laporan tutorial kelompok b16 skenario 2 blok geriatri

Upload: ginanjar-tenri-sultan

Post on 02-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    1/27

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    2/27

    BAB 2

    DISKUSI DAN S)UDI PUS)AKA

    A( DISKUSI

    +. Klari!ikasi stilah

    a. gobrok nkontinensi al/i, keluarnya !eses

    tanpa disadari

    b. gompol nkontinensi urin, keluarnya urin

    tanpa disadari

    (. ndeks 0arthel engukuran untuk mengetahui

    !ungsional, akti/itas sehari-hari

    d. rostat Kelenjar tambahan pada laki-laki

    yang ber!ugsi sebagai pemberi nutrisi pada sperma

    e. 1e(tal ou(her emeriksaan re(tum dengan

    menggunakan gel untuk melihat kekuatan m.spin(hter ani, prostat

    dan appendi3

    !. emeriksaan neuro $# dapat melawan gra/itasi tanpa

    pembebanang. Stroke kurang oksigenasi pada sel-sel otak

    akibat gangguan /askular

    2. 1umusan masalah

    a. 0agaimana 4isiologi dan pato!isiologi inkompetensi urin, al/i dan

    insomnia

    b. 0agaimana hubungan kematian istri dengan keadaan pasien

    (. 0agaimana prosedur dan interpretasi indeks barthel

    d. 0agaimana interpretasi pemeriksaan re(tal tou(her, )S*, dan

    pemeriksaan neuromuskular

    e. 6pa tujuan dilakukan pemeriksaan psikiatri

    !. 6pa pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan pasien

    g. 6pa hubungan stroke dengan penyakit yang diderita pasien

    h. 6pa !aktor risiko inkontinesia urin dan al/i

    i. 0agaimana penatalaksanaan dan prognosis pada kasus ini

    j. 6pa pengaruh pemberian obat tidur terhadap kondisi pasien

    k. 6pa hubungan usia dengan gejala yang dialami pasien

    #. 0rainstorming

    a. 4isiologi berkemih dan nkontinensia urin

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    3/27

    roses berkemih dari ginjal menuju di /esika urinaria untuk

    dikumpulkan kemudian ada sara! a!eren menuju sakralis -

    kemudia kembali menuju /esika urinaria dan terjadi kontraksi

    muskulus detrusor. enghambatan dapat dilakukan oleh mus(ulus

    spin(hter uretra yang dipersara!in oleh sara! somatik. Kontraksi

    mus(ulus detrusor juga dipengaruhi oleh kalsium dan

    prostaglandin. ada geriatri terdapat perubahan !isiologis yaitu

    !ibrosis /esi(a urinaria, pengurangan kontraksi dan terjadi sisa saat

    kontraksi.

    nkontinensia urin dibagi menjadi 2 menurut waktu terjadinya+& 6kut, terjadinya mendadak. enyakit- penyakit yang

    mendasari yaitu Delirium, retensi, n!eksi, poliuria

    2& ersisten, terjdai lama dan akibat dari penyakit.

    nkontinensia urin yang persisten dibagi menjadi empat

    yaitu

    a& ipe stress, hal ini disebabkan peninggian tekanan

    intra abdomen yang tidak dapat ditahan sehingga

    terjadi pengeluaran urin. enyebabnya antara lain

    wanita dengan multipara sehingga terjadi kelemahan

    otot panggul.

    b& ipe urgensi, dikarenakan pada geriatri tidak dapat

    menahan. 'al ini dapat diakibatkan gangguan di SS

    sehingga menyebabkan gagalnya mus(ulus spin(hter

    uretra gagal berkontraksi

    (& ipe !ungsional, ada penurunan kemampuan kogniti!

    dan gangguan mobilitas

    d& ipe luapan, hal ini terjadi karena sumbatan prostat

    atau batu sehingga urin akan merembes.

    b. ndeks 0arthel

    emeriksaan yang dilakuakn pada lansia utuk meniali tingkat

    kemandirian pada lansia. emeriksaan ini biasanya dilakuakn pada

    pasien pas(a stroke. emeriksaa yang dilakukan adalah makan dan

    minum, pergerakan, membersihkan diri, penggunaan jamban,

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    4/27

    mandi, berjalan, buang air besar, buang air ke(il, naik turun tangga,

    dan berpakaian.

    nterpretasi pemriksaan barthel dinilai dengan skoring 8-+88,

    dengan perin(ian

    +& 8-28 ketergantungan total

    2& 2+-98 ketergantungan berat

    #& 9+-:8 ketergantungan sedang

    ;& :+-:: ketergantungan ringan

    5& +88 mandiri

    (. nsomnia

    nsomnia adalah kurangnya waktu yang dihabiskan untuk tidur.

    Etiologi insomnia meliputi susah masuk !ase tidur, mudahterbangnu saat malam, dan bangun terlalu pagi.

    ada geriatri penyebab tersering insomnia disebabkan depresi.

    ada skenario didapatkan pasien kehilangan istri yang merupakan

    stressor psikis yang akan merangsang '6 aksis untuk

    mengeluarkan kortisol. Kortsol merusak triptophan yang ber!ungsi

    sebagai prekursor serotonin. Kekurangan serotonin akan

    menyebabkan depresi dan susah masuk dalam !ase tidur.

    ;.

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    5/27

    ?erupakan tidak dpat mengontrol !eses sehingga keluar tanpa

    disengaja, pembagianya antara lain

    a. Konstipasi penderita tidak 060 selama # hari dan mulai

    mun(ul skibala. Skibala membuat pelebaran susdut anorektal,

    sehingga !eses mudah keluar.

    b. Simptomatik akibat penyakit lain seperti diare

    (. eurogenik gangguan penghambatan di korteks serebri

    membuat gagalnya penghambatan oleh m.spin(hter ani e3terna

    d. Kelemahan otot kerusakan pada m.spin(hter ani e3terna

    2. 4isiologi tidur

    idur dipengaruhi oleh irama sirkadian yang dibentuk oleh

    melatonin dan kortisol. ada saat malam, (ahaya yang kurang

    diteruskan ke nukleus supra(hiasmatikum dan menghasilkan

    melatonin. ?elatonin yang disekresikan membikin rasa kantuk. Saat

    pagi hari atau ketika (ahaya mulai mun(ul maka sinar tersebut

    merangsang pengeluaran kortisol sehingga terbangun.

    #. E!ek obat tidur terhadap gejala pasien

    E!ek sedati! pada pasien menghambat pda korteks serebri.

    E!ek yang terjadi e!ek penghambatan pada re!lek anal dan uretra

    mengalami penurunan. Sehingga pasien dapat mengalami

    inkontinensia

    B( S)UDI PUS)AKA

    *( +isi'l'i )idu

    +. ahapan tidur

    idur terjadi hanya ketika perhatian dan akti/itas

    berkurang. ?enguap adalah tanda yang utama indi/idu atau

    seseorang berhasrat ingin tidur. idur dibagi menjadi 2 tahapan,

    yaitu tidur on-1apid Eye ?o/ement "1E?& dan tidur 1apid

    Eye ?o/ement "1E?&.

    a. idur on-1apid Eye ?o/ement "1E?&

    idur 1E? adalah tidur yang lambat dengan mata

    tertutup, ada pergerakan tubuh dan bernapas dengan

    tenang dan teratur "0rugne, +::;&. Selama tidur 1E?,

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    6/27

    seseorang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat

    tahapan selama siklus tidur yang tipikal :8 menit. Kualitas

    tidur dari tahap +-; bertambah dalam. idur yang dangkal

    merupakan karakteristik dari tahap + dan 2 dan seseorang

    lebih mudah terbangun. ahap # dan ; melibatkan tidur

    yang dalam dan seseorang akan sulit terbangun. ahap

    pada tidur 1E? terdapat empat tahap, yaitu

    )a&a! tidu !"taa( Sesuai dengan keadaan

    seorang yang baru saja terlena. Seluruh otot skeletal

    menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua

    bola mata bergerak bolak-balik ke kedua sisi. EE* yang

    direkam selama tahap tidur pertama itu memperlihatkan

    penurunan /oltase dengan gelombang-gelombang al!a

    yang makin menurun !rekuensinya.

    )a&a! k"dua( Keadaan tidur masuk tahap tidur

    kedua apabila timbul sekelompok gelombang yang

    ber!rekuensi +;-+@ siklus per detik pada akti/itas dasar

    yang ber!rekuensi #-9 per detik. *elombang-gelombang

    +;-+@ siklus per detik itu dinamakan gelombang tidur atau

    sleep spindles. Dalam tahap tidur kedua itu kedua bola

    mata berhenti bergerak dan tonus otot masih terpelihara.

    )a&a! k"tia( ada tahap tidur yang ketiga EE*

    memperlihatkan perubahan gelombang dasar ber!rekuensi

    #-9 siklus per detik menjadi +-2 siklus per detik, yang

    sekali-sekali diselingi oleh timbulnya gelombang tidur.

    Keadaan !isik pada tahap tidur ketiga di(irikan oleh lemah

    lunglai karena tonus mus(ular lenyap sama sekali.

    )a&a! tidu .an k""!at( ada tahap tidur

    keempat ini, EE* memperlihatkan hanya irama

    gelombang yang ber!rekuensi +-2 per detik tanpa

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    7/27

    penyelingan dengan gelombang tidur. Dalam tahap tidur

    keempat badan lemah.

    b. idur 1apid Eye ?o/ement "1E?&

    idur 1E? adalah sasaran dari jejak EE* yang

    (epat. ada !ase ini biasanya mimpi terjadi selama tidur

    1E? "0rugne, +::;&. idur 1E? ini merupakan !ase pada

    akhir tiap siklus tidur :8 menit. Konsolidasi memori

    "Karni dkk, +::;&. Dan pemulihan psikologis terjadi pada

    waktu ini. 4a(tor yang berbeda dapat meningkatkan atau

    mengganggu tahapan siklus tidur yang berbeda.

    Se(ara normal, pada orang dewasa pola tidur rutin

    dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang

    terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang

    se(ara teratur. eriode ini se(ara normal berakhir +8

    hingga #8 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki

    kesulitan untuk tertidur akan berlangsung + jam atau lebih.

    Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati ;

    sampai 9 siklus tidur penuh, tiap siklus tidur terdiri ; tahap

    dari tidur 1E? dan satu periode dari tidur 1E?. ola

    siklus biasanya berkembang dari tahap + menuju ke tahap

    ; 1E?, diikuti kebalikan tahap ; ke #, lalu ke-2,

    diakhiri dengan periode dari tidur 1E?. Seseorang

    biasanya men(apai tidur 1E? sekitar :8 menit ke siklus

    tidur. Aumlah siklus tidur tergantung pada jumlah total

    waktu yang klien gunakan untuk tidur

    2. Siklus idur

    rama sirkadian "siklus tidur dan bangun&, polanya adalah

    bangun sepanjang hari saat (ahaya terang dan tidur sepanjang

    malam saat gelap. Aadi !aktor kun(i adalah adanya perubahan

    gelap dan terang. Stimulasi (ahaya terang akan masuk melalui

    mata dan mempengaruhi suatu bagian di hipotalamus yang

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    8/27

    disebut nu(leus supra-(hiasmati( "S>&. S> akan

    mengeluarkan neurotransmitter yang mempengaruhi

    pengeluaran berbagai hormone pengatus temperatus badan,

    (ortisol, *' "growth hormone& dan lain-lain yang memegang

    peran untuk bangun dan tidur,. S> bekerja seperti jam,

    meregulasi segala kegiatan bangun dan tidur. Aika pagi hari

    (ahaya terang masuk, S> segera mengeluarkan hormone yang

    menstimulasi peningkatan temperature badan, (ortisol dan *'

    sehingga orang terbangun. Aika malam tiba S> merangsan

    pengeluaran hormone melatonin sehingga orang mengantuk dan

    tidur. Saat hari mulai gelap, melatonin dikeluarkan dalam darah

    dan akan mempengaruhi terjadinya relaksasi dan penurunan

    temperature badan serta (ortisol. Kadar melatonin dalam darah

    mulai meningkat pada jam : malam, terus meningkat sepanjang

    malam dan menghilang pada jam : pagi.

    2( P"uba&an )idu Pada Lansia

    ada lansia terjadi perubahan pada irama sirkadian tidur normal

    yaitu menjadi kurang sensiti! dengan perubahan gelap dan terang.

    ormalnya irama sirkadian termasuk didalamnya peranan pengeluaran

    hormon dan perubahan temperatur badan selama siklus 2; jam.

    Ekskresi (ortisol dan *' meningkat siang hari dan temperatus badan

    menurun di waktu malam. ada lansia ekskresi kortisol dan *' serta

    perubahan temperatur tubuh ber!luktuasi dan kurang menonjol.

    ?elatonin, hormon yang diekskresikan pada malam hari dan

    berhubungan dengan tidur, menurun dengan meningkatnya umur.

    3( Ganuan )idu Pada Lansia

    *angguan tidur pada lansia dapat bersi!at nonpatologik karena

    !aktor usia dan ada pula gangguan tidur spesi!ik yang sering

    ditemukan pada lansia. 6da beberapa gangguan tidur yang sering

    ditemukan pada lansia.

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    9/27

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    10/27

    berkurang dan menyebabkan lansia tersebut lebih sering

    menggunakan !asilitas kesehatan. Seseorang dengan insomnia

    primer sering mempunyai riwayat gangguan tidur sebelumnya.

    Sering penderita insomnia mengobati sendiri dengan obat sedati!-

    hipnotik atau alkohol. 6nksiolitik sering digunakan untuk

    mengatasi ketegangan dan ke(emasan.

    /( Ind"ks Bat&"l

    ndeks 0arthel adalah alat untuk menilai perawatan diri dan

    mengukur harian seseorang yang ber!ungsi se(ara khusus akti/itas

    sehari hari dan mobilitas. enilaian ini dapat digunakan untuk

    menentukan tingkat dasar dari !ungsi dan dapat digunakan untuk

    memantau perbaikan dalam akti/itas sehari hari dari waktu ke

    waktu. ndeks 0arthel terdiri dari +8 item yaitu trans!er, mobilisasi,

    penggunaan toilet, membersihkan diri, mengontrol 060, 06K,

    mandi, berpakaian, makan, dan naik turun tangga "

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    11/27

    9 ?engontrol 06K nkontinen % kateter 8

    7 ?andi ?andiri 5

    ergantung orang lain 8

    @ 0erpakaian

    ?andiri +8

    Sebagian dibantu 5

    ergantung orang lain 8

    : ?akan ?andiri +8

    erlu pertolongan orang lain 5

    ergantung pertolongan

    orang lain

    8

    +8 aik turun tangga ?andiri +8

    erlu pertolongan 5

    ak mampu 8Skor total maksimal +88

    Sumber

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    12/27

    +. emeriksaan laboratorium

    Kultur urin

    Sitologi urin

    *ula darah

    Kalsium darah

    )ji !ungsi ginjal

    )S* ginjal

    2. emeriksaan ginekologik

    #. emeriksaan urologik

    ;. >ystouretroskopi

    5. )ji urodinamik

    =bser/asi proses pengosongan /esi(a urinaria

    )ji batuk

    )rine !lowmetry

    ?ulti(hannel (ystometrogram

    ressure-!low study

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    13/27

    nkontinensia al/i terbagi menjadi ; kelompok berdasarkan

    penyebab dan gambaran klinisnya, antara lain

    +. nkontinensia al/i akibat konstipasi

    nkontinensia ini disebabkan adanya konstipasi pada

    pasien dalam jangka waktu lama, sehingga terbentuk massa

    !eses keras yang disebut sebagai skibala. Skibala akan

    mengakibatkan sumbatan sehingga mengubah sudut

    anorektal. 'al ini mengakibatkan pengurangan kepekaan

    sensorik re(tum dan anus dalam mengenali !eses, sehingga

    !eses (air mudah keluar.2. nkontinensia al/i simptomatik

    nkontinensia ini tergantung pada gejala klinis yang

    terlihat. *ejala klinis tersebut pada akhirnya akan

    bermani!estasi pada diare yang berkepanjangan, yang

    menyebabkan !ungsi sphin(ter terganggu dan akhirnya

    menyebabkan inkontinensia.

    #. nkontinensia al/i neurogenik

    nkontinensia ini disebabkan adanya gangguan pada

    !ungsi penghambatan sphin(ter di korte3 (erebri.

    ;. nkontinensia al/i akibat hilangnya re!le3 anal

    nkontinensia ini disebabkan adanya de!ek pada otot

    motorik sphin(ter, sehingga menyebabkan turunnya re!le3

    anal dan menyebabkan tonus anus menurun.

    4( P""iksaan P"nunan Ink'ntin"nsia Al%i

    +. emeriksaan laboratorium

    *lukosa darah

    'ormon tiroid

    Elektrolit

    2. 4oto polos perut

    #. Kolonoskopi

    ;. roktosigmoidoskopi

    5. Sinede!e(ogra!i

    9. )ji manometri

    7. Elektromiogra!i

    5( E$"k Obat Hi!n'tik S"dati$ )"&ada! P's"s B"k"i& Dan

    D"$"ksasi

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    14/27

    roses berkemih berlangsung dibawah (ontrol dan koordinasi

    sistem sara! pusat "SS& dan sistem sara! tepi di daerah sakrum.

    Sensasi pertama ingin berkemih timbul saat /olume kandung kemih

    atau /esi(a urinaria ")& men(apai antara +58-#58 ml. Kapasitas )

    normal ber/ariasi sekitar #88-988 ml "ranarka, 2888&. 0ila proses

    berkemih terjadi, otot-otot detrusor ) berkontraksi, diikuti relaksasi

    dari s!ingter dan uretra. ekanan dari otot detrusor meningkat

    melebihi tahanan dari muara uretra dan urin akan meman(ar keluar

    "an der >ammen dkk, 1euben dkk dalam ranarka, 2888&. S!ingter

    uretra eksternal dan otot dasar panggul berada di bawah (ontrol

    /olunter dan disuplai oleh sara! pudendal, sedangkan otot detrusor

    kandung kemih dan s!ingter uretra internal berada di bawah kontrol

    sistem sara! otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak

    "Setiati dan ramantara, 2887&.

    roses berkemih diatur oleh pusat re!leks kemih di daerah

    sakrum. Aaras a!eren lewat persara!an somatik dan otonom membawa

    in!ormasi tentang isi ) ke medulla spinalis sesuai pengisian )

    "ranarka, 2888&. Ketika ) mulai terisi urin, rangsang sara!

    diteruskan melalui sara! pel/is dan medulla spinalis ke pusat sara!

    kortikal dan subkortikal. usat subkortikal "pada ganglia basal dan

    (erebellum& menyebabkan ) relaksasi sehingga dapat mengisi tanpa

    menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih. Ketika

    pengisian ) berlanjut, rasa penggembungan ) disadari, dan pusat

    kortikal "pada lobus !rontalis& bekerja menghambat pengeluaran urin.*angguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat atau

    penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran urin

    "Setiati dan ramantara, 2887&.

    Ketika terjadi desakan berkemih, rangsang dari korteks

    disalurkan melalui medulla spinalis dan sara! pel/is ke otot detrusor.

    6ksi kolinergik dari sara! pel/is kemudian menyebabkan otot detrusor

    berkontraksi. Kontraksi otot detrusor tidak hanya tergantung pada

    iner/asi kolinergik, namun juga mengandung reseptor prostaglandin.

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    15/27

    Karena itu, prostaglandin-inhibiting drugs dapat mengganggu

    kontraksi detrusor. Kontraksi ) juga calcium-channel dependent,

    karena itu calcium-channel blockersdapat mengganggu kontraksi ).

    nter!erensi akti/itas kolinergik sara! pel/is menyebabkan

    pengurangan kontraktilitas otot "Setiati dan ramantara, 2887&.

    ?ekanisme dasar proses berkemih diatur oleh berbagai re!leks

    pada pusat berkemih. ada !ase pengisian, terjadi peningkatan

    akti/itas sara! otonom simpatis yang mengakibatkan penutupan leher

    ), relaksasi dinding ), serta penghambatan akti/itas parasimpatis

    dan mempertahankan iner/asi somatik pada otot dasar panggul. ada

    !ase pengosongan, akti/itas simpatis dan somatik menurun, sedangkan

    parasimpatis meningkat sehingga terjadi kontraksi otot detrusor dan

    pembukaan leher ). roses re!leks ini dipengaruhi oleh sistem sara!

    yang lebih tinggi yaitu batang otak, korteks serebri dan serebelum.

    eranan korteks serebri adalah menghambat, sedangkan batak otak

    dan supra spinal mem!alisitasi "Setiati dan ramantara, 2887&.

    Konsumsi obat hipnotik sedati! dapat memperlambat re!leks

    kemih dan gangguan di batang otak, otak ke(il dan korteks serebri.

    Sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk menunda berkemih.

    =tot detrusor berakti/itas se(ara berlebihan dan menyebabkan

    kontraksi yang tidak terkendali dari kandung kemih dan berakibat

    keluarnya urin, hal ini dikenal sebagai inkontinensia urin tipe urgensi

    "ranaka, 288:&.

    De!ekasi seperti juga pada berkemih adalah suatu proses

    !isiologis yang menyertakan kerja otot polos dan serat lintang,

    persara!an sentral dan peri!er, koordinasi dari sistem re!leks,

    kesadaran yang baik dan kemampuan !isis untuk men(apai tempat

    buang air besar "060&. De!ekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus

    besar yang menghantarkan !eses ke rektum untuk dikeluarkan. 4eses

    masuk dan merenggangkan ampula dari rektum diikuti relaksasi dari

    s!ingter anus interna. )ntuk menghindari pengeluaran !eses yang

    spontan, terjadi re!leks kontraksi dari s!ingter anus eksterna dan

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    16/27

    kontraksi otot dasar pel/is yang dipersara!i oleh sara! pudendus. =tak

    menerima rangsang keinginan untuk 060 dan s!ingter anus eksterna

    diperintahkan untuk relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya

    dengan bantuan kontraksi otot dinding perut. Kontraksi ini menaikkan

    tekanan dalam perut, relaksasi s!ingter dan otot le/ator ani. 0aik

    persara!an simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam proses 060

    "ranarka dan 6ndayani, 2887&.

    =bat hipnotik sedati! dapat mempengaruhi sistem sara! yang

    mengakibatkan terjadinya gangguan !ungsi menghambat dari korteks

    serebri saat terjadi regangan atau distensi rektum. roses normal dari

    de!ekasi melalui re!lek gastro-kolon. 0eberapa menit setelah makanan

    sampai di lambung%gaster, akan menyebabkan pergerakan !eses dari

    kolon desenden ke arah rekum. Distensi rektum akan diikuti relaksasi

    s!ingter interna. Dan seperti halnya kandung kemih, tidak terjadi

    kontraksi intrinsik dari rektum pada orang dewasa normal, karena ada

    inbisi atau hambatan dari pusat di korteks serebri "ranaka, 288:&.

    *6( Int"!"tasi P""iksaan N"u'l'i Ekst"itas

    ada pemeriksaan motorik, dilakukan pemeriksaan terhadap setiap

    kelompok otot dengan melawan tahanan yang diberikan pemeriksa,

    di(ari adakah kontraksi otot atau gerakan tendon. Kontraksi otot atau

    gerakan tendon di(atat dengan kriteria MRC Grade (Medical

    Research Council):

    8 F tidak ada kontraksi

    + Flicker o contraction

    2 F bergerak dengan gra/itasi terbatas# F bergerak dengan melawan gra/itasi

    ; F akti! bergerak dengan melawan gra/itasi dan tahanan

    5 F normal

    "'an(oro, 28+8&

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    17/27

    **( P""iksaan Psikiati

    roses menua "aging& adalah proses alami yang disertai adanya

    penurunan kondisi !isik, psikologis maupun sosial yang saling

    berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu (enderung berpotensi

    menimbulkan masalah kesehatan se(ara umum maupun kesehatan

    jiwa se(ara khusus pada lansia. sikogeriatri atau psikiatri geriatri

    adalah (abang ilmu kedokteran yang memperhatikan

    pen(egahan,diagnosisi,dan terapi gangguan !isik dan psikologik atau

    psikiatrik pada lanjut usia "Sado(k and Sado(k,+::@&.

    6da ; (iri yang dapat dikategorikan sebagai pasien *eriatri dan

    sikogeriatri, yaitu

    a. Keterbatasan !ungsi tubuh yang berhubungan dengan makin

    meningkatnya usia

    b. 6danya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerati!

    (.

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    18/27

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    19/27

    kesehatan,misalnya menderita berbagai penyakit !isik berat,gangguan

    mobilitas atau gangguan sensorik,terutama gangguan pendengaran.

    'arus dibedakan antara kesepian dengan hidup sendiri.0anyak

    diantara lansia yang hidup sendiri tidak mengalami kesepian,karena

    akti/itas sosial yang masih tinggi,taetapi dilain pihak terhadap lansia

    yang walaupun hidup dilingkungan yang beranggotakan (ukup banyak

    ,mengalami kesepian.

    ada pendreita kesepian ini peran dari organisasi sosial sangat

    berarti,karena bisa bertindak menghibur,memberikan moti/asi untuk

    lebih meningkatkan peran sosial penderita,disamping memberikan

    bantuan pengerjaan pekerjaan dirumah bila bila memang terdapat

    disabilitas penderita dalam hal-hal tersebut.

    Kehilangan "duka(ita, berkabung& adalah suatu respon normal

    terhadap kehilangan yang bermakna " dari pasangan hidup, orang tua,

    anak& " omb, 288#&. Kehilangan pasangan hidup merupakan

    pengalaman yang paling menyedihkan selama hidup mereka. =rang-

    orang tua yang kehilangan pasangan hidup dan (enderung melakukan

    bunuh diri begitu juga jika disertai dengan depresi. *ejala yang sering

    mun(ul pada gangguan depresi! adalah menurunnya konsentrasi dan

    !isik, gangguan tidur "khususnya bangun pagi terlalu (epat dan sering

    terbangun Gmultiple awakeningsH&, na!su makan menurun, penurunan

    berat badan, dan masalah-masalah pada tubuh. ?enurunnya

    kemampuan berpikir pada penderita lanjut usia yang mengalami

    depresi berhubungan dengan sindrom demensia pada depresi

    "dementia syndrome o! depression GpseudodementiaH&, yang dapat

    disalahartikan sebagai demensia yang sebenarnya.

    emeriksaan sikiatrik pada usia lanjut menurut ?artono dan

    o/iati "28++&

    a. 1iwayat psikiatrik

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    20/27

    1iwayat psikiatrik lengkap termasuk identi!ikasi awal

    "nama,usia,jenis kelamin,status perkawinan&,keluhan

    utama,riwayat penyakit sekarang ,riwayat penyakit dahulu

    "termasuk gangguan !isik yang pernah diderita &,riwayat

    pribadi dan riwayat keluarga.emakainan obat "termasuk obat

    yang dibeli bebas&.yang sedang atau pernah digunakan

    penderita juga penting untuk diketahui.

    b. emeriksaan status mental

    emeriksaan status mental meliputi bagaimana penderita

    ber!ikir "proses pikir&,merasakan dan bertingkah laku selama

    pemeriksaan.Keadaan umum penderita adalah termasuk

    penampilan ,akti/itas psikomotorik,sikap terhadap

    pemeriksaan dan akti/itas bi(ara.

    (. enilaian !ungsi.

    enderita lanjut usia harus diperiksa tentang kemampuan

    mereka untuk mempertahankan kemandirian dan untuk

    melakukan akti/itas dalam kehidupan sehari-hari.6kt/itas

    tersebut adalah termasuk ke toilet,menyiapkan

    makanan,berpakaian ,berdandan dan makan.Derajat

    kemampuan !ungsional dari perilaku sehari-hari adalah suatu

    pertimbangan penting dalam menyusun ren(ana terapi

    selanjutnya.

    d. ?ood,perasaan dan a!ek.

    Di negara lain,bunuh diri adalah salah satu penyebab utama

    kematian pada golongan usia lanjut.=leh karenanya

    pemeriksaan ide bunuh diri pada penderita lanjut usi sangat

    penting.erasaan kesepian ,tidak berguna, putus asa dan tidak

    berdaya adalah gejala depresi.Kesepian merupakan alasan

    yang paling sering dinyatakan oleh para lanjut usia yang

    ingin bunuh diri .Depresi merupakan resiko yang tinggi untuk

    bunuh diri

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    21/27

    e. *angguan persepsi .

    'alusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan !enomena

    yang disebabkan oleh penurunan ketajaman

    sensorik.emeriksa harus men(atat apakah penderita

    mengalami kebingungan terhadap waktu atau tempat selama

    episode halusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan

    patologo !okal yang lain.emeriksaan yang lebih lanjut

    diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

    !. 4ungsi /isuospasial.

    Suatu penurunan kapasitas /isuospasial adalah normal

    dengan lanjutnya usia.?eminta penderita untuk men(otoh

    gambar atau menggambar mungkin membantu dalam

    penilaian.emeriksaan neuropsikologis harus dilaksanakan

    jika !ungsi /isuospasial sangat terganggu.

    g. roses berpikir.

    *angguan pada progresi pikiran adalah neologisme, gado-

    gado kata, sirkumstansialitas, asosiasi longgar,asosiasi

    bunyi,!light o! ideas,dan retardasi.'ilangnya kemampuan

    untuk dapat mengerti pikiran abstrak mungkin tanda awal

    dementia.

    h. Sensorium dan kognisi.

    Sensorium mempermasalhkan !ungsi dari indra

    tertentu,sedangkan kognisi mempermasalahkan inr!ormasi

    dan intelektual

    i. Kesadaran.

    ndikator yang peka terhadap dis!ungsi otak adalah adanya

    perubahan kesadaran ,adanya !luktuasi tingkat kesadaran atau

    tampak letargik.ada keadaan yang berat penderita dalam

    keadaan somnolen atau stupor

    j. =rientasi.

    *angguan orientasi terhadap waktu,tempat dan orang

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    22/27

    berhubungan dengan gangguan kognisi.*angguan orientasi

    sering ditemukan pada gangguan kogniti!,gangguan

    ke(emasan,gangguan buatan,gangguan kon/ersi dan

    gangguan kepribadian,terutama selam periode stres !isik atau

    lingkungan yang tidak mendukung.emeriksa harus menguji

    orientasi terhadap tempat dengan meminta penderita

    menggambar lokasi saat ini.=rientasi terhadap orang

    mungkin dinilai dengan dua (ara apakah

    penderita,mengenali namnya sendiri,dan apakah juga

    mengenali perawat dan dokter.=rientasi waktu diuji dengan

    menanyakan tanggal,tahun,bulan dan hari.

    k. Daya ingat.

    Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka

    panjang,pendek dan segera.es yang diberikan pada penderita

    dengan memberikan angka enam digit dan penderita diminta

    untuk mengulangi maju mundur .enderita dengan daya ingat

    yang tak terganggu biasanya dapat mengingat enam angka

    maju dan lima angka mundur .Daya ingat jangka panjang

    diuji dengan menanyakan tempat dan tanggal lahir,nama dan

    hari ulang tahun anak-anak penderita.Daya ingat jangka

    pendek dapat diperiksa dengan beberapa (ara ,misalnya

    dengan menyebut tiga benda pada awal wawan(ara dan

    meminta penderita mengingat kembali benda tersebut akhir

    wawan(ara.6tau dengan memberikan (erita singkat pada

    penderita dan penderita diminta untuk mengulangi (erita tadi

    se(ara tepat%persisi.

    l. 4ungsi intelektual,konsentrasi,in!ormasi dan ke(erdasan.

    Sejumlah !ungsi intelektual mungkin diajukan untuk

    menilai pengetahuan umum dan !ungsi

    intelektual.?enghitung dapat diujikan dengan meminta

    penderita untu mengurangi 7 dari angka +88 dan mengurangi

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    23/27

    7 lagi dari hasil akhir dan seterusnya sampai ter(apai angka

    2.emeriksa men(atat respons sebagai dasar untuk penguji

    selanjutnya.emeriksa juga dapat meminta penderita intuk

    menghitung mundur dari 28 ke +,dan men(atat waktu yang

    diperlukan untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut.

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A( KESIMPULAN

    Eyang Karto berusia 75 tahun yang merupakan pasien post stroke

    pada skenario mengalami inkontinensia urin dan inkontinensia al/i. 6da

    beberapa etiologi dari gangguan pada pasien tersebut. ertama akibat dari

    stroke yang dialaminya 2 tahun lalu. Kedua akibat dari depresi yang

    dialami pasien. Ketiga akibat dari lemahnya kekuatan !isik atau kogniti!.

    Dari hasil re(tal tou(her dan )S* menunjukkan bahwa inkontinensia urin

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    24/27

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    25/27

    mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk melanjutkan hidupnya

    kembali.

    engelolaan inkontinensia pada penderita lanjut usia, se(ara garis

    besar dapat dikerjakan dengan program rehabilitasi seperti melatih respon

    /esika urinaria ")& agar kembali baik, kemudian dengan kateterisasi baik

    se(ara berkala maupun menetap, pemberian obat-obatan untuk relaksasi

    ), pembedahan untuk keadaan patologik lain, serta program lain seperti

    penyesuaian lingkungan yang mendukung.

    DA+)AR PUS)AKA

    'an(oro, ).'. 28+8. emeriksaan ?uskuloskeletal dalam .

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    26/27

  • 8/10/2019 Laporan Tutorial Kelompok B16 Skenario 2 Blok Geriatri

    27/27

    omb D6. 288#. 0uku Saku sikiatri. Aakarta E*>C pp ++9-+25