penatalaksanaan hipertensi

Upload: ali-rahmat-iqbal

Post on 12-Jul-2015

455 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan atau penggunaan obat jangka panjang. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi yaitu pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala, seringkali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna. Diamerika menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III), paling sedikit 30 % pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31 % pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. B. TUJUAN 1. Kita mengetahui gejala dan resiko yang dialami penderita hipertensi 2. Kita mengetahui cara penatalaksanaan hipertensi yang benarPKPA di RSUD PROF. Purwokerto Angkatan XIV 2009 Laporan

DR. Margono Soekirjo

2

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

BAB II PEMBAHASANA.

Definisi Hipertensi Hipertensi adalah suatu penyakit yang didefinisikan dengan kenaikan

tekanan darah (BP), dimana tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Kenaikan darah tersebut menyangkut beberapa fungsi organ tubuh yang esensial dan merupakan salah satu indikasi yang signifikan dari resiko faktor penyakit kardiovaskuler. Komite JNC7 melakukan deteksi, evaluasi, dan pelatihan untuk tekanan darah tinggi. (JNC7) adalah clinical guideline nasional tentang manajemen kenaikan tekanan darah pada hipertensi. Bab ini memberikan komponen yang relevan sesuai dengan data guideline yang evidence dengan fokus kepada farmakoterapi untuk hipertensi. Data dari Pemeriksaan Nutrisi dan Kesehatan Nasional dari tahun 1999 sampai 2000 ditemukan indikasi populasi orang Amerika dengan hipertensi, 68,9% untuk yang menderita hipertensi dan hanya 58,5% yang mendapat terapi antihipertensi. Kadang-kadang, hanya 34% pasien yang terkontrol tekanan darahnya. Peningkatannya 53,1% waktu dievaluasi dengan terapi. secara klinis mereka mempunyai kesempatan yang banyak untuk perawatan hipertensi. B. Etiologi Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang heterogen dari sebagian besar pasien yang memiliki etiologi, patofisiologi yang tidak diketahui (hipertensi primer atau essesial). Hipertensi ini tidak dapat diobati namun dapat dikendalikan. Presentase kecil dari pasien memiliki penyebab spesifik terhadap hipertensi yang mereka derita (hipertensi sekunder) terdapat berbagai penyebab potensial sekunder yang merupakan suatu kondisi medis yng dapat kambuh atau diinduksi secara endogen. Jika penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien tersebut secara potensial dapat terlihat.Laporan PKPA di RS Islam Sultan Agung Semarang Angkatan XIV 2009

3

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Hipertensi berdasarkan etiologinya dibagi menjadi 2 : 1. Hipertensi Primer (essensial) Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi menyerupai hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi primer). Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas yang menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga. Hal ini setidaknya faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Banyaknya karakteristik genetik dan terkait dengan sifat gen yang dapat mempengaruhi keseimbangan natrium, adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urin,pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.2.

Hipertensi sekunder Kurang dari 10% penderita hipertensi sekunder merupakan penyakit

komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat tersebut dapat dilihat pada tabel I. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder. Beberapa penyebab merupakan produk-produk herbal walaupun secara teknis produk tersebut bukan obat-obatan, namun mereka teridenfikasi sebagai penyebab meningkatkan tekanan darah dan hipertensi dari hipertensii sekunder ketika penyebab sekunder teridentifikasi, penyebab dapat dihilangkan dengan cara pengobatan atau menyesuaikan kondisi dari penyakit yang mungkin hal tersebut merupakan langkah mulai dalam tata laksana terapi.

Laporan PKPA di RS Islam Sultan Agung Semarang Angkatan XIV 2009

4

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Tabel. 1 penyebab dari hipertensi sekunder Penyakit Penyakit ginjal kronik Hiperaldosteronisme primer Penyakit renovaskular Sindrom cushing Pheochrmocytoma Penyakit jaringan hati Penyakit tiroid atau paratiroid Koarktasi aorta Obat yang digunakan untuk hipertensi Kortikosteroid, ACTH Estrogen (biasanya pil KB dengan kadar estrogen tinggi ) Obatobat antiinflamasi non steroid, COX-2 inhibitor Penilpropanolamin dan analognya Siklosporin dan takrolimus Eritropoetin Sibutramin

Antidepresan

(contohnya

venlafaxine),

bromokriptin, busporin, carbamazepin, klosapin, desfulrane, ketamin, metoklopramid

Kombinasi Klonidin/ -bloker

Pheochromositoma: -bloker dengan -bloker Obat stres dan produk alami lainnya Kokain dan oral kokain Mahuang, herbal ekstasi, golongan phenilpropanolamin lainnya

Nikotin dan withdrawal, steroid, narkotik, metilphenidate, ergotamine dan produk herbal gol ergot lainnya

Sodium, etanol, likorik, tiramin- makanan yang terdiri dari penghambat monoamineoxidase .

C. PatofisiologiLaporan PKPA di RS Islam Sultan Agung Semarang Angkatan XIV 2009

5

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

C.1.Tekanan darah arteri Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam mm mercuri. Dua tekanan darah arteri yang biasa diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatis, mungkin berhubungan dengan respon terhadap stres psikososial. b. Produksi hormon yang berlebihan yang menahan natrium dan vasokontriksi. c. Asupan natrium (garam) berlebihan. d. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium e. Mengingkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatkan produksi angiotensin II dan aldosteron. f. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrit oksida(NO), dan periode natriuretik g. Perubahan dalam ekskresi sistem kallikrein-kinin yang memperanguihi onus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal. h. Abnormalitas tahanan pembuluh darah,termasuk gangguan pada pembuluh kecil di ginjal. i. Diabetes melitus j. Resisitensi insulin k. Obesitasl.

Meningkatnya aktivitas vascule growth vaskuler reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung karakterisktik, inotropik dari jantung dan tonus vaskuler

m. Perubahan

n. Berubahnya transpor ion dalam sel. D. Klasifikasi tekanan darahLaporan PKPA di RS Islam Sultan Agung Semarang Angkatan XIV 2009

6

Program Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa ( umur 18 tahun). Klasifikasi takanan darah Normal Prehipertensi Tekanan darah sistolik mmHg