paper agroklimat
DESCRIPTION
USUTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsur-unsur cuaca dan
iklim yang menyangkut distribusinya baik dalam skala global (dunia), regional
(wilayah) maupun local (setempat). Pembahasan bidang klimatologi sangat erat
kaitannya dengan aspek geografi seperti garsi lintang, ketinggian tempat, posisi
permukaan bumi, dan aspek lainnya. Setiap usaha dalam bidang pertanian pada
dasarnya bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang setinggi-tingginya
dengan kualitas yang sebaik-baiknya. Untuk itu maka persyaratan tumbuh
tanaman sedapat mungkin dapat terpenuhi agar proses pertumbuhan dan
perkembangannya berlangsung optimal (Sabaruddin, 2012).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua tahu bahwasanya dipermukaan
bumi ada semacam gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia,yaitu angin.
Angin adalah suatu gerakan udara yang horizontal pada permukaan bumi. Jadi
terjadinya angin adalah gerakan udara yang bersifat meratakan udara. Angin
sangat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut,
karena angin bisa membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman
pertanian (Sabaruddin, 2012).
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbadaan
pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka
semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan
4
seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu :
kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin (Sabaruddin, 2012).
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara (Sabaruddin, 2012).
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti
merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat
komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan
adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan
salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama
dan penyakit yang akan sangat merugikan (Rismunandar, 1995).
Tanaman tomat termasuk keluarga besar “Solanaceae”. Keluarga ini
terdiri dari tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamaiah diciptakan untuk
membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Keluarga ini terdiri atas
jenis-jenis tanaman yang menghasilkan : zat karbohidrat, terdapat pada tanaman
kentang (Solanum tuberosum), penghasil umbi terkenal di dunia ; buah-buahan.
Yaitu tomat dan jenis-jenis terung, penghasil vitamin dan enzim-enzim; obat-
5
obatan misalnya kecubung dan tomat ; obat penyegar sekaligus insektisida, yaitu
tembakau, penghasil daun yang mengandung zat nikotin yang terkenal di seluruh
dunia; bungan dan buah (Rismunandar, 1995).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Angin
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agroklimatologi, Program Studi
Agroekotekbologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara serta sebagai
bahan informasi bagi pihak yang mebutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae,
Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Dicotyledoneae,
Ordo:Solanales, Famili: Solanaceae, Genus: Lycopersic,
Spesies: Lycopersicum esculentum Mill. (Warianto, 2011).
Akar tanaman tomat berupa akar tunggang yang tumbuh menembus tanah,
dan adapula akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping secara
horizontal tetapi tidak cukup dalam menembus tanah. Berdasarkan sifat
perakarannya yang seperti inilah, tanaman ini sangat baik jika ditanam pada lahan
yang gembur dan porous (Anwar, 2011).
Batang bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Bagian yang
masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah, dapat naik
bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan
beberapa ikatan. Dibiarkan melata, cukup rimbun menutupi tanah. Bercabang
banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu. Tinggi batang dalam
keadaan sehat dan cukup mendapat makanan, dapat mencapai ketinggian 13 meter
dalam umur 1 tahun. Dalam praktiknya tomat hanya sebagai tanaman musiman
(umur 3-4 bulan), tingginya rata-rata mencapai 1 atau 1.25 meter
(Rismunandar, 1995).
Daun tomat berbentuk segitiga dan hampir oval, dengan bagian tepi yang
bergerigi dan membentuk celah-celah minyirip agak melengkung ke dalam. Daun
berwarna hijau, ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 – 25 cm) dan panjang
tangkai sekitar 3 – 6 cm. Di antara daun yang berukuran besar, biasanya tumbuh 1
7
– 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk ganjil pada tanaman tomat
biasanya berjumlah 5 – 7 daun, tumbuh secara berselang-seling atau tersusun
spiral mengelilingi batang tanaman (Anwar, 2011).
Bunga tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda, membentuk jurai
terdiri atas dua baris bunga. Tiap-tiap jurai terdiri dari 5 hingga 12 bunga.
Mahkota bunganya berwarna kuning muda, bentuk bakal buahnya ada yang bulat
panjang, berbentuk bola atau jorong melintang (Rismunandar, 1995 ).
Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua.
Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.
Perbanyakan dengan biji, kadang-kadang dengan stek batang cabang yang telah
tua . Ukuran buah tomat sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki
bobot hanya 8 gram, sedangkan yang berukuran besar bisa mencapai bobot sekitar
180 gram (Anwar, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau, namun
dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya. Iklim yang basah
akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, di daerah
pegunungan akan timbul penyakit daun yang dapat membuat fatal
pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan
menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran). Walaupun tomat
tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat tumbuh dengan subur
dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu, baik di daerah tinggi
8
maupun dataran rendah dalam musim kemarau, tomat memerlukan penyiraman
atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya (Rismunandar, 1995).
Tomat juga menyenangi tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari.
Kurangnya sinar matahari menyebabkan pertumbuhan memanjang (etiolasi),
lemah, dan pucat karena pembentukan zat hijau daun (klorofil) tidak sempurna.
Namun, sinar matahari yang terlalu terik juga kurang baik karena transpirasi akan
meningkat serta buah dan bunga akan mudah gugur (Tim penulis PS, 1999)
Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 23 derajat celcius pada
siang hari dan 17 derajat celcius pada malam hari. Selisihnya adalah 6 derajat
celcius. Suhu yang tinggi yang diikuti kelembapan yang relative tinggi dapat
menyebabkan penyakit daun berkembang, sedangkan kelembapan yang relative
rendah dapat mengganggu pembentukan buah (Tugiyono, 1999).
Tanah
Tomat merupakan tanaman yang tidak rewel memilih tempat hidup,
Tanaman ini bias hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi, asal tanahnya
tidak becek atau tergenang. Sifat tanah yang cocok untuk tomat adalah tanah
dengan Ph 5,5-6,5. Bila target tanamna tomat adalah kegenjahannya, maka tomat
cocok ditanamn pada tanah lempung berpassir yang baik drainasenya
(Tim penulis PS, 1999).
Tanah yang gembur dan kaya unsur hara sdangat disukai tomat untuk
pertumbuhan yang optimal. Tak seperti sayur lainnya yang menyukai tanah ber-
pH netral, tomat menyukai tanah yang tergolong asam dengan pH 5-6. Air
merupakan kebutuhan mutlak bagi tomat, namun kelebihan air tidak disukainya.
Penyakit layu bakteri mudah sekali menyerang bila lahan tergenang air. Perlu
9
diketahui bahwa sebaiknya lahan tidak ditanami tomat apabila sebelumnya
digunakan untuk areal penanamanan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya
(Novary, 1997).
Tanaman tomat akan tumbuh subur di tanah yang banyak mengandung
humus. Pembuangan air hujan atau pengairan harus terjamin. Keasaman tanah
yang baik adalah Ph 5-7,5 (Rismunandar, 1997).
PENGARUH ANGIN TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
Angin
Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam
akan tetap bertahan pada keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar yang bekerja
terhadap benda tersebut, Oleh karena itu udara yang tenang akan kembali menjadi
(angin) bila ada gaya yang bekerja diatmosfer yang menyebabkan terjadinya
keadaan tidak seimbang (Handoko,1999).
Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn,
karena dapat melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang
mengandung uap air membentur pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga
naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang
selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan
sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus bergerak menuju
puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah. Karena sudah
menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat
cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn
memiliki sifat menurun, kering, dan panas (Wahyuningsih,2004).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara
horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin
selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara
lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan
bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan
11
rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya
yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi
terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan,2002).
Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan
permukaan yang licin (smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran
permukan disebut turbulensi mekanis. Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara
panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya resistensi
dari lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan
atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif.
Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi
frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan dengan fluktuasi akibat
turbulensi termal (Karim,1985).
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin
berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas
matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu
udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih
ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik.
Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar
terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-
menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang
disebut angin (Nasir, 1990).
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang,
sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik,
km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
12
disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk
(cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer
arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah
anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan
tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien
tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan
tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin
besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak
geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan
tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah.
Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini
antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping
itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya
sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 1994).
Proses Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara
yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan
terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi
panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,
13
akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut
(Soemeinaboedhy, 2006).
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih
tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya
sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh
pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke
tempat lain (Nasir, 1990).
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari
yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan
sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain
sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat
dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain
sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur,
dan sebagainya untuk menciptakan angin (Soemeinaboedhy, 2006).
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat
membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak
sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin,
bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau
yang dapat dibawa angin (Nasir, 1990).
Jenis-Jenis Angin
1. Angin laut dan Angin Darat
a. Angin Laut
14
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00.
Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di
laut (Zakir, 2012).
a. Angin Darat
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada
umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.
Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan
dengan perahi bertenaga angin sederhana (Zakir, 2012).
2. Angin Lembah dan Angin Gunung
a. Angin Lembah
Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung
dan biasa terjadi pada siang hari (Zakir, 2012).
b. Angin Gunung
Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah
gunung dan terjadi pada malam hari (Zakir, 2012).
3. Angin Fohn
Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis.
Angin yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang
berbeda (Zakir, 2012).
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan
yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin
Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air
sudah di buang pada saat hujan orografis (Zakir, 2012).
15
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit (Zakir, 2012).
4. Angin Muson
Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan
setiao setengah tahun (Zakir, 2012).
Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu :
a. Angin Muson Barat
Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia
(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan
yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra
yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim
Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada
bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan
Kecepatan Minimum 3 m/s (Zakir, 2012).
b. Angin Muson Timur
Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia ( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan
( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
16
menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli
dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli (Zakir, 2012).
Pengaruh Angin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.)
Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang
optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya,
kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan
penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air
sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Lycopersicum esculentum Mill.) (Soemeinaboedhy, 2006).
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif
membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada
keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih
dan akan menimbulkan penyerbukan silang (Nasir, 1990).
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya
dalam penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga
tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti
perkembangan jamur (Bayong, 1994).
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca
yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan
patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi (Karim,1985).
17
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan
jumlah luka pada tanaman dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan
tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat dimungkinkan
karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung melalui vektor yang
dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena hembusan keras angin
atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang
diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini
memungkinkan terjadinya infeksi (Karim,1985).
Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan
lingkungan karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak
dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan
silang (Anwar, 2011).
Faktor-Faktor Pendukung Angin
Faktor – faktor yang mendukung angin adalah tekanan udara, evaporasi,
suhu udara (atmosfer), kelembaban, radiasi surya (matahari), dan lainnya yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Setiawan, 2012).
Ada juga faktor lain yang berkontribusi terhadap angin, yaitu;
a. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin
(Setiawan, 2012).
b. Letak tempat
18
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa (Setiawan, 2012).
c. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan
ini semakin kecil (Setiawan, 2012).
d. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
(Setiawan, 2012).
Salah satu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien
tekanan yang timbul karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya
hembusan angin ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan
kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya.
Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain
seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan tekanan
udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus (Setiawan, 2012).
Angin secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Angin Geostropik
Angin yang timbul setelah gaya gradien tekanan dan gaya coriolis
mengalami keseimbangan serta paralel terhadap isobar (Setiawan, 2012).
b. Angin Gradien
19
Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.
Dimana kenyataan di alam isobar tidak pernah lurus akan tetapi melengkung
(Setiawan, 2012).
c. Angin Vertikal
Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari gaya gravitasi bumi
dan juga gaya gerak udara keatas yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan
(Setiawan, 2012).
20
KESIMPULAN
1. Angin merupakan udara yang bergerak horizontal dari wilayah yang
bertekanan tinggi menuju wilayah yang bertekanan rendah.
2. Angin muncul sebagai hasil dari pemanasan di permukaan bumi, sehingga
terjadi perbedaan tekanan udara.
3. Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau, namun dalam
musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya.
4. Semakin kasar permukaan yang dilewati oleh angin maka hambatan yang
dialami angin semakin besar sehingga kecepatannya berkurang.
5. Arah angin diukur searah jarum jam mulai dari dan kembali pada titik
utara.
6. Pengaruh Angin terhadap pertumbuhan tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) ialah sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman, membawa uap air sehingga udara panas menjadi
sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.
7. Faktor – faktor yang mempengaruhi angin adalah gradien, barometris letak
tempat, tinggi tempat, waktu.
8. Faktor – faktor yang mendukung angin adalah tekanan udara, evaporasi,
suhu udara (atmosfer), kelembaban, radiasi surya (matahari), dan lainnya
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, J.T., 2011. Aplikasi Formulasi Insektidi Nabati Campuran Ekstrak Piper retrofractom Vahl. Dan Annona squamosa L. Pada pertanaman Tomat Organik.Diakses melalui http://repository.usu.ac.id (Diakses tanggal 2 November 2014).
Bayong, T.H.K., 1994. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.
Handoko, Ir. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA. IPB, Bogor.
Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada,Null.
Novary, E.W., 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rismunandar, 1995. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Sabaruddin, H.L., 2012.Agroklimatologi:Aspek – Aspek Klimatologi Untuk Sistem Budidaya Tanaman. Alfabeta, Bandung.
Saleh,B dan Nur,M.S,2000,Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi, Universitas Bengkulu,Bengkulu.
Setiawan, R. 2012. Angin. Diakses melalui http://elearning.upnjatim.ac.id (Diakses tanggal 5 November 2014)
Soemeinaboedhy, Nyoman I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram: Mataram.
Tim Penulis PS, 1999. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Tugiyono, H., 1999. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.
Warianto, C., 2011.Teknik Penyiapan Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Diakses melalui http://skp.unair.ac.id (Diakses tanggal 2 November 2014).
Zakir, A., 2012. Jenis-Jenis Angin. Diakses melalui http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Jenis.Angin/semua.html (Diakses tanggal 9 November 2014)