pbl blok 9

18

Click here to load reader

Upload: jojoclaudia

Post on 12-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: pbl blok 9

Sistem Pencernaan Usus Halus pada Manusia

Josephine Claudia Sirait

102013396

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Telephone : (021) 5694 – 2061 Email : jojo .claudia12 @gmail .com

Pendahuluan

Tidak seperti tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri dengan

memanfaatkan sinar matahari dan unsur - unsur anorganik lainnya yang ada

disekitarnya, manusia dalam kebutuhan akan energinya memerlukan tumbuhan atau

hewan sebagai sumber makanannya. Dan untuk mencerna makanan ini, dibutuhkan

system pencernaan yang akan mengolah makanan tersebut menjadi energy yang siap

pakai oleh manusia untuk melakukan pekerjaannya. Dengan adanya system

pencernaan tersebut setiap makanan yang dikonsumsi akan diolah, dan akan dipilih

mana yang akan digunakan oleh tubuh sebagai zat yang bermanfaat, dan yang akan

dibuang kemudian.1

Struktur Makroskopis

Viscera Abdomen

Peritoneum adalah suatu membran tipis yang melapisi dinding cavitas abdominalis

dan melingkupi sebagian besar viscera. Peritoneum parietale melapisi dinding –

dinding cavitas dan peritoneum viscerale melingkupi viscera. Di antara peritoneum

parietal dan viscerale terdapat suatu ruangan potensial (cavitas peritonealis). Viscera

abdomen dapat tergantung di dalam cavitas peritonealis oleh lipatan – lipatan

peritoneum (mesenterium) atau berada di luar cavitas peritonealis. Organ – organ

yang tertahan di dalam cavitas disebut intraperitoneale sedangkan organ di luar

cavitas peritonealis hanya satu permukaan atau sebagian saja yang tertutup

peritoneum yaitu retroperitoneale.2

1

Page 2: pbl blok 9

Usus Halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di

antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang

mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan

lendir yang melumasi isi usus dan air yang membantu melarutkan pecahan-pecahan

makanan yang dicerna.2

Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus

sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus

halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7

meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.3

Duodenum adalah bagian yang terpendek (25 cm sampai 30 cm). Duktus empedu dan

duktus pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberapa

sentimeter di bawah mulut pilorus. Jejenum adalah bagian yang selanjutnya.

Panjangnya kurang lebih 1 m sampai 1,5 m. Ileum (2 m sampai 2,5 meter) merentang

sampai menyatu dengan usus besar. 3

Duodenum diperdarahi oleh A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A.

pancreatico duodenalis superior.anterior. & posterior memperdarahi duodenum

bagian proximal, A. pancreaticoduodenalis inferior, anterior & posterior cabang A.

mesenterica superior  memperdarahi duodenum bagian distal. Vena mengikuti arteri

mengalirkan darah ke dalamV. porta, sebagian tidak langsung melalui V. mesenterica

superior dan v. Lienalis. Jejenum dan ileum mendapat pendarahan dari A. Ileales dan

A.ileocolica dari A.mesenterica superior yang mempunyai pembuluh balik yang sama

dan bermuara ke vena porta.2

. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah

lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas

jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbus duodenum dan

berakhir di ligamentum Treitz.3

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada

2

Page 3: pbl blok 9

derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari

pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua

belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan

masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna

oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung

untuk berhenti mengalirkan makanan.3

Usus Kosong (jejunum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua

belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang

seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus

kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.3

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),

yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan

usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Sedikit sulit untuk

membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.3

Usus Penyerapan (ileum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, ileum ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah

duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7

dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam

empedu. Pada illeum terdapat plaque peyeri didalam lamina propianya yang

merupakan kelompok bangunan khusus. Pada ileum juga terdapat katup ileosekum

yang berfungsi menutup lipatan jaringan pada perbatasan ileum dan sekum jika kimus

pada pada sekum bergerak mundur menuju ileum2,3

3

Page 4: pbl blok 9

Gambar 1. Bagian – bagian pada Usus Halus2

Appendix Vermiformis (umbai Usus Buntu)

Appendix vermiformis melekat pada dinding posteromedial caecum, tepat di inferior dari ujung

ileum. Appendix adalah struktur tabung sempit, berongga, berujung buntu dan berhubungan dengan

caecum di ujung yang lain, terletak di ujung usus buntu atau bagian pertama dari usus besar.

Dinding appendix vermiformis memiliki agregasi jaringan lymphaticum yang luas dan

menggantung pada ileum terminal oleh mesoappendix, yang berisi vasa appendicularis. Fungsi

usus buntu adalah menstimulasi mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan kuman.2

Bagian appendix vermiformis yang lain terdapat di : 2

a. Posterior dari caecum atau bagian bawah colon ascendens, atua keduanya, dengan posisi

retrocaecalis atau retrocolicae;

b. Menggantung di atas apertura pelvis, di dalam pelvis atau dalam posisi descendens;

c. Di bawah caecum pada lokasi subcaecale atau

d. Anterior dari ileum terminali, kemungkinan berhubungan dengan dinding tubuh, pada posisi

pre-ileale atau posterior dari ileum terminal pada posisi post – ileale.

Suplai arteri untuk caecum dan appendix vermiformis berasal dari: 2

a. A. Caecalis anterior dari A. Ileocolica (dari A.mesenterica superior)

b. A. Caecalis posterior dari A. Ileocolica (dari A. Mesenterica superior)

4

Page 5: pbl blok 9

c. A. Appendicularis dari A. Ileocolica (dari A. Mesenterica superior)

Struktur Mikroskopis Usus Halus

.    Usus Halus

Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Permukaan usus halus

memperlihatkan lipatan – lipatan permanen sirkular atau semilunar yang terdiri atas

mukosa dan submukosa yang paling berkembang di jejenum. Vili usus merupakan

penonjolan mukosa yang dilapisi oleh selapis epitel kolumnar sel absorptif dan sel

goblet. Diantara vili terdapat muara kecil kelenjar tubular simpleks yang disebut

kriptus intestinal atau kriptus Lieberkuhn.4

Sel goblet tersebar diantara sel absorptif. Sel – sel ini tidak banyak terdapat di dalam

duodenum dan lebih banyak dalam ileum. Sel – sel ini menghasilkan musin

glikoprotein yang terhidrasi dan berikatan silang membentuk mukus dengan fungsi

utama melindungi dan melumasi lapisan usus. 4

Sel paneth terletak di bagian basal kriptus intestinal di bawah sel punca yaitu sel

eksokrin dengan granul sekresi eosinofilik berukuran besar di sitoplasma apikal. Sel

paneth berperan penting pada imunitas alami dan dalam mengatur lingkungan mikro

di kriptus intestinal. 4

Pada lamina propria sampai serosa banyak kelenjar mukosa tubular yaitu kelenjar

duodenum (kelenjar Brunner) yang bersifat basa dan menetralkan kimus yang masuk

dari duodenum dari pilorus. Dalam ileum, terdapat agregat nodul limfoid yang dikenal

sebagai plak peyeri. 4

1.      Duodenum

Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili

intestinalis berbentuk lebar. 4

2.      Jejunum

Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi

tinggi-tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah. 4

5

Page 6: pbl blok 9

3.      Illeum

Terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria

meluas ketunica submukosa.Vili instetinalisnya berbentuk  jari-jari. 4

Gambar 2. Struktur Mikroskopis Usus Halus 4

Mekanisme Pencernaan Usus Halus

Motilitas

Gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,

memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif,

dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan

dan secara refleks dikendalikan oleh Sistem Saraf Otonom. 1,3

1. Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur

kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif.

Gerakan ini adalah gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-

cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan

mendorong kimus bergerak maju-mundur dari satu segmen yang relaks ke segmen

lain. 1,3

2. Peristalsis adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi

ini adalah daya dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah bawah di

sepanjang saluran. 1,3

6

Page 7: pbl blok 9

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum

melalui sfingter pylorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh,

duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan

makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari

hati.Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut

sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan

penyerapan. 5

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara

mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti

pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan,

tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).Vili dan

mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga

menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah

duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. 5

Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.

Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-

lipatan,vili dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut

zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. 5

Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu

melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan

sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Kepadatan dari isi usus

berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam

duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman

lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih

cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik. 5

Fungsi absorbsi pada usus halus sebagian besar sari – sari makanan terjadi pada

duodenum dan yeyunum, sedangkan ileum hanya absorbsi vitamin b12 dan garam –

garam empedu. Mukosa usus halus sangat ideal untuk penyerapan karena luas

permukaan penyerapan sangat besar. Hal ini disebabkan permukaan dalam lipatan –

lipatan, terdapat banyak vili – vili dan mikrovili pada tiap permukaan vili intestinalis.

7

Page 8: pbl blok 9

Karbohidrat dan protein yang telah diabsorbsi akan di salurkan ke vena porta dan ke

hepar untuk di olah secara metabolic dan didetoksifikasi, lalu ke vena cava dan

dialirkan ke seluruh tubuh melalui pompa jantung. Absorbsi lemak disalurkan ke

sistem limfe menuju ductus thorasicus untuk diolah dan kemudian dialirkan ke vena

cava dan dialirkan ke seluruh tubuh.6

Enzim yang Dihasilkan di Usus Halus

Digesti oleh enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus sehingga produk

tersebut dapat langsung dan dengan mudah terserap. Enzim-enzim usus dan cara

kerjanya antara lain1,3

a. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin, yang

kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil.

b. Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase mengurai

peptida menjadi asam amino bebas.

c. Amliase usus menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa,

sukrosa, dan laktosa).

d. Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida maltosa,

laktosa, dan sukrosa, menjadi monosakarida (gula sederhana).

e. Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliseroi.

Produk-produk digesti (monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol) juga

air, elektrolit, vitamin, dan cairan pencernaan diabsorpsi menembus membran sel

epitel duodenum dan yeyunum. Hanya sedikit absorpsi yang berlangsung dalam ileum

kecuali untuk garam-garam empedu dan vitamin B12.

Mekanisme transpor absorpsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transpor aktif, dan

pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif. Zat-zat yang ditranspor dari

lumen usus ke darah atau limfe harus menembus sel-sel dan cairan interselular

berikut1,3

a. Membran plasma sel epitelial kolumnar pada vllus, sitoplasmanya, dan

membran dasarnya.

b. Jaringan ikat di antara sel epitel dan kapilar atau lakteal dalam vilus.

c. Dinding kapilar atau lakteal yang terletak dalam inti vilus.

8

Page 9: pbl blok 9

Setiap gula sederhana dipercaya memiliki mekanisme transpornya sendiri. Gula

bergerak dari usus menuju jaring-jaring kapilar vilus dan dibawa menuju hati oleh

vena portal hepatika. 1,3

a. Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transpor aktif ion natrium (ko-

transpor).

b. Fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang diperantarai carrier.

c. Monosakarida lain dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana.

Transpor aktif asam amino ke dalam sel-sel usus juga berlangsung bersamaan dengan

transpor aktif natrium, dengan system carrier yang terpisah untuk asam amino

berbeda. Dari kapilar vllus, asam amino dibawa ke hati. 1,3

Asam lemak larut lipid dan gliserol diabsorpsi dalam bentuk micelle, yaitu suatu

globulus sferikal garam empedu yang mengelilingi bagian berlemak. Micelle

membawa asam lemak dan monoglikoserida menuju sel epitelial, tempatnya dilepas

dan diabsorpsi melalui difusi pasif menuju membran sel usus. 1,3

Asam lemak berantai karbon pendek (kurang dari 10 sampai 12 atom karbon)

merupakan molekul kecil yang bergerak ke dalam kapilar vilus bersama asam amino

dan monosakarida. Asam lemak berantai karbon panjang (mencapai 90% lebih dari

asam lemak yang ada) dan molekul gliserol bergerak ke reticulum endoplasma,

kemudian disintesis ulang menjadi trigliserida, berikatan dengan lipoprotein,

fosfolipid, dan kolesterol, serta terbebas sebagai kilomikron dari tepi lateral sel usus.

Kilomikron menembus lakteal sentral vilus menuju sistem limfatik dan sirkulasi

sistemik, sebelumnya melintasi (bypassing) hati. 1,3

Pada absorpsi air, elektrolit, dan vitamin Hanya 0,5 L dari 5 L sampai 10 L cairan

yang ada dalam usus halus yang mencapai usus besar. Air diabsorpsi secara pasif

melalui hukum osmosis setelah absorpsi elektrolit dan makanan tercerna.

Absorpsi kalsium bervariasi sesuai dengan asupan makanan, kadar plasma, dan

kebutuhan tubuh serta diatur oleh hormon paratiroid dan ingesti vitamin D. Absorpsi

zat besi ditentukan sesuai kebutuhan metabolik. Zat besi terikat pada globulin

(transferin) dalam darah dan tersimpan pada tubuh dalam bentuk feritin yang akan

dilepas jika dibutuhkan. Vitamin larut air (C dan B) diabsorpsi melalui difusi. Vitamin

larut lemak (A, D, E dan K) diabsorpsi bersama lemak. Absorpsi vitamin B12

bergantung pada faktor intrinsik lambung dan berlangsung dalam ileum. 1,3

Absorpsi dalam usus halus

9

Page 10: pbl blok 9

Digesti oleh enzim usus. Enzim–enzim usus melengkapi proses pencernaan kimus

sehingga produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah terserap. Enzim – enzim

usus dan cara kerjanya antar lain enzim Enterokinase yang mengaktivitasi tripsinogen

pancreas menjadi tripsin yang kemudian mengurai protein dan peptide menjadi

peptide yang lebih kecil. Enzim Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase, dan

dipeptidase mengurai peptide menjadi asam amino bebas. Enzim Amylase usus yang

menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltose, sukrosa, dan laktosa).Enzim

Maltase, isomaltase, lactase, dan sukrase yang memecah disakarida, maltose,laktosa,

dan sukrosa,menjadi monosakarida (gula sederhana).Dan enzim Lipase usus yang

memecah monogliserida menjadi asam lemak dan gliserol. 7

Selanjutnya Produk–produk digesti (monosakarida, asam amino, asam lemak, dan

gliserol) juga air, elektrolit,vitamin, dan cairan pencernaan diabsorbsi menembus

membrane sel epitel duodenum dan yeyunum.Hanya sedikit absorpsi yang

berlangsung dalam ileum kecuali untuk garam – garam empedu dan vitamin

B12.Mekaniseme transpor absorpsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif,

dan pinositosis.Mekanisme utama adalah transpor aktif.7

Zat – zat yang akan ditranspor dari lumen usus ke darah atau limfe harus dapat

menembus membrane plasma sel epithelial kolumnar pada vilus, sitoplasmanya, dan

membrane dasarnya. Jaringan ikat di antara sel epitel dan kapilar atau lacteal dalam

vilus.Serta Dinding kapilar atau lacteal yang terletak dalam inti vilus. 7

Absorpsi karbohidrat. Setiap gula sederhana memilki mekanisme transpornya sendiri.

Gula bergerak dari usus menuju jaring – jarring kapilar vilus dan dibawa menuju hati

oleh vena portal hepatica.Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transport aktif

ion natrium (ko-transpor).Fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang

diperantarai carrier. Mono sakarida lain dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana. 7

Absorpsi protein.Transpor aktif asam amino ke dalam sel–sel usus juga berlangsung

bersamaan dengan transport aktif natrium, dengan sistem carrier yang terpisah untuk

asam amino berbeda. Dari kapilar vilus, asam amino dibawa ke hati. 7

Absorpsi lemak. Asam lemak larut lipid dan gliserol diabsorpsi dalam bentuk micelle,

yaitu suatu globules sferikal garam empedu yang mengelilingi bagian

berlemak.Micelle membawa asam lemak dan monoglikoserida menuju sel epithelial,

tempatnya dilepas dan diabsorpsi melalui difusi pasif menuju membrane sel

usus.Asam lemak berantai karbon pendek (kurang dari 10 sampai 12 atom karbon)

merupakan molekul kecil yang bergerak ke dalam kapilar vilus bersama asam amino

10

Page 11: pbl blok 9

dan monosakarida.Asam lemak berantai karbon panjang (mencapai 90% lebih dari

asam lemak yang ada) dan molekul gliserol bergerak ke reticulum endoplasma ,

kemudian disentesis ulang menjadi trigliserida, berikatan dengan lipoprotein,

fosfolipid, dan kolesterol, serta terbebas sebagai kilomikron dari tepi lateral sel

usus.Kilomikron menembus lacteal sentral vilus menuju sistem limfatik dan sirkulasi

sistematik, sebelumnya melintasi (bypassing) hati. 7

Absorpsi air , elektrolit, dan vitamin.Hanya 0,5 L dari 5 L sampai 10 L cairan yang

ada dalam usus halus yang mencapai usus besar,air diabsorpsi secara pasif melalui

hukum osmosis setelah absorpsi elektrolit dan makanan tercerna.Ion dan zat renik

diabsorpsi melalui difusi atau transport aktif.Absorpsi kalsium bervariasi sesuai

dengan asupan makanan, kadar plasma, dan kebutuhan tubuh serta diatur oleh

hormone paratiroid dan ingesti vitamin D.Absorpsi zat besi ditentukan sesuai

kebutuhan metabolic. Zat besi terikat pada globulin (transferin) dalam darah dan

tersimpan pada tubuh dalam bentuk feritin yang akan dilepas jika dibutuhkan.Vitamin

larut air (C dan B) diabsorpsi melalui difusi. Vitamin larut lemak (A,D,E, dan K)

diapsorpsi bersama lemak.Hanya absorpsi vitamin B12 yang bergantung pada faktor

intrinsic lambung dan berlangsung dalam ileum.1,5,6

Kesimpulan

Sistem pencernaan adalah sistem yang sangat vital dalam kehidupan

manusia.Pencernaan adalah suatu sistem yang berperan dalam proses pemecahan dan

penyerapan suatu bahan atau benda yang masuk kedalam tubuh baik melalui proses

kimiawi maupun proses mekanik sehingga hasil pemecahan dapat diserap oleh tubuh

dan dapat diubah untuk menjadi energy yang bisa digunakan untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Karena prosesnya yang vital, kerusakan yang tejadi di dalam

sistem pencernaan akan mengakibatkan aktivitas individu dapat terganggu.

Kerusakan-kerusakan ini dapat disebabkan baik dari dalam tubuh manusia maupun

berasal dari luar, seperti bakteri yang masuk saat individu memakan makanaan

karenanya kesehatan sistem pencernaan harus dijaga dengan baik,agar tidak terjadi

kerusakan yang akan dapat menganggu aktivitas normal seseorang.

11

Page 12: pbl blok 9

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke - 6. Jakarta: EGC; 2012.

h. 538-87.

2. Moore KL. Anatomi klinis dasar. In : Agur AMR, editor , Sistem digestivus. Jakarta:

EGC ; 2006.h.83-7.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Ed.1. Jakarta: EGC; 2003. h. 288-94.

4. Mescher AL. Histologi dasar junqueira. Edisi ke – 12. Jakarta: EGC; 2012. h. 262-3.

5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA. Biokimia harper. In: Bani AP,Sikumbang

TMN. Pencernaan dan absorpsi. Edisi ke - 25. Jakarta: EGC ; 2003.h.632-44.

6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit EGC;

2008. h. 823-58.

7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 590

12