pbl+blok+9+skenario+3

63
Makalah PBL Blok 9 Skenario 3 Sistem Pencernaan (Alimenter) pada Tubuh Manusia Karina Patricia 102010157 C-6 16 Juli 2011

Upload: michellelie

Post on 16-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PBL+Blok+9+Skenario+3

TRANSCRIPT

Makalah PBL

Blok 9 Skenario 3Sistem Pencernaan (Alimenter) pada Tubuh Manusia

Karina Patricia

102010157

C-6

16 Juli 2011

Universitas Kristen Krida WacanaSistem Pencernaan (Alimenter) pada Tubuh Manusia

Karina Patricia (102010157/C-6)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 11470

Email: [email protected]

PendahuluanManusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan tergganggu. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.Sistem pencernaan (gastrointestinal/alimenter) merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin, mineral, dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang dapat diserap (dicerna) terutama di usus halus. Hasil pencernaan tersebut menembus mukosa masuk ke limfe atau darah (penyerapan).

Pencernaan dibagi menjadi dua, yaitu pencernaan fisika; pencernaaan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi, dan pencernaan kimia; pencernaaan makanan dengan menggunakan enzim, mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana.

Melalui tinjauan pustaka ini, kita akan membahas struktur dan mekanisme sistem pencernaan khususnya pada tubuh manusia, dan gangguan yang berkaitan dengan kembung. Serta dikaitkan juga dengan fungsi makan pagi dan pembentukan energi yang terjadi.Struktur Sistem PencernaanStruktur Makroskopis[1-3]

Gambar 1. Sistem Pencernaan. Sumber: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2010/09/pencernaan.jpg. MulutMerupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Rongga mulut dibagi dalam:

Vestibulum oris; Merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi dengan processus alveolaris-nya di sebelah dalam. Daerah ini diperdarahi oleh pembuluh nadi aa. Labiales superiores et inferiores, cabang a. Facialis dan a. Temporalis superficialis. Serta pembuluh balik V. Facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v. Facialis communis dan bermuara ke dalam v. Jugularis interna. Sementara kelenjar getah beningnya yaitu nnll. Submentales, submadibulares, dan parotideae yang kemudian dialirkan ke dalam nnll. Cervicales profundae.

Cavum oris propium; merupakan bagian yang terdiri atas: Gigi geligi; terletak pada processus alveolaris yang dilapisi oleh selaput lendir. Bagian atasnya diperdarahi oleh pembuluh nadi rr. alveolaris superiores, a. Infraorbitalis r. Alveolaris superior anterior; dan pembuluh balik v. Facialis atau plexus pterygoideus. Sementara bagian bawahnya diperdarahi oleh a. alveolaris inferior; dan pembuluh balik v. Alveolaris inferior. Persarafannya diatur oleh nn. Alveolares superiores, n. Alveolaris inferior. Palatum durum; suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palatini. Tulang-tulang ini dilapisi oleh selaput lendir di sisi superior dan inferior. Perdarahannya oleh cabang-cabang a. maxilaris yakni a. palatina descendens, aa. Palatina major. Palatum molle; terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi beberapa otot. Perdarahannya oleh aa. Palatinae minores, sedangkan persarafannya oleh plexus pharyngeus (N. IX + N. X), kecuali m. Tensor veli palatini oleh n. Tensoris veli palatini cabang n. Trigeminus V3 (mandibularis). Diaphragma oris; merupakan dasar mulut yang dibentuk oleh 3 otot yakni m. Digastricus venter anterior, m. Mylohyoideus, dan m. Geniohyoideus. Fungsinya untuk membuka mulut. Isthmus faucium; adalah hubungan antara rongga mulut dan ororpharynx. Batas-batasnya yakni : tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan dorsum linguae. Lidah (lingua); mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Diperdarahi oleh pembuluh nadi a. lingualis; dan pembuluh balik v. Dorsalis linguale, vv. Profunda linguae, v. Sublingualis. Sementara persarafan sensibelnyadiatur oleh n. Lingualis V3, N. IX, N. X; dan pengecapnya oleh n. Lingualis V3 (chorda tymphani N. VII), N. X.

Gambar 2. Mulut. Sumber: http://media-3.web.britannica.com/eb-media/91/74891-004-345232AC.jpg. Pharynx (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Dinding faring terdiri dari 3 lapis yakni: Tunica mucosa pharyngis; terdiri atas nasopharynx yang berfungsi untuk pernafasan, oropharynx yang berfungsi untuk pencernaan, dan laryngopharynx. Tunica submucosa pharyngis; di bagian atas sangat tebal dan melekatkan pharynx pada dasar tengkorak. Di bagian bawah, di laryngopharynx, submukosa lebih elastis sehingga memudahkan pada saat menelan. Tunica muscularis pharyngis; terdiri atas otot-otot melingkar dan membujur. Otot-otot melingkar terdapat pada dinding posterior dan lateral pharynx, yaitu m. Constrictor pharyngeus superior, m. Constrictor pharyngeus media, dan m. Constrictor pharyngeus inferior; serta otot-otot membujur m. Palatopharyngeus, m. Stylopharyngeus, m. Salpingopharyngeus. Perdarahannya diatur oleh a. Thyroidea superior, a. Pharyngea ascendens, dan pembuluh balik plexus venosus pharyngeus. Persarafannya diatur oleh plexus pharyngeus (N. IX + N. X). Oesophagus (Kerongkongan)

Merupakan suatu pipa muscular yang marupakan lanjutan pharynx. Pada esofagus dapat dibedakan 3 bagian utama.

Pars cervicalis (C6-C7); mempunyai batas anterior glandula thyreoidea dan trachea; batas posterior vertebra cervicalis; batas lateral kanan dan kiri a. Carotis communis, n. Recurrens; serta batas lateral kiri a. subclavia dan ductus thoracicus.

Pars thoracalis; mempunyai batas anterior trachea dan brochus kiri, pericardium dan atrium kiri, diafragma; batas posterior vertebra thoracalis, ductus thoracicus, v. azygos, aorta ascendens; batas kiri arcus aorta, n. recurrens kiri, a. subclavia kiri, ductus thoracicus, pleura; serta batas kanan pelura dan v. azygos.

Sisanya merupakan pars abdominalis.

Gambar 3. Esofagus. Sumber: http://www.nature.com/gimo/contents/pt1/images/gimo6-f6.jpg. Gaster (Lambung)Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Gaster terdiri dari cardia, fundus, antrum,dan pylorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung (gaster) berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting.

Lendir; melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

HCl; (asam klorida) menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Prekursor enzim; merupakan enzim yang memecah protein.

Gaster diperdarahi oleh pembuluh nadi a. gastrica sinistra, a. gastrica dextra, a. gastroepiploica dextra, a. gastroepiploica sinistra, a. gastrica brevis; dan pembuluh balik v. gastrica brevis, v.lienalis, v. gastroepiploica sinistra, v. gastroepiploica dextra, v. gastrica sinistra, v. gastrica dextra. Sementara persarafan parasimpatisnya diatur oleh nervus vagus (N. X) kanan dan kiri, dan simpatisnya oleh serabut preganglionic (n.splanchnicus thoracalis) dan serabut postganglionic (ggl.plexus celiacus). Gaster juga memiliki dua muara, yaitu cardiac, muara dari oesophagus ke gaster; dan pylorus, yaitu muara gaster ke duodenum.

Gambar 4. Lambung. Sumber: http://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/ha5lf2414a_a.jpg.

Intestinum (Usus Halus)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (sirkuler), lapisan otot memanjang (longitudinal), dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

Duodenum; adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Jejunum; adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Jejunum mempunyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada illeum, arcade yang setingkat, noduli limfatisi yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita sirkular yang rapat.

Ileum; adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Sifat illeum berlawanan dari jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis, diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, noduli limfatisi yang agregati, vasa recta yang pendek, dan pita sirkular yang renggang.

Gambar 5. Usus Halus. Sumber: http://1.bp.blogspot.com/_ZAXaYlkTYEk/S03GU6T-yuI/AAAAAAAAAGc/0IApW94Kg-Q/s400/usus+bagus+2.jpeg. Colon (Usus Besar)Usus besar (colon) atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencernabeberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Kolon terdiri atas beberapa bagian.1. Colon asendens (colon yang naik ke atas setelah illeum); dimulai dari junctura ileo colica sampai dengan flexura colli dextra. Vaskularisasinya oleh pembuluh nadi a. ileocolica dan a. colica dextra cabang a. mesenterica superior; serta pembuluh balik v. ileocolica dan v. colica dextra yang merupakan cabang dari v. mesenterica superior. Getah bening nnll. paracolica yang merupakan cabang dari nnll. mesenterica superior. Innervasinya dari plexus mesentericus superior.2. Colon transversum (colon yang bergerak melintang); dimulai dari flexura colli dextra sampai dengan flexura colli sinistra. Diperdarahi oleh pembuluh nadi a. colica media, cabang a. mesenterica superior, dan a. colica sinistra, cabang a. mesenterica inferior; serta pembuluh balik v. mesenterica superior. Getah bening nnll. colica media percabangan dari nnll. mesenterica superior.3. Colon desendens (colon yang bergerak setelah colon transversum menuju ke arah bawah); dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra (retroperitoneal). Diperdarahi oleh a. colica sinistra, cabang a. mesenterica inferior.4. Colon sigmoid (berhubungan dengan rektum); berbentuk huruf S, dari PAP S3, kemudian menjadi rectum rectosigmoid junction 15 cm dari anus. Perdarahannya oleh aa. sigmoideae, cabang a. mesenterica inferior. Caecum (Usus Buntu/Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Appendix (Umbai Cacing)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi. Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphincter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar), yang merupakan fungsi utama anus.

Perdarahannya oleh pembuluh nadi a. rectalis superior, cabang a. mesenterica inferior; a. rectalis media, dan a. rectalis inferior.

Gambar 6. Usus Besar. Sumber: http://medicastore.com/nutracare/image/anat_kolon.jpg.

Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar.1. Asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.2. Pulau pankreas (Langerhans), menghasilkan hormon.Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, collum pancreas, corpus pancreas, dan cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas (pulau-pulau Langerhans). Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone. Perdarahannya oleh a. pancreatico duodenale superior (cabang a. gastroduodenalis), a. pancreatico duodenalis inferior (cabang a. mesenterica superior); dan pembuluh balik darah dialirkan ke dalam v. lienalis dan v. mesenterica superior.

Gambar 7. Sumber: http://www.medindia.net/patients/patientinfo/images/Anatomy-pancreas.jpg. Hepar (Hati)Hati (hepar) dilapisi oleh peritoneum kecuali yang berbatasan dengan diaphragma yang disebut bare area atau area nuda hepatis. Hepar terdiri atas dua lobus, yaitu lobus sinistra hepatica, dan lobus dextra hepatica. Lobus dextra hepatica terbagi menjadi dua yaitu lobus caudatus dan quadratus. Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis & ligamentum venosum arantii.

Hepar terdiri atas tiga facies, yaitu facies diapraghmatica, adalah facies yang berbatasan langsung dengan permukaan bawah paru dan jantung ke impressio cardiaca; facies visceralis, yaitu facies inferior; dan facies superior yaitu bare area.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Kandung Empedu (Vesica Fellea)

Kandung empedu (gailbladder/vesica fellea) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu mempunyai dua fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Gambar 8. Sumber: http://www.medindia.net/patients/patientinfo/images/Anatomy-pancreas.jpg.Struktur Mikroskopis[4,5]Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi, yang dikelilingi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longitudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan plexus saraf submukosa (plexus meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan muskularis juga mengandung plexus saraf mienterikus (plexus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis (mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan, memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.

IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam lumen usus.

Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Plexus saraf membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.Rongga mulut (vestibulum oris); dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gigi dan palatum durum. Lamina proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut. Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan palatum molle, yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum molle adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum molle. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.Labium oris; dapat dibagi dalam 3 area, yaitu area cutanea yang tersusun atas struktur kulit tipis; area merah bibir (intermedia), epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan ikatnya tinggi dan mengandung banyak kapiler; dan area oral mukosa, bagian yang mempunyai struktur histologis yang sama dgn pipi, epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, lamina propianya agak kompak. Pada tunika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukosa. Dibawah submukosa didapati otot lurik (m.orbicularis oris).

Lidah; Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papila-papila lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papila lidah dan terdapat tonsila linguae. Pada bagian tengah lidah terdapat anyama penyambung septum linguae. Otot intrinsik lidah yang merupakan unsur utama lidah berjalan vertikal, longitudinal, dan transversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.

Papila merupakan peninggian epitel mulut dan lamina propria, dengan bentuk dan fungsi yang bervariasi. Ada 4 jenis papila yakni:

1. papila sirkumvalata; merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan permukaan datar yang menonjol diatas papila lain. Epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk. Bentuknya menyerupai papila fungiformis. Terdapat sulcus sircular (cryptus) dan pada sisi lateralnya terdapat taste bud. Duktus ekskretorius kelejar serous Van ebner bermuara ke cryptus.2. papila filiformis; merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan dorsal 2/3 anterior lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk, tidak mempunyai taste buds. Papila ini berbentuk kerucut memanjang (runcing). Modifikasi papila ini disebut papila cueniform (plapila conica).3. papila fungiformis; tersebar diantara papila filiformis. Epitelnya berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk. Permukaannya lebih lebar dari dasarnya sehingga bentuknya menyerupai cendawan (jamur). memiliki taste buds. Modifikasi papila ini disebut papila lentiformis.4. papila foliata; kurang berkembang pada manusia. Papila Foliata terdiri atas 2 atau lebih tonjolan dan alur pararel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak kuncup kecap.

Gambar 9. Lidah. Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_cs_T6MvX2fc/SwukAacJTMI/AAAAAAAAAD0/o3W88uhH4CM/s1600/tongue1.jpg.Esofagus; terdiri atas:1. tunika mukosa; epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika muscularis mukosa hanya satu lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang merupakan perluasan kelenjar kardia.2. tunika submukosa; terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelejar submukosa atau oesophageal glands.3. tunika muskularis; pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 bagian tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos.Gaster; seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Epitelnya mukosa selapis toraks tanpa sel goblet. Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen. Intinya oval, pada lamina propria terdapat:1. kelenjar kardia dan pilorus; sel sekresinya menghasilkan mukus yang berfungsi untuk melindungi lambung dari autodigestion. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang.2. kelenjar gastrin; dimulai dari dasar gasric pits ke seluruh lamina propria sampai tunika muscularis mukosa.Usus halus; epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel cryptus berfungsi menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3 daerah yakni:1. Duodenum; terdapat kelenjar Brunner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili intestinalis berbentuk lebar.2. Jejunum; tidak terdapat kelejar Brunner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.3. Ileum; terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/plaque peyeri di lamina propria meluas ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.Usus besar; Tunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet banyak dintara sel epitel. Memiliki cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitarius. Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali. Tunika muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang disebut taenia coli.Appendix; merupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris. Memiliki banyak folikel limphoid di sub mukosa. Tidak ada taenia coli. Strukturnya menyerupai usus besar.Rektum; mukosa mempunyai lipatan longitudinal rectal collum (anal column, Column of Morgagni). Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan anus disebut linea pectinata.Anus; tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater Pacini. Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis mukosa/lapisan longitudinal membentuk m. dilatator ani internus. Tunika muskularis sirkular menebal pada ujungnya membentuk m. sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini terdapat jaringan otot lurik m. sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, memiliki folikel rambut, dan kelenjar sebasea.Mekanisme Pencernaan [6-8]Proses dasar pencernaan dibagi menjadi empat, yaitu;

Motilitas; yang mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan terus-menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap, serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan). Gerakan propulsif (mendorong atau memajukan) isi saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan berbeda-beda, laju propulsif tergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan. Contohnya, transit makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungs sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung. Di usus halus, tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat, sehingga tersedia waktu cukup untuk penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua, gerakan tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.

Sekresi; di mana sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi, untuk transpor aktif. Sel-sel eksokrin memiliki banyak mitokondria untuk menunjang tingginya kebutuhan energi yang diperlukan dalam proses sekresi.

Digesti (pencernaan); yang mengacu pada proses penguraian makanan dari strukturnya yang kompleks menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi dalam sistem pencernaan. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik terhadap ikatan yang dapat mereka hidrolisis. Sewaktu bergerak melintasi saluran pencernaan, makanan terpajan ke berbagai enzim yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih lanjut.

Absorbsi; di mana melalui proses absorpsi ini, satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan tersebut bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.Sistem Persarafan UsusPlexus saraf intrinsik; adalah jaringan sel-sel saraf yang saling berhubungan. Terdapat dua jaringan serat saraf yang membentuk plexus di saluran pencernaan: plexus mienterikus (Auerbach) terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler; plexus submukosa (Meissner) terletak di submukosa. Kedua plexus ini dikenal sebagai plexus intrinsik karena keduanya seluruhnya berada di dalam dinding saluran pencernaan dari esofagus sampai anus. Bersama-sama, kedua plexus ini sering disebut sistem saraf enterik (usus). Plexus-plexus intrinsik mempengaruhi semua faset aktivitas saluran pencernaan. Sebagai contoh, apabila sebuah potongan besar bolus makanan tersangkut di esofagus, respon kontraktil lokal yang dikoordinasikan oleh plexus intrinsik dimulai untuk mendorong maju makanan.

Saraf ekstrinsik; adalah saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi berbagai organ pencernaan, yaitu serat-serat saraf dari kedua cabang sistem saraf otonom. Sistem simpatis yang bekerja pada situasi fight or flight cenderung menghambat kontraksi dan sekresi saluran pencernaan. Sistem parasimpatis mendominasi pada situasi tenang pada saat jenis-jenis aktivitas yang bersifat pemeliharaan, misalnya pencernaan, dapat berlangsung dengan optimum. Dengan demikian, serat saraf parasimpatis yang mempersarafi saluran pencernaan, terutama melalui saraf vagus, cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan.Fungsi otot polos; seperti sel-sel otot jantung, sel-sel otot polos merupakan sel pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang konstan karena potensial membrannya memperlihatkan variasi yang spontan dan berirama. Jenis aktivitas listrik spontan yang paling menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial gelombang lambat yang disebut irama listrik dasar (basic electrical rhythm, BER) saluran pencernaan (pacesetter potential). Jika gelombang tersebut mencapai ambang pada puncak-puncak depolarisasi, suatu lonjakan potensial aksi akan terpicu, menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang berulang-ulang. Apabila titik awal gelombang dekat dengan ambang, seperti saat makan, depolarisasi puncak gelombang lambat akan mencapai ambang, sehingga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang menyertainya meningkat. Sebaliknya, apabila titik awalnya jauh dari ambang, seperti pada saat tidak ada makanan, kecil kemungkinannya ambang tercapai, sehingga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil menurun.Reseptor Sensorik

Reseptor sensorik pada sistem pencernaan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kemoreseptor merupakan reseptor yang peka terhadap komponen-komponen kimia dalam lumen; mekanoreseptor merupakan reseptor tekanan yang peka terhadap peregangan atau ketegangan di dalam lumen; dan osmoreseptor merupakan reseptor yang peka terhadap osmolaritas isi lumen.

Pengaktifan reseptor akan mencetuskan refleks saraf yang berbeda; jika jaringan saraf intrinsik mempengaruhi sekresi atau motilitas lokal sebagai respon terhadap rangsangan lokal spesifik, refleks semacam ini dengan semua unsur lengkung refleks terletak di dalam dinding saluran pencernaan itu sendiri, disebut sebagai refleks pendek. Aktivitas saraf otonom ekstrinsik dapat turut bekerja pada kontrol lokal untuk memodifikasi respon otot polos dan kelenjar. Karena refleks otonom melibatkan jalur-jalur panjang antara sistem saraf pusat dan sistem pencernaan, refleks tersebut disebut refleks panjang.MulutPintu masuk ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang berbentuk bibir berotot membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di bibir. Bibir juga memiliki fungsi non pencernaan, seperti berbicara dan sebagai reseptor sensorik. Langit-langit (palatum) membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Ke arah depan mulut, palatum terdiri dari tulang yang disebut sebagai palatum durum (langit-lagit keras). Ke arah belakang mulut, palatum tidak memiliki tulang, disebut palatum molle. Di bagian belakang dekat tenggorokan terdapat suatu tonjolan menggantung pada palatum mole, yakni uvula (anak lidah) berperan penting untuk menutup saluran hidung ketika menelan.

Dalam mulut, terjadi proses pengunyahan (mastikasi) yang bertugas untuk memecahkan partikel makanan besar dan mencampur kelenjar makanan dengan sekret kelenjar liur. Pembasahan dan homogenisasi ini membentu proses menelan dan pencernaan selanjutnya. Partikel makanan besar dapat dicerna, namun menyebabkan kontraksi otot esofagus yang terasa kuat dan sering menyakitkan. Partikel yang kecil cenderung menyebar apabila tidak ada air liur dan juga menyebabkan proses menelan sulit karena partikel-partikel tersebut tidak membentuk bolus. Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung pada makanan.Selama penghancuran secara mekanis berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut akan mengeluarkan cairan yang disebut saliva/air liur. Terdapat tiga kelenjar yang mengeluarkan saliva, yaitu kelenjar parotis yang merupakan kelenjar terbesar dan terletak di bagian atas mulut di depan telinga; kelenjar submandibular yang terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam; kelenjar sublingual yaitu kelenjar paling kecil yang terletak di bawah lidah bagian depan.

Saliva adalah cairan yang lebih kental dari air biasa. Secara rata-rata, sekitar 1-2 liter saliva dieksresikan per hari. Sekresi saliva bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% terdiri atas Ca++, Mg++, Na+, K+, PO43-, Cl-, HCO3-, SO42-, dan zat-zat organik, seperti musin dan enzim amilase (ptialin). Saliva memiliki fungsi penting, seperti memudahkan menelan, mempertahankan kelembapan mulut, sebagai pelarut molekul yang merangsang indera pengecap, membantu proses bicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah, serta mempertahankan kebersihan mulut dan gigi. Saliva juga mempunyai daya anti bacteri dan penderita defisiensi saliva (xerostomia) mempunyai insidens karies gigi lebih tinggi daripada normal. Selain itu, saliva dapat membantu menetralkan asam di makanan atau asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga dapat mencegah karies gigi.

Sekresi saliva dapat ditingkatkan dengan dua refleks; refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi disaat kemoreseptor atau mekanoreseptor di dalam rongga mulut berespon terhadap adanya makanan; refleks saliva didapat (terkondisi) terjadi pengeluaran saliva tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini. Tidak seperti sistem saraf otonom di tempat lain, respon simpatis dan parasimpatis di saliva tidak saling bertentangan, keduanya sama-sama meningkatkan sekresi saliva. Rangsangan parasimpatis yang berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva kental dalam jumlah sedikit dan kaya mukus.Esofagus

Menelan dimulai ketika bolus makanan secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Terjadi suatu kontraksi peristaltis berbentuk cincin dari otot esofagus di belakang makanan, yang kemudian menyapu makanan menuruni esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Jika manusia berada pada posisi tegak, cairan dan makanan setengah padat umumnya jatuh oleh gaya tarik bumi ke esofagus bawah yang mendahului gelombang peristaltik. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula oblongata, pada pons bagian bawah. Pusat menelan secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Jumlah total menelan per hari adalah sekitar 600: 200 saat makan dan minum, 350 saat terjaga tanpa makan, dan 50 saat tidur.

Motilitas yang terjadi di faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition. Menelan sebenarnya mengacu pada keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut melalui esofagus ke lambung yang melibatkan respons refleks oleh impuls aferen di nervus trigeminus, glosofaringeus, dan vagus. Impuls-impuls ini terintegrasi di nukleus traktur solitarius dan nukleus ambigus. Serabut-serabut eferen berjalan ke otot faring dan lidah melalui nervus trigeminus, fasialis, dan hipoglossus. Menelan diawali dengan kerja volunter, yakni mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya ke belakang menuju faring. Hal ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot faring yang mendorong makanan ke dalam esofagus. Inhibisi pernafasan dan penutupan glotis merupakan bagian dari respon refleks ini.

Esofagus dijaga oleh sfingter di kedua ujungnya. Sfingter adalah struktur berotot berbentuk cincin yang jika tertutup dapat mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus atas ialah sfingter faringoesofagus dan sfingter bawah ialah sfingter gastroesofagus (atau yang biasa disebut sfingter esofagus bawah, SEB).

Sfingter gastroesofagus selalu berkontraksi (kecuali saat menelan) untuk mempertahankan sawar antara esofagus dan lambung, sehingga mengurangi kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke esofagus. Apabila isi lambung mengalir kembali ke esofagus, keasaman isi lambung akan mengiritasi esofagus, menimbulkan rasa tidak nyaman di esofagus, dikenal sebagai heartburn. Jika sfingter gastroesofagus tidak dapat melemas sewaktu menelan, tetapi malah berkontraksi lebih kuat, dikenal sebagai keadaan akalasia. Terjadi penimbunan makanan di esofagus, menyebabkan esofagus sangat melebar karena perjalanan makanan ke lambung sangat terhambat.LambungLambung mensekresikan beberapa jenis zat.

Sekresi mukus; dimana lapisan mukus berasal dari sel epitel permukaan dan sel leher mukosa (mucous neck cell) yang berada di permukaan mukosa lambung. Mukus berfungsi sebagai protektor yang mengatasi beberapa bentuk cedera terhadap mukosa lambung.Sekresi HCl; yang dihasilkan oleh sel-sel parietal. Ion H+ dan ion Cl- dipindahkan secara aktif melawan gradien konsentrasi, maka dibutuhkan banyak energi. Sehingga, sel-sel parietal banyak mengandung mitokondria. Adanya HCl dalam lambung menyebabkan cairan dalam lambung bersifat asam, dengan pH sekitar 1-2. Fungsi HCl tersebut ialah untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, membantu penguraian serat jaringan ikat, dan bersama lisozim saliva mematikan mikroorganisme yang masuk bersama makanan.

Sekresi pepsinogen; dengan sel utamanya ialah pepsinogen disintesis dan dikemas oleh kompleks Golgi dan retikulum endoplasma sel utama. Pepsinogen disimpan di sitoplasma sel utama di dalam vesikel sekretorik yang disebut granula zimogen dan dikeluarkan secara eksositosis dan mengalami penguraian oleh HCl menjadi pepsin. Pepsin berfungsi mencerna protein harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif agar tidak mencerna sendiri sel tempat ia terbentuk.

Sekresi gastrin; dimana gastrin dihasilkan dari sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, mensekresikan gastrin ke dalam darah kembali ke mukosa oksintik (tajam), merangsang sel utama dan sel parietal sehingga terjadi sekresi getah lambung yang sangat asam. Gastrin juga bersifat mendorong pertumbuhan (trofik) mukosa lambung dan usus halus.Selain itu, gastrin juga bekerja merangsang sekresi histamin dari sel yang mirip-enterokromafin (enterochromaffin-like cells; ECL). Sel-sel ini memiliki reseptor asetilkolin selain reseptor gastrin, tetapi peran asetilkolin dalam merangsang sel-sel ini masih belum diketahui. Sel-sel ini dihambat oleh somatostatin. ECL mengalami hipertrofi bila sekresi asam lambung ditekan dalam waktu lama.

Sekresi faktor intrinsik; dimana faktor intrinsik (sianokobalamin) diproduksi oleh sel parietal yang berperan penting dalam penyerapan vitamin B12 dan hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor tersebut. Penyerapan vitamin B12 dilaksanakan oleh mekanisme transportasi khusus, mungkin endositosis di bagian akhir ileum. Vitamin B12 esensial untuk pembentukan eritrosit dan jika tidak terdapat faktor intrinsik, vitamin B12 tidak dapat diserap dan timbul anemia pernisiosa.Motilitas lambung mencakup beberapa langkah, yaitu pengisian lambung; dalam keadaan kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 mL, tetapi dapat mengembang hingga sekitar 1 liter ketika makan. Faktor yang berpengaruh terhadap pengisian lambung ialah; plastisitas yang mengacu kepada kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot rangka dan otot jantung. Dengan demikian, pada saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut menyerah (melemas) tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam yang disebut rugae. Selama makan, lipatan tersebut mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit terisi. Relaksasi refleks lambung saat menerima makanan itu disebut relaksasi reseptif. Relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan hanya sedikit mengalami peningkatan tekanan.

Penyimpanan makanan; pola depolarisasi spontan, yaitu irama listrik dasar (Basic Electrical Rhythym, BER) lambung berlangsung secara terus-menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkuler lambung. Bergantung pada tingkat eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa ke ambang dan mengalami potensial aksi yang kemudian mengalami kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik. Setelah dimulai, gelombang ini menyebar ke seluruh fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di daerah tersebut lemah. Pada saat mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat, disebabkan oleh lapisan otot di antrum yang jauh lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung melalui esofagus tersimpan relatif tenang tanpa pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan, hanya berisi gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran makanan.

Pencampuran makanan; kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus dalam keadaan normal menjaga sfingter tertutup rapat (tetapi tidak seluruhnya). Lubang yang tersedia cukup besar untuk air dan cairan lain lewat, tetapi terlalu kecil untuk kimus yang kental lewat, kecuali jika kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat. Walau demikian, dari 30 mL kimus yang dapat ditampung antrum, hanya beberapa mL isi antrum yang dapat masuk ke duodenum oleh setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan menghambat aliran kimus ke duodenum. Kimus yang sudah di depan sfingter pilorus kembali ke antrum dan didorong kembali ke pilorus oleh peristaltik berikutnya, gerakan maju-mundur ini disebut retropulsi agar kimus tercampur merata.

Pengosongan lambung; kontraksi peristaltik antrum juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Intensitas peristaltik antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum, dengan demikian pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum. Dengan sedikit menimbulkan depolarisasi dan hiperpolarisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi eksitabilitas otot yang pada gilirannya menentukan tingkat peristaltik antrum. Semakin tinggi aksitabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristltik antrum, semakin cepat pengosongan lambung.Sekresi Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar campur yang memiliki jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik yang membentuk kantung, atau asinus yang berhubungan ke duktus dan akhirnya bermuara ke duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau Langerhans yang mensekresikan insulin dan glukagon.

Enzim-enzim pankreas, yaitu enzim proteolitik berperan dalam pencernaan protein terdiri dari tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Sebagai perlindungan tambahan, pankreas juga menghasilkan inhibitor tripsin yang menghambat kerja tripsin jika enzim ini secara tidak sengaja diaktifkan di pankreas.

Amilase pankreas; berfungis untuk pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

Lipase pankreas; merupakan satu-satunya enzim penuntas lemak yang disekresikan ke seluruh sistem pencernaan. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak. Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak berbahaya.

Hormon kolesistokinin (CCK) yang dilepaskan sel epitel duodenum ke dalam aliran darah sebagai respon dari adanya asam amino dan asam lemak dalam kimus, bertanggung jawab terhadap sekresi enzim pankreas dari sel asinus pankreas. Volume getah pankreas yang disekresi akan dengan tepat menetralkan kandungan asam pada kimus yang dihantarkan oleh lambung ke usus. Hal ini terjadi karena asam di duodenum menyebabkan pelepasan sekretin dari dinding duodenum ke aliran darah. Sekretin akan menstimulasi produksi air dan ion bikarbonat dari sistem duktus dan terutama dari sel epitel yang melapisi duktus.Sekresi EmpeduHati adalah organ terbesar dalam tubuh terlibat dalam proses zat-zat yang diabsorpsi, baik nutrient maupun toksik. Dengan kata lain, hati bertanggung jawab terhadap metabolisme berbagai zat yang dihasilkan dari pencernaan dan absorpsi makanan dari usus. Hati juga berfungsi eksokrin yang penting terlibat dalam; produksi asam empedu dan cairan alkali untuk pencernaan dan absorpsi lemak, serta netralisasi asam lambung; pemecahan dan produksi produk buangan metabolisme setelah pencernaan; detoksifikasi zat-zat beracun; eksresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di empedu.Empedu terdiri atas garam empedu, pigmen empedu, dan zat lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip getah pankreas. Sekitar 500 mL empedu disekresikan setiap hari. Sebagian komponen empedu disekresikan di usus kemudian diekskresikan kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik). Glukoronida dalam pigmen empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin, membuat empedu menjadi warna kuning keemasan.

Garam empedu adalah garam natrium dan kalium asam empedu, dan semuanya disekresikan ke dalam empedu dikonjugasikan dengan glisin atau taurin, yaitu suatu turunan sistein. Garam empedu mempunyai sejumlah efek penting. Garam-garam ini menurunkan tegangan permukaan, dan bersama fosfolipid dan monogliserida, berperan pada emulsifikasi lemak sebagai persiapan untuk pencernaan dan penyerapannya di usus halus. Garam-garam ini bersifat amfifatik, yaitu memiliki ranah hidrofilik dan hidrofobik; salah satu permukaan molekul bersifat hidrofilik karena ikatan peptida polar dan gugus karboksil serta hidroksil berada di permukaan tersebut, sedangkan permukaan lain bersifat hidrofobik. Dengan demikian, garam empedu cenderung membentuk lempeng silindris yang disebut misel. Bagian hidrofiliknya menghadap ke luar, dan permukaan hidrofobiknya menghadap ke dalam. Agregat misel memiliki ukuran sekitar sepersejuta lebih kecil daripada ukuran butir emulsi lemak. Misel, karena larut dalam air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut air (tetapi larut lemak) di intinya yang larut lemak. Dengan demikian, misel merupakan vehikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air.

Selain itu, juga terdapat efek yang disebut efek deterjen empedu, yaitu mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang berisi butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air, molekul-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi butir-butir lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, sehingga pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama.

Usus Halus

Usus halus dibagi menjadi tiga, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

Sekresi mukus oleh kelenjar Brunner yang berfungsi untuk proteksi dan lubrikasi.

Sekresi getah pencernaan oleh kripta Lieberkuhn dimana permukaan kripta dan vili ditutupi oleh sel goblet yang berfungsi untuk sekresi mukus dan enterosit. Enterosit dalam kripta untuk sekresi air dan elektrolit. Enterokit di atas permukaan vili untuk absorpi air dan elektrolit, serta produk akhir pencernaan.

Sekresi enzim terutama dari mukosa yang menutupi vili/brush border mengandung enzim peptidase, sukrase, maltase, isomaltase, laktase, dan lipase intestinum.Metode motilitas utama usus halus adalah segmentasi yaitu mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Segmentasi terdiri dari kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi otot polos sirkuler di sepanjang usus halus, di antara segmen-segmen yang berkontraksi di daerah-daerah yang berisi bolus kecil kimus. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas, dan kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas. Dengan demikian, segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi di depan dan di belakangnya. Segera setelah itu, daerah-daerah yang berkontraksi dan melemas kembali bertukar. Dengan cara ini kimus dhancurkan, dikocok, dan dicampur dengan merata. Kontraksi segmentasi diawali oleh sel-sel pemacu usus halus yang menghasilkan BER serupa dengan BER lambung yang menentukan peristaltis lambung. Apabila BER membawa lapisan otot polos ke ambang, kontraksi segmental akan terinduksi, dengan frekuensi segmentasi mengikuti frekuensi BER. Segmentasi ileum kosong yang ditimbulkan oleh gastrinyang disekresikan sebagai respon terhadap adanya kimus di lambung, suatu mekanisme yang disebut refleks gastroileum. Saraf-saraf ekstrinsik dengan rangsangan parasimpatis meningkatkan segementasi, dan sebaliknya dengan rangsangan simpatis. Segmentasi tidak saja menyebabkan pencampuran, tetapi juga sebagai faktor utama yang mendorong kimus secara perlahan melewati usus halus. Frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus, sehingga kimus berjalan ke depan. Kecepatan segmentasi di duodenum 12 kali per menit, sedangkan di ileum terminal 9 kali per menit. Akibatnya, kimus secara perlahan bergerak maju dari bagian awal usus halus ke bagian belakang, dan selama proses ini kimus mengalami gerakan maju mundur, sehingga dapat terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.Usus Besar

Usus besar (kolon) mempunyai fungsi utama penyerapan air, natrium, dan mineral lain. Dengan mengeluarkan sekitar 90 % cairan, kolon mnegubah 1000-2000 mL kimus isotonik yang masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semi padat dengan volume 200 250 mL.

Bagian ileum yang mengandung katup ileosekum menonjol sedikit ke sekum sehingga peningkatan tekanan kolon akan menutupnya, sedangkan peningkatan tekanan ileum akan menyebabkan katupnya membuka. Jadi katup ini secara efektif mencegah refluks isi kolon ke dalam ileum. Gerakan kolon mencakup kontraksi segmentasi (haustra) dan gelombang peristaltis seperti di usus halus. Kontraksi segmentasi mencampur isi kolon ke mukosa, penyerapan akan meningkat. Gelombang peristaltik mendorong isi kolon menuju rektum, walaupun antiperistaltis lemah kadang-kadang dijumpai. Selain itu, kontraksi kerja massal yang terjadi kontraksi simultan otot polos di daerah penyatuan yang luas. Kontraksi ini mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Refleks ini disebut refleks gastroileum. Kontraksi ini juga mendorong isi kolon ke rektum dan peregangan rektum kemudian mencetuskan refleks defekasi. Refleks ini disebut refleks gastrokolon. Gerakan kolon dikoordinasikan oleh BER kolon. Frekuensi gelombang ini tidak seperti gelombang usus halus, meningkat sepanjang kolon, dari sekitar 2kali/menit di katup ileosekum menjadi 6kali/menit di sigmoid.Pada manusia, persarafan simpatis ke sfingter ani iternus (involunter) bersifat eksitatorik, sedangkan persarafan simpatis bersifat inhibitorik. Peregangan rektum oleh feses akan mencetuskan kontraksi refleks otot rektum dan keinginan untuk buang air besar. Refleks ini terjadi karena sfingter otot ani internus (otot polos) melemas, serta adanya kontraksi kuat rektum dan kolon sigmoid. Bila sfingter ani eksternus (otot rangka) melemas, maka terjadi defekasi. Bila defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang akan melemas, keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak feses ke rektum. Pada periode aktif, kedua sfingter ani berkontraksi untuk memastikan tidak ada pengeluaran feses.

Usus besar tidak mensekresikan enzim pencernaan apapun. Hal tersebut tidak diperlukan karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang berfungsi untuk melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis. Mukus menghasilkan pelumasan yang memudahkan feses lewat, sedangkan HCO3- menetralkan asam-asam iritan yang dihasilkan oleh fermentasi lokal bakteri.Enzim Pencernaan [8]MulutLiur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH sekitar 6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Gerakan mengunyah berfungsi memecah makanan sehingga terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi kerja enzim. Liur juga merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol dan morfin), ion-ion organik (K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi imunoglobulin (IgA).

-Amilase liur mampu membuat pati dam glikogen dihidrosis menjadi amltosa dan oligosakarida. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH