pemicu 2 kelompok 5 blok etika dan hukum kedokteran3

49
PEMICU 2 KELOMPOK 5 BLOK ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Upload: holan

Post on 08-Nov-2015

157 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

pemicu 2 kelompok 5 blok etika

TRANSCRIPT

  • PEMICU 2 KELOMPOK 5 BLOK ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TARUMANAGARA

  • Tutor : dr. Deliana dan dr. Frans

    NAMANIMMuhammad Nugie Zifi405070020Anggota Lanny405070033PenulisFerawati Siswo405070058AnggotaJessica Tania405070071AnggotaElly Widiatmaningrum405070081Anggota Daria Putri Roman405070087AnggotaSteinley405070142AnggotaNovianti Santoso405070143AnggotaDaniel405070145AnggotaGladys Sudiyanto405070123SekretarisMuhammad Hasa Narej405070037Ketua

  • Dokter Perhatian VS Dokter CuekP seorang dokter umum yang berpraktik di daerah Jakarta Barat. Pada larut malam, saat akan menutup praktiknya, ia kedatangan pasien laki-laki berusia 40 tahunan. Ia kemudian mempersilahkan pasiennya masuk.Bapak tersebut ternyata menderita nyeri perut hebat, yang terasa mulai dari pinggang kiri menjalar ke perut kiri bawah sampai sekitar paha. Nyeri dirasakan terus menerus sehingga ia merintih-rintih. Setelah memeriksa dengan teliti, dokter P mencurigai adanya kolik batu saluran kemih kiri. Untuk pertolongan pertama dan atas persetujuan pasien, dokter P memberikan sebuah tablet anti spasmolitik dan kompres hangat pada perut pasiennya.Sambil mengobservasi keadaan pasien, dokter P menulis rekam medis pasien tersebut. Setelah menunggu agak lama, pasien mengeluh nyerinya tidak mereda sama sekali. Akhirnya atas persetujuan pasien, dokter P merujuk bapak tersebut untuk konsultasi ke dokter Q, spesialis urolog, yang prakteknya masih buka di klinik spesialis RS terdekat. Dokter P tidak menarik biaya dari bapak ini, begitu juga dengan pasien-pasiennya yang lain yang juga dirujuk ke dokter spesialis.Setelah membaca surat rujukan dari dokter P, dokter Q memeriksa pasien tersebut sekedarnya tanpa berkata apa-apa. Dokter Q segera menyiapkan suntikan dan menyuntik bapak yang sedang kesakitan itu. Setelah itu, dokter Q menulis resep obat dan menyuruh bapak untuk membelinya tanpa berkata apa-apa. Dokter Q juga tidak memberi kesempatan kepada pasiennya untuk bertanya tentang penyakitnya karena banyak pasien yang sedang mengantri giliran untuk diperiksa. Untuk penulisan rekam medisnya, dokter Q menyerahkan kepada suster yang bertugas. Bapak ini pulang dengan perasaan kecewa setelah membayar cukup mahal. Walaupun demikian, ia merasa lega karena nyerinya berkurang.Apa yang dapat Anda pelajari dari kasus di atas???

  • Learning ObjectiveMM 4 kaidah dasar bioetikaMM hubungan kodeki dengan kaidah dasar MM prima facieMM UURI No. 29 tahun 2004 dengan kaidah dasarMM rekam medisDefinisi, jenis-jenis, peraturan yang mengikat, problem oriented medical record (POMR)

  • LANDASAN

  • MASALAH PEMICU 220 KODEKI

    Dokter PBIOETIKAKODEKIUU RI No 29 thn 2004Memeriksa dgn telitiBeneficence, Menghormati otonomi manusiaPasal 2, 3Pasal 51aMemberi pertolongan dgn persetujuan pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 2Pasal 45 ayat 1, pasal 51 aMenulis rekam medis sendiriMenghormati otonomi manusiaPasal 46 ayat 1Memberikan konsultasi ttg penyakit pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 51 a, pasal 52 aMerujuknon-maleficencePasal 12Pasal 51 b Tdk memungut bayaranBeneficence, justice

  • PELANGGARAN . . .20 KODEKI

    Dokter QBIOETIKAKODEKIUU RI No 29 thn 2004Memeriksa tanpa berkata apa2Menghormati otonomi manusiaPasal 2, 3Pasal 51aMenyuntikan tanpa persetujuan pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 2Pasal 45 ayat 1, pasal 51 aSuster yg menulis rekam medisMenghormati otonomi manusia, justicePasal 46 ayat 1Tdk memberi kesempatan bertanyaMenghormati otonomi manusia, Justice Pasal 51 a, pasal 52 aMembayar dgn mahal dan pasien kecewaJusticePasal 4

  • ETIKA MEDIS TRADISIONALBeneficenceNon-maleficenceAsas menghormati hidup manusiaAsas menjaga kerahasian (konfidensialitas)Asas kejujuranAsas tdk mementingkan diri sendiriAsas budi pekerti dan tingkah laku luhurETIKA MEDIS KOTEMPORERAsas menghormati otonomi pasienAsas keadilan (justice)Asas berkata benar (truth telling, veracity)

  • KAIDAH DASAR MORALBENEFICIENCE : SIKAP/ BERBUAT BAIKTertuju pada individu ps stabil (tidak gawat darurat, tidak rentan)Menjamin harkat dan martabat manusiaMenjamin ps/keluarga/sesuatu yang tak hanya sejauh menguntungkan dokterMaksimalisasi akibat baikMinimalisasi akibat burukAda 2 macam :General beneficience : berbuat baik kepada siapapun termasuk yang tidak kita kenal, merupakan etika normativeSpecific beneficience : bermoral bila tindakan baik ditujukan pada pihak khusus yang kita kenal. Hal ini menimbulkan kewajiban mutlak profesi, khususnya secara psikologis

  • Beneficence

    Kriteria1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien9. Minimalisasi akibat buruk10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan14. Mengembangkan profesi secara terus menerus15. Memberikan obat berkhasiat namun murah16. Menerapkan golden rule principle

  • NON MALEFICENCE : TIDAK MERUGIKANTertuju pada ps yang kesakitan / menderita, gawat darurat, menjelang cacat, distress, rentan, tidak / bukan otonom seperti uzur, terjepit tanpa pilihan, miskin, bodohKomplementer beneficenceKewajiban ini berdasarkan : Ps dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko Jika kehilangan sesuatu yang penting :Dokter sanggup mencegah bahaya / kehilangan tersebutManfaat bagi ps (hanya mengalami risiko minimal)Tindakan kedokteran terbukti efektif

  • Non-maleficenceYL-BLOK 1- 2010

    Kriteria1. Menolong pasien emergensi : Dengan gambaran sbb : - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang penting (gawat) - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - manfaat bagi pasien > kerugian dokter2. Mengobati pasien yang luka3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek6. Mengobati secara proporsional7. Mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari misrepresentasi dari pasien9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian10. Memberikan semangat hidup11. Melindungi pasien dari serangan12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

    YL-BLOK 1- 2010

  • JUSTICE : KEADILANTertuju pada pihak ke 3 selain individu ps; pihak penyandang dana berpotensi dirugikan Memberi perlakuan sama kepada ps untuk kebahagiaan ps & umat manusia :Memberi sumbangan relatif = kebutuhan merekaMenuntut pengorbanan mereka secara relatif = kemampuan mereka AUTONOMY : SELF DETERMINATIONTertuju pada capable person : individu ps yang sehat, dewasa, bebas, sejajar dengan dokternyaMenghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan ps demi dirinya sendiri (sebagai makhluk bermartabat)

  • autonomyYL-BLOK 1- 2010

    Kriteria1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)3. Berterus terang4. Menghargai privasi5. Menjaga rahasia pasien6. Menghargai rasionalitas pasien7. Melaksanakan informed consent8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga pasien sendiri11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien13. Menjaga hubungan (kontrak)

    YL-BLOK 1- 2010

  • justiceYL-BLOK 1- 2010

    Kriteria1. Memberlakukan sesuatu secara universal2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama4. Menghargai hak sehat pasien5. Menghargai hak hukum pasien6. Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok yang rentan8. Tidak melakukan penyalahgunaan9. Bijak dalam makro alokasi10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

    YL-BLOK 1- 2010

  • Ps = makhluk berakal budi, tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuanErat kaitannya dengan informed-consentMacam-macamnya :Kant = otonomi kehendak / otonomi moral Kebebasan bertindak, memutuskan (memilih), menentukan diri sendiri dengan kesadaran terbaik bagi dirinyaTanpa hambatan, paksaan / campur tangan pihak luar (heteronomy)Motivasi berdasar prinsip rasional / self legislation dari manusiaMill = otonomi tindakan / pemikiran = otonomi individuKemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (realisasi keputusan dan kemampuan melaksanakannya)Hal penentuan diri dari sisi pandang pribadi

  • Prima Facie dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah.Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.

  • REKAM MEDISPengaturan rekan medis UU Praktik Kedokteran lebih luas, tidak terbatas pada sarana pelayanan kesehatan semata

  • ISI REKAM MEDISCATATAN Uraian ttg identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter, dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinyaDOKUMEN Kelengkapan dari catatan tsb. : foto r, hasil lab, dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya

  • ISI REKAM MEDIS (BAB IV KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA)Rekam Medis Pasien Rawat JalanIsi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:identitas pasien;pemeriksaan fisik;diagnosis/masalah;tindakan/pengobatan;pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • B. Rekam Medis Pasien Rawat InapRekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat:identitas pasien;Pemeriksaan;diagnosis/masalah;persetujuan tindakan medis (bila ada);tindakan/pengobatan;pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasienC. Pendelegasian Membuat Rekam MedisSelain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran

  • JENIS REKAM MEDISRekam medis tradisionalRekam medis elektronik

  • Pengobatan pasienDasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan, dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasienPeningkatan kualitas pelayananPembuatan rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimalMANFAAT REKAM MEDIS

  • Pendidikan dan penelitianMerupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigiPembiayaanDapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tsb dapat dipakai sbg bukti pembiayaan kpd pasienMANFAAT REKAM MEDIS

  • Statistik kesehatanDapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentuPembuktian masalah hukum, disiplin, dan etikMerupakan alau bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etikMANFAAT REKAM MEDIS

  • Rekam MedisSetiap dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik wajib membuat rekam medis (Pasal 46 ayat 1).Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan (Pasal 46 ayat 2).Setiap rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan (Pasal 46 ayat 3).

  • Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien (Pasal 47 ayat 1).Rekam pasien harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter/dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan (Pasal 47 ayat 2).

  • DASAR PELAKSANAAN :Pasal 46 UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteranPermenkes no. 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam MedikKeputusan Menkes RI no. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, Standar Pelayanan Rekam Medik dan Manajemen Informasi KesehatanKeputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik no. 78 tahun 1991 tentang Petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakitSK PB IDI no. 319/PB/A.4/88 mengenai pernyataan IDI tentang Informed Consent

  • ASPEK HUKUM YANG MENGATUR REKAM MEDIS (BAB VI KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA)A.Rekam Medis Sebagai Alat BuktiRekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis dipengadilan.B. Kerahasiaan Rekam MedisSetiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

  • C. Sanksi HukumDalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1(satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh jutarupiah).Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien.D. Sanksi Disiplin dan EtikDokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI).

  • Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :Pemberian peringatan tertulis.Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigiSelain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG)

  • PENYIMPANAN REKAM MEDISRekam medis dalam bentuk fisik : milik institusi kesehatan, u/ di RS, penatalaksanaannya diatur oleh sebuah panitia rekam medik / manajemen informasi kesehatan.Harus disimpan setidaknya hingga 5 tahun sejak kunjungan terakhir ps, setelah itu dapat dimusnahkan dengan mengikuti suatu ketentuan ttt, yaitu yg diatur dalam pedoman yang diterbitkan oleh DepKes.Berkas rekam medis hanya dapat diberikan/dikeluarkan dari RS (sarana kesehatan) atas perintah peradilan (pro justitia)Secara hukum, ada keadaan dimana kita boleh utk buka rahasia kedokteran yaitu ada perintah jabatan (pasal 51 KUHP), daya paksa (pasal 48 KUHP), dalam rangka membela diri(pasal 49 KUHP).

  • POMR Problem Oriented Medical Record suatu sistem yg memberikan cara dokumentasi u/ merefleksikan pikiran logis dokter yg memimpin perawatan pasien, dalam hal ini dokter menentukan dan mengikuti setiap masalah klinis dan mengorganisasikannya u/ pemecahan masalah.Rekam medis yg berorientasi kepada masalah.Konsep pendekatan thd semua masalah pasien, dan mengobati sesuai permasalahannya yg timbul dan kaitannya dgn masalah lain.

  • BAGIAN POMR1.Basis Data (database) kumpulan data yg bisa digunakan u/ semua pihakInformasi umum yg didapat dari pasien umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan, dll, dilakukan thd semua org.Informasi yg sepesifik (khusus) thd masalah sesuai dgn masalah yang ada pada setiap pasien itu sendiri. Basis data yg lgkp (objektif) mengandung keluhan utama, riwayat peny, review sistem, riwayat peny, riwayat psikososial dan pengobatan, diskripsi hasil pem fisik dan lab rutin.Basis data dikumpulkan sebelum daftar masalah dibuat

  • 2.Daftar Masalah acuan penting dalam pengelolaan karena merupakan analisis dari basis data Berdasarkan sifatnya, masalah dibedakan menjadi dua, yaitu: Masalah aktif masalah yg masih / sedang berlangsung dan masih membutuhkan pem dan penanganan selanjutnya; ATAU masalah yg membutuhkan terapi / tindakan khusus k/ nantinya akan berdampak pada pengaruh perawatan saat ini maupun dimasa yang akan datang dengan faktor resiko.Masalah inaktif masalah yg tetap pada pasien tetapi tidak memerlukan tindakan khusus; ATAU masalah masa lalu yg mungkin sekarang bisa menjadi penyebab / diduga ada kaitannya dgn masalah yg dialami saat ini, dan masalah yg dialami pd masa lampau tapi ada kemungkinan kambuh lagi.

  • 3. Rencana awalRencana awal rencana yang dibuat pada waktu pasien pertama kali berkunjung ke RS / pada waktu pasien akan dirawat inap. Rencana awal pada umumnya meliputi 3 bagian, yaitu : Diagnostik u/ mengumpulkan informasi > lanjut mengenai diagnostik dan manajemen. Terapetik u/ pengobatanEdukasi pasien u/ menginformasikan pd pasien ttg tindakan / terapi yg diberikan Rencana lanjutan rencana yg dibuat pada waktu membuat catatan kemajuan, meliputi: Rencana pemeriksaan Rencana pengobatan dan tindakan medis Rencana penyuluhan atau pendidikan pasien

  • 4. Catatan Kemajuan bagian utama POMRMerupakan follow-up u/ semua masalah, meliputi: segala sesuatu yang terjadi pada pasien. Segala rencana asuhan lanjutan bagi pasien Respon pasien terhadap terapi. Cara perumusan catatan kemajuan dalam POMR meliputi SOAP, yaitu :Subjective informasi yg ditulis dalam bahasa pasien (gejala yg ada pada pasien). Objective hasil pengamatan dan pemeriksaan o/ dokter Assessment catatan kemajuan dan perkembangan (interpretasi atau kesan dari keadaan saat ini). Plan rencana kerja u/ kelanjutan dan pengobatan / perawatan.

  • KEUNTUNGANDokter dapat mempertimbangkan semua permasalahan pasien dan interpretasinya secara lebih menyeluruh, Dokter menangani masalah berdasar prioritas, Perubahan masalah yg dialami pasien mudah diikuti, Pendidikan medis dpt terfasilitasi dengan dokumentasi yg lgkp KEKURANGANMemerlukan pelatihan dan komitmen dari SDM yg ada sebagai tenaga pelaksana.Masih sedikit sekali fasilitas pelayanan menggunakan sistem ini secara penuh k/ kebanyakan dari profesional kesehatan hanya menggunakan catatan kemajuan dalam bentuk SOAP.

  • KESIMPULAN20 KODEKI

    Dokter PBIOETIKAKODEKIUU RI No 29 thn 2004Memeriksa dgn telitiBeneficence, Menghormati otonomi manusiaPasal 2, 3Pasal 51aMemberi pertolongan dgn persetujuan pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 2Pasal 45 ayat 1, pasal 51 aMenulis rekam medis sendiriMenghormati otonomi manusiaPasal 46 ayat 1Memberikan konsultasi ttg penyakit pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 51 a, pasal 52 aMerujuknon-maleficencePasal 12Pasal 51 b Tdk memungut bayaranBeneficence, justice

  • KESIMPULAN20 KODEKI

    Dokter QBIOETIKAKODEKIUU RI No 29 thn 2004Memeriksa tanpa berkata apa2Menghormati otonomi manusiaPasal 2, 3Pasal 51aMenyuntikan tanpa persetujuan pasienMenghormati otonomi manusiaPasal 2Pasal 45 ayat 1, pasal 51 aSuster yg menulis rekam medisMenghormati otonomi manusia, justicePasal 46 ayat 1Tdk memberi kesempatan bertanyaMenghormati otonomi manusia, Justice Pasal 51 a, pasal 52 aMembayar dgn mahal dan pasien kecewaJusticePasal 4

  • SARANPasien sebaiknya melaporkan dokter Q ke KKI supaya dokter tersebut dapat ditegur sehingga memiliki sikap yg lebih baik ke depannya.

  • DAFTAR PUSTAKAJacobalis Samsi. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika. Jakarta : Sagung Seto, 2005. Sjamsuhidajat, Sabir Alwy. Manual Rekam Medis. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006

  • Pertanyaan Agung : contoh prima facie?? Kesimpulan yg dokter P : knp menulis rekam medis menghormati otonomi mns??Fenny : dokter Q melakukan prima facie or tdk?? Pendelegasian or bkn?? Bs dihukum or tdk dokter Q??Melissa : beneficience n non maleficience bs dipisah or tdk?? Membyr dgn mahal??Agnes : saran ada solusi lain or tdk?? Prosedur pelaporan ke KKI?

    ***