pendahuluan.tipus.pembahasan 3 radiologi

42
Buad EL: Tambahin yang 1. kegunaan radiasi sinar X yaaaa (cz ayu kirim email ke kamu=.=”,jadi tak tulis seadanya bahankuuu..heee… 2. metode processing film juga belum lengkap. Heheee.. (lihat dari dinar yaa.. dia kirim email ke kamu jugaaaa) 3. nah yang terakhir adalah lo5..ini bagiannya vivi.. ini uda aku tambahin dikit…… naahhh.. jangan lupa anak-anak suruh ngirim dapusnyaaaaaa… dapusku nyusul yaaaaaa zaankyuuuuu^^ Nirmala a.k.a Takizawa Arisu momo

Upload: cyan-akila-yuirma-aoi

Post on 04-Jul-2015

488 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Buad EL:

Tambahin yang

1. kegunaan radiasi sinar X yaaaa (cz ayu kirim email ke

kamu=.=”,jadi tak tulis seadanya bahankuuu..heee…

2. metode processing film juga belum lengkap. Heheee..

(lihat dari dinar yaa.. dia kirim email ke kamu jugaaaa)

3. nah yang terakhir adalah lo5..ini bagiannya vivi.. ini uda

aku tambahin dikit……

naahhh.. jangan lupa anak-anak suruh ngirim

dapusnyaaaaaa…

dapusku nyusul yaaaaaa

zaankyuuuuu^^

Nirmala a.k.a Takizawa Arisu momo

Page 2: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini, radiologi telah berkembang menjadi suatu ilmu yang

cukup digemari. Hal ini karena dari penggunaannya, radiasi yang digunanakan

dalam radiologi memberikan banyak manfaat dan kemudahan terutama dalam

bidang kedokteran sebagai penunjang diagnosa.

Dengan adanya foto rontgen sebagai hasil dari radiasi ini, telah

memudahkan untuk melihat kondisi sel, jaringan dan organ dalam tubuh tanpa

perlu melakukan suatu pembedahan. Dengan adanya radiasi ini, didapat

gambaran dari kondisi sel yang akan diamati, lengkap dengan kondisi

patologis yang ingin diamati.

Radiasi yang sering digunakan di kedokteran gigi untuk membuat suatu

gambaran (foto rontgen) adalah radiasi sinar X. Sinar X merupakan suatu

radiasi sinar buatan yang dibuat dengan cara pemanasan filamen yang

nantinya akan melalui suatu rangkaian proses yang akan menghasilkan sinar X

sebagai salah satu produknya.

Sinar X memiliki sifat-sifat tertentu yang menguntungkan dan merugikan

dalam pemakaiannya. Salah satu sifatnya yang menguntungkan adalah daya

tembusnya yang sangat besar, sifat inilah yang digunakan dalam pembuatan

radiograf (foto rontgen) di bidang kedokteran. Sedangkan salah satu sifatnya

yang merugikan adalah menimbulkan efek biologis pada sel tubuh yang

terkena paparan radiasi sinar X tersebut.

Untuk itulah, dalam penggunaannya, radiasi sinar X ini di awasi secara

ketat, baik dari dosis radiasi, waktu penyinaran, dan proteksi yang harus

diberikan kepada pasien, operator dan lingkungan disekitar tempat radiasi.

Semuanya harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini untuk

meminimalisir efek yang ditimbulkan.

Sementara untuk pembuatan radiograf yang merupakan hasil akhir yang

diinginkan dari radiologi ini, harus melewati berbagai tahapan dan ketentuan

agar hasil yang diinginkan dapat dibaca secara jelas dan tepat.

Page 3: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan radiasi sinar X?

2. Bagaimana proteksi yang dilakukan terhadap radias sinar X?

3. Bagaimana proses terjadinya sinar X?

4. Bagaimana cara processing film?

5. Apa saja alat dan bahan yang dipakai pada pembuatan radiograf?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, didapat tujuan sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan penggunaan radiasi sinar X

2. Mampu memahami dan menjelaskan proteksi terhadap radiasi sinar X

3. Mampu memahami dan menjelaskan proses terjadinya sinar X

4. Mampu memahami dan menjelaskan cara processing film

5. Mampu memahami dan menjelaskan alat dan bahan yang dipakai dalam

pembuatan radiograf

Page 4: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiologi dan Radiografi

Radiologi(ilmu sinar) adalah cabang ilmu kedukteran gigi yang

menggunakan energy pengion atau bentuk energi energy lainnya( non

pengion) dalam bidang diagnostic dan terapi, yang meliputi energy pengion

yang dihasilkan generator atau bahan.(Hanna H. B. ,Menik Priaminiarti, dan

Evy S. Baskara )

Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi

menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau

partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai

massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi

kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha,

photon & neutron.

Terdapat 2 sumber radiasi,yaitu:

Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari

unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang

terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola

bumi.

Sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi

sinar beta, radiasi sinar gamma (dasar-dasar radiolagi).

Satuan Radiasi

Satuan satuan radiologi,antara lain:

Rad

Satuan dosis serap yang diperlukan untuk melepaskan tenaga 100

erg dalam 1 gram bahan yang disinari

1 Rad = 100 erg/gram

1 Rad = 1.000 mRad

100 Rad = 1 Gy

1 Gy = 1 gray

Page 5: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Roentgen

Satuan radiasi sinar x atau sinar tembus lain yang setara yaitu

banyaknya radiasi yang dikeluarkan pada satu cm kubik volume

udara dengan tekanan tertentu roentgen adalah Suatu pemaparan

radiasi yang memberikan muatan 2,58 x 10 coulomb per kg udara .

1 R = 1.000 mR

Rem

adalah satuan dosis ekuivalen; yaitu sama dengan dosis serap

dikalikan dengan faktor kualitas (QF)

1 Rem = 1.000 mRem

4. Gray (Gy)

1 Gy = 100 rad

5. Sievert (Sv)

1 Sv = 100 Rem

2.2 Definisi Sinar X

Sinar X ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor

fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar

fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung

Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. William Rollins adalah orang yang

mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896 mengalami cedera

disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar sehingga

direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara tabung, pasien

maupun radiographer.(dasar-dasar radiologi)

Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan

gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar

kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat

pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi

geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada

diagnostic imaging system.

Page 6: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada

panjang gelombang dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu

1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm (dasar-dasar radiolagi).

2.3 Sifat-sifat Sinar X

Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik,antara lain:

a. Daya tembus

Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya

tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan

tabung (besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin

rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.

b. Pertebaran

Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas

sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder

(radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan

terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu

secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka

diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.

c. Penyerapan

Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat

atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau

berat atomnya makin besar penyerapannya.

d. Fluoresensi

Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau

zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis

yaitu :

1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi

sinar x saja.

2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa

saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after – glow).

Page 7: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

e. Ionisasi

Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat

menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

f. Efek biologi

Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.

Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi

radiasi, tidak terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan

lunak dan kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar

yang dapat dilihat (dasar-dasar radiolagi).

2.4 Pembuatan Sinar X

Untuk pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara

di mana terdapat elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi

pada suatu sasaran (target). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan

di mana energi elektron sebagian besar di rubah menjadi panas ( 99% ) dan

sebagian kecil (1 %) menjadi sinar x.Suatu tabung pesawat rontgen

mempunyai beberapa persyaratan yaitu:

1. Mempunyai sumber electron

2. Gaya yang mempercepat gaya electron

3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara

4. Alat pemusat berkas electron ( focusing cup )

5. Penghenti gerakan electron

Proses terjadinya sinar x adalah sebagai berikut :

a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C) sampai menyala

dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.

b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.

c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-

elektron gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di

focusing cup.

d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran)

sehingga terbentuk panas (99%) den sinar x (1%)

Page 8: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga

sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.

f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron

dihilangkan dengan radiator pendingin. (dasar-dasar radiolagi)

2.5 Aplikasi dalam kedokteran gigi

Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi

perawatan yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk

memeriksa struktur yang tidak terlihat pada pemeriksaan klinis. Kegunaan

foto Rontgen gigi yaitu:

1. Untuk mendeteksi lesi, dll.

2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.

3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.

4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.

5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.

6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.

7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan

sewaktuwaktu. ( Haring. 2000)

Menurut Brocklebank (1977), proyeksi radiografi yang digunakan di

kedokteran gigi yaitu:

1. Intra oral (paling sering dipakai oleh dokter gigi) dengan teknik, terdiri

dari:

a. Periapikal

b. Bite wing

c. Oklusal foto

2. Ekstra oral dengan teknik, terdiri dari:

a. Panoramik

b. Lateral foto

c. Cephalometri

d. PA, AP

e. Proyeksi Waters

f. Proyeksi reverse

Page 9: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

g. Proyeksi submento vertexpikal.

2.6 Efek Samping Sinar X

Adanya radiasi menyebabkan interaksi antara sinar X denga bahan, efek

interaksi ini dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Efek Langsung

Efek dari pemaparan dapat diamati secara langsung dengan mata, ex:

inflamasi, keradangan pada kulit.

2. Efek Tidak Langsung

Efek ini berlangsung pada tingkatan sel. Adanya sinar X menyebabkan

terjadinya penguraian pada molekul air pada sel tubuh, yang jika

terakumulasi dapat menimbulkan suatu radikal bebas (H2O2) yang dapat

merusak sel-sel tubuh.

Proses pembentukan radikal bebas karena paparan radiasi

Page 10: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Penggunaan Radiasi Sinar X

Radiasi sinar X yang digunakan dalam kedokteran gigi digunakan untuk

Radiografi (Radio-dioagnostik, Imejing-Diagnostik) dan Radioterapi.

Kegunaan untuk Radiografi antara lain:

1. Untuk mendeteksi lesi, dll.

2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.

3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.

4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.

5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.

6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.

7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan

sewaktuwaktu ( Haring. 2000).

3.2 Proteksi terhadap Radiasi Sinar X

Tujuan Proteksi Radiasi

a. Mencegah penerimaan paparan radiasi baik individu maupun lingkungan

dalam intensitas yang memungkinkan terjadinya bahaya radiasi.

b. Mencegah meningkatnya efek somatis non stokastik dan mengurangi

frekwensi peluang timbulnya efek somatik stokastik

c. Agar setiap pemanfaatn radiasi benar-benar dapat dipertanggung

jawabkan.

Protesi radiasi dapat dilakukan baik pada operator maupun pada pasien.

1. Proteksi radiasi pada pasien

a. Komunikasi Efektif

Komunikasi yang efektif akan menciptakan rasa tenang pada pasien

dan dapat menimbulkan tindakan kooperatif pasien, sehingga

pemeriksaan dapat berlangsung dengan lancer.

b. Immobilisasi

Saat pengambilan gambar menggunakan radiasi, diharapkan pasien

tidak bergerak. Karena dapat mengakibatkan gambar radiograf kabur.

c. Alat untuk Membatasi Pancaran Sinar

Page 11: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Alat yang digunakan untuk membatasi pancaran sinar X adalah

diafragma dan cone.

Lubang diafragma alat yang sederhana yang digunakan untuk

memperkecil pancaran sinar X. Diafragma ini berupa sepotong timah

datar dengan lubang di bagian tengahnya.

Cone adalah tabung bulat yang diletakkan pada tempat tabung sinar X

untuk membatasi sinar ke bentuk dan ukuran tertentu. Cone yang

digunakan adalah cone silindris berlapis timah dengan ujung terbuka.

d. Filtrasi yang Tepat

Filtrasi digunakan untuk menyerap foton sehingga dapat mengurangi

penyinaran pada kulit pasien. Jenis filtrasi yang digunakan ada 2,

yaitu:

1. Filtrasi cekat

berupa sampul kaca yang membugkus tabung sinar X, minyak

isolasi yang mengelilingi tabung dan jendela kaca pada wadah

tabung.

2. Filtrasi tambahan

Berupa lembaran aluminium dengan ketebalan tertentu yang diluar

kaca jendela dari wadah tabung.

e. Penggunaan Pelindung

Pasien menggunakan jubah pelindung dari timah hitam yang disebut

apron. Apron terbentuk dari bahan yang ringan dan fleksibel dengan

ketebalan timah tertentu.

f. Teknik Pemrosesan Radiografi yang Baik

g. Jumlah Radiograf Ulang Sesedikit Mungkin

Dalam penggunaan radiasi sinar X, sebaikny tidak digunakan

berulang-ulang untuk menghindari efek radiasi hamburnya.

h. Untuk ibu hamil, pemeriksaan menggunakan radiasi sinar X sebaiknya

dilakukan setelah trimester pertama.karena dapat menimbulkan efek-

efek:

0–1 (pre-implantasi) menyebabkan kematian embryo ,

Page 12: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

2–7 (pembentukan organ) menyebabkan malformasi,

pertumbuhan terhambat, kanker

8–40 (fetal stage) menyebabkan malformasi, pertumbuhan

terhambat, kanker, gangguan pertumbuhan mental

2. Prrotesi radiasi terhadap operator

a. Ruang Radiasi

1. Tebal Dinding

a. Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa

sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan

radiasi dari timbal setebal 2 mm.

b. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis 2,35

gr/cc adalah 15 cm.

c. Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah 25

cm.

2. Pintu dan Jendela

a. Pintu serta lubang-lubang yang ada di dinding (misal lobang

stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang

setara dengan 2 mm timbal.

b. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang

menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.Tujuannya

adalah:

Untuk membedakan ruangan yang mempunyai paparan

bahaya radiasi dengan ruangan yang tidak mempunyai

paparan bahaya radiasi.

Sebagai indikator peringatan bagi orang lain selain

petugas medis untuk tidak memasuki ruangan karena

ada bahaya radiasi di dalam ruangan tersebut.

Sebagai indikator bahwa di dalam ruangan tersebut ada

pesawat rontgen sedang aktif.

Page 13: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Diharapkan ruangan pemeriksaan rontgen selalu

tertutup rapat untuk mencegah bahaya paparan radiasi

terhadap orang lain di sekitar ruangan pemeriksaan

rontgen.

c. Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai

luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus

diberi penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal dan

jendela tersebut harus ditutup ketika penyinaran sedang

berlangsung.

Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca penahan

radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal.

d. Paparan Radiasi

Besarnya paparan radiasi yang masih dianggap aman di

ruangan radiasi dan daerah sekitarnya tergantung

kepada pengguna ruangan tersebut.

Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi

besarnya paparan 100 mR/minggu.

Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja

radiasi besarnya paparan 10 mR/minggu.

b. Pengamanan cairan kimia

Cairan kimia untuk pemrosesan film adalah bahan yang berbahaya

karena ia dapat merusak/iritasi kulit dan menyebabkan uap yang

berbahaya ketika terhirup. Oleh sebab itu ventilasi yang baik pada

kamar gelap adalah kebutuhan yang mendasar dan jika ingin membuat

larutan kimia hendaknya dilakukan di luar ruangan kamar gelap/udara

terbuka. Perlu dingatkan juga pada petugas yang mengaduk

cairan/bubuk pemroses film agar berhati-hati ketika menuangkan

cairan/bubuk tersebut ke dalam air karena bisa terpercik, terhirup atau

menempel pada dinding ruangan dan berakibat larutan menjadi

terkontaminasi.

Page 14: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Pakaian pelindung: sarung tangan karet, masker, apron dan kaca mata

pelindung harus digunakan ketika mengaduk cairan kimia. Tangan

harus selalu dicuci segera setelah bekerja dengan larutan. Jika larutan

terpercik ke wajah atau mata maka harus dicuci dengan air bersih.

Penggunaan larutan penetap (fixer) harus selalu hati-hati karena

terdapat kandungan perak (Ag.) yang bisa menyebabkan polusi.

c. Memakai Baju Timah Hitam (Apron)

d. Posisi Operator

Operator berdiri sejauh 2-3 meter dari pasien dan sumber radiasi

e. Dosis Radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi

Dosis radiasi secara umum:

1. Dosis lemah/rendah : 0 – 50 rad

2. Dosis sedang : 50-200 rad

3. Dosis semi letal : 200-400 rad

4. Dosis letal : 400-600 rad

Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja

radiasi didasarkan atas rumus dosis akumulasi :

D = 5 ( N - 18 ) rem

D :Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja

radiasi selama masa kerjanya.

N :Usia pekerja radiasi yang bersangkutan dinyatakan dalam tahun

18:Usia minimum seseorang yang diizinkan bekerja dalam medan

radiasi dinyatakan dalam tahun.

Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja

radiasi dalam jangka waktu 1 tahun ialah 5 rem.

Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja

radiasi dalam jangka waktu 13 minggu ialah 1,25 rem .

Sedangkan untuk wanita hamil 1 rem.

Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja

radiasi dalam jangka waktu satu minggu adalah 0,1

Page 15: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

3.3 Proses Terjadinya Sinar X

Proses terjadinya sinar X:

a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.000ºC) sampai menyala

dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.

b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.

c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-

elektron gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di

focusing cup. Electron-elektron yang terbebas dari filament ditarik ke

anoda karena adanya beda potensial yang besar antara anoda dan

katoda.

d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran)

sehingga terbentuk panas (99%) den sinar x (1%)

e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga

sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.Panas yang

tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan

dengan radiator pendingin.

Gambar proses terjadinya sinar X

Page 16: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Menurut proses terjadinya, sinar X dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Sinar-X Brehmsstrahlung

Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt)

yang mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan

yg sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg

terjadi dinamakan “sinar-x brehmsstrahlung” atau “braking radiation”.

Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan kecepatan tinggi

(mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan (electron)

akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan ketika energy electron

cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range sinar-

x.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction).

2. Sinar-x karakteristik

Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi,

dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan

electron tereksitasi dari atom, kemudian electron lain yang berada pada

sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan

oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang memiliki energy

sebanding dengan level energy electron. Karena sinar-X karakteristik

memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter, maka jenis ini

banyak diaplikasikan untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam menentukan

struktur material.

3.4 Processing Film

Metode processing film ada 2,yaitu:

1. Manual

a. dengan dark room

1) Metode visual

2) Metode temperatur dan waktu

b. Tanpa dark room (self processing)

2. Otomatis

Menggunakan film processing otomatics machine

Page 17: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari :

1. pembangkitan (developing)

Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada

tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut

pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi

yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan

dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Perubahan menjadi perak

metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena

cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film.

Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Larutan

developer terdiri dari:

a. Bahan pelarut (solvent).

Bahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak

mengandung mineral.

b. Bahan pemercepat (accelerator).

Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi

pada film mudah membengkak dan mudah diterobos oleh bahan

pembangkit (mudah diaktifkan

Contoh : karbonat (Na2CO3 / K2CO3) atau potasium hidroksida

(NaOH / KOH)

c. Bahan pembangkit (developing agent).

Bahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida

menjadi perak metalik.Contoh : benzena (C6H6).

d. Bahan penahan (restrainer).

Fungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan

pembangkit terhadap kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak

terjadi kabut (fog) pada bayangan film.

Contoh : kalium bromida

e. Bahan penangkal (preservatif).

Bahan penangkal berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan

pembangkit

Page 18: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

2. Pembilasan (rinsing)

Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film

dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit

akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi filmnya.

Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar

tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya. Proses yang terjadi pada cairan

pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang

cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke

dalam air.

3. Penetapan (fixing)

Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen

dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa

mengubah gambaran perak metalik. dari tahap penetapan ini adalah untuk

menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang

terserap oleh emulsi film

Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah:

a. Bahan penetap (fixing agent).

Dipilih bahan yang berfungsi mengubah perak halida. Bahan ini

bersifat dapat bereaksi dengan perak halida dan membentuk komponen

perak yang larut dalam air, tidak merusak gelatin, dan tidak

memberikan efek terhadap bayangan perak metalik. Bahan yang umum

digunakan adalah natrium thiosulfat (Na2S2O3).

b. Bahan pemercepat (accelerator).

Untuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan,

biasanya digunakan asam yang sesuai.

c. Bahan penangkal (preservatif).

Untuk menghindari adanya pengendapan sulfur maka pada cairan

penetap ditambahkan bahan penangkal yang akan melarutkan kembali

sulfur tersebut. Bahan penangkal yang digunakan adalah natrium sulfit,

natrium metabisulfit, atau kalium metabisulfit.

d. Balian pengeras (hardener).

Page 19: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Bahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi film yang

berlebihan

e. Bahan penyangga (buffer).

Digunakan untuk mempertahankan pH cairan agar dapat tetap terjaga

pada nilai 4 - 5. Bahan yang digunakan adalah pasangan antara asam

asetat dengan natrium asetat, atau pasangan natrium sulfit dengan

natrium bisulfit.

f. Pelarut (solvent).

pelarut yang ummn digunakan adalah air bersih.

4. Pencucian (washing),

Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak

komplek dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-

bahan tersebut dalam air

5. Pengeringan (drying).

Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan

adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi

3.5 Alat dan Bahan yang Dipakai dalam Pembuatan Radiograf

Alat Rontgen/ X-ray Unit.

1. Tabung sinar X

Tabung sinar X yang dipakai pada pesawat Ro untuk pemeriksaan gigi

biasanya berfungsi sebagai tabung penyerah ( Self rectifying tube ) yang

mempunyai titik fokus berukuran tidak lebih dari 1,5 x 1,5 mm.

Penyearahan diri adalah merupakan hal yang biasa apabila transformator

tegangan tinggi berada Dlam kepala tabung. Tabung sinar X berisi

filament juga sebagai katoda dan berisi anoda. Filament terbuat dari

tungsten, sedangkan anoda terbuat dari logam anoda ( Cu, Fe atau Ni).

2. Pemfilteran

Tebal filter total minimum pada pesawat sinar X unutk pemeriksaan gigi

adalah 1,5 mm alumunium untuk pesawat yang bekerja sampai 70 kV dan

2,5 mm alumunium untuk pesawat bekerja dari 70 kV.

3. Alat pengatur waktu

Page 20: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Sebaiknya bertipe elektronik atau tipe motor sikron, kduanya memberi

ketepatan tinggi yang diperlukan karena bertambahnya kecepatan film

untuk radiografi intraoral.

4. Kabel alat pengatur waktu

Kabel alat pengatur waktu harus cukup panjang untuk memungkinkan

operator berdiri sekurang-kurangnya 3 m dari pasien maupun sumber

radiasi.

5. Kolimator

adalah diafragma atau system diafragma yang dibuat dari material yang

mampu mengabsorpsi (absorbing materiale)

6. Tanda keselamatan

Sebaiknya dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan bahwa pesawat

sinar X sedang beroperasi. Selain itu dilengkapi dengan tanda kedua

dengan tipe yang berbeda untuk menunjukan bahwa berkas sinar X sedang

dipancarkan.

7. Arm

Adalah pemegang tubehead yang dapat diatur kedudukannya (f, g)

8. Cone ( kerucut )

adalah Suatu alat pada unit sinar X yang disesain sebagi indikator/petunjuk

untuk mengatur arah sinar X dan utuk menetapkan jarak sumber sinar

dengan obyek/target (SOD)

Page 21: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Image receptor( radiograf film)

Radiograf film adalah lembaran tipis transparan dari selulosa asetat(atau

lainnya yg mirip) yang dilapisi pada salah satu / kedua sisinya dengan

bahan emulsi yang sensitif terhadap light/x-ray.

Gambar komponen dari radiograf film

Page 22: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Film processing unit

Film processing solution

Film Dryng unit

Radiation protection sistem

Untuk radiograf ekstra oral membutuhkan

Film cassette

Intesfyng screen

Alat yang berisi fluorescent phosphors yg terbenam dalam

matriksplastik yang dapat memendarkan cahaya ketika

mendapat paparan x-ray.

Fungsi screen: merubah sinar X menjadi sinar fluoresensi, berupa

sinar hijau dan biru (sinar biasa).

Grid

Film marker

Tekhnik Foto Rontgen Kedokteran Gigi

Jenis Teknik Radiografi Intra Oral

a. Periapikal

Teknik ini menggambarkan gigi secara individual lokal beserta

jaringan sekitarnya secara lokal / terbatas (3 – 4 gigi) antara lain:

Deteksi keradangan/lesi periapikal

Pem.status kesehatan periodontal (lokal)

Endodonsia

Evaluasi pertumbuhan gigi

Terdapat tiga tekhnik pada periapikal.

1. Teknik ideal

Gigi dan film saling kontak

Aksis gigi dan film pararel

Sinar x tegak lurus gigi dan film

Page 23: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Gambar teknik ideal

2. Teknik Bidang bagi

Sudut di antara axis gigi dan axis film dipisahkan oleh bisected line.

Sinar X ditujukan pada sudut kanan garis ini melalui akar gigi. Dengan

susunan geometri ini panjang gigi sama dengan panjang di film tapi

tulang periodontalnya tidak tertampil secara akurat.

3. Teknik Kesejajaran/Paralel

Gigi dan film berada paralel dengan jarak yang sama. Film harus

menempati mulut secara paralel (lereng palatum).

Page 24: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Gambar teknik kesejajaran/parallel

b. Teknik Bitewing

Deteksi karies proksimal

pemeriksaan berkala Px dengan insidensi karies tinggi

deteksi karies skunder

Mengetahui hubungan Ra dan RB

Deteksi overhanging bagian Proksimal restorasi

mengetahui kamar pulpa

Kesehatan periodontal (lebih luas)

Evaluasi pertumbuhan gigi

Secara periodek : deteksi karies awal, karies skunder dan

kelainan periodontal awal

Keuntungan: dapat memeriksa gigi sekaligus rahang atas dan rahang

bawah pada satu sisi.

Page 25: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Gambar teknik bitewing

c. Teknik oklusal

Teknik radiografi intraoral dimana film ditempatkan di dataran oklusal

Klasifikasi:

A. Maxilary Occlusal Projection

1. Upper standard occlusal (Standard occlusal)

Periapicale assessment gigi-gigi anterior RA khususnya

pada Anak-anak

Deteksi gigi tidak erupsi/supernumeri

Evaluasi ukuran & perluasan lesi(kista/tumor) pada anterior

RA

Assessment fraktur pada gigi anterior dan tulang alveolar

2. Upper oblique occlusal (oblique occlusal/ topografi)

Periapicale assessment gigi-gigi posterior RA khususnya

pada Anak-anak

Assessment kondisi dasar antrum serta menentukan

hubungan akar gigi dengan antrum

Evaluasi ukuran dan perluasan lesi(kista/tumor) pada

posterior RA

Assessment fraktur pada gigi posterior dan tulang alveolar

3. Vertex occlusal

Assessment posisi pada bukal atau pada palatal dari gigi

kaninus yang tidak erupsi.

B. Mandibular Occlusal Projection

1. Lower 90º occlusal (true occlusal)

Page 26: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Deteksi keberadaan dan posisi kalkuli pada kel.ludah

submandibula

Assessment posisi ke bukal/lingual gigi RB yang tidak

erupsi

Evaluasi ekpansi ke bukal/lingual dari kista/tumor

Assessment fraktur pada anterior dari mandibula

2. Lower 45º occlusal (standard occlusal)

Periapical assessment gigi-gigi insisiv RB khususnya pada

anak-anak

Evaluasi ukuran dan perluasan lesi pada bagian anterior

mandibula

Assessment Fraktur pada anterior mandibula

3. Lower oblique occlusal (obliqueocclusal)

Deteksi kalkuli kelenjar ludah submandibula

Assessment posisi kebukal/lingual gigi RB yang tidak

erupsi

Evaluasi ukuran dan perluasan lesi pada bagian posterior

dan sudut dari bodi mandibula

Gambar true oklusal

Jenis Teknik Radiografi Ekstra Oral

Page 27: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada

rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto

Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah

foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral

lainnya adalah :

a. Teknik rontgen panoramik

Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang

menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk

mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen

ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi,

pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan

mengevaluasi trauma.

b. Teknik lateral

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral

tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak

dan muka.

c. Teknik antero posterior

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma,

atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto

Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara

lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita.

d. Teknik postero anterior

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan

maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis,

serta tulang hidung.

e. Teknik cephalometri

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah

akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto

ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal,

sinus paranasal dan palatum keras.

f. Proyeksi-Waters

Page 28: Pendahuluan.tipus.pembahasan 3 Radiologi

Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus

ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis,

dan rongga nasal.

g. Proyeksi reverse-Towne

Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami

perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding

postero lateral pada maksila.

h. Proyeksi Submentovertex

Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi

kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus

maksila, dan arcus zigomatikus.