nurningsih - fkik-1

146
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KELUHAN WANITA SAAT MENOPAUSE DI KELURAHAN CIJANTUNG KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR TAHUN 2012 Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : NURNINGSIH 108104000033 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2012 M

Upload: ignatiuserik

Post on 16-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

menopause

TRANSCRIPT

Page 1: NURNINGSIH - fkik-1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG MENOPAUSE DENGAN KELUHAN

WANITA SAAT MENOPAUSE DI KELURAHAN

CIJANTUNG KECAMATAN PASAR REBO

JAKARTA TIMUR TAHUN 2012

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) Pada Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

NURNINGSIH

108104000033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1433 H / 2012 M

Page 2: NURNINGSIH - fkik-1
Page 3: NURNINGSIH - fkik-1
Page 4: NURNINGSIH - fkik-1
Page 5: NURNINGSIH - fkik-1
Page 6: NURNINGSIH - fkik-1

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurningsih

Tempat, Tgl. Lahir : Brebes, 03 April 1989

Alamat : Desa Sarireja 01 Blok Masjid Rt/Rw: 04/02

Tanjung Brebes Jawa Tengah 52254

No. Telp/HP : 085711393720

E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Rasim

Ibu : Tariah

Riwayat Pendidikan

1996 – 2002 : SDN 1 Sarireja, Tanjung, Brebes, Jawa Tengah

2002 – 2005 : MTs Al-Ikhlas Putri, Kuningan, Jawa Barat

2005 – 2008 : MA Al-Ikhlas Putri, Kuningan, Jawa Barat

2008 – sekarang : S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2007 – 2008

- Ketua Organisasi Pengurus Pondok Modern (OPPM) Al-Ikhlas

Putri

- Staf Pembina Pramuka GUDEP 10164

- Anggota Paskibra Pondok Modern Al-Ikhlas Putri

Page 7: NURNINGSIH - fkik-1

- Anggota Drum Band Pondok Modern Al-Ikhlas Putri

2009 – 2010 : Anggota Departemen Kemahasiswaan BEMJ PSIK

2009 – 2010 : Bendahara Komisariat Dakwah FKIK

2010 - 2011 : Anggota Departemen Sosial Masyarakat Kesatuan

Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

UIN

2011 – sekarang : Anggota Generasi Baru Indonesia (GENBI) UIN

Penerima Beasiswa Bank Indonesia

2011 – sekarang : Sekretaris Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ

165 Jakarta

Pelatihan Dan Seminar Yang Diikuti

1. ESQ Leadership Training For Basic Training

2. Pelatihan Medis Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ

3. Pelatihan Jurnalistik Lembaga Kemanusiaan ESQ

4. Pelatihan Outbound Lembaga Kemanusiaan ESQ

5. Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era

6. Simposium Nasional “Perspektif Islam dalam Membangun Karakter Bangsa

Pada Era Milenium Kesehatan”

7. Seminar “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di Rumah”

8. Seminar Kesehatan Nasional “Combat Antimicrobial Drugs Resistance”

9. Seminar Nasional Keperawatan “Uji Kompetensi Nasional Perawat:

Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi

Tantangan Global”

Page 8: NURNINGSIH - fkik-1

10. Pelatihan Sirkumsisi “Menumbuhkan Insan Cita yang Terampil dan Peduli

Masyarakat”

11. Seminar Sehari “Tatalaksana Terkini Miokardial Infark (MCI) dan Interpretasi

EKG”

Prestasi Yang Pernah Diraih :

1. Juara II MTQ Anak-Anak Putri Peringatan HUT RI Desa Sarireja

2. Juara I Lomba Pidato Bahasa Arab Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Putri

3. Juara II Lomba Pidato Bahasa Inggris Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas

Putri

4. Juara Umum Santri Berprestasi Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Putri

5. Kakak Pembimbing Terbaik dalam Student Character Building (SCB) FKIK

UIN

6. Finalis Lomba Karya Tulis Kesehatan Islam II (LKTKI II)

7. Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional “Peran Perawat Dalam Sistem

Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu”

8. Penerima Beasiswa Bank Indonesia (BI)

Page 9: NURNINGSIH - fkik-1

vi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi, Oktober 2012

NURNINGSIH, NIM: 108104000033

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan Keluhan

Wanita saat Menopause Di Kelurahan Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur

Tahun 2012

xx + 98 halaman + 16 tabel + 4 gambar + 5 lampiran

ABSTRAK

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya siklus menstruasi pada

wanita secara alamiah. Keluhan-keluhan saat menopause baik fisik, psikologis

maupun seksual akan dialami oleh wanita yang memasuki masa menopause.

Dengan adanya keseimbangan pengetahuan tentang menopause secara

menyeluruh, diharapkan keluhan menopause yang timbul pun dapat berkurang

dan kualitas hidup mereka pun akan menjadi lebih baik.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

tentang menopause dengan keluhan wanita saat menopause. Jenis penelitian

deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah perempuan yang

memasuki masa menopause dan bertempat tinggal di Kelurahan Cijantung.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah snowballing sampling.

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dengan

menggunakan angket untuk pengetahuan dan menopause rating scale untuk

mengukur keluhan menopause. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square

dengan derajat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan

kurang sebanyak 31 orang, 18 responden (58,1%) merasakan keluhan berat, 13

orang (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 41 orang, 10 orang (21,3%) merasakan keluhan

berat, 35 orang (74,5%) dengan keluhan ringan, dan 2 orang (4,3%) tidak

mengalami keluhan. Dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17

orang, 3 orang (17,6%) merasakan keluhan berat, dan 14 orang (82,4%)

merasakan keluhan ringan.

Hasil analisis data diperoleh p-value yaitu sebesar 0,002 (<0,05). Secara

statistik menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

menopause dengan keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung

Kecamatan Pasar Rebo (p = 0,002 < 0,05).

Kata kunci : pengetahuan, menopause, menopause rating scale.

Referensi : 50 (1995 - 2011)

Page 10: NURNINGSIH - fkik-1

vii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Undergraduated thesis, Oktober 2012

NURNINGSIH, NIM : 108104000033

The Relationship Between Knowledge with Complaint Of Menopause Among

Menopause Women at Cijantung Village Pasar Rebo Regency East Jakarta

in 2012

xx + 98 pages + 16 tables + 4 charts + 5 attachments

ABSTRACT

Menopause was known as the end of menstrual cycle in women naturally.

Complaints of menopause such as physical complaint, psychological or sexual

will be experienced by women going through menopause. With the balanced of

knowledge about menopause, it was expected that complaints of menopause

which arising can be reduced and the quality of their life will be better.

The purpose of research is to determine the relationship between the level

of knowledge about menopause with complaints of menopause among menopause

women. The research used descriptive analytic with cross sectional design. The

population was women who entered menopause and living in Cijantung Village.

The sampling method used snowball sampling. The sample size were 95 people.

Data collecting was using a questionnaire for knowledge and menopause rating

scale for measuring the menopausal complaints. The statistical test used was Chi-

square with a degree of confidence was 95%.

The result found there are 31 people who have less knowledge, 18 people

(58.1%) felt a severe complaint, 13 people (41.9%) felt a mild complaint. While

47 people who have enough knowledge, 10 people (21.3%) felt a severe

complaints, 35 people (74.5%) with mild complaints, and 2 people (4.3%) have no

complaint. And there are 17 people who have a good knowledge, 3 people

(17.6%) felt a severe complaint, and 14 people (82.4%) felt a mild complaint.

The results analysis of data obtained that p-value was 0.002 (<0.05) at

95% confidence level. Statistically stated that there is the relationship between

knowledge and complaint of menopause among menopause women at Cijantung

Village Pasar Rebo Regency East Jakarta in 2012 (p = 0.002 <0.05).

Key words : knowledge, complaint of menopause, menopause rating scale.

Reference : 50 (1995 - 2011)

Page 11: NURNINGSIH - fkik-1

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap ketulusan hati, skripsi ini kupersembahkan untuk kedua

orangtuaku yang selalu memberi do’a, dukungan dan curahan kasih sayangnya

tanpa syarat, semoga selalu dalam lindungan-Nya. Amin.....

Page 12: NURNINGSIH - fkik-1

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaaniirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam sekaligus penjaga hatiku.

Shalawat dan salam semoga tetap selalu tercurahkan atas Rasulullah SAW. Beribu

syukur atas izinNya-lah skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Menopause Dengan Keluhan Wanita Saat Menopause di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012” dapat terselesaikan.

Alhamdulillahirabbil „Aalamin.

Skripsi ini dibuat dalam memenuhi syarat akhir dari suatu program akademik

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapat gelar S.kep.

Penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati,

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr. H.M. Djauhari W, AIF., PFK, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi

Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 13: NURNINGSIH - fkik-1

x

4. Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi IImu Keperawatan (PSIK)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kp, Sp.Mat dan Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN selaku

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikiranya

untuk memberikan bimbingan, dukungan, nasehat dan arahan kepada penulis

selama menyusun skripsi.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis, serta staff akademik

(Bapak Azib Rosyidi S. Psi dan Ibu Syamsiah) atas bantuannya yang telah

memudahkan penulis dalam proses pembelajaran di PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Segenap jajaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN yang telah banyak membantu dalam menyediakan referensi-

referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

9. Kepada Bpk. Edi selaku Kepala Lurah Cijantung yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian.

10. Segenap ibu-ibu RT, kader, dan seluruh responden di Kelurahan Cijantung atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu membantu kelancaran proses penelitian

ini.

11. Orang tua tercinta (Bapak Rasim dan Ibu Tariah) yang tak pernah letih

mendoakan, dan memberikan kasih sayang yang tulus serta dukungan tiada

hentinya kepada penulis.

Page 14: NURNINGSIH - fkik-1

xi

12. Kakak penulis (Dulhalim, SEI) beserta seluruh keluarga di Brebes dan Jakarta,

yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang

tiada henti.

13. Sahabat-sahabat terbaik (Dewi Fatimah, Dedeh Suhaidah) yang telah mendukung

dan membantu penulis selama proses skripsi berlangsung.

14. Sahabat-sahabat PSIK ‟08 yang telah berjuang bersama-sama dalam perkuliahan.

15. Sahabat-sahabat KOMDA FKIK dan Relawan Lembaga Kemanusiaan ESQ

Jakarta yang telah memberikan doa dan motivasinya.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis

mengharapkan kesempurnaan itu dapat terbentuk dengan sebuah kritikan dan saran

yang membangun dari berbagai pihak. Semoga rahmat Allah selalu tercurahkan

kepada kita semua. Amiin

والسالم علیكن

Jakarta, Oktober 2012

NURNINGSIH

Page 15: NURNINGSIH - fkik-1

xii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v

ABSTRAK .............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang .................................................................................... 1

B Perumusan Masalah ............................................................................ 8

C Tujuan Penelitian ................................................................................ 9

1. Tujuan Umum ................................................................................ 9

Page 16: NURNINGSIH - fkik-1

xiii

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 9

E Manfaat Penelitian .............................................................................. 9

1. Pendidikan Keperawatan ................................................................ 9

2. Praktek Keperawatan ..................................................................... 9

3. Penelitian Keperawatan .................................................................. 9

4. Peneliti ........................................................................................... 9

F Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Pengetahuan ........................................................................................ 11

1. Definisi Pengetahuan .................................................................... 11

2. Tingkat Pengetahuan ..................................................................... 12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .......................... 14

B Menopause .......................................................................................... 17

1. Pengertian ...................................................................................... 17

2. Patofisiologi .................................................................................. 19

3. Periode Menopause ....................................................................... 20

4. Jenis Menopause ........................................................................... 22

5. Kelainan Jadwal Menopause ......................................................... 23

6. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause .................. 25

7. Pola Hidup Sehat saat Menopause ................................................ 28

C Keluhan Menopause ............................................................................ 32

D Pandangan Islam tentang Menopause ................................................. 42

E Penelitian Terkait ................................................................................ 43

Page 17: NURNINGSIH - fkik-1

xiv

F Kerangka Teori .................................................................................... 46

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS

A Kerangka Konsep ................................................................................ 47

B Definisi Operasional ............................................................................ 48

C Hipotesis .............................................................................................. 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A Desain Penelitian .................................................................................. 51

B Identifikasi Variabel ............................................................................ 51

C Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .............................................. 52

1. Populasi ........................................................................................... 52

2. Sampel ............................................................................................ 52

D Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 54

E Metode Pengumpulan Data ................................................................. 55

1. Pengumpulan Data ......................................................................... 55

2. Proses Pengumpulan Data .............................................................. 55

3. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 56

F Teknik Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 59

1. Uji Validitas ................................................................................... 60

2. Uji Reliebilitas ................................................................................ 62

G Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 63

H Teknik Analisa Data ............................................................................ 64

1. Analisa Univariat ........................................................................... 64

Page 18: NURNINGSIH - fkik-1

xv

2. Analisa Bivariat .............................................................................. 64

I Etika Penelitian ................................................................................... 65

1. Prinsip Etika ................................................................................... 65

2. Masalah Etika ................................................................................. 66

BAB V HASIL PENELITIAN

A Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ………………………………….. 69

1. Data Geografi .................................................................................. 69

2. Data Demografi ............................................................................... 69

B Analisis Univariat .................................................................................. 70

1. Data Demografi Responden .............................................................. 70

a. Umur ............................................................................................ 70

b. Tingkat Pendidikan ..................................................................... 71

c. Status Perkawinan ....................................................................... 72

d. Status Pekerjaan .......................................................................... 72

2. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause ................... 73

3. Tingkat Keluhan Wanita Saat Menopause ...................................... 74

4. Proporsi Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Menopause ......... 77

C Analisis Bivariat .................................................................................... 78

BAB VI PEMBAHASAN

A Gambaran Data Demografi Responden ............................................. .. 80

1. Umur ............................................................................................. .. 80

2. Tingkat Pendidikan ....................................................................... .. 80

3. Status Perkawinan ........................................................................ .. 81

Page 19: NURNINGSIH - fkik-1

xvi

4. Status Pekerjaan ............................................................................ .. 82

B Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause ...................... .. 82

C Gambaran Keluhan Responden Saat Menopause .............................. .. 83

D Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Keluhan

Wanita Saat Menopause .................................................................... .. 89

E Keterbatasan Penelitian ...................................................................... .. 94

F Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. .. 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan ............................................................................................ 96

B Saran ....................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: NURNINGSIH - fkik-1

xvii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 48

Tabel 4.1 Daftar Blue Print Kuisioner Tingkat Pengetahuan ............................... 58

Tabel 4.2 Daftar Blue Print Menopause Rating Scale (MRS) .............................. 59

Tabel 4.3 Validitas Skala Tingkat Pengetahuan ................................................... 61

Tabel 4.4 Validitas Skala Keluhan Menopause (MRS) ........................................ 62

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ........................ 70

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ........................ 71

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Di

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ...... 72

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden Di

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012 ...... 72

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause

Di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012 ......................... 73

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Keluhan Menopause Responden di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012 ............................................... 74

Tabel 5.6.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis ....................... 75

Tabel 5.6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somato-Vegetatif ........... 75

Tabel 5.6.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Urogenital ...................... 76

Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Proporsi Pengetahuan Responden Dengan

Keluhan Saat Menopause ..................................................................... 77

Page 21: NURNINGSIH - fkik-1

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Diagram Taksonomi Bloom ............................................................... 14

Gambar 2.2 Keluhan Masa Klimakterium ............................................................. 42

Gambar 2.3 Kerangka Teori ................................................................................... 46

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 47

Page 22: NURNINGSIH - fkik-1

xix

DAFTAR SINGKATAN

RPJPK : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

Kemenkokesra : Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

IgA : Imunoglobulin A

IgG : Imunoglobulin G

IgM : Imunoglobulin M

NO : Nitrit Oksida

SPSS : Statistical Package for Social Science

KK : Kepala Keluarga

Pusdinakes : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan

Page 23: NURNINGSIH - fkik-1

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3 . Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 5. Hasil Analisa Univariat Dan Bivariat

Page 24: NURNINGSIH - fkik-1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud (RPJPK, 2009). Sasaran pembangunan kesehatan yang akan

dicapai pada tahun 2025 ini adalah meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat, yang ditunjukkan oleh indikator dampak yaitu meningkatnya

Umur Harapan Hidup (UHH) dari 70,7 tahun pada tahun 2008 menjadi 73,7

tahun pada tahun 2025 (Kemenkokesra, 2010).

Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2005,

tercatat jumlah penduduk lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia sebanyak lebih

dari 15 juta jiwa (tidak termasuk NAD dan Nias) atau sekitar 7 persen dari

total penduduk (BPS, 2005). Jumlah tersebut, perempuan lansia ternyata lebih

banyak dibandingkan laki-laki, dengan Umur Harapan Hidup (UHH)

perempuan umumnya lebih panjang dibandingkan laki-laki, yaitu 66,2 tahun

untuk laki-laki dan 70,2 tahun untuk perempuan pada tahun 2005 (Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan, 2010). Permasalahan yang dialami secara

umum di Indonesia, sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih

didominasi oleh perempuan, salah satunya adalah masalah seputar

Menopause.

Menopause merupakan salah satu tahapan kehidupan yang pasti dialami

oleh perempuan. Menurut National Institute of Health, Amerika Serikat,

dalam Mangoenprasodjo (2004), menopause merupakan tahap akhir proses

Page 25: NURNINGSIH - fkik-1

2

biologi yang dialami perempuan berupa penurunan produksi hormon seks

perempuan, yakni esterogen dan progesterone dari indung telur (BKKBN,

2006).

Menurut Gabbie (2006) menopause merupakan fase dalam kehidupan

seorang perempuan yang ditandai dengan berhentinya masa subur dan terjadi

pada usia rata-rata 51 tahun seperti yang dijelaskan pada buku-buku sejarah

yang mengungkapkan bahwa rata-rata usia tersebut tidak berubah setelah

berabad-abad. Masa menopause ini terjadi ketika ovarium berhenti

memberikan respon terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga

pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar

esterogen dan progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan

keluhan-keluhan menopause (Women’s Health Concern, 2007).

Tahun 2003, jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa

menopause mencapai 1,2 milyar orang, dimana sekitar 25 juta perempuan di

seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause setiap tahunnya. Di Asia,

masih menurut data World Health Organization (WHO), pada 2025 jumlah

perempuan yang menopause diperkirakan akan melonjak dari 107 juta

menjadi 373 juta. Sementara itu, survei di negara-negara Asia-Pasifik yang

dilakukan April 2008 mencatat, sebanyak 68% perempuan menopause

menderita gejala klimakterik, namun hanya 62% dari mereka yang

menghiraukan gejala tersebut, dan diperkirakan di tahun 2020 jumlah

penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan

yang hidup dalam usia menopause adalah sekitar 30,3 juta jiwa dari jumlah

laki-laki (Fadilah, 2005). Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005

Page 26: NURNINGSIH - fkik-1

3

memproyeksikan, sebanyak 5.846.000 perempuan Indonesia dari total

penduduk tahun 2010 memasuki masa menopause per tahunnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, sindrom menopause banyak dialami

perempuan hampir di seluruh dunia, seperti 70-80% perempuan Eropa, 60% di

Amerika, 57% di Malaysia, 18% di China, dan 10% di Jepang dan Indonesia.

Hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu pola makan. Perempuan Eropa

dan Amerika mempunyai estrogen lebih banyak dari perempuan Asia. Ketika

menopause terjadi, perempuan Eropa dan Amerika mengalami penurunan

hormon drastis dibanding perempuan Asia yang kadar estrogennya sedang

(Liza, 2009).

Sekitar 40-85 % dari semua perempuan dalam usia klimaterik

mempunyai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Manuaba, 2001).

Beberapa perempuan mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus

dengan sedikit ketidaknyamanan fisik seperti keluhan kulit keriput (52,3%)

dan bertambah berat badan (50,5%). Sedangkan beberapa perempuan lain

mengalami banyak gejala yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif

(Nirmala, 2003).

Menurut hasil penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Sumatera Utara dalam Hardians (2005) bahwa keluhan masalah

kesehatan yang di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik

seperti: keluhan nyeri senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama

(84,44%), vagina kering (93,33%), dan keputihan (75,55%), gatal pada vagina

(88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44%), nyeri berkemih (77,77%),

inkontinensia urin (68,88%) (Hadrians, dkk, 2005). Perubahan psikologis yang

Page 27: NURNINGSIH - fkik-1

4

muncul meliputi mudah tersinggung, terasa takut, gelisah, lekas marah

sebanyak 90%, gangguan tidur 50%, depresi 70% (Glasier, 2006).

Sebagian besar perempuan di Indonesia tidak mengetahui dampak yang

bisa timbul saat akan memasuki masa menopause. Ketidaktahuan itu didasari

pandangan yang menganggap menopause itu gejala alami. Padahal saat

memasuki masa tidak haid itu lagi, perempuan mengalami gejala-gejala

seperti gejolak panas (hot flushes) dan keringat pada malam hari, kelelahan,

insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit

kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan

bertambah (Women’s Health Concern, 2007). Gejala-gejala menopause

tersebut sebenarnya dapat diminimalkan apabila perempuan menopause

mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai menopause itu sendiri.

Pengetahuan menurut Notoatmodjo merupakan hasil ”tahu” dan ini

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh

Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh

pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Pengetahuan mengenai

menopause sangatlah diperlukan oleh perempuan yang akan menghadapi

menopause, seperti apa itu menopause, proses terjadinya menopause, gejala-

gejala menopause, pola hidup saat menopause, dan terapi-terapi yang dapat

dapat digunakan dalam menghadapi menopause. Pengetahuan tentang

menopause merupakan faktor penting dalam menentukan respon dan tindakan

positif wanita usia menopause, sehingga diharapakan timbulnya keluhan-

keluhan saat menopause dapat dikurangi (Indriani, 2007).

Page 28: NURNINGSIH - fkik-1

5

Perlu diingat, sebagaimana siklus kehidupan, seorang wanita tidak bisa

menghindari hal itu terjadi. Adanya pergeseran dari fase ke fase dalam

kehidupan manusia yang dilalui dengan proses tumbuh kembang seorang anak

menjadi remaja kemudian dewasa dan akhirnya menjadi tua. Fase-fase

tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh sang

pencipta, tiada seorangpun dapat merubahnya. Sebagaimana firman Allah

dalam QS. Al-Hajj ayat 5, sebagai berikut:

Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari

kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari

tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian

dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,

agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang

Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami

keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu

sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan

(adapula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya

Page 29: NURNINGSIH - fkik-1

6

dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan

kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di

atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam

tumbuh-tumbuhan yang indah.

Menurut hasil penelitian dari Atik dan Tri tentang hubungan Tingkat

pengetahuan tentang gejala-gejala dan cara mengatasi keluhan menopause

pada ibu usia dewasa menengah di Kelurahan Bidara Cina Kecamatan

Jatinegara tahun 2004, mayoritas berada pada tingkat pengetahuan sedang

yaitu 37 ibu (55,22%), tinggi 18 ibu (26,87%), dan rendah 12 ibu (17,91%).

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Sulastri dan Badriyah

(2007) tentang ditemukan bahwa wanita usia 45-50 tahun di RW 05

Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan sebagian kecil memiliki

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30,2% serta rata-rata belum siap menerima

perubahan pada masa menopause.

Temuan penelitian yang dilakukan oleh Nur Indriani pada tahun 2007,

dengan judul “Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa

Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa

Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali”

diperoleh data dari 60 responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan

menopause pada wanita yang menghadapi masa klimakterium di Desa

Kampung Islam Kusamba menunjukkan distribusi yang paling tinggi berada

pada kategori rendah berjumlah 24 orang dengan prosentase sebanyak 40%.

Sedangkan Sikap wanita yang menghadapi masa klimakterium menunjukkan

bahwa distribusi yang paling tinggi berada pada kategori sedang berjumlah 23

orang dengan prosentase sebanyak 39%. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa

Page 30: NURNINGSIH - fkik-1

7

terdapat perbedaan sikap wanita dalam menghadapi masa klimakterium dilihat

dari pengetahuan tentang menopause pada taraf kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan keluhan klimakterium pada wanita kelompok umur

40-65 tahun Binaan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara, yang

dilakukan terhadap 60 responden menunjukkan ibu yang mempunyai banyak

keluhan sebesar 66,7% dan ibu yang mempunyai sedikit keluhan sebesar

33,3%. Hasil hipotesisnya diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara

umur ibu dengan keluhan klimakterium.

Hasil studi pendahuluan di kelurahan Cijantung pada tanggal 27 Februari

2012, kepada 10 ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang menopause dan

keluhannya didapatkan hasil 4 orang ibu memiliki pengetahuan yang cukup

dan 6 orang ibu memiliki pengetahuan yang kurang dengan rata-rata mereka

memiliki keluhan tingkat sedang.

Berawal dari hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause dengan Keluhan

Menopause di Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo”.

B. Rumusan Masalah

Masalah penuaan tidak lepas dari terjadinya penurunan fungsi organ

tubuh termasuk fungsi reproduksi. Organisasi kesehatan Dunia (WHO)

memperkirakan bahwa pada tahun 2025 jumlah perempuan yang menopause

diperkirakan akan melonjak dari 107 juta menjadi 373 juta sehingga banyak

perempuan menopause yang akan mengalami keluhan-keluhan menopause.

Menurut data yang tercatat oleh Kantor Kecamatan Pasar Rebo pada

Page 31: NURNINGSIH - fkik-1

8

Desember 2011 bahwa di Kelurahan Cijantung terdapat ±2.500 jiwa

perempuan yang memasuki masa menopause dari jumlah total 21.683 jiwa

perempuan.

Cijantung yang terletak di Pasar Rebo merupakan salah satu kelurahan

yang menempati ranking kedua penduduk terpadat di Pasar Rebo. Semakin

meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) perempuan Indonesia menjadi

70,2 tahun pada tahun 2005, maka bertambah pula permasalahan yang harus

dihadapi oleh perempuan yaitu menopause. Seiring dengan hal tersebut,

perempuan Indonesia akan mengalami keluhan-keluhan menopause yang akan

dialaminya. Keluhan-keluhan menopause tersebut sebenarnya dapat

diminimalkan apabila perempuan menopause mempunyai pengetahuan yang

cukup mengenai menopause secara menyeluruh sehingga perempuan

Indonesia mampu merespon secara positif di usia menopause.

Berdasarkan hasil uraian rumusan masalah dan latar belakang di atas

maka peneliti ingin mengetahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang

Menopause dengan Keluhan Menopause di Kelurahan Cijantung, Kecamatan

Pasar Rebo”.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang

menopause dengan keluhan menopause di kelurahan Cijantung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi umur responden, pendidikan, status

perkawinan, dan pekerjaan responden

Page 32: NURNINGSIH - fkik-1

9

b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang menopause

c. Mengidentifikasi keluhan-keluhan menopause yang timbul saat

menopause

d. Menjelaskan hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause

dengan keluhan menopause.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan literatur

dan informasi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

khususnya keperawatan maternitas mengenai bagaimana pengetahuan

tentang menopause, sehingga mutu dalam bidang pendidikan meningkat.

2. Bagi praktek keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi perawat, sehingga dapat

memberikan asuhan keperawatan secara tepat serta ikut serta dalam

penyampaian pendidikan kesehatan pada masyarakat mengenai

menopause, sehingga dapat mengantarkan perempuan melalui masa tua

mereka dalam keadaan sehat, mandiri, dan mampu berperan aktif dalam

masyarakat.

3. Bagi penelitian keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi pengembangan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang

menopause.

Page 33: NURNINGSIH - fkik-1

10

4. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang

telah di dapat, juga berguna sebagai masukan tentang perubahan masa

menopause dan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat nantinya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain

cross sectional yang tujuannya untuk memperoleh informasi tentang

hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan keluhan

menopause. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Penelitian ini akan dilakukan di kelurahan Cijantung kecamatan Pasar Rebo

selama bulan Juni 2012, dengan responden wanita yang memasuki masa

menopause.

Page 34: NURNINGSIH - fkik-1

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), pengetahuan

merupakan segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; dan segala sesuatu

yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan

(Knowledge) juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa

Inggris, yaitu knowledge. Dalam ensiklopedia of philosophy dijelaskan

bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is

justified true belief). Menurut Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang

diketahui atau hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.

Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran dengan demikian

pengetahuan adalah usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2004).

Pengetahuan tentang menopause dapat diartikan sebagai segala apa

yang diketahui dengan menopause. Pengetahuan tentang menopause

mencakup bentuk-bentuk antara lain pengertian menopause, jenis

Page 35: NURNINGSIH - fkik-1

12

menopause, faktor-faktor yang mempengaruhi menopause, keluhan-

keluhan menopaus, terapi pencegahan, dan pola hidup sehat saat

menopause (Mangoenprasodjo, 2004). Menurut Sholehah dalam

penelitiannya pada tahun 2003, menjelaskan bahwa pengetahuan tentang

reproduksi wanita dan masalah menopause dapat diperoleh dari 2 sumber

yaitu formal dan nonformal. Dari segi formal dapat diperoleh melalui

program-program pendidikan seperti penyuluhan, seminar dan lain-lain.

Dari segi nonformal dapat diperoleh dari pengalaman orang lain/teman dan

media massa.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai tujuh tingkatan (HL

Bloom dalam Notoatmodjo, 2007), yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007).

Page 36: NURNINGSIH - fkik-1

13

c. Aplikasi (Application)

Aplikaasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau pengguanaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

g. Berkreasi (Created)

Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu

keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam

pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:

Page 37: NURNINGSIH - fkik-1

14

a) Generating (Hipotesa)

b) Planning (Perencanaan)

c) Producing ( Penghasil)

Gambar 2.1 Diagram Taksonomi Bloom

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh seseorang

dapat memperluas pengetahuan seseorang.

Page 38: NURNINGSIH - fkik-1

15

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang

berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik

keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku,

dan lainnya.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap

pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup

besar maka dirinya mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih

baik.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah domain yang sangat penting dan mendasar untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Setiap individu berbeda-beda dalam

Page 39: NURNINGSIH - fkik-1

16

proses menginternalisasikan suatu informasi, sehingga tingkat

pengetahuannya berbeda-beda juga dan dikategorikan menjadi tingkat

pengetahuan tinggi, sedang, dan rendah (Potter & Perry, 2001). Semakin

tinggi tingkat kognitif wanita tentang menopause, semakin komprehensif

penilaian wanita tentang hal tersebut. Hal ini dapat mengarahkannya

kearah perilaku yang positif dalam berespon terhadap terjadinya keluhan-

keluhan saat menopause (Notoatmodjo, 1997).

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku seseorang

dalam berespon dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor predisposisi (Predisposing factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat, terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (Enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan

yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,

polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta dan

sebagainya.

Page 40: NURNINGSIH - fkik-1

17

c. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan.

Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari

pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan.

Pada penelitian ini peneliti hanya akan meneliti satu faktor yang

diduga akan mempengaruhi keluhan wanita saat menopause, yaitu faktor

pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (1997), makin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang, maka makin kompleks dan komprehensif pula

informasi yang dimilikinya. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang akan

menghambat perilaku dan respon terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.

B. Menopause

1. Pengertian Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti

bulan dan peuseis yang berarti “penghentian sementara”. Sebenarnya,

secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti

“masa berhentinya menstruasi”. Dalam pandangan medis, menopause

didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Biasanya

menopause terjadi pada wanita mulai usia 45-55 tahun. Masa menopause

ini tidak bisa serta merta diketahui, tetapi biasanya akan diketahui setelah

setahun berlalu (Andira, 2010).

Webster‟s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan

menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya

Page 41: NURNINGSIH - fkik-1

18

terjadi antara usia 45 dan 50 tahun (Kasdu, 2004). Menurut Gebbie (2005)

mendefinisikan menopause sebagai periode menstruasi spontan yang

terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosa yang ditegakkan

secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Menopause terjadi

pada usia rata-rata 51 tahun.

Siklus mentruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi di

kelenjar hipofisis yang ada di otak yaitu Follicle Stimulating Hormone

(FSH) dan Luteinising Hormone (LH), dan dua hormon lagi yang

dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesteron). Saat perempuan

berada pada masa menjelang menopause, FSH dan LH terus diproduksi

oleh kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi karena ovarium semakin

tua maka kedua ovarium kita tidak dapat merespon FSH dan LH

sebagaimana yang seharusnya. Akibatnya estrogen dan progesterone yang

diproduksi juga semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua

ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon-hormon tersebut dalam

jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus mentruasi (Andira,

2010).

Kesimpulannya, ketika wanita memasuki menopause kadar

estrogen dan progesteron turun dengan dramatis karena ovarium berhenti

merespon FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di

otak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat berfungsi dengan baik, otak

sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan LH lebih banyak namun kedua

ovarium tidak dapat berfungsi dengan normal. Akan tetapi kecenderungan

otak untuk memproduksi lebih banyak FSH memberikan satu keuntungan

Page 42: NURNINGSIH - fkik-1

19

yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam darah atau urin, dan

dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk mendeteksi menopause

(Rebecca and Pam, 2007).

2. Fisiologi Menopause

Sejak lahir bayi wanita sudah mempunyai 770.000-an sel telur

yang belum berkembang. Pada fase prapubertas , yaitu usia 8-12 tahun,

mulai timbul aktifitas ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Selanjutnya,

sekitar 12-13 tahun, umumnya seorang wanita akan mendapatkan

menarche (haid pertama kalinya). Masa ini disebut sebagai pubertas

dimana organ reproduksi wanita mulai berfungsi optimal secara bertahap .

pada masa ini ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap untuk

dibuahi.masa ini disebut fase reproduksi atau periode fertile (subur) yang

berlangsung sampai usia sekitar 45 tahunan. Pada masa ini wanita

mengalami kehamilan dan melahirkan. Fase terakhir kehidupan wanita

atau setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium, yaitu masa

peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke periode

non-produktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun sekitar

menopause yaitu 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah menopause (Kasdu,

2004).

Pada masa premenopause, hormon progesteron dan estrogen masih

tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa peri/menopause dan

postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang

terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin menurun

Page 43: NURNINGSIH - fkik-1

20

jumlah sel-sel telur pada kedua ovarium. Hal ini disebabkan adanya

ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada tiap siklus, antara 20 hingga

1000 sel telur tumbuh dan berkembang, sampai matang, yang kemudian

mengalami ovulasi, sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh menjadi

matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses awal

pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari atau tidak

berkembang. Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga

sekitar 50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan

akhirnya berhenti bekerja (Kasdu, 2004).

Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya

kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, keadaan

ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi antara hipotalamus-

hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian

turunya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi

umpan balik negative terhadap hipotalamus. Keadaan ini mengakibatkan

peningkatan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH). Dari kedua gonadotropin ini yang paling tinggi

peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah 30-

40 mIu/ml (Sarwono, 2002; Shimp & Smith, 2000).

3. Periode Menopause

Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena

ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi

periodiknya pada sistem endokrin (Potter & Perry, 2005), Baziad

Page 44: NURNINGSIH - fkik-1

21

menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih

diatur oleh hormon ovarium.

Menurut Sarwono P (2007) ada 4 fase dalam siklus klimakterik,

yaitu:

a) Pra-menopause

Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan

dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid

yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan

jumlah darah haid yang relative banyak, dan kadang-kadang

disertai nyeri haid (dismenorea).

b) Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pre-

menopause dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus

haid yang tidak teratur. Pada kebbanyakan wanita siklus haidnya

>38 hari, dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40% wanita siklus

haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron

tetap rendah. Kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi.

c) Menopause

Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat,

sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi

estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir

dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause

diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila

Page 45: NURNINGSIH - fkik-1

22

wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia

perimenopause.

Diagnosis menopause ini dibuat bila telah terdapat

amenorrhea sekurang-kurangnya satu tahun. Pada umumnya

menopause terjadi pada usia 45-50 tahun. Kadar FSH serum lebih

dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis menopause (Aqila, 2010).

d) Pasca Menopause

Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol

berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormone gonadotropin

biasanya meningkat. Pascamenopause pada umumnya akan terjadi

3 hingga 5 tahun setelah menopause, tahap dimana sebagian besar

keluhan menopause telah menghilang.

4. Jenis Menopause

Ada dua jenis menopause (Nadine, 2009), yaitu:

1) Menopause alami

Menopause yang disebabkan menurunnya produksi hormon

kelamin wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Ini adalah

proses perlahan lahan yang biasanya terjadi selama beberapa tahun.

Rata-rata wanita untuk mencapai menopause alami atau berhentinya

haid adalah 50 tahun (Nirmala, 2003).

2) Menopause karena sebab tertentu

Menopause yang disebabkan intervensi medis tertentu. Misalnya

bedah pengangkatan kedua ovarium karena abnormalitas dalam

Page 46: NURNINGSIH - fkik-1

23

struktur dan fungsinya sebelum usia menopause alami, menyebabkan

menopause karena pembedahan. Demikian pula obat obat tertentu,

radiasi dan kemoterapi (penggunaan agen kimiawi untuk merawat

berbagai jenis penyakit, khususnya kanker) bisa juga menyebabkan

menopause karena sebab tertentu.

Menopause karena sebab tertentu tidak lazim terjadi pada wanita

yang mengalami histerektomi setelah usia menopause alami.

Histerektomi adalah istilah yang digunakan untuk pengangkatan rahim

dengan pembedahan. Karena ovarium tidak diangkat pada pembedahan

tersebut, mereka bisa terus memproduksi hormone wanita. Tapi bila

syaraf, dan suplai darah ke ovarium rusak ketika melakukan

histerektomi, bisa terjadi menopause karena sebab tertentu.

5. Kelainan Jadwal Menopause

Menurut Sarwono P (2007) ada dua jenis kelainan pada jadwal

menopause, yaitu :

1) Menopause premature

Menopause prematur disebut juga dengan menopause dini.

Seperti yang telah diuraikan, umumnya batas terendah terjadinya

menopause ialah umur 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia

40 tahun dapat dikatakan menopause prematur, biasanya pada umur

35-40 tahun sudah berhenti haid, ditandai rasa sakit di kepala, haid

tidak teratur, dan kemudian berhenti sama sekali kondisi ini dinamakan

“perimenopause”. Faktor-faktor yang menyebabkan menopause

Page 47: NURNINGSIH - fkik-1

24

prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-

penyakit menahun, dan penyakit- penyakit yang merusak jaringan

kedua ovarium.

Selain itu bisa disebabkan karena polusi lingkungan seperti gas

kendaraan bermotor, asap rokok, asap limbah industri (radikal bebas)

(Kumalaningsih, 2008). Penelitian terakhir menunjukkan wanita

kembar (dizigot) memiliki peluang empat kali lebih besar daripada

wanita pada umumnya untuk mengalami menopause dini. Mungkin

terjadi pada salah satu atau kedua wanita kembar (Aqila, 2010).

2) Menopause terlambat

Batas terjadinya menopause umumnya ialah umur 52 tahun.

Apabila seorang wanita mendapat haid di atas umur 52 tahun, maka

hal ini merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-

sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah

konstitusional, fibrimioma uteri, dan tumor ovarium yang

menghasilkan estrogen.

Menurut Novak, wanita dengan karsinoma endometrium sering

dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat. Wanita

yang mempunyai kelebihan berat badan (obesitas) kemungkinan

mengalami keterlambatan menopause karena sebagian besar estrogen

dibuat di dalam ovarium, tetapi sebagian kecil dibuat di bagian tubuh

lain termasuk sel-sel lemak (Rebecca and Pam, 2007).

Page 48: NURNINGSIH - fkik-1

25

6. Faktor- faktor yang mempengaruhi usia Menopause

Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause, diantaranya:

1) Kebiasaan merokok

Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok

kemungkinan mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua

tahun lebih awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu zat

aktif dalam rokok, yaitu polycyclic aromatic hydrocarbon telah

terbukti bersifat toksik terhadap folikel-folikel ovarium. Berbagai

penelitian menunjukan adanya hubungan dosis-respons (dose-response

relationship) dimana perokok berat mengalami usia menopause yang

jauh lebih cepat dibanding perokok ringan dan wanita yang tidak

merokok. Secara umum, wanita yang merokok mengalami menopause

sekitar dua tahun lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok

(Hardy, 2000).

2) Status gizi

Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat

mengalami menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah

usia 50 tahun biasanya pada usia 35-40 tahun. Sebuah penelitian yang

dilakukan pada wanita di Shanghai pada tahun 2008 menemukan

bahwa total asupan kalori, lemak dan serat memiliki hubungan dengan

usia menopause seorang wanita. Ditemukan juga fakta bahwa

konsumsi teh harian dapat memperpanjang durasi masa reproduksi

seorang wanita (Dorjgochoo, 2008).

Page 49: NURNINGSIH - fkik-1

26

3) Lemak tubuh

Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah

wanita yang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan

wanita yang kegemukan. Hasil studi menunjukkan bahwa wanita

dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah cenderung

mengalami menopause pada usia yang lebih cepat, dimana wanita

dengan Index Massa Tubuh (IMT) yang rendah beresiko 0,6 kali lebih

cepat untuk mengalami menopause. Diasumsikan bahwa jaringan

adiposa yang lebih banyak pada wanita obesitas memungkinkan proses

aromatisasi androgen yang lebih besar pula sehingga kadar estrogen

dalam darah cenderung lebih tinggi. Namun begitu, mekanisme

mengenai hubungan Index Massa Tubuh (IMT) dengan usia

menopause belum dapat dijelaskan secara pasti dikarenakan hasil

penelitian yang mengidentifikasi hubungan ini sering berbeda satu

sama lain, karena di sisi lain, obesitas juga dapat memicu inadekuasi

fungsi ovarium (Gold & Cooper, 2001).

4) Keturunan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak

perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang sama.

Salah satunya yaitu sebuah studi epidemiologi yang meneliti usia

menopause pada sampel multietnik menemukan fakta bahwa usia

menopause cenderung lebih cepat pada wanita keturunan Jepang dan

Latin (Henderson, 2008).

Page 50: NURNINGSIH - fkik-1

27

Studi lain menemukan adanya riwayat keluarga pada ibu seorang

wanita yang mengalami menopause dini (Biela, 2002). Beberapa hasil

penelitian telah berhasil mengidentifikasi gen yang turut menentukan

usia menopause seorang wanita. Gen tersebut dijumpai pada

kromosom 9 quantitative-trait loci. Selain itu, sebuah studi

menemukan bahwa pada beberapa wanita dijumpai single nucleotide

polymorphism (SNP) yang terletak pada kromosom 19 dan 20 yang

telah terbukti berkaitan dengan usia menopause yang lebih awal (Stolk,

2009; Kok, 2005; Voorhuis, 2010).

5) Usia menarche

Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini

menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin

lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini

umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause

makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang

(Sarwono, 2007). Hal ini mengalami perbedaan pendapat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aina Safitri (2009) di Kelurahan Titi

Papan Medan, didapatkan hasil secara statistik dengan nilai p (0,022),

dimana hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh usia menarche

terhadap menopause. Dari hasil ini yang tergambar bahwa semakin

cepat seorang wanita menarche, maka ia akan semakin cepat

memasuki menopause.

Page 51: NURNINGSIH - fkik-1

28

7. Cara Mengatasi Masa Menopause

Gaya hidup yang sehat akan membantu wanita beradaptasi terhadap

perubahan-perubahan yang timbul saat menopause (Rebecca and Pam,

2007), gaya hidup sehat tersebut adalah:

a. Menerapkan Pola makan yang sehat

Terdapat sejumlah nutrisi yang sangat penting saat wanita yang

mengalami menopause, antara lain:

1) Kalsium, diperlukan penting untuk kekuatan tulang agar tetap kuat

dan sehat berhubungan dengan meningkatnya risiko wanita

menopause mengalami osteoporosis. Sumber kalsium yang baik

antara lain dari produk susu, misalnya susu, keju, yogurt, kuning

telur.

2) Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi serta

membantu menyerap kalsium dari makanan. Sebagian besar

vitamin D diperoleh dari kulit kita yang terpapar sinar matahari,

tetapi dalam jumlah kecil akan diperoleh dari makanan yang kita

peroleh. Sumber vitamin D yang baik antara lain minyak ikan, ikan

sardin, ikan makarel, hati, dan telur.

3) Vitamin, ini akan melindungi wanita menopause dari masalah

jantung dan juga dapat mengatasi hot flush (rasa panas) dan

berkeringat di malam hari. Dapat diperoleh dari makanan seperti

kacang-kacangan, biji-bijian, minyak sayur, dan sereal.

4) Fitoestrogen, fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen

alami yang dapat menurunkan risiko penyakit pada masa

Page 52: NURNINGSIH - fkik-1

29

menopause. Sumber fitoestrogen antara lain diperoleh dari

isoflavon yang merupakan salah satu fitoestrogen yang banyak

diteliti. Sumber isoflavon dapat diperoleh misalnya kacang merah,

kecambah, atau kedelai (olahan kedelai seperti susu, tahu, tempe).

Kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah dan dapat

menurunkan kadar kolesterol jahat (Aqila, 2010).

5) Royal jelly, adalah bahan makanan yang dihasilkan oleh lebah.

Kandungan vitamin royal jelly yang utama adalah B1, B2, B6, C,

niasin, dan asam pantotenat. Komponen inilah yang umumnya

terkait dengan penggunaan royal jelly dalam pengobatan dan

pencegahan penyakit. Para ahli menyatakan bahwa madu maupun

royal jelly berkhasiat untuk memelihara kesehatan reproduksi dan

memperpanjang usia (Aqila, 2010).

6) Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat

Serat penting karena menyerap air dan meningkatkan bakteri

yang bermanfaat dalam usus. Proses ini akan membentuk kotoran

dalam jumlah besar, dan membuat usus bekerja dengan baik, serta

mengurangi resiko penyakit usus besar. Demikian yang terdapat

dalam sayuran segar seperti bayam, kentang, kol, dan kacang-

kacangan (Nirmala, 2003).

7) Hindari makanan berlemak

Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai

penyakit, seperti kolesterol, stroke. Seperti daging, sosis, ham, kulit

ayam, krim, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah

Page 53: NURNINGSIH - fkik-1

30

makanan yang rendah lemak seperti sayur-sayuran dan buah-

buahan (Nirmala, 2003).

8) Batasi konsumsi kafein, konsumsi alkohol, konsumsi garam,

konsumsi gula.

Konsumsi atau minuman yang mengandung kafein seperti

kopi, teh, cola secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan

pengeluaran kalsium melalui air seni dan tinja (Kumalaningsih,

2008). Menurut Andira (2010) kafein juga akan meningkatkan

potensi hot flushes.

Kurangi asupan garam karena dapat meningkatkan tekanan

darah pada sebagian orang yang tekanan darahnya sudah tinggi.

Konsumsi garam juga meningkatkan 25% pada orang yang tekanan

darahnya masih normal, dan konsumsi garam yang berlebih dapat

meningkatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga meningkatkan

osteoporosis (Aqila, 2010). Kurangi asupan gula baik dalam

makanan atau minuman dalam bentuk permen, kue, minuman

untuk menghindari diabetes (Nirmala, 2003).

b. Olah raga secara teratur

Alasan penting untuk melakukan olah raga secara teratur adalah

menjaga jantung tetap sehat dan meminimalkan risiko terkena penyakit

kardiovaskuler. Latihan aerobik ringan seperti jalan kaki, bersepeda,

dan berenang dapat menjadi pilihan. Lakukan olah raga ini sedikitnya

30 menit per hari (Aqila, 2010).

Page 54: NURNINGSIH - fkik-1

31

c. Berhenti merokok

Wanita menopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit

kardiovaskuler, dan kedua risiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi

bila wanita tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari

Universitas Oslo wanita yang aktif merokok lebih mungkin mengalami

menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok (Aqila,

2010).

d. Jangan ragu konsultasi ke dokter

Jika mengalami keluhan menopause yang sangat mengganggu

aktifitas sehari-hari, dapat mempertimbangkan terapi sulih hormon

(TSH). Peran TSH secara sederhana adalah mengembalikan kadar

estrogen.

e. Akupuntur untuk Menopause

Terapi pengobatan Cina yang merupakan salah satu alternatif

yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia medis adalah akupuntur

dan akupresur. Keduanya telah dipraktekkan secara resmi dibeberapa

rumah sakit. Ahli akupuntur akan mencoba dan mengidentifikasi dan

menusukkan jarum ke tubuh pada titik tertentu sesuai dengan keluhan

yang dirasakan. Secara ilmiah akupuntur dan akupresur telah terbukti

meningkatkan kadar hormon endorfin. Hormon ini bekerja seperti

heroin sehingga mampu mengurangi rasa sakit, menenangkan saraf,

memberikan rasa bugar. Khususnya bagi wanita menopause dapat

mengurangi gejolak panas, mengatasi depresi, uring-uringan, dan rasa

cemas (Nirmala, 2003).

Page 55: NURNINGSIH - fkik-1

32

f. Ikuti berbagai macam aktivitas (organisasi) yang ada.

Tak ada salahnya jika menjadi aktivis menopause. Selain

mengurangi kebosanan dirumah, juga akan mengikuti kelompok atau

organisasi para menopause (Andira, 2010). Diantara organisasi-

organisasi yang ada seperti International Menopause Society (IMS),

Asia Pacific Menopause Federation (APMF), Persatuan Menopause

Indonesia (PERMI) (Aqila, 2010).

C. Keluhan Menopause

Fungsi ovarium yang tidak teratur dan fluktuasi kadar estrogen-

bukan defisiensi estrogen-selama menopause menyebabkan wanita sering

mengalami beberapa simptom yang secara keseluruhan disebut sebagai

sindrom klimakterik. Lebih kurang 70% wanita peri dan pascamenopause

mengalami keluhan vasomotorik, depresif, dan keluhan psikis dan somatik

lainnya. Berat atau ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita.

Seiring dengan bertambahnya usia pascamenopause, disertai dengan

hilangnya respon ovarium terhadap gonadotropin, simptom yang

berhubungan dengan klimakterium juga semakin menurun (Curran, 2009).

Simptom menopause tersebut berupa:

a) Simptom Vasomotor

Simptom vasomotor mempengaruhi sampai pada 75% wanita

perimenopause. Simptom ini berakhir satu sampai dua tahun setelah

menopause pada kebanyakan wanita, tetapi dapat juga berlanjut sampai

sepuluh tahun atau lebih pada beberapa lainnya. Gejolak panas (hot

Page 56: NURNINGSIH - fkik-1

33

flushes) merupakan alasan utama wanita untuk mencari pertolongan

dan mendapatkan terapi hormon (Shifren, 2007).

Keluhan yang muncul berupa perasaan panas yang muncul

tiba-tiba disertai dengan keringat banyak. Keluhan tersebut pertama

kali muncul pada malam hari atau menjelang pagi dan lambat laun juga

akan dirasakan pada siang hari. Penyebab terjadinya keluhan

vasomotorik umumnya pada saat kadar estrogen mulai menurun, dan

penurunan ini tidak sampai mencapai kadar yang rendah (Baziad,

2003). Hot flushes dengan kulit kemerahan dimulai dari dada

menyebar ke lengan bagian atas, leher dan muka berlangsung beberapa

menit yang kemudian akan diikuti dengan keluarnya keringat yang

berlebihan (Anwar, 2001).

Selain itu, terjadi pula penurunan sekresi hormon noradrenalin

sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit

sedikit meningkat dan timbul perasaan panas. Akibat vasodilatasi dan

keluarnya keringat, terjadi pengeluaran panas tubuh sehingga kadang-

kadang wanita merasa kedinginan. Rata-rata lamanya semburan panas

adalah 3 menit dan dapat berfluktuasi antara beberapa detik sampai

satu jam. Berapa kali semburan panas yang muncul per harinya

berbeda-beda pada setiap individu (Baziad, 2003). Menurut Atikah

(2009) Hot Flushes dialami oleh sekitar 75% wanita premenopause

sampai menopause terjadi. Kebanyakan keluhan ini dialami selama

lebih dari 1 tahun dan 20-25% wanita mengalaminya sampai lebih dari

5 tahun.

Page 57: NURNINGSIH - fkik-1

34

Munculnya keluhan semburan panas akan diperberat dengan

adanya stres, alkohol, kopi, dan makanan-minuman panas. Lingkungan

sekitar yang panas dapat memperburuk perjalanan keluhan tersebut

(Baziad, 2003). Semburan panas juga dapat terjadi akibat reaksi alergi

atau pada hipertiroid, oleh karena itu perlu dilakukan tes jika simptom

vasomotor bersifat atipikal atau resisten terhadap terapi (Shifren,

2007).

b) Keluhan Somatik

Estrogen memicu pengeluaran β-endorfin dari susunan saraf

pusat. Kekurangan estrogen menyebabkan pengeluaran β-endorfin

berkurang, sehingga ambang sakit juga berkurang. Oleh karena itu,

tidak heran kalau wanita peri/pascamenopause sering mengeluh sakit

pinggang atau mengeluh nyeri di daerah kemaluan, tulang, dan otot.

Nyeri tulang dan otot merupakan keluhan yang paling sering

dikeluhkan wanita usia peri/pascamenopause. Pemberian TSH (terapi

sulih hormon) dapat menghilangkan keluhan tersebut (Baziad, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) didapatkan bahwa

sekitar 86,7% responden mengalami keluhan akibat gangguan jaringan

penunjang yaitu nyeri/linu pada persendian.

c) Keluhan Psikis

Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf

pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif

dan sensorik seseorang. Dengan demikian, tidak heran bila terjadi

penurunan sekresi steroid seks, timbul perubahan psikis yang berat dan

Page 58: NURNINGSIH - fkik-1

35

perubahan fungsi kognitif. Kurangnya aliran darah ke otak

menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Akibat kekurangan

hormon estrogen pada wanita pascamenopause, timbullah keluhan

seperti mudah tersinggung, cepat marah, dan berasa tertekan (Baziad,

2003). Depresi ataupun stress sering terjadi pada wanita yang berada

pada masa premenopause. Hal ini terkait dengan penurunan hormon

estrogen sehingga menyebabkan wanita mengalami depresi ataupun

stress. Turunnya hormon estrogen menyebabkan turunnya

neurotransmitter didalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati

sehingga jika neutransmitter ini kadarnya rendah, maka akan muncul

perasaan cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun

stress (Atikah P, 2009).

Gejala psikologis yang sering di jumpai adalah emosi ibu yang

menjadi labil, ibu mudah tersinggung, susah tidur, muncul perasaan

cemas dan gelisah tanpa sebab yang jelas, kadang murung, dan

perasaan mau menangis, tidak bersemangat serta libido menurun

(Pramono, 2001). Menurut penelitian Eka Fitriasih pada tahun 2010 di

daerah Tanjung Priok bahwa keluhan psikologis yang banyak

dirasakan adalah penurunan gairah seksual (75%), mudah

marah/tersinggung (63,3%), dan tertekan/depresi sebanyak 56,7%.

d) Gangguan Tidur

Gangguan tidur paling banyak dikeluhkan wanita

pascamenopause. Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan

kualitas hidup wanita tersebut. Estrogen memiliki efek terhadap

Page 59: NURNINGSIH - fkik-1

36

kualitas tidur. Reseptor estrogen telah ditemukan di otak yang

mengatur tidur. Penelitian buta ganda menunjukkan bahwa wanita

yang diberi estrogen equin konjugasi memiliki periode „rapid eye

movement‟ yang lebih panjang dan tidak memerlukan waktu lama

untuk tidur (Baziad, 2003).

Kesulitan tidur sepanjang malam dengan atau tanpa gangguan

keringat. Kesulitan tidur ini bisa terjadi karena kegelisahan akibat

perubahan faal tubuh atau mungkin keinginan BAK yang datang lebih

sering dari biasanya. Kesulitan tidur yang dialami wanita akan

berakibat buruk pada status kesehatannya, dimana wanita tersebut akan

tampak lemah dan pucat (Elisabet, 2005).

e) Fungsi Kognitif dan Sensorik

Kemampuan kognitif, ataupun kemampuan mengingat akan

bertambah buruk akibat kekurangan hormon estrogen. Akibat

kekurangan estrogen terjadi gangguan fungsi sel-sel saraf serta terjadi

pengurangan aliran darah ke otak. Pada keadaan kekurangan estrogen

jangka lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang suatu saat

kelak dapat menimbulkan demensia atau penyakit Alzheimer (Baziad,

2003). Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat

mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause

terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal

yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat

(Kuntjoro, 2002).

f) Seks dan Libido

Page 60: NURNINGSIH - fkik-1

37

Semakin meningkat usia, maka makin sering dijumpai

gangguan seksual pada wanita. Akibat kekurangan hormon estrogen,

aliran darah ke vagina berkurang, cairan vagina berkurang, dan sel-sel

epitel vagina menjadi tipis dan mudah cedera. Beberapa penelitian

membuktikan bahwa kadar estrogen yang cukup merupakan faktor

terpenting untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah vagina

dari kekeringan sehingga tidak lagi menimbulkan nyeri saat senggama

(Baziad, 2003). Menurut studi yang dipublikasikan pada edisi Juni

2007, American Journal of Obstetrics and Gyinecology, 341 partisipan

pramenopause dan pascamenopause dalam uji acak terapi alternatif

menopause, 64% melaporkan libido yang berkurang.

g) Gangguan Neurologi

Lebih kurang sepertiga wanita menderita sakit kepala dan

migrain. Pada 12% wanita keluhan tersebut muncul menjelang atau

selama haid berlangsung. Ini menunjukkan adanya hubungan keluhan

tersebut dengan perubahan hormonal. Pada sepertiga wanita, sakit

kepala atau migrain akan membaik setelah menopause. Namun,

terdapat juga wanita yang keluhan sakit kepala dan migrain justru

bertambah berat setelah memasuki usia menopause. Migrain yang

muncul berhubungan dengan siklus haid diduga berkaitan dengan

turunnya kadar estradiol (Baziad, 2003).

h) Urogenital

Alat genital wanita dan saluran kemih bagian bawah sangat

dipengaruhi oleh estrogen. Keluhan genital dapat berupa iritasi, rasa

Page 61: NURNINGSIH - fkik-1

38

panas, gatal, keputihan, nyeri, berkurangnya cairan vagina, dan dinding

vagina berkerut. Keluhan pada saluran kemih berupa sering berkemih,

tidak dapat menahan kencing, nyeri berkemih, sering kencing malam,

dan inkontinensia (Baziad, 2003).

- Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali

mensekresikan lender. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen

yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering

dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama

kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama,

keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat

hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali

menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air

kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama

pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme (Kasdu, 2002).

- Saluran Kemih

Kekurangan estrogen menyebabkan atrofi pada sel-sel

uretra dan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Epitel uretra dan

trigonum vesika mengalami atrofi. Matrik yang terdiri dari

berbagai jenis kolagen, elastin, fibronektin, dan proteoglikan juga

mengalami perubahan. Akibat berkurangnya laju pergantian, pada

pascamenopause terjadi peningkatan kadar kolagen dalam jaringan

periuretral, sedangkan kadar proteoglikan (asam hialuronid) tidak

mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini dan penurunan

Page 62: NURNINGSIH - fkik-1

39

aliran darah menyebabkan berkurangnya turgor dan tonus dari otot

polos uretra dan detrusor vesika sehingga mengganggu mekanisme

kerja jaringan-jaringan ikat. Akibatnya, pada usia tua mudah terjadi

kelemahan pada dasar panggul dan berpengaruh terhadap integritas

sistem neuromuskuler (Baziad, 2003).

i) Kulit

Estrogen mempengaruhi kulit terutama kadar kolagen, jumlah

proteoglikan, dan kadar air dari kulit. Kolagen dan serat elastin

berperan untuk mempertahankan stabilitas dan elastisitas kulit. Turgor

kulit dapat dipertahankan oleh proteoglikan yang dapat menyimpan air

dalam jumlah besar. Estrogen mempengaruhi aktivitas metabolik sel-

sel epidermis dan fibroblas, serta aliran darah (Baziad, 2003).

Perubahan pada kulit dan ekstremitas yaitu adanya gelenyar-

gelenyar pada kaki dan tangan yang diakibatkan kurangnya vitamin

B12, perubahan kelenturan pembuluh darah dan menipisnya kadar

potassium dan kalsium. Juga kondisi kulit kering dan pecah-pecah

(Nugroho, 2000).

j) Rambut

Pascamenopause terjadi perubahan terhadap pertumbuhan

rambut, yaitu rambut pubis, ketiak, serta rambut di kepala menjadi

tipis. Rambut di kepala rontok. Selain itu, estrogen meningkatkan

aktivitas enzim tirosinase yang mengkatalisasi sintesis melanin. Oleh

sebab itu, kekurangan estrogen dapat menyebabkan aktivitas tirosinase

Page 63: NURNINGSIH - fkik-1

40

menurun sehingga sintesis melanin berkurang yang selanjutnya

menimbulkan ubanan pada rambut (Baziad, 2003).

k) Mulut, Hidung, dan Telinga

Seperti pada kulit, kekurangan estrogen juga menyebabkan

perubahan mulut dan hidung. Selaput lendirnya berkerut, aliran darah

berkurang, terasa kering, dan mudah terkena gingivitis. Kandungan air

liur juga mengalami perubahan. Pemberian estrogen dapat mengurangi

keluhan tersebut, kandungan zat-zat dalam air liur menjadi normal.

IgA, IgG, dan IgM menjadi berkurang. Flora bakteri dalam air liur

tidak mengalami perubahan (Baziad, 2003).

Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi

tulang dagu (osteoporosis) dan gigi mudah rontok. Selaput lendir

mulut seperti halnya juga vagina memiliki kemampuan mensintesis

NO yang bersifat bakterisid (Baziad, 2003).

l) Mata

Kekurangan estrogen dapat menyebabkan atrofi kornea dan

konjungtiva, serta turunnya fungsi kelenjar air mata. Pemakaian lensa

kontak akan mendapatkan kesulitan dalam penggunaannya.

Keratokonjungtivitis paling sering ditemukan pada wanita

pascamenopause, dan sangat efektif diatasi dengan pemberian estrogen

(Baziad, 2003).

Perubahan kadar estradiol pada fase peri/pascamenopause

mempengaruhi tekanan intraokuler. Kelihatannya turunnya estradiol

serum dapat meningkatkan tekanan bola mata (Baziad, 2003).

Page 64: NURNINGSIH - fkik-1

41

m) Otot dan Sendi

Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.

Pemeriksaan radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian

wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang

tejadi. Pemberian TSH dapat mengurangi keluhan-keluhan tersebut.

Hal ini terjadi akibat estrogen meningkatkan aliran darah dan sintesis

kolagen. Timbulnya osteoartrosis dan osteoartritis dapat dipicu oleh

kekurangan estrogen, karena kekurangan estrogen menyebabkan

kerusakan matrik kolagen dan dengan sendirinya pula tulang rawan

ikut rusak. Kejadiannya meningkat dengan meningkatnya usia (Baziad,

2003).

n) Payudara

Payudara merupakan organ sasaran utama bagi estrogen dan

progesteron. Kekurangan estrogen mengakibatkan involusi payudara.

Pada pascamenopause, payudara mengalami atrofi, terjadi pelebaran

saluran air susu, dan fibrotik. Saluran air susu yang melebar ini berisi

cairan, salurannya menjadi lebar, timbul laserasi, dan payudara terasa

sakit (Baziad, 2003).

Page 65: NURNINGSIH - fkik-1

42

Gambar 2.2 Keluhan pada masa klimakterium ( Dari: Pra, peri dan Pasca

Menopause. Editor Ali B dkk )

D. Pandangan Islam Tentang Menopause

Menurut Hammasa (2004) menyatakan bahwa seorang wanita pada masa

hidupnya secara kronologis melalui tahapan masa bayi, masa kanak-kanak,

masa prapubertas, pubertas, pramenopause, menopause, pascamenopause, dan

diakhiri dengan masa senium. Fase-fase tersebut berjalan sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan oleh sang pencipta, tiada seorangpun yang dapat

merubahnya.

Dalam Islam, dipahami bahwa kehidupan manusia akan mengalami tiga

fase, yaitu masa bayi, masa muda dan masa tua, sehingga menopause juga

harus dipahami sebagai ketentuan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah

berfirman:

“Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan

berangsur-angsur) kamu sampailah pada kedewasaan dan diantara kamu ada

yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dipanjangkan umurnya

sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dulunya

diketahuinya.” (QS.Al-Hajj: 5).

Page 66: NURNINGSIH - fkik-1

43

“Allah-lah yang mencipatkan kamu dari keadaan lemah, kemudian

menjadikan kamu sesudah lemah menjadi kuat, setelah kuat lemah lagi dan

beruban.” (QS.Ar-Ruum: 54)

E. Penelitian Terkait

Berdasarkan hasil penelitian Eka Fitriasih (2010) Faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan klimakterium pada wanita kelompok umur 40-

65 tahun Binaan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara, yang

dilakukan terhadap 60 responden menunjukkan ibu yang mempunyai banyak

keluhan sebesar 66,7% dan ibu yang mempunyai sedikit keluhan sebesar

33,3%. Hasil hipotesisnya diketahui bahwa ada hubungan bermakna antara

umur ibu dengan keluhan klimakterium.

Temuan riset yang dilakukan oleh Nur Indriani pada tahun 2007, dengan

judul “Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa Klimakterium

Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa Kampung Islam

Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali” diperoleh data dari

60 responden didapatkan bahwa tingkat pengetahuan menopause pada wanita

yang menghadapi masa klimakterium di Desa Kampung Islam Kusamba

menunjukkan distribusi yang paling tinggi berada pada kategori rendah

berjumlah 24 orang dengan prosentase sebanyak 40%. Sedangkan Sikap

wanita yang menghadapi masa klimakterium menunjukkan bahwa distribusi

yang paling tinggi berada pada kategori sedang berjumlah 23 orang dengan

prosentase sebanyak 39%. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa terdapat

Page 67: NURNINGSIH - fkik-1

44

perbedaan sikap wanita dalam menghadapi masa klimakterium dilihat dari

pengetahuan tentang menopause pada taraf kepercayaan 95%.

Kemudian penelitian tentang tingkat pengetahuan yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Friska.M.B.,dkk, (2010) dengan judul “Hubungan tingkat

pengetahuan tentang gejala dan resiko klimakterik dan gaya hidup sehat

terhadap tingkat keluhan klimakterik pada wanita premenopause di RW 01

Kelurahan Jaka Mulya Bekasi”. Pada penelitiannya dengan 54 responden

terdapat 23 responden (42,6%) dengan tingkat pengetahuan tinggi dan 31

responden (57,4%) berada pada tingkat pengetahuan rendah. Dan didapatkan

proporsi hasil bahwa orang yang mengalami keluhan menopause ringan

dengan gaya hidup baik sebanyak 19 responden (63,3%) dan gaya hidup buruk

sebanyak 11 orang (36,7%). Sedangkan hasil responden yang mengalami

keluhan berat dengan gaya hidup baik didapatkan sejumlah 8 orang (33,3%)

dan gaya hidup buruk sebanyak 16 orang (66,7%).

Penelitian yang dilakukan oleh Magdelena (2010), yang berjudul

“Perbandingan keluhan menopause pada wanita usia 45-55 tahun yang

memiliki berat badan normal atau kurang (IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang

memiliki berat badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23 kg/m2) di Kelurahan

Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur” dimana penelitian ini bertujuan

untuk membandingkan keluhan menopause pada wanita yang memiliki berat

badan normal atau kurang (IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat

badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23 kg/m2). Sampel sebanyak 200 wanita

berusia 45-55 tahun di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur

yang masih memiliki uterus dan ovarium dan tidak menggunakan terapi

Page 68: NURNINGSIH - fkik-1

45

hormonal. Penilaian mencakup Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

pengukuran berat dan tinggi badan dan keluhan menopause dengan

menggunakan kuesioner Menopause Rating Scale (MRS). Hasilnya 81 wanita

(40,5%) yang berberat badan normal-kurang dan 83 wanita (41,5%) yang

berberat badan lebih-obesitas sama-sama memiliki keluhan menopause yang

ringan.

Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan keluhan menopause pada

wanita usia 45-55 tahun yang memiliki berat badan normal atau kurang (IMT≤

22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat badan lebih atau obesitas (IMT≥ 23

kg/m2) di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur (p = 0,148).

Page 69: NURNINGSIH - fkik-1

47

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,

HIPOTESIS

A. Kerangka konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teori tentang menopause,

menurut teori Lawreence Green and Kreuter (1994) serta modifikasi dari

teori Rogers (1970) yang mengidentifikasi bahwa derajat kesehatan

terlihat dalam perilaku masyarakatnya (George, 1995). Jika perilaku

mereka baik maka dapat menunjang kesehatan tetapi jika perilaku mereka

kurang baik, maka akan menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas,

dimana tujuan keperawatan yaitu untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan, serta mencegah kesakitan.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, maka peneliti

menyusun kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

tentang menopause

Keluhan

menopause

Tidak ada

Ringan

Berat

Page 70: NURNINGSIH - fkik-1

48

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Skor Skala

1. Variable

independen:

Pengetahuan

Hasil dari tahu setelah

seseorang melakukan

penginderaan terhadap perihal

menopause yang diukur

dengan kemampuan

responden dalam menjawab

pertanyaan dengan benar

tentang :

1) Definisi menopause

2) Tanda dan gejala

menopause

3) Dampak menopause

4) Faktor yang mempercepat

dan memperlambat

menopause

5) Terapi menopause

6) Pola hidup sehat saat

Angket Kuesioner

dengan jumlah

soal 20

pertanyaan.

Dinyatakan

dengan skala

Guttman:

0 : Salah

1 : Benar

Dinyatakan dalam tingkatan:

Kurang :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

kurang dari 56% dari

jawaban yang benar.

Cukup :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

antara 56%-75% dari

jawaban yang benar.

Baik :

Apabila skor tingkat

pengetahuan responden

lebih dari 76% dari

jawaban yang benar.

(Arikunto, 2006)

Ordinal

Page 71: NURNINGSIH - fkik-1

49

menopause

2. Variabel

Dependen:

Keluhan

menopause

Gejala-gejala yang dirasakan

saat menopause, yang terdiri

dari 3 keluhan:

Keluhan somatis

Keluhan psikologis

Keluhan vasomotor

Angket Kuisioner

Menopause

Rating Scale

(MRS) dengan

jumlah 11

pertanyaan:

0 : Tidak ada

1 : Ringan

2 : Berat

Tidak ada keluhan : bila nilai

0

Ringan : Bila total skor

antara 1-11

Berat : Bila total skor antara

12-22

(Sihombing, 2010)

Ordinal

Page 72: NURNINGSIH - fkik-1

50

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara dari

pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk

hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas, dan variabel terikat.

Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya

hipotesis ini merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo,

2010).

Hipotesis alternatif (Ha):

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan

keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar

Rebo Jakarta Timur Tahun 2012

Page 73: NURNINGSIH - fkik-1

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik melalui pendekatan

kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian cross sectional adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independent dan dependent hanya satu kali pada suatu saat. Pada jenis ini

variabel independent dan dependent dinilai secara simultan pada satu saat, jadi

tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek

suatu fenomena (variabel dependent) dihubungkan dengan penyebab (variabel

independent) (Nursalam, 2003).

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel dependent

Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependent

dalam penelitian ini adalah keluhan menopause pada ibu-ibu di Kelurahan

Cijantung.

2. Variabel independent

Variabel independent adalah variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent dalam

Page 74: NURNINGSIH - fkik-1

52

penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang menopause di kelurahan

Cijantung.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan di teliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini

adalah perempuan yang memasuki masa menopause, yang bertempat

tinggal di Kelurahan Cijantung.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008).

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan

sampel dengan cara snowballing sampling.

a. Kriteria Sampel

Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan tidak termasuk

kriteria eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada

populasi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Kesadaran baik

b. Tidak terganggu pendengaran dan penglihatanya

c. Mampu berkomunikasi dengan baik

d. Ibu-ibu yang telah memasuki masa menopause

Page 75: NURNINGSIH - fkik-1

53

2. Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria

inklusi harus dikeluarkan karena berbagai sebab.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Wanita yang pernah dilakukan histerektomi dan salfingo-

ooforektomi bilateral, yaitu operasi pengangkatan uterus, mulut

rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium

b. Menggunakan terapi sulih hormon

c. Mengalami gangguan kejiwaan

b. Jumlah Sampel

Cara pengambilan sampel dilakukan secara proporsional. Jumlah

sampel dihitung dengan rumus uji beda 2 proporsi two tail (1-α/2) :

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang dibutuhkan

Z1-α/2 : 1,96 (derajat kepercayaan (CI) 95% derajat kemaknaan

5%)

Z1-β : 1,28 (kekuatan uji sebesar 90%)

P1 : 89% (wanita yang memiliki pengetahuan menopause

tinggi dan cenderung memiliki kesiapan yang sangat bagus

dalam menghadapi menopause berdasarkan penelitian Nur

Indriani di Desa Kampung Islam Kusamba Kecamatan

Dawan Kabupaten Klungkung Bali)

Page 76: NURNINGSIH - fkik-1

54

P2 : P1- 30% (perbedaan proporsi yang dianggap

signifikan) = 59%

P : ½ (P1+P2) =0,74

Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

43 orang. Yang kemudian dikali 2 menjadi 86 orang, dan ditambah

10% sehingga total jumlah keseluruhan sampel yang dibutuhkan

adalah 95 orang.

Page 77: NURNINGSIH - fkik-1

55

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu dan lokasi penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 di

kelurahan Cijantung, tempat ini dipilih dengan alasan karena kelurahan

tersebut memiliki cukup banyak penduduk wanita yang memasuki usia

menopause (usia 45-55 tahun) berkisar ± 2.500 jiwa dengan total keseluruhan

jumlah penduduk wanita 21.683 jiwa pada bulan Desember 2011.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 16 Juli s.d 25 Juli

2012. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan memakai

kuesioner

2. Proses pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek

dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam

penelitian (Nursalam, 2003). Pengumpulan data dilakukan di kelurahan

Cijantung dengan proses sebagai berikut :

a) Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi Jakarta Timur.

b) Setelah mendapat persetujuan dari Suku Dinas Kesehatan, peneliti

menyerahkan surat permohonan tersebut kepada kepala Puskesmas

Page 78: NURNINGSIH - fkik-1

56

Kecamatan Pasar Rebo, yang selanjutnya surat tersebut diberikan ke

kelurahan Cijantung.

c) Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden dengan

teknik Snowballing Sampling dengan dibantu oleh kader setempat.

d) Kemudian peneliti melakukan screening responden berdasarkan

kriteria inklusi dan eksklusi.

e) Peneliti menjelaskan ke responden tentang cara pengisian kuesioner

tentang data demografi, tingkat pengetahuan, dan kuesioner keluhan

menopause.

f) Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika masih

ada yang belum jelas.

g) Jika ada responden yang tidak bisa membaca dan menulis, maka

peneliti membantu membimbingnya dalam pengisian kuisioner.

h) Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, kemudian

peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan data.

i) Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada responden atas partisipasinya.

3. Alat pengumpulan data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

didapat dari data primer dan sekunder. Data primer diambil dari hasil

wawancara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

seputar hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang menopause dengan

keluhan menopause yang diisi oleh responden. Sedangkan data sekunder

Page 79: NURNINGSIH - fkik-1

57

adalah data umum yang diperoleh dari kantor Kelurahan Cijantung.

Kuisioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan jawaban

dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner

terdiri dari empat bagian :

a) Kuisioner A

Kuisioner ini terkait dengan data demografi responden, yang

terdiri dari umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah

anak.

b) Kuisioner B

Kuisioner ini terkait dengan tingkat pengetahuan responden

mengenai menopause yang terdiri dari 20 pertanyaan, yang merupakan

pertanyaan tertutup (clossed form quistionare), yaitu pertanyaan yang

sudah disediakan jawabannya sehingga memudahkan responden untuk

menjawab (Arikunto, 2002).

Pemberian nilai untuk pernyataan favorable (positive statement)

adalah jika jawaban benar nilai 1, dan jawaban salah nilai 0.

Pernyataan favorable terdiri dari nomor : 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Sedangkan untuk nilai pernyataan

unfavorable (negative statement) adalah jika jawaban salah nilai 1, dan

jawaban benar nilai 0. Pernyataan unfavorable terdiri dari nomor : 2, 6,

dan 11. Skor dari pertanyaan tentang pengetahuan berkisar antara 0

hingga 100% yang dibagi kedalam 3 kategori yaitu kurang=0-55%,

cukup=56%-75%, baik=76%-100% (Arikunto, 2006).

Page 80: NURNINGSIH - fkik-1

58

c) Kuisioner C

Bagian ini adalah kuesioner untuk mengukur keluhan menopause

yang berasal dari Menopause Rating Scale (MRS) yang dikembangkan

oleh The Berlin Center for Epidemiology and Health Research

sehingga pertanyaan tersebut sudah tervalidasi secara isi. Akan tetapi

pilihan jawaban dan sistem scoring pada tiap 11 pertanyaan di

kuesioner ini telah dimodifikasi menjadi skala yang lebih sederhana,

yaitu yang seharusnya berupa skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 4

(keluhan berat) diubah menjadi skala 0 (tidak ada keluhan) sampai 2

(keluhan berat).

Modifikasi ini dimaksudkan agar responden tidak terlalu sulit

membedakan pilihan jawaban tersebut. Data tingkat keluhan

menopause ini dibagi menjadi data responden yang mempunyai

keluhan ringan (total skor 1-11) dan keluhan berat (total skor 12-22),

yaitu:

a) Tidak ada : bila tidak ada keluhan sama sekali (nilai 0).

b) Ringan : bila keluhan timbul sekali-kali dan tidak mengganggu

aktivitas sehari-hari (nilai 1).

c) Berat : bila keluhan sering timbul dan mengganggu aktivitas

sehari-hari (nilai 2).

Berikut blue print dari kuisioner tingkat pengetahuan tentang

menopause dan keluhan menopause:

Page 81: NURNINGSIH - fkik-1

59

Tabel 4.1

T

a

b

e

l

Tabel 4.2

No Aspek Indikator Item Jumlah

1. Keluhan saat

menopause

1. Domain psikologis

2. Domain somato-

vegetatif

3. Domain urogenital

4, 5, 6, 7

1, 2, 3, 11

8, 9, 10

4

4

3

Jumlah 11 11

No Aspek Indikator Item Jumlah

1 Pengetahuan

tentang

menopause

1. Pengertian

2. Tanda dan gejala

menopause

3. Penyebab

4. Dampak menopause

5. Faktor yang

mempercepat dan

memperlambat

menopause

6. Terapi menopause

7. Pola hidup sehat saat

menopause

1, 2

3, 5, 9, 10,

13, 14, 16

8

6, 11

4, 7, 12

19, 17

15, 18, 20

2

7

1

2

3

2

3

Jumlah 20 20

Page 82: NURNINGSIH - fkik-1

60

F. Teknik Uji Instrument Penelitian

Suatu instrument penelitian sebelum digunakan perlu diuji terlebih

dahulu agar data yang diperoleh valid dan reliabel. Instrument yang digunakan

pada penelitian ini adalah kuesioner, maka kuesioner tersebut perlu diuji

validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan

bulan Juni 2012 di Kelurahan Gedong, dengan jumlah responden 20 orang.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Sedangkan

menurut Arikunto (2006) Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi “Pearson Product

Moment”.

rhitung

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi

n = jumlah responden

ΣXi = jumlah skor item

ΣYi = jumlah skor total (item)

Hasil penghitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai

product moment. Apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata

signifikan (p value >5%) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item

pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun apabila tidak

Page 83: NURNINGSIH - fkik-1

61

signifikan (p value <5%) atau r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item

pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas ini dilakukkan pada tanggal 21 s.d 24 Juni 2012 di

kelurahan Gedong pada 20 responden. Penghitungan uji validitas skala

tingkat pengetahuan tentang menopause dan skala keluhan menopause ini

diselesaikan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows, dan diperoleh

hasil r tabel dengan nilai 0,38. Dari 31 item yang tersusun ditemukan 3

item pertanyaan pada skala tingkat pengetahuan tentang menopause yang

gugur atau tidak valid. Beberapa pertanyaan yang kurang dari r tabel tidak

dihapuskan karena masih dianggap penting dan hanya diperbaiki

redaksinya atau dimodifikasi.

Perincian dari item-item yang dinyatakan gugur maupun valid,

tampak dari tabel dibawah:

Tabel 4.3

Validitas Skala Pengetahuan Menopause

No Indikator Item

valid

Jumlah

awal

Item

gugur

Jumlah

akhir

1. Pengertian

menopause

2 2 1 1

2. Tanda dan gejala

menopause

3, 9, 10,

13, 14, 16

7 5 6

3. Penyebab 8 1 - 1

4. Dampak

menopause

6, 11 2 - 2

Page 84: NURNINGSIH - fkik-1

62

5. Faktor yang

mempercepat dan

memperlambat

menopause

7, 12 3 4 2

6. Terapi

menopause

19, 17 2 - 2

7. Pola hidup sehat

saat menopause

15, 18, 20 3 - 3

Jumlah 20 3 17

Tabel 4.4

Validitas Skala Keluhan Menopause (MRS)

No Indikator Item valid Jumlah Item

gugur

Jumlah

1. Domain

psikologis

4, 5, 6, 7 4 - 4

2. Domain somato-

vegetatif

1, 2, 3, 11 4 - 4

3. Domain

urogenital

8, 9, 10 3 - 3

Jumlah 11 - 11

Page 85: NURNINGSIH - fkik-1

63

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai

oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada

subjek yang sama atau berbeda. Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau

dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2007). Uji reliabilitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik Alpha Crombach α, dalam uji

reliabilitas r hasil adalah alpha. Suatu instrument dikatakan reliable jika r

alpha > r tabel.

Hasiil dari uji reliabilitas penelitian menunjukkan nilai Alpha

Crombach (α) dari masing-masing variabel, yaitu pada variable

pengetahuan adalah 0,814 dan variabel keluhan adalah 0,816. Nilai

tersebut menunujukkan bahwa pertanyaan yang berada dalam kuisioner

dapat dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian

hipotesis.

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah

memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data belum yang lengkap

ataupun ada kesalahan, dapat dilengkapi dengan bertanya ulang kepada

responden. Selanjutnya data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode

Page 86: NURNINGSIH - fkik-1

64

secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan

ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan untuk

siap dianalisis, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data

penelitian ini berupa SPSS 16.0. Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis

chi square (X2) yang merupakan analisis bivariat untuk menghubungkan satu

variabel independen dengan variable dependen yang mempunyai skala

pengukuran nominal atau ordinal (Wahyuni, 2008).

H. Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dalam tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Dalam

penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk menganalisa variabel

pengetahuan ibu tentang menopause dengan variabel keluhan menopause.

Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat

mengetahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini

analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu

Page 87: NURNINGSIH - fkik-1

65

tentang menopause dengan keluhan menopause. Uji statistik yang

digunakan adalah chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Uji Chi-

Square yaitu membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan

frekuensi harapan (ekspektasi) untuk melihat kemaknaan perhitungan

sistem dengan membandingkan nilai p < α (0.05) maka ada hubungan

yang bermakna antara variabel dependent dan independent. Sebaliknya

jika p > α (0.05) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel

dependent dan independent. Pembuktian uji chi square menurut Riyanto

(2009) dapat menggunakan formula:

df = (k – 1) (b – 1)

Keterangan :

χ2 : Nilai chi-kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi

fe : Frekuensi yang diharapan

k : Jumlah kolom

b : Jumlah baris

I. Etika Penelitian

1. Prinsip-prinsip Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

X2 = ∑ (fo - fe)

fe

Page 88: NURNINGSIH - fkik-1

66

kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus

dipahami antara lain:

a) Prinsip Manfaat

Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk

penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan

membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan pada

manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian

yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan

antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila penelitian yang

dilakukan dapat mengalami dilema etik.

b) Prinsip Menghormati Manusia

Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia

yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan

pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subyek

penelitian.

c) Prinsip Keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia

dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam perlakuan

terhadap manusia.

Page 89: NURNINGSIH - fkik-1

67

2. Masalah Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memeberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, ,mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan,

jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang

mudah dihubungi, dan lain-lain.

b. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

Page 90: NURNINGSIH - fkik-1

68

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

Page 91: NURNINGSIH - fkik-1

69

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

1. Data Geografi

Kelurahan Cijantung merupakan salah satu dari lima kelurahan dan terletak

dibagian Kecamatan Pasar Rebo Kotamadya Jakarta Timur dengan luas wilayah ±

237,57 Ha.

Batas-batas Kelurahan Cijantung sebagai berikut :

- Batas utara : Jl. Fadilah, Kelurahan Gedong

- Batas Timur : Kali Baru, Kelurahan Ciracas

- Batas Selatan : Jl. Belly, Kelurahan Pekayon dan Kelurahan Kalisari

- Batas Barat : Jl. Gotong Royong, Kali Cijantung dan Kelurahan Baru

Wilayah Kelurahan Cijantung terdiri dari 109 RT dan 11 RW.

2. Data Demografi

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 3192, Jumlah penduduk di Keluruhan Cijantung pada Februari

2012 adalah sebanyak 44.728 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak

23.037 jiwa dan perempuan sebanyak 21.691 jiwa, dan jumlah kepala keluarga

adalah sebanyak 11.133 KK.

Page 92: NURNINGSIH - fkik-1

70

B. Analisis Univariat

Analisa univariat menjelaskan atau mendeskripsikan data demografi, tingkat

pengetahuan tentang menopause, dan keluhan wanita saat menopause.

1. Data Demografi Responden

Deskripsi data demografi mencakup usia, status pekerjaan, tingkat pendidikan,

dan status perkawinan.

a. Umur

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden Di Kelurahan Cijantung

Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012

Sentral Tendensi Usia

Mean 52.49

Median 53.00

Modus 55

Std. Deviasi 3.049

Minimum 44

Maksimum 58

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan rata-rata responden mengalami

menopause pada usia 52 tahun dan usia terbanyak yaitu 55 tahun. Batas usia

termuda 44 tahun dan batas usia tertua 58 tahun.

Page 93: NURNINGSIH - fkik-1

71

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012

2. Pendidikan Frekuensi

N=95

Persentase

(%)

Tidak Sekolah 10 10,5%

SD 39 41,1%

SMP 25 26,3%

SMA 13 13,7%

Perguruan Tinggi 8 8,4%

Jumlah 95 100%

Tabel 5.2 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat

pendidikan setingkat SD yaitu sebanyak 41,1% dan hanya sebagian kecil

responden yang memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 8

orang responden atau 8,4% dari 95 responden. Responden yang tidak sekolah

cukup sedikit yaitu 10,5% responden. Sedangkan responden yang tingkat

pendidikannya SMP sebanyak 25 responden (26,3%) dan 13 responden yang

tingkat pendidikannya SMA (13,7%).

/

Page 94: NURNINGSIH - fkik-1

72

c. Status Perkawinan

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden Di

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012

3. Status Perkawinan n %

Belum Kawin 0 0%

Kawin 87 91,6%

Janda 8 8,4%

Jumlah 95 100%

Tabel 5.3 dapat diketahui distribusi responden berdasarkan status

perkawinannya sebagian besar adalah wanita dengan status kawin yaitu 87

(91,6%). Dan hanya 8 responden yang berstatus janda (8,4%).

d. Status Pekerjaan

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden Di

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 2012

5. Pekerjaan n %

Tidak Bekerja 45 47,4%

Bekerja 50 52,6%

Jumlah 95 100%

Page 95: NURNINGSIH - fkik-1

73

Tabel 5.4 diketahui bahwa responden yang bekerja lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja, yaitu 50 responden

(52,6%), sedangkan responden yang tidak bekerja ada 45 responden (47,4%).

2. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause

Tabel dibawah ini menggambarkan seberapa jauh tingkat pengetahuan

responden mengenai menopause. Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibagi

menjadi 3 kelompok, yaitu kurang, cukup, dan baik. Kategori pengetahuan

responden dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Di

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo 2012

Kategori Pengetahuan Frekuensi Prosentasi (%)

Kurang 31 32,6%

Cukup 47 49,5%

Baik 17 17,9%

Jumlah 95 100%

Tabel 5.5 menunjukkan sebagian besar responden atau sebanyak 47

responden (49,5%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 31 responden (32,6%)

mempunyai tingkat pengetahuan kurang dan 17 responden (17,9%) yang

mempunyai tingkat pengetahuan yang baik.

Page 96: NURNINGSIH - fkik-1

74

3. Tingkat Keluhan Wanita Saat Menopause

Tabel dibawah ini akan menggambarkan distribusi responden berdasarkan

tingkat keluhan menopause.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Keluhan Menopause Responden di Kelurahan Cijantung

Kecamatan Pasar Rebo 2012

Tabel 5.6 ini menggambarkan sebagian besar responden (62 responden)

mengalami keluhan menopause tingkat ringan dengan prosentasi 65,3%.

Responden yang mengalami keluhan tingkat berat sebanyak 31 responden (32,6%)

dan hanya 2 responden yang sama sekali tidak mengalami keluhan menopause

(2,1%).

Secara lengkap distribusi responden berdasarkan masing-masing keluhan

yang terbagi pada 3 jenis, yaitu keluhan psikologis, somato-vegetatif, dan

urogenital terlihat pada tabel berikut.

Keluhan Menopause n %

Tidak ada 2 2,1%

Ringan 62 65,3%

Berat 31 32,6%

Jumlah 95 100%

Page 97: NURNINGSIH - fkik-1

75

Tabel 5.6.1

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Psikologis

Keluhan Psikologis Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

Tidak bergairah dan mood

yang tidak stabil

47 49,5% 48 50,5% 95 100

Mudah marah 55 57,9% 40 42,1% 95 100

Rasa gelisah dan panik 40 42,1% 55 57,9% 95 100

Berkurangnya daya ingat 68 71,6% 27 28,4% 95 100

Dari tabel 5.6.1 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,

keluhan psikologis yang dirasakan oleh responden pada masa menopausenya

adalah berkurangnya daya ingat sebanyak 68 responden (71,6%), mudah marah

sebanyak 55 responden (57,9%), tidak bergairah dan merasa mood tidak stabil

sebanyak 47 responden (49,5%), dan rasa gelisah/panik sebanyak 40 responden

(42,1%).

Tabel 5.6.2

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Somato-Vegetatif

Keluhan Somato-Vegetatif Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

Badan terasa sangat panas

(Hot Flushes), berkeringat

70 73,7% 25 26,3% 95 100

Rasa tidak nyaman di jantung 58 61,1% 37 38,9% 95 100

Masalah tidur 74 77,9% 21 22,1% 95 100

Page 98: NURNINGSIH - fkik-1

76

Rasa tidak nyaman pada

sendi/otot

88 92,6% 7 7,4% 95 100

Dari tabel 5.6.2 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,

keluhan fisik (somato-vegetatif) yang dirasakan oleh responden pada masa

menopausenya adalah rasa tidak nyaman pada sendi/otot sebanyak 88 responden

(92,6%), masalah tidur sebanyak 74 responden (77,9%), badan terasa sangat panas

(hot flushes) dan berkeringat sebanyak 70 responden (73,7%), rasa tidak nyaman

di jantung sebanyak 58 responden (61,1%).

Tabel 5.6.3

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Urogenital

Keluhan Urogenital Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

Masalah-masalah seksual 31 32,6% 64 67,4% 95 100

Masalah-masalah kandung

kemih

22 23,2% 73 76,8% 95 100

Kekeringan pada vagina 49 51,6% 46 48,4% 95 100

Dari tabel 5.6.3 dapat diketahui bahwa dari 95 responden yang menopause,

keluhan urogenital/seksual yang dirasakan oleh responden pada masa

menopausenya adalah kekeringan pada vagina sebanyak 49 responden (51,6%),

masalah-masalah seksual sebanyak 31 responden (32,6%), dan masalah-masalah

perkemihan sebanyak 22 responden (23,2%).

Page 99: NURNINGSIH - fkik-1

77

4. Proporsi Tingkat Pengetahuan Dengan Keluhan Menopause

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat menggunakan

uji Chi Square. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi Responden Menurut Proporsi Pengetahuan Responden Dengan

Keluhan Saat Menopause

Pengetahuan Keluhan Menopause TOTAL

Tidak ada Ringan Berat

n % n % n % N %

Kurang 0 0% 13 41,9% 18 58,1% 31 100%

Cukup 2 4,3% 35 74,5% 10 21,3% 47 100%

Baik 0 0% 14 82,4% 3 17,6% 17 100%

TOTAL 2 2,1% 62 65,3% 31 32,6% 95 100%

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari 31 responden yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (58,1%) diantaranya merasakan

keluhan berat, 13 responden (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan dari

47 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (21,3%)

merasakan keluhan berat, 35 responden (74,5%) dengan keluhan ringan, dan 2

responden (4,3%) tidak mengalami keluhan apapun. Dan dari 17 responden yang

berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (17,6%) merasakan keluhan berat, dan

14 responden (82,4%) merasakan keluhan ringan.

Page 100: NURNINGSIH - fkik-1

78

C. Analisis Bivariat

Setelah dilakukan analisis data mengenai hubungan tingkat pengetahuan

tentang menopause dengan keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung

Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur, dengan bantuan SPSS 16.0 for windows, maka

diperoleh hasil seperti pada tabel 5.7

Namun karena pada hasil tabel 5.7 ada beberapa sel yang kurang baik, maka

dilakukan penggabungan sel (comprase cells). Dengan cara menghapus kategori

“tidak ada” pada variable keluhan, walaupun ada satu sel yang mempunyai nilai.

Peneliti melakukannya dengan alasan bahwa data yang terkumpul telah memenuhi

syarat jumlah sampel yang telah ditentukan. Sehingga hasil yang didapatkan yaitu

terdapat pada tabel 5.7a dibawah ini :

Pengetahuan Keluhan Menopause TOTAL P-Value

Ringan Berat

n % n % N % 0,002

Kurang 13 41,9% 18 58,1% 31 100%

Cukup 35 77,8% 10 22,2% 45 100%

Baik 14 82,4% 3 17,6% 17 100%

TOTAL 62 66,7% 31 33,3% 93 100%

Berdasarkan tabel 5.7a dapat dilihat dari 31 responden yang memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (58,1%) diantaranya merasakan keluhan

berat, 13 responden (41,9%) merasakan keluhan ringan. Sedangkan dari 45

responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 10 responden (22,2%)

merasakan keluhan berat, 35 responden (77,8%) dengan keluhan ringan. Dan dari 17

Page 101: NURNINGSIH - fkik-1

79

responden yang berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (17,6%) merasakan

keluhan berat, dan 14 responden (82,4%) merasakan keluhan ringan.

Dilihat pada tabel 5.7a didapatkan hasil dari analisis data SPSS yaitu p-value

sebesar 0,002 (<0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti p-value lebih

kecil dari alpha (5%) sehingga Ho ditolak. Secara statistik menyatakan bahwa ada

hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan keluhan wanita saat

menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo (p = 0,002 < 0,05).

Page 102: NURNINGSIH - fkik-1

80

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran Data Demografi Responden

1. Umur

Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan umur wanita menopause sebagian besar wanita mengalami

menopause pada umur 45-55 tahun yaitu sebanyak 81 responden (34,4%).

Namun ada 1 responden (1,1%) yang mengalami menopause pada usia 44

tahun. Dan ada pula yang menopause lebih dari usia 55 tahun sebanyak 13

responden (13,8%).

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 95 responden diperoleh data

bahwa wanita yang menopause lebih banyak pada umur 45-55 tahun, hal

ini terlihat dari presentase terbesar 34,4%. Golongan usia ini adalah

termasuk dalam golongan menopause, dimana responden sudah selama 12

bulan atau 1 tahun berturut-turut tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini

sesuai dengan teori Price (2001) yang menyatakan bahwa menopause

biasanya terjadi antara usia 45-52 tahun.

2. Tingkat Pendidikan

Pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai

usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang

ada didalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2003). Tingkat

Page 103: NURNINGSIH - fkik-1

81

pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan responden yang

diperoleh secara formal. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin

cepat pula penyerapan informasi yang didapat.

Hasil penelitian yang didapatkan di Kelurahan Cijantung tingkat

pendidikan responden di wilayah tersebut mayoritas berpendidikan

setingkat SD yaitu sebanyak 41,1%. Dari hasil tersebut sebagian

responden yang menopause di Kelurahan Cijantung belum mengikuti

program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun.

3. Status Perkawinan

Hasil penelitian pada tabel tabel 5.3 dapat diketahui bahwa

distribusi responden berdasarkan status perkawinannya sebagian besar

adalah wanita dengan status kawin yaitu 87 (91,6%). Dan hanya 8

responden yang berstatus janda (8,4%).

Status perkawinan responden yang telah menopause dapat

mempengaruhi individu masing-masing dalam memberikan data-data

terkait. Responden yang berstatus kawin cenderung akan memberikan data

sesuai apa yang dialaminya, sedangkan responden dengan status janda

cenderung akan memberikan data yang kurang sesuai karena harus

mengingat lebih dalam dan panjang lagi dalam memberikan data yang

diharapkan.

Page 104: NURNINGSIH - fkik-1

82

4. Status Pekerjaan

Hasil penelitian memberikan data bahwa responden yang bekerja

lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja, yaitu 50

responden (52,6%), sedangkan responden yang tidak bekerja ada 45

responden (47,4%).

Responden yang dianggap tidak bekerja umumnya adalah sebagai

ibu rumah tangga. Dapat diketahui bersama bahwa seorang ibu rumah

tangga memungkinkan mereka mempunyai waktu untuk mencari informasi

kesehatan terutama tentang menopause baik dari puskesmas, media cetak,

maupun dari teman sejawatnya sehingga informasi yang dimiliki cukup.

Dengan demikian informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan akan

memberikan kontribusi terhadap keluhan yang dialaminya.

B. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause

Berdasarkan tabel 5.5 pengetahuan responden tentang menopause yaitu

kurang sebanyak 32,6%, 49,5% cukup, dan 17,9% baik. Dengan kata lain

wanita menopause di Kelurahan Cijantung memiliki tingkat pengetahuan

cukup tentang menopause dengan prosentase mendekati 50% dari total

responden penelitian.

Jumlah 49,5% responden memiliki pengetahuan yang cukup disebabkan

karena beberapa hal seperti mayoritas responden tidak bekerja sehingga

mereka memiliki cukup waktu untuk mencari informasi yang menunjang

pengetahuannya tentang menopause. Selain itu dikarenakan responden

memiliki pekerjaan sebagai pedagang, sehingga penghasilan mereka pun

Page 105: NURNINGSIH - fkik-1

83

cukup. Walaupun penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap

pengetahuan seseorang. Namun, jika penghasilan seseorang cukup besar

maka dirinya mampu untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik, karena

fasilitas sendiri merupakan faktor pendukung dari sebuah pengetahuan

(Notoatmodjo, 2007).

C. Gambaran Keluhan Responden Saat Menopause

a. Keluhan Psikologis Pada Wanita Menopause di Kelurahan

Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012

Sebagian besar responden mengalami keluhan daya ingat yang

menurun, yaitu sebanyak 68 responden (71,6%). Sedangkan responden

yang tidak mengalami keluhan daya ingat yang menurun ada 27

responden (28,4%). Dari hasil penelitian ini ada beberapa responden

yang mengungkapkan bahwa terkadang mereka susah untuk mengingat

suatu hal dan mengeluh sering lupa nama-nama.

Selama periode menopause terjadi penurunan kadar hormon seks

steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan

neuroendokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi

otak. Padahal sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang

penting bagi hormon seks steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini

terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir

seluruh bagian otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan fungsi

ingatan (Kasdu, 2004). Kemampuan kognitif, ataupun kemampuan

mengingat akan bertambah buruk akibat kekurangan hormon estrogen.

Page 106: NURNINGSIH - fkik-1

84

Akibat kekurangan estrogen terjadi gangguan fungsi sel-sel saraf serta

terjadi pengurangan aliran darah ke otak. Pada keadaan kekurangan

estrogen jangka lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang

suatu saat kelak dapat menimbulkan demensia atau penyakit

Alzheimer (Baziad, 2003).

Melemahnya ingatan juga membuat banyak wanita khawatir.

Walaupun gejala ini akan dialami oleh setiap orang yang beranjak tua,

namun jejak ingatan yang buruk serta hilangnya konsentrasi bisa

menjadi masalah khusus selama menopause. Kurangnya konsentrasi

serta melemahnya ingatan mungkin dihubungkan dengan perubahan

pembuluh darah (Mackenzie, 2002).

Sebagian besar responden tidak mengalami keluhan rasa gelisah,

panik/cemas, yaitu sebanyak 55 responden (57,9%). Saat penelitian

beberapa responden mengungkapkan bahwa terkadang mereka merasa

gelisah dan cemas terhadap suatu hal seperti saat mengetahui bahwa

mereka sudah tidak haid lagi atau haid terlalu banyak. Didalam pikiran

mereka, keluhan yang terjadi itu merupakan tanda-tanda suatu

penyakit.

Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa yang dapat

menimbulkan keadaan stress disebut stressor. Stressor dapat

menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme

berikut ini : ancaman dipersepsi oleh pancaindera, diteruskan ke

korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS (Reticular

Activating System), lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian

Page 107: NURNINGSIH - fkik-1

85

kelenjar adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi

saraf otonom. Hiperaktifitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi

berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu, misalnya

takikardi, nyeri kepala, dan nafas cepat. Perubahan level estrogen dan

progesteron menunjukkan sejumlah pengaruh neurotransmiter SSP

seperti dopamin, norepinefrin, asetilkolin dan serotonin yang

semuanya diketahui sebagai modulator yang mempengaruhi mood,

tidur, tingkah laku dan kesadaran (Widosari, 2010).

Sebagian besar responden mengalami keluhan mudah

marah/tersinggung, yaitu sebanyak 65 responden (57,9%). Hal ini tidak

selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aina Safitri (2009)

bahwa dari 64 responden sebanyak 39 responden (60,9%) tidak

mengalami keluhan mudah marah/tersinggung, dan yang mengalami

keluhan tersebut ada 25 responden (39,1%).

b. Keluhan Somato-Vegetatif Pada Wanita Menopause Di Kelurahan

Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden

mengalami keluhan rasa tidak nyaman di persendian dan otot, yaitu

sebanyak 88 responden (92,6%).

Menurut Aqila (2010) mengatakan bahwa esterogen berfungsi

membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang. Kadar estrogen yang

berkurang pada saat menopause, akan diikuti dengan penurunan

penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Tubuh mengatasi

Page 108: NURNINGSIH - fkik-1

86

masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam

tulang. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan rapuh yang disertai rasa

tidak nyaman pada sendi dan otot. Rasa tidak nyaman pada sendi dan

otot yang dialami wanita menopause berkaitan dengan kurangnya

penyerapan kalsium. Berdasarkan literatur yang ada diketahui bahwa

kita kehilangan sekitar 1 % tulang dalam setahun akibat proses

penuaan. Tetapi setelah menopause, terkadang wanita akan kehilangan

2% pertahun.

Pada keluhan yang berkaitan dengan masalah tidur ada 74

responden (77,9%) yang mengalaminya, sedangkan 7 responden

(7,4%) tidak mengalaminya. Banyak wanita yang akan mengalami

keluhan tidur karena berkeringat di malam hari dan merasakan hot

flushes. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Aina Safitri (2009), dari 64 responden hanya 26 responden

(40,6%) yang merasakan keluhan tidur dan 38 responden (59,4%) tidak

merasakannya.

Bender (1998) dalam Lasmini (2000), mengatakan bahwa sulit

tidur merupakan gejala yang sering dialami oleh wanita menopause,

Gangguan tidur dapat juga ada hubungannya dengan penurunan

hormon estrogen pada wanita yang mempengaruhi produksi dari

serotonim, yaitu zat kimia yang ada diotak yang memiliki peranan

penting dalam mengatur pola tidur. Dengan menurunnya kadar

serotonim dalam otak mengakibatkan gangguan tidur pada wanita

menopause. Menurut Baziad (2003) mengungkapkan bahwa reseptor

Page 109: NURNINGSIH - fkik-1

87

estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur. Penelitian buta

ganda menunjukkan bahwa wanita yang diberi estrogen equin

konjugasi memiliki periode ‘rapid eye movement’ yang lebih panjang

dan tidak memerlukan waktu lama untuk tidur.

Umumnya sebagian besar responden pernah dan atau sedang

mengalami keluhan badan terasa sangat panas (hot flushes) dan

keringat berlebih dimalam hari, yaitu sebanyak 70 responden (73,7%)

yang merasakannya dan hanya 25 responden (26,3%) yang tidak

merasakannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Northrup

(2006) yang mengatakan bahwa gejolak panas (hot flushes) adalah

keluhan yang paling umum, terjadi sekitar 70 hingga 85 persen dari

semua wanita pramenopause. Secara umum diketahui bahwa efek dari

berkurangnya produksi estrogen secara mendadak (estrogen

withdrawal) dapat menginduksi peningkatan aktivitas serotonin,

dopamin dan norepinephrine di hipotalamus sehingga mencetuskan

kenaikan set point suhu tubuh. Peningkatan suhu sentral ini akan

diikuti oleh peningkatan laju metabolisme yang menyebabkan

vasodilatasi pembuluh darah perifer sehingga menghasilkan gejala

panas dan berkeringat (Shifren, 2007).

c. Keluhan Urogenital Pada Wanita Menopause Di Kelurahan

Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2012

Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa keluhan

kekeringan vagina banyak dirasakan oleh wanita saat menopause di

Page 110: NURNINGSIH - fkik-1

88

Kelurahan Cijantung. Dari 95 responden ada sebanyak 49 responden

(51,6%) yang merasakannya, dan tidak jauh berbeda hasilnya dengan

yang tidak merasakannya yaitu sebanyak 46 responden (48,4%%).

Beberapa wanita mengatakan bahwa karena keringnya daerah vagina,

mereka terkadang menggunakan pelumas agar tidak sakit saat

berhubungan.

Umumnya sebagian besar responden mengalami keluhan seksual,

seperti perubahan dalam gairah seksual, aktivitas seksual dan

kepuasan seksual. Dari 95 responden yang menopause ada 31

responden (32,6%) yang merasakannya dan 64 responden (67,4%)

tidak merasakannya. Beberapa dari mereka yang tidak merasakan ada

keluhan seksual mengatakan bahwa dengan selalu menjaga hubungan

yang harmonis dalam keluarga, maka keluhan seksual pun tidak akan

dirasakan.

Sebagian besar responden tidak ada atau tidak sedang mengalami

keluhan pada perkemihan, baik peningkatan frekuensi, kesulitan,

ataupun ketidakmampuan mengontrol buang air kecil. Dari total

keseluruhan responden, yaitu 22 responden (23,2%) merasakannya dan

73 responden (76,8%) tidak merasakannya.

Seiring dengan penurunan kadar estrogen, dinding vagina tampak

lebih merah dikarenakan penipisan epitel vagina sedemikian sehingga

kapiler-kapiler kecil di permukaan vagina menjadi semakin jelas

terlihat. Semakin banyak epitel vagina yang mengalami atrofi, lama

kelamaan dinding vagina justru tampak semakin pucat akibat

Page 111: NURNINGSIH - fkik-1

89

berkurangnya vaskularisasi di daerah tersebut (Curran, 2009). Atrofi

menyebabkan otot penyangga uretra dan kandung kemih menjadi

lemah. Hilangnya tonus otot utetra karena menurunnya kadar estrogen,

akibat terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran

urine menjadi tidak normal sehingga fungsi kandung kemih tidak dapat

dikendalikan (inkontinensia urine) dan mudah terjadi infeksi pada

saluran kemih bagian bawah (Shimp & Smith, 2000).

Menurut Kasdu (2004), gangguan seksual terjadi karena

penurunan kadar estrogen yang menyebabkan vagina menjadi atrofi,

kering, gatal. Panas, dan nyeri saat aktifitas seksual (disparenia)

karena setelah menopause sekresi vagina berkurang. Disamping itu

dinding vagina menjadi tipis, elastisitasnya berkurang dan menjadi

lebih pendek serta lebih rendah, akibatnya terasa tidak nyaman dan

nyeri selama aktifitas seksual.

D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Keluhan

Saat Menopause Pada Ibu-Ibu Di Kelurahan Cijantung 2012

Dari tabel 5.5 sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 49,5%, sedangkan yang

lainnya berada pada tingkat pengetahuan kurang (32,6%) dan baik (17,9%).

Pada variabel tingkat pengetahuan ini didapatkan hasil analisa Chi-

Square menunjukkan bahwa dari 93 responden ada sebanyak 58,1%

responden memiliki pengetahuan kurang dengan keluhan berat, dan 41,9%

dengan keluhan ringan. Pada tingkat pengetahuan cukup, responden dengan

Page 112: NURNINGSIH - fkik-1

90

keluhan ringan sebanyak 77,8% dan keluhan berat sebanyak 22,2%.

Sedangkan 82,4% yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause

disertai keluhan ringan dan 17,6% dengan keluhan berat.

Secara statistik didapatkan nilai p (0,002) < α (0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

menopause dengan keluhan yang dialami seseorang saat menopause. Dari

hasil ini yang tergambar bahwa semakin cukupnya pengetahuan seseorang

tentang menopause, maka keluhan yang dialaminya akan semakin ringan pula

saat menopause.

Marlin (2006) dalam penelitiannya menemukan, terdapat hubungan

antara kesiapan wanita menghadapi klimakterium dengan keluhan yang timbul

saat klimakterium dengan nilai p value 0,046. Penelitian yang dilakukan oleh

Rahmayanti (2005), menghasilkan pernyataan yang serupa, bahwa terdapat

hubungan yang bermakna pada variabel pengetahuan (p value: 0,009), sikap (p

value : 0,017) dengan tindakan preventif ibu menjelang menopause. Dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang klimakteium

akan mempengarihi tindakan preventif wanita menjelang menopause. Indriani

(2007) menambahkan, terdapat perbedaan sikap wanita dalam menghadapi

masa klimakterium dilihat dari pengetahuan tentang menopause pada taraf

kepercayaan 95%.

Green (1980) mengatakan bahwa untuk membentuk suatu perilaku

diperlukan 3 faktor, yaitu predisposisi (faktor pendukung), faktor pemungkin

dan faktor penguat. Penelitian ini berfokus pada salah satu faktor, yaitu factor

pendukung yaitu pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (1997), makin tinggi

Page 113: NURNINGSIH - fkik-1

91

tingkat pengetahuan seseorang, maka makin kompleks dan komprehensif pula

informasi yang dimilikinya. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang akan

menghambat perilaku dan respon terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.

Hasil penelitian dengan 93 responden ini deketahui bahwa sebagian

besar responden cukup mengetahui tentang menopause, seperti pengertian,

tanda dan gejala, penyebab, akibat yang ditimbulkan, faktor-faktor yang

mempengaruhinya, terapi, dan cara hidup sehat menghadapi menopause.

Terlihat dari 20 pertanyaan yang terdapat pada kuisioner pengetahuan tentang

menopause sebagian besar menjawab cukup benar. Hal ini menggambarkan

tingkat pengetahuan wanita menopause di kelurahan Cijantung berada pada

tingkat pengetahuan yang cukup. Tingkat pengetahuan yang cukup ini

dikarenakan sebagian besar wanita menopause yang berpendidikan menengah

sehingga pengetahuan dan pemahaman mereka tentang menopause lebih luas

dan mendalam.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi seseorang dalam pengembangan

nalar dan analisa (Pusdinakes, 1997). Dengan daya nalar yang baik akan

memudahkan untuk meningkatkan pengetahuan. Responden sebagian besar

berpendidikan dasar dan keduanya adalah menengah. Dengan tingkat

pengetahuan yang cukup, maka pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki

juga akan cukup sesuai. Cukup aktifnya lembaga kesehatan dalam

memberikan penyuluhan kesehatan terutama tentang menopause di kelurahan

Cijantung merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi responden

memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tersebut. Pengetahuan merupakan

salah satu pendorong seseorang untuk merubah perilaku atau mengadopsi

Page 114: NURNINGSIH - fkik-1

92

perilaku baru. Pengetahuan tentang menopause merupakan faktor yang

menentukan seseorang tersebut dapat berperilaku sehat saat menopause,

sehingga dengan wanita perilaku sehat saat menopause maka kualitas

hidupnya pun akan tinggi dan bahagia.

Menopause adalah proses alami yang tidak dapat ditolak oleh setiap

wanita yang memasuki usia paruh baya. Berbagai keluhan yang menyertai

masa menopause seperti keluhan fisik maupun psikis tentu saja bisa dicarikan

solusinya. Mengingat usia harapan hidup perempuan Indonesia cukup tinggi,

kualitas hidup yang baikpun penting untuk dipelihara (Indriani, 2007).

Menurut data hasil sensus penduduk Indonesia oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) pada tahun 2005 memproyeksikan, sebanyak 5.846.000

perempuan Indonesia dari total penduduk tahun 2010 memasuki masa

menopause per tahunnya. Usia harapan hidup untuk perempuan umumnya

lebih panjang dibandingkan laki-laki, yaitu 66,2 tahun untuk laki-laki dan 70,2

tahun untuk perempuan pada tahun 2005 (Menegpp, 2010). Dengan

meningkatnya usia harapan hidup, proporsi perempuan lanjut usia (lansia)

juga mengalami peningkatan. Maka harus dipikirkan cara yang tepat agar bisa

melalui kehidupan yang bermutu.

Adanya keluhan-keluhan yang dialami wanita menopause seperti nyeri

kepala, berdebar-debar, vertigo, keringat berlebihan, dan nyeri di persendian.

Secara psikis juga terjadi gangguan, biasanya berupa mudah marah, gelisah,

cemas, depresi, sulit konsentrasi, dan kompulsif. Semua itu kerap menjadi

momok bagi perempuan. Sesungguhnya semua hal yang tampak buruk itu

sangat mungkin untuk diubah. Sehat dan menarik sepanjang masa tetap bisa

Page 115: NURNINGSIH - fkik-1

93

dinikmati kaum perempuan, selama mereka mau bergaya hidup sehat sejak

muda. Menghindari pola hidup sembarangan, dan mulailah memilih hanya

menu beragam dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan selalu berpikir

positif (Indriani, 2007).

Pertambahan umur tak bisa dihambat dan akibatnya jelas tak bisa

dihindari. Perlu dibuka kesadaran baru untuk bisa menerima dengan ikhlas

penurunan fungsi tubuh secara menyeluruh. Diperlukan juga informasi-

edukasi yang tepat untuk bisa menerima dengan wajar penuaan yang

dialaminya. Kompensasinya mulai membuka lembaran baru yaitu menyusun

program yang tidak hanya berorientasi pada kegiatan fisik semata. Misalnya

aktif mengikuti pertemuan-pertemuan kajian agama, menyibukkan diri pada

kegiatan sosial, menjalin keakraban dengan anggota keluarga dan sebagainya

(Indriani, 2007).

Banyak perempuan yang tidak menyadari dirinya menopause karena

tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup tentang menopause.

Akhirnya untuk menghilangkan gangguan yang dirasakan, mereka

mengobatinya secara simtomatis. Artinya, mereka minum obat pusing karena

merasa pusing. Minum obat pegal karena seluruh badan terasa pegal dan

minum obat tidur karena sulit tidur. Padahal, segala keluhan itu muncul karena

tubuh sudah tidak memproduksi hormon estrogen lagi. Menopause bukan

semata-mata urusan perempuan usia lanjut. Sebaiknya setiap wanita mencari

tahu seluk-beluk menopause sejak masih muda. Pengetahuan lebih tentang

menopause akan membantu kita untuk dapat menyiapkan diri dan dapat

bersikap serta bertindak tepat dalam melakukan pencegahan terjadinya

Page 116: NURNINGSIH - fkik-1

94

keluhan-keluhan yang muncul menyertai masa menopause. Sehingga keluhan-

keluhan saat menopause dapat berkurang dan kualitas hidup pun akan terasa

(Indriani, 2007).

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,

keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengambilan Sampel

Houthrone effect ; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang

diteliti sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.

2. Pengolahan Data

Hasil pengolahan data berbeda saat menggunakan uji chi square sebelum

penghapusan satu kategori pada variable dependen dan setelah

penghapusan. Alasan dilakukan penghapusan satu kategori tersebut

dikarenakan akan mempengaruhi terhadap hasil, walau demikian tidak

akan mempengaruhi terhadap jumlah sampel keseluruhan karena saat

penghitungan telah ditambahkan 10% sampel sebagai cadangan.

F. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahaun keperawatan, khususnya pada wanita menopause dan

dijadikan sebagai rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada

masyarakat. Selain itu, hasil ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi tenaga

Page 117: NURNINGSIH - fkik-1

95

pendidik dalam penyampaian bahan ajar perkuliahan khususnya mata ajar

keperawatan maternitas.

2. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan

pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan maternitas dan komunitas, karena dari hasil penelitian

pengetahuan wanita tentang menopuse sebagian besar adalah cukup,

namun keluhan yang ditunjukkan masih dalam kategori ringan dan berat.

Sosialisasi kesehatan mengenai pentingnya pengetahuan yang mendalam

tentang menopause juga perlu disampaikan kepada seluruh penduduk

wanita, baik melalui konseling ataupun penyuluhan.

3. Implikasi Terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi

peneliti dan peneliti lainnya.

Page 118: NURNINGSIH - fkik-1

96

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Tingkat pengetahuan wanita menopause di Kelurahan Cijantung

menunjukkan bahwa dari 95 orang wanita yang menopause sebagai

responden penelitian, 31 responden dengan persentase 32,6% memiliki

kategori tingkat pengetahuan menopause kurang, 47 responden dengan

persentase 49,5% memiliki kategori tingkat pengetahuan menopause

cukup, dan 17 responden dengan persentase 17,9% memiliki kategori

tingkat pengetahuan menopause baik.

2. Hasil analisis data keluhan menopause bahwa wanita menopause dengan

tingkat pengetahuan kurang tentang menopause cenderung mengalami

keluhan yang berat, yaitu sebanyak 18 orang atau 58,1% dari 31 orang

yang diteliti. Wanita yang memiliki tingkat pengetahuan menopause cukup

cenderung mengalami keluhan ringan, yaitu sebanyak 35 orang atau 74,5%

dari 47 orang yang diteliti. Sedangkan wanita yang memiliki tingkat

pengetahuan baik cenderung mengalami keluhan ringan pula yaitu

sebanyak 14 orang atau 82,4% dari 17 yang diteliti. Jadi distribusi keluhan

wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung menunjukkan bahwa yang

Page 119: NURNINGSIH - fkik-1

97

paling tinggi berada pada kategori ringan berjumlah 62 responden dengan

persentase 65,3%.

3. Berdasarkan hasil dari analisis data SPSS yaitu p-value sebesar 0,001

(<0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti p-value lebih kecil

dari alpha (5%) sehingga Ho ditolak. Secara statistik menyatakan bahwa

ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menopause dengan

keluhan wanita saat menopause di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar

Rebo (p = 0,001 < 0,05).

4. Keluhan somato-vegetatif (fisik) yang dialami oleh wanita menopause di

Kelurahan Cijantung tahun 2012 yang terbanyak adalah rasa tidak nyaman

pada sendi/otot sebanyak 88 responden (92,6%).

5. Keluhan psikologis yang dialami oleh wanita menopause di Kelurahan

Cijantung tahun 2012 yang terbanyak yaitu berkurangnya daya ingat

sebanyak 68 responden (71,6%).

6. Keluhan urogenital (seksual) yang dialami oleh wanita menopause di

Kelurahan Cijantung tahun 2012 yang terbanyak adalah kekeringan pada

vagina sebanyak 49 responden (51,6%).

B. Saran

Beberapa saran yang dapat di kemukakan oleh peneliti tekait dengan hasil

penelitian diatas adalah:

1. Bagi Puskesmas Setempat

Bagi petugas kesehatan puskesmas diharapkan dengan hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan acuan atau rujukan agar lebih ditingkatkan

Page 120: NURNINGSIH - fkik-1

98

sosialisasi mengenai kesehatan pada umumnya dan mengenai kesehatan

alat reproduksi/masalah menopause khususnya kepada para wanita usia

menopause dan gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk mengurangi

masalah dan keluhan-keluhan pada mereka, baik melalui konseling

ataupun penyuluhan.

2. Bagi Instansi Pendidikan

a. Meningkatkan peran instansi terkait serta perawat khususnya

keperawatan maternitas dan keperawatan komunitas dalam

pelaksanaan promotif dan preventif khususnya pada wanita usia

menopause tentang keluhan/perubahan yang akan dialaminya saat

menopause.

b. Menambah bahan literatur mengenai hubungan tingkat pengetahuan

wanita menopause dengan keluhan saat menghadapi menopause.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti masalah

menopause, disarankan untuk meneliti menopause dengan meninjau

dari berbagai faktor/variabel lainnya yang belum diungkapkan dalam

penelitian ini.

2. Selain itu dianjurkan pula dapat melakukan penelitian secara kualitatif

agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam, tidak hanya

terbatas pada data kuantitatif.

Page 121: NURNINGSIH - fkik-1

DAFTAR PUSTAKA

Andira, Dita. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A Plus Books.

2010

Anwar, Q. Manajemen Stres. Jakarta : PT. Al. Mawar Di Prima. 2001

Aqila, Smart. Bahagia di Usia Menopause. Yogyakarta: A Plus Books. 2010

Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

2006

Atik Puji Rahayu & Tri Andani Lutfila. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Gejala-Gejala dan Cara Mengatasi Keluhan Menopause Pada Ibu

Usia Dewasa Menengah di Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara

Tahun 2004. Depok : FIK UI. 2004

Badan Pusat Statistik. “Statistik Penduduk Lanjut Usia, 2005”. Jakarta: Badan Pusat

Statistik. 2005

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004

Baziad, A. Menopause, Andropause, dan Terapi Sulih Hormon. In: Baziad, A., ed.

Menopause dan Andropause. Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2003

Berlin Center for Epidemiology and Health Research (2006). Menopause Rating

Scale (MRS). University of Berlin. Available from: http://www.menopause-

rating-scale.info/documents/MRS_Indonesian.pdf (Accessed 27 December

2011).

Biela, U. Determinants of The Age at Natural Menopause-An Abstract. Przegl Lek.

59 (3): 165-169. 2002

BKKBN. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta: BKKBN. 2006

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

2001

Page 122: NURNINGSIH - fkik-1

Cooper, G.S, et al. Measures of Menopausal Status in Relation to Demographic,

Reproductive, and Behavioral Characteristics in a Population-based Study of

Women Aged 35-49 Years. Am J Epidemiol, 153 (12): 1159-1165. 2001

Curran, D. Menopause. University of Michigan Health Systems. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/264088-overview (Accessed 24

December 2011). 2009

Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya. Jakarta: CV Naladana. 2004

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama. 2002

Departemen Kesehatan RI. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang

Kesehatan 2005-2025. Jakarta. 2009

Dorjgochoo, T, et al. Dietary and Lifestyle Predictors of Age at Natural Menopause

and Reproductive Span in The Shanghai Women's Health Study. Menopause,

15 (5): 924-933. 2008

Fitriasih, Eka. (Skripsi) Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

klimakterium pada wanita kelompok umur 40-65 tahun Binaan Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara. Depok: FKM UI. 2010

Friska M.B, dkk. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Gejala dan

Resiko Klimakterik Dan Gaya Hidup Sehat Terhadap Tingkat Keluhan

Klimakterik Pada Wanita Pramenopause Di RW 01 Kelurahan Jaka Mulya

Bekasi. Depok: FIK UI. 2010

George. Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth

Edition. USA : Appleton & Lange. 1995

Glasier A, & Gebbie A. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Ed. 4. Alih

bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC. 2006

Gold, E.B, et al. Factors Associated with Age at Natural Menopause in a Multiethnic

Sample of Midlife Woman. Am J Epidemiol, 153 (9): 865-874. 2001

Hammasa, S.N. Menopause, Kiat Wanita Lansia Sehat Menuju Khusnul Khatimah.

Solo: Ma’sum Press. 2004

Page 123: NURNINGSIH - fkik-1

Hardy, R, et al. Smoking, Body Mass Index, Socioeconomic Status and The

Menopausal Transition in a British National Cohort. Int J Epidemiol. 29: 845-

851. 2000

Heinemann, et al. International versions of the Menopause Rating Scale (MRS).

Available from: http://www.hqlo.com/content/1/1/28 (Accessed 28 December

2011). 2003

Henderson, K, et al. Predictors of The Timing of Natural Menopause in The

Multiethnic Cohort Study. Am J Epidemiol. 167 (11): 1287-1294. 2008

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. 2008

Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2005

Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.

2003

Indriani, Nur. (Skripsi) Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa

Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan tentang Menopause di Desa

Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung Bali.

Malang: Fakultas Psikologi UIN Malang. 2007

Kelurahan Cijantung. Profil Kelurahan Cijantung Tahun 2011. Kelurahan Cijantung.

2011

Kasdu, D. Kiat Sehat dan Bahagia Di usia Menopause. Cetakan Pertama. Jakarta:

Puspa Swara Gramedia. 2004

Kok, H.S, et al. Genetic Studies to Identify Genes Underlying Menopausal Age. Hum

Reprod. 11 (5): 483-493. 2005

Kumalaningsih, Sri. Sehat + Bahagia Menjelang dan Saat Menopause. Surabaya:

Tiara Aksa. 2008

Kuntjoro, Z. Menopause. Diakses pada tanggal 30 Mei 2012 dari http://www.e-

psikologi.com/. 2002

Lasmini, P.S. (Tesis) Pengaruh Isoflavon Terhadap Profil Lipid Pada Perempuan

Menopause Dan Pasca Menopause Di Jakarta Program Pendidikan

Page 124: NURNINGSIH - fkik-1

Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri Dan

Ginekologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005

Liza.. Hadapi Menopause Dengan Antioksidan Alami. Diakses pada tanggal 1

Desember 2011 dari http://www.lizaherbal.com/main/content/view/100/1/.

2009

Mackenzie, R. Menopause, Tuntutan Praktis Untuk Wanita Cetakan Kedua. Jakarta:

Arcan. 2002

Mangoenprasodjo, A Setiono. Siapa Takut Menopause Kiat Memasuki Masa Paruh

Baya Tanpa Rasa Was-Was dan Cemas. Yogyakarta: Thinkfresh. 2004

Manuaba. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:

EGC. 2001

------------ . Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Ed. 2. Jakarta: EGC. 2009

Menegpp. Penduduk Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 1 Desember 2011 dari

http://www.menegpp.go.id. 2010

Menkokesra. Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia. Diakses pada tanggal 15

November 2011 dari http://data.menkokesra.go.id. 2010

Nirmala. Hidup Sehat dengan Menopause. Jakarta: Buku Populer Nirmala. 2003

Northrup, Christiane. Bijak saat menopause : menciptakan kesehatan fisik dan

emosional saat mengalami perubahan. Alih bahasa: Rahmani Astuti.

Bandung: Penerbit Q-Prsess. 2006

Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003

-------- . Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

2007

----------------- . Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010

----------------- . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Andi Rineka Cipta. 1997

Nugroho, N. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC. 2000

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika. 2003

Merlin, Netty. (Karya Tulis Ilmiah) Kesiapan Wanita Menghadapi Klimakterium Dan

Keluhan Yang Timbul Saat Klimakterium Di Kelurahan Maguwoharjo

Page 125: NURNINGSIH - fkik-1

Kecamatan Depok Sleman Kabupaten Sleman. Yogyakarta : Fakultas

Kedokteran PSIK UMY. 2006

Potter & Perry. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice (2th

Ed).

St. Louis. Baltimore. Toronto: Mosby Company. 2001

Pramono dalam Debby S, D. (Thesis) Perbedaan Peningkatan Pengetahuan Dan

Sikap Wanita Tentang Menopause Antara Cara Belajar Aktif Diskusi

Kelompak Dengan Leaflet Disbanding Metode Ceramah Dengan Leaflet Di

Kompleks Solobaru. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. 2010

Prawirohardjo, Sarwono. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007

Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6 volume

2. Jakarta: EGC. 2001

Proverawati, Atikah. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha

Medika. 2009

Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan pada Sistem Reproduksi. Jakarta : Depkes RI. 1997

Rahmayanti, Erna. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang

Klimakterium Dengan Tindakan Preventif Wanita Menjelang Menopause Di

Kelurahan Selomartani Kecamatan Kalasan Tahun 2005. Semarang : FKM

Undip. 2005

Rebecca and Pam. Menopause. Jakarta: Erlangga. 2007

Riyanto, A. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, dilengkapi Uji Validitas dan

Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS. Nuha Medika. 2009

Safitri, Aina. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan. Medan: FKM USU. 2009

Shifren, J.L., Schiff, I. Menopause. In: Berek, J.S., ed. Berek & Novak’s Gynecology.

14th ed. Stanford, California: Lippincott Williams & Wilkins. 2007

Shimp, L.A., & Smith, M.A. 20 Common Problems in Women’s Health Care

International Edition 2000. Singapore : McGraw-Hill Book Co. 2000

Page 126: NURNINGSIH - fkik-1

Sholehah, Faridatus. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 40-50 tahun Tentang

Perubahan Fisik Pada Masa Menopause. Skripsi: Universitas

Muhammadiyah Malang. 2003

Sihombing, Magdelena. (Karya Tulis Ilmiah) Perbandingan keluhan menopause

pada wanita usia 45-55 tahun yang memiliki berat badan normal atau kurang

(IMT≤ 22,9 kg/m2) dengan yang memiliki berat badan lebih atau obesitas

(IMT≥ 23 kg/m2) di Kelurahan Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur.

Medan: FK USU. 2010

Sulastri dan Badriyah. Kajian Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia 45-50 Tahun

Dalam Kesiapan Menghadapi Perubahan Pada Masa Menopause (Studi Di

RW. 05 Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan). Volume II Nomor

Khusus Hari Kesehatan Internasional, April 2011 ISSN: 2086-3098

Suryo Prajogo, Nadine. Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta: Locus.

2009

Voorhuis, M, et al. Human Studies on Genetics of The Age at Natural Menopause: A

Systematic Review – An Abstract. Hum Reprod. 16 (2): 1093. 2010

Widosari, Y.W. (Skripsi) Perbedaan Derajat Kecemasan Dan Depresi Mahasiswa

Kedokteran Preklinik Dank O-Asisten Di FK UNS Surakarta. Surakarta :

FK Universitas Sebelas Maret. 2010

Page 127: NURNINGSIH - fkik-1
Page 128: NURNINGSIH - fkik-1
Page 129: NURNINGSIH - fkik-1
Page 130: NURNINGSIH - fkik-1

INFORMED CONSENT

(LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)

Identitas Peneliti :

Nama : Nurningsih

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas :

Saya bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan

tentang menopause dengan keluhan menopause. Penelitian ini akan dilaksanakan

Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo.

Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, kami mengharapkan

kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner mengenai pengetahuan

tentang menopause. Semua yang dicantumkan atau dituliskan dalam penelitian ini

dijamin kerahasiannya dan tidak akan berdampak negatif pada siapapun. Bila selama

berpartisipasi dalam penelitian ini responden merasakan ketidaknyamanan maka

responden mempunyai hak untuk berhenti.

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 131: NURNINGSIH - fkik-1

Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak responden dan menjamin

kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Responden dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu apabila menghendakinya.

Saya menyatakan bersedia/tidak bersedia

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari penjelasan yang telah dilakukan

oleh peneliti dan jawaban seluruh pertanyaan saya tentang penelitian ini, maka saya

dapat memahami tujuan dan manfaat penelitian. Saya juga mengerti bahwa peneliti

akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagi responden.

Saya mengerti bahwa data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas saya

akan dirahasiakan. Saya juga mempunyai hak untuk menolak atau mengundurkan diri

dari penelitian setiap saat tanpa ada sanksi apapun.

Saya menyatakan, bahwa saya telah membaca pernyataan diatas dan setuju untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini dengan sukarela.

Jakarta, Juni 2012

Peneliti Responden

Nurningsih (………………………)

Page 132: NURNINGSIH - fkik-1
Page 133: NURNINGSIH - fkik-1

Nomor Responden

KUESIONER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE

DENGAN KELUHAN WANITA SAAT MENOPAUSE DI KELURAHAN

CIJANTUNG PASAR REBO JAKARTA TIMUR 2012

Petunjuk umum pengisian kuesioner

1. Bacalah pertanyaan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti

2. Mengisi seluruh nomor pertanyaan

3. Setiap pertanyaan hanya berlaku satu jawaban

4. Berilah satu tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda

5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama dengan

tanda (=), kemudian beri tanda (√) pada jawaban yang terakhir

6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada

Penelti

A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

1. Inisial Nama :………………..

2. Umur :……………….. tahun

3. Status perkawinan : 0) Tidak kawin 1) Kawin 2) Janda

4. Jumlah anak : 0) Tidak ada 2) 2 Anak 4) >3 Anak

1) 1 anak 3) 3 Anak

5. Pendidikan : 0) Tidak Sekolah

1) SD

2) SMP

3) SMA

4) Perguruan Tinggi

Page 134: NURNINGSIH - fkik-1

6. Agama : 0) Islam 2) Protestan 4) Budha

1) Katolik 3) Hindu

7. Suku bangsa :

8. Pekerjaan :

B. KUISIONER TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)

NO. PERNYATAAN BENAR SALAH

1 Seorang perempuan yang tidak lagi mendapatkan

menstruasi selama 1 tahun disebut menopause

2 Menopause adalah proses penyakit

3 Sakit kepala atau migrain sering terjadi pada saat

menopause

4 Perempuan dengan berat badan kurang akan lebih

cepat mengalami menopause dibandingkan

perempuan dengan berat badan lebih

5 Saat berhubungan intim, perempuan menopause

cenderung akan merasakan sakit

6 Wanita usia menopause tidak beresiko mengalami

kerapuhan tulang (osteoporosis)

7 Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi usia

terjadinya menopause

8 Keluhan menopause terjadi karena berkurangnya

kadar hormon estrogen pada wanita

9 Menopause ditandai dengan pengeluaran keringat

yang berlebihan di malam hari sehingga

menyebabkan susah tidur

10 Sebelum menopause akan timbul rasa panas pada

daerah dada, leher, dan wajah

Page 135: NURNINGSIH - fkik-1

11 Wanita menopause masih dapat menghasilkan

keturunan

12 Ibu dan anak perempuannya cenderung mengalami

menopause pada usia yang sama

13 Menopuase menyebabkan mudah tersinggung dan

marah

14 Cemas dapat timbul akibat perubahan fisik dan

hormon yang terjadi saat menopause

15 Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran,

terutama yang mengandung vitamin C dapat

mengurangi keluhan menopause.

16 Pada saat menopause sering terjadi

ketidakmampuan menahan buang air kecil terutama

saat batuk dan tertawa.

17 Mengkonsumsi produk kedelai serta produk

olahannya seperti tahu atau tempe dapat mengurangi

keluhan saat menopause

18 Membatasi konsumsi kafein dan alkohol merupakan

tindakan yang tepat dilakukan saat menopause

19 Pengobatan pengganti hormon adalah salah satu cara

mengurangi keluhan menopause

20 Pola hidup yang tepat saat menopause diantaranya

dengan olahraga teratur dan tidak merokok

Page 136: NURNINGSIH - fkik-1

C. MRS (Menopause Rating Scale)

Pertanyaan untuk kriteria eksklusi :

1. Apakah Anda pernah dilakukan operasi pengangkatan uterus/ rahim, mulut

rahim, kedua tuba fallopi, atau kedua ovarium?

a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Apakah Anda pernah atau sedang menggunakan terapi sulih hormon?

a. Ya

b. Tidak

Instruksi :

Yang manakah dari gejala-gejala yang tertera di bawah ini yang Anda alami sekarang

ini dan seberapa berat atau ringankah keluhan tersebut?

Tolong Anda berikan tanda ‘√’ di kotak yang tepat untuk setiap keluhan yang tertera

dibawah ini

NO GEJALA TIDAK

ADA

RINGAN BERAT

1. Badan terasa sangat panas, berkeringat

2. Rasa tidak nyaman pada jantung (detak jantung

yang tidak biasa, jantung berdebar)

3. Masalah tidur (susah tidur, susah untuk tidur

nyenyak, bangun terlalu pagi)

4. Perasaan tertekan (merasa tertekan, sedih, mudah

menangis, tidak bergairah/ lesu, mood yang

berubah-ubah)

5. Mudah marah (merasa gugup, rasa marah,

agresif)

6. Rasa resah (rasa gelisah, rasa panik)

7. Kelelahan fisik dan mental (menurunnya kinerja

Page 137: NURNINGSIH - fkik-1

secara umum, berkurangnya daya ingat,

menurunnya konsentrasi, mudah lupa/ pikun)

8. Masalah-masalah seksual (perubahan dalam

gairah seksual, aktivitas seksual dan kepuasan

seksual)

9. Masalah-masalah pada kandung dan saluran

kemih (sulit buang air kecil, sering buang air

kecil, buang air kecil yang tidak terkontrol)

10. Kekeringan pada vagina (rasa kering atau

terbakar pada vagina, kesulitan dalam

berhubungan intim)

11. Rasa tidak nyaman pada persendian dan otot

(sakit pada persendian, keluhan rematik)

Keterangan

a) Tidak ada : bila tidak ada keluhan sama sekali.

b) Ringan : bila keluhan timbul sekali-kali dan tidak mengganggu aktivitas

sehari-hari

c) Berat : bila keluhan sering timbul dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 138: NURNINGSIH - fkik-1
Page 139: NURNINGSIH - fkik-1

OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

KUESIONER

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.814 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .95 .224 20

P2 .90 .308 20

P3 .90 .308 20

P4 .80 .410 20

P5 .75 .444 20

P6 .80 .410 20

P7 .85 .366 20

P8 .75 .444 20

P9 .90 .308 20

P10 .65 .489 20

P11 .70 .470 20

Page 140: NURNINGSIH - fkik-1

P12 .70 .470 20

P13 .95 .224 20

P14 .85 .366 20

P15 .75 .444 20

P16 .50 .513 20

P17 .70 .470 20

P18 .75 .444 20

P19 .70 .470 20

P20 .90 .308 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 14.80 14.484 -.074 .822

P2 14.85 13.397 .406 .806

P3 14.85 13.397 .406 .806

P4 14.95 13.945 .096 .821

P5 15.00 14.000 .063 .825

P6 14.95 13.103 .383 .806

P7 14.90 13.253 .383 .807

P8 15.00 12.737 .465 .802

P9 14.85 13.397 .406 .806

P10 15.10 12.411 .510 .799

P11 15.05 12.576 .483 .800

P12 15.05 12.576 .483 .800

P13 14.80 13.642 .433 .807

P14 14.90 13.147 .424 .805

P15 15.00 12.947 .395 .806

P16 15.25 12.197 .543 .796

P17 15.05 12.787 .416 .805

P18 15.00 12.842 .430 .804

P19 15.05 12.471 .517 .798

P20 14.85 13.292 .455 .804

Page 141: NURNINGSIH - fkik-1

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

15.75 14.408 3.796 20

2. Menopause Rating Scale

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.816 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .90 .308 20

P2 .80 .523 20

P3 .95 .686 20

P4 .75 .550 20

P5 .75 .550 20

P6 .75 .550 20

P7 .90 .553 20

P8 1.10 .447 20

P9 .70 .470 20

P10 1.05 .394 20

Page 142: NURNINGSIH - fkik-1

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .90 .308 20

P2 .80 .523 20

P3 .95 .686 20

P4 .75 .550 20

P5 .75 .550 20

P6 .75 .550 20

P7 .90 .553 20

P8 1.10 .447 20

P9 .70 .470 20

P10 1.05 .394 20

P11 1.15 .489 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 8.90 10.200 .418 .809

P2 9.00 9.053 .568 .793

P3 8.85 8.450 .550 .796

P4 9.05 9.418 .413 .808

P5 9.05 9.208 .481 .801

P6 9.05 9.313 .447 .805

P7 8.90 9.042 .532 .796

P8 8.70 9.484 .520 .798

P9 9.10 9.674 .418 .807

P10 8.75 9.987 .391 .809

P11 8.65 9.082 .609 .789

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

9.80 11.116 3.334 11

Page 143: NURNINGSIH - fkik-1
Page 144: NURNINGSIH - fkik-1

69

Page 145: NURNINGSIH - fkik-1

70

OUTPUT DATA BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Keluhan

Menopause 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Pengetahuan * Keluhan Menopause Crosstabulation

Keluhan Menopause

Total Tidak ada Ringan Berat

Pengetahuan Kurang Count 0 13 18 31

% within Pengetahuan .0% 41.9% 58.1% 100.0%

Cukup Count 2 35 10 47

% within Pengetahuan 4.3% 74.5% 21.3% 100.0%

Baik Count 0 14 3 17

% within Pengetahuan .0% 82.4% 17.6% 100.0%

Total Count 2 62 31 95

% within Pengetahuan 2.1% 65.3% 32.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 15.170a 4 .004

Likelihood Ratio 15.568 4 .004

Linear-by-Linear Association 9.750 1 .002

N of Valid Cases 95

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .36.

Page 146: NURNINGSIH - fkik-1

71

Crosstabs Setelah Penggabungan Sel

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Keluhan

Menopause 93 100.0% 0 .0% 93 100.0%

Pengetahuan * Keluhan Menopause Crosstabulation

Keluhan Menopause

Total Ringan Berat

Pengetahuan Kurang Count 13 18 31

% within Pengetahuan 41.9% 58.1% 100.0%

Cukup Count 35 10 45

% within Pengetahuan 77.8% 22.2% 100.0%

Baik Count 14 3 17

% within Pengetahuan 82.4% 17.6% 100.0%

Total Count 62 31 93

% within Pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.915a 2 .002

Likelihood Ratio 12.709 2 .002

Linear-by-Linear Association 10.358 1 .001

N of Valid Cases 93

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 5.67.