mini project puskesmas 2014
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
1/40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cardiopulmonary resuscitation (CPR) adalah serangkaian tindakan
menyelamatkan nyawa yang meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup setelah
henti jantung arrest. Meskipun pendekatan optimal untuk CPR dapat bervariasi,
tergantung pada penyelamat, korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan
mendasar tetap bagaimana untuk mencapai CPR dini dan e!ekti!. Mengingat
tantangan ini, tindakan yang cepat oleh penyelamat terus menjadi prioritas untuk
Pedoman "#" untuk CPR dan $CC tahun %&'&. '
#enti jantung masih merupakan masalah kessehatan dunia dan menyebabkan
kematian di banyak bagian didunia. #enti jantung terjadi didalam dan diluar rumah
sakit. Di Amerika serikat dan Kanada diperkirakan sekitar 350.000 orang/tahun terkena
henti jantung dan mendapat resusitasi . Perkiraan ini tidak termasuk pasien yang tidak
diresusitasi. ementara itu resusitasi tidak selalu tepat. "da banyak nyawa yang
hilang akibat resusitasi yang tidak tepat.'
iperkirakan sekitar *&+** '&&.&&& penduduk di " dan -anada terkena henti
jantung, sekitar %* terkena ventrikel aritmia. edangkan kejadian di rumah sakit
diperkirakan sekitar *+/ '&&& orang tahun dan sekitar %* nya terkena ventrikel
aritmia. -orban henti jantung dengan ventrikel takikardi dan ventrikel !ibrilasi
prognosisnya lebih baik dibandingkan pasien asistole. '
alam melakukan pelayanan kegawatdaruratan, kita memperhatikan dua
komponen utama, yaitu komponen bantuan hidup jantung dasar serta komponen
bantuan hidup jantung lanjut sebagai pelengkap jika bantuan hidup jantung dasar
berhasil dilakukan. %
0antuan jantung hidup dasar umumnya tidak menggunakan obat+obatan dan
dapat dilakukan dengan baik setelah melalui pelatihan singkat. eiring dengan
perkembangan pengetahuan dibidang kedokteran, maka pedoman bantuan jantung
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
2/40
hidup dasar yang sekarang dilaksanakan telah mengalami perbaikan dibandingkan
dengan sebelumnya.bulan oktober %&'&, American Heart Association mengeluarkan
pedoman baru hidup dasar dewasa. alam bantuan hidup dasar ini, terdapat beberapa
perubahan sangat mendasar dan berbeda dengan panduan bantuan hidup dasar yang
telah dikenal sebelumnya seperti %
'. Pengenalan kondisi henti jantung mendadak segera berdasarkan penilaian respon
pasien dan tidak adanya na!as.%. Perintah 1 Look, Listen, Feel dihilangkan dari algoritma bantuan hidup dasar.2. Penekanan bantuan kompresi dada yang kontinu dalam melakukan resusitasi
jantung paru oleh tenaga yang tidak terlatih.3. Perubahan urutan pertolongan bantuan hidup dasar dengan mendahulukan
kompresi sebelum melakukan pertolongan bantuan na!as (C"0 dibandingkan
dengan "0C).*. Resusitasi jantung paru (R4P) yang e!ekti! dilakukan sampai didapatkan
kembalinya sirkulasi spontan atau penghentian upaya resusitasi./. Peningkatan !okus metode untuk meningkatkan kualitas R4P yang baik.5. Penyederhanaan "lgoritma 0antuan #idup asar.
-omponen yang harus dikuasai sebelum melakukan bantuan hidup jantung
dasar adalah pengetahuan untuk menilai keadaan pasien, teknik penilaian perna!asanyang baik serta pemberian ventilasi buatan yang baik dan benar, dilanjutkan dengan
tehnik kompresi dada yang baik serta kompresi yang ade kuat, serta penggunaan
automated e!ternal de"i#rillator jika memang tersedia, selain komponen pengetahuan
serta tehnik yang sudah disebutkan diatas, para penolong pertama yang melakukan
bantuan hidup jantung dasar, juga harus menguasai tehnik mengeluarkan obstruksi
jalan na!as karena sumbatan benda asing. %
1.2 Pernyataan Masalah
0agaimana tingkat pengetahuan paramedis Puskesmas Pangkalan 0alai
tentang 0antuan #idup asar6
1.3 Tujuan
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
3/40
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
4/40
TIN!AUAN PU"TA#A
2.1 Anat$%& 'an (&s&$l$g& "&ste% )es*&ras&+ "&ste% #ar'&$,askular 'an"ere-r$,as ular
Pengenalan serta pemahaman yang baik terhadap anatomi serta !isiologi sistem
respirasi, serta kardiovaskular akan membantu pelaksanaan secara optimal bantuan
hidup dasar baik untuk orang awam terlebih lagi untuk tenaga kesehatan. engan
mengetahui anatomi serta !isiologi, penolong dapat mengurangi e!ek samping yang
dapat terjadi saat pelaksanaan bantuan hidup dasar baik untuk penolong maupun
untuk penderita. %
2.1.1 "&ste% )es*&ras&"natomi sistem respirasi terbagi menjadi 3 komponen, yaitu %
'. aluran na!as sebagai tempat masuknya udara luar kedalam tubuh manusia'. "lveoli kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dan
karbondioksida didalam paru+paru%. -omponen neuromuscular %. -omponen pembuluh darah arteri, kapiler dan vena+vena
aluran perna!asan terbagi menjadi %, saluran bagian atas dan saluran bagian
bawah. 0agian atas terdiri dari hidung, mulut, !aring dan laring. 0agian bawah terdiridari trakea, bronkus, bronkiolus dan berakhir dialveoli. -omponen neuromuscular
sistem respoirasi meliputi pusat sara! di otak, batang otak serta jaras+jaras menuju
otot dia!ragma, otot intercostalis, serta otot bahu dan leher. inding dada atau yang
sering dikenal dengan nama dinding thoraks terdiri '% tulang iga yang melekat di
vertebrae. epuluh tulang iga yang melekat di sternum dan % tulang iga yang tidak
melekat ke sternum. "lveoli yang dilapisi oleh selapis nsel tipis dengan pembuluh
darah kapiler di dalamnya adalah kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dan karbondioksida. "rteri pulmonalis merupakan pembubluh darah yang keluar dari
ventrikel kana berisi darah dngan kandungan oksige rendah menuju alveoli paru.
etelahh dilakukan pertukaran oksigen dengan karbondioksida di kapiler, darah
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
5/40
tersebut mengalir ke atrium kiri melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri dengan
kandungan oksigen yang lebih tinggi untuk didistribusi keseluruh tubuh. %
'. 8isiologi sistem respirasiistem respirasi ber!ungsi membewa oksigen dari udara luar masuk kedalam
darah dan membuang karbondioksida dari dalam tubuh. 9ksigen diperlukan sebagai
bahan bakar pada metabolisme tubuh. istem kardiovaskular mendistribusikan darah
baik dari paru keseluruh tubuh atau sebaliknya. 4ika terjadi penuirunan jumlah
oksigen yang dibawa dalam darah atau kemampuan darah mengikat oksigen maka
akan terjadi kerusakan jaringan karena kekurangan oksigen . untuk mempertahankan
keseimbangan, tubuh mengubah sistem metabolisme dari aerobik dengan hasilsamping adalah asam laktat. 4ika proses tersebut terjadi dalam jumlah besar, akan
terjadi asidodis metabolik. %
ebaliknya, jika jika sistem respirasi mengalami kegagalan maka pengeluaran
karbondioksida dari dalam tubuh akan mengalami gangguan. -eadaan tersebut akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan gas karbondioksida (hiperkarbia) sehingga
darah menjadi asam yang disebut asidosis respiratorik. alam keadaan normal, kadar
oksigen dan karbondioksida dalam darah mengalami keseimbangan yang diatur oleh
pusat perna!asan diotak. -arbondioksida juga ber!ungsi sebagai stimulasi primer pengaturan kecepatan dan kedalaman perna!asan. %
%. #enti na!as serta gangguan sistem respirasi-onsukuensi gangguan sistem respirasi adalah gangguan disttribusi oksigen
yang adekuat keseluruh tubuh. ebagai contoh, bila pasien mengalami henti na!as,
maka diperlukan ventilasi bantuan dengan tekana positi! dari mulut kemulut, mulut
kesungkup atau #ag mask $entilation . :entilasi dengan menggunakan tekanan positi!
dan suplemen oksigen untuk membantu supaya asupan oksigen ketubuh tetap
adekuat. %2. #enti na!as sentral
Pusat perna!asan diotak dipengaruhi oleh aliran darah serta kadar oksigen dan
karbondioksida dalam tubuh. -eadaan tertentu seperti henti jantung, syok atau stroke
menyebabkan gangguan aliran darah keotak. Perna!asan akan berhenti beberapa detik
setelah terjadi henti jantung. Penurunan suplai oksigen serta gangguan pengeluaran
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
6/40
oksigen dari tubuh yang disebabkan oleh sumbatan dijalan na!as atau gangguan otot+
otot rangka perna!asan juga menyebabkan henti na!as. %
3. umbatan jalan na!asumbatan jalan na!as adalah tertutupnya jalan na!as yang umumnya
disebabkan olehh benda asing yang menutupi jalan na!as atau jatuhnya lidah dan
epiglotis saat penderita teertidur atau tidak sadarkan diri. Menurut data statistik di
"merika erikat, kematian akibat sumbatan jalan na!as karena benda asing sangat
jarang terjadi (',% per '&&.&&& kematian) namun penanggulangan kasus+kasus
sumbatan jalan na!as karena benda asing perlu diketahui oleh masyarakat untuk
keamanan dirumah, restoran atau tempat+tampat umum yang lain. %
2.1.2 "&ste% #ar'&$,askular'. "natomi sistem kardiovaskular
istem kardiovaskular meliputi jantung, arteri, vena dan kapiler. 4antung
sebagai pompa darah keseluruh tubuh pada orang dewasa memiliki ukuran tidak lebih
dari sekepal tangan laki+laki dewasa. 4antung berada dipusat rongga dada, berada
diatas dia!ragma dikelilingi oleh paru kiri dan kanan serta terlindungi oleh tulang
sternum. 4antung memiliki bewberapa ruang+ruang yang saling berhubungan
dibungkus oleh selaput yang kuat yang disebut pericardium. inding ruang tersebut
terdiri dari otot jantung yang dikenal dengan miokard. Perikardium terbagi % menjadi pericardium parietal dan visceral. -edua pericardium tersebut membentuk rongga
yang berisi cairan pelumas (cairan pericardium) untuk mengurangi gesekan yang
terjadi akibat pergerakan jantung. Ruang+ruang jantung tebagi menjadi 3 bagian dua
ruang atrium dan dua ruang ventrikel. 0agian kanan jantung menerima darah yang
mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh yang akan dibawa keparu
untuk pertukaran gas di alveoli. %
etelah terjadi pertukaran, darah akan kembali kejantung bagian kiri melalui
vena pulmonalis menuju atrium kiri lanjut ke ventrikel kiri sebelum dipompakan
keseluruh tubuh. -atup+katup jantung membatasui ruang+ruang atrium dengan
ventrikel dan ventrikel dengan pembuluh darah besar seperti aorta dan arteri
pulmonalis. -atup ini berguana untuk mempertahankan supaya aliran darah tetap
menuju distal dan tidak kembali ke proksimal. ;ransportasi darah menuju ruang+
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
7/40
ruang jantung menggunakan kontraktilitas otot jantung, baik di atrium maupun di
ventrikel. 7ntuk memenuhi kebutuhan metabolismenya, otot jantung mendapat
perdarahan dari arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. %
%. 8isiologi jantung4antung ber!ungsi untuk memompa darah ke paru serta keseluruh tubuh.
Pembuluh darah arteri dan vena berperan sebagai pipa penyaluran darah dari jantung.
Pertukaran gas karbondioksida serta oksigen dalam darah terjadi alveoli dengan
perantaran pembuluh darah kapiler. 7ntuk perna!asan tingkat sel, pertukaran gas
karbondioksida serta oksigen terjadi pad amitokondria secara terus menerus yang
diteruskan kedalam darah sebelum terjadi pertukaran di alveolus. 4antung itu
memiliki !ungsi sebagai pompa ganda. Pompa pertama jantung yaitu jantung bagian
kanan, menerima darah yang memiliki kandungan karbondioksida yang lebih banyak
dari seluruh tubuh. -emudian darah tersebut dipompakan melalui ventrikel kanan
menuju paru+paru untuk melakukan pertukaran gas secara di!usi dialveolus, setelah
dari alveolus, darah yang memiliki kandungan oksigen yang lebih banyak dibawa
kembali menuju jantung melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri, masuk ke
ventrikel kiri selanjutnya dipompakan keseluruh tubuh dan arteri koroner. %
4antung dewasa dalam keadaan istirahat berdenyut antara /&+'&& kali
permenit. alam tiap denyutnya jantung memompakan sekitar 5& cc perkali, sehingga
satu menitnjya darah yang dipompakan jantung adalah sekitar * liter darah permenit.
0ila melakukan latihan, jantung bisa memompakan darah sampai 25 liter permenit.
;otal volume darah individu dengan berat sekitar 5& kg adalah / liter. arah
dipompakan keluar dari jantung melalui kontraksi miokardium yang diawali dengan
cetusan listrik secara alami dinodus sinoatrial yang diteruskan menuju nodus
atrioventrikular dan dihantarkan menuju serabut purkinje melalui berkas his sebelum
menggerakkan otot miokardium untuk memompakan darah keluar jantung. Proses
kontraksi in terjadi secara bersamaan dan berulang secara terus menerus ketika otot
jantung telah siap untuk melakukan kontraksi kembali. 8rekuensi denyut jantung
dapat dipengaruhi oleh latihan rutin, rangsangan sistem sara! dari otak,
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
8/40
hormonal dalam darah atau obat+obatan yang bersi!at merangsang atau menghambat
sistem pacu jantung dan hantaran listrik jantung. %
2.1.3 "&ste% sere-r$,askular
'. "natomi sistem serebrovaskular usunan sistem sara! pusat terdiri dari otak besar (serebrum), otak kecil
(serebelum), batang otak dan susunan sara! spinal. 0agian otak yang
memilikinperanan besar dalam system sara! adalah serebrum yang mengendalikan
hampir sebagian besar kegiatan sensorik dan motorik tubuh yang terjadi. erebrum
terbagi menjadi dua hemis!er (bagian besar) yang dikenal dengan hemis!er kiri dan
kanan, dari tiap hemis!er akan dibagi menjadi beberapa lobus yaitu lobus anterior,medius, parietal, temporal dan oksipital. Masing+masing hemis!er mengatur dan
mengontrol bagian yang berbeda dari tubuh. ecara garis besar, hemis!er kiri
mengendalikan tubuh sebelah kanan dan hemis!er kanan mengendalikan tubuh
sebelah kiri. 0atang otak yang terletak diantara otak besar dan susunan sara! spinal
memiliki beberapa jaras (traktus) yang menghubungkan antara otak besar, otak kecil
dan sara! spinal. -eistimewaan batang otang adalah merupakan pusat pengendali
sara! otonom (sara! yang berdiri sendiri)) contohnya adalah pusat perna!asann
(respirasi) dan peredaran darah (sirkulasi). %
%. irkulasi pada otak 9tak merupakan bagian tubuh yang paling banyak memerluka noksigen untuk
akti!itasnya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan suplai darah
kaya oksigen secara konstan. "pabila terjadi gangguan aliran darah menuju otak, atau
bahkan jika berhenti total, maka bisa terjadi kerusakan jaringan otak yang
mungkinbisa menimbulkan kematian. Pembuluh darah yang memperdarahi otak
terbagi menjadi dua. Pertama arteri kaotis kiri dan kanan yang memperdarahi =&
sedangkan %& diperdarahi oleh arteri vertebralis kiri dan kanan. -edua arteri ini
bertemu membentuk lingkaran yang disebut arteri irkulus >illisi yang membuat
seluruh bagian otak tersuplai dengan darah. %
2. Pato!isiologi otak
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
9/40
-erusakan jaringan otak menyebabkan penurunan !ungsi bagian yang terkena,
sebaliknya bagian otak yang tidak mengalami kerusakan akan tetap ber!ungsi secara
normal. -eadaan metabolisme yang terganggu seperti henti jantung akan
mempengaruhi sel+sel otak. Penderita akan mungkin kehilangan kesadaran, tidak
merasakan rangsangan atau nyeri, tidak dapat bergerak dan kehilangan control
terhadap perna!asan. aat terjadi henti jantung, semua sel tubuh akan terpengaruh,
demikian juga sel+sel otak. %
2.1.4 Interaks& "&ste% )es*&ras&+ !antung 'an /tak ;ujuan utama pertolongan darurat kardiovaskular untuk mempertahankan serta
memelihara, kalau mungkin mengembalikan pasokan oksigen secara normal ke organ
tubuh yang sangat membutuhkan oksigen seperti sel sara!, jantung, paru serta otak
yang saling berkaitan dan ketergantungan. 4aringan paru yang merupakan tempat
pertukaran oksigen dan karbondioksida menyediakan suplai oksigen kepada tubuh
yang diangkut dengan menggunakan sel+sel darah yang dipompakan keseluruh tubuh
oleh jantung. #enti jantung serta henti na!as akan menyebabkan aliran oksigen ke
otak terputus. %
2.2 )anta& #elangsungan H&'u*
0erdasarkan pedoman terbaru yang direkomendasikan oleh American Heart
Association , rantai kelangsungan hidup memiliki lima komponen yaitu ',%
%. Pengenalan kejadian henti jantung dan aktivitas sistem gawat darurat segera
&'arl( Access)*. Resusitasi jantung paru segera &'arl( + -)3. e!ibrilasi segera &'arl( De"i#rillation)
. Perawatan kardiovaskular lanjutan yang e!ekti! &'""ecti$e A+L )5. Penanganan pasca henti jantung yang terintegrasi & ntegrated ost +ardiac Arrest
+are)
Penelitian secara klinis dan epidemiologis membuktikan bahwa ketika rantai
kalangsungan hidup dilaksanakan secara e!ekti!, maka peluang penderita yang
mengalami !ibrilasi ventrikel yang disaksikan diluar rumah sakit untuk terselamatkan
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
10/40
bisa sampai *& . ?amun pelaksanaan system pelayanan gawat darurat segera bagi
pasien tidak sadarkan diri baik dilluar maupun didalam rumah sakit sangat
bergantung kepada kecepatan pelaksanaan rantai kelangsungan hidup yang saling
terkait satu dengan yang lainnya secara benar. 0ila salah satu komponen tidak
dilakukan secara benar, maka peluang keberhasilan untuk menyelamatkan pasien
mengalami penurunan. '
Rantai pertama pengenalan kejadian henti jantung dan aktivitas sistem gawat
darurat. '
Pengenalan tanda+tanda kegawatan secara dini, seperti keluhan nyeri dada atau
kesulitan berna!as yang menyebabkan penderita mencari pertolongan atau
penolong menghubungi layanan gawat darurat memegang peranan awal yang
penting dalam rantai ini. '
"pabila ditemukan kejadian henti jantung, maka lakukan hal sebagai berikut '
@denti!ikasi kondisi penderita dan lakukan kontak ke system gawat darurat@n!ormasikan segera kondisi penderita sebelum melakukan R4P pada orang
dewasa atau sekitar satu menit setelah memberikan pertolongan R4P pada bayi
dan anak Penilaian cepat tanda+tanda potensial henti jantung@denti!ikasi tanda henti jantung atau henti na!as
Rantai kedua resusitasi jantung paru segera-ompresi dada dilakukan jika penderita mengalami keadaan henti jantung dan
henti na!as. -ompresi dada sendiri dilakukan dengan melakukan tekanan dengan
kekuatan penuh serta berirama disetengah bagian bawah dari tulang dada. ;ekanan
ini dilakukan untuk mengalirkan darah serta menghantarkan oksigen ke otak serta
miokardium. Perna!asan bantuan dilakukan setelah melakukan kompresi dada
dengan cara memberikan na!as dalam waktu satu detik serta mencukupi volume
tidal dan diberikan % kali setelah dilakukan 2& kompresi. 7ntuk kasus trauma,
tengggelam dan overdosis pada dewasa dan anak, sebaiknya penolong melakukan
bantuan R4P selama ' menit sebelum menghubungi sistem gawat darurat. '
Rantai ketiga de!ibrilasi segera
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
11/40
e!ibrilasi sangat penting dalam memperbaiki angka kelangsungan hidup
pada penderita. "lat automated e!ternal de"i#rillator ("$ ) jika digunakan oleh
orang yang terlatih dapat memperbaiki angka kelangsungan hidup diluar rumah
sakit. >aktu antara penderita kolaps dan dilaksanakan de!ibrilasi merupakan saat
kritis. "ngka keberhasilan menurun sebanyak 5+'& dalam setiap menit
keterlambatan penggunaan de!ibrillator. '
Rantai keempat perawatan kardiovaskular lanjutan yang e!ekti! Pertolongan lebih lanjut oleh paramedic ditempat kejadian merupakan rantai
penting untuk keberhasilan manajemen henti jantung. Petugas "CA membawa
alat+alat untuk membantu ventilasi, obat untuk control aritmia dan stabilisasi
penderita untuk dirujuk kerumah sakit. '
"CA memiliki 2 tujuan dalam penyelamataan henti jantung '
'. Mencegah terjadinya henti jantung dengan memaksimalkan manajemen lanjut
jalan na!as, dan pemberian na!as dan pemberian obat+obatan.%. ;erapi pada penderita yang tidak berhasil dengan de!ibrilasi.2. Memberikan de!ibrilasi jika terjadi :8, mencegah !ibrilasi berulang dan
menstabilkan penderita setelah resusitasi.
Rantai kelima penanganan pasca henti jantung yang terintegrasialam pedoman R4P yang dikeluarkan oleh American Heart Association
tahunn %&'& mulai memperkenalkan kepentingan pelayanan sistematis dan
penatalaksanaan multispesialistik bagi pasien setelah mengalami kembalinya
sirkulasi secara spontan &-eturn 1" pontaneous +irculation 2 -1 +). '
#es&%*ulan langkah+langkah kritis yang diperlukan dalam melaksanakan
bantuan hidup dasar adalah pengenalan keadaan serta aktivasi system gawat
darurat segera, R4P segera serta de!ibrilasi segera. ;indakan tersebut harus
dilakukan oleh orang disekitar yang paling dekat jika menyaksikan seseorang tidak
sadarkan diri secara mendadak. ;idak seperti mitos yang sering kita dengar, untuk
kondisi pasien seperti diatas, R4P merupakan tindakan yang tidak berbahaya.
Aebih berbahaya bagi pasien jika penolong tidak bertindak apa+apa. -ualitas R4P
harus kita perhatikan, kompresi dada harus dikerjakan dengan baik melalui
menekan cepat dan kuat dibagian tengah dari dinding dada. Petugas kesehatan
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
12/40
memegang peranan yang penting dalam perkembangan system pelayanan
kegawatdaruratan kardiovaskular &'mergenc( +ardio$ascular +are (stem) serta
pendidikan kepada masyarakat dan tampilan bantuan hidup dasar & er"ormance 1"
L ) pada berbagai situasi klinis. '
2.3 "ur,e& Pr&%er Bantuan H&'u* Dasar
2.3.1 Pen'ahuluan
alam melakukan pertolongan menggunakan pendekatan sistematis 0antuan
#idup asar Aanjutan ("CA ), maka kita harus melakukan pengamatan dan
pemeriksaan secara sistematis pula. Pengamatan dan pemeriksaan tersebut dimulai
dari survey primer bantuan hidup dasar dilanjutkan dengan survey bantuan hidup jantung lanjutan. '
urvei bantuan hidup dasar primer merupakan dasar untuk tindakan
penyelamatan jiwa setelah terjadi keadaan henti jantung. ;indakan ini bisa dilakukan
oleh seorang penolong ataupun lebih secara simultan. ;ujuan awal pelaksanaan
survey bantuan hidup dasar primer adalah memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang
pada penderita henti jantung mendadak dengan melakukan kompresi dada secara
e!ekti! dan benar, diikkuti dengan pemberian ventilasi yang e!ekti! sampai didapatkan
kembalinya sirkulasi sistemik secara spontan atau tindakan dihentikan karena tidak ada respon dari penderita setelah tindakan dilakukan beberapa saat. 4ika setelah
dilakukan survey bantuan hidup jantung lanjutan. Pendekatan yang dilakukan saat ini
sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh American Heart Association
tahun%&'& dengan skuens survey bantuan hidup dasar C"0. '
Survei Bantuan Hidup Dasar Primer
urvei bantuan hidup dasar primer merupakan awal dari rangkaian sistematis
pertolongan yang dilakukan bagi penderita yang mengalami keadaan henti jantung
mendadak baik yang disaksikan atau tidak disaksikan. 4ika penolong melakukan
tindakan survei bantuan hidup dasar primer secara benar dan e!ekti! serta penderita
didapatkan sudah kembali ke keadaan sirkulasi spontan, maka tindakan survey
bantuan hidup dasar ini, awalnya dittunjukan untuk dilakukan tenaga kesehatan yang
terlatih, kemudian diikuti oleh tenaga non kesehatan sepeti petugas pemadam
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
13/40
kebakaran atau polisi. ?amun beberapa decade belakangan ini, peranan serta animo
masyarakat awam untuk mengetahui, mengerti dan mampu melaksanakan survey
bantuan hidup dasar primer semakin meningkat.
urvei bantuan hidup dsasar primer berkembang seiring dengan kemajuan
ilmu dan teknologi kedokteran. 0erdasarkan panduan yang dikeluarkan American
Heart Association tahun %&'&, bantuan hidup dasar lebih menitik beratkan
pelaksanaan R4P dengan memompa secara cepat dan kuat segera baik oleh penolong
atau lebih dan dilanjutkan dengan pemberan bantuan na!as dasar dan de!ibrilasi
segera. ;ujuan survei bantuan hidup dasar adalah berusaha memberikan bantuan
sirkulasi sistemik beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara e!ekti! dan optimalsampai didapatkan kembali sirkulasi sitemik secara spontan atau telah tiba bantuan
dengan peralatan yang lebih lengkap untuk melkasanakan tindakan bantuan hidup
dasar jantung lanjutan. Pelaksanana survei bantuan hidup dasar primer sesegera dan
see!ekti! mungkin memperbesar peluang keberhasilan untuk selamat serta
mengurangi gangguan neurologis yang terjadi. '
urvei bantuan hidup dasar primer dilakukan baik untuk penderita yang
mengalami henti jantung mendadak atau tidak sadarkan diri yang kita saksikan atau
datang kerumah sakit yang sudah tidak sadarka diri. Pertama+tama yang harus kita
lakukan adalah memeriksa respon penderita dengan memanggil penderita sambil
menepukBnepuk pundak atau sambil menggoangkan badan pasien yang bertujuan
untuk mengetahui respon kesadaran penderita. etelah kita yakin penderita dalam
keadaan tidak sadarkan diri maka kita meminta bantuan orang lain untuk
menghubungi ambulans atau sistem gawat darurat atau rumah sakit terdekat untuk
meminta pertolongan bantuan datang dengan tambahan tenaga serta peralatan medis
yang lebih lengkap. 4ika melakukan pertolongan kita hanya seorang diri, setelahmelakukan pemeriksaan respon kesadaran, penolong segera menghubungi rumah
sakit terdekat atau ambulans dan melakukan pertolongan awal kompresi dada dengan
cepat dan kuat dengan !rekuensi 2& dan diselingi dengan pemberian na!as bantuan
% dalam satu detik setiap na!as bantuan per 2& kompresi sampai bantuan datang. '
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
14/40
istematis survey bantuan hidup dasar primer saat ini sekarang lebih
dipermudah, yang memungkinkan orang yang tidak terlatih dapat melakukan bantuan
hidup dasar primer secara baik. 7rutan sistematis yang digunakan saat ini adalah
C+"+0. Perlu diingat sebelum kita melakukan bantuan hidup dasar kita harus
memastikan bahwa langkah yang kita kerjakan adalah langkah yang tepat dengan
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. etelah dilakukan pemeriksaan (kesadaran,
sirkulasi, perna!asan, perlu tidaknya de!ibrilasi), kita harus menganalis secara cepat
dan tepat sebelum melakukan tindakan yang diperlukan. etiap langkah yang akan
dilakukan dimulai dari pemeriksaan, diikuti dengan tindakan, sebagai contoh '
Pemeriksaan respon penderita untuk memastikan pasien dalam keadaan sadar atau
tidak sadar.
Pemeriksaan dan denyut nadi sebelum melakukan kompresi dada atau sebelum
melakukan penempelan sadapan "$ . Pemeriksaan analisis irama jantung sebelum malakukan tindakan kejut listrik pada
jantung ( C shock).
2.3.1 Pelaksanaan t&n'akan resus&tas& jantung *aru;ujuan utama melakukan resusitasi jantung paru R4P adalah untuk
mempertahankan kehidupan, memperbaiki kesehatan, mengurangi penderitaan dan
membatasi disabilitas tanpa melupakan hak dan keputusan pribadi. alam
pelaksanaannya, keputusan untuk melakukan tindakan R4P sering kali hanya diambil
dalam hitungan detik oleh penolong yang mungkin tidak mengenal penderita yang
mengalami henti jantung atau tidak mengerti dengan permintaan yang lebih lanjut.
-ita akan melakukan pertolongan, penolong harus mengetahui dan memahami hak
Perhatian selalu melakukan pemeriksaan sebelum melakukan satu tindakan
ebelum melakukan survey bantuan hidup dasar primer, kita harusmemastikan bahwa lingkungan sekitar penderita aman untuk melakukan
pertolongan, dilanjutkan dengan memeriksa kemampuan respon penderita,sambil meminta pertolongan untuk mengakti!kan sistim gawat darurat danmenyediakan "$ .
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
15/40
penderita serta beberapa keadaan yang mengakibatkan R4P tidak perlu dilaksanakan
seperti '
'. #enti jantung terjadi dalam sarana tatau !asilitas kesehatanPertolongan dapat dilakukan bila "da permintaan dari pasien atau keluarga inti yang berhak secara sah dan
ditanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien. #enti jantung terjadi pada penyakit stadium akhir yang telah mendapat
pengobatan secara optimal. Pada neonatus atau bayi dengan kelainan yang memiliki angka mortalitas dini,
tinggi sebagai contoh bayi sangat premature, anense!ali atau kelainan
kromosom seperti trisomi '2.%. #enti jantung yang terjadi diluar sarana atau !asilitas kesehatan
;anda klinis kematian yang ireversibel seperti kaku mayat, lebam mayat,
dekapitasi atau tanda+tanda pembusukan. 7paya R4P dengan resiko membahayakan penolong. Penderita dengan trauma yang tdak bisa diselamatkan seperti hangus terbakar,
dekapitasi atau hemikorporektomi.2 -apan menghentikan R4P
"da beberapa alasan kuat bagi penolong untuk menghentikan R4P antara lain % Penolong sudah melakukan bantuan hidup dasar dan lanjut secara optimal,
antara lain R4P, de!ibrilasi pada pasien :8 :; tanpa nadi, pemberian
vasopressin atau epine!rin intravena, membuka jalan na!as, ventilasi dan
oksigenasi menggunakan bantuan jalan na!as tingkat lanjut serta sudah
melakukan semua pengobatan bantuan jalan na!as tingkat lanjut serta sudah
melakukan semua pengobatan irama sesuai dengan pedoman yang ada. Penolong sudah mempertimbangkan apakah penderita terpapar bahan beracun
atau mengalami overdosis obat yang akan menghambat susunan sistem sara!
pusat. -ejadian henti jantung tidak disaksikan oleh penolong. Penolong sudah merekam melalui monitor adanya asistol yang menetap selama
'& menit atau lebih.3 @mplementasi penghentian usaha resusitasi
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
16/40
"sistol yang menetap atau tidak terdengar denyut nadi pada neonatus lebih dari
'& menit. Penderita yang tidak respon setelah dilakukan bantuan hidup jantung lanjutan
minimal %& menit. ecara etik, penolong R4P selalu menirima keputusan klinik yang layak untuk
memperpanjang usaha pertolongan. 4uga menerima alasan klinis untuk
mengakhiri resusitasi dengan segera.* ;indakan R4P pada asistol bisa lebih lama dilakukan pada penderita dengan
kondisi sebagai berikut 7sia muda
"sistol menetap karena toksin atau gangguan elektrolit #ipotermia 9verdosis obat 7saha bunuh diri Permintaan keluarga -orban tenggelam di air dingin
2.3.3 Tekn&k *elaksanaan sur,ey *r&%er -antuan h&'u* 'asar;ahapan pelaksanaan survey primer bantuan hidup dasar yang terbaru makin
disederhanakan dengan mengutamakan sirkulasi daripada pemberian bantuan na!as,
langkah+langkahnya terdiri dari C"0 yaitu '
%. +irculation (penilaian denyut nadi)Penelitian yang telah dilakukan mengenai resusitasi menunjukkan bahwa baik
penolong awam maupun tenaga kesehatan kadangkala mengalami kesulitan dalam
melakukan pengecekkan pulsasi arteri karotis. -adangkala tenaga kesehatan juga
memerlukan waktu lama untuk memastikan adanya pulsasi pada pasien tidak
sadarkan diri. ehingga untuk hal tertentu pengecekan pulsasi tidak diperlukan
seperti ',% Penolong tidak perlu untuk memeriksa nadi dan langsung mengasumsikan
pasien menderita henti jantung jika pederita mengalami pingsan mendadak atau
penderita yang tidak berespon dan tidak berna!as atau berna!as tidak normal. Penilaian pulasasi sebaiknya dilakukan tidak lebih dari '& detik. 4ika dalam '&
detik atau lebih, penolong belum bisa meraba pulsasi arteri, maka kompresi
dada harus dilakukan.
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
17/40
-ompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama pada
setengah bawah dinding sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah yang akan
melalui peningkatan tekanan intratorakal serta penekan langsung pada dinding
jantung. -omponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada '
0erikan kompresi dada dengan !rekuensi yang mencukupi (minimal '&& menit). 7ntuk dewasa, berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal % inci(* cm). 0ayi dan anak, kompresi dengan kedalaman minimal sepertiga diameter didinding
anterior posterior dada atau pada bayi 3 cm (',* inci) dan pada anak sekitar * cm
(% inci). 0erikan untuk kesempatan dada mengembang kembali secara sempurna setelah
setiap kompresi. 7sahakan seminimal mungkin melakukan intrupsi terhadap kompresi. -ompresi+
ventilasi yang dianjurkan yaitu 2& %. #indari pemberian na!as bantuan yang berlebihan.
NB 0 k$%*res& 'engan e*at
;idak ada respon, tidak berna!as tidak ada na!asnormal (misal hanya
gasping)
"kti!kan sistem emergensi
Mulai R4PCek irama kejutlistrik bilaindikasi (ulangisetiap % menit
"mbilde!ibrilator
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
18/40
*. Air4a( (pembukaan jalan na!as)alam teknik ini diajarkan bagaimana cara membuka jalan na!as serta
mempertahankan jalan na!as untuk membantu memperbaiki oksigenasi tubuh serta
ventilasi. alam prakteknya, tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh orang yang
sudah menerima pelatihan bantuan hidup dasar atau tenaga kesehatan pro!essional
dengan menggunakan teknik angkat kepala dan angkat dagu ( head tilt chin li"t) .
Cara ini dilakukan untuk penderita yang tidak diketahui mengalami cedera leher dengan mengangkat dagu keatas dan mendorong kepala dahi kebelakang.
edangkan untuk penderita yang dicurigai menderita trauma servikal, teknik head
tilt chin li"t tidak bisa dilakukan. ;eknik yang digunakan pada saat tersebut adalah
menarik rahang tanpa melakukan ekstensi kepala &ja4 thrust) . edangkan untuk
penolong yang hanya mampu kompresi dada saja, belum didapatkan bukti ilmiah
yang cukup untuk melakukan teknik mempertahankan jalan na!as secara pasi!
seperti mengerjakan hiperekstensi leher. '
3. reathing (penilaian jalan na!as dan pemberian na!as buatan)Pemberian na!as buatan dilakukan setelah jalan na!as terlihat aman. ;ujuan primer
pemberian bantuan na!as adalah untuk mempertaankan oksigenasi yang adekuat
dengan tujuan skunder untuk membuang C9%. esuai dengan revisi panduan yang
dikeluarkan oleh American Heart Association mengenai bantuan hidup jantung
dasar, penolong tidak perlu melakukan observasi na!as spontan dengan look, listen
and "eel , karena langkah pelaksanaan yang tidak konsisten dan menghabiskan
terlalu banyak waktu. #al yang perlu diperhatikan dalam melakukan bantuan na!as
antara lain ',% 0erikan na!as bantuan dalam waktu ' detik. 0erikan na!as buatan sesuai dengan volume tidal yang cukup untuk mengangkat
dinding dada.
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
19/40
0erikan bantuan na!as sesuai dengan kompresi dengan perbandingan % kali
bangtuan na!as setelah 2& kali kompresi. Pada kondisi terdapat % penollong atau lebih, jika penolong berhasil
memasukkan alat bantuan na!as lanjut untuk mempertahankan jalan na!as
seperti pipa endotrakeal, combitube atau sungkup laring, maka bantuan na!as
diberikan setiap /+= detik, ini akan menghasilkan perna!san dengan !rekuensi =+
'& kali menit. Pasien dengan hambatan jalan na!as atau komplians paru yang memburuk,
memerlukan bantuan na!as dengan tekanan yang lebih tinggi untuk sampai
memperlihatkan dinding dada terangkat. Pemberian bantuan na!as yang berlebihan tidak diperlukan dan dapat
menimbulkan distensi lambung beserta komplikasintya seperti regurgitasi dan
aspirasi.
. e!ibrilasi;indakan de!ibrilasi sesegera mungkin memegang peranan kritis untuk
keberhasilan pertolongan penderita henti jantung mendadak berdasarkan alasan
sebagai berikut ' a. @rama dasar jantung yang paling sering didapat pada kasus henti jantung mendadak
yang disaksikan diluar rumah sakit adalah !ibrilasi ventrikel.
;idak ada respon, tidak berna!as tidak ada na!as normal (misal hanya gasping)
0eri ' shock dan
lanjutkan R4P segera(selama % menit)
"$ de!ibrilator tiba
Aanjutkan R4P segera (selama % menit)
nilai irama setiap % menit lanjutkan pertolongan datang atau korban mulai
bergerak
?ilai irama (irama shockable 6)
Mulai siklus 2& kompresi dan % na!as ?ilai nadi terdapat nadi $8$?@;@8 dalam '& detik
"kti!kan sistem emergensi, ambil "$ de!ibrilator
0erikan ' na!as
tiap *+/ detikdan ?ilai nadisetiap % menit
Ya
Tida
Tida Ya
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
20/40
b. ;erapi untuk !ibrilasi ventrikel adalah de!ibrilasi.c. -emungkinan tindakan de!ibrilasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu.
d. Perubahan irama dari !ibrilasi ventrikel menjadi asistol seiring dengan berjalannyawaktu.
Pelaksanaan de!ibrilasi bisa dilakukan dengan menggunakan de!ibrillator manual
atau menggunakan automated e!ternal de"i#rillator ("$ ). Pada penderita dewasa
yang mengalami !ibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel tanpa nadi, maka untuk
terapi diberikan energy kejutan sebesar 2/& 4 untuk alat de!ibrillator mono!asik %&& 4
untuk yang bi!asik. Pada anak, walaupun kejadian henti jantung mendadak sangat
jarang, energy kejut listrik diberikan dengan dosis %+3 4 kg yang dapat diulangdengan dosis 3+'& 4 kg atau tidak melebihi energy yang dberikan kepada penderita
dewasa. Pada kasus neonatus, pengguanana de!ibrillator manual lebih dianjurkan.
#al penting yang perlu diingat adalah penggunaan de!ibrillator untuk tindakan
kejut listrik tidak diindikasikan pada penderita dengan asistol atau pulsuless
electrical acti$it( (P$").
5. Protokol penggunaan Auotomated '!ternal De"i#rillator etail penggunaan "$ dipengaruhi oleh jenis alat dan merek. ;api pada garis
besarnya adalah sebagai berikut #idupkan "$ (dengan menekan sakelar 1onD atau beberapa alat dengan
membuka tutup "$ ). Pasang bantalan elektroda pada dada penderita. 4angan melakukan kontak langsung dengan penderita saat sedang dilakukan
analisis irama penderita oleh alat "$ . ;ekan tombol shock setelah alat "$ memerintahkan bahwa irama penderita
adalah irama yang memerlukan tindakan kejut listrik. etelah kejut listrik segera lakukan R4P. etelah dilakukan * siklus R4P, dilakukan
pemeriksaan ulang irama menggunakan alat "$ . etelah dilakukan pemeriksaan
irama dan "$ tidak menginstrusikan kejut listrik, maka dilakukan tindakan R4P
sebanyak * siklus. Protokol penggunaan alat kejut listrik konvensional &manual de"i#rillator)
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
21/40
Pada kasus henti jantung, R4P adalah tindakan yang mutlak dilakukan dan
intrupsi terhadap kompresi harus diminimalisirkan. Prinsip ini tetap berlaku pada
penggunaan di!ebrilator. elama persiapan alat dan pengisisan energy listrik,
korban tetap di R4P. ;ekan tombol power on atau putar kearah gambar $-E atau on untuk
menyalakan monitor. ;empelkan kancing elektroda atau gunakan pedal de!ibrillator untuk melakukan
analisis secara cepat. Aihat irama monitor, bila akan melakukan tindakan kejut listrik berikan gel di
de!ibrillator atau dada pasien agar tidak luka bakar yang berat serta memperbaiki
hantaran listrik sdari pedal ketubuh pasien. 0ila irama terlihat pada monitor adalah !ibrilasi ventrikel ventrikel takikardia
tanpa nadi, maka dilakukan pemberian kejut listrik dengan memilih energi
sebesar 2/& 4 pada alat de!ibrillator mono!asik atau %&& 4 pada alat bi!asik.
etelah dilakukan pengisian s ampai ke energi yang diinginkan, satu pedal
diletakkan di ape jantung dan yang lain diletakkan di strernum dengan disetrtai
pemberian tekanan sebesar '%,* kg saat ditempelkan kedinding dada. Aistrik
dialirkan dengan menekan tombol. Discharge yang berada dikedua ganggang egera lakukan R4P selama % menit, setelah % menit lakukan evaluasi. 0ila irama
yang terlihat dimonitor adalah irama yang harus diberikan kejut listrik yaitu :;
tanpa nadi atau :8, maka dilakukan kejut listrik kembali. 0ila irama yang terlihat
adalah P$" atau asistol , maka dilakukan pemberian R4P sebanyak % menit *
siklus, selanjutnya penatalaksanaan dikerjakan sesuai dengan algoritma
P$" asistol
)&ngkasan U%u% Bantuan H&'u* Dasar
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
22/40
Rekomendasi-omponen ewasa "nak 0ayi
Pengenalan awal ;idak sadarkan diri;idak ada na!as atau berna!astidak normal (misal gasping)
;idak berna!as atau gasping
;idak teraba nadi dalam '& detik7rutan 0# C"0 C"0 C"0
8rekuensi kompresi Minimal '&& menit-edalaman kompresi Minimal * cm Minimal F
diameter anterior posterior dindingdada (sekitar * cm
% inchi)
Minimal Fdiameter anterior
posterior dindingdada (sekitar 3 cm
',* inchi)Recoil dinding dada Recoil sempurna dinding dada setelah setiap kompresi 7ntuk penolong terlatih, pergantian posisi kompresor
setiap % menit@nterupsi kompresi @nterupsi kompresi seminimal mungkin. @nterupsi terhadap
kompresi jangan melebihi '& detik 4alan na!as (airway) #ead tilt chin li!t (untuk kecurigaan trauma leher lakukan
jaw thrust)-ompresi 2& % (' atau %
penolong)2& % (' penolong)'* % (% penolong)
2& % (' penolong)'* % (% penolong)
:entilasi
4ika penolong tidak terlatih, kompresi saja Pada penolong terlatih tanpa alat bantu jalan na!as lanjutan berikan % kali na!as buatan setelah 2& kompresi.
0ila terpasang alat bantu jalan na!as lanjutan berikan na!assetiap /+= detik (=+'& menit)
e!ibrilasi Pasang dan tempelkan "$ sesegera mungkin, minimalisir interupsi terhadap kompresi baik sebelum atau sesudahkejut listrik
Aanjutkan R4P diawali dengan kompresi segera setelahkejut listrik
2.4 Bantuan H&'u* Dasar *a'a De asa0antuan hidup dasar dewasa adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang
dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan. %
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
23/40
2.4.1 TujuanMemberikan bantuan sirkulasi dan perna!asan yang adekuat sampai keadaan
henti jantung teratasi atau sampai pasien dinyatakan meninggal. %2.4.2 Hent& na as 'an hent& jantung
#enti na!as adalah berhentinya perna!asan spontan disebabkan karena
gangguan jalan na!as baik persial maupun tital atau karena gangguan dipusat
perna!asan. #enti jantung adaalah berhentinya sirkulasi peredaran darah karena
kegagalan jantung untuk melakukan kontraksi secara e!ekti!, keadaan tetrsebut bisa
disebabkan oleh penyakit primer dari jantung atau penyakit skunder non jantung.
#enti na!as dan henti jantung merupakan dua keaadaan yang sering berkaitan
sehingga penatalaksanaannya tidak bisa dipisahkan. %'. Penyebab henti na!as
a. umbatan jalan na!as4alan na!as dapat mengalami sumbatan total ataupun parsiall. umbatan jalan
na!as total dapat menimbulkan henti jantung secara mendadak karena
berhentuinya suplai oksigen baik ke otak maupun miokard. umbatan jalan
na!as parsial umumnya lebih lambat menimbulkan keadaan henti jantung
namun usaha yang dilakukan tubuh untuk berna!as dapat menyebabkan
kelelahan. %
-ondisi+kondisi yang menyebabkan sumbatan jalan na!as %
'. 0enda asing (termasuk darah)%. Muntahan2. $dema laring atau bronkus akibat trauma langsung pada wajah atau
tenggorokkan3. pasme laring atau bronkus baik akibat radang atau trauma
*. tumor b. Eangguan paru
-ondisi+kondisi paru yang menyebabkan gangguan oksigenasi dan ventilasi
antara lain %
'. @n!eksi%. "spirasi2. $dema paru3. -ontusio parukeadaan tertentu yang menyebabkan rongga paru tertekan
oleh benda asing seperti pneumotoraks, hematotoraks, e!usi pleura.c. Eangguan neuromuscular
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
24/40
-ondisi+kondisi yang menyebabkan penurunan kemampuan otot+otot utama
perna!asan (otot dinding dada, dia!ragma dan otot inteercostal) untuk
mengembangkempiskan paru antara lain % Miastenia gravis indroma guillan barre Multiple sklerosis Poliomyelitis -iposkoliosis Muscular distro!i Penyakit motor neuron
%. Penyebab henti jantung
#enti jantung dapat disebabkan karena primer atau sekunder jantung %
-ondisi primer penyebab henti jantunga. Eagal jantung
b. ;amponade jantungc. Miokarditisd. -ardiomiopati hipertro!ie. 8ibrilasi ventrikel yang mungkin disebabkan oleh iskemia miokard, in!ark
miokard, tersengat listrik, gangguan elektrolit atau karena konsumsi obat+
obatan.2. @ndikasi bantuan hidup dasar
a. #enti jantung b. #enti na!asc. ;idak sadarkan diri
2.4.3 Penatalaksanaan Bantuan H&'u* Dasar7rutan sekuens pelaksanaan bantuan hidup dasar yang benar akan memperbaiki
tingkat keberhasilan. 0erdasarkan panduan bantuan hidup dasar terbaru yang
dikeluarkan oleh American Heart Association dan 'uropean ociet( -esuscitation ,
pelaksanaan bantuan hidup dasar dimulai dari penilaian kesadaran penderita, aktivasi
layanan gawat darurat dan diteruskan dengan tindakan pertolongan yang diawali
dengan C"0 ( +irculation6Air4a(6 reathing6De"i#rillator) .'
2.4.4 Pen&la&an )es*$nPenilaian respon dilakukan setelah penolong yakin bahwa dirinya sudah aman
untuk melakukan petolongan. Penilaian respon dilakukan dengan cara menepuk+
nepuk dan menggoyang+goyangkan penderita sambil berteriak memanggil penderita. %
#al+hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan penilaian respon penderita %
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
25/40
'. 0ila penderita menjawab atau bergerak terhadap respon yang diberikan , maka
usahakan tetap mempertahankan posisi pasien seperti pada saat ditemukan atau
usahakan pasien diposisikan kedalam posisi mantap, sambil terus melakukan
pemantauan terhadap tanda+tanda vital penderita tersebut secara terus menerus
sampai bantuan datang.%. 0ila penderita tidak memberikan respon serta tidak berna!as tidak normal maka
penderita dianggap mengalami kejadian henti jantung, maka langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah melakukan aktivasi sistem layanan gawat darurat.
2.4. Pengakt& an "&ste% Layanan a at Daruratetelah melakukan pemeriksaan kesadaran penderita dan tidak didapatkan
respon dari penderita, sambil melanjutkan bantuan hendaknya penolong meminta
bantuan orang terdekat untuk menelpon system layanan gawat darurat. 0ila tidak ada
orang lain didekat penolong untuk membantu, maka sebaliknya penolong menelepon
sistem layanan gawat darurat. aat melaksanakan percakapan dengan petugas layanan
gawat darurat, hendaknya dijelaskan lokasi pasien, kondisi pasien serta bantuan yang
sudah diberikan kepada pasien. %
2.4. #$%*res& !antung-ompresi jantung merupakan tindakan yang dilakukan untuk menciptakan
aliran darah melalui peningkatan tekanan intracranial untuk menekan jantung secara
tidak langsung. ilakukan dengan menekan secara kuat dan berirama dibagian
setengah bawah sternum. ;ekanan tersebut diharapkan menciptakan aliran darah serta
menghantarkan oksigen terutama untuk otot miokardium serta otot. %
ebelum melakukan kompresi pada penderita, penolong harus melakukan
pemeriksaan awal untuk memastikan bahwa penderita dalam keadaan nadi saat akan
dilakukan pertolongan. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan perabaan denyutan
arteri karotis dalam waktu maksimal '& detik. Melakukan pemerksaan denyut nadi
bukan hal yang mudah untuk dilakukan bahkan tenaga kesehatan yang menolong
mungkin memerlukan waktu yang agak panjang untuk memeriksa denyut nadi,
sehingga %
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
26/40
;indakan pemeriksaan denyut nadi bisa tidak dilakukan oleh penolong awam dan
langsung mengasumsikan tejadi henti jantung jika seorang dewasa mendadak tidak
sadarkan diri atau penderita tanpa respon yang berna!as tidsak normal. Pemeriksaan arteri karotis dilakukan dengan memegang leher pasien dan mencari
trakea dengan %+2 jari. elanjutnya dilakukan perabaan bergeser ke lateral sampai
menmukan batas trakea dengan otot samping leher.
Pelaksanaan Kompresi Dada
-ompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama pada
setengah bawah sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah yang akan melalui
peningkatan tekanan intratorakal serta penekanan langsung pada dinding jantung .
komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada. %
Penderita dibaringkan ditempat yang datar dan keras. ;entukan lokasi kompresi didada dengan cara meletakkan telapak tangan yang
telah saling berkaitan dibagian bawah sternum, % jari diatas processus ypoideus. 0erikan kompresi dada dengan !rekuensi yang mencukupi. 7ntuk dewasa, berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal % inci (*cm). Penolong awam lakukan kompresi '&& menit tanpa intrupsi. Penolong terlatih
tanpa alat bantu na!as lanjutan lakukan kompresi dan ventilasi dengan perbandingan 2& %.
$valuasi penderita dengan melakukan pemeriksaan denyut arteri karotis setelah *
siklus kompresi. alam keadaan berlutut, harus diperhatikan posisi setengah berlutut penolong agar
dapat memberikan kekuatan kompresi yang memadai.
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
27/40
a%-ar 1. -ompresi dada.
2.4.5 Airway 'an Breathing 67ent&las&8Penderita yang mengalami henti jantung umumnya memiliki penyebab primer
ganggguan jantung. ehingga kompresi kompresi secepatnya harus dilakukan
daripada menghabiskan waktu untuk mencari sumbatan benda asing pada jalan na!as.
etelah melakukan tindakan kompresi sebanyak 2& kali maka dilnjutkan dengan
pemberian bantuan na!as sebanyak % kali yang diawali dengan membuka jalan na!as.
Posisi penderita saat diberikan bantuan na!as tetap terlentang , jika mungkin dengan
dasar yang keras dan datar dengan posisi penolong tetap berada disamping penderita.
#al ini yang diperhatikan dalam ventilasi %
'. 0erikan na!as bantuan % kali dalam waktu ' detik setiap tiupan.%. 0erikan bantuan na!as sesuai dengan kapasitas volume tidal yang cukup untuk
memperlihatkan pengangkatan dinding dada.2. 0erikan bantuan na!as sesuai dengan kompresi dengan perbandingan % kali
bantuan na!as setiap 2& kali kompresi.2.4.5.1 Buka jalan na as
Pada penderita yang tidak sadarka diri, maka tonus otot+otot tubuh akan
melemah termasuk otot rahang dan leher. keadaan tersebut dapat mengakibatkan lidah
dan epiglottis terjatuh kebelakang dan menyumbat jalan na!as. 4alan na!as dapat
dibuka oleh penolong dengan metode '
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
28/40
Head tilt chin li"t maneu$er (mendorong kepala kebelakang sambil mengangkat
dagu). ;indakan ini aman dilakukan bila penderita tidak dicurigai mengalami
gangguan atau trauma tulang leher. 0ila penderita dicurigai mengalami gangguan atau trauma leher, maka tindakan
untuk membuka jalan na!as dilakukian dengan cara menekan rahang bawah ke
arah belakang atau posterior ( ja4 thrust).
a%-ar 2. #ead tilt dan chin li!t
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
29/40
a%-ar 3. 4aw thrust
etelah dilakukan tindakan membuka jalan na!as, langkah selanjutnya adalah
dengan pemberian na!as bantuan. ;indakan pembersihan jalan na!as, serta maneu$er
look, listen and "eel tidak dikerjakan lagi kecuali jika tindakan pemberian na!as
buatan tidak menyebabkan paru terkembang secara baik.
2.4.5.2 Breath&ng 6,ent&las&8
;indakan pemberian na!as buatan dilakukan kepada penderita henti jantungsetelah satu siklus kompresi selesai dilakukan (2& kompresi). Pemberian na!as
buatan bisa dilakukan dengan metode '
'. Mulut ke mulutMetode pertolongan ini merupakan metode yang paling mudah dan cepat oksigen
yang dipakai berasal dari udara yang dikeluarkan oleh penolong. Cara melakukan
pertolongan adalah Mempertahankan posisi head tilt chin li!t, yang akan dilanjutkan dengan menjepit
hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan yang melakukan head tilt chin
li"t . 0uka sedikit mulut pasien, tarik na!as panjang dan tempelkan rapat bibir
penolong melingkar mulut pasien, kemudian tiupkan lambat, setiap tiupan selama
' detik dan pastikan sampai dada terangkat.
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
30/40
;etap pertahankan head tilt chin li"t , lepaskan mulut penolong dari pasien, lihat
apakah dada pasien pasien turun waktu ekshalasi.%. Mulut ke hidung
?a!as buatan ini dilakukan bila perna!asan mulut ke mulut sulit dilakukan
misalnya karena trismus, caranya adalah katupkan mulut pasien disertai chin li"t ,
kemudian tiupkan udara seperti perna!asan mulut ke mulut. 0uka mulut pasien
waktu ekshalasi. %
2. Mulut ke sungkupPenolong meniupkan udara melalui sungkup yang diletakkan diatas dan
tmelingkupi mulut dan hidung pasien. ungkup in terbuat dari plastik transparan
sehingga muntahan dan warna bibir pasien dapat terlihat.
Cara melakukan pemberian na!as mulut ke sungkup Aetakkan sungkup pada muka pasien dan dipenga dengan kedua ibu jari Aakukan head tilt chin li!t jaw thrust, tekan sungkup ke muka pasien agar rapat
kemudian tiup melalui lubang sungkup sampai dda terangkat #entikan tiupan dan amati turunnya pergerakkan dinding dada.
3. engan kantung perna!asan"lat ini terdiri dari kantung yang berbentuk balon dan katup satu arah yang
menempel pada sungkup muka. :olume dari kantung na!as ini '/&& ml. alat ini bisa
digunakan untuk pemberian na!as buatan dengan atau disumbangkan dengan sumber
oksigen. 0ila alat tersebut disambungkan dengan oksigen, maka kecepatan aliran
oksigen bisa sampai '% A menit. Penolong hanya memompa sekitar 3&&+/&& ml (/+5
ml kg) dalam ' detik ke pasien, bila tanpa oksigen dipompakan '& ml kg 00 pasien
dalam ' detik. Caranya dengan menempatkan tangan untuk membuka jalan na!as dan
meletakkan sungkup menutupi muka dengan teknik $+C clamp (bila seorang diri),
yaitu ibu jari dan jari telunjuk penolong membentuk huru! 1CD dan mempertahankan
sungkup dimuka pasien. 4ari+jari ketiga, empat dan lima membentuk huru! 1$Ddengan meletakkannya dibawah rahang bawah untuk mengangkat dagu dan rahang
bawah, tindakan ini akan mengangkat lidah dari belakang !aring dan membuka jalan
na!as. %#al yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain %
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
31/40
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
32/40
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
33/40
a%-ar 4 . "lgoritma Cardiac "rrest
BAB III
MET/D/L/ I PENELITIAN
3.1 Desa&n Penel&t&an
Penelitian ini merupakan penelitian deskripti! yang bertujuan untuk
menggambarkan tingkat pengetahuan bantuan hidup dasar paramedis Puskesmas
Pangkalan 0alai. Penelitian ini disajikan dalam bentuk gra!ik distribusi yang
menggambarkan persentase jawaban paramedis mengenai persoalan 0antuan #idup
asar .
3.2 Te%*at 'an :aktu Penel&t&an
3.2.1 Te%*at
Puskesmas Pangkalan balai
3.2.2 :aktu
%5 4anuari %&'3
3.3 Et&ka Penel&t&an
ebelum dilakukan penelitian, responden akan mendapatkan kuisioner uji pengetahuan dasar terkait pengetahuan bantuan hidup dasar secara tertutup.
3.4 P$*ulas& 'an "a%*el Penel&t&an
3.4.1 P$*ulas& Penel&t&an
Populasi adalah keseluruhan anggota paramedis di Puskesmas Pangkalan
0alai selama Periode 4anuari+8ebuari %&'3 yang berjumlah *& orang.
3.4.2 "a%*el *enel&t&an
ampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, apabila subjek yang
akan diteliti kurang dari '&& maka lebih baik diambil semua hingga sampel
penelitian menggunakan seluruh populasi. ampel yang diambil di
penelitian ini adalah *& orang (total populasi).
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
34/40
3. Tekn&k Pengu%*ulan Data 'an Peng$lahan Data3. .1 Tekn&k Pengu%*ulan Data
ata diperoleh dari pengisian kuisioner yang telah disiapkan oleh peneliti
dengan menggunakan tehnik pembagian kuisioner.
3. .2 Instru%en Penel&t&an
@nstrumen penelitian berupa kuisioner yang berisi soal pilihan ganda
tentang pengetahuan bantuan hidup dasar.
3. Tekn&k Peng$lahan 'an Anal&sa Data
3. .1 Tekn&k Peng$lahan Data
a. Pengolahan data ( editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuisioner sudah cukup baik sehingga
dapat diproses lebih lanjut. $diting dapat dilakukan ditempat
pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan
dapat segera dilakukan.
b. Pengkodean ( coding)
7saha mengklari!ikasi jawaban+jawaban yang ada menurut macamnya,
menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
c. Pemasukan ata ( entr( )
Memasukkan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria
d. Pembersihan ata
ata yang telah dimasukkan kedalam komputer diperiksa kembali untuk
mengkoreksi kemungkinan kesalahan.
3. .2 Tekn&k Anal&s&s Dataata dianalisis dengan mengklasi!ikasikan sebaran skor kuisioner yang
menggambarkan tingkat pengetahuan paramedis puskesmas pangkalan balai.
-emudian persentase tingkat pengetahuan bantuan hidup dasar mencerminkan
jenis pelatihan bantuan hidup dasar yang harus diberikan.
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
35/40
BAB I7P)/(IL PU"#E"MA"
4.1 Data e$gra &s
-ecamatan 0anyuasin @@@ merupakan salah satu kecamatan di -abupaten
0anyuasin yang mempunyai luas wilayah 3G'.-m % edangkan batas wilayah
-ecamatan ini adalah
o ebelah 7tara dengan -ecamatan Pulau Rimau
o ebelah elatan dengan -ecamatan Rantau 0ayur
o ebelah 0arat dengan uak ;ape
o ebelah ;imur dengan -ecamatan embawa
ebagian besar wilayah -ecamatan 0anyuasin @@@ merupakan daerah dataran
tinggi dan bergelombang yaitu 5* , sedangkan daerah dataran rendah dan rawa+
rawa sebesar %* .
4arak tempuh terdekat kewilayah kerja Puskesmas pangkalan 0alai * -mdengan menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat kurang lebih
lama perjalan 2& menit . Puskesmas pangkalan 0alai terletak dijalur lintas timur
umatera yang menghubungkan kota Palembang dan 4ambi.
4.2 "u%-er Daya #esehatan yang A'a
a. okter 3 orang e. Perawat %3 orang
b. 0idan 2= orang !. Rontgen ' orang
c. anitasi % orang g. "" % orang
d. -M / orang h."poteker ' orang
7umlah 8 9: orang
4.3 "arana Pelayanan #esehatan yang A'a
arana pelayanan kesehatan milik pemerintah
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
36/40
Puskesmas keliling '
Puskesmas pembantu 2
Pos kesehatan desa '*
R 7mum '
Puskesmas '
;otal %'
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
37/40
BAB 7HA"IL DAN DI"#U"I
ari *& paramedis yang bertugas di Puskesmas Pangakalan 0alai diambil
sebanyak 3& orang sebagai sample penelitian. Penelitian ini berupa kuisioner yang
berisi soal pilihan ganda sebanyak '& soal. #asil penilaian yang dilakukan dibagi
menjadi dua variable yaitu Pengetahuan -urang dan Pengetahuan Cukup, dimana
peserta yang dapat menjawab soal dengan total H/ jawaban yang benar maka
termasuk dalam kriteria Pengetahuan Cukup dan jika hanya dapat menjawab soaldengan total I/ jawaban yang benar maka termasuk dalam kriteria Pengetahuan
-urang.
a%-ar . Has&l Penel&t&an
Pada penelitian ini didapatkan bahwa dari total *& orang sampel hanya
sebanyak '% (%3 ) orang peserta penelitian memiliki pengetahuan yang cukup dan
2= (5/ ) orang peserta memiliki pengetahuan yang kurang. #al ini menunjukkan
bahwa pengetahuan yang dimiliki tenaga paramedis di Puskesmas Pangkalan 0alai
tentang bantuan hidup dasar masih perlu ditingkatkan. -eadaan ini dapat disebabkan
oleh berbagai !aktor, diantaranya adalah
'. -urangnya ;enaga medis yang belum ikut pelatihan bantuan hidup dasar
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
38/40
%. -urangnya pasien gawat darurat yang ditangani di Puskesmas Pangkalan 0alai
2. -urangnya in!ormasi terbaru mengenai bantuan hidup dasar
Mini Project
Bantuan H&'u* Dasar
Dr. Meh'y Ak-ar
Dr. Ara &ah Na%&ra
Dr. Herna "atr&a
Dr. Ir an
Dr. ;arl&
Dr. (a'&llah "ar&
Pe%-&%-&ng 0
Dr. Hj. )eny "ahara+ M.#es
Dr. )$gaya
INTE)N"HIP D/#TE) IND/NE"IA
PU"#E"MA" PAN #ALAN BALAI #ABUPATEN BAN
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
39/40
P)/7IN"I "UMATE)A "ELATAN
2=14
#ATA PEN ANTA)
egala puji syukur kepada ;uhan karena atas berkat dan rahmat+?ya penulis
dapat menyelesaikan mini project dengan judul D0antuan #idup asarD. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar+besarnya kepada
r.#j.Reny ahara, M.-es dan r.Rogaya selaku pembimbing yang telah membantu
dalam pembahasan dan diskusi mini project ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman+teman dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan mini project ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan mini project ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. 9leh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersi!at membangun sangat kami harapkan.
0anyuasin, 5 8ebruari %&'3
Penulis
-
8/10/2019 Mini Project Puskesmas 2014
40/40