang besar pada alam Danau Toba yang sangat indah dengan keberadaan Pulau Samosir di tengah-tengahnya dan telah dikenal oleh orang banyak dari dalam dan luar negeri. Penelitian ini melihat gambaran promosi Wisata danau Toba (WDT) meliputi jenis, teknik, pelaku, sasaran pengelolaan yang telah ada oleh pengelola dan efektivitas media promosi. Penelitian ini menunjukkan bahwa media promosi yang telah ada oleh pengelola adalah media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (televisi, internet dan radio), serta media lisan (mouth to mouth). Media promosi yang paling banyak digunakan dalam promosi WDT adalah promosi melalui mouth to mouth dengan persentase Wisata Alam Pantai Pasir Putih (76,67%), Wisata Alam Aek Rangat (50%), Wisata Situs Budaya Batu Sawan (56,67%), Wisata Situs Budaya Batu Hobon (76,67), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (66,67%). Teknik promosi secara langsung dilakukan melalui leaflet booklet dan majalah, penyelenggaraan event dan pameran adat istiadat budaya sedangkan secara tidak langsung pernah direncanakan melalui kerjasama antara pengelola dengan pihak biro-biro perjalanan namun belum berjalan dengan baik. Pelaku-pelaku promosi WDT terdiri dari masyarakat meliputi pemilik warung, pondok, hotel, toko souvenir dan rumah makan/restoran, pemerintah Kabupaten Samosir dan Disparsebud, Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir dan pengunjung melalui media promosi dari mulut ke mulut. Data hasil penelitian efektivitas media promosi mengindikasikan bahwa pengunjung menilai media promosi yang digunakan efektif untuk kawasan Wisata Alam Pantai Pasir Putih (2,45), Wisata Alam Aek Rangat (2,51), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (2,57) serta cukup efektif untuk Wisata Situs Budaya Batu Hobon (2,17) dan Batu Sawan (2,13). Langkah-langkah pengembang dapat dilakukan dengan menentukan target/sasaran pengunjung yang akan dituju pada setiap objek wisata, penyusunan pesan yang efektif dalam mediamedia promosi seperti leaflet, booklet, majalah, radio, internet, dan televisi yang mampu memberikan perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Wisata Situs Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan perlu mengembangkan teknik promosi melalui sosialisasi menggunakan radio dengan waktu penayangan sesuai dengan keberadaan masyarakat di dalam rumah. Kata kunci: Wisata, promosi, Danau Toba, Kabupaten Samosir, efektivitas

Promosi,

SUMMARY

PESTA PASKARIA SIMBOLON. Promotion Development of Toba Lake Tourism In Samosir Regency, North Sumatera. Supervised by E.K.S. HARINI MUNTASIB dan ARZYANA SUNKAR. Samosir Regency was established based on Act number 36/2003. Tourism is one of leading sectors for accelerating regional development (Tourism, Art and Cultural Agency of Samosir Regency 2006). Samosir Regency had a great tourism potentials, one of is Toba Lake were with its beautiful Island of Samosir located in the middle of the lake. The objectives of this research were to identify media promotions within the area and Samosir Regency and to measure the effectiveness of promotion. This research was expected to provide current information on tourism objects within the regency and to increase number of tourist. Research was conducted at Samosir Regency, Province of North Sumatera from July to September 2009. The location of research consisted of three subdistricts, i.e Pangururan, Sianjur Mula-Mula and Simanindo. Tourism sites that were studied were Pantai Pasir Putih Nature Tourism, Aek Rangat Nature Tourism and Tuktuk Siadong Nature Tourism, Cultural and Archaeological Tourism of Batu Sawan and Batu Hobon. The materials that were used consisted of documents, questioners, interview guide, Likert statement, recorder and digital camera. Collected data comprised of primary and secondary data. Primary data included type, technique, subject and targets of promotion. These data were collected through interview with the community, local government and NGOs and questioners were distributed to visitors. Secondary data consisted of general condition of research location such as history, location and total area, topography, demography condition, accessibility, climate, social and culture conditions, potentials of tourism objects. The collected data were analyzed using EPIC Model and descriptive analysis. Result of the research showed that most of the promotion technique were mouth to mouth with the following results in Pantai Pasir Putih (76.67%), Aek Rangat (50%), Batu Sawan (56.67%), Batu Hobon (76.67%), and Tuktuk Siadong (66.67%). The results showed that media promotions were effective in three tourism sites i.e 2.45 for Pasir Putih, 2.51 for Aek Rangat and 2.57 for Tuktuk Siadong. The media promotions in Batu Hobon and Batu Sawan were regarded as sufficient with score of 2.17 and 2.13. The recommendations for media promotion development that can be run by local government included determining promotion target in each tourism sites, arranging effective promotion through leaflet, booklet, magazine, television, homepage and radio to raise attention, interest, desire and action from the tourists. Radio could be an effective mean of promotion for Batu Sawan since these areas are intended especially for the local community and talking into consideration the time of on air which should suit the time where most of people are listening the radio. Keywords: Tourism, promotion, Toba Lake, Samosir Regency, promotion

effectivenes.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Pengembangan

Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing

dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah di perguruan tinggi atau

lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan oleh penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2010

Pesta Paskaria Simbolon E34050589

Judul Skripsi : Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten

Samosir, Provinsi Sumatera Utara

Nama : Pesta Paskaria Simbolon

NIM : E34050589

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc

NIP : 19950410 198203 2 002 NIP : 19710215 199512 2 001

Mengetahui, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Ketua

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS

NIP : 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus:

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Adapun judul dari skripsi penulis adalah Pengembangan Promosi

Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang disusun

berdasarkan hasil penelitian lapang selama 2 bulan. Penyusunan skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB.

Pariwisata dewasa ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia.

Kabupaten Samosir sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi objek

wisata yang besar dengan keindahan alam Danau Toba telah dikenal oleh

wisatawan lokal dan mancanegara. Akan tetapi, pada kenyataannya Wisata Danau

Toba belum banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Oleh

karena itu, diperlukan sebuah pengembangan promosi untuk meningkatkan

jumlah pengunjung dan meningkatkan promosi yang tepat sasaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

beberapa kekurangan yang memerlukan masukan dan saran dari semua pihak.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kemajuan

pengembangan promosi Wisata Danau Toba pada khususnya dan Indonesia

umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. E. K.

S. Harini Muntasib, MS dan Ibu Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc yang telah

membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini

Bogor, Januari 2010

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sigalingging, Kabupaten Samosir pada tanggal 19 April 1987 sebagai anak paling bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bapak D. Simbolon dan Ibu L.Sinaga. Penulis telah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD. N.173731 Simbolon lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan sekolah di SLTP. Bintang Samosir (St. Laurensius) lulus tahun

2002, Palipi serta Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Pangururan lulus tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan program Sarjana di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama kuliah di IPB, penulis mengikuti Praktek Umum Pengenalan Ekosistem Hutan di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah, Praktek Umum Konservasi Eksitu Satwaliar di PT. Megacitrindo, Parung dan PUSPIPTEK, Tangerang serta Praktek Kerja Lapang dan Profesi di Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Penulis juga aktif mengikuti organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA, 2005-2008), Bendahara pada organisasi Persekutuan Fakultas Kehutanan (2007-2008), Ketua Panitia Paskah Fakultas Kehutanan (2008), Paduan Suara Mahasiswa Agriaswara, UKM Keluarga Mahasiswa Katolik IPB, 2005-sekarang, dan Koor Mahasiswa KEMAKI (2005-2008). Selama di HIMAKOVA penulis mengikuti berbagai kegiatan yaitu Diklat Kelompok Pemerhati Flora, Divisi Humas pada Pelatihan Kultur Jaringan Biro Kewirausahaan, Bendahara dalam kegiatan Rafflesia di Cagar Alam Gunung Simpang, Bandung serta Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat. Selama di Fakultas Kehutanan penulis menjadi Divisi Acara pada Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional (PIKNAS) IV. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis telah menyusun karya ilmiah berjudul Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara di bawah bimbingan Prof. Dr.Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Tuhan. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berkat campur tangan berbagai pihak yang telah ikut memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Keluargaku (Bapa/Oma dan kakak serta abang) yang selalu memberikan doa,

kasih sayang, semangat, dukungan moral dan materil kepada boru siampudan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS selaku dosen pembimbing I dan

Ibu Dr.Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc selaku dosen pembimbing II atas ilmu,

bimbingan, dukungan, kesabaran dan nasehat yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA, Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc

dan Ir. Kasno, M.Sc selaku dosen penguji pada ujian komprehensif.

4. Ibu Eva Rachmawati, S. Hut atas dukungan dan telah menampung curhatan

penulis selama penyusunan proposal hingga dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

5. Bapak Drs. Melani Butar-Butar selaku Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan

Budaya Kabupaten Samosir, Bapak Drs. Mahler Tamba, Bapak Polma

Simbolon dan Natal Nainggolan atas bimbingan dan bantuan selama di

lapangan.

6. Bapak Victor Sidabutar selaku Ketua Lembaga Konservasi Situs dan Cagar

Budaya Kabupaten Samosir, Pak Marianus, Pak Horas Tamba, Pak Sugeng

dan Pak Herdi terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama di

lapangan.

7. Keluarga besar HIMAKOVA yang telah memberikan banyak ilmu, pelajaran

dan pengalaman di lapangan.

8. Leo Roki Situmorang, terimakasih atas kasih sayang dan dukungan yang

pernah aku dapatkan (sudah membantu di lapangan), semoga kita bisa

berhasil meraih masa depan bersama.

9. Laboran dan asisten Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata.

Terimakasih atas keramahan dan bantuannya (Mba Tri dan Mas Opik).

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan sebagai penyedia sumber kehidupan bagi manusia selain dapat

diambil hasil hutan kayunya, ekowisata dan wisata alam dapat menjadi alternatif

lain bagi manusia untuk memanfaatkan hasilnya tanpa mengambil ataupun

mengurangi kealamiannya. Salah satu potensi jasa lingkungan kawasan hutan

adalah potensi ekowisata. Dewasa ini akibat kerusakan hutan yang besar

mengakibatkan menurunnya persediaan bahan baku industri hasil hutan dari alam

yakni kayu. Alternatif pemanfaatan hasil hutan lainnya dapat dilakukan dengan

pemanfaatan sumberdaya hutan bukan kayu dan jasa lingkungan. Dari kedua hal

tersebut, jasa lingkungan dipandang sebagai alternatif yang paling baik karena

sifatnya yang non-eksploitatif. Pemanfaatan jasa lingkungan tersebut dilakukan

dengan kegiatan wisata alam dan ekowisata.

Dalam era globalisasi saat ini, kegiatan wisata menjadi salah satu

kebutuhan di dalam kehidupan manusia. Indonesia memiliki beragam daerah

tujuan wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati keindahannya sehingga

memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan daerah tujuan wisata (DTW) dunia

dan didukung oleh tiga unsur pokok yaitu masyarakat (people), alam (nature

heritage), dan budaya (culture heritage) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa

bersahabat dengan bangsa manapun. Kedua, Indonesia mempunyai alam yang

indah, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa serta

hamparan sawah yang luas dan nyaman untuk dinikmati. Ketiga, Indonesia

merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Setiap suku,

kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah,

musik, maupun upacara-upacara adat yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia

sebagai bangsa yang kaya budaya. Ketiga unsur tersebut akan mendukung

pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang (Diparta

1997).

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam

pembangunan nasional, disamping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak

memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya. Diantaranya

menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan budaya

bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya

(Karyono 1997).

Kabupaten Samosir sebagai kabupaten yang ditunjuk melalui UU

No.36/2003 tanggal 18 Desember 2003 dari Kabupaten Toba Samosir

menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan

pembangunan daerah. Kabupaten Samosir memiliki potensi wisata yang besar

dengan Danau Tobanya yang sangat indah. Danau Toba yang dikenal sebagai

danau terdalam di Asia dan sangat terkenal dengan keindahannya mengelilingi

Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan. dengan keindahannya

mengelilingi Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan (Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2006). Pulau inilah yang

dijadikan sebagai kabupaten baru yaitu Kabupaten Samosir, yang merupakan

salah satu kawasan wisata yang sejak lama dikenal oleh wisatawan nusantara dan

dikenal di mancanegara. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan,

dengan 6 (enam) kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3

(tiga) kecamatan berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung

pegunungan Bukit Barisan yaitu : Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan

Runggu, Palipi, Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio. Setiap

kecamatan memiliki potensi wisata yang sangat melimpah dan didukung oleh

fasilitas seperti bandara, hotel berbintang, restoran, agen perjalanan, obyek wisata

serta transportasi darat lainnya.

Namun, beberapa objek wisata yang terdapat di Danau Toba hanya

dikunjungi oleh banyak orang pada hari-hari tertentu. Oleh karena itu, untuk lebih

memperkenalkan semua objek wisata dan kekayaan budaya Kabupaten Samosir

maka kegiatan promosi perlu dilakukan. Dalam rangka mewujudkan Danau Toba

sebagai salah satu andalan pendapatan daerah maka dapat dilakukan melalui

pengembangan media promosi wisata yang menarik dan strategi promosi yang

tepat agar wisatawan dan masyarakat luas menjadi lebih tahu tentang keberadaan

kawasan ini beserta program-program objek yang ditawarkan yang membuat para

wisatawan tersebut terdorong untuk berkunjung dan menikmati indahnya

panorama Danau Toba.

1.2 Perumusan Masalah Danau Toba terletak di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dan memiliki

potensi objek wisata yang sangat menarik dan telah banyak dikenal oleh

masyarakat, wisatawan lokal dan mancanegara.

Promosi Danau Toba ke kalangan domestik dan mancanegara telah

dilakukan pemerintah daerah. Upaya pengembangan promosi yang telah

dilakukan oleh pemerintah belum berhasil mendongkrak icon wisata andalan

Provinsi Sumatera Utara tersebut. Objek-objek wisata di kawasan Danau Toba

masih banyak yang belum dikembangkan serta kurang kegiatan promosi . Oleh

karena itu, upaya pengembangan promosi serta penggalian potensi objek wisata

menarik menjadi salah satu langkah untuk memaparkan objek wisata yang kurang

dikenal tersebut kepada wisatawan dan masyarakat luas. Akhir-akhir ini objek-

objek wisata tersebut terutama Danau Toba dianggap kurang menarik oleh

masyarakat umum karena keindahan danau yang mengalami kerusakan

diantaranya populasi enceng gondok yang melimpah.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan promosi Wisata

Danau Toba dan sekitarnya di Kabupaten Samosir. Secara rinci tujuannya adalah:

1. Menyusun pengembangan promosi wisata Danau Toba, Kabupaten

Samosir.

2 Mengidentifikasi bentuk promosi wisata Danau Toba yang telah ada.

3 Mengukur tingkat efektivitas media-media promosi wisata alam Danau

Toba, Kabupaten Samosir.

1.4 Manfaat

Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah tersedianya data dan informasi

mengenai promosi Wisata Danau Toba sehingga pengelola dapat memperoleh

gambaran mengenai jenis, teknik dan sasaran promosi yang dapat meningkatkan

jumlah pengunjung yakni dengan mengupayakan bentuk pengembangan promosi

Wisata Danau Toba yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

dapat menjadi literature bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata dan Wisatawan

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha dan pemerintah

daerah (Undang-Undang No 10 Tahun 2009). Menurut Yoeti (1999) kegiatan

pemenuhan kebutuhan wisatawan, akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Berkaitan dengan hal itulah kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi

kepada daerah tujuan wisata yang didatangi, baik secara langsung dan tidak

langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan maka

akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasiitas yang berkaitan dengan

jasa industri pariwisata seperti hotel, rumah makan, sarana angkutan / travel biro

dan jenis hiburan lainnya. Dampak tidak langsung adalah perkembangan

pariwisata akan meningkatkan juga bidang-bidang lainnya.

Hunziker dan Krapf (1988) dalam Asrini (2005) memberikan definisi

tentang pengertian pariwisata sebagai berikut: Tourism is the sum of the

phenomena and relationships arising from the travel and stay of non-residents, in

so far they do not lead to permanent residence and are not connected with any

earning activity (Kodhyat 1996 dalam Asrini 2005) (Pariwisata adalah

keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan

dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk

tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan

pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah). Definisi wisatawan ini

ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel

Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan

adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah

atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan

tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki

tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup

penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan

kembali dengan catatan bermalam.

Sedangkan menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan wisata. Menurut Ogilive,

diacu dalam Farrel dan Runyan (1991) wisatawan adalah semua orang yang

memenuhi syarat yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah

kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa

sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka

kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut.

2.2 Promosi Pariwisata

2.2.1. Pengertian dan peranan promosi

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dalam

mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi

atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Agar para

wisatawan dapat mengetahui tentang produk apa saja yang tersedia, objek dan

atraksi apa yang perlu dilihat, fasilitas yang dapat dinikmati, maka kepada para

wisatawan perlu diberikan informasi secara berkelanjutan. Suksesnya kegiatan

marketing yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kualitas

produk yang dihasilkan, kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang

cepat, tetapi banyak dipengaruhi oleh pembinaan hubungan antara produsen dan

konsumen yang berkelanjutan. Kata promosi memberikan interpretasi dan bahasa

yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk

memberitahukan, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi (Yoety 1990).

Promosi merupakan suatu proses menyampaikan informasi kepada target

pasar, tentang hal-hal yang menyangkut produk harga, tempat produk dijual

dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety 1990).

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat

penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan

promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan

konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam

kegiatan pembelian atau pengguanaan jasa sesuai dengan kebutuhannya

(Lupiyoadi 2001).

Yoety (1990) menjelaskan bahwa promosi secara sederhana bertujuan

untuk memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada

produk yang ditawarkan untuk dijual. Sebagai usaha menarik minat calon pembeli

terhadap barang yang ditawarkan, maka dilakukan promosi yang bertujuan

memperkenalkan produk, kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan produk

lain, serta manfaat dan kegunaannya. Dengan langkah ini khalayak umum akan

menjadi kenal dengan produk yang kita miliki. selanjutnya diharapkan kepada

mereka akan membeli atau menggunakan produk tersebut.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi dalam pariwisata

adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon wisatawan

atau lembaga usaha pariwisata kepada tindakan yang mampu menciptakan

pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk pariwisata. Berdasarkan uraian di

atas, tampak bahwa promosi dalam pemasaran pariwisata berperan sebagai

pendukung transaksi, dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan

membedakan produk pariwisata yang dipromosikan dengan produk pariwisata

perusahaan lain.

Promosi adalah bagian dari pemasaran. Sedangkan pemasaran diartikan

sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan

dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Susanto 2000). Untuk

melakukan promosi diperlukan adanya upaya pemahaman mendalam mengenai

pasar yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi dan program

promosi. Promosi yang dikaitkan dengan industri dan objek wisata, dalam bahasa

Inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi

dan pameran yang diselenggarakan seperti exhibition, expo, atau exposition,

industrial show, trade fair, trade show, professional/scientific exhibition. Menurut

Tongren dan Thompson (1999) diacu dalam Yoeti (1996) pameran adalah salah

satu menyebarkan informasi, perkenalan sebagai pemasaran suatu produk baik

dalam bentuk gagasan maupun barang. Pameran dapat dibedakan antara pameran

dagang dan pameran pembangunan. Dalam pelaksanaannya pameran ini dapat

berbentuk pameran setempat, pameran nasional, pameran regional, dan pameran

internasional.

Rencana promosi nilainya akan lebih efektif apabila rencana tersebut

benar-benar sesuai sasaran. Berikut adalah daftar beberapa target ekowisata

(Wearing 1997) :

1. Periklanan di koran lokal didistribusikan dalam lingkungan kota besar

tempat ekowisata tersebut dihadirkan / diadakan.

2. Periklanan di majalah khusus.

3. Promosi dengan menggunakan poster dan atau penerbangan (contohnya

melalui universitas, perkumpulan yang tepat dan masyarakat).

Menurut Yoeti (1996), promosi adalah salah satu kegiatan yang penting

untuk melakukan persaingan dengan tidak didasarkan kepada harga. Suatu usaha

promosi jika dilaksanakan dengan baik, akan dapat mempengaruhi konsumen

mengenai dimana dan bagaimana konsumen mempergunakan pendapatannya

(income).

2.2.2. Tujuan Promosi

Tujuan dari diselenggarakannya promosi pariwisata mencakup beberapa

hal sebagai berikut (Hari 1997):

1. Memberitahukan (informing) produk pariwisata, perubahan harga jasa-jasa

yang disediakan, meluruskan informasi yang keliru, mengurangi ketakutan

atau kekhawatiran pembeli dan membangun citra perusahaan.

2. Membujuk (persuasing) pelanggan sasaran (calon wisatawan) untuk

membentuk pilihan produk pariwisata, mengalihkan pilihan ke produk

pariwisata tertentu, mendorong calon wisatawan untuk membeli produk

pariwisata saat itu juga dan mengubah persepsi calon wisatawan terhadap

produk yang dihasilkan atau ditawarkan.

3. Mengingatkan (remainding), yang mencakup:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan,

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan,

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan

d. Menjaga agar ingatan pertama para pembeli jatuh pada produk

perusahaan.

2.2.3 Teknik Promosi

Menurut Soekadijo diacu dalam Yoeti (1996), promosi dapat dibagi

menjadi :

1. Promosi Langsung (Consumer promotion) Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi adalah

orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan

wisata. Berhasil tidaknya promosi pariwisata akan kelihatan dari banyaknya

jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk wisata yang dipromosikan.

Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah

sebagai berikut:

a. Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional dan gambar-

gambar.

b. Barang cetakan (prospectus, leaflet, booklet, atau brosur) yang disebarkan

ke pasar.

c. Pameran khusus berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian

dan sebagainya.

d. Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama

waktu promosi

e. Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen atau

wisatawan.

2. Promosi Tidak Langsung (Dealer Promotion) Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk

pariwisata, seperti biro perjalanan, organisasi perjalanan umum dan cabang-

cabangnya, agen perjalanan, dan sebagainya (Yoeti 1996). Adapun tujuan

dilakukannya suatu promosi wisata kepada penyalur adalah (Yoeti 1996) :

a. Menarik perhatian kepada komponen-komponen produk wisata yang

ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualnya dalam produk

pariwisata yang mereka susun.

b. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk

menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen /

wisatawan.

Ada empat teknik promosi yang biasa dipergunakan oleh biro perjalanan

wisata dan pengelola kawasan objek wisata untuk melakukan promosi pariwisata,

yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut (Hari 1997):

2.2.3.1 Advertising

Advertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah periklanan

merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal

communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun

jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun

kesadaran (awareness) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk

menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk

calon pembeli agar mau membeli, mau menggunakan jasa tersebut, dan untuk

membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate

the service).

Iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Presentasi umum (public presentation), ini berarti bahwa setiap iklan

dibuat sedemikian rupa agar setiap orang dapat menerima pesan yang

sama tentang produk yang diiklankan.

2. Tersebar luas (pervasivenes). Iklan yang dibuat sama baik bentuk maupun

tujuannya serta dapat dilakukan berulang-ulang pada media yang sama

maupun berbeda, dan dapat disebarluaskan ke tempat yang berbeda agar

konsumen dapat menerima informasi dengan baik.

3. Ekspresi yang kuat (amplified expressive), artinya iklan mampu

mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara

untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan pasar sasaran.

4. Tidak bersifat pribadi (impersonality). Iklan yang dibuat diperuntukan

bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak

memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya,

karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

Disamping sifat-sifat di atas, iklan memiliki beberapa tujuan antara lain

(Hari 1997):

1. Iklan yang bertujuan memberi informasi (informative advertising).

Iklan yang dibuat secara panjang lebar menerangkan produk jasa, supaya

pasar sasaran mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya tentang produk yang

diiklankan dalam tahap rintisan (perkenalan), guna menciptakan permintaan dari

pasar sasaran terhadap produk tersebut.

2. Iklan yang bertujuan membujuk (persuasive advertising).

Iklan dibuat sedemikian rupa agar orang yang melihatnya menjadi tertarik.

Iklan dengan tujuan membujuk sangat penting bagi perusahaan terutama dalam

situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan

yang selektif akan merek tertentu.

3. Iklan pengingat (reminder advertising).

Iklan dengan tujuan mengingatkan ini, dibuat sebagai tindak lanjut

terhadap iklan yang pernah dibuat sebelumnya dan mengingatkan kembali

konsumen terhadap produk yang pernah diiklankan. Iklan menjadi sangat penting

dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk, untuk menjaga agar konsumen

selalu ingat akan produk tersebut.

4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising).

Iklan yang bertujuan memantapkan ini dibuat untuk meyakinkan kembali

para pembeli bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat terhadap

suatu produk yang dibelinya.

Setiap kegiatan promosi membutuhkan media dalam penyampaiannya.

Media yang sering digunakan untuk promosi pariwisata adalah media cetak dan

elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media

elektronik misalnya televisi, radio dan lain sebagainya. Selain iklan melalui

media cetak dan elektronik, ada juga jenis periklanan lainnya yang juga

mempunyai peranan besar dalam mempromosikan produk pariwisata.

Jenis periklanan itu adalah (Hari 1997):

1. Out door travel advertising .

Out door travel advertising adalah periklanan yang bersifat statis,

dipasang pada tempat-tempat strategis, seperti di terminal, pusat perbelanjaan dan

lain sebagainya, dengan menggunakan kalimat-kalimat slogan dan lambang yang

berwarna mencolok.

2. Point of sales advertising.

Point of sales advertising adalah bentuk iklan yang disesuaikan dengan

tempat pesan iklan yang akan dimuat. Bahan dan bentuknya bermacam-macam,

misalnya diletakkan di meja, digantung, ball point, travelling bag, map dan lain

sebagainya.

2.2.3.2 Sales Promotion

Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan

yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang perantara dengan

menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi yang sering digunakan dalam

kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi. Promosi penjualan

memiliki fungsi menghubungkan, melengkapi dan mengkoordinir kegiatan-

kegiatan teknik promosi yang lainnya. Selain mempunyai fungsi seperti yang

tesebut diatas, kegiatan sales promotion juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu

(Hari 1997):

1. Menarik konsumen baru

2. Mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru

3. Menyerang aktivitas promosi pesaing

4. Meningkatkan impuls buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya)

5. Mengupayakan kerjasama-kerjasama yang lebih erat dengan konsumen dan

perantara melalui pendistribusian segala bentuk bahan promosi pariwisata

cetak (booklet, folder, leaflet dan lain sebagainya) dan media elektronik (DVD,

film, video, slide foto dan lain sebagainya).

Untuk mencapai beberapa tujuan seperti yang tersebut di atas, proses

promosi dengan menggunakan teknik sales promotion menggunakan beberapa

metode promosi penjualan.

Metode promosi yang sering digunakan adalah (Hari 1997):

1. Product sampling (pemberian contoh barang). Perusahaan memberikan

contoh barang secara cuma-cuma kepada konsumen, untuk mencoba atau

menggunakannya.

2. Pengumpulan kupon atau nota pembelian misalnya, sejumlah nota

pembelian dapat ditukar dengan barang seharga 10% dari jumlah harga yang

tercantum dalam nota.

3. Pemberian diskon misalnya, setiap rombongan peserta sebuah paket

perjalanan wisata di biro perjalanan wisata tertentu akan menerima diskon

10 % dari perusahaan penyelenggara perjalanan wisata tersebut.

4. Kupon berhadiah misalnya, seseorang yang menginap di hotel yang sama,

dengan jumlah hari tertentu, akan mendapatkan kupon yang akan diundi,

dan akan mendapatkan hadiah.

5. Rabat (cash refund). Metode promosi dengan rabat dilakukan dengan

mengurangi harga yang diberikan kepada pembeli, yang ditentukan dalam

bentuk prosentase atau satuan rupiah. Cara ini dipergunakan untuk

memperkenalkan produk baru dan mendorong pembelian ulang atas suatu

produk yang menguntungkan.

2.2.3.3 Personal Selling

Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan

aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan

konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan

langsung dengan pembeli (Hari 1997). Personal selling mempunyai peranan yang

penting dalam pemasaran jasa, karena:

1. Personal selling merupakan interaksi secara personal antara penyedia jasa

dan konsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen

menjadi sangat penting

2. Teknik promosi dengan menggunakan teknik personal selling dalam

mempromosikan produknya menggunakan tenaga manusia bukan mesin.

3. Orang dalam teknik promosi personal selling merupakan bagian dari

produk jasa.

Bagian penting dalam teknik promosi personal selling adalah manusia

sebagai tenaga penjualnya. Fungsi tenaga penjual dalam teknik promosi dengan

menggunakan personal selling mencakup (Hari 1997):

a. Mengadakan analisis pasar

b. Menentukan calon pembeli

c. Mengadakan komunikasi

d. Memberikan pelayanan

e. Mencari dan mempertahankan pelanggan

f. Menemukan dan mengenali masalah yang terjadi pada pelanggan serta

g. memecahkannya.

Teknik promosi dengan menggunakan personal selling dapat dilakukan

langsung dengan berhadapan langsung dengan calon pembeli, misalnya pada

bursa pasar wisata (travel mart).

2.2.3.4 Public Relation

Kata masyarakat dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu,

kelompok,organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang

bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan

pemimpin masyarakat. Sedangkan kata hubungan berarti menciptakan atau

membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan

pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan

masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan

komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta

menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang

ditawarkan oleh perusahaan (Asrini 2005).

Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan

tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja,

tetapi ia harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih

besar. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi

tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang

disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari

sponsor (Hari 1997). Public relation sangat peduli terhadap beberapa tugas

pemasaran, yaitu antara lain (Lupiyoadi 2001):

1. Membangun image (citra)

2. Mendukung aktifitas komunikasi lainnya

3. Mengatasi persoalan dan isu yang ada

4. Memperkuat positioning perusahaan

5. Mempengaruhi publik yang spesifik

6. Mengadakan launching untuk produk/jasa baru.

Program public relation antara lain yaitu publikasi, events, hubungan

dengan investor, exhibitions/pameran dan mensponsori beberapa acara.

2. 4. Langkah pengembangan komunikasi/promosi yang efektif

Untuk mengembangkan komunikasi/promosi yang efektif, maka

diperlukan suatu program dengan sekitar 8 langkah (Kotler 1995 diacu dalam

Lupiyoadi 2001), yaitu:

1. Mengidentifikasikan target audience

Dalam tahap ini kita menentukan siapa target audience, target

audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila

perusahaan telah melakukan segmentasi dan sasaran, maka segmen itulah yang

menjadi target audience.

2. Menentukan tujuan komunikasi

Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian

dapat menentukan tanggapan atas apa yang dikehendaki. Perusahaan harus

menentukan tujuan komunikasinya / promosinya, apakah untuk menciptakan

kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian.

3. Merancang pesan

Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya

suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (Attention), menarik (Interest),

membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan tindakan (Action),

yang kesemuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang efektif harus

dapat menyelesaikan 4 masalah, yaitu: how, what, when and who.

4. Menyeleksi saluran komunikasi

Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien

untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi

personal ataupun non personal.

5. Menetapkan jumlah anggaran promosi

Menetapkan anggaran sangatlah penting karena menentukan

menggunakan media apa, tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah

perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai

sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan.

6. Menentukan bauran promosi

Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah

menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui advertising,

personal selling, sales promotion, atau public relation dan lain-lain (atau

bauran dari berbagai perangkat tersebut).

7. Mengukur hasil-hasil promosi

Setelah merencanakan promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya

pada target audience, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang

diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat,

bagaimana sikap audience terhadap produk jasa tersebut, dan lain-lain.

8. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi

Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi

yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan komunikasi

perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu

pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi.

Untuk itu perusahaan harus mengarahkan pada penerapan konsep komunikasi

pemasaran yang terkoordinasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni Juli-Agustus 2009 di

Kabupaten Samosir tepatnya pada 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan

Simanindo, Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula (Gambar

1).

Gambar 1 Peta lokasi penelitian.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta

pariwisata Kabupaten Samosir sebagai panduan perjalanan dalam melakukan

penelitian, panduan wawancara, skala penilaian Likert, alat perekam dan kamera

digital.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data terdiri dari jenis, teknik dan sumber data yang

dikumpulkan, alasan pemilihan sampel penelitian dan teknik penentuan sampel.

Secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut:

3.3.1 Jenis, teknik dan sumber data

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data

sekunder meliputi data-data yang terkait pengembangan promosi antara lain media

promosi, jenis promosi, teknik promosi dan alternatif pengembangan promosi di

Danau Toba, Kabupaten Samosir. Sedangkan data primer yang dikumpulkan

meliputi bentuk dan media promosi yang dilakukan oleh pemerintah dan

pengelola serta data hasil kuisioner dari pengunjung untuk mengukur efektivitas

promosi. Data-data diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi dan studi

pustaka. Berikut ini disajikan jenis data, teknik pengambilan data dan sumber data

(Tabel 1)

Tabel 1 Jenis, teknik pengumpulan dan sumber data Jenis Data Teknik Sumber Data

1. Kondisi Umum lokasi Penelitian

a. Sejarah b. Letak dan Lokasi

Kawasan c. Topografi d. Iklim e. Kondisi Demografis f. Aksesibilitas g. Sosial Budaya h. Objek Wisata

Studi Pustaka, Wawancara informan kunci

Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

2. Identifikasi Promosi Wisata Danau Toba

a. Jenis media promosi b. Teknik promosi c. Pelaku Promosi d. Sasaran pengelolaan e. Alternatif pengembangan

promosi

Studi Pustaka dan Observasi

Lab. RAE, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.

3 Media Promosi oleh pengelola dan pemerintah daerah

a. Media Elektronik (TV, Website, dan Radio)

b. Media Cetak (Brosur, Leaflet/Booklet, Suratkabar/Majalah, CD)

c. Bentuk promosi lainnya (pameran, event)

4. Teknik Promosi a. Promosi secara langsung b. Promosi secara tidak

Langsung

5. Pelaku Promosi a. Pihak yang terlibat

(Masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi , Pemerintah ,

b. Pengelola/LSM)

Observasi, Studi Pustaka Observasi, Wawancara Kuisioner

Departemen Pariwisata, Lab. RAE Buku Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.

Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pengelola

Pengunjung

Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan dengan 6 (enam)

kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 (tiga) kecamatan

berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit

Barisan yaitu: Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi,

Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio (Tabel 2). Dari 9

kecamatan ini dipilih 3 kecamatan sebagai sampel kecamatan yang akan dikaji

dalam penelitian ini.

c. Bentuk keterlibatan

6. Sasaran pengelolaan untuk promosi

7. Langkah Pengembangan berdasarkan rekomendasi, masukan dan kritikan pengunjung dan pelaku promosi

Wawancara Wawancara

Pengelola Masyarakat, pengunjung, pengelola

Tabel 2 Potensi objek wisata pada 9 kecamatan di Kabupaten Samosir No Potensi

Objek Wisata

Kabupaten Samosir Kecamatan Pangururan

Kecamatan Palipi Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kecamatan Harian Boho

Kecamatan Onan Runggu

Kecamatan Nainggolan

Kecamatan Ronggur Ni huta

Kecamatan Sitio-tio

Kecamatan Siamnindo

1 Objek Wisata Alam

Pemandian Air Panas; Pantai Pasir Putih

Air Panas Simbolon:kawasan berbatu belerang

Gunung Pusuk Buhit;Aek Boras;Aek Sipitu Dai:mata air tujuh rasa; Batu sawan; Pulo Tulas

Menara Pandang Tele; Partukko Naginjang; Janji Martahan; Air Terjun Efrata; Mata Air Pohon Pokki

Lagundi Sitamiang; Tambun Surlau; Hariara na Bolon; Pantai Bebas Sukkean.

Pantai Maria Raja : pantai bebas dengan pasir putih.

Danau Sidihoni: danau di atas Pulau Samosir; Aek Liang; Gua Sidam-dam; Batu Sidam-dam

Mual Datu Parngongo; Goa Datu Parngongo; Mual Boru Saruding

Batu Marhosa di Sigarantung; Gua Marlakkop; Pagar Batu dan Bottean; Pantai Ambarita; Aek Natonang; Pulo Tao; Tuktuk Siadong; Bukit Beta Kite International

2 Objek Wisata Sejarah

Terusan Tano Ponggol; Pesanggrahan; Wisma Sinur

Batu Rantai; Piso Somalim : tempat bersejarah.

Batu Parhusipan;Batu Pargasipan;Batu Nanggor;Batu Hobon

- - - Simaliting : Sebuah besar

-

Makam Raja Sidabutar; Batu Persidangan; dan Museum Huta Bolon

3 Objek Wisata Budaya

Open Stage/bangunan tempat pertunjukan seni dan budaya, Komunitas Ulos Batak;

- - - - - - - Pertunjukan Sigale-gale; Gedung Kesenian, Open Stage

3.3.2 Teknik penentuan sampel

1. Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

pengambilan contoh berlapis. Menurut Hasan (2002) teknik stratified sampling

adalah teknik penarikan sampel dengan membagi populasi menjadi sub bagian/sub

populasi/stratum, dari tiap stratum diambil satu sampel random. Banyaknya unsur

yang dipilih dalam tiap stratum boleh sebanding, disebut sampling acak berlapis

proporsional atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya,

disebut sampling acak berlapis tidak proporsional.

Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel

yang diperlukan. Bailey diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa untuk

penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang

paling minimum adalah 30. Sedangkan menurut pendapat Gay diacu dalam Hasan

(2002) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima

berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

a. Metode dekriptif minimal, 10 % dari jumlah populasi. Untuk populasi

relatif korelasional, minimal 30 subjek

b. Metode expost facto minimal 15 subjek per kelompok

c. Metode experimental, minimal 15 subjek per kelompok

Dalam penelitian ini jumlah responden (pengunjung) yang diberikan

kuisioner sejumlah 30 orang untuk setiap objek wisata. Objek wisata yang diteliti

berjumlah 5 objek wisata sehingga jumlah total sampel pengunjung yang

diwawancarai adalah sebanyak 150 orang.

2. Alasan pemilihan sampel kecamatan/objek wisata

Pertimbangan pertama yakni kecamatan yang memiliki kekayaan objek

wisata alam yang khas dan unik didasarkan pada objek-objek wisata alam yang

tidak dimiliki oleh kecamatan lain yaitu Danau Sidihoni yang terletak di

Kecamatan Pangururan. Selain itu, pemilihan sampel pada objek wisata

Pemandian Air Panas dan Pantai Pasir Putih didasarkan bahwa objek wisata ini

dapat mewakili Kecamatan Palipi dan Kecamatan Nainggolan yang memiliki

objek wisata alam yang sama (Tabel 2).

Pertimbangan kedua yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam

tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak didasarkan pada alasan

bahwa adanya tradisi masyarakat yang dapat menjaga bentuk promosi yang masih

bertahan serta umur pengelolaannya yang sudah tua membuat objek wisata alam

ini semakin menarik bagi wisatawan.

Pertimbangan ketiga yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam

yang beragam didasarkan pada kekayaan alam yang lebih banyak dan bentuk

promosi yang lebih diperhatikan oleh pemerintah dan pengelola. Berdasarkan

potensi objek wisata alam, budaya, dan sejarah maka kecamatan yang memiliki

objek wisata paling beragam adalah Kecamatan Pangururan. Akan tetapi, karena

penelitian ini difokuskan pada wisata alam maka kecamatan yang dipilih adalah

Kecamatan Simanindo.

Tabel 2 Sampel penelitian yang dianalisis

3.3.3 Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai sejarah

kawasan, data potensi objek wisata, serta pengembangan promosi objek wisata

pada setiap kecamatan dan tepatnya pada desa-desa yang menjadi daerah tujuan

wisata. Data yang diperoleh melalui studi pustaka ini akan menjadi pedoman dan

bahan perbandingan saat melakukan observasi di lapangan. Data sekunder dapat

diperoleh di lokasi penelitian yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir serta sumber-sumber lain seperti Lembaga Konservasi Situs dan Cagar

No. Pertimbangan/ kriteria Sampel Sampel kecamatan Desa-Desa Tempat Peneltian

1. Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas dan unik

Kecamatan Pangururan Desa Parbaba, Desa Siogung-Ogung, Desa Lumban Suhi-Suhi, Desa Pangururan

2. Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak

Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Desa Sagala, Desa Limbong

3. Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam

Kecamatan Simanindo Desa Siallagan, Tomok, Tuk-tuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan.

Budaya Kabupaten Samosir, Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata dan

Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, Indonesia.

b. Observasi lapang

Data yang dikumpulkan menggunakan cara pengamatan secara langsung

di lapangan mengenai bentuk, teknik dan cara promosi yang ada pada lokasi objek

wisata yang terdapat di Danau Toba Kabupaten Samosir oleh pengelola,

pemerintah daerah (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir), dan

masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi diantaranya

pemilik hotel/penginapan, rumah makan, cafe, bar, dan restoran.

c. Wawancara

Data yang dikumpulkan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan data yang diperlukan secara langsung dari responden.

Wawancara dilakukan kepada berbagai pihak yaitu pemerintah daerah,

masyarakat setempat sebagai pihak yang mengelola daerah objek wisata dan

masyarakat sebagai pihak yang merasakan manfaat dari pengembangan promosi

yang telah ada, wisatawan yang ditemui sedang berkunjung pada lokasi penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Data sekunder diperoleh dengan cara tidak langsung dan secara langsung

yang berfungsi sebagai penunjang data primer. Secara tidak langsung dapat

diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen. Sedangkan secara langsung

dapat dilakukan melalui teknik wawancara secara tatap muka dengan panduan

kuisioner dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengembangan promosi

wisata Danau Toba kepada pemerintah daerah yakni Dinas Pariwisata, Seni dan

Budaya, pihak pengelola serta masyarakat yang terlibat secara langsung dengan

upaya pengembangan promosi diantaranya pemilik agen-agen travel, pemilik

restoran, rumah makan, cafe, hotel-hotel, dan penginapan. Data sekunder yang

dikumpulkan berupa sejarah kawasan, bentuk promosi, media promosi, cara dan

teknik promosi yang telah ada di Danau Toba, Kabupaten Samosir.

Data primer diperoleh melalui pengumpulan data berlandaskan pada

pengamatan langsung terhadap bentuk promosi, teknik dan cara promosi yang ada

di objek-objek wisata yang menjadi lokasi penelitian. Data yang diperoleh di

lapangan disajikan dalam tabulasi frekuensi. Data yang diolah secara kualitatif

dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan

data yang didapatkan secara jelas, dilihat dari segi pengelolaan, persepsi terhadap

program promosi yang ada, jenis, teknik dan pelaku promosi.

Data-data tersebut diklasifikasikan dan disajikan sehingga dapat

disimpulkan bentuk promosi yang akan dikembangkan dan deskriptif kuantitatif

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

3.4.1 Inventarisasi Media Promosi

Data yang diambil untuk menginventarisasi media promosi adalah data

internal yang diperoleh dari hasil wawancara terpandu dengan pihak pengelola,

LSM dan masyarakat yang terlibat secara langsung. Data tersebut kemudian

dijabarkan melalui analisis deskriptif. Data yang dikumpukan dalam inventarisasi

media promosi adalah pelaku-pelaku promosi, media promosi, serta jenis-jenis

promosi yang digunakan. kemudian data-data tersebut dimatrikskan serta

dianalisis secara deskriptif.

3.4.2 Efektivitas Media Promosi Pengolahan dan analisis data efektivitas promosi menggunakan software

yaitu Software Microsoft Excel dengan teknik analisis EPIC Model. Efektivitas

promosi dan periklanan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model

(Durianto et al 2003). EPIC merupakan singkatan dari Emphaty, Persuasion,

Impact, and Communication terdapat 4 (empat) dimensi yang terdapat dalam

EPIC Model, yaitu :

1 Dimensi Empati

Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang

mengidentifikasikan dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama

dengan orang atau kelompok yang lain. Dimensi empati menginformasikan,

apakah konsumen menyukai suatu promosi yang menggambarkan bagaimana

konsumen melihat hubungan antara suatu iklan pribadi dengan pribadi mereka.

Dimensi empati memberi informasi yang berharga mengenai daya tarik suatu

merek. Dimensi empati untuk masyarakat yang terlibat secara langsung dalam

kegiatan promosi didapat dari hasil wawancara yang diajukan.

Tabel 4 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara

mendapatkan informasi tentang keberadaan wisata alam Danau Toba

TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD

22. Media promosi yang mana yang paling Bapak/Ibu/Saudara sukai?

TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD

3. Apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai dari media-media promosi tersebut?

Berdasarkan pertanyaan di atas maka pernyataan yang mengandung dimensi

Empati adalah :

Tabel 5 Pernyataan-pernyataan dalam dimensi Empati EPIC Model No. Pernyataan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa promosi wisata

alam Danau Toba adalah tergolong baik.

2. Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan.

2. Dimensi Persuasi

Persuasi merupakan perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan

berperilaku yang dua disebabkan oleh suatu komunikasi. seperti komunikasi

dalam periklanan dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan dua

proses kognitif yaitu jalur sentral dan jalur periferal. Dimensi periferal

menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk penguatan suatu

merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi

terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran

kemampuan suatu promosi dalam mengembangakan daya tarik suatu merek.

Dimensi persuasi dapat ditunjukkan melalui hasil wawancara sebagai berikut :

Tabel 6 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Jawaban 1. Melalui bentuk media promosi yang ditawarkan

apakah Bapak/Ibu/Saudara ada perubahan sikap/kepercayaan tentang wisata alam Danau Toba?

Ya / Tidak

2. Perubahan sikap seperti apa yang Bapak/Ibu/Saudara alami?

Tidak berubah/ Langsung Berkunjung/ cari tau informasi lebih banyak.

3. Hal apa yang membuat Bapak/Ibu/Saudara menarik dari bentuk media promosi yang ditawarkan?

Desain media promosi/objek wisata alamnya/Fasilitas yang disajikan dalam media promosi/harga yang ditawarkan/aksesibilitas

Berdasarkan pertanyaan di atas maka kesimpulan pernyataan yang

mengandung dimensi Dampak adalah :

Tabel 7 Pernyataan yang mengandung dimensi persuasi EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Jenis-jenis media promosi wisata alam Danau

Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara.

2. Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.

2. Dimensi Dampak Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat

menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, serta apakah

promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak

yang diinginkan dari hasil promosi adalah sejumlah penetahuan produk (product

knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement)

konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Dimensi dampak

ditunjukkan dari hasil wawancara sebagai berikut :

Tabel 8 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi EPIC Model No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Informasi apa saja yang Bapak/Ibu/Saudara

ketahui tentang Danau Toba? Objek-objek wisata alamnya/ fasilitas/aksesibilitas

2. Dalam media promosi yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh apakah informasi tersebut terdapat di dalamnya?

Ya/Tidak

3. Selain bentuk media promosi wisata alam Danau Toba apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bentuk media promosi tempat yang lainnya? Sebutkan!

Ya / Tidak

Berdasarkan pertanyaan di atas, maka kesimpulan pernyataan yang mengandung

dimensi dampak adalah :

Tabel 9 Pernyataan dalam dimensi dampak EPIC Model No. Pertanyaan STS TS C S SS 1. Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam

Danau Toba.

2. Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya.

4. Dimensi Komunikasi

Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan

konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman

konsumen serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. perspektif

pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang

berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Dimensi komunikasi dapat

ditunjukkan melalui data wawancara sebagai berikut :

Tabel 10 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi EPIC Model

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban 1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti bahasa dan

isi dalam media promosi wisata Danau Toba yang ditawarkan?

Ya / tidak

2. Melalui bahasa dan isi tersebut apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti akan pesan yang disampaikan dalam media promosi tersebut?

3. Informasi dan pesan apa saja yang disampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara?

4. Selain media elektronik dan cetak, adakah media promosi yang lain yang pernah Bapak/Ibu/Saudara peroleh?

Ada, sebutkan../ Tidak ada

5. Setelah membaca / mendengar informasi dari media promosi tersebut apa yang Bapak/Ibu/Saudara ingat dari Danau Toba?

Berdasarkan pertanyaan di atas maka, kesimpulan pernyataan yang mengandung

dimensi komunikasi adalah :

T

D

a

m

DPf

m

DXfw

m

v

d

p

Tabel 11 PerNo. Perta1. Setel

Bapaprom

2. Medidengbahas

3. BapaBapayang

4. Pesanpada

5. Seteltersebuntuk

Data dari Ta

a. Anal

Dala

menggunaka

Dengan pengP = Perf1 = Jum

= Ba

. Skor

Setia

menghitung

Dengan pengX = Rata-ratafi = frekuensiwi = bobot

Lang

menentukan

variabel. Bo

dari kisaran

posisi yang

rnyataan dalanyaan lah melihat/ak/Ibu/Saudara

mosi yang ditawia promosi tan baik kepasa dan isi yang

ak/Ibu/Saudara ak/Ibu/Saudara

disampaikan on dari media Bapak/Ibu/Sau

lah mendapat but mampu mk berkunjung k

abel 4 sampa

lisis tabulas

am analisis

an rumus seb

gertian : rsentase jummlah pengunanyaknya jum

r Rataan

ap jawaban y

skor rataan

ertian : a bobot i

gkah selanju

n posisi tang

obot alternat

antara 0 hin

g positif. P

lam dimensi

/membaca mmengerti

warkan oleh pentersebut dapada Bapak/Ibu/

g digunakan. setuj

mengerti denoleh pengelola

promosi menudara. kesan yang a

mendorong Bke Danau Toba

ai dengan 11

si sederhana

tabulasi sed

bagai beriku

mlah pengunjnjung yang mmlah pengun

yang diperol

adalah sebag

utnya adalah

ggapan resp

tif jawaban

ngga 4 yang

Penilaian pe

komunikasi

media promdengan me

ngelola. t berkomunik/Saudara mela

u bahngan tujuan pe. ninggalkan ke

anda peroleh Bapak/Ibu/Sauda.

dianalisis d

a

derhana, dat

ut :

jung yang mmemilih katenjung yang d

eh dari peng

gai berikut :

h menggunak

ponden deng

yang terben

menggamba

ertanyaan-pe

i EPIC ModeSTS T

mosi edia

kasi alui

hwa san

san

hal dara

dengan meng

ta yang dip

memilih kategegori tertentudiwawancara

gunjung dibe

kan rentang

gan menggu

ntuk dari ska

arkan posisi

ertanyaan d

el TS C

ggunakan EP

peroleh diol

gori tertentuu ai

erikan nilai b

skala penil

unakan nilai

ala peningka

yang sangat

dimensi EP

S SS

PIC Model.

lah dengan

.

bobot. Cara

laian untuk

i skor tiap

atan terdiri

t negatif ke

PIC Model

m

d

T

t

d

R

D

R

M

R

p

P

B

p

TN

2345

menggunaka

dalam Tabel

Tabel 12 KeSkala Likert

1 2 3 4 5

Dari

tanggapan d

dengan men

Rentang ska

:

Dengan peng

R = Bobot te

M = Banyak

Rentang ska

penelitian ya

Posisi keput

0

Berikut krite

perhitungan

Tabel 13 KrNo 1. Sanga2. Tidak 3. Cukup4. Efekti5. Sanga

an skala Lik

l 12.

eterangan daKeteraSangatTidak SCukupSetuju Sangat

Tabel 13, d

dengan meng

nggunakan ni

ala dapat dih

gertian:

erbesar-bobo

knya kategor

ala yang di

ang didapat

tusannya ada

0,8

eria dan rent

nilai rataan

iteria dan renKriteria

at Tidak EfektifEfektif

p Efektif f

at Efektif

kert dengan

an bobot skaangan t Tidak SetujuSetuju Setuju

t Setuju

igunakan ren

ggunakan ni

ilai skor tiap

hitung denga

ot terkecil

ri bob

gunakan da

adalah :

alah :

1,6

tang skala ef

(RS).

ntang skala

f

n rentang sk

ala Likert Bobot

0 12 3 4

ntang skala p

ilai skor tiap

p dimensi.

an rumus seb

alam penelit

6

fektivitas pr

efektivitas pRentang Sk

0,0-0,80,8-1,61,6-2,42,4-3,23,2-4,0

kala 1-5 dan

penilaian un

p dimensi. R

bagai berikut

tian ini adal

2,4

romosi yang

promosi dalakala

8 6 4 2 0

n diberi bob

ntuk menentu

Rentang ska

t (Durianto

lah 1-5 mak

3,2

diperoleh b

am EPIC Mo

bot seperti

ukan posisi

la dihitung

et al 2003)

ka rentang

4,0

berdasarkan

odel

m

p

t

3

t

u

M

y

e

d

s

y

D

m

p

m

p

m

s

d

p

Kem

menggunaka

Hasil

promosi / p

telah ditentu

3.5 Pengem

Peng

tingkat keefe

untuk memp

Model denga

yakni :

1. P

e

2. P

e

Nilai

empat dime

disimpulkan

semua kriter

yang cocok

Dengan me

media prom

pasar (lokal

mencapai ta

pengembang

menganalisa

sehingga me

diperbaiki m

promosi yan

mudian mene

an rumus seb

l EPIC Ra

produk dalam

ukan di atas.

mbangan Pr

gembangan p

fektifan suatu

peroleh tinga

an rentang S

Posisi renta

efektif dan k

Posisi rentan

efektif, efekt

i EPIC Rate

ensi diposi

n keeektifan

ria dalam E

digunakan p

emperhatikan

mosi (EPIC M

l dan interna

arget terseb

gan selanjutn

a media-med

edia-media p

menuju med

ng tergolong

entukan nila

bagai beriku

ate akan m

m persepsi r

romosi Wisa

promosi wis

u media prom

at keefektifa

Skala Likert m

ang skala 0

kurang efekti

ng skala 2,4

tif dan palin

e yang dipero

sikan pada

nnya. Dari s

EPIC Model

pada target s

n faktor-fak

Model) dian

asional) yan

but, dampak

nya adalah m

dia promosi

promosi yan

dia-media pr

efektif dapa

ai X untuk

ut (Durianto,

menggambark

responden, s

ata Danau T

sata Danau

mosi. Berda

an media pro

maka dapat

1,6 tergo

if.

4 4,0 tergo

ng efektif

oleh secara

a rentang s

semua medi

maka terdap

sasaran terten

ktor yang m

ntaranya me

ng meliputi

k yang terj

menentukan

yang sesua

ng tergolong

romosi yang

at terus dipe

k masing-m

et al 2003)

kan posisi

sesuai denga

Toba

Toba diawa

sarkan telaah

omosi denga

diperoleh du

olong media

olong media

keseluruhan

skala keput

ia promosi

pat media-m

ntu dan ada j

mempengaruh

engetahui tar

alat dan pe

jadi pada t

bentuk prom

ai dengan p

g dalam rent

g lebih efek

ertahankan d

asing dimen

:

promosi su

an rentang

ali dengan p

h terhadap p

an menggun

ua rentang S

a promosi y

a promosi y

n melalui aku

tusan sehin

yang telah

media promo

juga yang ti

hi keefektif

rget sasaran

esan komuni

target. Mak

mosi yang e

ermintaan p

tang skala 0

ktif. Sedang

dan dikemban

nsi dengan

uatu media

skala yang

pengukuran

pengunjung

akan EPIC

Skala Likert

yang tidak

yang cukup

umulasi ke

ngga dapat

memenuhi

osi tertentu

idak cocok.

fan sebuah

n / segmen

ikasi untuk

ka langkah

efektif serta

pengunjung

0-1,6 dapat

gkan media

ngkan oleh

pengelola dan pemerintah. Selain itu, dapat pula dilakukan analisa kembali

terhadap faktor-faktor yang terdapat pada EPIC Model dalam upaya

pengembangan promosi wisata alam Danau Toba.

Berdasarkan wawancara yang akan dilakukan terhadap pengelola dan

masyarakat yang terlibat secara langsung dalam promosi langkah-langkah

pengembangan yang dapat dilakukan diantaranya adalah menganalisa sumberdaya

yang dimiliki (sumber dana/anggaran yang tersedia dan sumberdaya manusia),

menentukan teknik promosi yang efektif melalui analisa kembali aspek-aspek

yang terdapat dalam EPIC Model. Sumber informasi media promosi yang

diperoleh pengunjung melalui telaah pengunjung kemudian diverifikasi dengan

banyaknya jumlah pengunjung di kawasan wisata alam Danau Toba.

BAB IV KONDISI UMUM LAPANGAN

4.1 Sejarah

Kabupaten Samosir adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari

Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2003 pada tanggal 18

Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten

Serdang Begadai. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan

langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menjadi masyarakat yang

lebih sejahtera (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)

4.2 Letak dan Luas Kawasan

Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara

dengan ibukota Pangururan. Secara geografis Kabupaten Samosir berada pada

2024-2025 LU dan 98021-99005 BT. Kabupaten Samosir memiliki luas daerah

2.069,05 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dan luas danau 624,80

km2 . Secara administratif Kabupaten Samosir berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir

Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan

Sebelah Barat : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.

4.3 Topografi

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan

ketinggian antara 904 2.157 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan

kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring, dan terjal. Struktur

tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik (Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006).

4.4 Iklim

Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten

Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar

170C-190C dan rata- rata kelembaban udara 85.04 %. Curah hujan yang tertinggi

terjadi pada bulan Oktober dengan 3521 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari.

Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 789 mm,

dengan jumlah hari hujan 20 hari (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir, 2006)

4.5 Kondisi Demografis

Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan dengan penduduk sekitar

131.116 jiwa. Jiwa berdasarkan data tahun 2006 dengan jumlah Rumah Tangga

(RT) sekitar 27.215 rumahtangga. Mata pencaharian penduduk yang paling

dominan adalah dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, industri pariwisata

dan industri rumahtangga (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir, 2006).

4.6 Aksesibilitas

Sesuai dengan letak geografisnya akses masuk dan keluar Kabupaten

Samosir dapat dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Parapat

Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige

Kabupaten Toba Samosir via Kapal Motor Ferry menuju tomok Kecamatan

Simanindo Kabupaten Samosir, atau jalan darat dari Tele ke Pangururan ibukota

Kabupaten Samosir. Jarak tempuh rata-rata dari Medan ke Kabupaten Samosir via

jalan darat sekitar 4-5 jam, sedang dengan menggunakan Kapal atau Ferry dari

Ajibata Tomok sekitar 45 menit. Di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan

tersedia sarana transportasi lain seperti speedboat, kapal motor dan kapal charter

dengan harga kompetitif. Ada empat pintu gerbang utama menuju Samosir yaitu

Ajibata melalui transportasi danau, Tiga Ras melalui transportasi danau, Tele

melalui transportasi darat dan Balige melalui transportasi darat (Dinas Pariwisata,

Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)

Dalam unit analisa penelitian Kabupaten Samosir yang memiliki 9

(sembilan) kecamatan, diperkecil menjadi 3 (tiga) sampel kecamatan. Berikut ini

merupakan gambaran umum sampel kecamatan yang akan diteliti.

Kecamatan Pangururan merupakan ibukota Kabupaten Samosir.

Kecamatan ini memiliki potensi wisata alam yang unik diantaranya adalah Aek

Rangat, Pantai Pasir Putih dan Danau Sidhoni. Akan tetapi masih terdapat objek-

objek wisata yang masih belum terekspose oleh masyarakat luas. Aksesibilitas

menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui transportasi darat dan laut. Transportasi

darat dalam kabupaten dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 14 Akses transportasi darat menuju Kabupaten Samosir.

Perjalanan melalui transportasi laut dapat ditempuh melalui penyeberangan dari

Parapat menuju Tomok kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum menuju

Pangururan.

Kecamatan Simanindo merupakan salah satu bagian kecamatan di

Kabupaten Samosir yang sangat kaya dengan wisata budaya. Di kecamatan ini

wisatawan lokal dan mancanegara banyak menikmati pertunjukan tari patung

Sigale-gale, mengunjungi gedung kesenian serta pertunjukan tarian tortor Batak.

Kecamatan Simanindo terletak di Tomok yakni jalur penyeberangan Danau Toba

dari Parapat menuju Kabupaten Samosir. Aksesibilitas menuju tempat ini dapat

ditempuh dengan menggunakan kapal Fery dan Kapal pesiar dari pelabuhan

Ajibata dengan jadwal keberangkatan 5 kali dalam sehari. Kecamatan ini telah

memiliki fasilitas akomodasi yang sangat baik dengan jumlah penginapan

sebanyak 6 hotel, 30 penginapan, 4 cottage, 7 restoran, 1 bar, 1 diskotik, 3 cafe,

dan 1 rumah makan Islam. Toko cenderamata terdapat di sekitar Makam Raja

Sidabutar, Tomok, Kursi Batu Siallagan, dan sepanjang Jalan Lingkar Tuktuk

Siadong. Money Changer terdapat di sekitar kawasan Tuktuk Siadong, Kecamatan

Simanindo. Adapula trayek kapal wisata yaitu Tomok Tour- Ajibata dengan

jadwal keberangkatan 14 kali sehari, dan rute Tuktuk-Tiga Raja dengan jadwal

keberangkatan 8 kali dalam sehari. Pemilihan sampel kecamatan ini berdasarkan

No Nama Usaha Tipe Kendaraan

Kapasitas Penumpang

Trayek Jadwal Keberangkatan

1 Samosir Tour Transport (STT)

Kijang 14 Pangururan-Tomok, PP

Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB

2 Pulo Samosir Nauli (PSN)

Kijang 8 Pangururan Tomok, PP

Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB

3 Pulo Samosir Nauli (PSN)

Minibus 18 Pangururan Tomok, PP

Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB

4 Harian Transport Nainggolan (HTN)

Minibus 18 Pangururan-Nainggolan

Setiap jam mulai dari pukul 07.00-17.00 WIB

potensi wisata alam dan wisata budayanya yang sangat menarik dan paling banyak

dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal

setiap bulannya.

4.7 Sosial Budaya

Kabupaten Samosir memiliki potensi yang sangat besar dan masih

banyak yang belum dikelola, terutama potensi wisata dan budayanya. Danau Toba

dikenal hingga ke mancanegara, demikian pula pertunjukan budaya dan seni,

bangunan bersejarah, rumah tradisional, tarian serta berbagai objek wisata

menarik lainnya. Dalam rangka menggali dan memperkenalkan potensi budaya

yang dimiliki masyarakat Samosir, berbagai usaha telah diupayakan salah satunya

adalah dengan mempergelarkan budaya Samosir di event nasional.

Begitu kayanya Seni Budaya Samosir perlu ditampilkan dan diangkat

bahkan diperkenalkan kepada masyarakat luas khususnya generasi muda untuk

mencintai seni budaya tradisional seperti lagu-lagu daerah, tortor sawan, mossak,

sigale-gale, seruling maut, tortor Batak, musik tradisional, opera Batak legenda

tunggal panaluan yang merupakan tarian dan cerita masyarakat samosir.

4.8 Potensi Objek Wisata

Potensi objek wisata di Kabupaten Samosir merupakan potensi yang

memiliki daya tarik spesifik yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya, objek

wisata agrowisata, dan objek wisata sejarah. Objek-objek wisata tersebut terdapat

di setiap kecamatan di Kabupaten Samosir mulai dari Gunung Pusuk Buhit

sebagai asal mula suku bangsa Batak, Terusan Tano Ponggol yakni terusan yang

memisahkan antara Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang dibangun pada

masa penjajahan kolonial Belanda sampai sekarang masih berfungsi. Objek wisata

budaya dapat dilihat dari komunitas tenun Ulos Batak di desa Lumban suhi-suhi,

dan sebagainya (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Promosi Wisata Danau toba (WDT)

Identifikasi promosi WDT dilakukan untuk memperoleh data mengenai

jenis, teknik, pelaku, dan sasaran pengelolaan. Secara rinci akan dijelaskan

sebagai berikut :

5.1.1 Jenis Media Promosi

Media promosi dibedakan menjadi dua jenis yaitu media promosi media

elektronik meliputi televisi, radio, dan internet dan media cetak meliputi majalah,

leaflet, booklet, dan suratkabar (Hari 1997). Media promosi untuk WDT terdiri

dari media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (radio, televisi

dan internet), dan media lisan melalui mulut ke mulut. Tabel 15 menunjukkan

jumlah pengunjung berdasarkan media promosi yang digunakan sebagai sumber

informasi terkait WDT.

Tabel 15 Jumlah pengunjung (persentase) berdasarkan media promosi

5.1.1.1 Mulut ke mulut

Media promosi mulut ke mulut merupakan media promosi yang

digunakan untuk menginformasikan WDT melalui komunikasi secara tatap muka,

radio, dan internet. Media promosi ini merupakan media yang paling banyak

dipilih oleh pengunjung (Tabel 15) yakni melalui informasi dari orang lain

(keluarga, teman dan masyarakat setempat) yang pernah berkunjung ke tempat

No Bentuk Media Promosi

Jumlah pengunjung (%)

Wisata Alam Pantai Pasir Putih

Wisata Alam Aek Rangat

Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon

Wisata Situs dan Budaya Batu hobon

Wisata Alam Tuktuk Siadong

1. Media cetak a. Booklet 6,67 0 6,67 0 6,67 b. Leaflet 3,33 0 16,67 16,67 0 c. Majalah 0 0 0 0 0 2. Media elektronik a. Radio 0 10,00 0 0 0 b. Televisi 3,33 3,33 0 0 0 c. Internet 3.33 6,67 6,67 6,67 26,67 3. Media Lisan (mouth

to mouth ) 76,67 50,00 56,67 76,67 66,67

wisata tersebut dengan persentase masing-masing objek wisata yaitu Wisata Alam

Pantai Pasir Putih sebesar 76,67 %, Wisata Alam Aek Rangat sebesar 50,00 %,

Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 76,67 %, Wisata Situs dan Budaya

Batu Hobon sebesar 76,67 % dan Wisata Alam Tuktuk Siadong sebesar 66,67 %.

Media promosi melalui mulut ke mulut menjadi penting di dalam promosi WDT

karena pada kenyataannya sebagian besar pengunjung yang datang dari daerah

lain adalah bersumber dari informasi melalui teman, keluarga dan masyarakat

setempat dan berdasarkan hasil penelitian media promosi ini memiliki peran yang

sangat baik untuk meningkatkan jumlah pengunjung WDT.

5.1.1.2 Leaflet dan booklet

Bentuk promosi dengan menggunakan booklet meliputi guidebook dan

handbook) dan leaflet meliputi peta wisata dan brosur (Gambar 2) merupakan

salah satu cara untuk menarik minat pengunjung ke Danau Toba. Bentuk promosi

ini diberikan kepada tamu-tamu yang berkunjung ke Pemerintahan Kabupaten dan

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir khususnya. Selain

diberikan kepada tamu-tamu pemerintahan, media promosi ini juga dibawa pula

pada event-event yang diikuti oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. Leaflet dan

booklet ini dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Target sasaran dari bentuk

promosi ini lebih diprioritaskan bagi pengunjung di luar Samosir. Selain itu,

distribusi bentuk promosi ini juga disalurkan kepada hotel-hotel di Kabupaten

Samosir dan di luar Kabupaten Samosir atau melalui Tourist Information

Center atau Pusat Informasi Wisata.

Berdasarkan wawancara dan kuisioner yang diberikan kepada

pengunjung sebagian besar dari pengunjung kurang mengetahui keberadaan

leaflet yang telah ada oleh pengelola. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah

pengunjung yang memilih telah memperoleh informasi melalui leaflet dan booklet

yakni Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 16,67 %, Wisata Situs Budaya

Batu Hobon sebesar 6,67 %, Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 3,33 %,

Wisata Alam Tuktuk Siadong dan Wisata Alam Aek Rangat tidak ditemukan

pengunjung yang memilih media promosi ini.

G

p

t

(

m

Gambar 2

Selai

pemerintah

tempat-temp

(Gambar 3).

masyarakat d

(a)

Media proSumatera Samosir daalam Suma

in leaflet da

diantaranya

pat umum s

. Media pro

dengan men

omosi WDTUtara; (b)

an Sumateraatera Utara d

an booklet, m

adalah den

seperti band

mosi ini dih

nempatkanny

(c)

T. Ket: (a)Leaflet me

a Utara; (c) Gdan Kabupate

media prom

gan membu

dara, hotel-h

harapkan dap

ya di tempat-

Leaflet danngenai inGuide booken Samosir.

mosi lainnya

uat spanduk-

hotel dan p

pat member

-tempat umu

(b)

n booklet wnformasi wdan Hand b

yang diupay

spanduk dan

penginapan-p

rikan inform

um

wisata alam wisata alam book wisata

yakan oleh

n poster di

penginapan

masi kepada

G

5

W

k

i

t

H

t

5

d

K

I

y

e

S

d

t

s

S

Gambar 3

5.1.1.3 Ma

Maj

WDT yang

kabupaten y

ini diterbitk

tidak menge

Hal ini dise

tamu-tamu p

5.1.1.4 Ho

Ben

dalam mem

Kabupaten

Informasi y

yang dimili

event-event

Samosir. W

dan email D

Kel

tidak rutin o

samping itu

Samosir khu

Poster-posSamosir.

ajalah

jalah Nusan

berisi inform

yang terdapat

kan sekali d

etahui adany

ebabkan oleh

pemerintahan

mepage / In

ntuk promos

mpromosikan

Samosir y

yang disajika

ki oleh obj

yang akan

Website Kabu

[email protected]

lemahan dar

oleh pihak Pe

, kurangnya

ususnya Din

ster dan sp

ntara merupa

masi tentang

t di Sumatra

alam setahu

ya keberadaa

h pengelola

n, hotel dan

nternet

si internet m

n kawasann

yang berpus

an dalam w

jek wisata t

diselenggar

upaten Samo

@gmail.com

ri media pr

emerintah K

a koordinasi

nas Pariwisa

anduk wisa

akan upaya p

g kawasan-k

a Utara term

un. Berdasar

an media pro

a menyebark

restoran.

menjadi salah

nya. Websit

sat di Kan

website ini d

tertentu, aks

rakan di Da

osir dapat d

.

romosi ini a

Kabupaten Sa

antara Pem

ata, Seni,