kondisi aktual danau toba: pemantauan real...
TRANSCRIPT
*Badan Informasi Geospasial (BIG), Jl Raya Jakarta Bogor Km 46, Cibinong. ** Institut Pertanian Bogor (IPB), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Bogor *** PT LUWES INOVASI MANDIRI, Depok Jawa Barat.
DOKUMEN YAYASAN PENCINTA DANAU TOBA
ACARA Seminar dan Pameran “Save Lake Toba”
TEMPAT Gedung Aula Fakultas Kedokteran UKI
WAKTU 17 Maret 2015
KONDISI AKTUAL DANAU TOBA: PEMANTAUAN REAL
TIME TINGGI PERMUKAAN AIR DAN KAJIAN
SUSTAINABILITI DANAU TOBA
Parluhutan Manurung*, Jonson Lumban Gaol**, Farida Katarina*** dan David Ketaren***
email: [email protected]
ABSTRAK
Pemantauan variasi tinggi permukaan air Danau Toba merupakan data penting untuk kajian berbagai
faktor terkait kualitas lingkungan kawasan danau dan pengelolaan berkelanjutan inflow dan outflow
air Danau Toba ini. Sebagai bentuk formasi geologi kaldera, sumber air Danau Toba berasal dari
sekitar 123 sungai relatif kecil dan pendek yang mengalir dari sumber air di sekitar perbukitan yang
kelerengannya menghadap ke arah danau. Satu-satunya outflow dari danau kaldera ini adalah Sungai
Asahan yang bermuara di Porsea dan menjadi sumber Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA)
Asahan. Pemantauan tinggi permukaan Danau Toba selama ini dilakukan oleh PLTA Asahan masih
bersifat manual di satu lokasi yaitu Janji Matogu Porsea. Tentu pemantauan real time menjadi
penting untuk kajian fluktuasi dari tinggi permukaan ini dari waktu ke waktu pada periode panjang.
Stasiun Balige yang beroperasi sejak September 2014 merupakan sistem pemantauan tinggi air
pertama di Danau Toba yang dapat diakses oleh publik dengan menggunakan perangkat komputer
maupun telepon genggam asalkan terhubung dengan internet. Stasiun pemantauan diperlengkapi
dengan sistem sensor dari hasil inovasi teknologi kemandirian bangsa. Keberadaan informasi tinggi
permukaan air ini diharapkan merupakan satu langkah penting untuk upaya pelestarian Danau Toba
sebagai bagian dari jaringan geopark dunia dan salah satu tujuan wisata air tawar yang utama di
Indonesia.
Kata kunci: Danau Toba, geopark, GPRS, pemantauan, real time, terpadu, tinggi permukaan air, web
1. GEOPARK DAN PERAIRAN DANAU TOBA
Danau Toba sebagai salah satu geopark dunia adalah bukan hanya sebagai kawasan rekreasi air yang
menarik dan penuh dengan pemandangan indah dari penorama disekitarnya tetapi juga kandungan air
yang ada di dalamnya mengandung bio-diversity, sumber air bagi kehidupan disekitarnya dan sumber
energi pembangkit listrik di kawasan ini. Danau Toba perlu dilestarikan volume airnya dan terutama
menghindari fluktuasi tinggi permukaan danau dari perubahan ekstrim sebab fluktuasi ekstrim seperti
banjir dan kekeringan akan mengancam kehidupan biota didalamnya dan mengganggu kehidupan
aktivitas sosial dan ekonomi penduduk dan industri di sekitarnya. Variasi tinggi permukaan air
Danau Toba ini terkait dengan akumulasi berbagai faktor seperti pengaruh kualitas lingkungan
disekitarnya, perubahan cuaca, dan aktivitas antropogenik penduduk dan industri.
Tinggi permukan air Danau Toba sangat sensitif terhadap cuaca meso-scale yang menjadi sumber air
hujan dan kondisi hutan di sekitar punggungan perbukitan dan pegunungan yang menjadi catchment
area dan regulator aliran air ke Danau Toba. Sebagai kaldera dari letusan Gunung Api Toba secara
morfologi memang tidak terdapat pembentukan sungai besar sebagai sumber inflow ke Danau Toba
2 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
ini, kecuali pengalihan sebagian debit Sungai Renun ke Danau untuk PLTA Lae Renun di Paropo
Silalahi.
Tinggi permukaan air Danau Toba yang terjaga pada level yang pas supaya tidak meluap membanjiri
lingkungan pemukiman dan pertanian di sekeliling tepian danau tersebut dan sebaliknya tinggi
permukaan danau ini perlu juga terjaga jangan sampai mengalami surut kekeringan. PLTA Asahan
mendapat izin operasional batas level Danau Toba harus terjaga pada level terendah 902,4 m sampai
tertinggi 905,5 m dari permukaan laut (dpl). Meskipun interval izin pemakaian ini hanya 3.1 m
namun disayangkan sistem pengukuran tinggi air yang ada di danau ini masih dilakukan secara
manual, data sampling masih terbatas harian dan tidak memungkinkan untuk diakses pengguna secara
online melalui internet seperti sistem digital.
Gambar 1: Interval tinggi permukaan air Danau Toba yang diijinkan untuk dikelola PLTA Asahan
Melihat perkembangan teknologi pemantauan saat ini sudah serba digital, teliti dan transmisi data
sudah online real time maka modernisasi sistem pemantauan air yang ada di Danau Toba beserta
sungai-sungai utamanya sudah memungkinkan dimulai. Harga sensor tinggi permukaan air saat ini
sudah semakin terjangkau dan biaya komunikasi data dengan menggunakan mobile phone umumnya
sudah cukup baik di kawasan ini maka inilah yang mendasari Yayasan Tano Uli Basa (YTUB)
bersama PT Luwes Inovasi Mandiri, bersepakat untuk memulai membangun satu stasiun pemantauan
tinggi permukaan air di kota Balige, Gambar 2. Sumber dana pembangunan ini sebagian
menggunakan dana hibah penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pemantauan operasional
dilakukan oleh dukungan PT Luwes sebagai pengembang teknologi sistem pemantauan air berbasis
digital dan online web ini.
Gambar 2: Peta lokasi dan stasiun Pemantaun Tinggi Real Time di Balige.
3 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Tulisan ini ditujukan berfokus pada kajian tentang pentingnya pemantauan real time di Kawasan
Danau Toba dari aspek: i) keberadaan Danau Toba pada zonasi patahan sesar sumatera yang mana
intensitas geodinamik ini mempengaruhi kondisi perairan danau, ii) kelengkapan perundangan yang
mendukung kebijakan, strategi dan program pelestarian lingkungan, iii) sistem pemantauan real time
yang sudah terbangun, iv) akses publik terhadap data pengamatan dan akhirnya diuraikan tentang v)
kajian tetang pelestarian air Danau Toba.
2. GEODINAMIKA SEKITAR PERAIRAN DANAU TOBA
Kawasan Danau Toba yang dikenal dalam istilah geologi sebagai Tumor Batak ditandai dengan
keberadaan 4 dari 19 segmen sesar geser aktif yang berada di Sumatera yaitu i) Sesar Barumun
dengan panjang 115 km, ii) Segmen Angkola yang menghasikan gempa besar berkekuatan Ms = 7.7
tahun 1892, iii) Segmen Toru yang terkenal dengan Gempa Pahae Ms = 6.4 pada tahun 1984, dan iv)
Segmen Renum adalah sesar terpanjang di Sumatera yang mana pada segmen ini telah terjadi gempa
3 kali yaitu 1916, 1921 dan 1936.
Gambar 3: Sejarah Letusan Toba oleh Chesner dan Rose (1991) masing-masing dari Tufa Toba
tertua (0.8 Ma), menengah (0.5 Ma) dan termuda (0.074 Ma).
Keunikan dari kaldera zaman kuarter Danau Toba ini terjadi diperkirakan melalui hasil dari 3 kali
proses letusan yaitu pada 1 juta tahun silam disingkat Ma, 0.8 juta tahun silam dan terbaru 0.074 juta
tahun silam seperti yang digambarkan oleh Chesner dan Rose (1991) pada Gambar 3. Selanjutnya
evolusi terjadinya Danau Toba digambarkan oleh Van Bemmelen yang diterbitkan pada tahun 1949,
seperti terlihat pada Gambar 4. Gunung api berusia muda seperti Gunung Pusuk Buhit dengan
ketinggian 1981 m dan Sipiso-piso dengan ketinggian 1947 m adalah kelanjutan dari aktivitas Toba
pasca ledakan 0.074 juta tahun silam atau 74,000 tahun silam.
Geodinamika tektonik Kawasan Danau Toba, baik dari aktivitas seismik dan deformasi kerak bumi
(crustal deformation) masih tetap berlangsung hingga sekarang. Seperti yang terlihat dari aktivitas
seismik yang ditunjukkan oleh Gambar 5 adalah kartun tektonik Danau Toba dari rekaman data
historis seismik. Demikian juga dari hasil pengukuran GPS/GNSS teliti oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG) di sekitar kawasan itu menunjukkan adanya kelangsungan pergeseran kerak bumi.
4 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Gambar 4: Evolusi Danau Toba menurut Van Bemmelen (1949)
Deformasi kerak bumi di sekitar Kawasan Danau Toba cukup signifikan rata-rata 7 mm/tahun.
Gambar 6 menunjukkan lokasi titik-titik GPS teliti yang diukur sebagian secara periodik tahunan dan
sebagian lagi dengan pemantauan permanen mulai tahun 1989 sampai dengan sekarang. Hasil
analisis koordinatnya menunjukkan adanya perubahan kordinat dari waktu ke waktu yang
menandakan adanya pergeseran kerak bumi di kawasan itu dengan kecepatan bervariasi dari sekitar 3
sampai 15 mm/tahun. Besaran ini tampak secara visual cukup kecil di lapangan namun besaran
pergeseran ini merupakan indikasi yang signifikan bahwa sedang terjadi akumulasi stress pada
segmen sesar yang berpotensi sewaktu-waktu menimbulkan gempa bumi di sekitar perairan ini.
Tentu kajian kegempaan di Kawasan Danau Toba penting untuk melihat adaptasi dan mitigasi
terhadap bencana dan termasuk pelestarian air Danau Toba.
Gambar 5: Kartun tektonik sekitar Danau Toba berdasarkan data seismik, Wandono (2007)
5 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Gambar 6: Pengukuran GPS di sekitar Kawasan Danau Toba untuk mengukur gerakan sesar
tektonik. Panah menunjukkan kecepatan pegeseran kerak bumi per tahun dan arah
pergeseran. Sumber: BIG dan Susilo (2015), personal communication.
Analisi penurunan tinggi permukaan air akibat terjadi kebocoran di sekitar segmen Danau Toba dapat
dikatakan sangat spekulatif dan kurang berdasar. Spekulasi ini terkait dengan adanya penurunan
tinggi permukaan air yang signifikan pada tahun 1984, 1987, 1994 dan 1997. Dugaan ini dikaitkan
dengan keberadaan sesar aktif Sumatra yang memanjang dekat dengan tepian Barat Danau Toba
menjadi lokasi kebocoran. Namun dugaan ini dasarnya kurang kuat karena bila terjadi kebocoran
maka aliran air tidak akan pernah berhenti, seharusnya alirannya akan membesar menuju kelerengan
sesar tersebut. Terbukti tinggi permukaan Danau Toba masih tetap dapat dipertahankan dalam range
yang disepakati terjaga. Pemetaan sporadis kedalaman Danau Toba pada segmen yang dicurigai
bocor, meskipun belum secara keseluruhan dipetakan, menunjukkan belum ada terjadi retakan di
dasar danau yang dapat diduga sebagai lokasi titik kebocoran.
3. DINAMIKA TINGGI PERMUKAAN DANAU TOBA
Air Danau Toba bersumber dari aliran 123 sungai yang berasal dari kawasan sekeliling danau yang
bertopografi tebing dan perbukitan dan Pulau Samosir di tengahnya. Fluktuasi ekstrim permukaan
Danau Toba dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi bagi penduduk sekitar danau seperti
banjir dan kekeringan termasuk habitat yang ada di dalam danau. Untuk itu perlu menyediakan data
tinggi teliti Danau Toba dari waktu ke waktu untuk periode panjang secara online. Faktor utama
yang mempengaruhi dinamika tinggi permukaan Danau Toba yang perlu diukur secara periodik atau
real time adalah sebagai berikut:
6 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Kondisi meteorologi adalah faktor yang mempengaruhi debit run off sungai-sungai yang masuk
ke danau temasuk kondisi penguapan permukaan air danau terutama pada musim kering dan
musim hujan. Bila danau sangat sensitif terhadap perubahan cuaca maka ini menjadi suatu
indikasi penting bahwa kualitas lingkungan disekitar danau seperti hutan sudah tidak memadai
lagi untuk menyimpan laju run off.
Kondisi substrat geologi dan tanah di sekitar cekungan danau toba mempengaruhi potensi runoff
dan erosi. Karakteristik fisik dari substrat geologi mempengaruhi masuk dan keluarnya aliran air
bawah tanah sebagai faktor utama mempengaruhi kimia air danau krena kombinasi sifat kimiawi
air bawah tanah dan sedimentasi tanah dan nutrieent yang mengalir bersama runoff yang
mengalir ke danau.
Fisiografi berupa luasan dan permukaan topografi, keberadaan sungai, wetland, ketinggian, land
slop dari daerah aliran sungai (DAS) sangat berpengaruh pada sifat kimiawi dan sediment yang
mengaliri danau. Interaksi tata guna tanah dengan penduduk akan sangat mempengaruhi run off,
pemasukan nutrien dan sedimentasi danau.
Tata Guna Tanah, kondisi tutupan lahan dan rencana tata ruang wilayah juga merupakan faktor
berpengaruh pada tinggi permukaan danau. Penggunaan tanah yang tak terkendali dari
penebangan hutan, pertanian penduduk dan perkembangan pemukiman akan seluruhnya sangat
mempengaruhi jumlah aliran air permukaan dan aliran ground water serta kualitas airnya.
Tambak terapung yang berkembang pesat di Danau Toba merupakan sumber nutrien yang cukup
signifikan masuk ke dalam danau dan membahayakan keberlangsungan habitat danau bila
mengandung unsur kimia beracun.
4. PERUNDANGAN PENGELOLAAN AIR DANAU TOBA
Pentingnya pelestarian kawasan danau termasuk pengendalian variasi tinggi permukaan air danau
dapat dikatakan sudah cukup komprehensif diatur dalam berbagai perundangan yang terkait sebagai
berikut:
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang baru-baru ini dibatalkan
oleh Mahkamah Konstitusi dengan membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
sebagai pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 1974
PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang sungai
PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Permen Perhubungan RI Nomor 52 Tahun 2012 tentang alur pelayaran sungai dan danau.
UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 Ayat 1 yaitu perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
terkait di bidang sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Undang-undang inilah yang mendasari PT INALUM memberikan pajak lingkungan yang cukup
besar jumlahnya untuk pelestarian Danau Toba sebagai sumber energinya.
Peraturan Presiden RI No 81 Tahun 2014 tentang tata ruang Danau Toba termasuk secara khusus
mengatur pengelolaan air seperti tertuang pada kebijakan dan strategi penataan ruang Kawasan
Danau Toba. Pasal 7 secara jelas menggariskan tentang kebijakan Penataan Ruang Kawasan Danau
Toba meliputi pemertahanan kestabilan kuantitas, pengendalian kualitas air Danau Toba dan.
pelestarian ekosistem penting perairan danau dan sekitarnya. Khusus terkait dengan pemantauan
tinggi air Danau Toba sangat jelas tertulis pada strategi penataan ruang Kawasan Danau Toba Pasal 8
ayat 1e yaitu membangun prasarana pengendalian kestabilan ketinggian muka air di sekitar pintu
keluar air danau; dan 1f. membangun prasarana pemantauan kualitas air berkala yang tersebar di
perairan danau. Pasal 62 tentang arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air.
Selanjutnya secara khusus Pasal 68 ayat 2d menekankan perlunya membangun pos pemantau
ketinggian permukaan air.
Meskipun telah ada kelengkapan peraturan yang mendukung tata kelola danau dan sungai, namun
sayangnya hingga saat ini masih belum ada pemantauan tinggi air Danau Toba yang dilakukan secara
7 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
terus menerus dan real time, apalagi dapat diakses oleh masyarakat danau sekitar itu. Tidak adanya
rekaman data permukaan danau ini tentu akan menyulitkan dalam studi analisa kondisi dan tata
pengelolaan perairan danau ini di masa lalu, masa kini serta untuk keperluan proyeksi dan
perencanaan masa depan dalam pengelolaan danau ini.
5. KONDISI AKTUAL TINGGI AIR DANAU TOBA
Pemantauan tinggi permukaan Danau Toba selama ini dilakukan oleh PLTA Asahan masih bersifat
manual di Janji Matogu Porsea. Tentu sesuai dengan perkembangan teknolog sensor dan komunikasi
digital online maka kondisi aktual dari waktu ke waktu pemantauan real time menjadi penting untuk
melihat fluktuasi dari tinggi permukaan ini dari waktu ke waktu pada periode panjang untuk
memungkinkan melihat variasi harian, tahunan, dan dekadal serta dapat memprediksi secara akurat ke
depan.
Pemantauan real time yang pertama di Danau Toba dibangun di Balige resmi beroperasi pada
September 2014, Gambar 7. Pemantauan tinggi permukaan air Danau Toba pada Stasiun Balige ini
dilengkapi dengan sensor water level tipe ultra sonik, yaitu sensor yang mengukur tinggi permukaan
air tanpa kontak langsung dengan air dengan ketelitian milimeter. Pemantauan dengan sistem radar
(radar gauge) ini menunjukkan keunggulan komparatif terhadap peralatan ukur kontak langsung
dengan air seperti tipe pelampung dan pressure.
Metoda pengamatan bersifat permanen dan kontinu sehingga dapat menghasilkan data time series
periode panjang dengan kualitas pengamatan homogen. Komunikasi data dengan menggunakan
GPRS sehingga data dapat ditransmisikan dari menit ke menit tanpa henti dari remote site ke server.
Sistem pemantauannya dibuat real time berbasis web yang dapat dipantau baik melalui komputer
maupun dengan telepon genggam sehingga permukaan Danau Toba ini dapat terpantau baik dimana
saja dan kapan saja oleh pengguna sepanjang ada koneksi internet.
Gambar 7: Stasiun Balige resmi beroperasi sejak 1 September 2014, dengan tampilan utuh Sensor
Water Level beserta tiang, box dan solar cell (kiri) dan kalibrasi dan sinkronisasi bacaan
water level dengan palem (peiscal) di lapangan
Peralatan ini dirancang dan dipabrikasi di Indonesia dengan kandungan lokal sekitar 80%. Pabrikasi
printed circuit board (PCB) dilakukan dengan menggunakan teknologi Korea. Spesifikasi teknis
peralatan terdiri atas kesatuan utuh plug and play dan transmisi data real time dari sensor di lapangan
ke server cloud yang terdiri atas komponen i) sensor water level berbasis ultasonic, ii) data logger, iii)
power supply, iv) dudukan instalasi peralatan dan box panel, dan v) web display dan data base.
Sensor adalah jenis ultra sonic yang mampu mengukur tinggi permukaan air dengan resolusi
millimeter dan sampling data 10 Hz. Data logger dilengkapi dengan GPRS/GSM internal untuk
8 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
komunikasi data dan minimal 4 GB memori card dan GPS timing untuk penetapan waktu presisi dan
meminimalkan drift waktu. Bila di lokasi pengamatan tidak ada sinyal GPRS/GSM maka
pengamatan dapat dilakukan offline dengan data direkam pada memori-card. Power supply
diperlengkapi dengan solar panel 18 Watt Peak dan controller automatic reset serta baterai
maintenance free 12V 18AH yang tahan untuk 1 bulan mengoperasikan alat tanpa tambahan energi
dari solar cell. Dudukan instalasi peralatan terbuat dari pipa 3 meter dengan sistem knock down
untuk memudahkan mobilisasi peralatan. Web displau berbasis cloud computing graphical display
dan data base dengan data yang dapat didownload multi time interval (6 jam, 12 jam, satu hari, satu
minggu, satu bulan, range) dalam format txt atau spreadsheet.
Peralatan ini sudah teruji handal dan teliti, ketelitian milimeter dan bacaan dapat disinkronisasi
dengan bacaan palem ukur yang ada ditempat dengan menggunakan perintah remote melalui SMS
atau koneksi langsung di lapangan dengan laptop. Pemasangannya pun sangat praktis dan
keunggulan alat ini adalah dapat mengirim data real time via GPRS kepada web cloud server
sehingga user tidak perlu menyiapkan server atau komputer khusus untuk display dan penyimpanan
data.
6. AKSES TERHADAP DATA OBSERVASI AIR DANAU TOBA
Perkembangan teknologi komunikasi telah memungkinkan perwujudan pengamatan fenomena alam
dengan sensor digital dikirim dengan komunikasi data wireless berbasis IP ke web server dan
ditampilkan pada web online seperti terlihat pada Gambar 8, yaitu grafik tinggi permukaan laut di
stasiun uji coba pengamatan yang dilakukan sejak September 2014 di Balige ini. Data stasiun
terpasang di Balige pada lokasi tersebut dapat diakses publik real time dan download pada link:
http://cge.kokizzu.com/station
Grafik data pengamatan menunjukkan bahwa rekaman data perbulan cukup terjaga baik rata-rata
99.5%, kecuali ada ganguan komunikasi data pada 16-22 September 2014 dan 11-15 Desember 2015
sedang alatnya tetap beroperasi. Data yang tertinggal pada periode komunikasi GPRS terputus ini
masih tersimpan pada memori card yang ada pada data logger sensor. Untuk saat ini sistem belum
dapat mengatasi transmisi data yang tertinggal saat komunikasi data dan untuk sementara data hanya
bisa didownload langsung di lapangan dengan menggunakan kabel data. Data akan ditambahkan pada
basis data setelah proses download di lapangan ini dilakukan Ini menujukan sensor menunjukkan
kinerja yang baik dan handal di lingkungan terbuka dan komunikasi data publik dengan
menggunakan sinyal GPRS sudah cukup handal
Tampilan web ini dirancang untuk dapat diakses oleh publik dengan berbagai platform apakah dari
komputer, laptop dan bahkan dari telepon genggam apakah itu berbasis android, blacberry atau
windows. Keunggulan dengan sistem pemantauan berbasis web-online ini adalah sebagai berikut: i)
operasionalisasi peralatan secara otomatis, ii) memungkinkan memantau performance dari sistem dari
waktu ke waktu dari mana saja secara mobile, iii) memudahkan dalam pengelolaan pemantauan untuk
melakukan trouble shooting dan interogasi peralatan secara remote bila terjadi kerusakan pada alat,
iv) otomasi basis data dan pengolahan data, dan v) mendukung integrasi sistem peringatan dini.
Manfaat monitoring variasi perubahan tinggi permukaan air Danau Toba tanpa henti dan permanen
secara real time menjadi sangat penting dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan terutama untuk
keperluan berikut:
Data penting untuk tata dan pengelolaan air Danau Toba oleh berbagai pihak yaitu pemerintah,
industri dan masyarakat. Adanya jaringan pemantauan tinggi permukaan air yang perlu
dilengkapi dengan penambahan sensor pemantau kualitas air minimal satu lokasi pada setiap
kecamatan yang berada di tepi danau seperti yang diamanatkan oleh PP 81/2014 merupakan
program yang strategis untuk meningkatkan kualitas daya dukung air Danau Toba, dan
pelaksanaan rencana tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang Kawasan Danau Toba
sebagai geopark dunia dan sebagai salah tujuan wisata utama di Indonesia.
Data penting untuk kajian kualitas lingkungan danau, mengetahui kondisi biota perairan danau
dan menunjang industri perikanan dan wisata di Danau Toba,
9 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Bahan kajian karakteristik permukaan danau dalam periode harian, musiman dan tahunan dan
terutama untuk mengetahui dampak global warming terhadap pelestarian lingkungan danau.
Gambar 8: Pantauan data tinggi permukaan air Danau Toba berbasis web online dari stasiun Balige.
Tinggi ini belum diacu dari permukaaan laut sehingga perlu pengikatan lebih lanjut titik
pengamatan ke Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang dibangun oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG)
7. KAJIAN SUSTAINABILITI AIR DANAU TOBA
Pemerintah telah lama mengatur batas tinggi permukaan Danau Toba yang diijinkan untuk
pemanfaatan outflow air danau ini untuk operasi PLTA Asahan adalah terendah 902.4 m hingga
tertinggi 905.5 m dpl. Permukaan air Danau Toba sebaiknya perlu diamati bukan saja oleh pihak PT
Inalum sebagai pengelola PLTA Asahan tetapi secara terbuka dan partisipatif oleh masyarakat dan
pemerintah agar kondisi real perairan Danau Toba tidak sampai berada di luar batas toleransi yang
ditetapkan.
Harapan untuk menaikkan kapasitas pembangkit listrik PLTA Asahan hingga 2,000 MW dapat
dikatakan sudah hampir tidak memungkinkan lagi dengan kondisi tinggi permukaan air yang ada
sekarang dimana kapasitas dukung Danau ini semakin menurun dengan pertumbuhan demografi,
perubahan tutupan lahan dan pengaruh global warming. Permukaan Danau Toba sejak tahun 1970
tidak pernah lagi mencapai diatas ketinggian 905.5 m dpl.
10 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
Kejadian esktrim penurunan permukaan air Danau Toba terjadi pada tahun 1984 dan 1987 sebesar 2.5
m dan 1996 dan 1997 sekitar 2.0 m sedang tinggi permukaan diatas 905.5 m hanya terjadi sebelum
tahun 1980, saat sebelum PLTA Asahan beroperasi, Gambar 9. Tanakamaru (2004) melakukan
simulasi berapa besar debit outflow yang ditarik oleh PLTA Asahan dari Danau Toba. Simulasi
dengan debit 100 m3/detik menunjukkan level danau ini tidak akan pernah mencapai batas 905.5 m
dan hanya mungkin bila debitnya 90 m3/detik. Data net-inflow berdasarkan data curah hujan
maximum 102 m3/detik hingga tahun 1973. Net-inflow ini utamanya bersumber dari curah hujan,
evapotranspirasi, run-off dan kondisi tutupan lahan. Kajian net-inflow dan outflow Danau Toba untuk
pembangunan PLTA Asahan ini diduga menggunakan data 1973, sebab sesudah tahun 1973 net-
inflow menurun menjadi 88 m3/detik.
Gambar 9: Rekaman tinggi permukaan air Danau Toba dan rata-rata kecepatan outflow ke Sungai
Asahan
Khusus menyangkut kontribusi penting PT Inalum dalam menjaga keseimbangan inflow dan outflow
air Danau Toba sebagai sumber energi murah dan terbarukan pembangkit listriknya, jaringan
pemantauan tinggi air ini bermanfaat bagi perusahaan pemerintah tersebut untuk pengelolaan air
Danau Toba yang lebih efisien dan presisi termasuk control system untuk menghindari banjir pada
musim hujan dan kekeringan pada kemarau. Manfaat sistem ini lebih lanjut untuk PT Inalum
diantaranya adalah sebagai berikut:
Data time series interval per menit tanpa henti selama periode ber tahun-tahun (minimal 5 tahun)
akan memberikan peluang bagi analis inflow dan hidrologi kawasan untuk mengetahui pengaruh
iklim dan cuaca (curah hujan, suhu, kelembaban), dampak kondisi lingkungan (deforestasi,
pengaruh reboisasi), dan pemanfaatan debit air oleh industri seperti PT Inalum, PDAM dan
masyarakat, dst.
Data time series tinggi permukaan air pada bendungan pengatur (Siruar) dan penadah (Tangga
dan Sigura-gura) dapat dikorelasikan dan dianalisis terhadap variasi tinggi permukaan air yang
diamati pada permukaan Danau Toba.
Korelasi tinggi air di bendungan pengatur dan tinggi permukaan air Danau Toba akan dapat
membantu analisis fungsi bendungan pengatur Siruar terhadap pengendalian tinggi permukaan
Danau Toba dari musim ke musim supaya tidak menimbulkan banjir pada musim hujan atau
terlalu kering pada musim kemarau.
Selain perairan danau, regulasi pengaturan debit Sungai Asahan sebagai outflow satu-satunya air
Danau Toba sepanjang daerah aliran sungai itu perlu diatur dengan sistem pemantauan yang
baik. Pengaturan debit sungai dari kecepatan aliran yang ekstrim deras ataupun kekeringan akan
11 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
mempengaruhi keselamatan penduduk sekitar sungai, erosi aliran air terhadap tebing sungai dan
biodiversity yang ada pada aliran sungai.
Sistem pemantauan terpadu Danau Toba perlu dibangun untuk pemantauan aktual kondisi lingkungan
dari waktu ke waktu apakah itu real time atau near real time melalui model komputer telah
dimungkinkan dengan kemajuan teknologi pemetaan, surveilance, jaringan sensor digital dan
komunikasi data real time. Sistem pemantauan terpadu Danau Toba yang berbasis digital real time
ini sudah mulai terjangkau dan perlu dibangun bertahap dan diwujudkan secara partisipatif oleh
pemerintah, dana CSR atau pajak lungkungan dari industri terkait Danau Toba dan masyarakat untuk
pengelolaan Geopark Danau Toba secara berkelanjutan. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
i) Pemetaan detail topografi sekitar Kawasan Danau Toba minimal skala 1:5,000 untuk membuat
GIS dan model 3D yang menjadi plaftorm untuk penambahan berbagai informasi tematik baik
alam seperti tema kondisi tutupan lahan, kehutanan, kelerengan, tata guna tanah, kondisi
meterologi, maupun tematik sosial, ekonomi dan kependudukan.
ii) Pemetaan detail dasar permukaan Danau Toba untuk dapat membuat GIS dan model 3D yang
penting untuk mengetahui kondisi geologi danau, pemodelan teliti volume air Danau Toba dan
memungkinkan pengukuran inflow dan outflow air Danau Toba secara teliti, dan penambahan
informasi tematik terkait pengelolaan air Danau Toba seperti lokasi jaring kerambah, kualitas
air, model tinggi permukaan air dan arus dst.
iii) Membangun jaringan sensor meteorologi, kualitas air, dan tinggi permukaan air dan pemantauan
perairan danau sebagaimana dimaksud Perpres 81/2014 pada ayat 8 dilakukan pada setiap
kecamatan yang berada di tepi pantai danau untuk kajian inflow dan outflow Danau Toba,
iv) Membangun surveilance sistem pemantauan kondisi lingkungan hutan dan aktivitas pertanian
dan perikanan di Danau Toba dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil tak berawak (drone
atau UAV) yang harganya sudah relatif terjangkau saat ini, dan mengkombinasikan pemantauan
terestrial ini dengan teknologi satelit citra dan satelit altimetri untuk memantau tinggi
permukaan danau, Manurung (2014).
v) Membangun Pusat Pemantauan Terpadu dan Pengendalian Lingkungan Geopark Danau Toba
yang memfasilitasi pengawasan bersama antar sektor pemerintah, industri dan partisipasi
masyarakat untuk mengawasi dan melestarikan lingkungan Danau Toba.
8. KESIMPULAN
Kondisi aktual dan real time tinggi permukaan air Danau Toba melalui Stasiun Pemantau
Permukaan Air Balige sejak dioperasikan mulai September 2014 telah dapat diakses kapan saja
dimana saja oleh publik melalui media komunikasi yang terhubung dengan internet. Akes publik
ini dapat merupakan contoh sukses inisiatif masyarakat dalam pemantauan partisipatif dan
berkelanjutan tinggi permukaan air Danau Toba.
Partisipasi publik untuk memantau kondisi lingkungan perlu dilanjutkan bersama stake holder
terkait dengan pengelolaan berkelanjutan Geopark Danau Toba untuk membangun adanya
Sistem Pemantauan Terpadu dan Pengendalian Lingkungan Danau Toba yang dapat diakses
bersama oleh stakeholder dan masyarakat. Sistem terpadu memerlukan adanya kelengkapan
utama berikut: i) peta digital topografi dan dasar permukaan danau dari kawasan Danau Toba, ii)
berbagai informasi tematik sumber daya alam, sosial dan ekonomi, iii) jaringan sensor real time
untuk memantau meterologi dan kualitas air danau, dan iv) kelengkapan pemantauan surveilance
dengan drone.
Sistem pemantauan terpadu ini memungkinkan pemantauan lingkungan yang lebih teliti dan
tanggap cepat dalam penanganan pelanggaran lingkungan yang terjadi, termasuk menunjang
program pembangunan Kawasan Danau Toba yang berkelanjutan.
12 | P a g e Seminar Nasional dan Pameran SAVE LAKE TOBA, Jakarta 17 Maret 2015
DAFTAR PUSTAKA
[1] Acreman M. C., Meigh J. R. and Sene K. J., "Modelling the decline in water level of Lake Toba,
Indonesia", Advances in Water Resource, Vol.16, (1993), pp 207-222
[2] Aizawa, Takao et al, (2008). Aplication of MEMS Accelerometer to Geophysics, Suncoh
Consultants Co. Ltd., Dept. of Civil and Earth Resource Engineering, Kyoto University, Japan
[3] Chesner, C.A., Rose, W.I., 1991. Stratigraphy of the Toba Tuffs and evolution of the Toba
Caldera Complex, Sumatra, Indonesia. Bulletin of Volcanology 53, 343e356.
[4] Chesner, C.A., The Toba Caldera Complex, Quaternary International (2011),
doi:10.1016/j.quaint.2011.09.025
[5] Manurung, P., et al (2014). Reconstrution of Sea Level Change in Southeast Asia Waters using
Combined Tide Gauge and Satellite Altimetry Data. APN Science Bulletin (4). Asia-Pacific
Network for Global Change Research. ISSN 2185-761X, pp 23-29
[6] MaxBotix® Inc. Patent 7,679,996, (2012). High Resolution, IP67 Weather Resistant, Ultra Sonic
Range, download tertanggal 25 Juli 2012 pada www.maxbotix.com
[7] Tanakamaru, H., et al (2004). Water Balance Analysisi and Water Level Simulation of Lake
Toba, Indonesia, http://rwes.dpri.kyoto-u.ac.jp/~tanaka/APHW/APHW2004/proceedings/OHS/56-OHS-
A606/56-OHS-A606.pdf akses Maret 2015
[8] Van Bemmelen, R. W. (1949): General Geology of Indonesia and adjacent archipelagoes, dalam
The Geology of Indonesia Vol 1A, Martinus Nijhoff, The Haque, 659-707
[9] Wandono (2007). Studi Tomografi Seismik Non-Linier Lokal Untuk Kompleks Kaldera Toba
dan Sekitarnya, Desertasi ITB, Bandung.