arga indera w-fkik

109
GAMBARAN TEKANAN DARAH BERDASARKAN FAKTOR PEMBERAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Sarjana S-1 Keperawatan (S.Kep.) Oleh : ARGA INDERA WAHYUDI 108104000046 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: ranifeb

Post on 08-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal tekianan darah

TRANSCRIPT

  • GAMBARAN TEKANAN DARAH BERDASARKAN FAKTOR

    PEMBERAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI

    WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG

    SELATAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

    Meraih Sarjana S-1 Keperawatan (S.Kep.)

    Oleh :

    ARGA INDERA WAHYUDI

    108104000046

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1435 H/2014 M

  • LEMBAR PERSEMBAHAN

    Tuhan mengirimkan bintang yang senantiasa menyinari tatasurya yang indah

    Tuhan mengirimkan matahari yang senantiasa menyinari bumiyang selalu kita pijak

    Tuhan mengirimkan bulan yang senantiasa menyinari kegelapandi setiap malam

    Tuhanpun mengirimkan malaikat-malaikat tak bersayap yangsenantiasa menyinari jalan kehidupan

    Untuk malaikat-malaikat tak bersayap yang telah menyinarikehidupanku ini

    Engkau bukanlah sosok yang selalu berdiri didepanku

    Engkau juga bukan sosok yang selalu berdiri di belakangkuNamun engkau adalah sosok yang senantiasa berdiri disampingkuuntuk selalu ada disaat aku membutuhkan arahan, dorongan dan

    kasih sayang

    Terima kasih atas semua kasih sayang yang tak pernah hentiengkau curahkan kepadaku selama ini

    Ayah, ibu, adik dan engkau yang selalu ada dalam setiaphembusan nafas dan doaku terimalah kado kecil ini

    Hanya ini yang bisa aku persembahkan untuk kalian, wahaimalaikat-malaikat tak bersayap yang telah Tuhan kirimkan

    untuk menjagaku selama di dunia yang fana ini

    With love

    InFaNa

  • PERI\TYATAAI\T PERSETUJUAI\I

    Sidang Skripsi demgan Judul

    GAMBARAN TEKANAN DARAII BERDASARKAI\I FAKTOR PEMBERATIIIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI WILAYAII

    KERJA PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAI\I

    Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    DISUSUN OLEH:ARGA INDERA WAITYUDI

    108104000046

    Pembimbing IIPembimbing I

    4"")\\

    Ns. Uswatun Khasanah. S.ken. MNSNIP: 1 9770401200912203

    -Sry{tIlliq Damiati. S.Ko. MSN

    NIP: 1 9790 1142005012007

    PROGRAM STT]I}I ILMU KEPERAWATAITFAKI]LTAS KEDOKTERAN DAT\I ILMU KESEHATAI\

    T]IN SYARIT' HII}AVATT]LLAHJAKARTA

    2013

  • -LEMBAR PENGESAHANSkripsi dengan judul

    GAMBARAN TEKANAN I}ARAH BURI'ASARKAII FAKTOR PEMBERATHIPORTENSI PADA PASIEN IIIPERTENSI Pf,ROKOK DI WILAYAH KNR.IA

    PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAI\I

    Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :

    Kamis,28 Februari 2013

    Arsa Indera WahvudiflIM: 108104fi10045

    Pembimbing I Pembimbing II

    -Gil^tI_r_N

    Nia Damiati" SJfu. MSNNIP: 197901 142005012007

    Ns. Uswatun Khe$anflh. S.Ken.. MNSNIP. I 97704012009122003

    Ita Yuanita. S.Kp.. M.Kep.NIP: I 9700 12220080120A 5

    Penguji II

    ge$Nia D,amiafi. S.Ko, MSN

    NIP: 1 9790 I 1420050120CI7i

    Penguji III

    Ns. Uswatun Khasrnah. S.Ken.. MITSNIP. r 977040 12009 t22003

  • r:l

    . LEMBAR PENGESAIIATI

    -,."a STDANG UJIAN SKRTPSTPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT

    *AK['LTAS Kf,DOIffERAN DAITI '"IWU

    KESENATANT]NIVERSTTAS ISLAM I\TEGERI SYARIF IIIDAYATI,LLAII JAKAR'TA

    Jakarte, Maret20l4

    . Mengetahui,

    Ketus Pnogram Studi Ilmu Keperawatur

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaxta

    Del

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama : ARGA INDERA WAHYUDI

    Jenis Kelamin : laki-laki

    Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 5 November 1989

    Agama : Islam

    Status : Belum Menikah

    Alamat : RT/RW 02/02 Desa Sukorejo, Kec. Pohjentrek, Kab.

    Pasuruan, Jawa Timur 67171

    Anak ke : Pertama dari dua bersaudara

    Telepon : 085755106679

    E-Mail : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    1994-1996 : TK Dharma Rini VI Pasuruan

    1996-2002 : SD Negeri Randusari 1 Pasuruan

    2002-2005 : SMP Negeri 2 Pasuruan

    2005-2008 : SMA Darul Ulum 2 Jombang

    2008-2013 : S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    PENGALAMAN ORGANISASI

    2005-2006 : Paskibraka Kec. Peterongan, Kab. Jombang, Jawa

    Timur

  • 2005-2007 : Pengurus HIMSAPODA Asrama Pondok Tinggi PP

    Darul Ulum Jombang

    2006-2007 : Ketua Departemen Pengembangan Lomba UKIR

    SMA Darul Ulum 2 Jombang

    2006-2007 : Bendahara IKAPPDAR Komisariat Pasuruan-

    Malang-Probolinggo PP Darul Ulum Jombang

    2008-2012 : Pengurus BEM FKIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2011-2012 : Pengurus CSS MoRA Nasional

    2013-2014 : Pengurus PC PMII Ciputat

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    l. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk mernenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas Kedokterandan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri ruf$ Syarif HidayatullahJakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakaq dalam penulisan ini tetrah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

    .-. dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Of$ Syarif H dayatullahJakarta.

    3.' Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli sayaalau merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia rnenerirnasanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, Maret2014

    Arga Indera Wahyudi

    n:

    '=1

    l

    'l

    {1

    1

    .1

    :.j

  • iFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTASkripsi, Februari 2013Arga Indera Wahyudi, NIM : 108104000046

    Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensipada Pasien Hipertensi Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas CiputatKota Tangerang Selatanxiii+ 77 halaman, 17 tabel, 2 gambar, 4 lampiran

    ABSTRAKRiskesdas 2007 menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi di Indonesiayaitu 31,7% dimana 7,2% mengetahui tentang penyakitnya dan 0,4% yangminum obat antihipertensi. Banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi,salah satunya merokok. Tingkat konsumsi rokok di Indonesia juga tinggi.Survei nasional 2004 menyebutkan 63,2% laki-laki adalah perokok. Untukmencegah terjadinya keparahan dan penderita hipertensi yang lain makaperlu diketahui gambaran tekanan darah berdasarkan faktor resiko hipertensi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkanfaktor resiko hipertensi. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desainpenelitian deskriptif. Jumlah sampelnya 106 orang, yaitu pasien hipertensiperokok yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Pengambilansampel dengan accidental sampling dimana pengumpulan data dilakukandengan pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah.Hasil penelitian ini seluruh responden berjenis kelamin laki-laki dengantekanan darah rata-rata 134,91/89,81mmHg dan mayoritas responden berusia41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23%). Rata-rata tekanan darah respondenyang merokok >20 batang perhari : 146,5/100,5 mmHg. Rata-rata tekanandarah responden yang merokok >10 tahun : 139,83/93,17 mmHg. Rata-ratatekanan darah responden yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak dantinggi garam : 146/99,5 mmHg dan 146/98 mmHg. Rata-rata tekanan darahresponden yang jarang/tidak pernah olahraga : 136,76/90,29 mmHg. Sertarata-rata tekanan darah responden yang tidak patuh dalam pengobatan :140/93,44 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak penderitahipertensi yang merokok dan memiliki kebiasaan hidup yang tidak baik.

    Kata Kunci : Hipertensi, Rokok, Riwayat Keluarga, Konsumsi LemakTinggi, Konsumsi Garam Tinggi, olahraga, kepatuhanpengobatan.

    Daftar Bacaan : 56 (1991-2012)

  • ii

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCENURSING SCIENCE STUDYSTATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTAPaper, February 2013Arga Indera Wahyudi, NIM : 108104000046

    A Description about Blood Tension Based on Hypertension SeriousFactors in Smooking Hypertensionpatients at Working Area of CiputatHealth Center South Tangerang Cityxiii+ 77 pages, 17 table, 2 picture, 4 attachment

    ABSTRACTPrevalence of hypertension in Indonesia, based on Riskesdas 2007, ishigh(31,7%). But, just 7,2% people know about their disease and just 0,4%were taking antihypertensive medication. The risk factors of hypertension isso many kind, smoking is one of them. Level of cigarette consumption inIndonesia is high. National survey in 2004 found that 63,4% of men weresmokers. To prevent the occurence and severity of hypertension, we need toknow an overview of risk factors of hypertensionThe aim of the study is to describe blood pressure based on the risk factors ofhypertension. This descriptive research had 106 samples, which is smokershypertension patients in Working Area of Puskesmas Ciputat,SouthTangerang. Accidental sampling is used. Data collected by filling out thequestionnaire and blood pressure measurements.The result of the study is the blood pressure of smokers that have level ofcigarettes >20 per day is 146,5/100,5 mmHg. The blood pressure of >10years smokers 139,83/93,17 mmHg. The blood pressure of respondents thathave high level of fatty consumption is 146/99,5 mmHg, while saltyconsumption is 146/98 mmHg. The respondents with low level activity have136,76/90,29 mmHg. The respondents who do not take medication have140/93,44 mmHg. The conclusion is so many smoker hypertension patientswho have bad life style that can make their disease worse.

    Keyword : Hypertension, Smoking, Genetics, High Fat Consumption,High Salt consumption, Exercise, Medication Adherence.

    References : 56 (1991-2012)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum. Wr. Wb.

    Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT,

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi

    Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat beserta pengikutnya hingga akhir

    zaman.

    Atas kekuasaan dan izin Allah SWT Skripsi dengan judul Gambaran

    Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensi pada Pasien Hipertensi

    Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan telah

    selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan.

    Namun, dengan bantuan berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.

    Oleh karena itu, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan kecuali

    ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin Sp. And. Selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM. Selaku Kepala Program Studi

    dan Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep., M.Sc. selaku Sekretaris Program

    Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS. Selaku Dosen Pembimbing

    pertama dan Ibu Nia Damiati, S.Kp., MSN. Selaku Dosen Pembimbing kedua

    yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan

    skripsi ini.

  • iv

    4. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang senantiasa memberikan saran dan masukan selama penulis

    melakukan study di Program Study Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Kepala UPT Puskesmas Ciputat beserta staff yang telah memberikan

    waktu dan tempat untuk pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.

    6. Bpk/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang

    sangat berguna untuk perbekalan penulis nanti.

    7. Ayah (Wahyudi), ibu (Lilik Surti P.) dan Adikku tersayang (Ainun Anugerah

    W.) yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah, serta memberi nasehat dan

    masukan yang sangat membantu.

    8. Abi (Khariri Machmud), Umi (Nanik Nimatus S.) dan Mayli serta Fika yang

    telah bersedia menjadi keluarga kedua penulis selama beberapa tahun

    perantauan di ibu kota ini.

    9. Seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

    Jawa Timur, atas segala doa dan petuah yang mengantar dan mengingatkan

    penulis dalam perantauan ini.

    10. Pihak Kementerian Agama RI seta pengelola PBSB yang telah memberi

    kepercayaan kepada penulis untuk mendapatkan beasiswa dalam Program

    Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga penulis bisa menempuh studi disini.

    11. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRA

    Nasional maupun CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberi

    semangat, inspirasi, nasehat, canda, tawa, dan ilmu yang tak henti-hentinya.

  • v12. Sahabat-Sahabatiku dalam wadah kebersamaan PMII, yang memberi siraman

    rohani dan mengingatkan akan indahnya syukur kepada-Nya.

    13. Teman-teman matrikulasi 2008 pada umumnya, dan teman-teman

    keperawatan angkatan 2008 khususnya, atas segala diskusi dan beda pendapat

    yang selalu mewarnai.

    14. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak bisa

    penulis sebutkan satu persatu. Kehadiran kalian, sekecil apapun, adalah bagian

    yang tidak terpisahkan, yang dapat membentuk kepribadian penulis yang

    sedemikian rupa ini.

    Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis menyerahkan segalanya

    dengan harapan semoga amal baik yang telah dicurahkan guna membantu

    penyusunan skripsi ini mendapat balasan. Amiin.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan

    yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

    Wassalamualaikum. Wr. Wb.

    Jakarta, Maret 2014

    Arga Indera Wahyudi

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    LEMBAR PERSETUJUAN

    LEMBAR PENGESAHAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LEMBAR PERNYATAAN

    ABSTRAK ............................................................................................................ i

    ABSTRACT ......................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

    1. Tujuan Umum ............................................................................... 52. Tujuan Khusus ............................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8

    A. Tekanan Darah .................................................................................... 81. Pengertian Tekanan Darah ........................................................... 82. Mekanisme Kerja Jantung ............................................................ 10

  • vii

    3. Pengaturan Tekanan Darah .......................................................... 114. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .................... 12

    B. Hipertensi ............................................................................................. 131. Pengertian Hipertensi ................................................................... 132. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi ............................................... 143. Etiologi Hipertensi ...................................................................... 174. Patogenesis ................................................................................... 185. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Dirubah .................. 206. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dirubah ............................ 217. Penatalaksanaan Hipertensi .......................................................... 268. Pengukuran Tekanan Darah ......................................................... 29

    C. Kerangka Teori ................................................................................... 32

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 33

    A. Kerangka Konsep ................................................................................ 33B. Definisi Operasional ........................................................................... 34

    BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 37

    A. Jenis Penelitian ................................................................................... 37B. Variabel Penelitian ............................................................................. 37C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................. 37

    1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 372. Waktu Penelitian .......................................................................... 38

    D. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 381. Populasi ........................................................................................ 382. Sampel .......................................................................................... 383. Cara Pemilihan Sampel ................................................................ 40

    E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 40F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42G. Teknik Analisa Data ............................................................................ 42

    1. Analisis Univariat ......................................................................... 42H. Pengolahan Data ................................................................................. 42

    1. Editing .......................................................................................... 432. Coding .......................................................................................... 433. Entri data ...................................................................................... 434. Clening Data ................................................................................. 43

    I. Etika Penelitian ................................................................................... 431. Lembar Persetujuan ...................................................................... 432. Tanpa Nama ................................................................................. 443. Kerahasiaan .................................................................................. 44

    BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 45

    A. Gambaran Tempat Penelitian .............................................................. 451. Gambaran Umum ......................................................................... 452. Program Puskesmas ..................................................................... 46

  • viii

    B. Karakteristik Responden ..................................................................... 471. Umur Responden .......................................................................... 472. Riwayat Keturunan Hipertensi dalam Keluarga .......................... 483. Frekuensi Merokok ...................................................................... 494. Lama Merokok ............................................................................. 495. Kebiasaan Konsumsi Makanan dengan Kadar Lemak Tinggi ..... 506. Kebiasaan Konsumsi Makanan dengan Kadar Garam Tinggi ..... 517. Aktifitas Olah Raga ..................................................................... 518. Kepatuhan Pengobatan ................................................................. 52

    C. Analisis Univariat ................................................................................ 531. Tekanan Darah ............................................................................. 532. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok ...... 533. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok.............. 544. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Lemak ............................................................... 565. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Garam ................................................................. 576. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olah Raga ...... 587. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan...59

    BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 60

    A. Karakteristik Responden ...................................................................... 601. Umur Responden .......................................................................... 602. Jenis Kelamin responden ............................................................. 613. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Riwayat Keturunan

    Hipertensi dalam Keluarga ........................................................... 62B. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Faktor Pemberat Hipertensi.. 63

    1. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok ...... 632. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok ............. 653. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Lemak ................................................................ 664. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Garam ................................................................ 685. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olah Raga ...... 706. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan pengobatan...71

    C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 74

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 75

    A. Simpulan ............................................................................................. 75B. Saran .................................................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ........................................ 15

    Tabel 2. Definisi Operasional ................................................................................ 34

    Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur .............................. 48

    Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Keturunan

    Hipertensi dalam Keluarga ...................................................................... 48

    Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Merokok ......... 49

    Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Merokok ................ 49

    Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan dengan Kadar Lemak Tinggi ................................................... 50

    Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan dengan Kadar Garam Tinggi .................................................... 51

    Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Olahraga ......................... 52

    Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan... 52

    Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden .................................. 53

    Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Frekuensi Merokok.. 54

    Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok ....... 55

    Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Lemak ........................................................................ 56

    Tabel 15. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kebiasaan Konsumsi

    Makanan Tinggi Garam ........................................................................... 57

    Tabel 16. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olahraga ... 58

  • xTabel 17. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan

    Pengobatan .............................................................................................. 59

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 32

    Gambar 2. Kerangka Konsep ................................................................................. 33

  • xii

    DAFTAR SINGKATAN

    C.O = Cardiac Output

    Ditjen = Direktorat Jenderal

    HDL = High Density Lipoprotein

    JNC = The Joint National Committee on Prevention, Detection

    and Treathment of High Blood Pressure

    KTP = Kartu Tanda Penduduk

    LDL = Low Density Lipoprotein

    mEq = mili Equivalen

    mg/dL = mili gram per desi liter

    ml = mili liter

    mm = mili meter

    mmHg = milimeter hydrargyrum

    Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat

    RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar

    SFA = Saturated Fatty Acid

    SV = stroke volume

    TD = Tekanan Darah

    WHO = World Health Organization

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Cara Ukur Tekanan Darah

    Lampiran 2. Informed Consent

    Lampiran 3. Kuisioner

    Lampiran 4. Surat Penelitian

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seiring dengan terjadinya transisi epidemiologi saat ini, terjadi perubahan

    pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif)

    seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak

    terjadi di masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut digolongkan kedalam penyakit

    tidak menular yang frekuensi kejadiannya mulai meningkat seiring dengan

    perkembangan teknologi, perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan

    ekonomi bangsa (Bustan, 2000).

    Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini

    dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah beban ganda penyakit, yaitu

    disatu pihak masih adanya penyakit infeksi yang harus ditangani dan dilain pihak

    semakin meningkatnya penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian penyakit

    tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun

    2007 (Depkes RI., 2010).

    Hipertensi sendiri merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan

    angka kesakitan yang tinggi. Hipertensi akan memberi gejala yang berlanjut untuk

    suatu target organ seperti otak (stroke), pembuluh darah jantung (penyakit jantung

    koroner), otot jantung (left ventricle hypertrophy) (Bustan, 2000). Hipertensi

    sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk dalam

    penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu

    sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2006).

  • 2Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi.

    Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.

    Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap

    kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak

    menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan

    organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi

    ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau

    datang dengan keluhan lain (Depkes RI, 2010).

    Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar

    kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil

    pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi

    hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah

    mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat

    hipertensi.

    Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan

    sphygmomanometer. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140

    mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang

    dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.

    Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia

    diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan

    sistoliknya 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99 mmHg.

    Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih

    160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangkan hipertensi stadium

  • 3III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya

    lebih dari 116 mmHg (Sustrani, 2006).

    Faktor risiko hipertensi antara lain adalah : faktor genetik, umur, jenis

    kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi

    bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga

    hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi

    daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

    Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria

    memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi

    lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih.

    Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat

    menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan

    tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran

    berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan

    meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam

    meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum

    diketahui secara pasti (Sitepoe, 1997).

    Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa dari

    10 pasien hipertensi, 7 diantaranya aktif merokok walaupun responden juga

    mengetahui bahwa merokok dapat menganggu kesehatan dan meningkatkan

    tekanan darah. Sedangkan 3 orang lainnya tidak merokok. Berdasarkan study

    pendahuluan tersebut ditemukan fenomena bahwa walaupun responden telah

    mengehaui bahwa dirinya terkena hipertensi namun responden tetap melakukan

    kebiasaan yang dapat memperberat hipertensi responden, seperti merokok.

  • 4Beberapa cara untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

    antara lain dengan cara menurunkan berat badan berlebih (obesitas), pembatasan

    asupan garam, melakukan olah raga teratur, berhenti merokok dan minum obat

    secara teratur (Depkes, 2008). Sitepoe (1997) berpendapat bahwa beberapa zat

    kimia dalam rokok bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama

    dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang

    ditimbulkannya. Sedangkan Sitorus (2005) menyatakan merokok sebatang setiap

    hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg serta menambah

    detak jantung 5-20 kali/menit.

    Konsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan penyumbatan

    pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis (Almatsier 2003). Asupan

    garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon

    natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah

    (Sitepoe, 1997). Olahraga menyebabkan perubahan besar dalam sistem sirkulasi

    dan pernapasan, dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari

    respon homeostatik. Respon tubuh terhadap olahraga yang melibatkan kontraksi

    otot dapat berupa peningkatan kecepatan denyut jantung (Amira, 2009). Menurut

    Wolff (2006) menjelaskan bahwa diseluruh dunia sekitar 20% dari semua pasien

    hipertensi yang di diagnosis untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter

    sedangkan menurut Departemen Kesehatan 2006, hanya 50% pasien yang

    diresepkan obat antihipertensi tidak minum obat sesuai anjuran tenaga kesehatan.

  • 5B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan fenomena yang ditemukan peneliti dalam study pendahuluan

    dan berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti

    gambaran tekanan darah berdasarkan faktor-faktor yang memperberat hipertensi

    pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota

    Tangerang Selatan.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum :

    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tekanan darah

    berdasarkan faktor-faktor yang memperberat resiko hipertensi pada pasien

    hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang

    Selatan.

    2. Tujuan Khusus :

    a. Untuk mengetahui karakteristik responden, antara lain berdasarkan usia,

    jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi dalam keluarga, frekuensi dan

    lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan

    garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.

    b. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan frekuensi

    merokok pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas

    Ciputat.

    c. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan lama merokok

    pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

  • 6d. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kebiasaan

    konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi pada pasien hipertensi

    perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

    e. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kebiasaan

    konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi pada pasien hipertensi

    perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

    f. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan aktifitas olahraga

    pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

    g. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan kepatuhan

    pengobatan pada pasien hipertensi perokok di wilayah kerja Puskesmas

    Ciputat.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Untuk klien dan masyarakat :

    Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada klien dan masyarakat untuk

    merubah gaya hidupnya ke arah yang lebih sehat.

    2. Untuk institusi pendidikan :

    Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menambah wawasan

    tentang gambaran tekanan darah berdasarkan faktor-faktor yang memperberat

    hipertensi pada pasien hipertensi perokok bagi semua mahasiswa

    keperawatan sebagai sumber ilmu dan informasi.

    3. Untuk peneliti :

    Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi peneliti

    untuk melakukan penelitian.

  • 74. Untuk penelitian yang akan datang :

    Hasil penelitian dapat dijadikan data dasar dalam pengembangan penelitian

    lain dengan ruang lingkup yang sama.

  • 8BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tekanan Darah

    1. Pengertian Tekanan Darah

    Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap

    dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di

    dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding

    pembuluh yang bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama

    dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama,

    tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel,

    volume sekuncup darah masuk arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya

    sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk

    masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke

    dalam arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka, terdorong oleh

    recoil elastik. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah

    disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-

    rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah

    mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg.

    Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung

    berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar

    (Sherwood, 2001).

    Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh

    darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik (arteri

  • 9darah), merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator

    yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada

    sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang

    tekanannya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung

    mendorong darah dengan tekanan tinggi aorta. Puncak dari tekanan

    maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel

    relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau

    minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding

    arteri setiap waktu (Poter & Perry, 2005).

    Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa

    (mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku

    untuk pengukuran tekanan darah dalam sejarah Fisiologi. Kadang-kadang

    tekanan juga dinyatakan dalam sentimeter air (Guyton, 1997). Tetapi, unit

    standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm Hg).

    Pengukuran menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai

    kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum

    diastolik (misal : 120/80 mmHg). Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan

    dalam suatu pembuluh darah adalah 50 mm Hg, maka berarti bahwa kekuatan

    yang dikerahkan adalah cukup untuk mendorong suatu kolom air raksa ke atas

    sampai setinggi 50 mm. Bila tekanan adalah 100 mm Hg, maka kolom air

    raksa akan didorong setinggi 100 mm. (Guyton, 1997). Perbedaan antara

    sistolik dengan diastolik adalah tekanan nadi. Untuk tekanan darah 120/80

    mmHg, tekanan nadi adalah 40 (Poter & Perry, 2005)

  • 10

    2. Mekanisme Kerja Jantung

    Dalam melakukan kerjanya jantung mempunyai tiga periode yaitu:

    a. Periode Konstriksi (periode sistole)

    Periode konstriksi merupakan suatu keadaan dimana jantung bagian

    ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalam

    keadaan tertutup valvula semilinaris aorta dan valvula semilunaris arteri

    pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke

    arteri pulmonalis masuk ke paruparu kiri dan kanan, sedangkan darah dari

    ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian dialirkan ke seluruh tubuh

    (Lawson, 2007).

    b. Periode dilatasi (periode diastole)

    Periode diastole merupakan suatu keadaan dimana jantung

    mengembang. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka sehingga darah

    dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium

    dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-

    paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan

    darah dari seluruh tubuh melalui vena cava masuk ke atrium dekstra

    (Lawson, 2007).

    c. Periode istirahat

    Peride istirahat yaitu waktu antara periode konstriksi (sistole) dan

    dilatasi (diastole) dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik (Lawson,

    2007).

  • 11

    3. Pengaturan Tekanan Darah

    Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

    cara sebagai berikut: (Aditama, 2005)

    a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

    pada setiap detiknya.

    b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka

    tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri

    tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk

    melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan

    naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding

    arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara

    yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,

    yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena

    perangsangan saraf atau hormone di dalam darah.

    c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

    tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga

    tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.

    Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga

    meningkat. Sebaliknya jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri

    mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka

    tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian

    terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam

    fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang

    mengatur berbagai fungsi secara otomatis).

  • 12

    Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang

    untuk sementara waktu berfungsi untuk: (Aditama, 2005)

    a. Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik

    tubuh terhadap ancaman dari luar).

    b. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga

    mempersempit sebagian besar arteiola, tetapi memperlebar arteriola di

    daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah

    yang lebih banyak).

    c. Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan

    meningkatkan volume darah dalam tubuh.

    d. Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin),

    yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

    4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

    Suatu tekanan darah dipengaruhi oleh Cardiac Output (C.O) dan

    resistensi perifer (TPR). Bila salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan

    darah mengalami kenaikan, maka tekanan darah akan mengalami peningkatan.

    Bisa disebabakan oleh C.O yang meningkat dan atau TPR yang meningkat.

    a. Cardiac Output merupakan volume darah yang dipompakan oleh ventrikel

    dalam unit waktu. C.O dapat dihitung melalui denyut jantung (Heart Rate)

    yang dikalikan dengan stroke volume (SV). Stroke Volume merupakan

    jumlah darah yang dipompakan dalam sekali denyut jantung, yaitu sekitar

    70 mL (Majid, 2005).

  • 13

    b. Resistensi perifer total dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu, viskositas

    (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Viskositas

    mengarah pada pergeseran antara molekul suatu cairan yang timbul ketika

    molekul tersebut bergesekan satu sama lain selama cairan mengalir.

    Semakin besar viskositas maka semakin besar resistensi terhadap aliran.

    Jadi, semakin kental suatu cairan maka semakin tinggi pula tingkat

    viskositasnya. Pergesekan darah yang terjadi pada lapisan dalam pembuluh

    sewaktu mengalir, menyebabkan semakin besar luas permukaan yang

    berkontak dengan darah, sehingga resistensi terhadap aliran pun

    meningkat. Luas permukaan dipengaruhi oleh panjang (L) dan jari-jari (r)

    pembuluh. Pada kenyataannya, jari-jari arteriol adalah pembuluh resistensi

    utama pada pohon vaskuler. Berbeda dengan resistensi arteri yang rendah,

    resistensi arteriol yang tinggi menyebabkan penurunan yang bermakna

    terhadap tekanan rata-rata ketika darah mengalir melalui pembuluh-

    pembuluh ini (Sherwood, 2001).

    B. Hipertensi

    1. Pengertian Hipertensi

    Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

    sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price &

    Wilson, 2006). Sedangkan menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah

    tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg,

    diastole di atas 90 mmHg (Mansjoer, 2000). Hipertensi merupakan tekanan

    darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga

  • 14

    kesempatan yang berbeda (dilakukan 4 jam sekali). Dianggap mengalami

    hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau

    90 mmHg diastolik (Corwin, 2000).

    Selain itu menurut The Seventh Report of The Joint National

    Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

    Blood Pressure (JNC VII) hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik >

    140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah 120-

    139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi. Seseorang yang

    memiliki tekanan darah pada batas tersebut memiliki risiko dua kali lipat

    untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan mereka yang tekanan

    darahnya normal.

    Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

    peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

    angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Basha, 2008).

    Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada

    pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa

    oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

    Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena

    termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya

    lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2006).

    2. Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi

    Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,

    yaitu (Mansjoer, 2000) :

  • 15

    a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

    penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus.

    Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,

    hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek

    dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor

    yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta

    polisitemia.

    b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat sekitar 5% kasus.

    Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit

    ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom

    Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan

    dengan kehamilan, dan lain-lain.

    Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII

    Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

    Normal

    Pre Hipertensi

    Hipertensi

    Derajat 1

    Derajat 2

    < 120

    120-139

    140-159

    >160

    < 80

    80-89

    90-99

    >100

    Sumber : Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa dengan

    Usia diatas 18 Tahun Menurut The Seventh Report of The Joint National

    Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High

    Blood Pressure (JNC 7), Tahun 2003.

  • 16

    Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi

    sistolik dan hipertensi diastolik. Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah

    jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik.

    Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung

    berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri

    pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai

    tekanan atas yang nilainya lebih besar. Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi

    apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga

    memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan

    meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan

    dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi

    diantara dua denyutan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi prevalensi

    hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya

    riwayat hipertensi dalam keluarga (Arjatmo, 2001).

    Klasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu

    primer dan sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis yang penyebab

    spesifik tidak diketahui. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan jenis yang

    penyebab spesifiknya dapat diketahui. Penderita hipertensi sekunder ada 5%-

    10% kasus. Pada hipertensi penyebab dan patofisiologinya sudah diketahui

    sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan atau pembedahan (Arjatmo

    & Hendra, 2001). Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah

    adanya kelainan dan keadaan dari sistem organ lain seperti ginjal (gagal ginjal

    kronik, glomerolus nefritis akut), kelainan endokrin (tumor kelenjar adrenal,

  • 17

    sindroma cushing) serta bisa diakibatkan oleh penggunaan obat-obatan

    (kortikosteroid dan hormonal) (Sustrani, 2006).

    Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu

    hipertensi Benigna dan hipertensi Maligna. Hipertensi Benigna adalah

    keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya

    ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan

    hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan

    yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan

    ginjal (Wardoyo, 1996).

    3. Etiologi Hipertensi

    Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang

    beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya tidak diketahui

    (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat

    disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Kelompok lain dari populasi dengan

    persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai

    hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun

    eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi

    pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial (Ditjen Bina

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

    a. Hipertensi primer (esensial)

    Hipertensi primer adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri

    yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik

    normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup 90%

  • 18

    dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan

    oleh faktor tunggal, melainkan karena berbagai faktor yang saling

    berkaitan. Salah satu faktor yang paling mungkin berpengaruh terhadap

    timbulnya hipertensi esensial adalah faktor genetik karena hipertensi

    sering turun temurun dalam suatu keluarga. (Ditjen Bina Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan, 2006).

    b. Hipertensi sekunder

    Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi

    sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang dapat

    meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis

    atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.

    Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

    menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan

    tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan

    menghentikan obat atau mengobati/mengoreksi penyakit yang menyertai

    merupakan tahap awal penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

    4. Patogenesis

    Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer.

    Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan

    mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor

    genetik, stres, obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan

    perifer sebenarnya tekanan darah dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium

  • 19

    kanan, tetapi tidak mempunyai banyak pengaruh. Dalam tubuh terdapat

    sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang

    disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang berusaha untuk mempertahankan

    kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang. (Beevers et al, 2002).

    Sistem pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian

    dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek

    kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia,

    susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos.

    Dari sistem pengendalian yang bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem

    pengendalian yang bereaksi kurang cepat, misalnya perpindahan cairan antara

    sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol hormon angiotensin dan

    vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem yang poten dan berlangsung dalam

    jangka panjang misalnya kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang

    dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang

    melibatkan berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer

    dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada

    ginjal dan membrane sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang

    mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme

    natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. (Beevers et al, 2002).

    Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain

    penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini

    disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan

    atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada

    bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu

  • 20

    rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ

    mata yang dapat mengakibatkan kebutaan (Beevers et al, 2002). Gejala

    gejala hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit

    bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,

    penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil

    terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar

    (Sustrani, 2006).

    5. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Dirubah

    Berikut ini adalah beberapa faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dirubah :

    a. Faktor Keturunan atau Gen

    Kasus hipertensi esensial 70%-80% diturunkan dari orang tuanya.

    Apabila riwayat hipertensi di dapat pada kedua orang tua maka dugaan

    hipertensi esensial lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya

    menderita hipertensi ataupun pada kembar monozygot (sel telur) dan salah

    satunya menderita hipertensi maka orang tersebut kemungkinan besar

    menderita hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada orang kembar yang

    dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga terdapat pada anak-anak

    bukan adopsi telah dapat mengungkapkan seberapa besar tekanan darah

    dalam keluarga yang merupakan akibat kesamaan dalam gaya hidup.

    Berdasarkan penelitian tersebut secara kasar, sekitar separuh tekanan darah

    di antara orang-orang tersebut merupakan akibat dari faktor genetika dan

    separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal

    kanak-kanak (Beevers et al, 2002).

  • 21

    b. Faktor Jenis Kelamin (Gender)

    Wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-laki.

    Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan

    pembuluh darah. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita

    hipertensi dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak disebabkan

    oleh pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan.

    Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi terkena hipertensi

    dibandingkan wanita. Menurut Edward D. Frohlich seorang pria dewasa

    akan mempunyai peluang lebih besar yakni satu di antara 5 untuk

    mengidap hipertensi (Sustrani, 2006).

    c. Faktor Usia

    Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia,

    kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Pada

    umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang yang berusia 40 tahun

    namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang berusia

    muda. Boedhi Darmoejo dalam tulisannya yang dikumpulkan dari

    berbagai penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa

    1,8%-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita

    hipertensi (Beevers at al, 2002).

    6. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Dirubah

    Faktor-faktor resiko hipertensi dibawah ini dapat menjadi faktor yang

    dapat memperberat keadaan hipertensi seseorang apabila pasien hipertensi

    tidak dapat mengendalikan gaya hidup sehat. Berikut adalah faktor resiko

  • 22

    hipertensi yang dapat dirubah atau juga bisa diesebut sebagai faktor yang

    dapat memperberat hipertensi :

    a. Frekuensi Merokok

    Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak

    per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

    1) Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari

    10 batang per hari.

    2) Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 20 batang

    per hari.

    3) Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20

    batang per hari (Bustan, 2000).

    b. Lama Merokok

    Adanya dampak lama merokok terhadap tekanan darah sangat

    beralasan, sebab semakin awal seseorang merokok, makin sulit untuk

    berhenti merokok. Rokok juga mempunyai dose-respone effect, dimana

    semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena

    akan lebih banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada

    kurun waktu yang lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga

    kelihatan gejala yang ditimbulkannya (Smet, 1994).

    Walaupun peningkatan tekanan darah tidak begitu tampak namun

    dalam waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga

    dapat mengakibatkan beberapa penyakit yang berbahaya seperti stroke,

    infark miokardium, jantung, impotensi, kanker dan lain-lain (Rustan,

    2006)

  • 23

    Sitepoe (1997) berpendapat bahwa beberapa zat kimia dalam rokok

    bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama dosis racun akan

    mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang ditimbulkannya.

    Akumulasi yang berlebihan ini lama-kelamaan dapat mengganggu tekanan

    darah si perokok hingga akhirnya dapat terjadi hipertensi.

    c. Faktor Konsumsi Lemak

    Konsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan

    penyumbatan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis. Lemak

    yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asam lemak jenuh rantai

    panjang (long-saturated fatty acid). Keberadaannya yang berlebih di

    dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan dan pembentukan plak di

    pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi semakin sempit dan

    elastisitasnya berkurang. Kandungan lemak atau minyak yang dapat

    mengganggu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah :

    kolesterol, trigliserida, low density lipoprotein (LDL) (Almatsier 2003).

    Jeroan (usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru) banyak

    mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acid/ SFA). Jeroan

    mengandung kolesterol 4-15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan daging.

    Secara umum, asam lemak jenuh cenderung meningkatkan kolesterol

    darah, 25-60% lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan

    asam lemak jenuh. Setiap peningkatan 1% energi dari asam lemak jenuh,

    diperkirakan akan meningkatkan 2.7 mg/dL kolesterol darah, akan tetapi

    hal ini tidak terjadi pada semua orang. Lemak jenuh terutama berasal dari

    minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung,

  • 24

    minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan

    berulang-ulang. Kelebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan

    kadar LDL kolesterol (Almatsier 2003).

    d. Faktor Konsumsi Garam

    WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur

    hingga 6 gram sehari (sama dengan 2400 mg Natrium). Konsumsi garam

    memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. Masyarakat yang

    mengkonsumsi garam yang tinggi dalam pola makannya juga adalah

    masyarakat dengan tekanan darah yang meningkat seiring bertambahnya

    usia. Sebaliknya, masyarakat yang konsumsi garamnya rendah

    menunjukkan hanya mengalami peningkatan tekanan darah yang sedikit,

    seiring dengan bertambahnya usia (Beevers et al, 2002).

    Natrium bersama klorida yang terdapat dalam garam dapur dalam

    jumlah normal dapat membantu tubuh mempertahankan keseimbangan

    cairan tubuh untuk mengatur tekanan darah. Namun natrium dalam jumlah

    yang berlebih dapat menahan air (retensi), sehingga meningkatkan volume

    darah. Akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya

    dan tekanan darah menjadi naik (Sustrani, 2006).

    e. Aktivitas Fisik (Olahraga)

    Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi

    karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah.

    Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan

    timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan

    memudahkan timbulnya hipertensi (Arjatmo & Hendra, 2001). Meskipun

  • 25

    tekanan darah meningkat secara tajam ketika sedang berolahraga, namun

    jika berolahraga secara teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan

    darah lebih rendah dari pada mereka yang melakukan olah raga. Olahraga

    yang teratur dalam jumlah sedang lebih baik dari pada olahraga berat

    tetapi hanya sekali (Beevers et al, 2002).

    f. Stres Pekerjaan

    Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress

    berhubungan dengan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi karena

    tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras dan sering kerja

    lembur) dan jenis pekerjaan yang harus memberikan penilaian atas

    penampilan kerja bawahannya atau pekerjaan yang menuntut tanggung

    jawab bagi manusia. Stres pada pekerjaan cenderung menyebabkan

    hipertensi berat. Sumber stres dalam pekerjaan (Stressor) meliputi beban

    kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, peran dalam pekerjaan yang

    tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas, masalah dalam hubungan

    dengan orang lain, tuntutan kerja dan tuntutan keluarga (Smet, 1994).

    Beban kerja meliputi pembatasan jam kerja dan meminimalkan kerja

    shift malam. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya.

    Sisanya (16-18 jam setiap harinya) digunakan untuk keluarga dan

    masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Dalam satu minggu seseorang

    bekerja dengan baik selama 40-50 jam, lebih dari itu terlihat

    kecenderungan yang negatif seperti kelelahan kerja, penyakit dan

    kecelakaan kerja (Suma mur dalam Rezky, 2011) Stres dapat

    meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi

  • 26

    kemungkinan bukan penyebab meningkatnya tekanan darah dalam waktu

    yang panjang. Dalam suatu penelitian, stres yang muncul akibat

    mengerjakan perhitungan aritmatika dalam suatu lingkungan yang bising,

    atau bahkan ketika sedang menyortir benda berdasarkan perbedaan ukuran,

    menyebabkan lonjakan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba

    (Beevers et al, 2002).

    7. Penatalaksanaan Hipertensi

    Penatalaksanan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

    tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan farmakologi dan non

    farmakologi.

    a. Penatalaksanaan Farmakologi

    Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan tekanan darah

    tinggi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Beberapa jenis obat

    antihipertensi yang beredar saat ini, antara lain:

    1) Diuretik

    Diuretik adalah obat antihipertensi yang efeknya membantu

    ginjal meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air (Setiawati

    dalam Rezky, 2011). Meningkatkan ekskresi pada ginjal akan

    mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan

    tekanan darah (Sheps, 2002).

    2) Penghambat Adrenergik

    Menurut Sheps (2002), penghambat adrenergik merupakan

    sekelompok obat yang terdiri dari alfa-bloker, beta-bloker, dan alfa-

  • 27

    beta-bloker (abetol). Penghambat adrenergik berguna untuk

    menghambat pelepasan rennin, angiotensin juga tidak akan aktif.

    Angiotensin I tidak akan dibentuk dan angiotensin II juga tidak akan

    berubah. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam

    menaikkan TD (Setiawati dalam Rezky, 2011).

    3) Vasodilator

    Vasodilator adalah obat-obat antihipertensi yang efeknya

    memperlebar pembuluh darah dan dapat menurunkan tekanan darah

    secara langsung (Setiawati dalam Rezky, 2011). Obat vasodilator

    mempengaruhi pembuluh darah untuk melebar dengan merelaksasikan

    otot-otot polos arteriol (Setiawati dalam Rezky, 2011).

    4) Penghambat Enzim Konversi Angiotensin

    Penghambat enzim konversi angiotensin mengurangi

    pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan

    penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya ekskresi

    natrium dan air, serta retensi kalsium. Akibatnya terjadi penurunan

    tekanan darah pada penderita hipertensi (Setiawati dalam Rezky,

    2011).

    5) Antagonis Kalsium

    Menurut Sheps (2002), cara kerja antagonis kalsium hamper

    sama dengan vasodilator. Antagonis kalsium adalah obat

    antihipertensi yang memperlebar pembuluh darah.

  • 28

    b. Penatalaksanaan Non Farmakologi

    Penatalksanaan non farmakologis merupakan bagian yang tidak

    dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Beberapa contoh

    penatalaksanaan non farmakologis antara lain:

    7.2.1. Berhenti Merokok

    Rokok dapat mempengaruhi kerja beberapa obat antihipertensi.

    Obat bisa tidak bekerja dengan optimal atau tidak memberi efek sama

    sekali. Dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat

    (Sheps, 2002).

    7.2.2. Tidak Mengkonsumsi Alkohol

    Alkohol dalam darah merangsang pelepasan epineprin

    (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah

    menyempit dan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Minum

    minuma beralkohol yang berlebihan juga menyebabkan kekurangan

    gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium (Sheps, 2002).

    7.2.3. Diet

    Penurunan diet natrium dari 180 mmol (10,5 gr) per hari

    menjadi 80-100 mmol (4.7 - 5.8 gr) per hari dapat menurunkan

    tekanan darah sistolik 4-6 mmHg (Joewono, 2003). Untuk

    mengendalikan hipertensi, kita harus membatasi asupan natrium

    dalam makanan. Selain membatasi natrium, mengurangi makanan

    berlemak, makan lebih banyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan

    produk susu rendah lemak akan meningkatkan kesehatan kita secara

  • 29

    menyeluruh dan memberikan manfaat khusus bagi penderita tekanan

    darah tinggi (Sheps, 2002).

    7.2.4. Olahraga teratur

    Olahraga teratur mampu menurunkan jumlah lemak serta

    meningkatkan kekuatan otot terutama otot jantung. Berkurangnya

    lemak dan volume tubuh, berarti mengurangi resiko tekanan darah

    tinggi juga (Shep, 2002).

    7.2.5. Penanganan Faktor Psikologis dan Stress

    Hormon epineprin dan kortisol yang dilepaskan saat stress

    menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan

    pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya

    peningkatan tekanan darah tergantung pada beratnya stress dan sejauh

    mana kita dapat mengatasinya. Penanganan stress yang adekuat dapat

    berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah (Sheps, 2002).

    8. Pengukuran Tekanan Darah

    Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer

    dan stetoskop. Ada tiga tipe dari sphygmomanometer yaitu dengan

    menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksa

    adalah jenis sphygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana

    detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan

    tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik.

    Sphygmomanometer aneroid prinsip penggunaanya yaitu menyeimbangkan

    tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan

  • 30

    udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik merupakan pengukur

    tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar

    yang menggunakan air raksa tetapi, akurasinya juga relatif rendah (Sustrani,

    2006). Sebelum mengukur tekanan darah yang harus diperhatikan yaitu :

    a. Jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran

    dilakukan.

    b. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan

    sejajar dengan jantung (istirahat).

    c. Pakailah baju lengan pendek.

    d. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh

    dapat mempengaruhi hasil pengukuran (Sustrani, 2006).

    Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada pasien setelah

    istirahat yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit.

    Pengukuran dilakukan pada posisi terbaring, duduk, dan berdiri sebanyak 2

    kali atau lebih dengan interval 2 menit. Ukuran manset harus cocok dengan

    ukuran lengan atas. Manset harus melingkari paling sedikit 80% lengan atas

    dan lebar manset paling sedikit 2 atau 3 kali panjang lengan atas, pinggir

    bawah manset harus 2 cm diatas fosa cubiti untuk mencegah kontak dengan

    stetoskop. Sebaiknya disediakan barbagai ukuran manset untuk dewasa, anak

    dan orang gemuk. Balon dipompa sampai ke atas tekanan diastolik kemudian

    tekanan darah diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg tiap

    denyut jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang

    pertama (korotkoff I) sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi tidak

    terdengar lagi (korotkoff V). Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan

  • 31

    pada kedua lengan, pada posisi berbaring, duduk dan berdiri (Arjatmo &

    Hendra, 2001).

  • 32

    C. Kerangka TeoriKonsumsi Lemak

    Berlebih Stres Rokok

    Munculnya plak dalampembuluh darah

    Aktifitas sarafsimpatis meningkat

    Nikotin

    Tekanan periferberkurang

    Aktifitas SarafSimpatis meningkat

    Pelepasan Norepinefrinmeningkat

    Penurunantekanan perifer

    Pelepasan renin

    Substrat renin(protein plasma)

    Angiotensin I

    Angiotensin II

    Aldosteron Vasokontriksiarteri perifer

    Retensi natriumdan H2O

    Volume plasmameningkat

    Tekanan darahmeningkatGambar 1. Kerangka Teori

    Modifikasi Arjatmo T, dan Hendra U. (2001), Gyton dan Hall (1997), MangkuSitepoe (1997).

    Keterangan :

    Variabel yang diteliti

    Variabel yang tidak diteliti

    Aktifitas Fisik

    Konsumsi GaramBerlebih

    Pengobatan

    FarmakologiNon

    Farmakologi

  • 33

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    A. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

    bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

    beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2008).

    Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada studi pustaka, maka

    peneliti membuat kerangka konsep untuk memudahkan mengidentifikasi konsep-

    konsep sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti.

    Gambar 2. Kerangka Konsep

    Variabel :Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan :

    1. Frekuensi merokok

    2. Lama Merokok

    3. Kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi4. Kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi

    5. Aktifitas olahraga6. Kepatuhan pengobatan

  • 34

    B. Definisi Operasional

    Tabel 2. Definisi Operasional

    Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil SkalaTekanan

    Darah

    suatu nilai yang

    dinyatakan dalamsatuan mmHg danterdiri dari dua angka,yaitu sistole dandiastole. Untuk tekanansistolik nilai normalnya

    adalah < 120 mmHg,sedangkan untuktekanan diastolik nilainormalnya adalah < 80mmHg.

    Pengukuran

    dilakukan padaposisi duduksebanyak 2 kaliatau lebih denganinterval 2 menit.

    Carapengukurannya

    seperti pedomanyang berlaku(terlampir)

    Sphygmomanomete

    r air raksa

    Data numerik

    (mmHg)Rasio

    Frekuensi

    merokok

    Dalam satu hari, beraparata-rata jumlah batangrokok yang dihisap olehresponden

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. Perokok ringan

    : 1-10 batang

    sehari

    2. Perokok Sedang

    : 11-20 batang

    sehari

    3. Perokok Berat :

    lebih dari 20

    batang sehari.

    (Bustan, 2000).

    Ordinal

  • 35

    Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil SkalaLama

    merokok

    Waktu sejak pertamakali responden merokoksampai saat ini

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. Kurang dari 5tahun

    2. 5-10 tahun3. Lebih dari 10

    tahun

    Ordinal

    Kebiasaankonsumsi

    makanan

    dengankadarlemak

    tinggi

    Rata-rata jumlahmakanan dengan kadarlemak tinggi (sepertisusu, jeroan, goreng-gorengan, dan dagingkambing) yangdikonsumsi olehresponden dalam 1minggu

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. 1-2x/minggu2. 3-6x/minggu3. 1x/hari4. > 1x/minggu

    Ordinal

    Kebiasaankonsumsi

    makanan

    dengankadarlemak

    tinggi

    Rata-rata jumlahmakanan dengan kadargaram tinggi (sepertimie instan, ikan asin,

    telur asin, kecap asin,

    keju, dan saus tomat)yang dikonsumsi olehresponden dalam 1minggu

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. 1-2x/minggu

    2. 3-6x/minggu3. 1x/hari

    4. > 1x/minggu

    Ordinal

    Aktifitas

    olahraga

    Rata-rata waktu yang

    dihabiskan olehresponden untukberolahraga dalam 1minggu

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. Jarang/tidakpernah

    2.

  • 36

    hari/minggu

    Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil `SkalaKepatuhan

    pengobatan

    Kemauan respondendalam mengkonsumsiobat anti hipertensisesuai dengan resepdokter dalam 3 bulanterakhir

    Meminta

    responden untukmenjawabpertanyaan dalamkuisioner.

    Kuesioner 1. Ya

    2. TidakOrdinal

  • 37

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

    penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun

    peneliti pada seluruh proses penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini merupakan

    penelitian kuantitatif, desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

    yaitu penelitian untuk menggambarkan tekanan darah berdasarkan frekuensi

    merokok dan faktor-faktor resiko hipertensi.

    B. Variabel Penelitian

    Variabel yang diteliti meliputi tekanan darah, dan faktor-faktor yang dapat

    memperberat keadaan hipertensi responden seperti : frekuensi merokok dalam

    sehari, lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan atau

    garam tinggi, aktifitas olahraga dan kepatuhan pengobatan.

    C. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota

    Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan

    bahwa belum pernah dilakukannya penelitian tentang gambaran tekanan

    darah berdasarkan faktor yang dapat memperperat hipertensi pada pasien

    hipertensi perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

  • 38

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, survei awal,

    mempersiapkan proposal penelitian, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan

    penelitian sampai penyusunan laporan akhir. Penelitian ini dilaksanakan

    bulan November 2012 sampai dengan Desember 2012.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

    yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat,

    2008). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang telah terdaftar

    dalam laporan administrasi Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

    jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian

    keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

    (Hidayat, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi

    kriteria inklusi sebagai berikut :

    a. Pasien hipertensi laki-laki yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

    b. Pasien hipertensi yang merokok, yaitu seseorang yang menyatakan dirinya

    adalah perokok.

    c. Usia pasien 30 tahun.

    d. Bersedia menjadi responden penelitian.

  • 39

    Jumlah sampel ditentukan dengan memakai rumus estimasi proporsi pada

    populasi dari Paul Leedy sebagai berikut :

    N.Z2 1- P( 1-P )

    n =

    ( N-1 ).d2 + Z 2 1-

    Keterangan:

    N : jumlah populasi dalam penelitian

    n : besar sampel minimum

    Z1-/2 : nilai kepercayaan dalam penelitian ditetapkan sebesar 95 %P : harga proporsi di populasi 40% (Alamsyah, 2009)

    d : tingkat kesalahan atau presisi dalam penelitian ini ditetapkan 5 %.

    Dalam penelitian ini, populasi penderita hipertensi yang ada diwilayah

    Puskesmas Ciputat sebanyak 147 orang sehingga didapatkan perhitungan

    sebagai berikut:

    n = 147 x (1,96)2 x 0,4 x (1 0,4 )

    (147 1) x (0,05)2 + (1,96)2 x 0,4 x (1 0,4)

    = 147 x 3,84 x 0,24

    146 x 0,0025 + 3,84 x 0,24

    = 135,4752

    0,365 + 0,9216

  • 40

    = 135,4752

    1,2866

    = 105,29706 = 106 orang

    3. Cara Pemilihan Sampel

    Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara accidental

    sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai

    kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel dan sempel diambil

    seadanya saja tanpa direncanakan terlebih dahulu (Notoadmodjo 2005). Pada

    cara ini dihitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi yang akan

    dipilih sebagai sampel, kemudian setiap pengunjung yang memenuhi syarat

    termasuk sampel.

    Secara teknis pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai

    berikut :

    a. Peneliti mengambil sampel penderita hipertensi yang ada di wilayah

    puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

    b. Mendata 106 orang yang akan dijadikan sampel sesuai nomor antrian di

    Puskesmas.

    c. Sampel yang didapat sebanyak 106 orang akan di ukur tekanan darahnya

    dan akan disebar kuisioner untuk dilakukan penelitian.

    E. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

    proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian

  • 41

    (Nursalam, 2008). Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan kuisioner. Penggumpulan data akan dilaksanakan di Puskesmas

    Ciputat Kota Tangerang Selatan. Adapun tahapan pengumpulan data yang akan

    dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

    1. Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti memberikan

    penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan menjamin

    kerahasiaan jawaban yang diberikan dalam kuisioner kepada calon responden

    tersebut.

    2. Kemudian responden mengisi formulir persetujuan wawancara.

    3. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang hal-hal

    yang tidak dipahami dan tidak jelas di dalam kuisioner.

    4. Data primer, berupa jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, lama merokok,

    riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar

    garam dan lemak tinggi, aktifitas olahraga, kepatuhan pengobatan dan

    tekanan darah pasien, dikumpulkan dengan wawancara menggunakan

    kuesioner dan pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer jenis

    air raksa yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu. Untuk

    pengukuran langsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh beberapa

    orang yang sebelumnya dilakukan pengujian dan penyamaan persepsi dengan

    peneliti sehingga hasil pengukuran antara peneliti dengan yang membantu

    menghasilkan data yang sama. Waktu pengukuran adalah saat pasien datang

    ke Puskesmas dan dipersilakan untuk istirahat terlebih dahulu untuk

    kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.

  • 42

    5. Data sekunder, berupa riwayat hipertensi pasien dan keluarga pasien,

    diperoleh dari pencatatan dan laporan administrasi Puskesmas Ciputat

    Tangerang Selatan Tahun 2012.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

    terdiri dari delapan pertanyaan yang akan ditanyakan langsung pada pasien dan

    sphygmomamometer jenis air raksa yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.

    G. Teknik Analisa Data

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan

    dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam

    bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis ini bertujuan untuk

    memperoleh gambaran tekanan darah berdasarkan faktor pemberat hipertensi.

    Dari data ini diperoleh faktor pemberat hipertensi, antara lain berupa lama

    merokok, riwayat keturunan hipertensi, kebiasaan konsumsi makanan dengan

    kadar garam dan lemak tinggi, aktifitas olahraga, kepatuhan pengobatan

    H. Pengolahan Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang

    terdiri dari:

    1. Editing

  • 43

    Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

    diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di

    tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera

    dilengkapi.

    2. Coding

    Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

    terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

    pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

    3. Entri Data

    Data entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket

    program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membuat distribusi

    frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

    4. Cleaning Data

    Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

    sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari

    kesalahan sehingga data siap dianalisa (Hidayat, 2008).

    I. Etika Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini menekankan masalah etika penelitian yang

    meliputi:

    1. Lembar Persetujuan (informed consent)

    Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

    akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta

    manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan

  • 44

    tujuan penelitian. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

    maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.

    2. Tanpa nama (anonymity)

    Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

    mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

    responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

    3. Kerahasiaan (confidentially)

    Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok

    data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data yang telah

    diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ciputat ini ditampilkan

    dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, dan gambar distribusi frekuensi

    sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini.

  • 45

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tekanan

    darah berdasarkan faktor yang memperberat hipertensi pada pasien hipertensi

    perokok di Puskesmas Ciputat. Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan

    kuisioner secara accidental sampling kepada setiap pengunjung yang berobat di

    puskesmas dan melakukan kunjungan rumah kepada pasien yang telah

    terdiagnosis hipertensi dan merokok kemudian dilakukan pengukuran tekanan

    darah.

    A. Gambaran Tempat Penelitian

    1. Gambaran Umum

    Sejarah berdirinya Puskesmas Ciputat berawal dari balai pengobatan

    yang dipimpin oleh H. Kamsari Kadri tamatan Sekolah Perawat RSUP Jakarta

    tahun 1935. Pada tahun 1950-1955, balai pengobatan ini semakin berkembang,

    pasien yang berobat bukan saja warga masyarakat Kecamatan Ciputat, akan

    tetapi dari Serpong, pondok Aren, Pondok Betung, bahkan dari Pondok Pinang

    sampai masyarakat kemang,sebab pada waktu itu Kedinasan Kesehatan masih

    bergabung dengan Kebayoran Lama. Pada tahun 1956 sampai dengan

    sekarang, setelah menjadi Puskesmas Ciputat, gedung, sarana dan prasarana

    bertambah lengkap begitu juga tenaga paramedik.

    Puskesmas Ciputat merupakan salah satu dari 3 Puskesmas yang ada di

    wilayah Kecamatan ciputat, letak berbatasan dengan :

  • 46

    a. Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Sawah

    b. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

    c. Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

    d. Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

    Puskesmas Ciputat terletak 27 km sebelah tenggara Kota Tangerang,

    Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha dengan sebagian besar

    berupa tanah darat/kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/danau.

    2. Program Puskesmas

    Adapun program yang terdapat di Puskesmas Ciputat yaitu: program

    kesehatan dasar, pengembangan wajib, dan pengembangan pilihan.

    1) Pengembangan kesehatan dasar meliputi :

    a) Promosi kesehatan

    b) Kesehatan lingkungan

    c) Kesehatan ibu dan anak

    d) Perbaikan gizi

    e) P2PL

    f) Pengobatan

    2) Pengembangan wajib meliputi:

    a) Usaha Kesehatan Sekolah

    b) Lansia

    c) NAPZA

    3) Pengembangan pilihan meliputi:

    a) Kesehatan jiwa

    b) UKGMD

  • 47

    c) Laboratorium

    Untuk