paper menstra
TRANSCRIPT
BAB I
LATAR BELAKANG
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) merupakan perusahaan penyelenggara informasi
dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap
(full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOMSEL menyediakan jasa
telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed
wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik
secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.
Kehadiran teknologi yang demikian nyata menjawab berbagai kebutuhan dan
menciptakan kegiatan bisnis baik di sektor hilir maupun hulu. Integrasi antar Industri terlaksana
(IT) dan perkembangan Komputer menjawab berbagai kebutuhan dan menawarkan berbagai
kemudahan. Beragam bentuk Iayanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat telah
mendorong berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang
beragam pula, seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan, personalitas,
portabilitas, dan harga. Maka muncul Iah teknologi-teknologi barn seperti IN, ISDN, frame
relay, ATM, SDH, HFC, GSM, CDMA, ADSL hingga pada teknologi satelit. Tantangan bagi
industri telekomunikasi selanjutnya adalah bagaimana menyediakan kanal informasi yang sesuai
kebutuhan, murah, efisien dan andal.
Peran industri komputer, terutama industri perangkat Iunak, sangat menentukan dalam
memunculkan Iayanan-Iayanan baru. Sejumlah vendor besar dalam industri perangkat Iunak
dewasa ini tengah bersaing dalarn menciptakan dan merebut pasar Iayanan-Iayanan baru
berbasis IT. Disamping itu, perusahaan-perusahaan jasa di berbagai sektor tengah bersaing juga
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para kastomemya dengan menerapkan
layanan berbasis IT services.
Sedangkan industri elektronika sangat berperan dalam menghasilkan perangkat perangkat
janngan dan terminal jasa telekomunikasi yang berkemampuan tinggi. Karaktenstik perangkat
terminal jasa telekomunikasi selanjutnya sangat menentukan kepada tingkat aksesibilitas Iayanan
dan tingkat pemanfaatan Iayanan oleh para penggunanya. Semua faktor pendorogn di atas
semakin cepat karena perkembangan teknologi digital yang lebih cepat dan kapasitas yang lebih
tinggi.
Perkembangan industri Telekomunikasi yang demikian pesat, khususnya di Indonesia,
mulanya dihuni oleh dua pemain yaitu Telkom dan Indosat, sehingga dikenal adanya duopoli.
Namun, bersamaan dengan munculnya bisnis baru, persaingan antar pelaku dalam industri
telekomunikasi menjadi lebih ketat. Persaingan ini semakin ketat dengan keluarnya UU No. 5
Tahun 1999, tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat. Sampai
tahun 2008 diperkirakan ada 10 operator besar di Indonesia, dimana satu dengan lainnya
bersaing dalam berbagai bentuk produk telekomunikasi diantaranya yang paling ketat adalah
persaingan dalam bentuk pemasaran celluler phone.
Persaingan menjadi sesuatu yang lumrah dan dibutuhkan untuk menciptakan barang dan
jasa lebih efisien. Tidak mengherankan dengan keluarnya UU No. 5 muncul lembaga KPPU
(Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang menjamin bahwa antar pengusaha dilarang terjadi
kolusi dan harga barang dan jasa yang ditawarkan berada pada pengawasan mereka. Artinyua,
KPPU punya wewenang untuk mengatakan bahwa harga barang dan jasa di industri terlaksana
misalnya terlalu mahal sehingga harus diturunkan. Hal ini telah terbukti dengan diturunkannya
harga SMS yang ditetapkan oleh berbagai penyedia jasa terlaksana. Menurut KPPU harga SMS
yang layak hanyalah Rp. 75 per SMS, dan ini masih termasuk mahal. Dengan lahirnya UU ini
maka berbagai perusahaan muncul dengan fungsi yang berbeda di industri telekomunikasi
menjamur, bahkan perusahaan dari luar negeri diperkenankan terlibat di Indonesia. Secara
ekonomi, semakin banyak muncul pengusaha akan menuntun harga yang ekonomis dan
menjamin terlindunginya kebutuhan perusahaan.
Kondisi demikian dihadapi oleh setiap perusahaan di industri telekomunikasi , tidak
terkecuali Telkom yang merupakan perusahaan besar di Indonesia.
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya
pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan
telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran
informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang
dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras
menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka
sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information
superhighway.
Sebagai operator selular yang terdepan di Indonesia, Telkomsel sadar bahwa saat ini
semua mata di industri telekomunikasi tertuju kepada Telkomsel dan kinerja finansial yang kuat
tidaklah cukup untuk kelangsungan bisnis Telkomsel. Terlebih lagi dalam industri yang sangat
kompetitif dengan adanya 11 operator telekomunikasi di Indonesia. Keadaan ini menyadarkan
Telkomsel bahwa pertumbuhan yang harus ditempuh oleh Telkomsel adalah pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Di dunia bisnis modern sekarang ini, makna berkelanjutan sendiri berarti melibatkan 3
aspek kinerja, yaitu kinerja finansial, sosial, dan lingkungan, atau apa yang disebut oleh triple
bottom line. Dengan demikian, Telkomsel sejak awal telah berkomitmen untuk mencapai kinerja
terbaik di semua aspek, dengan terus bertumbuh selaras dengan harapan dan tuntutan dari para
pelanggan, pegawai masyarakat dan lingkungan hidup. Kinerja di semua aspek itulah yang
menjamin pertumbuhan berkelanjutan Telkomsel.
Telkomsel adalah perusahaan seluler terbesar di Indonesia,pelanggan Telkomsel telah
mencapai 65.30 juta pada akhir tahun 2008. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu
SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (paskabayar). Jangkauan sinyal
operator ini telah melayani 95% wilayah indonesia.
Produk dan layanan Telkomsel tak luput menghadirkan layanan yang memenuhi
kebutuhan mobile lifestyle. Sebut saja: akses 3G, Telkomsel Flash, mobile banking, mobile
wallet T-Cash, BlackBerry Internet Service, iPhone 3G, nada sambung pribadi dan ribuan konten
layanan lainnya. Tak hanya itu, pelanggan yang kesulitan dalam menggunakan layanan juga
memiliki sarana penyaluran yang memadai. Telkomsel memiliki 550 ribu pusat layanan
berstandar ISO:9001 versi 2000.
Saham Telkomsel mayoritas dipegang oleh Telkom 65% dan sisanya dipegang oleh
Singtel 35%. Tantangan yang dihadapi oleh telkomsel adalah semakin banyaknya kompetitor
baru yang bermunculan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pendapatan operasi yang kecil
yaitu 1.4% dari tahun 2007 ke 2008 menjadi Rp37.20 triliun. Kecilnya peningkatan pendapatan
operasi ini disebabkan oleh penurunan tarif sebagai hasil dari kompetisi yang ketat pada tahun
2008. Ketatnya persaingan dari kompetitor mengharuskan Telkomsel harus terus berinovasi
dalam pengembangan dan diversifikasi produknya. Telkomsel memiliki kapasitas untuk
mempertahankan diri sebagai perusahaan seluler terbesar di Indonesia karena dengan pelanggan
terbesar Telkomsel juga memiliki luas jangkauan, kualitas jaringan, inovasi produk dan layanan,
layanan pelanggan yang andal, serta tarif kian terjangkau. Namun jika semua ini tidak diimbangi
dengan inovasi dan diversifikasi produk maka bukan hal yang mustahil suatu saat Telkomsel bisa
dikalahkan oleh para kompetitor.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 SEJARAH PERUSAHAAN
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Resmi didirikan tahun 1995 dengan kantor pusat
di Jakarta. Kepemillikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT Telekomunikasi Indonesia
(TELKOM: JSX:TLKM; NYSE:TLK;LSE:TKID) dan 35% SingTel Mobile.
Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk
mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut,
Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia
secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai
teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan
roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang
pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel
menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station
(BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama
pelanggan di seluruh Indonesia.
Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus
mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi
perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus
mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia
layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.
Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan
sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan
teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang
dengan tetap mendukung pelestarian negeri.
Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai
sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja
dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian
lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Visi perusahaan
Visi dari TELKOM adalah: To become a leading InfoComm player in the region.
TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoComm terkemuka
dikawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut kekawasan Asia Pasifik.
Misi Perusahaan TELKOM mempunyai misi memberikan layanan “One Stop Infocomm Service with
Excellent Quality and Comparative Price and to be The Role Model as the Best Managed
Indonesian Comporation” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik
berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kopetitif.
TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan
mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif,
serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
2.2 STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PERUSAHAAN
Dimiliki 100% oleh Singapore Telecommunications, Ltd. (SingTel: SGX:TELE.SI).
Selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait kepemilikan dan bentuk badan hukum
perusahaan Telkomsel.
Untuk melindungi kepentingan para pemilik saham dan pemangku kepentingan,
Telkomsel memiliki standar komitmen yang tinggi terhadap tata kelola perusahaan.Standar
komimen ini harus dibangun dalam nilai-nilai budaya perusahaan dan imbalan untuk pribadi,
serta integritas perusahaan, maupun berupa standar etik dan perasaan saling menghormati yang
patut dicontoh. Komitmen yang jelas terhadap tata kelola perusahaan merupakan hal yang
esensial bagi seluruh karyawan termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan
Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada para pemilik saham untuk menjamin bahwa
Telkomsel beroperasi sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Telkomsel mematuhi
peraturan dan hukum pemerintah RI dan karena itu mematuhi UU Perseroan Terbatas Nomor 40
tahun 2007. Sebagai anak perusahaan PT Telkom, Telkomsel juga wajib mematuhi berbagai
peraturan dan prinsip tata kelola perusahaan yang ditentukan grup TELKOM.
2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Meski Telkomsel adalah perusahaan swasta, yang bukan perusahaan publik, Telkomsel
telah memiliki unit tersendiri untuk mendukung dan melaksanakan program-program perusahaan
yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan serta secara aktif menyediakan
materi informasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu tim CSR Program & Support
Management Divisio
Telkomsel mengidentifikasi terdapat delapan kelompok pemangku kepentingan
Telkomsel, yaitu: (1) lingkungan; (2) masyarakat; (3) para karyawan, yang terdiri dari karyawan
tetap, karyawan paruh waktu, dan outsource; (4) mitra bisnis, yang terdiri dari supplier atau
vendor, mitra dealer dan partner sinergi; (5) regulator, yang terdiri dari regulator internasional,
pemerintah Indonesia, dan pemerintah daerah; (6) kreditur dan bank; (7) para pemegang saham;
dan (8) para customer/pelanggan, yang terdiri dari korporasi dan ritel. Telkomsel menyadari
pentingnya peranan para pemangku kepentingan bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Oleh sebab itu Telkomsel senantiasa membina hubungan baik dengan para pemangku
kepentingan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai budaya
korporat.
2.4. BISNIS PERUSAHAAN
Telkomsel memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda.
KartuHALO untuk pelanggan pascabayar, simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar.
Telkomsel juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para
pelanggan, yang mencakup:
Call waiting
Call forwarding
Voice mail
International roaming
Short message service (SMS)
IDD/International Service
Flash
Blackberry
TELKOM sebagai penyedia jasa teleomunikasi terbesar di Indonesia memiliki
keunggulan dari sisi infrastruktur karena didukung pendanaa oleh pemerintah. Dengan
keunggulan tersebut TELKOM telah mampu mengembangkan produk yang menjadi 5 (lima)
pilar bisnis mereka, yaitu:
1. Fixed Phone (TELKOM Phone)
- Personal Line
- Corporate Line
- Wartel & Telum
2. Mobile Phone (TELKOMSEL)
- Prepaid Services (simPATI)
- Postpaid Services (Halo)
3. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)
- Interconnection Services
- Network Leased Services
4. Data & Internet
- Leased Channel Service (TELKOM Link)
- Internet Service (TELKOMNet)
- VoIP Service (TELKOM Save & Global 017)
- SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM SMS)
5. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)
- Prepaid Services (Flexi Trendy)
- Postpaid Services (Flexi Classy)
Bagaimanapun produk seperti diatas senantiasa membutuhkan pencerahan
(enlightining) kepada pelanggan, baik perseorangan, kelompok, perusahaan, korporasi
sehingga mengenali dan dapat menciptakan permintaan. Dengan demikian maka senantiasa
tercipta permintaan kepada barang dan jasa yang dihasilkan oleh Telkom.
BAB III
ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI PERUSAHAAN
3.1. ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN
The Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix for PT Telkomsel
No Key Internal Factors Weight Rating Weighted
Score
Strength
1 Telkomsel mencatat peningkatan pelanggan baru pada kuarter
pertama tahun 2009 sebesar 6.83 juta.
0.14 4 0.56
2 Telkomsel memiliki 550 ribu pusat layanan berstandar
ISO:9001 versi 2000, berupa Call Center, GraPARI,
GeraiHALO, KiosHALO, Outlet Dealer, dan M-Kios.
0.12 4 0.48
3 Kebijakan diversifikasi produk. 0.11 3 0.33
4 Aplikasi berbasis IT yang digunakan Telkomsel dalam
meningkatkan pelaksanaan dan mekanisme untuk mengukur
kinerja karyawan.
0.10 4 0.40
5 Efektivitas kebijakan penetapan harga. 0.07 3 0.21
6 Kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi global (asing). 0.08 3 0.24
Weakness
7 Rasio keuangan PT Telkomsel (2004 s/d 2008) (stabil namun
ada kecenderungan menurun pada tahun 2008).
0.06 2 0.12
8 Peningkatan beban depresiasi, operasi dan perawatan. 0.10 1 0.10
9 Penelitian dan pengembangan yang dilakukan tidak
berhubungan langsung dengan core bussines Telkomsel.
0.10 1 0.10
10 Utang Telkomsel yang meningkat pada tahun 2008. 0.12 2 0.24
Total 1.00 2.78
3.2. ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
The External Factor Evaluation (EFE) Matrix for PT Telkomsel
No Key External Factors Weight Rating Weighted
Score
Opportunities
1 Jangkauan sinyal di Indonesia 0.07 3 0.21
2 Jumlah menara BTS 0.06 4 0.24
3 Kesetiaan pelanggan 0.08 4 0.32
4 Jasa tambahan (RBT, 3G, Internet) 0.03 3 0.09
5 Budaya masyarakat Indonesia dalam bertelekomunikasi 0.06 2 0.12
6 Teknologi yang digunakan 0.06 2 0.12
7 Variasi voucher (isi ulang) 0.03 2 0.06
8 Jaringan dan kualitas customer service 0.07 4 0.28
9 Segmentasi pasar dan market share 0.04 2 0.08
10 Image product 0.06 3 0.18
Opportunities telkomsel yang terbesar adalah jumlah menara BTS yang hampir
menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang tidak dimiliki oleh para pesaing, Dalam Kesetiaan
Pelanggan Telkomsel telah menjadi pemimpin hal ini tercatat dengan kemampuan Telkomsel
menjaring pelanggan sebasar65.30 juta pelanggan pada akhir tahun 2008, dan opportunities
lainnya adalah jaringan dan kualitas customer service yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing. Saat ini budaya masyarakat Indonesia dalam bertelekomunikasi lebih condong
menggunakan sms, sebenarnya kami ingin kebudayaan ini diubah menjadi telepon ataupun video
call.
Dengan kejernihan suara telkomsel, kami mendapatkan banyak keuntungan dari jasa
Ring Back Tone yang bekerjasama dengan pemilik hak lagu terkait.
The External Factor Evaluation (EFE) Matrix for PT Telkomsel
No Key External Factors Weight Rating Weighted
Score
Threats
11 Aliran data berbanding jumlah BTS 0.06 2 0.12
12 Profil kependudukan Indonesia berbentuk seperti piramida 0.04 3 0.12
13 Wacana Number Portability 0.05 3 0.15
14 Cuaca Indonesia yang menggangu telekomunikasi 0.02 1 0.02
15 Teknologi yang lain (CDMA, surat, email) 0.04 2 0.08
16 Persaingan harga yang kompetitif 0.08 4 0.32
17 Isu kesehatan dalam penggunaan handphone (radiasi) 0.02 1 0.02
18 Persaingan iklan yang kompetitif 0.06 3 0.18
19 Intervensi pemerintah dalam penetuan harga dan non harga 0.04 2 0.08
20 Kondisi geografis Indonesia 0.03 1 0.03
Total 1.00 2.82
Threat yang paling besar yang ada di Telkomsel adalah persaingan harga yang
kompetitif, munculnya para kompetitor di tahun 2007 dan awal tahun 2008 memunculkan perang
tarif, kompetitor baru maupun kompetitor yang telah ada sebelumnya berusaha menarik para
pelanggan baru maupun pelanggan Telkomsel dengan tarif telepon dan sms yang murah,
sehingga Telkomsel pun berusaha menurunkan tarifnya, namun hal ini berdampak dengan
melambatnya pertumbuhan pendapatan telkomsel pada tahun 2008 yang hanya sebesar 1,4%.
Adanya kompetisi yang intens dan perang tarif, Telkomsel melakukan strategi untuk
memenangkan pelanggan baru di 2008. Telkomsel menambah pelanggan baru sebesar 17.41 juta
pada tahun 2008, dimana 42% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007. Dengan hasil ini,
pelanggan Telkomsel telah mencapai 65.30 juta pada akhir tahun 2008, 36% kenaikan dari tahun
sebelumnya, terdiri dari 1.94 juta pelanggan kartuHALO (tumbuh 1%), 43.03 juta pelanggan
simPATI (tumbuh 79%) dan 20.33 juta pelanggan Kartu As (turun 8%). Efektivitas kebicakan
harga “pricing policy” Telkomsel, penurunan tarif per menit diimbangi dengan peningkatan yang
signifikan dalam penggunaan menit percakapan “minutes of usage/MOU”. MOU tumbuh 257%
dari tahun 2007 ke 2008, (dari 25.2 miliar menitmenjadi 90.2 miliar menit).
Teknologi CDMA juga cukup berperan negative dalam pertumbuhan pelanggan maupun
pendapatan kita. Saat ini, kebanyakan pelanggan pelanggan memiliki dua nomor (CDMA dan
GSM) dan mereka lebih memilih menelepon menggunakan CDMA, karena tariff nya lebih
murah disbanding GSM. Jika tidak ada pesaing CDMA, maka kami perkirakan minutes of usage
akan meningkat jauh lebih tinggi lagi.
Sedangkan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak lautan dan gunung-gunung
menyulitkan penetrasi jangkauan sinyal kita. ada wacana penggunaan BTS terapung, tapi masih
terkendala dengan sumber energi.
A. Competitive Profile Matrix – CPM
The Competitive Profile Matrix (CPM) for PT Telkomsel
Telkomsel Indosat Excelcomindo
N
o
Critical Succcess
Factors
Weigh
t
Ratin
g
Weighte
d Score
Ratin
g
Weighte
d Score
Ratin
g
Weighte
d Score
1 Advertising 0.11 3 0.33 2 0.22 4 0.44
2 Customer Loyalty 0.12 4 0.48 2 0.24 3 0.36
3 Customer Service 0.11 4 0.44 3 0.33 4 0.44
4 Financial Position 0.12 4 0.48 2 0.24 2 0.24
5 Global Expansion 0.05 3 0.15 4 0.20 3 0.15
6 Management 0.06 3 0.18 2 0.12 3 0.18
7 Market Share 0.09 4 0.36 2 0.18 3 0.27
8 Organization
Structure
0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24
9 Price
Competitiveness
0.15 2 0.30 4 0.60 3 0.45
10 Product Quality 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33
Total 1 3.40 2.70 3.10
Dalam Matrik CPM, angka-angka yang tertera adalah estimasi atau perkiraan
berdasarkan penilaian kami. Sehingga matrik ini bersifat relatif terhadap keadaan yang
sesungguhnya. Berdasarkan matrik CPM di atas dapat dilihat bahwa Telkomsel unggul dalam
hal loyalitas pelanggan, financial position, dan sebagai pionir dalam perusahaan
telekomunikasi.
Sedangkan Indosat unggul dalam hal price competitiveness, sehingga hal ini yang
menjadi ancaman dalam hal persaingan tarif. Serta Excelcomindo yang unggul dalam hal
advertising yang menarik perhatian khususnya kaum muda. Dimana kaum muda merupakan
pengguna fitur (selain sms dan telepon) yang terbanyak di Indonesia.
Saran :
Menurut analisis kami, price competitiveness adalah suatu hal yang sangat berpengaruh
untuk menarik pelanggan baru. Namun Telkomsel mendapat nilai yang kurang baik dalam
hal ini. Karena itu Telkomsel harus memperbaiki price competitiveness-nya agar dapat
bersaing dengan kompetitor lainnya.
3.3. STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN
a. Strength
Sebagai perusahaan seluler pertama dan terbesar di Indonesia Telkomsel telah
membagun segala infrastuktur dan fasilitas yang baik dengan membangun 27.800
infrastruktur telekomunikasi yang menembus akses hingga pelosok negeri, ditambah dengan
kemengan tender atas USOdimana dampaknya jangkauan jaringan bertambah sampai 24.056
desa, dengan ini maka Telkomsel mampu menjaring pelanggan baru di daerah-daerah yang
tidak dapat dijangkau oleh kompetitor ini dilihat dari bertambahnya jumlah pelanggan
Telkomsel. Untuk pelayanan pada pelanggan Telkomselmenyediakan 550 ribu pusat layanan
berstandar ISO:9001 versi 2000, berupa Call Center, GraPARI, GeraiHALO, KiosHALO,
Outlet Dealer, dan M-Kios. Dengan ini maka segala fasilitas, promo, keluhan pelanggan
dapat langsung dihubungkan kepada pelanggan.
b. Weakness
Weakness yang ada di Telkomsel adalah peningkatan Beban depresiasi, operasi dan
perawatan. Beban operasi dan perawatan meningkat sebesar 27%terutama disebabkan oleh
pengembangan infrastruktur jaringan (jumlah BTS meningkat sebesar 29% dan secara
keseluruhan kapasitas jaringan meningkat sebesar 33%) yang akan berpengaruh terhadap
biaya perawatan dan perbaikan, pembangkit daya untuk peralatan jaringan.
Beban depreseiasi meningkat 27% menjadi Rp7.26 triliun disebabkan meningkatnya
infrastruktur jaringan (BTS tumbuh sebesar 29%, sementara kapasitas keseluruhan jaringan
bertambah sebesar 33%). Beban pemasaran tumbuh sebesar 31% dari tahun 2007 menjadi
sebesar Rp1.21 triliun disebabkan tingginya iklan dan biaya pendukung penjualan. Dalam hal
Penelitian dan Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan Telkomsel tidak berhubungan
langsung dengan core business Telkomsel. Telkomsel melainkan mengembangkan teknologi
Hydro Fuell Cell yang merupakan teknologi penyediaan power supply yang berbasis bio-
technology. Hal ini memang sangat membantu operasional Telkomsel, namun jika nanti
penelitian dan pengembangan masih berkutat diluar core business telkomsel maka
dikhawatirkan akan dikalahkan oleh competitor.
c. Financial Ratio Report
Karena tidak ada inventory, maka current dan quick ratio sama. Asumsi repayment dan
other current assets tingkat likuiditasnya mirip dengan AR.
Sales diasumsikan sebagai operating revenue. Ketika ROA dan ROE dihitung ulang
ternyata berbeda dengan yang telah disajikan dalam lapkeu karena dalam lapkeu
menggunakan rata-rata total aset dan rata-rata equity.
dalam penghitungan rata-rata EPS industri, EPS Telkomsel tidak dimasukkan dalam
penghitungan karena saham Telkomsel tidak diperdagangkan di bursa
dalam penghitungan rerata industri, data yang kami gunakan adalah dari Indosat,
Excelcomindo, dan Telkomsel karena merupakan 3 besar pemain pasar industri ini.
Telkomsel Rerata Industri
2007 2008 2007 2008
Rasio Likuiditas
Current Rasio 0.41 0.24 0.52 0.56
Quick Ratio* 0.41 0.24 0.52 0.56
Rasio Laverage
Debt to Total Assets Ratio 0.41 0.48 0.60 0.67
Debt to Equity Ratio 0.71 0.92 1.88 2.89
Times Interest Earned Ratio 60.24 25.84 21.98 9.98
Rasio Profitabilitas**
Operating Profit Margin 0.54 0.45 0.36 0.29
Net Profit Margin 0.37 0.31 0.18 0.14
Return on Assets (ROA) 0.30 0.22 0.12 0.09
Return on Equity (ROE) 0.52 0.42 0.23 0.18
Earning Per Share (EPS)
74,623,432
62,562,305 205 172
Rasio Aktivitas
Fixed Assets Turnover 0.96 0.80 0.64 0.57
Total Assets Turnover 0.82 0.72 0.51 0.47
Rasio Pertumbuhan
Operating Revenue 0.26 0.01 0.33 0.22
Net Income 0.22 -0.16 0.02 -0.43
EPS 0.22 -0.16 -0.06 -0.43
Dari SWOT Matriks, strategi yang dapat kami formulasikan adalah sebagai berikut:
SO – Strategies:
Meningkatkan kualitas layanan customer service (S2, O8, O10)
Inovasi layanan SMS seperti layanan sms bicara, sms berwarna, sms diverting (S3, O5,
O6)
ST – Strategies:
Membuat iklan yang inovatif, variatif untuk menjaring pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama (S1, S7, T2, T8)
Membuat layanan push email yang lebih inovatif daripada yang sudah ada saat ini (S7,
T5)
WT – Strategies:
Berusaha mengembangkan teknologi baru dalam efisiensi aliran data dan jumlah BTS
(W3, W4, T1)
B. Space Matrix
No. INTERNAL STRATEGIC POSITION No. EXTERNAL STRATEGIC POSITION
Financial Strength (FS) ratings Environmental Stabilities (ES) ratings
1. Net income Telkomsel tahun 2008
Rp11.422 Triliun
4.0 1. Perubahan teknologi
telekomunikasi sangat cepat
-2.0
2. Cash flow positif dari tahun 2004
- 2008
5.0 2. Kisaran harga pesaing yang
lebih murah
-1.0
3. ROA dan ROE Telkomsel tahun
2008 masing-masing sebesar 24%
dan 43%
2.0 3. Ketatnya persaingan di industri
telekomunikasi
-3.0
11.0
-6.0
Rata-rata 3.7 Rata-rata -2.0
Competitive Advantage (CA) Industry Strength (IS)
1. Potensi pertumbuhan pangsa pasar -4.0 1. Kebijakan Pemerintah yang
mendukung industri
telekomunikasi ke arah yang
lebih baik
2.0
2. Kesetiaan pelanggan dalam
jumlah yang besar
-2.0 2. Pertumbuhan industri
telekomunikasi yang positif
dan kompetitif
2.0
3. Kualitas produk dan layanan
customer service
-3.0 3. Keadaan ekonomi keuangan
negara Indonesia yang relatif
stabil
2.0
-9.0
6.0
Rata-rata -3.0 Rata-rata 2.0
Kesimpulan :
Koordinat Vektor Arah :
Sumbu x : (IS, CA) = (2.0) + (-3.0) = (-1.0)
Sumbu y : (FS, ES) = (3.7) + (-2.0) = (1.7)
Conservative Profile :
Perusahaan telah mencapai kekuatan finansial dalam industri yang stabil dan
perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif yang relatif besar.
Kami tidak melihat bahwa pelanggan kita yang merupakan pelanggan
telekomunikasi terbesar dan jangkauan sinyal kita yang terluas sebagai competitive
advantage yang akan berkelanjutan. Karena saat ini pertumbuhan jumlah pelanggan
pesaing kita telah melampaui peningkatan jumlah pelanggan kita. Begitu pula dengan
jangkauan sinyal telkomsel yang berbanding lurus dengan jumlah BTS yang terdapat di
Indonesia ini, karena ada wacana dari pemerintah untuk menyatukan BTS-BTS tersebut.
Seandainyapun kita tidak mengikuti peraturan pemerinah tersebut, selain kita terkena
sanksi, jumlah BTS dari para pesaing kita telah mengungguli jumlah BTS yang kita
miliki. Jelasnya persaingan bidang telekomunikasi ini semakin lama semakin ketat. Jika
kita tidak mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, maka bukan tidak mungkin pelanggan
kita beralih ke operator lain.
-2.0
0.0
2.0
-2.0 0.0 2.0
ISCA
ES
FS
C. BCG Matrik
Menurut Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Divisi-divisi PT Telkomsel secara
umum menyebar dalam matriks ini. Untuk divisi Prepaid (2) dan Postpaid (1) berada pada
kuadran Cash Cow yang artinya divisi tersebut memiliki pangsa pasar yang relatif tinggi,
tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Sedangkan untuk divisi
International Roaming (3) berada pada kuadran Stars, yang artinya divisi tersebut
mewakili peluang jangka panjang untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi perusahaan.
Dan untuk kedua divisi lainnya yaitu Interconnection (4) dan Other (5) berada pada
kuadran Question Marks, yang artinya divisi tersebut memiliki pangsa pasar yang relatif
rendah.
D. IE Matrix
Karena nilai IFE dan EFE yang telah dibuat sebelumnya adalah secara keseluruhan
PT Telkomsel, maka Internal - External (IE) Matrix berikut merupakan IE matriks untuk
PT Telkomsel secara keseluruhan
Berdasarkan IE Matrix, PT Telkomsel berada di area hold and maintain (jaga dan
pertahankan). Yang berarti secara umum Telkomsel dapat menerapkan strategi penetrasi
pasar dan pengembangan produk.
E. Grand Strategy Matrix
Rapid Market Growth
Wea
k C
om
pet
itiv
e P
osi
tion
Quadrant II Quadrant I
Stro
ng C
om
petitiv
e Positio
n
1 Market development 1 Market development
2 Market penetration 2 Market penetration
3 Product development 3 Product development
4 Horizontal integration 4 Forward integration
5 Divestiture 5 Backward integration
6
Liquidation
6 Horizontal
integration
7 Related
diversification
Quadrant III Quadrant IV
1
Retrenchment
1 Related
Diversification
2 Related Diversification 2 Unrelated Diversification
3 Unrelated Diversification 3 Joint Venture
4 Divestiture
5 Liquidation
Slow Market Growth
Menurut Grand Strategy (GS) Matrix, PT Telkomsel berada di kuadran ke empat
dikarenakan pertumbuhan industri telekomunikasi diperkirakan melambat pada tahun
2009 tetapi Telkomsel masih memiliki posisi yang kuat dalam industri telekomunikasi
Maka dari itu, strategi yang dapat diterapkan oleh Telkomsel adalah lebih meningkatkan
keragaman produknya dengan melaksanakan related diversification.
Dengan melihat tabel QSPM yang kami cantumkan, terlihat nilai QSPM yang
tertinggi adalah dari alternatif strategi untuk membuat layanan yang lebih inovatif. Dimana
kesetiaan pelanggan adalah salah satu poin kuat yang dimiliki oleh Telkomsel. Dengan
membuat layanan yang lebih inovatif diharapkan kesetiaan pelanggan dapat terjaga dan
dimungkinkan mendapat lebih banyak pelanggan baru.
Layanan inovatif yang kami maksud adalah melakukan inovasi dalam bidang
teknologi. Kami beranggapan dengan diperbaharui teknologi yang kita miliki, akan membuat
pelanggan semakin setia dan mempertahankan dominasi kita di industry pertelekomunikasian
di Indonesia. Kami melihat teknologi WiMAX untuk sebagai masa depan telekomunikasi di
Indonesia.
Urutan selanjutnya adalah mengakuisisi perusahaan lain. Telekomunikasi dengan
saluran CDMA sekarang ini sangat diminati di Indonesia dikarenakan harganya yang jauh
lebih murah. Saluran CDMA ini belum digunakan di seluruh wilayah indonesia, ini adalah
kesempatan Telkomsel untuk semakin memperkuat pelanggan dan brand, dengan jangkauan
CDMA dan GSM di seluruh Indonesia.
Leasing BTS adalah alternatif selanjutnya. Kami menitikberatkan pada kenaikan
hutang Telkomsel, yang sebagiannya untuk membuat BTS-BTS baru. Tetapi dengan leasing
dapat menghemat biaya perawatan.
Menurut tabel yang telah kami buat, pembuatan iklan yang menyasar ke konsumen
muda usia adalah alternatif selanjutnya. Konsumen yang berada di segmen muda-mudi adalah
konsumen yang paling sering memakai fitur-fitur layanan selain sms dan telepon, seperti
RBT (ring back tone) dan internet. Apalagi didukung profil kependudukan Indonesia yang
seperti piramida, yang berarti penduduk usia muda lebih banyak dibanding penduduk usia
tua, hal ini merupakan sasaran yang sangat potensial yang dapat dituju.
Saat ini Telkomsel mengadakan bundling dengan menghadirkan I-Phone dan
BlackBerry. Karena banyak sekali konsumen yang menginginkan gadget canggih ini tetapi
masih terkendala dengan harga maupun service center. Telkomsel mencoba memasuki celah
ini dengan melakukan bundling, dengan ini maka gadget pelanggan akan terjamin layanan
purna jualnya, dan pelanggan dapat mengangsur dengan adanya pilihan bundling tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam upaya untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Telkomsel melihat adanya
tiga tantangan besar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dan kelanjutan
pertumbuhannya. Tantangan pertama terkait masalah kebijakan, khususnya yang terkait
dengan industri seluler. Tantangan kedua adalah masalah kemajuan teknologi, khususnya
yang terkait dengan industri telekomunikasi seluler, dan tantangan ketiga adalah kompetisi
yang semakin ketat dengan operator lainnya.
Untuk dapat menjamin kelangsungan pertumbuhannya, Telkomsel menjalankan
beberapa pendekatan strategis. Sebagai perusahaan Indonesia yang juga diakui dan disegani
di tingkat regional, Telkomsel pertama-tama terus meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi
yang ada, di samping ikut aktif memberikan masukan kepada pihak pembuat kebijakan.
Kedua, Telkomsel melakukan sejumlah investasi strategis untuk menjadi selalu yang
terdepan di bidang teknologi selular. Ketiga, Telkomsel meningkatkan ragam produk yang
bernilai tambah kepada para pelanggan, sekaligus menjalankan program social yang
bermanfaat kepada masyarakat, dan program lingkungan hidup yang berkontribusi dalam
upaya global mengatasi perubahan iklim serta Mendukung program peningkatan kualitas
hidup masyarakat.
PT Telkomsel Indonesia merupakan perusahaan seluler terbesar di Indonesia yang
memberikan berbagai solusi untuk menjawab semua kebutuhan mobilitas masyarakat
Indonesia untuk berkomunikasi. Strategi bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh Telkomsel
mampu menjadikan Telkomsel sebagai market leader di perusahaan telekomunikasi
Indonesia. Layanan dan solusi komunikasi yang ditawarkan oleh Telkomsel mampu
mempengaruhi lingkungan bisnis dan perekonomian di Indonesia.
• Dalam melaksanakan kegiatan industrinya Telkomsel tidak melanggar regulasi baik
regulasi nasional maupun internasional
• Tanggungjawab sosial Telkomsel diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan CSR,
misalnya penanggulangan bencana, pendidikan dan sebagainya
• Secara keseluruhan aktifitas industri telkomsel tidak mengganggu keseimbangan alam. Hal
ini disebabkan juga karena industri telkomsel tidak terlalu banyak menghasilkan limbah
industri. Namun perkembangan teknologi yang dilakukan oleh telkomsel telah
memperhatikan kelestarian alam
• Dalam mengembangkan produknya, Telkomsel berusaha untuk menyediakan layanan-
layanan baru yang mendukung kegiatan masyarakat