makalah pbl blok 9 - eva

45
Pengaruh Batu Empedu pada Gangguan Pencernaan Eva Yuliana Choandra ( 102012333 ) Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 [email protected] Pendahuluan Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung erapedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal (GI) Fungsi utama sistem pencernaan (sistem alimenter) adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi. Makanan juga 1

Upload: ksatria-putra-abadi

Post on 30-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Pengaruh Batu Empedu pada Gangguan Pencernaan

Eva Yuliana Choandra ( 102012333 )

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021)

563-1731

[email protected]

Pendahuluan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular

panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi,

lidah, kelenjar saliva, hati, kandung erapedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang

terletak di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal (GI)

Fungsi utama sistem pencernaan (sistem alimenter) adalah untuk memindahkan zat

gizi atau nutrien (setelah memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita

makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai

sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP untuk

menjalankan berbagai aktivitas bergantung-energi, misalnya transportasi aktif, kontraksi,

sintesis, dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk perbaikan,

pembaruan, dan penambahan jaringan tubuh.

Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul organik yang terdapat

di makanan tersedia bagi sel untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar atau sebagai

bahan pembangun. Mula-mula makanan harus dicerna atau diuraikan menjadi molekul-

molekul kecil-ringkas yang dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem

sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal, sekitar 95% dari

makanan yang masuk tersedia untuk digunakan oleh tubuh.

Mula-mula kita akan membahas secara singkat sistem pencernaan, menelaah ciri-ciri

umum berbagai komponen sistem, sebelum memulai perjalanan rinci menelusuri saluran

tersebut dari awal hingga akhir.1

1

Page 2: Makalah PBL Blok 9 - Eva

a. Skenario

Bapak B, 56 tahun, dengan perawakan gemuk sering mengalami nyeri perut kanan

atas dan mual. Kemudian ia berobat ke dokter. Setelah dilakukan serangkaian

pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa bapak tersebut menderita batu empedu dan harus

menjalani pengangkatan kandung empedu.

b. Mind Mapping

c. Hipotesis

Batu empedu disebabkan karena pengendapan lemak di kandung empedu.

d. Identifikasi Istilah

Batu Empedu timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran

empedu.

e. Pembahasan

A. Struktur hepar dan empedu

a. Struktur makroskopis

1. Pankreas

a. Anatomi

(1) Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik

kurvatur besar lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau Langer-

hans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel-sel

2

Gangguan Pencernaan(Batu Empedu)

Struktur Hepar dan Empedu

Struktur Makroskopis

Struktur Mikroskopis

Fungsi organ pencernaan

Mekanisme Pencernaan lemak

Enzim-enzim Pencernaan

Page 3: Makalah PBL Blok 9 - Eva

eksokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan

larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam

konsentrasi tinggi.

(2) Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus

pankreas, yang menyatu dengan duktus empedu komunis dan

masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas, walaupun

duktus pankreas dan duktus empedu komunis membuka secara

terpisah pada duodenum. Sfingter Oddi secara normal

mempertahankah keadaan mulut duktus agar tetap tertutup.

b. Kendali pada sekresi pankreas. Sekresi eksokrin pancreas

dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan

lambung pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama

terletak pada hormon duodenum yang diabsorbsi ke dalam aliran

darah untuk mencapai pankreas.

( 1 ) diabsorpsi ke dalam darah untuk mencapai pankreas. Sekretin

akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan

sejumlah besar cairan berair yang mengandung natrium

bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk

lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus.

(2) CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons

terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari

lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim

pankreas.

c. Komposisi cairan pankreas. Cairan pankreas mengandung enzim-

enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.

(1) Enzim proteolitik pankreas (protease)

(a) Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi

tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin

mencerna protein dan polipeptida besar untuk embentuk

polipeptida dan peptida yang lebih kecil.

(b) Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin.

Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap

protein.

3

Page 4: Makalah PBL Blok 9 - Eva

(c) Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah

enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk

menghasilkan asam-asam amino bebas.

(2) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan

gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.

(3) Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercema

oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan

laktosa).

(4) Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan

DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.2

2. Hati dan sekresi empedu

a. Anatomi hati. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di

bawah kerangka iga. Beratnya 1,500 g (3 lbs) dan pada kondisi hidup

berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati

menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang

tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika.

Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.

(1) Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki

tiga bagian utama: lobus kanan atas, lobus kaudatu's, dan lobus

kuadratus.

(2) Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di

antara kedua lobus terdapat porta hepatis. jalur masuk dan keluar

pembuluh darah, saraf dan duktus.

(3) Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan

beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-

ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel.

Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal,

arteri hepatika, dan duktus empedu, membentuk sebuah lobulus

portal.

b. Fungsi utama hati

(1) Sekresi. Hati memproduksi bang berperan dalam emul-sifikasi

dan absorpsi lemak.

4

Page 5: Makalah PBL Blok 9 - Eva

(2) Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbo-

hidrat tercerna.

(a)Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik

gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen

dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan

tubuh.

(b)Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah

yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino

berlebih dan sisa nitrogen.

(c)Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan

terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.

(d)Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipopro-

tein, kolesterol dan fosfolipid).

(e)Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan

darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk pe-

nguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu.

(3) Penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan

tembaga, serta vitamin larut lemak (A. D. E, dan K), dan hati

menyimpan toksin tertentu (contohnya pestisida) serta obat yang

tidak dapat diuraikan dan diekskresikan.

(4) Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan dekto-

sifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat a ing

yang terdistintegrasi dalam darah.

(5) Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati

menjadikan hati sebagai sumfaer utama panas tubuh, terutama

saat tidur.

(6) Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar

30% curah jantung dan, bersama dengan limpa, mengatur volume

darah yang diperlukan tubuh. 2

c. Empedu

(1)Anatomi sekresi empedu

5

Page 6: Makalah PBL Blok 9 - Eva

a. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki

kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus

hepatika kanan dan kiri.

b. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus

hepatik komunis yang kemudian menyatu dengan duktus

sistikus dari kandung empedu dan keluar dari hati

sebagai duktus

c. Duktus empedu komunis, bersama dengan duktus

pankreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk

penyimpanah di kandung empedu.

(2)Komposisi empedu. Empedu adalah larutan berwarna kuning

kehijauan terdiri dari 97% air. pigmen empedu, dan garam-

garam empedu.

a. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan

bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil

penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah

merah terdisintegrasi.

i. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang

memberikan warna kuning pada urine dan feses.

ii. Jaundice, atau warna kekuningan pada jaringan,

merupakan akibat dari peningkatan kadar

bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan

fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan

sel hati (hepatitis), peningkatan dekstruksi sel

darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh

batu empedu.

b. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang

berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah

disekresi ke dalam usus, garam tersebut direabsorpsi dari

ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang

kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi

enterohepatika garam empedu.

c. Fungsi garam empedu dalam usus halus.

6

Page 7: Makalah PBL Blok 9 - Eva

i. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi

globulus lemak besar dalam usus halus yang

kemudian menghasilkan globulus lemak lebih

kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk

kerja enzim.

ii. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu

absorpsi zat terlarut lemak dengan cara

memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.

iii. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam

empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin

untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle

yang akan dibuang melalui feses.

d. Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu

diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan

hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang

mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan

asam amino mencapai usus halus, CCK dilepas untuk

mengkontraksi otot kandung empedu dan me- relaksasi

sfingter Oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke

dalam duodenum. 2

(3). Kandung empedu

a. Anatomi. Kandung empedu adalah kantong muskular hijau

me-nyerupai pir dengan panjang 10 cm. Organ ini terletak

di lekukan dibawah lobus kanan hati. Kapasitas total

kandung empedu kuranglebih 30 ml sampai 60 ml.

b. Fungsi

(1) Kandung empedu menyimpan cairan empedu

yang secara terus-menerus disekresi oleh sel-sel hati.

sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu

makan, sfingter Oddi menutup dan cairan empedu

mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks.

Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.

7

Page 8: Makalah PBL Blok 9 - Eva

(2) Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya

dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan

demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12

jam sekresi empedu hati. 2

Vesica Vellea

Vesica fellea diliputi peritoneum,

kecuali bagian yang melekat pada

hepar. Bagian-bagian:

• fundus vesica fellea

• corpus vesica fellea

• collum vesica fellea

Saluran empedu: ductus cysticus

Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral =

valvula spiralis Heisteri

Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal

membentuk ductus choledochus. Ductus

choledochus berjalan dalam lig. hepatoduodenale bersama-

sama v. porta dan a. hepatica propia. 2

Pendarahan

• a. cystica, sebuah end artery yang merupakan cabang a.

hepatica dextra2

8

Page 9: Makalah PBL Blok 9 - Eva

b. Struktur Mikroskopis

i. Hati

Yang di pelajari di sini adalah lobulus klasik hati yang biasanya

pada sajian histologi berbentuk bidang persegi banyak (poligonal).

Sisi bidang ini merupakan batas lobulus yang dibentuk oleh

jaringan ikat jarang (jaringan interlobularis), yang pada hati babi

jaringan ini sangat jelas terlihat tetapi pada hati manusia batas atau

jaringan ini tidak begitu jelas.3

Di luar vena sentralis ini terdapat deretan sel-sel hati yang

tersusun bak jari-jari mengarah ke jaringan interlobularis. Diantara

deretan sel hati tersebut terdapat sinusoid hati yang bermuara

kedalam vena sentralis tadi. Muara ini tidak selalu terlihat jelas

karena selalu terpotong. Dinding sinusoid berupa selapis sel

endotel yang terlihat melekat pada deretan sel-sel hati. Sel endotel

ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng pula dan

mempunyai kromatin padat. Pada beberapa sajian di lihat adanya

suatu sel dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, bila

terlihat, tampak sitoplasmanya bercabang-cabang dan menempel

pada dinding sinusoid yang berseberangan. Di dalam

sitoplasmanya dapat dilihat benda-benda asing yang telah

dilahapnya (fagositosis). Sel ini disebut sel Kuppfer. Tanpa

adanya benda asing ini sulit untuk memastikan adanya sel Kuppfer.

Sel hati berbentuk poligonal dengan inti bulat atau sedikit

lonjong dan kromatin agak padat. Kadang dapat dilihat sel hati

dengan inti ganda. Dengan pembesaran kuat (45 x) kadang dapat

dilihat kanalikuli biliaris di antara dua dinding sel hati yang

berhimpitan, yang terlihat sebagai bintik atau lubang kecil saja.

Saluran Herring merupakan duktus biliaris intralobular.

Letaknya ditepi lobulus. Dindingnya sebagian di batasi oleh sel hati

dan sebagian lagi oleh epitel selapis kubis. Saluran ini pendek

sehingga agak sulit dicari.

Di dalam jaringan interlobular dapat ditemukan duktus biliaris

yang dindingnya dilapisi epitel selapis atau berlapis kubis

tergantung dari besarnya saluran. Pada salah satu sudut jaringan

9

Page 10: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Gb 110 . Hepar-sus. Carilah : 11. Segitiga kiernan 2. Duktus biliaris 3. Arteri hepatika 4. Cabang vena porta 5. Hepatosit £■ fewbuloh

interlobularis biasanya dapat ditemukan duktus biliaris, A rteriol

cabang A.hepatika, venul cabang V.porta Daerah ini disebut

segitiga Kiernan. Di sini kadang-kadang dapat pula ditemukan

pembuluh limf kecil. Pada beberapa sajian dapat ditemukan vena

yang lebih besar yang disebut V.sublobularis.

ii.

Vesica Fellea

Lapis mukosa. Dilapisi epitel silindris yang biasanya tidak

mempunyai sel piala. Epitel bersama lamina propia membentuk

lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina propia terdapat

bangunan-bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel sama

10

Page 11: Makalah PBL Blok 9 - Eva

dengan epitel mukosa. Ini sebenarnya potongan lipatan mukosa dan

disebut sinus Rokitansky Ashoff.

Tidak di jumpai lapis otot mukosa. Lapis otot. Terdiri atas

berkas-berkas otot polos yang tidak seteratur pada dinding usus.

Lapis serosa. Terdiri atas jaringan penyambung jarang. Pada daerah

yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dapat di

jumpai sisa-sisa saluran keluar empedu yang rudimenter dan

disebut duktus aberans Luschka. 3

iii. Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas

bagian eksokrin dan endokrin.

Bagian eksokrin. Bagian ini mirip dengan kelenjar parotis.

Memang pars terminalis kelenjar berupa asinus. Di dalam asinus

sering dapat dijumpai sel sentroasineryang membatasi lumen

asinus. Sel ini tidak ada pada kelenjar parotis. Sel ini sebenarnya

merupakan awal duktus interkalaris, yaitu saluran keluar kelenjar

yang terkecil yang dilapisi oleh epitel selapis kubis atau kubis

rendah. Duktus sekretorius (intralobularis) jarang atau sedikit

jumlahnya walaupun selalu ada.

Bagian Endokrin. Disebut juga pulau-pulau Langerhans yang

terdiri atas sekelompok sel-sel yang berwarna lebih pucat di

bandingkan sel-sel asinus di sekitarnya (bagian eksokrin). Sel-sel

disini juga lebih kecil— kecil dan batasnya tidak jelas satu sama

lain. Kelompokan sel inipun tidak mempunyai simpai jaringan ikat

yang jelas. Dengan pulasan H.E sulit membedakan adanya sel alfa

dan beta yang ada didalamnya. 3

11

Page 12: Makalah PBL Blok 9 - Eva

B. Fungsi Organ Pencernaan

a. Mulut

Mulut adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ

aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga

vestibulum (bukal) terletak di antara gigi dan, bibir dan pipi sebagai batas

luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan,

palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan

orofaring di bagian belakang. 4

b. Lambung

Fungsi lambung

1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal

memungkinkan adanya interval waktu yang panjang antara saat

makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar

sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.

Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan

dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.

2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya

kimus (massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang

berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenom.

3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi

tripsin dan asam kiorida.

12

Page 13: Makalah PBL Blok 9 - Eva

4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar

membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung

terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.

5. Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung -dalam lambung

hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol

diabsorpsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi

dalam jumlah yang tidak jelas. 4

6. Produksi faktor intrinsic

a. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel

parietal.

b. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di

lambung, terikat

pada faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin B12

dibawa ke ileum usus halus. tempat vitamin B12 diabsorbsi.4

c. Fungsi usus halus

i. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai

di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus

dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati.

ii. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti. 4

d. Fungsi hati dapat dibagi menjadi dua kategori umum. Pertama, hati

terlibat dalam proses zat-zat yang diabsorpsi, baik nutrien maupun toksin.

Dengan kata lain, hati bertanggung jawab terhadap metabolisme berbagai

zat yang dihasilkan dari pencernaan dan absorpsi makanan dari usus.

Kedua, hati memiliki fungsi eksokrin penting yang terlibat dalam:

1. Produksi asam empedu dan cairan alkali yang digunakan untuk

pencernaan dan absorpsi lemak dan untuk netralisasi asam lambung di

usus

2. Pemecahan dan produksi produk buangan metabolisme setelah

pencernaan; (iii) detoksifikasi zat-zat beracun/berbahaya

3. Ekskresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di empedu4

13

Page 14: Makalah PBL Blok 9 - Eva

C. Mekanisme Kerja

Proses sistem pencernaan dalam tubuh manusia terjadi dalam saluran

pencernaan dimulai dari mulut tempat makanan dan minuman masuk sampai pada

usus besar. Secara umum proses dalam saluran pencernnan terbagi atas motilitas,

sekresi, pencernaan itu sendiri dan penyerapan yang terjadi sesuai dengan

mekanisme yang akan dijalankan bagian saluran. Motilitas mengacu pada

kontrkasi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Sekresi

berhubungan dengan pelepasan sejumlah getah pencernaan yang dilepaskan oleh

kelenjar eksokrin sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretoriknya

sendiri. Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang

strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap

enzim–enzim dalam saluran pencernaan. Dan penyerapan adalah proses

diserapnya satuan kecil hasil pencernaan bersama ait, vitamin dan elektrolit lalu

dipindahkan dari lumen pencernaan ke dalam darah atau limfe2. 1

1. Mulut

Adalah pintu masuk ke saluran pencernaan. Dalam rongga mulut terdapat alat

seperti lidah yang berfungsi membantu melalui pergerakannya dalam mengunyah

dan menelan makanan, serta melalui papil-papil pengecapnya menghantarkan

rangsang berupa rasa makanan yang dimakan. Gigi bertanggung jawab unutk

mengunyah  (mastikasi) menghancurkan makanan dan mencampurnya dengan air

liur. Di mulut saliva diproduksi oleh tiga pasangan kelenjar saliva utama: kelenjar

sublingual, submandibula, dan parotis yang terletak di luar rongga mulut, dan

menyalurkan air liur melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut. Selain itu

terdapat kelenjar air liur minior, yakni kelenjar bukal dilapisan mukosa pipi.

Saliva terdiri 95% H2O serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein air liur

terpenting: amilase, mukus, dan lizosim. Air liur memulai penernaan karbohidrat

di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim yang memecah polisakarida

menjadi disakarida. Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi

partikel makanan sehingga mereka menyatu serta dengan menghasilkan

pelumasan karena adanya mukus yang kental dan licin

Air liur juga memiliki efek antibakteri melalui efek ganda pertama oleh

lizozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dan

14

Page 15: Makalah PBL Blok 9 - Eva

kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber

makanan. 1

2. Esofagus

Makanan yang telah hancur dan bercampur dengan saliva atau disebut bolus

selanjutnnya akan menuju faring, sebagai saluran bersama pernapasan dan

pencernaan kemudian akan menuju esofagus. Di esofagus terjadi proses menelan

(deglutition) yang melibatkan pusat menelan di medula. Menelan dimulai secara

volunter tetapi prose tersebut tidak dapat dihentikan setelah dimulai. Pusat

menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke

ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati esofagus ke lambung.

Peristaltis mengacu kepada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang

bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong

bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui

esofagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat

terdorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang

peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik mencapai ujung bawah esofagus.

Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan, melaui persarafan

vagus. Cairan, yang tidak tertahan oelh friksi dinding esofagus, dengan cepat

turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi, dan kemudian harus menunggu

sekitar 5 detik sampai gelombang peristalsis primer akhirnya sampai sebelum

cairan tersebut dapat melalui sfringter gastroesofagus. Apabila bolus berukuran

besar atau lengket tertelan dan tidak dapat terdorong ke lambung oleh gelombang

peristaltik primer, bolus tertahan tersebut akan merengkan esofagus dan memicu

reseptor tekanan di dalam dinding esofagus, menimbulkan gelombang peristaltik

kedua yang lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat

peregangan. Gelombang peristaltik sekunder ini tidak melibatkan pusat menelan,

dan orang yang bersangkutan juga tidak menyadari keberadaannya. Peregangan

esofagus juga secara refleks meningkatkan sekresi air liur. Bolus yang

terperangkap tersebut akhirnya di lepaskan dan digerakan ke depan melalui

kombinasi lubrikasi air liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang

kuat. 1

15

Page 16: Makalah PBL Blok 9 - Eva

3. Lambung

Lambung melakukan beberapa fungsi dimana yang terpenting adalah

menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan

kecepatan yang sesuai dengan pencernaan dan penyerapan yang optimal. Karena

usus halus adalah tempat utama perncernaan dan penyerapan, lambung perlu

menyimpan makanan dan menyalurkan sedikit demi sedikit ke duodenum dengan

kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus, fungsi lainya adalah unutk

mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim yang memulai

pencernaan protein. Akhirnya, melalui gerakan mencampur lambung dengan

sekresi lambung, makanan yang masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi

lambung unutk menghasilkan campuran kental yang dikenal sebagai kimus.

Terdapat 4 aspek motilitas lambung: 1) pengisian, 2) penyimpanan, 3)

pencampuran, dan 4) pengosongan lambung.1

 

Pengisian lambung.

Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat

mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter (1000 ml) ketika

makan. Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat

menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan

tekanan intralambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung jika tidak

terdapat plastisitas otot polos lambung dan relaksasi reseptif lambung pada saat ia

terisi. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos mempertahankan

ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot rangka

dan otot jantung, yang memperlihatkan hubungan panjang ketegangan. Dengan

demikian pada saat serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung,

serat-serat itu melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Namun,

peregangan yang melebihi batas tertentu akan memicu kontraksi yang dapat

menutupi perilaku plastisitas yang pasif tersebut. Peregangan dalam tingkat

tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga sel-sel itu mendekati

potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai

ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil. Sifat dasar otot polos itu diperkuat

relaksasi refleks lambung saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan yang

disebut rugae yang selama makan akan mengecil dan mendatar saat lambung

16

Page 17: Makalah PBL Blok 9 - Eva

perlahan melemas terisi, disebut relaksasi reseptif, dimana relaksasi ini

meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan

dengan sedikit saja penaikan tekanan. Bila makanan yang masuk lebih dari 1 liter

maka seseorang akan tidak nyaman, relaksasi reseptif diperantarai saraf vagus. 1

 

Penyimpanan lambung.

Sebagian sel otot polos lambung dapat mengalami depolarisasi parsial yang

otonom dan berirama, sel ini terletak di fundus bagian atas dari gaster. Sel-sel ini

menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang

lambung menuju sfingter pilorus dengan kecepatan 3 gelombang per menit. Pola

depolarisasi ini atau BER (basic electrical rhythm) lambung, berlangsung secara

terus menerus dan mungkin disertai kontraksi lapisan otot polossirkuler lambung.

Bergantung pada tingkat eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa ke ambang

oleh aliran arus dan mengambil potensial aksi, yang kemudian memulai kontraksi

otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik yang menyapu isi lambung

dengan kecepatan BER, 3 kali per menit. Gelombang peristaltik kemudian

menyebar ke seluruh fundus dan korpus melalui anthrum dan sfingter pilorus.

Karena lapisan otot lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di

kedua daerah tersebut lemah. Saat sampai di anthrum gelombang menjadi jauh

lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang

kuat, makanan yang masuk ke lambung tersimpan tenang tanpa mengalami

pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan tapi hanya

berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke anthrum

tempat berlangsung pencampuran makanan. 1

 

Pencampuran lambung.

Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan

bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang

peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi

tonik sfingter polirus dalam keadaan normal menjaga sfingter hampir tertutup

rapat. Lubang sisa yang tersedia cukup unutk air dan cairan lain lewat, tetapi

terlalu kecil unutk kimus yang kental, kecuali kimus terdorong oleh gerakan

peristaltik yang kuat. Walupun demikian dari 30 ml kimus yang ditampung

17

Page 18: Makalah PBL Blok 9 - Eva

antrum hanya beberapa mililiter isi yang akan terdorong ke duodenum setiap

gelombang peristaltik.

 

Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas diperas keluar, gelombang sudah

mencapai sfingter pilorus mengakibatkan kontraksi kuat sfingter menutup pintu

dan menghambat aliran kimus. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke

depan dan tertolak kembali saat gelombang baru datang disebut gerakan retropulsi

menyebabkan kimus bercampur merata di antrum. 1

 

Pengosongan lambung.

Kontraksi peristaltik antrum selain menyebabkan pencampuran lambung juga

menghasilkan gaya pendorong unutk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang

lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter tertutup

erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum

dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan

duodenum; sehingga pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan

duodenum. Dengan sedikit menimbulkan depolarisasi atau hiperpolaisasi otot

polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi ekstabilitas, semakin sering

BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristaltik di antrum,

dan semakin cepat pengosongan lambung.

 

Kantung lambung merupakan sumber eksresi getah lambung. Setiap hari

lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung

jawab untuk mensekresinya adalah mukosa oksintik yang melapisi kospus dan

fundun, daerah kelenjar pilorik (PGA: pyloric gland area) melapisi antrum.

dalam dilapisi oleh sel-sel utama (chief cell), pada bagian luar kantung lambung

tidak berkontak dengan lumen terdapat sel parietal. Sel leher mukosa cepat

membelah dan berfungsii sebagai sel induk bagi semua sel baru mukosa lambung.

Sel baru yang dihasilkan dari pembelahan akan bermigrasi ke luar lambung

menjadi sel epitel permukaan atau ke bawah berdifernsiasi menjadi sel utama atau

sel parietal. 1

Motilitas

18

Page 19: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi

saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran

pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal

sebagai tonus. Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi

saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan

melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan). bahwa

motilitas di kedua ujung saluran—mulut sampai bagian awal esofagus dan sfingter

anus eksternus di-akhir—melibatkan aktivitas otot rangka dan bukan otot polos.

Dengan demikian, tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki

komponen volunter karena otot-otot rangka berada di bawah kontrol kesadaran,

sedang-kan motilitas yang dilakukan oleh otot polos di bagian saluran pencernaan

lainnya dikontrol oleh mekanisme involunter yang kompleks. 1

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan

oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing

dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri

dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses

pencernaan, seperti enzim, garam empedu. atau mukus. Sel-sel sekretorik

mengekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan bahan-bahan mentah yang

penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi semua getah

pencernaan memerlu-kan energi, baik untuk transportasi aktif sebagian bahan

mentah ke dalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis

produk sekretorik oleh retikulum endoplasma. Sel-sel eksokrin ini memiliki

banyak mito-kondria untuk menunjang tingginya kebutuhan energi yang

diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen

saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.

Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu bentuk atau

bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta

dalam proses pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi ini (misalnya akibat diare

atau muntah) menyebabkan hilangnya cairan yang "dipinjam" dari plasma

tersebut. 1

Pencernaan

19

Page 20: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Pencernaan mengacu pada proses peng-uraian makanan dari yang strukturnya

kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh

enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Manusia

mengkonsumsi tiga kategori bio-kimiawi makanan kaya-energi; karbohidrat,

protein, dan lemak. Molekul-molekul besar tersebut tidak mampu menembus

membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam

darah atau limfe. Proses pencernaan menguraikan molekul-molekul makanan

besar ini menjadi molekul nutrien yang lebih kecil yang dapat diserap

Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida

(molekul "satu gula"), misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam

keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Sebagian besar

karbohidrat yang dimakan adalah dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak

gula"), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang saling berhubungan.

Polisakarida yang paling banyak dikonsumsi adalah tepung kanji (starch) yang

berasal dari makanan nabati. Selain itu, daging mengan-dung glikogen, bentuk

simpanan glukosa di dalam otot. Selulosa, polisakarida makanan lain yang

ditemukan pada dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi konstituen-

konstituen monosakaridanya oleh getah pencernaan yang disekresi oleh manusia;

dengan demikian, bahan ini membentuk serat yang tidak tercerna atau "bulk"

dalam makanan kita. Selain polisakarida, sumber karbohidrat makanan lainnya

dalam jumlah yang lebih sedikit adalah karbohidrat dalam bentuk disakarida

(molekul "dua gula"), termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu molekul

glukosa dan satu molekul fruktosa) dan laktosa (gula susu yang terdiri dari satu

molekul glukosa dan satu molekul galaktosa). 5

Kanji, glikogen, dan disakarida diubah melalui proses pencernaan menjadi

konstituen-konstituen monosakarida mereka, terutama glukosa dengan sedikit

fruktosa dan galaktosa. Berbagai monosakarida ini merupakan satuan (unit)

karbohidrat yang dapat diserap. 1

Kategori kedua makanan adalah protein, yang terdiri dari berbagai kombinasi

asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Melalui proses pencernaan,

protein diuraikan terutama menjadi konstituen mereka, yaitu asam amino-serta

beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang disatukan oleh ikatan

peptida), keduanya merupakan satuan protein yang dapat diserap.

20

Page 21: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Lemak merupakan kategori ketiga makanan. Sebagian besar lemak dalam

makanan berada dalam bentuk trigli-serida, yaitu lemak netral, yang masing-

masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga (trt berarti "tiga") molekul

asam lemak melekat padanya. Selama pencernaan, dua molekul asam lemak

dipisahkan, me-ninggalkan sebuah monogliserol, satu molekul gliserol dengan

satu (mono berarti "satu") molekul asam lemak melekat padanya. Dengan

demikian, produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak,

yang merupakan satuan lemak yang dapat diserap.

Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis ("penguraian oleh air")

enzimatik. Dengan menambahkan H20 di tempat ikatan, enzim dalam sekresi

pencernaan1

Penyerapan

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.

Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang

dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan

elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. 5

Absorpsi dalam usus halus

1. Digesti oleh enzim usus. Enzim-enzim usus melengkapi proses pencernaan

kimus sehingga produk tersebut dapat langsung dan dengan mudah

terserap. Enzim-enzim usus cara kerjanya antara lain

a. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen pankreas menjadi tripsin,

yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang

lebih kecil.

b. Aminopeptidase, tetrapeptidase, tripeptidase. dan dipeptidase

mengurai peptida menjadi asam amino bebas. Amilase usus

menghidrolisis zat tepung menjadi disakarida (maltosa,

sukrosa, dan laktosa).

c. Maltase, isomaltase, laktase, dan sukrase memecah disakarida

maltosa, laktosa, dan sukrosa, menjadi monosakarida (gula

sederhana).

21

Page 22: Makalah PBL Blok 9 - Eva

d. Lipase usus memecah monogliserida menjadi asam lemak dan

gliserol.

2. Jalur absorbtif. Produk-produk digesti (monosakarida, asam amino, asam

lemak, dan gliserdlt juga air, elektrolit, vitamin, dan cairan pencernaan

diabsorpsi menembus membran sel epitel duodenum dan yeyunum. Hanya

sedikit absorpsi yang berlangsung daJam ileum kecuali untuk garam-

garam empedu dan vitamin B12.

3. Mekanisme transpor absoi"psi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport

aktif, dan pinositosis. Mekanisme utama adalah transpor aktif. Zat-zat

yang ditranspor dari lumen usus ke darah atau limfe harus menembus

sel-sel dan cairan interselular berikut:

a. Membran plasma sel epitelial kolumnar pada vilus, sitoplasmanya,

dan membran dasarnya.

b. Jaringan ikat di antara sel epitel dan kapilar atau lakteal dalam

vilus.

c. Dinding kapilar atau lakteal yang terletak dalam inti vilus.

4. Absorpsi karbohidrat. Setiap gula sederhana dipercaya memiliki

mekanisme transpornya sendiri. Gula bergerak dari usus menuju jaring-

jaring kapilar vilus dan dibawa menuju hati oleh vena portal hepatika.

a. Absorpsi glukosa terjadi bersamaan dengan transpor aktif ion

natrium (ko-transpor).

b. Fruktosa ditranspor melalui difusi terfasilitasi yang diperantarai

carrier.

c. Monosakarida lain dapat diabsorpsi melalui difusi sederhana.

5. Absorpsi protein. Transpor aktif asam amino ke dalam sel-sel usus Juga

berlangsung bersamaan dengan transpor aktif natrium, dengan system

carrier yang terpisah untuk asam amino berbeda. Dari kapilar vilus, asam

amino dibawa ke hati.

22

Page 23: Makalah PBL Blok 9 - Eva

6. Absorpsi lemak. Asam lemak larut lipid dan gKserol-diabsorpsi dalam

bentuk micelle, yaitu suatu globulus sferikal garam empedu yang

mengelilingi bagian berlemak. Micelle membawa asam lemak dan

monoglikoserida menuju sel epitelial, tempatnya dilepas dan diabsorpsi

melalui difusi pasif menuju membran sel usus.

a. Asam lemak berantai karbon pendek (kurang dari 10 sampai 12

atom karbon) merupakan molekul kecil yang bergerak ke dalam

kapilar vilus bersama asam amino dan monosakarida.

b. Asam lemak berantai karbon panjang (mencapai 90% lebih dari

asam lemak yang ada) dan molekul gliserol bergerak ke reticulum

endoplasma, kemudian disintesis ulang menjadi trigliserida,

berikatan dengan lipoprotein, fosfolipid, dan kolesterol, serta

terbebas sebagai kilomikron dari tepi lateral sel usus

c. Kilomikron menembus lakteal sentral vilus menuju sistem limfatik

dan sirkulasi sistemik, sebelumnya melintasi [bypassing) hati.

7. Absorpsi air, elektrolit, dan vitamin

a. Hanya 0,5 L dari 5 L sampai 10 L cairan yang ada dalam usus

halus yang mencapai usus besar. Air diabsorpsi secara pasif

melalui hukum osmosis setelah absorpsi elektrolit dan makanan

tercerna.

b. Ion dan zat renik diabsorpsi melalui difusi atau transpor aktif.

i. Absorpsi kalsium bervariasi sesuai dengan asupan

makanan. kadar plasma, dan kebutuhan tubuh serta diatur

oleh hormon paratiroid dan ingesti vitamin D.

ii. Absorpsi zat besi ditentukan sesuai kebutuhan metabolik.

Zat besi terikat pada globulin (transferin) dalam darah dan

tersimpan pada tubuh dalam bentuk feritin yang akan

dilepas jika dibutuhkan.

iii. Vitamin larut air (C dan B) diabsorpsi melalui difusi.

Vitamin larut lemak (A, D, E dan K) diabsorpsi bersama

23

Page 24: Makalah PBL Blok 9 - Eva

lemak. Absorpsi vitamin B12 bergantung pada faktor

intrinsik lambung dan berlangsung dalam ileum. 5

D. Enzim Pencernaan

Enzim adalah substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia,

hewan, maupun tumbuhan. Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang

memungkinkan proses kehidupan dapat berjalan. Salah satu jenis enzim yang

mempunyai peranan penting adalah enzim pencernaan.

Enzim ini merupakan bagian integral dari proses pencernaan. Enzim

pencernaan sudah mulai bekerja dari saat makanan masuk ke dalam mulut sampai

makanan masuk ke dalam lambung, usus halus dan usus besar. Enzim berguna

untuk memecah makanan menjadi bagian yang lebih kecil. Bagian yang lebih

kecil inilah yang akan diserap melalui dinding usus.

Enzim pencernaan berasal dari 2 sumber, yaitu : enzim dari makanan & enzim

yang dihasilkan oleh tubuh sendiri. Kebanyakan enzim dalam makanan akan

dirusak oleh suhu saat memasak & proses memasaknya, akibatnya dapat

menimbulkan gangguan pencernaan, sehingga makanan menjadi sulit untuk

diserap.Konsekuensi dari gangguan penyerapan berupa: gangguan imunitas

(sistem kekebalan tubuh), reaksi alergi, gangguan penyembuhan luka, gangguan

kulit & gangguan mood.Salah satu cara untuk memperbaiki fungsi pencernaan

adalah mengkonsumsi suplemen enzim yang mengandung enzim proteolitik

(untuk menghancurkan protein), karbohidrolitik (untuk menghancurkan

karbohidrat), & lipolitik (untuk menghancurkan lemak), ditambah dengan

enzim cellulosa yang membantu pencernaan serat.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu,

memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak

dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang

terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan

asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.

Macam-macam enzim pencernaan yaitu 8:

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar

ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung)

menjadi glukosa.

2. Enzim amilase

24

Page 25: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan

kelenjar pankreas. Kerja enzim amilase yaitu : Amilum sering dikenal

dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat

atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase

memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang

lebih sederhana yaitu maltosa.

3. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah

molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan

sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil

dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut

glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

4. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.

Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi

pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu : Enzim pepsin memecah

molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut

oleh darah.

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam

usus dua belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding

molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan

dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan

merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk

berbagai kebutuhan sel.

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi

enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein

merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein

diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

25

Page 26: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung,

dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida

berfungsi untuk membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk

bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan

cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering

disebut penyakit ”mag”.

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong

empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang

menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu

berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah

rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang

baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-

butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak

yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi

molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

9. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan

ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan

oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase

yaitu :

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul

kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut

oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi

molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid

menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih

sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam

air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe). 5

II. Mual dan Muntah

a. Mual

26

Page 27: Makalah PBL Blok 9 - Eva

Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan

muntah.Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak. Penyebab

mual yang sering adalah peregangan atau iritasi duodenum dan usus halus bagian bawah.

Bila hal ini terjadi, usus halus berkontraksi dengan kuat, sedangkan lambung relaksasi,

jadi memungkinkan isi usus halus refluks(mengalir kembali) masuk lambung. Ini

merupakan pendahulu muntah yang sering menyertainya.6

b. Muntah dan mekanismenya

Muntah /emesis yaitu ekspulsi secara paksa isi lambung keluar melalui mulut.Gaya

utama yang mendorong  keluar isi lambung,secara mengejutkan,dating dari kontraksi

otot-otot pernapasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot

ekspirasi aktif). Muntah diawali oleh inspirasi dalam dan penutupan glottis. Diafragma

yang berkontraksi turun menekan lambung sementara kontraksi otot-otot abdomen secara

simultan menekan rongga abdomen,sehingga tekanan intra abdomen meningkat  dan isi

abdomen terdorong ke atas. Karena lambung  yang lunak itu tertekan antara diafragma

dari atas dan tekanan rongga abdomen dari bawah,isi lambung terdorong kedalam

esofagus  dan keluar mulut. Glotis tertutup, sehingga muntahan tidak masuk ke saluran

pernapasan.uvula juga terangkat untuk menutup rongga hidung. 6

Kadang-kadang pada waktu isi muntah pertama kali memasuki esofagus, sfingter

faringesofagus sering masih tertutup, sehingga tidak ada isi lambung yang masuk ke

mulut. Peregangan esofagus oleh vomitus menginduksi gelombang peristaltic sekunder

yang mendorong isi lambung ke dalam lambung.Silus tersebut berulang-ulang sendiri 

pada saat isi lambung kembali  terperas naik ke dalam esofagus. Rangkaian keadaan ini

adalah tindakan retching atau dorongan (heaves). Setelah serangkaian dorongan,pada saat

tekanan sudah cukup besar,yang bersangkutan menyorongkan rahangnya mebuka sfingter

faringesofagus.Isi lambung kemudian terdorong melalui esofagus,melewati sfingter

faringesofagus,dan keluar melalui mulut.Selama waktu tersebut,duodenum berkontraksi

secara kuat,yang mungkin mendorong sebagian isi usus ke dalam lambung dan keluar

bersama muntah.

Dengan demikian, bahan yang dimuntahkan dapat berwarna kekuningan akibat

adanya empedu yang masuk ke usus halus dari hati dan kantung empedu. Tindakan

muntah yang kompleks tersebut dikoordinasikan oleh pusat muntah di medula. Mual,

retching dan muntah dapat dimulai oleh masukan aferen ke pusat muntah dari sejumlah

resptor di seluruh tubuh. Pada muntah yang berlebihan,tubuh mengalami pengeluaran

27

Page 28: Makalah PBL Blok 9 - Eva

berlebihan cairan dan asam yang dalam keadaan normak direabsorpsi. Penurunan volume

plasma yang terjadi dapat menimbulkan dehidrasi dan masalah sirkulasi, sementara

keluarnya asam dari tubuh dapat menyebabkan alkalosis metabolik. 6

III. Kesimpulan

Sistem digestif atau pencernaan adalah sistem yang penting dalam tubuh. Sistem ini

melakukan proses mekanisme kerjanya sepanjang saluran pencernaan dari mulut sampai

pada usus besar, dan sisa proses yang tidak terpakai dikeluarkan melalui rektum-anus. Di

sepanjang saluran pencernaan proses motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan

berlangsung sesuai dengan bagian organ masing-masing. Sistem pencernaan satiap

tahapan dan prosesnya saling berkesimanbungan, sehingga apabila terjadi gangguan pada

suatu bagian atau proses maka akan mengganggu bagian lain yang satu sama lain saling

berhubungan.

Pada skenario 5, Batu empedu menyebabkan gangguan pencernaan yang dimungkin

kan karena pengendapan kolestrol yang berlebih sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri

pada perut kanan atas dan mual.

IV. Daftar Pustaka

28

Page 29: Makalah PBL Blok 9 - Eva

1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 2011.

2. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta:EGC,

2006.h.83-115

3. Unqueira, Luiz Carlos. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta : EGC, 2007.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.

5. Hall, John E. Buku saku fisiologi kedokteran Guyton & Hall. Edisi 11. Jakarta :

EGC, 2009.

6. Mual dan Muntah. 2008. Diunduh dari: http://www.klikdokter.com/p3k/detail/10. 26

Juli 2010.

29