paper agroklimat

31
PENDAHULUAN Latar Belakang Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsur-unsur cuaca dan iklim yang menyangkut distribusinya baik dalam skala global (dunia), regional (wilayah) maupun local (setempat). Pembahasan bidang klimatologi sangat erat kaitannya dengan aspek geografi seperti garsi lintang, ketinggian tempat, posisi permukaan bumi, dan aspek lainnya. Setiap usaha dalam bidang pertanian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang setinggi-tingginya dengan kualitas yang sebaik-baiknya. Untuk itu maka persyaratan tumbuh tanaman sedapat mungkin dapat terpenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung optimal (Sabaruddin, 2012). Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua tahu bahwasanya dipermukaan bumi ada semacam gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia,yaitu angin. Angin adalah suatu gerakan udara yang horizontal pada permukaan bumi. Jadi terjadinya angin adalah gerakan udara yang bersifat meratakan udara. Angin sangat

Upload: samson

Post on 23-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

USU

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Agroklimat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsur-unsur cuaca dan

iklim yang menyangkut distribusinya baik dalam skala global (dunia), regional

(wilayah) maupun local (setempat). Pembahasan bidang klimatologi sangat erat

kaitannya dengan aspek geografi seperti garsi lintang, ketinggian tempat, posisi

permukaan bumi, dan aspek lainnya. Setiap usaha dalam bidang pertanian pada

dasarnya bertujuan untuk mendapatkan produktivitas yang setinggi-tingginya

dengan kualitas yang sebaik-baiknya. Untuk itu maka persyaratan tumbuh

tanaman sedapat mungkin dapat terpenuhi agar proses pertumbuhan dan

perkembangannya berlangsung optimal (Sabaruddin, 2012).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua tahu bahwasanya dipermukaan

bumi ada semacam gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia,yaitu angin.

Angin adalah suatu gerakan udara yang horizontal pada permukaan bumi. Jadi

terjadinya angin adalah gerakan udara yang bersifat meratakan udara. Angin

sangat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut,

karena angin bisa membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman

pertanian (Sabaruddin, 2012).

Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang

disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.

Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbadaan

pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka

semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya

terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan

Page 2: Paper Agroklimat

4

seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu :

kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin (Sabaruddin, 2012).

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap

lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan

mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun

pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan

uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan

terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang

banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula

menurunkan suhu udara (Sabaruddin, 2012).

Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti

merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat

komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan

adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan

alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan

penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan

salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama

dan penyakit yang akan sangat merugikan (Rismunandar, 1995).

Tanaman tomat termasuk keluarga besar “Solanaceae”. Keluarga ini

terdiri dari tidak kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamaiah diciptakan untuk

membantu kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia. Keluarga ini terdiri atas

jenis-jenis tanaman yang menghasilkan : zat karbohidrat, terdapat pada tanaman

kentang (Solanum tuberosum), penghasil umbi terkenal di dunia ; buah-buahan.

Yaitu tomat dan jenis-jenis terung, penghasil vitamin dan enzim-enzim; obat-

Page 3: Paper Agroklimat

5

obatan misalnya kecubung dan tomat ; obat penyegar sekaligus insektisida, yaitu

tembakau, penghasil daun yang mengandung zat nikotin yang terkenal di seluruh

dunia; bungan dan buah (Rismunandar, 1995).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Angin

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Agroklimatologi, Program Studi

Agroekotekbologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara serta sebagai

bahan informasi bagi pihak yang mebutuhkan.

Page 4: Paper Agroklimat

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae,

Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Dicotyledoneae,

Ordo:Solanales, Famili: Solanaceae, Genus: Lycopersic,

Spesies: Lycopersicum esculentum Mill. (Warianto, 2011).

Akar tanaman tomat berupa akar tunggang yang tumbuh menembus tanah,

dan adapula akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping secara

horizontal tetapi tidak cukup dalam menembus tanah. Berdasarkan sifat

perakarannya yang seperti inilah, tanaman ini sangat baik jika ditanam pada lahan

yang gembur dan porous (Anwar, 2011).

Batang bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Bagian yang

masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah, dapat naik

bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan

beberapa ikatan. Dibiarkan melata, cukup rimbun menutupi tanah. Bercabang

banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu. Tinggi batang dalam

keadaan sehat dan cukup mendapat makanan, dapat mencapai ketinggian 13 meter

dalam umur 1 tahun. Dalam praktiknya tomat hanya sebagai tanaman musiman

(umur 3-4 bulan), tingginya rata-rata mencapai 1 atau 1.25 meter

(Rismunandar, 1995).

Daun tomat berbentuk segitiga dan hampir oval, dengan bagian tepi yang

bergerigi dan membentuk celah-celah minyirip agak melengkung ke dalam. Daun

berwarna hijau, ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 – 25 cm) dan panjang

tangkai sekitar 3 – 6 cm. Di antara daun yang berukuran besar, biasanya tumbuh 1

Page 5: Paper Agroklimat

7

– 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk ganjil pada tanaman tomat

biasanya berjumlah 5 – 7 daun, tumbuh secara berselang-seling atau tersusun

spiral mengelilingi batang tanaman (Anwar, 2011).

Bunga tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda, membentuk jurai

terdiri atas dua baris bunga. Tiap-tiap jurai terdiri dari 5 hingga 12 bunga.

Mahkota bunganya berwarna kuning muda, bentuk bakal buahnya ada yang bulat

panjang, berbentuk bola atau jorong melintang (Rismunandar, 1995 ).

Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua.

Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu.

Perbanyakan dengan biji, kadang-kadang dengan stek batang cabang yang telah

tua . Ukuran buah tomat sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki

bobot hanya 8 gram, sedangkan yang berukuran besar bisa mencapai bobot sekitar

180 gram (Anwar, 2011).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau, namun

dalam musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya. Iklim yang basah

akan membentuk tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, di daerah

pegunungan akan timbul penyakit daun yang dapat membuat fatal

pertumbuhannya. Musim kemarau yang terik dengan angin yang kencang akan

menghambat pertumbuhan bunga (mengering dan berguguran). Walaupun tomat

tahan terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat tumbuh dengan subur

dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena itu, baik di daerah tinggi

Page 6: Paper Agroklimat

8

maupun dataran rendah dalam musim kemarau, tomat memerlukan penyiraman

atau pengairan demi kelangsungan hidup dan produksinya (Rismunandar, 1995).

Tomat juga menyenangi tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari.

Kurangnya sinar matahari menyebabkan pertumbuhan memanjang (etiolasi),

lemah, dan pucat karena pembentukan zat hijau daun (klorofil) tidak sempurna.

Namun, sinar matahari yang terlalu terik juga kurang baik karena transpirasi akan

meningkat serta buah dan bunga akan mudah gugur (Tim penulis PS, 1999)

Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tomat adalah 23 derajat celcius pada

siang hari dan 17 derajat celcius pada malam hari. Selisihnya adalah 6 derajat

celcius. Suhu yang tinggi yang diikuti kelembapan yang relative tinggi dapat

menyebabkan penyakit daun berkembang, sedangkan kelembapan yang relative

rendah dapat mengganggu pembentukan buah (Tugiyono, 1999).

Tanah

Tomat merupakan tanaman yang tidak rewel memilih tempat hidup,

Tanaman ini bias hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi, asal tanahnya

tidak becek atau tergenang. Sifat tanah yang cocok untuk tomat adalah tanah

dengan Ph 5,5-6,5. Bila target tanamna tomat adalah kegenjahannya, maka tomat

cocok ditanamn pada tanah lempung berpassir yang baik drainasenya

(Tim penulis PS, 1999).

Tanah yang gembur dan kaya unsur hara sdangat disukai tomat untuk

pertumbuhan yang optimal. Tak seperti sayur lainnya yang menyukai tanah ber-

pH netral, tomat menyukai tanah yang tergolong asam dengan pH 5-6. Air

merupakan kebutuhan mutlak bagi tomat, namun kelebihan air tidak disukainya.

Penyakit layu bakteri mudah sekali menyerang bila lahan tergenang air. Perlu

Page 7: Paper Agroklimat

9

diketahui bahwa sebaiknya lahan tidak ditanami tomat apabila sebelumnya

digunakan untuk areal penanamanan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya

(Novary, 1997).

Tanaman tomat akan tumbuh subur di tanah yang banyak mengandung

humus. Pembuangan air hujan atau pengairan harus terjamin. Keasaman tanah

yang baik adalah Ph 5-7,5 (Rismunandar, 1997).

Page 8: Paper Agroklimat

PENGARUH ANGIN TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Angin

Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam

akan tetap bertahan pada keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar yang bekerja

terhadap benda tersebut, Oleh karena itu udara yang tenang akan kembali menjadi

(angin) bila ada gaya yang bekerja diatmosfer yang menyebabkan terjadinya

keadaan tidak seimbang (Handoko,1999).

Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn,

karena dapat melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang

mengandung uap air membentur pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga

naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang

selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan

sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus bergerak menuju

puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah. Karena sudah

menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat

cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn

memiliki sifat menurun, kering, dan panas (Wahyuningsih,2004).

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara

horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan

berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah

perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin

selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara

lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan

bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan

Page 9: Paper Agroklimat

11

rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya

yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi

terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan,2002).

Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan

permukaan yang licin (smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran

permukan disebut turbulensi mekanis. Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara

panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya resistensi

dari lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan

atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif.

Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi

frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan dengan fluktuasi akibat

turbulensi termal (Karim,1985).

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin

berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas

matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu

udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih

ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik.

Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar

terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-

menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang

disebut angin (Nasir, 1990).

Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang,

sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik,

km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin

Page 10: Paper Agroklimat

12

disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk

(cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer

arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah

anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan

tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).

Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien

tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan

tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin

besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh letak

geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan

tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah.

Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini

antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping

itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya

sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 1994).

Proses Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu

udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi

panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah

yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara

yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan

terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi

panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,

Page 11: Paper Agroklimat

13

akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut

(Soemeinaboedhy, 2006).

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena

daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih

tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya

sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh

pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke

tempat lain (Nasir, 1990).

Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari

yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan

sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain

sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat

dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain

sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur,

dan sebagainya untuk menciptakan angin (Soemeinaboedhy, 2006).

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat

membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak

sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin,

bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau

yang dapat dibawa angin (Nasir, 1990).

Jenis-Jenis Angin

1. Angin laut dan Angin Darat

a. Angin Laut

Page 12: Paper Agroklimat

14

Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang

umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00.

Angin ini bisa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di

laut (Zakir, 2012).

a. Angin Darat

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut, yang pada

umumnya terjadi saat malam hari, dari jam 20.00 sampai dengan 06.00.

Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan

dengan perahi bertenaga angin sederhana (Zakir, 2012).

2. Angin Lembah dan Angin Gunung

a. Angin Lembah

Angin Lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke puncak gunung

dan biasa terjadi pada siang hari (Zakir, 2012).

b. Angin Gunung

Angin Gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah

gunung dan terjadi pada malam hari (Zakir, 2012).

3. Angin Fohn

Angin Fohn (Angin Jatuh) adalah angin yang terjadi sesuai hujan Orografis.

Angin yang bertiup pada suaatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang

berbeda (Zakir, 2012).

Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan

yang tingginy lebih dari 200 meter , naik di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin

Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering , karena uap air

sudah di buang pada saat hujan orografis (Zakir, 2012).

Page 13: Paper Agroklimat

15

Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.

Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa

turun daya tahan tubunya terhadap serangan penyakit (Zakir, 2012).

4. Angin Muson

Angin muson atau biasanya disebut sengan angin musim adalah angin yang

berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan

periode yang lain polanya akan berlawan yang berganti arah secara berlawanan

setiao setengah tahun (Zakir, 2012).

Angin Muson terbagi atas dua macam,yaitu :

a. Angin Muson Barat

Angin Musim/Muson Barat adalah angin yang mengalir dari benua Asia

(musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan

yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena angin melewati

tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra

yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim

Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada

bulan Desember, Januari dan Februari, dan maksimal pada bulan januari dengan

Kecepatan Minimum 3 m/s (Zakir, 2012).

b. Angin Muson Timur

Angin Musim/Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua

Australia ( musim dingin) ke Benua Asia (Musim panas) sedikit curah hujan

( kemarau) di Indonesia bagian timur karena angin melewati celah-celah sempit

dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang

Page 14: Paper Agroklimat

16

menyebabkan indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan juni, juli

dan Agustus, dan maksimal pada bulan juli (Zakir, 2012).

Pengaruh Angin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat

(Lycopersicum esculentum Mill.)

Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang

optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya,

kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan

penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air

sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat

dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Lycopersicum esculentum Mill.) (Soemeinaboedhy, 2006).

Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam

penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif

membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada

keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi

berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih

dan akan menimbulkan penyerbukan silang (Nasir, 1990).

Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya

dalam penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga

tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti

perkembangan jamur (Bayong, 1994).

Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca

yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan

patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi (Karim,1985).

Page 15: Paper Agroklimat

17

Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan

jumlah luka pada tanaman dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan

tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat dimungkinkan

karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung melalui vektor yang

dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena hembusan keras angin

atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang

diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini

memungkinkan terjadinya infeksi (Karim,1985).

Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan

lingkungan karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak

dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan

silang (Anwar, 2011).

Faktor-Faktor Pendukung Angin

Faktor – faktor yang mendukung angin adalah tekanan udara, evaporasi,

suhu udara (atmosfer), kelembaban, radiasi surya (matahari), dan lainnya yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Setiawan, 2012).

Ada juga faktor lain yang berkontribusi terhadap angin, yaitu;

a. Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang

jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin

(Setiawan, 2012).

b. Letak tempat

Page 16: Paper Agroklimat

18

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis

khatulistiwa (Setiawan, 2012).

c. Tinggi tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini

disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di

permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya

memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan

ini semakin kecil (Setiawan, 2012).

d. Waktu

Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari

(Setiawan, 2012).

Salah satu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien

tekanan yang timbul karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya

hembusan angin ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan

kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya.

Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain

seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan tekanan

udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus (Setiawan, 2012).

Angin secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a. Angin Geostropik

Angin yang timbul setelah gaya gradien tekanan dan gaya coriolis

mengalami keseimbangan serta paralel terhadap isobar (Setiawan, 2012).

b. Angin Gradien

Page 17: Paper Agroklimat

19

Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.

Dimana kenyataan di alam isobar tidak pernah lurus akan tetapi melengkung

(Setiawan, 2012).

c. Angin Vertikal

Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari gaya gravitasi bumi

dan juga gaya gerak udara keatas yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan

(Setiawan, 2012).

Page 18: Paper Agroklimat

20

Page 19: Paper Agroklimat

KESIMPULAN

1. Angin merupakan udara yang bergerak horizontal dari wilayah yang

bertekanan tinggi menuju wilayah yang bertekanan rendah.

2. Angin muncul sebagai hasil dari pemanasan di permukaan bumi, sehingga

terjadi perbedaan tekanan udara.

3. Tomat dapat tumbuh dalam musim hujan ataupun musim kemarau, namun dalam

musim yang basah tidak akan terjamin baik hasilnya.

4. Semakin kasar permukaan yang dilewati oleh angin maka hambatan yang

dialami angin semakin besar sehingga kecepatannya berkurang.

5. Arah angin diukur searah jarum jam mulai dari dan kembali pada titik

utara.

6. Pengaruh Angin terhadap pertumbuhan tanaman tomat

(Lycopersicum esculentum Mill.) ialah sangat membantu dalam

penyerbukan tanaman, membawa uap air sehingga udara panas menjadi

sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.

7. Faktor – faktor yang mempengaruhi angin adalah gradien, barometris letak

tempat, tinggi tempat, waktu.

8. Faktor – faktor yang mendukung angin adalah tekanan udara, evaporasi,

suhu udara (atmosfer), kelembaban, radiasi surya (matahari), dan lainnya

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Page 20: Paper Agroklimat

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J.T., 2011. Aplikasi Formulasi Insektidi Nabati Campuran Ekstrak Piper retrofractom Vahl. Dan Annona squamosa L. Pada pertanaman Tomat Organik.Diakses melalui http://repository.usu.ac.id (Diakses tanggal 2 November 2014).

Bayong, T.H.K., 1994. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.

Handoko, Ir. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA. IPB, Bogor.

Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada,Null.

Novary, E.W., 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar, 1995. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sabaruddin, H.L., 2012.Agroklimatologi:Aspek – Aspek Klimatologi Untuk Sistem Budidaya Tanaman. Alfabeta, Bandung.

Saleh,B dan Nur,M.S,2000,Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi, Universitas Bengkulu,Bengkulu.

Setiawan, R. 2012. Angin. Diakses melalui http://elearning.upnjatim.ac.id (Diakses tanggal 5 November 2014)

Soemeinaboedhy, Nyoman I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram: Mataram.

Tim Penulis PS, 1999. Tomat Pembudidayaan Secara Komersial. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Tugiyono, H., 1999. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.

Warianto, C., 2011.Teknik Penyiapan Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Diakses melalui http://skp.unair.ac.id (Diakses tanggal 2 November 2014).

Zakir, A., 2012. Jenis-Jenis Angin. Diakses melalui http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Jenis.Angin/semua.html (Diakses tanggal 9 November 2014)