paper menstra

17
BAB I LATAR BELAKANG PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOMSEL menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Kehadiran teknologi yang demikian nyata menjawab berbagai kebutuhan dan menciptakan kegiatan bisnis baik di sektor hilir maupun hulu. Integrasi antar Industri terlaksana (IT) dan perkembangan Komputer menjawab berbagai kebutuhan dan menawarkan berbagai kemudahan. Beragam bentuk Iayanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat telah mendorong berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang beragam pula, seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan, personalitas, portabilitas, dan harga. Maka muncul Iah teknologi-teknologi barn seperti IN, ISDN, frame relay, ATM, SDH, HFC, GSM, CDMA, ADSL hingga pada teknologi satelit. Tantangan bagi industri telekomunikasi selanjutnya adalah bagaimana menyediakan kanal informasi yang sesuai kebutuhan, murah, efisien dan andal. Peran industri komputer, terutama industri perangkat Iunak, sangat menentukan dalam memunculkan Iayanan-Iayanan baru. Sejumlah vendor besar dalam industri perangkat Iunak dewasa ini tengah bersaing dalarn menciptakan dan merebut pasar Iayanan-Iayanan baru berbasis IT. Disamping itu, perusahaan-perusahaan jasa di berbagai sektor tengah bersaing juga untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para kastomemya dengan menerapkan layanan berbasis IT services. Sedangkan industri elektronika sangat berperan dalam menghasilkan perangkat perangkat janngan dan terminal jasa telekomunikasi yang berkemampuan tinggi. Karaktenstik perangkat terminal jasa telekomunikasi selanjutnya sangat menentukan kepada tingkat aksesibilitas Iayanan dan tingkat pemanfaatan Iayanan oleh para penggunanya. Semua faktor pendorogn di atas semakin cepat karena perkembangan teknologi digital yang lebih cepat dan kapasitas yang lebih tinggi. Perkembangan industri Telekomunikasi yang demikian pesat, khususnya di Indonesia, mulanya dihuni oleh dua pemain yaitu Telkom dan Indosat, sehingga dikenal adanya duopoli. Namun, bersamaan dengan munculnya bisnis baru, persaingan antar pelaku dalam industri telekomunikasi menjadi lebih ketat. Persaingan ini semakin ketat dengan keluarnya UU No. 5 Tahun 1999, tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat. Sampai tahun 2008 diperkirakan ada 10 operator besar di Indonesia, dimana satu dengan lainnya bersaing dalam berbagai bentuk produk telekomunikasi diantaranya yang paling ketat adalah persaingan dalam bentuk pemasaran celluler phone. Persaingan menjadi sesuatu yang lumrah dan dibutuhkan untuk menciptakan barang dan jasa lebih efisien. Tidak mengherankan dengan keluarnya UU No. 5 muncul lembaga KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang menjamin bahwa antar pengusaha dilarang terjadi

Upload: andhie-emodizs

Post on 20-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Menstra

BAB I

LATAR BELAKANG

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) merupakan perusahaan penyelenggara informasi

dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap

(full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOMSEL menyediakan jasa

telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed

wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik

secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

Kehadiran teknologi yang demikian nyata menjawab berbagai kebutuhan dan

menciptakan kegiatan bisnis baik di sektor hilir maupun hulu. Integrasi antar Industri terlaksana

(IT) dan perkembangan Komputer menjawab berbagai kebutuhan dan menawarkan berbagai

kemudahan. Beragam bentuk Iayanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat telah

mendorong berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang

beragam pula, seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan, personalitas,

portabilitas, dan harga. Maka muncul Iah teknologi-teknologi barn seperti IN, ISDN, frame

relay, ATM, SDH, HFC, GSM, CDMA, ADSL hingga pada teknologi satelit. Tantangan bagi

industri telekomunikasi selanjutnya adalah bagaimana menyediakan kanal informasi yang sesuai

kebutuhan, murah, efisien dan andal.

Peran industri komputer, terutama industri perangkat Iunak, sangat menentukan dalam

memunculkan Iayanan-Iayanan baru. Sejumlah vendor besar dalam industri perangkat Iunak

dewasa ini tengah bersaing dalarn menciptakan dan merebut pasar Iayanan-Iayanan baru

berbasis IT. Disamping itu, perusahaan-perusahaan jasa di berbagai sektor tengah bersaing juga

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para kastomemya dengan menerapkan

layanan berbasis IT services.

Sedangkan industri elektronika sangat berperan dalam menghasilkan perangkat perangkat

janngan dan terminal jasa telekomunikasi yang berkemampuan tinggi. Karaktenstik perangkat

terminal jasa telekomunikasi selanjutnya sangat menentukan kepada tingkat aksesibilitas Iayanan

dan tingkat pemanfaatan Iayanan oleh para penggunanya. Semua faktor pendorogn di atas

semakin cepat karena perkembangan teknologi digital yang lebih cepat dan kapasitas yang lebih

tinggi.

Perkembangan industri Telekomunikasi yang demikian pesat, khususnya di Indonesia,

mulanya dihuni oleh dua pemain yaitu Telkom dan Indosat, sehingga dikenal adanya duopoli.

Namun, bersamaan dengan munculnya bisnis baru, persaingan antar pelaku dalam industri

telekomunikasi menjadi lebih ketat. Persaingan ini semakin ketat dengan keluarnya UU No. 5

Tahun 1999, tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat. Sampai

tahun 2008 diperkirakan ada 10 operator besar di Indonesia, dimana satu dengan lainnya

bersaing dalam berbagai bentuk produk telekomunikasi diantaranya yang paling ketat adalah

persaingan dalam bentuk pemasaran celluler phone.

Persaingan menjadi sesuatu yang lumrah dan dibutuhkan untuk menciptakan barang dan

jasa lebih efisien. Tidak mengherankan dengan keluarnya UU No. 5 muncul lembaga KPPU

(Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang menjamin bahwa antar pengusaha dilarang terjadi

Page 2: Paper Menstra

kolusi dan harga barang dan jasa yang ditawarkan berada pada pengawasan mereka. Artinyua,

KPPU punya wewenang untuk mengatakan bahwa harga barang dan jasa di industri terlaksana

misalnya terlalu mahal sehingga harus diturunkan. Hal ini telah terbukti dengan diturunkannya

harga SMS yang ditetapkan oleh berbagai penyedia jasa terlaksana. Menurut KPPU harga SMS

yang layak hanyalah Rp. 75 per SMS, dan ini masih termasuk mahal. Dengan lahirnya UU ini

maka berbagai perusahaan muncul dengan fungsi yang berbeda di industri telekomunikasi

menjamur, bahkan perusahaan dari luar negeri diperkenankan terlibat di Indonesia. Secara

ekonomi, semakin banyak muncul pengusaha akan menuntun harga yang ekonomis dan

menjamin terlindunginya kebutuhan perusahaan.

Kondisi demikian dihadapi oleh setiap perusahaan di industri telekomunikasi , tidak

terkecuali Telkom yang merupakan perusahaan besar di Indonesia.

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya

pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran

informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang

dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan

untuk menyampaikan informasi.

Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras

menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka

sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information

superhighway.

Sebagai operator selular yang terdepan di Indonesia, Telkomsel sadar bahwa saat ini

semua mata di industri telekomunikasi tertuju kepada Telkomsel dan kinerja finansial yang kuat

tidaklah cukup untuk kelangsungan bisnis Telkomsel. Terlebih lagi dalam industri yang sangat

kompetitif dengan adanya 11 operator telekomunikasi di Indonesia. Keadaan ini menyadarkan

Telkomsel bahwa pertumbuhan yang harus ditempuh oleh Telkomsel adalah pertumbuhan yang

berkelanjutan.

Di dunia bisnis modern sekarang ini, makna berkelanjutan sendiri berarti melibatkan 3

aspek kinerja, yaitu kinerja finansial, sosial, dan lingkungan, atau apa yang disebut oleh triple

bottom line. Dengan demikian, Telkomsel sejak awal telah berkomitmen untuk mencapai kinerja

terbaik di semua aspek, dengan terus bertumbuh selaras dengan harapan dan tuntutan dari para

pelanggan, pegawai masyarakat dan lingkungan hidup. Kinerja di semua aspek itulah yang

menjamin pertumbuhan berkelanjutan Telkomsel.

Telkomsel adalah perusahaan seluler terbesar di Indonesia,pelanggan Telkomsel telah

mencapai 65.30 juta pada akhir tahun 2008. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu

SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (paskabayar). Jangkauan sinyal

operator ini telah melayani 95% wilayah indonesia.

Produk dan layanan Telkomsel tak luput menghadirkan layanan yang memenuhi

kebutuhan mobile lifestyle. Sebut saja: akses 3G, Telkomsel Flash, mobile banking, mobile

wallet T-Cash, BlackBerry Internet Service, iPhone 3G, nada sambung pribadi dan ribuan konten

Page 3: Paper Menstra

layanan lainnya. Tak hanya itu, pelanggan yang kesulitan dalam menggunakan layanan juga

memiliki sarana penyaluran yang memadai. Telkomsel memiliki 550 ribu pusat layanan

berstandar ISO:9001 versi 2000.

Saham Telkomsel mayoritas dipegang oleh Telkom 65% dan sisanya dipegang oleh

Singtel 35%. Tantangan yang dihadapi oleh telkomsel adalah semakin banyaknya kompetitor

baru yang bermunculan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan pendapatan operasi yang kecil

yaitu 1.4% dari tahun 2007 ke 2008 menjadi Rp37.20 triliun. Kecilnya peningkatan pendapatan

operasi ini disebabkan oleh penurunan tarif sebagai hasil dari kompetisi yang ketat pada tahun

2008. Ketatnya persaingan dari kompetitor mengharuskan Telkomsel harus terus berinovasi

dalam pengembangan dan diversifikasi produknya. Telkomsel memiliki kapasitas untuk

mempertahankan diri sebagai perusahaan seluler terbesar di Indonesia karena dengan pelanggan

terbesar Telkomsel juga memiliki luas jangkauan, kualitas jaringan, inovasi produk dan layanan,

layanan pelanggan yang andal, serta tarif kian terjangkau. Namun jika semua ini tidak diimbangi

dengan inovasi dan diversifikasi produk maka bukan hal yang mustahil suatu saat Telkomsel bisa

dikalahkan oleh para kompetitor.

Page 4: Paper Menstra

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Resmi didirikan tahun 1995 dengan kantor pusat

di Jakarta. Kepemillikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT Telekomunikasi Indonesia

(TELKOM: JSX:TLKM; NYSE:TLK;LSE:TKID) dan 35% SingTel Mobile.

Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk

mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut,

Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia

secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai

teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan

roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang

pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel

menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station

(BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama

pelanggan di seluruh Indonesia.

Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus

mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi

perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus

mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia

layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.

Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan

sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan

teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang

dengan tetap mendukung pelestarian negeri.

Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai

sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja

dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian

lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Visi perusahaan

Visi dari TELKOM adalah: To become a leading InfoComm player in the region.

TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoComm terkemuka

dikawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut kekawasan Asia Pasifik.

Misi Perusahaan TELKOM mempunyai misi memberikan layanan “One Stop Infocomm Service with

Excellent Quality and Comparative Price and to be The Role Model as the Best Managed

Indonesian Comporation” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik

berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kopetitif.

Page 5: Paper Menstra

TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan

mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif,

serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

2.2 STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PERUSAHAAN

Dimiliki 100% oleh Singapore Telecommunications, Ltd. (SingTel: SGX:TELE.SI).

Selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait kepemilikan dan bentuk badan hukum

perusahaan Telkomsel.

Untuk melindungi kepentingan para pemilik saham dan pemangku kepentingan,

Telkomsel memiliki standar komitmen yang tinggi terhadap tata kelola perusahaan.Standar

komimen ini harus dibangun dalam nilai-nilai budaya perusahaan dan imbalan untuk pribadi,

serta integritas perusahaan, maupun berupa standar etik dan perasaan saling menghormati yang

patut dicontoh. Komitmen yang jelas terhadap tata kelola perusahaan merupakan hal yang

esensial bagi seluruh karyawan termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan

Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada para pemilik saham untuk menjamin bahwa

Telkomsel beroperasi sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Telkomsel mematuhi

peraturan dan hukum pemerintah RI dan karena itu mematuhi UU Perseroan Terbatas Nomor 40

tahun 2007. Sebagai anak perusahaan PT Telkom, Telkomsel juga wajib mematuhi berbagai

peraturan dan prinsip tata kelola perusahaan yang ditentukan grup TELKOM.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Meski Telkomsel adalah perusahaan swasta, yang bukan perusahaan publik, Telkomsel

telah memiliki unit tersendiri untuk mendukung dan melaksanakan program-program perusahaan

yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan serta secara aktif menyediakan

materi informasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu tim CSR Program & Support

Management Divisio

Telkomsel mengidentifikasi terdapat delapan kelompok pemangku kepentingan

Telkomsel, yaitu: (1) lingkungan; (2) masyarakat; (3) para karyawan, yang terdiri dari karyawan

tetap, karyawan paruh waktu, dan outsource; (4) mitra bisnis, yang terdiri dari supplier atau

vendor, mitra dealer dan partner sinergi; (5) regulator, yang terdiri dari regulator internasional,

pemerintah Indonesia, dan pemerintah daerah; (6) kreditur dan bank; (7) para pemegang saham;

dan (8) para customer/pelanggan, yang terdiri dari korporasi dan ritel. Telkomsel menyadari

pentingnya peranan para pemangku kepentingan bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu Telkomsel senantiasa membina hubungan baik dengan para pemangku

kepentingan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai budaya

korporat.

2.4. BISNIS PERUSAHAAN

Telkomsel memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda.

KartuHALO untuk pelanggan pascabayar, simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar.

Telkomsel juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para

pelanggan, yang mencakup:

Call waiting

Page 6: Paper Menstra

Call forwarding

Voice mail

International roaming

Short message service (SMS)

IDD/International Service

Flash

Blackberry

TELKOM sebagai penyedia jasa teleomunikasi terbesar di Indonesia memiliki

keunggulan dari sisi infrastruktur karena didukung pendanaa oleh pemerintah. Dengan

keunggulan tersebut TELKOM telah mampu mengembangkan produk yang menjadi 5 (lima)

pilar bisnis mereka, yaitu:

1. Fixed Phone (TELKOM Phone)

- Personal Line

- Corporate Line

- Wartel & Telum

2. Mobile Phone (TELKOMSEL)

- Prepaid Services (simPATI)

- Postpaid Services (Halo)

3. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)

- Interconnection Services

- Network Leased Services

4. Data & Internet

- Leased Channel Service (TELKOM Link)

- Internet Service (TELKOMNet)

- VoIP Service (TELKOM Save & Global 017)

- SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM SMS)

5. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

- Prepaid Services (Flexi Trendy)

- Postpaid Services (Flexi Classy)

Bagaimanapun produk seperti diatas senantiasa membutuhkan pencerahan

(enlightining) kepada pelanggan, baik perseorangan, kelompok, perusahaan, korporasi

sehingga mengenali dan dapat menciptakan permintaan. Dengan demikian maka senantiasa

tercipta permintaan kepada barang dan jasa yang dihasilkan oleh Telkom.

Page 7: Paper Menstra

BAB III

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI PERUSAHAAN

3.1. ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN

The Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix for PT Telkomsel

No Key Internal Factors Weight Rating Weighted

Score

Strength

1 Telkomsel mencatat peningkatan pelanggan baru pada kuarter

pertama tahun 2009 sebesar 6.83 juta.

0.14 4 0.56

2 Telkomsel memiliki 550 ribu pusat layanan berstandar

ISO:9001 versi 2000, berupa Call Center, GraPARI,

GeraiHALO, KiosHALO, Outlet Dealer, dan M-Kios.

0.12 4 0.48

3 Kebijakan diversifikasi produk. 0.11 3 0.33

4 Aplikasi berbasis IT yang digunakan Telkomsel dalam

meningkatkan pelaksanaan dan mekanisme untuk mengukur

kinerja karyawan.

0.10 4 0.40

5 Efektivitas kebijakan penetapan harga. 0.07 3 0.21

6 Kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi global (asing). 0.08 3 0.24

Weakness

7 Rasio keuangan PT Telkomsel (2004 s/d 2008) (stabil namun

ada kecenderungan menurun pada tahun 2008).

0.06 2 0.12

8 Peningkatan beban depresiasi, operasi dan perawatan. 0.10 1 0.10

9 Penelitian dan pengembangan yang dilakukan tidak

berhubungan langsung dengan core bussines Telkomsel.

0.10 1 0.10

10 Utang Telkomsel yang meningkat pada tahun 2008. 0.12 2 0.24

Total 1.00 2.78

Page 8: Paper Menstra

3.2. ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

The External Factor Evaluation (EFE) Matrix for PT Telkomsel

No Key External Factors Weight Rating Weighted

Score

Opportunities

1 Jangkauan sinyal di Indonesia 0.07 3 0.21

2 Jumlah menara BTS 0.06 4 0.24

3 Kesetiaan pelanggan 0.08 4 0.32

4 Jasa tambahan (RBT, 3G, Internet) 0.03 3 0.09

5 Budaya masyarakat Indonesia dalam bertelekomunikasi 0.06 2 0.12

6 Teknologi yang digunakan 0.06 2 0.12

7 Variasi voucher (isi ulang) 0.03 2 0.06

8 Jaringan dan kualitas customer service 0.07 4 0.28

9 Segmentasi pasar dan market share 0.04 2 0.08

10 Image product 0.06 3 0.18

Opportunities telkomsel yang terbesar adalah jumlah menara BTS yang hampir

menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang tidak dimiliki oleh para pesaing, Dalam Kesetiaan

Pelanggan Telkomsel telah menjadi pemimpin hal ini tercatat dengan kemampuan Telkomsel

menjaring pelanggan sebasar65.30 juta pelanggan pada akhir tahun 2008, dan opportunities

lainnya adalah jaringan dan kualitas customer service yang lebih baik dibandingkan dengan

pesaing. Saat ini budaya masyarakat Indonesia dalam bertelekomunikasi lebih condong

menggunakan sms, sebenarnya kami ingin kebudayaan ini diubah menjadi telepon ataupun video

call.

Dengan kejernihan suara telkomsel, kami mendapatkan banyak keuntungan dari jasa

Ring Back Tone yang bekerjasama dengan pemilik hak lagu terkait.

The External Factor Evaluation (EFE) Matrix for PT Telkomsel

No Key External Factors Weight Rating Weighted

Score

Threats

11 Aliran data berbanding jumlah BTS 0.06 2 0.12

12 Profil kependudukan Indonesia berbentuk seperti piramida 0.04 3 0.12

13 Wacana Number Portability 0.05 3 0.15

14 Cuaca Indonesia yang menggangu telekomunikasi 0.02 1 0.02

15 Teknologi yang lain (CDMA, surat, email) 0.04 2 0.08

16 Persaingan harga yang kompetitif 0.08 4 0.32

17 Isu kesehatan dalam penggunaan handphone (radiasi) 0.02 1 0.02

18 Persaingan iklan yang kompetitif 0.06 3 0.18

19 Intervensi pemerintah dalam penetuan harga dan non harga 0.04 2 0.08

Page 9: Paper Menstra

20 Kondisi geografis Indonesia 0.03 1 0.03

Total 1.00 2.82

Threat yang paling besar yang ada di Telkomsel adalah persaingan harga yang

kompetitif, munculnya para kompetitor di tahun 2007 dan awal tahun 2008 memunculkan perang

tarif, kompetitor baru maupun kompetitor yang telah ada sebelumnya berusaha menarik para

pelanggan baru maupun pelanggan Telkomsel dengan tarif telepon dan sms yang murah,

sehingga Telkomsel pun berusaha menurunkan tarifnya, namun hal ini berdampak dengan

melambatnya pertumbuhan pendapatan telkomsel pada tahun 2008 yang hanya sebesar 1,4%.

Adanya kompetisi yang intens dan perang tarif, Telkomsel melakukan strategi untuk

memenangkan pelanggan baru di 2008. Telkomsel menambah pelanggan baru sebesar 17.41 juta

pada tahun 2008, dimana 42% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007. Dengan hasil ini,

pelanggan Telkomsel telah mencapai 65.30 juta pada akhir tahun 2008, 36% kenaikan dari tahun

sebelumnya, terdiri dari 1.94 juta pelanggan kartuHALO (tumbuh 1%), 43.03 juta pelanggan

simPATI (tumbuh 79%) dan 20.33 juta pelanggan Kartu As (turun 8%). Efektivitas kebicakan

harga “pricing policy” Telkomsel, penurunan tarif per menit diimbangi dengan peningkatan yang

signifikan dalam penggunaan menit percakapan “minutes of usage/MOU”. MOU tumbuh 257%

dari tahun 2007 ke 2008, (dari 25.2 miliar menitmenjadi 90.2 miliar menit).

Teknologi CDMA juga cukup berperan negative dalam pertumbuhan pelanggan maupun

pendapatan kita. Saat ini, kebanyakan pelanggan pelanggan memiliki dua nomor (CDMA dan

GSM) dan mereka lebih memilih menelepon menggunakan CDMA, karena tariff nya lebih

murah disbanding GSM. Jika tidak ada pesaing CDMA, maka kami perkirakan minutes of usage

akan meningkat jauh lebih tinggi lagi.

Sedangkan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak lautan dan gunung-gunung

menyulitkan penetrasi jangkauan sinyal kita. ada wacana penggunaan BTS terapung, tapi masih

terkendala dengan sumber energi.

A. Competitive Profile Matrix – CPM

The Competitive Profile Matrix (CPM) for PT Telkomsel

Telkomsel Indosat Excelcomindo

N

o

Critical Succcess

Factors

Weigh

t

Ratin

g

Weighte

d Score

Ratin

g

Weighte

d Score

Ratin

g

Weighte

d Score

1 Advertising 0.11 3 0.33 2 0.22 4 0.44

2 Customer Loyalty 0.12 4 0.48 2 0.24 3 0.36

3 Customer Service 0.11 4 0.44 3 0.33 4 0.44

4 Financial Position 0.12 4 0.48 2 0.24 2 0.24

5 Global Expansion 0.05 3 0.15 4 0.20 3 0.15

6 Management 0.06 3 0.18 2 0.12 3 0.18

7 Market Share 0.09 4 0.36 2 0.18 3 0.27

8 Organization

Structure

0.08 3 0.24 3 0.24 3 0.24

9 Price

Competitiveness

0.15 2 0.30 4 0.60 3 0.45

Page 10: Paper Menstra

10 Product Quality 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33

Total 1 3.40 2.70 3.10

Dalam Matrik CPM, angka-angka yang tertera adalah estimasi atau perkiraan

berdasarkan penilaian kami. Sehingga matrik ini bersifat relatif terhadap keadaan yang

sesungguhnya. Berdasarkan matrik CPM di atas dapat dilihat bahwa Telkomsel unggul dalam

hal loyalitas pelanggan, financial position, dan sebagai pionir dalam perusahaan

telekomunikasi.

Sedangkan Indosat unggul dalam hal price competitiveness, sehingga hal ini yang

menjadi ancaman dalam hal persaingan tarif. Serta Excelcomindo yang unggul dalam hal

advertising yang menarik perhatian khususnya kaum muda. Dimana kaum muda merupakan

pengguna fitur (selain sms dan telepon) yang terbanyak di Indonesia.

Saran :

Menurut analisis kami, price competitiveness adalah suatu hal yang sangat berpengaruh

untuk menarik pelanggan baru. Namun Telkomsel mendapat nilai yang kurang baik dalam

hal ini. Karena itu Telkomsel harus memperbaiki price competitiveness-nya agar dapat

bersaing dengan kompetitor lainnya.

3.3. STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN

a. Strength

Sebagai perusahaan seluler pertama dan terbesar di Indonesia Telkomsel telah

membagun segala infrastuktur dan fasilitas yang baik dengan membangun 27.800

infrastruktur telekomunikasi yang menembus akses hingga pelosok negeri, ditambah dengan

kemengan tender atas USOdimana dampaknya jangkauan jaringan bertambah sampai 24.056

desa, dengan ini maka Telkomsel mampu menjaring pelanggan baru di daerah-daerah yang

tidak dapat dijangkau oleh kompetitor ini dilihat dari bertambahnya jumlah pelanggan

Telkomsel. Untuk pelayanan pada pelanggan Telkomselmenyediakan 550 ribu pusat layanan

berstandar ISO:9001 versi 2000, berupa Call Center, GraPARI, GeraiHALO, KiosHALO,

Outlet Dealer, dan M-Kios. Dengan ini maka segala fasilitas, promo, keluhan pelanggan

dapat langsung dihubungkan kepada pelanggan.

b. Weakness

Weakness yang ada di Telkomsel adalah peningkatan Beban depresiasi, operasi dan

perawatan. Beban operasi dan perawatan meningkat sebesar 27%terutama disebabkan oleh

pengembangan infrastruktur jaringan (jumlah BTS meningkat sebesar 29% dan secara

keseluruhan kapasitas jaringan meningkat sebesar 33%) yang akan berpengaruh terhadap

biaya perawatan dan perbaikan, pembangkit daya untuk peralatan jaringan.

Beban depreseiasi meningkat 27% menjadi Rp7.26 triliun disebabkan meningkatnya

infrastruktur jaringan (BTS tumbuh sebesar 29%, sementara kapasitas keseluruhan jaringan

bertambah sebesar 33%). Beban pemasaran tumbuh sebesar 31% dari tahun 2007 menjadi

sebesar Rp1.21 triliun disebabkan tingginya iklan dan biaya pendukung penjualan. Dalam hal

Penelitian dan Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan Telkomsel tidak berhubungan

langsung dengan core business Telkomsel. Telkomsel melainkan mengembangkan teknologi

Hydro Fuell Cell yang merupakan teknologi penyediaan power supply yang berbasis bio-

technology. Hal ini memang sangat membantu operasional Telkomsel, namun jika nanti

Page 11: Paper Menstra

penelitian dan pengembangan masih berkutat diluar core business telkomsel maka

dikhawatirkan akan dikalahkan oleh competitor.

c. Financial Ratio Report

Karena tidak ada inventory, maka current dan quick ratio sama. Asumsi repayment dan

other current assets tingkat likuiditasnya mirip dengan AR.

Sales diasumsikan sebagai operating revenue. Ketika ROA dan ROE dihitung ulang

ternyata berbeda dengan yang telah disajikan dalam lapkeu karena dalam lapkeu

menggunakan rata-rata total aset dan rata-rata equity.

dalam penghitungan rata-rata EPS industri, EPS Telkomsel tidak dimasukkan dalam

penghitungan karena saham Telkomsel tidak diperdagangkan di bursa

dalam penghitungan rerata industri, data yang kami gunakan adalah dari Indosat,

Excelcomindo, dan Telkomsel karena merupakan 3 besar pemain pasar industri ini.

Telkomsel Rerata Industri

2007 2008 2007 2008

Rasio Likuiditas

Current Rasio 0.41 0.24 0.52 0.56

Quick Ratio* 0.41 0.24 0.52 0.56

Rasio Laverage

Debt to Total Assets Ratio 0.41 0.48 0.60 0.67

Debt to Equity Ratio 0.71 0.92 1.88 2.89

Times Interest Earned Ratio 60.24 25.84 21.98 9.98

Rasio Profitabilitas**

Operating Profit Margin 0.54 0.45 0.36 0.29

Net Profit Margin 0.37 0.31 0.18 0.14

Return on Assets (ROA) 0.30 0.22 0.12 0.09

Return on Equity (ROE) 0.52 0.42 0.23 0.18

Earning Per Share (EPS)

74,623,432

62,562,305 205 172

Rasio Aktivitas

Fixed Assets Turnover 0.96 0.80 0.64 0.57

Total Assets Turnover 0.82 0.72 0.51 0.47

Rasio Pertumbuhan

Operating Revenue 0.26 0.01 0.33 0.22

Net Income 0.22 -0.16 0.02 -0.43

EPS 0.22 -0.16 -0.06 -0.43

Page 12: Paper Menstra

Dari SWOT Matriks, strategi yang dapat kami formulasikan adalah sebagai berikut:

SO – Strategies:

Meningkatkan kualitas layanan customer service (S2, O8, O10)

Inovasi layanan SMS seperti layanan sms bicara, sms berwarna, sms diverting (S3, O5,

O6)

ST – Strategies:

Membuat iklan yang inovatif, variatif untuk menjaring pelanggan baru dan

mempertahankan pelanggan lama (S1, S7, T2, T8)

Membuat layanan push email yang lebih inovatif daripada yang sudah ada saat ini (S7,

T5)

WT – Strategies:

Berusaha mengembangkan teknologi baru dalam efisiensi aliran data dan jumlah BTS

(W3, W4, T1)

B. Space Matrix

No. INTERNAL STRATEGIC POSITION No. EXTERNAL STRATEGIC POSITION

Financial Strength (FS) ratings Environmental Stabilities (ES) ratings

1. Net income Telkomsel tahun 2008

Rp11.422 Triliun

4.0 1. Perubahan teknologi

telekomunikasi sangat cepat

-2.0

2. Cash flow positif dari tahun 2004

- 2008

5.0 2. Kisaran harga pesaing yang

lebih murah

-1.0

3. ROA dan ROE Telkomsel tahun

2008 masing-masing sebesar 24%

dan 43%

2.0 3. Ketatnya persaingan di industri

telekomunikasi

-3.0

11.0

-6.0

Rata-rata 3.7 Rata-rata -2.0

Competitive Advantage (CA) Industry Strength (IS)

1. Potensi pertumbuhan pangsa pasar -4.0 1. Kebijakan Pemerintah yang

mendukung industri

telekomunikasi ke arah yang

lebih baik

2.0

2. Kesetiaan pelanggan dalam

jumlah yang besar

-2.0 2. Pertumbuhan industri

telekomunikasi yang positif

dan kompetitif

2.0

3. Kualitas produk dan layanan

customer service

-3.0 3. Keadaan ekonomi keuangan

negara Indonesia yang relatif

stabil

2.0

-9.0

6.0

Rata-rata -3.0 Rata-rata 2.0

Kesimpulan :

Koordinat Vektor Arah :

Sumbu x : (IS, CA) = (2.0) + (-3.0) = (-1.0)

Sumbu y : (FS, ES) = (3.7) + (-2.0) = (1.7)

Page 13: Paper Menstra

Conservative Profile :

Perusahaan telah mencapai kekuatan finansial dalam industri yang stabil dan

perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif yang relatif besar.

Kami tidak melihat bahwa pelanggan kita yang merupakan pelanggan

telekomunikasi terbesar dan jangkauan sinyal kita yang terluas sebagai competitive

advantage yang akan berkelanjutan. Karena saat ini pertumbuhan jumlah pelanggan

pesaing kita telah melampaui peningkatan jumlah pelanggan kita. Begitu pula dengan

jangkauan sinyal telkomsel yang berbanding lurus dengan jumlah BTS yang terdapat di

Indonesia ini, karena ada wacana dari pemerintah untuk menyatukan BTS-BTS tersebut.

Seandainyapun kita tidak mengikuti peraturan pemerinah tersebut, selain kita terkena

sanksi, jumlah BTS dari para pesaing kita telah mengungguli jumlah BTS yang kita

miliki. Jelasnya persaingan bidang telekomunikasi ini semakin lama semakin ketat. Jika

kita tidak mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, maka bukan tidak mungkin pelanggan

kita beralih ke operator lain.

-2.0

0.0

2.0

-2.0 0.0 2.0

ISCA

ES

FS

Page 14: Paper Menstra

C. BCG Matrik

Menurut Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Divisi-divisi PT Telkomsel secara

umum menyebar dalam matriks ini. Untuk divisi Prepaid (2) dan Postpaid (1) berada pada

kuadran Cash Cow yang artinya divisi tersebut memiliki pangsa pasar yang relatif tinggi,

tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Sedangkan untuk divisi

International Roaming (3) berada pada kuadran Stars, yang artinya divisi tersebut

mewakili peluang jangka panjang untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi perusahaan.

Dan untuk kedua divisi lainnya yaitu Interconnection (4) dan Other (5) berada pada

kuadran Question Marks, yang artinya divisi tersebut memiliki pangsa pasar yang relatif

rendah.

D. IE Matrix

Karena nilai IFE dan EFE yang telah dibuat sebelumnya adalah secara keseluruhan

PT Telkomsel, maka Internal - External (IE) Matrix berikut merupakan IE matriks untuk

PT Telkomsel secara keseluruhan

Page 15: Paper Menstra

Berdasarkan IE Matrix, PT Telkomsel berada di area hold and maintain (jaga dan

pertahankan). Yang berarti secara umum Telkomsel dapat menerapkan strategi penetrasi

pasar dan pengembangan produk.

E. Grand Strategy Matrix

Rapid Market Growth

Wea

k C

om

pet

itiv

e P

osi

tion

Quadrant II Quadrant I

Stro

ng C

om

petitiv

e Positio

n

1 Market development 1 Market development

2 Market penetration 2 Market penetration

3 Product development 3 Product development

4 Horizontal integration 4 Forward integration

5 Divestiture 5 Backward integration

6

Liquidation

6 Horizontal

integration

7 Related

diversification

Quadrant III Quadrant IV

1

Retrenchment

1 Related

Diversification

2 Related Diversification 2 Unrelated Diversification

3 Unrelated Diversification 3 Joint Venture

4 Divestiture

5 Liquidation

Slow Market Growth

Menurut Grand Strategy (GS) Matrix, PT Telkomsel berada di kuadran ke empat

dikarenakan pertumbuhan industri telekomunikasi diperkirakan melambat pada tahun

2009 tetapi Telkomsel masih memiliki posisi yang kuat dalam industri telekomunikasi

Maka dari itu, strategi yang dapat diterapkan oleh Telkomsel adalah lebih meningkatkan

keragaman produknya dengan melaksanakan related diversification.

Page 16: Paper Menstra

Dengan melihat tabel QSPM yang kami cantumkan, terlihat nilai QSPM yang

tertinggi adalah dari alternatif strategi untuk membuat layanan yang lebih inovatif. Dimana

kesetiaan pelanggan adalah salah satu poin kuat yang dimiliki oleh Telkomsel. Dengan

membuat layanan yang lebih inovatif diharapkan kesetiaan pelanggan dapat terjaga dan

dimungkinkan mendapat lebih banyak pelanggan baru.

Layanan inovatif yang kami maksud adalah melakukan inovasi dalam bidang

teknologi. Kami beranggapan dengan diperbaharui teknologi yang kita miliki, akan membuat

pelanggan semakin setia dan mempertahankan dominasi kita di industry pertelekomunikasian

di Indonesia. Kami melihat teknologi WiMAX untuk sebagai masa depan telekomunikasi di

Indonesia.

Urutan selanjutnya adalah mengakuisisi perusahaan lain. Telekomunikasi dengan

saluran CDMA sekarang ini sangat diminati di Indonesia dikarenakan harganya yang jauh

lebih murah. Saluran CDMA ini belum digunakan di seluruh wilayah indonesia, ini adalah

kesempatan Telkomsel untuk semakin memperkuat pelanggan dan brand, dengan jangkauan

CDMA dan GSM di seluruh Indonesia.

Leasing BTS adalah alternatif selanjutnya. Kami menitikberatkan pada kenaikan

hutang Telkomsel, yang sebagiannya untuk membuat BTS-BTS baru. Tetapi dengan leasing

dapat menghemat biaya perawatan.

Menurut tabel yang telah kami buat, pembuatan iklan yang menyasar ke konsumen

muda usia adalah alternatif selanjutnya. Konsumen yang berada di segmen muda-mudi adalah

konsumen yang paling sering memakai fitur-fitur layanan selain sms dan telepon, seperti

RBT (ring back tone) dan internet. Apalagi didukung profil kependudukan Indonesia yang

seperti piramida, yang berarti penduduk usia muda lebih banyak dibanding penduduk usia

tua, hal ini merupakan sasaran yang sangat potensial yang dapat dituju.

Saat ini Telkomsel mengadakan bundling dengan menghadirkan I-Phone dan

BlackBerry. Karena banyak sekali konsumen yang menginginkan gadget canggih ini tetapi

masih terkendala dengan harga maupun service center. Telkomsel mencoba memasuki celah

ini dengan melakukan bundling, dengan ini maka gadget pelanggan akan terjamin layanan

purna jualnya, dan pelanggan dapat mengangsur dengan adanya pilihan bundling tersebut.

Page 17: Paper Menstra

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam upaya untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Telkomsel melihat adanya

tiga tantangan besar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dan kelanjutan

pertumbuhannya. Tantangan pertama terkait masalah kebijakan, khususnya yang terkait

dengan industri seluler. Tantangan kedua adalah masalah kemajuan teknologi, khususnya

yang terkait dengan industri telekomunikasi seluler, dan tantangan ketiga adalah kompetisi

yang semakin ketat dengan operator lainnya.

Untuk dapat menjamin kelangsungan pertumbuhannya, Telkomsel menjalankan

beberapa pendekatan strategis. Sebagai perusahaan Indonesia yang juga diakui dan disegani

di tingkat regional, Telkomsel pertama-tama terus meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi

yang ada, di samping ikut aktif memberikan masukan kepada pihak pembuat kebijakan.

Kedua, Telkomsel melakukan sejumlah investasi strategis untuk menjadi selalu yang

terdepan di bidang teknologi selular. Ketiga, Telkomsel meningkatkan ragam produk yang

bernilai tambah kepada para pelanggan, sekaligus menjalankan program social yang

bermanfaat kepada masyarakat, dan program lingkungan hidup yang berkontribusi dalam

upaya global mengatasi perubahan iklim serta Mendukung program peningkatan kualitas

hidup masyarakat.

PT Telkomsel Indonesia merupakan perusahaan seluler terbesar di Indonesia yang

memberikan berbagai solusi untuk menjawab semua kebutuhan mobilitas masyarakat

Indonesia untuk berkomunikasi. Strategi bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh Telkomsel

mampu menjadikan Telkomsel sebagai market leader di perusahaan telekomunikasi

Indonesia. Layanan dan solusi komunikasi yang ditawarkan oleh Telkomsel mampu

mempengaruhi lingkungan bisnis dan perekonomian di Indonesia.

• Dalam melaksanakan kegiatan industrinya Telkomsel tidak melanggar regulasi baik

regulasi nasional maupun internasional

• Tanggungjawab sosial Telkomsel diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan CSR,

misalnya penanggulangan bencana, pendidikan dan sebagainya

• Secara keseluruhan aktifitas industri telkomsel tidak mengganggu keseimbangan alam. Hal

ini disebabkan juga karena industri telkomsel tidak terlalu banyak menghasilkan limbah

industri. Namun perkembangan teknologi yang dilakukan oleh telkomsel telah

memperhatikan kelestarian alam

• Dalam mengembangkan produknya, Telkomsel berusaha untuk menyediakan layanan-

layanan baru yang mendukung kegiatan masyarakat