makalah geriatri

31
LAPORAN KASUS MODUL ORGAN GERIATRI KELOMPOK V ”Seorang Wanita dengan Nyeri Pinggang”. 030.05.176 R.Maya Cassandra 030.06.161 Mayo Pratama 030.06.261 Tyas Cempaka Sari 030.07.023 Anita Sevira Santoso 030.07.044 Billy Salvatore Soedirman 030.07.081 Endah Tri Puspitasari 030.07.103 Helen Indah Romaasi P 030.07.143 Lima Halimah 030.07.164 Metta Trisanty 030.07.187 NinaSania 030.07.209 Rangga Novandra 030.07.243 Sylvia Feronica 030.07.265 Viera Riezky Yanwika 030.07.286 Ameerah Nabilah Bt Azhar 030.07.306 Mustakirran Bin Sulaiman 030.07.326 Nur Naqibah Binti Ideris 030.07.346 Zahida Binti Zakaria

Upload: mus-amano

Post on 28-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Makalah Geriatri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Geriatri

LAPORAN KASUS

MODUL ORGAN GERIATRI

KELOMPOK V

”Seorang Wanita dengan Nyeri Pinggang”.

030.05.176 R.Maya Cassandra

030.06.161 Mayo Pratama

030.06.261 Tyas Cempaka Sari

030.07.023 Anita Sevira Santoso

030.07.044 Billy Salvatore Soedirman

030.07.081 Endah Tri Puspitasari

030.07.103 Helen Indah Romaasi P

030.07.143 Lima Halimah

030.07.164 Metta Trisanty

030.07.187 NinaSania

030.07.209 Rangga Novandra

030.07.243 Sylvia Feronica

030.07.265 Viera Riezky Yanwika

030.07.286 Ameerah Nabilah Bt Azhar

030.07.306 Mustakirran Bin Sulaiman

030.07.326 Nur Naqibah Binti Ideris

030.07.346 Zahida Binti Zakaria

Fakultas kedokteran Trisakti

2009-2010

Page 2: Makalah Geriatri

BAB I

PENDAHULUAN

Diskusi kasus I dari modul geriatri ini bertemakan “seorang pria tua yang kesadarannya

tiba-tiba menurun”. Diskusi ini diketuai oleh Rangga Novandara dan sekretaris Silvya Feronica.

Diskusi ini terbagi menjadi dua sesi dimana sesi pertama disajikan mengenai deskripsi kasus

yang detail mulai dari riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kebiasaan

dan riwayat psikososial. Deskripsi kasus sangat baik diceritakan pada pemicu. Pada diskusi

kedua disajikan mengenai pemeriksaan hasil laboratorium pasien.

Tutor dalam diskusi ini adalah Prof.dr.Suharko Kasran Sp.S Sp.KJ. Beliau memberikan

masukan-masukan yang berarti untuk kami pada akhir diskusi serta melengkapi bahasan-bahasan

yang penting untuk kami. Kelompok kami rata-rata anggota kelompoknya aktif, diberikan

masing-masing kesempatan bicara dan mereka dengan aktif mengutarakan pendapat nya masing-

masing. Kelompok kami sangat baik, sehingga dapat menyelesaikan pembahasan kasus kurang

dari empat jam.

Page 3: Makalah Geriatri

BAB II

LAPORAN KASUS

“Seorang wanita dengan nyeri pinggang”

Seorang wanita berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya kerumah sakit dengan keluhan nyeri

pinggang sejak 4 hari yang lalu.

Pada identitas pasien didapatkan :

Nama : Ny. Partinah Pendidikan : SMP

Umur : 65 tahun Status pernikahan : janda

Alamat : Tangerang Suku : Jawa

Keluhan Utama

Nyeri pinggang sejak empat hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Empat hari sebelum masuk rumah sakit, pasien terjatuh saat baru bangun dari tempat tidur. Posisi

jatuh saat itu terduduk di atas tempat tidur. Sesaat setelah jatuh, pasien mencoba untuk bangun

dan berdiri, tapi tidak bisa karena merasa sakit pada pinggangnya. Pasien kemudian berteriak

memanggil orang serumah untuk membantunya berdiri. Pasien bisa berdiri dan berjalan beberapa

meter, namun bila berjalan jauh pinggang terasa sakit. Pasa perubahan posisi dari duduk ke

berdiri atau dari tidur ke duduk, pasien juga merasa sakit. Pasien kemudian memanggil tukang

urut untuk mengobati sakit pinggangnya. Setalah diurut pasien merasakan sakitnya justru

Page 4: Makalah Geriatri

bertambah dan pinggangnya terasa kaku sehingga pasien lebih banyak menghabiskan waktunya

di atas tempat tidur.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung, paru, diabetes disangkal. Riwayat rematik (nyeri lutut) sejak 10 tahun

yang lalu. Pasien pernah berobat ke dokter dan mendapat obat 2 macam, tapi obat diminum bila

terasa nyeri saja. Enam bulan lalu pasien juga pernah jatuh di depan televisi. Wajah sisi kiri

bengkak terbentur lemari.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.

Riwayat Psikososial

Pasien adalah seorang janda dengan 4 orang anak. Suami pasien sudah meninggal 2 tahun lalu

karena sesak dan penyakit paru. Sejak suami meninggal, pasien tinggal bersama anaknya di

Tangerang (sebelumnya pasien tinggal di kampung halamannya di Jawa Tengah). Di Tangerang,

pasien tinggal di rumah milik anaknya yang tertua. Pasien tinggal di kamar sendiri dengan

sebuah tempat tidur letak rendah dialasi tikar dan kasur yang tipis. Pasien mengaku tidak merasa

kesepian karena dikelilingi oleh cucunya 2 orang: laki0lkai dan perempuan serta menantunya.

Riwayat Kebiasaan

Pasien selama ini memiliki gaya hidup yang cukup aktif. Secara berkala berbelanja ke pasar yang

kebetulan letaknya tidak jauh dari rumah. Pasien juga senang memasak dan rajin beribadah

(pengajian). Sejak menderita penyakit rematik, pasien memiliki kesulitan saat sholat karena

Page 5: Makalah Geriatri

merasa nyeri pada lututnya. Nyeri terutama dirasakan saat perubahan posisi dari jongkok ke

berdiri.

Pada pemeriksaan Fisik Umum

Pasien masuk ke kamar periksa dengan duduk di atas kursi roda.

Nampak sakit sedang

Td 150/85 mmHg, N: 88x/m, P: 12x/m, suhu: 36,8oC

Tinggi badan:164 cm, berat badan: 58kg, postur kifotik

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, visus normal

Jantung: BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)

Paru: vesikular, rongki -/-, wheezing -/-

Abdomen: hati dan limpa tidak teraba, bising usus (+) normal

Ekstremitas: kedua lutut varus, bengkak -/-, nyeri tekan -/-, krepitasi +/+, nyeri saat perubahan

posisi dari duduk ke berdiri, terutama pada lutut kanan, hipotrofi pada otot kuadriseps.

Kekuatan otot normal sesuai usia.

Pinggang: deformitas/ memar tidak ada, nyeri tekan pada daerah sekitar lumbal 5 Refleks

fisiologis normal, refleks patologis tidak ada

Page 6: Makalah Geriatri

Kasus Ny. Partinah lanjutan

Haemoglobin: 12.5 mg/dl, N (12.0-16.0 mg/dL)

Hematokrit: 38%, N (38-48%)

Leukosit: 8700/uL, N

Trombosit: 280.000/uL, N(150.000-400.00/uL)

LED: 11 mm/jam, N(0-15 mm/jam)

Ureum: 42 mg/dL, meningkat (15-38 ng/dL)

Kreatinine: 0.9 mg/dL, normal (0.6-1.2 mg/dL)

GDS: 105 mg/dL, normal (<200 mg/dL)

Natrium: 136 meq/L, normal (135-145 meq/L)

Kalium: 3.6 meq/L, normal (3.5-5.2 meq/L)

Urinalisis

Berat jenis: 1.032, sedikit meningkat (1.003-1.030)

pH: 6.8, normal (4.6-8)

Nitrit: -

Albumin: -

Glukosa: -

Keton: -

Urobilinogen: 0.2, normal (0.05-3.5)

Bilirubin: -

Sedimen urin

Eritrosit: 1/LPB, normal (0-1/LPB)

Lekosit: 1-2/LPB, normal (0-5/LPB)

Silinder: -

Page 7: Makalah Geriatri

Epitel: 4/LPB, normal (0-5/LPB)

Bakteri: -

Kristal: -

Warna: kuning, normal

Kejernihan: jernih, normal

X-ray lumbosakral AP/Lateral: Nampak spur anterior pada veterbra lumbal 3-5, fraktur kompresi pada veterbrae lumbal 5, densitas tulang porotik, tidak terdapat spondilolistesis ataupun lesi osteolitik dan osteoblastik pada tulang.

A. Kondisi patologis yang mungkin:

Trauma karena jatuh fraktur nyeri pinggang

Aging

Infeksi berasal dari ginjal ( spondilitis, rematik)

Neoplasma

Kongenital pada pasien ini tidak mungkin mengingat usianya yang sudah tua

Lain- lain :

Penyakit metabolik (osteoporosis), (urolitiasis)

Osteoporosis sakit pinggang pada orang tua, 0,5% -1% prevalensinya

post menopause

Inflamasi spondilitis TBC ( pada sakit punggung dan sakit pinggang)

Rematoid arthritis

Degeneratif Osteoarthritis, spondilitis

Page 8: Makalah Geriatri

B. Informasi tambahan yang diperlukan:

Riwayat Penyakit Sekarang

Lokasi nyerinya di mana?

Pada saat kondisi apa nyerinya dirasa sangat berat?

Apa saja gejala penyerta? Apakah ada kelainan neurologis?

Bagaimana warna urin?

Bagaimana frequensi BAK?

Apakah ada nyeri atau tidak saat BAK?

Kalau ada nyeri, apakah nyerinya menjalar atau tidak?

Bagaimana onset penyakitnya?

Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pernah jatuh atau tidak?

Bagaimana keadaan saat jatuh?

Bagaimana Berat badan sebelum sakit?

Riwayat Medikamentosa

Apakah pernah diobati atau tidak?

Kalau iya, obat apa saja yang digunakan?

Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama?

Bagaimana dengan riwayat penyakit keluarga? (neoplasma, Osteoarthritis)

Page 9: Makalah Geriatri

C. Daftar masalah pasien dari hasil anamnesis

Pada penyakit sekarang:

Terjatuh di temapt tidur dengan keadaan terduduk

Berjalan jauh susah

Setelah diurut pinggang kaku

Trauma tidak sebanding dengan jatuhnya (fraktur patologis)

Nyeri lutu akibat Arthtis rematik + osteoporosis memperberat jatuhnya

Sulit untuk bergerak

Pada penyakit dahulu:

Rematik (nyeri lutut) sejak 10 tahun yang lalu

Pernah jatuh sebelumnya dan wajah sisi kiri bengkak

Pada riwayat Psikososial:

Suami pasien telah meninggal 2 tahun yang lalu karena sesak nafas dan

paru

Tempat tidurnya letak rendah dialasi tikar dan kasur tipis

Pada riwayat kebiasaan:

Sejak rematik jadi kesulitan sholat karena nyeri pada lututnya

Nyeri lutut saat peubahan posisi dari jongkok ke berdiri

Pada riwayat medika mentosa:

6 bulan yang lalu diberi obat 2 macam

Minum obat saat dirasakan nyeri

Page 10: Makalah Geriatri

D. Pemeriksaan fisik yang diperlukan oleh pasien:

Pemeriksaan tanda vital

Inspeksi:

Gaya atau pola jalan

Tanda-tanda peradangan

Penampilan pasien

Pembatasan gerakan (pada spondilitis TBC terdapat pembatasan pada

gerak flexi dan ekstensi)

Palpasi:

Kenaikan suhu? Hubungan dengan inflamasi

Lokasi nyeri

Palpasi bimanual

Apakah ada ulkus dekubitus pada kulit?

Perkusi:

Kelainan neurologis? Tanda-tanda UMN dan LMN

Auskultasi:

Pemeriksaan jantung?

Ada krepitasi atau tidak?

Page 11: Makalah Geriatri

E. Daftar masalah pasien setelah pemeriksaan fisik:

Postur kifotik fraktur atau spondilitis

TD: 150/85mmHg Isolated Hypertension

BMI : 21,5 normal

Ekstermitas : krepitasi +/+, hypotrofi pada otot quadriceps

Nyeri tekan di L5 kemungkinan fraktur di L5 atau HNP ataupun osteoarthritis

F. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan:

Rontgen:

Vertebrae daerah torakolumbal posisi lateral dan AP untuk periksa

paravertebral abses

Daerah sakral untuk melihat apakah terdapat dislokasi atau tidak

BMD untuk melihat osteoporosisnya

Laboratorium:

Kadar estrogen dan FSH

Darah rutin

Cairan synovial untuk melihat apakah ada penumpukan CaP04 pada sendi

lutut.

Page 12: Makalah Geriatri

Hasil laboratorium tambahan dan analisanya:

Haemoglobin: 12.5 mg/dl, N (12.0-16.0 mg/dL)

Hematokrit: 38%, N (38-48%)

Leukosit: 8700/uL, N

Trombosit: 280.000/uL, N(150.000-400.00/uL)

LED: 11 mm/jam, N(0-15 mm/jam)

Ureum: 42 mg/dL, meningkat (15-38 ng/dL)

Kreatinine: 0.9 mg/dL, normal (0.6-1.2 mg/dL)

GDS: 105 mg/dL, normal (<200 mg/dL)

Natrium: 136 meq/L, normal (135-145 meq/L)

Kalium: 3.6 meq/L, normal (3.5-5.2 meq/L)

Urinalisis

Berat jenis: 1.032, sedikit meningkat (1.003-1.030)

pH: 6.8, normal (4.6-8)

Nitrit: -

Albumin: -

Glukosa: -

Keton: -

Urobilinogen: 0.2, normal (0.05-3.5)

Bilirubin: -

Sedimen urin

Eritrosit: 1/LPB, normal (0-1/LPB)

Lekosit: 1-2/LPB, normal (0-5/LPB)

Silinder: -

Page 13: Makalah Geriatri

Epitel: 4/LPB, normal (0-5/LPB)

Bakteri: -

Kristal: -

Warna: kuning, normal

Kejernihan: jernih, normal

X-ray lumbosakral AP/Lateral: Nampak spur anterior pada veterbra lumbal 3-5, fraktur kompresi

pada veterbrae lumbal 5, densitas tulang porotik, tidak terdapat spondilolistesis ataupun lesi

osteolitik dan osteoblastik pada tulang.

Diagnosa pada pasien ini setelah didapatkan hasil laboratorium

Fraktur kompresi vertebrae Lumbal 5 et causa osteoporosis dan osteoarthritis. Alasan yang

menyertai diagnosis kami adalah:

1. adanya nyeri sendi yang berkurang apabila istirahat

2. kaku di pagi hari, hambatan gerak, kaku pagi hari (morning stiffness) disertai dengan

krepitasi.

3. adanya perubahan gaya berjalan.

4. usia lebih dari 40 tahun (faktor resiko dari terjadinya osteoarthritis).

5. wanita menopause.

Diagnosa banding pada kasus ini

Spondilitis TB, karena adanya destruksi pada corpus vertebrae dan adanya nyeri-nyeri sendi.

Tetapi yang membedakan adalah adanya lesi osteolitik pada Spondilitis TB.

Rematoid Arthritis. Pada Rematoid arthritis ditemukan adanya osteopenia, erosi tulang,

kehilangan cartilage tulang.

Page 14: Makalah Geriatri

Penyebab ganguan aktivitas pada pasien ini

Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi. Perubahan

tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang

rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini menyebabkan

penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang

rawan sendi.(7) Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu subtansi atau

zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk

menghasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks

ekstraseluler

Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan untuk menahan

kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh-pengaruh yang lain yang merupakan efek dari

tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai oleh perubahan yang tidak sesuai dari

kolagen. Pada level teratas dari tempat degradasi kolagen, memberikan tekanan yang berlebihan

pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik.

Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi

molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi.

Melalui mikroskop terlihat permukaan tulang rawan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis.

Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.

Pada tepi sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan

osteofit. Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha untuk memperbaiki dan

membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima

beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi

pada osteoartritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi.

Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya

tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena.

Namun ternyata peningkatan tekanan yang terjadi melebihi kekuatan biomekanik tulang.

Sehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan invasi vaskular,

akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi).

Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala osteoartritis

seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Melihat adanya proses kerusakan dan proses perbaikan

yang sekaligus terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kegagalan sendi yang progresif.

Page 15: Makalah Geriatri

Pemeriksaan penunjang lainnya:

Gambaran Radiologi :

a. Foto konvensional lutut posisi AP untuk penanganan yang lebih tepat

Pada sebagian besar kasus radiografi pada sendi lutut yang terkena osteoartritis sudah cukup

memberikan gambaran diagnostik. Gambaran radiologi sendi yang menyokong diagnosis OA

adalah:

- Penyempitan celah sendi akibat hilangnya kartilago

- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral.

- Kista tulang

- Osteofit pada pinggir sendi, sentral, marginal atau periostal.

- Perubahan struktur anatomi sendi akibat hilangnya sebagian besar dari tulang rawan.

Kemudian diikuti oleh perubahan yang lambat pada tulang yaitu:

- Meningkatnya gambaran taji (spur).

- Adanya tanda destruksi kartilago.

- Meningkatnya sclerosis pada tepi sendi disertai dengan hilangnya garis normal sendi.

- Kecenderungan untuk mengadakan subluksasi.

- Perubahan bentuk osteofit dari taji menjadi lingkaran atau hilangnya bagian penting dari tulang

b. Pemeriksaan sputum BTA dan Rontgen paru untuk menyingkirkan kemungkinan adanya

spondilitis TB.

c. Pemeriksaan cairan sinovial.

d. Pemeriksaan laboratorium lainnya:

Rematoid factor negatif.

Serum kolesterol yang sedikit meninggi.

Page 16: Makalah Geriatri

Tata laksana pada pasien ini:

Non-medikamentosa

1. Penggunaan korset untuk menstabilisasikan bentuk tubuh.

2. Dapat menggunakan alat bantu seperti tongkat dalam berjalan.

3. Dukungan psikososial dari keluarga sangat penting. Keluarga juga harus menciptakan

suasana yang kondusif dan memperhatikan lingkungan pasien. Sedapat mungkin,

lingkungan aman sehingga pasien tidak mudah terjatuh.

4. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat.

5. Operasi dipertimbangkan apabila pada pasien ini didapatkan kerusakan sendi yang nyata,

dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi.

Medikamentosa

1. Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat anti

inflamasi non-steroid(OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi

peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis. Analgesik yang diberikan pada

pasien ini adalah asetaminofen dengan dosis 2,6-4 g/hari.

2. Pemberian vitamin D 500 IU/hari, setelah penyembuhan untuk memperkuat tulang.

Page 17: Makalah Geriatri

BAB III

PEMBAHASAN

Definisi Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Osteoarthritis juga dikenal sebagai degenerative arthritis. Diantara lebih dari 100 tipe-tipe yang berbeda dari kondisi-kondisi arthritis, osteoarthritis adalah yang paling umum, mempengaruhi lebih dari 20 juta orang-orang di Amerika. Osteoarthritis terjadi lebih sering ketika kita menua. Sebelum umur 45 tahun, osteoarthritis terjadi lebih sering pada pria-pria. Setelah umur 55 tahun, ia terjadi lebih sering pada wanita-wanita. Di Amerika, semua ras nampaknya sama dipengaruhi. Kejadian yang lebih tinggi dari osteoarthritis ada pada populasi Jepang, sementara orang-orang hitam Afrika Selatan, East Indians, dan China Selatan mempunyai angka-angka yang lebih rendah. Osteoarthritis umumnya mempengaruhi tangan-tangan, kaki-kaki, tulang belakang (spine), dan sendi-sendi yang menahan berat yang besar, seperti pinggul-pinggul dan lutut-lutut.

Penyebab Osteoarthritis

Osteoarthritis primer kebanyakan dihubungkan pada penuaan. Dengan menua, isi air dari cartilage meningkat, dan susunan protein dari cartilage degenerasi. Akhirnya, cartilage mulai degenerasi dengan mengelupas atau membentuk crevasses yang kecil. Pada kasus-kasus yang telah lanjut, ada kehilangan total dari bantal cartilage antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Penggunaan yang berulangkali dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun dapat mengiritasi dan meradang cartilage, menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi. Kehilangan dari bantal cartilage menyebabkan gesekan antara tulang-tulang, menjurus pada nyeri dan pembatasan dari mobilitas sendi. Peradangan dari cartilage dapat juga menstimulasi pertumbuhan-pertumbuhan tulang baru (spurs, juga dirujuk sebagai osteophytes) yang terbentuk sekitar sendi-sendi. Osteoarthritis adakalanya dapat berkembang dalam banyak anggota-anggota dari keluarga yang sama, menyiratkan basis yang diturunkan (genetik) untuk kondisi ini. Osteoarthritis sekunder disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya. Kondisi-kondisi yang dapat menjurus pada osteoarthritis sekunder termasuk kegemukan, trauma atau operasi yang berulangkali pada struktur-struktur sendi, sendi-sendi abnormal waktu dilahirkan (kelainan-kelainan congenital), gout, diabetes, dan penyakit-penyakit hormon lain.

Mendiagnosa Osteoarthritis

Tidak ada tes darah untuk diagnosis dari osteoarthritis. Tes-tes darah dilakukan untuk menyampingkan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan osteoarthritis sekunder, serta untuk menyampingkan kondisi-kondisi arthritis lain yang dapat meniru osteoarthritis. X-rays dari sendi-sendi yang terpengaruh dapat menyarankan osteoarthritis. Penemuan-penemuan X-ray yang umum dari osteoarthritis termasuk kehilangan cartilage (tulang rawan)

Page 18: Makalah Geriatri

sendi, penyempitan dari ruang sendi antara tulang-tulang yang berdekatan, dan pembentukan bone spur (tulang spur). Pengujian X-ray sederhana dapat sangat bermanfaat untuk menyampingkan penyebab-penyebab lain dari nyeri pada sendi tertentu serta membantu dalam membuat keputusan kapan intervensi operasi harus dipertimbangkan. Arthrocentesis sering dilakukan di ruang praktek dokter. Selama arthrocentesis, jarum yang steril digunakan untuk mengeluarkan cairan sendi untuk analisa. Analisa cairan sendi bermanfaat dalam menyampingkan gout, infeksi, dan penyebab-penyebab lain dari arthritis. Pengeluaran cairan sendi dan suntikan dari corticosteroids kedalam sendi-sendi selama arthrocentesis dapat membantu membebaskan nyeri, pembengkakan, dan peradangan. Arthroscopy adalah teknik operasi dengan mana dokter memasukan tabung penglihat kedalam ruang sendi. Kelainan-kelainan dari dan kerusakan pada cartilage dan ligamen-ligamen dapat dideteksi dan adakalanya diperbaiki melalui arthroscope. Jika berhasil, pasien-pasien dapat sembuh dari operasi arthroscopic jauh lebih cepat daripada operasi sendi terbuka. Akhirnya, analisa yang hati-hati dari lokasi, durasi, dan karakter dari gejala-gejala sendi dan penampakan dari sendi-sendi membantu dokter dalam mendiagnosa osteoarthritis. Pembesaran bertulang dari sendi-sendi dari pembentukan-pembentukan spur adalah karakteristik dari osteoarthritis. Oleh karenanya, kehadiran dari Heberden's nodes, Bouchard's nodes, dan bunions (pembengkakan ibu jari) dari kaik-kaki dapat mengindikasikan pada dokter diagnosis dari osteoarthritis.

Perawatan Untuk Osteoarthritis

Kecuali dari pengurangan berat badan dan menghindari aktivitas-aktivitas yang mengerahkan tekanan yang berlebihan pada cartilage sendi, tidak ada perawatan spesifik untuk menahan degenerasi cartilage atau untuk memperbaiki kerusakan cartilage pada osteoarthritis. Tujuan dari perawatan pada osteoarthritis adalah untuk mengurangi nyeri dan peradangan sendi sambil memperbaiki dan memelihara fungsi sendi. Beberapa pasien-pasien dengan osteoarthritis mempunyai nyeri yang minimal atau tidak ada nyeri dan mungkin tidak memerlukan perawatan. Yang lain-lain mungkin mendapat manfaat dari tindakan-tindakan konservatif seperti istirahat, latihan, pengontrolan diet dengan pengurangan berat badan, terapi fisik dan pekerjaan, dan alat-alat pendukung mekanik. Tindakan-tindakan ini adalah terutama penting ketika sendi-sendi besar yang menahan berat terlibat, seperti pinggul-pinggul atau lutut-lutut. Mengistirahatkan sendi-sendi yang luka mengurangi tekanan pada sendi-sendi dan membebaskan nyeri dan bengkak. Pasien-pasien diminta hanya untuk mengurangi intensitas dan/atau frekwensi dari aktivitas-aktivitas yang secara konsisten menyebabkan nyeri sendi. Latihan biasanya tidak memperburuk osteoarthritis jika dilakukan pada tingkat-tingkat yang tidak menyebabkan nyeri seni. Latihan bermanfaat pada osteoarthritis dalam beberapa cara-cara. Pertama, ia menguatkan dukungan otot sekitar sendi-sendi. Ia juga mencegah sendi-sendi dari "membeku" dan memperbaiki dan memelihara mobilitas sendi. Akhirnya, ia membantu dengan pengurangan berat badan dan memajukan daya tahan. Mengaplikasikan panas lokal sebelum dan bungkusan-bungkusan dingin setelah latihan dapat membantu membebaskan nyeri dan peradangan. Berenang terutama cocok sekali untuk pasien-pasien dengan osteoarthritis karena ia mengizinkan pasien-pasien untuk latihan dengan tekanan benturan yang minimal pada sendi-

Page 19: Makalah Geriatri

sendi. Latihan-latihan populer lain termasuk jalan kaki, bersepeda stasioner, dan latihan beban ringan. Ahli-ahli terapi fisik dapat menyediakan alat-alat pendukung, seperti splints (kayu untuk membadut tangan patah), tongkat-tongkat dari rotan, alat-alat pembantu berjalan, dan penyangga-penyangga atau penopang-penopang (braces). Alat-alat ini dapat berguna dalam mengurangi tekanan pada sendi-sendi. Ahli-ahli terapi pekerjaan dapat menilai permintaan-permintaan dari aktivitas-aktivitas harian dan menyaranlan alat-alat tambahan yang mungkin membantu pasien-pasien pada saat bekerja atau di rumah. Finger splints can support individual joints of the fingers. Paraffin wax dips, warm water soaks, and nighttime cotton gloves can help ease hand symptoms. Spine symptoms can improve with a neck collar, lumbar corset, or a firm mattress, depending on what areas are involved. Pada banyak pasien-pasien dengan osteoarthritis, pembebas-pembebas nyeri yang ringan seperti aspirin dan acetaminophen (Tylenol) mungkin adalah perawatan yang mencukupi. Studi-studi telah menunjukan bahwa acetaminophen yang diberikan dalam dosis-dosis yang cukup seringkali dapat menjadi sama efektifnya seperti meresepkan obat-obat anti peradangan dalam membebaskan nyeri pada osteoarthritis dari lutut-lutut. Karena acetaminophen mempunyai lebih sedikit efek-efek sampingan pencernaan daripada NSAIDS, terutama diantara pasien-pasien agak tua, acetaminophen umumnya adalah obat awal yang lebih disukai yang diberikan pada pasien-pasien dengan osteoarthritis. Obat yang untuk mengendurkan otot-otot dalam spasme mungkin juga diberikan sementara. Cream-cream ntuk membebaskan nyeri yang diaplikasikan pada kulit diatas sendi-sendi dapat menyediakan pembebasan dari nyeri arthritis yang minor. Contoh-contoh termasuk capsaicin (Arthricare, Zostrix), salycin (Aspercreme), methyl salicylate (Ben-Gay, Icy Hot), dan menthol (Flexall). Perawatan-perawatan baru termasuk lotion anti peradangan, diclofenac (Voltaren Gel) dan diclofenac patch (Flector Patch), yang digunakan untuk pembebasan dari nyeri osteoarthritis. Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada sendi-sendi. Contoh-contoh dari NSAIDs termasuk aspirin (Ecotrin), ibuprofen (Motrin), nabumetone (Relafen), dan naproxen (Naprosyn). Adakalanya adalah mungkin untuk menggunakan NSAIDs untuk sementara dan kemudian menghentikan mereka untuk periode-periode waktu tanpa gejala-gejala yang kambuh, dengan demikian mengurangi risiko-risiko efek sampingan. Efek-efek sampingan yang paling umum dari NSAIDs termasuk kesusahan pencernaan, seperti gangguan lambung, diare, borok-borok (ulcers) dan bahkan perdarahan. Risiko dari ini dan efek-efek sampingan lain meningkat pada orang-orang agak tua. NSAIDs yang lebih baru yang disebut COX-2 inhibitors telah didisain yang mempunyai lebih sedikit keracunan pada lambung dan usus-usus besar. Karena gejala-gejala osteoarthritis bervariasi dan dapat menjadi sebentar-sebentar, obat-obat ini mungkin diberikan hanya ketika nyeri-nyeri sendi terjadi atau sebelum aktivitas-aktivitas yang secara tradisi telah mengakibatkan gejala-gejala. Beberapa studi-studi, namun tidak semuanya, telah menyarankan bahwa perawatan alternatif dengan suplemen-suplemen makanan glucosamine dan chondroitin dapat membebaskan gejala-gejala nyeri dan kekakuan untuk beberapa orang-orang dengan osteoarthritis. Suplemen-suplemen ini tersedia di Apothek-apothek dan toko-toko makanan sehat tanpa resep, meskipun belum ada kepastian tentang kemurnian dari produk-produk atau dosis dari ramuan-ramuan aktif karena mereka tidak dimonitor oleh FDA. The National Institutes of Health sedang mempelajari glucosamine dan chondroitin dalam perawatan osteoarthritis. Penelitian awal mereka

Page 20: Makalah Geriatri

menunjukan hanya manfaat yang kecil (minor) dalam membebaskan nyeri untuk mereka yang dengan osteoarthritis yang paling parah. Studi-studi lebih jauh, diharapkan, akan menjernihkan banyak hal-hal yang menyangkut pendosisan, keamanan, dan keefektifan dari produk-produk ini untuk osteoarthritis. Pasien-pasien yang memakai (meminum) obat-obat pengencer darah harus hati-hati ketika memakai chondroitin karena ia dapat meningkatkan pengenceran darah dan menyebabkan perdarahan yang berlebihan. Suplemen-suplemen minyak ikan (Fish-oil) telah ditunjukan mempunyai beberapa sifat-sifat anti peradangan, dan meningkatkan pemasukan diet ikan dan/atau meminum kapsul-kapsul minyak ikan (kapsul-kapsul omega-3) dapat adakalanya mengurangi peradangan dari arthritis. Sementara cortisone oral umumnya tidak digunakan dalam merawat osteoarthritis, ketika disuntikan secara langsung kedalam sendi-sendi yang meradang, ia dapat secara cepat mengurangi nyeri dan memulihkan fungsi. Karena suntikan-suntikan cortisone yang berulangkali dapat membahayakan jaringan-jaringan dan tulang-tulang, mereka dicadangkan untuk pasien-pasien dengan gejala-gejala yang lebih jelas. Untuk nyeri yang gigih dari osteoarthritis lutut yang parah yang tidak merespon pada pengurangan berat badan, latihan, atau obat-obat, rangkaian suntikan-suntikan dari hyaluronic acid (Synvisc, Hyalgan) kedalam sendi dapat adakalanya berguna, terutama jika operasi tidak sedang dipertimbangkan. Produ-produk ini tampaknya bekerja dengan untuk sementara waktu memulihkan kekentalan dari cairan sendi, mengizinkan pelumasan sendi dan kemampuan benturan yang lebih baik, dan mungkin dengan mempengaruhui secara langsung penerima-penerima (receptors) nyeri. Operasi umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan osteoarthritis yang terutama parah dan tidak merespon pada perawatan-perawatan konservatif. Arthroscopy, didiskusikan diatas, dapat bermanfaat ketika robekan-robekan cartilage dicurigai. Osteotomy adalah prosedur pengeluaran tulang yang dapat membantu meluruskan kembali beberapa dari keadaan cacat (deformity) pada pasien-pasien yang dipilih, umumnya mereka yang dengan penyakit lutut. Pada beberapa kasus-kasus, sendi-sendi yang merosot (degenerasi) dengan parah paling baik dirawat dengan fusion (arthrodesis) atau penggantian dengan sendi tiruan (arthroplasty). Penggantian-penggantian total pinggul dan total lutut sekarang secara umum dilakukan di rumahsakit-rumahsakit masyarakat di seluruh Amerika. Ini dapat membawa pembebasan nyeri dan fungsi yang lebih baik yang dramatis.

Page 21: Makalah Geriatri

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasper, Braunwald, Fauc, Hauser, Longo, Jameson. Harrison’s: Principle of Internal.

17th Edition volume 2. Manual of Medication. McGraw Hill. 2008. p2008-89.

2. Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta:

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006. pg 1174-1180.

3. Kumar A, Triyanto K, Savitri R, Wardhani W, Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran

jilid 13rd edition. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001. p536-41.

4. Helbert M. Flesh and Bones Immunology 1st edition. New Delhi: Elsevier India Private

Limited; 2007. p.82-83

5. Kumar V, Abbas A, Fauston N. Robins basic pathology. New Delhi:Elsevier India

Private Limited;2007

6. Price S, Wilson M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Edisi ke 6

volume 2. Jakarta: ECG penerbit buku-buku kedokteran;2006. p 1380-1383.

7. Apley G, Solomon L. Buku Ajar Orthopedi. Jakarta: Widya Medika; 1995. p 93-94.

8. Kavanaught A. RA Pathogenesis. July 12, 2007. Available at:

http://www.medscape.com/viewarticle/573740 2

Page 22: Makalah Geriatri

BAB V

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang MahaEsa, akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktu. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat lebih

memerhatikan kondisi kesehatan para lansia. Saat ini, osteoarthritis pada usia lanjut

prevelansinya semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena jumah usia lanjut yang makin

meningkat pula. Patofisiologi dan etiologi osteoarhritis yang timbul pada usia lanjut belum dapat

diterangkan seluruhnya, namun dapat didasarkan atas faktor faktor yang muncul oleh perubahan

proses menuanya sendiri.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para dosen tertama tutor yang membimbing

kami dalam melaksanakan diskusi, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini. Kritik dan

saran para pembaca sangat kami nantikan guna penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang menambah pengetahuan praktis dalam bidang

osteoarhritis terutama pada orang lanjut usia