pbl blok 6 skenario 11

32
Pendahuluan Latar belakang Meskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkontak langsung dengan jaringan otak,namun otak,dibandingkan dengan jaringan lain,sangat bergantung pada pasokan darah yang konstan. Tidak seperti kebanyakan jaringan,yang dapat mengandalkan metabolism anaerob untuk menghasilkan ATP tanpa adanya O 2 sedikitnya beberapa saat, otak tidak dapat menghasilkan ATP tanpa adanya O 2.. 1 Kesemutan tubuh sebelah kanan, mulut mencong, dan bicara tidak jelas merupakan gejala awal terjadinya stroke. Penyebab tersering kerusakan otak adalah Cerebrovascular accident (CVA atau Stroke). Ketika pembuluh darah otak (serebrum) tersumbat oleh bekuan atau pecah,jaringan otak yang didarahi oleh pembuluh darah tersebut kehilangan pasokan vital O 2 dan glukosa. Akibatnya adalah kerusakan dan biasanya kerusakan jaringan tersebut. Temuan temuan baru memperlihatkan bahwa kerusakan saraf meluas melebihi bagian yang kekurangan darah akibat efek neurotoksikyang menyebabkan kematian sel-sel disekitar. Sementara sel-sel yang mula-mula mengalami kekurangan darah akibat nekrosis,sel-sel sekitar mengalami apoptosis. Sel-sel yang mengalami kekurangan O 2 mengeluarkan glutamat,suatu neurotransmitter eksitatorik umum,secara berlebihan. Glutamat atau neurotransmitter lain

Upload: isalin

Post on 09-Nov-2015

97 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

blok 6

TRANSCRIPT

PendahuluanLatar belakangMeskipun banyak bahan dalam darah tidak pernah berkontak langsung dengan jaringan otak,namun otak,dibandingkan dengan jaringan lain,sangat bergantung pada pasokan darah yang konstan. Tidak seperti kebanyakan jaringan,yang dapat mengandalkan metabolism anaerob untuk menghasilkan ATP tanpa adanya O2 sedikitnya beberapa saat, otak tidak dapat menghasilkan ATP tanpa adanya O2..1Kesemutan tubuh sebelah kanan, mulut mencong, dan bicara tidak jelas merupakan gejala awal terjadinya stroke. Penyebab tersering kerusakan otak adalah Cerebrovascular accident (CVA atau Stroke). Ketika pembuluh darah otak (serebrum) tersumbat oleh bekuan atau pecah,jaringan otak yang didarahi oleh pembuluh darah tersebut kehilangan pasokan vital O2 dan glukosa. Akibatnya adalah kerusakan dan biasanya kerusakan jaringan tersebut. Temuan temuan baru memperlihatkan bahwa kerusakan saraf meluas melebihi bagian yang kekurangan darah akibat efek neurotoksikyang menyebabkan kematian sel-sel disekitar. Sementara sel-sel yang mula-mula mengalami kekurangan darah akibat nekrosis,sel-sel sekitar mengalami apoptosis. Sel-sel yang mengalami kekurangan O2 mengeluarkan glutamat,suatu neurotransmitter eksitatorik umum,secara berlebihan. Glutamat atau neurotransmitter lain biasanya dikeluarkan dalam jumlah terbatas sebagai suatu perantara komunikasi kimiawi anatara sel-sel otak. Glutamat eksitatorik yang berlebihan ini,yang berasal dari sel-sel otak yang rusak, berikatan dengan dan merangsang neuron-neuron sekitar. Secara spesifik,glutamat berikatan dengan reseptor eksitatorik yang dikenal sebagai reseptor NMDA, yang berfungsi sebagai saluran Ca2+. Akibat pengaktifan toksik tersebut maka saluran reseptor ini terus menerus membuka sehingga Ca2+ menyerbu masuk ke dalam neuron neuron sekitar. Peningkatan Ca2+ intra sel ini memicu sel-sel tersebut melakukan bunuh diri. Selama proses ini terbentuk lah Radikal bebas.partikel kekurangan electron yang sangat reaktif ini menyebabkan kerusakan sel lebih lanjut karena merebut elektron dari molekul molekul lain. Sebagian besar neuron yang mati setelah suatu stroke sebenarnya adalah sel-sel yang tidak cedera ang melakukan bunuh diri sebagai respons terhadap rangkaian reaksi yang ditimbulkan oleh pelepasan toksik glutamate dari bagian yang mengalami kekurangan O2.1

TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab skenario 11 dari problem based learning yang telah diberikan. Skenario ini bercerita tentang seorang perempuan umur 40 tahun diantar oleh anaknya ke UGD karena mengeluh tadi pagi secara mendadak merasa kelumpuhan dibagian tubuh sebelah kanan,lidahnya mencong dan ngomong nya menjadi tidak jelas.anaknya menerangkan bahwa ibunya sudah 4 tahun menderita tekanan darah tinggi tetapi tidak teratur minum obat dari dokter, melainkan lebih sering minum obat tradisional.IsiRumusan masalahSeorang perempuan umur 40 tahun mengeluh merasa kelumpuhan tubuh sebelah kananHipotesisKelumpuhan tubuh bagian sebelah kana disebabkan oleh gangguan otak hemisfer kiri

Sasaran pembelajaran1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang saraf otak, dari mulai anatomi , histologi, dan fisiologis nya2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme vaskularisasi3. Mahasiwa dapat menjelaskan topografi kerja saraf4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme penyaluran impuls saraf5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme kerja vitamin neurotropicPembahasanStruktur Otak secara Makroskopik Berat otak manusia sekitar 1400 gram, tersusun oleh sekitar 100 triliun neuron. Maing-Maing neuron mempunyai 1000 sampai 10000 koneksi sinaps dan sel saraf lainnya. 2Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang cranium. Cranium ini secara absolute tidak dapat bertambah volumenya terutama pada orang dewasa. Jaringan otak dilindungi oleh beberapa pelindung yaitu rambut, kulit kepala, tengkorak, selaput otak (meninges), dan cairan otak (liquor cerebro spinalis). Kulit kepala terdiri dari lima lapisan yang disebut sebagai SCALP yaitu skin, connective tissue, aponeurosis (galea aponeurotika), loose areolar tissue (jaringan penunjang longgar), dan perikarnium. Tulang tengkorak terdiri dari tabula eksterna, dipole, dan tabula interna. 2Selaput otak terdiri dari tiga lapisan:1. Duramater adalah meninges terluar yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambung, tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk:a. Falks serebrum yang terletak dalam fisura longitudinal antara hemisfer serebral. Bagian ini melekat pada Krista galli tulang etmoid.b. Falks serebellum membentuk bagian pertengahan antara hemisfer serebelar.c. Tentorium serebellum memisahkan serebrum dari serebellum.d. Sela difragma memanjang di atas sela tursika, tulang uang membungkus kelenjar hipofisis.Pada beberapa regia, kedua laposan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak. Ruang subdural memisahkan duramater dari arakhnoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater di regia medulla spinalis. 22. Arakhnoid merupakan lapisan tengah antara duramater dan piamater. Di bawah lapisan ini adalah rongga subarachnoid yang mengandung trabekula dan dialiri LCS. Lapisan arakhnoid tidak memiliki pembuluh darah, tetapi pada ronggga subarachnoid terdapat pembuluh darah. 23. Piamater merupakan lapisan selaput otak yang paling dalam yang langsung berhubungan dengan permukaan jaringan otak serta mengikuti konvolusinya. 2SerebellumSerebellum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Serebellum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang disebut pedunkulus. Pedunkuli cerebelli superior berhubungan dengan mesensephalone, pedunkuli serebeli media menghubungkan kedua hemisfer otak, sedangkan pedunkulus serebeli inferior berisi serabut-serabut traktus spinosereberaris dorsalis dan berhubungan dengan medulla oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah kesadaran. 3Ada dua fungsi utama serebelum yaitu mengatur otot-otot postural tubuh dan melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar maupun bawah sadar. Serebelum mengoordinasi penyesuaian secara cepat dan otomatis dengan memelihara keseimbangan tubuh. Serebelum merupakan pusat refleks yang mengoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus, dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. 3Formasio RetikularisFormasio retikularis terdiri atas jaringan kompleks badan sel dan serabut yang saling terjalin membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan sel-sel intemunsial medulla spinalis serta meluas ke atas dan ke dalam diensefalon serta telensefalon.3Fomarsio retikularis berfungsi untuk: integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi modulasi aktivitas motorik pengaturan respons otonom dan siklus tidur bangun tempat asal sebagian besar monoamine yang disebar ke seluruh SSPBatang OtakBagian-bagian batang otak dari atas ke bawah adalah pons dan medulla oblongata. Di seluruh batang otak banyak ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang otak merupakan pusat relai dan refleks SSP. 3PonsPons merupakan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer serebelum serta menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medulla oblongata di bawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikoserebelaris yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. 3Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernafasan. Nucleus saraf cranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis) terdapat di sini. 3Medula OblongataMedulla oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur, dan muntah. Semua jaras asendens dan desendens medulla spinalis dapat terlihat di sini. Pada permukaan anterior terdapat dua pembesaran yang disebut pyramid yang terutama mengandung serabut-serabut motorik volunteer. Di bagian posterior medulla oblongata terdapat pula dua pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens kolumna dorsalis, yaitu fasikulus grasilis dan fasikulus kuteanus. Jaras-jaras ini menghantarkan tekanan, proprioseptif otot-otot sadar, sensasi getar dan diskriminasi taktil dua titik. 3 MesensefalonMesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons. Bagian ini mencakup bagian posterior, yaitu rektum yang terdiri atas kolikuli seuperior dan kolikuli inferior serta bagian anterior, yaitu pedunkulus serebri. Kolikuli superior berperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan, kolikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran, misalnya menggerakkan kepala kea rah datangnya suara. 3Pedunkuli serebri terdiri atas berkas serabut-serabut motorik yang berjalan turun dari serebrum. Substansia nigra dan nucleus ruber terletak dalam mesensefalon dan merupakan bagian dari jaras ekstrapiramidal atau jaras impuls motorik involunter. 3Substansia nigra mempunyai banyak hubungan antara lain dengan korteks serebri, ganglia basalis, nucleus ruber, dan formasio retikularis. Diduga bahwa substansia nigra mempunyai peranan inhibisi kompleks terhadap area yang dihubunginya. Lesi pada substansia nigra dapat mengakibatkan kekakuan otot, tremor halus pada waktu istirahat, langkah yang lamban serta diseret, dan wajah seperti topeng. 3Nucleus ruber mempunyai hubungan dengan serebelum, korteks serebri, sustansia nigra, ganglia basalis, formasio retikularis, dan nucleus subtalamik. Bagiam ini berperan dalam refleks postural serta refleks untuk menegakkan badan pada bagian orientasi kepala seseorang terhadap ruang. 3DiensefalonDiensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah yaitu thalamus, subtalamus dan hipotalamus. Diensefalon memproses rangsang sensorik dan membantu mencetuskan atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang tersebut. 3TalamusThalamus terdiri atas dua struktur ovoid yang besar, masing-masing mempunyai kompleks nucleus yang saling berhubungan dengan korteks cerebri ipsilateral, serebelum , dan dengan berbagai kompleks nuclear subkortikal seperti yang ada dalam hipotalamus, formasio retikularis batang otak, ganglia basalis, dan mungkin juga substansia nigra. Thalamus merupakan stasitum relai yang penting dalam otak dan juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang penting. 3SubtalamusSubtalamus merupakan nucleus ekstrapiramidal diensefalon yang penting. Subtalamus mempunyai hubungan dengan nucleus ruber, substansia nigra dan globus palidus dari ganglia basalis. Lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus. 3EpitalamusEpitalamus merupakan pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Struktur utama area ini adalah nikleus habenular dan komisura, komisura posterior, striae medularis, dan epifisis. Epitalamus berhubungan dengan sistem limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi olfaktorius. Epifisis mensekresi melatonin dan membantu mengatur irama sirkadian tubuh serta menghambat hormone gonadotropin. 3HipotalamusHipotalamus terletak di bawah thalamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi.3Struktur Otak secara MikroskopikSistem persarafan terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.4

NeuronSusunan saraf pusat manusia terdiri atas sekitar 100 miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomi dan fungsional sistem persarafan. 4Struktur NeuronNeuron-neuron dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda, salah satunya adalah tipe neuron multipolar yang merupakan jenis yang paling banyak terdapat dalam sistem saraf pusat (dapat dilihat pada gambar 1). 4

Gambar 1. Struktur anatomi neuron multipolar. Sumber: www.enchantedlearning.comBadan SelSecara relative badan sel lebih besar dan mengelilingi nucleus yang di dalamnya terdapat nucleolus. Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi neurofilamen yang berkelompok yang disebut Neurofibril. Di luarnya terhubungkan dengan dendrite dan akson yang memberikan dukungan terhadap proses-proses fisiologis. 4DendritDendrite adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel. Merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah. Khususnya di korteks serebri dan serebellum, dendrite mempunyai tonjolan-tonjolan kecil bulat, yang disebut tonjolan dendrite. Neuron tertentu juga mempunyai akson fibrosa yang panjang yang berasal dari daerah yang agak tebal di badan sel, yaitu akson hilok (bukit akson). 4AksonTonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson. 4Dendrite dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan meneruskan pesan-pesan neural disebabkan sifat khusus membrane sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia. 4Klasifikasi Struktur NeuronKlasifikasi struktur neuron berdasarkan pada hubungan antara dendrite, badan sel, dan akson mencakup: Neuron BipolarUkuran dari neuron bipolar (gambar 2a) lebih kecil dibandingkan dengan neuron unipolar dan multipolar. Neuron bipolar sangat jarang ada, tetapi mereka ada di dalam organ perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi tentang penglihatan, penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka terhadap rangsang ke neuron-neuron lainnya. 4 Neuron UnipolarDi dalam suatu neuron unipolar (gambar 2b), dendrite dan akson melakukan proses secara berlanjut. Dalam suatu neuron, segmen awal dari cabang dendrite membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki akson. Beberapa neuron sensorik dari saraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron berakhis di sistem saraf pusat (SSP). 4 Neuron MultipolarNeuron multipolar (gambar 2c) lebih banyak memiliki dendrite dan dengan satu akson. Neuron ini merupakan tipe neuron yang sebagian besar berada di SSP. Contoh tipe neruron ini adalah seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka. 4Klasifikasi FungsionalNeuron-neuron juga dikategorikan berdasarkan kelompok fungsionalnya, meliputi neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron. 4Neuron SensorikNeuron sensorik berasal dari difisi aferen dari sistem saraf tepi (SST). Neuron ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk dibawa ke sistem pusat. 4Neuron sensorik merupakan neuron unipolar atau disebut juga dengan serabut aferen yang menghubungkan antara reseptor sensorik dan batang otak atau otak. Neuron ini mengumpulkan informasi dengan memerhatikan lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh. Tubuh manusia memiliki sekitar 10 juta neuron sensorik. Neuron sensorik somatic melakukan pengawasan di luar tubuh dan neuron sensorik visceral memonitori kondisi di dalam tubuh. 4Reseptor sensorik yang lebih spesifik meliputi: Eksteroseptor menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan luar dan informasi yang di dapat dari sentuhan, suhu, sensasi tekanan, dan informasi yang didapat dari indra seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dan peraba. 4 Proprioseptor memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka dan sendi. 4 Interoseptor memonitor kondisi sistem pencernaan, pernapasan, kardiovaskular, perkemihan, reproduksi, serta beberapa sensasi perasa dan rasa nyeri. 4Neuron MotorikNeuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi-instruksi dari SSP menuju efektor perifer. Neuron motorik akan menstimulasi atau memodifikasi aktivitas dari jaringan-jaringan perifer, organ, atau sistem organ. Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik. Akson-akson pembawa pesan dari SSP yang disebut dengan serabut eferen, terdiri atas sistem saraf somatic (SSS) dan sistem saraf otonom (SSO). 4InterneuronInterneuron atau neuron asosiasi berada di antara neuron sensorik dan motorik. Interneuron terdapat di seluruh otak dan batang otak. Tubuh manusia memiliki 20 juta interneuron dan berespons untuk mendistribusikan setiap informasi dari neuron sensorik dan mengoordinasi aktivitas motorik. 4NeurogliaNeuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut di SST. Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang berhasil diidentifikasi yaitu microglia, ependimal, astroglia (astrosit), dan oligodendroglia (oligodendrosit). 4MikrogliaSekitar 5% dari sel-sel glia di SSP adalah microglia. Microglia mempunyai sifat fagosit. Bila jaringan saraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna sisa-sisa jaringan yang rusak. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. 4EpendimalEpendimal berperan dalam produksi Liquor serebrospinal (LCS). Ependimal adalah neuroglia yang membatasi sistem ventrikel SSP. Sel-sel inilah yang merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak. 4AstrogliaAstroglia atau astrosit merupakan sel glia terbesar. Fungsi astrosit antara lain: Sebagai barier darah-otak. Kandungan dalam sirkulasi tidak bisa bebas masuk ke dalam cairan intersisial dari SSP. Jaringan neural harus terisolaso dari sirkulasi umum karena hormone dan beberapa kimia darah akan menghambat fungsi dari neuron. Sel-sel endothelial dari kapiler-kapiler SSP akan melakukan pertukaran kimia antara sirkulasi darah dan cairan interstisial. Sel-sel ini disebut dengan barier darah-otak. Barier ini terisolasi dari sirkulasi umum. 4 Memperbaiki kerusakan jaringan neuron. Di dalam SSP, kerusakan dari jaringan neuron akan merusak fisiologis dari neuron. Fungsi dari astrosit akan memperbaiki atau mencegah kerusakan lebih lanjut dari neuron. 4 Menjaga perubahan interstisial. 4OligodendrogliaOligodendroglia atau oligodendrosit seperti astrosit memiliki silinder sitoplasma yang panjang dan merupakan sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan mielin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron dan membrane plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga membentuk selubung mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel-sel Schwann. 4Sel SchwannSel scwann membentuk mielin maupun neurolema saraf tepi. Membrane plasma sel Schwann secara konsentris mengelilingi tonjolan neuron SST. 4MielinMielin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran ion natrium dan kalium melintasi membrane neural dengan hampir sempurna. Selubung mielin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf, dan terdapat celah-celah yang tidak memiliki mielin, yang disebut nodus ranvier. Tonjolan saraf pada SSP dan SST dapat bermielin atau tidak bermielin. 4Mekanisme dan Fungsi Sistem SarafSistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara yaitu.5

1. Input sensorikSistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor visceral). 52. Aktivitas integrativeReseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. 53. Output motorikImpuls dari otak dan medulla spinallis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh yang disebut sebagai efektor. 5Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer). SST kemudian dibagi lagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP. Memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yang diatur oleh SSP. Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor, otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatic, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang mempersarafi otot-otot rangka, dan serat-serat sistem saraf otonom yang mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem yang terakhir dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, keduanya sebagian besar mempersarafi organ yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom.6Sistem saraf adalah subdivisi dari sebuah sistem saraf yang terintegrasi. Pembagian buatan tersebut didasarkan pada perbedaaan dalam struktur, lokasi, dan fungsi dari bagian sistem saraf keseluruhan. 6

SinaptikTransmisi SinaptikSinaps adalah sisi (penghubung (junction) yang tidak berdekatan) tempat berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke otot atau kelenjar. 5Pada transmisi dari neuron ke neuron hubungannya dapat berasal dari akson suatu neuron ke dendrite, ke badan sel, atau ke akson neuron ke dua. Neuron presinaptik membawa impuls menuju sinaps. Neuron postsinaptik membawa impuls menjauhi sinaps. Neuron tunggal dapat menjadi postsinaptik pada dendrite atau badan selnya dan presinaptik pada ujung aksonnya. 5Sinaps KimiawiPada sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter dilepas dari terminal akson presinaptik, mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor membrane postsinaptik. 5Ujung akson presinaptik disebut terminal bouton. Ujung ini melepas neurotransmitter dari vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal. Saluran ion kalsium terbuka dan ion kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium memfasilitasi aliran neurotransmitter saat menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor postsinaptik. Transmisi zat kimia bersifat satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari neuron postsinaptik. 5Waktu tunda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebrangi suatu sinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan, dan untuk melihat pengaruh neurotransmitter terhadap sebuah sinaps daripada waktu yang dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf. 5Beberapa neurotransmitter mengekseksitasi neuron postsinaptik menyebabkan depolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris ( contoh-contoh dapat dilihat pada table 1). 5

Neurotransmitter yang menyebabkan peningkatan potensial istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik. Neurotransmitter ini membuat postsinaptik lebih bermuatan negative akibat penurunan permeabilitas membrane terhadap aliran keluar ion K+. peningkatan negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik. 5Sumasi adalah efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik yang merupakan penambahan jumlah dan jenis neurotransmitter yang mencapai membrane postsinaptik. 5Sinaps ListrikJika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka sinaps disebut sebagai sinaps listrik. Gap junction menghubungkan pasangan sel yang bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang rendah. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada sinaps zat kimia. Sinaps listrik dapat ditemukan pada otot polos, otot jantung, dan otak. Pada umumnya sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arah bukannya satu arah seperti pada sinaps kimiawi. 5Sistem Saraf TepiSistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis, dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. 5Saraf SpinalSaraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar 45cm dan lebar 14 mm. pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal, terdapat alus yang dangkal secara longitudinal dibagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior berupa fisura.7Medulla spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervetevra. Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. 7Dengan demikian terdapat 8 pasang saraf servikal, 12 pasng sarah torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf coccygis. 7

Saraf KranialSaraf cranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina. Terdapat 12 pasang saraf cranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi (dapat dilihat di table 2). 7

Saraf OtonomSistem saraf otonom merupakan sistem saraf campuran. Serabut-serabut aferennya membawa input dari organ-organ visceral (mengatur denyut jantung, diameter pembuluh darah, pernapasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan, dll). Saraf eferen motorik SSO mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar visceral. SSO terutama mengatur fungsi visceral dan interaksinya dengan lingkungan internal. SSO dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. 7Fungsi Sistem Saraf Otonom SimpatisFungsi sistem saraf otonom simpatis adalah membantu proses kedaruratan. Di bawah keadaan stress baik yang disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan yang cepat pada impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan respon fight or flight jika ada ancaman. Sebagai akibatnya, bronkhiolus berdilatasi untuk mempermudahkan pertukaran gas, kontraksi jantung yang kuat dan cepat, dilatasi arteri menuju jantung dan otot-otot volunteer yang membawa lebih banyak darah ke jantung , kontraksi pembuluh darah perifer yang membuat kulit pada kaki dingin tetapi menyalurkan darah ke organ vital yang aktif, dilatasi pupil, hati mengeluarkan glukosa untuk menghasilkan energy yang cepat, peristaltic makin lambat, rambut berdiri, dan keringat meningkat. Pelepasan simpatis yang meningkat cepat sama seperti tubuh saatdiberikan suntikan adrenalin, oleh karena itu stasiun sistem saraf adrenergic kadang dipakai jika menunjukkan kondisi seperti pada sistem saraf simpatik. 7Fungsi Sistem Saraf Otonom ParasimpatisFungsi sistem parasimpatis sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. 7Selama keadaan diam, kondisi tanpa stress, impuls dari serabut-serabut parasimpatus menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua lokasi, satu di batang otak dan satu lagi di segmen spinal di bawah L2. Kareba lokasi serabut-serabut tersebut, sistem parasimpatis dihubungkan sebagai daerah kraniosakral, bila dibedakan dari daerah torakolumbal dari sistem saraf otonom. Parasimpatis cranial muncul dari otak tengah dan medulla oblongata. 7Serabut dari sel-sel pada otak tengah berjalan dengan saraf okulomotorius ketiga menuju ganglia siliaris. Serabut-serabut postganglion pada daerah ini berhubungan dengan sistem simpatis lain yang mengendalikan bagian posisi yang berlawanan, dengan mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada satu waktu. 7VASKULARISASI OTAKDarah mengalir ke otak melalui dua arteri karotis dan dua arteri vertebralis. Arteri karotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus, mempercabangkan arteri untuk nervus optikus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri serebri anterior dan arteri serebri media.

Arteri karotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer. Arteri serebri anterior memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian tengah, korpus kalosum dan nukleus kaudatus. Arteri serebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis dan temporalis.

Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat mesensefalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri serebri posterior.

Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas. Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons. Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis, sebagian kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan batang otak bagian atas.

Gejala neurologi yang timbul berdasarkan lokasi pembuluh darah yang terkena : 1. Gejala-gejala penyumbatan sistem karotis a. A.karotis interna Buta mendadak (amaurosis fugaks), yang terjadi karena insufisiensi arteria retina. Afasia bila gangguan terletak pada sisi dominan (hemispherium kiri). Hemiparesis kontra lateral dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan, terjadi akibat insufisiensi aliran darah arteria serebri media.

b. A.Serebri anterior Hemiparesis kontra lateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol. Gangguan mental (demensia) bila lesi berada di lobus frontalis. Inkontinensia. Kejang-kejang.

c. A. serebri media Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi hemiparesis yang sama, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Hemihipestesia. Gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan (kiri) yang terserang antara lain afasia motorik/sensorik. d. Kedua sisi Timbul gejala pseudobulbar : Hemiplegia dupleks, Sukar menelan, Gangguan emosional, mudah menangis. Saraf kranial dan inti-intinya dapat terlibat dan menimbulkan kelumpuhan jenis neuron motorik perifer disertai atrofi otot, fenomena ini disebut sindroma paralisis bulbar. 2. Gejala-gejala penyumbatan sistem vertebralis a. A. Vertebralis : S.Wallenberg dan S.Horner b. A. Cerebri Posterior Hemianopsia homonim kontralateral dan sisi lesi Hemiparesis kontralateral Hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik propioseptif (termasuk rasa getar) kontralateral (hemianestesia). Sindrom talamikus : Nyeri talamik, Hemikhorea, disertai hemiparesis, disebut sindrom Dejerine Marie c. A. Cerebri Posterior inferior Sindrom Wallenberg Sindrom Horner sesisi dengan lesi. Disfagia, apabila infark mengenai nukleus ambigus ipsilateral. Nistagmus, jika terjadi infark pada nukleus vestibularis. Hemihipestesia alterans. Gangguan sensorik Koordinasi Gangguan kesadaran

Vitamin neurotropikIstilah Neurotropik merupakan singkatan dari agen biologis atau kimia yang memiliki afinitas khusus terhadap saraf dan sistem saraf / atau mereka bertindak pada saraf atau sistem saraf. Vitamin neurotropik adalah campuran vitamin yang bertindak pada saraf dan memelihara, memperkaya dan meremajakan saraf. Vitamin neurotropik biasanya kombinasi dari varian Vitamin B, yaitu Vitamin B Kompleks, dan terdiri terutama dari tiamin, Riboflavin, Pyridoxine, Cyanacobalamin, Nicotinamide dan D-Panthenol. Vitamin neurotropik diindikasikan khususnya dalam kasus-kasus neuropati, neuropati diabetes, kelemahan umum dan penyakit kronis. Vitamin neurotropik biasanya ditemukan dalam dua bentuk sediaan yang berbeda, yaitu. Tablet dan Injeksi. Injeksi neurotropik adalah sediaan yang berperan dalam mengatasi rasa nyeri pada jaringan syaraf. Injeksineurotropik biasanya mengadung vitamin B1, B6 dan B12. Vitamin B1 berperan dalma membantu metabolismekarbohidrat. Vitamin B6 dapat membantu metabolisme protein yang berperan dalam pembentukan enzim yangberfungsi mentransmisikan sel saraf. Sedangkan vitamin B12 berfungsi dalam membantu metabolisme asamnukleat dalam pembentukkan enzim dan protein yang berperan di dalamnya.KesimpulanKondisi dari sang ibu yang terkena penyakit darah tinggi, membuat dia rentan terkena penyakit stroke yang dapat disebabkan dari tersumbat nya salah satu pembuluh darah yang berada di hemisphere otak bagian sebelah kiri yang dimana hal tersebut dapat menyebabkan stroke dan menyebabkan kelumpuhan bagian sebelah kiri yang ciri ciri nya adalah dengan gejala kesemutan ditubuh bagian kanan, mulut mencong, dan bicara tidak jelas.Daftar pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001.2. Satyanegara, Hasan RY, Abubakar S, Maulana AJ, Sufarnap E, Benhadi I. Ilmu bedah saraf satyanegara, et al. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2010.3. Batticaca FB. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.4. Muttaqin A. Pengantar perawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.5. Mahendra B. Rachmawati E. Atasi stroke dengan tanaman obat. Depok: Penebar Swadaya; 2005.6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.7. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2003.