pbl blok 14 - skenario 3

Upload: cathelinstella

Post on 14-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

colles fracture

TRANSCRIPT

Fraktur Colles pada AnakCathelin Stella10-2010-219C-6Mahasiswi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731e-mail : [email protected]_________________________________________________________________________PendahuluanLatar BelakangFraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar. Tujuan1. Mengetahui dan lebih memahami tentang jenis fraktur, terutama mengenai fraktur colles2. Mengetahui tindakan bedah dan non-bedah yang harus dilakukan pada kasus fraktur.

IsiAnamnesis1. Identitas PasienMenanyakan kepada pasien atau orang tua dari anak, meliputi :1 Nama lengkap pasien Umur pasien Tanggal lahir Jenis kelamin Agama Alamat Umur (orang tua) Pendidikan dan pekerjaan (orang tua) Suku bangsa2. Keluhan Utama Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : nyeri pada lengan bawah kanan.3. Riwayat Penyakit Sekarang Menanyakan kepada pasien atau orang tua sebagai wali : Sejak kapan dirasakan nyeri ? Bagaimana intensitas nyeri tersebut ? apakah sangat nyeri ? Apakah nyeri hilang timbul ? Apakah nyeri dipengaruhi aktivitas ? Gerakan apa saja yang dapat dan tidak dapat dilakukan setelah trauma terjadi? Adakah faktor yang dapat memperberat atau memperingan nyeri ? Apakah nyeri menjalar ? Apakah nyeri terasa tajam, tumpul atau berdenyut ? Apakah pernah terjatuh sebelumnya ? Apakah disertai dengan gejala seperti demam, bengkak dan lain-lain ? Berapa berat badan sebelum sakit ? adakah penurunan berat badan?4. Riwayat Penyakit Dahulu Apakah pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya ? jika ya, apakah sudah berobat ke dokter dan apa diagnosisnya serta pengobatan yang diberikan ?5. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga. Apakah terdapat gejala yang sama pada ayah, ibu, atau saudara kandung ? Jika pasien mempunyai saudara, apakah saudara pasien mengidap penyakit bawaan?6. Riwayat Pengobatan Obat apa saja yang sudah diminum pasien untuk mengatasi nyeri

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik didapati tanda fraktur. Pemeriksaan harus memperhitungkan kemungkinan adanya gangguan syaraf atau kerusakan pembuluh darah. Pada pemeriksaan radiologis yang perlu diperhatikan adalah adanya luksasi sendi radiuoulnar proksimal atau distal yang lebih dicurigai apabila ditemukan fraktur.2Kemudian lakukan pemeriksaan status lokalisasi. Dimana tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang sebagai berikut :31. Look, cari apakah terdapat: Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal (misalnya pada fraktur kondilus lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan pemendekan. Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat berjalan. Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya pada tungkai bawah apparent length (jarak antara umbilikus dengan maleoulus medialis), dan true length (jarak antara umbilikus dengan maleolus medialis), dan true length (jarak antara SIAS dengan maleolus medialis)2. Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak dilakukan lagi karena akan menambah trauma3. Move, untuk mencari:- Krepitasi, terasa bila fraktur digerakan. Tetapi pada tulang spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena menambah trauma.- Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun tidak.- Seberapa jauh gangguan-gangguan fungsi, gerakan-gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion (derajat daru ruang lingkup gerakan sendi), dan kekuatan

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :1. Pemeriksaan RadiologiPemerikasaan radiologi dilakukan untuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur. Pemerikasaan radiologi menggunakan rontgen (x-ray).3 Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada x-ray:41) Bayangan jaringan lunak2) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periostenum atau biomekanik atau juga rotasi3) Trobukulasi ada tidaknya rare fraction4) Sela sendi serta bentuk arsitektur sendi

2. Pemeriksaan LaboratoriumSelain pemeriksaan radiologi itu ada juga pemeriksaan laboratorium yaitu sebagai berikut:1) Kalsium serum dan fosfat serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang2) Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang3) Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase (LDH-5), Aspartat amino transferase (AST), Aldolase meningkat pada tahap penyembuhan luka.

DiagnosisDifferential DiagnosisBerdasarkan kasus yang terjadi, maka diagnosis pembanding yang diambil adalah : Fraktur Colles Fraktur Smith Fraktur Galeazzi Fraktur Montegia Fraktur AvulsiAlasan mengapa dipilih hipotesis tersebut adalah memiliki mekanisme jatuh yang sama, yaitu sama-sama jatuh dalam keadaan tangan terbuka dengan tangan berusaha menahan badan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan foto rontgen antebrachii dekstra. Fraktur CollesDeformitas pada fraktur ini adalah berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien jatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, posisi lengan berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi atau supinasi). Garis fraktur mungkin transversal atau oblik, dan ia berjalan melintasi bagian distal os radius. Ia dapat merupakan fraktur kominuta, yang meluas sampai ke artikulasio radiokarpal. Fraktur Smith5Fraktur Smith juga dikenal sebagai kebalikan dari Colles, dengan fraktur dislokasi kea rah anterior (volar). Biasa terjadi pada orang usia muda. Pasien terjatuh dengan tangan menahan berat badan sedangkan posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahannya transversal . Fraktur Galeazzi3Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang member gaya supinasi. Fraktur MontegiaFraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung. Fraktur Avulsi6Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligament. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang diperlukan. Namun, bila diduga ada ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut.Working DiagnosisBerdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang didapat, dapat ditegakkan diagnosis Fraktur Colles. Fraktur Colles atau Colles fraktur adalah fraktur yang terjadi pada metafisis distal radius. Sesuai dengan mekanisme terjadinya trauma yaitu pasien terjatuh dengan tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal. Dimana berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan lengan kanan anak tersebut yang digunakan untuk menopang berat badannya ketika ia jatuh tersungkur dan juga berdasarkan bentuk lengan bawah kanan yang tampak tidak normal dan juga beberapa tanda fraktur yang ditemukan.

Anatomi dan kinesiologiKedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendri radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radiulnar, yang mengandung fibrokatilago triangularis. Membran interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dengan patah tersebut.Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi terutama pada radius.

Gambar 1.Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral

Gambar 2. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal

EtiologiLewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukupkekuatan dLewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukupkekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu :31. Fraktur akibat peristiwa trauma. Sebagisan fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiranatau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yangterkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanyamenyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanyamenyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancurankemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunakyang luas.2. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekananRetak dapat terjadi pada tulang sepertihalnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini palingsering dikemukakan pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari ataucalon tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.3. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulangtersebut sangat rapuh.

Biomekanika TraumaBerdasarkan mekanisme terjadinya fraktur dibagi menjadi dua, yaitu:31. Tipe EktensiTrauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperektensi, lengan bawah dalam posisi supinasi,2. Tipe FleksiTrauma terjadi ketika siku dalam posisi fleksi, dengan lengan dalam posisi pronasiBerdasarkan kasus maka dikatakan bahwa pasien jatuh sedangkan tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi, sedangakan lengan dan tubh endorotasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal dimana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial, dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari processus styloid ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal (Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal.)

Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien fraktur, yaitu harus segera diimobilisasi untuk memungkinkan pembentukan hematoma fraktur dan meminimalkan kerusakan. Pada tahap penyambungan kembali tulang (reduksi) penting dilakukan agar terjadi pemulihan posisi yang normal dan rentang gerak. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi bedah (reduksi tertutup). Apabila diperlukan pembedahan untuk fiksasi (reduksi terbuka), pin atau sekrup dapat dipasang untuk mempertahankan reduksi dan menstimulasi penyembuhan. Pada imobilisasi jangka panjang setelah reduksi penting dilakukan agar terjadi pembentukan kalus dan tulang baru. Imobilisasi yang panjang biasanya dilakukan dengan pemasangan gips atau penggunaan bidai.7 Dibawah ini, dijelaskan penatalaksanaan yang lebih lengkap mengenai fraktur dan dislokasi:1. FrakturFraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan nafas (airway), proses pernapasan (breathing). Dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian, lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurai rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.3Pengobatan fraktur tertutup bisa konservatif atau operatis.1. Terapi konservatif, terdiri dari: Proteksi saja, misalnya mitela untuk fraktur collum chirurgium humeri dengan kedudukan baik Imobilisasi saja tanpa reposisi, misalnya pemasangan gips pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan kedudukan baik Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips, misalnya pada fraktur suprakondilus, fraktur colles, fraktur smith. Reposisi dapat anastesi umum atau lokal. Traksi, untuk reposisi secara perlahan. Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel, traksi Bryant). Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban 65 tahun) yang umumnya telah mengalami degenerasi sehingga terdapat penyakit degeneratif pada rangka skelet. Penyakit degeneratif seperti osteoporosis, osteoarthritis dapat menyebabkan ketidak seimbangan dalam bergerak serta tulang yang rapuh. Dengan kondisi yang demikian, apabila terjatuh tulang menjadi mudah fraktur. Selain itu fraktur juga sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda (