narasi kemaritimaner

Upload: jumran-saing

Post on 19-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

werwer

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    1/10

    Narasi kemaritiman :

    Indonesia merupakan negara yang mempunyai harta kekayaan alam yang sangat berlimpah.

    Namun, sangat disayangkan sekali kekayaan Indonesia ini tidak dipertahankan dengan

    maksimal. Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bangga akan kekayaan yang sangat

    berlimpah ini

    Indonesia adalah negara maritim yang mana 70% luasnya adalah terdiri dari laut. Laut adalah

    kekayaan masa depan Indonesia, yang masih memendam banyak potensi ekonomi yang belum

    terexplorasi dengan maximal, malah masih ada yang belum terjamah. Seyogyanyalah kita semua

    sadar atas potensi yang ada ini dan berjuang untuk memanfaatkannya, untuk tujuan kemakmuran dan

    wibawa bangsa.

    Kemajuan bangsa bisa terefleksi dengan kemampuan dan pertemuhan ekonomi, terutama yang

    memanfaatkan potensi maritim. Sudah terbukti negara yang mengusai laut adalah negara terpandang

    dan sangat dihormati.

    Pada tahun 1954, Bung Karno naik dikapal KRI Gajahmada, saat itu kapal menelusuri laut di bagian

    Timur Indonesia. Beliau mencetuskan The Geographical Destiny (Kodrat Geografis Negara Indonesia).

    Westerling Kemudian lahirlah Deklarasi Djuanda, untuk memperjungakan dan menjadikan Laut Jawa

    dan laut lain sebagai laut didalam NKRI.Menghilangkan Teritoriole Zee en Maritieme Kringen

    Ordanantie 1939. Teritorial diganti dari 3 menjadi 12 mil. Diikuti dengan Archipelago Doctrine yang

    sebenarnya. Prinsip ini disebut wawasan Nusantara, dimana diundangkan buat pertamakali pada UU

    No. 4 tahun 1960, sebelumnya telah diperjuangkan dalam United Nations Conventions of the Law on

    the Sea I (Unclos I) tahun 1958, tapi belum diterima. Hal ini diperuangkan terus, kemudian dapat

    diterima secara Internasional pada Unclos III tahun 1982, dimana Indonesia disebut sebagai

    Archipelagic State (Negara Kepulauan).

    Tujuan.

    Tujuan adalah Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat, kreatif

    dan dinamis yang Berbasis Kepentingan Nasional (sesuai UU No. 17 tahun 2007)..

    Masalah Archilegic State.

    Menurut hemat kami, potensi maritim Indonesia masih jauh untuk dibilang termanfaatkan dengan baik,

    ini disebabkan karena kita sangat-sangat kekurangan tenaga ahli dibidang kemaritiman. Dalam Study

    on the Development of Domestic Sea Transportation and Maritime Industry in the Republic of Indonesia

    dengan pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (Stramindo/JICA) melakukan survey

    dari tahun 2002 sampai tahun 2004 dengan hasil sbb:

    1. Dibutuhkan lebih kurang 270.000 orang tenaga ahli maritim, yang ada saat ini baru 5%nya, inilah

    penyebab potensi maritim kita belum tergarap dengan baik. Sangat diperlukan pencetakan

    (pendidikan) dengan segera. Kalau perlu crash program.

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    2/10

    2. Industri pelayaran seyogyanya mendapat kesempatan memperoleh bantuan pendanaan yang

    sesuai dari negeri sendiri. Saat ini jaminan hipotek kapal masih tidak diakui oleh bank nasional. Kalau

    pakai bank asing tidak bisa berbendera Indonesia.

    3. Membantu meningkatkan ekonomi domestik dengan memberdayakan peran pelayaran domestik

    yang kompetitif.Akhirakhir malah ada ide untuk mengahpus kabotase, pada hal ini adalah hak suatu

    negara untuk melindungi kepentingan domesticnya.

    4. Mencegah kerusakan pada aset pelayaran dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan

    oleh pengelolaan yang tidak benar.

    5. Merealisir keuntungan yang konsisten, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    6. Industri maritim pendukung pelayaran masih sangat tertinggal karena masalah pendanaan yang

    tidak mendapat sambutan dari dunia kuangan nasional. Atau mungkin juga disebabkan terbatasnya

    kemampuan dana perbankan kita.

    Sebetulnya telah ada 30 PT (ST, Akademi) dan 82 SMK Pelayaran di Indonesia saat ini. Sangat

    disayangkan kurikulum disini hanya diarahkan untuk operator kapal dan atau perusahaan pelayaran

    saja. Pada hal yang diperlukan adalah tenaga ahli yang sanggup merencanakan, mengelola dan

    mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kemaritiman nasional. Sesuai dengan diskusi yang

    dilaksanakan pada hari ini, tentang pendidikan dalam mencapai Mellenium Development Goals

    (MDGs), dan memperhatikan geografi Indonesia yang menyebar di 17,508 buah pulau, didalam

    6,120.673 km2 luas negara, dan di 1033 pelabuhan, maka sangat diperlukan suatu pendidikan tinggi

    managemen kemaritiman, sebagai hak dan kewajiban negara dalam memenuhi UNCLOS yang

    notabene sudah di ratifikasi dengan undang No. UU No. 17 / 1985. Dengan mempertimbang hal-hal

    tersebut diatas maka dipandang sangat cocok diadakan program pendidikan manajemen maritim

    secara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), guna pencapaian tujuan MDGs.

    Apakah Pembangunan Maritim itu?

    Pembangunan kemamaritman adalah mencakup bidang yang sangat luas. NKRI Bisa Besar Bila

    Menguasai Laut, Potensi maritim adalah:

    1. Industri Maritima.o Angkutan lauto b. Pelabuhanc. Shipyardd. Fishing Industry (Capture, Processing & Aqua-

    culture)e. Sumberdaya Pulau Kecilf. Wisatag. Explorasi Mineral &

    Energyh. Information System. Financingj. Jasa-jasa, dll2. Perdagangan3. R&D

    Maritime4. Education & Training5. Hankama. Angkatan Lautb. Badan Penjaga

    Laut & Pantai (Coast Guard) Kesadaran akan Luas dan Pentingnya Domain

    Maritim Awrarenes Domain maritime: adalah pengertian yang efektif tentang kejadian-

    kejadian global dibidang maritim yang bisa mempengaruhi keamanan, ekonomi atau

    lingkungan hidup dan kehidupan bangsa Indonesia. Berdasarkan UNCLOS III tahun 1982

    yang telah disahkan dengan UU No. 17 / 1985 dan menjadi bagian hukum nasional, perlu

    pendekatan awal dari sudut kesejahteraan (prosperity). Sebagaimana kita ketahui

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    3/10

    secara umum, ada gejala menurunnya sumber daya pendukung kehidupan dari daratan

    yang lama kelamaan makin kurang. Dewasa ini banyak usaha untuk mengubah kekayaan

    yang tersimpan dalam laut untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Ini berarti akan

    menciptakan lapangan kerja baru mengurangi pengangguran. Sektor-sektor yang sangat

    potensil mendukung kesejahteraan, antara lain: bidang industri penangkapan ikan dan

    prosesing perikanan, budidaya perikanan, budidaya tumbuhan laut, pariwisata, industri

    mineral dan sumber energi, serta banyak lagi yang perlu diriset. Perubahan yang dialami

    masa kini adalah kesadaran akan pentingnya laut untuk meningkatkan kesejahteraan

    manusia. Ini ibarat magnit yang menjadikan daya tarik banyak penduduk dunia berpaling

    ke laut, yang mengakibatkan kerawanan bidang keamanan. Kalau hal ini tidak ditanggapi

    dengan arif maka akan berubah menjadi masalah yang sangat kompleks. Tantangan dan

    ancaman yang kompleks mendorong diadakan suatu sistim yang harus dikaji dari segi

    keamanan (security). Misalnya: penerapan dan pemakaian Sea Survaillance

    System.Sebagaimana kita ketahui semua bahwa negara Indonesia adalah sangat luas,

    dimana dikelilingi oleh laut. Laut tersebut terhubung langsung dengan teroterial negaratetanggadan juga terhubung langsung dengan laut international yang mana banyak

    negara berkepentingan disana. Didalam Unclos dengan jelas disyaratkan bahwa hak dan

    kewajiaban kita terhadap laut yang berada didalam kepentingan negara kita adalah sangat

    besar dan sudah barang tentu sangat kompleks. Oleh karena itu sangat diperlukan

    kesadaran (awareness) untuk dapat melaksanakan kewajiban tersebut dengan kata lain

    good maritime governance.Kesimpulan dan Usulan

    Masalah maritim Indonesia sangat kompleks dan pembangunannya sangat tertinggal, karena itu

    dipandang sangat mendesak untuk membentuk suatu badan yang mencurahkan sepenuh

    perhatiaannya untuk memanfaatkan seluruh potensi maritim serta dapat mengawasi penegakan hukum

    dilaut. Disamping itu, badan ini mengkoordinir / mensinkronisasikan institusi atau badan yangmempunyai bermacam kepentingan dilaut dalam satu Badan

    Badan itu adalah: Badan Pengembangan, Pengendalian dan Pengelolaan Potensi

    Maritim(BP4M = Babanglilasimar = Maritime Head Quarter)

    Badan Pengembangan, Pengendalian

    & Pengelolaan Potensi Maritim

    Kerjasama Interntional(IMO, ILO, Bilateral)

    Pengelolaan Potensi Maritim

    National Coast Guard

    Perencanaan Kebijakan MaritimBadan Pengembangan, Pengendalian dan Pengelolaan Potensi Maritim (BP4M)terdiri dari:

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    4/10

    1. Kerjasama Interntional (IMO, ILO, Bilateral, dll). Indonesia adalah bagian dari dunia, laut ituterhubung langsung satu sama lain, yangmana mau tidak mau Indonesia harus terlibat

    langsung dalam proses, penetapan dan pelaksanaan hukum laut internasional.

    2. Pengelolaan Potensi Maritim. Adanya dan dilaksanakan hokum diatas adalah untuk dapatmengelola potensi maritime dengan baik dan tepat.

    3. Perencanaan Kebijakan Maritim. Hukum diatas bisa terlaksana dengan baik bila aturanpendukung secara nasional adalah sinkron satu sama lain serta komprehensif dengan strategi

    nasional (geo economic dan geo policy)

    4. National Coast Guard.Supaya kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan baik makadiperlukan pengamanan secara fisik.

    1. Kerjasama International, tugas umumnya adalah:

    Terlibat aktif di IMO, ILO & Bilateral dibidang maritim

    Mengorganisir, mendorong dan memonitor Kebutuhan dalam melaksanakan Konvensi

    Internasional Memberikan saran dan koreksi terhadap keserasian aturan internasional dannasional. Mendesak adanya aturan nasional yang mendukung diterapkannya aturan internasional,

    sehingga menjadikan Indoneia selalu ikut dan berperan aktif dalam pergaulan international 2.

    Pengelolaan Potensi Maritim, tugas umumnya adalah: Mengorganisir dan mendistribusikan

    Pengelolaan Potensi maritim sesuai tugas dan kemampuan stakeholder

    Mengembangkan dan Mensosialisasikan potensi maritim yang seharusnya dan mungkin

    dikembangkan maupun diciptakan.

    Mendorong R & D kemaritiman

    3. Perencanaan Kebijakan Maritim, tugas umumnya adalah:

    Memberikan saran untuk

    pengendalian pengembangan aturan maritim nasional & daerah. Meneliti sinkronisasi aturan terkait

    dibidang kemaritiman Meneliti pelaksanaan aturan international yang telah diratifikasi dan

    memberikan saran kepada institusi terkait tentang aturan pendukung / pelaksanaan (Juklak, Juknis

    dst). Semua kebijaksanaan maritim nasional harus melalui BP4M4. National Coast Guard, Tugas

    Pokok adalah: bertugas melindungi kepentingan umum, kepentingan ekonomi nasional didalam

    pelabuhan umum dan perairan, jalur pelayaran pantai dan internsional dan daerah maritime

    sebagaimana kebutuhan untuk mendukung kemanan nasional. Lingkup kegiatan dalam melaksanakan

    tugas adalah: Penegakan hukum dilaut (Kepelabuhanan (ISPS Code), Bea Cukai, Immigrasi,

    Karantina, Polisi, Hydrophy Oceanography SAR, Pelayaran, Perikanan, dll)

    Menjaga rambu laut.

    Menjaga tapal batas di laut. Dan kebutuhan penjagaan laut lainnya. Dalam keadaan perang,

    National Coast Guard berfungsi sebagai pertahanan di pelabuhan, keamanan dipelabuhan, Kontra

    Intiligen AL dan Patroli pantai. Untuk melaksanakan tugas-tugas diatas, maka Coast Guard adalah

    satu-satunya institusi kemanan yang diperlengkapi dengan kapal, pesawat terbang (termasuk

    Helikomter dan pesawat ampibi). Masalah kemaritiman yang sangat kompleks sebagai diuraikan

    diatas, sudah barangtentu sangat diperlukan pendidikan kemaritiman disemua bidangnya. Seperti:

    1. Industri Maritim1.

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    5/10

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    6/10

    Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki

    wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah

    teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi

    Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, terdapat

    17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181

    km. Dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tentu saja

    maritim Indonesia mengandung keanekaragaman alam laut

    yang potensial, baik hayati dan nonhayati.Sehingga, sudah seharusnya sektor kelautan dijadikan sebagai

    penunjang perekonomian negara ini. Berdasarkan catatan

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),sumbangan sektor

    perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) memiliki

    peranan strategis. Terutama dibandingkan sektor lain dalam

    sektor perikanan maupun PDB nasional.Pada tahun 2008 saja tercatat PDB pada subsektor perikanan

    mencapai angka Rp136,43 triliun. Nilai ini memberikan

    kontribusi terhadap PDB kelompok pertanian menjadi sekitar

    19,13 persen atau kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 2,75

    persen. Hingga triwulan ke III 2009 PDB perikanan mencapai

    Rp128,8 triliun atau memberikan kontribusi 3,36 persen

    terhadap PDB tanpa migas dan 3,12 persen terhadap PDB

    nasional.Di antaranya, tanaman bahan makanan sebesar Rp347,841

    triliun, perikanan Rp136,435 triliun, tanaman perkebunan

    Rp106,186 triliun, peternakan Rp82,835 triliun, dan kehutanan

    Rp32,942 triliun. Kemudian hingga triwulan III 2009, PDB

    kelompok pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

    sebesar Rp654,664 triliun.Dengan rincian, tanaman bahan

    makanan Rp331,955 triliun, perikanan Rp128,808 triliun,

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    7/10

    tanaman perkebunan Rp84,936 triliun, peternakan Rp76,022

    triliun, dan kehutanan Rp128,808 triliun. Dari jenis sektor

    dalam kelompok pertanian,perikanan yang memiliki kenaikan

    rata-rata tertinggi sejak tahun 20042008 sebesar 27,06

    persen.Kemudian sektor tanaman bahan makanan 20,66

    persen, tanaman perkebunan 21,22 persen, peternakan 19,87

    persen,dan kehutanan 18,81 persen. Sumbangan PDB perikanan

    terhadapBagaimanapun, catatan- catatan ini semakin menguatkan

    anggapan bahwa sektor maritim sangat potensial dikembangkan

    sebagai penunjang ekonomi nasional.Tentu saja, sektor kelautan

    tidak hanya menghasilkan produk perikanan.Menurut pengamat maritim Universitas Diponegoro (Undip),

    Sahala Hutabarat, untuk mengembangkan potensi sumber

    kekayaan laut pemerintah harus memiliki visi maritim. Karena

    jika potensi sumber kekayaan laut dioptimalkan mampun

    mensejahterakan masyarakat pesisir.Indonesia itu negara kepulauan. Artinya laut Indonesia itu

    lebih luas dari daratannya. Jika laut dimanfaatkan dengan

    optimal, mampu mensejahterakan masyarakat, khususnya

    masyarakat pesisir. Untuk mengembangkan potensi maritim,

    pemerintah harus memiliki visi negara maritim yang jelas, kata

    Sahala kepada Indonesia Maritime Megazine, pekan lalu.Sahala juga mengkritik peran pemerintah yang tidak memiliki

    konsep visi negara maritim. Seharusnya, kata Sahala,

    kementerian/lembaga yang terkait kemaritiman harusnya sudah

    mulai membangun konsep negara maritim. Coba lihat nasib

    nelayan kita. Mereka hidup di bawa garis kemiskanan. Jika

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    8/10

    cuaca buruk, nelayan tidak bisa melaut. Otomatis mereka tidak

    ada income, ujarnya.Lanjut Sahala, ada 12 kementerian yang terkait dengankemaritiman. Adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan,

    Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,

    Kementrian Lingkungan, Kementerian PU, Kementerian

    Perhubungan, Menteri Kordinator Kesejahteraan rakyat,

    Kementerian Koperasi. Dari 12 kementerian itu yang harus

    memiliki konsep membangun negara maritime. Sehingga dapat

    mengoptimalkan sumber kekayaan laut, terangnya.Potensi Maritim Mampu Sejahterakan RakyatPakar Kelautan IPB Rochmin Dahuri dalam seuah kesempatan

    menyampaikan bahwa Indonesia ibarat raksasa yang tertidur.

    Negeri ini belum dapat mentransformasikan potensi ekonomi

    maritim menjadi sumber kemakmuran, kemajuan, dan

    kedaulatan bangsa. Dari 114 pelabuhan umum, tidak satu pun

    memenuhi standar pelayanan internasional. Selama Orde Baru,

    kredit untuk sektor ekonomi kelautan kurang dari 15 persen dan

    untuk sektor perikanan hanya 0,02 persen dari total kredit.

    Wajar jika hingga kini kontribusi ekonomi kelautan hanya 30

    persen PDB. Padahal, negara-negara dengan potensi laut yang

    jauh lebih kecil, seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, China,

    Islandia, dan Norwegia, sumbangan ekonomi kelautannya

    terhadap PDB mereka rata-rata mencapai 40 persen.Pakar ekonomi maritim, Tridoyo Kusumastanto menyebutkan

    bahwa Potensi maritim lndonesia yang dapat diperbaharui

    dipandang dari segi Perikanan meliputi; Perikanan Laut

    (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya)sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    9/10

    15.105.011.400, Mariculture (rumput laut, ikan, dan kerang-

    kerangan serta Mutiara sebanyak 528.403 ton/tahun, dengan

    taksiran nilai US$ 567.080.000, Perairan Umum 356.020

    ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 1.068.060.000, Budidaya

    Tambak 1.000.000 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$

    10.000.000.000, Budidaya Air Tawar 1.039,100 ton/tahun,

    dengan taksiran nilai US$ 5.195.500.000, dan Potensi

    Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar US$ 40.000.000.000,

    secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia senilai

    US$ 71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$17.620.302.800 atau 24,5 persen. Potensi tersebut belum

    termasuk hutan mangrove, terumbu karang serta energi

    terbarukan serta jasa seperti transportasi, pariwisata bahari

    yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan.Menurut Richardson yang meneliti pada tahun 2008 bahwa

    sekitar 70 persen produksi minyak dan gas bumi berasal dari

    kawasan pesisir dan lautan. Dari 60 cekungan yang potensial

    mengandung migas, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di

    pesisir, dan hanya enam di daratan. Potensi cadangan minyak

    buminya 11,3 miliar barel dan gas 101,7 triliun kaki kubik. Belum

    lama ini, ditemukan jenis energi baru pengganti BBM berupa gas

    hidrat dan biogenik di lepas pantai barat Sumatra, selatan Jawa

    Barat, dan bagian utara Selat Makassar, dengan potensi

    melebihi seluruh potensi migas ().Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari 60 cekungan minyak yang

    terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau

    sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10

    cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian,

    sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu

  • 5/28/2018 Narasi kemaritimaner

    10/10

    berpotensi menghasilkan 106,2 miliar barel setara minyak,

    namun baru 16,7 miliar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5

    miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya

    sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah.

    Cadangan minyak yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3

    miliar barel terkandung di lepas pantai, yang lebih dari

    separuhnya atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di laut dalam.

    Sementara itu untuk sumberdaya gas bumi, cadangan yang

    dimiliki Indonesia sampai dengan tahun 1998 mencapai 136,5

    Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini mengalami kenaikanbila dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar 123,6 Triliun

    Kaki Kubik. Sedangkan Potensi kekayaan tambang dasar laut

    seperti aluminium, mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt,

    biji besi non titanium, vanadium, dan lain sebagainya yang

    sampai sekarang belum teridentifikasi dengan baik sehingga

    diperlukan teknologi yang maju untuk mengembangkan potensi

    tersebut.Menurut pengamat maritim Sahala Hutabarat, laut juga

    memiliki peran geoekonomi yang sangat vital bagi kemakmuran

    bangsa Indonesia dalam 11 sektor ekonomi. Di antaranya,

    perikanan tangkap, perikanan budi daya, industri pengolahan

    hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan

    dan energi, pariwisata bahari, transportasi laut, kehutanan,

    sumber daya wilayah pulau-pulau kecil,industri dan jasa

    maritim, serta sumber daya alam nonkonvensional.