final radiologi

36
RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Teknik Pemeriksaan Barium Enema Kontras Ganda ABSTRAK Tulisan yang dibuat ini menjelaskan tentang prinsip- prinsip untuk melakukan pemeriksaan kontras ganda barium enema yang aman, nyaman, dan akurat. Prosedurnya terdiri dari rangkaian pemeriksaan yang fleksibel di mana fluoroscopist dapat berinteraksi dengan pasien, mengkontrol fluoroskop, dan mengkontrol gambar pada layar monitor. Selama pemeriksaan kontras ganda, gambaran dari usus besar terbentuk dengan memanipulasi posisi pasien, penumpukkan barium, dan jumlah udara yang dimasukkan ke dalam rektum. Fluoroskopi sangat penting untuk membimbing ahli radiologi untuk mendapatkan gambaran letak kelainan dengan faktor- faktor teknis yang memadai. Fluoroscopist bertugas menganalisis kontur lumen, mukosa permukaan anterior yang dilapisi barium, dan penumpukkan barium untuk mendeteksi kelainan di usus besar. Dengan teknik yang cermat, pemeriksaan berkualitas tinggi dapat dilakukan pada kebanyakan pasien. Purwokerto, Juli 2010 1

Upload: harinisabilla1762

Post on 01-Jul-2015

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Teknik Pemeriksaan Barium Enema Kontras Ganda

ABSTRAK

Tulisan yang dibuat ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip untuk melakukan

pemeriksaan kontras ganda barium enema yang aman, nyaman, dan akurat. Prosedurnya

terdiri dari rangkaian pemeriksaan yang fleksibel di mana fluoroscopist dapat berinteraksi

dengan pasien, mengkontrol fluoroskop, dan mengkontrol gambar pada layar monitor.

Selama pemeriksaan kontras ganda, gambaran dari usus besar terbentuk dengan

memanipulasi posisi pasien, penumpukkan barium, dan jumlah udara yang dimasukkan

ke dalam rektum. Fluoroskopi sangat penting untuk membimbing ahli radiologi untuk

mendapatkan gambaran letak kelainan dengan faktor-faktor teknis yang memadai.

Fluoroscopist bertugas menganalisis kontur lumen, mukosa permukaan anterior yang

dilapisi barium, dan penumpukkan barium untuk mendeteksi kelainan di usus besar.

Dengan teknik yang cermat, pemeriksaan berkualitas tinggi dapat dilakukan pada

kebanyakan pasien.

Fokus terbaru pada skrining kanker kolon sekarang ini lebih berminat pada

pemeriksaan barium enema kontras ganda dan telah mendorong untuk dibuatnya tulisan

ini sebagai salah satu dari rangkaian empat bagian pada pencitraan kolon. Tujuan

dibuatnya tulisan ini adalah untuk menjelaskan dan mengilustrasikan konsep-konsep

umum dalam pelaksanaan pemeriksaan barium enema kontras ganda yang berkualitas

tinggi.

Pemeriksaan barium enema kontras ganda telah ada dalam satu bentuk atau yang

lain sejak tahun 1920-an dan 1930-an.1-5 Teknik pemeriksaan barium enema kontras

ganda masih dalam masa pertumbuhan pada 1940-an dan 1950-an namun meningkat

secara dramatis pada 1960-an dan 1970-an dengan perbaikan dalam persiapan pasien,

ujung enema tube, dan bahan pelapis pada barium densitas tinggi.6-9 Saat ini, ada berbagai

Purwokerto, Juli 2010 1

Page 2: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

buku yang menjelaskan teknik pemeriksaan barium enema.10-18 Karena cara pemeriksaan

barium enema mempunyai cara atau metode yang lebih banyak daripada jumlah ahli

radiologi, kami akan menjelaskan prinsip-prinsip melakukan pemeriksaan barium enema

kontras ganda yang aman, nyaman, dan akurat yang hanya dilakukan di Rumah Sakit

Universitas Pennsylvania (Hospital of the University of Pennsylvania).19 Kami akan

memberikan metode dari bagian-bagian pemeriksaan barium enema kontras ganda

menurut kami.

PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA

Pasien harus siap baik secara fisik dan mental untuk menjalani pemeriksaan

barium enema. Kedua ahli radiologi dan dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien

berperan aktif dalam persiapan pasien. Ahli radiologi menyediakan instruksi sederhana,

dan mudah dibaca untuk persiapan pemeriksaan usus besar. ahli radiologi juga

memberikan gambaran singkat tertulis dari pemeriksaan tersebut. Gambaran tertulis dari

penelitian dan deskripsi verbal dari pemeriksaan oleh dokter terpilih akan membantu

meringankan kekhawatiran pasien dalam menjalani pemeriksaan barium enema.

Berbagai persiapan fisik telah dijelaskan dan diuji secara ilmiah. 20-38 Banyaknya

persiapan mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pembersihan usus secara

sempurna pada semua kasus. Keberhasilan dalam pembersihan usus sering berhubungan

dengan pemahaman dan kepatuhan pasien dalam persiapan, serta kemampuan fisiologis

dasar dari motilitas kolon pasien sendiri. Sebagian besar persiapan berhasil pada pasien

muda, sehat, rawat jalan. Pada pasien dengan hipomotilitas kolon, mungkin sulit untuk

dibersihkan secara menyeluruh. Kelompok ini termasuk pasien yang terbaring di tempat

tidur, pasien dengan gangguan motilitas seperti diabetes atau skleroderma, dan pasien

yang memakai opiat atau obat-obatan yang mempunyai efek samping antikolinergik.

Pada penderita yang dicurigai mempunyai hipomotilitas kolon, diet rendah residu yang

diperpanjang, persiapan 2 hari penuh, atau pembersihan enema mungkin dapat bernilai.

Sebagian besar persiapan termasuk diet rendah residu selama 1-3 hari sebelum

pemeriksaan, semacam larutan yang membuat isi usus menjadi setengah cair, dan obat

peroral yang dapat merangsang kontraksi kolon. Pasien harus minum cairan berlebih

Purwokerto, Juli 2010 2

Page 3: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

(lebih dari 2,0 L) untuk meminimalkan dehidrasi yang disebabkan oleh persiapan

tersebut. Dalam beberapa cara, suatu pembersihan enema (colonic lavage) biasa

dilakukan.

Kami menggunakan persiapan 24-jam yang meliputi diet rendah residu, sitrat

magnesium, tablet bisacodyl, dan supositoria bisacodyl. Preparat lain mungkin sama

efektifnya. Namun, kami tidak merekomendasikan penggunaan bahan pembersihan

isotonik volume besar (4.0 L), seperti PEG-3350 dan elektrolit untuk larutan cairan

peroral (GoLYTELY; Braintree Farmasi, Braintree, Mass), karena mereka meninggalkan

cairan berlebihan di usus besar dan merusak lapisan mukosa pada banyak pasien.28,29

Dokter yang ditunjuk harus mempersiapkan ahli radiologi dan pasien. Bukti

permintaan untuk pemeriksaan harus menyatakan riwayat klinis yang tepat, riwayat

operasi, dan obat yang pasien konsumsi yang memiliki efek samping pada usus besar atau

yang dapat menyebabkan penyakit pada usus besar. Dokter yang ditunjuk harus

menyatakan jika intervensi endoskopik baru-baru ini telah dilakukan, karena harus ada

jeda interval satu minggu antara pemeriksaan barium enema, dan pengerjaan tindakan

biopsi dengan forcep ukuran besar, eksisi polip, atau biopsi panas.39,40 Intervensi

endoskopik ini mungkin dapat merobek mukosa kolon yang dapat mengakibatkan

timbulnya resiko kecil perforasi jika pemeriksaan barium enema dilakukan segera setelah

endoskopi tersebut. Tindakan biopsi dengan forcep kecil melalui sigmoidoskopi atau

colonoskopi fleksibel tidak menjadi penghalang dilakukannya tindakan pemeriksaan

barium enema pada hari yang sama.

BAHAN-BAHAN

Fluoroskop

Dalam prakteknya, kami menggunakan baik digital maupun konvensional

fluoroskop. Dalam unit digital, gambar dapat diperoleh dengan cepat dan segera ditinjau,

yang dapat mempersingkat waktu prosedur sekitar 10 menit. 41 Penggunaan radiografi

digital juga memungkinkan para ahli teknologi untuk menghabiskan semua waktu mereka

Purwokerto, Juli 2010 3

Page 4: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

dengan pasien, bukan untuk mengganti kaset film. Gambaran digital dapat dilihat ketika

tekhnisi memperoleh hasil radiografi diatas kepala, yang memungkinkan ahli radiologi

untuk melihat kembali daerah yang terdapat kelainan sebelum pasien dikirim ke kamar

mandi.

Sebuah bantalan yang dapat dicuci yang dilapisi oleh kain ditempatkan di atas

meja fluoroskopi. Bantalan ini dapat mengurangi beberapa ketidaknyamanan pasien,

seperti tonjolan tulang panggul dan tulang rusuk yang beradu dengan meja fluoroskopi.

Penyisipan dari Ujung Tube Enema

Pemeriksaan digital dari lubang anus dan rektum distal sebelum masuknya ujung

tabung enema sangat membantu.42 Pemeriksaan digital memungkinkan untuk evaluasi

wasir, massa, atau kondisi peradangan yang dapat membuat penyisipan ujung tabung

enema mungkin menyakitkan atau bahkan berbahaya. pemeriksaan digital juga

memungkinkan ahli radiologi untuk menilai tonus sfingter, dimana dapat digunakan

sebagai panduan apakah balon penahan perlu dikembungkan/dipompa. Ahli radiologi

harus memakai sarung tangan nonlatex, karena reaksi anafilaksis pada bahan campuran

lateks yang tidak murni telah dilaporkan. 43

Selapis tipis pelumas dioleskan menyeluruh pada ujung tube enema. Pelumas

yang mengandung lidokain hidroklorida dapat mengurangi rasa sakit pada pasien dengan

wasir atau kondisi peradangan. Ujung tube enema didorong lembut melewati sfingter

anal. Jika ada kesulitan dengan penyisipan ujung tabung enema, kateter Foley nonlatex

dengan lubang besar mungkin dapat digunakan, karena lebih lembut dan dengan diameter

lebih kecil dari ujung udara Miller standar.44

Pengembungan balon penahan secara rutin tidak begitu perlu, karena penggunaan

balon dikaitkan dengan risiko kecil tapi pasti dari abrasi atau hingga robeknya dubur dan

peningkatan risiko hemoroid dengan perdarahan. 45 Mendorong pasien untuk

mempertahankan udara dan barium biasanya sudah cukup. Balon penahan dikembungkan

hanya pada pasien yang mengeluarkan udara dan barium dari saluran dubur dan hanya

setelah diketahui dengan fluoroskopi bahwa rektum distal normal.

Purwokerto, Juli 2010 4

Page 5: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Kontraindikasi relatif penggunaan balon penahan termasuk iradiasi panggul,

berbagai peradangan kolon, sindrom ulkus soliter dubur, massa besar distal dubur,

dugaan fistula rektovaginal, dan melakukan operasi saluran dubur sebelumnya. Jika

dikembungkan, balon akan membesar tidak tepat pada dinding rektum distal tetapi

berfungsi sebagai katup bola yang akan tertarik kembali ke lubang anus.

Bahan untuk Hypotonia usus

Kami secara rutin menggunakan glukagon untuk menginduksi hypotonia kolon.

Satu miligram glukagon disuntikkan intravena secara perlahan-lahan selama satu menit.

Glukagon intravena mulai bekerja dalam 1 menit dan akan bertahan sampai 10-20 menit.

Glukagon intravena dapat mengurangi rasa tidak nyaman selama pemeriksaan barium

enema. 46-50 Glukagon tidak diberikan pada pasien dengan insulinoma, karena efek

pelepasan insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, glukagon juga tidak diberikan pada

pasien dengan pheochromocytoma, karena bisa meningkatkan tekanan darah yang

berhubungan dengan pelepasan katekolamin.

Kami membandingkan agen antikolinergik yaitu hiosiamin sulfat (Levsin) dengan

glukagon dan menemukan bahwa hiosiamin sulfat mempunyai efek yang kurang

memuaskan. Di negara-negara lain, agen antikolinergik hyoscine N-butylbromide

(Buscopan) tersedia dan lebih disukai untuk mencetuskan hypotonia kolon.12,51 Hyoscine

N-butylbromide, bila dibandingkan dengan glukagon, dapat menyebabkan distensi dari

kolon sigmoid yang lebih baik.52 Namun Hyoscine N-butylbromide, saat ini tidak tersedia

di Amerika Serikat.

Barium

Suspensi barium yang dirancang untuk usus besar harus memenuhi beberapa

kriteria. Suspensi barium harus mempunyai viskositas yang cukup rendah untuk

menyapu sisa lendir dan kotoran ke dalam kumpulan barium. Suspense barium juga harus

dapat menyerap cairan residu dan menempel pada permukaan mukosa dalam waktu yang

cukup agar dapat terlihat pada radiografi. Suspensi barium harus cukup radiopaque

Purwokerto, Juli 2010 5

Page 6: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

sehingga lapisan tipis barium akan terlihat namun tidak begitu opak sehingga

mengaburkan lesi yang cukup besar di barium pool. Saat ini kami menggunakan Polibar

Plus, yang hampir selalu memberikan hasil yang baik untuk melapisi mukosa, bahkan

dengan adanya cairan di kolon.

PERSIAPAN RADIOGRAFI ABDOMEN

Di departemen kami, panduan radiografi dapat diperoleh semua pasien rawat inap.

radiografi abdomen secara rutin tidak begitu diperlukan sebelum semua pemeriksaan

barium enema dilakukan, terutama pada pasien rawat jalan.53 Pasien rawat jalan mengisi

kuesioner tentang riwayat klinis dan operasi dan efek dari persiapan malam sebelumnya.

Panduan pelaksanaan radiografi hanya didapat oleh pasien rawat jalan dengan riwayat

operasi gastrointestinal atau dengan riwayat klinis dugaan obstruksi, perforasi, penyakit

radang usus (inflammatory bowel disease), fistula, atau abses atau jika ada kecurigaan

dari persiapan kolon yang tidak efektif.

PENANAMAN BARIUM DAN PEMOMPAAN UDARA

Kami secara tradisional telah menanamkan/memasukkan barium ke dalam rektum

saat pasien dalam posisi telungkup. Pada pasien yang diduga menderita penyakit yang

melibatkan dinding anterior dari rectum atau rectosigmoid junction, maka harus diperiksa

dahulu pada posisi lateral. Jadi, pada pasien yang diduga menderita fistula rektovaginal,

endometriosis, atau metastasis intraperitoneal, kita mulai menanamkan barium dengan

pasien di antero-lateral sinistra dekubitus. Tabung enema ini dibuka hanya sebagian,

karena adanya pelebaran yang cepat dari rektum akibat pemasukan barium maka dapat

menyebabkan peningkatan keinginan untuk buang air besar.

Pasien dapat diubah-ubah posisinya agar mempermudah distribusi barium ke

dalam kolon. Secara umum, mengubah posisi pasien ke posisi oblik anterior sinistra atau

antero-lateral sinistra dekubitus akan menyebabkan barium bergerak ke kolon sigmoid

proksimal, kolon descenden dan fleksura limpa. Menempatkan pasien dalam posisi

Purwokerto, Juli 2010 6

Page 7: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Trendelenburg akan sedikit membantu dalam pengiriman barium ke fleksura limpa.

Setelah barium mengisi seluruh jalur tadi dan sampai mencapai bagian apeks fleksura

limpa, maka mengubah posisi pasien ke posisi telungkup/pronasi akan menyebabkan

barium berpindah ke bagian tengah kolon transverses. Selama jeda waktu ini, ahli

radiologi menggunakan fluoroskopi sesaat tapi dengan hati-hati untuk menganalisis

permukaan lumen kolon dan mencari adanya bagian luput isi/filling defect pada barium

pool. Jika abnormalitas dapat terlihat selama pengisian barium pada kolon, maka letak

berdasarkan radiografi dapat diperoleh.

Sejumlah volume barium yang cukup besar diperlukan untuk menyapu dan

melapisi kolon. Jika sekitar sepertiga dari diameter lumen kolon yang telah

dikembungkan telah terisi dengan barium, seperti yang ditunjukkan pada radiografi

dengan pasien posisi dekubitus, maka barium telah cukup ditanamkan untuk melapisi

usus besar.13 Jika terlalu sedikit barium maka akan terlihat gambaran pelapisan mukosa

yang buruk atau gambaran pengisisan kolon bagian dekstra yang tidak terisi sepenuhnya.

Jika terlalu banyak barium maka akan terlihat hasilnya pada barium pool yang dapat

mengaburkan lesi-lesi yang dilihat dari bagian depan (en face) (Gambar 1).

Gambar 1a.

Kumpulan Barium mengaburkan polip di fleksura lienalis. Letak radiografi

diperoleh dengan pasien dalam posisi miring kanan posterior yang menunjukkan fleksura

lienalis. Kumpulan barium mengaburkan permukaan mukosa dari fleksura lienalis.

Kontur lumen terlihat sebagai garis putih yang kontiniu (panah hitam) atau sebagai tepi

halus pada kumpulan barium (panah putih). (B) Letak radiograf diperoleh dengan pasien

dalam posisi tegak miring kanan posterior yang menunjukkan fleksura lienalis. Sebuah

polip 7-mm digambarkan dalam bentuk topi. Pinggiran topi (panah padat) merupakan

Purwokerto, Juli 2010 7

Page 8: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

barium yang terjebak antara dasar polip dan mukosa normal yang berdekatan. Kubah dari

topi (panah terbuka) merupakan bagian atas polip tersebut. polip mangarah ke dalam,

menuju sumbu longitudinal usus.

Gambar 1b.

Kumpulan Barium mengaburkan polip di fleksura lienalis. Letak radiografi

diperoleh dengan pasien dalam posisi miring kanan posterior yang menunjukkan fleksura

lienalis. Kumpulan barium mengaburkan permukaan mukosa dari fleksura lienalis.

Kontur lumen terlihat sebagai garis putih yang kontiniu (panah hitam) atau sebagai tepi

halus pada kumpulan barium (panah putih). (B) Letak radiograf diperoleh dengan pasien

dalam posisi tegak miring kanan posterior yang menunjukkan fleksura lienalis. Sebuah

polip 7-mm digambarkan dalam bentuk topi. Pinggiran topi (panah padat) merupakan

barium yang terjebak antara dasar polip dan mukosa normal yang berdekatan. Kubah dari

topi (panah terbuka) merupakan bagian atas polip tersebut. polip mangarah ke dalam,

menuju sumbu longitudinal usus.

Secara umum, kita memasukkan kumpulan barium ke tengah kolon transversum

yang melintasi tulang belakang. Setelah barium mencapai pertengahan kolon

transversum, kantong enema dengan pelan diturunkan ke dasar dan rektum dikosongkan

oleh gravitasi. Tujuannya adalah untuk mengosongkan ampula rektum dari barium,

sehingga ketika udara insufflated, gelembung tidak akan terbentuk di kumpulan barium.

Tujuannya bukan untuk membersihkan seluruh kolon rectosigmoid dari barium. Pada

pasien dengan kolon sigmoid yang berlebihan, pasien dapat dirubah ke posisi miring,

termasuk posisi tegak atau semierect, untuk membersihkan barium dari kolon sigmoid.

Ruang udara perlahan-lahan ke usus besar. Secara cepat meremas ke dalam bola

yang menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat memicu spasme rectosigmoid. Banyak

Purwokerto, Juli 2010 8

Page 9: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

ahli radiologi mengelembungkan usus besar dengan karbon dioksida daripada udara

ruangan, seperti karbon dioksida yang cepat diserap oleh usus, yang menyebabkan

kurang nyaman selama dan setelah pemeriksaan. Ketika kita mencoba sistem karbon

dioksida berbagai insufflation Namun, kita tidak selalu mencapai distensi kolon yang

adekuat, terutama menjelang pemeriksaan ketika radiografi overhead diperoleh, karbon

dioksida diserap dan distensi kolon itu berkurang.

GAMBAR

Kinerja dari pemeriksaan kontras ganda membutuhkan pemahaman tentang

komponen dari gambar untuk diinterpretasikan sebagai panduan untuk gambar yang akan

diperoleh. Ukuran, bentuk, posisi, dan keseluruhan arsitektur dari usus besar akan

ditampilkan pada gambar overhead, (14 × 14 inci) letak radiografi atau besar bidang

gambar digital. Setiap segmen kolon dilihat secara rinci pada letak radiografi atau

pertengahan - tinggi pembesaran gambar digital. Kontur lumen terlihat dalam profil baik

sebagai garis putih kontiniu barium atau sebagai tepi putih yang kontiniu dari kumpulan

barium (Gambar 1a). Dengan kontras udara, permukaan mukosa normal terlihat sebagai

permukaan abu-abu halus. Dengan beberapa persiapan barium, atau ketika usus besar

sedikit kollaps, maka pola alur akan terlihat (54,55). Peningkatan lesi dapat

dimanifestasikan sebagai filling defek pada kumpulan barium dan perubahan tepi halus.

Tujuannya adalah untuk menunjukkan setiap permukaan usus besar, baik dengan kontras

udara (Gambar 2) dan dengan kolam barium (Gambar 3), dengan menggunakan kekuatan

mereka untuk menganalisis sifat permukaan kolon.

Gambar 2.

Purwokerto, Juli 2010 9

Page 10: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Permukaan mukosa terlihat. Close-up view dari letak radiograf dari kolon sigmoid

menunjukkan adenokarsinoma polypoid 1.9 cm pada seorang pria 68 tahun dengan nyeri

kuadran kanan atas dan kemudian terbukti adanya metastasis hati. Massa itu

dimanifestasikan sebagai garis cembung barium (padat panah) sekitar tumor radiolusen

nodul kecil yang digariskan oleh barium di celah tumor, nodul diidentifikasi dengan

panah terbuka. Permukaan mukosa normal adalah rata dan abu-abu.

Gambar 3a.

Polip terlihat pada kumpulan barium. (A) letak radiografi diperoleh dengan pasien

dalam posisi sisi kiri-bawah (tampilan kiri lateral) menunjukkan rektum di awal

pemeriksaan. Di tepi kolam barium, ada 7-mm filling defek yang radiolusen (panah).

Ujung tabung enema mengaburkan rektum distal. (B) letak radiograf diperoleh dengan

pasien dalam posisi sisi kanan-bawah (tampilan kanan lateral) menunjukkan rektum

enema tube yang berpindah. polip ini tidak digambarkan secara definitif. Rektum distal

tidak lagi dikaburkan oleh ujung tabung enema. polip ini adalah tubular adenoma.

Gambar 3b.

Purwokerto, Juli 2010 10

Page 11: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Polip terlihat pada kumpulan barium. (A) letak radiografi diperoleh dengan pasien

dalam posisi sisi kiri-bawah (tampilan kiri lateral) menunjukkan rektum di awal

pemeriksaan. Di tepi kolam barium, ada 7-mm filling defek yang radiolusen (panah).

Ujung tabung enema mengaburkan rektum distal. (B) letak radiograf diperoleh dengan

pasien dalam posisi sisi kanan-bawah (tampilan kanan lateral) menunjukkan rektum

enema tube yang berpindah. polip ini tidak digambarkan secara definitif. Rektum distal

tidak lagi dikaburkan oleh ujung tabung enema. polip ini adalah tubular adenoma.

Pemeriksaan kontras ganda menekankan pada penggunaan fluoroskopi untuk

mendapatkan gambaran spot. Sebelum mendapatkan gambar spot, barium dibiarkan

mengalir di permukaan mukosa, pasien berbalik untuk menghilangkan sebagian besar

kumpulan barium, dan kemudian gambar spot diperoleh. Fluoroscopi memungkinkan ahli

radiologi untuk menilai dan mengoptimalkan komponen teknis dari distensi lumen,

proyeksi usus loop, dan lapisan mukosa. Dengan radiografi overhead yang diperoleh dari

teknologi, ada sedikit kontrol posisi yang tepat, distensi lumen, atau lapisan mukosa.

Oleh karena itu, pemeriksaan barium enema yang menekankan gambar spot secara

inheren lebih unggul dari pemeriksaan yang menekankan radiografi overhead (Gambar

4).

Gambar 4a.

Kanker usus tidak jelas pada gambar overhead (A) letak radiograf diperoleh pada

pasien dalam posisi miring kanan posterior menunjukkan 3 cm massa polipoid (panah) di

dinding anteromedial dari sekum dan usus besar ascendens, lebih tinggi dan tumpang

tindih katup ileocecal (mata panah). (B) tampilan Close-up dari overhead dari radiograf

usus menunjukkan tepi katup ileocecal (panah). Tumor ini dikaburkan oleh kumpulan

Purwokerto, Juli 2010 11

Page 12: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

barium. Ini adalah gambar terbaik sekum dari serangkaian gambar overhead, termasuk

gambaran dekubitus.

Gambar 4b.

Kanker usus tidak jelas pada gambar overhead (A) letak radiograf diperoleh pada

pasien dalam posisi miring kanan posterior menunjukkan 3 cm massa polipoid (panah) di

dinding anteromedial dari sekum dan usus besar ascendens, lebih tinggi dan tumpang

tindih katup ileocecal (mata panah). (B) tampilan Close-up dari overhead dari radiograf

usus menunjukkan tepi katup ileocecal (panah). Tumor ini dikaburkan oleh kumpulan

barium. Ini adalah gambar terbaik sekum dari serangkaian gambar overhead, termasuk

gambaran dekubitus.

Setelah barium dimasukkan dan udara insufflated, ahli radiologi haruslah fleksibel.

Urutan di mana foto spot yang diperoleh relatif tidak penting dan bersifat fleksibel, setiap

loop dari usus besar memiliki lapisan barium yang memadai dan distensi. Kompresi

sering membantu untuk melebarkan terpisah loop dan menganalisis temuan fluoroscopi.

Secara umum, kami mendapatkan gambar spot dalam rangka perkiraan: kolon sigmoid,

rektum, kolon descendens, fleksura lienalis, kolon transversum, fleksura hepatik, kolon

ascendens, dan sekum.

Perangkap teknis utama yang menutupi satu loop dengan loop lainnya dan tidak

mampu untuk mengisi sisi kanan dari kolon. Jika barium refluks melalui katup ileosecal

sebelum gambar dari kolon sigmoid diperoleh, kolon sigmoid dapat dikaburkan oleh

barium di distal ileum. Oleh karena itu, setidaknya dua eksposur dari kolon sigmoid

diperoleh pertama untuk memastikan bahwa kolon sigmoid digambarkan sebelum barium

mencapai sekum tersebut.

Purwokerto, Juli 2010 12

Page 13: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Secara umum, pasien dialihkan ke posisi sisi kanan-bawah untuk megalirkan

barium ke dalam fleksura hepatik, kemudian ke belakang untuk menggerakkan barium ke

dalam fleksura hepatik dan kolon ascendens proksimal . Untuk memindahkan barium ke

dalam kolon ascendens proksimal dan sekum, pasien dialihkan ke posisi samping kiri-

bawah atau semierect. Tidak ada hal seperti "blok udara," sebuah situasi di mana titik dua

buncit oleh udara mencegah bagian lebih lanjut dari barium (56), karena barium lebih

berat daripada udara dan akan mengisi setiap ruang tergantung. Jika ada kesulitan

bergerak kolam barium ke sisi kanan kolon, biasanya berarti tidak ada volume yang

cukup besar barium.

Ketika mencoba untuk memanipulasi kumpulan barium, ahli radiologi

menyeimbangkan kemampuan pasien untuk fluoroskopi dengan kualitas lapisan barium

yang akan dicapai. Dalam toto, pasien berbalik 360 ° satu sampai empat kali, biasanya

secara bergantian. Jika seorang pasien tua atau lemah dan memiliki kesulitan memutar,

penelitian harus dikonversi untuk pemeriksaan barium enema kontras tunggal.

Kolon ini dilihat dalam berbagai derajat distensi lumen. Lumen harus cukup

sehingga lipatan interhaustral berorientasi lurus dan tegak lurus terhadap sumbu

longitudinal usus. Deretan coli Teniae berada di tepi sacculations haustral dan harus

dipisahkan dengan sekitar 2-3 cm (Gambar 5).

Gambar.5

Letak radiograf yang diperoleh dengan pasien dalam posisi tegak-dekat

menunjukkan bagian tengah kolon transversus. Lipatan interhaustral lurus; ditandai

dengan panah. Sacculasi haustral yang distensi, tetapi tidak overdistensi dan merata.

Purwokerto, Juli 2010 13

Page 14: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Ujung tabung enema dapat dihapus setelah jumlah udara cukup dan barium telah

mencapai sisi kanan dari colon. Tabung awal enema dapat dihapus setelah memberikan

bantuan psikologis dan fisik untuk pasien (57). Tabung awal enema dapat dipakai pada

pasien muda, pasien aktif dan bising usus baik. Ujung tabung enema harus dibiarkan di

tempat pasien yang mengeluarkan gas dan pasien yang mungkin perlu udara tambahan

untuk distensi ileum terminal. Kami biasanya menghapus ujung tube enema pada akhir

bagian pemeriksaan flouroskop (58), jika tidak sebelumnya, jadi kami bisa mendapatkan

gambar titik dari rektum distal, area yang dikaburkan oleh ujung tabung enema, dan

seringkali sulit digambarkan pada endoskopi, bahkan di retrofleksi.

Posisi titik Radiografi

Rektum proksimal mungkin tergambar awal, sebelum penghapusan ujung tabung

enema, baik pada pasien dengan posisi telengkup dan lateral (Gambar 3). Dengan pasien

dalam posisi telengkup, kumpulan barium enema pada ujung tabung mengaburkan

rektum bagian distal. Setelah ujung tabung enema dihapus, gambaran udara kontras

rektum distal diperoleh dengan pasien dalam posisi telentang. Gambaran lain lateral

rektum juga diperoleh, sebaliknya dengan yang diperoleh sebelumnya, kumpulan barium

berlawanan dengan yang di tampilan rektal lateral pertama (Gambar 3).

Rectosigmoid jungtion dikaburkan oleh tumpang tindih loop sigmoid. Posisi terbaik

lateral pasien sering untuk melihat daerah ini. Selain itu, tampilan overhead diperoleh

dengan tabung miring sekitar 30 ° caudal dan dengan pasien dalam posisi telengkup

biasanya menampilkan rectosigmoid junction (Gambar 6). Gambaran oblique juga dapat

diperoleh dengan remote control fluoroskop mampu memutar tabung.

Purwokerto, Juli 2010 14

Page 15: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Gambar 6a.

Nilai tampilan posisi telengkup untuk menampilkan permukaan kolon sigmoid. (A)

Letak radiograf dari rektum diperoleh dengan pasien dalam posisi miring ke kiri posterior

menunjukkan permukaan kasar lobus, barium-tertanda garis (panah) permukaan normal

yang halus (B) Overhead radiograf dari pelvis dengan tabung bersudut 30 ° caudal dan

pasien dalam posisi telengkup menunjukkan bagian tepi (panah) dari lesi, panjang pusat

ulserasi, seperti plaque, yang dalam posisi ini terlihat tanda Carman meniskus. Ini

merupakan adenokarsinoma pada rectosigmoid jungtion.

Gambar 6b.

Nilai tampilan posisi telengkup untuk menampilkan permukaan kolon sigmoid. (A)

Letak radiograf dari rektum diperoleh dengan pasien dalam posisi miring ke kiri posterior

menunjukkan permukaan kasar lobus, barium-tertanda garis (panah) permukaan normal

yang halus (B) Overhead radiograf dari pelvis dengan tabung bersudut 30 ° caudal dan

Purwokerto, Juli 2010 15

Page 16: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

pasien dalam posisi telengkup menunjukkan bagian tepi (panah) dari lesi, panjang pusat

ulserasi, seperti plaque, yang dalam posisi ini terlihat tanda Carman meniskus.

Ini merupakan adenokarsinoma pada rectosigmoid jungtion. Kolon sigmoid mudah

digambar bila memendek dan tanpa divertikel. Namun, radiograf harus menggunakan

setiap trik untuk menggambarkan sebuah kolon sigmoid yang mengalami divertikel

sedang sampai dengan divertikel yang lebih parah. Teknik radiologi untuk meningkatkan

gambaran dari kolon sigmoid termasuk penggunaan kompresi (Gambar 7), bahkan

dengan pasien dalam posisi telengkup, dan menempatkan pasien di telengkup (Gambar

8), tegak, atau posisi Trendelenburg. Kolon sigmoid proksimal terbaik dilihat dengan

pasien dalam posisi telengkup atau miring kekiri posterior (Gambar 9a); kolon sigmoid

distal sering terbaik dengan pasien dalam posisi telentang atau miring kekanan posterior

(Gambar 9b). Lipatan yang paling ujung dari kolon sigmoid terbaik dilihat udara kontras

dengan pasien dalam posisi telengkup (Gambar 8).

Gambar.7a.

Nilai kompresi di dalam demonstrasi lipatan yang tumpang tindih. (A radiograf)

Titik diperoleh dengan pasien dalam posisi telengkup tumpang tindih dari lipat kolon

sigmoid. (B) titik radiograf diperoleh dengan pasien dalam posisi telengkup, dengan

mendorong balon kompresi di dinding anterior abdomen, menunjukkan pemisahan dua

dari tiga lipat sigmoid.

Purwokerto, Juli 2010 16

Page 17: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Gambar 7b.

Nilai kompresi di dalam demonstrasi lipatan yang tumpang tindih. (A radiograf)

Titik diperoleh dengan pasien dalam posisi telengkup tumpang tindih dari lipat kolon

sigmoid. (B) titik radiograf diperoleh dengan pasien dalam posisi telengkup, dengan

mendorong balon kompresi di dinding anterior abdomen, menunjukkan pemisahan dua

dari tiga lipat sigmoid.

Gambar.8a.

Telengkup versus posisi telentang untuk melihat kolon sigmoid dan rektum. (A

radiograf) Titik diperoleh setelah penghapusan enema ujung tabung dengan pasien dalam

posisi telentang. Distal rektum terlihat udara kontras . Lipat yang paling kaudal (panah)

dari kolon sigmoid penuh dengan barium. (B) Titik radiograf diperoleh dengan pasien

dalam posisi telengkup, tetapi radiograf dicetak dalam posisi anatomis yang sama seperti

perbandingan gambar langsung. Barium dalam rektum distal sekarang mengaburkan

Purwokerto, Juli 2010 17

Page 18: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

permukaan mukosa. Lipat yang paling kaudal (panah) dari kolon sigmoid sekarang

terlihat dengan udara kontras. (A dan b dicetak ulang, dengan izin, dari referensi 19.)

Gambar.8b.

Telengkup versus posisi telentang untuk melihat kolon sigmoid dan rektum. (A

radiograf). Titik diperoleh setelah penghapusan enema ujung tabung dengan pasien dalam

posisi telentang. Distal rektum terlihat udara kontras. Lipat yang paling kaudal (panah)

dari kolon sigmoid penuh dengan barium. (B) Titik radiograf diperoleh dengan pasien

dalam posisi telengkup, tetapi radiograf dicetak dalam posisi anatomis yang sama untuk

memungkinkan perbandingan gambar langsung. Barium dalam rektum distal sekarang

mengaburkan permukaan mukosa. Lipat yang paling kaudal (panah) dari kolon sigmoid

sekarang terlihat dengan udara kontras. (A dan b dicetak ulang, dengan izin, dari referensi

19.)

Gambar 9a.

Purwokerto, Juli 2010 18

Page 19: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Letak radiografi dari kolon sigmoid dengan pasien dalam (a) posisi miring kekiri

posterior dan (b) posisi miring kekanan posterior. Identik dari segmen kolon sigmoid

diidentifikasi dengan panah yang sama. Perubahan posisi pasien mengubah lokasi

kumpulan barium dan memungkinkan penggambaran berbagai segmen permukaan usus.

Gambar.9b.

Letak radiografi dari kolon sigmoid dengan pasien dalam (a) posisi miring kiri

posterior dan (b) curam posisi miring kanan posterior. ciri dari segmen kolon sigmoid

diidentifikasi dengan panah yang sama. perubahan posisi pasien akan merubah lokasi

kolam barium dan memungkinkan penggambaran berbagai segmen usus.

Posisi pasien dalan keadaan tegak,akan membantu menghapus kolam barium.

Tampilan yang diperoleh dengan pasien tegak seharusnya tidak terbatas pada hati dan

limpa tetapi juga digunakan untuk kolon transversus (Gambar 5), sebuah kolon sigmoid

berliku-liku, kolon ascenden dan descenden, dan bahkan rektum.

Tabel terangkat perlahan dan berhenti tiga sampai empat kali untuk memungkinkan

pasien untuk mencapai keseimbangan. Bila menggunakan fluoroskop konvensional, ahli

radiologi meletakkan tangannya di pundak pasien sebagai jaminan bahwa ia tidak akan

jatuh. Ketika meja fluoroskopi dimiringkan ke posisi tegak, ahli radiologi harus

mewaspadai pasien memiliki reaksi vasovagal. Jika pasien merasa pusing atau pingsan,

menutup mata nya, atau berhenti berkomunikasi, ahli radiologi harus kembali ke meja

horizontal dan hati-hati mengevaluasi status klinis pasien.

Purwokerto, Juli 2010 19

Page 20: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Bagian proksimal dan tengah kolon descenden dilihat terbaik dengan kontras udara

dengan pasien tegak atau posisi terlungkup. Bagian distal kolon descenden sering

ditemukan terbaik dengan pasien berbaring telentang atau posisi miring (Gambar 9).

Fleksura lienalis ditemukan terbaik dengan pasien dalam posisi tegak (Gambar 10)

atau berbaring (Gambar 11) posisi miring kanan posterior. Perempuan diperintahkan

untuk mengangkat payudara kiri secara manual dari medan radiasi untuk mengurangi

paparan radiasi ke payudara dan mencegah bayangan jaringan lunak payudara dari

atasnya fleksura lienalis.

Gambar 10.

Letak radiografi dari fleksura lienalis dengan pasien dalam posisi tegak miring

kanan posterior. Divertikula diisi dengan barium (pendek panah) dan dilapisi dengan

barium (panah panjang).

Gambar 11.

Purwokerto, Juli 2010 20

Page 21: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Titik radiografi dari fleksura lienalis dengan pasien dalam posisi horizontal miring

kanan posterior. ulserasi mukosa akan tampak sebagai barium filled yang dikelilingi oleh

halos radiolusen (panah). Satu minggu sebelum pemeriksaan ini, pasien mengalami

perdarahan anus akut selama penerbangan pesawat. Endoskopi hasil biopsi menunjukkan

adanya iskemik.

Gambar harus diperoleh untuk setiap loop di tengah kolon transversum. Sedangkan

gambaran yang diperoleh dengan pasien dalam posisi tegak adalah dua pertiga atas lumen

(Gambar 5), gambar yang diperoleh dengan pasien dalam posisi telentang

menggambarkan sepertiga inferior. Fleksura hepatic tergambar dengan pasien dalam

posisi tegak miring kiri posterior (Gambar 12). Kadang-kadang dinding medial ini

ditunjukkan terbaik dengan pasien dalam posisi telentang. Sekali lagi, perempuan

diperintahkan untuk mengangkat payudara kanan secara manual dari lapangan radiasi.

Gambar.12

Letak radiografi pemeriksaan hati : diperoleh dengan pasien dalam posisi tegak

miring kiri posterior. Payudara kanan yang ditinggikan secara manual dari lapangan

radiasi.

Bagian paling distal colon ascenden paling baik terlihat dengan posisi pasien tegak

miring kiri posterior. Bagian proksimal colon ascenden paling baik terlihat dengan pasien

dalam posisi telentang atau Trendelenburg. Foto sekum sering diperoleh dengan

menggunakan kompresi. Setengah lateral sekum dapat dilihat terbaik dengan pasien

dalam posisi miring kiri belakang. setengah medial sekum dapat dilihat lebih baik dengan

Purwokerto, Juli 2010 21

Page 22: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

pasien dalam posisi miring kanan posterior (Gambar 4a). Jika ada terlalu banyak barium

di sekum, pasien dapat berputar ke kanan dalam posisi Trendelenburg, untuk

memindahkan barium ke dalam usus besar naik, lalu kembali ke kiri sementara masih

dalam posisi Trendelenburg. Jika gerakan ini tidak berhasil, kelebihan barium dapat

dihapus dari sekum dengan berputar pasien gesit 360 ° ke arah kanan sekaligus

mempertahankan pasien dalam posisi Trendelenburg. sekum juga dapat dilihat dengan

fluoroskopi atau radiografi dengan pasien dalam posisi terlungkup, sedangkan dinding

anterior terisi penuh oleh barium.

Bayangan apendiks, katup ileocecal, atau ileum terminal menunjukan sisi kanan

kolon telah digambarkan sepenuhnya. Filling apendiks dan ileum terminal sangat

membantu pada pasien dengan nyeri kuadran kanan bawah dan diare. Pengisian

Appendiceal dan ileum terminal yang terbaik dilakukan sebelum sekum terisi penuh

dengan udara. Dengan menggunakan kompresi manual, barium didorong ke dalam

apendiks atau ileum terminal, terutama dengan pasien dalam posisi tegak atau miring kiri

posterior. Karena katup ileocecal biasanya terletak di dinding posterior dan medial

dinding cecal, menempatkan pasien dalam posisi terlungkup akan mengakibatkan

udarakembali ke dalam ileum terminal.

Overhead radiografi dan Gambar Postevacuation

Gambar Overhead memberikan "gambar besar" dan membantu mengumpulkan

gambar spot. Gambar. lapisan barium pada gambar overhead terdapatdi bagian superior

jika lapisan barium pada fluoroskopi sedikit karena sejumlah besar cairan intraluminal.

Penambhan Waktu antara spot radiograf dan gambar overhead memungkinkan mengubah

tambahan pasien dan absorpsi cairan intraluminal pada colon, yang meningkatkan lapisan

pada beberapa pasien. Pada pasien lain, keterlambatan waktu gambar overhead dapat

menyebabkan flokulasi barium.

Kami percaya bahwa radiografi overhead yang paling penting adalah dapat

menemukan gambar yang tidak ditemukan pada fluoroskopi: kiri-(Gambar 13) dan kanan

(Gambar 14) bagian bawah posisi dekubitus dan posisi terlungkup dari rectosigmoid

junction(Gambar 6b). Kami juga memperoleh gambar abdomen dengan pasien dalam

Purwokerto, Juli 2010 22

Page 23: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

posisi terlungkup dan lateral rektum dengan pasien dalam posisi terlungkup (Gambar 15).

Gambar Overhead tidak selalu ditemukan pada pasien dalam posisi telentang atau miring,

karena posisi ini sudah tergambar secara ekstensif di radiografi spot.

Gambar 13.

Cross - table radiograf overhead lateral diperoleh dengan pasien di sisi kiri-bawah

posisi dekubitus.

Gambar 14.

Cross-table radiograf overhead lateral diperoleh dengan pasien di sisi kanan-bawah

posisi dekubitus.

Purwokerto, Juli 2010 23

Page 24: Final Radiologi

RS. Margono Soekarjo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Gambar.15

Cross-table radiograf overhead lateral rektum diperoleh dengan pasien dalam posisi

rawan. Gambar overhead Postevacuation tidak selalu tampak. Namun,gambar

postevacuation fluoroscopic dan spot radiografi dapat diperoleh pada keterlambatan

pengisian barium pada pasien yang diduga menderita diverticulitis atau fistula. Jika

apendiks atau ileum terminal tidak terisi oleh barium tetapi harus digambarkan untuk

alasan diagnostic, fluoroskopi postevacuation kadang-kadang dapat menunjukkan

pengisian struktur ini.

IKHTISAR

Pemeriksaan double-contrast enema barium memiliki potensi dalam mendeteksi

kanker dini dan lesi prekursor seperti pemeriksaan radiologis lainnya, termasuk

mamografi (60). Kinerja pemeriksaan barium berkualitas tinggi double-contrast enema

membutuhkan radiolog yang cakap memanipulasi pasien dan kolam barium di meja

fluoroskopi dan monitor televisi. Hal ini memerlukan kombinasi dari ilmuwan dan

seniman barium kompulsif, yang siap untuk menyesuaikan pemeriksaan dengan sejarah

klinis, pasien, dan temuan fluoroscopic.

Purwokerto, Juli 2010 24