pbl blok 9 raissa

44
Pendahuluan Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul komplek menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Mind Map 1

Upload: adriancyusuf

Post on 18-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 9

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Blok 9 Raissa

Pendahuluan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek

diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem

pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan

anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua

organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari

molekul komplek menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas

tubuh manusia.

Mind Map

1

Page 2: Pbl Blok 9 Raissa

Struktur

1. Makroskopis 1,2

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah

sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,

usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang

terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.

Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem

pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Rongga mulut dibagi dalam:

1. Vestibulum oris

Merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi dengan

processus alveolarisnya di sebelah dalam.

Pendarahan:

Pembuluh nadi: Aa. Labiales superiores et inferiores, cabang a. facialis dan a.

Temporalis superficialis.

Pembuluh balik: V. Facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v. Facilais

communis dan bermuara ke dalam v. Jugularis interna.

Getah bening: Nnll. Submentales, submadibulares, dan parotideae yang kemudian

dialirkan ke dalam Nnll. Caevicales profundae.

2. Cavum oris propium

Gigi geligi

Terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir.

Pendarahan:

Nadi: atas : rr. alveolaris superiores, a. Infraorbitalis r. Alveolaris superior anterior

bawah : a. alveolaris inferior

pembuluh balik: atas : v. Facialis atau plexus pterygoideus.

bawah : v. Alolaris inferior

2

Page 3: Pbl Blok 9 Raissa

Persarafan: Nn. Alveolares superiores (V2), N. Alveolaris inferior (V5)

Palatum

Palatum durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis

maxillae dan processus horizontalis ossis palatini. Tulang-tulang ini dilapisi oleh

selaput lendir di sisi superior dan inferior.

Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi

beberapa otot.

Pendarahan : cabang-cabang a. maxilaris yakni a. palatina descendens, aa. Palatina

mayor ( palatum durum), dan aa. Palatinae minores (palatum molle).

Persarafan : plexus pharyngeus (N. IX +N. X), kecuali M. Tensor veli palatini oleh n.

Tensoris veli palatini cabang n. Trigeminus V3.

Diaphragma oris. Dasar mulut dibentuk oleh 3 otot yakni M. Digastricus venter

anterior, M. Mylohyoideus, dan M. Geniohyoideus. Fungsinya untuk membuka mulut.

Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan ororpharynx. Batas-

batasnya yakni : tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan dorsum linguae.

Lidah (lingua) mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut.

Pendarahan: nadi: a. lingualis

balik : v. Dorsalis linguale, Vv. Profunda linguae, V. Sublingualis.

Persarafan: sensibel : N. Lingualis V3, N. IX, N. X

Pengecap : N. Lingualis V3 (chorda typani N. VII), N. X

B. Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Dinding faring terdiri

dari 3 lapis yakni:

1. Tunica mucosa pharyngis

Terdiri atas nasopharynx yang berfungsi untuk pernafasan, oropharynx yang berfungsi

untuk pencernaan, dan laryngopharynx.

2. Tunica submucosa pharyngis

Di bagian atas sangat tebal dan melekatkan pharynx pada dasar tengkorak. Di bagian

bawah, di laryngopharyns, submukosa lebih elastis sehingga memudahkan pada saat

menelan.

3. Tunica muscularis pharyngis

3

Page 4: Pbl Blok 9 Raissa

Terdiri atas otot-otot melingkar dan membujur.

Otot-otot melingkar terdapat pada dinding posterior dan lateral pharynx.

- M. constrictor pharyngeus superior

- M. constrictor pharyngeus media

- M. constrictor pharyngeus inferior

Otot-otot membujur

- M. palatopharyngeus

- M. stylopharyngeus

- M. salpingopharyngeus

Pendarahan : A. thyroidea superior, A. pharyngea ascendens. Plexus venosus pharyngeus

Persarafan: plexus pharyngeus (N. IX + N. X)

C. Kerongkongan (Esofagus)

Merupakan suatu pipa muscular yang marupakan lanjutan pharynx. Pada esofagus dapat

dibedakan 3 bagian yakni:

1. Pars cervicalis (C6-7)

Anterior: trachea, gl. Thyreoidea

Posterior: vertebra cervicalis

Lateral Kanan/Kiri: A. carotis communis, N. recurrens

Lateral Ki: A. subclavia, ductus thoracicus

2. Pars thoracalis

Anterior : trachea + bronchus kiri, pericardium + atrium kiri, diaphragma

Posterior: vertebra thoracalis, ductus thoracicus , V. azygos, Aorta ascendens

Kiri: Arcus aorta, N. recurrent kiri , A. subclavia kiri, ductus thoracicus, pleura

Kanan: pleura, v. azygos

3. Pars abdominalis

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri

dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Selainitu juga terdapat 2 muara yakni

cardia : muara oesophagus → gaster dan pylorus : muara gaster→ duodenum, 2 lekukan 4

Page 5: Pbl Blok 9 Raissa

yaitu incisura cardiaca → curvatura major, incisura angularis → curvatura minor, dan 2

permukaan yaitu facies anterior dan facies posterior.

Lapisan dinding gaster :

- tunica mukosa: merupakan selaput lendir yang berlipat-lipat yang disebut plica

gastricae, sedangkan lipatan yang berjalan dari cardia sampai pilorus disebut magenstrase

WALDEYER. Pada permukaan lipatan gaster terdapat lekukan-lekukan kecil yang

disebut foveolae gastricae. Ada 3 macam kelenjar pada mukosa lambung yakni gl.

cardiacae : lender, gl. gastricae : pepsin & HCl, dan gl. pyloricae : pepsin

- tunica submucosa merupakan jaringan ikat yang kuat

- tunica muscularis :obliquus (lapisan paling dalam), circularis (merupakan lanjutan otot

sirkuler oesophabus yang melapisi corpus dan pilorus),,longitudinal (merupakan lapisan

terluar sepanjang kedua curvatura.

- tunica serosa: melapisi seluruh permukaan luar lambung sehingga lambung terletak

intraperitoneal.

Pendarahan:

Arteri : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra, A.

gastroepiploica sinistra, A. gastrica brevis.

Vena: V. gastrica brevis → V.lienalis, V. gastroepiploica sinistra, V. gastroepiploica

dextra, V. gastrica sinistra, V. gastrica dextra

Persarafan: parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X ki. (anterior), simpatis:

serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post ganglionic (ggl.plexus

celiacus)

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara

lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat

yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi

usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).

5

Page 6: Pbl Blok 9 Raissa

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),

lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus

terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus

penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak

setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua

belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara

saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Pendarahan:

Arteri: A. gastroduodenalis : cabang A. hepatica communis, A. pancreatico duodenalis

superior.anterior. & posterior à memperdarahi : duodenum.bagian.proximal, A.

pancreatico duodenalis inferior anterior & posterior : cabang A. mesenterica superior à

memperdarahi : duodenum.bagian distal

Vena: mengikuti arteri mengalirkan darah ke dalam V. porta, sebagian tidak langsung

melalui V. mesenterica superior dan v. lienalis

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus

dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,

panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.

Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus

(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan

dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.

6

Page 7: Pbl Blok 9 Raissa

Jejunum mempuyai dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada

illeum, arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita

sirkular yang rapat.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah

duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7

dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-

garam empedu.

Sifat illeum berlawanan dari Jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis,

diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa recta yang

pendek, dan pita sirkular yang renggang.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)

Mulai dari junctura ileo colica – flexura colli dextra

Vascularisasi :

o Arteri: A. ileocolica & A. colica dext. cabang A. mesenterica sup.

o Vena: V. ileocolica & V. colica dextra → v. mesenterica superior

Getah bening : Nnll paracolica → Nnll mesenterica superior.

Innervasi : plexus mesentericus superior

Kolon transversum

Dari flexura colli dextra à flexura colli sinistra

Vascularisasi

o Arteri: A. colica media, cabang a. mesenterica superior, A. colica sinistra, cabang

a. mesenterica inferior.

o Vena: V. mesenterica superior

Getah bening: Nnll. colica media à Nnll. mesenterica superior

Kolon desendens (kiri)

Letak : retro peritoneal, dari flex.coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra

7

Page 8: Pbl Blok 9 Raissa

Vaskularisasi : A. colica sinistra, cab. A. mesenterica inferior

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Berbentuk huruf S, dari PAP – S3, kemudian menjadi rectum rectosigmoid junction ±

15 cm dari anus

Vascularisasi : a. sigmoideae, cab. A. mesenterica inferior.

G. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah

suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus

besar.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat

menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau

peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix

(atau hanya appendix) adalah ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai

cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap,

lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang

jelas tetap terletak di peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai

appendektomi.

Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang

berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini

berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena

tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens

penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar

(BAB).

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari

tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.

Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui

proses defekasi (buang air besar), yang merupakan fungsi utama anus.

Pendarahan A. rectalis superior : cabang A. mesenterica superior, A. rectalis media, A.

rectalis inferior.

8

Page 9: Pbl Blok 9 Raissa

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas

terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas

jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

o Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

o Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, ollum pancreas, corpus pancreas, dan

cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas: pulau-pulau

LANGERHANS. Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone.

Pendararahan:

Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A. gastroduodenalis), A. pancreatico

duodenalis inferior (cabang A. mesenterica superior)

Vena: darah dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior

K. Hati

Dilapisi oleh peritoneum,kecuali yang berbatasan dengan diaphragma à Bare area/

area NUDA. Terdiri 2 lobus yakni lobus sinister dan dexter . Lobus dexter terbagi 2: lobus

caudatuss dan lobus Quadratus. Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang. di tempati

lig. teres hepatis & lig. Venosum arantii.

Terdiri dari 3 facies

• Facies diaphragmatica, berbatasan langsung dengan permukaan bawah paru

dan jantung à impressio cardiaca

• Facies visceralis = facies inferior

• Facies superior ~ bare area

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang

bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai

vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana

darah yang masuk diolah.

L. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang

dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.

Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap -

9

Page 10: Pbl Blok 9 Raissa

bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang

dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran

empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

2. Mikroskopis 3,4

Rongga Mulut

Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa

lapisan tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut

terhadap kerusakan selama mengunya dan hanya terdapat di gigivi dan palatum durum.

Lamina proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang.

Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut.

Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa

yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut

yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.

Lidah

Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papila-papila lidah. Epitelnya berlapis

gepeng bertanduk atau tidak bertanduk. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papila

lidah dan terdapat Tonsila Linguae. Pada bagian tengah lidah terdapat anyama penyambung

septum linguae. Otot intrinsik lidah yang merupakan unsur utama lidah berjalan vertikal,

longitudinal, dan tranxversal. Otot ekstrinsik terletak di dasar lidah.

Papila

Peninggian epitel mulut dan lamina propria, dengan bentuk dan fungsi yang bervariasi.

Ada 4 jenis papila yakni:

Papila Filiformis

Merupakan papila terbanyak yang tersebar di seluruh permukaan dorsal 2/3 anterior

lidah. Epitelnya berlapis gepeng bertanduk, tidak mempunyai taste buds. Papila ini

10

Page 11: Pbl Blok 9 Raissa

berbentuk kerucut memanjang (runcing). Modifikasi papila ini disebut papila cueniform

(plapila conica).

Papila Fungiformis

Tersebar diantara papila filiformis.Epitelnya berlapis gepeng tidak/sedikit bertanduk.

Permukaannya lebih lebar dari dasarnya sehingga bentuknya menyerupai cendawan

(jamur). memiliki taste buds. Modifikasi papila ini disebut papila lentiformis.

Papila Foliata

Papila ini kurang berkembang pada manusia. Papila Foliata terdiri atas 2 atau lebih

tonjolan dan alur pararel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak

kuncup kecap.

Papila Sirkumvalata

Merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan permukaan datar yang

menonjol diatas papila lain. Epitelnya berlapis gepeng tak bertanduk. Bentuknya

menyerupai papila fungiformis. Terdat sulcul sircular (cryptus) dan pada msisi

lateralnya terdapat taste bud. Ductus ekskretorius kelejar serous Van ebner bermuara ke

cryptus.

Oesophagus

Tunica mukosa

Epitelnya berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika muscularis mukosa hanya satu

lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang

merupakan perluasan kelenjar kardia.

Tunica submukosa

Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelejar submukosa atau

oesophageal glands.

Tunica muscularis

Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 bagian tengah terdiri dari campuran otot

polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos.

Gaster

Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Epitelnya

mukosa selapis toraks tanpa sel goblet. Sitoplasma oada permukaan apikalnya mengandung

musigen. Intinya oval Pada lamina propria terdapat kelenjar di :

11

Page 12: Pbl Blok 9 Raissa

Kelenjar Kardia dan Pilorus

Sel sekresinya menghasilkan mukus yang berfungsi untuk melindungi lambung dari

autodigestion.. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks, tubulosa bercabang.

Kelenjar Fundus (kelenjar Gaster)

Dimulai dari dasar gasric pits ke seluruh lamina propria sampai tunica muscularis

mukosa. Pada kelenjar ini terdat 4 macam sel yakni:

Usus Halus

Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat

brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan absorptif dan juga

mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet semakin banyak. Terdapat vili

intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa

simpleks, yang bermuara diantar vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di

bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel crytus berfungsi menggantikan sel-

sel epitel permukaan yang rusak. Dibagi dalam 3 daerah yakni:

Duodenum

Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk vili

intestinalis berbentuk lebar.

Jejunum

Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis Kerckringi tinggi-

tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.

illeum

terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina propria meluas

ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.

Usus Besar

Tunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet banyak

dintara sel epitel. Memiliki Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitorius. Sel paneth dan sel

argentafin sedikit sekali. Tunica muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang

disebut Taenia Coli

Appendix

12

Page 13: Pbl Blok 9 Raissa

Merupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris. Memiliki

banyak folikel limphoid di sub mukosa. Tida ada taenia coli. Strukturnya menyerupai usus

besar.

Rektum

Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collum (Anal column, Column of Morgagni).

Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan anus disebut Linea

Pectinata.

Anus

Tunica submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater Pacini.

Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunica Muskularis Mukosa/

lapisan longitudinal membentuk musculis dilator ani internus. Tunica musckularis sirkular

menebal pada ujungnya membentuk musculus Sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini

terdapat jaringan otot lurik Musculus Sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng

dengan lapisan tanduk, memiliki folike rambut, dan kelenjar sebasea.

3. Fungsi Saluran Pencernaan

a, Absorbsi Karbohidrat

Dalam bentuk monosakarida terutama heksosa yaitu glukosa , fruktosa , manosa , galaktosa..

Kecepatan absorbsi heksosa lebih cepat dari pentosa. Absorbsi hexosa lebih cepat karena

aktif + difusi + fosforilasi sebelum diabsorbsi. Fosforilasi dapat dihambat oleh ouabain

(inhibitor pompa Na) , monoiodoasetat , fluorisin (hambar reasorbsi glukosa)

Gangguan Pencernaan dan absorbsi:

1.Defisiensi laktase disebabkan oleh intoleransi terhadap laktosa. Gejala dan tanda intoleransi

laktosa : Kejang perut,diare,kembung karena penimbunan laktosa yang osmotik aktif dan

kerja fermentasi gula oleh bakteri usus sehingga menghasilkan gas dan produk yang

mengiritasi usus.

2.Defisiensi sukrase dan iso maltase terdapat bersamaan sifat diturunkan, timbul setelah

minum gula pada masa kanak kanak. Gejala sama dengan intoleransi laktosa.

13

Page 14: Pbl Blok 9 Raissa

a.Disakariduria : defisiensi disakaridase = tersekresi disakarida dalam urin.

Absorbsi disakarida dapat terjadi karenakerusakan dinding usus atau sprue atau karena

penimbunan disakarida dalam usus.

b. Malabsorbsi monosakarida: kelainan kongenital absorbsinya glukosa dan galaktosa

diabsorbsi sangat lambat karena gangguan pada mekanisme pengemban.

b.Absorbsi Lemak

Lemak hidrolisis -> gliserol, asam lemak digliserida , monoasil gliserida dan emedu -> misel

(campuran garam empedu lesitin dan kolesterol) -> dapat larut -> masuk ke sel mukosa usus -

> pemecahan lengkap -> gliserol dan asam lemak -> resintesa trigliserida -> pembentukan

lymphe lacteals rongga abdomen -> ductus thoracicus sebagai kilomikron -> darah. Garam

empedu -> darah portal -> hepar -> empedu -> usus : sirkulasi heteropatik dari garam

empedu. Fosfolipid , hidrofilik -> diserap dalam bentuk aslinya -> vena portal -> hepar

Kolesterol diabsorbsi ke lymhe dalam bentuk ester, dalam darah dalam bentuk bebas. Dr

sterol tanaman tidak ada yang diabsorbsi kecuali ergosterol yang diabsorbsi setelah iubah jadi

vitamin D

Steatorrhea : lemak dalam feses >> karena gangguan emulsifikasi , pencernaan atau absorbsi

lemak misal pada icterus obstructivus , pankreatitis kronika , obstruksi saluran empedu.

Kiluria : urine seperti susu karena adanya hubungan abnormal antara traktus urinatus dan

sistim aliran limfe usus fistula kilosa th/ triasik gliserol dan asam lemak rantai sedang

Kilotoraks : cairan pleura seperti susu karena hubungan abnormal antara rongga pleura dan

cairan limfe usus halus -> th/ triasil gliserol + asam lemak pendek.

c. Absorbsi Asam Amino dan Protein

Hampir semua protein makanan dihidrolisa -> asam amino -> cepat di absorbsi dari usus - >

v.porta. Beberapa dihidrolisis dari dipeptida diselesaikan dalam dinding usus.. Ada perbedaan

kecepatan absorbsi di usus antara isomer Asam amino :

14

Page 15: Pbl Blok 9 Raissa

a. Isomer (L) ditranspor aktif melalui usus dan mukosa -> serosa dalam hal ini diperlukan

vitamin B6 (piridoksal fosfat)

b. Isomer (D) ditranspor secara difusi bebas asam amino disintetik dipakai untuk selidiki

transpor asam amino -> model

Asam amino iso butirat menyerupai valin dan methionin -> ditranspor melalui membran sel

seperti asam amio methionin -> ditranspor melalui membran seperti asam amino alam tetap

di dalam sel. tak dapat dimetabolisir -> sehingga tetap daat diidentifikasi dan dianalisis..

Asam l amino-siklopentano-l karboksilat menyerupai glisin. Ada sifat kompetitif antar asam

amino , bila suatu asam amino >> hambat absorbsi asam amino yang lain. Ada kepekaan

individu terhadap protein. Protein = antigenik : mamu merangsang Rx imunologis hanya bila

protein dalam bentuk relatif besar.

Hidrolisa protein merusak sifat antigennya meskipun smp tkt polipeptida -> bisa diserap

meskipun tidak dihidrolisis -> asam amino Contoh : antibodi kolostrum dapat digunakan

bayi, memperkuat dukungan pada hipotesis dasar kelainan tropical sprue terletak dalam sel

mukosa usus -> memungkinkan polipeptida yang dihasilkan dari pencernaan gluten ( protein

gandum) (terpenting oleh pepsin dan tripsin) tidak hanya tmblkan efek lokal yang merugikan

di dalam usus tetapi juga diabsorbsi ke dalam sirkulasi sehingga merangsang pembentukan

antibody. Antibody terhadapp gluten gandum atau bagian bagiannya sering terdapat pada

pend. non. trop. sprue. Sifat merugikan -> polipeptida dengan 6-7 asam amino misal glutamin

dan prolin dapat empunyai sifat -sifat yang merugikan.

4. Mekanisme Saluran Pencernaan 6-9

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:

o menerima makanan

o memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)

o menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah

o membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus

halus, usus besar, rektum dan anus. Selain itu, Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ

yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

15

Page 16: Pbl Blok 9 Raissa

Mulut

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang

(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari

kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-

enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Pada saat makan, aliran dari ludah

membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.

Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein

dan menyerang bakteri secara langsung.Proses menelan dimulai secara sadar dan

berlanjut secara otomatis.

Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke

paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit

lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.

Kerongkongan (esofagus)

merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir.

Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gelombang kontraksi dan relaksasi

otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

Lambung

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi

sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan

dengan enzim-enzim.

Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:

∞ lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.

Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter

pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada

terbentuknya tukak lambung.

∞ Asam klorida

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin

guna memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam

dirangsang oleh:

16

Page 17: Pbl Blok 9 Raissa

saraf yang menuju ke lambung

gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)

histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).

∞ prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan

satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan

kandungan utama dari daging.

Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan

aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

Usus halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum

akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.

Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter

Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.

Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk

dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.

Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki

lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).

Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,

sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap.

Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.

Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.

Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-

lipatan, vili dan mikrovili.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati

melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air

(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui

usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk

17

Page 18: Pbl Blok 9 Raissa

melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus

menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.

Pankreas

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke

dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui

berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung

dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam

duodenum. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan

lemak.

Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh

dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai

saluran pencernaan.

Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi

duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin

dan glukagon).

Hati.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah

yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung

dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.

Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang

masuk diolah.

Darah diolah dalam 2 cara:

Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang

Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan

oleh tubuh.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan

zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh

dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%

18

Page 19: Pbl Blok 9 Raissa

kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.

Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.

Empedu

Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya

sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu

serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.

Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan

makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

Membantu pencernaan dan penyerapan lema

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:

∞ Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut

dalam lemak untuk membantu proses penyerapan

∞ Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu

menggerakkan isinya

∞ Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari

sel darah merah yang dihancurkan

∞ Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh

∞ Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan

kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh

garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam

setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di

dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa

dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

Usus besar

Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.

Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum

bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

19

Page 20: Pbl Blok 9 Raissa

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa

menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi

yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Rektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon

sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di

tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan

tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari

tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari

usus.

Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Enzim dalam pencernaan

Pencernaan dalam Mulut

Liur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH

sekitar 6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada waktu

mengunyah dan menelan makanan. Gerakan mengunyah berfungsi memecah makanan

sehingga terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi kerja enzim.

Liur juga merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol dan morfin), ion-

ion organik (K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi imunoglobulin (IgA)).

-Amilase liur mampu membuat pati dam glikogen dihidrosis menjadi amltosa dan

oligosakarida. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH <4, sehingga kerja pencernaan

dalam mulut akan terhenti ketikalingkunagn lambung yang asam menembus partikel

makanan. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan dorsal lidah (kelenjar Ebner).

Pencernaan dalam Lambung

Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl 0,2-

0,5% dengan pH 1.getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir) serta

garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.

5. Pemeriksaan 11

20

Page 21: Pbl Blok 9 Raissa

a. Fisik

Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan

perkusi. Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan

agar hasil pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi

terhadap abdomen.

Ada dua macam cara pembagian topografi abdomen yang umum dipakai untuk menentukan

lokalisasi kelainan, yaitu:

1. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui

umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan

kiri bawah.

2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis

vertikal.

Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga

kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior

(SIAS).

Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS

dan mid-line abdomen.

Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri,

lumbal kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/

suprapubik, dan iliaka kiri.

Pada keadaan normal, di daerah umbilical pada orang yang agak kurus dapat terlihat

dan teraba pulsasi arteri iliaka. Beberapa organ dalam keadaan normal dapat teraba di daerah

tertentu, misalnya kolon sigmoid teraba agak kaku di daerah kuadaran kiri bawah, kolon

asendens dan saecum teraba lebih lunak di kuadran kanan bawah. Ginjal yang merupakan

21

Page 22: Pbl Blok 9 Raissa

organ retroperitoneal dalam keadaan normal tidak teraba. Kandung kemih pada retensio urine

dan uterus gravid teraba di daerah suprapubik.

Inspeksi

Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama

dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:

Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun

pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-

bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan

lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena

(obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).

Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).

Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali,

kista ovarii, hidronefrosis).

Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.

Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau

tumor apa.

Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada

dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).

Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan

gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.

Perhatikan juga gerakan pasien:

Pasien sering merubah posisi à adanya obstruksi usus.

Pasien sering menghindari gerakan à iritasi peritoneum generalisata.

Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi à

peritonitis.

Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri à

pankreatitis parah..

Palpasi

22

Page 23: Pbl Blok 9 Raissa

Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:

Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya

pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru.

Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan

untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak

melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding

abdomen.

Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang

dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.

Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta

untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan

menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus

rectus relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang

selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.

Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri

berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian

depan dinding abdomen.

Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.

Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen &

dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara,

sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat

teraba saat memantul.

Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan

penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan

lainnya.

Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya,

konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan,

dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya digambarkan skematisnya.

Palpasi hati; dilakukan dengan satu tangan atau bimanual pada kuadran kanan atas.

Dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mid-line & SIAS. Bila

23

Page 24: Pbl Blok 9 Raissa

perlu pasien diminta untuk menarik napas dalam, sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati

dinyatakan dengan berapa sentimeter di bawah lengkung costa dan berapa sentimeter di

bawah prosesus xiphoideus. Sebaiknya digambar.

Anatomic Location of Organs by Quadrant

RIGHT UPPER QUADRANT (RUQ ) Liver

Gallbladder Duodenum

Head of pancreas Right kidney and adrenal Hepatic flexure of colon

Part of ascending and transverse colon

LEFT UPPER QUADRANT (LUQ) Stomach Spleen

Left lobe of liverBody of pancreas

Left kidney and adrenalSplenic flexure of colon

Part of transverse and descending colon

RIGHT LOWER QUADRANT (RLQ) Cecum

Appendix Right ovary and tube

Right ureter Right spermatic cord

LEFT LOWER QUADRANT (LLQ) Part of descending colon

Sigmoid colon Left ovary and tube

Left ureterLeft spermatic cord

MIDLINE Aorta

Uterus (if enlarged) Bladder (if distended)

Perkusi

Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan,

menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi

cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara

bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ

berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).

Orientasi abdomen secara umum.

Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk

mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi

usus, pekak hati akan menghilang.

24

Page 25: Pbl Blok 9 Raissa

Cairan bebas dalam rongga abdomen

Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara

perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness

dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien

dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah. Cara pemeriksaan

asites:

o Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).

Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah

ketukan pada satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan

yang akan diteruskan ke sisi yang lain.

Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada

satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang-ulang pada

dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan adanya tekanan

gelombang.

o Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).

Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah.

Pasien tidur terlentang, lakukan perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke

redup pada kedua sisi. Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi, lakukan

perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara timpani ke redup maka akan

tampak adanya peralihan suara redup.

Auskultasi

Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising

pembuluh darah. Dilakukan selama 2-3 menit.

Mendengarkan suara peristaltic usus.

Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke

seluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan

dan udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.

25

Page 26: Pbl Blok 9 Raissa

Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).

Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih

tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound).

Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat,

bahkan sampai hilang.

Mendengarkan suara pembuluh darah.

Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada

aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar

adanya bising vena (venous hum) di daerah epigastrium

b.Penunjang : Radiologi dan Laboratorium 5,10

Pemeriksaan abdomen secara keseluruhan :

1. Rontgen

Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan

persiapan khusus dari penderita.

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

2. Sinar X pada Abdomen

Sinar X pada abdomen berguna untuk mendeteksi ukuran, struktur, dan jaringan tubuh yang

abnormal. Dalam pemeriksaan ini, prosedur yang harus dijalankan, antara lain:

Asupan makanan dan cairan biasa tidak dibatasi.

Pakaian dilepaskan dan pasien hanya menggunakan gaun kertas atau kain.

Pasien berbaring pada posisi terlentang dengan lengan terlentang di atas meja sinar X yang

telah dimiringkan.

3. CT scan abdomen

CT abdomen berguna untuk mendiagnosis tumor, obstruksi, kista, hematoma, dan kondisi

26

Page 27: Pbl Blok 9 Raissa

lainnya yang terjadi pada abdomen. Zat pewarna kontras per IV dapat digunakan unutk

meningkatkan visualisasi. Ginjal dan aliran urin mudah terlihat dengan zat kontras.

4. USG Perut

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.

USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan

juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya

cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan,

sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus

halus atau usus besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak

memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan

gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran

dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem

video.

Berdasarkan skenario , sang bapak mengeluh sakit perut yang makin lama makin bertambah

hebat dan pada peeriksaan ditemukan nyeri tekan pada regio inguinalis (iliaca) dekstra.

Tanda dan gejala appendicitis adalah nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah dan biasanya

dapat disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan

lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan

dijumpai. Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang

secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah kanan. Apabila

appendiks telah ruptur, nyeri dan dapat lebih menyebar ; distensi abdomen terjadi akibat ileus

paralitikdan kondisi klien memburuk.

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan dan mendiagnosa adanya

penyakit radang usus buntu (Appendicitis). Diantaranya adalah pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi :

1. Pemeriksaan Fisik.

Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan

(swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada

perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa

27

Page 28: Pbl Blok 9 Raissa

nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana

merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut.

Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-

tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus

buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa

nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih

menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel

darah putih (leukosit) hingga sekitar 10.000 ?18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan

yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah).

3. Pemeriksaan Radiologi .

foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan ini jarang

membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi (USG) cukup

membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71 ?97 %), terutama untuk

wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan

pemeriksaan CT scan (93 ?98 %). Dengan CT scan dapat terlihat jelas gambaran

apendiks.

28

Page 29: Pbl Blok 9 Raissa

Daftar Pustaka

1. Snell RS . Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 , Sistem Digestivus . Jakarta : EGC ; 2006.p.148-52

2. Moore KL , Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR,editor , Sistem Digestivus. Jakarta: EGC ; 2002.p.83-7

3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran

Cerna. Jakarta : EGC; 2007.p.278-307.

4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik

Histologi. Saluran Cerna. Jakarta: Penerbit Universitas Trisaksi; 2007.p.101-27.

5. Kee JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. In: Kapoh RP, editor.

Pengkajian Laboratorim/Diagnostic Fungsi Tubuh. Jakarta: EGC; 2008.p.719-21.

6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. In: Bani AP,

Sikumbang TMN. Pencernaan dan Absorpsi. 25th ed. Jakarta: EGC;2003.p.632-44.

7. Digestivus. Edisi 2009. Diunduh dari tennumber.blogspot.com . 25 Juli 2009.

8. Biologi Sstem Pencernaan. Edisi 2009. Diunduh dari :

h ttp://www.indonesiaindonesia.com/f/10673-biologi-sistem-pencernaan/ .22 Juli 2009.

9. Sistem Digestivus. Diunduh dari : http://bertousman.blogspot.com/2009/02/sistem-

digestivus.html . 22 Juli 2009.

10. Radiologi . Diunduh dari : http://www.rssumberwaras.com/idt.php?p=fsl&sub=radiologi .

22 Juli 2009.

11. Pemeriksaan Fisik Abdomen . Diunduh dari :

http://www.scribd.com/doc/7632430/Pemeriksaan-Fisik-Abdomen/ . 22 Juli 2009.

29