laporan pbl skenario 6 blok 2

25
ISI I. SKENARIO Drg. A anak seorang pengusaha kaya di sebuah ibukota kabupaten, dia baru lulus 1 bulan yang lalu. Karena ortunya orang terpandang di daerah tersebut, maka dia tidak mentia-nyiakan kondisi tersebut. Dia membuka tempat praktek di suatu ruko, dengan papan nama yang besar dan dihiasi dengan lampu-lampu yang cantik. Karena anak orang kaya, dia dengan mudah menyuruh orang-orang kepercayaan orangtuanya untuk mencarikan pasien baru. Berapapun biayanya, ortunya tidak segan-segan untuk mengeluarkan dana guna kelancaran praktek putranya. Bahkan perusahaan- perusahaan farmasi yang datang diminta untuk membantu kelancaran prakteknya. II. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Apakah dengan sudah lulus 1 bulan sudah dapat membuka praktek? Tahapan apa yang perlu dilalui? Berapa lama? 2. Apa saja syarat untuk membuka praktek? 3. Apa hubungan status orang tua terhadap profesi dokter gigi itu sendiri? 4. Mengapa drg. A membuka tempat praktek di ruko? 5. Apakah boleh seorang dokter gigi menyuruh orang untuk mencarikan pasien? 6. Apa efek menggantungkan diri dengan orang tua yang terpandang? 7. Bagaimana membuat papan yang benar? 8. Apa hubungan perusahaan farmasi dengan kelancaran praktek? 1

Upload: mohammad-taufik

Post on 27-Oct-2015

95 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Universitas Brawijaya

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

ISI

I. SKENARIO

Drg. A anak seorang pengusaha kaya di sebuah ibukota

kabupaten, dia baru lulus 1 bulan yang lalu. Karena ortunya orang

terpandang di daerah tersebut, maka dia tidak mentia-nyiakan

kondisi tersebut. Dia membuka tempat praktek di suatu ruko,

dengan papan nama yang besar dan dihiasi dengan lampu-lampu

yang cantik. Karena anak orang kaya, dia dengan mudah menyuruh

orang-orang kepercayaan orangtuanya untuk mencarikan pasien

baru. Berapapun biayanya, ortunya tidak segan-segan untuk

mengeluarkan dana guna kelancaran praktek putranya. Bahkan

perusahaan-perusahaan farmasi yang datang diminta untuk

membantu kelancaran prakteknya.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apakah dengan sudah lulus 1 bulan sudah dapat membuka

praktek? Tahapan apa yang perlu dilalui? Berapa lama?

2. Apa saja syarat untuk membuka praktek?

3. Apa hubungan status orang tua terhadap profesi dokter gigi itu

sendiri?

4. Mengapa drg. A membuka tempat praktek di ruko?

5. Apakah boleh seorang dokter gigi menyuruh orang untuk

mencarikan pasien?

6. Apa efek menggantungkan diri dengan orang tua yang

terpandang?

7. Bagaimana membuat papan yang benar?

8. Apa hubungan perusahaan farmasi dengan kelancaran praktek?

9. Apakah boleh perusahaan farmasi membantu kelancaran

praktek?

10. Apakah membuka tempat praktek sesuai keiinginan atau

ditempatkan?

III. HIPOTESIS

1

Buka PraktekDrg. A Lulus

Page 2: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

IV. LEARNING ISSUES

1. Norma dan Kode Etik

a) Definisi

b) Beda Kode Etik, moral, dan tradisi

c) Kode Etik Kedokteran Gigi (KODEGI)

d) Prinsip-prinsip Etika yang Harus dijunjung Dokter Gigi

2. Aspek Hukum yang Mempengaruhi

a) UU Praktek Dokter Gigi

b) Hak dan Kewajiban Dokter Gigi

V. LEARNING OUTCOMES

1. Norma dan Kode Etik

a) Definisi

Norma adalah ssuatu ukuran yang harus dipatuhi oleh

sesorang dalam hubungannya dengan sesamanya ataupun

dengan lingkungannya. Istilah norma berasal dari bahasa Latin,

atau kaidah dalam bahasa Arab, sedangkan dalam bahasa

Indonesia sering juga disebut dengan pedoman, patokan, atau

aturan. Norma itu diartikan sebagai suatu ukuran atau patokan

bagi seseorang dalam bertindak atau bertingkah laku dalam

masyarakat, jadi inti suatu nora adalah aturan yang harus

dpatuhi

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan

bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai

kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun

masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma

dalam masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor,

diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

2

Norma, Kode Etik, Hukum, dan Undang-undang

Page 3: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

Norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, taitu

sesuatu

yang bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma

kita dapat

memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya,

ukurannya, serta

kualitasnya kita ragukan. Norma berguna untuk menilai baik-

buruknya

tindakan masyarakat sehari-hari

Norma adalah pedoman manusia dalam bertingkah

(Darji, Darmodiharjo.2010. Pokok-pokok filsafat hukum: apa dan

bagaimana filsafat hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia)

Norma merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai social

didalam masyarakat yang berbudaya, memiliki aturan-aturan

dan kaidah-kaida, baik yang tertulis maupun tidak. Norma-

norma ini mengatur kehidupan dalam bermasyarakat

Pengertian etika, dalam bahasa latin "ethica", berarti

falsafah moral. Ia merupakan pedoman cara bertingkah laku

yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama.

Sedangkan menurut Keraf (1997: 10), etika secara harfiah

berasal dari kata Yunani ethos (jamaknya: ta etha), yang artinya

sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik

Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1998) adalah nilai mengenai benar dan salah yang

dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi

di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat

aturan/ norma/ pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik

yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

dianut oleh sekelompok/ segolongan manusia/ masyarakat/

profesi.

Pengertian kode etik adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan aturan tata susila, sikap, dan akhlak.

Dapat tertulis, belum atau tidak tertulis dan dapat merupakan

sebuah konvensi. Kode etik banyak dilatarbelakangi oleh

budaya manusia yang bersifat dinamis.

Dalam hal ini berarti sebagai “kitap hukum”,sedangkan

etik berarti susunan moral yang terdiri atas nilai-nilai yang

tersusun baik dalam suatu system yang bulat. Jadi kode etik

3

Page 4: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

pada hakikatnya adalah memuat aturan-aturan atau norma-

norma yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas

fungsi semua orang yang terlibat dalam suatu organisasi. Jadi

nilai-nilai atau norma-norma itu terkandung didalam suatu

system yang dijadiakan pedoman untuk bertingkah

laku ataupun dalam menjalankan tugas yang berlaku bagi

sekelompok orang yang terlibat dalam kelompok profesi. Dalam

hal ini berarti sebagai “kitap hukum”,sedangkan etik berarti

susunan moral yang terdiri atas nilai-nilai yang tersusun baik

dalam suatu system yang bulat. Jadi kode etik pada hakikatnya

adalah memuat aturan-aturan atau norma-norma yang

dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas fungsi semua

orang yang terlibat dalam suatu organisasi. Jadi nilai-nilai atau

norma-norma itu terkandung didalam suatu system yang

dijadiakan pedoman untuk bertingkah laku ataupun dalam

menjalankan tugas yang berlaku bagi sekelompok orang yang

terlibat dalam kelompok profesi.

Menurut Giddens (2003), tradisi adalah sebuah orientasi

ke masa lalu bahwa masa lalu memiliki pengaruh besar, atau,

secara lebih akurat, tradisi dibuat memiliki pengaruh yang

besar pada masa sekarang. Namun jelas, dalam arti tertentu,

tradisi adalah tentang masa depan, karena praktek-praktek

yang telah mapan digunakan sebagai cara mengorganisasi

waktu masa depan. Masa depan dibentuk tanpa perlu

menganggapnya sehagai wilayah yang terpisah dengan masa

lalu. Pengulangan, dalam sebuah hal yang perlu diteliti,

merentang untuk membalikkan masa depan ke masa lalu, di

samping mengambil masa lalu untuk merekonstruksi masa

depan. Tradisi selalu berubah-ubah, tetapi ada sesuatu tentang

gagasan tradisi yang memiliki daya tahan jika bersifat

tradisional, sebuah kepercayaan atau pnaktik yang memiliki

integritas dan keberlanjutan, yang menentang desakan

perubahan. Maka, integritas dan otentisitas sebuah tradisi

memiliki arti lebih penting di dalam mendefinisikan sebuah

tradisi dibandingkan lamanya sebuah tradisi dapat bertahan.

b) Beda Kode Etik, Moral, dan Tradisi

4

Page 5: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

Secara filsafah istilah etika dan moral tidak memiliki

perbedaan (Ladd,1978, Lih pada megan,1989). Perbedaannya

hanya terletak pada dasar linguistiknya saja. Etika berasal dari

bahasa Yunani yaitu ethikos yang berarti adat istiadat atau

kebangsaan, sedangkan moralitas berasal dari bahasa latin

yang juga berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Sumber lain menyatakan bahwa moral mempunyai arti

tuntutan perilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika

yaitu prinsip-prinsip dibelakang keharusan tersebut. (Thompson

dan Thompson,1981, Lin,Dhcony,cook,Stoper,1982)

Dalam Oxford Advenced Learner’s of Current English, AS

Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip

moral atau aturan-aturan perilaku, sedangkan moral berarti

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan

buruk.

Menurut Curtin, etika merupakan sesuatu disiplin yang

diawali dengan mengindentifikasi, mengorganisasi,

menganalisis dan memutuskan perilaku manusia dengan

menerapkan prinsip-prinsip untuk mendeterminasi perilaku

yang baik terhadap situasi yang dihadapi. (Mac.Phail,1988)

Dari segi bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos

yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum Bahasa

Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentu baik

buruknya terhadap perbuatan atau kelakuan. Dari segi istilah,

moral merupakan suatu istilah yang digunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau

perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,

baik, dan buruk.

Adat istiadat adalah tolak ukur yang digunakan dalam

moral untuk mengukur tingkah laku manusia. Moral digunakan

untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika

digunakan untuk sebagai sistem nilai yang ada.

c) Kode Etik Kedokteran Gigi (KODEKGI)

KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI INDONESIA

5

Page 6: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

BAB 1

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan

Sumpah / Janji Dokter Gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi

Indonesia

Ayat 1

Dalam mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi dan Etika Kedokteran

Gigi

Indonesia,Dokter Gigi wajib menghargai hak pasien dalam menentukan

nasib dan menjaga rahasianya , mengutamakan kepentingan pasien,

melindungi pasien dari kerugian, memperlakukan orang lain dengan adil,

selalu jujur baik terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat maupun

profesi lainnya, sesuai dengan martabat luhur profesi Dokter Gigi.

Pasal 2

Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma kehidupan

yang luhur dalam menjalankan profesinya.

Ayat 1

Dalam mengamalkan Sumpah/Janji Dokter Gigi dan Etika Kedokteran

Gigi

Indonesia,Dokter Gigi wajib menghargai hak pasien dalam menentukan

nasib dan menjaga rahasianya , mengutamakan kepentingan pasien,

melindungi pasien dari kerugian, memperlakukan orang lain dengan adil,

selalu jujur baik terhadap pasien, masyarakat, teman sejawat maupun

profesi lainnya, sesuai dengan martabat luhur profesi Dokter Gigi.

Pasal 2

Dokter Gigi di Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma kehidupan

yang luhur dalam menjalankan profesinya.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati norma-norma yang hidup

di dalam masyarakat.

Ayat 2

Dokter Gigi di Indonesia wajib mentaati peraturan atau undang-

undang Republik Indonesia serta aturan-aturan yang dikeluarkan oleh

6

Page 7: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

organisasi profesi.

Pasal 3

Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh

dipengaruhi oleh pertimbangan untuk mencari keuntungan pribadi

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk

apapun seperti memuji diri, mengiklankan alat dan bahan apapun,

memberi iming- iming baik langsung maupun tidak langsung dan lain –

lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat kepadanya.

Ayat 2

Dokter Gigi diIndonesia dilarang menggunakan gelar atau sebutan

profesional yang tidak diakui oleh Pemerintah Indonesia.

Ayat 3

Dokter Gigi di Indonesia boleh mendaftarkan namanya dalam buku

telepon atau direktori lain dengan ketentuan tidak ditulis dengan huruf

tebal, warna lain atau dalam kotak.

Ayat 4

Informasi profil Dokter Gigi yang dianggap perlu oleh masyarakat

dikeluarkan oleh Pemerintah atau Persatuan Dokter Gigi Indonesia baik

melalui media cetak maupun elektronik.

Ayat 5

Dokter Gigi di Indonesia, apabila membuat blanko resep, kuitansi,

amplop, surat keterangan, cap dan kartu berobat harus sesuai dengan yang

tercantum dalam SIP. Seandainya tempat praktik berlainan dengan

rumah dapat ditambahkan alamat dan nomor telepon rumah.

Ayat 6

Dokter Gigi di Indonesia dalam melaksanakan upaya pelayanan

kesehatan gigi swasta dapat melalui beberapa cara ;

praktik perorangan dokter gigi

praktik perorangan dokter gigi

spesialis

praktik berkelompok dokter gigi

praktik berkelompok dokter gigi spesialis

6.1 Untuk praktik berkelompok harus diberi nama tertentu yang diambil

dari nama orang yang berjasa dalam bidang kesehatan yang telah

7

Page 8: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

meninggal dunia atau nama lain sesuai fungsinya.

6.2 Dokter Gigi di Indonesia yang melakukan praktik berkelompok

baik masing-masing maupun sebagai kelompok mempunyai tanggung

jawab untuk tidak melanggar Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

Ayat 7

Papan Nama Praktik

7.1 Papan nama praktik perorangan termasuk neonbox berukuran 40 X

60 cm, maksimal 60 X 90 cm. Tulisan memuat nama, dan atau sebutan

professional yang sah sesuai dengan SIP , hari dan jam praktik, Nomor

Surat Ijin Praktik, Alamat Praktik dan nomor telepon praktik (bila ada)

7.2 Dokter gigi yang praktik berkelompok papan nama praktiknya

ukurannya tidak boleh melebihi 250 x 100 cm. Tulisannya memuat nama

praktik dokter gigi/ spesialis berkelompok (misalnya Ibnu Sina) , hari

dan jam praktik, alamat, nomor telepon, Surat Ijin Penyelenggaraan dan

Jenis pelayanan

7.3 Selain tulisan tersebut di 7.1 dan 7.2 tidak dibenarkan

menambahkan tulisan lain atau gambar, kecuali yang dibuat oleh PDGI.

Dalam hal tertentu, dapat dipasang tanda panah untuk menunjukkan

arah

tempat praktik, sebanyak-banyaknya dua papan nama

praktik.

7.4 Papan nama dasar putih, tulisan hitam dan apabila

diperlukan, papan nama tersebut boleh diberi penerangan

yang tidak bersifat iklan

7.5 Papan nama praktek bila dianggap perlu bisa disertai

bahasa Inggris. Contoh papan praktik berkelompok Sesuai

buku pedoman praktik berkelompok dokter spesialis Dirjen

Bina YANMED Depkes RI Jakarta 2006 :

8

PRAKTIK BERKELOMPOK DOKTER GIGI SPESIALIS

“IBNU SINA”

Izin No : .........

Alamat : Jl. Jakarta No. 15

Bandung

Page 9: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

Spesialis Bedah Mulut

Amin , drg., Sp. BM

SIP. ...........

Senin – Jumat

Spesialis Ortodonti

Adam drg., Sp. Ort

SIP............ Senin

dan Rabu Jam

17.00 – 20.00

Spesialis Prostodonti

Budi., drg.,Sp. Pros

SIP............. Senin

s/d Kamis Jam

17.00 – 20.00

Dokter Gigi

Amir, drg

Senin s/d Jumat

Jam 10.00 s/d 16.00

Pasal 4

Dokter Gigi di Indonesia harus memberi kesan dan keterangan atau

pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia tidak dibenarkan memberi jaminan dan/

atau garansi tentang hasil perawatan

Ayat 2

Dokter gigi di Indonesia tidak dibenarkan membuat surat/pernyataan

yang tidak sesuai dengan fakta/ kenyataan.

Pasal 5

Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara

pribadi , melalui pasien atau agen.

Pasal 6

Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kehormatan,

kesusilaan, integritas dan martabat profesi dokter gigi

Pasal 7

Dokter Gigi di Indonesia berkewajiban untuk mencegah terjadinya

infeksi silang yang membahayakan pasien, staf dan masyarakat.

Pasal 8

Dokter Gigi di Indonesia wajib menjalin kerja sama yang baik dengan

tenaga kesehatan lainnya.

9

Page 10: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

Pasal 9

Dokter Gigi di Indonesia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, wajib bertindak sebagai motivator, pendidik dan pemberi

pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).

BAB II

KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP PASIEN

Pasal 10

Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien untuk menentukan

pilihan perawatan dan rahasianya.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia wajib menyampaikan informasi mengenai

rencana perawatan dan pengobatan beserta alternatif yang sesuai dan

memperoleh persetujuan pasien dalam mengambil keputusan.

Ayat 2

Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak pasien bila menolak

perawatan dan pengobatan yang diusulkan dan dapat mempersilahkan

pasien untuk mencari pendapat dari profesional lain (second opinion).

Ayat 3

Dokter Gigi di Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien meninggal dunia.

Rahasia pasien hanya dapat dibuka berdasarkan ketentuan peraturan

undang-undang, diminta oleh Sidang Pengadilan, dan untuk kepentingan

pasien atau masyarakat.

Pasal 11

Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian.

Ayat 1

Dalam memberikan pelayanan dokter gigi di Indonesia wajib

bertindak efisien, efektif dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan

persetujuan pasien.

Ayat 2

Dalam hal ketidakmampuan melakukan pemeriksaan atau pengobatan,

dokter gigi wajib merujuk pasien kepada dokter gigi atau profesional

lainnya dengan kompetensi yang sesuai.

Ayat 3

Dokter Gigi di Indonesia yang menerima pasien rujukan wajib

10

Page 11: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

mengembalikan kepada pengirim disertai informasi tindakan yang

telah dilakukan berikut pendapat dan saran secara tertulis dalam amplop

tertutup.

Ayat 4

Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan ijin kepada pasien yang

ingin melanjutkan perawatannya ke dokter gigi lain dengan

menyertakan surat rujukan berisikan rencana perawatan, perawatan atau

pengobatan yang telah dilakukan, dilengkapi dengan data lainnya sesuai

kebutuhan.

Pasal 12

Dokter Gigi di Indonesia wajib mengutamakan kepentingan pasien.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia dalam melayani pasien harus selalu

mengedepankan ibadah dan tidak semata mata mencari materi.

Ayat 2

Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan pertolongan darurat dalam

batas- batas kemampuannya sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali

bila ia yakin ada orang lain yang lebih mampu melakukannya.

Ayat 3

Dokter Gigi di Indonesia wajib mendahulukan pasien yang datang

dalam keadaaan darurat.

Ayat 4

Dokter Gigi di Indonesia wajib memberitahukan pasien bagaimana

cara memperoleh pertolongan bila terjadi situasi darurat.

Pasal 13

Dokter gigi di Indonesia wajib memperlakukan pasien secara adil.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menolak pasien yang datang ke

tempat praktiknya berdasarkan pertimbangan status sosial-ekonomi,

ras, agama, warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan , penyakit dan

kelainan tertentu.

Ayat 2

Dokter Gigi di Indonesia tidak dibenarkan menuntut imbalan jasa

atas kecelakaan/kelalaian perawatan yang dilakukannya.

Pasal 14

Dokter Gigi di Indonesia wajib menyimpan, menjaga dan merahasiakan

Rekam Medik Pasien.

11

Page 12: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

BAB III

KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 15

Dokter Gigi di Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya

sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia wajib memelihara hubungan baik dengan

teman sejawat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam

menjalankan profesi. Pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh

hendaknya diinformasikan kepada teman sejawat yang lain.

Ayat 2

Sopan santun dan saling menghargai sesama teman sejawat harus selalu

diutamakan.Pembicaraan mengenai teman sejawat yang menyangkut

pribadi atau dalam memberi perawatan harus disikapi secara benar,

informatif dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa menyalahkan pihak

lain.

Ayat 3

Dalam menghormati azas hidup berdampingan dan kerjasama antar

sejawat, jasa perawatan tidak selayaknya dibebankan pada teman

sejawat maupun keluarganya. Perawatan yang membutuhkan biaya

bahan dan pekerjaan laboratorium hendaknya dipungut tidak lebih dari

biaya bahan dan pekerjaan laboratorium yang dikeluarkan.

Ayat 4

Dalam melaksanakan kerjasama, segala bentuk perbedaan pendapat

mengenai cara perawatan, pembagian honorarium hendaknya tidak

perlu terjadi dan apabila terjadi, hendaknya dapat diselesaikan secara

musyawarah, apabila musyawarah tidak tercapai, maka dapat

meminta pertolongan kepada Organisasi Profesi tanpa melibatkan pihak

lain.

Ayat 5

Apabila akan membuka praktik disuatu tempat sebaiknya

memberitahukan terlebih dahulu kepada teman sejawat yang praktiknya

berdekatan.

Ayat 6

Dalam menulis surat rujukan seyogianya memperhatikan tata krama

12

Page 13: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

dengan isi meliputi : Teman sejawat yang dituju, identitas pasien, kondisi

/ masalah pasien dan bantuan yang diharapkan serta ucapan terima kasih.

Ayat 7

Apabila merujuk atau menerima rujukan pasien, para pihak tidak

dibenarkan meminta atau memberi imbalan (komisi).

Pasal 16

Dokter Gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang dirawat

dokter gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa

persetujuan dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan

lain.

Pasal 17

Dokter Gigi di Indonesia, dapat menolong pasien yang dalam keadaan

darurat dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain, selanjutnya pasien

harus dikembalikan kepada Dokter Gigi semula, kecuali kalau pasien

menyatakan pilihan lain.

Pasal 18

Dokter Gigi di Indonesia apabila berhalangan melaksanakan praktik,

harus membuat pemberitahuan atau menunjuk pengganti sesuai dengan

aturan yang berlaku.

Pasal 19

Dokter Gigi di Indonesia seyogianya memberi nasihat kepada teman

sejawat yang diketahui berpraktik di bawah pengaruh alkohol atau obat

terlarang . Apabila diangga perlu dapat melaporkanny kepada Organisasi

Profesi.

BAB IV

KEWAJIBAN DOKTER GIGI TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20

Dokter Gigi di Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan

martabat dirinya.

Ayat 1

Dokter Gigi di Indonesia harus meyadari bahwa kehidupan pribadinya

terikat pada status profesi.

Ayat 2

Dokter Gigi di Indonesia harus memelihara kehormatan,

13

Page 14: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

kesusilaan, integritas dan martabat profesi.

Ayat 3

Dokter Gigi di Indonesia harus menghindari perilaku yang tidak

profesional.

Ayat 4

Dokter Gigi di Indonesia harus menghindari penggunaan sertifikat, tanda

penghargaan dan tanda keanggotaan yang tidak sesuai dengan kompetensi

yang diakui oleh pemerintah.

Pasal 21

Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga kesehatannya supaya dapat

bekerja dengan optimal.Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh

menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi

tanpa izin dari Organisasi Profesi.

Pasal 22

Dokter Gigi di Indonesia wajib mengikuti secara aktif perkembangan etika,

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran gigi,

baik secara mandiri maupun yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi.

BAB V

PENUTUP

Etik Kedokteran Gigi Indonesia wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap

Dokter Gigi di Indonesia. Pengingkaran terhadapnya akan menyebabkan

kerugian baik bagi masyarakat maupun bagi dokter gigi sendiri. Akibat

yang paling tidak dikehendaki adalah rusaknya martabat dan tradisi

luhur profesi kedokteran gigi yang harus dijaga bersama. Oleh karena itu

semua dokter gigi di Indonesia bersepakat, bagi dokter gigi yang

melanggar Kodekgi wajib ditindak dan diberi hukuman sesuai dengan

tingkat kesalahannya.

d) Prinsip-prinsip Etika yang Harus dijunjung Dokter Gigi

1) Pinciple of Respect of The Autonomy

Asas menghormati pasien. Pasien mempunyai

kebebasan untuk mengetahui serta memutuskan

apa yang akan dilakukan terhadapnya, sehingga

14

Page 15: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

perlu di berikan informasi yang cukup. Pasien

berhak untuk dihormati pendapat dan

keputusannya dan tidak boleh di paksa. Untuk ini

perlu adanya Informed consent.

2) Principle of Veracity

Dokter hendaknya mengatakan secara jujur apa

yang sebenarnya terjadi, apa yang akan

dilakukan serta resiko yang dapat terjadi.

Informasi yang diberikan hendaknya disesuaikan

dengan tingkat pendidikan pasien. Dokter harus

jujur kepada pasien maupun diri sendiri.

3) Principle of non Maleficence

Dokter berpedoman primum non nocere ( first of

all do no harm), dokter tidak melakukan tindakan

yang tidak perlu dan mengutamakan tindakan

yang tidak merugikan pasien, serta

mengupayakan supaya resiko fisik, resiko

psikologik dan resiko sosial akibat tindakan

tersebut seminimal mungkin.

4) Principle of Beneficence

Semua tindakan dokter yang dilakukan harus

bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi

penderitaan atau memperpangjang hidup pasien.

Untuk ini dokter diwajibkan membuat rencana

perawatan/tindakan berlandaskan pengetahuan

yang sahih dan dapat berlaku umum,

kesejahteraan pasien perlu mendapat perhatian

utama.

5) Principle of Confidentialy

Asas kerahasiaaan dimana seorang dokter harus

menghormati kerahasiaan pasien sekalipun

pasien telah meninggal.

6) Principle of Justice

Tenaga kesehatan harus berlaku adil dan tidak

berat sebelah waktu merawat pasien Aspek

Hukum yang mempengaruhi.

2. Aspek Hukum yang Mempengaruhi

15

Page 16: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

a) Undang-undang praktek kedokteran gigi

Dalam UU no. 29 tahun 2004 yang dimaksud dengan praktik

kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan

dokter gigi terhadap pasien dalam melakukan upaya kesehatan,

sedangkan yang dimaksud dengan surat izin praktik adalah bukti

tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang

akan melaksanakan praktik kedokteran setelah memenuhi

persyaratan. Undang-undang ini menjelaskan tentang azas dan tujuan

praktik kedokteran.

Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatanyang dilakukan oleh

dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya

kesehatan

a. Dasar Hukum

Para dokter umum dan spesialis serta tenaga medis lainnya yang ingin

membuka praktik dilindungi oleh undang-undang. Undang-undang

yang mengatur tentang izin praktik para dokter ini adalah UU RI No. 29

Tahun 2001 tentang Praktik Kedokteran.

b. Syarat Permohonan Izin Praktik

1. Foto copy STR dokter dan STR dokter gigi yang diterbitkan dan

dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku

2. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik atau surat keterangan

dari saranan pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya.

3. Surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik

4. Memiliki SIP

5. Pas foto ukuran 4x6 cm (3 lembar) dan 3x4 cm (2 lembar)

6. Bagi WNA, telah melakukan evaluasi di Perguruan Tinggi di

Indonesia berdasarkan permintaan tertulis Konsil Kedokteran

Indonesia

7. Memiliki surat izin kerja dan izin tinggal sesuai ketentuan

perundang-undangan bagi WNA

8. Bagi WNA, harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang

dibuktikan dengan lulus Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa

Indonesia

16

Page 17: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

9. Pimpinan sarana pelayanankesehatan wajib membuat daftar dokter

dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di sarana

pelayanan kesehatan yang bersangkutan

10. Daftar nama-naa tersebut harus dipasang di tempat terbuka dan

mudah dilihat

11. Bagi dokter dan dokter gigiyang menyelenggarakkan praktik

perorangan wajib memasang papan nama praktik kedokteran

c. Prosedur Pengajuan izin praktik:

1. Untuk memperoleh SIP, dokter dan dokter gigi yang

bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran

dilaksanakan dengan melampirkan syarat-syarat tersebut di

atas.

2. Dalam pengajuan permohonan SIP harus dinyatakan secara

tegas permintaan SIP untuk tempat praktik pertama, kedua,

atau ketiga.

3. Untuk memperoleh SIP kedua, ketiga pada jam kerja, dokter

dan gokter gigi yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan

pemerintah dan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh

pemerintah harus melampirkan surat izin dari pimipinan

instalasi/sarana prlayanan kesehatau dimN dokter dan dokter

gigi bekerja.

4. Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan

diberikan SIP untuk satu tempat praktik.

5. SIP dokter dan dokter gigi diberikan paling banyak untuk tiga

tempat praktik, baik pada sarana pelayanan kesehatan milik

pemerintah, swasta maupun perorangan.

6. SIP tiga tempat praktik berada dalam satu Kabupaten/Kota atau

Kabupaten/Kota lain.

7. Dinas Kesehatan dalam memberikan SIP harus

mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah dokter atau

dokter gigi, gigi dengan kebutuhan gigi dengan pasien.

Persyaratan

Surat Tanda Registrasi(STR)

1. Mengisi dan menanda tangani Form 1a dan Form 1b

2. Copy Ijazah yg dilegalisir asli oleh Dekan FK/FKG atau

Wakil Dekan I FK/FKG

3. Copy Sertifikat kompetensi yg dikeluarkan oleh Kolegium

17

Page 18: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

terkait & dilegalisir asli oleh Kolegium terkait

4. Pas foto terbaru & berwarna ukuran 4x6 cm sebnyk 4 lembar

& Ukuran 2x3 cm sebnyk 2 lembar

5. Surat Keterangan sehat fisik dan mental yg dibuat o/ dokter

yg memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dengan mencantumkan nomor

SIP dokter yg memeriksa.

6. Surat pernyataan bahwa telah mengucapkan sumpah/janji

dokter/dokter gigi atau fotokopi surat bukti sumpah/janji

dokter/dokter gigi.

7. Bukti Asli pembayaran biaya Registrasi STR ditransfer ke KKI

nomor rekening:93.20.5556

BNI Cabang Melawai Raya Kebayoran Baru Jakarta Selatan

sebesar Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai

surat Keputusan KKI Nomor 2 tahun 2005 tentang Penetapan

Besaran Biaya Registrasi dokter dan dokter gigi.

b) Hak dan Kewajiban Dokter Gigi serta pasien

Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi

UU no. 29 tahun 2004

Pasal 50

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak :

a. memperoleh perlindungan tand sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dengan tandard profesi dan tandard prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut tandard profesi dan

tandard prosedur operasional;

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Pasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai kewajiban :

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan tandard profesi

dan standard prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu

melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

18

Page 19: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang

pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,

kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu

melakukannya; dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan

ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Hak dan Kewajiban Pasien

Pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran

mempunyai hak

a. Mendapat penjelasan lengkap tentang tindakan medis

sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3

b. Meminta pendapat dokter gigi lain

c. Mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medis

d. Menolak tindakan medis

e. Mendapat isi rekam medis

Pasal 45 ayat 3, mencakup:

a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b. Tujuan tindakan medis yang akan dilakukan

c. Alternatif tindakan lain dan resikonya

d. Resiko dan kompilasi yang mungkin terjadi

e. Pridnosis atau prospek terhadap tindakan yang akan

dilakukan.

Pasal 53

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran

mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang

masalah kesehatannya

b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan

kesehatan

d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

19

Page 20: Laporan PBL Skenario 6 Blok 2

Daftar Pustaka

Hanafiah, Jusuf M. Prof.dr., SpOG(K) dan Amir.Prof.dr. SpF(K)., SH .2009. Etika

Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC.

Setianto, Yudi A., SH dkk. 2008 . Panduan Lengkap Mengurus Perijinan dan

Dokumen . Jakarta: Forum Sahabat.

Indrati, Maria. 2008 . Ilmu Perundang-undangan. Jakarta: Kanisius.

20