pengembangan agroindustri nata de coco berkelanjutan

11
Makalah Agroindustri Pengembangan Agroindustri Nata De CoCo Berkelanjutan Disusun oleh : 1. Pujo 2. Mala Wijayanti 3. Mutya Pramuditawati 4. Mey Wulandari 5. Maranatha Fectauli TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Upload: denmaskoko-heru

Post on 14-Oct-2015

149 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

na tat de coco

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    Makalah Agroindustri

    Pengembangan Agroindustri Nata De CoCo Berkelanjutan

    Disusun oleh :

    1. Pujo2. Mala Wijayanti3. Mutya Pramuditawati4. Mey Wulandari5. Maranatha Fectauli

    TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2012

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    Daftar Isi

    Judul

    Daftar Isi .

    Bab I Pendahuluan

    1.2 Latar Belakang

    1.2 Rumusan Masalah ..

    1.3 Tujuan .

    Bab II Isi ..

    2.1 Pengantar Produksi .

    2.2 Kendala dalam Pengembangan Agroindustri Nata de coco

    2.3 Cara Pelestarian Bahan Baku Produksi Nata de Coco ...

    2.4 Cara Produksi Nata de Coco

    2.5 Dampak Produksi Nata de Coco Terhadap Lingkungan .

    Bab III Penutup

    3.1 Kesimpulan .

    3.2 Saran

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangDalam perkembangannya, pembuatan nata de coco, telah menyebar ke berbagai negara

    penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa

    dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum. Air kelapa merupakan limbah cair produksi

    kopra, minyak kelapa, dodol dan industri pangan lainnya yang menggunakan buah kelapa.

    Disamping itu nata de coco juga dapat dibuat dari pemanfaatan limbah air kelapa, ini sering

    dise but dengan istilah re-use , dan ramah lingkungan. Kandungan utama nata de coco adalah

    selulosa.Gula yang terdapat pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang - benang

    selulosa oleh Acetobacter xylinum, lama kelamaan akan terbentuk suatu masa yang kokohdan mencapai ketebalan beberapa sentimeter.

    Nata ternyata dapat pula dibuat dari berbagai cairan buah seperti tomat

    ( nata de tomato), nenas ( nata de pina), pepaya ( nata de papaya) dan buah-buah

    yang lain yang mempunyai kandu ngan gula yang cukup tinggi. Produk nata

    diperkirakan mempunyai prospek yang cerah dimasa yang akan datang,sebagai

    upaya pengembangan perlu dicari a lternatif bahan baku substrat nata ,salah satu

    alternatifnya cairan buah semu jambu mete / cashew nut. Nata de coco yang dihasilkan oleh

    spesies Acetobacter xylinum mempunyai beberapa keunggulan antara lain kemurnian struktur

    serat, kekuatan absorbsi air yang besar, pertambaha n berat yang cukup besar jika bentu

    keringnya direndam dalam air serta bersifat biodegradable . Pada pertumbuhannya

    Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tingkat keasaman

    medium (pH), oksigen, suhu fermentasi dan nutrisi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana produksi nata de coco? Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri nata de coco

    berkelanjutan?

    Bagaimana melestarikan bahan baku produksi nata de coco? Bagaimana dampak produksi nata de coco terhadap lingkungan? Bagaimana cara mengembangkan produk nata de coco menjadi produk agroindustri

    berkelanjutan?

    1.2Tujuan Untuk mengetahui cara produksi nata de coco

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri nata decoco berkelanjutan.

    Untuk mengetahui cara melestarikan bahan baku produksi nata de coco. Untuk mengetahui dampak produksi nata de coco terhadap lingkungan. Untuk mengetahui cara pengembangan produk nata de coco menjadi produk

    agroindustri berkelanjutan

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    BAB II

    ISI

    2.1 Pengantar Produksi

    Nata De Coco adalah dibuat dari limbah air kelapa yang bisa menjadi salah satu bentuk

    minuman segar yang menyerupai agar-agar atau jelly yang sudah dikenal lama di

    Indonesia.Walaupun aslinya bukan dari Indonesia. Tapi datangnya dari Negara Spanyol yang

    masuk ke Negara Filipina lalu masuk ke Indonesia. Kunci utama pembuatan Nata De Coco dan

    bentuk Nata yang lainnya adalah berkat adanya bakteri acetobacter xyli num. Rasa dan bentuk

    Nata De coco adalah sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia. Karena bentuk nata inilah yang

    pertama populer di Indonesia sebelum bentuk nata yang lain. Rasanya enak menyegarkan baik

    untuk dipakai dessert (pencuci mulut) sehabis makan, dijadikan hidangan cocktail maupun

    diminum langsung dari gelas kemasannya. Sebagian orang membuat nata de coco hanya berhenti

    pada nata lembaran mentah saja, Sehingga pemasarannya sangat tergantung pada para pengepul

    atau pada agen nata mentah saja. Jika pengepul ybs libur atau kelebihan pasokan, maka parapembuat nata mentah juga ikut libur menunggu pengepul ybs menerima pasokan lagi. Sangat tidak

    nyaman bekerja dibawah ketergantungan pihak lain.

    Untuk itu, sangat disarankan bagi para pembuat nata de coco yang sudah eksis lama atau

    yang akan memulai usaha nata de coco baru, sebaiknya tidak menjual berupa bahan mentah

    kepada pihak lain. Tetapi juallah berupa hasil produk yang sudah jadi. Karena nilai tambahnya

    berlipat-lipat. Jika memproduksi nata mentah dalam jumlah besar keuntungan yang didapat hanya

    sedikit. Karena nilai tambahnya dinikmati pihak lain. jika sudah bisa membuat nata de coco,

    lakukanlah dengan pengemasannya dan pemasarannya sendiri sehingga tidak bergantung dengan

    pihak lain dan untungnya bisa dinikmati sendiri. Nata yang terbuat dari air limbah fermentasi

    pembuatan tepung mocaf, namanya Nata De Mocaf. Nata yang terbuat dari air limbah pembuatan

    tahu, namanya Nata De Soya. Dan masih banyak lagi nata yang terbuat dari bahan organik

    lain.Nata De Coco atau nata yang lain, adalah salah satu bentuk asupan yang berserat tinggi dan

    menyehatkan bagi pencernaan. Terbukti beberapa Dokter menganjurkan kepada orang yang sudah

    berumur atau yang sedang bermasalah dengan BAB-nya, agar makan atau minum Nata De Coco

    secara rutin.

    Membuka usaha produksi Nata De Coco adalah pilihan yang masih sangat terbuka luas.

    Bahan bakunya melimpah ada dimana-mana dan sangat murah. Bahkan kalau mau mengambil

    sendiri dibeberapa pembuat kopra, pembuat jajanan yang banyak menggunakan kelapa, jasa

    pemarutan kelapa atau disemua pasar tradisional, bisa gratis. Karena limbah air kelapa inibiasanya dibuang begitu saja oleh para pedagang kelapa yang dapat mencemari lingkungan daerah

    setempat. Cara memproduksinya sangat mudah dan tidak memerlukan teknologi tinggi. Semua

    orang bisa membuatnya (kalau mengerti caranya). Juga sangat laku dipasaran dan tidak ada

    limbahnya. Karena limbahnya bisa diolah lagi menjadi produk turunan yang berguna bagi

    lingkungan dan bisa mendatangkan uang tambahan.

    Usaha nata de coco memang sangat mungkin manajemennya diserahkan kepada orang lain

    karena tidak sulit dan tidak menggunakan teknologi yang tinggi. Memulai usaha produksi Nata De

    Coco, tidak memerlukan modal besar dan lahan yang luas. Cukup dimulai dengan Industri

    rumahan, bekerja dirumah sendiri dengan tenaga 2 orang, sudah bisa memproduksi 20 karton box

    setiap minggu untuk memenuhi kebutuhan pasar daerah setempat. Kalau ingin membesarkannyaatau ingin menjadikannya sebuah pabrik Nata De Coco, tinggal menambah semangat kerja, modal

    usaha dan ekspansi pasar. Sekarang pabrik yang sudah memproduksi Nata De coco, adalah baru

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    para pemodal besar yang ada dikota besar. Sedangkan pengusaha didaerah-daerah belum banyak

    bahkan belum ada. Padahal kebutuhan Nata De Coco bila dibandingkan dengan jumlah penduduk

    Indonesia yang 230 juta dan terus berkembang, masih sangat kurang. Terutama didaerah luar

    pulau jawa yang banyak menghasilkan buah kelapa, sangat potensial sekali untuk memproduksi

    nata de coco walaupun diawali dari usaha rumahan.Didaerah-daerah diluar pulau Jawa, nyaris

    belum ada yang memikirkannya untuk memproduksi nata de coco sampai ke pengemasannya

    sendiri. Modal utama untuk mencapai sukses usaha nata de coco adalah semangat yang konsistendan tidak mudah menyerah dari dalam diri sendiri. Modal uang bisa didapat dari pinjaman. Modal

    ilmu ketrampilan bisa didapat dari mana saja atau dicari di internet. Tapi kalau modal semangat,

    tidak bisa didapat dari tempat lain, kecuali dari dalam diri sendiri.

    2.2 Cara pengembangan Agroindustri Nata decoco berkelanjutan :

    Aspek Produksi Potensi daerah sebagai penghasil bahan baku merupakan peluang, sehingga

    mendukung pengembangan usaha agroindustri nata de coco. Namun adanya ancaman berupa

    kenaikan harga bahan baku dan bahan penunjang menjadi kendala dalam memproduksikarena

    petani kelapa langsung menjual keperusahaan sehingga harga kelapa naik demikian juga kenaikan

    harga bahan penunjang dan kesulitan untuk mendapatkan kemasan sachet.Aspek Pengolahan Diversifikasi produk nata de coco dari segi rasa, yaitu rasa orange, rasa rose,

    rasa lechy sehingga mampu memenuhi permintaan pasar menjadi kekuatan dari usaha agroindustri

    nata de coco.Antisipasi yang diperlukan yaitu ketika terjadi perubahan permintaan konsumen, oleh

    sebab itu diperlukan kreativitas untuk memenuhi permintaan pasar. Kelemahannya adalah

    kapasitas produksi terbatas karena menggunakan teknologi sederhana dengan skala rumahtangga

    dan hanya mengandalkan modal dan tenaga kerja sendiri.

    Aspek Teknologi Penguasaan teknologi semi modern, terdiri dari peralatan listrik dan diesel,

    peralatan perebus, peralatan fermentasi, peralatan penampung bahan baku dan hasil, peralatan

    pengukur berat dan volume, dan peralatan press kemasan. Disamping itu, ada peralatan kebersihan

    merupakan modifikasi dari peralatan industri skala besar yang diadopsi sewaktu menjadi

    karyawan pada perusahaan pembuatan nata de coco di Padang Sumatera Barat dari PT. Bumi

    Sarimas Kelapa selama 3 tahun, yaitu pada tahun 2002-2005 merupakan kekuatan dari aspek

    teknologi. Disamping itu, yang masih menjadi kelemahannya adalah daya tahan produk rendah

    dibandingkan produk sejenis, karena konsumen yang menjadi sasaran adalah kelompok

    masyarakat golongan pendapatan menengah ke bawah sehingga untuk menurunkan harga jual,

    pilihan kemasan menjadi kendala dalam memperpanjang masa kadaluwarsa.

    Aspek Pemasaran

    Pada saat ini yang menjadi kekuatan bagi pengusaha agroindustri nata de coco adalah pengusaha

    Nata de Coco Salju merupakan produsen tunggal nata de coco di daerah, kemasan 82 yang

    berbentuk sachet merupakan ciri khas dalam strategi pemasaran produk. Selain itu, juga kemasan

    sachet lebih murah dibandingkan dengan kemasan gelas, sehingga dapat mengurangi biayaproduksi. Kelemahannya promosi dan distribusi, produk nata de coco relatif terbatas, meskipun

    jangkauan produk selain di Kabupaten Indragiri Hilir sudah mencapai Taluk Kuantan dan

    Pekanbaru, dengan target konsumen kelas menengah ke bawah terutama anak sekolah. Menurut

    Romdhon (2003) dalam pengembangan industri nata de coco di tingkat petani, di samping

    kelayakan finansial, hal yang perlu lebih dipertimbangkan adalah kepercayaan konsumen dan

    keterandalan jaringan pemasaran produk yang dihasilkan

    Aspek Kelembagaan Sampai saat ini kekuatannya adalah Perusahaan Nata de Coco Salju

    merupakan anggota organisasi Aspari yang berfungsi menjembatani pemerintah dan pengusaha

    dalam mengatasi masalah dan hambatan usaha termasuk permodalan dan akses pasar. Namun

    kelemahannya pengusaha kurang memanfaatkan lembaga yang ada di bidang permodalan seperti

    tawaran dari perbankan tidak digunakan untuk menambah modal usaha, karena memiliki prinsiptidak mau berhutang, sehingga kapasitas produksi tergantung modal yang dimiliki. Dukungan

    perbankan dalam permodalan merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha yang

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    sudah sering ditawarkan kepada pengusaha, serta perhatian pemerintah di bidang permodalan pada

    usaha kecil dan menengah melalui bantuan kredit bunga lunak menjadi peluang yang dapat

    dimanfaatkan.

    Prospek Pengembangan Sistem Agriindustri Di Indonesia :

    Dilihat dari berbagai aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakanpembangunan nasional, potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agroindustri, dan

    peta kompetisi dunia, Indonesia memiliki prospek untuk mengembangkan sistem agroindustri.

    Prospek ini secara aktual dan faktual ini didukung oleh hal-hal sebagai berikut:

    Pertama, pembangunan sistem agroindustri di Indonesia telah menjadi keputusan politik. Rakyat

    melalui MPR telah memberi arah pembangunan ekonomi sebagaimana dimuat dalam GBHN

    1999-2004 yang antara lain mengamanatkan pembangunan keunggulan komparatif Indonesia

    sebagai negara agraris dan maritim. Arahan GBHN tersebut tidak lain adalah pembangunan sistem

    agroindustri.

    Kedua, pembangunan sistem agroindustri juga searah dengan amanat konstitusi yakni No. 22tahun 1999, UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000 tentang pelaksanaan Otonomi Daaerah.

    Dari segi ekonomi, esensi Otonomi Daerah adalah mempercepat pembangunan ekonomi daerah

    dengan mendayagunakan sumberdaya yang tersedia di setiap daerah, yang tidak lain adalah

    sumberdaya di bidang agroindustri. Selain itu, pada saat ini hampir seluruh daerah struktur

    perekonomiannya (pembentukan PDRB, penyerapan tenagakerja, kesempatan berusaha, eskpor)

    sebagian besar (sekitar 80 persen) disumbang oleh agroindustri (agribinsis).

    Ketiga, Indonesia memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam agroindustri.

    Kita memiliki kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan perairan yang terbesar di

    dunia, lahan yang relatif luas dan subur. Dari kekayaan sumberdaya yang kita miliki hampir tak

    terbatas produk-produk agroindustri yang dapat dihasilkan dari bumi Indoensia. Selain itu,

    Indonesia saat ini memiliki sumberdaya manusia (SDM) agroindustri, modal sosial (kelembagaan

    petani, local wisdom, indegenous technologies) yang kuat dan infrastruktur agroindustri /

    agribisnis yang relatif lengkap untuk membangun sistem agroindustri / agribisnis.

    Keempat, pembangunan sistem agroindustri / agribisnis yang berbasis pada sumberdaya domestik

    (domestic resources based, high local content) tidak memerlukan impor dan pembiayaan eksternal

    (utang luar negeri) yang besar. Hal ini sesuai dengan tuntutan pembangunan ke depan yang

    menghendaki tidak lagi menambah utang luar negeri karena utang luar negeri Indonesia yang

    sudah terlalu besar.

    Kelima, dalam menghadapi persaingan ekonomi global, Indonesia tidak mungkin mampu

    bersaing pada produk-produk yang sudah dikuasai negara maju. Indonesia tidak mampu bersaing

    dalam industri otomotif, eletronika, dll dengan negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman

    atau Perancis. Karena itu, Indonesia harus memilih produk-produk yang memungkinkan Indonesia

    memiliki keunggulan bersaing di mana negara-negara maju kurang memiliki keunggulan pada

    produk-produk yang bersangkutan. Produk yang mungkin Indonesia memiliki keunggulan

    bersaing adalah produk-produk agribisnis, seperti barangbarang dari karet, produk turunan CPO

    (detergen, sabun, palmoil, dll). Biarlah Jepang menghasilkan mobil, tetapi Indonesia

    menghasilkan ban-nya, bahan bakar (palmoil diesel),palmoil-lubricant

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    2.3 Kendala dalam Pengembangan Agroindustri Nata de coco

    1. Kendala dalam bidang ekonomi:

    Biaya tambahan peralatan Besarnya modal/investasi dibanding kontrol pencemaran secara konvensional sekaligus

    penerapan produksi bersih.

    2. Kendala teknologi:

    Kurangnya penyebaran informasi tentang konsep produksi bersih. Penerapan sistem baru ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau

    malah menyebabkan gangguan.

    Tidak memungkinkan tambahan peralatan, terbatasnya ruang kerja atau produksi.3. Kendala Sumber Daya Manusia:

    Kurangnya dukungan dari pihak manajemen puncak

    Keengganan untuk berubah baik secara individu maupun oraganisasi Lemahnya komunikasi intern tentang proses produksi yang baik Pelaksanaan manajemen organisasi perusahaan yang kurang fleksibel Biokrasi yang sulit terutama dalam pengumpulan data primer Kurangnya dokumentasi dan penyebaran informasi

    Agroindustri di Indonesia mempunyai peluang dan kelebihan untuk dapat dikembangkan karena

    banyak hal. Bahan bakunya seperti ketela pohon, sagu, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman

    perkebunan, ikan laut dan hasil hutan mempunyai potensi berlimpah. Sebagian besar penduduk

    indonesia tergantung dari sektor pertanian. Kandungan bahan baku agroindustri yang berasal dari

    impor relatif rendah. Usaha agroindustri terutama sektor pertanian mempunyai keunggulankomparatif. Pada era perdagangan bebas, tidak ada lagi restriksi terutama restriksi non tarif

    sehingga pengembangan pasar ke luar negeri mempunyai peluang yang besar.

    Meskupin mempunyai peluang dan kelebihan yang tinggi agroindustri masih dihadapkan pada

    berbagai permasalahan baik permasalahan yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

    Permasalahan di dalam negeri antara lain :

    1. Kurang tersedianya bahan baku secara kontinyu2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan3. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri4. Kurangnya fasilitas permodalan5. Keterbatasan pasar6. Lemahnya infrastruktur7. Kurangnya penelitian dan pengembangan produk8. Lemahnya keterkaitan antara industri hulu dan industri hilir9. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing10.Lemahnya entrepreneurship

    Permasalahan yang berasal dari luar negeri merupakan dampak dari adanya perdagangan bebas.

    Pada era perdagangan bebas semua negara mempunyai peluang yang sama sehingga masing-

    masing negara akan bersaing memperebutkan pasar dunia. Tiap-tiap negara akan berusahameningkatkan kualitas dan efisiensi produknya agar mempunyai keunggulan komparatif dan

    kempetitif, sehingga hanya negara majulah yang akan memenangkan persaingan terswebut.

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    Negara-negara maju, dengan alasan melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen telah

    menetapkan standar mutu internasional seperti ISO 9000, ISO 14.000, HACCP (Haazard Analysis

    and Critical Control Point),Nutritional Labelling and Education Actdan HAM (Hak Azasi

    Manusia). Standar mutu internasional tersebut dirasakan oleh Negara-negara berkembang sebagai

    suatu hambatan non tarif.

    2.4 Cara Pelestarian Bahan Baku Produksi Nata de coco :Bahan baku nata de coco adalah kelapa.buah kelapa. Buah kelapa bukan buah musiman tetapi

    kuantitasnya berbeda-beda tiap panen,dan tiap kali panen buah kelapa belum tentu memiliki standart

    yang diharapkan pabrik. sedangkan perusahaan sendiri memiliki lahan agribisnis bahan baku kelapa

    namun kapasitas tersebut belum dapat mencukupi pasar sehingga perlu adanya penambahan areal tanam

    milik perusahaan sendiri agar hasil panen buahnya bisa melimpah dan memiliki standart

    pabrik.penambahan ini juga berdampak pada penambahan tenaga kerja yaitu petani kelapa sehingga

    perusahaan juga memilki tanggungan untuk memberikan gaji petani dan biaya perawatan agribisnis.

    2.5 Cara Produksi Nata de coco :

    Proses pembuatanNata De Cocodilakukan dengan melalui tahap-tahap proses sebagai berikut :

    a. Persiapan air kelapaAir kelapa yang akan digunakan untuk pembuatanNata De Cocoharus dibersihkan dari kotoran

    lain dengan cara disaring dengan menggunakan kain kasa.

    b. Persiapan media

    MediaNata De Cocodibuat dengan cara mencampurkan air kelapa yang sudah disaring lalu

    dipanaskan dalam dandang sampai mendidih, kemudian ditambahkan gula pasir, cuka, ZA dan

    kemudian diaduk sampai merata. Media ini kemudian disimpan dalam baki. Baki-baki ini ditutupi

    rapat dengan kertas koran supaya tidak dapat dimasuki serangga dari luar.

    c. Fermentasi (peragian)

    Selama fermentasi, tambahkan starter bakteriNatadan diaduk lagi sampai merata media dibiarkan

    pada rakrak yang datar dan tidak diganggu. Setelah dua hari, mulai terlihat ada lapisan tipis dipermukaan yang semakin lama semakin menebal. Hasilnya dapat dipanen setelah waktu peragian

    selama 6 hari.

    2.5 Dampak Produksi Nata de coco terhadap lingkungan

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Strategi pengembangan agroindustri nata de coco strategi produksi adalah meningkatkan

    kemampuan dalam perencanaan proses produksi, strategi teknologi adalah meningkatkan standar

    kualitas produk, strategi pengolahan adalah meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan

    permintaan konsumen, strategi kelembagaan adalah memanfaatkan kelembagaan yang ada seperti

    Asosiasi (Aspari) sehingga segala kendala yang menjadi hambatan dalam pengembangan usaha

    dapat diatasi seperti permodalan, pemasaran maupun promosi dan strategi pemasaran adalahmeningkatkan promosi melalui distribusi pemasaran yang lebih luas dan segmen pasar yang lebih

    beragam.

    3.2 Saran

    Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka disarankan :

    1) Perusahaan, agar terus menjalankan usahanya dengan cara mengefisiensikan biaya yang

    dikeluarkan untuk proses produksinya.

    2) Agar perusahaan dapat memperoleh penerimaan ataupun keuntungan lebih besar, maka

    perusahaan harus meningkatkan produksinya, supaya dapat menjadi perusahaan yang lebih besar

    lagi.

    3) Dengan meningkatnya produksi, diharapkan perusahaan Nata de coco dapat memperoleh nilai

    tambah yang lebih besar dan juga usaha yang dijalankan lebih menguntungkan. Selain itu juga

    supaya dapat mengambil tenaga kerja di daerah sekitar, sehingga dapat meningkatkan

    pertumbumbuhan perekonomian masyarakat.

    4) Memberikan bentuk-bentuk pelatihan kepada tenaga kerja agroindustri diperlukan agar dalam

    melaksanakan pekerjaannya bisa lebih terampil dan tangkas sehingga akan menunjang pada

    kelancaran proses produksi. Selain itu upaya efisiensi produksi tetap dilaksanakan, selain itu

    peningkatan pendapatan petani kelapa juga dapat diupayakan dengan melibatkan petani dalam

    simpul-simpul agribisnis yang menghasilkan nilai tambah.

  • 5/24/2018 Pengembangan Agroindustri Nata de Coco Berkelanjutan

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdul Rodjak. 1996.Diktat Dasar Manajemen Usahatani, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.

    Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis. 2008.Laporan Tahunan. Ciamis.

    Gittinger, J. Price. 1986.Analisis Ekonomi Proyek Pertanian. UI-Press. JakartaHadisapoetro.1973.Biaya dan Pendapatan di dalam Usahatani.Fakultas Pertanian Universitas Gajah

    Mada. Departemen Ekonomi Pertanian. Yogyakarta.

    Hardjanto, W. 1993. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

    Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

    Hayami, Kawagoe, Marooka, Siregar.1987,Agricultural Marketing and Processing in Upland Java. A

    Perspective From a Sunda Village, CGPRT. Bogor.

    Hick, P. A. 1995.An Overview of issues and Strategies in The Development of Food Processing

    Industries In Asia and The Pacific, APO Symposium, 28 September-5 Oktober. Tokyo.

    Manalili, 1996. Pembangunan agroindustri berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

    Mubyarto. 1989,Pengantar Ekonomi Pertanian, Lembaga Penelitian Pendidikan dan

    Penerapan Ekonomi Sosial, Jakarta.

    Soekartawi. 1996,Panduan Membuat Usulan Proyek Pertanian dan Perdesaan. Andi

    offset. Yogyakarta

    Soeharjo, 1991. Konsep dan Ruang Lingkup Agroindustri dalam Kumpulan Makalah Seminar Agribisnis.

    Buku I. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertananian IPB. Bogor.

    Tenda, E. T., H. G. Lengkey, Miftahorrachman dan H. Tampake. 1999.Produktivitas sifat kimia daging

    dan air buah enam jenis kelapa hibrida. J. Penelitian Tanaman Industri. 5 (2): 3945.

    Tjakrawiralaksana.1983, Usahatani.Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.

    Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Wisnu, 2007.Makalah Teknologi Pengolahan Kelapa Terpadu. Balai Besar Penelitian dan

    Pengembangan Pasca Panen. Bogor