modul 5 blok 2 kelompok 2

22
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL BLOK 2 KEDOKTERAN DASAR I MODUL 5 SISTEM PENCERNAAN Disusun oleh : Kelompok 2 Andre Kusuma Ruslim NIM. 1310015116 Dera Armedita Dini Sylvana Irmawati Madherisa Paulita Marini Andriyana Raisa Debrina Comma Siti Nur Azizah Shalahuddin Al Amin Betrik Sefyana M NIM. 1310015101 NIM. 1310015107 NIM. 1310015091 NIM. 1310015099 NIM. 1310015092 NIM. 1310015109 NIM. 1310015113 NIM. 1310015120 Tutor : drg. Sinar Yani M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

Upload: majid-marco

Post on 21-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

yeah

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 2 KEDOKTERAN DASAR I

MODUL 5 SISTEM PENCERNAAN

Disusun oleh : Kelompok 2

Andre Kusuma Ruslim NIM. 1310015116

Dera Armedita

Dini Sylvana

Irmawati

Madherisa Paulita

Marini Andriyana

Raisa Debrina Comma

Siti Nur Azizah

Shalahuddin Al Amin

Betrik Sefyana M

NIM. 1310015101

NIM. 1310015107

NIM. 1310015091

NIM. 1310015099

NIM. 1310015092

NIM. 1310015109

NIM. 1310015113

NIM. 1310015120

Tutor : drg. Sinar Yani M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2013

Page 2: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

terselesaikannya laporan DKK (Diskusi Kelompok Kecil) mengenai Komunikasi dan Edukasi

Efektif.

Laporan ini dibuat sesuai dengan gambaran jalannya proses DKK kami, lengkap

dengan pertanyaan pertanyaan dan jawaban yang disepakati oleh kelompok kami.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami

dalam proses pembuatan laporan DKK ini. Pertama, kami berterima kasih kepada drg.Sinar

Yani M.Kes selaku tutor kami yang telah dengan sabar menuntun kami selama proses DKK.

Terimakasih pula kami ucapkan atas kerjasama rekan sekelompok di Kelompok 2. Tidak lupa

juga kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari

informasi maupun membuat laporan DKK.

Akhir kata, kami sadar bahwa kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu,

kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan

pengetahuan.

Hormat Kami,

Kelompok 2

Page 3: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................... i

Daftar isi..................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Tujuan .......................................................................................................... 1

1.3. Manfaat ........................................................................................................ 1

BAB 2 Pembahasan

2.1 Step 1 : Identifikasi Istilah Asing ................................................................ 2

2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah ....................................................................... 2

2.3 Step 3 : Curah Pendapat ............................................................................... 3

2.4 Step 4 : Analisis Masalah ............................................................................ 6

2.5 Step 5 : Merumuskan Tujuan Belajar( LO ) ................................................ 6

2.6 Step 6 : Belajar Mandiri………………………………………………………6

2.7 Step 7 : Sintesis ............................................................................................ 7

BAB 3 Penutup

3.1. Kesimpulan .................................................................................................... 10

3.2. Saran ............................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 11

Page 4: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada manusia, system pencernaan merupakan system yang berfungsi untuk

memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita telan ke dalam lingkungan

internal tubuh. Makanan akan menjadi sumber energy yang digunakan oleh sel untuk

menghasilkan ATP untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan energy.

Makanan juga merupakan sumber bahan baku untuk memperbaharui dan menambah jaringan

tubuh.

Tindakan makan tidak secara otomatis menyebabkan molekul-molekul jadi yang ada

di makanan tersedia bagi sel tubuh sebagai sumber bahan bakar. Makanan mula-mula harus

dicerna atau diuraikan secara biokimia menjadi molekul-molekul sederhana yang dapat

diserap dari saluran pencernaan ke dalam system sirkulasi untuk didistribusi ke sel-sel.

Disini akan dijelaskan tentang bagaimana mekanisme dari system pencernaan mulai

dari makanan yang masuk ke mulut, yang kemudian akan dikunyah dan ditelan untuk

selanjutnya akan diproses dalam lambung dan usus sehingga dapat dikeluarkan melalui anus

sebagai feses.

1.2 TUJUAN

Setelah melakukan diskusi kelompok kecil 1 dan 2, diharapkan mahasiswa dapat

memahami :

1. Anatomi dan fisiologi organ-organ pada system pencernaan.

2. Bagaimana mekanisme masing-masing organ dalam proses pencernaan makanan.

1.3 MANFAAT

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan memahami dan lebih mengerti bagaimana cara

organ-organ pencernaan melakukan tugasnya dalam mekanisme perncernaan makanan untuk

menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai calon dokter gigi.

Page 5: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

BAB 2

PEMBAHASAN

SKENARIO

Aduh.......perih.......

"Kukira Ratu sekarang sombong, diajak makan ga mau, diajak bicara malas, sekalinya begitu

ditanya kenapa, kok malah njerit, aduh... perih....., ga taunya ada beberapa stomatitis ada di

cavum orisnya dan barangkali juga ada di faring karena dia merasa susah mastikasi disertai

susah deglutisasi, lebih parahnya lagi sering tidak dapat mengendalikan sekresi salivanya,

kasian ya....Pantas aja badanya agak kurus, takutnya gastritisnya kumat"

2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH ASING

1. Stomatitis : Dikenal sebagai sariawan terjadi akibat peradangan pada mukosa mulut

dan ditandai berupa luka bercak berwarna putih kekuningan serta menyebabkan perih.

2. Cavum Oris : Rongga Mulut yaitu jalan masuk menuju sistem pencernaan

3. Faring : daerah tempat persilangan saluran makanan/esophagus dengan

saluran nafas/trakea yang berbentuk tabung berotot kecil yang

membungkus mulut dan kerongkongan.

4. Mastikasi : Proses mengunyah makanan yang dilakukan oleh gigi menjadi

bagian-bagian halus dan menggiling / penghancuran.

5. Deglutisasi : Proses menelan atau pemindahan makanan dari mulut ke esophagus,

6. Gastritis : Peradangan pada mukosa lambung.

7. Saliva : Cairan yang di sekresikan oleh kelenjar ludah untuk membantu

dalam mastikasi.

8. Sekresi : Proses pengeluaran zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh.

Page 6: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

2.2 STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)

Sesuai teks yang disajikan pada skenario, kami dapat mengidentifikasikan

beberapa masalah yang timbul dalam kasus tersebut sebagai berikut.

1. Organ apa saja yang ada pada system pencernaan?

2. Bagian apa saja yang ada pada mulut?

3. Apa fungsi dari saliva dan kandungannya?

4. Bagaimana proses sekresi air liur/saliva?

5. Mengapa Ratu tidak bisa mengendalikan sekresi salivanya?

6. Bagaimana proses mencerna makanan?

7. Bagaimana proses deglutisasi?

8. Apa yang menyebabkan susah mastikasi dan deglutisasi?

9. Bagaimana cara kerja lambung?

10. Bagian mana yang menyebabkan nyeri pada lambung?

2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)

1. Organ yang ada di system penceraan yaitu :

Mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, anus.

Organ tambahan (aksesoris) yaitu gigi, kelenjar air ludah (saliva), lidah, hepar

(hati), pancreas, kantung empedu.

Di saluran pencernaan terdapat dinding yang mempunyai 4 lapisan dari lapisan paling

dalam ke arah luar, yaitu:

a. Mukosa : Jaringan ikat longgar dengan banyak mengandung pembuluh

darah dan pembuluh limfe serta serat otot polos.

Tersusun dari 3 lapisan, yaitu:

Membran Mukosa : Lapisan epitel yang berfungsi sebagai permukaan pelindung

yang mengandung sel kelenjar eksokrin (untuk sekresi gertah pencernaan), sel

kelenjar endokrin (untuk sekresi hormon pencernaan kedalam darah) dan sel epitel

(yang khusus untuk menyerap nutrien yang telah dicerna).

Lamina propria : Lapisan tipis jaringan ikat tempat epitel berada mengandung

pembuluh darah, limfatik dan nodulus limfe.

Muskularis mukosa : Terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot

polos longitudinal luar.

Page 7: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

b. Submukosa : Terletak dibawah mukosa merupakan jaringan ikat longgar

dengan banyak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfe serta terdapat

anyaman saraf yang dikenal sebagai pleksus submukosa

c. Muskularis Eksterna : selubung otot polos utama saluran cerna yang mengelilingi

submukosa. Terdiri dari 2 lapisan yaitu: Lapisan sirkular dalam dan Lapisan

longitudinal luar

d. Serosa : jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran cerna dan

mengeluarkan cairan encer licin (cairan serosa) yang melumasi dan mencegah

gesekan antara organ-organ pencernaan dan visera disekitarnya.

2. Bagian-bagian yang ada pada mulut yaitu :

a. Bibir : Mengandung otot rangka (orbicularis mulut) dan membantu

mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. Berfungsi untuk

berbicara dan sebagai reseptor sensorik.

b. Langit-langit/palatum : membentuk atap lengkung dari rongga mulut yang

memisahkan mulut dari saluran hidung.

c. Uvula : merupakan tonjolan pada palatum molle yang berfungsi menutup

saluran hidung pada saat menelan.

d. Lidah : membentuk dasar ronga mulut terdiri dari otot rangka yang

dikontrol secara volunter.

e. Gigi geligi : Untuk membantu proses mastikasi dimulut

3. Fungsi dari saliva yaitu :

Melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa

Melembabkan dan melumasi makanan sehingga mempermudah proses penelanan

Memerikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga terhindar dari kekeringan

Amilase pada saliva membantu menguraikan karbohidrat menjadi maltose

Sebagai antibakteri dan antibody dalam saliva yang berfungsi untuk membersihkan

rongga oral dan membantu memelihara kesehatan rongga oral serta mencegah

kerusakan gihi.

Membantu dalam berbicara

Mensekresikan zat buangan akibat dari konsusmsi obat.

Page 8: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

4. Proses sekresi air liur akibat pusat liur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui

saraf otonom yang menyarafi kelenjar liur. Sekresi liur sederhana terjadi ketika

makanan makanan masuk kedalam mulut dikunyah dan diubah menjadi bolus maka

kemoreseptor dan reseptor tekan didalam rongga mulut merespon terhadap

keberadaan bolus. Reseptor-reseptor ini menghantarkan impuls serat-serat saraf aferen

yang membawa informasi kepusat liur, yang terletak dimedulla batang otak

selanjutnya pusat liur mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinstik kekelenjar

liur untuk meningkatkan sekresi liur, da nada proses sekresi terkondisi karena salivasi

terjadi tanpa stimulasi oral, hanya berpikir, mencium, melihat atau mendengarkan

pembuatan makanan memicu salivasi melalui refleks ini yang merupakan respon yang

dipelajari berdasarkan respon sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut dan

secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makanan bekerja melalui korteks cerebri

untuk merangsang pusat liur dimedula. Stimulasi simpatis maupun parasimpatis yang

merangsang sekresi saliva tidak bekerja secara antagonis tetapi meningkatkan sekresi

saliva dengan jumlah, karakteristik dan mekanismenya berbeda. Stimulasi simpatis

menghasilakn liur yang kental dan sedikit akibat dari stress sehingga menyebabkan

mulut terasa kering, sedangkan stimulasi parasimpatis menghasilkan liur yang segera

keluar, encer, dalam jumlah yang banyak serta kaya dengan enzim.

5. Sekresi liur berlangsung terus menerus karena berada dibawah kontrol saraf serta

dipengaruhi oleh refleks dan saraf parasimpatik, pusat liur mengontrol derajat

pengeluaran liur melalui saraf otonom yang menyarapi kelenjar air liur, ratu

mengalami stress akibat penyakit stomatitis yang dideritanya dan ratu mengalami

stress lalu otak ratu merespon yang terjadi pada ratu sehingga merangsang stimulasi

parasimpatis yang mengakibatkan sekresi saliva ratu mkeluar dalam jumlah banyak

dan encer.

6. Makanan masuk kerongga mulut lalu dihancurkan oleh gigi yang berfungsi untuk

mengunyah, menggiling dan memecah makanan menjadi lebih kecil yang

dihancurkan didalam saliva, bahan-bahan makanan yang sudah hancur kemudian

merangsang reseptor-reseptor dan kemoreseptor pengecap didalam mulut yang

mengakibatkan adanya rasa manis, asam, pahit dan asin kemudian makanan dikunyah

dengan bantuan enzim ptialin yang mengubah karbohidrat menjadi maltosa didalam

rongga mulut dan pelumas saliva dari ketiga kelenjar saliva yaitu kelenjar parotis

(Menghasilkan saliva yang banyak mengandung air), kelenjar sublingual dan

submandibular ( Menghasilkan saliva berair dan berlendir), makanan itu diubah

Page 9: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

menjadi massa yang lunak atau lobus kemudian makanan itu didorong oleh lidah dan

terjadi proses menelan atau motilitas yang merupakan kerja volunter terjadi

gelombang pelistaltik yang mendorong makanan melalui esophagus untuk menuju

kelambung , esophagus sendiri dijaga kedua ujungnya oleh sfingter faringoesofagus

yang menjaga pintu esophagus tertutup untuk mencegah masuknya udara kedalam

esophagus dan lambung, sehingga udara hanya diarahkan kesaluran pernapasan, jika

tidak saluran cerna akan menerima banyak gas dan bisa terjadi sendawa, lalu

esophagus juga memiliki sfingter gastroesofagus yang berkontraksi melemaskan

secara reflex sehingga bolus dapat masuk kelambung sehingga proses menelan bisa

tuntas, sekresi esophagus bersifat protektif dengan menghasilkan pelumas untuk

mengurangi kerusakan esophagus dari tepi-tepi tajam makanan butuh waktu 5-9 detik

untuk mencapai ujung bawah esophagus perambtana gelombang ini dikontrol oleh

pusat menelan dengan persarafan melalui vagus , kemudian makanan masuk kedalam

lambung didalam lambung makanan diubah menjadi kimus, kimus dibawa kedalam

usus halus, diususu halus terjadi penyerapan nutrisi makanan, sebagian dibawa oleh

darah dan sisanya dibawa kedalam usus besar kemudian bahan-bahan yang tidak

dipergunakan lagi dibuang melalui anus menjadi fases.

Proses Pencernaan makanan terdiri atas empat tahap yaitu :

Motilitas terjadi akibat kontraksi otot di pencernaan yang berfungsi untuk mencampur

dan mendorong maju makanan. Seperti kontraksi otot polos didinding saluran cerna

yang mempertahankan kontraksi tingkat rendah yang menetap disebut tonus. Aktivitas

tonus ada gerakan mendorong maju isis saluran cerna dengan kecepatan yang sesuai

agar segmen didalam saluran cerna dapat melaksanakan tugasnya, da nada gerakan

mencampur makanan dnegan getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan

pencernaan makanan, serta mempermudah penyerapan dengan memanjangkan semua

bagian isi saluran cerna kepermukaan serap saluran cerna.

Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit dan enzim. Dalam keadaan normal

sekresi pencernaan direabsorpsi dalam suatu bentuk kembali kedarah setelah ikut serta

dalam proses pencernaan. Cairan pencernaan disekresikan dalam lumen saluran

pencernaan oleh kelenjar eksokrin.

Pencernaan terjadi sewaktu makanan bergerak melalui saluran cerna, makanan ini

menjadi subjek berbagai enzim yang masing-masing menguraikan molekul-molekul

Page 10: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

makanan yang diubah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap melalui proses yang

bertahap hingga tuntas.

Penyerapan terjadi melalui proses penyerapan unit-unit kecil makanan atau bolus

yang dapat diserap yang dihasilakan oleh pencernaan bersama dengan air, vitamin dan

elektrolit, dipindahkan dari lumen kesaluran cerna kedalam darah.

7. Proses deglutisasi dibagi menjadi 3 fase :

Fase Volunter adalah lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan

mengarahkan bolus kearah orofaring.

Fase Faringeal yaitu bolus makanan dalam faring merangsang reseptor

orofaring yang mengirim impuls kepusat menelan dalam medulla dan batang

otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah penutupan semua lubang

kecuali esophagus sehingga makanan bisa masuk, lidah menekan palatum

keras dan menghalangi makanan kembali kedalam mulut, otot palatum lunak

dan uvula untuk menutup mulut saluran nasal sehingga makanan tidak masuk

kerongga nasal, sfingter faringoesofagus yang terletak diantara faring dan

esophagus secara normal menyempit untuk mencegah udara masuk melalui

esophagus dan reflex relaksasi terjadi saat otot faring berkontraksi dan laring

terelevasi. Gelombang pelistaltik kontraksi yang bermula pada otot faring

menggerakan bolus kedalam esophagus.

Fase esophagus yaitu Sfringter gastroesofagus suatu area sempit otot polos

pada ujung bawah esofags dalam kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi

setelah melakukan gelombang pelistaltik dan memungkinkan makanan

terdorong kedalam lambung. Sfingter kemudian berkontraksi untuk mencegah

isi lambung keluar kedalam esophagus.

8. Yang mempengaruhi sulitnya mastikasi dan deglutisasi adalah dipengaruhi oleh

sekresi saliva, karena saliva sendiri membantu proses mastikasi dan deglutisasi, serta

menjaga mulut dan rongga agar selalu basah, berkurangnya produksi sekresi saliva ini

dipengaruhi oleh stomatitis yang diderita yang menyentuh mukosa mulut sehingga

menyebabkan nyeri yang menyebabkan stress pada penderitanya dan merangsang

stimulasi simpatik yang menghasilkan liur yang terbatas dan kental karena

terbatasnya sekresi saliva ini menyebabkan rongga mulut menjadi kering dan

menyebabkan sulitnya mastikasi dan deglutisasi.

Page 11: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

9. Masuknya makanan kedalam mulut atau tampilan, bau atau pikiran tentang makanan

merangsang sekresi lambung, terjadi empat tahap kerja lambung yaitu :

Pengisian lambung yang terjadi didalam lambung, bagian interior lambung

membentuk lipatan-lipatan dalam, sewaktu makan lipatan-lipatan ini menjadi

lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas setiap kali

makanan masuk, relaksasi reflex lambung sewaktu menerima makanan disebut

relaksasi reseptif yang meningkatkan kemampuan lambung menampung

tambahan volume makanan dengan sedikit peningkatan tekanan lambung.

Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan diperantarai oleh saraf

vagus yang menstimulasi produksi HCL, enzim pencernaan dan gastrin yang

merangsang sekresi lambung serta meningkatkan motilitas usus dan lambung.

Penyimpanan makanan yang disimpan dikorpus lambung, karena dikorpus

lambung gerakan mencampur berlangsung lemah karena lapisan ototnya tipis

maka makanan yang disalurkan ke lambung dari esophagus disimpan dibagian

korpus yang relative lebih tenang tanpa mengalami pencampuran. Dalam

fundus biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantung

gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum tempat

berlangsungnya pencampuran makanan.

Proses pencampuran makanan yang terjadi diantrum karena ototnya lebih tebal

sehingga gelombang kontraksi menjadi jauh lebih kuat untuk mencampur

makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap

gelombang pelistaltik antrum mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus.

Normalnya kontraksi tonik sfingter pilorus ini menyebabkannya nyaris

tertutup. Sebelum lebih banyak kimus yang terperas keluar, gelombang

peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkannya berkontraksi lebih

kuat untuk menutup pintu dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut

keduodenum. Kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat

masuk keduodenum tertahan mendadak disfingter yang menutup dan

memantul kembali kedalam antrum dan menimbulkan gelombang peristaltik

baru yang mencampur kimus secara merata diantrum.

Pengosongan lambung distimulasi secara refleks saat merespon terhadap

peregangan lambung, pelepasan gastrin, kekentalan kimus dan jenis makanan.

Karbohidrat dapat masuk dengan cepat, protein lebih lambat, dan lemak tetap

didalam lambung selama 3-6 jam. Pengosongan lambung dikontrol oleh faktor

Page 12: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

duodenum yang juga menghambat sekresi lambung, mencegah terjadinya

pengisian yang berlebihan pada usus dan memberikan waktu yang lebih lama

untuk digesti dalam usus halus, refleks umpan balik dari duodenum ini

memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu sehingga

dapat diproses.

10. Bagian dinding lambung yang dapat mengalami perih ada diantrum karena didalam

antrum ini memiliki otot yang tebal dibandingkan dengan fundus dan korpus yang

memiliki otot yang tipis. Kontraksi untuk mengaduk-aduk makanan terjadi didalam

antrum, kontraksi berlangsung terus menerus walaupun tidak makan kontraksipun

tetap terjadi sehingga mengakibatkan kadar PH lambung menjadi rendah dan

meningkatkan kandungan asam lambung yang dapat menyebar kebagian mukosa

lambung dan mengakibatkan nyeri pada lambung atau yang biasa dikenal dengan

penyakit maag.

2.4 Peta Konsep

Page 13: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

2.5 Learning Objective

1. Anatomi dan Fisiologi Organ Pada Sistem Pencernaan

2. Mekanisme Pencernaan

a. Mastikasi

b. Digesti

c. Absorpsi

d. Egesti (Defekasi)

2.6 Belajar Mandiri

Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok serta

mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.

2.7 Sintesis

1. Anatomi fisologi organ pencernaan.

Pada organ pencernaan terdapat beberapa organ, yaitu:

1. Rongga Mulut

Pada rongga mulut ini terdapat Gigi, Lidah, dan Kelenjar Air Liur atau

Kelenjar Saliva.

Gigi

Gigi dalam rongga mulut berfungsi sebagai mengunyah makanan menjadi

halus dan mencampurkannya dengan saliva.

Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan

membantu mendorong makanan. Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat

pengecap yang dapat merasakan asin, manis, pahit, dan asam. lidah pembentuk

dari dasar mulut, terdiri dari otot rangka, volunter.

Saliva

Saliva ini berfungsi untuk memudahkan penelan makanan ke dalam esofagus.

Kelenjar Ludah atau Kelenjar Saliva

Kelenjar ini mengeluarkan atau menghasilkan saliva atau air ludah. Pada

kelenjar ini terdapat tiga pasang kelenjar:

Page 14: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

1. Kelenjar parotis

Terletak dibawah telinga, Kelenjar ini menghasilkan ludah yang

berbentuk cair.

2. Kelenjar submandibularis

Terletak di bawah rahang bawah, menghasilkan getah yang

mengandung air dan lendir.

3. Kelenjar sublingual

Terletak di bawah lidah.

Faring

faring merupakan penghubung antara mulut dan esofagus. Rongga pada

bagian belakang tenggorokan, fungsinya sebagai saluran penghubung pencernaan

dan pernapasan. Pada faring terdapat epiglotis yang berfungsi sebagai katup.

Epiglotis berperan menutup saluran pernapasan ketika ada makanan yang masuk.

2. Esofagus (kerongkongan)

Penghubung antara faring menuju ke lambung. Berfungsi sebagai jalan

bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Esofagus

merupakan saluran berotot yang lurus terbentang antara faring dan

lambung. Strukturnya sebagian besar berada pada rongga toraks,

menembus diafragma dan menyatu pada lambung di rongga abdomen.

Pada kedua ujung esofagus terdapat sfingter (struktur otot yang berbentuk

cincin). Sfingter dibagi menjadi 2:

a. Sfingter faringoesofagus. Terletak antara faring & esofagus yang

berfungsi menjaga pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk

mencegah udara masuk dalam saluran pencernaan. Pada saat menelan

sfingter ini terbuka setelah itu bolus melewati sfingter maka sfingter

akan tertutup.

b. Sfingter gastroesofagus. Terletak dibatas antara esofagus & lambung.

Fungsinya mencegah refluksi isi lambung yang asam ke esofagus,

apabila isi lambung mengenai esofagus maka esofagus akan teriritasi.

Page 15: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

3. Lambung (gaster)

Gaster merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut

sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Gaster juga

merupakan rongga seperti kantung berbentuk J yang terletak antara

esofagus & usus halus. Bagian lambung ada 3:

a. Fundus. Terletak di bagian atas lambung dekat lubang esofagus

(memiliki lapisan otot yang tipis).

b. Korpus. Terletak di tengah mempunyai otot yang tipis, berfungsi

sebagai penyimpan makanan atau bolus.

c. Antrum. Sebagai tempat pencampuran makanan karena bagian ini

terdapat lapisan otot yang tebal.

Ada pula terminal lambung yang merupakan pembatas antara lambung

dan usus halus yaitu sfingter pilorus.

4. Usus halus (intestinum minor)

Merupakan tempat penyeraan sari makanan dan tenpat terjadinya

proses pencernaan yang paling panjang. Intestinum terdiri dari:

a. Usus duabelas jari (duodenum)

b. Usus kosong (jejenum)

c. Usus penyerap (ileum)

Pada duodenum bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.

Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim:

- Amilopsin (amilase pankreas)

Enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi lebih sederhana

(maltosa).

- Steapsin (lipase pankreas)

Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

- Tripsinogen

Enzim yang mengubah protein dan pepson menjadi dipeptida dan asam

amino.

Page 16: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

Dinding intestinum juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung

enzim-enzim sebagai berikut:

Maltase : mengubah maltosa menjadi glukosa

Laktase : laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

Sukrase : mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Tripsin : mengubah pepton menjadi asam amino

Enterokinase : mengaktifkan tripsinogen menjadu tripsin

5. Usus besar (intestinum mayor)

Usus besar Terdiri dari :

- Sekum : membentuk kantung buntu antara pertemuan usus halus dan usus

besar.

- Apendiks : suatu saluran kecil dengan ujung buntu dan banyak

mengandung jaringan limfatik.

- Kolon : terbagi menjadi 3 yaitu asendens, transversum, desendens.

- Rektum : bagian bawah kolon yang lurus.

Makanan yang tidak bisa dicerna oleh usus halus misalnya selulosa bersama

lendir akan menuju usus besar menjadi feses. Didalam usus besar terdapat

bakteri escherichia coli yang membantu dalam proses pembusukan sisa

makanan. Didalam usus besar juga terjadi penyerapan air dan garam serta

penyimpanan feses.

6. Anus

Merupakan lubang tempat pembungan feses dari tubuh. Sebelum dibuang

lewat anus feses ditampung terlebih dahulu dibagian rektum. Apabila

feses sudah siap dibunag otot sfingter rektum akan mengatur pembukaan

dan penutupan anus.

Pada organ pencernaan ini juga terdapat organ aksesoris atau organ pembantu pada

sistem pencernaan, yaitu:

1. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam

rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan

fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan

hati membantu fungsi ginjaldengan cara memecah beberapa senyawa

Page 17: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

yang bersifat racun dan menghasilkan amonia,urea, dan asam urat dengan

memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa

racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Hati terbagi menjadi lobus

kanan dan kiri;

a. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga

bagian utama; lobus kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.

b. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dan lobus kiri.

Hati juga mempunyai fungsi utama, yaitu:

1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi

dan absorbsi lemak.

2. Metabolism. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat

tercerna.

a. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula

darah.

b. Hari mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang

rusak.

c. Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat

dalam pemakaian lemak.

3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga,

serta vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) dan hati menyimpan toksin

tertentu serta obat yang tidak dapat di uraikan dan di eksekresikan.

4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormone dan dektosifikasi

toksin dan obat.

5. Penyimpanan darah. Hari merupakan reservoir untuk sekitar 30%

curah jantung, dan bersama dengan limpa, mengatur volume darah

yang diperlukan tubuh.

Empedu

Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu

yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri.

2. Kantung Empedu

Kantung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai pir dengan

panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati.

Kantung empedu mempunyai fungsi;

1. Kantung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus-

menerus disekresi oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam

duodenum. Di antara waktu makan, sfingter Oddu menutup dan cairan

empedu mengalir ke dalam kantung empedu yang relaks. Pelepasan

cairan ini dirangsang oleh CCK.

2. Kantung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara

mereabsorbsi air dan elektrolit. Dengan demikian, kantung ini mampu

menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.

Page 18: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

3. Pankreas

Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatur

besar lambung. Sel-sel endokrin pancreas mensekresi hormone insulin dan

glucagon. Kendali pada sekresi pancreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks

saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung. Walaupun

demikian, kendali utama terletak pada hormone duodenum yang diabsorbsi

ke dalam aliran darah untuk mencapai pancreas.

Sekretin di produksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorbsi

ke dalam darah untuk mencapai pancreas.

CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons

terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari

lambunf. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim

pancreas.

Komposisi cairan pancreas. Cairan pancreas mengandung enzim-enzim

untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.

1. Enzim proteolitik pancreas (protase)

Tripsinogen yang disekresi pancreas diaktivas menjadi tripsin

oleh enterokinasi yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna

protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan

peptide yang lebih kecil.

Kimotripson teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin.

Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap

protein.

Karboksipeptidasem aminopeptidasem dan dipeptidase adalah

enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk

menghasilkan asam-asam amino bebas.

2. Lipase pancreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan

gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.

3. Amilase pancreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh

amylase saliva menjadi disakardia (maltose, sukrosa, dan laktosa)

4. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA

menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

Page 19: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

2. Mekanisme pencernaan

a. Mastikasi

Mekanisme mastikasi disebabkan oleh suatu refleks mengunyah.

1. Adanya bolus makanan dalam mulut pada awalnya menimbulkan

penghambat refleks otot untuk mengunyah.

2. Rahang bawah turun kebawah, disebabkan adanya otot muskulus

masseter & buccinator.

3. Refleks renggang pada otot-otot rahang bawah yang menimbulkan

kontraksi rebound.

4. Keadaan tersebut otomatis mengangkat rahang bawah yang

menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan

dinding mulut yang menghambat otot rahnag sekali lagi.

5. Rahang bawah turun dan kembali rebound pada saat yang lain dan in

terjadi berulang-ulang.

b. Digesti

1) Mulut

Terdapat pencernaan mekanik & enzimatik :

- Enzimatik : terdapat enzim ptialin/amilase pada ludah yang mengubah

amilum menjadi maltosa.

- Protein dan lemak pada rongga mulut hanya terdapat pencernaan mekanik

karena dalam mulut tidak terdapat enzim untuk protein dan lemak.

2) Lambung

Dilambung kerja enzim ptialin dihentikan karena adanya HCL yang

disekresikan oleh sel parietal. Polisakarida, disakarida & oligosakarida

tidak mengalami perubahan dengan protein yang akan mengalami

denaturasi sehingga mudah dicerna. Protein akan diubah oleh pepsin

menjadi fraksi yang lebih kecil yaitu oligopeptida, proteosa & pepton.

3) Usus halus

pH dalam usus halus bersifat alkalis disebabkan oleh garam natrium

dikarbonat dari pankreas. Enzim amilase dan disakaridase akan mengubah

polisakarida, disakarida, dan oligosakarida menjadi monosakarida. Enzim

steapsin dan garam-garam empedu akan mengubah lemak menjadi

Page 20: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

gliserol dan asam lemak. Enzim tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,

aminopeptidase, tripeptidase, dipeptidase akan bekerja sama mengubah

polipeptida, oligopeptida, proteosa, dan pepton menjadi asam amino.

c. Absorpsi

Proses masuknya bahan makanan yang telah mengalami pencernaan

melalui dinding usus. Di usus halus menyerap protein makanan dalam

bentuk asam amino, karbohidrat dalam bentuk monosakarida, lemak

dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Monosakarida dan asam amino

dilakukan penyerapan difusi aktif atau penyerapan yang menggunakan

energi. Monosakarida dan asam amino akan diserap oleh vena porta dan

dibawah oleh darah ke hati. Gliserol dan asam lemak akan diserap melalui

dinding usus akan tetapi juga mengalami sintesis ulang menjadi lemak

yang dibungkus protein yang disebut filomikron dan akan dibawa oleh

darah mealui sistem limfe dan jaringan adiposa.

d. Defekasi

Pergerakan massa yang mendorong feses masuk ke rektum sehingga

secara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi

rektum dan refleks sfingter anus. Pendorongan massa feses yang terus

menerus dapat dicegah oleh kontraksi tonik dari sfingter ani internus

dengan menebalan otot sirkuler sepanjang beberapa cm dalam anus dan

sfingter ani eksternus yang terdiri dari otot lurik yang mengelilingi

sfingter ani internus.

Refleks defekasi. Bila feses memasuki rektum maka perengangan dinding

rektum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar untuk

menimbulkan gelombnag peristaltik dalam kolon desendens, sigmoid, dan

rektum yang mendorong feses ke arah anus.

Page 21: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Makanan masuk kerongga mulut lalu dihancurkan oleh gigi yang berfungsi untuk

mengunyah, menggiling dan memecah makanan menjadi lebih kecil yang dihancurkan

didalam saliva, bahan-bahan makanan yang sudah hancur kemudian merangsang reseptor-

reseptor dan kemoreseptor pengecap didalam mulut yang mengakibatkan adanya rasa manis,

asam, pahit dan asin kemudian makanan dikunyah dengan bantuan enzim ptialin yang

mengubah karbohidrat menjadi maltosa didalam rongga mulut dan pelumas saliva dari ketiga

kelenjar saliva yaitu kelenjar parotis (Menghasilkan saliva yang banyak mengandung air),

kelenjar sublingual dan submandibular ( Menghasilkan saliva berair dan berlendir), makanan

itu diubah menjadi massa yang lunak atau lobus kemudian makanan itu didorong oleh lidah

dan terjadi proses menelan atau motilitas yang merupakan kerja volunter terjadi gelombang

pelistaltik yang mendorong makanan melalui esophagus untuk menuju kelambung ,

esophagus sendiri dijaga kedua ujungnya oleh sfingter faringoesofagus yang menjaga pintu

esophagus tertutup untuk mencegah masuknya udara kedalam esophagus dan lambung,

sehingga udara hanya diarahkan kesaluran pernapasan, jika tidak saluran cerna akan

menerima banyak gas dan bisa terjadi sendawa, lalu esophagus juga memiliki sfingter

gastroesofagus yang berkontraksi melemaskan secara reflex sehingga bolus dapat masuk

kelambung sehingga proses menelan bisa tuntas, sekresi esophagus bersifat protektif dengan

menghasilkan pelumas untuk mengurangi kerusakan esophagus dari tepi-tepi tajam makanan

butuh waktu 5-9 detik untuk mencapai ujung bawah esophagus perambtana gelombang ini

dikontrol oleh pusat menelan dengan persarafan melalui vagus , kemudian makanan masuk

kedalam lambung didalam lambung makanan diubah menjadi kimus, kimus dibawa kedalam

usus halus, diususu halus terjadi penyerapan nutrisi makanan, sebagian dibawa oleh darah

dan sisanya dibawa kedalam usus besar kemudian bahan-bahan yang tidak dipergunakan lagi

dibuang melalui anus menjadi fases.

Saran

Mahasiswa sebaiknya mempelajari lebih lanjut agar dapat memahami lebih dalam

tentang mekanisme system pencernaan, seperti mastikasi yang berhubungan erat dengan

gigi, juga deglutisasi, digesti, absorbsi, dan defekasi.

Page 22: Modul 5 Blok 2 Kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta, indonesia: EGC.

Mescher, A. (2009). Histologi Dasar JANQUERA Teks dan Atlas. Jakarta: EGC.

Sherwood, L. (2011). Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.