citra landsat danau toba

9
BAB I PENDAHULUAN Penginderan jauh semakin hari semakin dimanfaatkan oleh geologist untuk menginterpretasikan suatu wilayah. Bahkan sekarang tidak hanya geologist namun cabang ilmu lain pun memanfaatkannya. Pada umumnya pemanfaatannya berhubungan dengan kualitas wilayah tersebut terutama dari segi ekonomi. Tetapi ada juga yang memanfaatkannya untuk kepentingan ilmu dan penelitian. Apalagi wilayah Indonesia cukup luas, tentunya akan sangat banyak sekali yang didapat dari interpretasi citra satelit. Kita ambil saja contoh wilayah yang dapat dipelajari itu adalah wilayah Danau Toba. Danau Toba adalah danau terbesar di dunia dan danau tektonik-vulkanik terbesar di dunia. Danau yang terletak di Sumatera Utara ini memiliki luas 1.130 km, membentang dari arah utara ke selatan dengan panjang maksimum 100 km dan lebar maksimum 30 km. Kedalaman maksimum tercatat sekitar 505 m dengan volume air diperkirakan mencapai 240 km kubik. Danau yang sangat besar ini terbentuk oleh karena aktivitas letusan G. Toba purba selama jutaaan tahun. Badan air Danau Toba dengan luas 1.103 km2 yang menempati 3 area, Pulau Samosir di dalam danau mempunyai luas daratan 647 km2 dan suatu Pulau Pardapur yang lebih kecil dengan luas area 7 km2. Panjang danau adalah 87 km, dengan ukuran panjang keliling danau 294

Upload: samuel-sirait

Post on 27-Jun-2015

274 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Citra Landsat Danau Toba

BAB I

PENDAHULUAN

Penginderan jauh semakin hari semakin dimanfaatkan oleh geologist untuk

menginterpretasikan suatu wilayah. Bahkan sekarang tidak hanya geologist namun cabang

ilmu lain pun memanfaatkannya. Pada umumnya pemanfaatannya berhubungan dengan

kualitas wilayah tersebut terutama dari segi ekonomi. Tetapi ada juga yang memanfaatkannya

untuk kepentingan ilmu dan penelitian. Apalagi wilayah Indonesia cukup luas, tentunya akan

sangat banyak sekali yang didapat dari interpretasi citra satelit. Kita ambil saja contoh

wilayah yang dapat dipelajari itu adalah wilayah Danau Toba.

Danau Toba adalah danau terbesar di dunia dan danau tektonik-vulkanik terbesar di

dunia. Danau yang terletak di Sumatera Utara ini memiliki luas 1.130 km, membentang dari

arah utara ke selatan dengan panjang maksimum 100 km dan lebar maksimum 30 km.

Kedalaman maksimum tercatat sekitar 505 m dengan volume air diperkirakan mencapai 240

km kubik. Danau yang sangat besar ini terbentuk oleh karena aktivitas letusan G. Toba purba

selama jutaaan tahun. Badan air Danau Toba dengan luas 1.103 km2 yang menempati 3 area,

Pulau Samosir di dalam danau mempunyai luas daratan 647 km2 dan suatu Pulau Pardapur

yang lebih kecil dengan luas area 7 km2. Panjang danau adalah 87 km, dengan ukuran

panjang keliling danau 294 km. Area cekungan danau dikelilingi oleh batuan vulkanik,

dengan tinggian yang berkisar antara 400 hingga 1200 m di atas muka air danau. Danau ini

terletak pada garis lintang dan garis bujur antara 98030′ BT; 3005′ LS dan 99020 BT’; 2040′

LS.

Itu merupakan gambaran umum dari Danau Toba sebelum kita melakukan interpretasi

terhadap wilayahnya. Tentu kita akan mendapatkan pengetahuan baru dari interpretasi ini

dengan kita memperhatikan setiap unsur dari citra.

Page 2: Citra Landsat Danau Toba

BAB II

INTERPRETASI DANAU TOBA

Pertama, kita akan membahas daerah Dolok Pardamean sampai daerah Muara. Pada

daerah ini kita dapat melihat bahwa wilayah di daerah ini didominasi oleh warna hijau. Hal

ini menunujukkan bahwa wilayah tersebut memiliki wilayah hutan yang cukup tinggi. Namun

tidak semua wilyah hutan memiliki kerapatan vegetasi yang sama. Kita dapat melihat ada

beberapa wilayah yang berwarna hijau tua dan ada juga yang berwarna hijau muda, bahkan

ada yang berwarna biru. Ini menggambarkan perbedaan kerapatan vegetasi malahan ada

wilayah yang tidak bervegetasi (gundul). Di beberapa wilayah juga kita melihat ada warna

Page 3: Citra Landsat Danau Toba

merah muda yang menggambarkan kepadatan pemukiman atau penduduk. Mengapa

kebanyakan kepadatan penduduk terkonsenterasi di pnggiran kaldera? Hal itu disebabkan

sebagian besar mata pencaharian penduduk di sana adalah nelayan dan penyedia jasa

pariwisata.

Pola aliran sungai didaerah ini kebanyakan didominasi oleh dendritik dan paralel. Kita

dapat melihat daerah ini dilalui oleh Sungai Asahan. Dari pola aliran sungai ini, kita dapat

melihat bahwa wilayah ini dikombinasi oleh wilayah yang cukup datar ( dendritik ) dan

wilayah yang memiliki ketinggian yang lumayan ( paralel ). Pola dendritik mengindikasikan

kehomogenan litologi batuan dan paralelel mengindikasikan kemungkinan patahan yang

melalui daerah tersebut.

Kedua, kita akan membahas daerah P. Samosir. P. Samosir ini membentuk seperti

antiklin, namun sebenarnya tidak. P. Samosir merupakan bagian G. Toba purba yang

tertinggal akibat erupsi yang dahsyat dan mengalami up-lifting. Di daerah ini, pemukiman

penduduk cukup banyak ( merah muda ). Hampir dari setengah wilyah P. Samosir telah

dijadikan pemukiman. Hal ini mungkin cukup bahaya karena berkurangnya wilyah hutan

yang seharusnya dijadikan alat untuk mencegah terjadinya longsor di daerah tersebut. Pola

aliran sungai di daerah ini didominasin oleh radial. Memang pada kenyataannya pola liran

radial ada di daerah antiklin sekalipun P. Samosir bukanlah lagi antiklin.

Ketiga, kita akan membahas deaerah dari G. Tanduk Benua sampai darah Parlilitan di

sebelah barat. Pada daerah wilayah hutan ( hijau ) cukup luas dengan kerapatan yang berbeda,

namun juga wilayah pemukiman (merah muda ) juga lebih luas dibandingkan dengan

Page 4: Citra Landsat Danau Toba

pemukiman di sebelah timur Danau Toba. Hampir seluruh wilayah di pinggiran kaldera

dijadikan pemukiman. Ini mungkin dikarenakan adanya G. Pusuk Bukit yang merupakan

gunungapi aktif sehingga di daerah sekitarnya masyarakat memanfaatkan mataair panas yang

ada di sana sebagai objek wisata. Kemudian kita dapat melihat di daerah sepanjang Harian ke

Sianjur Mula-mula terdapat garis lurus yang membentang. Itu merupakan Patahan Besar

Sumatera yang memanjang dari Lampung. Patahan inilah sebenarnya yang merupakan

pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia sehingga menyebakan serig terjadinya

gempa di pantai Barat Sumatera. Pembentukan Danau Toaba juga disebabkan oleh patahan

ini yang menyebablkan G. Toba purba meletus dahsyat. Namun kita melihat bahwa ada

pemukiman di daerah patahan itu. Itu tentu berbahaya karena apabila patahan itu bekerja,

pemukiman di sana akan rusak dan tidak menutup kemungkinan kematian bagi penduduknya.

Pola pengaliran didaerah itu didominasi oleh dendritik secara keseluruhan.

Page 5: Citra Landsat Danau Toba

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Danau Toba merupakan danau besar yang merupakan muara dari sungai yang

mengalir di sekitar daerah daerah tersebut. Di sekitarnya masih terdapat gunungapi aktif

yang kapan saja bisa meletus. Pola pengaliran masih didominasi pola pengaliran

dendritik. Dari hal itu juga kita dapat ambil kesimpulan bahwa adanya kehomogenan

batuan di hampir semua daerah. Erosi masih tidak berpengaruh karena batuan di sana

masih resisten terhadap erosi.

Danau Toba adalah danau yang kaya akan potensi, baik potensi ekonomi dan juga

lingkungan. Vegetasi masih banyak, namun ad beberapa wilayah yang mungkin

mengalami pengerusakan. Hal itu harus diperbaiki. Segala aspek alam yang ada di sana

sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai objek wisata.

B. Saran

1. Pemanfaatan danau jangan sampai merusak ekosistem danau itu sendiri.

2. Sebaiknya daerah patahan jangan dijadikan permukiman

3. Pemanfaatan sumber air panas ditingkatkan

4. Waspada terhadap letusan gunung di sekitar danau, conthnya G. Pusuk Bukit

Page 6: Citra Landsat Danau Toba

INTERPRETASI CITRA LANDSAT

DANAU TOBA

Oleh :

Samuel

270110090024

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN2010

Page 7: Citra Landsat Danau Toba

DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/47947495/Bab-4-Pola-Pengaliran

http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia

http://geologi.iagi.or.id/2010/04/19/keunikan-geofisik-kaldera-danau-toba-sebagai-potensi-

geowisata/

http://www.savelaketoba.org/highlights/pemanfaatan-kearifan-lokal-dalam-penanganan-

ekosistem-danau-toba/