penatalaksanaan amfetamin

7

Upload: sarastania-oktatriana

Post on 14-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

amfetamin

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

PenatalaksanaanTindakan Emergensi dan SuportifMempertahankan fungsi pernafasanTerapi agitasi: Midazolam 0,05-0,1 mg/Kg IV perlahan-lahan atau 0,1-0,2 mg/Kg IM; Diazepam 0,1-0,2 mg/Kg IV perlahan-lahan; Haloperidol 0,1-0,2 mg/Kg IM atau IV perlahan-lahan.Terapi kejang: Diazepam 0,1-0,2 mg/KgBB IV; Phenitoin 15-20 mg/KgBB infus dengan dosis 25-50 mg/menit; Pancuronium dapat digunakan bila kejang tidak teratasi terutama dengan komplikasi asidosis dan atau rabdomiolisisTerapi comaAwasi suhu, tanda vital dan EKG minimal 6 jamTerapi Spesifik dan AntidotumTerapi hipertensi: phentolamine atau nitroprussideTerapi tachiaritmia: propanolol atau esmololTerapi hiperthermiaTerapi hipertensi: berat (diastolik > 120 mmHg) diberikan infus nitroprusid atau obat-obat lain seperti propanolol, diazoksid, khlorpromazine, nifedipin dan fentolaminGejala psikosa akut diatasi dengan supportive environment dan evaluasi. Gejala lebih berat diberikan sedatif dengan khlorpromazine atau haloperidol

DekontaminasiPada pasien yang memiliki gejala toksik tetapi keadaan sadar berikan activated charcoal 30-100 gram pada dewasaPada anak 1-2 gram/KgBB diikuti atau ditambah dengan pemberian katartik seperti sorbitolBila pasien koma lakukan gastric lavage menggunakan naso atau orgastric tube diikuti dengan pemberian activated charcoalReferensiBalster RL. Drug Abuse in Brody TM. Human pharmacology Molecular to Clinical. 3rd ed. Baltimore: Mosby, 1998: 447-460Shield RO. Amphetamines in Haddad LM. Clinical Management of Poisoning and Drug Overdose. 2nd ed. Philadelphia: WB Sounders, 1990: 770-779PrognosisMemang sulit untuk dapat menentukan prognosis adiksi, karena hal ini tergantung pada berbagai faktor, antara lain jenis adiksi, lamanya menderita adiksi, cepat lambatnya diterapi, pendidikan, kepribadian, budaya, lingkungan dan latar belakang lain-nya yang mendasari serta ada tidaknya penyakit-penyakit komorbid.Referensi Joewana, S (1989). Gangguan Penggunaan Zat, Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif Lain. Jakarta: Gramedia.