tipologi bangunan pada kawasan simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · danau toba. menurut...

8
Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, H 071-078 https://doi.org/10.32315/ti.7.h071 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 071 Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4 Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci) N. Vinky Rahman 1 , Imam Faisal Pane 2 , Wahyu Abdillah 3 1,2,3 Laboratorium Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur/ Departemen Arsitektur/ Fakultas Teknik/ Universitas Sumatera Utara Korespondensi: [email protected] Abstrak Kabupaten Simalungun mempunyai pelabuhan penyeberangan ke Pulau Samosir dengan nama Pelabuhan Tigaras. Untuk mencapainya dari kota Medan dapat melalui jalan Simarjarunjung di pinggir Danau Toba dengan topografi berlereng curam. Sepanjang jalan Simarjarunjung berkembang secara sporadis bangunan masyarakat dengan berbagai fungsi yang dalam penilaian awal justru mengurangi kualitas lingkungan dan visual Danau Toba. Oleh karenanya, perkembangan itu sebaiknya direkam dan dilakukan penggolongan (kategorisasi) agar kedepannya dapat menjadi data dasar bagi penelitian-penelitian yang terkait dengan kawasan tersebut. Penelitian-penelitian yang terkait dengan kawasan itu sebaiknya segera dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk persentuhan budaya luar dengan penduduk lokal dengan latar belakang pariwisata. Namun penelitian-penelitian terkait kawasan itu tidak akan bisa dimulai jika basis data tipologi bangunan belum ada. Metode penelitian kualitatif-deskriptif dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pragmatic space dan cognitive space mengambil peran penting dalam menentukan perwajahan bangunan. Kata-kunci : arsitektur, simarjarunjung, tipologi Pendahuluan Danau Toba merupakan salah satu destinasi pariwisata Nasional yang memiliki suasana alam visual natural yang spektakuler. Pada tahun 2016 pemerintah melalui Menteri Pariwisata telah menetapkan 10 (sepuluh) kawasan destinasi pariwisata yang salah satunya adalah Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai aspek dan koordinasi yang sulit dengan 7 pemerintah kabupaten.Di samping itu, Badan Otoritas Danau Toba juga telah menetapkan target kedatangan wisatawan ke Danau Toba sebesar 1 (satu) juta wisatawan per tahun (3.000 wisatawan per bulan) di masa yang akan datang setelah infrastruktur dan fasilitas selesai dibangun. Menurut Kreag (2001), dengan semakin banyaknya wisatawan yang diprediksi akan berkunjung ke Danau Toba, maka diperkirakan akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat persentuhan antara sosial budaya yang berbeda (wisatawan) dengan penduduk lokal akan mempengaruhi ekspresi kreatif penduduk lokal sebagai bentuk peluang baruterutama pada kegiatan pelayanan dan perdagangan. Menurut Ugur (2003), seringkali tanda-tanda perubahan dan pertumbuhan yang mengarah ke negatif terlihat samar atau terlambat untuk dideteksi sehinggaakan menjadi masalah di masa yang akan datang terutama terhadap lingkungan. Arsitektur dalam hal itu haruslah dapat memprediksi apa akan muncul dari suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan secara masif serta bagaimana cara

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, H 071-078 https://doi.org/10.32315/ti.7.h071

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 071 Fakultas Arsitektur & Desain, Unika Soegijapranata, Semarang ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4

Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu-kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci)

N. Vinky Rahman1, Imam Faisal Pane2, Wahyu Abdillah3

1,2,3 Laboratorium Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur/ Departemen Arsitektur/ Fakultas Teknik/ Universitas Sumatera Utara Korespondensi: [email protected]

Abstrak Kabupaten Simalungun mempunyai pelabuhan penyeberangan ke Pulau Samosir dengan nama Pelabuhan Tigaras. Untuk mencapainya dari kota Medan dapat melalui jalan Simarjarunjung di pinggir Danau Toba dengan topografi berlereng curam. Sepanjang jalan Simarjarunjung berkembang secara sporadis bangunan masyarakat dengan berbagai fungsi yang dalam penilaian awal justru mengurangi kualitas lingkungan dan visual Danau Toba. Oleh karenanya, perkembangan itu sebaiknya direkam dan dilakukan penggolongan (kategorisasi) agar kedepannya dapat menjadi data dasar bagi penelitian-penelitian yang terkait dengan kawasan tersebut. Penelitian-penelitian yang terkait dengan kawasan itu sebaiknya segera dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk persentuhan budaya luar dengan penduduk lokal dengan latar belakang pariwisata. Namun penelitian-penelitian terkait kawasan itu tidak akan bisa dimulai jika basis data tipologi bangunan belum ada. Metode penelitian kualitatif-deskriptif dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pragmatic space dan cognitive space mengambil peran penting dalam menentukan perwajahan bangunan.

Kata-kunci : arsitektur, simarjarunjung, tipologi Pendahuluan

Danau Toba merupakan salah satu destinasi pariwisata Nasional yang memiliki suasana alam visual natural yang spektakuler. Pada tahun 2016 pemerintah melalui Menteri Pariwisata telah menetapkan 10 (sepuluh) kawasan destinasi pariwisata yang salah satunya adalah Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai aspek dan koordinasi yang sulit dengan 7 pemerintah kabupaten.Di samping itu, Badan Otoritas Danau Toba juga telah menetapkan target kedatangan wisatawan ke Danau Toba sebesar 1 (satu) juta wisatawan per tahun (3.000 wisatawan per bulan) di masa yang akan datang setelah infrastruktur dan fasilitas selesai dibangun.

Menurut Kreag (2001), dengan semakin banyaknya wisatawan yang diprediksi akan berkunjung ke Danau Toba, maka diperkirakan akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat persentuhan antara sosial budaya yang berbeda (wisatawan) dengan penduduk lokal akan mempengaruhi ekspresi kreatif penduduk lokal sebagai bentuk peluang baruterutama pada kegiatan pelayanan dan perdagangan. Menurut Ugur (2003), seringkali tanda-tanda perubahan dan pertumbuhan yang mengarah ke negatif terlihat samar atau terlambat untuk dideteksi sehinggaakan menjadi masalah di masa yang akan datang terutama terhadap lingkungan.

Arsitektur dalam hal itu haruslah dapat memprediksi apa akan muncul dari suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan secara masif serta bagaimana cara

Page 2: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu-kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci)

H 072 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

mengakomodir atau mengantisipasinya ke dalam suatu bentuk pemecahan Arsitektur.

Tanda-tanda pertumbuhan bangunan umum telah terlihat walaupun jalan Simarjarunjung sampai ke pelabuhan Tigaras bukan merupakan destinasi wisata asli Danau Toba melainkan hanya sebagai jalur akses (infrastruktur) ke Pulau Samosir melalui pelabuhan Tigaras dan juga berlanjut sampai ke Parapat. Sebenarnya dengan adanya potensi alam Danau Toba yang spektakuler, kawasan itu dapat dikembangkan lebih maksimal sesuai dengan rencana yang sedang disusun bersama Badan Otoritas Danau Toba.

Oleh karena itu, penelitian dan penyusunan tipologi bangunan pada jalan Simarjarunjung harus segera dilakukan agar penelitian-penelitian terkait dengan kawasan itu dapat dimulaidan hasilnya menjadi basis data dan masukan kepada instansi terkait, yaitu Badan Otoritas Danau Toba dan Pemda Kabupaten Simalungun.

Namun pertumbuhan bangunan yang berkembang secara sporadis memiliki potensial masalah-masalah yang serius, terutama terhadap Arsitektur dan lingkungan. Contohnya seperti yang telah diteliti oleh Renna (2014) mengenai dampak negatif perkembangan pariwisata terhadap lingkungan pesisir dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N2, Sekolah Arsitektur, Perencanaan Kebijakan ITB. Sementara itu untuk mengidentifikasi permasalahan dibutuhkan data yang akurat agar dapat ditentukan langkah antisipasinya berupa strategi perencanaan bangunan dan lingkungan. Oleh karena itu pendataan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan cara penyusunan tipologi hunian.

Tipologi berasal dari kata bahasa Inggris (type) yang bersumber dari bahasa Yunani (typos) yang bermakna gambaran, tampilan (impresi) bentuk atau karakter. Sementara “logy” adalah ilmu yang mempelajari tentang obyek. Jadi tipologi adalah ilmu yang mempelajari gambaran, tampilan, bentuk dan karakter dari suatu obyek.

Dalam sejarahnya, gagasan mengenai tipe bangunan muncul sebagai gagasan untuk mengkategorisasi sebagai pendahuluan bagi penemuan ilmiahdilakukan oleh J.N.L Durand dengan buku besar Parallele (1799). Setelah karya itu, Durand membuat buku untuk memanipulasi bentuk dan mengkonfigurasi ulang elemen-elemen arsitektur klasik untuk penggunaan dengan fungsi yang sama sekali baru (Sergio, 1990). Dapat disimpulkan, hasil pekerjaan kategorisasi yang dilakukan Durand dipakainya sendiri sebagai bahan untuk mendesain suatu bangunan dengan fungsi yang baru. Namun yang sering dipakai sepakai rujukan para peneliti adalah metoda tipologi yang telah dirumuskan oleh Aldo Rossi dengan bukunya “Architecture of the City (1982)” (Yasemin Đ, 2007).

Menurut Niebuhr (1835), Genius Loci pertama kali dipakai pada zaman Romawi Kuno (genii loci), yaitu roh pelindung suatu tempat (place). Pada agama Romawi Kuno roh ini digambarkan dengan dewa-dewa yang sedang memegang attribut seperti cornucopia (tanduk yang pangkalnya terdapat limpahan bahan makanan), patera (mangkuk pemujaan) atau ular sebagai simbol dari kelimpahan bahan makanan.

Dalam arsitektur kontemporer Barat, genius loci tidak lagi mengacu kepada roh penjaga tetapi mengacu kepada atmosfer suatu lokasi atau “spirit of place” yang masuk dalam ranah phenomenology (Edmund Husserl, 1901) yang kemudian dieksplorasi oleh Christian Norberg Schulz (1980) pada bukunya yang berjudul “Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture.”

Konsep Genius Loci dijelaskan oleh Norberg Schulz sebagai berikut: “Man dwells when he can orientate himself within and identify himself with an environment, or, when he experiences the environment as meaningful”. Pada kalimat ini dapat diartikan sebagai man-made place (man dwells) agar dapat menegaskan eksistensialnya (orientate& indentity) pada suatu lingkungan atau merasakan pengalaman (experience) yang bermakna (meaningfull) dari lingkungan.

Page 3: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Wahyu Abdillah

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 073

Manusia menciptakan “place” sebagai ekspresi murni dari keberadaannya agar berkedudukan dan bermakna. Kedudukan dan makna adalah refleksi dari pemahaman lingkungan natural dan situasi eksistensial. Dalam mentranslasi makna ketika menciptakan “place”, proses yang terkait adalah tampilan visual, unsur pelengkap dan simbolisasi makna.

Elemen pembentuk genius loci menurut Schulz adalah sebagai berikut:

1. Space yang terdiri dari eksistensial space dan architectural space atau ruang psikologis dan ruang terukur

2. Karakter, berupa material lokal, atmosfer lingkungan (kontekstual), unsur lansekap, struktur dan konstruksi (form) yang terbentuk dari kepercayaan dan sosial budaya setempat

3. Spirit (jiwa), merupakan kepercayaan atau dogma agama atau kekuatan alam yang termanifestasi pada ciptaan manusia salah satunya arsitektur dengan cara simbolisasi.

4. Meaning (makna), bagaimana suatu ciptaan manusia itu merupakan konkretisasi dari pengetahuan (space, karakter dan spirit) dalam arsitektur.

Sementara itu, menurutnya juga space juga terdiri dari beberapa kategori yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Space, Christan Norberg Schulz (1980)

Metode Penelitian

Metoda yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan observasi lapangan berupa pengambilan foto-foto bangunan, pembuatan layout denah eksisting dan kuesioner kepada penghuni. Foto-foto bangunan dan sketsa denah eksisting akan digunakan sebagai bahan penggolongan tipologi hunian.

Secara kualitatif deskriptif pendekatan dilakukan berdasarkan teori perkembangan dan dampak pariwisata yang disusun oleh Donald V.L. Macleod dalam bukunya “Tourism, Globalisation and Cultural Change”sebagai dasar pentingnya melakukan kategorisasi bangunan. Untuk kategorisasi sendiri, sebagai panduan akan digunakan teori tipologi yang telah disusun oleh Nikolaus Pevsner “A History of Building Types”(1976). Dan untuk analisis menemukan genius loci adalah menggunakan tipologi itu untuk mencari persamaan dan perbedaan serta menemukan alasan rasional kenapa bangunan itu berdiri.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dataterbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa kajian kepustakaan dan data dasar Kecamatan Dolok Pardamean, sementara data primer adalah berupa foto-foto dan video. Alat yang digunakan adalah kamera digital dengan kemampuanpengambilan gambar bergerak serta penanda GPS. Data primer yang lainnya adalah kuisioner untuk mendapatkan data dasar penghuni bangunan dan fungsi serta aktifitas

yang berlangsung dalam bangunan.

Sasaran Survey

Berdasarkan surey pengamatan lapangan, di sekitaran pelabuhan Tiga Ras sudah terkonsentrasi permukiman penduduk dibandingkan dengan kawasan-kawasan lainnya di sepanjang Jalan Dolok Pardamean. Terlebih lagi, tipologi geografi yang berlereng dan menghadap ke Danau Toba sudah terpenuhi pada target lokasi ini. Oleh karena itu berdasarkan diskusi dengan team peneliti dan

Page 4: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu-kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci)

H 074 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

untuk efisiensi waktu maka konsentrasi penelitian diarahkan ke sekitaran pelabuhan Tiga Ras, Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Gambar 1. Lokasi Survey (Sumber: google maps)

Metode Analisis Data

Hasil rekaman visual kemudian akan dianalisa dan dikelompokkan mengacu kepada teori tipologi bangunan yang digunakan didalam kajian ini.

Hasil dan Pembahasan

Tipologi Lahan Huniam

Konsentrasi permukiman (boundary merah) berada pada sebelum pelabuhan Tiga Ras jika pencapaian dari Medan (panah biru A, gambar 2.). Pada lokasi target penelitian terdapat 21 rumah yang umumnya terdiri dari rumah permanen (struktur beton bertulang dan dinding bata) dan tidak ada yang berstruktur baja, namun terdapat beberapa bangunan berstruktur kayu di beberapa tempat. Bangunan umumnya berlantai 2 (dua) jika dilihat dari jalan dan ada beberapa yang berlantai 1 dan 3. Namun jika dipantau dari danau, lantai bangunan bervariasi 3 s/d 5 lantai. Hal itu dikarenakan posisi bangunan berada pada lereng perbukitan dengan keterbatasan lahan horizontal. Berikut ini adalah gambar-gambar bangunan hasil survei:

Gambar 2. Bangunan permukiman penduduk di

Tiga Ras

Gambar 3. Foto udara drone, permukiman target

survey

Pada gambar 4.2., terlihat pada sisi kiri terdapat bangunan permanen satu lantai dengan ketinggian elevasi lantai dasar sekitar 1 s.d. 1,5 meter dari permukaan jalan, sementara pada gambar 3., bangunan berlantai 3 s.d. 5 lantai dan dibelakangnya (dipinggir danau Toba) terdapat berbagai aktifitas seperti tempat rekreasi dan tambak ikan darat serta ladangukuran kecildan sedang (400 m2 s/d 1500 m2) dengan jarak yang bervariasi 5 s/d 20 m dari pinggir air Danau Toba ke sisi belakang bangunan.Sementara bangunan itu sendiri memiliki panjang dari 15 s/d 30 m. Umumnya bangunan yang memiliki halaman belakang yang panjang dan luas dimanfaatkan sebagai ladang ukuran sedang dan tempat rekreasi.

Berdasarkan hasil survei dari banyak tempat dan bangunan di sekitaran pelabuhan Tiga Ras kemudian tim peneliti melakukan analisis dan

Lokasi Sasaran Survey

Pelabuhan Tiga Ras

B

A

Page 5: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Wahyu Abdillah

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 075

pengelompokan tipologi dengan karakter bangunan terhadap site dan kontur serta fungsi pemanfaatan lahannya. Selanjutnya dapat dibuat section mulai dari bukit pinggir jalan sampai ke pinggir danau Toba. Berikut ini adalah gambar ilustrasinya:

Gambar 4. Potongan Lereng Danau Toba. Pada kanan jalan hunian umumnya berlantai 2 dan terdapat

beberapa bangunan berlantai 1

Gambar 5. Potongan Lereng Danau Toba dengan bangunan bertipe tempat rekreasi di belakangnya

Hunian yang berfungsi sebagai tempat usaha dan sekaligus tempat rekreasi atau tambak ikan darat di halaman belakang, umumnya berjarak 20 s/d 30 m dari sisi belakang bangunan sampai ke pinggir danau Toba.

Jika pada gambar 4. yang halaman belakangnya terdapat ladang dan tambak maka lantai bawah yang levelnya sejajaran danau Toba difungsikan sebagai ruang tangga dan kandang ternak maka pada gambar 5., yang halaman belakangnya difungsikan sebagai tempat rekreasi dan ada juga tambak, maka terdapat WC Umum dan ruang tangga. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan ruang lahan, pemilik lahan dan bangunan memikirkan efisiensi lahannya mengingat karakter lahan permukiman pada tanah berlereng adalah keterbatasan lahan.

Tipologi Bangunan Hunian

Pada umumnya lantai bangunan dasar pada pinggir jalan sebelah danau dimanfaatkan sebagai tempat usaha dan di lereng bukit pinggir jalan umumnya sebagai rumah tinggal (Gambar 6.). Berikut ini adalah foto dalam bangunan yang dijadikan tempat usaha:

Gambar 6. Bangunan permukiman sebagai tempat

usaha

Karakteristik depan bangunan umumnya seperti karakteristik rumah toko (ruko) yang terdapat bukaan pintu selebar bangunan itu sendiri pada lantai dasar. Terdapat pula beberapa bangunan ruko yang difungsikan sebagai rumah tinggal yang ditandai dengan adanya pintu selebar ± 1m yang cukup hanya 1 orang untuk dilewati (Gambar 7.).

Gambar 7. Deret Ruko

Analisis Genius Loci

Dari tabel 1. dibentuk sebuah analisis dalam menilai tipologi bangunan sehingga akan di dapat rasional hubungannya terhadap site dan lingkungan. Untuk mendapatkan hubungan rasional itu maka diperlukan kuisioner yang berisikan pertanyaan tentang temuan awal yang dijumpai terutama pragmatic space. Umumnya

Page 6: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu-kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci)

H 076 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

masyarakat yang membangun tanpa rancangan arsitek atau pun di tempat-tempat terpencil seperti Tiga Ras Simarjarunjung tidak memakai jasa arsitek, sehingga di dalam menanggapi lingkungan dan tempat ia bermukim, lebih kepada pendekatan pragmatis daripada kognitif. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa cognitif space lebih dominan daripada pragmatic space ataupun ruang-ruang lainnya dalam konteks Genius Loci.

Rumah Tinggal-Toko

Seperti yang telah disusun dalam tipologi bangunan, pada sasaran lokasi survei di samking kiri dan kanan jalan terdapat bangunan masyarakat dengan komposisi rumah tinggal dan ruko. Secara tipikal rumah tinggal lebih mendominasi pada sisi jalan yang menghadap ke bukit daripada menghadap ke danau Toba, demikian juga sebaliknya (Gambar 8). Dari hasil wawancara dan kuesioner didapat alasan mengapa mereka mendirikan rumah tinggal di sisi bukit daripada ruko.

Alasan yang paling utama adalah keterbatasan lahan karena ruko lebih mengambil panjang bangunan daripada lebarnya. Selain itu, lahan pada sisi bukit lebih tinggi daripada elevasi jalan sehingga tidak cocok sebagai tempat usaha karena alasan pencapaian yang sulit bagi pengunjung.Dengan alasan ini akhirnya membentuk karakter: bukit – rumah – jalan –ruko – halaman belakang –danau Toba. Hal ini memperlihatkan karakter khusus pada daerah tersebut yang berkaitan dengan cognitif space atau pragmatic space dalam hubungannya struktur ruang yang dibuat oleh manusia berkaitan dengan kondisi alam sekitarnya. Dapat dibuktikan sebagai cognitif space karena pada beberapa titik namun bukan di dalam area sasaran survei ditemukan hal yang berbeda, yaitu di atas bukit terdapat tempat usaha (Gambar 9.) walau pun tidak ramai pengunjung daripada yang dipinggir jurang, sebagai entitas pragmatic space.

Gambar 8. Sebelah kanan: bukit – rumah tinggal –

jalan. Sebelah kiri: jalan – ruko – halaman belakang – danau Toba

Gambar 9. Tempat usaha di atas bukit

Bangunan Ibadah

Bangunan khusus yang diamati oleh tim peneliti adalah mesjid. Sebagaimana berdasarkan wawancara bahwa penduduk di sekitaran pelabuhan Tiga Ras lebih banyak yang beragama Islam, maka terdapat hanya satu mesjid yang cukup untuk melayani masyarakat sekitaran pelabuhan. Jika dilihat dari jalan maka akan terlihat elevasi lantai dasar mesjid lebih rendah dari jalan dan halaman belakang mesjid hanya bersisa 3 s.d. 4 meter dan langsung danau Toba (Gambar 10.).

Saat pembangunan, lahan hanya sedikit ditimbun pada bagian ruang sholat dan mihrab saja untuk menghemat biaya. Tidak ada akses ke belakang mihrab (pinggir danau) sehingga rumput tumbuh tinggi. Bangunan mesjid mundur dari pinggir jalan sekitar 4 s.d. 5 meter sehingga terdapat halaman depan yang lantainya dilapisi dengan kepingan batu alam.

Page 7: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Wahyu Abdillah

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | H 077

Sementara material lantai mesjid itu sendiri dari keramik.

Gambar 10. Mesjid Al-Hikmah, Tiga Ras

Halaman Belakang

Halaman belakang rumah tinggal yang menghadap ke bukit umumnya hampir tidak ada karena langsung menghadap lereng bukit oleh karena itu tidaklah perlu dilakukan pengamatan. Namun belakang bangunan yang menghadap ke danau Toba, pemilik melakukan pemanfaatan ruang dengan berbagai aktifitas antara lain: tambak ikan, cocok tanam, wisata. Jika mereka memiliki halaman yang cukup luas maka akan dimanfaatkan sebagai tempat wisata air danau Toba. Bahkan pada satu lokasi terdapat tempat wisata air bersebelahan dengan tambak ikan (Gambar 11.).

Setelah melakukan wawancara dengan pemilik wisata air dan pemilik tambak, dapat dipahami rasionalnya bahwa telah terjadi kesepakatan antara pemilik lahan. Intinya adalah jika tambak ikan di danau Toba tentu akan membuat kotor air dan akan mengganggu aktifitas wisata air di sebelahnya. Seperti diketahui bahwa makanan ikan tambak berupa pelet dan makanan sisa yang akan membuat keruh air danau walaupun dapat terurai dengan cepat (organik).

Gambar 11. Pemanfataan lahan pada pinggir danau

Toba di belakang bangunan / hunian

Tanggapan Terhadap Lingkungan Alam

Umumnya masyarakat pada daerah itu adalah bersuku Batak Toba dan mayoritas beragama Islam. Dalam masyarakat Batak Toba Tradisional, dahulu dipahami kosmologi yang tercermin pada rumah adatnya. Dimana terdapat suatu kepercayaan adanya alam neraka, alam manusia dan dewa tercermin pada bangunan rumah adat dengan adanya kolong sebagai neraka, ruang rumah sebagai alam manusia dan atap sebagai alam leluhur dan dewa. Di bawah rumah tradisional memang tidak dimanfaatkan sebagai kegiatan aktifitas manusia namun diperuntukkan sebagai kandang hewan terutama kerbau dan babi. Mereka membuang sisa-sisa makanan ke bawah agar di makan oleh sehingga cenderung kondisi bawah rumah dan sekitarnya kotor. Namun perlu diingat bahwa yang mereka buang ke bawah rumah adalah sisa-sisa makanan atau benda-benda organik yang walapun tidak dimakan oleh hewan maka akan membusuk dan menjadi tanah kembali.

Masa sekarang kepercayaan itu sudah luntur yang ditambah lagi dengan memeluk agama Islam. Namun dalam hal sampah non-organik, seperti plastik, penduduk benar-benar menyadari bahwa sampah itu tidak bisa di daur ulang sehingga umumnya penduduk tidak membuangnya sembarangan melainkan mengumpulkan pada suatu tempat untuk di bakar (Gambar 12). Selain itu, kondisi pantai dan danau Toba pada lokasi sasaran survei tidak terlihat sampah plastik sama sekali.

Gambar 12. Lingkungan bersih dari sampah non-

organik. Panah biru, dikumpul pada satu tempat untuk dibakar

Tempat Rekreasi

Tambak Ikan

Page 8: Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu- … · 2019. 4. 22. · Danau Toba. Menurut informasi, masterplan Danau Toba belum selesai sampai sekarang oleh sebab berbagai

Tipologi Bangunan Pada Kawasan Simarjarunjung (menemu-kenali perwajahan bangunan dengan analisis genius loci)

H 078 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

Kesimpulan

Dari analisa genius loci yang telah dilakukan maka pragmatic space dan cognitive space mengambil peran penting dalam perwajahan bangunan disepanjang Jalan Simarjarunjung ke arah Tiga Ras. Tipologi wajah bangunan yang khas menjadikannya potensi kearifan lokal yang dapat diangkat menjadi sesuatu yang universal.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Universitas Sumatera Utara yang telah mendanai program penelitian TALENTA 2018 No: 2590/UN5.1.R/PPM/2017 tanggal 16 Maret 2018 dan terima kasih juga kepada mahasiswa yang telah membantu dalam mencari data penelitian.

Daftar Pustaka

Blagojević, Mirjana R. (1998). Basic Typology of the Public Buildings Presented on the Examples Built in Belgrade in Period Between 1830 -1900. University of Niš. The Scientific Journal Facta Universitatis Series: Architecture and Civil Engineering Vol.1, No 4, 1997 pp. 509 – 524.

Ching. DK (2007). Architecture-Form, Space, and Order, John Willey & Sons, Inc. New Jersey.

Dolok Pardamean Dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun, Koordinator Statistik Kecamatan Dolok Pardamean.

Glenn, Kreag (2001). The Impact of Tourism. Minnesota Sea Grant. University of Minnesota. Publication Number: T13..

Gunn, A. Clare (1988). Tourism Planning Prancis : Taylor.

Güney, Yasemin Đ. (2007). Doctoral Studies: Type and Typology in Architectural Discourse. Balıkesir University Faculty of Architecture and Engineering. University of Michigan, Ann Arbor MI, USA.

Kenneth Frampton, "Towards a Critical Regionalism: Six points for an architecture of resistance", in "Anti-Aesthetic. Essays on Postmodern Culture." Seattle: Bay Press, 1983. ISBN: 0-941920-01-1.

Klam, Amine (1980). Space and Material: Towards an Architectural Typology. Massachusetts Institute of Technology.

Lestyono, Renna (). Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik Pesisir. Studi Kasus: Pantai Pangandaran. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N2, p291-299.

Madanipour, Ali (2003). Public and Private Spaces of the City. Routledge, London and New York. ISBN: 0-203-40937-X.

Nix, T. (1958). Stedebouw in Indonesie en de Stedebouwkundige Vormgeving, Nix, Bandung.

Pamungkas, et.all. (2002). Tipologi-tipologi-Morfologi Arsitektur Kolonial Belanda di Kompleks PG. Kebon Agung Malang. Malang: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba

Pevsner, Nikolaus (1976). A History of Building Types. Thames and Hudson.

Simalungun Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun.

Sulistijowati. 1991. Tipologi Arsitektur Pada Rumah Kolonial Surabaya (Studi Kasus: Perumahan Plampitan dan sekitarnya). Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan.

Sunlu, Ugur (2003). Environmental Impacts of Tourism. Options Méditerranéennes: Série A. Séminaires Méditerranéens.

Villari, Sergio (1990). J.N.L. Durand (1760-1834): Art and Science of Architecture. New York: Rizzoli Internasional.