fitria aryani susanti - fkik

Upload: akhmad-saefullah

Post on 07-Jul-2018

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    1/199

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    2/199

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1.  Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S-1) di Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2.  Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini telah

    saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3.  Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan tindakan plagiarisme terhadap karya orang lain, maka saya

     bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 17 Juli 2014

    Fitria Aryani Susanti

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    3/199

     

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

    Skripsi, Juli 2014

    FITRIA ARYANI SUSANTI, NIM : 1110101000064

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas Kerja Perawat

    Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014

    xix + 155 halaman + 28 tabel + 7 grafik

    ABSTRAK

    Ketatnya persaingan sumber daya manusia (SDM) khususnya perawat

    dirasakan oleh rumah sakit. Setiap pekerjaan menuntut sumber daya manusia (SDM)

    untuk meningkatkan kualitas kerjanya. Pentingnya produktivitas kerja bagi perawat

    adalah bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan secara terus menerus bagi seluruh

    komponen rumah sakit, peningkatan mutu hasil kerja oleh rumah sakit.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

    dengan produktivitas kerja perawat pelaksana sebagai dasar dalam mengukur

     persepsi perawat mengenai produktivitas kerja. Pengukuran dalam penelitian ini

    terdiri dari 6 faktor dengan keseluruhan pertanyaan berjumlah 91 item. Ke-6 faktor

    tersebut, antara lain : (1) motivasi ; (2) tingkat penghasilan ; (3) lingkungan kerja; (4)

    kesempatan berprestasi ; (5) manajemen ; serta (6) status gizi. Penelitian ini adalah

     penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampelnya berjumlah 59 perawat

     pelaksana. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode  stratified random

     sampling.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perawat yang memiliki

     produktivitas kerja kurang baik sebanyak 29 perawat (49%) dari 59 perawat.

    Sedangkan perawat yang memiliki produktivitas kerja cukup baik sebanyak 30 orang(51%) dari 59 perawat. Variabel yang berhubungan dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana adalah motivasi, kesempatan berprestasi dan manajemen.

    Saran yang diberikan adalah mengadakan pelatihan internal dan kegiatan

    curah pendapat, mengadakan perawat berprestasi, membuat form dan melakukan

    evaluasi laporan kegiatan keperawatan. Kemudian disarankan bagi perawat

     pelaksana adalah: mengisi form laporan kegiatan keperawatan, ikut aktif dalam

     pelatihan internal dan mengikuti kegiatan curah pendapat.

    Kata Kunci :Produktivitas ker ja, RSUD Cibinong. 

    Daftar bacaan 67 (1985-2014)

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    4/199

     

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

    PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH

    SPECIALIZATION OF HEALTH CARE MANAGEMENT

    Undergraduate Thesis, Juli 2014

    FITRIA ARYANI SUSANTI, NIM: 1110101000064

    POLICY IMPLEMENTATION ANALYSIS OF NATIONAL HEALTH

    INSURANCE IN SOUTH TANGERANG CITY HOSPITAL 2014

    xix + 155 Pages + 28 table + 7 Graphic

    ABSTRACT

    Intense competition of human resources (HR) in particular is perceived by

    hospital nurses. Each job requires human resources (HR) to improve the quality of

    his work. The importance of labor productivity for nurses is to evaluate candidates to

     perform continuous improvements to all components of hospital, improving the

    quality of the work by the hospital.

    This study aims to determine the factors associated with work productivity

    nurses as a basis for measuring the perception of nurses regarding labor productivity.

    Measurements in this study consisted of 6 factors to the overall question amounted to91 items. All 6 of these factors, among others: (1) motivation; (2) the level of

    income; (3) the work environment; (4) the opportunity of achievement; (5)

    management; and (6) nutritional status. This study is a descriptive study with a

    quantitative approach. The sample totaled 59 nurses. Sampling was done by stratified

    random sampling method.

    Based on the research that has been done, the nurse who had unfavorable

    labor productivity by 29 nurses (49%) of 59 nurses. While nurses who have a fairly

    good job productivity by 30 people (51%) of 59 nurses. Variables associated with

    work productivity nurses are motivation, achievement and opportunity management.

    The advice given is to conduct internal training and brainstorming activities,

    holding nurses excel, create forms and reports evaluating nursing activities. Then it isadvisable for nurses is: fill out the form report nursing activities, actively participate

    in internal training and follow the brainstorming activity.

    Keywords: labor productivity, hospitals Cibinong.

    Reading list of 67 (1985-2014)

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    5/199

     

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Judul Skripsi

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS

    KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

    UMUM DAERAH (RSUD) CIBINONG TAHUN 2014

    Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

    Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Disusun Oleh:

    FITRIA ARYANI SUSANTI

     NIM. 1110101000064

    Jakarta, Juli 2014

    Pembimbing I

    Riastuti Kusumawardani, MKM 

     NIP. 1980516 200901 2 005 

    Pembimbing II 

    Raihana Nadra Alkaff, SKM,M.MA

     NIP. 1978121 6200901 2 005

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    6/199

     

    PANITIA SIDANG SKRIPSI

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Jakarta, Juli 2014

     ___________________________________

    Milza N Rosad, SH, MARS

    Penguji I

     ___________________________________

    Narila Mutia Nasir, Ph.D

    Penguji II

     ___________________________________

    Iting Shofwati, ST, MKKK

    Penguji III

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    7/199

     

    CURRICULUM VITAE

    Identitas Pribadi

     Nama : Fitria Aryani Susanti

    TTL : Jakarta, 11 April 1992

    Alamat Asal :Komplek Depag blok F no 17 Rt 10/ Rw 15 Citayam, kec.

    Bojong Gede kab. Bogor

    Alamat Sekarang :Komplek Depag blok F no 17 Rt 10/ Rw 15 Citayam, kec.

    Bojong Gede kab. Bogor

    Agam : IslamGol. Darah : -

     No. Telp : 081289616915

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan

    2000 - 2006 : SDN Pabuaran 03 Citayam

    2006 - 2008 : SMP Bintara Depok

    2008 - 2010 : SMA Bintara Depok

    2010 – 

     sekarang :S1 - Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program

    Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    Pengalaman Organisasi

    2006-2008 Anggota OSIS (Organisasi Intra Sekolah) SMP Bintara

    2008- 2010 Anggota OSIS (Organisasi Intra Sekolah) SMA Bintara 

    2010-2011 Anggota PAMI (Persatuan Anggota Muda IAKMI) Jakarta 

    2011- sekarang Anggota HACAMSA (Himpunan Mahasiswa Manajemen

    Pelayanan Kesehatan) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Pengalaman Kerja

    2011  : Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Puskesmas Pondok

    Aren Tangerang Selatan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    8/199

     

    Sebuah persembahan sederhana untuk

    Mimo dan Pipo yang paling aku sayang

    bila cinta merupakan pembuktian, barangkali tulisan ini adalah

    bukti cinta yang terlalu biasa serta tak berharga apalagi sebanding

    dengan berjuta cahaya dan kasih sayang yang mimo pipo hadirkan dalam hidupku.

    Aku teramat beruntung memiliki mimo pipo..

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    9/199

     

    KATA PENGANTAR

     Assalammu’alaikum Wr. Wb. 

    Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang telah memberikan berbagai

    nikmat kepada kita semua. Shalawat beserta salam tak lupa selalu tercurah kepada

     Nabi Muhammad yang telah memberikan umat manusia pencarahan menuju agama

    Allah, dengan memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat-Nya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

    Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

    Umum Daerah (RSUD) Cibinong Tahun 2014”. Penyusunan skripsi ini tidak

    terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan kepada

     penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. 

    Prof. Dr (HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2.  Ibu Febrianti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

    3.  Ibu Riastuti Kusumawardani, MKM, selaku Pembimbing I Skripsi yang telah

    memberikan bimbingan serta motivasi, terima kasih atas setiap kebaikan serta

    tuntunan yang telah diberikan.

    4. 

    Ibu Raihana Nadra Alkaff, M.MA selaku Pembimbing II Skripsi yang telah

    memberikan saran dan kemudahan dalam proses bimbingan.

    5. 

    Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang sering

    melibatkan penulis dalam kegiatan di kampus dan luar kampus, pengalaman yang

    luar biasa bisa bekerjasama dan berinteraksi dengan bapak dan ibu semua.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    10/199

     

    6.  Pimpinan serta seluruh staff di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, khususnya

    dr. Grace dan jajarannya, terima kasih telah mau berbagi ilmu dan pengalaman

    selama berinteraksi ketika penulis melakukan pengumpulan data.

    7.  Keluarga tercinta, khususnya mimo pipo tidak lupa adik tersayang ade bulet

    (ikbal). Terima kasih atas doa, perhatian, serta kasih sayang yang luar biasa.

    8. 

    Teman luar biasa yang selalu ada disetiap suka dan duka, aldino febrian pratama.

    Terima kasih sudah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

    9.  Teman-teman seperjuangan, Ana, Ayu, Fitri, Zata, Wiwid dan Febri. Terima

    kasih atas semangatnya.

    10. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat Angkatan 2010 khususnya

    MPK 2010 Angga, Anin, Bayti, Billa, Eno, Endah, Eliza, Fika, Furin, Ilma,Isni,

    Mawar, Nia, Nina, Tata,dan Ucup. Terima kasih atas kebahagiaan dan kesedihan

    yang kita lewati bersama.

    11. 

    Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu yang

    telah memberikan doa serta semangat kepada penulis, senang dapat mengenal

    dan menjadi bagian dari kalian.

    Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

    kekurangan sehingga penulis sangat menerima setiap masukan dan saran yang

    diberikan untuk memperbaiki laporan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

    serta pembaca.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

    Jakarta, 17 Juli 2014

    Fitria Aryani Susanti

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    11/199

     

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...................................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................... . 1

    1.2 

    Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

    1.3 

    Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 7

    1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

    1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

    1.5.1  Manfaat Bagi RSUD Cibinong ............................................................ 9

    1.5.2  Manfaat bagi Perawat ........................................................................... 9

    1.5.3 

    Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................... 9

    1.5.4 

    Manfaat Bagi Pembaca ........................................................................ 10

    1.6 

    Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 10

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    12/199

     

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11

    2.1 Produktivitas .............................................................................................. 11

    2.1.1 

    Produktivitas Secara Umum ................................................................. 11

    2.1.2  Produktivitas Kerja............................................................................... 11

    2.1.3  Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ................................ 15

    2.1.4 

    Peningkatan Mutu Dan Produktivitas Kerja Sumber Daya Manusia ... 36

    2.2 Rumah sakit ................................................................................................ 37

    2.2.1  Definisi Rumah Sakit ........................................................................... 37

    2.2.2  Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit ........................................................... 38

    2.2.3  Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ....................................... 40

    2.2.4  Ketentuan Umum ................................................................................. 40

    2.3 Keperawatan ............................................................................................... 42

    2.3.1 

    Jenis Perawat ........................................................................................ 44

    2.3.2 

    Penilaian Kerja Tenaga Perawat .......................................................... 51

    2.3.3  Standar Instrumen Penilaian Kerja Perawat ......................................... 51

    2.3.4  Peran perawat dari sudut profesi dan tujuan lembaga pendidikan ....... 52

    2.3.5  Model Praktek Keperawatan Profesional ............................................. 56

    2.3.6  Penilaian Rencana Harian Perawat ...................................................... 59

    2.4 

    Kerangka Teori........................................................................................... 62

    BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL ................ 65

    3.1 

    Kerangka Konsep ....................................................................................... 65

    3.2 Definisi Operasional................................................................................... 68

    3.3 Hipotesis ..................................................................................................... 72

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    13/199

     

    BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 73

    4.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 73

    4.2 

    Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 73

    4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................................ 73

    4.4 Sumber Pengumpulan Data Penelitian ....................................................... 78

    4.5 

    Instrumen Data Penelitian .......................................................................... 79

    4.5.1 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 79

    4.5.2 Uji validitas dan reliabilitas .................................................................... 80

    4.6 Pengolahan Data......................................................................................... 81

    4.7 Analisis Data .............................................................................................. 82

    4.7.1 Analisis Univariat.................................................................................... 82

    4.7.2 Analisis Bivariat ...................................................................................... 83

    BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 84

    5.1 Gambaran Umum RSUD Cibinong ........................................................... 84

    5.1.1 Gambaran RSUD Cibinong..................................................................... 84

    5.1.2  Jenis Pelayanan di RSUD Cibinong ..................................................... 85

    5.1.3  Pelayanan di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014 ........... 87

    5.1.4 

    Visi Misi RSUD Cibinong ................................................................... 88

    5.1.5 

    Tujuan dan Sasaran RSUD Cibinong ................................................... 88

    5.1.6 

    Struktur Organisasi RSUD Cibinong ................................................... 86

    5.1.7 

    Ketenagaan perawat di ruang rawat inap ............................................. 87

    5.1.8  Gaji Pokok Pegawai di RSUD Cibinong tahun 2014 .......................... 91

    5.1.9  Distribusi Sampel Perawat Pelaksana Berdasarkan Status Pegawai .... 92

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    14/199

     

    5.2 Analisis Univariat....................................................................................... 92

    5.2.1 Gambaran Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana ................................. 92

    5.2.2 Gambaran Motivasi Perawat Pelaksana .................................................. 94

    5.2.3 Gambaran Tingkat Penghasilan Perawat Pelaksana ............................... 96

    5.2.4 Gambaran Lingkungan Kerja Perawat Pelaksana ................................... 98

    5.2.5 Gambaran Kesempatan Berprestasi Perawat Pelaksana ......................... 100

    5.2.6 Gambaran Manajemen Perawat Pelaksana ............................................. 102

    5.2.7 Gambaran Status Gizi Perawat Pelaksana............................................... 104

    5.3 Analisis Bivariat ......................................................................................... 106

    5.3.1 Hubungan Variabel Motivasi dengan Produktivitas Kerja ..................... 106

    5.3.2 Hubungan Variabel Tingkat Penghasilan dengan Produktivitas Kerja ... 106

    5.3.3 Hubungan Variabel Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja ...... 107

    5.3.4 Hubungan Variabel Kesempatan Berprestasi dengan Produktivitas Kerja 108

    5.3.5 Hubungan Variabel Manajemen dengan Produktivitas Kerja ................. 108

    5.3.6 Hubungan Variabel Status Gizi dengan Produktivitas Kerja .................. 109

    BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 110

    6.1 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 110

    6.2 Gambaran Faktor- Faktor dan Hubungannya dengan Produktivitas Kerja 111

    6.2.1 Gambaran Produktivitas Kerja ................................................................ 111

    6.2.2 Gambaran Motivasi Dan Hubungannya Dengan Produktivitas .............. 116

    6.2.3 Gambaran Tingkat Penghasilan Dan Hubungan Dengan Produktivitas . 121

    6.2.4 Gambaran Lingkungan Kerja dan Hubungannya dengan Produktivitas . 127

    6.2.5 Gambaran Kesempatan berprestasi dan Hubungan Dengan Produktivitas .. 133

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    15/199

     

    6.2.6 Gambaran Manajemen Dan Hubungannya Dengan Produktivitas ......... 137

    6.2.7 Gambaran Status Gizi Dan Hubungannya Dengan Produktivitas........... 140

    BAB VII PENUTUP ....................................................................................... 144

    7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 144

    7.2 

    Saran ........................................................................................................... 145

    7.2.1  Bagi RSUD Cibinong ........................................................................... 145

    7.2.2  Bagi perawat pelaksana ........................................................................ 147

    7.2.3  Bagi Peneliti lain .................................................................................. 148

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 149

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    16/199

     

    DAFTAR TABEL

     No Tabel Halaman

    2.1

    3.1

    4.1

    4.2

    Penilaian Status Gizi

    Definisi Operasional

    Jumlah perawat pelaksana berdasarkan ruang rawat inap Di

    RSUD Cibinong tahun 2014

    Jenis Pelayanan di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong

    tahun 2014

    29

    68

    74

    74

    4.3 Jumlah perawat pelaksana ruang rawat inap berdasarkan

     jumlah populasi dan sampel Di RSUD Cibinong tahun 2014

    78

    5.1 Jumlah tenaga perawat berdasarkan jenis pelayanan di

    RSUD Cibinong Bulan Januari-Mei tahun 2014

    85

    5.2 Pelayanan Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014 87

    5.3 Jumlah Perawat Di Ruang Rawat Inap berdasarkan Status

    Pegawai Tahun 2014

    90

    5.4 Gaji Pegawai PNS Berdasarkan Golongan Tahun 2014 91

    5.5 Distribusi sampel perawat pelaksana berdasarkan status

     pegawai Bulan Januari-Mei 2014

    92

    5.6 Distribusi produktivitas kerja diruang rawat inap RSUD

    Cibinong Tahun 2014

    93

    5.7 Indikator penilaian Produktivitas kerja 94

    5.8 Distribusi motivasi diruang rawat inap RSUD Cibinong

    Tahun 2014

    95

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    17/199

     

    5.9 Indikator penilaian motivasi 96

    5.10 Distribusi tingkat penghasilan diruang rawat inap RSUD

    Cibinong Tahun 2014

    97

    5.11 Distribusi lingkungan kerja diruang rawat inap RSUD

    Cibinong Tahun 2014

    98

    5.12 Indikator penilaian lingkungan kerja 99

    5.13 Distribusi kesempatan berprestasi diruang rawat inap

    RSUD Cibinong Tahun 2014

    100

    5.14 Indikator penilaian kesempatan berprestasi 101

    5.15 Distribusi manajemen diruang rawat inap RSUD CibinongTahun 2014

    102

    5.16 Indikator penilaian manajemen 103

    5.17 Distribusi status gizi diruang rawat inap RSUD Cibinong

    Tahun 2014

    105

    5.18 Hubungan Motivasi dengan produktivitas kerja di RSUD

    Cibinong tahun 2014

    106

    5.19 Hubungan tingkat penghasilan dengan produktivitas kerja

    di RSUD Cibinong tahun 2014

    106

    5.20 Hubungan lingkungan kerja dengan produktivitas kerja di

    RSUD Cibinong tahun 2014

    107

    5.21 Hubungan kesempatan berprestasi dengan produktivitas

    kerja di RSUD Cibinong tahun 2014

    108

    5.22 Hubungan manajemen dengan produktivitas kerja di RSUD

    Cibinong tahun 2014

    108

    5.23 Hubungan status gizi dengan produktivitas kerja di RSUD

    Cibinong tahun 2014

    109

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    18/199

     

    DAFTAR GRAFIK

     No Grafik Halaman

    5.1 Distribusi Produktivitas Kerja Secara Umum

    Di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun

    2014

    92

    5.2 Distribusi Motivasi Secara Umum di Ruang

    Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014

    94

    5.3 Distribusi Tingkat Penghasilan Secara Umum

    Di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun

    2014

    96

    5.4 Distribusi Lingkungan Kerja Secara Umum Di

    Ruang rawat Inap RSUD Cibinong Tahun

    2014

    98

    5.5 Distribusi Kesempatan Berprestasi Secara

    Umum Di Ruang Rawat Inap RSUD

    CibinongTahun 2014

    100

    5.6 Distribusi Manajemen Secara Umum di Ruang

    Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014

    102

    5.7 Distribusi Status Gizi Secara Umum di RuangRawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014

    104

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    19/199

     

    DAFTAR GAMBAR

     Nomor Gambar Halaman

    4.4 Struktur Organisasi RSUD Cibinong 89

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    20/199

     

    DAFTAR LAMPIRAN

    Permohonan izin pengambilan data beserta kartu disposisi

    Lampiran kuesioner

    Lampiran hasil analisis univariat

    Lampiran hasil analisis bivariat

    Lampiran uji validitas dan reliabilitas

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    21/199

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Rumah sakit sebagai salah satu wadah pelayanan kesehatan yang

    dikembangkan melalui pemenuhan kesehatan seperti pelayanan rawat inap, rawat

     jalan, gawat darurat, pelayanan medik dan non medik (Depkes, 1998). Bagi

     pasien pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terikat

     pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran

    komunikasi petugas dengan pasien, kepribadian serta keramahan melayani dan

    cepat sembuh dari penyakitnya (Azwar, 1996).

    Perawat di rumah sakit merupakan tumpuan dari semua kegiatan yang ada

    karena perawat merupakan sumber keberhasilan pembangunan kesehatan rumah

    sakit (Nursalam dalam Muhammad, 2009). Perawat juga merupakan sumber daya

    manusia dengan populasi terbanyak di rumah sakit. Perawat berperan penting

    dalam menciptakan pandangan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

    khususnya perawat pelaksana di ruang rawat inap. Perawat pelaksana di ruang

    rawat inap mempunyai uraian tugas yang lebih komplek dibanding dengan kepala

    ruangan dan ketua tim di ruang rawat inap. Perawat pelaksana di ruang rawat inap

    memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari sehingga memberi pengaruh yang

    sangat berarti terhadap mutu pelayanan rumah sakit kepada masyarakat sebagai

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    22/199

    2

     pemakai jasa di rumah sakit (Kuswantoro, 2012). Kira-kira 40-60% pelayanan di

    rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan. Dimana penurunan produktivitas

    kerja akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (Depkes, 2007).

    Pada era globalisasi sekarang ini, ketatnya persaingan sumber daya manusia

    (SDM) khususnya perawat dirasakan oleh rumah sakit. Setiap pekerjaan menuntut

    sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kualitas kerjanya, sumber daya

    manusia (SDM) mana yang tidak mampu bersaing akan tersisih dengan

    sendirinya. Salah satu usaha untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik adalah

    meningkatkan produktivitas kerja. Pentingnya produktivitas kerja bagi perawat

    adalah bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan secara terus menerus bagi

    seluruh komponen rumah sakit, peningkatan mutu hasil kerja oleh rumah sakit.

    Dampak dari rumah sakit yang memiliki produktivitas rendah akan

    mengakibatkan turunnya jumlah pelanggan karena rendahnya kualitas pelayanan

    yang dihasilkan sehingga pelanggan akan berpindah pada organisasi lain yang

    memiliki produktivitas kerja yang tinggi dan terciptanya kualitas pelayanan yang

     bermutu (Siagian, 2001).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi kerja,

    tingkat penghasilan, lingkungan kerja, kesempatan berprestasi, manajemen dan

    status gizi (Sedarmayanti, 2011). Menurut Sedarmayanti (2009) lingkungan dan

    iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan

    meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik

    menuju kearah peningkatan produktivitas. Berdasarkan hasil penelitian Minarsih

    (2011) tentang hubungan lingkungan kerja perawat dengan produktivitas kerja

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    23/199

    3

     perawat di RSUP DR.M.Djamil Padang menjelaskan ada hubungan antara

    lingkungan kerja perawat dengan produktivitas kerja perawat di IRNA non bedah

    (penyakit dalam) RSUP DR.M.Djamil Padang.

    Berdasarkan hasil penelitian Efitra (2002) tentang analisis faktor-faktor yang

     berhubungan dengan produktivitas kerja perawat puskesmas di Kota Padang

    menjelaskan ada hubungan yang bermakna antara variabel motivasi dengan

     produktivitas kerja perawat di Puskesmas kota padang tahun 2002. Dari hasil

     penelitian Trisnawati (2012) tentang pengaruh status gizi terhadap produktivitas

    kerja perawat di RSUD Margono purwokerto 2012 didapatkan ada hubungan

    antara status gizi dengan produktivitas kerja perawat di RSUD Margono

    Purwokerto tahun 2012.

    Berdasarkan hasil penelitian Minarsih (2011) menunjukkan bahwa di rumah

    sakit pemerintah perawat pelaksana ruang rawat inap banyak yang kurang

    memperhatikan lingkungan kerja, sikap dan perhatian rendah terhadap pasien

    yang berakibat turunnya produktivitas kerja. Seperti hasil penelitian Ruwaedah

    (1990) dalam Minarsih (2011) di Puskesmas strata II Kodya Makassar,

    menyimpulkan bahwa tenaga kerja perawat pelaksana 59,2% dipengaruhi oleh

     beban kerja yang berlebihan. Banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan

    oleh perawat dapat mengganggu produktivitas kerja dari perawat. Produktivitas

    kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapat hasil kerja sebanyak-

     banyaknya, melainkan kualitas kinerja yang perlu diperhatikan (Sedarmayanti,

    2009). Akibat negatif dari banyaknya tugas tambahan perawat pelaksana rawat

    inap diantaranya timbulnya emosi perawat yang tidak sesuai dengan yang

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    24/199

    4

    diharapkan dan berdampak buruk bagi produktivitas perawat (Irwady dalam

    Minarsih, 2011).

    RSUD Cibinong merupakan rumah sakit terbesar di kabupaten bogor

    sehingga menjadi rumah sakit pusat rujukan untuk seluruh wilayah yang berada di

    kabupaten Bogor yang memiliki 233 tempat tidur, 16 pelayanan dan 747 pegawai

    yang diantaranya 265 adalah tenaga perawat yang terdiri dari 142 perawat di

    ruang rawat inap RSUD Cibinong (Unit Kepegawaian RSUD Cibinong, 2014).

    Berdasarkan data sekunder pencapaian kinerja perawat di ruang rawat inap

    RSUD Cibinong kurang dari 50% padahal standar kemenkes 70%. Hal ini juga

    diakui oleh kepala komite keperawatan yang menyatakan kinerja perawat

     pelaksana di ruang rawat inap kurang dari 50%. Kurangnya kinerja perawat

     pelaksana dirasakan pula oleh keluarga pasien rawat inap. Berdasarkan studi

     pendahuluan yang dilakukan pada 10 keluarga pasien di ruang rawat inap, tujuh

    diantaranya tidak puas terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap

    dikarenakan sering terjadinya keterlambatan penanganan infus yang ada di ruang

    rawat ianp RSUD Cibinong. Hal ini disebabkan karena di ruang rawat inap RSUD

    Cibinong rasio perawat dan pasien 1:3. Padahal berdasarkan standarisasi

    ketenagaan rumah sakit pemerintah, yang ditetapkan permenkes

    RI.NO.262/Men.Kes/Per/VII/1997, ratio perawat dengan pasien adalah 1:1.

    Berdasarkan profil RSUD Cibinong tahun 2012 pencapaian Turn Over Interval  

    (TOI) dan  Bed Turn Over   (BTO) melebihi standar yang telah ditetapkan. TOI

    RSUD Cibinong adalah 0,92 hari padahal standar TOI 1-3 hari dan BTO RSUD

    Cibinong 90 kali padahal standar BTO adalah 40-50 kali. Hal tersebut

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    25/199

    5

    menimbulkan beban kerja yang besar sehingga mempengaruhi lingkungan kerja

    yang tidak nyaman yang berdampak rendahnya produktivitas kerja perawat

     pelaksana (Sitohang, 2006).

    Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada

     perawat pelaksana di ruang rawat inap menyatakan dari 15 perawat pelaksana di

    ruang rawat inap, 8 diantaranya mengatakan rendahnya kesempatan berprestasi

     bagi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD cibinong. Hal ini diperkuat

    dengan pengakuan kepala komite keperawatan yang menyatakan tidak bisa

    memastikan pelatihan keperawatan dilakukan setiap tahun karena pelatihan

    keperawatan baik internal maupun eksternal jarang diselenggarakan. Rendahnya

    kesempatan berprestasi juga merupakan salah satu faktor yang menurunkan

     produktivitas kerja perawat. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti “Faktor-

    Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di

    Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong Tahun 2014”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan data sekunder pencapaian kinerja perawat di ruang rawat inap

    RSUD Cibinong kurang dari 50% padahal standar kemenkes 70%. Hal ini juga

    diakui oleh kepala komite keperawatan yang menyatakan kinerja perawat

     pelaksana di ruang rawat inap kurang dari 50%. Kurangnya kinerja perawat

     pelaksana dirasakan pula oleh keluarga pasien rawat inap. Berdasarkan studi

     pendahuluan yang dilakukan 10 keluarga pasien di ruang rawat inap, tujuh

    diantaranya tidak puas terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    26/199

    6

    dikarenakan sering terjadinya keterlambatan penanganan infus yang ada di ruang

    rawat ianp RSUD Cibinong. Hal ini disebabkan karena di ruang rawat inap RSUD

    Cibinong rasio perawat dan pasien 1:3. Berdasarkan profil RSUD Cibinong tahun

    2012 pencapaian Turn Over Interval   (TOI) dan  Bed Turn Over (BTO) melebihi

    standar yang telah ditetapkan oleh Depkes. TOI RSUD Cibinong adalah 0,92 hari

     padahal standar TOI 1-3 hari dan BTO RSUD Cibinong 90 kali padahal standar

    BTO adalah 40-50 kali. Hal tersebut menimbulkan beban kerja yang besar

    sehingga mempengaruhi lingkungan kerja yang tidak nyaman yang

    mempengaruhi rendahnya produktivitas kerja perawat pelaksana.

    Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada

     perawat pelaksana di ruang rawat inap menyatakan dari 15 perawat pelaksana di

    ruang rawat inap, 8 diantaranya mengatakan rendahnya kesempatan berprestasi

     bagi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD cibinong. Hal ini diperkuat

    dengan pengakuan kepala komite keperawatan yang menyatakan tidak bisa

    memastikan pelatihan keperawatan dilakukan setiap tahun karena pelatihan

    keperawatan baik internal maupun eksternal jarang diselenggarakan. Rendahnya

    kesempatan berprestasi juga merupakan salah satu faktor yang menurunkan

     produktivitas kerja perawat. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti faktor-faktor

    yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat

    inap RSUD Cibinong tahun 2014.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    27/199

    7

    1.3 Pertanyaan Penelitian

    1.  Bagaimana gambaran produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat

    inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

    2.  Bagaimana gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

    3.  Apakah ada hubungan antara variabel motivasi dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

    4.  Apakah ada hubungan antara variabel tingkat penghasilan dengan

     produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong

    tahun 2014 ?

    5.  Apakah ada hubungan antara variabel lingkungan kerja dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

    6.  Apakah ada hubungan antara variabel kesempatan berprestasi dengan

     produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong

    tahun 2014 ?

    7.  Apakah ada hubungan antara variabel manajemen dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

    8.  Apakah ada hubungan antara variabel status gizi dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014 ?

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    28/199

    8

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1  Tujuan Umum

    Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014.

    1.4.2  Tujuan Khusus

    1.  Diketahuinya gambaran produktivitas kerja perawat pelaksana diruang rawat

    inap RSUD Cibinong tahun 2014

    2. 

    Diketahuinya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014

    3.  Diketahuinya hubungan antara variabel tingkat penghasilan dengan

     produktivitas kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Cibinong

    tahun 2014

    4.  Diketahuinya hubungan antara variabel lingkungan kerja dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014

    5.  Diketahuinya hubungan antara variabel kesempatan berprestasi dengan

     produktivitas kerja perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Cibinong

    tahun 2014

    6.  Diketahuinya hubungan antara variabel manjemen dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014

    7.  Diketahuinya hubungan antara variabel status gizi dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong tahun 2014

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    29/199

    9

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1  Manfaat Bagi RSUD Cibinong

    Manfaat penelitian bagi RSUD Cibinong adalah memberikan saran

    dan kritik yang`dapat berguna bagi manajemen rumah sakit sebagai bahan

     pertimbangan dalam rangka pengembangan RSUD Cibinong untuk

    meningkatkan produktivitas kerja hingga terciptanya pelayanan rumah sakit

    yang bermutu. Informasi yang bisa didapat oleh RSUD Cibinong adalah

    mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja

     perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

    Cibinong.

    1.5.2  Manfaat bagi perawat

    Manfaat penelitian bagi perawat adalah dapat menjadi acuan untuk

     perbaikan produktivitas kerja perawat dengan melihat faktor-faktor yang

     berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat

    inap RSUD Cibinong.

    1.5.3  Manfaat Bagi Peneliti

    Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

     praktis kepada peneliti tentang semua proses penelitian dari pembuatan

    kuisioner, menyebarkan kuesioner sampai menginterpretasikan hasil dan

    analisis penelitian sehingga peneliti mengetahui faktor-faktor yang

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    30/199

    10

     berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat

    inap RSUD Cibinong.

    1.5.4  Manfaat Bagi Pembaca

    Bagi Pembaca diharapkan penelitian ini dapat lebih memacu

     penelitian-penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan

    dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD

    Cibinong.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas

    kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

    Cibinong tahun 2014. Objek penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja

    di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong tahun 2014. Waktu penelitian

     pada bulan April-Mei 2014.

    Penelitian ini dilakukan karena pencapaian kinerja perawat pelaksana di ruang

    rawat inap RSUD Cibinong dibawah standar kemenkes, penelitian ini penting

    untuk dilakukan agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan

    dengan produktivitas perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Cibinong

    sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang

     bermanfaat untuk dapat meningkatkan pencapaian kinerja perawat pelaksana di

    rumah sakit tersebut. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif

    dengan menggunakan desain cross sectional .

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    31/199

    11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Produktivitas

    2.1.1  Produktivitas Secara Umum

    Filosofi produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena

    makna produktivitas adalah keinginan (the will)  dan upaya (effort) manusia

    untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala

     bidang.

    Menurut Encyclopedia Britanica (1982) disebutkan bahwa

     produktivitas dalam ekonomi berarti rasio dari hasil yang dicapai dengan

     pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sesuatu. Sedangkan

    menurut formulasi National Productivity Board (NPB) Singapura, dikatakan

     bahwa produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai

    semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan.

    2.1.2  Produktivitas Kerja

    Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan

    hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting

    diperhatikan. Sebagaimana diungkapkan bahwa produktivitas individu dapat

    dinilai dan apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    32/199

    12

    kata lain, produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan

     pekerjaannya atau unjuk kerja. Orang yang produktif akan menggambarkan

     potensi, persepsi dan kreatifitas yang senantiasa menyumbangkan

    kemampuannya agar bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan (Sedarmayanti,

    2009).

    Produktivitas kerja lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik-

    teknik manajemen akan tetepi mengandung filosofi dan sikap yang didasarkan

     pada motivasi yang kuat untuk secara terus menerus berusaha mencapai mutu

    kehidupan yang lebih baik. (Kongres produktivitas sedunia ke IV di Oslo

    norwegia (1984) dalam stefanus emanuel, 1998.

    Pada dasarmya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang

    memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri

     bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok

    lebih baik dari hari ini (Sinungan,2003). Sikap yang demikian membuat

    seorang selalu mencari perbaikan dan peningkatan. Orang yang mempunyai

    sikap tersebut terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif serta terbuka,

    tetapi kritis terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.

    Menurut Hakim (2009) indikator produktivitas kerja adalah

     pencapaian tujuan, kreatifitas, tingkat pelayanan dan umpan balik. Kreativitas

    ini meliputi kreatif dalam memecahkan masalah, kreatif dalam memanfaatkan

    waktu kerja dan waktu luang . Ditambahkan pentingnya kreatifitas pada

     produktivitas. Sesuai dengan Sinamo dalam Kartikasari (2008) dengan nilai

     produktif maka setiap masyarakat memanfaatkan waktunya sebaik dan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    33/199

    13

    sekreatif mungkin untuk membuat hal-hal yang positif dan generasi mudah

     juga akan lebih produktif untuk belajar dan menghasilkan karya juga prestasi.

     perilaku kerja yang produktif seperti rajin, hemat, bersemangat, teliti, tekun,

    ulet, sabar, akuntabel, responsibel, berintegritas, menghargai waktu,

    menghargai pengetahuan, kreatif, inovatif, dan sebagainya (Sinamo dalam

    kartikasari, 2008). Berdasarkan teori diatas kreatifitas penting karena perawat

    yang kreatif dalam memecahkan masalah dan memanfaatkan waktu kerja dan

    waktu luang akan menghasilkan output yang produktif. Kreatifitas juga

    merupakan salah satu ciri-ciri dari perilaku orang yang produktif. Cara

    meningkatkan kreativitas antara lain :

    a.  Mengadakan pelatihan terkait asuhan keperawatan

    Tujuan diadakan pelatihan adalah untuk meningkatkan kreatifitas perawat

     pelaksana terkait asuhan keperawatan.

     b.  Perawat manajer meningkatkan kreativitas melalui kepekaan yang

    memberikan perhatian dan memberlakukan perawat dengan baik. Manajer

    yang kompeten secara professional memberikan inspirasi untuk kreativitas

    dengan memberikan pujian kepada perawat pelaksana karena dengan

    memberikan pujian perawat pelaksana akan merasa hasil kerjanya dihargai

    dan perawat akan terus meningkatkan hasil kerjanya.

    c. 

    mengadakan curah pendapat

    ditujukan untuk meningkatkan kreatifitas pegawai (Swanburg, 1995).

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    34/199

    14

    Budaya produktif dirumuskan sebagai totalitas kesadaran, pikiran, perasaan,

    sikap, dan keyakinan yang mendasari, menggerakkan, mengarahkan, serta

    memberi arti pada seluruh perilaku dan proses produktif dalam suatu sistem

     produksi. (Sinamo dalam kartikasari, 2008).

    Menurut Mulianto (2006) beberapa faktor yang sangat menunjang dan

    menentukan dalam keberhasilan usaha peningkatan produktivitas kerja perawat

    yaitu dukungan penuh semua manajer yaitu manajer tingkat atas, tingkat

    menengah dan tingkat bawah untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat,

    komunikasi yang efektif antar perawat, partisipasi atau keikutsertaan semua

     perawat dari segala lapisan bila ada kegiatan yang berkaitan dengan hal

     penunjang kinerja khususnya perawat seperti pelatihan, usaha yang terus-menerus

    dan terprogram dengan cara setiap ruang rawat inap memiliki standar program

    kerja, ada organisasi atau pejabat yang bertanggung jawab dalam usaha

     peningkatan produktivitas dan selalu mengadakan pemantauan serta melakukan

    tindak lanjut seperti diadakan penghargaan bagi perawat di ruang rawat inapnya

    yang memiliki program kerja diatas standar sehingga perawat diberikan stimulus

    untuk bekerja lebih baik. Usaha peningkatan produktivitas dilakukan secara terus

    menerus dan dilakukan pemantauan, evaluasi, tindak lanjut, dan apresiasi kepada

    mereka yang berhasil memberikan kontribusi (Mulianto, 2006).

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    35/199

    15

    2.1.3  Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

    Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang

     berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan

    lingkungan organisasi dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.

    Menurut (Sedarmayanti, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi

     produktivitas kerja adalah :

    1.  Sikap mental

    Sikap mental terdiri dari motivasi, disiplin kerja dan etika kerja.

    a. 

    Motivasi

    Motivasi dapat diartikan sebagai suatu daya pendorong (driving force)

    yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena

    takut akan sesuatu. Motivasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

    “kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang

    mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan atau

    mengurangi ketidakseimbangan”. (Bernard Berendoom dan Gary

    A.Stainer)

    Dari pengertian motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada

    motivasi jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta

    ketidak seimbangan. Rangsangan terhadap hal tersebut akan

    menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh akan mendorong

    untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan.

    Menurut Mangkunegara (2001) motivasi kerja didefinisikan sebagai

    suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    36/199

    16

    memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

    Menurut Mulianto (2006) motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang

    mempengaruhi perilaku tenaga kerja untuk dapat meningkatkan

     produktivitas kerja karena adanya keyakinan bahwa peningkatan

     produktivitas mempunyai manfaat bagi dirinya. Motivasi rendah

    ditimbulkan oleh berbagai sebab yang berakibat pada rendahnya

     produktivitas. Menurut Hasibuan (2010) dimana dikatakan bahwa

    motivasi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap

    individu pegawai dapat membangkitkan keinginan untuk bekerja keras

    dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Setiap orang

    memiliki motivasi dalam hidup yang dapat dijadikan sebagai satu alasan

     pendorong untuk bekerja lebih keras lagi untuk menghasilkan output

    secara maksimal.

    Sedangkan menurut Munandar dalam usman (2002) motivasi kerja

    adalah besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk

    melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Jadi motivasi kerja adalah proses

     pemberian motif atau dorongan bekerja kepada pegawai sedemikian rupa

    sehingga mereka mau bekerja dalam mencapai tujuan organisasi.

    Menurut American Encyclopedia dalam lukmanul hakim motivasi

    adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pertentangan) dalam

    diri seseorang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-

    tanduknya.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    37/199

    17

    Menurut Herzberg dalam Hasibuan (2008) motivasi terdiri dari dua

    faktor yaitu :

    Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan yang

     berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh

    ketenteraman dan kesehatan badaniah

    -  Kebutuhan pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis

    seseorang, dimana kebutuhan ini meliputi serangkaian kebutuhan

    instrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan

    menggerakkan motivasi yang kuat dan sebaliknya jika tidak ada akan

    mengakibatkan ketidakpuasan.

    Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi

    antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri

    seseorang yang diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang itu sendiri

    yang disebut faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik (Wahjosumidjo, 1992).

    Motivasi menjadi berhubungan dengan produktivitas kerja karena

    motivasi menjadi penyebab, penyalur dan pendukung perilaku manusia,

    supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal

    (Hasibuan, 2005). Produktivitas seseorang tergantung pada motivasi orang

    tersebut terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi motivasi

    seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin tinggi pula tingkat

     produktivitasnya (Justine, 2002). Motivasi semakin penting karena

    manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    38/199

    18

    dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya sehingga

    menghasilkan pegawai yang produktif.

    Menurut pendapat Sustermeister dalam sedarmayanti (2001),

    Yuniarsih (2008) dan Siagian (2001) yang menyatakan bahwa salah satu

    faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah motivasi. Menurut

    Ilyas (1999) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu

    faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, hal ini sesuai dengan

     pendapat Siagian (1995) yang menyatakan bahwa apabila seseorang

    termotivasi, yang bersangkutan akan berusaha keras untuk melakukan

    sesuatu. Menurut Hakim (2009) indikator penilaian motivasi adalah :

    a.  Pencapaian prestasi kerja

    Pencapaian prestasi kerja menjadi indikator yang penting

    karena dengan pencapaian prestasi kerja, pegawai dapat mengukur

    kemampuan kerja yang mereka lakukan.

     b.  Pengakuan hasil kerja

    Menurut Soeroso dalam Maharlin (2013) salah satu faktor yang

    mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan pengakuan yaitu kebutuhan

    yang berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari orang lain

    (masyarakat) tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakui, dihormati, dan

    dihargai orang lain karena keahlian dan kemampuan dalam

     pekerjaannya.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    39/199

    19

    Hal ini didukung oleh Mangkunegara (2004) yang menyatakan

    faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yang berasal dari

    organisasi meliputi pembayaran atau gaji ( pay), pengawasan

    ( supervision), pujian ( praise) dan pekerjaan itu sendiri ( job it self ).

    Pentingnya pengakuan hasil kerja dalam motivasi juga

    diperkuat dengan teori  Motivation Human Relation  yaitu teori ini

    mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut

    teori ini seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima dan diakui

    dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peranan

    aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontrak-

    kontrak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan

    gairah kerja. Teori ini menganjurkan bila dalam memotivasi bawahan

    memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung

    kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap

    optimis (Hasibuan, 2005).

    Cara meningkatkan pengakuan hasil kerja perawat antara lain

    dengan memberikan reinforcement positif artinya pengakuan terhadap

    ide, tidakan dan pendapat orang lain dengan mengucapkan kata-kata

     pujian atau pengakuan seperti “pendapat anda sangat bagus”, memakai

    ungkapan non verbal sebagai tanda menyetujui misalnya tersenyum,

    menganggukkan kepala, atau menepuk punggung untuk menyakinkan,

    akan mendorong perawat untuk mau lebih banyak berpartisipasi atau

     berusaha lebih keras memperbaiki kinerja mereka.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    40/199

    20

    Reward yang diberikan untuk keberhasilan sekecil apapun

    dapat membangkitkan kepuasan pada diri peserta disik. Sebaliknya

    teguran akan melunturkan motvasi dan menyebabkan perawat menarik

    diri. Insentif yang sangat ampun adalah meminta perawat berbagi

     pengalaman dengan orang lain (Bastable, 1997).

    c.  Pengembangan potensi individu

    Pengembangan potensi individu dengan cara melanjutkan

     jenjang pendidikan dan mengikuti pelatihan baik internal maupun

    ekternal di organisasi.

    d.  Kualitas supervisi

    Seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif,

    melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide,

     pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan

    diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.

     b.  Disiplin Kerja

    Disiplin kerja dapat diartikan sebagai sikap menghargai, patuh, taat

    terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku di tempat kerja yang

    dilakukan secara rela dengan penuh tanggung jawab dan siap untuk

    menerima sangsi jika melanggar tugas dan wewenang. Dalam

    mewujudkan hak dan kewajiban berarti adanya kepatuhan atau ketaatan

    terhadap kesepakatan bersama dan adanya pengendalian diri (self control)

    yang merupakan hakikat dari disiplin. Keputusan dalam memenuhi

     berbagai ketentuan tersebut merupakan pemupukan disiplin dan kesadaran

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    41/199

    21

    masing-masing akan hak dan kewajiban akan mendorong berkembangnya

     produktivitas. Indikator yang digunakan dalam variabel disiplin kerja

    adalah pencapain tujuan organisasi dengan menggunakan waktu secara

    efektif, meliputi ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas dan

     penghematan waktu dalam melaksanakan tugas (Novitasari, 2008).

    c.  Etika kerja

    Sikap dan etika kerja yang saling menghormati antar pegawai memberikan

    nilai plus dan membuat pegawai yang lain menjadi betah untuk bekerja

    dan nyaman karena mendapat respon yang baik. Indikator etika kerja

    antara lain kerja sama dalam melaksanakan tugas dan hubungan antar

    rekan kerja (Arif, 2011).

    2.  Pendidikan

    Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan

    mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan artinya

     pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat berarti pendidikan

    formal maupun nonformal. Tingginya kesadaran akan pentingnya

     produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan

    tindakan yang produktif.

    3.  Keterampilan

    Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan

    lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

    Pegawai akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan

    (ability) dan pengalaman (experience) yang cukup serta memiliki

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    42/199

    22

    kesempatan berprestasi di organisasinya. Indikator keterampilan adalah

     pengalaman kerja dan kesempatan berprestasi (Sedarmayanti, 2011).

    4. 

    Manajemen

    Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan sistem yang

    diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta

    mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat maka akan

    menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong

     pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif.

    Menurut Swanburg (2000) dan Setiadi (2012) manajemen

    keperawatan adalah persepsi perawat tentang Model Praktik Keperawatan

    Profesional (MPKP) melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian,

     pengarahan dan pengendalian.

    Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses

    dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen

    keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff

    keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.

    Seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi-fungsi manajemen

    dalam memberikan perawatan kesehatan kepada klien. Perawat manajer

    (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan konsep-

    konsep, prinsip-prinsip, teori-teori manajemen keperawatan. Mereka

    mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana optimal bagi

     persyaratan pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    43/199

    23

    Perawat-perawat klinis mengatur seleksi sumber daya manusia dan materi

    dan memberikan masukan tambahan kedalam proses manajemen.

    Menurut Swanburg (2000) manajemen keperawatan adalah persepsi

     perawat tentang Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) melalui

    tahapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

    Indikator penilaian manajemen antara lain :

    a.   perencanaan (planning)

    keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal

    yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian

    tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,1995).

    -   perumusan visi, misi, filosofi tujuan

    filosofi : seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi

    rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan

    arahan seluruh perencanaan jangka panjang.

    Visi : Visi dirumuskan bersama oleh kepala ruang dengan

    memperhatikan masukan-masukan dari stakeholders dan visi

    seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai

    dengan perkembangan ipteks dan masyarakat.

    Misi : Misi memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan

    dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun

    waktu tertentu.

    Tujuan : pernyataan konkret dan spesifik dimana misi akan dicapai

    dan filosofi atau keyakinan berlangsung.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    44/199

    24

    -  Menyusun kebijakan

    Kebijakan yang disusun didalam ruangan keperawatan adalah

    kedisiplinan, aturan dinas, rotasi, jenjang karir dan lain-lain.

    -  standar kerja

    hasil pekerjaan yang harus dipenuhi baik secara kuantitatif maupun

    kualitatif dan disiplin organisasi. Standar kinerja merupakan

    identifikasi tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang

    menggambarkan apa yang harus dilakukan.

    -  Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

     prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan

    diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain

    untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk

    mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.

    -  Melakukan rencana harian kegiatan masing-masing klasifikasi

     pekerjaannya.

     b.   pengorganisasian (organizing)

     proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas itu kepada orang yang

    sesuai dengan kemampuannya dengan cara pembuatan struktur

    organisasi, daftar dinas dan daftar pasien.

    c. 

     pengarahan (directing)

     pengarahan seputar manajemen konflik, pendelegasian, supervisi dan

    komunikasi efektif dengan cara melakukan pelatihan tentang sistem

     pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    45/199

    25

    d.   pengendalian (controlling)

    aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-

     penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-

    aktivitas yang direncanakan. Kepala Ruangan akan membuat laporan

    hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang dilakukan terkait

    dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerja sama

    dengan tim rumah sakit atau ruangan membuat sendiri. Jadi

     pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa

    aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan

     berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan.

    5.  Hubungan Industrial Pancasila (H.I.P)

    Hubungan industrial pancasila adalah suatu sistem hubungan yang

    terbentuk antara para pelaku proses produksi barang dan jasa (pekerja,

     pengusaha dan pemerintah) yang didasarkan atas nilai-nilai yang

    merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila dari Pancasila dan UUD

    1945.

    Dengan penerapan Hubungan Industrial Pancasila maka akan :

    a.  Menciptakan ketenagan kerja dan memberikan motivasi kerja secara

     produktif sehingga produktivitas dapat meningkat

     b. 

    Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga

    menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    46/199

    26

    c.  Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong

    diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan

     produktivitas

    6.  Tingkat penghasilan

    Tingkat penghasilan adalah segala sesuatu yang diterima para

    karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Oleh karena itu, bila

    karyawan memandang gaji mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi

    dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis. (Wahyuningtyas,

    2013). Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan

    konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk

    meningkatkan produktivitas. Tingkat penghasilan adalah jenjang

     penghasilan yang diperoleh oleh tiap individu sebagai balas jasa atau

    imbalan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

    individu-individu tersebut (Carnadi, 2010).

    Penghasilan melatarbelakangi seseorang untuk memutuskan memasuki

    dunia kerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan

    gaji yang didapatkannya maka seorang tenaga kerja atau individu yang

     bekerja dapat secara otomatis membiayai segala macam kebutuhan

    hidupnya baik sandang, pangan maupun papan. Penghasilan atau gaji bagi

     pegawai merupakan cost atau biaya yang harus dikeluarkan oleh

    organisasi dan dimasukkan dalam ongkos atau biaya. Penghasilan bagi

    semua dan setiap pegawai adalah sesuatu yang sangat penting termasuk

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    47/199

    27

    salah satunya adalah perawat. Bagaimanapun gaji merupakan kebutuhan

     paling dasar bagi karyawan.

    Menurut Frank (1987) kebutuhan manusia berbentuk sistem hirarkis,

    sehingga kebutuhan yang dibawah jika tidak tercukupi akan menghambat

     pemenuhan kebutuhan yang diatasnya. Menurut Frank (1987) membagi

    kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan seperti tingkatan diatas

    aktualisasi diri, harga diri, sosial, rasa aman dan kebutuhan fisiologis

    makan, minum dan tempat tinggal. Menurut Simanjuntak (1998) gaji di

    Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi, yaitu: menjamin

    kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, mencerminkan

    imbalan atas hasil kerja pegawai dan menyediakan insentif untuk

    mendorong peningkatan produktivitas kerja. Gaji merupakan hasil

     pertukaran antara apa yang telah diberikan pegawai kepada institusi atas

    usaha yang diberikan oleh pegawainya. Jika imbalan dirasakan kurang,

    ketidakpuasan akan muncul (Triantoro, 2005). Indikator tingkat

     penghasilan adalah nominal gaji yang didapatkan pegawai sebagai balas

     jasa atau imbalan dari instansi (Carnadi, 2010).

    Menurut teori Hasibuan (2008) yang dikutip oleh Lukmanul Hakim

    (2009) penghasilan mencerminkan imbalan atas jasa seseorang terhadap

    organisasi. Sedangkan menurut Siagian (2001) para psikolog berpendapat

     bahwa manusia banyak memiliki kebutuhan yang hanya sebagian dapat

    dipenuhi secara langsung dengan uang. Uang merupakan bentuk

     penghargaan langsung yang mempunyai nilai ekonomi murni dan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    48/199

    28

    karyawan mengharapkan dibayar untuk pekerjaan yang mereka lakukan

    untuk mencapai tujuan organisasi. Upah berupa uang tersebut

    mempengaruhi tingkat motivasi dan dengan demikian memberikan

    sumbangan yang maksimal kepada organisasi.

    Menurut Sedarmayanti (2011) apabila tingkat penghasilan memadai

    maka menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat

    dimanfaatkan. Pemberian penghasilan berdasarkan kinerja dapat

    memberikan dampak positif terhadap perilaku karyawan, menimbulkan

    kepuasan kerja bagi karyawan, memberikan dampak positif terhadap

    kemampuan organisasi, mampu menghasilkan pencapaian tujuan yang

    telah dirancang dan mempertahankan lebih banyak karyawan yang mampu

     bekerja dengan prestasi tinggi (Swansburg, 1995).

    Menurut Siagian (2001) indikator tingkat penghasilan adalah gaji

     pokok dan tunjangan yang diberikan oleh organisasi kepada pegawainya

     per bulan. Menurut Triantoro (2005) jika imbalan dirasakan kurang,

    ketidakpuasan akan muncul. Jika ketidakpuasan ini berlarut-larut maka

    motivasi kerja akan menurun, akibatnya produktivitas kerja juga akan

    menurun.

    7.  Gizi dan kesehatan

    Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadan

    sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi bila mempunyai semangat

    yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Gizi

    dan kesehatan seseorang dapat dilihat dari status gizi orang tersebut.

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    49/199

    29

    Menurut Sudiarti (2007) penilaian status gizi secara langsung dapat

    dilakukan dengan :

    Tabel 2.1

    Penilaian Status Gizi

     No Penilaian gizi Klasifikasi pengukuran

    1. Antropometri BB/umur

    TB/umur

    BB/TB

    LILA/umur2. Pemeriksaan klinis Perubahan yang terjadi (kulit, mata,

    rambut, mukosa oral) dibandingkan

    dengan ketidakcukupan zat gizi

    3. Biokimia pemeriksaan spesimen yang diuji secara

    laboratories contoh: darah, urin, tinja

    4. Biofisika melibat kemampuan fungsi dan melihat

     perubahan struktur dari jaringan.

    Penilaian status gizi yang digunakan adalah antropometri

    dengan klasifikasi pengukuran IMT yaitu BB/TB. IMT dipilih karena

    tidak memerlukan waktu yang lama, biaya terjangkau, tidak

    memerlukan data usia, dan dapat mengetahui proporsi badan ( gemuk,

    normal, kurus). Menurut Sudiarti (2007) status gizi adalah penilaian

    gizi berupa proporsi badan dengan melihat berat badan dan tinggi

     badan. Menurut Depkes RI (2007) Parameter berat badan / tinggi

     badan berdasarkan kategori ZScore diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    50/199

    30

    -  IMT < 18,4 gizi kurang

    -  IMT 18,5 - 25,0 gizi normal.

    IMT > 25,1 gizi lebih

    Cara meningkatkan status gizi kurang antara lain:

    -  Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang

    -  Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari

     biasanya seperti roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.

    -  Tetap berolahraga secara teratur

    Cukup istirahat

    Cara mempertahankan status gizi normal antara lain:

    -  Pertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu

    gizi seimbang.

    -  Pertahankan kebiasaan olah raga yang teratur dan tetap melakukan

    -  Kebiasaan fisik sehari-hari

    Cara menurunkan status gizi lebih antara lain :

    Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang

    -  Kurangi jumlah makanan terutama sumber energy

    -  Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis,

    -  Makan banyak sayuran dan buah-buahan

    -  Hindari minuman beralkohol

    -  Olah raga dan kegiatan fisik

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    51/199

    31

    8.  Jaminan sosial

    Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada

     pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian kepada

     pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat

    kerja. Apabila jaminan sosial pegawai menucukupi maka akan dapat

    menimbulkan kesenangan bekerja, sehingga mendorong pemanfaatan

    kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

    9.  Lingkungan kerja

    Menurut Hoy and miskel (1987) dalam lukmanul hakim lingkungan

    kerja adalah persepsi anggota tentang lingkungan sekitar organisasi.

    Menurut Gibson (1998) lingkungan kerja adalah seperangkat sifat-sifat

    yang dirasakan langsung atau tidak langsung oleh pekerja, serta diduga

     punya pengaruh besar terhadap perilaku mereka dalam pekerjaan itu.

    Menurut Wirawan (2007) lingkungan kerja adalah persepsi anggota

    organisasi (secara individual maupun kelompok) dan mereka yang secara

    tepat berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen,

    konsultan dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau terjadi di

    lingkungan internal organisasi secara rutin yang mempengaruhi sikap dan

     perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian

    menentukan kinerja organisasi.

    Menurut Supardi dalam Novita (2013) lingkungan kerja merupakan

    keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik yang

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    52/199

    32

    dapat memberikan kesan yang menyenangkan, mengamankan,

    menentramkan, dan betah kerja.

    Lingkungan kerja adalah suasana psikologis yang berpengaruh

    terhadap perilaku organisasi, terbentuk sebagai hasil tindakan organisasi

    dan interaksi diantara anggota organisasi. Karena perilaku merupakan

    fungsi dari karakteristik manusia dan persepsinya terhadap lingkungan,

    maka persepsi anggota organisasi terhadap iklim kerja yang terbentuk

    dilingkungan kerjanya akan memberikan hasil yang positif.

    (www.gdl.itb.ac.id dalam andina pertiwi 2010)

    Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar

    senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan

     pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.

    Berdasarkan teori pengharapan, kondisi kerja fisik yang sesuai dan

    nyaman dan serta peralatan, alat kerja, informasi dan sumber daya lain

    yang cukup akan mempunyai pengaruh yang prositif terhadap tingkat

    usaha pegawai dalam suatu organisasi.

    Gray danh strake (1984) dalam ((baidoeri,2003) menyatakan bahwa

    salah satu faktor yang bepengaruh dalam kinerja seseorang adalah

    lingkungan kerja. Menurut Locke (1976 dalam sensusiati 2003)

    menyatakan bahwa pegawai lebih menyukai keadaan fisik sekitar yang

    tidak berbahaya dan merepotkan. Disamping itu juga memiliki

    temperature, cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lainnya yang tidak

    ekstrem. Banyak   pegawai bersedia menerima uang yang lebih kecil untuk

    http://www.gdl.itb.ac.id/http://www.gdl.itb.ac.id/

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    53/199

    33

     bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang

    kurang menuntut atau kurang mempunyai keleluasaan yang lebih besar

    dalam pekerjaan yang mereka lakukan selama jam kerja (robbins, 1994

    dalam sensusiati,2003). Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja

    yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antara

     bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja

    (Supardi dalam Subroto, 2005).

    Menurut Ferina (2008) dalam Nitisemito (2000) lingkungan kerja

    dibagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Lingkungan

    kerja lebih dititikberatkan pada keadaan fisik tempat kerja karena dengan

    tidak adanya gangguan dalam lingkungan bekerja maka karyawan akan

    dapat bekerja dengan baik. terdapat disekeliling karyawan yang dapat

    dilihat dan dirasakan kemudian memberikan efek samping baik negatif

    maupun positif terhadap hasil dari pekerjaan. Menurut Sofyan (2013)

    lingkungan kerja adalah faktor-faktor diluar manusia baik fisik mau pun

    non fisik dalam sesuatu organisasi. Menurut Simanjutak (1985)

    lingkungan kerja termasuk dalam faktor sarana pendukung yang

    mempengaruhi produktivitas kerja. Menurut Hakim (2009) indikator

     penilaian lingkungan kerja adalah :

    a. 

    Hubungan antar rekan kerja

     pegawai harus menjaga hubungan dengan pegawai lainnya. hal ini

    dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja.

     b.  Kerjasama dalam melaksanakan tugas

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    54/199

    34

    kerjasama dalam melaksana tugas menjadi hal yang sangat penting

    terutama bila pekerjaan melibatkan tim.

    c. 

    Fasilitas pendukung kerja

    Menurut Handari (1990) fasilitas kerja merupakan suatu bentuk

     pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja

    dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan

     produktifitas kerja karyawan.

    d.  Kondisi tempat kerja

    kondisi tempat kerja harus mendukung pegawai menjadi produktif

    e.  Proses kegiatan rapat.

    Dalam kegiatan rapat, menjalin hubungan antar pegawai sangat

     penting karena bila hubungan antar pegawai baik maka proses

    kegiatan rapat akan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi.

    10. Sarana produksi

    Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan

     produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik,

    kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai

    11. Teknologi

    Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya

    maka akan memungkinkan :

    a.  Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi

     b.  Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu

    c.  Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    55/199

    35

    Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat

    mendukung peningkatan produktivitas.

    12. 

    Kesempatan berprestasi

    Menurut Herzberg dalam Siagian (2009) jika karyawan berpandangan

     positif terhadap tugas pekerjaannya, tingkat kepuasannya biasanya tinggi

    dan sebaliknya jika para karyawan memandang tugas pekerjaannya secara

    negatif maka tingkat kepuasannnya rendah.

    Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau

     pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat bagi

    dirinya maupun bagi organisasi. Pegawai yang bekerja tentu

    mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi

    yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi.

    Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan

    dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan

     potensi yang dimiliki untuk meningkakan produktivitas kerja

    (Sedarmayanti, 2009).

    Menurut Gollerman (1984) yang dikutip dalam Lukmanul Hakim

    (2009), pada dasarnya orang yang berorientasi pada prestasi kerja hanya

    ingin diberitahu apa yang diharapkan manajemen untuk mereka perbuat

    dan selanjutnya mereka berharap dibiarkan melakukannya sendiri.

    Menurut Sedarmayanti (2011) pegawai yang bekerja tentu

    mengharapkan peningkatan potensi diri, apabila terbuka kesempatan untuk

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    56/199

    36

     berprestasi maka akan meningkatkan produktivitas. Menurut

    Sedarmayanti (2011) indikator kesempatan berprestasi antara lain:

    Pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang

    dimiliki seseorang

    -  Kesempatan mengembangkan diri dengan program pendidikan

    lanjutan yang dibiayai oleh organisasi tersebut.

    -  Kemajuan kenaikan pangkat

    Kemajuan naik pangkat disesuaikan dengan lama masa kerja

     pegawai.

    -  Adanya reward

    Menurut artikel yang ditulis Hermansyah (2013) sebagai langkah

    nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan

     pegawai yang telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Cara

    menciptakan reward salah satunya melalui financial saja namun bisa

     juga memberikan predikat pegawai teladan yag bertujuan untuk

    meningkatkan kesempatan berprestasi perawat (Edy, 2008).

    2.1.4  Peningkatan Mutu Dan Produktivitas Kerja Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerus agar

    diperoleh sumber daya manusia yang bermutu dalam arti yang sebenarnya,

    yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang

    memang dikehendaki. Bermutu bukan hanya berarti pandai saja, tetapi

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    57/199

    37

    memenuhi semua syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu, sehingga

     pekerjaan itu benar-benar dapat diselesaikan sesuai rencana.

    Dengan demikian, maka peningkatan mutu sumber daya manusia

    dimaksudkan untuk berbagai keperluan, antara lain adalah :

    1.  Menyiapkan seseorang agar pada saatnya dihari tugas tertentu akan

    mampu diserahi tugas yang sesuai

    2.  Memperbaiki kondisi seseorang yang sudah diberi tugas dan sedang

    menghadapi tugas tertentu, sedang yang merasa ada kekurangan pada

    dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya.

    3.  Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti

    syaratnya lebih berat dari tugas yang sedang dikerjakannya.

    4.  Melengkapi seseorang dalam hal-hal yang mungkin timbul disekitar

    tugasnya, baik yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh

    terhadap pelaksanaan tugasnya.

    2.2 Rumah sakit

    2.2.1  Definisi Rumah sakit

    Menurut undang-undang no 44 tahun 1999 tentang rumah sakit,

    definisi rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

    menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Peraturan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/Per/II/1998

    tentang rumah sakit menyatakan rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    58/199

    38

    yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat

    dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit

    merupakan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik yang

    mempunyai sifat utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan

    yang bersifat penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

    Berdasarkan definisi-definisi diatas memiliki banyak kesamaan dan

    dapat dilihat bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik untuk individu atau masyarakat

    secara paripurna yaitu pelayanan pengobatan penyakit (kuratif) pelayanan

     perawatan (rehabilitative), pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan

    kesehatan (promotif), rumah sakit juga sebagai tempat pendidikan dan

     pelatihan tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang kesehatan.

    Menurut Sudarma (2008) kualitas sebuah rumah sakit sangat

    ditentukan oleh kualitas keperawatan. Oleh karena itu, peningkatan mutu

    layanan rumah sakit identik dengan peningkatan layanan keperawatan.

    Peningkatan layanan keperawatan sama maknanya dengan pentingnya

     perhatian terhadap mutu dan produktivitas kerja tenaga perawat.

    2.2.2  Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit,

    rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan secara

     paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif). Untuk menjalankan

    tugasnya rumah sakit mempunyai fungsi :

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    59/199

    39

    a.  Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

    sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

     b. 

    Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

    kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketigas sesuai kebutuhan

    medis;

    c.  Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

    rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

    d.  Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

     bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

    memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

    Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

    159b/Menkes/per/II/1988 tentang rumah sakit, bahwa tugas rumah sakit

    adalah melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan

     penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan, jiwa dan

    dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan

     pencegahan (preventif), serta melaksanakan upaya rujukan. Adapun fungsi

    rumah sakit adalah sebagai berikut :

    a.  Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan

     penunjang medis, pelayanan perawat, pelayanan rehabilitasi, pencegahan

    dan peningkatan kesehatan.

     b.  Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medis dan

     paramedik

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    60/199

    40

    c.  Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

    kesehatan.

    2.2.3  Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

    Rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi

    rumah sakit umum kelas A, B, C dan lekas D. Klasifikasi tersebut didasarkan

     pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan.

    1.  Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

    fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan

    subspesialitik luas

    2.  Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai

    fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11

    spesialistik dan subspesialistik terbatas

    3.  Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai

    fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar

    4.  Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas

    dan kemampuan pelayanan medik dasar.

    2.2.4  Ketentuan Umum

    Beberapa ketentuan yang penting dalam keputusan menteri kesehatan republik

    Indonesia nomor: 983/menkes/SK/XI/1992 ialah:

    1.  Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

    kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan sub spesialistik

  • 8/18/2019 Fitria Aryani Susanti - Fkik

    61/199

    41

    2.  Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik

     pemerintah baik pusat, daerah, departemen pertahanan dan keamanan,

    maupun badan usaha milik Negara

    3.  Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum pemerintah kelas A

    dan B yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medik oleh

    fakultas kedokteran

    4.  Klasifikasi rumah sakit umum adalah pengelompokan rumah sakit umum

     berdasarkan pembedaan tingkatan menurut kemamuan pelayanan

    kesehatan yang dapat disediakan.

    5.  Pelayanan medik spesialistik dasar adalah pelayanan medik spesialistik

     penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan kesehatan

    anak

    6.  Pelayanan medik spesialistik luas adalah pelayanan medik spesialistik

    dasar ditambahdengan pelayanan spesialistik telinga, hidung, dan

    tenggorok, mata, saraf, jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi,

    anestesi, rehabilitasi medik, patologi klinis, patologi anatomi, dan

     pelayanan spesialistik lain sesuai dengan kebutuhan

    7.  Pelayanan medik subspesialistik luas adalah pelayanan subspesialistik di

    setiap subspesialistik yang ada

    8. 

    Rumah sakit swadana adalah rumah sakit milik pemerintah yang diberi