makalah pbl blok 9 (a)

26
Pendahuluan Manusia merupakan makhluk hidup dengan kompleksitas yang menyusunnya. Manusia memiliki sistim sirkulasi, sistim pernafasan, sistim pencernaan dan banyak sistim lainnya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistim pencernaan pada tubuh manusia. Sistim pencernaan sangat penting dalam kelangsungan hidup terutama untuk menghasilkan energi agar manusia dapat beraktivitas sebagaimana mestinya. Dalam sekali sirkulasi, sistim pencernaan dapat memakan waktu satu hari mulai dari makanan yang kita makan sampai akhirnya kita keluarkan sisa-sisa pencernaan tersebut. Organ-organ yang termasuk kedalam sistim pencernaan ini antara lain ialah gaster, hepar, vesica fellea, pankreas, usus kecil, usus besar sampai anus yang merupakan tahap akhir dalam rangkaian sistim pencernaan kita yang kontinuitas. Tubuh akan merasakan hal-hal yang tidak nyaman bila terjadi gangguan pada sistim dalam saluran pencernaannya baik itu akut ataupun kronis. Gangguan tersebut dapat berupa adanya penekanan, penambahan massa, penyempitan, kebocoran, luka sampai kelainan dari struktur anatomi. Dengan kemajuan dibidang kedokteran saat ini, kita dapat menentukan dengan pasti penyakit yang diderita dan lokasi terjadinya serta bagaimana kita harus mengobatinya. Pemeriksaan dibidang laboratorium pun semakin berkembang seiring bertambahnya keanekaragaman penyakit hari-hari ini.

Upload: kevin-mitnick

Post on 14-Feb-2015

196 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah ini berisi tentang pembahasan kasus yang terjadi dalam skenario A dalam tutorial PBL

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL Blok 9 (a)

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk hidup dengan kompleksitas yang menyusunnya. Manusia

memiliki sistim sirkulasi, sistim pernafasan, sistim pencernaan dan banyak sistim lainnya dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

sistim pencernaan pada tubuh manusia. Sistim pencernaan sangat penting dalam kelangsungan

hidup terutama untuk menghasilkan energi agar manusia dapat beraktivitas sebagaimana mestinya.

Dalam sekali sirkulasi, sistim pencernaan dapat memakan waktu satu hari mulai dari makanan yang

kita makan sampai akhirnya kita keluarkan sisa-sisa pencernaan tersebut.

Organ-organ yang termasuk kedalam sistim pencernaan ini antara lain ialah gaster, hepar,

vesica fellea, pankreas, usus kecil, usus besar sampai anus yang merupakan tahap akhir dalam

rangkaian sistim pencernaan kita yang kontinuitas. Tubuh akan merasakan hal-hal yang tidak

nyaman bila terjadi gangguan pada sistim dalam saluran pencernaannya baik itu akut ataupun

kronis. Gangguan tersebut dapat berupa adanya penekanan, penambahan massa, penyempitan,

kebocoran, luka sampai kelainan dari struktur anatomi.

Dengan kemajuan dibidang kedokteran saat ini, kita dapat menentukan dengan pasti

penyakit yang diderita dan lokasi terjadinya serta bagaimana kita harus mengobatinya. Pemeriksaan

dibidang laboratorium pun semakin berkembang seiring bertambahnya keanekaragaman penyakit

hari-hari ini.

Page 2: Makalah PBL Blok 9 (a)

Penyakit Empedu

*Levina Septembera

Struktur

Makroskopis

Organ-Organ Pencernaan

Gaster

Lambung merupakan organ yang berbentuk seperti huruf J pada proyeksi supine

(terlentang) dan setengah terisi yang terdiri dari fundus, korpus dan antrum. Pada kedua

ujung gaster terdapat sfingter yang mampu membuka dan menutup agar isi dari gaster

tersebut tidak keluar.1 Gaster di perdarahi oleh A. Gastrica sinistra dan dextra, A. Gastrica

gastroepiploica, A. Gastrica breves dan di persarafi oleh persyarafan parasimpatis dari vagus

dan persyarafan simpatis dari pleksus seliaka.1-2 Dalam lambung, makanan biasanya tertahan

2 – 6 jam dengan pH 1-2.2-4

Duodenum, Jejunum dan Ileum

Duodenum adalah organ yang panjangnya + 25 cm dan merupakan usus halus

terpendek di kelasnya.1,4 Duodenum sangat berperan penting dalam proses penyerapan.2-3

duodenum diperdarahi oleh A. Gastroduodenalis, A. Pancreatico duodenalis superior

anterior dan posterior dan A. Pancreatico duodenalis inferior anterior dan posterior.1

Jejunum dan merupakan organ lanjutan yang merupakan kelanjutan dari duodenum

yang secara keseluruhannya tidak jauh berbeda dengan duodenum. Panjang gabungan

jejunum dan ileum pada manusia hidup ialah 285 cm sedangkan pada orang yang sudah

meninggal, jika diotopsi panjangnya bisa mencapai 700 cm.2-3 keseluruhan usus halus ini

dipersyarafi oleh persyarafan parasimpatis dari vagus dan persyarafan simpatis dari N.

Splanchnicus major dan minor.1 Pada usus halus ini terdapat vili-vili yang fungsinya untuk

memperluas area penyerapan agar penyerapan dapat berlangsung optimum.2-3

Colon

Colon adalah organ dalam sistim pencernaan yang pada manusia hidup mempunyai

panjang 100 cm dan pada orang yang sudah meninggal, jika diotopsi mempunyai panjang

150 cm.2-3 Colon diperdarahi oleh A. Colica dextra dan sinistra dan A. Colica media dan

Page 3: Makalah PBL Blok 9 (a)

dipersyarafi oleh N. Illio inguinalis dan N. Illio hypogastricus.1

Rectum dan Anus

Rectum merupakan bagian akhir dari sistim pencernaan manusia yang pada akhirnya

akan dikeluarkan melalui anus. Rectum di perdarahi oleh A. Rectalis superior, media dan

inferior dan dipersyarafi oleh persyarafan simpatis dari N. Splanchnicus lumbales dan

persyarafan parasimpatis oleh N. Splanchnicus pelvicus.1 Pada anus terdapat M. Sphinter ani

yang pada bagian internusnya terdiri dari otot polos sehingga tidak dapat dikendalikan

sedangkan pada bagian eksternusnya terdiri dari otot lurik yang dapat dikendalikan.5

Organ-Organ Pencernaan Tambahan

A. Hepar dan Vesica Fellea

Hepar atau yang biasa disebut hati tersusun dalam lobulus-lobulus yang di dalamnya

mengandung darah dari cabang-cabang vena porta mengalir melewati sel-sel hati melalui

sinusoid ke vena sentral setiap lobulus.2-3 Hepar mendapat perdarahan dari A. Hepatica

communis, A. Hepatica propia dan A. Hepatica dextra dan sinistra dengan pembuluh darah

balik V. Porta sedangkan vesica fellea mendapat perdarahan dari A. Cystica.1 Empedu

adalah hasil dari perombakan sebagian kolesterol dari hepar yang akan disalurkan menuju

duodenum yang jika tidak digunakan akan di simpan dan dipekatkan di vesica fellea.2-3

B. Pankreas

Pankreas merupakan bagian dari sistim pencernaan yang nantinya akan

menghasilkan secretin dan enzim-enzim pencernaan untuk disalurkan ke duodenum.

Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah hepar.

Terdiri atas dua bagian, yaitu:

- Kelenjar eksokrin

- Kelenjar endokrin

Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong ke kiri atas

diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis menempel pada lien.

Ukuran pada prang dewasa yaitu:

· Panjang 20—30 cm

· Berat 60—160 cm

Bagian-bagiannya yaitu:

Page 4: Makalah PBL Blok 9 (a)

· Caput pankreatis

· Corpus pankreatis

· Caudal pankreatis

Pada akhirnya pankreas bersama dengan saluran dari vesica fellea, saluran yang menuju

duodenum ini akan diatur oleh sfingter oddi.2-3

Mikroskopis

2.1 Organ-Organ Pencernaan

Gaster

Gaster memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Terdiri dari epitel selapis toraks tanpa sel goblet.

Pada lamina propianya terdapat kelenjar baik di kardia, fundus maupun pilorus yang penamaannya

sama seperti nama bagian dari gaster yaitu kelenjar kardia, kelenjar fundus dan kelenjar pilorus

Chief sel nya menghasilkan pepsinogen dan sel parietalnya menghasilkan HCl dan faktor intrinsik

Duodenum, Jejunum dan Ileum

Small intestine ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Terdiri dari epitel selapis toraks dengan sel goblet yang semakin banyak jumlahnya ke arah distal

Terdapat vili dan microvili pada tunika mukosanya

Terdapat cryptus lieberkuhn pada tunika mukosanya

Pada duodenum terdapat kelenjar brunner pada tunika submukosanya

Pada ileum terdapat plaque peyerri pada tunika submukosanya

Pada jejunum tidak terdapat kelenjar brunner maupun plaque peyerri

Colon

Colon memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Terdiri dari epitel selapis toraks dengan banyak sel goblet

Tunika mukosanya tidak terdapat vili

Terdapat cryptus lieberkuhn pada tunika mukosanya

Rectum dan Anus

Rectum dan anus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Pada rektum terdiri dari epitel selapis toraks dengan banyak sel goblet dan pada anus terdiri atas

epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk

Tunika submukosa banyak mengandung pembuluh darah dan saraf

Page 5: Makalah PBL Blok 9 (a)

2.2 Organ-Organ Pencernaan Tambahan

A. Hepar dan Vesica Fellea

Hepar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Bentuk poligonal

Sel-sel hepar tersusun radier

Terdapat segitiga kiernan yang berisi cabang A. Hepatika, cabang V. Porta, ductus biliaris dan

pembuluh limfe

Vesica fellea memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Terdiri dari epitel selapis toraks tanpa sel goblet

Tidak terdapat tunika muskularis mukosa

Tunika adventisia berupa membran serosa

B. Pankreas

Pankreas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1-3,5

Terdiri dari kelenjar eksokrin dan endokrin

Epitel ductus ekskretoriusnya torak rendah bersel goblet sampai kubus

Epitel ductus interkalarisnya terdiri dari epitel selapis gepeng

Pada dasarnya, struktur mikroskopis dari organ-organ pencernaan terdiri atas: 1-3,5

Tunika Mukosa

Lapisan paling dalam. Tersusun atas epitel mukosa, lamina propia dan tunika muskularis

mukosa yang membatasinya dengan tunika submukosa

Tunika Submukosa

Merupakan jaringan ikat padat yang terdapat pembuluh darah, limfe dan saraf. Pada tunika

ini terdapat plexus submukosa Meissner

Tunika Muskularis Eksterna

Terdiri dua otot, sirkuler dan longitudinal. Diantara kedua otot ini terdapat plexus

myenterikus Aurbach

Tunika Adventisia

Lapisan paling luar. Merupakan jaringan ikat longgar dan banyak terdapat jaringan lemak.

Merupakan tunika serosa jika terdiri dari epitel selapis gepeng

Fungsi sistim pencernaan

Page 6: Makalah PBL Blok 9 (a)

Organ-Organ Pencernaan

Gaster

Terdapat beberapa aspek pada gaster, antara lain:2-4

Motilitas : Pengisian, penyimpanan, pencampuran dan pengosongan

Sekresi : Mukus, HCl, lipase, pepsinogen dan renin pada bayi

Digesti : Mencerna protein dengan pepsinogen yang telah di ubah oleh

HCl menjadi pepsin

Absorpsi : Alkohol dan aspirin

Duodenum, Jejunum dan Ileum

Terdapat beberapa aspek pada usus halus ini, antara lain:2-4

Motilitas : Segmentasi dan peristaltik

Sekresi : Mukus, enterokinase, disakaridase dan aminopeptidase

Digesti : lemak, protein, karbohidrat kecuali selulosa

Absorpsi : Semua bahan makanan

Colon

Terdapat beberapa aspek pada usus halus ini, antara lain:2-4

Motilitas : Houstrasi, mass movement

Sekresi : Mukus

Digesti : -

Absorpsi : Air dan elektrolit

Rectum dan Anus

Rectum merupakan bagian terakhir dari sistim perncernaan manusia untuk di bawa keluar

melalui anus. Aspek yang ada disini hanyalah gerakan peristaltik untuk mendorong feses

keluar.2

Organ-Organ Pencernaan tambahan

A. Hepar dan Vesica Fellea

Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang memiliki banyak fungsi

kompleks.2

Berikut adalah berbagai macam fungsi hepar antara lain:2-3

Sekresi garam empedu yang berperan dalam menetralkan asam lambung yang masuk

Page 7: Makalah PBL Blok 9 (a)

ke duodenum

Sintetis berbagai protein plasma seperti; fibrinogen, haptoglobin, hemopeksin,

transferin dan asih banyak lagi yang lainnya

Detoksifikasi obat maupun makanan yang masuk ke dalam tubuh kita

Pengaktifan vitamin D

Perombakan sel darah merah

Pengolahan bahan-bahan makanan dan ion-ion yang telah diserap oleh duodenum

Ekskresi kolesterol yang merupakan 75 % bahan dari garam empedu

Imunitas, dalam hal ini ialah sel kupffer yang bertindak sebagai makrofag terhadap

benda-benda asing

B. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yang terdiri dari bagian yang menghasilkan enzim dan

hormon. Hormon yang di hasilkan antara lain insulin dan glukagon yang fungsinya dalam

mengatur kadar gula dalam darah.2-3

Bagian eksokrinnya menghasilkan enzim-enzim pencernaan antara lain:2-3

Tripsin : memecah ikatan peptida pada sisi karboksil

asam amino basa (arginin atau lisin)

Kimoripsin : memecah ikatan peptida pada sisi karboksil

asam amino aromatik

Karboksipeptidase : memecah asam amino aromatik dan alifatik

Lipase pankreas : memecah lemak menjadi asam lemak dan

monogliserida

Amilase pankreas : memecah karbohidrat

Faktor yang mempengaruhi aktivitas saluran penernaan

Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekasnisme-mekanisme hormone dan saraf otonom

(baik intrinsic maupun ekstrinsik) yang sinergistik. Pengaturan ini untuk memastikan bahwa

makanan yang masuk disajikan secara maksimal pada tubuh untuk digunakan sebagai bahan baku

atau untuk menghasilkan energi.

Page 8: Makalah PBL Blok 9 (a)

a. Fungsi otonom otot polos

Jenis aktivitas listrik spontan yang paling menonjol pada otot polos pencernaan adalah

potensial gelombang lambat atau irama listrik dasar (BER). Gelombang lambat bukan potensial aksi

dan tidak secara langsung menginduksi kontraksi otot. Gelombang tersebut bersifat ritmik,

berfluktuasi seperti gelombang potensial membrane yang secara berkala membawa membrane

mendekati atau menjauhi ambang. Diyakini, osilasi gelombang tersebut disebabkan oleh variasi

berkala kecepatan pompa Na memindahkan Na keluar dari sel pemacu tersebut. Jika gelombang

tersebut mencapai ambang pada puncak depolarisasi, suatu lonjakan potensial aksi akan terpicu,

menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang berulang-ulang.

Apabila titik awal dekat dengan ambang, seperti pada saat makanan ada di saluran pencernaan,

depolarisasi puncak gelombang lambat akan mencapai ambang, sehingga frekuensi potensial aksi

dan aktivitas kontraktil yang menyertainya meningkat. Sebaliknya, apabila titik awalnya jauh dari

ambang, seperti pada saat tidak ada makanan, kecil kemungkinannya ambang tercapai, sehingga

frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil menurun.

b. Pleksus Saraf Intrinsik

Dua jaringan saraf yang membentuk pleksus :

Pleksus Mienterikus (Auerbach) : antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler.

Pleksus Submukosa (Meissner) : di submukosa.

Kedua-duanya : Sistem saraf enterik. Bertanggungjawab terutama mengkoordinasikan aktivitas

local di dalam saluran pencernaan. Contohnya apabila sebuah potongan besar makanan tersangkut

di esophagus, respons kontraktil local yang dikoordinasikan oleh pleksus intrinsic dimulai untuk

mendorong maju makanan. Aktivitasnya juga dapat dipengaruhi oleh pleksus ekstrinsik.

c. Pleksus Saraf Ekstrinsik

Saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi berbagai organ

Page 9: Makalah PBL Blok 9 (a)

perncernaan, yaitu serat saraf dari kedua cabang sistem saraf otonom. Saraf otonom mempengaruhi

motilitas dan sekresi saluran pencernaan melalui modifikasi aktivitas yang sedang berjalan di

pleksus intrinsic, sehingga mengubah tingkat sekresi hormone saluran pencernaan, atau pada

beberapa keadaan, melalui efek langsung pada otot polos dan kelenjar.

d. Hormon pencernaan

Dalam mukosa bagian tertentu terdapat kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormone-

hormon ke dalam darah jika mendapat rangsangan sesuai. Hormon ini disekresi sebagai respons

terhadap perubahan local spesifik di isi lumen (misalnya ada protein, lemak atau asam).

Pengaktifan reseptor

Tiga jenis reseptor sensorik pada dinding slauran pencernaan :

Kemoreseptor : Peka terhadap komponen kimia dalam lumen

Mekanoreseptor : Peka terhadap regangan atau tegangan dalam lumen

Osmoreseptor : Peka terhadap osmolaritas isi lumen

Pengaktifan reseptor dapat mencetuskan dua jenis refleks saraf :

Refleks pendek : Jaringan saraf intrinsic mempengaruhi sekresi atau motilitas local sebagai respons

terhadap rangsangan local spesifik.

Refleks panjang : Refleks otonom yang melibatkan jalur-jalur panjang antara susunan saraf pusat

dan sistem pencernaan.

Mekanisme Pencernaan

Saluran pencernaan 236

Saluran pencernaan terdiri dari mulut sampai anus, dengan modifikasi local yang

mencerminkan spesialisasi regional untuk menjalankan fungsi pencernaan. Lumen saluran

Page 10: Makalah PBL Blok 9 (a)

pencernaan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, sehingga isinya secara teknis

berada di luar tubuh; susunan semcam ini memungkinkan tubuh mencerna makanan tanpa mencerna

dirinya sendiri.

a. Mulut, faring dan esophagus.

Makanan memasuki sistem pencernaan melalui mulut, tempat makanan dikunyah dan

dicampur dengan air liur untuk memudahkan proses menelan. Saliva disekresi oleh kelenjar parotis,

submandibularis dan sublingualis. Kelenjar bukal adalah kelenjar minor yang terdapat di lapisan

mukosa pipi.

Sekresi air liur dikontrol oleh pusat saliva di medulla, diperantarai oleh persarafan otonom

ke kelenjar liur.

Fungsi liur dalam pencernaan :

Enzim liur, amilase, memulai pencernaan polisakarida, suatu proses yang berlanjut di lambung

setelah makanan ditelan sampai amilase akhirnya diinaktifkan oleh getah lambung yang asam.

Mempermudah proses menelan dengan adanya mucus.

Efek antibakteri lisozim dan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber

makanan.

Pelarut untuk molekul yang merangsang papilla pengecap.

Setelah dikunyah, bolus makanan didorong oleh lidah ke bagian belakang tenggorokan,

yang memicu refleks menelan. Pusat menelan di medulla mengkoordinasikan sekelompok aktivitas

yang menyebabkan penutupan saluran pernapasan dan terdorongnya makanan melalui faring (tahap

orofaring) dan esophagus ke lambung (tahap esophagus) melalui proses peristalsis. Proses

peristalsis ialah kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke

depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Sfingter esophagus

tetap berkontraksi untuk mempertahankan sawar antara esophagus dan lambung, mengurangi

Page 11: Makalah PBL Blok 9 (a)

kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke esophagus. Sekresi esophagus, mucus, bersifat

protektif.

Di mulut, faring dan esophagus tidak terjadi penyerapan zat gizi.

b. Lambung

Lambung, suatu struktur berbentuk seperti kantung yang terletak antara esophagus dan usus

halus, menyimpan makanan yang masuk dalam waktu bervariasi sampai usus halus siap

mengolahnya lebih lanjut untuk kemudian diserap. Empat aspek pada motilitas lambung :

Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseptif otot lambung yang diperantarai oleh saraf

vagus.

Penyimpanan makanan di lambung berlangsung di daerah korpus, tempat kontraksi peristaltic

yang sedemikian lemah untuk mencampur makanan karena tipisnya lapisan otot.

Pencampuran berlangsung di antrum yang berotot tebal akibat kontraksi peristaltic yang kuat.

Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor-faktor di lambung maupun duodenum. Peningkatan

volume dan fluiditas kimus dalam lambung cenderung mempercepat pengosongan isi lambung.

Faktor duodenum, yaitu faktor dominant yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung

menunda pengosongan lambung sampai duodenum siap menerima dan mengolah kimus. Faktor-

faktor spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lambung dengan menghambat aktivitas

peristaltic lambung adalah lemak, asam, hipertonisitas dan peregangan.

Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung di bawah pengaruh amylase liur yang

ikut tertelan; pencernaan protein dimulai di antrum lambung. Sekresi lambung ke dalam lumen :

HCl : mengaktifkan pepsinogen, menyebabkan denaturasi protein dan mematikan bakteri.

Pepsinogen : Diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin, memulai pencernaan protein. Juga bekerja pada

pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsinogen (proses otokatalitik). Disimpan

dalam bentuk inaktif supaya tidak mencerna sendiri sel tempat ia terbentuk karena paling aktif

dalam lingkungan asam.

Page 12: Makalah PBL Blok 9 (a)

Mukus : membentuk lapisan pelindung untuk membantu sawar mukosa lambung sehingga lambung

mampu menampung isi lumennya tanpa ia sendiri ikut tercerna.

Faktor intrinsic : berperan penting dalam penyerapan vitamin B12, suatu konstituen esensial untuk

membentuk sel darah merah.

Hormone gastrin (disekresi oleh sel G ke dalam darah) : berperan untuk merangsang sel utama dan

sel parietal, sehingga terjadi peningkatan sekresi getah lambung yang sangat asam dan bersifat

trofik (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus hingga keduanya dapat

mempertahankan kemampuan sekresi mereka.

Histamin, suatu stimulant lambung yang kuat dan secara normal tidak disekresikan, dilepaskan ke

dalam lambung apabila terjadi pebentukan ulkus.

Baik motilitas maupun sekresi lambung berada berada di bawah mekanisme control yang

kompleks, yang melibatkan tidak saja gastrin tetapi juga respon vagus dan saraf intrinsic serta

hormone enterogastron (sekretin, kolesistokinin, dan gastric inhibitory peptide) yang disekresikan

oleh mukosa usus halus.

Tiga fase sekresi lambung :

Fase sefalik : peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi secara feedforward sebagai

respons terhadap rangsangan yang bekerja pada kepala.

Fase lambung : Sewaktu makanan berada di lambung. Rangsang protein, pregangan, kafein atau

alcohol.

Fase Usus : Terdiri dari komponen eksitatorik (usus halus meningkatkan sekresi gastrin) dan

inhibitorik (membantu menghentikan aliran getah lambung sewaktu kimus mulai mengalir ke usus

halus)

Pengaturan lambung ditujukan untuk menyeimbangkan aktivitas lambung dengan kemampuan usus

halus dalam mengatasi datangnya isi lambung yang asam dan penuh lemak. Di lambung tidak

terjadi penyerapan zat gizi.

Page 13: Makalah PBL Blok 9 (a)

c. Sekresi Pankreas dan Empedu

Kedua-dua sekresi pancreas eksokrin maupun empedu dari hati masuk ke duodenum.

Sekresi pancreas terdiri dari :

Enzim-enzim pencernaan dari sel-sel asinus, yang mencerna ketiga-tiga golongan makanan, yaitu

enzim proteolitik, amylase dan lipase (pencernaan lemak menjadi monogliserol dan asam lemak).

Enzim proteolitik

Tiga macam enzim proteolitik :

Tripsinogen : diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase, menjalankan aktivitas otokatalitik.

Kimotripsinogen : diaktifkan menjadi kimotripsin.

Prokarboksipeptidase : diaktifkan menjadi karboksipeptidase.

Larutan NaHCO3 encer dari sel-sel duktus yang menetralkan cairan asam yang datang dari

lambung.

Netralisasi ini penting untuk melindungi duodenum dari kerusakan oleh asam dan agar enzim-enzim

pancreas tidak menjadi inaktif akibat adanya asam. Sekresi pancreas berada di bawah control

hormone, yang mencocokkan komposisi getah pancreas dengan kebutuhan di lumen duodenum.

Pengeluaran sekretin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons terhadap keberadaan kimus di

duodenum berperan penting dalam control sekresi pancreas.CCK dan sekretin mempunyai sifat

trofik untuk mempertahankan integritas bagian tersebut.

Hati melaksanakan berbagai fungsi:

Pengolahan metabolic kategori nutrient utama setelah penyerapan.

Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormone serta ubat dan senyawa asing.

Sintesis berbagai protein plasma.

Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.

Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal.

Pengeluaran bakteri dan sel darah merah usang.

Page 14: Makalah PBL Blok 9 (a)

Ekskresi kolesterol dan bilirubin.

Hati mensekresi empedu yang mengandung garam empedu. Garam empedu membantu

pencernaan lemak melalui efek deterjen mereka dan mempermudah penyerapan lemak melalui

pembentukan misel yang larut air yang dapat mengangkut produk pencernaan lemak ke tempat

penyerapan. Efek deterjen adalah kemampuan garam empedu mengubah globulus lemak berukuran

besar menjadi emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan untuk aktivitas lipase pancreas.

Di antara waktu makan, empedu disimpan dan dipekatkan di kantung empedu, yang selama

pencernaan makanan dirangsang secara hormonal untuk berkontraksi dan mengalirkan empedu ke

duodenum. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak, garam-garam empedu

direabsorpsi dan dikembalikan melalui sistem porta hepatic ke hati, tempat mereka disekresi

kembali dan berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi lebih banyak empedu.

Empedu juga mengandung bilirubin suatu turunan hasil penguraian hemoglobin, yang merupakan

produk ekskretorik utama dalam feses.

d. Usus Halus

Usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan. Terbagi kepada 3 bagian, yaitu

duodenum, jejunum dan ileum. Segmentasi, motilitas usus halus yang utama, secara merata

mencampur makanan dengan getah pancreas, empedu, dan usus halus untuk mempermudah

pencernaan; motilitas tersebut juga memajankan produk pencernaan ke permukaan absorptif.. Di

antara waktu makan, terjadi kompleks motilitas migratif yang menyapu lumen menjadi bersih.

Getah yang dikeluarkan oleh usus halus tidak mengandung enzim pencernaan apapun.

Enzim-enzim yang disintesis oleh usus halus yaitu disakaridase dan aminopeptidase bekerja secara

intrasel di dalam membrane brush border sel epitel. Enzim-enzim ini menyelesaikan pencernaan

karbohidrat dan protein sebelum kedua jenis zat gizi tersebut masuk ke dalam darah. Enzim

amilase, preteolitik dan lipase yang dihasilkan oleh pancreas juga bekerja di lumen usus halus.

Proses penyerapan Na yang bergantung pada energi menghasilkan gaya yang mendorong

penyerapan Cl, air, glukosa, dan asam amino. Pencernaan lemak seluruhnya dilaksanakan di lumen

Page 15: Makalah PBL Blok 9 (a)

usus halus oleh lipase pancreas. Karena tidak larut air, produk pencernaan lemak harus menjalani

serangkaian transformasi yang memungkinkan mereka diserap secara pasif dan akhirnya masuk ke

limfe. Usus halus menyerap hampir semua yang disajikan padanya, dari makanan yang masuk ke

sekresi pencernaan sampai sel-sel epitel yang terlepas. Hanya sejumlah kecil cairan dan residu

makanan yang tidak dapat dicerna yang mengalir ke usus besar.

Lapisan dalam usus halus memiliki adaptasi tinggi terhadap fungsi pencernaan dan

penyerapan. Lapisan ini membentuk lipatan-lipatan yang mengandung banyak tonjolan berbentuk

jari, vilus yang juga dilengkapi oleh sejumlah besar tonjolan berbentuk rambut yang lebih halus,

mikrovilus. Seara keseluruhan, modifikasi-modifikasi permukaan ini sangat meningkatkan luas

permukaan yang tersedia untuk menyimpan enzim-enzim dan untuk melaksanakan penyerapan aktif

dan pasif. Lapisan dalam ini diganti setiap sekitar 3 hari untuk memastikan adanya sel-sel epitel

yang sehat dan fungsional.

e. Usus besar

Kolon terutama berfungsi untuk memekatkan dan menyimpan residu makanan yang tidak

dicerna dan produk sisa empedu sampai mereka dapat dieliminasi dari tubuh sebagai feses. Di kolon

tidak terjadi sekresi enzim pencernaan atau penyerapan zat gizi; pencernaan dan penyerapan zat gizi

sudah selesai di usus halus. Kontraksi haustra secara lambat mengaduk-aduk isi kolon maju-

mundur untuk menyelesaikan penyerapan sisa cairan atau elektrolit. Gerakan massa terjadi beberapa

kali sehari, biasanya setelah makan, yang mendorong deses dalam jarak jauh. Datangnya feses ke

dalam rectum memicu refleks defekasi, yang dapat secara sengaja dihentikan dengan kontraksi

sfingter anus eksternus apabila saat untuk mengeluarkan feses tidak memungkinkan. Sekresi mucus

yang bersifat basa dari usus besar berfungsi sebagai pelindung alamiah.

Page 16: Makalah PBL Blok 9 (a)

Mekanisme nyeri

Nyeri pada daerah abdomen dapat disebabkan oleh banyak faktor. Nyeri dapat berasal dari

organ dalam abdomen termasuk peritonium viseral (nyeri viseral) atau peritoneum parietal atau

dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatik). Nyeri yang timbul bisa disebabkan

bermacam-macam faktor seperti apendiksitis, gastritis dan masih banyak lagi berupa adanya

penekanan, peradangan, pendarahan, atau penyumbatan pada organ maupun bagian abdomen

yang bersangkutan.7

Pemeriksaan

Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Pemeriksaan dimulai dengan melihat dan mengamati bagian-bagian di daerah

abdomen seperti apakah ada bekas luka pada kulitnya atau apakah ada penonjolan atau

penambahan massa di regio abdomen tersebut. Selain itu, perhatikan pula apakah

bentuk abdomen simetris atau tidak dan amatilah apakah ada gerakkan peristaltik pada

bagian dimana usus berada. Biasanya hal seperti terlihat pada orang yang kurus

walaupun masih tetap normal pada semua orang jika gerakkan tersebut tidak terlihat.8

Palpasi

Mulailah dengan melakukan palpasi ringan dengan tujuan untuk

mengidentifkasi kekakuan dinding abdomen, resistensi otot dan beberapa organ dan

massa yang terletak superficial, serta membuat pasien tenang dan relaks. Buatlah

tangan dan lengan bawah horizontal dengan jari-jari tertutup di atas permukaan

abdomen, rabalah dengan hati-hati.

Kemudian lakukanlah palpasi dalam untuk mengetahui apakah adanya

penambahan massa seperti tumor dan adanya nyeri tekan pada organ-organ di regio

abdomen. Mulailah melakukannya dengan 4 (ke 2-5) jari tangan kanan, rabalah secara

acak pada keempat kuadran.8

Perkusi

Page 17: Makalah PBL Blok 9 (a)

Pemeriksaan perkusi dapat membantu adanya udara yang berlebihan didalam

rongga abdomen dan untuk mengetahui adanya massa yang solid atau cair. Perkusilah

abdomen pada keempat kuadran untuk mengetahui distribusi daerah timpani, biasanya

disebabkan adanya udara dan dullness yang tersebar karena adanya cairan atau feses

cair.

Bila anda melakukan perkusi dibagian bawah rongga dada, antara paru-paru

di atas dan arkus aorta bagian bawah, maka pada sisi kanan biasanya terdengar dull

karena adanya hati dan sisi kiri timpani karena adanya udara dalam lambung dan

fleksura limpa dari kolon. Tetapi pada keadaan yang sangat jarang dijumpai yaitu situs

inversus, letak organ tubuh pasien terbalik sehingga anda akan menemukan sura

impani disebelah kanan dan dull disebelah kiri.8

Auskultasi

Pada pemeriksaan ini, kita dapat mengetahui motilitas usus tersebut. Baik itu

dalam keadaan normal maupun abdormal. Caranya ialah dengan menempelkan

stetoskop pada permukaan abdomen dan meletakannya sesuai regio masing-masing.

Pada kasus diare, bunyi pada usus akan terdengar seperti air mengalir dan agak berisik

pada daerah colon akibat dari penyerapan air yang kurang maksimal didaerah tersebut.

Pemeriksaan Penunjang

Radiologi konvensional

Sebagian besar penyakit, gangguan maupun kelainan herediter organ-organ di dalam

tractus gastrointestinal dapat diketahui dengan memakai teknologi radiografi

konvensional. Mudah, cepat dan akuratnya modalitas pemeriksaan ini menjadi kelebihan

dokter untuk mempercepat penanganan dan penegakkan diagnosa. Sebelum di foto

rontgen, pasien harus puasa terlebih dahulu.

Kemudian, pasien diberi kontras seperti barium dan iodium agar pada film dapat

diketahui bagian mana yang terganggu atau adanya resiko penyakit gastrointestinal

lainnya. Dengan metode ini, dapat kita ketahui adanya penekanan, penambahan massa,

penyempitan, kebocoran, luka sampai kelainan anatomi yang diderita oleh pasien pada

bagian tubuhnya dalam hal ini bagian tractus gastointestinalis.9

Pemeriksaan laboratorium

Page 18: Makalah PBL Blok 9 (a)

Analisa getah lambung

Yang dinilai dari tes ini ialah kemampuan sekresi lambung dari orang yang

diperiksa apakah kadarnya normal atau cenderung di atas dan dibawah dari batas

normal. Pemeriksaan yang di lakukan dapat dengan cara langsung dan tidak langsung.

Hanya saja, pemeriksaan dengan cara langsung ini tidak diperkenankan untuk

penderita dengan lambung berdarah, penyempitan oesophagus dan adanya kanker pada

tractus gastrointestinal karena pemakaiannya dengan memasukkan alat yang di

ujungnya terdapat penyedot untuk dimasukkan kedalam lambung.

Analisa getah pankreas

Pemeriksaan ini tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan lambung dari segi

pengambilan spesimen daln kontraindikasinya. Hanya saja, pada pemeriksaan ini lebih

diamati kadar dan kemampuan pankreas dalam mensekresikan enzim dan kemampuan

enzim tersebut dalam mencerna bahan-bahan makanan.

Analisa tinja

Pada pemeriksaan ini bahan yang di ambil haruslah tinja segar dan belum

terkontaminasi dengan air. Pemeriksaan yang dilakukan ialah melihat konsistensi, bau,

warna dan apakah dalam tinja tersebut ada pus, darah, lendir dan berbagai

mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit gangguan pencernaan

Page 19: Makalah PBL Blok 9 (a)

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EKG:2003

2. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa, Widjajakusumah MD, Irawati D,

Siagian S, Moeloek D, Pendit BU. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2002.h.450-93.

3. Sherwood L. Fisiologi; dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001.h.537-85.

4. Sudjadi B, Laila S. Biologi. Sains dalam kehidupan 2A. Jakarta: Yudhistira; 2004.h.114-36.

5. Fawcett, DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002.h.536-624

6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-24. Jakarta:

EGC; 1999.h.655-667.

7. Doldiyono, Syam AF. Nyeri abdomen akut. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi

ke-4. Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran

universitas indonesia: 2006.h.303-4.

8. Kurnia Y, Santoso M, Wati WW, Sunmdikarya IK. Buku panduan

ketrampilan medik. Jakarta:2009.

9. Rasad S. Radiologi diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2005.

Page 20: Makalah PBL Blok 9 (a)

Mekanisme Saluran Pencernaan dari

Lambung Hingga Organ Tambahan

Nama : Levina Septembera

Nim : 102010044

Kelompok : A5

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

2011

[email protected]

Page 21: Makalah PBL Blok 9 (a)

Kesimpulan

Sistem empedu yaitu hati dan kantung empedu. Hati berfungsi untuk memproduksi

garam empedu. Garam empedu digunakan untuk mengubah globulus-globulus lemak

yang besar menjadi lebih kecil. Jika penyerapan lemak tidak berjalan dengan baik,

maka akan terjadi penumpukan lemak pada kantung empedu yang disebut dengan

batu empedu.