makalah pbl blok 9 1st

Download Makalah Pbl Blok 9 1st

If you can't read please download the document

Upload: antonius-joo

Post on 30-Sep-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah pal blok 9 digestive-1

TRANSCRIPT

Pengaruh Metabolisme Enzimatik Terhadap Mekanisme Penceraan Lemak**Antonius Jonathan*NIM 102011182Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jakarta

Pendahuluan

Tubuh memerlukan energi untuk dapat terus bekerja. Selain itu untuk mempertahankan homeostasis, molekul nutrien yang digunakan untuk menghasilkan energi harus terus-menerus diganti dengan nutrien baru kaya energi. Molekul nutrien, khususnya protein, juga diperlukan untuk sintesis sel baru dan bagian sel yang berlangsung terus-menerus dalam proses pengantian dan pertumbuhan jaringan. Demikian juga, air dan elektrolit yang secara konstan keluar melalui urin dan keringat serta melalui jalur lain harus diganti secara teratur. Sistem pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan intenal.1 Sistem pencernaan tidak secara langsung mengatur konsentrasi konstituen-konstituen ini di lingkungan internal. Sistem ini tidak mengubah penyerapan nutrien, air, atau elektrolit sesuai kebutuhan tubuh. Sistem pencernaan mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan dan penyerapan apa yang di telan. Asupan-asupan energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berupa makanan dengan senyawa molekul yang besar, Untuk dapat mencerna senyawa-senyawa tersebut sistem pencernaan akan meminimalisasikannya hingga ke bentuk yang sederhana sehingga dapat dengan mudah di serap oleh sel-sel dalam tubuh. Dalam hal inilah metabolisme enzimatik dalam tubuh berperan membantuk proses mekanisme pencernaan yang berlangsung. Dalam hal ini terdapat skenario dimana seorang wanita berusia 30 tahun datang ke poliklinik mengeluh mual, kembung, sembelit dan buang air besarnya berwarna putih seperti dempul kayu. Dari hal tersebut dokter mendiagnosa terjadi gangguan pada metabolisme empedu. Oleh karena itu dalam hasil belajar mandiri ini akan di bahas lebih lanjut lagi mengenai proses-proses yang terjadi dalam suatu mekanisme sistem pencernaan sehingga kita dapat memahami lebih dalam lagi mengenai kasus skenario tersebut.

*Alamat Korespondensi:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaArjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),Fax: (021) 563-1731Email: [email protected] dan MikroskopikGaster Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan. Pada posisi berbaring, lambung terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis. Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum, membentuk omentum majus.1,2

Gambar 1. Gaster.3Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan (curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus. Cardia merupakan tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang berbentuk kubah merupakan nagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum. Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut tajam, disebut incisura cardiac. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pylorica. Curvature minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardiac sampai pylorus. Curvature major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvature minor di batas antara corpus dengan pars pyloric terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar disebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit disebelah distalis yang berakhir pada pylorus. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylorus mempunyai otot sircularis tebal (musculus sphincter pylorus) yang mengatur aliran isi lambung ke duodenum.1

Gaster berhubungan dengan sejumlah alat, yaitu hepar diatas, kanan, dan depan, diaphragm diatas, limpa ke arah kiri, pancreas, ginjal dan glandula suprenalis kiri dibelakang, kebawah dengan colon dan omentum majus, serta dengan dinding depan abdomen dan thorax ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior yang bertemu pada curvature major dan minor. Fascies anterior diliputi oleh peritoneum visceralis dari cavum pertonei dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragm, iga-iga dan dinding depan abdomen. Hubungan dengan costae dan dinding depan abdomen tergambar pada apa yang disebut lapang lambung (magenfeld), yaitu hubungan lambung langsung dengan dinding depan thorax dan dinding depan abdomen. Batas-batas lapang lambung adalah pada hepar disebelah kanan, diaphragma dan paru-paru kiri disebelah atas, limpa disebelah kiri dan mesocolon transversum dibawah. Bagian lapang lambung yang berada dibelakang iga yang disebut ruang traube dengan batas-batasnya di medial pada pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga ke-6 ke pinggir bawah rawan iga ke-9 pada medioclavicularis, dan dibawah pada arcus costarum.1Gambar 2. Tampak ventral gaster.3

Facies posterior diliputi peritoneum visceral dari bursa omentalis yang tepat berada dibelakang lambung. Hubungan fascies posterior dengan bursa omentalis dan sejumlah alat membentuk palungan lambung, lekukan yang terbentuk oleh bursa omentalis, bersama diaphragma, lien dan glandula suprarenalis kiri kearah atas, serta bagian atas ren kiri, corpus dan cauda pancreas, dan mesocolon transversum kearah bawah. Fundus lambung terletak pada kubah diaphragma.1

Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteria celiaca, yaitu arteriae gastrica simistra et dextra, gastro-omentalis ( epiploica) dextra et sinistra, dan gestricae breves. A. gastrica sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. celiac berjalan ke esophagus dan turun kembali ke curvature minor. A. gastroomentalis dextra merupakan cabang dari a. gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. hepatica communis). A. gastroomentalis sinistra dan a. gastricae breves merupakan cabang dari a. Lienalis. Vena gastrica dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta hepatis, sedang v. gastroomentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena lienalis, sedang v. gastroomentalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v. porta hepatica.1

Saluran limfe lambung mengikuti perjalanan arteriae sepanjang curvature major dan minor sebagai nodi limphatici. gastroomentalis, nodi lymphatici. Gastrica, pancreaticolienalis dan nodi lymphatici. pyloric (didepan caput pancreas) yang semuanya dialirkan ke nodi lymphatici. Celiac.Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedang yang dari sistem simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari sistem simpatis berasal dari segmen thoracal 6-9..1

Gambar 3. Lapisan dinding gaster.3

Secara mikroskopis dinding lambung terdapat tiga lapisan jaringan mukosa, submukosa, dan jaringan muskularis beserta modifikasinya. Jaringan muskularis eksterna terletak pada bagian fundus dan badan lambung mengandung lapisan otot melintang tambahan. Membrane mukosa di dalam yang membentuk lipatan-lipatan longitudinal yang menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung. Lambung proksimal (corpus) mengandung banyak komplemen lambung sel parietalis, sumber asam klorida (HCL) dan faktor intrinsik serta sel principalis sumber utama pepsinogen. Jenis sel tambahan mencakup sel epitel permukaan , yang mensekresi mucus dan bikarbonat ke dalam lumen lambung. Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung yang mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot ini membantu ke efektifan pencampuran dan penghancuran isi lambung.4,5HeparHepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati, kenyal seperti jeli. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1,500 g (3 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika. Hepar dilapisi peritonium, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut bare area atau area nuda hepatis. Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah daripada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum Arantii diselah caudal, dan lig. Falciforme hepatis disebelah cranial. Secara anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan V. Cava inferior ( tidak terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.2,4

Gambar 4. Hepar anterior.3

Gambar 5. Hepar posterior.3Lobulus hepar dibangun sekeliling vena sentralis dan terutama terdiri dari banyak lempengan sel hepatika yang tersebar secara sentrifugal dari vena sentralis seperti jari-jari roda. Tiap lempengan hepatika biasanya mempunyai tebal dua sel dan antara sel-sel yang berdekatan terletak kanalikulus biliaris yang kecil, yang mengosongkan isinya ke ductus biliaris terminalis di dalam septum di antara lobulus hepar yang berdekatan. Juga di dalam septum ada venula porta yang kecil, yang menerima darah dari vena porta. Dari venula ini, darah mengalir ke sinusoid hepatika yang bercabang-cabang dan rata di antara lempengan hepatika, dan dari sini ke vena sentralis lobulus ini. Jadi sel-sel hepar terpapar secara kontinu dengan darah vena porta. Di samping ke venula porta, juga terdapat arteriola hepatika di dalam septum interlobularis. Ia memberikan darah arteri ke jaringan septa dan banyak di anataranya juga dikosongkan langsung ke arah sinusoid hepatika. Sinusoid vena dilapisi oleh dua jenis sel yaitu sel endotel yang khas dan sel-sel kupffer yang besar. Yang merupakan sel-sel retikuloendotel yang dapat memfagositosis bakteri dan benda asing lainnya di dalam darah. Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori yang sangat besar, beberapa di antaranya berdiameter hampir 1 mikron.5,6Vesica FelleaVesica fellea umumnya berbentuk seperti buah pear, terletak pada fossa vesica fellea yang berada pada fascies visceralis hepatis diantara lobus dexter hepatis dan lobus quadratus hepatis Corpus vesica fellea yang merupakan bagian utama terletak pada permukaan visceralis hepar, menghadap ke superior, posterior, dan sinistra. Permukaan bawahnya bersama collum dihubungkan oleh peritoneum pada permukaan visceralis hepar. Corpus mempunyai hubungan dengan pars superior duodeni dan colon transversum. Collum vesica fellea sempit, membentuk lengkungan huruf S, dan menyempit pada waktu beralih dari ductus cysticus. Pada batasnya dengan ductus kadang-kadang terdapat suatu pengantongan kecil pada dinding posteromedialis yang disebut kantong hartmann. Collum ini dipakai sebagai patokan untuk menentukan letak foramen epiploicum, yang terletak tepat disebelah kirinya, di belakang pinggir bebas dari omentum minus.2

Gambar 6. Vesica fellea.3Vesica fellea divaskularisasi oleh a. cystic cabang ramus dexter a. hepatica propria. V. cystica merupakan venosa nya ke vena porta hepatis. Inervasi dari vesica fellea adalah cabang dari plexus hepaticus dimana mengandung serabut-serabut saraf parasimpatis dan simpatis. Secara mikroskopis dinding vesica fellea terdiri atas mukosa dengan epitel selapis torak biasanya tidak mempunyai sel goblet dan kemudian bersama lamina propria membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Mukosa vesica fellea memiliki banyak lipatan yang terutama dijumpai ketika vesica fellea sedang kosong. Tunika mukosa organ ini dilapisi Epitel bersama lamina propria Didalam lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau lonjong dilapisi epitel yang sama dengan epitel mukosa. Ini adalah potongan lipatan mukosa dan disebut sinus rokitansky-Aschoff. Dinding vesika velea tidak mempunya tunika muskularis mukosa. Tunika serosa / adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dijumpai sisa saluran keluar empedu yang rudimenter, disebut duktus aberans Luschka. Sel-sel epitelnya kaya akan mitokondria. Semua sel ini mampu menyekresi sejumlah kecil mukus. Kelenjar mukosa tubuloasinar dekat dengan duktus sistikus berperan pada produksi sebagian besar mukus yang terdapat dalam empedu.5

PancreasPancreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, diatas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang berhubungan dengan ductus yang akhirnya bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, Pulau-pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pancreas. Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon.1 pancreas terletak dibelakang membrane peritoneum posterior dan terbentang dari cekungan duodenum sampai hilum splenikum setinggi vertebra lumbalis kedua. Produk gabungan sel-sel eksokrin mengalir melalui ductus pancreas yang menyatu dengan ductus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopancreas, walaupun ductus pancreas dan ductus empedu komunis membuka secara terpisah pada duodenum. Sfingter oddi secara normal mempertahankan keadaan mulut ductus agar tetap tertutup.2Peritoneum yang menutupi collum, corpus dan cauda membentuk lantai posterior bursa omentalis, anterior terhadap daerah ini terletak dinding posterior lambung. Di belakang caput pancreas terletak vena cava inferior, vena renalis dan arteria renalis dextra. Bagian medial prosessus unsinatus terletak tepat anterior terhadap aorta, dibawah pangkal arteria mesenterica superior. Corpus pancreas terletak tepat anterior terhadap glandula adrenalis sinistra serta cauda berakhir dalam daerah hilum splenikum bawah. Sementara arteri splenika biasanya sedikit superior terhadap permukaan posterior corpus dan cauda pancreas, vena splenica umumnya terletak di dalam alur sepanjang permukaan posterior kelenjar ini serta menerima banyak cabang pankreatika yang halus. Ductus koleodukus turun dibelakang duodenum bagian atas, kemudian berjalan ke dalam permukaan posterior caput pancreas sebelum berakhir bersama dengan ductus pankreatikus utama pada ampulla vateri dalam dinding medial duodenum.2Pancreas menerima banyak suplai darah dari berbagai sumber arteri besar. Truncus seliacus dan arteria mesenterika member cabang ke pancreas. Caput pancreas superior di suplai oleh arteria pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria gastroduodenalis. Di inferior caput disuplai oleh arteri pancreatikoduodenalis inferior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria mesenterica superior. Arteria splenica memberikan beberapa cabang arteri ke corpus dan cauda pancreas, yang mencakup arteria pankreatika dorsalis, arteria pankreatika inferior dan arteria pankreatika magna. di samping itu banyak cabang kecil dari arteria splenika, hepatica dan gastroduodenalis memberikan aliran darah ke kelenjar. Aliran darah vena dari pancreas akhirnya mengalir ke vena porta, dan hubungan vena porta dan vena mesenterica superior ke pancreas sangat penting. Vena pancreatikus umumnya mengikuti pola arteria dengan masing-masing vena terletak superficialis terhadap arteri. Drainase vena utama terdiri dari vena porta suprapancreatika, porta retropancreatika dan vena splenika serta vena mesenterica superior infrapancreatica.2Secara mikroskopis pancreas adalah kelenjar asinus kompleks terdiri atas banyak lobules kecil dibungkus jaringan ikat longgar, yang dilalui pembuluh darah, saraf, dan ductus interlobular. Asinus itu bulat dan sedikit lonjong dan terdiri atas 40-50 sel epithelial berbentuk pyramid sekitar lumennya yang sempit. Epitel ductus ekskretoriusnya bervariasi dari epitel torak rendah bersel goblet sampai ke kubus. ductus interkalarisnya panjang-panjang dan tersusun dari epitel selapis gepeng.5

Usus halusUsus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara lambung dan usus besar.1 Intestinum tenue atau usus halus terdiri dari duodenum yang retroperitonealis dan jejunum dan ileum yang intraperitonealis. Bagian usus kecil mulai distalis dari pylorus yaitu awal duodenum, yang dilanjutkan pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum dan seterusnya menjadi ileum sampai bermuara ke caecum.2 Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu : 2,5,7DuodenumDuodenum merupakan bagian paling proximal usus halus. Dimulai pada pylorus dan meluas sekitar 20-30 cm panjangnya ke distal, duodenum terfiksasi terutama dalam posisi retroperitoneum. Duodenum dibagi ke dalam empat bagian.

Bagian pertama atau pars superior duodeni hampir selalu ditutupi oleh peritoneum. Peritoneum ini terbentang ke sefalad untuk menjadi ligamentum hepatoduodenale dan hepatogastricum. Di posterior inferior, perluasan peritoneum menutupi caput pancreatic.

Bagian kedua duodenum terletak dalam garis vertical yang terbentang dari apex pars superior duodeni ke inferior menuju ke sepertiga bagian duodenum yang horizontal. Bagian superiornya setinggi vertebra lumbalis pertama dan terbentang ke vertebra lumbalis ketiga sebelum bersatu dengan bagian ketiga duodenum. Ia terletak di kanan garis tengah, mempunyai kecekungan pada sisi kirinya dan dekat dengan caput pancreatic. Pada dinding medial, ductus choleoduchus dan ductus pancreaticus utama masuk melalui papilla vater. Ductus pancreaticus accesorius santorini bisa masuk beberapa sentimeter proximal terhadap ampulla. Seluruh duodenum descenden dalam posisi retroperitoneum.

Bagian ketiga atau pars horizontalis duodeni terbentang ke kiri dari sambungannya dengan duodenum descendens distal melintasi garis tengah setinggi vertebra lumbalis ketiga. Ia juga terutama terletak dalam posisi retroperineum. Tetapi ada lipatan peritoneum pada sambungan sepertiga tengah dan distal dari bagian duodenum ini, yang membentuk pangkal mesenterium dari usus halus serta mencakup nervus, vena dan arteria mesenterica superior di anterior terhadap duodenum. Vena cava inferior dan aorta terletak dibelakang duodenum ini.

Bagian keempat atau ascendens duodenum terletak di anterior kiri aorta. Ia berjalan superior terhadap tingkat vertebra lumbalis kedua dan kemudian membelok ke anterior dan kaudal. Pada tempat ini dia terfiksasi oleh ligamentum treitz (perluasan crus dextrum diaphragm) dan berlanjut sebagai jejunum.

Vaskularisasi duodenum dilakukan oleh dua sumber, yaitu truncus coeliacus yang secara berurutan memberi cabang arteri hepatica, arteri gastroduodenalis dan arteria pancreaticoduodenalis superior serta arteria mesenterica superior, oleh cabang pancreaticoduodenalis inferiornya. Dua arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior, membentuk suatu anastomosis dalam caput pancreatic. Ia memungkinkan penyediaan darah yang kontinu ke caput pancreatic dan duodenum, bahkan jika salah satu pembuluh darah yang melayani menyempit atau tersumbat.Usus halus mesenterica seluruhnya dilayani oleh arteria mesenterica superior melalui 12 sampai 15 cabang yang dicabangkan ke mesenterium. Ia membentuk arcade, yang kemudian menimbulkan arteria lurus yang menyilang mesenterium langsung ke dinding usus halus.Drainase vena duodenum dan usus halus mesenterica menuju ke sistem vena porta. Duodenum di drainasse oleh vena pancreatica yang memasuki vena mesenterica superior dan vena porta langsung. Drainase vena usus halus mesenterica langsung ke dalam vena mesenterica superior.Tunika mukosa diliputi epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili (brush borders). Di anatara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya di sini belum begitu banyak. Tunika mukosa membentuk vilus intestinalis yang gemuk gemuk. Lamina propria terdapat dibawah epitel vilus intestinalis maupun disekitar kriptus Lieberkuhn. Di dasar kriptus dapat ditemukan sel Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah. Tunika muskularis mukosa tidak into membentuk vilus intestinal. Lapisan ini sering terlihat terpenggal penggal karean ditembusi perluasan massa kelenjar Brunner.5Tunika submukosa dipenuhi kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan submukosa bersama sama membentuk plica sirkularis Kerckringi. Artinya, pada setiap plika sirkularis terdapat banyak vilus intestinalis. Pleksus submukosa Meissneri juga dapat ditemukan disini. Sedangkan pada tunika muskularis sirkularis dan longitudinal, diantaranya terdapat pleksus mienterikus Aurbach. Tunika adventisia berupa jaringan ikat jarang. Pada peralihan Pylorus Duodenum, dapat dipelajari perbedaan pada lapisan lapisannya. Pada tunika mukosa, di pylorus epitelnya selapis toraks dan pada duodenum epitelnya juga selapis toraks namun sudah mulai terdapat sel goblet diantara sel sel epitelnya. Pada pylorus terdapat foveola gastrika, sedangkan pada duodenum terdapat vilus intestinalis walaupun pada sajian keduanya terlihat mirip. Pada pyloarus terdapat kelenjar pylorus di dalam lamina propria, sedangkan pada duodenum terdapat kriptus Lieberkuhn, berupa kelenjar tubulosa simpleks. Dan kadang dalam lamina propria tampak nodule limfatikus.Tunika submukosa pada pylorus tidak terdapat kelenjar, sedangkan di duodenum dipenuhi kelenjar Brunner yang merupakan kelenjar tubulosa bercabang dan bergelung dan bersifat mukosa. Pada pylorus, tunika muskularis sirkularis tebal sedangkan di duodenum biasa. Tunika muskularis longitudinalis dan serosa / adventisia gambarannya sama.5Jejunum Jejunum dan ileum digantung dari suatu mesenterium, pangkalnya meluas sekitar 15 cm. dari ligamentum treitz. Setinggi L2 ke valve ileocaecalis di kuadran kanan bawah setinggi L4-5. Sehingga jejunum cenderung terletak dalam kuadran kiri atas dan ileum dalam kuadran kanan bawah abdomen. Ada perbedaan dalam mesenterium antara usus halus proximal dan distal. Dalam mesenterium jejunum, lemak yang terkandung di antara lembaran berakhir tepat sebelum mencapai batas usus, yang meninggalkan area bening, yang melalui ini dapat terlihat pembuluh darah yang mendarahi jejunum. Lemak dalam mesenterium ileum terbentang sampai dinding usus mesenterica, sehingga menyebabkan visualisasi yang buruk bagi pembuluh darah.Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip duodenum tetapi vilus intestinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Sel paneth lebih mudah dikenali pada sajian jejunum. Tunika submukosa disini tidak mengandung kelenjar, hanya terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis Kerckringi. Tunika muskularis dan serosanya memiliki susunan yang sama seperti pada duodenum.

IleumTunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak lagi. Di dalam lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus disebut Plaque Peyeri. Kelompokan nodulus limfatikus ini sering terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal penggal. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalam nya. Disini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis Kerckringi tampak lebih pendek dibanding yang terdapat pada duodenum maupun jejunum. Tunika muskularis dan tunika serosanya memiliki gambaran yang sama dengan duodenum dan jejunum.

Usus besar (Colon)Usus besar atau yang disebut juga colon dimulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat apendiks verniformis atau umbai cacing. Apendiks juga terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi sejumlah jaringan limfe. Sebagian terletak di bawah caecum dan sebagian dibelakang saecum atau retrocaecum. Caecum terletak di daerah illiaca kanan dan menempel pada otot illiopsoas. Dari sini colon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal dan di sebut colon ascendens. Dibawah hati berbelaok pada tempat yang disebut flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrik dan umbilical sebagai colon transverses. Di bawah limpa membelok sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian berjalan melalui daerah kanan lumbal sebagai colon descendens. Di daerah kanan illiaca terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk colon sigmoideus, dan kemudian masuk pelvis besar dan menjadi rektum.

Gambar Struktur colon terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang. Mukosa colon tidak mengadakan lipatan seperti plika sirkularis, dan tidak ditemukan vili usus sesudah valvula ileosekal. Lamina propria colon serupa dengan yang ada pada usus halus. Limfonodulis selalu ada dan dapat meluas sampai ke dalam submukosa, muskularis mukosa berkembang baik, terdiri atas serat-serat memanjang dan melingkar, dan dapat memberi bekas halus serat ke arah permukaan. Submukosanya tidak ada yang khas. Muskularis colon tersusun dari serat-serat memanjang mengelompok menjadi tiga pita memanjang terpisah berjarak sama yang disebut taenia coli. Diantara taenia, serat-serat otot polos memanjang membentuk lapis sangat tipis, dan tidak utuh. Lapis melingkar dalam serupa dengang yang ada pada usus halus. Serosa colon agak lain karena memiliki kumpulan sel-sel adipose mencolok di bawah mesotel yang membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut appendices epiploicae.5

GambarRektumRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena hasil sisa mekanisme pencernaan yaitu feses disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup. Struktur rektum serupa dengan yang ada pada kolon, tetapi dinding yang berotot lebih tebal dan membrane mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur yang disebut columna morgagni.

Gambar Mukosa rektum sama dengan pada colon, namun kriptinya agak lebuh panjang. Rektum menyemoit mendadak di bagian akhir ampula dan berlanjut sebagai saluran anus. Mukosa disini membentuk lipatan-lipatan memanjang, kolumna rektalis morgagni. Kripti liebercuhn di daerah ini memendek dan hilang sama sekali sepanjang garis tak teratus di atas lubang anus. Disini terdapat peralihan dari epitel selapis kolumnar menjadi epitel berlapis gepeng. Lamina propria di sini mengandung pleksus vena besar yang sering melebar menjadi varises dan dapat menonjol dari anus sebagai hemoroid. Lapisan otot polos melingkar dari saluran anus sangat menebal, membentuk sfingter ani, distal terhadapnya terdapat annulus melingkar dari otot rangka, yaitu sfingter otot eksternus5Mekanisme Pencernaan pada organ-organ

PancreasHormon duodenum tersebut diantaranya sekertin can CCK. Sekretin diabsorpsi ke dalam darah untuk mencapai pancreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pancreas dan usus. CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pancreas. Komposisi cairan pancreas yang disekresikan mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak. Enzim tersebut anatara lain :4Enzim proteolitik pancreas (protease):

Tripsinogen yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk embentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.

Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.

Lipase pancreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.

Amilase pancreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercema oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).

Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

HeparSebagai salah satu organ pencernaan, hati juga memiliki fungsi utamanya seperti sekresi, metabolisme, penyimpanan, detoksifikasi, dan lainnya. Fungsi sekresi hati yakni dengan memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak. Sedangkan fungsi metabolisme hati adalah memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna. Fungsi metabolism hati tersebut berkaitan dengan fungsi hati berikut :4Mempertahankan homeostatik gula darah, dimana hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.

Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.

Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.

Hati mensintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol. dan fosfolipid).

Hati mensintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk pe-nguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu.

Fungsi hati yang lainnya adalah penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A. D. E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu (contohnya pestisida) serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan. Hati juga memiliki fungsi detoksifikasi. Dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan dekto-sifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat a ing yang terdistintegrasi dalam darah. Selain itu hati juga dapat memproduksi panas karena berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur. Dan yang terakhir, hati jug adapt menyimpanan darah. Diman hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan, bersama dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

EmpeduKandung empedu ini berfungsi menyimpan cairan empedu yang secara terus-menerus disekresi oleh sel-sel hati sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan, sfingter Oddi menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK. Kandung empedu mengkonsentrasi / mengentalkan cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati. Empedu yang diskresikan akan melalui jalurnya, secara anatomi, empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis. Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari 97% air. pigmen empedu, dan garam-garam empedu. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Jaundice, atau warna kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari peningkatan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel hati (hepatitis), peningkatan dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu. Sedangkan garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu. Fungsi dari garam - garam empedu dalam usus halus adalah sebagai berikut :Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja enzim.

Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.

Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.

Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang mengatur sekresi cairan pancreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.