tugas uts menstra shinta

Upload: shintadamayanti

Post on 24-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    1/27

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

    TANGERANG SELATAN

    MANAJEMEN STRATEGI

    ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN STUDI KASUS PADA BANK

    OF INDIA INDONESIA TBK.

    Diajukan oleh:

    SHINTA DAMAYANTI (28)

    Kelas: 10F

    NPM: 144060005932

    Desember 2015

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    2/27

    PROFIL BANK OF INDIA INDONESIA

    Bank Swadesi memulai sebagai Bank Perkreditan Rakyat yang disebut sebagai Bank Pasar

    Swadesi dan didirikan di Surabaya pada tahun 1968. Pada tahun 1984 kepemilikan penuh bank

    diambil alih oleh keluarga Chugani yang mengarahkan bank ini menjadi bank komersial pada

    tanggal 2 September 1989 dengan nama PT Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank Swadesi

    dimerger dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang beroperasi di Surakarta,

    sehingga memungkinkan untuk membuka Cabang di Jakarta. Setelah menerima persetujuan dari

    Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi diperbolehkan untuk melakukan bisnis penukaran

    uang.

    Proses pengembangan terus dilakukan di bawah kepemilikan dan manajemen baru dan

    pada 11 November 1994 Bank Swadesi diberikan status sebagai Bank Devisa. Status baru tersebut

    membentengi posisi Bank Swadesi sebagai institusi yang dapat dipercaya, menyediakan berbagai

    jasa keuangan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelanggan. Mengingat ekspansi bisnis masa

    depan dan untuk lebih dekat dengan pusat bisnis nasional, pada tahun 1995 kantor pusat

    dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta. Konsistensi terhadap komitmen untuk terus

    mengembangkan dan menyediakan layanan mulia berdasarkan prinsip kehati-hatian menegaskan

    prestasi Bank Swadesi mengungguli kesulitan di tengah-tengah krisis multi-dimensi yang

    menyerbu Indonesia. Sesuai dengan uji kelayakan independen, Bank Swadesi telah

    diklasifikasikan sebagai kategori 'A' Bank dan tidak membutuhkan program rekapitalisasi.

    Dengan terus mengingat ekspansi bank terutama pada aspek permodalan, tindakan strategis

    diambil pada tahun 2002 ketika Bank Swadesi mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta

    dan diperhitungkan sebagai bank umum ke-22 yang tercatatat di Bursa Efek Jakarta. Sejalan

    dengan program Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Bank Swadesi telah mencapai modal

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    3/27

    minimum yang diperlukan sebesar Rp 100 miliar. Kekayaan bersih yang cukup Bank akan

    memberikan keunggulan kompetitif untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada.

    Sampai dengan akhir tahun 2007, Bank Swadesi telah mengembangkan jaringan

    operasionalnya di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, yang terdiri dari 4

    kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu. 5 titik pembayaran, dan 1 unit kas mobil. Berdasarkan

    visi dan misi baru yang diperbaiki, komitmen untuk menyediakan keunggulan dan menerapkan

    prinsip kehati-hatian perbankan. Bank Swadesi berkomitmen untuk menawarkan produk dan

    layanan terbaik bagi masyarakat dan pembangunan ekonomi Indonesia.

    Untuk mencapai visi dan misinya dan juga untuk memperkuat posisinya di antara

    masyarakat perbankan nasional. Bank Swadesi memutuskan untuk membentuk aliansi strategis

    dengan mengundang investor yang kuat. Upaya itu berhasil dengan penandatanganan Perjanjian

    Pemegang Saham antara pemegang saham utama dan Bank of India yang menginginkan untuk

    mengakuisisi saham mayoritas Bank Swadesi yaitu 235.600.000 saham yang merupakan 76% dari

    total modal Bank Swadesi pada tanggal 22 Juni 2007. Setelah itu. Bank of India resmi menjadi

    pemegang saham pengendali (pemegang saham mayoritas) dari Bank Swadesi.

    Dengan dukungan dari Bank of India, Bank Swadesi akan terus membangun fondasi yang

    kuat untuk memberikan kinerja terbaik melalui pertumbuhan yang berkesinambungan melalui

    transfer pengetahuan dan teknologi, penempatan karyawan, dan ekspansi modal bila diperlukan.

    Bank of India adalah Bank dengan lebih dari 100 tahun pengalaman, 25 cabang di luar negeri dan

    kantor di berbagai negara yaitu Amerika Serikat, Inggris. Channel Islands, Belgia, Perancis,

    Kenya, Singapura, Indonesia. Hong Kong, Hindia Barat, Jepang, Cina. Vietnam, Afrika Selatan,

    dan 2,718 kantor di seluruh India, akan mendukung Bank Swadesi untuk tumbuh dan maju dengan

    mengambil bagian dalam kegiatan perbankan nasional dan internasional.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    4/27

    Visi dan Misi Bank Of India Indonesia:

    Visi

    Untuk menjadi Bank yang progresif dan terpercaya dengan Standar Internasional dalam memenuhi

    kebutuhan nasabah, dalam transaksi perbankan nasional maupun internasional.

    Misi

    Untuk menyediakan layanan unggulan didukung oleh penerapan teknologi yang tepat guna,

    berdasarkan prinsip Kehati-hatian Bank dan Good Corporate Governanceunutk meningkatkan

    nilai bagi Stakeholder

    Nilai Perusahaan

    1. Pelayanan kepada nasabah, meningkatkan kualitas layanan dengan memberikan layanan yang

    sebaik dan seoptimal mungkin, penuh perhatian, sopan santun dan cepat tanggap dalam

    memenuhi kebutuhan nasabah secara professional.

    2. Kebersamaan dan kreativitas, saling menghargai antar karyawan sehingga daoat meningkatkan

    kreativitas kerja dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

    3. Sumber Daya Manusia sebagai Aset Utama, sehingga dituntut peranan dan kontribusi dari

    semua sumber daya manusia yang ada.

    4. Dedikasi dan Etika Kerja, keberhasilan perusahaan dapat dicapai apabila seluruh manajemen

    staf dan karyawan mempunyai dedikasi daan menjunjung tinggi etika, moral dan etos kerja

    yang luhur dalam semangat kerjasama, melaksankan tugas dengan jujur, disiplin, loyalitas

    yang tinggi serta mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan individu.

    5. Efisien dan Efektif, setiap individu dalam perusahaan harus bekerja sama secara efisien dan

    efektif sehingga dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    5/27

    6. Profesionalisme, seluruh jajaran manajemen dan karyawan harus selalu berlandaskan kepada

    asas profesionalisme.

    7. Pengembangan Citra Perusahaan, sinergi dan kekompakan dari masing-masing individu sangat

    menentukan tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat menimbulkan citra positif.

    Prestasi Bank Of India Indonesia

    1. Bank dengan predikat Bank Sangat Bagus untuk tahun buku 2009 dan mendapat

    penghargaan karena memperoleh predikat tersebut selama 5 tahun berturut-turut dari Majalah

    Info Bank.

    2.

    Bank terbaik dalam kategori bank dengan aset diatas 1 triliyun sampai dengan 10 triliyun versi

    Majalah Investor pada tahun 2010.

    3. Bank swasta terbaik dalam kategori bank dengan aset sampai dengan 1 triliyun rupiah pada

    Indonesia Banking Award 2013

    4. Bank terbaik untuk kelompok aset antara Rp 1 triliunRp 25 triliun versi Majalah Investor

    pada tahun 2015

    Produk Bank Of India Indonesia

    Berikut ini adalah jenis produk yang disediakan oleh Bank of India Indonesia, yaitu:

    1. Produk Simpanan

    Giro, merupakan produk simpanan masyarakat yang mekanisme penarikannya

    menggunakan cek atau bilyet giro. Bank of India Indonesia menawarkan produk Giro

    dalam mata uang Rupiah maupun USD dengan bunga yang kompetitif.

    Rekening Star Dollar, merupakan produk simpanan dalam mata uang USD, dimana

    pengambilannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan slip penarikan.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    6/27

    Tabungan,merupakan produk simpanan masyarakat dalam mata uang rupiah, dimana

    pengambilannya dapat dilakukan kapan saja dengan menggunakan slip penarikan. Bank

    akan menerbitkan laporan mutasisetiap bulannya kepada pemilik rekening. Tabungan yang

    ditawarkan oleh Bank Of India Indonesia terdiri dari berbagai jenis yang bisa disesuaikan

    dengan permintaan nasabah.

    o Tabungan SIBOS : produk simpanan masyarakat berbunga tinggi yang dapat diambil

    kapan saja dnegan slip penarikan

    o Tabungan Suka-suka, produk simpanan masyarakat dimana suku bunga dan jumlah

    simpanan dapat ditentukan sendiri oleh nasabah sesuai jenjang suku bunga yang

    berlaku, dan bebas biaya administrasi.

    o TabunganKu, produk simpanan masyarakat yang bebas biaya administrasi dan

    ditujukan bagi penabung pemula.

    o Deposito, simpanan berjangka yang tersedia baik dalam mata uang rupiah ataupun

    USD. Periode yang dapat dipilih nasabah adalah 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam)

    bulan dan 12 (dua belas) bulan.

    o Deposito on Call, simpanan berjangka yang serupa dengan deposito namun jangka

    waktu penempatannya kurang dari 1 (satu) bulan.

    2. Produk Pendanaan/Kredit

    Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang diberikan kepada perusahaan atau individu

    dengan tujuan untuk memnuhi kebutuhan modal kerjanya.

    Kredit Investasi, merupakan kredit yang diberikan perusahaan atau pengusaha untuk

    membiayai investasinya, baik investasi untuk pembelian/pembangunan gedung/ruko,

    pembelian kendaraan, pembelian mesin dan alat produksi lainnya.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    7/27

    Kredit Konsumsi, merupakan kredit yang diberikan kepada individu untuk rumah

    pembelian rumah tinggal berupa KPR (Kredit Pemilikan Rumah/Apartment), KKB (Kredit

    Kendaraan Bermotor) dan lain-lain.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    8/27

    ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN

    A. Analisis Visi dan Misi

    Visi

    Perusahaan Graphic Directional Focused Flekxible Feasible Derisable Easy to

    Communicate

    Bank of

    India

    Indonesia

    -

    Penjelasan Visi

    Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan Bank of India Indonesia, yaitu perbankan

    Directional : Visi tidak memberikan gambaran strategis perusahaan di masa depan

    Focused : Memfokuskan pada transaksi nasional maupun internasional nasabah

    Flexible : Visi berlaku pada segala waktu, dapat disesuaikan dengan perubahan pasar

    Feasible : Visi bisa tercapai selama segenap stakeholder berkomitmen

    Desirable : Mengindikasikan arah untuj menjadi bank yang pogresif dan terpercaya

    Easy to communicate :Visi perusahaan mudah dikomunikasikan dan mudah diingat

    Misi

    Kriteria Misi Misi Bank of India Indonesia

    Jelas dan dapat dimengerti Misi cukup jelas dan dapat dimengerti

    Cukup pendek untuk diingat Misi pendek dan mudah diingat

    Menyatakan bisnis yang digeluti organisasi Bisnis yang digeluti tertuang pada misi

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    9/27

    Fokus pada satu tujuan strategis Misi fokus pada satu tujuan yaitu

    meningkatkan nilai bagi Stakeholder

    Menunjukkan kompetensi spesifik organisasi Tidak tercermin dalam misi

    Fleksibel namun tidak kehilangan fokus Misi yang dituangkan sudah cukup fokus

    untuk dijadikan pedoman dan fleksibel karena

    tidak menyebutkan rentang waktu

    Merefleksikan nilai dan filosofi organisasi Misi mencantumkan filosofi organisasi yaitu

    kehati-hatian dan Good Corporate

    Governance

    Merefleksikan sasaran yang dapat dicapai Sasaran-sasaran utama telah dituangkan

    secara lebih umum misalnya penggunaan

    teknologi yang tepat guna

    Product or Service Produk layanan tidak disebutkan dalam misi

    B.

    ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL PERUSAHAAN

    Strengths(Kekuatan)

    Visi Misi dan Nilai Perusahaan yang jelas dan terarah

    Seperti yang sudah diuraikan dalam analisis visi dan misi perusahaan bahwa Bank Of India

    Indonesia memiliki visi dan misi yang jelas, relative singkat dan mudah dipahami. Visi dan

    misi ini menjadi suatu hal yang penting karena tanpa adanya visi dan misi maka perusahaan

    tidak dapat merumuskan kebijakan strategis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Nilai

    perusahaan juga menjadi hal yang penting terkait daya saing perusahaan dengan Bank-Bank

    lain yang ada di tingkat nasional maupun Internasional.

    Dilakukannya Manajemen Risiko

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    10/27

    Manajemen risiko adalah hal yang penting bagi setiap organisasi terutama organisasi di bidang

    keuangan. Manajemen risiko memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul dalam aktivitas

    bisnis telah teridentifikasi, terukur, dikelola dengan baik dan dilaporkan secara tepat waktu.

    Bank Of India Indonesia telah melakukan pengelolaan terhadap 8 jenis risiko sebagaimana

    yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko

    operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko stratejik.

    Likuiditas yang tinggi

    Pada tahun 2014 Bank Of India Indonesia melakukan peningkatan modal inti untuk

    memperkuat struktur permodalan dengan dilakukannya right issue. Risiko likuiditas Bank Of

    India Indonesia juga masih di tingkat low to moderate. Likuiditas yang tinggi ini penting terkait

    kebijakan dalam melakukan ekspansi pasar.

    Hubungan yang baik dengan nasabah

    Hal ini menjadi penting karena sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, kepercayaan

    dari nasabah adalah kunci agar Bank Of India Indonesia semakin mendapat tempat di hati

    masyarakat. Kepercayaan ini akan tumbuh dengan adanya hubungan yang baik degan para

    nasabahnya.

    Peningkatan pelayanan kepada nasabah

    Peningkatan pelayanan kepada nasabah akan meningkatkan kepuasan nasabah sehingga

    nasabah setia terhadap Bank of India Indonesia. Bentuk peningkatan sistem pelayanan yang

    dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan sistem pelayanan pengaduan nasabah yang

    dimulai dari tahun 2014 sampai dengan 2016 dan melakukan program edukasi nasabah.

    Mempunyai segmen pasar yang jelas

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    11/27

    Segmentasi pasar merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan untuk terus dapat

    bersaing dalam persaingan bisnis. Segmentasi pasar akan membantu perusahaan untuk lebih

    fokus dalam merumuskan kebijakan strategis perusahaan.

    Mempunyai customer serviceyang tanggap dan ramah

    Customer service merupakan tampilan muka dari suatu perusahaan. Dengan adanya customer

    service yang tanggap dan ramah maka nasabah akan merasa diperhatikan dan nasabah menjadi

    nyaman apabila ingin melakukan transaksi keuangan ataupun sekedar bertanya-tanya tentang

    produk dari Bank Of India Indonesia.

    Kepedulian terhadap masyarakat

    Kepedulian terhadap masyarakat, misalnya dalam bentuk Corporate Social Responsibility

    (CSR) menjadi penting karena akan membuat citra positif bagi perusahaan dan membuat

    brand perusahaan dikenal oleh masyarakat.

    Pendidikan dan pelatihan

    Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan secara terus menerus dan berkelanjutan merupakan

    hal yang menjadi pokok perhatian dari Bank of India Indonesia, hal ini akan memberi

    kontribusi positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan akhirnya meningkatkan

    kulitas pelayanan kepada nasabah.

    Meningkatnya perkembangan IT

    Perkembangan IT dalam bidang perbankan adalah hal yang mutlak dibutuhkan. Dengan

    adanya perkembangan IT maka transaksi keuangan bisa dilakukan dari mana saja tanpa perlu

    mendatangi kantor cabang Bank terkait.

    Weakness(Kelemahan)

    Lemahnya sistem teknologi informasi

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    12/27

    Sesuai dengan temuan Pengawas Bank Indonesia bahwa masih adanya kelemahan dalam

    bidang teknologi informasi.

    Keterbatasan jaringan kantor Bank of India Indonesia

    Jaringan kantor Bank of India Indonesia masih sangat terbatas secara jumlah dan jangkauan.

    Hingga 2014 kantor Bank of India Indonesia hanyamemiliki 19 kantor yang terdapat di Jakarta,

    Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar dan Bandung. Padahal jaringan kantor yang luas

    merupakan kunci untuk mengantisipasi ketatnya persaingan di industri perbankan.

    Lemahnya sistem pengawasan terhadap karyawan

    Lemahnya sistem pengawasan terhadap karyawan dapat menyebabkan kerugian yang sangat

    besar seperti terjadinya kasus pembobolan brankas di kantor cabang yang mengakibatkan

    hilangnya uang sebesar 950 juta rupiah dan 2200 dollar amerika.

    INTERNAL FACTOR EVALUATION (IFE) MATRIX

    Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

    Strengths (Kekuatan)

    Visi Misi dan Nilai Perusahaan yang jelas dan terarah

    Dilakukannya Manajemen Risiko

    Likuiditas yang tinggi

    Hubungan yang baik dengan nasabah

    Peningkatan layanan kepada nasabah

    Mempunyai segmen pasar yang jelas

    Mempunyai customer service yang tanggap dan ramah

    Kepedulian terhadap masyarakat

    Pendidikan dan Pelatihan

    0,10

    0,10

    0,08

    0,06

    0,06

    0,05

    0,06

    0,06

    0,08

    4

    4

    4

    3

    4

    2

    3

    4

    4

    0,40

    0,40

    0,32

    0,18

    0,24

    0,10

    0,18

    0,24

    0,32

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    13/27

    Perkembangan IT 0,07 3 0,21

    Weakness (Kelemahan)

    Lemahnya sistem teknologi informasi

    Keterbatasan jaringan Kantor

    Lemahnya pengawasan terhadap karyawan

    0,08

    0,10

    0,10

    4

    4

    4

    0,32

    0.40

    0,40

    Total 3.71

    Menurut hasil perhitungan IFE yang telah dilakukan,strengthdari Bank Of India Indonesia

    lebih besar daripada weaknessyang dimiliki oleh perusahaan. Nilaistrengthsebesar 2,59 dan

    weakness1,12

    C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

    Faktor-Faktor

    a. Lingkungan Makro

    Ekonomi Pertumbuhan perekonomian yang turun 5,78% menjadi sebesar

    5,01% memberikan pengaruh terhadap penyaluran kredit yang turut

    melambat dari 20,08% menjadi 11,6% YoY. Selain itu hal

    perekonomian yang menurun juga menyebabkan dana masyarakat

    mengalami penurunan dari 13,8% menjadi 10,8% YoY pada tahun

    2014. Namun karena adanya perbaikan ekonomi di tahun 2015 aka

    diharapkan di tahun 2016 juga aka nada pertumbuhan ekonomi yang

    positif sehingga penyaluran kredit dan dana masyarakat juga

    diharapkan akan meningkat.

    Sosial Bank of India Indonesia melakukan program CSR sebagai bentukkepedulian sosial dan juga meningkatkan citra perusahaan. Salah

    satunya adalah dengan melakukan kunjungan ke panti asuhan dan

    mengadakan buka puasa bersama.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    14/27

    Politik Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi

    penyaluran kredit dan dana masyarakat.

    Teknologi Peningkatan teknologi yang berkembang pesat mempermudah

    nasabah Bank of India Indonesia dalam melakukan transaksi

    misalnya dengan penggunan E-Banking, SMS Banking dan

    Penarikan tunai di ATM.

    b. Lingkungan Industri

    Entry Barrier Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industri

    perbankan. Rintangan untuk masuk ke industri perbankan cukup

    besar.

    Buyers Pengguna jasa perbankan adalah pelanggan domestic dan

    internasional.

    Product Sustitute Koperasi yang juga melakukan jasa serupa dengan perbankan mulai

    dari penyaluran kredit sapai dengan mengumpulkan dana masyarakat.

    Competitive and

    new entrants

    Kondisi persaingan dalam industri perbankan nasional cenderung

    dikuasai oleh Bank-Bank besar yang merupakan pemain lama.

    c. Lingkungan Operasi

    Competitor Terdapat banyak perusahaan perbankan yang menawarkan jasa

    serupa dengan bunga yang lebih kompetitif selain itu masyarakat

    cenderung memilih Bank-Bank besar dengan alasan kemudahan

    akses karena banyaknya fasiitas ATM tersedia dimana-mana.

    Customer Pengguna jasa perbankan terdiri dari nasabah nasional dan

    internasional

    Labor Pekerja di industri perbankan haruslah memiliki tim yang terdiri dari

    individu yang professional, kompeten, jujur dan berdaya saing tinggi

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    15/27

    EXTERNAL FACTOR EVALUATION MATRIX (EFE)

    Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

    Opportunities (Peluang)

    Economic Prediksi pertumbuhan

    perekonomian yang

    meningkat

    Meningkatnya transaksi

    penukaran USD

    0.2

    0.05

    4

    3

    0.8

    0.15

    Technological Peningkatan teknologi yang

    berkembang pesat

    0.10 3 0.3

    Political

    Pajak turun 8% y.o.y 0.05 2 0.1

    Social Kegiatan CSR meningkatkan

    citra perusahaan

    0.05 3 0.15

    Threats (Ancaman)

    Economic Ekonomi Indonesia yang

    sedang memburuk (Dollar

    naik) meningkatkan potensi

    kredit gagal bayar dan

    menurunnya pengajuan

    kredit.

    0,15 4 0.6

    Technological Penggunaan teknologi di

    Bank of Indonesia yang

    masih dalam peringkat

    sedang

    0.08 2 0.16

    Political Terdapat competitor yang

    bergerak di bidang yang

    sama

    0.15 4 0.6

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    16/27

    Peraturan Bank Indonesia

    yang membatasi pergerakan

    Bank

    0,1 3 0,3

    Social

    Budaya masyarakat yang

    kurang ingin menabung

    0.07 2 0.14

    Total 1 3.3

    Menurut hasil perhitungan EFE yang telah dilakukan, peluang di industri perbankan lebih

    sedikit daripada ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk bergelut di bidang ini.

    Dengan nilai peluang sebesar 1,5 dan ancaman sebesar 1,8.

    D. ANALISIS SWOT

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

    kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

    dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim

    SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Proses ini melibatkan penentuan

    tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan

    eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat

    diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat

    faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah

    bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang

    (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah

    keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan

    (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    17/27

    mengatasi kelemahan (weaknesses)yang mampu membuat ancaman (threats)menjadi nyata atau

    menciptakan sebuah ancaman baru.

    MATRIX SWOT

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    Strengths (Kekuatan)

    Visi Misi dan Nilai

    Perusahaan yang jelas

    dan terarah (S1)

    Telah dilakukannya

    Manajemen Risiko

    (S2)

    Likuiditas yang tinggi

    (S3)

    Hubungan yang baik

    dengan nasabah (S4)

    Peningkatan layanan

    kepada nasabah (S5)

    Pendidikan dan

    pelatihan kepada

    karyawan (S6)

    Weakness (Kelemahan)

    Lemahnya sistem

    teknologi informasi

    (W1)

    Keterbatasan jaringan

    Kantor (W2)

    Lemahnya

    pengawasan terhadap

    karyawan (W3)

    Opportunities (Peluang)

    Prediksi meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi

    Indonesia (O1)

    Pertumbuhan teknologi

    yang berkembang pesat

    (O2)

    Pajak turun 8% y.o.y

    (O3)

    Strategi S-O

    (S1,O1) menciptakan

    produk yang innovatif,

    mempunyai nilai

    tambah dan dan berdaya

    saing tinggi

    (S2,S3,O1) melakukan

    ekspansi pasar dengan

    melakukan inovasi

    Strategi W-O

    (W1,O2) memperbaiki

    sistem teknologi

    informasi dengan

    melakukan kerjasama

    dengan sigma untuk

    meningkatkan kapasitas

    dan kapabilitas

    teknologi informasi

    perusahaan

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    18/27

    Kegiatan CSR untuk

    meningkatkan citra

    perusahaan (04)

    untuk meningkatkan

    daya saing

    (S5,S6,O2,O4)

    mempromosikan Bank

    dan fasilitasnya dan

    meningkatkan fasilitas

    khususnya dibidang IT

    (W2,O1) memperluas

    dan memperbanyak

    cabang di beberbagai

    daerah terutama di kota-

    kota besar sepert

    Yogyakarta dan

    Balikpapan

    (W3,O2) melengkapi

    sistem brankas dengan

    teknologi terkini

    Threats (Ancaman)

    Ekonomi Indonesia

    yang sedang memburuk

    (Dollar naik) (T1)

    Penggunaan Teknologi

    yang masih dalam

    tingkat sedang (T2)

    Terdapat competitor

    yang bergerak di bidang

    yang sama (T3)

    Peraturan Bank

    Indonesia yang

    membatasi pergerakan

    Bank (T4)

    Budaya masyarakat

    yang kurang ingin

    menabung (T5)

    Strategi S-T

    (S1,T3) membuat

    produk tabungan dengan

    bunga yang tinggi dan

    membuat paket kredit

    dengan bunga yang

    rendah

    (S2,S3,T1) membuat

    inovasi produk berupa

    paket kredit dengan

    bunga yang bersaing

    (S5,T2) melakukan

    peningkatan sistem

    teknologi perusahaan

    untuk mempermudah

    transaksi melalui

    internet

    (S5,T5) melakukan

    berbagai promosi

    Strategi W-T

    (W1,T2) meningkatkan

    dan memperbaiki

    permasalahan teknologi

    informasi yang ada di

    Bank of India Indonesia

    dengan melakukan

    kerjasama untukmeningkatkan

    kapabilitas sistem

    informasi perusahaan.

    (W3,T2) memperbaiki

    kontrol kepada

    karyawan dan

    meningkatkan

    penggunaan teknologi

    pada sistem brankas

    (W2,T3) membuka

    kantor cabang di kota-

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    19/27

    kepada masyarakat

    tentang produk

    tabungan yang ada di

    Bank of India Indonesia

    kota besar yang

    berpotensi.

    E. ANALISIS KEUANGAN

    LAPORAN LABA RUGI

    dalam satuan milyar rupiah

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Pendapatan Bunga 159,217 167,356 177,634 203,913 275,921 440,007

    Biaya Bunga 84,720 81,994 81,127 106,251 134,876 260,234

    Pendapatan Bunga Bersih 74,497 85,362 96,507 97,662 141,045 179,773

    Pendapatan Operasional Lainnya 8,507 9,107 14,080 14,373 29,518 33,020

    Pendapatan Operasional 83,004 94,469 110,586 112,035 170,562 212,793

    Laba Operasional Bersih 50,476 48,242 65,031 73,838 110,002 127,242

    Laba Sebelum Pajak 50,641 48,067 64,542 73,921 109,583 142,022

    Laba Bersih 36,950 35,092 48,072 54,996 81,495 106,168

    Jika dilihat dari Laporan Keuangan Bank Of India Indonesia tahun 2010-2014 dapat

    diketahui bahwa laba bersih yang berhasil diterima oleh Bank Of India Indonesia mengalami

    peningkatan setiap tahunnya, bahkan di tahun 2013 Bank Of India Indonesia berhasil membukukan

    kenaikan laba bersih sebesar 48,18%. Pertumbuhan laba bersih ini merupakan pencapaian tertinggi

    selama lima tahun terakhir. Di tahun 2014 laba bersih yang berhasil diperoleh Bank Of India

    Indonesia juga mengalami peningkatan. Faktor utama yang mendorong peningkatan laba ini

    adalah naiknya pendapatan Bunga sebesar 59,96%. Pendapatan bunga yang meningkat ini

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    20/27

    disebabkan oleh peningkatan nilai pendapatan bunga kredit dan pertumbuhan nilai pinjaman bersih

    yang mengalami kenaikan. Selain pendapatan bunga yangmeningkat setiap tahunnya, biaya bunga

    juga mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama di tahun 2014 yang mengalami peningkatan

    biaya bunga yang sangat tinggi. Kenaikan biaya bunga ini diakibatkan peningkatan pertumbuhan

    beban bunga deposito karena meningkatnya komposisi deposito berjangka terhadap total

    simpanan. Keberhasilan Bank Of India Indonesia yang terus memperoleh peningkatan laba bersih

    setiap tahunnya menandakan peningkatan stabil kinerja keuangan perusahaanserta faktor

    kapabilitas manajemen yang kuat ditengah-tengah melambatnya perekonomian Indonesia yang

    terjadi.

    NERACA

    dalam satuan milyar rupiah

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Total Aset 1.537,378 1.570,332 2.080,428 2.540,741 3.601,336 5.199,185

    Kredit yang diberikan 981,358 1.071,643 1.436,293 1.838,288 2.569,319 3.134,569

    Kredit yang diberikan

    Bersih

    967,684 1.050,807 1.413,687 1.825,423 2.547,310 3.129,867

    CKPN 15,419 21,794 24,937 15,690 22,384 27,717

    Dana Pihak ketiga 1.120,111 1.222,476 1.675,845 1.972,256 2.740,214 3.585,345

    Ekuitas 302,479 318,715 346,488 373,769 454,861 560,588

    Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi pencapaian total aset Bank Of India

    Indonesia relatif sangat baik, setiap tahunnya total aset selalu mengalami peningkatan terutama di

    tahun 2014 dimana Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan aset sebesar 44,37%, kenaikan

    aset ini disebabkan pertumbuhan kredit perusahaan sebesar 22,89%. Selain peningkatan total aset,

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    21/27

    kredit yang diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga terus mengalami peningkatan setiap

    tahunnya, sebagaimana prioritas perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan

    menyalurkan dana ke sektor perkreditan baik kepada perseorangan atau perseroan. Pertumbuhan

    kredit ini didukung dengan adanya perluasan jaringan kantor yang dilakukan oleh Bank Of India

    Indonesia. Total nilai kredit Bank Of India Indonesia mengalami kenaikan sebesar 27,99% di tahun

    2012, 39,77% di tahun 2013 dan 22,87% di tahun 2014.

    Berdasarkan jenis kreditnya, penyaluran kredit yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja

    diikuti oleh Kredit Investasi dan kemudian Kredit Konsumsi. Secara klasifikasi Bank Of India

    Indonesia memiliki komposisi kredit yang dibagi kedalam Sembilan sektor perekonomian utama,

    yakni: Perdagangan, Industri, Jasa Bisnis, Transportasu, Pertambangan, Konstruksi, Jasa

    Pelayanan Sosial dan Lain-lain. Di tahun 2013, perusahaaan paling banyak memberikan kredit

    kepada sektor perdagangan yang mencapai 44,15% dari total portfolio kredit perusahaan kemudian

    diikuti oleh sektor industri sebesar 20,95%. Penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

    (UMKM) tiap tahunnya relatif stabil dan terbilang relatif kecil. Melihat pertumbuhan UMKM di

    Indonesia yang meningkat setiap tahunnya, Bank Of India Indonesia seharusnya melihat potensi

    yang ada pada sektor UMKM dengan membuat program kredit murah pada elaku sektor UMKM.

    Peningkatan kredit yang berhasil diberikan oleh Bank Of India Indonesia juga tidak

    terlepas dari peningkatan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank Of India Indonesia

    yang terus menerus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan keuangan

    perusahaan diketahui bahwa Dana Pihak Ketiga terdiri atas tiga komponen utama yakni giro,

    tabungan dan deposito berjangka. Pada tahun 2013 secara keseluruhan ketiga komponen tersebut

    mengalami peningkatan yang cukup drastis dimana komponen giro mengalami peningkatan

    sebesar 55,34%, tabungan sebesar 77,64% dan dana deposito berjangka meningkat 33,88%

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    22/27

    sedangkan pada tahun 2014 meskipun seluruh komponen giro, tabungan dan deposito berjangka

    juga mengalami peningkatan tapi komponen deposito merupakan komponen yang mengalami

    kenaikan signifikan sebesar 39,20%. Untuk kedepannya Bank Of India Indonesia harus

    meningkatkan kualitas pelayanan nasabah sehingga keberhasilan penghimpunan Dana Pihak

    Ketiga ini terus bisa dipertahankan. Selain berusaha untuk meningkatkan jumlah yang berhasil

    dihimpun, Bank Of India Indonesia harus membuat strategi pengelolaan dana tersebut dengan

    menyalurkan kepada masyarakat melalui kredit, menempatkan kelebihan likuiditas tersebut ke

    dana sarana investasi lain seperti penempatan antar bank, SBI dan surat berharga sehingga tidak

    terjadi idle fund Bank.

    RASIO KEUANGAN

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    ROA 3,53 2,93 3,66 3,14 3,8 3,37

    ROE 13,36 11,69 15,26 16,82 22,03 23,13

    NIM5,41 5,82 6,39 5,12 5,92 4,83

    LDR 8,11 87,36 85,71 93,21 93,76 88,06

    CAR 3,29 26,91 23,19 21,10 15,26 14,27

    BOPO 74,57 73,35 67,51 72,31 69,09 70,32

    NPL 1,82 3,55 1,98 0,14 1,59 1,15

    1)Retur n on Asset (ROA)

    Return on Asset merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan

    semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Laba yang dimaksud disini adalah laba sebelum

    bunga dan pajak. Rasio ini akan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    23/27

    aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan

    dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva. Berdasarkan tabel diatas

    dapat kita lihat bahwa ROA Bank Of India Indonesia mencatat angka tertinggi pada tahun 2013

    dan pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan. Penurunan ROA Bank Of India Indonesia

    ini disebabkan oleh peningkatan total asset perusahaan yang sangat signifikan di tahun 2014

    sebagai akibat pertumbuhan pemberian kredit serta perolehan pihak ketiga. Meskipun

    mengalami penurunan disbanding tahun 2013 tetapi nilai ROA Bank Of India Indonesia

    terbilang cukup tinggi diantara Bank-bank lain dengan kategori Bank Kelompok Buku 1.

    2)

    Return on Equity (ROE)

    Return on Rquity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

    modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh

    pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik.

    Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal

    yang ditanamkannya. Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 secara

    keseluruhan Bank Of India Indonesia berhasil meningkatkan nilai ROE, penurunan nilai ROE

    hanya terjadi pada tahun 2010 yang diakibatkan penurunan laba bersih yang dihasilkan karena

    besarnya beban pemulihan kerugian penurunan nilai pada tahun 2010.

    3)Net I nterest Margin (NIM)

    Net Interest Marginadalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih dengan nilai aset

    produktif. Aset produktif sendiri adalah aset yang menghasilkan bunga. Semakin besar nilai

    NIM maka semakin bagus, karena pendapatan yang dihasilkan terbilang besar dibanding

    asetnya. Dari tabel diketahui bahwa besaran NIM Bank Of India Indonesia mengalami

    penurunan pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan bunga bersih

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    24/27

    yang tidak sebanding dengan pertumbuhan total aset produktif. Meskipun begitu angka 4,83%

    ini sudah melebihi ekspektasi perusahaan yang berada pada angka 4,62%.

    4) Loan to Deposits Ratio (LDR)

    Loan to Deposits Ratioadalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan

    dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito

    berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan

    pinjaman (loan requests) nasabahnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP

    tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1e, Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat diukur dari

    perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga.

    Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Semakin tinggi

    maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan

    kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Tujuan perhitungan LDR

    adalah untuk mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat

    dalam menjalankan kegiatan operasinya. Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai

    suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Nilai LDR yang terlalu tinggi

    dan terlalu rendah bukanlah hal yang baik oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan standar

    nilaiLoan to Deposit Ratio (LDR)sebesar 85%-110%.

    Selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Bank of India Indonesia berhasil mencatat

    nilai LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dimana besarnya berada di kisaran angka

    85-100%. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia memiliki kondisi yang

    sehat dalam menjalankan kegiatan operasi perushaaannya. Namun pada tahun 2014, LDR yang

    diperoleh mengalami penurunan sebesar 4,9% dibanding tahun 2013. Penurunan ini

    mengindikasikan bahwa upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjaga perputaran aset

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    25/27

    produktifnya belum maksimal. Kedepannya pihak Bank Of India Indonesia harus

    meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat namun dengan tetap memperhatikan

    ketentuan dari Bank Indonesia.

    5)Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Capital Adequacy Ratio atau yang biasa disebut sebagai Rasio Kecukupan Modaladalah

    perbandingan antara modal bersih sebuah bank terhadap assetnya (yang dibobot berdasarkan

    resikonya). Bank Indonesia mensyaratkan minimal sebuah bank mempertahankan CAR-nya

    8%. Apabila terdapat Bank yang nilai CAR-nya kurang dari 8%, maka bank tersebut akan

    dilikuidasi. Peraturan ini diperlukan terkait kemampuan Bank untuk mengembalikan dana

    tabungan masyarakat yang dititipkan kepada Bank. Bank yang memiliki CAR kurang dari *%

    dikhawatirkan akan mengalami kegagalan dalam mengembalikan dana kepada masyarakat.

    Dari data laporan keuangan diketahui bahwa CAR Bank Of India Indonesia mulai dari

    tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan setiap tahunnya, namun

    meskipun mengalami penurunan nilai CAR masih berada jauh di atas syarat minimal 8%.

    Penurunan nilai CAR ini utamanya disebabkan oleh ekspansi kredit yang dilakukan oleh

    perusahaan yang menyebabkan peningkatan signifikan dari pertumbuhan kredit pinjaman.

    Nilai CAR yang berada jauh diatas syarat minimal ini mengindikasikan bahwa struktur

    permodalan Bank Of India Indonesia memiliki kapabilitas untuk mengimbangi risiko pasar,

    risiko kredit dan risiko operasional.

    6) Biaya Pencapaian Operasional terhadap Pencapaian Operasional (BOPO)

    BOPO atau yang biasa disebut sebagai rasio efisiensi adalah rasio yang mengukur tingkat

    efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. BOPO digunakan untuk

    mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    26/27

    pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

    dikeluarkan bank yang bersangkutan. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan

    dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah

    penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Menurut

    Bank Indonesia nilai rasio yang ideal berada antara 50-75%.

    Selama enam tahun terakhir rasio BOPO Bank of India Indonesia berada dikisaran angka

    67-74%. Angka ini berada di angka ideal sesua dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini

    menunjukkan bahwa pengelolaan aset perbankan yang dilakukan Bank Of India Indonesia

    telah cukup efisien.

    7)Non Performing Loan (NPL)

    Non Performing Loan adalah perbandingan antara kredit yang tidak dikembalikan lagi oleh

    si peminjamnya (kredit macet), atau dikembalikan tapi tersendat-sendat, dengan total kredit

    yang disalurkan oleh bank ke masyarakat.Dalam industri perbankan kredit yang disalurkan ke

    masyarakat digolongkan menjadi lima status, yaitu 1. lancar, 2. dalam perhatian khusus, 3.

    kurang lancar, 4. diragukan, dan 5. macet. Untuk status lancar, berarti kredit tersebut tidak

    bermasalah sama sekali, dan bisa ditagih dengan lancar. Untuk status dalam perhatian khusus,

    maka kredit tersebut mulai bermasalah. Dan untuk golongan yang terparah yaitu status macet,

    maka kredit tersebut sudah tidak bisa ditagih sama sekali, atau tidak dapat dipastikan kapan

    akan dikembalikan oleh peminjamnya. Semakin besar NPL, maka semakin buruk kinerja bank

    tersebut, karena itu menunjukkan bahwa Bank tidak bisa menyeleksi calon peminjam dengan

    baik. Kredit macet di bank dicatat sebagai kerugian, sehingga semakin banyak kredit macet

    maka kerugian yang diderita Bank akan semakin besar. Menurut Bank Indonesia besarnya

    ketentuan tingkat maksimum NPL adalah 5%.

  • 7/25/2019 Tugas UTS Menstra Shinta

    27/27

    Rasio NPL Bank Of India Indonesia setiap tahunnya berada di bawah tingkat maksimum

    yang ditetapkan Bank Indonesia hal ini mengindikasikan bahwa Bank Of India Indonesia

    memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola kredit. Pada tahun 2014, meskipun nilai

    penyaluran kredit mengalami peningkatan tetapi perusahaan sukses menurunkan rasio NPL

    dibandingkan tahun sebelumnya. Kesuksesan ini mengindikasikan bahwa kinerja manajemen

    dalam membatasi faktor risiko perbankan telah berhasil. Kesuksesan ini diperoleh dari

    pemantauan yang dilakukan oleh Bank of India Indonesia terhadap perkembangan risiko

    portfolio kredit melalui Profil Risiko Kredit yang disusun secara bulanan.