nurul hidayati-fkik

201
ii FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, 13 Desember 2010 Nurul Hidayati, NIM : 106101003718 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 xxii + 138 halaman, 30 tabel, 2 bagan, 6 lampiran ABSTRAK Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk keterlibatan secara aktif dari masyarakat dalam segala bidang kehidupan. Dalam bidang kesehatan, salah satu partisipasi masyarakat adalah memantau pertumbuhan berat badan balita di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dengan tolak ukur melihat jumlah balita yang ditimbang dibandingkan jumlah balita seluruhnya (D/S). Hasil laporan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2009, angka D/S paling rendah terdapat di Kelurahan Rempoa yaitu 34,24%. Angka tersebut masih jauh dibawah target Nasional yaitu sebesar 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010, yang dilaksanakan pada bulan April - November dengan menggunakan desain penelitian studi cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 222 ibu balita. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square serta analisis multivariat untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu (63,5%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa umur ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga, perilaku kader dan perilaku petugas kesehatan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa. Sedangkan kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. Selanjutnya, berdasarkan analisis multivariat diketahui

Upload: setiadi-kusuma-rusdiantoro

Post on 18-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: NURUL HIDAYATI-FKIK

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, 13 Desember 2010

Nurul Hidayati, NIM : 106101003718

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun

2010

xxii + 138 halaman, 30 tabel, 2 bagan, 6 lampiran

ABSTRAK

Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk keterlibatan secara aktif dari

masyarakat dalam segala bidang kehidupan. Dalam bidang kesehatan, salah satu

partisipasi masyarakat adalah memantau pertumbuhan berat badan balita di Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu), dengan tolak ukur melihat jumlah balita yang

ditimbang dibandingkan jumlah balita seluruhnya (D/S). Hasil laporan Puskesmas

Ciputat Timur tahun 2009, angka D/S paling rendah terdapat di Kelurahan Rempoa

yaitu 34,24%. Angka tersebut masih jauh dibawah target Nasional yaitu sebesar 80%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010, yang dilaksanakan pada bulan April -

November dengan menggunakan desain penelitian studi cross sectional. Sampel

penelitian ini berjumlah 222 ibu balita. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari

analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel,

analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan

dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square serta analisis multivariat

untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu

balita ke Posyandu dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita berpartisipasi

tidak aktif ke Posyandu (63,5%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa umur

ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu,

pendapatan keluarga, perilaku kader dan perilaku petugas kesehatan tidak memiliki

hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa. Sedangkan kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat memiliki

hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa pada tahun 2010. Selanjutnya, berdasarkan analisis multivariat diketahui

Page 2: NURUL HIDAYATI-FKIK

iii

bahwa kepemilikan KMS merupakan faktor yang paling dominan berhubungan

dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa pada tahun 2010.

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah untuk para ibu

balita supaya menggunakan semaksimal mungkin sarana yang tersedia di Posyandu

untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan balitanya. Untuk Puskesmas

Ciputat Timur disarankan agar segera mengganti Kartu Menuju Sehat (KMS) yang

hilang, memberi penyuluhan kepada ibu tentang kegunaan KMS, serta

mensosialisasikan untuk menjaga KMS dengan baik dan disiplin membawanya pada

saat kegiatan Posyandu. Untuk Dinas Kesehatan Tangerang Selatan disarankan dapat

memberikan pembinaan kepada pihak Puskesmas tentang kegiatan Posyandu.

Daftar Bacaan: 53 ( 1989 - 2010)

Page 3: NURUL HIDAYATI-FKIK

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Undergraduate Thesis, 13 Desember 2010

Nurul Hidayati, NIM : 106101003718

Factors that are Related with the Participation of Toddler Mother to Posyandu

in Rempoa Village Ciputat Timur Subdistrict of Tangerang Selatan City at 2010

xxii + 138 pages, 30 tables, 2 charts, 6 attachments

ABSTRACT

Public participation is a form of active society involvement in all aspects of

life. In the health sector, one of the public participation is monitoring weight gain of

children under five in "Pos Pelayanan Terpadu" (Posyandu), by considering the ratio

of the number of toddler measured to the total number of toddler (D / S). Ciputat

Timur Medical Center reported in 2009 that the lowest D / S ratio is in Sub Rempoa

which is 34.24%. The number is still far below the national target which is 80%.

The aim of this research is to determine the factors that are related with the

participation of mothers in the village Rempoa Ciputat Timur district of Tangerang

Selatan City in 2010, which was held in April-November by using cross sectional

research design. The samples of this research are 222 mothers. The data analysis

which were used in this research consists of univariate analysis to determine the

frequency distribution of each variable, bivariate analysis to determine the

relationship between independent and dependent variables using chi-square statistical

test and multivariate analysis to determine the most dominant factor that are related

with mothers' participation to Posyandu by using multiple logistic regression.

The results show that most of the mothers do not participate actively in

Posyandu (63.5%). Bivariate analysis shows that maternal age, maternal education,

maternal knowledge, attitude of mothers, mothers working status, household income,

attitude and behavior of cadres of health workers do not have a significant

relationship with the participation of mothers in the Rempoa district. However, the

ownership of KMS and the behavior of public figures have a significant impact to the

participation of mothers in the Rempoa district in 2010. Furthermore, it was shown

by multivariate analysis that the ownership of KMS is the most dominant factor that

are related with the participation of mothers in the Rempoa district's Posyandu in

2010.

Page 4: NURUL HIDAYATI-FKIK

v

Based on the results of this research, the mothers are advised to use the

available tools obtimaly to monitor growth of and the development their children.

Community Health Center of Ciputat Timur should replace the missing Kartu Menuju

Sehat (KMS) immediately, inform the mothers about the uses of KMS, and also

socialize them to keep KMS well and bring it regularly to the Posyandu's activities.

Tangerang Selatan Health Department is recommended to provide guidance to the

health center on integrated health activities.

Reading list: 53 (1989 - 2010)

Page 5: NURUL HIDAYATI-FKIK

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul

tercinta yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan telah menjadi suri tauladan

bagi kita umatnya.

Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh

selama perkuliahan penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi

ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjuddin, Sp. And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ayah dan Bunda tersayang, serta abang dan adik-adik tercinta (b’ichsan,

d’rahmat, d’maman, d’husnul dan d’intan) yang nan jauh disana yang telah

memberikan kasih sayang, perhatian serta dorongan semangat kepada ananda,

Page 6: NURUL HIDAYATI-FKIK

x

semoga Allah memberikan yang terbaik kepada mereka dan mengampuni segala

dosanya.

4. Ibu Febrianti, M.Si selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi yang telah

banyak memberikan arahan, saran dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, saran-saran, dan do’a yang sangat

berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan

ilmu yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan

penulis.

7. Kepala Puskesmas dan Kepala Kelurahan Rempoa yang telah memberikan izin

bagi peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas.

8. Staff gizi dan bidan kelurahan Rempoa yang telah membantu penulis dalam

mendapatkan data penelitian.

9. Ibu-ibu kader Posyandu se-Kelurahan Rempoa yang banyak membantu penulis

dalam memberikan informasi terkait dengan kegiatan Posyandu, sehingga dengan

bantuan beliau-beliau lah pengumpulan data bisa lebih cepat selesai.

10. Pengurus Mahasiswa Beasiswa Santri Departemen Agama (CSS MoRA) yang

telah memberikan motivasi baik moril maupun materil hingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan pendidikaan S1.

Page 7: NURUL HIDAYATI-FKIK

xi

11. Teman-teman CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan

2006, teman-teman 3G Kesmas 2006, teman-teman kosan Buzul (Zume, Liya,

Reni, Ida, Kaha, Arie, Eni, Mayang, Intan, Huda, Nisa, Yeni dan Liah) yang

selalu memberikan motivasi bagi penulis, Barakallah…

12. Ade-ade tercinta dari dayah Jeumala Amal yang seperjuangan terutama de Ainul,

Zakiah, Cut Meurah, Zikriah, Reka, Ema dan Mirza yang telah memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis. Jazakumullah. Tetap jaga ukhuwah-nya.

13. Bapak dan Ibu Zul selaku ibu kos yang baik bagi penulis, yang telah memberikan

banyak saran kepada penulis sejak awal tinggal di Ciputat sampai terakhir.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi atau laporan penelitian ini masih sangat jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar di masa mendatang penulis dapat menyusun laporan penelitian yang

lebih baik lagi.

Semoga dengan disusunnya skripsi ini akan memberikan manfaat bagi banyak

pihak, khususnya bagi penulis serta bagi pembaca.

Ciputat, 25 Desember 2010

Penulis

Page 8: NURUL HIDAYATI-FKIK

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................. ii

ABSTRACT ............................................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... vi

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xviii

DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 7

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 11

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 11

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 11

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 14

Page 9: NURUL HIDAYATI-FKIK

xiii

1.5.1 Bagi Masyarakat .......................................................................... 14

1.5.2 Bagi Puskesmas Ciputat Timur ................................................... 14

1.5.3 Bagi Penelitian ............................................................................. 15

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 16

2.1 Partisipasi Masyarakat ........................................................................... 16

2.1.1 Pengertian .................................................................................... 16

2.1.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat .............................. 18

2.1.3 Tahap-Tahap Partisipasi .............................................................. 19

2.2 Posyandu ................................................................................................ 20

2.2.1 Konsep Dasar Posyandu .............................................................. 20

2.2.2 Tujuan Penyelenggara Posyandu ................................................. 21

2.2.3 Sasaran Posyandu ........................................................................ 21

2.2.4 Penyelenggaraan Posyandu ......................................................... 22

2.2.5 Kegiatan Posyandu ...................................................................... 22

2.2.6 Cakupan Penimbangan Balita ...................................................... 25

2.2.7 Perkembangan Posyandu ............................................................. 26

2.3 Perilaku Kesehatan ................................................................................. 28

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu ................................................................................................ 32

2.4.1 Umur Ibu ...................................................................................... 32

2.4.2 Pendidikan Ibu ............................................................................. 33

Page 10: NURUL HIDAYATI-FKIK

xiv

2.4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu ............................................................. 35

2.4.4 Sikap Ibu ....................................................................................... 37

2.4.5 Status Bekerja Ibu ......................................................................... 39

2.4.6 Pendapatan Keluarga ................................................................... 40

2.4.7 Jarak Tempuh dari Rumah Ke Posyandu .................................... 42

2.4.8 Kepemilikan KMS ....................................................................... 43

2.4.9 Perilaku Kader ............................................................................. 44

2.4.10 Perilaku Petugas Kesehatan ......................................................... 45

2.4.11 Perilaku Tokoh Masyarakat ......................................................... 46

2.5 Kerangka Teori ...................................................................................... 48

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................. 50

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 50

3.2 Definisi Operasional .............................................................................. 52

3.3 Hipotesis ................................................................................................ 55

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 57

4.1 Desain Penelitian ................................................................................... 57

4.2 Lokasi dan waktu Penelitian .................................................................. 57

4.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 58

4.3.1 Populasi ....................................................................................... 58

4.3.2 Sampel ......................................................................................... 58

4.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 60

Page 11: NURUL HIDAYATI-FKIK

xv

4.5 Pengumpulan Data ................................................................................. 66

4.6 Pengolahan Data .................................................................................... 66

4.7 Analisa Data ........................................................................................... 67

4.7.1 Analisis Univariat ........................................................................ 67

4.7.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 67

4.7.3 Analisis Multivariat ..................................................................... 69

BAB V HASIL ........................................................................................................... 72

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 72

5.1.1 Keadaan Geografis ...................................................................... 72

5.1.2 Keadaan Demografi ..................................................................... 73

5.2 Analisis Univariat .................................................................................... 75

5.2.1 Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu ............................................. 75

5.2.2 Umur Ibu .................................................................................... 76

5.2.3 Pendidikan Ibu ........................................................................... 76

5.2.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu ............................... 78

5.2.5 Sikap Ibu .................................................................................... 78

5.2.6 Status Bekerja Ibu ...................................................................... 79

5.2.7 Pendapatan Keluarga .................................................................. 80

5.2.8 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu .................................... 80

5.2.9 Kepemilikan KMS ..................................................................... 81

5.2.10 Perilaku Kader ............................................................................ 82

Page 12: NURUL HIDAYATI-FKIK

xvi

5.2.11 Perilaku Petugas Kesehatan ....................................................... 82

5.2.12 Perilaku Tokoh Masyarakat ....................................................... 83

5.3 Analisis Bivariat ...................................................................................... 84

5.3.1 Hubungan antara Umur Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu .... 84

5.3.2 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi

ke Posyandu ............................................................................... 85

5.3.3 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi

ke Posyandu ............................................................................... 86

5.3.4 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu .... 87

5.3.5 Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi

ke Posyandu ............................................................................... 88

5.3.6 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Partisipasi Ibu

ke Posyandu ............................................................................... 89

5.3.7 Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi Ibu

ke Posyandu ............................................................................... 90

5.3.8 Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu

ke Posyandu ............................................................................... 92

5.3.9 Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan dengan Partisipasi

Ibu ke Posyandu ......................................................................... 93

5.3.10 Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi

Ibu ke Posyandu ......................................................................... 94

5.4 Analisis Multivariat ................................................................................. 95

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 103

6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 103

6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ... 103

Page 13: NURUL HIDAYATI-FKIK

xvii

6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 106

6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 108

6.5 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 109

6.6 Sikap Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 112

6.7 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa ............................................................................ 114

6.8 Pendapatan Keluarga dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 117

6.9 Kepemilikan KMS dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 118

6.10 Perilaku Kader dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ....................................................... 120

6.11 Perilaku Petugas Kesehatan dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ............................................ 123

6.12 Perilaku Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa ............................................ 125

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 129

7.1 Simpulan ................................................................................................ 129

7.2 Saran ..................................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 134

LAMPIRAN

Page 14: NURUL HIDAYATI-FKIK

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................... 52

5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan

Rempoa ……………………………………………………. 73

5.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Tahun 2006 ………………………….. 74

5.3 Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan Jenis

Pekerjaan Tahun 2006 ……………………………………… 74

5.4 Distribusi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 …………………………………………………. 75

5.5 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 …………………………………………………. 76

5.6 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 …………………………………………………. 77

5.7 Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori

“Rendah” dan “Tinggi” di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 …….. 77

5.8 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 78

5.9 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 …………………………………………………. 79

5.10 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Status Bekerja di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

79

Page 15: NURUL HIDAYATI-FKIK

xix

Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………………………

5.11 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………….. 80

5.12 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………….. 81

5.13 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 81

5.14 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Kader di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 82

5.15 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Petugas

Kesehatan di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun

2010………………………………………………………… 83

5.16 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Tokoh

Masyarakat di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun

2010………………………………………………………….. 83

5.17 Hubungan antara Umur Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………….......................... 84

5.18 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 85

5.19 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan

Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 86

5.20 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………….......................

87

Page 16: NURUL HIDAYATI-FKIK

xx

5.21 Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 88

5.22 Hubungan antara Pendapatan Keluarga Ibu dengan

Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 89

5.23 Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 …………….................. 91

5.24 Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ……………................ 92

5.25 Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan dengan

Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 93

5.26 Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan

Partisipasi ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 ………. 94

5.27 Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang akan Masuk

Model Multivariat …………………………………………... 96

5.28 Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu …... 98

5.29 Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 …………………………… 101

Page 17: NURUL HIDAYATI-FKIK

xxi

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu......................................... 49

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 51

Page 18: NURUL HIDAYATI-FKIK

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Kelurahan

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Analisis Univariat, Bivariat dan Multivariat

Lampiran 5 Perubahan Nilai OR pada Uji Multivariat

Lampiran 6 Peta Wilayah Kelurahan Rempoa

Page 19: NURUL HIDAYATI-FKIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU

BALITA KE POSYANDU DI KELURAHAN REMPOA KECAMATAN

CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

NURUL HIDAYATI

106101003718

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 20: NURUL HIDAYATI-FKIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penjelasan umum Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009,

disebutkan bahwa salah satu prinsip dasar dalam pelaksanaan setiap kegiatan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya adalah

partisipasi masyarakat. Salah satu partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan

adalah kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Menurut Depkes RI (2009),

Posyandu merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat melalui Upaya

Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk, dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar.

Posyandu memiliki beberapa kegiatan, salah satu kegiatan bulanan

(kegiatan rutin) yang dilakukan yaitu memantau pertumbuhan berat badan balita

dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pemantauan pertumbuhan

balita dilakukan karena kelompok umur balita menunjukkan pertumbuhan badan

yang pesat, serta merupakan kelompok yang paling sering menderita akibat

kekurangan gizi (Soediaoetama, 2006). Ibu yang tidak menimbang balitanya ke

Posyandu secara rutin dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan

Page 21: NURUL HIDAYATI-FKIK

2

perkembangan balita, sehingga berisiko terjadinya gangguan pertumbuhan dan

mengalami gizi buruk (Depkes RI, 2006).

Setelah mengetahui kekurangan gizi pada anak-anak yang menyebabkan

mereka tidak bisa tumbuh optimal dan di masa depannya kemungkinan tidak bisa

bersaing, maka untuk itu perlu diperhatikan peringatan dari Allah SWT

sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9, yang berbunyi:

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan

yang benar”. (QS. An-Nisa: 9).

Banyaknya anak berstatus gizi kurang mencerminkan masalah yang besar

pada sumber daya manusia di Indonesia. Pada periode 1989 – 2003 Pemerintah

Indonesia hanya dapat mengurangi kondisi malnutrisi <1% per tahun (Depkes,

2005 dalam khomsan, et al, 2007). Pada tahun 2007 prevalensi nasional gizi

buruk–kurang mencapai 18,4% (gizi buruk 5,4% dan gizi kurang 13%).

Walaupun angka tersebut sudah mencapai target MDGs untuk Indonesia yaitu

sebesar 18,5%, namun berdasarkan prevalensi tersebut gizi buruk-kurang masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat (>15%) dan dalam hal gizi kurang

Page 22: NURUL HIDAYATI-FKIK

3

masih dalam situasi kritis (10-14,9%) (Depkes, 2007). Berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, kejadian gizi buruk di Banten sebanyak

4,4% dan gizi kurang 12,2%, angka ini hampir mendekati dengan angka nasional

(Depkes RI, 2008).

Menurut hasil pemantauan status gizi balita yang dilakukan di wilayah

Kota Tangerang Selatan didapatkan data gizi buruk sebesar 1%, gizi kurang

sebesar 9,43%, gizi baik sebesar 85,74% dan gizi lebih sebesar 3,83%. Untuk

prevalensi gizi buruk sebesar 1% dan gizi kurang 9,43%. Dari angka ini terlihat

bahwa balita dengan kurang gizi sebesar 10,43% (Dinkes Tangsel, 2009). Angka

tersebut melebihi dari batasan WHO yaitu sebesar 10%, sehingga bisa dikatakan

banyak balita mengalami gizi kurang (Depkes RI, 2009). Selanjutnya,

berdasarkan data Puskesmas Ciputat Timur, angka prevalensi gizi buruk di

wilayah tersebut sebesar 1,67%, gizi kurang sebesar 15,50%. Hal ini

menunjukkan masalah yang serius terhadap nasib generasi muda di masa

mendatang.

Peran serta masyarakat menjadi begitu penting sejak dikembangkannya

Posyandu sebagai sarana pendidikan dan pelayanan gizi kepada para ibu agar

lebih sadar gizi, karena dengan adanya partisipasi masyarakat akan berpengaruh

besar terhadap peningkatan status gizi balita.

Untuk meningkatkan status gizi balita, maka diperlukan peran serta

masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu, yaitu dengan cara

memantau pertumbuhan balita. Menurut Depkes RI (2009), perubahan berat

Page 23: NURUL HIDAYATI-FKIK

4

badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan

anak balita. Jadi, untuk memantau berat badan seluruh balita di suatu wilayah

maka diperlukan tolak ukur balita yang dipantau berat badannya, yaitu dengan

melihat cakupan penimbangan atau jumlah balita yang ditimbang dibandingkan

dengan jumlah balita seluruhnya (D/S).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun

2007, balita yang pernah ditimbang di Posyandu dalam 6 bulan terakhir adalah

74,5% serta balita yang memiliki KMS sebesar 65%, kedua angka ini masih

berada dibawah standar nasional yang ditetapkan yaitu (80%). Menurut laporan

tahunan program perbaikan gizi masyarakat Dinkes Provinsi Banten tahun 2002,

menunjukkan bahwa cakupan penimbangan balita di Posyandu sebesar 64,34%,

angka ini masih dibawah target karena adanya penurunan partisipasi dari

masyarakat (Sambas, 2002).

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan tersebut, salah

satunya dapat dilihat dari pemanfaatan Posyandu oleh keluarga yang mempunyai

anak balita (partisipasi keluarga membawa anak balita ke Posyandu) proporsinya

masih rendah.

Berdasarkan laporan dari Dinkes Tangerang Selatan tahun 2009, angka

cakupan D/S di Tangerang Selatan sekitar 55,99%, dari 10 puskesmas yang

terdapat di Tangerang Selatan angka D/S yang paling rendah terdapat di daerah

Ciputat Timur yaitu 42,05%, artinya angka ini masih jauh dari target yang sudah

Page 24: NURUL HIDAYATI-FKIK

5

ditetapkan Dinkes Tangerang Selatan yaitu 72%, sedangkan angka yang paling

tinggi terdapat di daerah Pondok Aren yaitu 81,70%.

Menurut laporan tahunan Puskesmas Ciputat Timur tahun 2009, angka

cakupan D/S dari 6 kelurahan yang terdapat di Ciputat Timur, yang merupakan

wujud partisipasi ibu yang memiliki anak balita ke Posyandu yang paling rendah

terdapat di daerah Rempoa yaitu 34,24%, artinya angka ini masih jauh dibawah

standar Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Padahal kedatangan mereka ke

Posyandu sangat penting dalam rangka pemantauan pertumbuhan anak melalui

penimbangan bulanan di Posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat

(KMS), agar dapat mengetahui keadaan kesehatan serta memberikan pelayanan

kesehatan lainnya pada balita. (Depkes RI, 2003).

Banyak faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sambas (2002), bahwa

tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu berhubungan dengan partisipasi ibu ke

Posyandu yaitu ibu yang berpendidikan rendah yang partisipasinya kurang ke

Posyandu sebanyak 50% dan ibu yang berpendidikan tinggi yang partisipasinya

kurang ke Posyandu sekitar 33,6%, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah

yang partisipasinya baik ke Posyandu yaitu sekitar 50% dan ibu yang

berpendidikan tinggi yang partisipasinya baik ke Posyandu sekitar 66,4%.

Selanjutnya, ibu yang bekerja yang partisipasinya kurang ke Posyandu sekitar

30,6% dan ibu yang tidak bekerja yang partisipasinya kurang ke Posyandu ada

45,4%, sedangkan ibu yang bekerja yang partisipasinya baik ke Posyandu ada

Page 25: NURUL HIDAYATI-FKIK

6

69,4% dan ibu yang tidak bekerja yang partisipasinya baik ke Posyandu ada

54,6%.

Dalam penelitian Maharsi (2007) ditemukan bahwa pengetahuan juga

berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu. Selanjutnya, hasil

penelitian Sambas (2002) juga ditemukan, bahwa kepemilikan KMS berhubungan

dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu, hal ini karena KMS dapat menjadi

motivasi bagi ibu untuk hadir ke Posyandu. Serta masih terdapat beberapa faktor

lagi yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu, yaitu sikap ibu,

jarak dari rumah ibu ke Posyandu, pendapatan keluarga, perilaku kader, perilaku

petugas kesehatan serta perilaku tokoh masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa banyak faktor-faktor

yang berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Oleh karena itu, peneliti

merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010”.

1.2 Rumusan Masalah

Posyandu adalah salah satu tempat untuk mendeteksi gangguan kesehatan

masyarakat, seperti melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

balita setiap bulan. Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan secara terus

menerus tersebut dapat digunakan untuk melihat adanya gangguan keseimbangan

gizi secara dini. Dengan diketahuinya gangguan gizi tersebut maka tindakan

Page 26: NURUL HIDAYATI-FKIK

7

penanggulangannya dapat dilakukan dengan segera, sehingga keadaan gizi yang

memburuk dapat dicegah.

Angka rata-rata jumlah balita yang ditimbang dibandingkan dengan

jumlah balita seluruhnya (D/S) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur

masih rendah yaitu 34,24%, artinya angka tersebut masih berada dibawah standar

Dinas Kesehatan Tangerang Selatan yaitu 72%. Hal ini dapat menyebabkan tidak

terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita, sehingga berisiko

mengalami gizi buruk dan terjadinya gangguan pertumbuhan yang merupakan

salah satu masalah yang serius dalam kesehatan masyarakat.

Berdasarkan masalah tersebut dan belum pernah ada penelitian terhadap

partisipasi ibu balita ke Posyandu di wilayah ini sebelumnya, maka penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Tahun

2010.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

2. Bagaimana gambaran umur ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

3. Bagaimana gambaran pendidikan ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

Page 27: NURUL HIDAYATI-FKIK

8

4. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang Posyandu di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010?

5. Bagaimana gambaran sikap ibu balita di Kelurahan Rempoa, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

6. Bagaimana gambaran status bekerja ibu balita di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

7. Bagaimana gambaran pendapatan keluarga ibu balita di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

8. Bagaimana gambaran jarak tempuh ibu balita dari rumah ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010?

9. Bagaimana gambaran kepemilikan KMS ibu balita di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

10. Bagaimana gambaran perilaku kader terhadap kegiatan Posyandu di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010?

11. Bagaimana gambaran perilaku petugas kesehatan terhadap kegiatan Posyandu

di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010?

Page 28: NURUL HIDAYATI-FKIK

9

12. Bagaimana gambaran perilaku tokoh masyarakat terhadap kegiatan Posyandu

di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010?

13. Apakah ada hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010?

14. Apakah ada hubungan antara pendidikan ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010?

15. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita terhadap

Posyandu dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

16. Apakah ada hubungan antara sikap ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010?

17. Apakah ada hubungan antara status bekerja ibu balita dengan partisipasinya

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010?

18. Apakah ada hubungan antara pendapatan keluarga ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

Page 29: NURUL HIDAYATI-FKIK

10

19. Apakah ada hubungan antara jarak tempuh ibu balita dari rumah ke Posyandu

dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

20. Apakah ada hubungan antara kepemilikan KMS ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

21. Apakah ada hubungan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010?

22. Apakah ada hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

23. Apakah ada hubungan antara perilaku tokoh masyarakat dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010?

24. Apakah faktor paling dominan yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010?

Page 30: NURUL HIDAYATI-FKIK

11

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu

balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun

2010.

2. Diketahuinya gambaran umur ibu balita di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

3. Diketahuinya gambaran pendidikan ibu balita di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

4. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

5. Diketahuinya gambaran sikap ibu balita di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

6. Diketahuinya gambaran status bekerja ibu balita di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

Page 31: NURUL HIDAYATI-FKIK

12

7. Diketahuinya gambaran pendapatan keluarga ibu balita di Kelurahan

Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun

2010.

8. Diketahuinya gambaran jarak tempuh dari rumah ibu balita ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010.

9. Diketahuinya gambaran kepemilikan KMS di Kelurahan Rempoa,

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

10. Diketahuinya gambaran perilaku kader terhadap kegiatan Posyandu di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010.

11. Diketahuinya gambaran perilaku petugas kesehatan terhadap kegiatan

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

12. Diketahuinya gambaran perilaku tokoh masyarakat terhadap kegiatan

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

13. Diketahuinya hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

Page 32: NURUL HIDAYATI-FKIK

13

14. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

15. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang

Posyandu dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

16. Diketahuinya hubungan antara sikap ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

17. Diketahuinya hubungan antara status bekerja ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

18. Diketahuinya hubungan antara pendapatan keluarga ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

19. Diketahuinya hubungan antara jarak tempuh ke Posyandu dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

20. Diketahuinya hubungan antara kepemilikan KMS ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

Page 33: NURUL HIDAYATI-FKIK

14

21. Diketahuinya hubungan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu

balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

22. Diketahuinya hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

23. Diketahuinya hubungan antara perilaku tokoh masyarakat dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

24. Diketahuinya faktor paling dominan yang berhubungan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Masyarakat

Untuk para ibu yang memiliki anak balita dapat lebih termotivasi dalam

memahami pentingnya membawa anak balita ke Posyandu dan

melaksanakan kegiatan Posyandu setiap sebulan sekali.

1.5.2 Bagi Puskesmas Ciputat Timur

Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas tentang keterkaitan antara

faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke

Page 34: NURUL HIDAYATI-FKIK

15

Posyandu. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan

dalam perencanaan program-program kesehatan terkait dengan Posyandu.

1.5.3 Bagi Penelitian

Untuk menambah wawasan dan pengalaman yang tak ternilai dalam

melakukan penelitian dan sebagai aplikasi ilmu yang telah didapat selama

kuliah serta dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa. Selain itu dapat

dijadikan sebagai bahan penelitian lanjutan oleh peneliti lain dalam topik

yang sama yaitu terkait dengan partisipasi ibu ke Posyandu.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa Peminatan Gizi Program

Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah pada bulan April -

November tahun 2010. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif

dengan desain studi cross sectional yang menggunakan kuesioner dan wawancara

kepada ibu yang memiliki balita.

Penelitian ini dilakukan mengingat masih rendahnya partisipasi ibu yang

membawa anaknya ke Posyandu untuk di timbang dibandingkan dengan jumlah

balita seluruhnya di wilayah Rempoa (D/S) yaitu hanya 34,24%, artinya angka

tersebut masih berada dibawah target Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (72%).

Page 35: NURUL HIDAYATI-FKIK

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Partisipasi Masyarakat

2.1.1 Pengertian

Secara umum partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk

keterlibatan secara aktif dari masyarakat dalam segala bidang kehidupan.

Hal ini berkaitan dengan pengertian partisipasi yang dikemukakan dalam

kamus besar Bahasa Indonesia tahun 2005 yang menyatakan partisipasi

sebagai hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan (Pusat Bahasa,

Depdiknas 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007), partisipasi masyakat adalah ikut

sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat dalam bidang

kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam

memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri baik masalah

keluarga ataupun masyarakat itu sendiri.

Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk

perilaku. Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita

dalam program Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anak

mereka untuk ditimbang berat badannya ke Posyandu secara teratur setiap

Page 36: NURUL HIDAYATI-FKIK

17

bulan, karena perilaku keluarga sadar gizi (keluarga yang mampu

mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya) salah

satunya dapat dilihat dari indikator menimbang berat badan balita secara

teratur ke Posyandu. Penimbangan balita dikatakan baik apabila minimal

ada empat kali anak balita ditimbang ke Posyandu secara berturut-turut

dalam enam bulan dan dikatakan tidak baik apabila kurang dari empat kali

secara berturut-turut ke Posyandu dalam enam bulan (Depkes RI, 2007).

Posyandu adalah wadah yang paling tepat untuk peran serta

masyarakat tersebut, karena dengan adanya peran serta dari masyarakat

secara teratur dan berkesinambungan maka akan terciptanya kesehatan

yang optimal bagi masyarakat. Posyandu dapat dikatakan sebagai sarana

partisipasi atau peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan

kesehatan masyarakat (Sembiring, 2004).

Didalam partisipasi, setiap anggota masyarakat dituntut suatu

kontribusi dan sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada

dana dan finansial saja, tetapi dapat berbentuk daya (tenaga), dan ide

(pemikiran). Dalam hal ini dapat diwujudkan didalam 4 M, yakni

manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda lain seperti

kayu, bambu, beras, batu dan sebagainya), mind (idea atau gagasan)

(Notoatmodjo, 2007).

Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat atau peran serta

masyarakat sehingga diatur dalam UU nomor 36 2009 Bab XVI,

Page 37: NURUL HIDAYATI-FKIK

18

dicantumkan tentang peran serta masyarakat dan salah satu pasalnya yaitu

pasal 174 ayat (1) yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki

kesempatan untuk berperan serta dalam rangka membantu mempercepat

pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, artinya

peran serta masyarakat atau partisipasi masyarakat khususnya dalam

pembangunan dilindungi oleh undang-undang.

2.1.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat

Dalam hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan,

partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan

tersebut. Dengan kata lain, partisipasi masyarakat dapat menciptakan

fasilitas dan tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diciptakan

dengan adanya partisipasi masyarakat didasarkan kepada idealisme

(Notoatmodjo, 2007):

1) Community felt need

Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti

bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Sehingga

adanya pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang

belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan

masyarakat dan untuk masyarakat.

2) Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan

partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian

Page 38: NURUL HIDAYATI-FKIK

19

masyarakat. Hal ini berarti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu

timbul dari masyarakat sendiri.

3) Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri.

Artinya tenaganya dan penyelenggaraannya akan ditangani oleh

anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi

masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya

suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat.

2.1.3 Tahap-Tahap Partisipasi

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak atau

menumbuhkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan dua cara

(Notoatmodjo, 2007):

1) Partisipasi dengan paksaan

Artinya memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program,

baik melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun

dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan

mudah. Tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget

karena dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya

masyarakat tidak akan mempunyai rasa memiliki terhadap program.

Page 39: NURUL HIDAYATI-FKIK

20

2) Partisipasi dengan persuasi dan edukasi

Yakni suatu partisipasi yang didasari pada kesadaran, sukar

ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama. Tetapi bila

tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.

Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2 Posyandu

2.2.1 Konsep Dasar Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk

atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama

masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan

lembaga terkait lainnya (Depkes RI, 2006).

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang

bersifat non-instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

Page 40: NURUL HIDAYATI-FKIK

21

masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi

yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan

memanfaatkan potensi setempat (Depkes RI, 2006).

2.2.2 Tujuan Penyelenggara Posyandu

Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut

(Sembiring, 2004):

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka

kelahiran.

2. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS), sebagai salah satu upaya mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal yang merupakan salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai

dengan kebutuhan.

2.2.3 Sasaran Posyandu

Posyandu merupakan program pemerintah dibidang kesehatan,

sehingga semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu) terutama (Depkes RI, 2006) :

a. Bayi (dibawah satu tahun)

b. Balita (dibawah lima tahun)

Page 41: NURUL HIDAYATI-FKIK

22

c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui

d. Pasangan Usia Subur (PUS)

Program Posyandu ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas

pertumbuhan dan kesehatan anak dan Ibu.

2.2.4 Penyelenggaraan Posyandu

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan diminati oleh kader

Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait,

jumlah minimal kader untuk setiap Posyandu adalah 5 orang, jumlah ini

sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu,

yakni yang mengacu pada pada sistem 5 meja (Depkes RI, 2006).

Yang bertindak sebagai pelaksanaan Posyandu adalah kader, kader

Posyandu dipilih oleh pengurus dari anggota masyarakat yang tersedia,

mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu.

2.2.5 Kegiatan Posyandu

Menurut Depkes RI (2006), kegiatan Posyandu terdiri dari

kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama

Posyandu dapat dilihat sebagai berikut :

1. Kegiatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :

Page 42: NURUL HIDAYATI-FKIK

23

a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang

dilakukan kader kesehatan.

b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu

diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari buka

Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.

b. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui

mencakup yaitu: penyuluhan kesehatan meliputi (KB, ASI, dan gizi,

ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir), pemberian viatamin A

dan tablet besi, perawatan payudara dan senam ibu nifas.

c. Bayi dan Anak Balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara

menyenangkan dan memacu kreatifitas tumbuh kembang anak. Jika

ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan,

anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain

sesama balita dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan

kader. Oleh karena itu, perlu disediakan sarana permainan yang

sesuai dengan umur balita. Jenis pelayanan yang diselenggarakan

Posyandu untuk balita mencakup :

a) Penimbangan berat badan

b) Penentuan status pertumbuhan

c) Penyuluhan

Page 43: NURUL HIDAYATI-FKIK

24

d) Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksaan

kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila

ditemukan kelainan segera dirujuk ke puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader

adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada

petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan

program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaranya adalah

bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan

meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan

pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian IMT, pemberian vitamin A

dan pemberian sirup Fe.

5. Pencegahan dan Penanggulangan diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan penanggulangan diare

dapat dengan memberikan penyuluhan, pemberian larutan gula garam

yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang

disediakan.

Page 44: NURUL HIDAYATI-FKIK

25

Beberapa kegiatan pengembangan/tambahan Posyandu yang telah

diselenggarakan antara lain ;

a) Bina Keluarga Balita (BKG)

b) Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)

c) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya: ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri,

pertusis, tatanus neonatorum.

d) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

e) Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)

f) Penyediaan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PAB-

PLP)

g) Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,

melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

h) Desa siaga

i) Pos Malaria Desa (Posmaldes)

j) Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam

k) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)

2.2.6 Cakupan Penimbangan Balita

Dalam pelaksanaan Posyandu terdapat dua hal penting yang

menjadi sasaran. Pertama adalah perilaku masyarakat untuk membawakan

Page 45: NURUL HIDAYATI-FKIK

26

anaknya ke Posyandu dan yang kedua adalah perhatian daerah termasuk

perangkat desa. Dengan demikian perilaku antara warga masyarakat

merupakan hasil langsung dari pelaksanaan Posyandu. Ukuran perilaku

masyarakat ini dapat dilihat dari hasil cakupan, yang salah satunya adalah

cakupan penimbangan balita (Mamdy, 1989 dalam Juarsa tahun 2004).

Pencapaian hasil kegiatan di Posyandu dapat dilihat melalui balok

SKDN (S = jumlah anak balita yang ada di wilayah kerja Posyandu

tertentu, K = jumlah anak balita yang memiliki KMS, D = jumlah anak

balita yang datang ditimbang berat badannya, N = jumlah anak balita yang

menunjukkan kenaikan berat badannya). Cakupan penimbangan balita

(D/S) adalah jumlah balita yang datang untuk ditimbang (D) dibandingkan

dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu pada periode

waktu yang sama (S). Cakupan penimbangan balita (D/S) merupakan

indikator yang digunakan untuk menilai tingkat partisipasi masyarakat

dalam upaya memanfaatkan Posyandu sebagai sarana pemeliharaan

kesehatan, khususnya anak balita (Depkes RI, 1996 dalam Juarsa, 2004).

2.2.7 Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan

demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga

berbeda. Posyandu dibedakan menjadi 5 tingkatan (Depkes RI, 2006 dan

Majalah Gemari Edisi 62, 2006) yaitu:

Page 46: NURUL HIDAYATI-FKIK

27

1) Posyandu Tingkat Pratama

Merupakan Posyandu yang kegiatannya masih belum optimal dan

belum bisa melaksanakan kegiatan rutinnya setiap bulan serta jumlah

kader sangat terbatas yaitu kurang dari lima orang. Intervensi yang

dapat dilakukan dengan memotivasi masyarakat serta menambah

jumlah kader.

2) Posyandu Tingkat Madya

Merupakan Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih

dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih,

tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari

50%. Intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan

dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta

lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3) Posyandu Tingkat Purnama

Merupakan Posyandu yang frekuensi pelaksanaannya lebih dari 8 kali

per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih,

cakupan program utamanya lebih dari 50% sudah dilaksanakan, serta

sudah ada program tambahan dana sehat yang dikelola oleh masyarakat

yang pesertanya masih terbatas.

4) Posyandu Tingkat Mandiri

Merupakan Posyandu yang sudah bisa melaksanakan programnya

secara mandiri, cakupan program utamanya sudah bagus serta sudah

Page 47: NURUL HIDAYATI-FKIK

28

ada program tambahan Dana Sehat dan telah menjangkau lebih dari

50% Kepala Keluarga (KK).

5) Posyandu Plus

Merupakan kegiatan terkait pembangunan manusia. Karena

menyangkut manusia berarti terkait pula dengan masalah potensi

sumber daya manusia (SDM). Posyandu ini tidak hanya sebagai tempat

perawatan kesehatan, tetapi juga menjadi sarana pengembangan

kecerdasan bagi anak.

2.3 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup

mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,

meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena

masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Salah satu bentuk perilaku kesehatan

disini adalah partisipasi ibu balita dalam program Posyandu, yang diwujudkan

dengan membawa anak balita mereka untuk ditimbang berat badannya ke

Posyandu secara teratur setiap bulan.

Perilaku manusia adalah sangat kompleks, dilihat dari berbagai sudut

pandang. Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-

faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. (Notoatmodjo, 2005).

Page 48: NURUL HIDAYATI-FKIK

29

Menurut teori Lawrence Green (1980) yang dikutip dalam Notoatmodjo

(2005), dalam mendiagnosa perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga

faktor utama, yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing faktors)

Faktor yang mendahului terhadap perilaku yang menjadi dasar atau

motivasi perilaku, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya

perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,

nila-nilai, budaya dan lain-lain berkenaan dengan motivasi seseorang atau

kelompok untuk bertindak. Misalnya, seorang ibu mau membawa anaknya ke

Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu anaknya akan dilakukan

penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya

pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke

Posyandu.

Dalam arti umum, dapat dikatakan faktor predisposisi sebagai

preferensi (pribadi) yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu

pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin mendukung atau menghambat

perilaku sehat, dan dalam setiap kasus faktor ini mempunyai pengaruh.

Meskipun berbagai faktor demografis seperti umur, jenis kelamin, juga

sangat penting sebagai faktor predisposisi.

2. Faktor Pemungkin (Enabling faktors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

(yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat).

Page 49: NURUL HIDAYATI-FKIK

30

Pengetahuan dan sikap saja tidak menjamin terjadinya perilaku, maka masih

diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung

perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat

mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana

atau fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya seorang ibu mau membawa

anaknya ke Posyandu tidak hanya karena ia tahu dan sadar akan manfaat

melainkan juga ibu tersebut dapat dengan mudah memperoleh sarana dan

fasilitas, misalnya KMS dan gedung Posyandu. Fasilitas ini hakikatnya

mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka

faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

3. Faktor Penguat (Reinforcing faktors)

Untuk berperilaku sehat, terkadang masyarakat tidak hanya

memerlukan pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,

melainkan juga diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para petugas terlebih

lagi petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat. Faktor penguat adalah

faktor yang medorong atau memperkuat terjadinya perilaku, juga sebagai

faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan

atau tidak. Faktor yang termasuk disini yaitu faktor sikap dan perilaku para

petugas termasuk petugas kesehatan, kader dan tokoh masyarakat.

Disamping itu undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun

pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan juga diperlukan untuk

memperkuat perilaku masyarakat tersebut.

Page 50: NURUL HIDAYATI-FKIK

31

Selanjutnya, tim kerja kesehatan dari WHO merumuskan determinan

perilaku ini sangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa mengapa seseorang

berperilaku, karena adanya beberapa alasan pokok (determinan) yaitu

(Notoatmodjo, 2005):

1. Pemikiran dan perasaan

Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat

diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus,

merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Misalnya,

seseorang ibu akan membawa anaknya ke Puskesmas untuk memperoleh

imunisasi, akan didasarkan pertimbangan untung ruginya, manfaatnya, dan

sumber daya atau uang yang tersedia dan sebagainya.

2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai

(personal references), yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat

setempat.

3. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku

seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumber

daya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau

fasilitas).

4. Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya

perilaku seseorang. Telah diuraikan terdahulu bahwa faktor sosio budaya

merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini

dapat dilihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda

Page 51: NURUL HIDAYATI-FKIK

32

karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang

khas.

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu

2.4.1 Umur Ibu

Menurut Pusat Bahasa, Depdiknas 2005, umur adalah lama waktu

hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

Umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dapat diperoleh melalui

pengalaman sehari-hari selain faktor pendidikannya (Budiyanto, 2000

dalam Ningsih, 2008). Orang tua muda terutama ibu, cenderung kurang

memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengasuh anak sehingga

umumnya mereka mengasuh anak hanya berdasarkan pengalaman orang

tuanya terdahulu. Selain itu, faktor usia yang muda juga cenderung

menjadikan ibu untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada

kepentingan anaknya sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang

terpenuhi (Hurlock, 1999 dalam Gabriel, 2008).

Sunyoto (1991) dalam Arinta (2010) mengatakan adanya

pengalaman bahwa seseorang yang sudah lanjut usia maka penerimaan

terhadap hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang termasuk

dalam golongan tua memiliki kecenderungan selalu bertahan dengan nilai-

Page 52: NURUL HIDAYATI-FKIK

33

nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya

baru.

Berdasarkan hasil Susenas (1986) dalam Alibbirwin (2001)

menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ibu dengan status gizi

balita. Dari hasil Susenas ini diketahui bahwa balita yang ibunya berumur

20-29 tahun adalah balita yang berstatus gizi baik.

2.4.2 Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan/materi

pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna

mencapai perubahan tingkat lalu (Notoatmodjo, 1993 dalam Arinta,

2010).

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya

atau jenis pendidikan yang dialami seseorang (Khomsan et al, 2007).

Pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku

sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan

orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh

kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya

dan sebagainya (Soetjiningsih (1995) dalam Khalimah (2007).

Page 53: NURUL HIDAYATI-FKIK

34

Begitu juga, Gunarsa dan Gunarsa (1995) mengatakan bahwa

tingkat pendidikan mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap suatu

hal baru. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan

seseorang dalam menyerap informasi dan mengimplementasikannya

dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal kesehatan dan gizi.

Terkait dengan hal ini, pendidikan ibu sangat erat kaitannya dengan

kesehatan anak. Hal ini dikarenakan, ibu adalah pendidik pertama bagi

anaknya dan sekaligus menjadi pengasuh utama bagi anak. Oleh karena

itu, seseorang ibu hendaknya dibekali dengan berbagai pengetahuan dan

keterampilan dalam merawat anak, terutama dalam masalah tumbuh

kembang anak. Tingkat pendidikan ini juga mempengaruhi terjadinya

perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya

tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Atmarita dan

Fallah, 2004).

Menurut Phenix dalam Harianto (1992) bahwa pendidikan adalah

suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain

secara sadar dan berencana. Sebagaimana di kemukakan oleh Spencer

1859 dalam Harianto (1992), orang tua yang berpendidikan rendah akan

sulit beradaptasi dengan situasi dan kondisi dari kegiatan yang

dilaksanakan sehingga dapat mempengaruhi dalam kegiatan pelaksanaan

Posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harianto (1992) yang

Page 54: NURUL HIDAYATI-FKIK

35

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan

responden dengan partisipasi masyarakat (D/S).

2.4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu

Menurut Engel, Blakcwell dan Miniard (1995) dalam Khomsan et

al (2009), pengetahuan adalah informasi yang disimpan dalam ingatan dan

menjadi penentu utama perilaku seseorang. Selanjutnya Winkel (1984)

dalam Khomsan mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya. Tingkat pengetahuan

akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena

berhubungan dengan daya nalar, pengalaman dan kejelasan konsep

mengenai objek tertentu, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku tidak didasari oleh pengetahuan. Cahyaningsih (1999) dalam

Khomsan et al (2007) juga mengatakan bahwa seseorang dengan

pendidikan relatif tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik

dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.

Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan

dengan pangan dan gizi. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi

melalui berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, majalah, televise,

radio, surat kabar dan orang lain (suami, teman, tetangga, ahli gizi, dokter

Page 55: NURUL HIDAYATI-FKIK

36

dan lain-lain) (Khomsan et al, 2009). Dalam penelitian Maharsi (2007),

pengetahuan ibu berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) dalam

Notoatmodjo (2003) disebutkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, yaitu:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-

tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan,

Page 56: NURUL HIDAYATI-FKIK

37

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran tidak berlangsung lama.

2.4.4 Sikap Ibu

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu perbuatan

(action), tetapi dari sikap dapat diramalkan perbuatannya. Sikap

merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk

berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat

pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Koentjaraningrat (1983)

dalam Maulana (2009).

Sikap tidak dibawa seseorang semenjak lahir tapi mengalami

proses dan dipengaruhi lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan

mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan dan perubahan sikap. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Madihah (2002) bahwa sikap lebih banyak

diperoleh dari belajar daripada proses pematangan.

Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu

mencerminkan sikap seseorang. Individu sering kali memperlihatkan

tindakan bertentangan dengan sikapnya (Sarwono, 1997 dalam Maulana,

2009). Akan tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berfikir

tertentu dalam masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berfikir ini

Page 57: NURUL HIDAYATI-FKIK

38

mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat, baik dalam kehidupan

sehari-hari maupun dalam hal membuat keputusan yang penting dalam

hidup (Koentjaraningrat, 1983 dalam Maulana, 2009).

Sikap terbentuk karena ada faktor pengalaman pribadi, pengaruh

orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,

lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional

(Azwar, 2003). Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (1997) dalam

Maulana (2009) bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan

diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi

serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap dapat terbentuk dari adanya

interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi disini tidak hanya berupa

kontak sosial dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok sosial,

tetapi meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun

lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa.

Menurut Pranadji (1988) perubahan sikap dan kepercayaan dapat

dipengaruhi oleh adanya suatu pendidikan, baik formal maupun informal.

Salah satu cara untuk dapat mengukur atau menilai sikap

seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap

mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahan tertentu.

Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju

terhadap pertanyaan tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert dibuat

dengan pilihan jawaban sangat setuju terhadap sesuatu pertanyaan, setuju,

Page 58: NURUL HIDAYATI-FKIK

39

tidak setuju dan sangat tidak setuju (Sarlito (2000) dalam Khalimah

(2007). Dalam penelitian Maharsi (2007) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara sikap ibu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.

2.4.5 Status Bekerja Ibu

Menurut Pandji Anoraga (1998) dalam Khalimah (2007), kerja

merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa

bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak

disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang

hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang

dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih

memuaskan dari pada keadaan sebelumnya.

Suatu jenis pekerjaan dari seseorang akan memberikan

pengalaman belajar terhadap yang bersangkutan baik yang menyenangkan

maupun yang tidak menyenangkan, baik secara financial maupun

psikologis. Peristiwa yang manis maupun yang pahit itu akan berperan

terhadap perilaku seseorang. Kejadian seperti itu adalah suatu kenyataan

bahwa ada korelasi yang penting antara jenis-jenis pekerjaan yang

dilakukan dengan berbagai tekanan psikologis didalamnya (Siagian,1983

dalam Hasan, 2005).

Pekerjaan memiliki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan

serta berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki

Page 59: NURUL HIDAYATI-FKIK

40

keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan (Sukarni, 1994 dalam

Gabriel, 2008). Hal ini sesuai menurut Khomsan et al (2007) bahwa

pekerjaan termasuk ke dalam salah satu sumber pendapatan dalam

keluarga. Dengan adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka

keluarga tersebut relatif terjamin pendapatannya setiap bulan. Jika

keluarga tidak memiliki pekerjaan tetap, maka pendapatan keluarga setiap

bulannya juga tidak dapat dipastikan.

Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup

padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu.

Pada umumnya orang tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga

semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke

Posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sambas (2002) yang

menyatakan bahwa ibu balita yang tidak bekerja berpeluang baik untuk

berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hasil

penelitian kualitatif di Kota Denpasar yang dilakukan Widiastuti juga

ditemukan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa

anaknya ke Posyandu untuk ditimbang.

2.4.6 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga/rumah tangga adalah harta yang diterima oleh

sebuah rumah tangga sebagai hasil dari seluruh usaha semua warganya

(Depdiknas, 2005). Pendapatan keluarga juga merupakan seluruh

Page 60: NURUL HIDAYATI-FKIK

41

penghasilan/penerimaan anggota keluarga yang diperoleh baik berupa

gaji, upah, pendapatan dari usaha rumah tangga, pendapatan lainnya

maupun pendapatan transfer (sisa antara penerimaan dan

sumbangan/kiriman dan pemberian sumbangan.kiriman) (BPS, 1987

dalam Tuti, 1989).

Menurut BPS yang dimaksud dengan anggota keluarga adalah

semua orang yang biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah tangga.

Anggota keluarga yang bepergian selama enam bulan atau lebih atau yang

bepergian dengan tujuan pindah atau meninggalkan rumah enam bulan

atau lebih tidak termasuk anggota keluarga. Tamu yang telah tinggal

kurang dari 6 bulan tetapi bermaksud tinggal 6 bulan atau lebih dianggap

anggota rumah tangga.

Pendapatan yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang

lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

bahkan kesempatan untuk memilih atau menentukan jenis pelayanan

sesuai dengan keinginannya. Hal ini dihubungkan dengan tersedianya

biaya baik untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan, maupun

pencegahan penyakit. Dapat pula dihubungkan dengan kemampuan untuk

mendapatkan informasi tentang tersedianya fasilitas pelayanan yang

modern (Tuti, 1989). Hal ini sesuai dengan penelitian Ascobat Gani dalam

Tuti (1989) mengemukakan bahwa ada hubungan antara pendapatan

keluarga dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Namun berbeda menurut

Page 61: NURUL HIDAYATI-FKIK

42

penelitian Tuti (1989) menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang

bermakna antara pendapatan keluarga dengan kunjungan ibu balita ke

Posyandu.

2.4.7 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu

Yang dimaksud dengan jarak disini adalah ukuran jauh dekatnya

dari rumah atau tempat tinggal seseorang ke Posyandu dimana adanya

kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya. Menurut

Departemen Pendidikan Nasional (2002) dalam Khalimah (2007), jarak

adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu

jarak antara rumah dengan tempat Posyandu.

Menurut Effendy (1997) dalam Khalimah (2007), letak Posyandu

sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat,

ditentukan lokal sendiri, atau dapat dilaksanakan di rumah penduduk,

balai rakyat, pos RT atau RW atau pos lainnya. Hal ini agar jarak

Posyandu tidak terlalu jauh sehingga tidak menyulitkan masyarakat untuk

menimbangkan anaknya.

Dari beberapa hasil penelitian bahwa faktor jarak ternyata

memberikan kontribusi terhadap seseorang dalam melakukan suatu

tindakan, seperti yang dikemukakan dalam hasil penelitian Sambas (2002)

bahwa responden yang jarak tempuhnya dekat dari rumah ke Posyandu

Page 62: NURUL HIDAYATI-FKIK

43

(<10 menit) berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan

yang jarak tempuhnya jauh (> 10 menit).

2.4.8 Kepemilikan KMS

Menurut Mahdi (2001) dalam Maharsi (2007), KMS merupakan

alat untuk memotivasi ibu dalam upaya memberikan sesuatu yang terbaik

untuk anaknya agar perkembangan anak akan lebih normal, dengan

demikian dikemudian hari anak menjadi lebih cerdas. Hal ini sesuai

dengan penelitian dari Sambas (2002), bahwa terdapat hubungan antara

kepemilikan KMS ibu balita dengan partisipasi mereka ke Posyandu.

Menurut Depkes RI (2000), Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah

alat sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau

kesehatan dan pertumbuhan anak. Selanjutnya, kurva perkembangan anak

yang dipersiapkan itu tidak sulit untuk dimengerti, baik oleh ibu maupun

oleh petugas formal ataupun informal, serta sangat relevan dengan

program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Menurut Sukarni (1994) dalam Khomsan et al (2007), KMS adalah

alat yang memungkinkan dilakukannya pengamatan yang terarah dengan

cara yang sederhana terhadap masalah kesehatan anak dari segala segi.

Untuk itu, KMS balita dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu

dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak agar tidak terjadi

Page 63: NURUL HIDAYATI-FKIK

44

kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak (Depkes,

2000).

2.4.9 Perilaku Kader

Menurut Depkes RI (2005), kader adalah anggota masyarakat yang

dipilih untuk menangani masalah kesehatan, baik perseorangan maupun

masyarakat, serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan

tempat pelayanan kesehatan dasar. Jadi, kader Posyandu sebagai

penyelenggara utama kegiatan Posyandu mempunyai tugas dan tanggung

jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Tugas kader pada hari buka Posyandu, antara lain yaitu

melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke

Posyandu, mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan

mengisi buku register Posyandu, melaksanakan kegiatan penyuluhan

kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan

PMT dan lain-lain. Sedangkan tugas kader diluar hari buka Posyandu

antara lain; melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang datang dan

memerlukan penyuluhan lanjutan, memberitahukan agar sasaran

berkunjung saat hari buka Posyandu, melakukan kunjungan tatap muka

kepada tokoh masyarakat dan menghadiri pertemuan kelompok rutin,

kelompok masyarakat atau orgaisasi keagamaan dan lain-lain. Tugas kader

selain di Posyandu melakukan kunjungan rumah didampingi oleh tenaga

Page 64: NURUL HIDAYATI-FKIK

45

kesehatan atau tokoh masyarakat untuk mendata dan mencari tahu tentang

sebab ketidak hadiran pengguna Posyandu, pendataan bayi, anak Balita,

ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga miskin (GAKIN) (Depkes RI,

2006).

Ketrampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

sistem pelayanan di Posyandu, karena dengan pelayanan kader yang

terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang mempunyai

balita, sehingga terkesan ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal

ini mendorong para ibu rajin berkunjung ke Posyandu (Azwar, 1996

dalam Khalimah, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Eddy (2000) menyatakan bahwa

kemampuan ataupun ketrampilan kader mempunyai hubungan paling kuat

dengan cakupan penimbangan balita. Penelitian Sambas (2002) juga

ditemukan terdapat hubungan yang bermakna antara pembinaan dari kader

dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu.

2.4.10 Perilaku Petugas Kesehatan

Dalam kegiatan Posyandu petugas kesehatan menjadi acuan bagi

masyarakat. Petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan

masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan

mampu mendekati para tokoh masyarakat merupakan salah satu cara yang

Page 65: NURUL HIDAYATI-FKIK

46

dapat menarik simpatik masyarakat, sehingga masyarakat mau ke

Posyandu (Widiastuti, 2007).

Hal ini sesuai dengan penelitian Sambas (2002) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara bimbingan petugas

kesehatan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu yang

menunjukkan nila p<0,05. Begitu juga dengan penelitian Hutagulung

(1992) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

bimbingan petugas kesehatan kepada responden dengan perilaku ibu

menimbangkan anaknya.

2.4.11 Perilaku Tokoh Masyarakat

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat sehingga perilaku

keluarga tidak dapat dipisahkan dari perilaku masyarakat di sekitarnya.

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa

tokoh-tokoh masyarakat yang disegani ikut serta maka mereka akan

tertarik juga untuk berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo

(2005) yang menyatakan bahwa tokoh masyarakat adalah jembatan antara

sektor kesehatan dengan masyarakat.

Keterlibatan pemimpin informal dan partisipasi masyarakat akan

berpengaruh terhadap keberhasilan program Posyandu. Kegiatan

Page 66: NURUL HIDAYATI-FKIK

47

Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri.

Oleh karena itu, jika tokoh masyarakat setempat tidak

berpartisipasi/terlibat dalam kegiatan Posyandu, ada kemungkinan bahwa

masyarakat setempat tidak akan menggunakan Posyandu (Sitohang, 1989

dalam Juarsa, 2004). Dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala juga berfirman, yang

berbunyi:

Artinya: “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya

itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha

Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (Q.S. Al-

Ankabut: 6).

Ayat diatas menegaskan bahwa “dan barang siapa yang berjihad”

yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal shaleh

hingga ia bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka seseungguhnya

manfaat dan kebaikan jihadnya adalah untuk dirinya sendiri. Seseorang

yang beriman dan beramal shaleh maka Allah akan menghapuskan dosa-

dosa mereka dan Allah akan memberi ganjaran yang lebih baik dari apa

yang mereka senantiasa kerjakan. Ayat tersebut jika dikaitkan dengan

penelitian ini, maka dapat dijelaskan apabila tokoh masyarakat

berperilaku positif terhadap kegiatan Posyandu dan mereka mau

menggunakan kemampuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan

Page 67: NURUL HIDAYATI-FKIK

48

yang baik kepada ibu-ibu balita di Posyandu, maka Allah juga akan

membalas amal kebajikan mereka dengan yang lebih baik dari apa yang

dikerjakannya.

Hasil penelitian Soedarti (1988) dalam Juarsa (2004) di Tangerang

ditemukan bahwa partisipasi aktif dari tokoh masyarakat menghasilkan

kemajuan kegiatan Posyandu. Begitu juga menurut hasil penelitian

Sambas (2002) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara dorongan dari tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu-

ibu anak balita ke Posyandu.

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi

teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2005) tentang faktor predisposisi, faktor

pemungkin, dan faktor penguat yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Kerangka teori tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Page 68: NURUL HIDAYATI-FKIK

49

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu

2.6

Sumber: Modifikasi Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2005).

Enabling faktors

- Jarak tempuh dari

rumah ke Posyandu

- Kepemilikan KMS

- Status Pekerjaan

- Pendapatan keluarga

Reinforcing faktors

- Perilaku kader

- Perilaku petugas

kesehatan

- Perilaku tokoh

masyarakat

- Peraturan yang terkait

dengan Posyandu

Partisipasi Ibu

Balita Ke Posyandu

Predisposing faktors

- Pengetahuan

- Sikap

- Nilai/Kepercayaan

- Budaya

- Umur

- Jenis Kelamin

- Pendidikan

Page 69: NURUL HIDAYATI-FKIK

50

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan modifikasi teori Lawrence Green (1980) yang dikutip dalam

Notoatmodjo (2005), ada 3 faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu balita ke

Posyandu yaitu faktor predisposisi seperti (pengetahuan, sikap,

nilai/kepercayaan, budaya, umur, jenis kelamin, pendidikan), faktor pemungkin

yaitu sarana, prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti jarak

dari rumah ke Posyandu, kepemilikan KMS, status bekerja dan pendapatan

keluarga serta faktor penguat seperti perilaku kader, perilaku petugas kesehatan,

perilaku tokoh masyarakat dan peraturan yang terkait dengan Posyandu.

Penelitian ini berdasarkan pada teori yang dikemukan diatas, tetapi tidak

semua variabel yang ada dalam kerangka teori menjadi variabel penelitian.

Variabel nilai atau kepercayaan yang diyakini seseorang dianggap telah terwakili

oleh variabel sikap, dimana kepercayaan seseorang terhadap sesuatu merupakan

salah satu komponen pembentuk sikap (Allport, 1954 dalam Notoatmodjo,

2005). Variabel budaya tidak diteliti karena telah terwakili juga oleh variabel

sikap, dimana sikap seseorang dapat terbentuk karena pengaruh kebudayaan

(Azwar, 2003). Variabel jenis kelamin tidak diteliti karena bersifat homogen

yaitu semua sampel seluruhnya perempuan.

Page 70: NURUL HIDAYATI-FKIK

51

Berdasarkan kerangka teori diatas dengan segala keterbatasannya, maka

peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian yang akan menjadi acuan

dalam melakukan penelitian seperti dibawah ini.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa partisipasi ibu balita ke

Posyandu sebagai variabel dependen berhubungan dengan faktor umur ibu,

pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu,

pendapatan keluarga, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, kepemilikan KMS,

perilaku kader, perilaku petugas kesehatan dan perilaku tokoh masyarakat

sebagai variabel independen.

Partisipasi Ibu Balita Ke

Posyandu

Faktor Predisposisi

- Umur Ibu

- Pendidikan Ibu

- Tingkat pengetahuan Ibu

- Sikap Ibu

Faktor Pemungkin

- Status Bekerja Ibu

- Pendapatan Keluarga

- Jarak tempuh dari rumah ke

Posyandu

- Kepemilikan KMS

Faktor Penguat

- Perilaku Kader

- Perilaku Petugas Kesehatan

- Perilaku Tokoh Masyarakat

Page 71: NURUL HIDAYATI-FKIK

52

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Partisipasi

Ibu Balita ke

Posyandu

Peran serta ibu dalam

membawa anak balita (usia 12-

59 bulan) secara teratur setiap

bulan ke Posyandu untuk

ditimbang berat badannya

dalam 6 bulan terakhir

Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Aktif, jika < 4 kali

berturut-turut.

1 = Aktif, jika > 4 kali berturut-

turut

(Depkes RI, 2007)

Ordinal

2 Umur Ibu Bilangan usia ibu saat

dilakukan penelitian dihitung

berdasarkan tanggal lahir

Wawancara Kuesioner 0 = Berisiko, jika umur ibu < 20

tahun atau > 29 tahun

1 = Tidak berisiko, jika umur ibu

20 - 29 tahun

(Alibirwin, 2001)

Ordinal

3 Pendidikan

Ibu

Jenjang pendidikan terakhir

yang pernah ditempuh oleh ibu

Wawancara Kuesioner 0 = Rendah, jika responden tamat

SMP atau lebih rendah

1 = Tinggi, jika responden tamat

SMA atau lebih tinggi

(Sambas, 2002)

Ordinal

4 Tingkat

pengetahuan

Ibu

Penguasaan responden

mengenai Posyandu yaitu

frekuensi pelaksanaan kegiatan,

program, manfaat dan sasaran

kegiatan Posyandu

Wawancara

Kuesioner 0 = Kurang, jika total skor <

median

1 = Baik, jika total skor > median

(Sambas, 2002)

Ordinal

Page 72: NURUL HIDAYATI-FKIK

53

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

5 Sikap Ibu Respon ibu balita terhadap

stimulus dari luar yang terlihat

dari perilaku mereka

Wawancara

Kuesioner 0 = Tidak Baik, jika total skor <

median

1 = Baik, jika total skor > median

(Sambas, 2002)

Ordinal

6 Status

Bekerja Ibu

Keadaan ibu bekerja atau tidak

untuk mendapatkan

penghasilan (uang)

Wawancara

Kuesioner 0 = Bekerja, jika ibu memiliki

kegiatan rutin untuk

menghasilkan uang

1 = Tidak bekerja, jika ibu tidak

memiliki kegiatan rutin untuk

menghasilkan uang

(Depkes RI, 2008)

Ordinal

7 Pendapatan

Keluarga

Penghasilan (uang) keluarga

yang diperoleh ayah dan atau

ibu selama satu bulan

Wawancara

Kuesioner 0 = Cukup, jika pendapatan

keluarga > Rp. 1.117.245

1 = Kurang, jika pendapatan

keluarga < Rp. 1.117.245

(UMK Tangerang, 2010)

Ordinal

8 Jarak tempuh

dari rumah

ke Posyandu

Penilaian ibu balita mengenai

jarak dari rumahnya ke

Posyandu berdasarkan waktu

yang dipakai

Wawancara

Kuesioner 0 = Jauh, jika > 10 menit

1 = Dekat, jika < 10 menit

(Sambas, 2002)

Ordinal

9 Kepemilikan

KMS

KMS balita yang harus diisi

pada setiap penimbangan /

datang ke Posyandu.

Wawancara

Kuesioner 0 = Tidak ada

1 = Ada

(Sambas, 2002)

Ordinal

Page 73: NURUL HIDAYATI-FKIK

54

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

10 Perilaku

Kader

Tindakan kader dalam

melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan di

Posyandu berdasarkan

penilaian ibu balita terhadap

kader

Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Baik, jika total skor <

median

1 = Baik, jika total skor > median

(Sambas, 2002)

Ordinal

11 Perilaku

Petugas

Kesehatan

Tindakan petugas kesehatan

dalam melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan di

Posyandu berdasarkan

penilaian ibu balita terhadap

petugas kesehatan

Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Baik, jika total skor <

median

1 = Baik, jika total skor > median

(Sambas, 2002)

Ordinal

12 Perilaku

Tokoh

Masyarakat

Tindakan ibu RT/RW dalam

melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan di

Posyandu berdasarkan

penilaian ibu balita terhadap

ibu RT/RW

Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Baik, jika total skor <

median

1 = Baik, jika total skor > median

(Sambas, 2002)

Ordinal

Page 74: NURUL HIDAYATI-FKIK

55

3.3 HIPOTESIS

1. Ada hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010.

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010.

3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang Posyandu

dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

4. Ada hubungan antara sikap ibu balita dengan partisipasinya ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010.

5. Ada hubungan antara status bekerja ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010.

6. Ada hubungan antara pendapatan keluarga ibu balita dengan partisipasinya

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

7. Ada hubungan antara jarak tempuh dari rumah ibu balita ke Posyandu

dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010.

Page 75: NURUL HIDAYATI-FKIK

56

8. Ada hubungan antara kepemilikan KMS ibu balita dengan partisipasinya ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010.

9. Ada hubungan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan Tahun 2010.

10. Ada hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan partisipasi ibu balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

11. Ada hubungan antara perilaku tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu balita

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010.

Page 76: NURUL HIDAYATI-FKIK

57

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain

studi cross sectional karena pengambilan data variabel independen dan variabel

dependen dilakukan dalam waktu bersamaan. Desain ini digunakan karena

rancangan penelitian ini mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal

waktu, dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat (Notoatmodjo, 2005). Desain

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan mempelajari hubungan

antara variabel independen yaitu umur ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan

ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga, jarak tempuh dari rumah

ke posyandu, kepemilikan KMS, perilaku kader, perilaku petugas kesehatan dan

perilaku tokoh masyarakat dengan variabel dependen yaitu partisipasi ibu balita

ke Posyandu.

4.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April - November tahun 2010 di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Page 77: NURUL HIDAYATI-FKIK

58

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit didalam pengamatan yang

akan dilakukan (Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu yang memiliki anak balita (usia 12-59 bulan) yang tinggal di

Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

yang berjumlah 1653 anak balita.

4.3.2 Sampel

Sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya diukur dan yang

nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi (Sabri, 2008).

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita yang

bertempat tinggal di Kelurahan Rempoa dan pernah datang ke Posyandu

yang berjumlah 222 ibu balita. Jumlah sampel pada penelitian ini

diperoleh dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi

(Ariawan, 1998), yaitu:

2

21

2

221112/1

)(

)1()1()1(2

PP

PPPPzPPzn

Page 78: NURUL HIDAYATI-FKIK

59

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

21

= Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 atau derajat kepercayaan

α pada uji dua sisi (two tail), yaitu sebesar 10% = 1,64.

1 = Nilai Z pada kekuatan uji 1-β, yaitu 80 % = 0,84

P = Proporsi rata-rata = (P1+ P2)/2 = 41,8%

1P = Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan pendidikan

ibu yang rendah yaitu 50%.

2P = Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan pendidikan

ibu yang tinggi yaitu 33,6%

( Nilai P1 dan P2 diperoleh dari penelitian Sambas, 2002).

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel sebanyak

111 sampel yang kemudian dikalikan dua menjadi 222 orang.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode simple random sampling (sampel acak sederhana), dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun frame sampling (kerangka sampel) yang berisi daftar nama

seluruh ibu dari keluarga balita berusia 12-59 bulan yang terdaftar di

buku format 3 Posyandu di Kelurahan Rempoa.

2. Melakukan pengambilan secara acak (pengundian) sampel terhadap

beberapa ibu dari keluarga balita sebagaimana terdaftar dalam

Page 79: NURUL HIDAYATI-FKIK

60

kerangka sampel sampai terambil 222 ibu balita. Nama-nama ibu

balita yang terambil merupakan sampel dalam penelitian ini. Apabila

ada ibu yang mempunyai 2 balita, maka yang dijadikan sampel adalah

balita yang usianya lebih muda.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoadmodjo, 2005). Instrument penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi tentang umur ibu, pendidikan

ibu anak balita, tingkat pengetahuan, sikap, status bekerja, pendapatan keluarga,

jarak tempuh dari rumah ke posyandu, kepemilikan KMS, perilaku kader,

perilaku petugas kesehatan dan perilaku tokoh masyarakat untuk mengetahui

partisipasi ibu balita ke Posyandu. Berikut kuesioner yang akan dipakai dalam

penelitian ini:

a. Partisipasi ibu balita ke Posyandu

Untuk mengetahui partisipasi ibu balita ke Posyandu, peneliti

menggunakan pertanyaan bagian I yang terdapat pada kuesioner. Variabel ini

diukur melalui satu pertanyaan tentang partisipasi ibu balita ke Posyandu

dalam 6 bulan terakhir, variabel ini di kategorikan menjadi dua berdasarkan

Depkes RI (2007) yaitu “tidak aktif” jika responden berpartisipasi ke

Posyandu < 4 kali berturut-turut dan “aktif” jika responden berpartisipasi ke

Posyandu > 4 kali berturut-turut.

Page 80: NURUL HIDAYATI-FKIK

61

b. Umur

Umur ibu dapat diketahui dari point pertanyaa “A2”. Pada penelitian

ini umur dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan Alibbirwin (2001) yaitu

“berisiko” jika ibu berumur < 20 atau > 29 tahun dan “tidak berisiko” jika

ibu berumur antara 20 - 29 tahun.

c. Pendidikan

Pendidikan ibu dapat diketahui dari point pertanyaan ”B”. Pada

penelitian ini, pendidikan ibu dikategorikan menjadi lima macam

berdasarkan kriteria dari Diknas (2003) yaitu jika tidak sekolah simbolnya

”1”, jika tamat SD simbolnya ”2”, jika tamat SMP simbolnya ”3”, jika tamat

SMA simbolnya ”4” dan jika tamat Perguruan Tinggi simbolnya ”5”. Untuk

kepentingan analisis, pendidikan ibu dikategorikan lagi menjadi “rendah”

jika pendidikan hanya sampai tamat SMP atau lebih rendah dan “tinggi” jika

pendidikan hanya sampai tamat SMA atau lebih tinggi.

d. Status Bekerja Ibu

Status bekerja ibu dapat diketahui dari point pertanyaan “C”. Pada

penelitian ini, status bekerja ibu dikategorikan berdasarkan Depkes (2008),

yaitu “bekerja” jika ibu mempunyai kegiatan rutin untuk menghasilkan uang

dan “tidak bekerja” jika ibu tidak memiliki kegiatan rutin untuk

menghasilkan uang.

Page 81: NURUL HIDAYATI-FKIK

62

e. Tingkat pengetahuan Ibu

Dalam penelitian ini, terdapat 10 pertanyaan yang mewakili

pengetahuan ibu tentang Posyandu pada point “D”. Setiap point pertanyaan

diberi nilai “1” jika responden mampu menjawab dengan benar. Untuk setiap

pertanyaan diberikan bobot nilai yang sama, dengan asumsi setiap

pertanyaan sama pentingnya. Untuk pertanyaan dengan jawabannya lebih

dari 1 pilihan, jika responden mampu menjawab 3 pilihan maka responden

mendapat nilai “1” dan sebaliknya jika responden hanya mampu menjawab 2

pilihan maka responden mendapat nilai “0”. Dalam penelitian ini,

pengetahuan ibu dikategorikan menurut Sambas (2002) yaitu “kurang” jika

nilai total skor seluruh pertanyaan pengetahuan tentang Posyandu < median

dan “baik” jika nilai total skor seluruh pertanyaan pengetahuan tentang

Posyandu > median.

f. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga dapat diketahui dari point pertanyaan “E”. Pada

penelitian ini, pendapatan keluarga di kategorikan menjadi dua berdasarkan

UMK Tangerang (2010) karena lembaga terkait Dewan Pengupahan Kota

Tangsel yang menangani UMK Kota Tangsel belum terbentuk, sehingga

masih mengacu kepada UMK Tangerang yaitu “Cukup” jika pendapatan

keluarga > Rp. 1.117.245/bln dan “kurang” jika pendapatan keluarga < Rp.

1.117.245/bln.

Page 82: NURUL HIDAYATI-FKIK

63

g. Sikap Ibu

Dalam penelitian ini, terdapat 10 pertanyaan yang bersifat tertutup

berkaitan dengan sikap responden mengenai posyandu yang terdapat pada

point “F”. Untuk setiap pertanyaan diberikan bobot nilai yang berbeda-beda

tergantung kodenya. Pengukuran sikap ibu menggunakan skala Likert yang

dikategorikan dengan 4 kategori yaitu; untuk pertanyaan yang positif jika

jawaban responden “Sangat Setuju” maka nilainya 4, jika “Setuju” maka

nilainya 3, jika “Tidak Setuju” maka nilainya 2, jika jawaban responden

“Sangat Tidak Setuju” maka nilainya 1. Akan tetapi jika pernyataannya

negatif maka point-nya berbalik dengan pernyataan yang positif. Untuk

kepentingan analisis, variabel sikap ini dikategorikan menjadi dua yaitu

“tidak baik” jika nilai total skornya < median dan “baik” jika nilai total

skornya > median.

h. Jarak tempuh dari rumah ke posyandu

Jarak tempuh dari rumah ke posyandu dapat diketahui dari point

pertanyaan “G”. Pada penelitian ini, variabel jarak tempuh dari rumah

responden ke posyandu dikategorikan menjadi dua berdasarkan Sambas

(2002) yaitu “jauh” jika > 10 menit dan “dekat” jika < 10 menit.

i. Kepemilikan KMS

Dalam penelitian ini, pertanyaan untuk variabel kepemilikan KMS

dapat dilihat pada point “H”. Variabel ini dikategorikan menjadi dua

Page 83: NURUL HIDAYATI-FKIK

64

berdasarkan Sambas (2002) yaitu “tidak” jika responden tidak memiliki

KMS anaknya dan “ya” jika responden memiliki KMS anaknya.

j. Perilaku Kader

Dalam penelitian ini, terdapat 6 pertanyaan yang bersifat tertutup

pada bagian “J” dari masing-masing variabel yaitu perilaku kader terhadap

ibu balita di Posyandu. Untuk setiap pertanyaan diberikan bobot nilai yang

berbeda-beda tergantung kodenya. Pengukuran perilaku kader menggunakan

skala Likert yang dikategorikan dengan 4 kategori yaitu; untuk pertanyaan

yang positif jika jawaban responden “Sangat Setuju” maka nilainya 4, jika

“Setuju” maka nilainya 3, jika “Tidak Setuju” maka nilainya 2, jika jawaban

responden “Sangat Tidak Setuju” maka nilainya 1. Akan tetapi jika

pernyataannya negatif maka point-nya berbalik dengan pernyataan yang

positif. Untuk kepentingan analisis, variabel perilaku kader ini dikategorikan

menjadi dua yaitu “tidak baik” jika nilai total skornya < median dan “baik”

jika nilai total skornya > median.

k. Perilaku Petugas Kesehatan

Dalam penelitian ini, terdapat 6 pertanyaan yang bersifat tertutup

pada bagian “K” dari masing-masing variabel yaitu perilaku petugas

kesehatan terhadap ibu balita di Posyandu. Untuk setiap pertanyaan diberikan

bobot nilai yang berbeda-beda tergantung kodenya. Pengukuran perilaku

petugas kesehatan menggunakan skala Likert yang dikategorikan dengan 4

Page 84: NURUL HIDAYATI-FKIK

65

kategori yaitu; untuk pertanyaan yang positif jika jawaban responden “Sangat

Setuju” maka nilainya 4, jika “Setuju” maka nilainya 3, jika “Tidak Setuju”

maka nilainya 2, jika jawaban responden “Sangat Tidak Setuju” maka

nilainya 1. Akan tetapi jika pernyataannya negatif maka point-nya berbalik

dengan pernyataan yang positif. Untuk kepentingan analisis, variabel

perilaku petugas kesehatan ini dikategorikan menjadi dua yaitu “tidak baik”

jika nilai total skornya < median dan “baik” jika nilai total skornya > median.

l. Perilaku Tokoh Masyarakat

Dalam penelitian ini, terdapat 6 pertanyaan yang bersifat tertutup

pada bagian “L” dari masing-masing variabel yaitu perilaku tokoh

masyarakat terhadap ibu balita di Posyandu. Untuk setiap pertanyaan

diberikan bobot nilai yang berbeda-beda tergantung kodenya. Pengukuran

perilaku tokoh masyarakat menggunakan skala Likert yang dikategorikan

dengan 4 kategori yaitu; untuk pertanyaan yang positif jika jawaban

responden “Sangat Setuju” maka nilainya 4, jika “Setuju” maka nilainya 3,

jika “Tidak Setuju” maka nilainya 2, jika jawaban responden “Sangat Tidak

Setuju” maka nilainya 1. Akan tetapi jika pernyataannya negatif maka point-

nya berbalik dengan pernyataan yang positif. Untuk kepentingan analisis,

variabel perilaku tokoh masyarakat ini dikategorikan menjadi dua yaitu

“tidak baik” jika nilai total skornya < median dan “baik” jika nilai total

skornya > median.

Page 85: NURUL HIDAYATI-FKIK

66

4.5 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha mendapatkan data

untuk keperluan penelitian dan untuk pengujian hipotesis karena pengujian

hipotesis dilakukan berdasarkan data yang tersedia.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari

responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup

tentang variabel independen dan dependen yang diteliti. Kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini sebelumnya telah dilakukan uji coba kuesioner

untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas dari instrument penelitian yang

dilakukan di tempat berbeda terhadap 16 ibu balita. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara mendatangi ibu balita yang terpilih menjadi sampel penelitian.

4.6 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

a. Editing (penyuntingan data)

Dilakukan sebelum proses data entry, dilakukan agar data yang salah atau

meragukan dapat ditelusuri kembali kepada responden. Editing ini dilakukan

dengan cara meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi. Untuk kegiatan

editing ini, peneliti langsung memeriksa kuesioner pada hari itu juga,

sehingga apabila terdapat keraguan dapat dilakukan pengecekan kepada

responden pada saat itu juga.

Page 86: NURUL HIDAYATI-FKIK

67

b. Coding (mengkode data)

Data coding adalah kegiatan mengklasifikasi data dan memberi kode pada

jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.

c. Data Entry (memasukkan data)

Proses memasukkan data yang diperoleh ke komputer untuk analisis lebih

lanjut.

d. Data Cleaning (Membersihkan Data)

Proses untuk menguji kebenaran data (data yang masuk kedalam komputer

sudah benar-benar bebas dari kesalahan). Untuk analisa data lebih lanjut

menggunakan perangkat lunak pengolah data.

4.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan tiga kali tahapan yaitu analisis univariat,

bivariat dan multivariat.

4.7.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam

kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Pada analisis ini, uji

statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan rumus:

Page 87: NURUL HIDAYATI-FKIK

68

E

EOX

2

2

dF = (k - 1)(b - 1)

Keterangan:

X2 = Chi square

O = Nilai observasi

E = Nilai ekspektasi

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana

dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,1. Penelitian

antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p < 0,1 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika

mempunyai nilai p > 0,1 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika variabel independen terdiri dari dua kategori dan dijumpai

nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat dari fisher exact. Jika tidak dijumpai

nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat dari continuity correction.

Selanjutnya untuk kepentingan pembahasan dilakukan uji interaksi antar

sesame variabel independen.

Untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dan

independen maka dilihat nilai Odds Ratio (OR). Bila nilai OR = 1 artinya

tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Page 88: NURUL HIDAYATI-FKIK

69

Jika nilai OR < 1 artinya variabel independen merupakan faktor protektif

terhadap variabel dependen dan jika nilai OR >1 artinya variabel

independen merupakan faktor resiko terhadap variabel dependen.

4.7.3 Analisis Multivariat

Analisis Multivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang paling

dominan yang berhubungan dengan variabel dependennya. Analisis

multivariat pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistik berganda

karena variabel independen dan dependen dalam penelitian ini berbentuk data

kategorik. Uji regresi logistik berganda pada penelitian ini menggunakan

model prediksi dengan tujuan untuk memperoleh model yang terdiri dari

beberapa variabel independen yang dianggap terbaik memprediksi kejadian

variabel dependen. Pada model ini semua variabel independennya dianggap

sama pentingnya. Maka proses estimasi dapat dilakukan dengan beberapa

koefisien regresi logistik sekaligus. Langkah-langkah dalam melakukan

analisis multivariat (Riyanto, 2009), yaitu:

a. Seleksi kandidat model multivariat. Melakukan analisis bivariat antara

masing-masing variabel independen dengan variabel dependennya. Bila

hasil uji bivariat mempunyai nilai p< 0,25, maka variabel tersebut dapat

masuk ke dalam model multivariat. Namun, bisa saja variabel dengan nilai

p>0,25 tetap ikut ke model multivariat bila variabel tersebut secara

substansi berhubungan.

Page 89: NURUL HIDAYATI-FKIK

70

b. Pemodelan multivariat. Pada tahap ini variabel yang masuk ke dalam

kandidat model multivariat dianalisis secara bersamaan. Variabel yang

valid dalam model multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai

p<0,1. Jika dalam model terdapat nilai p>0,1, maka variabel tersebut harus

dikeluarkan dari model. Pengeluaran model dilakukan secara bertahap satu

persatu dimulai dari variabel yang nilai p terbesar. Akan tetapi, bila

variabel yang dikeluarkan mengakibatkan perubahan besar koefisien (nilai

OR) >10%, maka variabel tersebut dimasukkan kembali dalam model.

Rumus untuk mencari perbedaan OR adalah:

Perbedaan OR = %100XORadjust

ORadjustORcrude

OR crude : OR variabel dengan tidak masuknya ke dalam

model kovariat yang diuji

OR adjust : OR variabel dengan tidak masuknya ke dalam

model kovariat yang akan diuji

c. Melakukan uji interaksi sesama variabel independen, apabila secara

substansi diduga terjadi interaksi antara variabel independen. Penentuan

variabel interaksi sebaiknya melalui pertimbangan logika substantif.

Pengujian interaksi dilihat dari kemaknaan uji statistik (p value≤0.05). Bila

variabel mempunyai nilai bermakna, maka variabel interaksi penting

dimasukkan dalam model.

Page 90: NURUL HIDAYATI-FKIK

71

d. Setelah dilakukan uji interaksi, maka didapatkan model fit (akhir) dari

setiap variabel independen yang berpengaruh besar terhadap variabel

dependen. Setelah semua langkah tersebut selesai dan berdasarkan hasil

analisis multivariat secara keseluruhan, maka persamaan regresi yang

diperoleh yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2

Y merupakan variabel dependen, sedangkan X merupakan variabel

independen. Berdasarkan persamaan tersebut, maka Y dapat diperkirakan

dengan X1 dan X2.

Page 91: NURUL HIDAYATI-FKIK

72

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Keadaan Geografis

Kelurahan Rempoa merupakan salah satu kelurahan di

Kecamatan Ciputat Timur dengan luas wilayah 219,50 Ha. Kelurahan

Rempoa terdiri dari 12 RW dan 72 RT dan 7.185 Kepala Keluarga (KK).

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Rempoa adalah sebagai

berikut:

Utara = Berbatasan dengan Kelurahan Bintaro DKI Jakarta dan Tol

Jakarta Merak dan sebagian Kelurahan Rengas Kabupaten

Tangerang

Timur = Berbatasan dengan Kelurahan Bintaro DKI Jakarta

Selatan = Berbatasan dengan Kelurahan Cirendeu dan Kelurahan

Sawah Lama Kabupaten Tangerang

Barat = Berbatasan dengan Kelurahan Ssawah Lama dan Kelurahan

Rengas Kabupaten Tangerang

Page 92: NURUL HIDAYATI-FKIK

73

5.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Rempoa tahun 2006 sebanyak

27.585 penduduk. Adapun distribusi penduduk berdasarkan umur di

Kelurahan Rempoa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Rempoa

Usia Jumlah Persentase

0-12 bulan 567 2.1

1-5 tahun 1.496 5.4

6-10 tahun 2.449 8.9

11-19 tahun 5.689 20.6

20-29 tahun 5.668 20.5

30-50 tahun 8.058 29.2

> 50 tahun 3.658 13.3

Total 27.585 100 Sumber:Profil Kelurahan Rempoa Tahun 2006

Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar penduduk

berada pada rentang umur 30-50 tahun yaitu sebesar 29,2% jiwa.

Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Rempoa adalah

Islam. Adapun tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Rempoa sebagian

besar adalah belum sekolah yaitu sebesar 26,3% penduduk, sebagaimana

terlihat pada tabel berikut ini:

Page 93: NURUL HIDAYATI-FKIK

74

Tabel 5.2

Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2006

Pendidikan Jumlah Persentase

Belum sekolah 2832 26.3

Tidak Tamat SD 275 2.6

Tamat SD 2719 25.3

Tamat SLTP/Sederajat 2664 24.8

Tamat SLTA/Sederajat 1598 14.8

Perguruan Tinggi 675 6.3

Jumlah 10.763 100 Sumber: Profil Kelurahan Rempoa Tahun 2006

Adapun gambaran mata pencaharian penduduk Kelurahan

Rempoa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Penduduk Kelurahan Rempoa Berdasarkan Jenis

Pekerjaan Tahun 2006

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

Buruh/swasta 2500 46.8

Pegawai negeri 602 11.3

Pedagang 670 12.5

Penjahit 52 1.0

Tukang Batu 320 6.0

Tukang Kayu 175 3.3

Montir 261 4.9

Dokter 25 0.5

Sopir 200 3.7

Pengemudi Bajaj 10 0.2

Pengemudi becak 150 2.8

TNI/polri 350 6.5

Pengusaha 30 0.6

Jumlah 5.345 100 Sumber: Profil Kelurahan Rempoa Tahun 2006

Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa jenis pekerjaan

penduduk Kelurahan Rempoa paling banyak adalah buruh yaitu sebesar

Page 94: NURUL HIDAYATI-FKIK

75

46,8% penduduk dan jenis pekerjaan penduduk Kelurahan Rempoa paling

sedikit adalah pengemudi bajaj yaitu sebesar 0,2% penduduk.

5.2 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel

dependen.

5.2.1 Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu

Distribusi partisipasi ibu balita ke posyandu di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Aktif (<4 kali berturut-turut) 141 63,5

Aktif (>4 kali berturut-turut) 81 36,5

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar partisipasi ibu balita ke Posyandu tidak aktif (<4 kali

berturut-turut) yaitu sebesar 63,5% dan yang berpartisipasi aktif (>4 kali

berturut-turut) sebesar 36,5%.

Page 95: NURUL HIDAYATI-FKIK

76

5.2.2 Umur Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan umur di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Umur di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010

Umur Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

< 20 atau > 29 tahun 124 55,9

20 - 29 81 44,1

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar berumur <20 atau >29 tahun yaitu sebesar 55,9% dan yang

berumur 20 – 29 tahun sebesar 44,1%.

5.2.3 Pendidikan Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan pendidikan di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 96: NURUL HIDAYATI-FKIK

77

Tabel 5.6

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Pendidikan Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Sekolah 2 0,9

Tamat SD 29 12,2

Tamat SMP 50 22,5

Tamat SMA 124 55,9

Tamat PT 19 8,6

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 222 ibu balita, ibu

balita yang tidak pernah sekolah hanya ada 2 orang (0,9%), yang hanya

tamat SD ada 29 orang (12,2%), yang tamat SMP ada 50 orang (22,5%),

yang tamat SMA ada 124 orang (55,9%) dan ibu balita yang tamat

perguruan tinggi hanya ada 19 orang (8,6%).

Sedangkan distribusi pendidikan ibu balita berdasarkan kategori

“rendah” dan “tinggi” dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.7

Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori “Rendah”

dan “Tinggi” di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010

Pendidikan Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah 79 35.6

Tinggi 143 64.4

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar berpendidikan tinggi yaitu sebesar 64,4% dan yang

berpendidikan rendah sebesar 35,6%.

Page 97: NURUL HIDAYATI-FKIK

78

5.2.4 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Posyandu

Distribusi ibu balita berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Ibu Balita BerdasarkanTingkat Pengetahuan tentang

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Kurang 65 29,3

Baik 157 70,7

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang Posyandu adalah baik

yaitu sebesar 70,7% sedangkan yang tingkat pengetahuannya kurang

sebesar 29,3%.

5.2.5 Sikap Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan sikap di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 98: NURUL HIDAYATI-FKIK

79

Tabel 5.9

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Sikap di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Sikap Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 106 47.7

Baik 116 52.3

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar memiliki sikap yang baik terhadap Posyandu yaitu sebesar

52,3% sedangkan yang tidak memiliki sikap baik terhadap Posyandu

sebesar 47,7%.

5.2.6 Status Bekerja Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan status pekerjaan ibu di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.10

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Status Bekerja

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Status Bekerja Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Bekerja 40 18

Tidak Bekerja (IRT) 182 82

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar memiliki status tidak bekerja yaitu sebesar 82% dan yang

memiliki status bekerja sebesar hanya 18%.

Page 99: NURUL HIDAYATI-FKIK

80

5.2.7 Pendapatan Keluarga

Distribusi ibu balita berdasarkan pendapatan keluarga di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Pendapatan Keluarga Jumlah (n) Persentase (%)

Cukup 123 55,4

Kurang 99 44,6

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar memiliki pendapatan keluarga yang cukup yaitu sebesar

55,4% sedangkan yang memiliki pendapatan keluarga kurang sebesar

44,6%.

5.2.8 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu

Distribusi ibu balita berdasarkan jarak tempuh dari rumah ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 100: NURUL HIDAYATI-FKIK

81

Tabel 5.12

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010

Jarak Tempuh dari Rumah ke

Posyandu

Jumlah (n) Persentase

(%)

Jauh 8 3,6

Dekat 214 96,4

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar jarak tempuh dari rumah ke Posyandu tergolong dekat

yaitu sebesar 96,4% dan jarak tempuh yang jauh sebesar 3,6%.

5.2.9 Kepemilikan KMS

Distribusi ibu balita berdasarkan kepemilikan KMS di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.13

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Kepemilikan KMS Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Ada 34 15,3

Ada 180 84,7

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar yang memiliki KMS anaknya yaitu sebesar 84,7% dan

yang tidak memiliki KMS anaknya sebesar 15,3%.

Page 101: NURUL HIDAYATI-FKIK

82

5.2.10 Perilaku Kader

Distribusi ibu balita berdasarkan perilaku kader di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.14

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Kader di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010

Perilaku Kader Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 108 48,6

Baik 114 51,4

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar berpendapat bahwa perilaku kader terhadap kegiatan

Posyandu tergolong baik yaitu sebesar 51,4% dan yang berpendapat tidak

baik sebesar 48,6%.

5.2.11 Perilaku Petugas Kesehatan

Distribusi ibu balita berdasarkan perilaku petugas kesehatan di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 102: NURUL HIDAYATI-FKIK

83

Tabel 5.15

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Petugas Kesehatan

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Perilaku Petugas Kesehatan Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 51 23

Baik 171 77

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar berpendapat bahwa perilaku petugas kesehatan terhadap

kegiatan Posyandu tergolong baik yaitu sebesar 77% dan yang

berpendapat tidak baik sebesar 23%.

5.2.12 Perilaku Tokoh Masyarakat

Distribusi ibu balita berdasarkan Perilaku tokoh masyarakat di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.16

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Perilaku Tokoh Masyarakat

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Perilaku Tokoh Masyarakat Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 101 45,5

Baik 121 54,5

Total 222 100

Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa dari 222 ibu balita,

sebagian besar berpendapat bahwa perilaku tokoh masyarakat terhadap

Page 103: NURUL HIDAYATI-FKIK

84

kegiatan Posyandu tergolong baik yaitu sebesar 54,5% dan yang

berpendapat tidak baik sebesar 45,5%.

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan dependen yang dianalisis melalui uji Chi Square. Dikatakan

bermakna jika nilai p <0,1 dan tidak bermakna jika mempunyai nila p > 0,1.

5.3.1 Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Partisipasi Ke Posyandu

Hasil analisis bivariat antara umur ibu dengan partisipasi ke

Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini:

Tabel 5.17

Hubungan antara Umur Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Umur Ibu

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

<20 atau >29 tahun 82 66,1 42 33,9 124 100 1,291

(0,745 – 2,236)

0,441

20 – 29 tahun 59 60,2 39 39,8 98 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.17, diketahui bahwa ibu yang berumur <20

atau >29 tahun yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 66,1%,

sedangkan ibu yang berumur 20-29 tahun yang berpartisipasi tidak aktif

ke Posyandu sebesar 60,2%.

Page 104: NURUL HIDAYATI-FKIK

85

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,441 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan partisipasi ke

Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR = 1,291 (0,745 – 2,236), artinya ibu yang berumur <20 atau >29

tahun mempunyai peluang 1,291 (1 kali) untuk berpartisipasi tidak aktif

ke Posyandu dibandingkan ibu yang berumur 20 – 29 tahun.

5.3.2 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan partisipasi ke

Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut ini:

Tabel 5.18

Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Pendidikan

Ibu

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Rendah 47 59,5 32 40,5 79 100 0,766

(0,434 – 1,349)

0,436

Tinggi 94 65,7 49 34,3 143 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.18, diketahui bahwa ibu yang berpendidikan

rendah yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 59,5%,

sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi yang berpartisipasi tidak aktif

ke Posyandu sebesar 65,7%.

Page 105: NURUL HIDAYATI-FKIK

86

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,436 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan partisipasi ke

Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR = 0,766 (0,434 – 1,349), artinya ibu yang berpendidikan rendah

mempunyai peluang 0,766 kali untuk berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi.

5.3.3 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu

Hasil analisis bivariat antara tingkat pengetahuan ibu dengan

partisipasi ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut ini:

Tabel 5.19

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Tingkat

Pengetahuan

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Kurang 43 66,2 22 33,8 65 100 1,177

(0,641 – 2,159)

0,709

Baik 98 62,4 59 37,6 157 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.19, diketahui bahwa ibu yang berpengetahuan

kurang yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 66,2%,

sedangkan ibu yang berpengetahuan baik yang berpartisipasi tidak aktif

ke Posyandu sebesar 62,4%.

Page 106: NURUL HIDAYATI-FKIK

87

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,709 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan

partisipasi ke Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk

estimate diperoleh OR = 1,177 (0,641 – 2,159), artinya ibu yang

berpengetahuan kurang mempunyai peluang 1,177 (1 kali) untuk

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan ibu yang

berpengetahun baik.

5.3.4 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

Hasil analisis bivariat antara sikap ibu dengan partisipasi ke

Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut ini:

Tabel 5.20

Hubungan antara Sikap Ibu dengan Partisipasi ke Posyandu

Di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Sikap Ibu

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Tidak Baik 72 67,9 34 32,1 106 100 1,442

(0,831 – 2,503)

0,244

Baik 69 59,9 47 40,5 116 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.20, diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap

tidak baik yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 67,9%,

Page 107: NURUL HIDAYATI-FKIK

88

sedangkan ibu yang memiliki sikap tidak baik yang berpartisipasi tidak

aktif ke Posyandu sebesar 59,9%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,244 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan partisipasi ke

Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR= 1,442 (0,831 – 2,503), artinya ibu yang memiliki sikap tidak baik

terhadap Posyandu mempunyai peluang 1,442 (1 kali) untuk

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan ibu yang memiliki

sikap baik terhadap Posyandu.

5.3.5 Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu

Hasil analisis bivariat antara status bekerja ibu dengan partisipasi

ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut ini:

Tabel 5.21

Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Status

Bekerja

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Bekerja 29 72,5 11 27,5 40 100 1,648

(0,774 – 3,508)

0,262

Tidak Bekerja 112 61,5 70 38,5 182 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Page 108: NURUL HIDAYATI-FKIK

89

Berdasarkan tabel 5.21, diketahui bahwa ibu yang memiliki status

bekerja yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 72,5%,

sedangkan ibu yang tidak memiliki status bekerja yang berpartisipasi

tidak aktif ke Posyandu sebesar 61,5%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,262 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan partisipasi

ke Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR = 1,648 (0,774 – 3,508), artinya ibu yang memiliki status bekerja

mempunyai peluang 1,648 (2 kali) untuk berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu dibandingkan ibu yang memiliki status tidak bekerja.

5.3.6 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu

Hasil analisis bivariat antara pendapatan keluarga dengan

partisipasi ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut ini:

Tabel 5.22

Hubungan antara Pendapatan Keluarga Ibu dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Pendapatan

Keluarga

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Cukup 79 64,2 44 35,8 123 100 1,071

(0,619 – 1,856)

0,915

Kurang 62 62,6 37 37,4 99 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Page 109: NURUL HIDAYATI-FKIK

90

Berdasarkan tabel 5.22, diketahui bahwa ibu yang memiliki

pendapatan keluarga cukup yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu

sebesar 64,2%, sedangkan ibu yang memiliki pendapatan keluarga kurang

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 62,6%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,915 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan partisipasi

ke Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR= 1,071 (0,619 – 1,856), artinya ibu yang memiliki pendapatan

keluarga cukup mempunyai peluang 1,071 (1 kali) untuk berpartisipasi

tidak aktif ke Posyandu dibandingkan ibu yang memiliki pendapatan

keluarga rendah.

5.3.7 Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu

Hasil analisis bivariat antara kepemilikan KMS dengan partisipasi

ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut ini:

Page 110: NURUL HIDAYATI-FKIK

91

Tabel 5.23

Hubungan antara Kepemilikan KMS dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Kepemilikan

KMS

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Tidak Ada 27 79,4 7 20,6 34 100 2,504

(1,037 – 6,044)

0,058

Ada 114 60,6 74 39,4 188 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.23, diketahui bahwa ibu yang tidak memiliki

KMS yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 79,4%,

sedangkan ibu yang memiliki KMS yang berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu sebesar 60,6%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,058 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% terdapat hubungan

yang signifikan antara kepemilikan KMS dengan partisipasi ibu ke

Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR= 2,504 (1,037 – 6,044), artinya ibu yang tidak memiliki KMS

mempunyai peluang 2,504 (3 kali) untuk berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu dibandingkan ibu yang memiliki KMS.

Page 111: NURUL HIDAYATI-FKIK

92

5.3.8 Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu

Hasil analisis bivariat antara perilaku kader terhadap Posyandu

dengan partisipasi ibu ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.24 berikut

ini:

Tabel 5.24

Hubungan antara Perilaku Kader dengan Partisipasi Ibu ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Perilaku

Kader

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Tidak Baik 71 65,7 37 34,3 108 100 1,206

(0,697 – 2,086)

0,595

Baik 70 61,4 44 38,6 114 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.24, diketahui bahwa ibu yang melihat perilaku

kader tidak baik terhadap kegiatan Posyandu yang berpartisipasi tidak

aktif ke Posyandu sebesar 65,7%, sedangkan ibu yang melihat perilaku

kader baik terhadap kegiatan Posyandu yang berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu sebesar 61,4%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,595 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara perilaku kader dengan partisipasi ibu ke

Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR= 1,206 (0,697 – 2,086), artinya ibu yang melihat perilaku kader tidak

Page 112: NURUL HIDAYATI-FKIK

93

baik terhadap kegiatan Posyandu mempunyai peluang 1,206 (1 kali)

untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan ibu yang

melihat perilaku kader baik terhadap Posyadu.

5.3.9 Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan dengan Partisipasi

Ibu ke Posyandu

Hasil analisis bivariat antara perilaku petugas kesehatan terhadap

Posyandu dengan partisipasi ibu ke Posyandu dapat dilihat pada tabel

5.25 berikut ini:

Tabel 5.25

Hubungan antara Perilaku Petugas Kesehatan dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Perilaku

Petugas

Kesehatan

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Tidak Baik 36 70,6 15 29,4 51 100 1,509

(0,767 – 2,967)

0,303

Baik 105 61,4 66 38,6 171 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.25, diketahui bahwa ibu yang melihat perilaku

petugas kesehatan tidak baik terhadap kegiatan Posyandu yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 70,6%, sedangkan ibu yang

melihat perilaku petugas kesehatan baik terhadap kegiatan Posyandu yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu sebesar 61,4%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,303 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% tidak terdapat

Page 113: NURUL HIDAYATI-FKIK

94

hubungan yang signifikan antara perilaku petugas kesehatan dengan

partisipasi ibu ke Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk

estimate diperoleh OR= 1,509 (0,767 – 2,967), artinya ibu yang melihat

perilaku petugas kesehatan tidak baik terhadap Posyandu mempunyai

peluang 1,509 (2 kali) untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu

dibandingkan ibu yang melihat perilaku petugas kesehatan baik terhadap

Posyandu.

5.3.10 Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi

Ibu ke Posyandu

Hasil analisis bivariat antara perilaku tokoh masyarakat dengan

partisipasi ibu ke Posyandu dapat dilihat pada tabel 5.26 berikut ini:

Tabel 5.26

Hubungan antara Perilaku Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan Tahun 2010

Perilaku

Tokoh

Masyarakat

Partisipasi Ibu Ke

Posyandu Total OR

(90% CI)

P.

Value Tidak Aktif Aktif

n % n % n %

Tidak Baik 73 73,3 27 26,7 101 100 2,209

(1,252 – 3,898)

0,009

Baik 67 55,4 54 44,6 121 100

Total 141 63,5 81 36,5 222 100

Berdasarkan tabel 5.26, diketahui bahwa ibu yang melihat perilaku

tokoh masyarakat tidak baik terhadap Posyandu yang berpartisipasi tidak

aktif ke Posyandu sebesar 73,3%, sedangkan ibu yang melihat perilaku

Page 114: NURUL HIDAYATI-FKIK

95

tokoh masyarakat baik terhadap Posyandu yang berpartisipasi tidak aktif

ke Posyandu sebesar 55,4%.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,009 sehingga dapat diartikan bahwa pada α= 10% terdapat hubungan

yang signifikan antara perilaku tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu

ke Posyandu. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh

OR= 2,209 (1,252 – 3,898), artinya ibu yang melihat perilaku tokoh

masyarakat tidak baik terhadap Posyandu mempunyai peluang 2,209 (2

kali) untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan ibu yang

melihat perilaku tokoh masyarakat baik terhadap Posyandu.

5.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling

dominan yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Analisis yang digunakan yaitu uji regresi logistik berganda dengan model

prediksi yaitu dengan cara menseleksi variabel independennya. Tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Kandidat Model Multivariat

Seleksi kandidat model multivariat dilakukan dengan cara

melakukan analisis bivariat terlebih dahulu antara variabel independen

dengan variabel dependen. Hasil analisis bivariat yang menunjukkan nilai p

Page 115: NURUL HIDAYATI-FKIK

96

≤ 0,25 dapat masuk ke dalam kandidat model multivariat. Akan tetapi, jika

terdapat variabel yang memiliki nilai p >0,25 dan secara substansi variabel

tersebut penting, maka variabel tersebut tetap dimasukkan ke dalam kandidat

model multivariat. Hasil pemilihan kandidat model dapat dilihat pada tabel

5.27 berikut ini:

Tabel 5.27

Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang akan Masuk Model

Multivariat

No Variabel P-Value

1 Umur 0.441

2 Pendidikan 0.436

3 Tingkat Pengetahuan 0.709

4 Sikap ibu 0.244*

5 Status Bekerja 0.262*

6 Pendapatan Keluarga 0.915

7 Kepemilikan KMS 0.058*

8 Perilaku Kader 0.595

9 Perilaku Petugas Kesehatan 0.303

10 Perilaku Tokoh Masyarakat 0.009*

Berdasarkan tabel 5.27 diketahui bahwa dari 10 variabel yang

dilakukan analisis bivariat, terdapat 4 variabel yang memiliki nilai p<

0,25 dan secara teori variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap

partisipasi ibu balita ke Posyandu. Selain empat variabel tersebut, enam

variabel lainnya tetap dimasukkan ke dalam model multivariat karena

secara substansi ke-enam variabel tersebut berpengaruh terhadap

partisipasi ibu balita ke Posyandu. Dengan demikian, variabel yang

masuk ke dalam kandidat model yaitu semua variabel yang dilakukan

Page 116: NURUL HIDAYATI-FKIK

97

analisis bivariat antara lain umur ibu, pendidikan ibu, tingkat

pengetahuan ibu, sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga,

kepemilikan KMS, perilaku kader, perilaku petugas kesehatan dan

perilaku tokoh masyarakat.

2. Pembuatan Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu

Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara

bersama-sama. Variabel independen dimasukkan ke dalam model,

kemudian variabel yang nilai Pwald-nya tidak signifikan (p >0,1)

dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari variabel dengan

nilai Pwald-nya yang terbesar. Bila variabel yang dikeluarkan tersebut

mengakibatkan perubahan besar koefisien (nilai OR) variabel-variabel

yang masih ada (berubah >10%), maka variabel tersebut dimasukkan

kembali ke dalam model. Hasil pembuatan model dapat dilihat pada

tabel 5.28 sebagai berikut:

Page 117: NURUL HIDAYATI-FKIK

98

Tabel 5.28

Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu

Variabel

Pvalue

Model

1

Model

2

Model

3

Model

4

Model

5

Model

6

Model

7

Model

8

Model

9

Umur 0,332 0,333 0,335 0,367 0,346 0,386 - - -

Pendidikan 0,612 0,596 0,554 0,537 - - - - -

Tingkat Pengetahuan 0,664 0,661 0,649 - - - - - -

Sikap ibu 0,125 0,123 0,125 0,140 0,149 0,203 0,190 - -

Status Bekerja 0,191 0,190 0,186 0,188 0,134 0,131 0,153 0,181 -

Pendapatan Keluarga 0,841 0,844 - - - - - - -

Kepemilikan KMS 0,043 0,041 0,042 0,045 0,047 0,048 0,039 0,043 0.047

Perilaku Kader 0,495 0,498 0,497 0,479 0,459 - - - -

Perilaku Petugas

Kesehatan 0,921 - - - - - - - -

Perilaku Tokoh

Masyarakat 0,009 0,007 0,007 0,007 0,007 0,009 0,009 0.008 0.007

Sumber : Data Primer

Page 118: NURUL HIDAYATI-FKIK

99

Berdasarkan tabel 5.28 diperoleh bahwa pada analisis pemodelan

prediksi dihasilkan sembilan model. Model pertama menunjukkan

bahwa terdapat dua variabel yang memiliki nilai p< 0,1 yaitu variabel

kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat. Sedangkan delapan

variabel lainnya memiliki nilai p >0,1 dan variabel perilaku petugas

kesehatan memiliki nilai p paling besar, sehingga pada model

selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel perilaku petugas kesehatan.

Pada model kedua, hasil analisisnya menunjukkan bahwa tujuh variabel

memiliki nilai p>0,1 dan variabel pendapatan keluarga yang memiliki

nilai p paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak

mengikutsertakan variabel pendapatan keluarga. Pada model ketiga,

hasil analisis menunjukkan bahwa enam variabel memiliki nilai p>0,1

dan variabel tingkat pengetahuan ibu yang memiliki nilai p paling besar,

sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel

tersebut.

Selanjutnya pada model keempat, hasil analisisnya menunjukkan

bahwa lima variabel memiliki nilai p > 0,1 dan variabel pendidikan ibu

yang memiliki nilai p paling besar, sehingga pada model selanjutnya

tidak mengikutsertakan variabel tersebut. Pada model kelima, hasil

analisisnya menunjukkan bahwa empat variabel memiliki nilai p>0,1

dan variabel perilaku kader yang memiliki nilai p paling besar, sehingga

pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan variabel tersebut.

Page 119: NURUL HIDAYATI-FKIK

100

Pada model keenam, hasil analisisnya menunjukkan bahwa tiga

variabel memiliki nilai p>0,1 dan variabel umur ibu yang memiliki nilai

p paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak mengikutsertakan

variabel tersebut. Pada model ketujuh hasil analisis menunjukkan bahwa

dua variabel memiliki nilai p>0,1 dan variabel sikap ibu yang memiliki

nilai p paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak

mengikutsertakan variabel tersebut. Pada model kedelapan hasil analisis

menunjukkan bahwa satu variabel memiliki nilai p>0,1 yaitu variabel

status bekerja ibu, sehingga pada model selanjutnya tidak

mengikutsertakan variabel status bekerja ibu. Selanjutnya pada model

sembilan ternyata tidak terdapat variabel yang memiliki nilai p>0,1,

sehingga didapatkan model akhir dua variabel yaitu kepemilikan KMS

dan perilaku tokoh masyarakat dengan nilai Pvalue berturut-turut

sebesar 0,047 dan 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat diduga memiliki

hubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa tahun 2010.

Pada setiap analisis dilakukan perbandingan nilai OR, apabila

tidak ada perubahan nilai OR yang >10% maka variabel yang memiliki

nilai Pvalue paling besar akan tetap dikeluarkan dari setiap analisis yang

dilakukan. Perubahan nilai OR pada setiap analisis model prediksi

partisipasi ibu balita ke Posyandu dapat dilihat pada lampiran.

Page 120: NURUL HIDAYATI-FKIK

101

3. Penyusunan Model Akhir

Setelah dilakukan analisis, diperoleh hasil bahwa kepemilikan

KMS dan perilaku tokoh masyarakat merupakan faktor risiko utama

yang mempengaruhi partisipasi ibu balita ke Posyandu, maka modelnya

dapat dilihat pada tabel 5.29 sebagai berikut:

Tabel 5.29

Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan

Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

Tahun 2010

Variabel B Wald Pwald OR 90% CI

Kepemilikan KMS 0,904 3,940 0,047 2,470 1,168 – 5,223

Perilaku tokoh masyarakat 0,785 7,205 0,007 2,192 1,355 – 3,547

Constant -1,788 14,750

Negelkerke R Square = 0,073 Pvalue = 0,000

Berdasarkan tabel 5.29, diketahui variabel kepemilikan KMS dan

perilaku tokoh masyarakat terbukti berhubungan signifikan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR untuk setiap variabel.

Variabel kepemilikan KMS memiliki nilai OR 2,470 dan perilaku tokoh

masyarakat memiliki nilai OR 2,192. Dari analisa diatas juga diketahui

bahwa variabel kepemilikan KMS memiliki nilai OR paling besar yaitu

2,470. Sehingga dapat diasumsikan bahwa variabel kepemilikan KMS

paling besar pengaruhnya terhadap partisipasi ibu balita ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa pada tahun 2010. Semakin besar nilai OR, maka

semakin besar pula pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Page 121: NURUL HIDAYATI-FKIK

102

Dari hasil analisis multivariat secara keseluruhan, maka

persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Logit Partisipasi ibu balita ke Posyandu = -1,788 + (0,904*

kepemilikan KMS) + (0,785* perilaku tokoh masyarakat)

Dengan model persamaan diatas, maka dapat memperkirakan

partisipasi ibu balita dengan variabel kepemilikan KMS dan perilaku

tokoh masyarakat. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa partisipasi

ibu balita ke Posyandu akan berubah menjadi partisipasi tidak aktif

sebesar 0,904 jika ibu balita tidak memiliki KMS dan partisipasi ibu

balita ke Posyandu akan berubah menjadi partisipasi tidak aktif sebesar

0,785 kali jika ibu melihat perilaku tokoh masyarakatnya tidak baik

terhadap kegiatan Posyandu. Semakin besar nilai beta (B) maka semakin

besar hubungannya dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien

determinan (R square) menunjukkan nilai 0,073, artinya bahwa model

regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 7,3% variasi variabel

dependen partisipasi ibu balita ke Posyandu. Dengan demikian, variabel

kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat hanya dapat

menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu balita ke Posyandu sebesar

7,3%. Sedangkan 92,7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

diteliti (hasil terlampir).

Page 122: NURUL HIDAYATI-FKIK

103

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian, yaitu:

a. Penelitian ini hanya sebatas melihat ada tidaknya hubungan, tidak sampai

pada tahap untuk mencari hubungan sebab akibat antar variabel dependen

dengan independen karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan.

b. Sampel ibu balita yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini

hanya pada ibu balita yang pernah hadir ke Posyandu dalam 6 bulan

terakhir, sehingga gambaran karakteristik ibu balita tidak dapat terlihat

secara keseluruhan.

6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Partisipasi masyakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat

dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat. Partisipasi

masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri

baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri (Notoatmodjo, 2007).

Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk perilaku.

Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita dalam

Page 123: NURUL HIDAYATI-FKIK

104

program Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anaknya untuk

ditimbang berat badan ke Posyandu secara teratur setiap bulan. Target yang

ingin dicapai oleh Nasional adalah 80% dapat berpartisipasi dengan aktif ke

Posyandu.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak dibandingkan dengan ibu

balita yang berpartisipasi aktif ke Posyandu. Ibu balita yang berpartisipasi aktif

ke Posyandu di Kelurahan Rempoa hanya sebesar 36,5%, angka ini belum

mencapai target yang sudah ditetapkan Nasional yaitu 80%. Hal ini

menunjukkan masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk membawa

anak balitanya datang ke Posyandu. Padahal, menurut Khomsan (2007),

kunjungan balita secara rutin ke Posyandu sangat dianjurkan karena di

Posyandu setiap balita akan dimonitor berat badannya melalui penimbangan,

sehingga akan diperoleh trend berat badan dari bulan ke bulan. Apabila terjadi

trend yang menurun atau berat badan balita dibawah garis merah, maka

Posyandu diharapkan dapat memberikan nasihat gizi atau memberikan

makanan tambahan, sehingga trend berat badan yang menurun dapat dicegah.

Angka partisipasi yang aktif ke Posyandu di Kelurahan Rempoa masih

rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Sambas (2002) di Kelurahan

Bojongherang Kabupaten Cianjur yaitu didapatkan 57,7% ibu balita yang

berpartisipasi aktif ke Posyandu dan penelitian Soeryoto (2001) di Kecamatan

Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan proporsi ke Posyandu dengan

Page 124: NURUL HIDAYATI-FKIK

105

cakupan sedikit lebih tinggi daripada Kelurahan Rempoa yaitu sebesar 48,1%.

Keadaan ini menunjukkan bahwa meskipun lokasi penelitian berbeda, tingkat

partisipasi masyarakat dalam menimbangkan anak balita ke Posyandu tidak

berbeda jauh dan masih tetap dibawah target nasional yaitu sebesar 80%.

Partisipasi ibu balita ke Posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur ibu, pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu,

sikap ibu, status bekerja ibu, pendapatan keluarga, jarak tempuh dari rumah ke

Posyandu, kepemilikan KMS, perilaku kader, perilaku petugas kesehatan dan

perilaku tokoh masyarakat. Berdasarkan hasil analisa data, pada hasil penelitian

ini menunjukkan beberapa faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu

balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa, yaitu variabel kepemilikan KMS,

dan perilaku tokoh masyarakat. Selanjutnya pada tahap analisis multivariat

diketahui bahwa koefisien determinan menunjukkan nilai 0,073, yang artinya

bahwa variabel kepemilikan KMS dan perilaku tokoh masyarakat hanya dapat

menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu balita ke Posyandu sebesar 7,3%.

Sedangkan 92,7% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam

penelitian ini, misalnya variabel jumlah anak, status menikah, persepsi

responden terhadap kelengkapan Posyandu, persepsi ibu terhadap pelayanan

Posyandu, dan lain sebagainya.

Page 125: NURUL HIDAYATI-FKIK

106

6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa

Umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena

kemampuan yang dimiliki dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari di

luar faktor pendidikannya (Sedioetama, 2006). Menurut Kresno (1997) dalam

Dharmawati (2010) umur adalah salah satu aspek sosial yang berpengaruh

terhadap perilaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu balita di Kelurahan Rempoa

lebih banyak pada kelompok umur <20 atau >29 tahun. Berdasarkan hasil

penelitian juga diketahui bahwa persentase ibu balita yang berpartisipasi tidak

aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang berumur <20 atau >29

tahun dibanding dengan ibu yang berumur 20-29 tahun. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hurlock dalam Gabriel (2008) bahwa faktor usia muda cenderung

menjadikan ibu untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada kepentingan

anaknya. Begitu juga Sunyoto dalam Arinta (2010) mengatakan adanya

pengalaman bahwa seseorang yang sudah lanjut usia maka penerimaan terhadap

hal baru semakin rendah dikarenakan mereka memiliki kecenderungan selalu

bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal

yang sifatnya baru. Dengan demikian, ibu yang memiliki kedua umur tersebut

cenderung akan mempengaruhi perilaku mereka yaitu dengan berpartisipasi

tidak aktif ke Posyandu.

Page 126: NURUL HIDAYATI-FKIK

107

Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara umur ibu balita dengan partisipasi ke

Posyandu dengan nilai p= 0,441 (p >0,1). Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Susenas (1986) dalam Alibbirwin (2001) yang menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara umur ibu dengan status gizi balita. Dimana ibu

yang berumur antara 20-29 tahun memiliki kecenderungan untuk memiliki

balita dengan status gizi baik yang salah satu faktor mendukungnya adalah

berpartisipasi aktif ke Posyandu.

Tidak adanya hubungan antara umur ibu dengan partisipasi ibu ke

Posyandu kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain, seperti pengetahuan yang

dimiliki ibu balita. Berdasarkan hasil uji interaksi antara umur ibu dengan

pengetahuan ibu diketahui bahwa ibu balita yang memiliki umur berisiko (<20

atau >29 tahun) cenderung memiliki pengetahuan yang kurang dibanding

dengan ibu balita yang berumur tidak berisiko (20-29 tahun). Dengan

pengetahuan kurang yang dimiliki ibu balita mengenai Posyandu, maka ada

kecenderungan berpengaruh terhadap terbentuknya perilakunya yaitu ibu balita

tidak berpartisipasi aktif ke Posyandu. Sebagaimana Notoatmodjo (2003)

mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang, karena dengan perilaku yang tidak didasari

pengetahuan akan sulit dipertahankan kelanggengannya.

Page 127: NURUL HIDAYATI-FKIK

108

6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak

yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan

sebagainya (Soetjiningsih (1995) dalam Khalimah (2007).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

berpendidikan tinggi dibanding dengan ibu balita yang berpendidikan rendah.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pendidikan ibu balita dengan partisipasinya ke Posyandu

dengan nilai p= 0,436 (p>0,1). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Eddy (2000) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna

antara tingkat pendidikan ibu balita dengan partisipasi ke Posyandu. Namun

hasil penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian Harianto (1992) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan responden dengan

partisipasi mereka ke Posyandu.

Penelitian ini tidak berhubungan karena ibu yang memiliki pendidikan

tinggi kemungkinan akan mempunyai pekerjaan di luar rumah sehingga akan

mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu secara rutin.

Berdasarkan hasil uji interaksi antara pendidikan dengan pekerjaan ibu

Page 128: NURUL HIDAYATI-FKIK

109

diketahui bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi cenderung untuk

memiliki pekerjaan, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan partisipasi ibu

balita ke Posyandu menurun. Sebagaimana hal tersebut diperkuat oleh Marsigit

(2004) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memberi peluang kepada

ibu rumah tangga untuk mendapatkan pekerjaan sehingga waktunya di dalam

rumah akan semakin sedikit dan berdampak negatif pada pemeliharaan

kesehatan anak dan keluarga.

6.5 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa

Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) menempatkan pengetahuan

sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau

mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang. Pengetahuan seseorang

tentang suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau

berpartisipasi didalamnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

memiliki pengetahuan kurang dibanding dengan ibu balita yang memiliki

pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita dengan

partisipasi ke Posyandu dengan nilai p= 0,709 (p >0,1).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa

pengetahuan ibu tidak berhubungan secara bermakna dengan kehadiran ibu

Page 129: NURUL HIDAYATI-FKIK

110

balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian Maharsi

(2007), Hutagulung (1992) dan Juarsa (2004) yang mengatakan bahwa ada

hubungan bermakna antara pengetahuan ibu balita dengan partisipasi ke

Posyandu.

Pengetahuan ibu tidak berhubungan dengan partisipasi ke Posyandu

kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu. Berdasarkan hasil uji

interaksi antara variabel pengetahuan dengan pendidikan ibu diketahui bahwa

ibu yang memiliki pengetahuan kurang cenderung karena memiliki pendidikan

yang rendah, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi terhadap perilaku

seseorang. Sebagaimana Cahyaningsih dalam Khomsan et al (2007)

mengatakan bahwa seseorang dengan pendidikan relatif tinggi cenderung

memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan yang

berpendidikan lebih rendah.

Selanjutnya, menurut pendapat Soetjiningsih dalam Khalimah (2007)

bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku

sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan

orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang

anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,

bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya. Jadi,

bilamana seseorang memiliki pendidikan yang rendah maka ada kecendrungan

akan berpengaruh terhadap perilaku orang tersebut, dalam hal ini berpengaruh

Page 130: NURUL HIDAYATI-FKIK

111

terhadap partisipasinya yang tidak aktif ke Posyandu untuk menimbang

anaknya.

Asumsi lain tidak adanya hubungan kemungkinan dipengaruhi oleh

faktor kepemilikan KMS. Berdasarkan hasil uji interaksi antara pengetahuan

ibu dengan kepemilikan KMS didapatkan bahwa ibu yang berpengetahuan

kurang cenderung tidak memiliki KMS anaknya. Sebagaimana teori Green

mengatakan bahwa pengetahuan saja tidak menjamin terjadinya perilaku

seseorang, sehingga masih diperlukan faktor yang mendukung perilaku

tersebut. Dalam hal ini, kepemilikan KMS adalah salah satu faktor yang

mendukung terjadinya suatu perilaku. Bilamana seorang ibu balita tidak

memiliki KMS anaknya maka ada kecendrungan ibu balita tersebut untuk

berperilaku yang kurang baik pula, yaitu perilaku untuk menimbang anaknya di

Posyandu tidak aktif.

Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan seseorang memiliki

5 tingkatan, tingkatan terendah adalah tahu (know) yang diartikan sekedar dapat

menyebutkan, tingkatan kedua dan ketiga yaitu memahami dan

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Bila dikaitkan dengan

pendapat Notoatmodjo tersebut, maka pengetahuan ibu balita di Kelurahan

Rempoa hanya baru pada tingkatan pengetahuan paling rendah yaitu ibu balita

hanya tahu saja tetapi belum dipahami secara mendalam serta belum

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diketahui tersebut.

Page 131: NURUL HIDAYATI-FKIK

112

6.6 Sikap Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa

Sikap belum merupakan suatu perbuatan, tetapi dari sikap dapat

diramalkan perbuatannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pranadji (1988)

bahwa sikap akan sangat berguna bagi seseorang, sebab sikap akan

mengarahkan perilaku secara langsung.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

memiliki sikap tidak baik terhadap Posyandu dibanding dengan ibu balita yang

memiliki sikap baik terhadap Posyandu. Berdasarkan hasil uji statistik juga

menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita

dengan partisipasinya ke Posyandu dengan p= 0,244 (p >0,1).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sambas (2002) bahwa

tidak ada hubungan bermakna antara sikap ibu dengan kunjungan ibu-ibu balita

ke Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Maharsi

(2007) dan Thaha (1990) di Kotamadya Ujung Pandang bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan partisipasi ibu balita ke

Posyandu. Ibu balita yang memiliki sikap tidak baik mempunyai kemungkinan

lebih besar untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu daripada ibu balita yang

memiliki sikap yang baik.

Variabel sikap ibu tidak berhubungan kemungkinan disebabkan oleh

masih adanya anggapan bahwa Posyandu hanya milik masyarakat yang tidak

Page 132: NURUL HIDAYATI-FKIK

113

mempunyai pilihan dalam pelayanan kesehatan dalam artian hanya milik orang-

orang miskin, sehingga ada yang tidak mau berpartisipasi dengan baik ke

Posyandu. Ada kemungkinan juga karena dipengaruhi oleh faktor lain seperti

pengetahuan yang dimiliki ibu. Berdasarkan hasil uji interaksi antara variabel

sikap ibu dengan pengetahuan ibu didapatkan bahwa ibu balita yang memiliki

sikap tidak baik cenderung karena memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini

sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa

komponen pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menentukan sikap.

Seseorang yang berpengetahuan gizi baik cenderung untuk memiliki sikap gizi

yang baik pula, hal ini jika dilakukan penyuluhan untuk mendukung sikapnya.

Begitu pula dalam penelitian ini, ibu balita yang memiliki pengetahuan gizi

kurang cenderung untuk memiliki sikap gizi yang tidak baik pula.

Asumsi lain kemungkinan karena dipengaruhi oleh pendidikan ibu.

Berdasarkan hasil uji interaksi antara variabel sikap ibu dengan pendidikan ibu

didapatkan bahwa ibu balita yang memiliki sikap tidak baik cenderung karena

ibu memiliki pendidikan yang rendah. Hasil ini sesuai dengan pernyataan

Pranadji (1988) bahwa perubahan sikap dan kepercayaan seseorang dapat

dipengaruhi oleh adanya suatu pendidikan baik formal maupun informal.

Begitu juga, hal tersebut sependapat dengan Atmarita dan Fallah (2004) yaitu

bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi terjadinya perubahan sikap dan

perilaku hidup sehat seseorang. Apabila seseorang berpendidikan rendah maka

sikap orang tersebut terhadap suatu hal cenderung tidak baik pula, sehingga hal

Page 133: NURUL HIDAYATI-FKIK

114

ini akan berpengaruh terhadap perilaku ibu yaitu partisipasi ke Posyandu juga

rendah.

Asumsi lainnya tidak berhubungan yaitu ibu balita yang memiliki

sikap tidak baik terhadap Posyandu kemungkinan dipengaruhi oleh lingkungan

disekitar mereka seperti adanya tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan juga

kadernya. Berdasarkan uji interaksi antara variabel sikap ibu dengan sikap

kader, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat didapatkan bahwa apabila

kader, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat memiliki sikap yang tidak baik

terhadap Posyandu menurut pandangan ibu, maka kecendrungan ibu balita

untuk bersikap yang tidak baik pula terhadap Posyandu. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Sarwono dalam Maulana (2009) bahwa sikap dapat terbentuk

dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Interaksi disini tidak hanya

berupa kontak sosial dan hubungan antarpribadi sebagai anggota kelompok

sosial, tetapi meliputi juga hubungan dengan lingkungan fisik maupun

lingkungan psikologis serta dapat berubah jika ada pengalaman luar biasa. Jika

pendapat tersebut dikaitkan dengan penelitian ini, maka lingkungan mempunyai

pengaruh besar dalam pembentukan dan perubahan sikap seseorang.

6.7 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi ke Posyandu di

Kelurahan Rempoa

Salah satu penyebab seseorang tidak berpartisipasi baik ke Posyandu

adalah karena pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu

Page 134: NURUL HIDAYATI-FKIK

115

yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan

Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

bekerja dibanding dengan ibu balita yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini

didukung oleh hasil penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu

balita yang bekerja tidak mempunyai peluang baik untuk berkunjung ke

Posyandu dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu balita dengan partisipasi ke

Posyandu dengan nilai p= 0,262 (p >0,1). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Sambas (2002) di Kelurahan Bojongherang bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pekerjaan dengan

kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu. Namun, hal ini berbeda dengan

hasil penelitian Hidayat yang dikutip dalam penelitian Sambas (2002) yang

menyatakan adanya hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku

responden ke Posyandu.

Tidak adanya hubungan kemungkinan disebabkan oleh ibu balita yang

bekerja tidak mempunyai waktu luang sehingga semakin tinggi aktivitas

pekerjaan ibu maka semakin sulit ibu datang ke Posyandu. Asumsi lain

kemungkinan karena Posyandu diselenggarakan pada hari kerja dan jam kerja

yaitu diselenggarakan mulai jam 09.00 hingga 12.00 WIB pada hari kerja

Page 135: NURUL HIDAYATI-FKIK

116

sehingga ibu yang bekerja tidak dapat membawa anaknya ke Posyandu.

Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Widiastuti (2006) yang menyatakan

bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa anaknya ke Posyandu

untuk ditimbang karena faktor pekerjaan ibu balita merupakan salah satu faktor

penghambat ibu balita memanfaatkan penimbangan anak balitanya di

Posyandu.

Asumsi lainnya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendapatan

keluarga. Seseorang yang bekerja cenderung untuk memiliki pendapatan

keluarga yang cukup. Berdasarkan hasil uji interaksi antara variabel pekerjaan

dengan pendapatan keluarga didapatkan bahwa ibu yang bekerja cenderung

untuk memiliki pendapatan yang cukup pula. Sehingga hal tersebut dapat

menyebabkan partisipasi ibu balita ke Posyandu mengalami penurunan karena

ada kemungkinan mereka yang memiliki pendapatan yang cukup akan lebih

memilih pelayanan kesehatan yang lain dibanding ke Posyandu. Sebagaimana

dikatakan oleh Tuti (1989) bahwa pendapatan yang lebih tinggi akan

memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan bahkan kesempatan untuk memilih atau menentukan jenis

pelayanan sesuai dengan keinginannya. Hal ini dihubungkan dengan

tersedianya biaya baik untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan, maupun

pencegahan penyakit. Dapat pula dihubungkan dengan kemampuan untuk

mendapatkan informasi tentang tersedianya fasilitas pelayanan yang modern.

Page 136: NURUL HIDAYATI-FKIK

117

6.8 Pendapatan Keluarga dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa

Pendapatan keluarga/rumah tangga adalah harta yang diterima oleh

sebuah rumah tangga sebagai hasil dari seluruh usaha semua warganya

(Depdiknas, 2005). Dalam penelitian ini pendapatan keluarga yang dimaksud

adalah pendapatan ibu dan ayah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

memiliki pendapatan keluarga cukup dibanding dengan ibu balita yang

memiliki pendapatan keluarga kurang. Hasil uji statistik juga menunjukkan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan nilai 1,000 (p >0,1). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) menyatakan bahwa tidak adanya

hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan kunjungan ibu

balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian Ascobat

Gani yang dikutip Tuti (1989) bahwa ada hubungan antara pendapatan keluarga

dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Pendapatan keluarga tidak berhubungan kemungkinan karena dengan

pendapatan yang cukup seseorang akan mencari fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya seperti Puskesmas, dokter atau bidan praktek. Sehingga hal tersebut

akan berpengaruh terhadap perilaku ibu untuk berpartisipasi ke Posyandu.

Sebagaimana diperkuat oleh pendapat Tuti (1989) bahwa dengan pendapatan

Page 137: NURUL HIDAYATI-FKIK

118

yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi

seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bahkan kesempatan untuk

memilih atau menentukan jenis pelayanan yang lain sesuai dengan

keinginannya.

Asumsi lainnya pendapatan keluarga tidak berhubungan kemungkinan

dipengaruhi oleh status bekerja ibu. Ibu balita yang memiliki pendapatan cukup

cenderung karena dia memiliki pekerjaan, sehingga mempunyai kemungkinan

lebih besar untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu daripada ibu balita yang

tidak bekerja. Berdasarkan uji interaksi antara variabel pendapatan keluarga

dengan status bekerja ibu didapatkan bahwa ibu yang memiliki pendapatan

keluarga cukup itu cenderung karena dia bekerja, sehingga orang yang bekerja

umumnya tidak mempunyai waktu luang, sehingga semakin tinggi aktivitas

pekerjaan maka semakin sulit untuk datang ke Posyandu. Hal ini diperkuat oleh

Widiastuti (2006) yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan

tidak membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang karena faktor pekerjaan

ibu balita merupakan salah satu faktor penghambat ibu balita memanfaatkan

penimbangan anak balitanya di Posyandu.

6.9 Kepemilikan KMS dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa

Menurut Depkes RI (2000), Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah alat

sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan

pertumbuhan anak. Bagi semua ibu yang memiliki anak balita dan terdaftar di

Page 138: NURUL HIDAYATI-FKIK

119

Posyandu perlu memiliki KMS anak balitanya, karena hal ini sangat penting

dalam pemantauan kesehatan anak balitanya pada waktu mengunjungi

Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

tidak memiliki KMS dibanding dengan ibu balita yang memiliki KMS. Hasil uji

statistik juga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

kepemilikan KMS dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan nilai p=

0,058 (p <0,1). Hasil penelitian ini sejalan dengan Sambas (2002) bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan KMS dengan kunjungan

ibu balita ke Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian Thaha (1990) yang menyatakan bahwa pandangan responden

terhadap ketersediaan sarana (kepemilikan KMS) tidak menunjukkan perbedaan

yang bermakna.

Dalam penelitian ini, ibu balita yang tidak memiliki KMS anaknya

dikarenakan ibu mengaku bahwa KMS anaknya sudah hilang sehingga belum

dapat gantinya. Hal inilah yang dapat mempengaruhi partisipasi mereka ke

Posyandu berkurang, karena KMS merupakan salah satu sarana untuk

seseorang berperilaku. Sebagaimana pendapat Soekidjo Notoatmodjo dalam

bukunya Pengantar Ilmu Perilaku bahwa ternyata sarana-sarana fisik

mempengaruhi seseorang untuk berperilaku. Berdasarkan Depkes (2000) bahwa

KMS balita dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga

Page 139: NURUL HIDAYATI-FKIK

120

untuk memantau tumbuh kembang anak agar tidak terjadi kesalahan atau

ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. Dengan adanya KMS dapat

memberi motivasi bagi ibu balita untuk mengunjungi kegiatan Posyandu.

Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, variabel

kepemilikan KMS merupakan faktor yang diduga paling dominan berhubungan

dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur. Berdasarkan hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 2,470

(1,168 – 5,223), artinya ibu balita yang tidak memiliki KMS mempunyai

peluang 2,470 kali untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan

ibu balita yang memiliki KMS. Semakin besar nilai OR maka semakin besar

hubungan faktor tersebut dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Apabila ibu balita memiliki KMS anaknya maka mereka akan lebih

terangsang untuk mengunjungi Posyandu karena mereka relatif lebih

termotivasi bila melihat/memiliki KMS anaknya. Pendapat ini didukung oleh

teori Mahdi dalam Maharsi (2007), bahwa KMS merupakan alat untuk

memotivasi ibu dalam upaya memberikan sesuatu yang terbaik untuk anaknya

agar perkembangan anak akan lebih normal, dengan demikian dikemudian hari

anak menjadi lebih cerdas.

6.10 Perilaku Kader dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa

Ibu balita yang mendapat pembinaan dari kader akan berpartisipasi

dengan baik ke Posyandu, karena mereka akan merasa diakui dan diperhatikan

Page 140: NURUL HIDAYATI-FKIK

121

keberadaannya oleh pengelola Posyandu sehingga rutin datang ke Posyandu

(Sambas, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

melihat perilaku kader tidak baik terhadap kegiatan Posyandu dibanding dengan

ibu balita yang melihat perilaku kader baik terhadap kegiatan Posyandu. Hasil

uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

perilaku kader dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan nilai p= 0,595

(p >0,1). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku kader dengan kunjungan ibu

balita ke Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

Hutagulung (1992), Eddy (2000) dan Sambas (2002) bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara pembinaan dari kader dengan partisipasi masyarakat

dalam menimbang anak balitanya ke Posyandu

Tidak adanya hubungan kemungkinan dipengaruhi oleh ketrampilan

kader itu sendiri. Kader Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan

Posyandu mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

Posyandu. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa sebagian

ibu balita melihat perilaku kader kurang baik terhadap kegiatan Posyandu,

kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh masih kurangnya ketrampilan kader

dalam memberikan pelayanan kepada ibu-ibu balita yang ke Posyandu,

sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kehadiran ibu balita ke Posyandu.

Page 141: NURUL HIDAYATI-FKIK

122

Sebagaimana teori Azwar dalam Khalimah (2007) mengatakan bahwa

ketrampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam sistem

pelayanan di Posyandu, karena dengan pelayanan kader yang terampil akan

mendapat respon positif dari ibu-ibu yang mempunyai balita, sehingga terkesan

ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal ini mendorong para ibu balita

rajin berkunjung ke Posyandu.

Dalam Islam juga dikatakan bahwa individu dan lingkungannya harus

saling menyokong dalam hal penghambaan diri pada Allah, sehingga yang

muncul adalah lingkaran kebajikan yang saling mendukung dalam kesalehan

(Sumantri, 2010). Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang

berbunyi:

Artinya: “... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan kebajikan dan

taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ...

(Q.S. Al-Maidah: 2).

Ayat tersebut jika dikaitkan dengan perilaku kader disini adalah, kader

Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan Posyandu, mereka memiliki

tugas dan tanggung jawab untuk membantu orang-orang di Posyandu dengan

Page 142: NURUL HIDAYATI-FKIK

123

segala kemampuan yang dimilikinya, karena dalam persaudaraan diharuskan

dapat saling tolong menolong sehingga dapat meningkatkan kesalehan.

Selanjutnya, asumsi lain kemungkinan karena kader sendiri kurang

mendapatkan pelatihan secara berkala, sehingga pengetahuan dan keterampilan

kader dalam hal kegiatan Posyandu masih kurang atau kemungkinan

disebabkan oleh hanya sebagian kader yang hadir ketika kegiatan Posyandu

berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan didapatkan bahwa

dalam setahun pelatihan yang diadakan terhadap kader hanya sekali

kemungkinan karena kader mempunyai kesibukan masing-masing. Dalam hal

ini, perilaku positif atau negatif pada kader turut berperan dalam mempengaruhi

keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Posyandu. Sebagaimana pendapat

Judd dalam Juarsa (2004) yang menyatakan bahwa keaktifan kader

berhubungan dengan lama dan metode pelatihan yang didapat, dukungan

masyarakat dan pembinaan kepala desa. Hal ini menunjukkan bahwa melalui

pelatihan yang baik dan tepat dapat meningkatkan kemampuan kader dalam

mengelola Posyandu sehingga berdampak positif terhadap partisipasi ibu dalam

penimbangan balita di Posyandu.

6.11 Perilaku Petugas Kesehatan dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Ibu balita yang memperoleh bimbingan dari petugas kesehatan relatif

lebih sering mengunjungi Posyandu untuk menimbang dan memeriksa anaknya.

Petugas kesehatan yang berperilaku baik terhadap ibu balita merupakan hal

Page 143: NURUL HIDAYATI-FKIK

124

yang sangat penting karena dengan perilaku petugas yang baik maka ibu balita

akan termotivasi untuk melakukan sesuatu perbuatan termasuk membawa anak

mereka ke Posyandu (Sambas, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

melihat perilaku petugas kesehatan tidak baik terhadap kegiatan Posyandu

dibanding dengan ibu balita yang melihat perilaku petugas kesehatan baik

terhadap kegiatan Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara perilaku petugas kesehatan dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu dengan nilai p= 0,303 (p >0,1).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juarsa (2004) bahwa

tidak terdapat hubungan bermakna antara bimbingan petugas kesehatan dengan

cakupan penimbangan balita di Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda

dengan hasil Hutagulung (1992) dan Sambas (2002) bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara bimbingan dari petugas kesehatan dengan kunjungan ibu

balita ke Posyandu.

Tidak adanya hubungan antara perilaku petugas kesehatan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu kemungkinan karena sebagian ibu balita yang

menggunakan Posyandu melihat bahwa kualitas petugas kesehatan yang ada di

Posyandu belum maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan petugas

yang hadir kadang-kadang belum terlalu menunjukkan perhatian mereka kepada

ibu balita. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kontak petugas dengan

Page 144: NURUL HIDAYATI-FKIK

125

ibu-ibu balita relatif kurang bila dibandingkan dengan kader, karena kader

bertempat tinggal diantara ibu-ibu balita sehingga kesempatan untuk bertemu

dan mengajak ibu ke Posyandu lebih banyak dibandingkan dengan petugas

yang pada umumnya hanya sebulan sekali bertemu.

Sebagaimana menurut Thaha (1990) mengatakan bahwa ibu balita

yang menggunakan jasa pelayanan Posyandu untuk kepentingan merawat

kesehatan anaknya lebih ditentukan oleh pandangan mereka terhadap seberapa

jauh kualitas pelayanan yang ada di Posyandu ataupun yang ada di lembaga

pelayanan kesehatan lainnya. Begitu juga, menurut pendapat Widiastuti (2007)

juga mengatakan bahwa petugas yang berperilaku baik seperti akrab dengan

masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan mampu

mendekati para tokoh masyarakat merupakan salah satu cara yang dapat

menarik simpatik masyarakat, sehingga masyarakat mau ke Posyandu. Karena

dalam kegiatan Posyandu petugas kesehatan itu menjadi acuan bagi

masyarakat. Jadi, apabila ibu balita melihat perilaku dari petugas kesehatan

tidak baik terhadap kegiatan Posyandu maka hal tersebut cenderung akan

berpengaruh terhadap perilaku, dalam hal ini adalah ibu balita cenderung akan

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu.

6.12 Perilaku Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita ke Posyandu di Kelurahan Rempoa

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat sehingga perilaku

keluarga tidak dapat dipisahkan dari perilaku masyarakat di sekitarnya.

Page 145: NURUL HIDAYATI-FKIK

126

Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa tokoh masyarakat adalah jembatan antara

sector kesehatan kesehatan dengan masyarakat. Jadi tokoh masyarakat sangat

berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam berpartisipasi ke Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

melihat perilaku tokoh masyarakat tidak baik terhadap kegiatan Posyandu

dibanding dengan ibu balita yang melihat perilaku tokoh masyarakat baik

terhadap kegiatan Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara perilaku tokoh masyarakat dengan partisipasi

ibu balita ke Posyandu dengan nilai p= 0,009. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Sambas (2002) bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara dorongan dari tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu balita ke

Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian

Hutagulung (1992) bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

partisipasi tokoh masyarakat dengan perilaku menimbangkan anaknya ke

Posyandu.

Tokoh masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu

RT/RW. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan informasi dari

beberapa ibu balita diketahui bahwa ketika di waktu pagi setiap bulan tepatnya

pada hari H pelaksanaan kegiatan Posyandu, ibu RT/RW akan mengumumkan

kegiatan Posyandu dengan pengeras suara dari mesjid atau musholla untuk

memberitahukan bahwa pada hari itu ada kegiatan Posyandu yang dilakukan

Page 146: NURUL HIDAYATI-FKIK

127

seperti biasanya. Terkadang ibu RT/RW juga mendatangi rumah para ibu balita

dengan sukarela pada hari sebelum pelaksanan Posyandu untuk

memberitahukan kegiatan Posyandu sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan, sehingga ibu balita yang tidak datang ke Posyandu merasa tidak

enak kepada ibu RT/RW yang mengundang mereka.

Sebagaimana Soedarti (1988) dalam Juarsa (2004) juga menemukan

dalam penelitiannya bahwa partisipasi aktif dari tokoh masyarakat

menghasilkan kemajuan kegiatan Posyandu. Kegiatan Posyandu dilaksanakan

oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri. Oleh karena itu, jika tokoh

masyarakat setempat tidak berpartisipasi/terlibat dalam kegiatan Posyandu, ada

kemungkinan bahwa masyarakat setempat tidak akan menggunakan Posyandu.

Seseorang yang mengerjakan suatu perbuatan dengan ikhlas, maka

Allah akan membalasnya dengan kebaikan, sebagaimana Firman Allah Ta’ala

dalam Al-Qur’an, yang berbunyi:

Artinya : “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu

adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya

(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (Q.S. Al-Ankabut: 6).

Ayat diatas menegaskan bahwa “dan barang siapa yang berjihad”

yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal shaleh hingga ia

bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka seseungguhnya manfaat dan

Page 147: NURUL HIDAYATI-FKIK

128

kebaikan jihadnya adalah untuk dirinya sendiri. Jika maksud dari ayat tersebut

dikaitkan dengan penelitian ini, maka dapat dijelaskan bahwa apabila tokoh

masyarakat memiliki perilaku yang baik terhadap kegiatan Posyandu, sehingga

mereka mau menggunakan kemampuannya untuk melaksanakan amal shaleh

yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada ibu-ibu balita

di Posyandu, maka Allah akan membalas segala kebaikan tokoh masyarakat

tersebut dengan yang lebih baik dari apa yang dikerjakannya.

Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, perilaku tokoh

masyarakat diperoleh nilai OR= 2,192 (1,355-3,547), artinya ibu balita yang

melihat perilaku tokoh masyarakatnya tidak baik terhadap kegiatan Posyandu

mempunyai peluang 2,192 kali untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu

dibandingkan ibu balita yang melihat perilaku tokoh masyarakatnya baik

terhadap kegiatan Posyandu.

Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa untuk berperilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif

dan dukungan fasilitas saja, melainkan perlu perilaku contoh para tokoh

masyarakat, tokoh adat dan petugas kesehatan. Jadi, apabila kegiatan yang

diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakatnya yang

disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut maka mereka akan tertarik juga

untuk berpartisipasi didalamnya.

Page 148: NURUL HIDAYATI-FKIK

129

Page 149: NURUL HIDAYATI-FKIK

129

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Proporsi ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu (63,5%) lebih

banyak dibandingkan dengan ibu balita yang berpartisipasi aktif (36,5%).

2. Proporsi ibu balita yang berumur <20 atau >29 tahun (55,9%) lebih banyak

dibandingkan ibu yang berumur 20-29 tahun (44,1%).

3. Proporsi ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi (64,4%) lebih banyak

dibandingkan ibu yang memiliki pendidikan rendah (35,6%).

4. Proporsi ibu balita yang memiliki pengetahuan baik (70,7%) lebih banyak

dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang (29,3%).

5. Proporsi ibu balita yang memiliki sikap baik (52,3%) lebih banyak

dibandingkan ibu yang memiliki sikap tidak baik (47,7%).

6. Proporsi ibu balita yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga (82%) lebih

banyak dibandingkan ibu yang bekerja (18%).

7. Proporsi ibu balita yang memiliki pendapatan keluarga cukup (55,4%) lebih

banyak dibandingkan ibu yang memiliki pendapatan keluarga kurang

(44,6%).

Page 150: NURUL HIDAYATI-FKIK

130

8. Proporsi ibu balita yang memiliki jarak tempuh yang dekat dari rumahnya ke

Posyandu (96,4%) lebih banyak dibandingkan ibu yang memiliki jarak yang

jauh (3,6%).

9. Proporsi ibu balita yang memiliki KMS (84,7%) lebih banyak dibandingkan

ibu yang tidak memiliki KMS (15,3%).

10. Proporsi ibu yang melihat perilaku kader baik terhadap kegiatan Posyandu

(51,4%) lebih banyak dibandingkan ibu yang melihat perilaku kader tidak

baik terhadap Posyandu (48,6%).

11. Proporsi ibu yang melihat perilaku petugas kesehatan baik terhadap kegiatan

Posyandu (77%) lebih banyak dibandingkan ibu yang melihat perilaku

petugas kesehatan tidak baik terhadap Posyandu (23%).

12. Proporsi ibu yang melihat perilaku tokoh masyarakat baik terhadap kegiatan

Posyandu (54,5%) lebih banyak dibandingkan ibu yang melihat perilaku

tokoh masyarakat tidak baik terhadap Posyandu (45,5%).

13. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan partisipasi

ke Posyandu (p= 0,441) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur

tahun 2010.

14. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan

partisipasi ke Posyandu (p= 0,436) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur tahun 2010.

Page 151: NURUL HIDAYATI-FKIK

131

15. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu

dengan partisipasi ke Posyandu (p= 0,709) di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur tahun 2010.

16. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan partisipasi

ke Posyandu (p= 0,244) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur

tahun 2010.

17. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan

partisipasi ke Posyandu (p= 0,262) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur tahun 2010.

18. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan

partisipasi ibu ke Posyandu (p= 0,915) di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur tahun 2010.

19. Terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan KMS dengan

partisipasi ke Posyandu (p= 0,058) di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur tahun 2010.

20. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku kader dengan

partisipasi ibu ke Posyandu (p= 0,595) di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur tahun 2010.

21. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku petugas kesehatan

dengan partisipasi ibu ke Posyandu (p=0,303) di Kelurahan Rempoa

Kecamatan Ciputat Timur tahun 2010.

Page 152: NURUL HIDAYATI-FKIK

132

22. Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku tokoh masyarakat dengan

partisipasi ibu ke Posyandu (p= 0,009) di Kelurahan Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur tahun 2010.

23. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke

Posyandu di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur tahun 2010

adalah kepemilikan KMS.

7.2 Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Disarankan untuk seluruh masyarakat terutama bagi ibu balita untuk

menggunakan semaksimal mungkin sarana yang tersedia di Posyandu,

salah satunya menimbang anak balitanya setiap bulan supaya

perkembangan dan pertumbuhannya dapat dipantau secara teratur.

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur

a. Disarankan agar segera memberikan Kartu Menuju sehat (KMS) kepada

ibu-ibu balita yang KMS-nya hilang, memberi penyuluhan kepada ibu-ibu

tersebut tentang kegunaan KMS, serta mensosialisasikan untuk menjaga

KMS dengan baik dan disiplin membawanya pada saat kegiatan

Posyandu.

b. Disarankan untuk mengadakan sebuah program sosialisasi bahwa

Posyandu adalah milik semua masyarakat, jadi hubungan tokoh

masyarakat terutama ibu RT/RW dengan semua ibu balita perlu dijaga

Page 153: NURUL HIDAYATI-FKIK

133

dengan lebih baik lagi, misalnya dengan diadakannya majlis ta’lim atau

arisan ibu-ibu di Posyandu, sehingga dengan adanya kegiatan tersebut

dapat membantu dalam kelancaran program di Posyandu.

3. Bagi Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

a. Disarankan dapat memberikan pembinaan kepada pihak Puskesmas

tentang kegiatan-kegiatan Posyandu sehingga semua kegiatan tersebut

diharapkan dapat berjalan dengan baik.

4. Bagi Peneliti lain

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan

wilayah dan populasi yang lebih besar misalnya satu kecamatan sehingga

dapat memberikan gambaran partisipasi masyarakat ke Posyandu pada

wilayah yang lebih luas dengan sampel yang lebih besar.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengikutsertakan variabel-variabel

lain yang diduga berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu,

yang tidak dapat diteliti pada penelitian ini misalnya variabel jumlah

anak, status menikah, persepsi responden terhadap kelengkapan

Posyandu, persepsi ibu terhadap pelayanan Posyandu, dan lain

sebagainya.

Page 154: NURUL HIDAYATI-FKIK

134

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2002. Semarang: Penerbit CV. Asy-Syifa

Arinta, Fitriyah Rahayu 2010. Partisipasi Ibu dan Kader Dalam Program Pemberian

Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Kaitannya dengan Tingkat

Kepatuhan Ibu Balita. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas

Ekologi Manusia. IPB

Ariawan Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jurusan

Biostatistik dan Kependudukan. FKM UI

Birwin, Alib. 2001. Karakteristik Keluarga yang Berhubungan dengan Status Gizi

Kurang pada Balita yang Berkunjung ke Posyandu di Desa Bojong Baru

Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2001. Tesis.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

BPS. 2006. Integrasi Indikator Gizi dalam Susesnas Tahun 2005. Jakarta: BPS

Atmarita, Fallah, 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat didalam

Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII; 17-24 Mei 2004.

Jakarta

Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi ke 2.

Yogjakarta: Pustaka Belajar

Depkes RI. 2000. Buku Kader UPGK. Depkes RI. Jakarta

________. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta

________. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun

2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

_______. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta

_______. 2009. Buku Saku Gizi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Depkes RI

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta:

Depkes RI

Page 155: NURUL HIDAYATI-FKIK

135

________. 2007. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa Siaga.

Departemen Kesehatan RI

Dinkes Tangsel. 2009. Laporan Bulanan SKDN di Wilayah Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan. Jakarta

Eddy. 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita

di Posyandu Kabupaten Aceh Timur Tahun 1999. Tesis. Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Forum Koordinasi Jaringan Informasi Pangan dan Gizi. 2009. Kader Posyandu,

Mewujudkan Keluarga Sehat. Jakarta. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes RIGabriel Angelica. 2008.

Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Serta Hidup Bersih dan Sehat

Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa

Cikarawang Bogor. Skripsi. Prodi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga IPB. Bogor

Gunarsa SD, Gunarsa YSD. 1995. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga.

Jakarta: Gunung Mulia

Harianto, Bambang. 1992. Hubungan Karakteristik Ibu Balita dan Lingkungan

Posyandu dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program UPGK. Tesis.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Hartono, Bambang. 2006. Modul dan Materi Promosi Kesehatan Untuk

Politeknik/D3 Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan-Depkes RI

Hasan, Abdul Gani. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu-

ibu yang Memiliki Anak Balita ke Posyandu di Kabupaten Bogor Tahun

2005. Skripsi. FKM UI

Hela. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Serat Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2008. Skripsi. Prodi Kesmas FKIK UIN

Juarsa, Kodiat. 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan

Penimbangan Balita di Posyandu Wilayah I Kabupaten Pandenglang Tahun

2004. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Khalimah Umi. 2007. Hubungan antara Karakteristik dan Sikap Ibu Batita dengan

Praktek Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran

Gunungpati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Page 156: NURUL HIDAYATI-FKIK

136

Khomsan Ali. 2000. Tehnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Msyarakat

dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB Bogor

Khomsan, Ali et al. 2007. Studi Implementasi Program Gizi: Pemanfaatan, Cakupan,

Keefektifan dan dampak Terhadap Status Gizi. Departemen Gizi

Masyarakat. IPB

____________. 2009. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kader Posyandu

Serta Perbaikan Gizi Balita. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Ekologi Manusia. IPB

Maharsi, Retno. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Balita

Datang ke Posyandu Di Wilayah Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi

Tahun 2007. Tesis. FKM UI

Marsigit, Wuri. 2004. Inventerisasi Jenis Taaman Sumber Zat Gizi yang

Dibudidayakan Petani dan Kontribusinya terhada Konsumsi Gizi Keluarga.

Jurnal Akta Agrosia Vol 7 No. 1, 23 Jan-Juni 2004

Maulana Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Moersintowati, et al. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: IDAI

Ningsih Rena. 2008. Analisis Perilaku Sadar Gizi serta Hubungannya dengan

Konsumsi Pangan dan Status Gizi Balita di Desa Babakan Kecamatan

Dramaga Kabupaten Bogor. Skripsi. Prodi Gizi Masyarakat dan

Sumberdaya Keluarga IPB. Bogor

Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:

Rhineka Cipta

_________. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rhineka Cipta

_______. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rhineka

Cipta

_________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka Cipta

Pusat Bahasa, Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.

Jakarta. Balai Pustaka

Puskesmas Ciputat Timur. 2009. Laporan Tahunan SKDN di Kecamatan Ciputat

Timur. Tangerang Selatan

Page 157: NURUL HIDAYATI-FKIK

137

Pradianto, Tuti. 1989. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakhadiran Ibu Balita

dalam Penggunaan Posyandu di Kecamatan Bogor Barat Pada Tahun

1989. Tesis. Pasca Sarjana UI

Reportase Majalah Gemari Edisi 62/VII/2006. Posyandu Plus Tempat Awal

Pembentukan SDM Unggul. Diakses dari

http://www.damandiri.or.id/file/buku/bukuharyonoposdayabab2d.pdf, pada

tanggal 21 Januari 2011 pukul 22.01 WIB.

Riyanto, Agus. 2009. Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan.

Cimahi: Niftra Media Press.

Sabri Luknis, dkk. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sambas, Gun-gun. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu-

ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten

Cianjur. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana

UI

Sembiring Nasab. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam

Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Bagian Kependudukan dan

Biostatistik FKM USU

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati

Soediaoetama, Achmad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi Jilid I.

Jakarta: Dian Rakyat

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Thaha, Ridwan M. 1990. Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktek

Penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang.

Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Torik. 2005. Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam

Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kasus Di Kelurahan Sekaran

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36. 2009. Kesehatan. Jakarta. Diakses

dari www.google.com pada tanggal 01 Juli 2009, pukul 13.32 WIB

Page 158: NURUL HIDAYATI-FKIK

138

Widiastuti, I Gusti AAM. 2006. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Kota

Denpasar, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan. Universitas Gadjah Mada.Yogjakarta

Widiastuti, Atin 2007. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Diakses dari www.libraryunes.com pada tanggal 22 April

2010, pukul 14.21 WIB

Wijaya Awi Mulyadi. 2009. MDG 4, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian

Balita. Diakses dari www.infodokterku.com, pada tanggal 10 juni 2010

pukul 22.36 WIB.

Page 159: NURUL HIDAYATI-FKIK

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Nurul Hidayati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jeunieb, 04 Agustus 1988

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Desa Blang Mee Timu, Jln. Banda Aceh – Medan,

KM. 190, Kec. Jeunieb, Kab. Bireuen, Prov. Aceh,

24263

Email : [email protected]

Nomor HP : 085260612318

PENDIDIKAN FORMAL

1992 - 1994 : TK Jeunieb

1994 - 2000 : MIN Jeunieb

2000 - 2003 : MTsN Jeunieb

2003 - 2006 : MAS Jeumala Amal

2006 – 2010 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan

Masyarakat.

Page 160: NURUL HIDAYATI-FKIK

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya “Nurul Hidayati” mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang

melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu Di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat

Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2010”. Untuk itu saya memohon kesediaan

ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kejujuran ibu dalam menjawab pertanyaan sangat

saya harapkan. Identitas dan jawaban ibu akan saya rahasiakan.

Atas perhatian dan kerja sama ibu, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No. Responden :

Tanggal Wawancara :

A. Identitas Responden

1. Nama Ibu :

2. Umur ibu :

3. Nama Anak :

4. Umur Anak :

5. Alamat :

6. No. telp/Hp :

B. PENDIDIKAN

NO PERTANYAAN Kode

(Diisi Peneliti)

1 Apa pendidikan Ibu terakhir?

a. Tidak sekolah d. Tamat SMA

b. Tamat SD e. Tamat Perguruan Tinggi

c. Tamat SMP

[ ] B1

Page 161: NURUL HIDAYATI-FKIK

C. STATUS BEKERJA

NO PERTANYAAN Kode

(Diisi Peneliti)

1 Apa pekerjaan Ibu ?

a. Guru c. Ibu Rumah Tangga

b. Dagang d. Lainnya, sebutkan………

[ ] C1

D. PENGETAHUAN

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dibawah Ini yang Menurut Anda Benar!

1 Kepanjangan dari POSYANDU adalah……

a. Pos pelayanan kesehatan ibu dan balita

b. Pos pelayanan terpadu

[ ] D1

2 Manfaat dari kegiatan di Posyandu adalah……..

a. Memberi pelayanan kesehatan kepada ibu dan balita

b. Hanya untuk melakukan penimbangan anak balita

[ ] D2

3 Biasanya anak balita rutin di timbang di posyandu adalah…..

a. Seminggu sekali

b. Sebulan sekali

[ ] D3

4 Menurut Ibu, kegiatan apa saja yang dilaksanakan di posyandu?

(Jawaban boleh lebih dari 1)

a. Penimbangan balita c. Imunisasi

b. Pemberian Vitamin A d. Pemeriksaan ibu hamil

c. Pelayanan KB

[ ] D4

5 Menurut ibu, anak umur berapakah yang perlu ditimbang?

a. Anak umur 0-5 tahun

b. Bayi saja umur (0-1 tahun)

c. Semua anak

[ ] D5

6 Apa tujuan ibu datang ke posyandu selain menimbang berat badan

dan imunisasi anak?

a. Memeriksa kesehatan anak

b. Bertemu dengan para ibu balita yang lain

[ ] D6

Page 162: NURUL HIDAYATI-FKIK

7 Bila anak balita ibu terlihat sudah sehat dan gemuk, apakah masih

perlu ditimbang di posyandu?

a. Ya

b. Tidak

[ ] D7

8 Menurut Ibu, program apa yang sebaiknya dilakukan di Posyandu

agar anak balita tidak mudah sakit?

a. Menimbang berat badan anak balita secara rutin

b. Imunisasi

[ ] D8

9 Menurut Ibu, kapan sebaiknya anak pertama kali ditimbang?

a. Sejak lahir

b. Kapan saja

[ ] D9

10 Apa tujuan utama pemberian makanan tambahan bagi anak balita

di posyandu?

a. Agar anak tidak rewel

b. Mencukupi kebutuhan gizi anak

[ ] D10

E. PENDAPATAN KELUARGA

1 Berapa penghasilan keluarga (penghasilan ayah dan atau ibu)

dalam sebulan?

a. Penghasilan keluarga kurang dari Rp. 1.117.245/bln

b. Penghasilan keluarga lebih dari Rp. 1.117.245/bln

[ ] E1

Page 163: NURUL HIDAYATI-FKIK

F. SIKAP IBU

Petunjuk Pengisian Jawaban Berikut:

SS artinya Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

S artinya Anda Setuju dengan pernyataan

TS artinya Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

STS artinya Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan sebagai

berikut:

No PERYATAAN SS S TS STS Kode

(Diisi Peneliti)

1 Saya tidak membawa anak saya ke

Posyandu karena sibuk bekerja

[ ] F2

2 Anak balita saya harusnya secara rutin

dibawa ke posyandu

[ ] F4

3 Saya ke posyandu ketika ada pemberian

vitamin A secara gratis dari kader

[ ] F5

4 Saya ke posyandu ketika ada pemberian

makanan tambahan secara gratis dari kader

[ ] F6

5 Menurut saya, Posyandu adalah salah satu

tempat yang cocok bagi masyarakat untuk

mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anak balita

[ ] F7

6 Saya jarang ke Posyandu karena takut anak

saya akan demam atau sakit setelah di

imunisasi

[ ] F8

7 Menurut saya, kegiatan yang ada di

Posyandu dapat membantu ibu dan balita

dalam memelihara kesehatannya

[ ] F9

Page 164: NURUL HIDAYATI-FKIK

8 Saya hanya ke posyandu ketika ada teman

yang mengajak

[ ] F10

Sumber: Modifikasi dari penelitian Sambas (2002) dan peneliti.

G. JARAK DARI RUMAH KE POSYANDU

NO PERTANYAAN Kode

(Diisi Peneliti)

1 Menurut Ibu, jauhkah jarak dari rumah Ibu ke Posyandu?

a. Dekat

b. Jauh

[ ] G1

2 Berapa menit kira-kira perjalanan dari rumah ibu ke Posyandu?

a. Kurang dari 10 menit

b. Lebih dari 10 menit

[ ] G2

3 Biasanya Ibu datang ke Posyandu, menggunakan apa?

a. Berjalan kaki

b. Memakai Kenderaan

[ ] G3

H. KEPEMILIKAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

1 Apakah anak balita Ibu memiliki KMS?

a. Ya

b. Tidak, alasannya……..

[ ] H1

I. PARTISIPASI KE POSYANDU

1 Berapa kali anak Ibu dibawa ke Posyandu dalam 6 bulan terakhir

ini ?

a. 1-3 kali berturut-turut

b. 4-6 kali berturut-turut

[ ] I1

Page 165: NURUL HIDAYATI-FKIK

J. PERILAKU KADER

Petunjuk Pengisian Jawaban Berikut:

SS artinya Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

S artinya Anda Setuju dengan pernyataan

TS artinya Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

STS artinya Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan sebagai

berikut:

No PERYATAAN SS S TS STS Kode

(Diisi Peneliti)

1 Menurut saya, kader bersikap

ramah/senyum hanya pada kelompok ibu

tertentu di posyandu

[ ] J1

2 Kader selalu mengajak ibu balita ke

posyandu untuk menimbang balita

[ ] J2

3 Menurut saya, tidak semua kader ikut dalam

kegiatan di posyandu

[ ] J3

4 Kader sering menanyakan ketidak hadiran

ibu balita dalam kegiatan posyandu

[ ] J4

5 Kader bersikap ramah ketika memberikan

penyuluhan kepada ibu-ibu di Posyandu

[ ] J5

6 Kader tidak peduli ketika ada anak balita

yang berat badannya tidak naik dari bulan

yang lalu

[ ] J6

K. PERILAKU PETUGAS KESEHATAN SS S TS STS Kode

(Diisi Peneliti)

1 Menurut saya, petugas kesehatan selalu

hadir ketika kegiatan Posyandu berlangsung

[ ] K1

2 Menurut saya, petugas kesehatan tidak

menanyakan alasan mengapa ibu balita

tidak hadir ke Posyandu

[ ] K2

Page 166: NURUL HIDAYATI-FKIK

No PERYATAAN SS S TS STS Kode

(Diisi Peneliti)

4 Menurut saya, petugas kesehatan bersikap

ramah ketika memberikan pelayanan

kesehatan

[ ] K4

5 Menurut saya, petugas kesehatan yang

datang ke posyandu selalu perhatian dengan

semua ibu balita

[ ] K5

6 Menurut saya, petugas kesehatan yang

datang ke posyandu kurang akrab dengan

semua ibu balita

[ ] K6

L. PERILAKU TOKOH MASYARAKAT SS S TS STS Kode

(Diisi Peneliti)

1 Menurut saya, ibu RT/RW jarang mengajak

ibu balita ke posyandu

[ ] L1

2 Menurut saya, ibu RT/RW sering

menanyakan sebab ketidakhadiran ibu balita

ke Posyandu

[ ] L2

3 Menurut saya, ibu RT/RW selalu

ramah/senyum pada semua ibu balita di

Posyandu

[ ] L3

4 Menurut saya, ibu RT/RW kurang

menjelaskan manfaat dari kegiatan di

Posyandu

[ ] L4

5 Menurut saya, ibu RT/RW tidak peduli

dengan kegiatan Posyandu yang ada

[ ] L5

6 Menurut saya, ibu RT/RW selalu ikut hadir

ketika ada kegiatan Posyandu

[ ] L6

TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA…..!

Page 167: NURUL HIDAYATI-FKIK

LAMPIRAN 3

ANALISIS UNIVARIAT

PartisipasiIbu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak aktif 141 63.5 63.5 63.5

Aktif 81 36.5 36.5 100.0

Total 222 100.0 100.0

Umur_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <20 atau >29 t ahun

124 55.9 55.9 55.9

20-29 tahun 98 44.1 44.1 100.0

Total 222 100.0 100.0

Pendidikan_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 79 35.6 35.6 35.6

Tinggi 143 64.4 64.4 100.0

Total 222 100.0 100.0

Peng_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 65 29.3 29.3 29.3

Baik 157 70.7 70.7 100.0

Total 222 100.0 100.0

SikapIbu_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 106 47.7 47.7 47.7

Baik 116 52.3 52.3 100.0

Total 222 100.0 100.0

Page 168: NURUL HIDAYATI-FKIK

Pekrjaan_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 40 18.0 18.0 18.0

Tidak Bekerja 182 82.0 82.0 100.0

Total 222 100.0 100.0

Petugas_new2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 51 23.0 23.0 23.0

Baik 171 77.0 77.0 100.0

Total 222 100.0 100.0

Pndpatan_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Cukup 123 55.4 55.4 55.4

Kurang 99 44.6 44.6 100.0

Total 222 100.0 100.0

Jarak_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jauh 8 3.6 3.6 3.6

Dekat 214 96.4 96.4 100.0

Total 222 100.0 100.0

KpmlknKMS_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 34 15.3 15.3 15.3

Ada 188 84.7 84.7 100.0

Total 222 100.0 100.0

perilakuKader_New

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 108 48.6 48.6 48.6

Baik 114 51.4 51.4 100.0

Total 222 100.0 100.0

Page 169: NURUL HIDAYATI-FKIK

tokoh_new2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Baik 101 45.5 45.5 45.5

Baik 121 54.5 54.5 100.0

Total 222 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Umur_New * PartisipasiIbu Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Umur_New <20 atau >29 t ahun Count 82 42 124

% within Umur_New 66.1% 33.9% 100.0%

20-29 tahun Count 59 39 98

% within Umur_New 60.2% 39.8% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Umur_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .829a 1 .363

Continuity Correctionb .593 1 .441

Likelihood Ratio .828 1 .363

Fisher's Exact Test .401 .220

Linear-by-Linear Association .825 1 .364

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.76.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 170: NURUL HIDAYATI-FKIK

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Umur_New (<20 atau >29 t ahun / 20-29 tahun)

1.291 .745 2.236

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif 1.098 .895 1.348

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .851 .602 1.203

N of Valid Cases 222

Pendidikan_New * PartisipasiIbu Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Pendidikan_New Rendah Count 47 32 79

% within Pendidikan_New 59.5% 40.5% 100.0%

Tinggi Count 94 49 143

% within Pendidikan_New 65.7% 34.3% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Pendidikan_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .855a 1 .355

Continuity Correctionb .607 1 .436

Likelihood Ratio .850 1 .357

Fisher's Exact Test .384 .218

Linear-by-Linear Association .851 1 .356

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.82.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pendidikan_New (Rendah / Tinggi) .766 .434 1.349

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif .905 .728 1.124

For cohort PartisipasiIbu = Aktif 1.182 .832 1.679

N of Valid Cases 222

Page 171: NURUL HIDAYATI-FKIK

Peng_New * PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Peng_New Kurang Count 43 22 65

% within Peng_New 66.2% 33.8% 100.0%

Baik Count 98 59 157

% within Peng_New 62.4% 37.6% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Peng_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .276a 1 .599

Continuity Correctionb .139 1 .709

Likelihood Ratio .278 1 .598

Fisher's Exact Test .648 .357

Linear-by-Linear Association .275 1 .600

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.72.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Peng_New (Kurang / Baik)

1.177 .641 2.159

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.060 .857 1.310

For cohort PartisipasiIbu = Aktif

.901 .607 1.337

N of Valid Cases 222

Page 172: NURUL HIDAYATI-FKIK

SikapIbu_New * PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

SikapIbu_New Tidak Baik Count 72 34 106

% within SikapIbu_New 67.9% 32.1% 100.0%

Baik Count 69 47 116

% within SikapIbu_New 59.5% 40.5% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within SikapIbu_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.703a 1 .192

Continuity Correctionb 1.358 1 .244

Likelihood Ratio 1.709 1 .191

Fisher's Exact Test .211 .122

Linear-by-Linear Association 1.696 1 .193

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.68.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for SikapIbu_New (Tidak Baik / Baik)

1.442 .831 2.503

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.142 .936 1.394

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .792 .556 1.128

N of Valid Cases 222

Page 173: NURUL HIDAYATI-FKIK

Pekrjaan_New * PartisipasiIbu Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Pekrjaan_New Bekerja Count 29 11 40

% within Pekrjaan_New 72.5% 27.5% 100.0%

Tidak Bekerja Count 112 70 182

% within Pekrjaan_New 61.5% 38.5% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Pekrjaan_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.700a 1 .192

Continuity Correctionb 1.260 1 .262

Likelihood Ratio 1.759 1 .185

Fisher's Exact Test .210 .130

Linear-by-Linear Association 1.693 1 .193

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pekrjaan_New (Bekerja / Tidak Bekerja)

1.648 .774 3.508

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.178 .943 1.472

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .715 .418 1.222

N of Valid Cases 222

Page 174: NURUL HIDAYATI-FKIK

Pndpatan_New * PartisipasiIbu Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Pndpatan_New Cukup Count 79 44 123

% within Pndpatan_New 64.2% 35.8% 100.0%

Kurang Count 62 37 99

% within Pndpatan_New 62.6% 37.4% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Pndpatan_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .061a 1 .805

Continuity Correctionb .011 1 .915

Likelihood Ratio .061 1 .805

Fisher's Exact Test .889 .457

Linear-by-Linear Association .060 1 .806

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.12.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pndpatan_New (Cukup / Kurang)

1.071 .619 1.856

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.026 .839 1.254

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .957 .676 1.356

N of Valid Cases 222

Page 175: NURUL HIDAYATI-FKIK

KepemilikanKMS_New* PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

KpmlknKMS_New

Tidak Ada Count 27 7 34

% within KpmlknKMS_New 79.4% 20.6% 100.0%

Ada Count 114 74 188

% within KpmlknKMS_New 60.6% 39.4% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within KpmlknKMS_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.379a 1 .036

Continuity Correctionb 3.606 1 .058

Likelihood Ratio 4.716 1 .030

Fisher's Exact Test .052 .026

Linear-by-Linear Association 4.359 1 .037

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.41.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KpmlknKMS_New (Tidak Ada / Ada)

2.504 1.037 6.044

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.310 1.065 1.610

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .523 .264 1.036

N of Valid Cases 222

Page 176: NURUL HIDAYATI-FKIK

PerilakuKader_New * PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

PerilakuKader_New Tidak Baik Count 71 37 108

% within SikapKader_New 65.7% 34.3% 100.0%

Baik Count 70 44 114

% within SikapKader_New 61.4% 38.6% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within SikapKader_New 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .450a 1 .502

Continuity Correctionb .282 1 .595

Likelihood Ratio .451 1 .502

Fisher's Exact Test .577 .298

Linear-by-Linear Association .448 1 .503

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39.41.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for PerilakuKader_New (Tidak Baik / Baik)

1.206 .697 2.086

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.071 .877 1.307

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .888 .626 1.258

N of Valid Cases 222

Page 177: NURUL HIDAYATI-FKIK

Ptugas_new2 * PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

Ptugas_new2 Tidak Baik Count 36 15 51

% within Ptugas_new2 70.6% 29.4% 100.0%

Baik Count 105 66 171

% within Ptugas_new2 61.4% 38.6% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within Ptugas_new2 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.430a 1 .232

Continuity Correctionb 1.061 1 .303

Likelihood Ratio 1.464 1 .226

Fisher's Exact Test .251 .151

Linear-by-Linear Association 1.424 1 .233

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.61.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Ptugas_new2 (Tidak Baik / Baik)

1.509 .767 2.967

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.150 .929 1.423

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .762 .479 1.214

N of Valid Cases 222

Page 178: NURUL HIDAYATI-FKIK

tokoh_new2 * PartisipasiIbu

Crosstab

PartisipasiIbu

Total Tidak aktif Aktif

tokoh_new2 Tidak Baik Count 74 27 101

% within tokoh_new2 73.3% 26.7% 100.0%

Baik Count 67 54 121

% within tokoh_new2 55.4% 44.6% 100.0%

Total Count 141 81 222

% within tokoh_new2 63.5% 36.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.607a 1 .006

Continuity Correctionb 6.855 1 .009

Likelihood Ratio 7.718 1 .005

Fisher's Exact Test .008 .004

Linear-by-Linear Association 7.573 1 .006

N of Valid Casesb 222

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.85.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for tokoh_new2 (Tidak Baik / Baik)

2.209 1.252 3.898

For cohort PartisipasiIbu = Tidak aktif

1.323 1.085 1.614

For cohort PartisipasiIbu = Aktif .599 .410 .875

N of Valid Cases 222

Page 179: NURUL HIDAYATI-FKIK

ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu

Percentage Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Page 180: NURUL HIDAYATI-FKIK

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

Pendidikan_New .855 1 .355

Peng_New .276 1 .599

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

Pndpatan_New .061 1 .805

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

PerilakuKader_New .450 1 .502

Ptugas_new2 1.430 1 .232

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 16.622 10 .083

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 17.685 10 .061

Block 17.685 10 .061

Model 17.685 10 .061

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 273.652a .077 .105

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 181: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 125 16 88.7

Aktif 60 21 25.9

Overall Percentage 65.8

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .293 .302 .943 1 .332 1.341 .816 2.203

Pendidikan_New -.165 .324 .258 1 .612 .848 .497 1.446

Peng_New -.150 .344 .189 1 .664 .861 .489 1.517

SikapIbu_New .488 .319 2.348 1 .125 1.630 .965 2.752

Pekrjaan_New .540 .413 1.710 1 .191 1.717 .870 3.387

Pndpatan_New .062 .307 .040 1 .841 1.064 .642 1.762

KpmlknKMS_New .951 .469 4.106 1 .043 2.589 1.196 5.604

PerilakuKaderNew -.230 .337 .466 1 .495 .794 .456 1.384

Ptugas_new2 .039 .390 .010 1 .921 1.040 .547 1.976

tokoh_new2 .856 .326 6.881 1 .009 2.353 1.376 4.023

Constant -2.438 .767 10.102 1 .001 .087

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, Pendidikan_New, Peng_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, Pndpatan_New, KpmlknKMS_New, SikapKader_New, Ptugas_new2, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Page 182: NURUL HIDAYATI-FKIK

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

Pendidikan_New .855 1 .355

Peng_New .276 1 .599

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

Pndpatan_New .061 1 .805

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

PerilakuKader_New .450 1 .502

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 16.610 9 .055

Page 183: NURUL HIDAYATI-FKIK

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 17.675 9 .039

Block 17.675 9 .039

Model 17.675 9 .039

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 273.662a .077 .105

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 124 17 87.9

Aktif 60 21 25.9

Overall Percentage 65.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .293 .302 .939 1 .333 1.340 .815 2.201

Pendidikan_New -.170 .320 .281 1 .596 .844 .498 1.429

Peng_New -.151 .344 .192 1 .661 .860 .488 1.515

SikapIbu_New .490 .318 2.376 1 .123 1.633 .968 2.755

Pekrjaan_New .542 .413 1.718 1 .190 1.719 .871 3.391

Pndpatan_New .060 .306 .039 1 .844 1.062 .642 1.758

KpmlknKMS_New .955 .468 4.164 1 .041 2.599 1.203 5.611

PerilakuKader_New

-.223 .329 .458 1 .498 .800 .466 1.375

tokoh_new2 .863 .319 7.325 1 .007 2.369 1.403 4.002

Constant -2.416 .734 10.847 1 .001 .089

Page 184: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 124 17 87.9

Aktif 60 21 25.9

Overall Percentage 65.3

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, Pendidikan_New, Peng_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, Pndpatan_New, KpmlknKMS_New, SikapKader_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Page 185: NURUL HIDAYATI-FKIK

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

Pendidikan_New .855 1 .355

Peng_New .276 1 .599

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

PerilakuKader_New .450 1 .502

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 16.583 8 .035

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 17.637 8 .024

Block 17.637 8 .024

Model 17.637 8 .024

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 273.701a .076 .105

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

Page 186: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 125 16 88.7

Aktif 60 21 25.9

Overall Percentage 65.8

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .291 .302 .928 1 .335 1.337 .814 2.196

Pendidikan_New -.184 .312 .351 1 .554 .832 .498 1.388

Peng_New -.156 .343 .207 1 .649 .855 .487 1.504

SikapIbu_New .487 .318 2.352 1 .125 1.628 .965 2.745

Pekrjaan_New .546 .413 1.750 1 .186 1.726 .876 3.402

KpmlknKMS_New .947 .466 4.130 1 .042 2.578 1.198 5.550

PerilakuKaderNew -.224 .329 .462 1 .497 .800 .465 1.374

tokoh_new2 .864 .319 7.362 1 .007 2.374 1.405 4.008

Constant -2.371 .696 11.612 1 .001 .093

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, Pendidikan_New, Peng_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, SikapKader_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Page 187: NURUL HIDAYATI-FKIK

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

Pendidikan_New .855 1 .355

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

PerilakuKader_New .450 1 .502

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 16.395 7 .022

Page 188: NURUL HIDAYATI-FKIK

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 17.430 7 .015

Block 17.430 7 .015

Model 17.430 7 .015

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 273.908a .076 .103

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 126 15 89.4

Aktif 62 19 23.5

Overall Percentage 65.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .268 .297 .815 1 .367 1.308 .802 2.133

Pendidikan_New -.192 .311 .382 1 .537 .825 .495 1.376

SikapIbu_New .460 .312 2.180 1 .140 1.584 .949 2.645

Pekrjaan_New .543 .412 1.734 1 .188 1.721 .873 3.391

KpmlknKMS_New .930 .464 4.017 1 .045 2.536 1.182 5.442

PerilakuKaderNew -.232 .328 .501 1 .479 .793 .462 1.360

tokoh_new2 .844 .315 7.189 1 .007 2.326 1.386 3.903

Constant -2.420 .688 12.357 1 .000 .089

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, Pendidikan_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, SikapKader_New, tokoh_new2.

Page 189: NURUL HIDAYATI-FKIK

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Page 190: NURUL HIDAYATI-FKIK

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

PerilakuKader_New .450 1 .502

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 16.041 6 .014

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 17.049 6 .009

Block 17.049 6 .009

Model 17.049 6 .009

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 274.288a .074 .101

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 125 16 88.7

Aktif 63 18 22.2

Overall Percentage 64.4

a. The cut value is .500

Page 191: NURUL HIDAYATI-FKIK

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .280 .297 .888 1 .346 1.322 .812 2.154

SikapIbu_New .449 .311 2.084 1 .149 1.566 .939 2.612

Pekrjaan_New .601 .402 2.240 1 .134 1.824 .942 3.532

KpmlknKMS_New .918 .463 3.932 1 .047 2.504 1.169 5.363

PerilakuKaderNew -.243 .328 .549 1 .459 .784 .457 1.345

tokoh_new2 .853 .315 7.349 1 .007 2.348 1.399 3.940

Constant -2.578 .641 16.193 1 .000 .076

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, SikapKader_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Page 192: NURUL HIDAYATI-FKIK

Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur_New .829 1 .363

SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 15.575 5 .008

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 16.497 5 .006

Block 16.497 5 .006

Model 16.497 5 .006

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 274.841a .072 .098

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 193: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 125 16 88.7

Aktif 53 28 34.6

Overall Percentage 68.9

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur_New .255 .294 .750 1 .386 1.290 .795 2.093

SikapIbu_New .373 .292 1.622 1 .203 1.451 .897 2.348

Pekrjaan_New .604 .400 2.282 1 .131 1.829 .948 3.531

KpmlknKMS_New .913 .463 3.893 1 .048 2.492 1.164 5.333

tokoh_new2 .776 .296 6.885 1 .009 2.173 1.336 3.534

Constant -2.606 .637 16.717 1 .000 .074

a. Variable(s) entered on step 1: Umur_New, SikapIbu_New, Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Page 194: NURUL HIDAYATI-FKIK

Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables SikapIbu_New 1.703 1 .192

Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 14.856 4 .005

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 15.746 4 .003

Block 15.746 4 .003

Model 15.746 4 .003

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 275.591a .068 .094

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 195: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Table

a

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 125 16 88.7

Aktif 53 28 34.6

Overall Percentage 68.9

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a SikapIbu_New .383 .292 1.720 1 .190 1.466 .907 2.368

Pekrjaan_New .567 .397 2.042 1 .153 1.763 .918 3.388

KpmlknKMS_New .951 .460 4.270 1 .039 2.588 1.214 5.517

tokoh_new2 .766 .295 6.748 1 .009 2.152 1.325 3.495

Constant -2.494 .622 16.095 1 .000 .083

a. Variable(s) entered on step 1: SikapIbu_New, Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Page 196: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Pekrjaan_New 1.700 1 .192

KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 13.322 3 .004

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 14.013 3 .003

Block 14.013 3 .003

Model 14.013 3 .003

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 277.324a .061 .084

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 197: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Pekrjaan_New .527 .394 1.788 1 .181 1.694 .886 3.240

KpmlknKMS_New .925 .457 4.103 1 .043 2.522 1.190 5.344

tokoh_new2 .782 .294 7.085 1 .008 2.185 1.348 3.541

Constant -2.241 .582 14.824 1 .000 .106

a. Variable(s) entered on step 1: Pekrjaan_New, KpmlknKMS_New, tokoh_new2.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 222 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 222 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak aktif 0

Aktif 1

Page 198: NURUL HIDAYATI-FKIK

Block 0: Beginning Block

Classification Table

a,b

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 0 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.554 .139 15.807 1 .000 .574

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables KpmlknKMS_New 4.379 1 .036

tokoh_new2 7.607 1 .006

Overall Statistics 11.559 2 .003

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 12.142 2 .002

Block 12.142 2 .002

Model 12.142 2 .002

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 279.195a .053 .073

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 199: NURUL HIDAYATI-FKIK

Classification Tablea

Observed

Predicted

PartisipasiIbu Percentage

Correct Tidak aktif Aktif

Step 1 PartisipasiIbu Tidak aktif 141 0 100.0

Aktif 81 0 .0

Overall Percentage 63.5

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

90.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a KpmlknKMS_New .904 .455 3.940 1 .047 2.470 1.168 5.223

tokoh_new2 .785 .292 7.205 1 .007 2.192 1.355 3.547

Constant -1.788 .465 14.750 1 .000 .167

a. Variable(s) entered on step 1: KpmlknKMS_New, tokoh_new2.

Page 200: NURUL HIDAYATI-FKIK

LAMPIRAN 4

PERUBAHAN NILAI OR PADA UJI MULTIVARIAT

model1 model2 OR model3 OR model4 OR model5 OR model6 OR model7 OR model8 OR model9 OR

Umur 1.341 1.34 -0.06 1.337 -0.25 1.308 -2.43 1.322 -1.353 1.29 -3.76 - - - - - -

Pendidikn 0.848 0.844 -0.51 0.832 -1.96 0.825 -2.7 - - - - - - - - - -

Pengetahun 0.861 0.86 -0.12 0.855 -0.65 - - - - - - - - - - - -

Sikap ibu 1.63 1.633 0.199 1.628 -0.1 1.584 -2.78 1.566 -3.876 1.451 -10.9 1.466 -10 - - - -

Pekerjaan 1.717 1.719 0.123 1.726 0.549 1.721 0.254 1.824 6.28 1.829 6.567 1.763 2.725 1.694 -1.307 - -

Pendapatan 1.064 1.062 -0.16 - - - - - - - - - - - - - -

KMS 2.589 2.599 0.367 2.578 -0.41 2.536 -2.06 2.504 -3.275 2.492 -3.77 2.588 -0.04 2.522 -2.602 2.47 -4.617

Kader 0.794 0.8 0.748 0.8 0.664 0.793 -0.21 0.784 -1.272 - - - - - - - -

Petugas 1.04 - - - - - - - - - - - - - - - -

Tokoh 2.353 2.369 0.701 2.374 0.881 2.326 -1.15 2.348 -0.226 2.173 -7.65 2.152 -8.55 2.185 -7.138 2.192 -6.816

Page 201: NURUL HIDAYATI-FKIK