makalah pbl blok 9 - struktur dan mekanisme pencernaan

47
Struktur dan Mekanisme Saluran Pencernaan Roykedona Lisa Triksi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Pendahuluan Kita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan, minuman, dan obat- obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk membangun tubuh. Sebelu dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian dikeluarkan lewat anus. Sesuai dengan skenario, seorang laki-laki memiliki tekanan darah tinggi hingga akhirnya terkena stroke dan mengalami dysphagia. Dengan terjadinya dysphagia maka terjadi gangguan dari salah satu organ atau mekanisme pencernaan yang tentu akan mempengaruhi sistem pencernaan secara keseluruhan. Maka dari itu penulis akan mencoba membahas struktur organ pencernaan mulai dari mulut sampai ke anus dan juga akan dibahas mengenai mekanisme kerja sistem pencernaan. Struktur Makro dan Mikro Organ Pencernaan Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut (cavum oris) 1

Upload: roykedona-lisa-trixie

Post on 14-Aug-2015

1.140 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Makalah Pbl Blok 9 FK UKRIDA - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Struktur dan Mekanisme Saluran Pencernaan

Roykedona Lisa Triksi

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Pendahuluan

Kita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan

hidup. Makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan

baku untuk membangun tubuh. Sebelu dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem

pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster

melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian

dikeluarkan lewat anus.

Sesuai dengan skenario, seorang laki-laki memiliki tekanan darah tinggi hingga

akhirnya terkena stroke dan mengalami dysphagia. Dengan terjadinya dysphagia maka terjadi

gangguan dari salah satu organ atau mekanisme pencernaan yang tentu akan mempengaruhi

sistem pencernaan secara keseluruhan. Maka dari itu penulis akan mencoba membahas

struktur organ pencernaan mulai dari mulut sampai ke anus dan juga akan dibahas mengenai

mekanisme kerja sistem pencernaan.

Struktur Makro dan Mikro Organ Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang

merentang dari mulut (cavum oris) sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah,

kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak

dibawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal.1 Organ-organ yang akan dibahas

adalah mulut, esofagus, gaster, hepar & pankreas, usus halus (duodenum, jejunum, ileum),

kolon dan rektum.

Alamat korespondensi: Roykedona Lisa Triksi (102011207)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : [email protected]

1

Page 2: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

I. Cavum Oris

gambar 1. Cavum oris

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua

bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian

dalam yang terdiri atas rongga mulut.2 Selain itu terdapat rima oris yaitu rongga

diantara dua bibir. Rima oris disusun atas bibir labium superior dan inferior, kedua

labium ini digerakan oleh Mm. orbicularis oris. Sedangkan pipi bagian dalam dapat

digereakan oleh m. buccinators. Lalu terdapat lubang besar di selaput pipi bagian

dalam setinggi molar kedua atas yang merupakan muara dari kelenjar parotis yang

disebut papilla salaivaria buccalis.

Mulut digunakan untuk mengunyah makanan, maka dari itu untuk

menggerakan mulut dibutuhkan otot-otot pengunyah sebagai berikut:

a. M. masseter. Otot ini terletak vertikal dari maxilla sampai ke

mandibula. Pars superficialis digunakan untuk kontraksi mulut serta

elevasi dan menarik mandibula ke depan (protruda). Sedangkan pars

profunda untuk retruda.

b. M. temporalis. Otot ini terletak di bagian temporal. Pars anterior untuk

mengangkat mandibula. Sedangkan pars posterior untuk retrusi.

2

Page 3: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

c. M. pterygoideus lateralis/externus yang berarah horizontal. Berguna

untuk membuka mulut. Sedangkan yang medialis/internus terdapat di

bagian dalam mandibula dan searah dengan m. masseter, digunakan

untuk menutup mulut.

Keempat otot ini dipersarafi oleh cabang dari n. trigeminus.

Sedangkan secara mikroskopis, Labium oris dapat dibagi menjadi tiga bagian

yaitu:

a. Area kutanea. Merupakan struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang

biasa terdapat.

b. Area merah bibir (intermedia). Epitelnya berlapis gepeng tidak

bertanduk. Epitelnya berwarna jernih karena mengandung butir-butir

eleidin dan banyak terdapat kapiler darah.

c. Area oral mukosa. Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan

memiliki area propia yang agak kompak. Pada tunika sub mukosa

terdapat kelenjar labialis yang bersifat seromukus, dan dibawah sub

mukosa terdapat otot lurik (m. orbikularis oris).

i. Gigi

Selain itu, didalam rongga mulut pun terdapat organ-organ aksesoris seperti

gigi-geligi. Gigi secara makro terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur

gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi,

dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi

email yang berwarna putih. Gigi dipersarafi oleh Nn. Alveolares superiores &

inferiores. Perdarahan gigi dilakukan oleh Rr. Alveolaris Aa. Maxillaris externus dan

A. infraorbitalis, A. palatini major serta A. buccalis.

Secara mikro dentin membentuk bagian terbesar dari gigi. Dentin berasal dari

mesoderm dan dibentuk oleh odontoblas. Lalu email gigi berasal dari ektoderm, mirip

bahan terkeras pada tubuh. Email dibentuk oleh ameoblas dan tidak mengandung

kolagen, kaya enamelin yaitu protein yang kaya prolin.

ii. Lidah

Selain gigi, organ aksesoris lainnya adalah lidah (lingua). Lidah direkatkan

pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkan

makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.3

Secara makro lidah terutama terdiri dari otot-otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot-otot

3

Page 4: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

ekstrinsik untuk menggerakkan lidah sebagai satu kesatuan sedangkan otot-otot

intrisik untuk merubah bentuk lidah.

Otot-otot ekstrinsik terdiri dari M. genioglossus untuk menjulurkan lidah, M.

Hyoglossus untuk menarik lidah ke bawah, M. Styloglossus untuk mengangkat lidah

ke arah postero-cranial dan M. palatoglossus untuk memperkecil isthmus faucium.

Sedangkan otot-otot intrinsik terdiri dari M. vertikalis, M. longitudinalis superior, M.

longitudinalis inferior, dan M. transversalis. Perdarahan lidah adalah lewat a. lingualis

cabang dari a. carotis externa.

Persarafan lidah dibagi menjadi dua yaitu, motorik untuk semua otot ekstrinsik

dan intrinsik yang dipersarafi oleh N. hypoglossus (XII) kecuali M. palatoglossus

yang dipersarafi N. glossopharyngeus (IX). Sedangkan yang sensorik yaitu di bagian

2/3 anterior lidah yang sensibel oleh N. lingualis dan bagian pengecap oleh chorda

tympani. Sedangkan bagian 1/3 posterior yang sensibel oleh N. IX & X serta yang

pengecap oleh N. IX.

Gambar 2. Mikroskopis lidah

Sedangkan secara mikroskopis, lidah memiliki epitel selapis gepeng bertanduk

dan tidak bertanduk. Papilla linguae di 2/3 bagian anterior lidah dan terdiri dari papilla

filiformis, papilla fungiformis dan papilla circumvallata. Papilla filiformis dan

fungiformis merupakan proyeksi jaringan ikat yang ditutup oleh epitel. 1/3 posterior

bagian dorsal lidah bebas dari papilla lidah, disinilah terdapat tonsilla linguae.

4

Page 5: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Papilla filiformis merupakan papil terbanyak yang tersebar diseluruh

permukaan dorsal 2/3 anterior lidah bentuknya runcing dan tidak terdapat taste buds.

Epitelnya berlapis gepeng bertanduk. Sedangkan papilla fungiformis tersebar diantara

papilla filiformis. Memiliki epitel berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk. Memiliki

taste buds dan papilla sekunder, permukaannya lebih lebar dari dasarnya. Lalu ada

papilla circumvallata yang memiliki epitel berlapis gepeng tidak bertanduk dan

bentuknya menyerupai papilla fungiformis.

iii. Glandula Salivarius

Gambar 3. Glandula saliva

Kelenjar saliva mensekresikan saliva kedalam rongga oral. Saliva terdiri dari

cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.1

Terdapat tiga pasang kelenjar saliva pada manusia, yaitu:

a. Kelenjar parotid. Merupakan kelenjar saliva terbesar yang terletak agak

ke bawah dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid.

b. Kelenjar submaxillaris (submandibular). Kurang lebih sebesar kacang

kenari dan terletak di permukaan dalam mandibula serta membuka

melalui duktus Wharton menuju ke dasar mulut pada kedua sisi

frenulum lingua.

c. Kelenjar sublingua. Terletak di dasar mulut dan membuka melalui

duktus sublingua kecil menuju ke dasar mulut.

5

Page 6: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

II. Faring dan Esofagus

Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan).

Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo

membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak

sampai di ketinggian vertebra cervikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid,

tempat faring bersambung dengan esofagus.4 Pada faring terdapat otot-otot melingkar

yaitu, M. levator veli palatini, M. konstriktor faringeus superior, media dan inferior.

Sedangkan otot-otot membujur yaitu, M. palatofaringeus, M. stylofaringeus, dan M.

salpingofaringeus. Untuk perdarahannya oleh A. thyroidea superior dan A. faringea

ascendens, sedangkan persarafannya oleh plexus venosus faringeus dan plexus

faringeus (N. IX + N. X).

Dinding faring tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa

dan lapisan berotot. Mukosa faring tidak memiliki muskularis mukosa dan di dalam

lamina propria terdapat lapis fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang duduk di atas

otot faringeal dibawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal dalam dan oblik

luar atau longitudinal bergaris melintang. Lapis fibroelastis menyatu dengan jaringan

ikat interstisial dari otot, menyusupkan juluran-juluran di antara berkas serat otot.5

Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju

gaster, bentuknya seperti silinder yang berongga. Perjalanan esofagus berawal sebagai

struktur cervikal setinggi kartilago krikoid pada C6 di leher. Di dalam toraks, esofagus

melewati mediastinum superior di atas dan mediastinum inferior di bawah. Setelah

miring sedikit ke kiri di daerah leher esofagus kembali ke garis tengah di toraks

setinggi T5. Dari situ esofagus terus turun ke arah bawah dan depan sampai ke pintu

esofageal di diafragma T10.6

6

Page 7: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Gambar 4. esofagus

Batas-batas esofagus adalah sebagai berikut. Pada pars cervikalis di anterior

terdapat trakea dan gl. Tiroidea. Di posterior terdapat vertebra cervikalis dan f.

prevertebralis. Di kanan kirinya terdapat A. carotis communis dan n. recurrens

sedangkan di kirinya terdapat A. subclavia + duktus torasikus. Pada pars torakalis di

anterior terdapat trakea, bronkus kiri, perikardium, atrium kiri, diafragma. Di posterior

terdapat vertebra torakalis, duktus torakikus, v. azigos dan aorta ascendens. Di kiri

terdapat arcus aorta,n. reccurens kiri, a. subclavia kiri, duktus torasikus dan pleura. Di

kanan terdapat pleura dan v. azigos. Persarafan simpatis esofagus berasal dari cabang-

cabang N. vagus dan N. recurrens. Sedangkan parasimpatis di bawah hilus pulmonis,

nn. Vagi membentuk plexus pada dinding esofagus, yang kiri ke sisi danterior dan

yang kanan ke posterior

Struktur mikroskopis esofagus terdiri dari empat lapisan yaitu, lapisan mukosa

dalam berupa epitel gepeng berlapis. Kemudian lapisan submukosa dilanjutkan dua

lapisan otot, lapisan luar otot longitudinal dan lapisan dalam otot sirkular. 2/3 bagian

atas adalah otot lurik, sedangkan bagian sepertiga bagian bawahnya berupa otot polos.

Lapisan jaringan areolar di luar.6

III. Gaster

Gaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gaster

dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun

oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui

kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu otot

memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atas

abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio

epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian

bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium

cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor;

dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada

kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak.

Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversum pada orang pendek dan gemuk (gaster

7

Page 8: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster

berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan

tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.7

Gambar 5. gaster

Sedangkan untuk perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncus

coeliacus. Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastrica

dextra bersal dari arteria hepatica communis. Arteria gastricae breves bersal dari

arteriaa lienalis. Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arteria splenica. Arteria

gastroomentalis dextra berasal dari arteria gastroduodenalis. Vena mengalirkan dari ke

dalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena

portae hepatis. Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke

dalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesenterica

superior. Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexus

coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra.3

Untuk struktur mikroskopisnya gaster terdiri atas empat lapisan:

a. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

b. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis, (a) serabut longitudinal, yang tidak

dalam dan bersambung dengan otot usofagus, (b) serabut sirkuler yang paling

tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfinkter; dan berada di

bawah lapisan pertama, dan (c) serabut oblik yang terutama dijumpai pada

fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke

bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

8

Page 9: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah

dan saluran limfe.

d. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak

kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi

makanan. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak

saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan

mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung.

Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan

lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini

bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian

kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa

daerah lambung.4

IV. Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak

fungsi. Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis

tepat di bawah diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis

dextra, dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,

pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai

hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung di bawah

kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk cetakan visera

yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini

berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli

dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica biliaris.7

Seluruh hepar dikelilingi oleh capsulafibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi oleh

peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus

bermuara ke vena hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus terdapat cananis

hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang

ductus choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar

melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.7

Perdarahan hepar adalah arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir

dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis.

Vena portae hepatis bercabang dua menjadi dua cabang terminal yaitu ramus dexter dan

9

Page 10: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

sinister yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Vena hepaticae (tiga buah atau lebih)

muncul dari pars

posterior hepatis

dan bermuara ke dalam

vena cava inferior.7

Gambar 6. Hepar primata

Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak sejelas

septa jaringan ikat pada hati babi. Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan

langsung dengan sinusoid lobulus lain. Selain perbedaan ini, daerah porta tetap mengandung

cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan duktus biliaris.8

Di pusat setiap lobulus hati, terdapat vena sentral. Sinusoid hati terlihat di antara

lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi lobulus hati. Banyak

cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta lobulus hati.8

V. Vesica Biliaris

Vesica biliaris (kantung empedu) adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang

terletak pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica biliaris dibagi menjadi

fundus, corpus, dan collum. Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat dan biasanya menonjol di

bawah margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan

dinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae biliaris

terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan

kiri. Collum vesicae biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam

omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk

membentuk ductus choledochus.7

10

Page 11: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Perdarahan vesica biliaris adalah arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra. Vena

cystica mengalirkan darah langsung ke vena porta. Sejumlah arteriae dan vena kecil juga

berjalan di antara hepar dan vesica biliaris. Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk

plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons terhadap hormon kolesistokinin

yang dihasilkan oleh tunica mucosa duodenum karena masuknya makanan berlemak dari

gaster.7

Dinding kantung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan

ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia

yang melekatkannya pada hepar. Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan

sitoplasma terpulas pucat dan inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat longgar

dan beberapa jaringan limfoid difus.8

Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan

jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai

serosa atau adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar

yang terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah,

pembuluh limf, dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.8

Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar

menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein,

lemak, dan karbohidrat. Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada

epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding

posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas menyilang planum transpyloricum.

Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.7

Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar

kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini

serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra-

dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini. Di

dalam massa asini serosa, terdapat pulau Langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian

endokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.8

Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk

piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam

setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya.

Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang sempit.

11

Page 12: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Duktus ini memiliki lumen kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar berlanjut

sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus

interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapajsdi antara lobuli. Duktus

interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus

yang lebih besar.8

Duodenum

Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang

merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Dudoneum melengkung di sekitar

caput pancreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama duodenum menyerupai gaster, yang permukaan

anterior dan posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang

melekat pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir bawahnya.

Bursa omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain ter-

letak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.7

Duodenum terletak pada regio epigástrica dan umbilicalis dan untuk tujuan deskripsi

dibagi menjadi empat bagian:7

Pars Superior Duodenum panjangnya 5 cm, mulai dari pylorus dan berjalan ke atas

dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis l. Jadi bagian ini terletak pada planum

transpyloricum.

Pars Descendens Duodenum, bagian kedua duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan

vertikal ke bawah di depan hilum renale dextra, di sebelah kanan vertebrae lumbales II dan

III. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada margo medialis, ductus choledochus dan

ductus pancreaticus menembus dinding duodenum. Kedua ductus ini bergabung untuk

membentuk ampula hepatopancreatica yang akan bermuara pada papilla duodeni major.

Ductus pancreaticus acessorius, bila ada, muara ke dalam duodenum sedikit lebih tinggi, yaitu

pada papilla duodeni minor.

Pars Horizontalis Duodenum panjangnya 8 cm dan berjalan horizontal ke kiri pada

planum subcostale, berjalan di depan columna vertebralis dan mengikuti pinggir bawah caput

pancreatis.

Pars Ascendens Duodenum panjangnya 5 cm dan berjalan ke atas dan ke kiri ke

flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum Treitz,

yang melekat pada crus dextrum diaphragma.

Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis

superior, cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria

12

Page 13: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica superior. Vena

pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatik, vena pancreaticoduodenalis

inferior bermuara ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan

parasimpatis (vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior.7

Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel pelapisnya,

lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa di bawahnya dengan

kelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis eksterna; dan

serosa (peritoneum viseral). Lapisan-lapisan ini menyatu dengan lapisan yang serupa pada

gaster, usus halus, dan usus besar.8

Usus halus ditandai banyak tonjolan mirip jari yang disebut vili; epitel pelapis berupa

selapis sel silindris dengan mikrovili yang membentuk striated borders; sel-sel goblet yang

terpulas pucat; dan kelenjar intestinal tubular pendek (kripti Lieberkuhn) di dalam lamina

propria. Kelenjar duodenal di dalam submukosa menjadi ciri duodenum bagian awal. Kelenjar

ini tidak terdapat pada bagian lain usus halus maupun usus besar.8

Lamina propria mengandung kelenjar intestinal; kelenjar ini bermuara ke dalam ruang

antarvili. Lamina propria juga mengandung serat-serat jaringan ikat halus dengan sel

retikulum, jaringan limfoid difus, dan/atau limfonoduli. Di duodenum, hampir seluruh

submukosanya diisi oleh kelenjar duodenal tubular yang sangat bercabang.8

Pada potongan melintang sediaan duodenum biasa, muskularis eksterna terdiri atas

lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar otot polos. Juga tampak sarang sel-sel

ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) di dalam jaringan ikat di antara

kedua lapisan otot muskularis eksterna. Serosa (peritoneum viseral) mengandung sel-sel

jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel lemak) serosa adalah lapisan terluar duodenum.8

Jejunum dan Ileum

Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.

Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan yang

bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada duodenojejunalis

dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.7

13

Page 14: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Gambar 7. Perdarahan jejunum-ileum

Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria

mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di

dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomis satu dengan

yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga

oleh arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan

mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari saraf

simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior.7

Perbedaan antara jejunum dan ileum pada orang yang masih hidup: 7

Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah

sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di

dalam pelvis.

Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.

Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunica mucosa,

plicae circulares lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan

pada bagian atas ileum plica circulares lebih kecil dan lebih jarang; dan di bagian bawah

ileum tidak ada plicae circulares.

Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,

sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.

Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan

cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum

menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.

1. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang

ditemukan di dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak

disimpan di seluruh bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai

dinding ileum.

2. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa

14

Page 15: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

ileum bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup,

lempeng Peyer dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

Jejunum dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah

tidak ada kelenjar duodenal (Brunner) yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Vili

memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi pada bagian-bagian usus halus berbeda, namun

hal ini tidak selalu jelas pada sediaan histologik. Di bagian akhir ileum, terdapat kumpulan

limfonoduli (plak Peyer) dengan interval tertentu.8

Tampilan dan distribusi mukosa muskularis, submukosa, muskularis eksterna, dan

serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus mienterikus

terlihat di dalam jaringan ikat di antara lapisan otot polos sirkular (dalam) dan longitudinal

(luar) muskularis eksterna. Sel-sel ganglion pleksus submukosus juga terdapat di usus halus.8

VI. Intestinum Crassum

Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi

menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon

descendens, dan colon sigmoideum.

Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan

intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra.

Panjang caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah

bergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar

caecum membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus

retrocaecalis.7

Pars terminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum

dengan colon ascendens. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang

dinamakan papilla ilealis. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum

melalui lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale.7

Perdarahan caecum adalah arteria caecalis anterior dan arteria caecalis posterior

membentuk arteria ileocolica, sebuah cabang arteria mesenterica superior. Venae mengikuti

arteriae yang sesuai dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf

berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatls (nervus vagus) membentuk plexus

mesentericus superior.7

15

Page 16: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Gambar 8. Caecum dan appendix vermiformis.

Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang

mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang appendix

vermiformis bervariasi dari 8-13 cm. Dasarnya melekat pada permukaan

posteromedial caecum, sekitar 2,5 cm di bawah junctura ileocaecalis. Appendix

vermiformis terletak di regio iliaca dextra, dan pangkal diproyeksikan ke dinding

anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca

anterior superior dan umbilicus (titik McBurney).7

Perdarahan appendix vermiformis adalah arteria appendicularis yang merupakan

cabang arteria caecalis posterior. Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis

dan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus mesentericus superior. Serabut saraf

aferen yang menghantarkan rasa nyeri visceral dari appendix vermiformis berjalan

bersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis setinggi vertebra thoracica X.7

Panjang colon ascendens sekitar 13 cm dan terletak di kuadran kanan bawah. Colon

ascendens membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus hepatis dexter,

lalu colon ascendens membelok ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan melanjutkan diri

sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan samping colon ascendens

dan menghubungkan colon ascendens dengan dinding posterior abdomen.7

Perdarahan colon ascendens adalah arteria ileocolica dan arteria colica dextra yang

merupakan cabang arteria mesenterica superior. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan

bermuara ke vena mesenterica superior. Saraf berasal dari cabang saraf simpatis dan para-

simpatis (nervus vagus) dari plexus mesentericus superior.7

16

Page 17: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Colon transversum memiliki panjang sekitar 38 cm dan berjalan menyilang abdomen,

menempati regio umbilicalis. Colon transversum mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus

hepatis dexter dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. Kemudian

colon transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien.7 Mesocolon

transversum, menggantungkan colon transversum dari facies anterior pancreas. Mesocolon

transversum dilekatkan pada pinggir superior colon transversum, dan lapisan posterior

omentum majus dilekatkan pada pinggir inferior.

Dua per tiga bagian proksimal colon transversum diperdarahi oleh arteria colica

media, cabang arteria mesenterica superior. Sepertiga bagian distal diperdarahi oleh arteria

colica sinistra, cabang arteria mesenterica inferior. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan

bermuara ke vena mesenterica superior dan vena mesenterica inferior. Dua pertiga proksimal

colon transversum dipersarafi oleh saraf simpatis dan nervus vagus melalui plexus

mesentericus superior; sepertiga distal dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis nervi

splanchnici pelvici melalui plexus mesentericus inferior.7

Panjang colon descendens sekitar 25 cm dan terletak di kuadran kiri atas dan bawah.

Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini colon

transversum melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum.7 Perdarahan colon descendens

adalah arteria colica sinistra dan arteriae sigmoideae merupakan cabang arteria mesenterica

inferior. Vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke vena mesenterica inferior. Saraf

simpatis dan parasimpatis nervi splanichnici pelvici melalui plexusu mesenterocus inferior.7

17

Page 18: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Gambar 9. Mikroskopis kolon

Keempat lapisan dindingnya adalah mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan

serosa . Lapisan-lapisan ini berlanjut dengan lapisan yang terdapat di usus halus. Sediaan ini

menampakkan sebuah lipatan temporer mukosa dan submukosa. Tak ada vili pada kolon.

Mukosanya berlekuk-lekuk oleh kelenjar intestinal tubular panjang (kripti Lieberkuhn) yang

menerobos lamina propria sampai muskularis mukosa. Epitel pelapis kolon adalah selapis

silindris, dengan sedikit mikrovili dan banyak sel goblet. Epitel ini berlanjut ke dalam kelenjar

intestinal tempat terdapatnya banyak sel goblet. Beberapa kelenjar intestinal terlihat terpotong

memanjang, melintang, atau oblik.

Lamina propria, seperti pada usus halus, mengandung banyak jaringan limfoid difus.

Sebuah limfonodus terlihat di lamina propria bagian dalam. Limfonodus yang lebih besar

dapat menembus mukosa muskularis, masuk ke dalam submukosa.8

Tampilan dan distribusi mukosa muskularis, submukosa, dan serosa sesuai untuk

saluran cerna. Lapisan memanjang muskularis eksterna disusun berupa untaian serat otot

polos yang disebut taenia koli. Ganglia parasimpatis pleksus mienterikus terlihat di antara

lapisan otot muskularis eksterna. Serosa menutupi kolon transversum dan kolon sigmoid;

tetapi kolon asendens dan desendens letaknya retroperitoneal dan lapisan luar permukaan

posteriornya adalah adventisia.8

VII. Rectum dan Anus

Rectum memiliki panjang 12-15 cm dan merupakan lanjutan colon sigmoideum.

Setinggi vertebrae sacralis 3 taenia colon sigmoideum berupa menjadi lapisan otot polos

longitudinal dan appendices epiploicae menghilang. Lengkung pada rectum pada bidang

sagital ialah flexura sacralis yang sesuai dengan lengkung os sacrum dan flexura perinealis

yang cembung ke depan sesuai dengan os coccygeus. Bagian rectum berdasarkan bentuknya

ialah pars ampularis recti yang melebar dan pars analis recti yang menyempit.

Tunika muskularis dari rectum disusun oleh m. sphincter ani internus yang merupakan

otot polos dan m. sphincter ani externus yang merupakan otot lurik/ Pada tunika mukosa

terdapat 3 lipatan melintang yang disebut dengan plica transversalis recti Kohlrausch.

Rectum didarahi a. rectalis superior, a. rectalis media dan a. rectalis inferior.

Sementara sistem venanya oleh v. rectalis superior, v. rectalis media dan v. rectalis inferior.

18

Page 19: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Pembuluh getah bening pada rectum bagian proximal ialah melalui nnll. para rectal

kemudian menuju nnll. mensenterica inferior. Sedangkan, untuk rectum bagian distal getah

bening dialirkan ke nnll. sacralis.3 Persarafannya terbagi atas saraf simpatis dan parasimpatis.

Persarafan simpatis melalui nn. splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus, sedangkan

saraf simpatis melalui nervus spinalis sacralis 2-4. Rectum akan berakhir sebagai lubang

tempat akhir untuk defekasi yang disebut dengan anus.

Rektum memiliki lapisan mukosa yang berlipat secara longitudinal dan berakhir kira-

kira dua setengah inchi dari orrificium anal. Epitelnya tersusun selapis torajs dan memiliki

cryptus. Pertemuan antara rektum dan anus disebut dengan linea pectinata. Anus terbagi

dalam 3 segmen yaitu zona collumnaris, zona intermedia dan zona cutanea. Pada tunika

submukosa mengandung banyak pembuluh darah, serat saraf dan badan vater Paccini.

Pembuluh vena disini membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis mukosa pada anus

membentuk m. dilatator ani internus. Sedangkan tunika muskularis sirkular pada anus

membentuk m. sphcinter ani Internus. Diluar dari lapisan otot ini terdapat lapisan otot lurik

yang membentuk m. sphincter ani externus.9

Mekanisme Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air,

dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana

dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar,

yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

1. Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding

saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan).

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:

- Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan

sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen

akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,

contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat

19

Page 20: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan

makanan bergerak sangat lambat.

- Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan

dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus. Yang berperan dalam

kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di

saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan

lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar.

Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi

serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar

yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil

lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

2. Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti

enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk transport aktif

bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikulum

Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya

rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.

3.Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi

didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.

Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan

ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi

monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi monogliserida

dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.10

4. Absorbsi

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke

dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

Berikut akan dijelaskan juga mekanisme pencernaan sesuai dengan organ tempat

mekanisme itu terjadi.

I. Mulut

20

Page 21: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Langit-langit (palatum), yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan

mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan

mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan

menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup

saluran hidung sewaktu menelan.10

Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol

secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu, kuncup kecap

terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian ini berfungsi sebagai

saluran bersama untuk sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Susunan ini mengharuskan

adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah

melewati faring.10

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah,

motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran

makanan oleh gigi. Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan

menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk

meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur

makanan dengan liur, dan untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja

menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward,

secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan

bagi kedatangan makanan.10

Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga

pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui

duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein.

Konsentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting

dalam mempersepsikan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa man tingkatkan oleh tidak

adanya glukosa di liur. Protein yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-

protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:10

Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim

yang menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua

molekul glukosa. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan

sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya

mukus yang kental dan licin.

21

Page 22: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lisozim, suatu

enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan

kedua, dengan membilas bahan mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.

Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.

Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel

tua yang terlepas dari mukosa mulut. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan

asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis

dapat dicegah.

Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh

stimulasi konstan tingkat rendah oleh ujung-ujung saraf simpatis yang berakhir di kelenjar

liur. Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Selain

sekresi terus-menerus tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks

liur, refleks liur sederhana dan terkondisi. Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan

yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh

refleks sistem saraf dan hormon.

Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh

amilase. Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung

setelah massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian

tengah makanan, di mana asam lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama

beberapa jam.10

Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang penting, sebagian obat dapat

diserap oleh mukosa oral, contoh utamanya adalah nitrogliserin, obat vasodilator yang kadang

digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan serangan angina yang berkaitan dengan

iskemia miokardium.10

II. Faring dan Esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan

sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus

hingga ke lambung.10

Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian

mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks

mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan dibagi menjadi

tiga tahap yaitu:

22

Page 23: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

a. Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang

mengenai dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.

b. Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi

kemudian kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama

lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea.

Kemudian bolus melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki

esofagus.

c. Fase Esofageal. Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus menuju

sfingter esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada

kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan

dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan

demikian pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak

mengandalkan gravitasi.9 Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi

kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk

mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat

menelan melalui persyarafan vagus.

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan

di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan,

mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan

yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung

apabila terjadi refluks lambung.

III. Gaster

Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di

atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawah

yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar

antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilistas dilambung dapat dibagi

menjadi empat bagian yaitu:10

a. Empty Stomach Contractility. Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari

saluran pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi

sebagai housekeeping , menyapu sisa-sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI

ke usus besar

b. Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat

mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi

23

Page 24: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan

meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya

faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.

c. Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan

meingkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab

makanan bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan

menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan

ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat

akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil

saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah

mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan

menghambat aliran kimus ke dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang

terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada

sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke

depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang.

Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur

secara merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi

oleh distensi lambung.

d. Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan

pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan

lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik

sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas

peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari

lambung dan duodenum.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar

Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi

asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama

menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik

juga menyekresi hormon gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal

ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang

disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma

24

Page 25: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami

penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk

mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah

ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari

cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi

HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin

(sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan

sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan

usus halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.10

IV. Usus Halus

Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini

terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah

segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong

secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang

usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-

cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-

segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas

dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas.

Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang usus

halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan

penyerapan.

Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental

yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus

meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar

usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang

independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di mukosa

usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).10

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan

sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan

monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen

peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan

beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus

halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel epitel

25

Page 26: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang

mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas

tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan

karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida

penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam

aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.10

Beberapa pencernaan yang terjadi di usus halus:

a) Penyerapan Garam dan Air.

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui

osmosis. Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari

getah-getah pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya

100-200 ml air per hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara

transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke

dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana

ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion

natrium. 

b) Penyerapan Karbohidrat.

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.

Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi

monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan

galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui

difusi terfasilitasi

c) Penyerapan Protein.

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam

amino diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida

masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam

aminonya oleh aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk

ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian proses penyerapan

karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh

pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi Na.

d) Penyerapan Lemak.

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas,

keduanya akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat

26

Page 27: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor

ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam

ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar

misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu

tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali

membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.10

V. Usus Besar

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima

sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri

dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak

diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan

lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran

tinja secara teratur karena berperan menentukan isi kolon. Gerakan usus besar umumnya

lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan

penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan

mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi

kolon terpajan ke mukosa absortif.

Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi

kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses

terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa

yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu

gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum

dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.10

Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama

disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering

ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum

memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon

mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum

menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah

suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang

pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga

melemas, terjadi defekasi. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang

27

Page 28: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga

menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat.

Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat

yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien

listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.10

Disphagia

Berdasarkan skenario, laki-laki yang menderita disfagia mungkin disebabkan karena ia

memiliki tekanan darah tinggi yang kemudian mengalami stroke sehingga mengganggu organ

ataupun mekanisme pencernaan di mulut.

Disfagia berarti kesulitan menelan. Biasanya terjadi akibat penyakit struktural pada

esofagus, walaupun mungkin juga disebabkan oleh penekanan ekstrinsik dari suatu tumor atau

aneurisma, tumor orofaring akibat gangguan neuromuskular seperti miastenia gravis,

kelumpuhan bulbar (misalnya penyakit neuron motorik), stroke, akalasia, atau kantung

faring.11 Sebanyak 34,7% pasien stroke mengalami disfagia.12

Disebutkan juga dalam skenario bahwa penanganan disfagia tersebut dengan

dilakukan sonde lambung. Pemberian makanan secara tidak alamiah biasanya dilakukan

melalui bantuan suatu sonde. Selang karet atau selang bahan sintesis ini masuk melalui

hidung atau mulut menuju lambung. Makanan dalam bentuk cair melalui bantuan suatu

corong atau spuit yang besar dibawa ke lambung melalui bantuan sonde tadi. Mulut-rongga

mulut dan kerongkongan tidak berfungsi dalam penyerapan makanan ini dan tidak perlu

refleks gerak untuk menelan proses transportasi makanan menuju lambung.13

Kesimpulan

Disfagia yang merupakan gangguan sulit menelan adalah salah satu gangguan dari

mekanisme pencernaan yang mungkin dipengaruhi oleh kelumpuhan neuron motorik yang

disebabkan oleh stroke. Pencernaan dan penyerapan makanan melibatkan sejumlah besar

organ didalam tubuh. Pencernaan dan penyerapan merupakan sumber nutrisi penting dalam

transport aktif, sekresi, maupun sintesis lainnya. Sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap

saja (disfagia) dapat mengganggu hingga keseluruhan tahap pencernaan. Seperti dalam

28

Page 29: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

skenario, pasien tidak dapat menelan makanan. Sehingga hal tersebut menyebabkan tidak ada

asupan nutrisi kedalam tubuh pasien dan menyebabkan pasien mengalami pusing dan susah

berjalan yang disebabkan karena kurangnya suplay nutrisi yang dapat ia peroleh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.281-283.

2. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar klinik. Jakarta: Salemba Medika;

2006.h.24.

3. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC; 2006.h.86.

4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia;

2009.h.218.

5. Boom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2003.h.515.

6. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga; 2004.h.7.

7. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.

8. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9.

Jakarta: EGC; 2003.h.148.

9. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill

Medical 2009.h. 211-5.

10. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

2011.h.641-92.

11. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.

12. Anwar S. Incidence of dysphagia. Dalam: The assement and management of

dysphagia. 1st ed. Jakarta: Medical Rehabilitation Department RSUPCM Faculty of

Medicine University of Indonesia; 2009.p.5-6.

13. Stevens PJM, Bordui F, van der Weyde JAG. Ilmu keperawatan. Edisi ke-2. Jakarta:

EGC; 2003.h.256.

29

Page 30: Makalah Pbl Blok 9 - Struktur Dan Mekanisme Pencernaan

.

30